BUKU PANDUAN & LEMBAR KERJA PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL 3.1 SISTEM RESPIRASI & LIMFOID

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PANDUAN & LEMBAR KERJA PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL 3.1 SISTEM RESPIRASI & LIMFOID"

Transkripsi

1 BUKU PANDUAN & LEMBAR KERJA PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL 3.1 SISTEM RESPIRASI & LIMFOID DEPARTEMEN HISTOLOGI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU 2014

2 KATA PENGANTAR Buku Panduan Praktikum Histologi ini diterbitkan dalam rangka memudahkan mahasiswa dalam memahami materi praktikum histologi. Hal-hal yang penting dijelaskan dalam bentuk penjelasan tertulis maupun gambar (atlas histologi). Dengan penuntun praktikum ini diharapkan para mahasiswa Kedokteran dapat memahami struktur anatomi mikroskopis organ tubuh yang normal sehingga mahasiswa mempunyai gambaran perbandingan dengan organ tubuh yang abnormal (Patologi Anatomi). Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi yang memerlukan. PENULIS

3 TATA TERTIB PRAKTIKUM HISTOLOGI A. PERSIAPAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa harus mempelajari teori yang berhubungan dengan materi yang akan dipraktikumkan. 2. Setiap mahasiswa harus membawa penuntun praktikum, atlas histologi, dan 1 set pensil berwarna. Jika salah satu alat tersebut diatas tidak lengkap, mahasiswa tersebut tidak boleh mengikuti praktikum. 3. Setiap mahasiswa harus menjaga tata tertib praktikum baik sebelum, selama, maupun sesudah praktikum B. PRAKTIKUM 1. Menjelang praktikum dimulai diadakan pre test, mahasiswa yang mendapat nilai < 50 pada pre test harus mengikuti inhal sampai mendapat nilai yang cukup 2. Mahasiswa yang datang terlambat, jika pretes sedang berlangsung, dibenarkan mengikuti pretes tanpa tambahan waktu, mahasiswa yang datang seusai pretes, tidak dibenarkan mengikuti praktikum maupun inhal 3. Mahasiswa bertanggung jawab serta menjaga keutuhan dan kebersihan baik mikroskop maupun preparat, sejak praktikum dimulai sampai selesai. 4. Materi-materi praktikum yang sudah ditentukan oleh PJ praktikum harus digambar pada lembar kerja mahasiswa. Gambar-gambar tersebut dikumpulkan kepada tutor kelompok praktikum setelah praktikum selesai & harus mendapatkan pengesahan untuk dapat mengikuti praktikum selanjutnya. 5. Preparat demonstrasi yang telah disediakan, tidak diperkenankan untuk digeser atau diperkecil / perbesar lapangan pandangnya tanpa persetujuan tutor. 6. Selama praktikum berlangsung, tidak dibenarkan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya praktikum. 7. Mahasiswa dibenarkan memotret preparat setelah selesai menggambar semua preparat, jika melanggar, dikeluarkan dari ruang laboratorium 8. Mahasiswa yang memecahkan preparat harus mengganti preparat tersebut. Preparat yang hilang selama praktikum berlangsung, ditanggung oleh kelompok. 9. Pada waktu praktikum selesai, mahasiswa tidak boleh meninggalkan ruangan praktikum sebelum preparat berjumlah lengkap dan ruangan tertata rapi kembali.

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar Tata Tertib Praktikum Histologi Daftar Isi Praktikum Histologi I (Sistem Respirasi) Sasaran Pembelajaran Praktikum I A. Cavum Nasi B. Pharynx C. Epiglotis D. Trakea E. Paru Referensi Lembar Kerja Mahasiswa Jadwal Praktikum Tutor & Kelompok Praktikum

5 PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI I MODUL SISTEM RESPIRASI DAN IMUNOLOGI Praktikum Histologi I akan dilaksanakan pada minggu pertama sesuai dengan jadwal yang sudah diatur dalam Buku Pedoman Mahasiswa. Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur histologis normal epiglotis, trakea dan paru. Lingkup Praktikum: A. Epiglotis. B. Trakea. C. Paru Waktu Praktikum: Sekali pertemuan selama 3x60 menit untuk tiap kelompok. Metoda Praktikum: A. Kuliah pengantar praktikum. B. Praktikum mempelajari dan mengidentifikasi struktur histologi dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan bimbingan para tutor praktikum. C. Membuat gambar sajian histologis yang dipelajari pada lembaran yang telah disediakan. Sumber Daya Manusia: 1 orang tutor untuk tiap kelompok dengan jumlah mahasiswa 8-10 mahasiswa / kelompok. Sarana dan Prasarana: A. Ruang praktikum histologi B. Preparat histologi C. Mikroskop cahaya

