PERAN KIYAI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIH DALAM PEMILUKADA TAHUN 2013 DI KABUPATEN PAMEKASAN
|
|
- Hamdani Hartono Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN KIYAI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIH DALAM PEMILUKADA TAHUN 2013 DI KABUPATEN PAMEKASAN The Role Of Kiyai In The Votters Decision Making During 2013 General Election In Pamekasan IMROTUL HASANAH Pembimbing : Prof. Dr. Suko Wiyono S.H, MH. Rusdianto Umar S.H, M.Hum. Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan iim_hasanah19@yahoo.com ABSTRAK: Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang - orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beranekaragam, mulai dari Presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pemilu adalah sarana utama untuk mewujudakan demokrasi dalam suatu negara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran Kiyai terhadap pengambilan keputusan pemilih dalam pemilukada di Kabupaten Pamekasan. Subyek penelitian/informan adalah Kiyai Pamekasan, Kepala Desa Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan prosedur wawancara dan observasi. Kemudian data data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitaif dan hasilnya peran atau kedudukan Kiyai masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pamekasan terutama masyarakat pedesaaan dan para santri. sedangkan bagi masyarakat perkotaan pengaruh Kiyai sangat rendah sekali. Kata Kunci : Peran, Kiyai, pengambilan keputusan, pemilih, pemilukada. General Election is the process of selecting peoples to fill certain political positions. Positions are diverse, ranging from the President, elected representatives at various levels of government, until the village head. General election is the primary means for actualize democracy in a country. the purpose of this research for describe the role of kiyai in the votters decision making during general election in pamekasan. Subjek of research/informant is kyai, the village head, society, santri, and accumulation of data use interview and observation. Then the data was received should analysised kualitatif describtively and the result role or position of kyai still needed by Pamekasan society almost village society and santri. whereas for city society role of kyai is so low. Key word: role, kyai, take the decision, voter, general election of head territory.
2 Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang - orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Gaffar (2012 : 5) mengatakan Pemilu adalah sarana utama untuk mewujudakan demokrasi dalam suatu negara. Substansi pemilu adalah penyampaian suara rakyat untuk membentuk lembaga perwakilan dan pemerintahan sebagai penyelenggara negara. Setelah digantinya UU No. 22 tahun 1999 menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dimana materi dalam UU ini adalah mengenai Pilkada langsung dimana pada pasal 56 ayat hingga 119 pokok pasal tersebut mengatur tentang pilkada langsung yang menurut peralihan pasal 233 ayat (1) akan dilaksanakan pada juni Maka dari itu dengan di sahkannya UU No. 32 tahun 2004 tersebut Selain untuk memilih para Pemimpin Nasional, Pemilu juga dilaksanakan dalam pemilihan Pemimpin Daerah. Suryatmaja (dalam Suharizal : 2012 : 38) mengatakan beberapa pertimbangan yang melandasi pilkada langsung antara lain (1) sistem pemerintahan menurut UUD 1945 memberikan keluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah (2) dalam menyelenggarakan otonomi daerah dipandang perlu untuk lebih menekankan pada prinsip prinsip demokrasi, dan (3) dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan kesejahteraan masyarakat, hubungan antara pemerintah pusat dan
