BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Sejarah Perbankan Asal Mula Kegiatan Perbankan Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Sejarah Perbankan Asal Mula Kegiatan Perbankan Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Sejarah Perbankan Asal Mula Kegiatan Perbankan Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Jika ditelusuri sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal dengan nama pedagang valuta asing (money changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan operasional perbankan berkembang menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan dari masyarakat oleh perbankan dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara berkembang. Bahkan dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern, perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara. Bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara.

2 Sejarah Perbankan Indonesia Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Namun, pada saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat tukar-menukar uang.seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan. Perkembangan perdagangan semula hanya di daratan Eropa dan akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di Benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan Inggris baru dimulai pada abad ke-16. Namun, karena Inggris yang begitu aktif mencari daerah perdagangan yang kemudian dijajah, maka perkembangan perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahannya. Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada, yaitu antara lain : a. De Javasche NV b. De Post Paar Bank c. De Algemenevolks Crediet Bank d. Nederland Handles Maatscappij (NHM) e. Nationale Handles Bank (NHB) f. De Escompo Bank NV Di samping itu, terdapat pula beberapa bank-bank milik pribumi, China, Jepang dan Eropa lainnya. Bank-bank tersebut antara lain : a. Bank Nasional Indonesia b. Bank Abuan Saudagar c. NV Bank Boemi d. The Charteredbank of India e. The Yokohama Species Bank f. The Matsui Bank g. The Bank of China h. Batavia Bank

3 Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain : a. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 kemudian menjadi BNI b. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari Bank ini berasal dari De Algemene Volks Crediet Bank atau Syomin Ginko c. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun d. Bank Indonesia di Palembang tahun e. Bank Dagang Nasional Indonesia Tahun 1946 di Medan. f. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta. g. NV Bank Sulawesi di Manado tahun h. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun i. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik. j. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari, kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun Sejarah Bank Pemerintah Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankan pun tidak terlepas dari pengaruh negara yang menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu sebagai berikut : a. Bank Sentral Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No. 13 Tahun Kemudian ditegaskan lagi dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang dinasionalisasi tahun 1951.

4 b. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Bank ini berasal dari De Algemene Volkcrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) unit II yang bergerak di bidang rural dengan eksim dipisahkan lagi menjadi : 1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan UU No. 21 Tahun Yang membidangi eksim dengan UU No menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia. c. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI) Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia d. Bank Dagang Negara (BDN) BDn berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisasi dengan PP No. 13 Tahun 1960, namun PP ini dicabut dan diganti dengan UU No. 18 Tahun 1968 menjadi Bank Negara. BDN satu-satunya bank pemerintah yang berada di luar Bank Negara Indonesia Unit. e. Bank Bumi Daya (BBD) BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handles. Bank ini kemudian menjadi Nationale Handlesbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No. 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya. f. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) BAPINDO didirikan dengan UU No. 21 Tahun 1960 yang merupakan kelanjutan dari Bank Industri Negara (BIN) tahun g. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hokum pendiriannya adalah UU No.12 Tahun h. Bank Tabungan Negara (BTN) BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos Tahun Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No. 20 Tahun 1968.

5 i. Bank Mandiri Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Ekspor Impor. Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun Pengertian Bank dan Jenis Bank Menurut Fungsinya Bank adalah sebuah tempat dimana uang disimpan dan dipinjamkan. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dan menurut Kasmir (2008), pengertian bank merupakan perusahaan yang bergeak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan menurut fungsinya, terdiri dari : a. Bank Sentral Adalah bank yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan dan lain sebagainya. b. Bank Umum Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya berdasarkan jasa dalam lalu lintas pembayaran. c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

6 Fungsi Perbankan Terdapat empat fungsi utama jasa keuangan terutama bank bagi perekonomian. Pertama adalah menyediakan uang (a medium exchange, a store of value unit of account to measure the value of the transaction). Kedua adalah sebagai intermediasi keuangan. Ketiga sebagai penyedia sarana pemerintah dan pendistribusian risiko dalam perekonomian. Keempat sebagai salah satu bagian dari instrument kebijakan penstabil perekonomian. Aktivitas intermediasi keuangan yang dapat kita baca adalah kemampuan perbankan dalam memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari tulisan dan berlanjut sampai sekarang dimana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervise keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman. Yang pada mulanya kata bank berasal dari bahasa Italia yang berarti banca atau uang. Biasanya bank menghasilkan keuntungan dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman. Adapun kegiatan antar bank yang dilakukan antara lain : - Memberikan pinjaman berkelompok (pool loan). - Kliring house dimana utang piutang antar bank diperhitungkan Kinerja Pengertian Kinerja Dari uraian sebelumnya penilaian efisiensi dan produktivitas perusahaan dilakukan melalui kinerja perusahaan atas laporan manajemen dan laporan keuangan. Penilaian kinerja menurut Poerwadarminta (2003) menjelaskan pengertian tentang penilaian dan kinerja adalah proses atau cara menilai. Dalam bahasa inggris sering diartikan dengan kata measurement yang berarti sisi pengukuran. Sedangkan kinerja mempunyai pengertian kemampuan kerja. Dalam bahasa inggris kinerja sering diartikan sebagai performance yang mempunyai arti

7 pelaksanaan. Kinerja dapat dipergunakan manajemen untuk melakukan penilaian secara periodik mengenai efektivitas suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun penilaian kinerja atau prestasi menurut Dessler (2008), penilaian kinerja adalah suatu prosedur yang mengaitkan pengaturan standar kerja, mengukur kinerja terkini dari karyawan yang dibandingkan dengan standar dan memberi timbal balik pada karyawan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dan menghilangkan kinerja yang buruk atau melanjutkan kinerja yang sudah baik. Selain itu menurut Sedarmayanti (2007) penilaian kinerja adalah uraian sistematik, tentang kekuatan/kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang/kelompok. Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2007) adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan oleh manajemen suatu perusahaan untuk mengukur measurement dan performance terkini dibandingkan dengan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Adanya pengukuran kinerja tentu memiliki tujuan dan manfaat bagi perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya terjadi melalui umpan balik kinerja hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan. Menurut Mulyadi (2007) tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

8 rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Sedangkan menurut Mulyadi (2007), penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk : 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. 3. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka dalam menilai kinerja bawahannya. 4. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 5. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kinerja seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan Pengukuran dalam Penilaian Kinerja Untuk mengetahui sejauh mana kinerja karyawan, maka perlu diadakan penilaian terhadap kinerja karyawan dan dari penilaian tersebut dapat diketahui apakah kinerja yang dihasilkan karyawan telah memenuhi target yang ditentukan oleh organisasi atau tidak. Selanjutnya menurut Dessler (2008 : 295) menjabarkan metode yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan sebagai berikut : 1. Graphic rating scale method Supervisor menilai bawahannya dengan cara memberi tanda centang atau melingkari skor yang paling menggambarkan setiap kategori penilaian. 2. Alternation ranking method Mengurutkan ranking karyawan dari yang terbaik hingga yang terburuk di setiap kategori. 3. Paired comparison method Metode ini membantu metode ranking menjadi lebih tepat. Kita membandingkan antara satu karyawan dengan karyawan yang lain pada setiap kategori yang ada. 4. Forced distribution method Dengan metode ini, kita menentukan nilai prosentase terlebih dahulu pada setiap kategori kinerja yang ingin dinilai. 5. Critical incident method

9 Supervisor membuat catatan tentang baik atau buruknya (critical incidents) kinerja bawahannya dan membahas hal ini bersama bawahannya pada waktu yang sudah ditentukan. 6. Narrative forms Asesmen naratif ini menolong karyawan dalam memahami dimana kinerja mereka baik atau buruk dan bagaimana untuk meningkatkan kinerja mereka. 7. Behaviorally anchored rating scale (BARS) Skala ini merupakan gabungan dari kejadian kritis yang diuraikan seccara naratif dengan peringkat kuantitatif, dimana setiap angkan kuantitatif dikaitkan dengan perilaku kerja yang baik dan buruk. 8. Management by objective Mengaitkan tujuan yang spesifik dan terukur dengan karyawan dan membahas perkembangan yang sudah tercapai secara periodik. 9. Computerized and web-based performance appraisal Supervisor memantau data kinerja karyawannya yang sudah terkomputerisasi yang diperbaharui setiap hari. Adapun menurut Mulyadi (2007) terdapat tiga macam pengukuran kinerja, yaitu : 1. Kriteria Tunggal (Singel Criteria) Mengukur kinerja karyawan dimana orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat diabaikannya kriteria lain, yang memungkinkan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan atau bagiannya. 2. Kriteria Beragam (Multiple Criteria) Aspek kinerja manajer dicari ukurannya, sehingga seorang manajer diukur kriterianya dengan beragam kriteria. Tujuannya agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. 3. Kriteria Gabungan (Composite Criteria) Pembobotan angka tertentu kepada beragam kriteria kinerja untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria kinerja masing-masing.