6 I. DASAR TEORI A. Definisi dan klasifikasi Sistem Respiratorius Sistem respiratorius terdiri dari paru dan seperangkat saluran di atasnya yang menghubungkan tempat pertukaran gas dengan lingkungan luar. Mekanisme ventilasi terdiri dari rongga toraks, otot-otot intercostal, diafragma, dan komponen elastis/kolagen paru. Secara anatomis traktus respiratorius dapat dibagi menjadi traktus respiratorius atas dan traktus respiratorius bawah. Sedangkan secara fisiologis traktus respiratorius dapat dibagi menjadi pars konduksi dan pars respiratorius. Klasifikasi sistem respiratorius (traktus respiratorius): Anatomis: 1. Traktus respiratorius atas: cavum nasi, naso pharynx, dan oro pharyngx 2. Traktus respiratorius bawah: larynx, trachea, bronchus primarius, dan pulmo Fisiologis: Zona konduksi : cavum nasi, nasopharyng, larynx, trahcea, bronchus, brochiolus, dan bronchiolus terminalis. Fungsi zona ini adalah: Sebagai tempat pengkondisian udara yang masuk yang diperankan cavum nasi. Selain itu sebagai saluran masuknya udara ke dan dari paru-paru yang diperankan tulang rawan, serabut elastis, otot polos. Zona respirasi: brochiolus respiratorius, ductus alveolaris, dan alveolus. Zona ini berperan sebagai tempat pertukaran O2 dan CO2 Gambar 1. Traktus respiratorius dan klasifikasinya

7 B. Epitel Traktus Respiratorius (Lihat Gambar 1) Bagian konduksi dari hidung sampai laring lapisan mukosanya disusun oleh jaringan epitel berlapis gepeng (epithelium stratificatum squamosum non-cornificatum). Epitel ini memberikan perlindungan lebih bila dibanding epitel respiratorik. Bagian konduksi dibawah laring dilapisi oleh jaringan epithelium stratificatum columnare ciliata (epitel bertingkat silindris bersilia) yang dikenal dengan epitel respiratorik. Lapisan mukosa ini sedikitnya mengandung empat sel berikut: a. Sel silindris bersilia (sel paling banyak). Setiap sel memiliki ± 300 silia pada permukaan apikalnya. b. Sel goblet (sel piala) merupakan kelenjar yang bersifat uniseluler. Terletak di antara sel-sel silindris dan mengandung granula berisi musin. c. Sel sikat (brush) merupakan sel silidris yang lebih sedikit, tidak bersilia, tetapi memiliki mikrofili. Sel ini memiliki fungsi tranduksi sinyal (sebagai kemoreseptor). d. Sel granul kecil: sel yang jumlahnya paling sedikit, seperti sel sikat, berfungsi sebagai neuroendokrin e. Sel basal merupakan sel punca (stem sel) untuk regenerasi sel sel-sel epitel respiratorik. Tinjauan klinis: sindrom silia imotil, apa yang anda ketahui tentang sindrom ini? Pada perokok proporsi sel silindris bersilia dan sel goblet berubah (sel goblet bertambah banyak) sebagai kompensasi banyak polutan CO dan SO 2. Walaupun demikian karena sel bersilia berkurang lapisan mukus yang banyak sulit digiring keluar dan sering menimbul penyempitan.

8 Gambar 2. Foto epitel respiratorius bersilia dari mikroskop elektron; G (sel goblet) C. Struktur Histologis Traktur Respiratorius Secara umum organ-organ berbentuk tabung (saluran) di dalam tubuh manusia struktur histologisnya terdiri dari beberapa lapisan (tunika) yaitu: a. Tunica intima (Mucosa) Tunica intima terdiri dari sel-sel epithelium yang menempel pada suatu membrana basalis. Dibawah membrana basalis terdapat suatu lapisan jaringan ikat tipis yang disebut juga lamina propria. Pada lamina propria ini juga terdapat beberapa kelenjar, kapiler, dan jaringan cartilago. Pada beberapa organ juga terdapat lapisan di antra lamina propria tunica intima dengan tunica media yang disebut lamina submucosa (biasanya di organ penceranan). b. Tunica media (Muscularis) Terdiri dari jaringan otot baik yang berbentuk sirkular maupun longitudinal c. Tunica adventitia (Serosa) D. Bagian Konduksi 1. Hidung Terdiri atas dua rongga kanan dan kiri yang dibatasi septum nasi. Pintu depan disebut nares anterior = nostril, Pintu belakang disebut nares posterior = choanae. Terdiri dari dua ruangan Vestibulum nasi dan Cavum nasi. Vestibulum Nasi Vestibulum nasi terdiri dari epitel pipih berlapis yang kehilangan keratinnya (epitel peralihan dari kulit ke epitel respiratorius) Mengandung rambut hidung (vibrisea) yang berfungsi sebagai filter (penyaring) udara yang masuk Cavum nasi Dinding lateral ruangan ini ada tiga penonjolan (concha) yaitu superior, media dan inferior. Concha superior ditutupi oleh epitel olfaktorius (reseptor penciuman) akan dipelajari lebih lanjut pada sistem indera. Conchae media dan inferior dilapisi oleh epitel respiratorik. Pada lamina propria concha terdapat plexus vena besar yang dikenal dengan swelling bodies. Apakah fungsi swelling bodies? 2. Sinus & Nasofaring Sinus paranasalis adalah rongga bilateral di os frontale, maxillae, ethmoidale, dan sphenoiale. Dilapisi oleh epitel respiratorik yang lebih tipis dengan lebih sedikit sel goblet. Lamina proprianya mengandung sedikit kelenjar kecil dan menyatu dengan periosteum di bawahnya. Sinus paranasalis berhubungan langsung dengan rongga hidung melalui lobang-lobang kecil dan mukus yang dihasilkan dalam sinus ini terdorong ke dalam hidung sebagai akibat dari aktivitas sel-sel epitel bersilia.