3 daerah serta antara daerah satu dengan yang lain untuk mempertahankan NKRI. Serta kedudukan pemerintah daerah mempunyai peran yang sangat strategis. Selain itu Gaffar (2012 : 85) mengemukakan salah satu wujud dan mekanisme demokrasi didaerah adalah pelaksanaan pemilihan umum Kepala Daerah (pemilukada) secara langsung. Dalam pemilihan Kepala Daerah tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, banyak partai politik yang berperan didalamnya, selain partai politik ada juga pihak pihak yang berkepentingan juga ikut berperan untuk mensukseskan pelaksanaan pemilukada tersebut. Contohnya saja Kiai, di pulau garam Madura, Kiai merupakan figure yang sangat disegani oleh masyarakat khususnya pada masyarakat Pamekasan. Masyarakat Pamekasan merupakan masyarakat yang tradisional religious. Religious masyarakat tampak pada symbol symbol keagamaan dalam kehidupan sehari hari. Disamping itu masyarakat Pamekasan terutama masyarakat pedesaan menempatkan Kiyai sebagai pemimpin sentral yang kedudukannya melebihi wewenang dan kedudukan pemimpin masyarakat lainnya, Seperti pejabat pemerintah. Seorang Kiyai lebih dipatuhi dan disegani dari pada pejabat pemerintah setempat contohnya kepala desa atau aparat keamanan setempat. Terdapat beberapa alasan yang melatar belakangi terlibatnya Kiyai dalam politik diantaranya adalah sifat historis dan cultural. Secara historis keterlibatan Kiyai dalam dunia politik karena berkiblat pada pendahulu mereka dalam visi dan pandangan politiknya. Secara Kultural keterlibatan Kiyai di pamekasan dalam
4 dunia politik juga disebabkan oleh tatanan budaya pada masyarakat Pamekasan, yang menempatkan Kiyai sebagai pemimpin masyarakat dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya. Pada tanggal 09 Januari 2013 Pamekasan menggelar pesta demokrasi yaitu pemilihan Bupati dan wakil Bupati periode tahun Dimana dalam pelaksanaan pemilukada kemaren ada 3 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati diaman masing masing calon tersebut adalah pasangan calon nomor (1) Al Anwari Kholil (AHO), (2) K.H Kholilurrahman Masduki (KOMPAK), (3) Ahmad Syafi I Kholil Asy ari (ASRI). Dari penjelasan diatas ada calon Bupati yang berasal dari kalangan Kiyai yaitu calon nomor urut 2 yaitu K.H. Kholilurrahman, sekaligus sebagai calon incomben, dimana pada pemilukada periode sebelumnya tahun 2008 K.H Kholilurrahman menang telak atas pasangan incomben juga yaitu Bapak Achmad Syafi i, dan pada Pemilukada tahun 2013 dua calon Bupati ini bersaing kembali untuk menjadi orang nomor satu di pamekasan. Meskipun demikian calon yang berasal dari kalangan Kiyai K.H Kholilurrahman tidak semua Kiyai atau Ulama Pamekasan menjadi satu untuk mendukungnya, akan tetapi calon yang berasal bukan dari kalangan Kiyai juga di dukung oleh Kiyai juga. Contohnya calon Bupati nomor urut 3 yaitu Achmad Syafi i. Jadi ada perselihan pendapat antara Kiyai yang satu dengan yang Lainnya. Kiyai merupakan tokoh sentral dalam suatu Pondok Pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh kharisma sang Kiyai Lubis (dalam Ardalika : 2013 : 6). Selain itu Qomar (dalam Ardalika : 2013 : 6) mengatakan
5 bahwa gelar Kiyai tidak bisa diusahakan melalui jalur jalur pendidikan formal semacam sarjana, akan tetapi gelar Kiyai datang dari masyarakat yang secara tulus memberikannya tanpa intervensi dari pihak luar. Sebagai pemimpin agama, Kiyai memiliki pengaruh yang cukup dominan yang diakui kepemimpinannya oleh masyarakat. Dalam masyarakat pengaruh Kiyai tidak hanya menyangkut dalam hal keagamaan semata, melainkan hampir semua persoalan selalu dikonsultasikan kepada Kiyainya (Suprayogo : 2007 : 179). Secara sosiologis Kiyai termasuk pemimpin informal yang memiliki pengikut utama di kalangan masyarakat islam terutama masyarakat pedesaan. Sebagai pemimpin informal menjadikan posisi Kiyai diakui tidak saja oleh pengikutnya akan tetapi oleh elite lainnya. Peran Kiyai yang menyentuh hampir semua relung kehidupan masyarakat sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, pelayanan Kiyai seperti itu sangat sulit dilakukan oleh sembarang orang. Kiyai dipandang memiliki kekuatan supranatural yang do anya mudah dikabulkan oleh tuhan. Kiyai yang dipercayai masyarakat mempunyai kelebihan seperti itu mempunyai kedudukan dan posisi yang dihormati oleh masyarakat (Suprayogo, 2007 : 128). Sejak era reformasi pemilihan pemimpin lembaga lembaga public, baik diranah pembuat peraturan (legislasi) maupun pelaksana peraturan (eksekutif) dilangsungkan dengan menggunakan mekanisme demokrasi, yakni melibatkan rakyat luas sebagai penentu. Hal ini mengalami kemajuan dimana melibatkan