10 Alat Ukur Penilaian Kinerja Perusahaan Penilaian kinerja dikembangkan untuk memberikan beberapa petunjuk bagi para manajer untuk mengevaluasi kinerja. Perkembangan alat ukur penilaian kinerja dan spesifikasi struktur penghargaan merupakan hal utama dalam organisasi atau perusahaan, karena alat ukur dan penilaian kinerja dapat mempengaruhi perilaku para manajer. Penilaian kinerja dapat mendukung tingkat keserasian tujuan. Dengan kata lain, penilaian kinerja mempunyai pengaruh dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2006), ada beberapa alat ukur kinerja perusahaan, yaitu : 1. Laba Atas Investasi (ROI) Merupakan alat ukur kinerja yang paling umum bagi pusat investasi, yaitu alat ukur kinerja yang mengaitkan laba operasi dengan akiva. Yang akan dipakai adalah menghitung laba yang dihasilkan per-rupiah investasi. 2. Laba Residual (Residual Income) Merupakan perbedaan antara laba operasi dan minimum pengembalian rupiah yang diperlukan aktiva operasi perusahaan. 3. Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added) Adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan. Jika economic value added positif, berarti perusahaan menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan tidak bisa menghasilkan kekayaan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklarifikasikan, diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dimana laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harga, hutang, modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.

11 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan pengertian/definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntasi Keuangan (2009), yaitu laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan-catatan dan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industry dan geografis serta pengungkapan pengaruh harga. Kemudian laporan keuangan menurut Fahmi (2012), yaitu laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih lanjut Drs. S. Munawir (2007) menyatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan alat untuk menginformasikan kondisi keuangan pada periode tertentu yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya. Pemakai yang

12 ingin menilai apa yang telah dilakukan atau dipertanggungjawabkan, berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan, menjual investasi mereka dalam perusahaan atau untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainya dalam hal pengambilan keputusan tentang perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan atau pihak manajemen perusahaan tersebut. Manfaat dari laporan keuangan itu sendiri terletak pada interpretasi masing-masing pemakai laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009), pemakai laporan keuangan terdiri dari berbagai pihak dengan beberapa kepentingan, seperti yang dinyatakan sebagai berikut pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Menurut Fahmi (2012) ada beberapa pihak yang selama ini dianggap memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan yaitu : a. Kreditur Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk uang (money), barang (goods) mapun dalam bentuk jasa (services). Contoh kreditur yang memberikan pinjaman dalam bentuk uang adalah perbankan atau leasing. Pada saat pihak debitur mengajukan permohonan untuk meminjam sejumlah dana kepada kreditur, maka sudah menjadi kewajiban bagi pihak kreditur untuk melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan pihak debitur. Karena dengan melihat dan meneliti setiap laporan keuangan tersebut pihak kreditur akan dapat memberikan sebuah rekomendasi apakah usulan pinjaman tersebut layak direalisasikan atau tidak, dan jika layak berapa angka yang harus direalisasikan. Karena bagi pihak kreditur ini menyangkut dengan kemampuan dari pihak debitur untuk mampu mengembalikan pinjaman tersebut.

13 b. Investor Investor disini bisa mereka yang membeli saham tersebut atau bahkan komisaris perusahaan. Seorang investor berkewajiban untuk mengetahui secara mendalam kondisi perusahaan dimana ia akan berinvestasi atau pada saat ia sudah berinvestasi, karena dengan memahami laporan keuangan perusahaan tersebut artinya ia akan mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan. c. Akuntan Publik Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk melakukan audit pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang akuntan publik adalah laporan keuangan perusahaan, untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi. d. Karyawan Perusahaan Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh di suatu perusahaan. Dan secara ekonomi mereka mempunyai ketergantungan yang besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang diterima dari perusahaan tempat bekerja telah begitu berperan dalam membantu kehidupannya, terutama jika karyawan tersebut telah berkeluarga. Dengan begitu posisi perusahaan yang tergambarkan dalam laporan keuangan menjadi bahan kajian bagi para karyawan dalam memposisikan keputusan ke depan nantinya. e. Bapepam Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi suatu perusahaan yang akan go public maka perusahaan tersebut berkewajiban untuk memperlihatkan laporan keuangannya kepada Bapepam dalam hal ini PT. Bursa Efek Indonesia. Bapepam bertugas untuk mengamati dan mengawasi setiap kondisi perusahaan yang go public. go public artinya perusahaan tersebut telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka. f. Underwriter Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di pasar modal.