9 3. Nasopharynx Terletak di bagian posterior rongga hidung, nasofaring adalah bagian pertama faring, yang berlanjut sebagai orofaringke arah kaudal, yaitu bagian posterior rongga mulut. Nasofaring dilapisi oleh epitel respiratorik dan memiliki tonsila pharyngealis di media dan muara bilateral tuba auditorius untuk setiap telinga tengah. 4. Laring 5. Trakea Laring adalah saluran kaku yang pendek (4cmx4cm) untuk udara antara faring dengan trakea. Dindingnya diperkuat oleh kartilago hialin (di tiroid, krikoid dan cartilago arytenoid inferior) dan kartilago elastis yang lebih kecil (di epiglotis, cuneiformis, cornikulatum dan cartilago arytenoid superior), yang kesemuanya dihubungkan oleh ligamen. Selain menjaga agar jalan napas terbuka, pergerakan kartilago ini oleh otot rangka berperan pada produksi suara selama fonasi dan epiglotis berfungsi sebagai katup untuk mencegah masuknya makanan atau cairan kedalam trakea. Epiglotis, yang terjulur keluar dari tepian laring, meluas kedalam faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Seluruh permukaan lingual dan bagian apikal permukaan laringeal ditutupi oleh epitel berlapis gepeng. Pada beberapa titik permukaan laringeal di epiglotis epitelnya beralih menjadi epitel bertingkat silindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa di lamina propria. Trakea adalah saluran dengan panjang cm dan dilapisi mukosa respiratorik khas. Di lamina propria terdapat sejumlah besar kelenjar seromukosa menghasilkan mukus encer dan di submukosa. Trakea tersusun atas cincin kartilago hialin berbentuk C yang menjaga agar lumen trakea tetap terbuka. Ujung terbuka dari cincin kartilago ini terdapat di permukaan posterior trakea, menghadap esofagus dan dihubungkan oleh suatu berkas otot polos (m. trachealis) dan suatu lembar jaringan fibroelastis yang melekat pada perikondrium. Keseluruhan organ dikelilingi oleh lapisan adventisia. Trakea menjadi relaks selama menelan untuk mempermudah pasase makanan dengan memungkinkan esofagus menonjol kedalam lumen trakea, dengan lapisan elastis yang mencegah peregangan berlebih di lumen. Pada refleks batuk, otot berkontraksi untuk menyempitkan lumen trakea dan meningkatkan kecepatan pengeluaran udara dan melonggarkan materi pada pasase udara. 6. Bronchus dan percabangannya Trakea terbagi menjadi dua bronkus primer yang memasuki paru di hilus beserta arteri, vena dan pembuluh limfe. Setelah memasuki paru, bronkus primer menyusur ke bawah dan ke luar dan membentuk tiga bronkus sekunder (lobaris) dalam paru kanan dan dua buah di paru kiri, dan masing-masing memasok sebuah lobus paru. E. Zona Respiratorius Pada zona ini terlah terjadi proses gas exchange. Zona ini meliputi: bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris, saccus alveolaris: 1. Bronchiolus respiratorius (gambaran mikroskopis terdapat dalam tabel preparat histologi)

10 Setiap bronchiolus terminalis bercabang menjadi dua atau lebih bronchiolus respiratorius yang berfungsi sebagai daerah peralihan antara bagian konduksi dan bagian respiratorik sistem pernapasan. Mukosa bronchiolus respiratorius secara struktural identik mukosa bronchiolus terminalis kecuali dindingnya yang diselingi oleh banyak alveolus tempat terjadinya pertukaran gas. 2. Ductus alveolaris Semakin ke distal pada bronkiolus respiratorius, jumlah muara alveolus ke dalam dinding bronkiolus semakin banyak. Bronciolus respiratorius bercabang menjadi saluran yang disebut ductus alveolaris yang sepenuhnya dilapisi oleh muara alveoli. Ductus alveolaris dan alveolus dilapisi oleh sel alveolus gepeng yang sangat halus. Di lamina propria yang mengelilingi tepian alveolus terdapat anyaman sel otot polos, yang menghilang di ujung distal ductus alveolaris. Sejumlah besar matriks serat elastin dan kolagen memberikan sokongan pada duktus dan alveolusnya. 3. Saccus alveolaris Duktus alveolaris bermuara ke dalam atrium di dua saccus alveolaris atau lebih. Serat elastin dan retikular membentuk jalinan rumit yang mengelilingi muara atrium, saccus alveolaris dan alveoli. Serat-serat elastin memungkinkan alveolus mengembang sewaktu inspirasi dan berkontraksi secara pasif sewaktu ekspirasi. Serat-serat retikuler berfungsi sebagai penunjang yang mencegah pengembangan berlebih dan kerusakan kapiler-kapiler halus dan septa alveolar yang tipis. Kedua serabut tersebut menunjang jaringan ikat yang menampung jaringan kapiler disekitar setiap alveolus. 4. Alveoli/ Alveolus Alveolus merupakan evaginasi mirip kantong (berdiameter sekitar 200 µm) pada bronchiolus respiratorius, ductus alveolaris dan saccus alveolaris. Alveoli bertanggung jawab atas terbentuknya struktur berongga dalam paru. Secara struktural, alveolus menyerupai kantong kecil yang terbuka pada satu sisinya, yang mirip dengan sarang lebah. Di dalam struktur mirip mangkok ini, berlangsung pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah. Struktur dinding alveolus dikhususkan untuk memudahkan dan memperlancar difusi antara lingkungan luar dan dalam. Dinding terletak di antara dua alveolus yang bersebelahan sehingga disebut sebagai septum intraalveolaris. Setiap septum intra-alveolaris dilapisi oleh sel epithelium squamosum simplex pada kedau mukanya. Di antara kedua epithelium disebut interstitium yang terdiri dari jaringan ikat dan kapiler. Interstitium alveolus ini merupakan bagian tubuh yang paling banyak mengandung kapiler. Kapiler di alveolus ini tidak berfenestra. Udara dalam alveolus dipisahkan dari darah kapiler oleh tiga komponen yang secara kolektif disebut sebagai membran respiratorik atau sawar darah-udara yang terdiri dari: o Lapisan permukaan (surfactan) dan sitoplasma dari sel alveolaris (epithel squamous simplex) o Membrana basalis penyatuan lamina basal sel alveolus dan lamina basal sel endotel kapiler o Sitoplasma sel endotel

11 Gambar 3. Sawar darah-udara (membran respiratorik) Sel sel di septum interalveolaris: Sel squamous simplex (sel alveolus tipe I): Inti pipih, sitoplasma sedikit, membrna basalis difus terdapat fibril elastis /kolagen (dapat dilihat dengan pengecatan PAS). Populasi sel ini paling banyak yaitu 97%. Sel alveolus type II (3%) Sel ini terdapat diantara sel-sel tipe I, bentunya cendrung besa kuboid /bulat, memiliki mikrofili di apex, sitoplasma terdapat RE, mitokondria, komplex Golgi, vakuola, sitosom (badan multilamellar), produksi surfaktan. Surfaktan berguna untuk meningkatkan tegegangan permukaan agar alveoli tetap terbuka. Pada fetus surfaktan dibentuk pada minggu akhir kehamilan. Pada bayi dengan kelahiran premature, surfactan belum terbentuk (masih sedikit) sehingga alveoli sukar mengembang. Keadaan tersebut di sebut sebagai penyakit membrana hialin (respiratory distress syndrome) sel endotel kapiler Sel makrofag/dust cell o Sel besar, inti oval, sitoplasma bervakuola o lokasi: dinding alveoli(tempat dibentuknya),septum interalveolaris, ruang alveoli, bergerak sampai bronkhiolus(alveolar fagosit) o asal dari monosit o pada payah jantungè bendungan paruè menangkap erirosit yang masuk alveoliè pigmen hemosiderinè failure heart cells Pada septum interalvoelaris terdapat luabang-lubang kecil (porus) μm yang menghubungkan dua alveolus. Porus ini berfungsi untuk menyamakan tekanan antar alveolus dan juga sebagai jalur kolateral jika salah satu bronchiolus tersumbat. Inhalasi NO2 menyebabkan matinya sel alveolus tipe I dan II. Kemudian diikuti oleh peningkatan aktivitas mitosis sel-sel alveolus tipe I yang masih hidup. Sel ini akan membentuk sel tipe I dan II.

12 No. Struktur yang akan Keterangan Preparat diamati 1. Epitel respiratorik Temukan epitel pseudostratificatum columnare: Trachea Sel-sel silidris dengan inti satu baris dekat dengan lamina basalis pml Semua sel silidris melekat pada lamina basalis Ujung sel silidris ada yang sampak ke apical ada yang tidak. Sel yang ujungnya sampai ke apical memiliki silia Diantara sel-sel silidris terdapat sel piala 2. Sinus nasalis Tidak ada preaparat - 3. Conchae nasalis Tidak ada preparat - 4. Mucosa Nasopharynx Tidak ada preparat 5. Mucosa epiglottis Ada dua macam mucosa epiglottis: Epiglottis Lapisan lingual: epitel squamosum stratificatum non cornificatum Lapisan laringeal: epitel stratificatum columnare Cartilago epiglottis merupakan cartilago elastin 6. Larynx Tidak ada preparat Tidak ada 7. Trachea Terdiri dari 3 lapisan: 1. Tunica mucosa. Dilapisi oleh sel epitel stratificatum columnare bersilia. Di antranya terdapat sel goblet Lamina propria: jaringan ikat elastin Lamina submucosa: terdapat kelenjar campur yang bermuara ke lumen 2. Tunica media: lamina fibrocartilaginea Terdapat tulang rawan hialin yang berbentuk huruf C sebagai kerangkanya. Terdapat 2 daerah, yaitu: - Pars kartilaginea: daerah trakea yang mengandung tulang rawan hialin. - Pars membranasea: celah pada huruf C yang di isi oleh jaringan ikat dan jaringan otot polos. 3. Lamina adventitia adventisia Terdiri dari jaringan ikat yang mengelilingi trakea. preparat Trachea pml 8. Bronchus primarius Tidak ada preparat: Struktur histologis sama dengan tranchea, kecuali sel silidrisnya tidak setinggi pada trachea. Sel-sel silidris ini semakin ke bawah maka tingginya makin berkurang Cartilagonya membulat penuh (dan semakin kecil semakin kebawah) - 9. Bronchus intrapulmonal Sama dengan bronchus primarius dengan ukuran yang Paru HE

13 1 0. Bronchiolus dan Bronchiolus terminalis lebih kecil Pada lamina serosa terdapat sekelompok otot polos berbentuk spiral Tunica mucosa: epithelium pseudostratificatum columner dan lambat laun berubah menjadi epithelium columnare simplex, dan menjadi cuboid simplex dengan sel piala Lamina propria: teradapat otot polos Submocosa tidak mengandung kelenjar Tidak memiliki cincin cartilago Bronchiolus terminalis: Terdapat sel clara, modifikasi sel epitel, kehilangan cilia, dan memiliki granula sekretorik pada apexnya Paru HE 1 1. Bronchiolus respiratorius Merupakan tubulus yang langsung berhubungan dengan duktus alveolaris dan alveoli. Lapisan mukosa Bagian proksimal: Dilapisi oleh epitel kolumnar simplek rendah atau kuboid simplek bersilia. Bagian distal: Bermuara kedalam dua atau lebih duktus alveolaris. Dilapisi oleh epitel kuboid simplek rendah tanpa silia. Lapisan lamina propria Terdiri dari serat otot polos, serat elastin, dan kolagen, serta pembuluh darah. Pada dindingnya sudah terdapat alveolus yang merupakan ciri khas saluran ini. Paru HE 1 2. Ductus alveolaris Saccus alveolaris Alveolus Ductus Alveolaris Berupa saluran yang dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap pintu masuk ke alveol terdapat epitel skuamous simplek. Didalam lamina propria terdapat serat-serat otot polos yang terpotong melintang sehingga tampak sebagai titik-titik kecil (sukar dilihat). Saccus Alveolaris Terdiri atas beberapa alveol yang bermuara bersama membentuk satu ruangan. Alveolus Berupa kantong yang dibatasi oleh sel epitel skuamous simplek yang amat tipis. Bentuk alveolus bulat atau oval. Terdapat sel septal yang merupakan sel epitel berbentuk kuboid. Paru HE Referensi: 1. JUNQUEIRA s Basic Histology: Text & Atlas, 11 edition.

14 2. Atlas Defiore dengan korelasi fungsional, Edisi 11 LEMBAR KERJA MAHASISWA PRAKTIKUM I Gambar 1. Gambar 2.

15 Gambar 3. Gambar 4.

16 Gambar 5. Gambar 6.

17

ALAT PERNAFASAN DIBAGI MENJADI 2, YAITU:

ALAT PERNAFASAN DIBAGI MENJADI 2, YAITU: RESPIRATORY SYSTEM histology ALAT PERNAFASAN DIBAGI MENJADI 2, YAITU: Pars Conductoria: Memasukkan udara dari luar menuju komponen yang dapat meneruskan O 2 menuju aliran darah, dan juga sebaliknya. Pars

Lebih terperinci

TENTIR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL RESPIRASI

TENTIR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL RESPIRASI TENTIR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL RESPIRASI Disusun oleh: Sie. Pend. Histologi Angkatan 2010 Ariza Zakia Imani Asep Nurman Hidayat Eko Saputro Ferawati Grace Sheila Lames Khalik Perdana Putra Neneng Wulandari

Lebih terperinci

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari

Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Anatomi-Fisiologi SISTEM PERNAFASAN (Respiratory System) by : Hasty Widyastari Fungsi Pertukaran gas O2 dengan CO2 Mengambil O2 dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan mentranspor CO2 yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang sistema respiratoria yang melibatkan organ-organ seperti hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus, bronchiale,

Lebih terperinci

Respirasi = Suatu proses yang berkaitan dengan pengikatan oksigen ( O2 ) dan pelepasan p karbon dioksida (CO2). Fungsi system respirasi Menyediakan ok

Respirasi = Suatu proses yang berkaitan dengan pengikatan oksigen ( O2 ) dan pelepasan p karbon dioksida (CO2). Fungsi system respirasi Menyediakan ok RESPIRATORY SYSTEM Zukesti Effendi, dr Respirasi = Suatu proses yang berkaitan dengan pengikatan oksigen ( O2 ) dan pelepasan p karbon dioksida (CO2). Fungsi system respirasi Menyediakan oksigen untuk

Lebih terperinci

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan)

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan) Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan) Alat pernapasan pada Vertebrata meliputi: insang (branchia), paru-paru (pulmo). Pada dasarnya alat-alat tersebut berbeda bentuknya tetapi sama fungsinya. Masing-masing

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

1. Ventilasi 2. Pernafasan eksternal 3. Transfor gas 4. Pernafasan internal

1. Ventilasi 2. Pernafasan eksternal 3. Transfor gas 4. Pernafasan internal 1. Ventilasi 2. Pernafasan eksternal 3. Transfor gas 4. Pernafasan internal 1 VENTILASI HANTARAN UDARA Saluran pernafasan atas Hidung Faring Laring Saluran pernafasan bawah Trakea Batang bronkial Paru-paru

Lebih terperinci

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS Judul Mata Kuliah : Biomedik 1 (7 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan ilmu kedokteran dasar pada blok biomedik 1 Indikator : Mampu

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI DEDI Sal. Nafas Atas ANATOMI SISTEM RESPIRASI Pengaturan pernafasan Sal. Nafas bawah Proses kegiatan ventilasi difusi perfusi PENGERTIAN UMUM Pernafasan juga merupakan

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi respirasi bagian atas dan bawah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi respirasi bagian atas dan bawah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Respirasi Manusia Respirasi merupakan suatu proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dalam usaha untuk memperoleh energi (Anindyajati, 2007). Sistem respirasi

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

Penuntun praktikum histologi cell and genetics Penuntun praktikum histologi cell and genetics Pada praktikum ini Saudara akan melihat sajian Histologi di bawah mikroskop. Pada mikroskop ada 2 macam lensa, okuler dan objektif. Lensa okuler terletak

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 2/17/2016 3 2/17/2016

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

Kelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh ke dalam jaringan ikat di bawahnya (kelenjar eksokrin)

Kelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh ke dalam jaringan ikat di bawahnya (kelenjar eksokrin) JARINGAN EPITEL Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel bersisi dan bersudut banyak (poligonal) Memiliki sedikit atau tanpa substansi interseluler Dapat berupa membran ataupun kelenjar Membran dibentuk oleh

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada

Lebih terperinci

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung) INDERA PENCIUMAN Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Seseorang mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TRACTUS DIGESTIVUS CAVUM ORIS PHARYNX OESOPHAGUS VENTRICULUS/GASTER INTESTINUM TENUE INTESTINUM CRASSUM KELENJAR PENCERNAAN KELENJAR PADA DINDING TRACTUS

Lebih terperinci

KELOMPOK 6 BIOLOGI A

KELOMPOK 6 BIOLOGI A KELOMPOK 6 BIOLOGI A 2 Disusun Oleh : 1. Linda Susilowati 131810401018 2. Asa Hanifatul Hayyinah 151810401065 3. Ratis Nour Sholichah 161810401005 4. Indah Salsabila Kurnia 161810401012 5. Denina Rama

Lebih terperinci

11/29/2013. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :

11/29/2013. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki : Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 6 Sumber: Biology: Sumber: Realm www.legevakten.no of Life, 2006 Pada proses inspirasi, tulang-tulang rusuk akan terangkat ke atas untuk memperbesar rongga dada. Sistem Pernapasan Hasil yang harus

Lebih terperinci

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH

ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH ORGAN-ORGAN SYSTEMA RESPIRATORIUM : 1. NASUS 2. PHARYNX 3. LARYNX 4. TRACHEA 5. 2 BRONCHI PRIMARII 6. BRONCHIOLUS & SALURAN-SALURAN UDARA YANG LEBIH KECIL 7. PULMO DAN PLEURA 8. OTOT-OTOT RESPIRASI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bronkus 2.1.1 Anatomi bronkus Bronkus merupakan saluran nafas yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kependidikan, yang pada dasarnya belajar merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik.

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR PEMERANAN DASAR PEMERANAN SEMESTER 1 UNTUK SMK. Heru Subagiyo, S.Sn. Heru Subagiyo, S.Sn

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR PEMERANAN DASAR PEMERANAN SEMESTER 1 UNTUK SMK. Heru Subagiyo, S.Sn. Heru Subagiyo, S.Sn UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR PEMERANAN DASAR PEMERANAN SEMESTER 1 UNTUK SMK Heru Subagiyo, S.Sn Heru Subagiyo, S.Sn DASAR PEMERANAN KELAS X SEMESTER 1 Heru Subagiyo DASAR PEMERANAN KELAS X SEMESTER

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ)

ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ) ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ) Felicia S., 2010, Pembimbing I : J. Teguh Widjaja, dr., SpP., FCCP. Pembimbing II

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i HISTOLOGI URINARIA dr. Kartika Ratna Pertiwi 132319831 SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri atas - Sepasang ginjal, - Sepasang ureter - Kandung kemih - Uretra Terdapat pula - Sepasang arteri renalis

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SISTEM RESPIRASI. dr.indriati Dwi Rahayu, M.Kes

SISTEM RESPIRASI. dr.indriati Dwi Rahayu, M.Kes SISTEM RESPIRASI dr.indriati Dwi Rahayu, M.Kes FUNGSI SISTEM RESPIRASI Pertukaran gas antara darah dengan udara ( di alveoli ) Saluran nafas berfungsi untuk menyaring, menghangatkan, & melembabkan udara

Lebih terperinci

BAB I ORGANISASI ORGAN

BAB I ORGANISASI ORGAN BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ

Lebih terperinci

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan

Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan Jaringan Hewan A. Jenis jaringan Hewan I. Jaringan epitel : jaringan yang berfungsi melapisi / melindungi sel-sel lainnya serta membantu dalam mensekresikan zat. 1. Ciri : a. Sel-selnya rapat b. Tidak

Lebih terperinci

This page shows ventral views of the esophagus and developing lungs, accompanied by cross sectional views through the area between the black arrows.

This page shows ventral views of the esophagus and developing lungs, accompanied by cross sectional views through the area between the black arrows. Dep.Anatomi FK USU Embriologi Tunas paru terbentuk pada usia ± 4 minggu. Dibentuk dari suatu divertikulum pada dinding ventral usus depan, yang meluas ke arah kaudal (divertikulum respiratorium=tunas paru).

Lebih terperinci

Oleh : Ikbal Gentar Alam

Oleh : Ikbal Gentar Alam Oleh : Ikbal Gentar Alam Embrio Ektoderm Mesoderm Endoderm Mesoderm membentuk mesenkim Mesenkim membentuk Jaringan-jaringan penyambung tubuh (jaringan ikat sejati, tulang rawan, tulang dan darah) Jaringan

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

Praktikum Histologi I Modul 2.3 Kardiovaskular Jantung dan Pembuluh Darah

Praktikum Histologi I Modul 2.3 Kardiovaskular Jantung dan Pembuluh Darah Praktikum Histologi I Modul 2.3 Kardiovaskular Jantung dan Pembuluh Darah Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa mampu mengetahui lapisan jantung pada atrium dan ventrikel 2. Mahasiswa mampu mengetahui struktur

Lebih terperinci

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Energi ini dihasilkan oleh dipatahkannya molekul glukosa dalam semua sel hidup tubuh manusia.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf Titta Novianti Pendahuluan Jaringan : sekelompok sel yang memiliki bentuk, fungsi, letak serta perkembangan yang sama. Organisme tingkat tinggi jutaan sel Jaringan pada hewan vertebrata dikelompokkan 4

Lebih terperinci

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P REFERAT WSD ( Water Seal Drainage ) Oleh : Ayu Witia Ningrum 2007730022 Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P Tugas Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Islan Jakarta Utara, Sukapura Stase Ilmu Penyakit Dalam 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, sebagai negara kepulauan dan memiliki dua per tiga wilayah yang merupakan perairan. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

SKENARIO 1: PILEK PAGI HARI BLOK RESPIRASI

SKENARIO 1: PILEK PAGI HARI BLOK RESPIRASI SKENARIO 1: PILEK PAGI HARI BLOK RESPIRASI Kelompok A-1 Ketua : Argia Anjani (1102013041) Sekertaris : Ayuningtyas Tri H. (1102013050) Betha Nurvia (1102010048) Bayu Segara Hoki (1102012041) Hanny Ardian

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM HISTOTOGI DISUSUN OLEH: TIM HISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM HISTOTOGI DISUSUN OLEH: TIM HISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM HISTOTOGI DISUSUN OLEH: TIM HISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I JARINGAN EPITEL Jarjnqan epjteldibagi menjadi 2, yaitu

Lebih terperinci

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi

Karakteristik Organisme Hidup. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Tema-tema dalam Mempelajari Kehidupan. Organisasi Biologi UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 10 STRUKTUR & PERKEMBANGAN: HEWAN Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Keanekaragaman hewan dengan berbagai modifikasi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) DISUSUN OLEH: 1. Diki Nanda Pratama 2. M. Rizky Wahyudi 3. Maulana Fadhli 4. M. Zazili 5. Randhika Wiweka KELAS : XI IPA. 3 GURU PEMBIMBING : Karimah S.Pd SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaannya dan lain lain serta aspek yang ada pada individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaannya dan lain lain serta aspek yang ada pada individu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Biologi Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar dapat

Lebih terperinci

Jaringan Otot Pada Hewan

Jaringan Otot Pada Hewan Jaringan Otot Pada Hewan # Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.

Lebih terperinci

Udara hangat, basah dan disaring karena perjalanan melalui mulut dan hidung.

Udara hangat, basah dan disaring karena perjalanan melalui mulut dan hidung. Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam

Lebih terperinci

Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru.

Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan paru. STRUKTUR SISTEM RESPIRASI Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan

Lebih terperinci

Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG)

Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG) Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG) dr. Ch. Tri Nuryana, M.Kes Terdiri atas: Cor (jantung) sbg pemompa darah Vasa darah sbg jalur transpor Darah sbg medium transpor Fungsi: transpor nutrien & O2, ekskresi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN SEMESTER AWAL/AKHIR TA. 2015/2016 BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1 SHELLY SALMAH Sekretariat: Departement

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

KUNTARTI, SKp. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

KUNTARTI, SKp. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: KUNTARTI, SKp PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FUNGSI SISTEM PERNAPASAN 1. Pertukaran gas antara atmosfer dan darah. 2. Regulasi homeostasis ph tubuh. 3. Proteksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Pharynx Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Pharynx terletak di belakang

Lebih terperinci

A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati

A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati Sistem Pernapasan Pada Ikan Sistem Pernapasan Pada Ikan Ikan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang hidup di dalam air. Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bernafas dengna insang.

Lebih terperinci

Histologi. Pertumbuhan dan perkembangan

Histologi. Pertumbuhan dan perkembangan Histologi Pertumbuhan dan perkembangan 1. Masa pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan manusia termasuk semua perubahan pada tubuh manusia dimulai dari pembentukan dari zigot sampai dewasa

Lebih terperinci

BAB III SISTEMA RESPIRASI A. PENDAHULUAN

BAB III SISTEMA RESPIRASI A. PENDAHULUAN BAB III SISTEMA RESPIRASI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan sistema respirasi yang dibahas kali ini meliputi anatomi dan fungsi dari organ dan respirasi dimulai sejak mulut hingga alveoli. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

DIKTAT HISTOLOGI DISUSUN OLEFI1 TIM FIISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSTTAS NEGERI YOGYAKARTA

DIKTAT HISTOLOGI DISUSUN OLEFI1 TIM FIISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSTTAS NEGERI YOGYAKARTA DIKTAT HISTOLOGI DISUSUN OLEFI1 TIM FIISTOLOGI LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSTTAS NEGERI YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya sehingga

Lebih terperinci

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patofisiologi Kelainan Paru akibat Paparan Uap/Gas BBM Secara fisiologis sebelum masuk ke paru udara inspirasi sudah dibersihkan dari partikel debu dan asap yang memiliki diameter

Lebih terperinci

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga Alat Indera Manusia 1. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia masih hidup sampai saat ini karena setiap saat selalu bernafas menghirup udara. Secara garis besar, sistem pernafasan terdiri dari paru-paru dan susunan saluran

Lebih terperinci

JANTUNG DAN TRAKTUS RESPIRATORIUS JANTUNG

JANTUNG DAN TRAKTUS RESPIRATORIUS JANTUNG JANTUNG DAN TRAKTUS RESPIRATORIUS JANTUNG Bentuknya conus Bagian atas disebut basis Bagian bawah yang meruncing disebut apex. Selanjutnya disebuit apex cordis. Jantung merupakan organ yang sangat unik.

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan (respirasi)

Sistem Pernafasan (respirasi) Rita Shintawati Sistem Pernafasan (respirasi) PERNAFASAN proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh organisme. SISTEM PERNAFASAN sistem tubuh yang berfungsi dalam pertukaran gas antara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pernapasan Sistem pernapasan atau respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalui peran

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan Manusia. Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, , 4a

Sistem Pernapasan Manusia. Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, , 4a Sistem Pernapasan Manusia Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, 111134028, 4a DAFTAR ISI 1. Daftar Isi... 1 2. Standar Isi.. 2 3. Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia A. Pengertian Pernapasan....

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL SISTEM PERNAPASAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN HIDUNG CO 2 O 2 SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO 2 SISTEM PEREDARAN

Lebih terperinci

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal. HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar

Lebih terperinci

HISTOLOGI JARINGAN KERAS DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT BLOK 5: STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATIK

HISTOLOGI JARINGAN KERAS DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT BLOK 5: STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATIK 1 BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM dan LEMBAR KERJA MAHASISWA HISTOLOGI JARINGAN KERAS DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT BLOK 5: STRUKTUR SISTEM STOMATOGNATIK Penyusun: drg. Happy Harmono, M.Kes drg. Nuzulul Hikmah,

Lebih terperinci

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci