Karakteristik Hasil Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Pada Penyakit Paru di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta
|
|
- Suhendra Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik Hasil Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Pada Penyakit Paru di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta Agung Setiadi, Ana Rima, Jatu Aphridasari, Yusup Subagyo Sutanto Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Rs Dr. Moewardi, Surakarta Abstrak Latar belakang: Bronkoskopi adalah prosedur diagnostik invasif pada penyakit. Penelitian ini mendeskripsikan karakteristik pasien yang telah melakukan bronkoskopi fiberoptik di Rumah Sakit Dr. Moewardi. Metode: Desain penelitian adalah deskriptif retrospektif pada 219 pasien yang telah melakukan prosedur bronkoskopi di Rumah Sakit Dr. Moewardi sejak 1 Oktober 2012 sampai 31 Oktober Hasil: Bronkoskopi dilakukan pada 219 pasien, lebih banyak pada laki-laki (64,84%) daripada perempuan (35,16%). Diagnosis awal sebelum prosedur ditemukan tumor 45,66%, efusi pleura ganas (20,55%), tumor mediastinum (12,33%), atelektasis (3,20%), haemoptisis (3,20%), pneumotoraks (4,11%), dicurigai tuberkulosis (TB) endobronkial (1,37%), benda asing saluran napas (0,46%), abses (1,83%), metastasis (4,57%), penyakit bulosa (0,46%), limfadenopati koli (0,46%), ruptur esofagus (0,46%), dan empiema (1,37%). Penampilan yang abnormal yang paling umum ditemukan adalah stenosis kompresi (31,96%), sikatan bronkus dilakukan pada 13 pasien tumor dan 1 pasien (7,69%) positif untuk karsinoma bukan sel kecil (KPBSK), serta bilasan bronkus dilakukan pada 81 pasien dan 2 pasien (2,47%) positif untuk KPBSK. Kesimpulan: Stenosis kompresi pada tumor, efusi pleura ganas, dan tumor mediastinum merupakan gambaran paling sering pada prosedur bronkoskopi. Karsinoma bukan sel kecil adalah jenis histopatologi yang lebih sering ditemukan pada sikatan bronkus dibandingkan bilasan bronkus. (J Respir Indo. 2014; 34: 122-6) Kata kunci: bronkoskopi, tumor, efusi pleura. Clinical Characteristic of Fiberoptic Bronchoscopy Procedure in Pulmonary Diseases in Dr. Moewardi Hospital Surakarta Abstract Background: Bronchoscopy is a common invasive diagnostical procedure in clinical respiratory practice.this study described characteristic of patients who had performed fiberoptic bronchoscopy in Dr. Moewardi hospital. Methods: This study design was retrospective descriptive on 219 patients who had performed bronchoscopy procedure in Dr. Moewardi hospital from October 1 st 2012 until October 31 st Result: Bronchoscopy was performed in 219 patients, male (64.84%) was more common than female (35.16%). The initial diagnoses before procedure were lung tumor 45.66%, malignant pleural effusion (20.55%), mediastinal tumor (12.33%), atelectasis (3.20%), haemoptisis (3.20%), pneumothorax (4.11%), suspected endobronchial tuberculosis (1.37%), foreign body in the airway (0.46%), lung abces (1.83%), lung metastase (4.57%), bullous disease (0.46%), lymphadenopathy coli (0.46%), suspected esophageal rupture (0.46%), and empyema (1.37%). The most common abnormal appearance found was compression stenosis (31.96%), bronchial brushing wasperformed in 13 lung tumor patients and 1 patient (7,69%) was positive for non small cell lung carcinoma (NSCLC), bronchial washing was performed in 81 patients and 2 patients (2.47%) were positive for NSCLC. Conclusion: Compression stenosis in lung tumor, malignant pleural effusion and mediastinal tumor was the most common appearance broncoscopy procedure. NSCLC is more common histopathological finding in bronchial brushing than bronchial washing. (J Respir Indo. 2014; 34: 122-6) Key words: bronchoscopy, lung tumor, pleural effusion. Korespondensi: dr. Agung Setiadi, Sp.P kembangkrambil@gmail.com; Hp:
2 PENDAHULUAN Bronkoskopi serat optik lentur (BSOL) meru pakan tindakan invasif dengan memasukkan alat bronkoskop ke dalam percabangan bronkus. Tujuan tindakan ini ialah untuk menilai keadaan percabangan bronkus, mengambil bahan (spesimen) pemeriksaan untuk diagnostik dan melakukan tindakan terapeutik. Indikasi pemeriksaan bronkoskopi dapat dikategorikan untuk diagnostik, terapeutik dan preoperatif. Indikasi diagnostik terutama pada kasus kanker, nodul soliter, interstitial lung disease (ILD), tuberkulosis (TB) endobronkial, batuk yang menetap atau terdapat keluhan perubahan dahak, kelainan foto toraks yang tidak jelas penyebabnya, foto toraks normal dengan sputum sitologi positif, pneumotoraks bila tidak mengembang dan batuk darah untuk mengetahui sumber perdarahan dengan melakukan pengamatan langsung diikuti tindakan biopsi, sikatan dan bilasan bronkus pada tempat yang selektif. 1-3 Indikasi yang kedua ialah indikasi terapeutik dengan karakteristik pengeluaran benda asing, evakuasi akumulasi sekret bronkus/mukus plug (bronkial toilet), aspirasi, abses, terapi kanker dengan laser dan penanganan batuk darah masif. Indikasi yang ketiga yaitu pada keadaan persiapan operasi bedah toraks (prabedah), misalnya pada kasus menentukan tinggi lokasi benda asing pada trakea. Indikasi bronkoskopi pada keadaan khusus, yaitu pada keadaan paralisis nervus recurens/ diafragma, serak yang belum jelas penyebabnya, mengi lokal, cedera inhalasi akut, pada keadaan tertentu menilai letak ujung trakea pada pasien dengan ventilasi mekanis. 1-3 Secara umum, kontraindikasi absolut bronkoskopi tidak ada dan sangat tergantung pada keterampilan operator dan teknik yang digunakan, tetapi untuk kontraindikasi relatif antara lain adalah gangguan fungsi / jantung yang berat, keadaan umum yang berat/jelek baik karena demam atau penyebab lain, terjadi hipoksemia sedang, (PO 2 < 60 mmhg), keadaan aritmia dan penderita tidak kooperatif. 1 Bronkoskopi serat optik dilengkapi kamera mini pada ujung alatnya sehingga dapat melihat saluran napas secara langsung mulai dari rongga mulut sampai percabangan bronkus. Visualisasi dapat diabadikan berupa gambar atau rekaman yang disebut sebagai bronkoskopi. 4 Persiapan yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan bronkoskopi adalah informasi secara lisan dan tertulis pada pasien, informed consent, pemeriksaan darah lengkap, uji waktu pembekuan dan uji waktu pendarahan, elektrokardiografi (EKG) jika ada riwayat penyakit jantung atau, antibiotik profilaksis (jika ada asplenia, protesis katup jantung, ada bising jantung, dan riwayat endokarditis heart valve prosthesis), spirometri, pertimbangan pemberian bronkodilator pada saluran napas yang labil. 1,2 Bronkoskopi juga dapat menjadi prosedur alternatif untuk membantu penegakan diag nosis lebih dini serta dapat menghasilkan kon firmasi sitologi/histopatologi. 5 METODE Penelitian ini dilakukan secara deskriptif retrospek tif pada 219 penderita yang dilakukan pemeriksaan BSOL. Data dikumpulkan dari catatan medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta mulai 1 Oktober Oktober Bronkoskopi serat optik lentur yang digunakan ada 2 jenis, yaitu Olympus tipe BFTE2 dipakai pada kasus elektif di kamar bedah dan Pentax FB15BS digunakan pada penderita yang tidak memungkinkan bronkoskopi dilakukan di kamar bedah dan sebagai bronkoskop cadangan jika tipe pertama tidak bisa digunakan. Tindakan dilakukan oleh dokter yang kompeten, evaluasi dilakukan mulai dari rongga mulut sampai dengan percabangan bronkus utama kanan dan kiri. Prosedur yang dapat dikerjakan meliputi bilasan dan atau sikatan bronkus pada penderita yang dicurigai keganasan, biopsi, pengambilan bahan untuk pemeriksaan mikroorganisme pada penderita infeksi, identifikasi dan menghentikan sumber per darahan, evakuasi benda asing saluran napas. Sika tan bronkus dilakukan dengan cara menyikat sebanyak 2 kali atau lebih pada daerah yang dicurigai. Kemudian material hasil sikatan bronkus disebarkan pada object glass. Bilasan bronkus dilakukan dengan menyemprotkan ml NaCl 0,9% pada daerah yang dicurigai kemu dian cairan diaspirasi kembali pada ujung percabangan bronkus, dilakukan sebanyak 2 kali atau 123
3 lebih, hasil aspirasi ditampung dalam botol penampung. Fiksasi menggunakan alkohol 95%, selanjutnya sediaan dievaluasi dokter spesialis patologi anatomi. HASIL Pemeriksaan bronkoskopi dilakukan selama periode 1 Oktober 2012 sampai 31 Oktober 2013 pada 219 penderita yang terdiri dari laki-laki 142 penderita (64,84%) dan perempuan 77 penderita (35,16%). Diagnosis awal yang mendasari dilakukan pemeriksaan bronkoskopi pada tahun 2013 adalah tumor 100 penderita (45,66%), tumor mediastinum 27 penderita (12,33%), efusi pleura curiga ganas 45 penderita (20,55%), atelektasis 7 penderita (3,20%), batuk darah 7 pen derita (3,20%), pneumotoraks 9 penderita (4,11%), curiga tuberkulosis (TB) endobronkial 3 penderita (1,37%), benda asing saluran napas 1 penderita (0,46%), abses 4 penderita (1,83%), metastasis di 10 penderita (4,57%), bullous disease 1 penderita (0,46%), limfadenopati koli 1 penderita (0,46%), suspek ruptur esofagus 1 penderita (0,46%) dan empiema 3 penderita (1,37%). Hasil pemeriksaan bronkoskopi tahun 2013, kelainan yang paling banyak ditemukan adalah gambaran stenosis kompresi masing-masing pada penderita dengan diagnosis awal tumor 27 penderita (12,33%), tumor mediastinum 13 penderita (5,94%), efusi pleura curiga ganas 19 penderita (8,68%). Gambaran anatomis saluran napas normal penderita dengan diagnosis awal tumor pada tahun 2013 mencapai 35 penderita (15,98%). Tindakan paling banyak melalui bronkoskopi pada tahun 2013 yang dilakukan pada penderita dengan diagnosis awal tumor, yaitu bilasan bronkus 81 penderita (36,99%), tumor mediastinum, bilasan bronkus 24 penderita (10,96%), efusi pleura curiga ganas, bilasan bronkus 36 penderita (16,44%). Hasil sitologi kanker yang ditemukan melalui tindakan bronkoskopi pada tahun 2013 adalah 3 kasus, yaitu adenokarsinoma 1 kasus, karsinoma epidermoid 1 kasus, dan sel ganas kesan kanker jenis karsinoma bukan sel kecil kasus. Tidak ditemukan sitologi kanker jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) melalui tindakan bronkoskopi selama 1 tahun tersebut. Tabel 1. Distribusi umur dan jenis kelamin penderita yang dilakukan BSOL tahun Umur (tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan <20 tahun tahun tahun tahun > 80 tahun Persentase 64,84% 35,16% 100% Tabel 2. Karakteristik penderita berdasar diagnosis awal dan umur yang dilakukan pemeriksaan BSOL Umur (tahun) Efusi pleura mediastinum curiga ganas Atelektasis Batuk darah Benda asing saluran napas Abses Pneumothoraks Curiga TB endobronkial Metastasis di Bullous disease Susp Limfadenopati ruptur esofagus koli Empiema < > % 45,66 12,33 20,55 3,20 3,20 4,11 1,37 0,46 1,83 4,57 0,46 0,46 0,46 1, Laki-laki % 30,59 8,22 10,96 2,28 2,28 3,65 1,37 0,46 0,46 2,28 0,46 0,46 0,46 0,91 64,84 Perempuan % 15,07 4,11 9,59 0,91 0,91 0,46 0,00 0,00 1,37 2,28 0,00 0,00 0,00 0,46 35,16 124
4 Tabel 3. Karakteristik penderita berdasar temuan kelainan saat dilakukan pemeriksaan BSOL Diagnosis Awal Stenosis Kompresi Stenosis Infiltratif Endobronkial Pendarahan Mukosa Retensi Sputum Normal 27 (12,33%) 17 (7,76%) 8 (3,65%) 11 (5,02%) 2 (0,91%) 35 (15,98%) 100 (45,66%) mediastinum 13 (5,94%) 4 (1,83%) 3 (1,37%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 5 (2,28% 27 (12,33%) Efusi pleura curiga ganas 19 (8,68%) 7 (3,20%) 3 (1,37%) 4 (1,83%) 0 (0,00%) 12 (5,48%) 45 (20,55%) Atelektasis 1 (0,46%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 2 (0,91%) 7 (3,20%) Batuk darah 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 6 (2,74%) 7 (3,20%) Pneumothoraks 3 (1,37%) 0 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 6 (2,74%) 9 (4,11%) Curiga TB endobronkial 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 3 (1,37%) Benda asing saluran napas 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) Abses 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 4 (1,83%) Metastasis di 3 (1,37%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 6 (2,74%) 10 (4,57%) Bullous disease 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Limfadenopati koli 0 (0,00%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Suspek ruptur esofagus 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Empiema 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 2 (0,91%) 3 (1,37%) 70 (31,96%) 30 (13,70%) 16 (7,31%) 21 (9,59%) 4 (1,83%) 78 (35,62%) 219 (100%) Tabel 4. Distribusi tidakan berdasarkan temuan kelainan hasil bronkoskopi Diagnosa Awal Bilasan Sikatan Biopsi Bronkial Toilet Identifikasi & atasi pendarahan 81 (36,99%) 13 (5,94%) 2 (0,91%) 2 (0,91%) 2 (0,91%) 100 (45,66%) mediastinum 24 (10,96%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 27 (12,33%) Efusi pleura curiga ganas 36 (16,44%) 9 (4,11%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 45 (20,55%) Atelektasis 5 (2,28%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 7 (3,20%) Batuk darah 6 (2,74%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 7 (3,20%) Pneumothoraks 9 (4,11%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 9 (4,11%) Curiga TB endobronkial 3 (1,37%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 3 (1,37%) Benda asing saluran napas 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Abses 4 (1,83%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 4 (1,83%) Metastasis di 9 (4,11%) 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 10 (4,57%) Bullous disease 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Limfadenopati koli 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Suspek ruptur esofagus 1 (0,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (0,46%) Empiema 3 (1,37%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 3 (1,37%) 184 (84,02%) 25 (11,42%) 4 (1,83%) 4 (1,83%) 2 (0,91%) 219 (100%) PEMBAHASAN Penelitian ini menggambarkan karakteristik penderita yang menjalani pemeriksaan BSOL di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta selama tahun Terlihat pada tahun tersebut pemeriksaan bronkoskopi frekuensi paling banyak dilakukan pada kelompok usia tahun dominansi jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan kasus yang diindikasikan untuk dilakukan pemeriksaan bronkoskopi merupakan kasus dengan diagnosis awal adalah tumor dan efusi pleura curiga ganas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang mend apatkan insidensi terbanyak tumor adalah pada usia tua dan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki. Stenosis kompresi merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada kasus dengan diagnosis awal tumor sebanyak 12,33% sedangkan stenosis infiltratif sebanyak 7,76%. Hal itu menggambarkan bahwa pada tahun tersebut sebagian besar kasus dengan diagnosis awal tumor merupakan tumor yang kemungkinan belum/tidak berinfiltrasi ke saluran napas sepanjang bisa dijangkau oleh pipa bronkoskop. Bilasan bronkus dan sikatan bronkus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan di tahun 2013 pada kasus dengan diagnosis awal tumor. Bilasan 125
5 Tabel 5. Hasil Pemeriksaan sitologi berdasar tindakan bronkoskopi. Diagnosa Awal Cara pengambilan sampel KPKBSK KPKSK Paru Bilasan 81 2 (2,47%) 0 (n = 100) Sikatan 13 1 (7,69%) 0 Biopsi Bronkial toilet Identifikasi atasi pendarahan Mediastinum Bilasan (n = 27) Sikatan Biopsi Bronkial toilet Identifikasi atasi pendarahan Efusi Pleura Curiga Ganas Bilasan (n = 45) Sikatan Biopsi Bronkial toilet Identifikasi atasi pendarahan (1,74%) 0 bronkus paling banyak dilakukan sebanyak 36,99% karena berdasar penilaian pemeriksaan bronkoskopi kelainan paling banyak ditemukan adalah stenosis kompresi sedangkan sikatan bronkus dilakukan pada kasus yang dijumpai stenosis infiltrasi saja. KESIMPULAN Pemeriksaan BSOL lebih banyak dilakukan pada laki-laki (64,84%) dengan umur tahun. Diagnosis awal pemeriksaan bronkoskopi terbanyak adalah tumor (45,60%). Gambaran abnormal yang paling banyak ditemukan adalah stenosis kompresi (31,96%). Tindakan paling banyak dilakukan melalui bronkoskopi adalah bilasan bronkus (81,02%). Gambaran histologi terbanyak adalah KPKBSK dan ditemukan lebih banyak pada tindakan sikatan bronkus (7,69%). DAFTAR PUSTAKA 1. Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Syahrudin E. Diagnostik dan terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI Jakarta; p Shah PL. Flexible bronchoscopy. Medi cine. 2007; 36(3): Valipour A, Kreuzer A, Koller H, Koeslerr W, Burghuber OC. Bronchoscopy-guided topi cal hemos tatic tamponade therapy for the manage ment of life-threatening hemoptysis. Chest. 2005;127: American Thoracic Society. Patient information series. Fiberoptic bronchoscopy. Am J Respir Crit Care Med. 2004;169: Kamath AV, Chhajed PN. Role of bronchoscopy in early diagnosis of lung cancer. Indian J Chest Dis Allied Sci. 2006;48:
BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan kasus keganasan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).
Lebih terperinciABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014
ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak yang bercampur darah dan di batukkan dari saluran
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011- DESEMBER 2011 Christone Yehezkiel P, 2013 Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Pembimbing II :
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 Ida Ayu Komang Trisna Bulan, 2015 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA (K). Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009 31 DESEMBER 2010 Stevanus, 2011; Pembimbing I : dr. Hartini Tiono, M.Kes. Pembimbing II : dr. Sri Nadya J Saanin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal karena kanker paru.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG Dwirama Ivan Prakoso Rahmadi, 1110062 Pembimbing I : dr. Sri Nadya J Saanin, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK. Yusup Subagio Sutanto Eddy Surjanto, Suradi, A Farih Raharjo SMF Pulmonologi dan Ilmu kedokteran Respirasi RSUD Dr Moewardi/ FK UNS Surakarta
ABSTRAK Yusup Subagio Sutanto Eddy Surjanto, Suradi, A Farih Raharjo SMF Pulmonologi dan Ilmu kedokteran Respirasi RSUD Dr Moewardi/ FK UNS Surakarta Tuberkulosis paru sebagai penyebab tertinggi kasus
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 2 : Penjelasan Mengenai Penelitian PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN: SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN CEA CAIRAN PLEURA DALAM DIAGNOSIS EFUSI PLEURA GANAS KARENA KANKER PARU Bapak/Ibu/Saudara/I
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Akurasi Transbronchial Needle Aspiration dalam tindakan Bronkoskopi dengan dalam membantu menegakkan stadium kanker paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Jennifer Christy Kurniawan, 1210134 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,
Lebih terperinciMulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT
Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi *,
Lebih terperinciDiponegoro No. 1, Pekanbaru,
ANGKA KETAHANAN HIDUP SATU TAHUN PENDERITA KANKER PARU DI RUANG RAWAT INAP PARU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE MARET 2010 MARET 2011 Silvi Zuelmi 1), Adrianison 2), Wiwit Ade Fidiawati 3) ABSTRACT
Lebih terperinciKANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono
KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono ABSTRAK Insiden kanker paru meningkat di seluruh dunia,
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007
ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Paru Yang dimaksud dengan kanker paru adalah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma).
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE
KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE 2010-2012 Oleh : NATHANIA VICKI RIANA 100100066 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.
Lebih terperinciABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009
ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012
ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Christine Nathalia, 2015; Pembimbing : Dani, dr., M.Kes. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciTESIS IRENA LOLU PUTRIYA SINAGA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
PERBANDINGAN KETEPATAN ANTARA PEMERIKSAAN SITOLOGI SPUTUM INDUKSI NaCl 3% DENGAN SITOLOGI SPUTUM POST BRONKOSKOPI SECARA FIKSASI SACCOMANNO DALAM MEMBANTU PENEGAKAN DIAGNOSIS KANKER PARU TESIS Diajukan
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018
Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran /2018 Koordinator : dr. Sri Asriyani,Sp.Rad(K).,M.MedEd (Hp. 081242181094) Sekretaris : dr. Rafikah Rauf,Sp.Rad.,M.Kes
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015 Annisa Nurhidayati, 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : July Ivone, dr.,mkk.,m.pd.ked. : Triswaty
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012
ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 Ferdinand Dennis Kurniawan, 1210122 Pembimbing I : Dr.Jahja Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciGambaran CT-scan tumor paru di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Oktober 2014-September 2015
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Gambaran CT-scan tumor paru di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Oktober 2014-September 2015 1 Meidianty
Lebih terperinciABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes
ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA PROSTAT BERDASARKAN UMUR, KADAR PSA,DIAGNOSIS AWAL, DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RUMAH IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2009 Wilianto, 2010 Pembimbing I
Lebih terperinciLaporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder
Laporan Kasus Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Martin Leman, Zubaedah Thabrany, Yulino Amrie RS Paru Dr. M. Goenawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah kanker yang paling sering didiagnosis di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Data kasus baru kanker paru di Amerika Serikat
Lebih terperinciPROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI
PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI
Lebih terperinciDEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus
PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema
Lebih terperinciMODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciKarakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais
Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais 009-013 Characteristics and survival of lung cancer patients with malignant pleural effusion at Dharmais Hospital
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA YANG DILAKUKAN TINDAKAN BRONKOSKOPI SERAT OPTIK LENTUR DI INSTALASI DIAGNOSTIK TERPADU (IDT) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TESIS
PROFIL PENDERITA YANG DILAKUKAN TINDAKAN BRONKOSKOPI SERAT OPTIK LENTUR DI INSTALASI DIAGNOSTIK TERPADU (IDT) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik Dalam Program
Lebih terperinciPOLA KLINIS KANKER PARU DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI JULI 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
POLA KLINIS KANKER PARU DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI 2013- JULI 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana
Lebih terperinciBILASAN BRONKUS FIKSASI ALKOHOL DENGAN FIKSASI SACCOMANO UNTUK DIAGNOSIS KANKER PARU
PERBANDINGAN SENSITIVITI PEMERIKSAAN ANTARA SPUTUM INHALASI NaCl DAN BILASAN BRONKUS FIKSASI ALKOHOL DENGAN FIKSASI SACCOMANO UNTUK DIAGNOSIS KANKER PARU T E S I S JULI PURNOMO NIM : S6006001 PROGRAM PENDIDIKAN
Lebih terperinciSusunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Susunan Peneliti Peneliti a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring b. Pangkat/Gol/NIP : --------------- c. Jabatan Fungsional : ----- d. Fakultas : Kedokteran e. Perguruan Tinggi : Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN
ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013-2014 I Nyoman Surya Negara, 1210087 Pembimbing I : Dr. J. Teguh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.
ABSTRAK Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng dan menunjukkan gambaran morfologi yang sama dengan karsinoma sel skuamosa di bagian tubuh lain.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lapisan, yaitu pleura viseral dan pleura parietal. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pleura merupakan selapis membran jaringan fibrosa yang halus, basah dan semi transparan yang terdiri dari selapis epitel skuamosa. Pleura terdiri dari 2 lapisan, yaitu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.
Lebih terperinciRumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
MEMIKAT HATI PEGAWAI PAJAK DAN MEMBUATNYA MEMIMPIKANMU SELAMANYA Robert Mugabe Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Abstrak. Mycobaterium (M.) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia.
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kanker Paru Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. Tak ada satupun orang yang menginginkan dirinya mengalami sakit, apalagi ketika orang tersebut
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. pemeriksaan sitologi cairan pleura atau biopsi pleura. Kenyataannya sel ganas tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efusi Pleura Ganas Efusi pleura ganas adalah masalah klinis yang sering terjadi pada kasus kanker. (Antony VB; 2001) Efusi pleura ganas didefinisikan sebagai efusi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru merupakan keganasan kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan diagnosis penyakit pasien. Penegakkan diagnosis ini berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ICU atau Intensive Care Unit merupakan pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 Adindha, 2012; Pembimbing I : Laella K. Liana, dr., Sp. PA., M. Kes. Pembimbing II : Rimonta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Efusi pleura merupakan keadaan yang umum dijumpai pada kasus penyakit paru dan seringkali sulit untuk didiagnosa dan ditangani. (Lee YCG, 2013) Efusi pleura merupakan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1. LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN KELOMPOK (INFORMATION FOR CONSENT) Selamat pagi/siang Bapak/ Ibu/ Saudara/i. Nama saya dr. Dian Prastuty. PPDS Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2009 Renaldy, 2010 Pembimbing I :dr. Sri Nadya Saanin M.Kes Pembimbing II :dr. Evi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012). Mortalitas kanker ini tercatat sebesar 1.590.000 jiwa pada tahun 2012
Lebih terperinciUPDATE KNOWLEDGE IN RESPIROLOGY Pulmonologi Intervensi (1)
UPDATE KNOWLEDGE IN RESPIROLOGY Pulmonologi Intervensi (1) Eric Daniel Tenda 2, Ceva W.Pitoyo 2, Feisal Thufeilsyah 1, Zulkifli Amin 2 1 Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM 2 Divisi Respirologi dan
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas C Ruang KuliahGA. 301(Lantai 3) Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018
WAKTU KELAS C MG/HARI JAM Topik Narasumber Departemen Kuliah Pendahuluan Penjelasan Modul & Manual Koordinator/ Sekretaris Blok Radiologi Histologi Sistem Respirasi Dr.dr. Mirna Muis, Sp.Rad Histologi
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DENGAN KADAR ASAM URAT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
HUBUNGAN PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DENGAN KADAR ASAM URAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Ivan Setiawan G0010105 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciPatofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama
Patofisiologi Batuk Dr. Tjandra Yoga Aditama Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuk merupakan salah satu keluhan utama pada kelainan saluran pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk merupakan mekanisme refleks
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : KEDOKTERAN Kode : : RESPIRASI Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : dasar-dasar sistem respirasi manusia meliputi anatomi, histologi,
Lebih terperinciPenentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli Dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Penentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli Dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Ida Bagus Sila Wiweka, Adria Rusli, Titi Sundari, Stevanus,
Lebih terperinciCHEST TUBE. b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan, udara atau gas dari rongga dada
CHEST TUBE a. Definisi Tindakan invasif dengan cara memasukkan selang atau tube kedalam rongga toraks dengan menembus muskulus intercostalis b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan,
Lebih terperinciDEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN
DEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN 1 Penyakit pernapasan salah satu masalah kesehatan dunia menyumbang angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi menyerang semua golongan
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Oleh : OCTY JEN CAMILA K 100 080 040 FAKULTAS
Lebih terperinciDika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati
Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur
Lebih terperinciKARAKTERISTIK HASIL UJI BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN YANG DICURIGAI MENDERITA TUBERKULOSIS (TB) DI RSU SURYA HUSADHA TAHUN 2013 ABSTRAK
KARAKTERISTIK HASIL UJI BAKTERI TAHAN ASAM (BTA) PADA PASIEN YANG DICURIGAI MENDERITA TUBERKULOSIS (TB) DI RSU SURYA HUSADHA TAHUN 213 Intan Astariani 1, I Wayan Putu Sutirta Yasa 2, A.A. Wiradewi Lestari
Lebih terperinciDefinisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.
Mesothelioma Pendahuluan Mesothelioma berhubungan erat dengan paparan asbes. Mesothelioma merupakan kasus yang jarang. Individu yg mempunyai riwayat paparan dengan asbes mempunyai resiko lebih besar menderita
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Ervina, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone, MKK, Mpd Ked Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin M.Kes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat. Data GLOBOCAN, International Agency for Research on
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumor Paru Sekunder 2.1.1 Definisi Tumor Paru Sekunder Tumor paru adalah suatu kondisi abnormal yang terjadi pada tubuh akibat terbentuknya suatu lesi atau benjolan pada tubuh,
Lebih terperinciEddy Surjanto, Yusup S Sutanto, Reviono, Yudi Prasetyo, Suradi
THE RELATIONSHIP BETWEEN UNDERLYING DISEASE OF RESPIRATORY FAILURE WITH THE TREATMENT S OUTCOME ON HOSPITALIZED PATIENTS IN Dr. MOEWARDI HOSPITAL SURAKARTA 2009 Eddy Surjanto, Yusup S Sutanto, Reviono,
Lebih terperinciTUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang
TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah penyakit keganasan yang berasal dari sel epitel saluran napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari organ lain (tumor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007
ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007 Yanuarita Dwi Puspasari, 2009. Pembimbing I : July Ivone, dr., MS Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,
Lebih terperinciHUBUNGAN JUMLAH VOLUME DRAINASE WATER SEALED DRAINAGE DENGAN KEJADIAN UDEMA PULMONUM RE- EKSPANSI PADA PASIEN EFUSI PLEURA MASIF
HUBUNGAN JUMLAH VOLUME DRAINASE WATER SEALED DRAINAGE DENGAN KEJADIAN UDEMA PULMONUM RE- EKSPANSI PADA PASIEN EFUSI PLEURA MASIF LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Karsinoma rongga mulut merupakan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat kanker terus meningkat
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015
ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015 Laurentia Cindy Gani Wijaya, 1310129, Pembimbing I : Roro Wahyudianingsih, dr., SpPA. Pembimbing II
Lebih terperinciABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010
ABSTRACT CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY 2010-31 DECEMBER 2010 Fadhli Firman Fauzi, 2012 Tutor I : dr. Rimonta Gunanegara, Sp.OG Tutor II : dr. Sri
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.
HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciThe Positive Result Of Cytology Brushing At Flexible Fiberoptic Bronchoscopy Compared with Transthoracic Needle Aspiration in Central Lung Tumor
The Positive Result Of Cytology Brushing At Flexible Fiberoptic Bronchoscopy Compared with Transthoracic Needle Aspiration in Central Lung Tumor Titis Dewi Wahyuni*, Boedi Swidarmoko*, Rita Rogayah*, Heriawati
Lebih terperinciABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ)
ABSTRAK PENILAIAN KUALITAS HIDUP PASIEN PPOK RAWAT JALAN DENGAN METODE SAINT GEORGE S RESPIRATORY QUESTIONNAIRE (SGRQ) Felicia S., 2010, Pembimbing I : J. Teguh Widjaja, dr., SpP., FCCP. Pembimbing II
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciKANKER PARU. MEILINA Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P
KANKER PARU MEILINA 02-086 Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P DEFINISI KANKER PARU Semua penyakit keganasan di paru, mencakup baik yang berasal dari paru sendiri maupun dari luar paru Kanker paru primer
Lebih terperinciSuradi, Dian Utami W, Jatu Aviani
KEDARURATAN ASMA DAN PPOK Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta WORKSHOP PIR 2017 PENDAHULUAN PPOK --> penyebab utama mortalitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan
Lebih terperinciABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA
ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA Siti A. Sarah M, 2011. Pembimbing I : dr.jahja Teguh Widjaja,Sp.P.,FCCP Pembimbing II: dr.sijani
Lebih terperinci1 Dewi Risnawati 2 Ramli Haji Ali 2 Vonny Tubagus.
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN FOTO TORAKS PADA PASIEN BARU YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN TORAKS FOTO DI BAGIAN/SMF RADIOLOGI BLU RSUP PROF. DR. R.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN TUBERKULOSIS EKSTRA PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN TUBERKULOSIS EKSTRA PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013 Riana Setiawati H, 2015; Pembimbing I : Dr.Hana Ratnawati, dr.,m.kes., PA(K) Pembimbing II: July Ivone, dr.,m.k.k.,mpd.ked.
Lebih terperinciGambaran Kejadian Hemoptisis pada Pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 2011 Desember 2012
397 Artikel Penelitian Gambaran Kejadian Hemoptisis pada Pasien di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari 20 Desember 202 Intan Irfa, Irvan Medison 2, Detty Iryani 3 Abstrak Hemoptisis
Lebih terperinciKANKER PARU. R.M. Ridho Hidayatulloh dr. Rizki Drajat, Sp.P
KANKER PARU R.M. Ridho Hidayatulloh 1102011215 dr. Rizki Drajat, Sp.P Definisi Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai
Lebih terperinciMETODOLOGI DAN SAMPEL PENELITIAN
A Retrospective Study : Clinical and Diagnostic Characteristics in Advanced Stage of Lung Cancer Patients with Pleural Effussion in Persahabatan Hospital 2004 2007 Elisna Syahruddin, Avissena D Pratama,
Lebih terperinci