14 g. Konsumen Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dari sudut marketing konsumen dibagi menjadi dua, yaitu ada yang dimaksud dengan konsumen aktual dan konsumen potensial. Konsumen aktual adalah konsumen yang loyal terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berpotensi menjadi konsumen aktual h. Pemasok (supplier) Pemasok (supplier) merupakan mereka yang menerima order untuk memasok setiap kebutuhan perusahaan mulai dari hal-hal yang dianggap kecil sampai yang besar yang mana semua dihitung dengan skala finansial. i. Lembaga Penilai Lembaga penilai disini berasal dari berbagai latar belakang seperti GCG (Good Corporate Governance), WALHI (wahana lingkungan hidup), majalah, televisi, tabloid, surat kabar dan lainnya yang secara berkala membuat rangking perusahaan berdasarkan klasifikasi masing-masing seperti 10 perbankan terbaik versi majalah Warta Ekonomi misalnya. j. Asosiasi Perdagangan Asosiasi perdagangan ini mencakup mulai dari KADIN (Kamar Dagang dan Industri), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), asosiasi pertekstilan Indonesia dan lainnya. Dimana organisasi tersebut menaungi berbagai perusahaan yang menjadi anggotanya dan setiap tahun diadakan rapat tahunan atau berbagai pertemuan lainnya yang membahas hal yang menjadi hambatan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan dan tidak terkecuali seperti terjadinya penurunan angka penjualan. k. Pengadilan Laporan keuangan yang dihasilkan dan disahkan oleh pihak perusahaan adalah dapat menjadi barang bukti pertanggungjawaban kinerja keuangan, dan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan tersebut nantinya akan menjadi subjek pertanyaan dalam peradilan.

15 l. Akademis dan Peneliti Pihak akademis dan peneliti adalah mereka yang melakukan research terhadap sebuah perusahaan. Sehingga dengan begitu kebutuhan akan informasi sebuah laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan adalah mutlak, apalagi jika nanti penelitian tersebut dipublikasikan ke berbagai jurnal dan media massa baik nasional maupun internasional. m. Pemerintah Daerah Pemerintah daerah atau local government adalah mereka yang mempunyai hubungan kuat dengan kajian seperti akan lahirnya suatu perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan berbagai aspek. n. Pemerintah Pusat Pemerintah pusat adalah dengan segala perangkat yang dimilikinya telah menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai data fundamental acuan untuk melihat perkembangan pada berbagai sektor bisnis. Juga harus disadari bahwa terbentuknya angka-angka pada laporan keuangan tidak bisa dipungkiri dari regulasi dan deregulasi yang telah digulirkan. o. Pemerintah Asing Pemerintah asing merupakan pihak yang mengamati perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu negara, dimana misalnya negara tersebut saling memiliki keterkaitan dalam bentuk perjanjian dagang (trade contract) yang mencakup dalam berbagai bidang usaha. p. Organisasi Internasional Organisasi internasional disini seperti IMF (International Monetary Fund), WB (World Bank), ADB (Asian Development Bank), ASEAN, PBB dan lainnya. Mereka ini menjadi pihak yang turut andil dalam usaha menciptakan terbentuknya tatanan dunia baru. Dukungan baik financial dan non financial yang diberikan adalah menjadi ukuran kinerja dari lembaga tersebut, seperti kucuran dana yang diberikan oleh IMF dan WB pada beberapa negara. Dimana dana tersebut akan dikelola guna mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk dana tersebut disalurkan bagi tumbuh dan berkembangnya private sector.