6 rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan masa depan kehidupan bersama Hendry (2012 : 105) Dengan demikian pemilihan umum (PEMILU) dianggap sebagai mekasnisme paling oprasional yang dapat menjembatani antara kehendak rakyat di satu sisi dengan lembaga lembaga negara (presiden maupun legislatif), dengan pemilu ini proses transaksi dan transfer kedaulatan dilakukan oleh rakyat kepada para pemimpin / wakil mereka Hendry (2012 : 83). Hasil amandemen undang undang dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia,salah satu perubahan tersebut terkait dengan pengisian jabatan Kepala Daerah. Pasal 18 ayat (4) menyatakan bahwa gubernur, bupati dan walikota masing masing sebagai kepala pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis. (Suharizal : 2012 : 1) Oleh karena itu, sebagai wujud dan mekanisme demokrasi daerah adalah pelaksanaan pemilihan umum kepaala daerah (Pemilukada) secara langsung. Pemilukada merupakan sarana manifestasi kedaulatan dan pengukuhan bahwa pemilih adalah masyrakat di daerah. (gaffar : 2012 : 85) Pemilukada merupakan salah satu wujud demokrasi di tingkat daerah yang menentukan berjalannya pemerintahan di daerah tersebut selama periode lima tahun. Oleh karena itu pemilukada harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan UUD Menjelang pelaksanaan PemiluKada di kabupaten Pamekasan untuk memilih calon Bupati dan calon wakil Bupati Pamekasan, berbagai macam poster
7 di sepanjang jalan di Pamekasan malai bermunculan, namun seperti yang dikemukakan diatas ada hal unik di pamekasan yaitu dalam pelaksanaan Pilkada pasti ada keikut sertaan Kiyai dalam pemilihan orang nomor satu di Pamekasan. Fenomena keikut sertaan kiai dalam pemilihan orang nomor satu di Pamekasan ini bukan merupakan hal yang pertama kali, melainkan dalam periode sebelumnya terjadi kompetisi yang melibatkan figure kiyai. Secara teoritik keterlibatan Kiyai keterlibatan kiyai dalam dunia politik bisa dirumuskan sebagi berikut (1) ajaran islam mendekatkan elite agamanya agar memikirkan tentang kehidupan bersama, (2) agama sering kali dijadikan legitimasi pemerintahan, (3) agama membutuhkan penyampaian misi, dan itu memerlukan dukungan kekuasaan. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan metode penelitian kualitatif. Peneliti mengambil lokasi penelitian untuk judul diatas yaitu di pulau Madura. Dimana dari keempat Kabupaten yang ada di pulau Madura peneliti mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Pamekasan. Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang digunkan adalah melalui observasi dan wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kabupaten Pamekasan
8 Pamekasan merupakan salah satu dari empat kabupaten yang ada di pulau Madura, Jawa Timur yang memiliki luas wailayah Km2. Kabupaten ini berbatasan dengan laut jawa di utara, selat Madura di selatan, kabupaten Sampang di barat, dan Kabupaten Sumenep di timur. Kabupaten Pamekasan memiliki dua musim yaitu musin hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April Oktober. Luas daerah berdasarkan ketinggian tempat ini dapat dibagi pada ketinggian meter seluas Ha, dan meter seluas Ha. Daerah bagaian selatan lebih rendah dibandingakn dengan bagian tengah dan utara. Secara administratif, Kabupaten Pamekasan memiliki tiga belas (13) kecamatan yang terdiri atas seratus tujuh puluh delapan (178) desa dan sebelas kelurahan (11) kelurahan, pusat pemerintahannya ada di Pamekasan. Peran Kiyai terhadap Pengambilan Keputusan Pemilih dalam Pemilukada di Kabupaten Pamekasan Peran Kiyai masih sangat tinggi bagi masyarakat Pedesaan untuk menentukan pilihannya dalam Pemilukada. Di samping itu masyarakat juga sudah bisa menilai sendiri dan sudah mulai mandiri untuk menentukan pilihannya meskipun demikian masyarakat masih membutukan figure dari seoramg Kiyai untuk meyakinkan pilihannya dan sebagian besar pilihan masyarakat sama dengan apa yang disarankan oleh Kiyai. Akan tetapi tidak semua Kiyai bisa mempengaruhi masyarakat karena masyarakat sudah mulai
9 cerdas dan sudah bisa menilai Kiyai mana yang bisa di jadikan panutan, meskipun dalam konteks masyarakat Desa tunduk dan patuh kepada Kiyai masyarakat desa juga sudah mulai bisa menilai sendiri dan menyadari Pemilukada itu adalah ajang untuk memilih pemimpin yang bisa memimpin Daerah dan bisa mengayomi masyarakat. Selain itu dari kalangan santri sosok seorang Kiyai masih sangat dibutuhkan karena para santri menganggap kiyai adalah seorang yang di tokohkan perintahnya di dengarkan bahkan diikuti serta anjurannya diikuti. Kedudukan Kiyai dimata santri sangat tinggi sehingga dalam banyak hal para santri mengkosultasikan permasalahannya kepada Kiyai apalagi dalam penentuan keputusan dalam Pemilukada, santri masih sangat membutuhkan arahan dari Kiyai untuk menentukan keputusannya. Meskipun bentuk arahan tersebut hanya sebatas pemberian informasi dari Kiyai, santri langsung mengikutinya. Berbeda dengan masyarakat Pedesaan dan para santri yang masih tunduk dan patuh kepada Kiyai serta masih membutuhkan sosok atau Figure kiyai untuk menentukan pilhannya dalam Pemilukada. Masyarakat perkotaan sudah lebih mandiri dalam menentukan pilihannya. Artinya masyarakat sudah tidak membutuhkan bimbingan atau arahan dari pihak manapun untuk menentukan pilihannya termasuk dari pihak Kiyai. Jadi bisa di katakana pengaruh Kiyai bagi masyarakat perkotaan sangat rendah di bandingkan dengan masyarakat Pedesaan.
10 Dengan demikian kedudukan Kiyai masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama masyarakat pedesaaan dan para santri. sedangkan bagi masyarakat perkotaan pengaruh Kiyai sangat rendah sekali. Adapun bentuk upaya yang dilakukan oleh Kiyai untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk menentukan pilihannya sesuai dengan hati nuraninya yaitu melalai pengajian pengajian terus dalam kampanye apabila Kiyai di tunjuk sebagi Juru Kampanye (Jurkam) dari salah satu calon Bupati Pamekasan Kiyai menganjurkan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dengan benar dan sesuai dengan pilihan hati nuraninya untuk memilih pemimpin yang adil, jujur, mengayomi masyarakat serta bisa membangun kota Pamekasan. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok hasil perolehan Suara antara calon Bupati yang berasal dari kalangan Kiyai dan calon Bupati yang berasal bukan kalangan Kiyai dalam Pemilukada tahun 2013 di Kabupaten Pamekasan yaitu antara perolehan suara di daerah Pedesaan yang masih tunduk dan patuh terhadap Kiyai dengan perolehan suara di daerah Perkotaan yang mayoritas masyarakatnya sudah mandiri dan menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nuraninya tanpa intervensi dari pihak manapun termasuk Kiyai. Jadi perolehan suara di daerah Pedesaan calon yang berasal dari kalangan Kiyai menang telak di bangding calon yang bukan berasal dari kalangan Kiyai, sedangkan di daerah perkotaan calon yang berasal bukan dari kalangan Kiyai menang telak dibandingkan dengan calon yang berasal dari kalangan Kiyai.
11 PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan paparan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran atau kedudukan Kiyai masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pamekasan terutama masyarakat pedesaaan dan para santri. sedangkan bagi masyarakat perkotaan pengaruh Kiyai sangat rendah sekali. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran atau rekomendasi yang diajukan adalah pada umumnya ketundukan masyarakat Pamekasan kepada Kiyai sudah menjadi budaya sejak dulu, dan itu tidak bisa dihilangkan begitu saja meskipun masyarakat sudah mulai hidup mandiri akan tetapi apapun keadaannya dan bagaimanapun kondisinya, sebaiknya dalam penentuan penentuan keputusan masyarakat hendaknya menggunkan hak pilihnya dengan baik dan sesuai dengan hati nuraninya.
12 DAFTAR RUJUKAN Ardalika, Novian Ratna Nora Peran kepemimpinan Kiyai dalam membentuk karakter mandiri santri di pondok modern arrisalah program internasional ponorogo. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang UM Gaffar. M. Janedjri Politik Hukum Pemilu. Jakarta. Konpress. Hendry Pemilu & kisah perjalanan 2 roh. Bayumedia. Suharizal Pemilukada, Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Suprayogo, Imam Kiyai dan Politik membaca citra politik kiyai. Malang. UIN- Malang Press. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi kelima. Malang. Universitas Negeri Malang.
I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan
Lebih terperinciBAB III. Setting Penelitian
BAB III Setting Penelitian A. Kondisi Geografis dan Keadaan Pulau Madura. 1. Geografi Posisi geografis Madura terletak ditimur laut Pulau Jawa, kurang lebih 7 sebelahselatan dari katulistiwa di antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan
Lebih terperinciPERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL
PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2.1. Tinjauan Umum Mengenai Mahkamah Konstitusi 2.1.1. Pengertian Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara yang demokrasi. Secara teoritis pemilihan umum di anggap merupakan tahap paling awal dari berbagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak demokrasi menjadi atribut utama Negara modern, maka lembaga perwakilan merupakan mekanisme utama untuk merealisasi gagasan normatif bahwa pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terkait adalah pengisian jabatan kepala daerah. Dalam Pasal 18 ayat (4) UUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hasil amandemen kedua Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan yang terkait adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciPERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI
PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi dari tingkat pusat sama tingkat daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu terkait dengan pengisian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satunya perubahan itu terkait dengan pengisian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih 1. Perilaku Pemilih Sikap politik seseorang terhadap objek politik yang terwujud dalam tindakan atau aktivitas politik merupakan perilaku politik
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik
BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut berbagai kajiannya tentang politik, para sarjana politik sepakat bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang paling baik. Sistem ini telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India menjadikan Pemilihan Kepala Daerah sebagai salah satu indikator pelaksanaan demokrasi berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciMEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum
MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan
Lebih terperinciNaskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di
KETERANGAN PENGUSUL ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang berdaulat seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 2, kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga pengisian lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga pengisian lembaga perwakilan dalam praktek ketatanegaraan lazimnya dilaksanakan melalui Pemilihan Umum. Pasca perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkataan yaitu, demos yang berarti rakyat dan cratein yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Demokrasi Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua perkataan yaitu, demos yang berarti rakyat dan cratein yang berarti memerintah. Dengan demikian Demokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik sendiri hakikatnya adalah sebagai sarana bagi masyarakat atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang sama dengan mengusung
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum
ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN 1945 1 Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum PENDAHULUAN Sebagai negara hukum Indonesia memiliki konstitusi yang disebut Undang- Undang Dasar (UUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik yang sama sekali tidak demokratis. Di dalam masa transisi menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendemokrasian atau proses demokratisasi merupakan transisi menuju demokrasi yang bermuara kembar. 1 Demokratisasi merupakan langkah awal untuk menuju kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang memiliki tatanilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di indonesia ada beberapa lembaga pendidikan yang berkembang di antaranya sekolah, madrasah, pesantren, dan sebagainya. Dari beberapa tersebut pesantren adalah
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P
188 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan antara lain: Pertama, peran kiai pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dalam dinamika politik ada beberapa bentuk, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang ada, karena jika tuntutan kebutuhan masyarakat tidak seimbang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kehidupan masyarakat semakin hari semakin bertambah sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Perkembangan kebutuhan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada langsung) merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep demokrasi di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi berarti suatu pengorganisasian negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling
Lebih terperinciPeran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu
Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu Oleh: Hardinata Abstract In the culture of Elections in Indonesia, one of new challenge for Indonesia is the Regional Election directly initiated
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gelombang Demokrasi abad 21 melanda berbagai Negara dibelahan dunia termasuk Indonesia. Diambilnya prinsip demokrasi oleh Indonesia sebagai sebuah konsep suci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik. Rakyat, hakikatnya memiliki kekuasaan tertinggi dengan pemerintahan dari, oleh, dan untuk
Lebih terperinciproses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak
Disampaikan pada Seminar Nasional dengan Tema: Mencari Format Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Yang Demokratis Dalam Rangka Terwujudnya Persatuan Dan Kesatuan Berdasarkan UUD 1945 di Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Dasar 1945, pada dasarnya sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang memberikan keleluasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan (Sumarno, 2005:131). pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( pilkada ).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat dalam memilih kepala daerah beserta wakilnya yang berasal dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai politik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENEGUHKAN PROFESIONALISME DPRD SEBAGAI PILAR DEMOKRASI DAN INSTRUMEN POLITIK LOKAL DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN RAKYAT H. Marzuki Alie, SE. MM. Ph.D. KETUA DPR-RI
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013
TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sistem pemilihan pemimpin publik yakni kepala daerah dan wakil kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciPARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1693-1704 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (cetak) ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS
PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Peran Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pemilihan kepala daerah (pilkada) berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkanpada rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan kepala desa atau pilkades adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi dan diperbincangkan oleh sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat pedesaan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah merupakan sarana pelaksana kedaulatan rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik Indonesia tahun
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT
Lebih terperinciRINGKASAN PUTUSAN.
RINGKASAN PUTUSAN Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-VIII/2010 tanggal 19 Juli 2010 atas Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM
BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami
Lebih terperinciPERAN KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER MANDIRI SANTRI DI PONDOK MODERN ARRISALAH PROGRAM INTERNASIONAL PONOROGO
PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER MANDIRI SANTRI DI PONDOK MODERN ARRISALAH PROGRAM INTERNASIONAL PONOROGO Novian Ratna Nora Ardalika, Margono, Siti Awaliyah Universitas Negeri Malang ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan secara langsung bukanlah hal yang baru bagi rakyat Indonesia, karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana pada tahun 2008
Lebih terperinciPENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1
PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
Lebih terperinciPP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 33 TAHUN 1999 (33/1999) Tanggal: 19 MEI 1999 (JAKARTA) Tentang: PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan
136 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dalam hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pilkada di Indonesia
Lebih terperinciMATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD
MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik lokal untuk menjalankan peran di tengah masyarakat yang selama diperankan pemerintah, elit
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ekonomi, kultural, sosial, dan modal simbolik. mampu untuk mengamankan kursi Sumenep-1 kembali.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Analisis Modal Petahana (Busyro Karim) Busyro Karim adalah kandidat petahana yang mencalonkan kembali pada Pemilu Bupati Sumenep 2015 dengan strategi yang dianalisis dengan
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA DISUSUN OLEH : BAGUS AMAR KHUSNA 11.11.4685 KELOMPOK C DOSEN : Drs. TAHAJUDIN SUDIBYO TEKNIK INFORMATIKA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia dibangun dan dibentuk dari desa. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh. Desa telah memiliki sistem dan mekanisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara demokrasi dimana pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan rakyat. Semua proses pembuatan kebijakan politik yang menyangkut kepentingan
Lebih terperinciBAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI
69 BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI A. Santri dan Budaya Politik Berdasarkan paparan hasil penelitian dari beberapa informan mulai dari para pengasuh pondok putra dan putri serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beranekaragam, mulai dari Presiden, Wakil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang mendasari konsep partisipasi politik adalah bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang pelaksanaannya dapat
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh
Lebih terperinciI. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H
RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 73/PUU-XIII/2015 Ketentuan Persentase Selisih Suara sebagai Syarat Pengajuan Permohonan Pembatalan Penetapan Hasil Penghitungan Perolehan Suara ke Mahkamah Konstitusi
Lebih terperinciPOLITIK HUKUM MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI PERADILAN PEMILU DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
POLITIK HUKUM MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI PERADILAN PEMILU DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA Anna Triningsih 1 Email: mkri_annatriningsih@yahoo.com Abstrak Politik hukum adalah legal policy atau garis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parameter paling utama untuk melihat ada atau tidaknya pembangunan politik di sebuah negara adalah demokrasi. Meskipun sebenarnya demokrasi tidak sepenuhnya menjadi
Lebih terperinciModul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaannya Di Indonesia Modul ini akan mempelajari pengertian, manfaat dan jenis-jenis demokrasi. selanjutnya diharapkan diperoleh
Lebih terperinci- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciKODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU
SEMINAR KODIFIKASI UNDANG-UNDANG NASKAH AKADEMIK RENCANGAN UNDANG-UNDANG JAKARTA, 18 MEI 2016 Anggota DPR, DPD, DPRD PERUBAHAN UUD 1945 Presiden dan Wakil Presiden PEMILIHAN Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Lebih terperinciDAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA
DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA NO NO. PUTUSAN TANGGAL ISI PUTUSAN 1 011-017/PUU-I/2003 LARANGAN MENJADI ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciC. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa demokrasi ini, pelaksanaan pemiliham umum secara langsung tidak hanya untuk lembaga legislatif serta presiden dan wakil presiden. Pemilihan umum kepala daerah
Lebih terperinci