16 Manfaat intern dari hasil interprestasi laporan keuangan dapat berupa tingkat kinerja keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan saingan, efektivitas manajemen dalam pengoperasian perusahaan dan sebagainya. Sedangkan manfaat ekstern dari hasil interpretasi laporan bagi investor dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan dana atau menaikkan modalnya pada perusahaan, bagi kreditur yaitu membantu pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman pada perusahaan. Secara luas manfaat pokok yang diberikan oleh laporan keuangan adalah informasi mengenai tingkat kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan tersebut. Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari analisis tersebut, dapat diketahui potensi-potensi dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Walaupun laporan keuangan merupakan informasi yang sangat berguna bagi berbagai pihak untuk pengambilan keputusan, tapi haruslah disadari bahwa laporan keuangan masih mempunyai sifat dan keterbatasan, dan keduanya haruslah menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputuan dari hasil analisis laporan keuangan. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Menurut Munawir (2007) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report, laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara: a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact) Berarti bahwa laporan keuangan itu dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di dalam bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos-pos

17 ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at original cost). Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya bersifat historis. b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi Berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapananggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan pencatatan (expediensi) atau untuk keseragaman. c. Pendapat pribadi (personal judgment) Dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan namun penggunaan dari konvensikonvensi dan dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau pendapat ini bergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan dalam beberapa hal. Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain : a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam interim report ini terdapat/terkandung pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan. b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti atau tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan

18 standard nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin juga diikuti dengan kenaikan tingkat harga. Jadi, suatu analisa dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru (misleading). d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari : a. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Untuk dapat menggambarkan posisi

19 keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan yaitu : aktiva, kewajiban dan ekuitas. Menurut Munawir (2007), masing-masing unsure tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Aktiva Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible asset) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva Lancar Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya, sehingga penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan aktiva yang paling tidak likuid. Yang termasuk kelompok aktiva lancar (likuid) adalah kas, investasi jangka pendek (surat-surat berharga/marketable securities), piutang wesel, piutang dagang, persediaan, persediaan, piutang penghasilan, dan persekot (biaya di bayar di muka) Aktiva Tidak Lancar Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relative permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets), beban yang ditangguhkan (deffered charges) dan aktiva lain-lain. 2) Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang tidak lancar (hutang jangka panjang).

20 Hutang Lancar Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi antara lain hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih harus di bayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, dan penghasilan yang diterima di muka (deffered revenue). Hutang Jangka Panjang Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi hutang obligasi, hutang hipotik dan pinjaman jangka panjang lainnya. 3) Modal Adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. b. Laporan Laba Rugi Menurut Fahmi (2012), laporan laba rugi merupakan salah satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti bagian lainnya, laporan laba rugi merupakan bagian dari produk berbagai pilihan, dilaporkan seperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi dan banyak variable yang memengaruhi hasil yang dilaporkan. Secara umum unsur-unsur yang terkandung dalam laporan laba rugi (income statement) adalah : 1) Penjualan (Sales) Penjualan merupakan penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai bahan pertimbangan. 2) Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Solds) Harga pokok penjualan merupakan harga beli atau pembelian suatu barang yang dijual, dan juga disebut cost of good solds.

21 3) Depresiasi (Depreciation) Depresiasi adalah penurunan nilai yang terjadi secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu. 4) Bunga (Interest) Bunga merupakan balas jasa yang harus diberikan atas dasar kesepakatan dalam pinjaman yang diberikan. 5) Pendapatan Sebelum Pajak (Earning Befor Tax) Pendapatan sebelum pajak (earning before tax) merupakan laba yang terlihat atau diperoleh sebelum dikurangkan dengan pajak. 6) Pajak (Tax) Pajak (Tax) merupakan pembayaran yang dibebankan oleh pemerintah atas penghasilan perorangan, perusahaan, tanah, barang-barang pemberian atau sumber-sumber lainnya untuk memberikan pemasukan bagi barang umum (public). 7) Laba Setelah Pajak (Earnings After Tax) Laba setelah pajak (earnings after tax) merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangkan dengan pajak Analisis Laporan Keuangan Pengertian Analisis Laporan Keuangan Bagi investor beserta pihak lainnya yang berkeinginan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan, maka perlu melakukan analisis laporan keuangan secara sistematis dan terukur. Dengan tujuan agar hasil yang diperoleh dapat dijadikan pendukung dalam proses pengambilan keputusan, terutama dukungan dalam keputusan jangka panjang. Menurut Harahap (2008), pengertian analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut

22 Munawir (2010), analisis laporan keuangan diartikan sebagai berikut analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil Teknik Analisis Laporan Keuangan Pada dasarnya setiap teknik analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan memiliki tujuan untuk mendapat pengertian yang lebih mendalam tentang perusahaan dan sebagai salah satu informasi untuk pengambilan keputusan. Menurut Munawir (2010), teknik analisis laporan keuangan terdiri dari : 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan: a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase. d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio. e. Persentase dalam total. Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahanperubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

23 2. Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan persentase per komponen (Common Size Statement), adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masingmasing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu

24 untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan Analisis Rasio Keuangan Rasio sebagai Analisis Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio menggambarkan suatu hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain. Penggunaan alat analisis berupa rasio dapat menjelaskan baik dan buruk posisi keuangan perusahaan terutama bila angka rasio ini dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Analisis rasio ini menghubungkan satu pos dengan pos lainnya dalam laporan keuangan dan memberikan gambaran yang jelas tentang hubungan antar pos tersebut. Pengertian ratio analysis menurut Gitman (2009) adalah ratio analysis involves methods of calculating and interpreting financial ratios to analyze and monitor the firm s performance. Artinya bahwa analisa rasio meliputi metode-metode perhitungan dan menerjemahkan rasio-rasio keuangan untuk menganalisis dan memantau kinerja perusahaan. Sedangkan menurut Harahap (2009), analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Analisa rasio seperti halnya alat-alat analisa lainnya adalah merupakan future oriented. Oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan factor-faktor di masa depan yang mungkin akan mempunyai posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data bersangkutan. Menurut Riyanto (2010), dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu :

25 a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktuwaktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio standar) untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawah rata-rata industri. Menurut Fahmi (2012), untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan, yaitu: 1. Cross sectional approach, merupakan suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. 2. Time series analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Menurut Riyanto (2010), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Rasio neraca (Balance Sheet Ratios), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari atau bersumber dari neraca. 2. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income Statement Ratios), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi. 3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan laba-rugi.

26 Menurut Riyanto (2010), umumnya rasio dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu : 1. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. 2. Rasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang. 3. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. 4. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan Manfaat Analisis Rasio Terdapat beberapa manfaat dalam melakukan analisis rasio. Menurut Fahmi (2012), adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan yaitu: a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahan dari perspektif keuangan. d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi Jenis-jenis Rasio Keuangan Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan oleh pihak eksternal maupun pihak internal. Menurut Fahmi (2012), jenis-jenis rasio keuangan adalah :

27 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Contoh membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji lembur, tagihan telepon dan lain sebagainya. Karena itu rasio likuiditas sering disebut dengan short term liquidity. Beberapa rasio likuiditas secara umum sering digunakan adalah : a. Current Ratio Adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. b. Quick Ratio (Acid Test Ratio) Adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak liquid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian. 2. Rasio Solvabilitas / Leverage Rasio solvabilitas / leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Rasio solvabilitas / leverage antara lain : a. Debt to Total Assets / Debt Ratio Rasio ini disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan utang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi dengan total asset. b. Debt to Equity Ratio Rasio ini menilai laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 III. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERBANKAN A. Sejarah Perbankan Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 tahun 1992 pengertian koperasi yaitu: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJIIKAN

BAB II BAHAN RUJIIKAN BAB II BAHAN RUJIIKAN 2.1 Manajemen Keuangan dan Laporan Keuangan Untuk mencapai tujuan perusahaan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Fungsi-fungsi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui BAB II BAHAN RUJUKAN Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals (GARP) dan Badan Sertifikasi Manajemen resiko (BSMR; 2005:A3) adalah suatu lembaga yang telah memeperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Serta. hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

BAB II BAHAN RUJUKAN. suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Serta. hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. BAB II BAHAN RUJUKAN 1.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli : BAB II LANDASAN TEORI II.1 Laporan Keuangan II.1.1 Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang dapat diterjemahkan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti "mengatur (mengelola)".

Lebih terperinci

BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN 1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA. Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal

BAB II INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA. Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal BAB II INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2.1 Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi sebuah perusahaan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB I PENGERTIAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINYA 1. PENGERTIAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2012), Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN 1. PENGERTIAN BANK 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS BANK 5.

MANAJEMEN PERBANKAN 1. PENGERTIAN BANK 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS BANK 5. MANAJEMEN PERBANKAN BAB I PENGERTIAN BANK 1. PENGERTIAN BANK 2. SEJARAH PERBANKAN 3. PERBANKAN INDONESIA DIMASA KRISIS 4. JENIS-JENIS BANK 5. PERANAN BANK 1. PENGERTIAN BANK Bank secara sederhana dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Bidang keuangan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kinerja Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Wirawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Fahmi (2013:2) menyatakan bahwa: Laporan Keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci