Geometri Façade Bola to sama Arsitektur Bugis (Studi kasus: daerah pantai, dan daerah pegunungan Suku Bugis Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Geometri Façade Bola to sama Arsitektur Bugis (Studi kasus: daerah pantai, dan daerah pegunungan Suku Bugis Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan)"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Geometri Façade Bola to sama Arsitektur Bugis (Studi kasus: daerah pantai, dan daerah pegunungan Suku Bugis Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan) Mohammad Mochsen Sir Labo, Teori, Sejarah Arsitektur dan Lingkung Perilaku, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Abstrak Façade arsitektur menghadirkan dua sisi. Pertama, penyusun unsur-unsur façade dan kedua penstrukturan geometri façade. Penelitian dilakukan pada bola to sama arsitektur Bugis Luwu (pantai dan pegunungan). Metode konfigurasi bertujuan untuk menyusun unsur-unsur façade. Metode kritik deskriptif digunakan dalam pengkajian terhadap setiap studi kasus. Bola to sama (rumah rakyat biasa) berbentuk rumah panggung, tersusun atas tiga bagian (awa bolaale bola dan rakkeang) Hasil penelitian Penyusunan façade bola to sama menghadirkan dua façade yang berbeda. Komposisi geometri façade terhadap elemen vertikal dan elemen horisontal pada bagian ale bola merupakan penggabungan kedua elemen secara harmonis dan tidak terdapat elemen yang dominan. Pada rakeang terdapat elemen horisontal yang dominan dan pada awa bola elemen vertikal lebih domi-nan. Perbedaan konfigurasi terdapat pada: adanya dinding lego-lego pada façade Bugis pantai tetapi tidak dimiliki oleh Bugis daerah pegunungan. Façade Bugis pegunungan tidak memiliki lego-lego tetapi memiliki tiang sosoran atap penaungan tangga yang tidak dimiliki pada Bugis pantai. Kata Kunci: Arsitektur Bugis (Bola to Sama), Façade arsitektur, Geometri Pendahuluan Arsitektur tradisional merupakan cerminan sosial dan kehidupan masyarakat suatu daerah, meliputi bentuk arsitektur yang tumbuh dari masyarakat suatu komoditas tertentu. Foster (1989) 1 mengatakan, bahwa arsitektur suatu komoditas masyarakat lebih merupakan cerminan kehidupan bersama. Terkait pada tempat dan waktu tertentu yang hasil akhirnya merupakan suatu bentuk (arsitektur). Geometri Arsitektur Bugis dalam kajian ilmu morfologi dimaksudkan untuk mengeksplorasi sebuah keteraturan bentuk dan susunan arsitektur Bugis. Diharapkan hasil pengkajian ini berupa bentuk dan susunan arsitektur Bugis yang didapatkan dipergunakan sebagai sebuah rekomendasi acuan untuk pengembangan bentuk arsitektur Bugis. Steadman (1983) 2 menyebutkan bahwa istilah Morphology menyinggung ide asli dari Goethe, yaitu secara umum disebut sebagai science of possible forms. Ini berarti bahwa morphology merupakan ilmu pengetahuan tentang bentukbentuk yang mencakup bentuk di alam, bentukbentuk di dalam ilmu seni dan terutama bentukbentuk arsitektur. Keberadaan suatu bentuk menurut ketertiban geometrinya, berarti bahwa elemen-elemen geometrinya akan menentukan suatu bentuk, begitu juga kondisi-kondisi pertemuan elemen-elemennya. Steadman lebih lanjut menyebutkan bahwa penelitian mengenai morfologi arsitektur merupakan pengkajian yang mengikuti analogi sebagai bahasa, pengkajian studi arsitektur sesuai dengan keterlibatan suatu bahasa, dan hal ini merupakan ilmu pengetahuan tentang arsitektur. Oleh karena itu dimungkinkan studi/penelitian yang dilakukan adalah berusaha untuk menyusun geometri bentuk dan susunan arsitektur Bugis melalui morfologi arsitektur. Pengkajian bentuk secara morfologi oleh Steadman dijelaskan dan dibatasi pengkajian morfologi arsitektur dengan melakukan studi penelitian pada pengkajian geometrinya. Metode Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode penyandingan dari analisa data yang diperoleh dari lapangan. Kemudian dilakukan penganalisaan berdasarkan metoda konfi- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 033

2 Geometri Façade Bola to sama Artsitektur Bugis gurasi pada tiap daerah kajian. Hasil dari penganalisaan yang didasarkan atas metode tersebut kemudian disandingkan dan dibandingkan antara dengan menggunakan metode kritik deskriptif sebagai mana dilakukan oleh Attoe (1987) 3 bertujuan memperoleh kebedaan dan kesamaan pada setiap daerah kajian terhadap setiap teori yang dipergunakan. Metode kritik deskriptif digunakan pada kajian pemahaman geometri façade bola to sama suku Bugis untuk dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya geometri façade bola to sama suku Bugis. Tujuan penggunaan Metode kritik deskriptif dengan menggunakan langkah-langkah sebagai sebuah metode ilmiah diharapkan akan memperoleh pengetahuan baru tentang apa dan bagaimana sebenarnya geometri façade bola to sama suku Bugis. Kepustakaan Rumah orang Bugis terlihat dari façade mencerminkan tingkatan status sosial penghuninya. Penelitian ini mengkhususkan pengkajian rumah rakyat (bola to sama ), memiliki timpalaja bola tidak bersusun atau maksimal bersusun dua. Penetapan tidak bersusun maupun bersusun dua adalah merupakan patokan pemilihan bangunan dari rumah-rumah yang dijadikan studi Gambar 1. rumah bola to sama suku Bugis kasus. Dalam penjelasan penelitian yang dilakukakn oleh Mattulada 4 terbagi secara strata menjadi tiga bagian (Salassa rumah raja, saopiti dan bola to sama) dan demikian pula dengan ruang rumah Bugis terdiri atas tiga bagian secara vertikal maupun horisontal. Senada dengan Mattulada dalam tesis Suharto Arvan (1999) 5 menjelaskan pembagian rumah secara vertikal sebagai berikut : 1. Rakkeang (ruang atas): Ruang ini dipandang sebagai ruang yang suci, memiliki fungsi yang menyiratkan hal-hal yang dihormati atau yang diagungkan, pada umumnya di fungsikan sebagai tempat penyimpanan I 038 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 hasil-hasil panen, benda-benda pusaka yang dikeramatkan, tempat memingit anak gadis bila ada upacara khusus, tempat untuk upacara-upacara ritual. 2. Ale Bola (ruang tengah): Merupakan ruang aktifitas penghuni sehari-hari (bersosialisasi). 3. Awa bola (ruang bawah): tempat ternak, tempat penyimpanan alat-alat pekerjaan sehari-hari atau sebagai tempat beristirahat melepaskan lelah. Pengertian Façade seturut Krier (2001) 6 dipergunakan untuk memahami tampilan bentuk dari depan rumah suku Bugis. Façade yang dimaksud adalah bagian depan dari rumah yang menghadap jalan. Pemahaman façade seturut Rob Krier dipergunakan untuk melihat dan mengidentifikasi rumah Bugis. Geometri Façade Arsitektur Bugis Rumah bagi orang Bugis adalah pemahaman dari pembagian alam semesta. Alam semesta sebagai mikro-kosmo bagi suku Bugis dipahami menjadi tiga bagian (dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah). Perwujudan rumah suku Bugis sebagi sebuah rumah panggung, dibagi juga menjadi tiga bagian (Rakkeang, Ale bola dan Awa Bola). Seperti yang dikemukakan oleh Mattulada (1995) 4 tentang rumah orang Bugis sebagai suatu metafora pembagian dunia, Pembagian rumah suku Bugis tiga bagian yaitu atas (Rakkeang), tengah (Ale bola) dan bawah (Awa bola) sebagai sebuah bentuk geometri rumah Bugis, merupakan penjabaran jagat raya (makro-kosmos) dan rumah menurut orang Bugis merupakan mikro-kosmos alam semesta. Perbandingan makro-kosmos dan mikro-kosmos dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Botting Langik Alekawa Urik Liung Rumah sebagai mikrokosmos Jagat Raya sebagai makro-kosmos Rakkeang Ale bola Awa Bola Gambar 2. Penjabaran makro kosmos dan Pensejajaran makro dan mikro kosmos terhadap rumah suku Bugis, terlihat dari peman-

3 faatan dan pemahaman dari fungsi dan pemanfaatan ruang. Penjabaran makro-kosmos dalam rumah orang Bugis sebagi berikut : Botting Langik yang merupakan tempat para dewa-dewi atau orang yang suci dalam pandangan orang Bugis dijabarkan dalam penempatan ruang atas (rakkeang) sebagai tempat menyimpan benda-benda pusaka yang dianggap suci dan dapat memberikan ketenteraman. Alekawa atau dunia tengah merupakan sebuah tempat yang dihuni manusia untuk melakukan aktivitas di dunia, merupakan tempat untuk melangsungkan kegiatan aktivitas manusia didalam rumah. Urik Liung dunia bawah yang dalam mitos Lagligo merupakan tempat bagi roh-roh jahat, tempat ternak, tempat penyimpanan alat-alat pekerjaan sehari-hari. Komposisi Façade arsitektur menurut Krier terdiri dari dua sisi: pertama penyusunan dan kedua adalah penstrukturan terhadap elemenelemen façade. Metoda konfigurasi merupakan sebuah metoda untuk mengungkap keterkaitan/hubungan antara setiap unsur-unsur penyusun façade arsitektur Bugis. Keterkaitan dan perubahan geometri yang terjadi memungkinkan untuk menghasilkan bakuan arsitektur yang terdapat pada façade arsitektur Bugis. Dengan memperoleh bakuan geometri perubahan yang dihasilkan dari pensejajaran setiap geometri yang terdapat pada tiap daerah, dapat dilakukan penstrukturan façade arsitektur Bugis. Analisa dan Kajian Perubahan geometri yang terkait dengan tampilan façade arsitektur Bugis dibicarakan pada awal, memperlihatkan geometri yang terjadi serta perubahannya pada setiap bagian dari pembagian rumah suku Bugis (awa bola, ale bola dan rakkeang). Meskipun pembicaraan dan penelitian ini terkait dengan façade arsitektur seturut Krier (2001) 6 mengenai penghadiran façade melalui dua sisi yang selalu hadir dalam façade. Pada diskusi ini mencoba untuk melihat sebagai sebuah pembahasan yang berdiri sendiri dan merupakan pemahaman peneliti mengenai geometri yang terdapat pada façade arsitektur Bugis secara keseluruhan. Mohammad Mochsen Sir Geometri Façade bola to sama Arsitektur Bugis Pantai Apa yang telah di paparkan terhadap bentuk dan unsur-unsur yang terdapat pada façade arsitektur Bugis pantai, akan memberikan pemahaman tentang bentuk dan unsur-unsur geometri yang menyusun façade arsitektur Bugis pantai. Apa yang di sajikan merupakan geometri yang dapat dijadikan patokan terhadap pengkajian yang akan dilaksanakan selanjutnya. Geometri dasar di peroleh dari kesamaan yang terdapat pada setiap studi kasus. Geometri dasar setiap bagian (rakkeang, ale bola, dan awa bola) pada façade Bugis pantai dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 3. Bola to sama Bugis Pantai Setiap bagian pada façade rumah Bugis dapat dilihat sebagi bagian yang dapat berdiri sendiri. Dengan demikian setiap bagian memiliki kesempatan yang sama untuk digabungkan dengan bagian lainnya. Penggabungan ini dilakukan untuk memperkaya tampilan façade arsitektur Bugis. Penggabungan dilakukan tetap memperlihatkan penstrukturan façade yang jelas terhadap façade arsitektur Bugis sebagai sebuah bangunan rumah berbentuk panggung. Rumah panggung secara penstrukturan memiliki geometri tiang-tiang dan balok sebagai penopang rumah pada bagian awa bola, dinding bangunan rumah dalam wujud geometri bidang persegi dan tiang-tiang serta bidang persegi untuk dinding lego-lego pada ale bola dan geometri segitiga untuk bagian penutup rumah pada rakkeang. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 037

4 Geometri Façade Bola to sama Artsitektur Bugis Timpalaja % Atap%lego3lego% Lisplank%atap% rumah% Lisplank%sosoran % atap % Rakkean g% Timpalaja terdapat pada bagian atap. Geometri dari timpalaja adalah segi tiga. Timpalaja yang bersusun dua memiliki dua buah geometri. Geometri pertama adalah bentuk persegi panjang yang kedua sisinya membentuk sudut lancip mengikuti sudut dari segi tiga, geometri ini terletak pada bagian atas dari sosoran atap. Geometri kedua adalah segi tiga yang terletak pada bagian atas dari timpalaja pertama. Ale%bola% Dinding%rumah% Pattodo%riawa% Tangga% Pembatas%lego3 lego% Tiang% penopang% Awa%Bola% Gambar 4. Geometri Bola to sama Bugis Façade geometri Bugis pantai dari penggabungan ketiga bagian (rakkeang, ale bola dan awa bola) terhadap penghadiran elemen horisontal dan elemen vertikal secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut: Façade terdiri dari tiga geometri yang dominan yaitu: 1. Geometri segi tiga pada bagian rakkeang 2. Geometri persegi panjang dan tiang/garis pada bagian ale bola. 3. Geometri garis/tiang dan garis/balok pada bagian awa bola. Susunan façade geometri Bugis pantai disusun secara berurutan dimulai dari bagian awa bola hingga bagian rakkeang. Geometri garis/tiang pada bagian awa bola akan menopang geometri persegi panjang pada dinding penghalang legolego dan dinding rumah. Dinding lego-lego merupakan geometri persegi panjang yang terbentuk dari geometri garis/tiang pada tiang sosoran atap dan persegi panjang pada dinding penghalang lego-lego, terletak pada bagian depan. Geometri dinding badan rumah adalah geometri persegi panjang. Dinding badan rumah terdiri dari dinding rumah dengan geometri persegi panjang, pintu dengan geometri persegi panjang dan jendela dengan geometri persegi panjang. Pada bagian atas penghadiran atap sosoran penaungan lego-lego dengan geometri persegi pajang yang kedua sisinya membentuk sudut lancip. Diatas dari sosoran atap penaungan terdapat atap dengan geometri segi tiga. I 038 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Gambar 5. Pusat sumbu/aksen pada façade Bugis Komposisi pantai secara geometri dasar façade arsitektur Bugis pantai terlihat sebagai sebuah keseimbangan yang identik dan murni. Keseimbangan yang identik atau keseimbangan simetris membagi dua sisi sebagai sebuah bentuk yang sama. Geometri Façade bola to sama Arsitektur Bugis Pegunungan Façade arsitektur Bugis Pegunungan terdiri dari pembagian Rakkeang, Ale bola, dan Awa bola. Terdapat perbedaan pada Façade arsitektur Bugis pegunungan dengan Façade arsitektur Bugis pantai. Perbedaan terdapat pada Lego-lego yang berfunsi sebagai tempat untuk bersantai, ini terlihat pada façade arsitektur Bugis pantai tetapi pada façade arsitektur Bugis pengunungan tidak mengenal adanya bentukan lego-lego pada bagian depan rumah. Bentuk sosoran atap lego-lego berubah fungsi menjadi sosoran atap penaungan tangga. Gambar 6. Geometri Bola to sama Bugis

5 Façade arsitektur Bugis pegunungan bagian rakkeang menggunakan timpalaja tidak bersusun berbentuk segitiga. Lisplank berbentuk garis /balok terdapat pada bagian atap dan mengikuti bentuk atap. Atap pada façade arsitektur Bugis pegunungan tidak tertutup setelah pertemuan pada titik timpalaja, sosoran atap dengan atap- /lisplank, garis atap diteruskan sehingga terkesan terlepas. Sosoran atap penaungan tangga bagian rakkeang berbentuk bidang segi empat. Hadirnya bentuk ini menyebabkan dinding badan rumah pada ale bola menjadi terhalang. Pada bagian ale bola hanya terdapat dinding rumah tanpa lego-lego. Atap sosoran berbentuk persegi panjang yang ditopang oleh dua buah kolom (bagian awa bola). Bagian ale bola, bukaan pintu berbentuk bidang persegi panjang, dan merupakan bagian dari dinding badan rumah. Pada bagian awa bola terdiri dari empat buah tiang berbentuk tiang/garis sebagai penopang badan rumah, pattodo riawa berbentuk balok/garis yang menyatukan tiang-tiang penopang, tangga yang selalu diletakkan secara vertikal, sehingga terlihat adanya susunan anak tangga dengan bentuk tiang/garis dan balok /garis dan pada bagian kedua sisi dari tangga terdapat dua buah tiang yang fungsinya sebagai penopang atap sosoran penaungan tangga yang berbentuk tiang/garis. & Mohammad Mochsen Sir 1. Geometri segi tiga pada bagian rakkeang 2. Geometri persegi panjang badan ale bola dan terbagi dua karena adanya penaungan atap tangga berbentuk persegi panjang dan tiang/garis pada penopang penaungan atap tangga 3. Geometri garis/tiang dan garis/balok pada bagian awa bola. Geometri Façade arsitektur Bugis pegunungan secara visual memperlihatkan bentuk keseimbangan yang kuat. Pembagian terhadap geometri persegi panjang menjadi tiga petak dengan sendirinya memberikan penekanan pada bentuknya. Petak tengah menjadi aksen sehingga bentuk ini terlihat memiliki keseim-bangan yang kuat. Geometri atap penaungan tangga berfungsi sebagai aksen pada façade Bugis pegunungan dengan perletakan dan penghadiran tiang sosoran atap penaungan tangga. Keseimbangan dari geometri-geometri sederhana yang terdapat pada façade arsitektur Bugis pegunungan terlihat sebagai sebuah keseimbangan yang identik dan murni. Keseimbangan yang identik atau keseimbangan simetris. Timpalaja& Atap sosoran Atap sosoran Tiangpenopangatap sosoran Dinding Tiangpenopangatap sosoran Tiangpenopang rumah Lisplank & Gambar 7. Geometri Bola to sama Bugis Façade geometri Bugis pengunungan dari penggabungan ketiga bagian terhadap penghadiran elemen horisontal dan elemen vertikal secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut: Façade terdiri dari tiga geometri yang dominan yaitu: Bukaan Pattodo& riawa& Tangga Rakkean g& Ale&bola& Awa&Bola& Gambar 8. Geometri Bola to sama Bugis Kesimpulan Pembagian ketiga bagian (rakkeang, ale bola dan awa bola) yang terdapat pada rumah suku Bugis merupakan pemahaman kosmologi terhadap dunia (alam semesta). Arsitektur Bugis adalah rumah berbentuk panggung. Dilihat dari pembagian façade arsitektur Bugis melalui geometri Bugis pantai dan Bugis pegunungan terdapat kesamaan dan kebedan dari geometrinya. Kesamaan kedua daerah memiliki keseimbangan simetris yang identik secara geometris dan pada bagian awa bola yang terdiri dari geometri garis /tiang dan garis/balok. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 037

6 Geometri Façade Bola to sama Artsitektur Bugis Kebedaan terdapat pada bagian rakkeang pada façade Bugis pantai lebih variatif, pada bagian ale bola pada Pantai terdapat geometri lego-lego dan pada façade Bugis pengunungan tidak terdapat lego-lego. Penelitian ini hanya membahas kebedaan dan kesamaan dari geometri façade Arsitektur Bugis yang terletak pada dua daerah yang memiliki mata pencaharian yang berbeda. Daftar Pustaka Foster, Michael, 1989, The Principles of Architeture, New Burlington Books; Reprint edition Steadman, J (1983) Architectural Morphologi, Pion Limited. London. Attoe, Wayne (1987) Architecture and Critical Imagination, John Wiley & Sons. Chichester. Mattulada (1995) Latoa Suatu Lukisan Analitis terhadap Antropologi Politik Orang Bugis, Hassanuddin Press. Ujung Pandang Arvan, Suharto (1999) Karakteristik Pola Permukiman Suku Bajo-E di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, Tesis S2 UGM. Yogyakarta. Krier, Rob (2001) Komposisi Arsitektur, Airlangga. Indonesia I 038 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Masyarakat Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki ciri khas dan budaya yang unik. Rumah tinggal berbentuk panggung, aksara khusus, dan catatan kuno yang disebut lontaraq.

Lebih terperinci

NILAI KENUSANTARAAN ARSITEKTUR BOLA UGI MENURUT SANRO BOLA DI DUSUN KAJUARA KABUPATEN BONE

NILAI KENUSANTARAAN ARSITEKTUR BOLA UGI MENURUT SANRO BOLA DI DUSUN KAJUARA KABUPATEN BONE NILAI KENUSANTARAAN ARSITEKTUR BOLA UGI MENURUT SANRO BOLA DI DUSUN KAJUARA KABUPATEN BONE Hamka Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bendungan

Lebih terperinci

Oleh Dr. Hermayulis, Hernadewita, ST, MSi, Prof. Dr. Che Husna Azhari

Oleh Dr. Hermayulis, Hernadewita, ST, MSi, Prof. Dr. Che Husna Azhari KEARIFAN LOKAL PADA SENIBINA RUMAH DAN GUNA TANAH TAPAK PERUMAHAN PADA MASYARAKAT BUGIS SULAWESI SELATAN Oleh Dr. Hermayulis, Hernadewita, ST, MSi, Prof. Dr. Che Husna Azhari (ATMA UKM, UNIV. YARSI, STMI

Lebih terperinci

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang Nita Trias Pitasari 1 dan Abraham Mohammad Ridjal 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni 128 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis ini adalah mencakup tiga aspek yaitu Konsep kosmologis rumah bugis, beserta

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Tranformasi Ruang Awa bola Pada Rumah Tradisional Nelayan Di Pesisir Pantai Kabupaten Bone

Tranformasi Ruang Awa bola Pada Rumah Tradisional Nelayan Di Pesisir Pantai Kabupaten Bone TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tranformasi Ruang Awa bola Pada Rumah Tradisional Nelayan Di Pesisir Pantai Kabupaten Bone Syahriana Syam 1 (1), (1) Lab. Sejarah Dan Teori Arsitektur/Departemen Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng

Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng Pratiwi Mushar (1), Victor Sampebulu (1) tiwiarch19@gmail.com (1) Labo bahan, struktur dan kontruksi

Lebih terperinci

Tranformasi Ruang Awa Bola pada Rumah Tradisional Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Bone

Tranformasi Ruang Awa Bola pada Rumah Tradisional Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Bone TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tranformasi Ruang Awa Bola pada Rumah Tradisional Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Bone Syahriana Syam La Sejarah Dan Teori Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH OLEH : SANDRA REZITHA KEMALASARI Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Email: sandrarezitha@hotmail.com ABSTRAK Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Sri Aliah Ekawati Prodi Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

Telaah Wujud Kebudayaan Dalam Arsitektur Tradisional Makassar

Telaah Wujud Kebudayaan Dalam Arsitektur Tradisional Makassar SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Telaah Wujud Kebudayaan Dalam Arsitektur Tradisional Makassar Imriyanti (1), Shirly Wunas (2), Mimi Arifin (2), Idawarni J. Asmal (3) imrianti@gmail.com (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Perbandingan Karya Arsitek Wright dan Gehry lewat Nilai Aljabar dan Geometri

Perbandingan Karya Arsitek Wright dan Gehry lewat Nilai Aljabar dan Geometri Perbandingan Karya Arsitek Wright dan Gehry lewat Nilai Aljabar dan Geometri Author Jacqueline 13512074 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Setelah mendapatkan data yang mencukupi tentang sekolah ballet dan juga tarian, maka tahap berikutnya adalah menerapkan konsep guna menjawab permasalahan desain

Lebih terperinci

Karakteristik Arsitektur Rumah Bugis Tolotang di Amparita, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap)

Karakteristik Arsitektur Rumah Bugis Tolotang di Amparita, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Karakteristik Arsitektur Rumah Bugis Tolotang di Amparita, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) Andriani Jamaluddin (1), Afifah Harisah (1), Syahriana Syam (1) rhyasmartcommunity@gmail.com

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB III.1. TAMANSARI GAMBAR III.1. Umbul Winangun Tamansari dibangun pada tahun 1749, oleh sultan Hamengkubuwomo I (Pangeran Mangkubumi) kompiek ini merupakan

Lebih terperinci

14 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

14 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No 14 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292 TIPOLOGI RUANG RUMAH ABDI DALEM DI KAMPUNG KEMLAYAN SURAKARTA Oleh : Teddy Hartawan Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Nusa Tenggara Barat Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta

Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta Rinaldi Mirsyad (1), Sugiono Soetomo (2), Mussadun (3), Asnawi Manaf (3) rinaldi mirsyad_husain@yahoo.com

Lebih terperinci

Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo

Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 PENELITIAN Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo Dyan Agustin (1), Wiwik Dwi S (1) agustin.dy an@y ahoo.co.id (1) Lab Kaw asan dan Bangunan A rsitektur,

Lebih terperinci

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pasar Buah Kota Kendari) Weko Indira Romanti Aulia weko.indira@gmail.com Perencanaan dan Perancangan

Lebih terperinci

PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI

PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI Vijar Galax Putra Jagat P. 1), Murni Rachmawati 2), dan Bambang Soemardiono 3) 1) Architecture,

Lebih terperinci

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998).

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998). Membongkar Persepsi dalam Ruang melalui Ular Tangga dan Catur Ramadana Putra Dalam matematika kita telah belajar tentang titik, garis, bidang. Bidang merupakan sesuatu yang terdiri dari garis dan titik.

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (82-98)

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (82-98) INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (82-98) STUDI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DESAIN PADA MASJID NOOR BANJARMASIN Dahliani 1 Abstrak Komposisi bentuk tanpa keanekaragaman dapat menimbulkan kemonotonan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur

Lebih terperinci

PENDEKATAN METAFORA DAN TRANSFORMASI PADA PERANCANGAN PROYEK TERMINAL PENGEMBANGAN BANDARA HASANUDDIN - MAKASSAR

PENDEKATAN METAFORA DAN TRANSFORMASI PADA PERANCANGAN PROYEK TERMINAL PENGEMBANGAN BANDARA HASANUDDIN - MAKASSAR PENDEKATAN METAFORA DAN TRANSFORMASI PADA PERANCANGAN PROYEK TERMINAL PENGEMBANGAN BANDARA HASANUDDIN - MAKASSAR Erna 1 Abstract Hasanuddin Airport in Makassar has an important role as the gate of Eastern

Lebih terperinci

Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak

Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak Mohhamad Kusyanto (1), Debagus Nandang (1), Erlin Timor Tiningsih (2), Bambang Supriyadi (3), Gagoek Hardiman (3) (1)

Lebih terperinci

Penambahan Fungsi Ruang Kolong dan Pengaruhnya pada Penggunaan Material

Penambahan Fungsi Ruang Kolong dan Pengaruhnya pada Penggunaan Material TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Penambahan Fungsi Ruang Kolong dan Pengaruhnya pada Penggunaan Material Studi Kasus: Desa Nelayan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala,Jeneponto, Sulawesi Selatan Idawarni Asmal Dosen,

Lebih terperinci

Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan

Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan Setyo Nugroho, Husnul Hidayat Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya. Abstrak Rumah Ulu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kotagede adalah sebuah kota lama yang terletak di Yogyakarta bagian selatan yang secara administratif terletak di kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Sebagai kota

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

PERUBAHAN BENTUK HUNIAN SUKU BAJO AKIBAT PENGARUH INTERAKSI DENGAN SUKU BUGIS DI KABUPATEN BONE

PERUBAHAN BENTUK HUNIAN SUKU BAJO AKIBAT PENGARUH INTERAKSI DENGAN SUKU BUGIS DI KABUPATEN BONE PERUBAHAN BENTUK HUNIAN SUKU BAJO AKIBAT PENGARUH INTERAKSI DENGAN SUKU BUGIS DI KABUPATEN BONE J U M R A N 3208 201 807 6 April 2010 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Secara geografis, masyarakat nelayan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. bertumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. bertumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Tinjauan Arsitektur Bugis Arsitektur Tradisional adalah salah satu unsur kebudayaan yang bertumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku bangsa

Lebih terperinci

TRANSFORMASI FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR BUGIS-MAKASSAR DI PESISIR PANTAI BUTI MERAUKE

TRANSFORMASI FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR BUGIS-MAKASSAR DI PESISIR PANTAI BUTI MERAUKE TRANSFORMASI FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR BUGIS-MAKASSAR DI PESISIR PANTAI BUTI MERAUKE FUNCTION AND FORM TRANSFORMATION OF BUGINESE-MAKASSARESE ARCHITECTURE AT COASTAL AREA OF BUTI MERAUKE Atiza Nurhuzna

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR... FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN... i ii iii iii iii iii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MODEL TEKTONIKA ARSITEKTUR TONGKONAN TORAJA

MODEL TEKTONIKA ARSITEKTUR TONGKONAN TORAJA Model Tektonika Arsitektur Tongkonan Toraja (Mochsen Sir dkk.) MODEL TEKTONIKA ARSITEKTUR TONGKONAN TORAJA Mohammad Mochsen Sir 1, Shirly Wunas 2, Herman Parung 3, Jhon Patandu 3 Mahasiswa Program Doktor

Lebih terperinci

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Universitas Tanjungpura Mariyah Nurul Fikroh 1, Rinawati P. Handajani 2, Rr Haru Agus Razziati 3 1 Mahasiswa Bimbingan, Jurusan arsitektur/ Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA 3.1. Tata letak Perletakan candi Batujaya menunjukkan adanya indikasi berkelompok-cluster dan berkomposisi secara solid void. Komposisi solid ditunjukkan

Lebih terperinci

Bola Pakka : Arsitektur Tradisional Suku To Balo di Kabupaten

Bola Pakka : Arsitektur Tradisional Suku To Balo di Kabupaten TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Bola Pakka : Arsitektur Tradisional Suku To Balo di Kabupaten Barru Zulkarnain A. S. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Lebih terperinci

Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium

Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Persepsi Visual Audience pada Penataan Interior Auditorium Studi Kasus: Auditorium Prof. Mattulada Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin Yusaumi Ramadhanti Fitri Taufik, Riekje

Lebih terperinci

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional Agus S. Ekomadyo (1), Kustiani (2), Herjuno Aditya (3) (1) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

POLA PERMUKIMAN BUGIS DI KENDARI. Irma Nurjannah Program Studi Arsitektur Universitas Halu Uleo Kendari

POLA PERMUKIMAN BUGIS DI KENDARI. Irma Nurjannah Program Studi Arsitektur Universitas Halu Uleo Kendari Pola Permukiman Bugis di Kendari (Irma Nurjannah dan Anisa) POLA PERMUKIMAN BUGIS DI KENDARI Irma Nurjannah Program Studi Arsitektur Universitas Halu Uleo Kendari Anisa Jurusan Arsitektur Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

STRUKTUR RANGKA ATAP RUMAH TRADISIONAL SUMBA

STRUKTUR RANGKA ATAP RUMAH TRADISIONAL SUMBA ABSTRACT STRUKTUR RANGKA ATAP RUMAH TRADISIONAL SUMBA Esti Asih Nurdiah 1), Agus Dwi Hariyanto 2) 1) Program Studi Arsitektur, FTSP, Universitas Kristen Petra Surabaya estian@peter.petra.ac.id 2) Program

Lebih terperinci

Geometri: Kebebasan Ekspresi Keindahan

Geometri: Kebebasan Ekspresi Keindahan Geometri: Kebebasan Ekspresi Keindahan Novelisa Sondang D. Geometri menjadi salah satu ilmu matematika yang diterapkan dalam dunia arsitektur; juga merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

KOMPOSISI FASAD MASJID AL MUBAROK DI NGANJUK

KOMPOSISI FASAD MASJID AL MUBAROK DI NGANJUK KOMPOSISI FASAD MASJID AL MUBAROK DI NGANJUK Mohammad Bahrun Nidzom, Antariksa, Abraham M Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGARUH KOSMOLOGI PADA KEDATON KESULTANAN TERNATE

IDENTIFIKASI PENGARUH KOSMOLOGI PADA KEDATON KESULTANAN TERNATE IDENTIFIKASI PENGARUH KOSMOLOGI PADA KEDATON KESULTANAN TERNATE Hartati Kapita 1,Lisa Dwi Wulandari 2, Jenny Ernawati 3 Abstraksi Arsitektur merupakan simbol mikrokosmos dari alam semesta (makrokosmos)

Lebih terperinci

TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN PESISIR PANTAI PELABUHAN BAJOE KAB. BONE

TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN PESISIR PANTAI PELABUHAN BAJOE KAB. BONE Tipomorfologi Kawasan Permukiman Nelayan Pesisir Pantai Pelabuhan Bajoe Kab. Bone Hamka TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN PESISIR PANTAI PELABUHAN BAJOE KAB. BONE 1) Hamka 1) Dosen Prodi. Arsitektur

Lebih terperinci

ARSITEKTUR TRADISIONAL BUGIS MAKASSAR (Survei pada Atap Bangunan Kantor di Kota Makassar)

ARSITEKTUR TRADISIONAL BUGIS MAKASSAR (Survei pada Atap Bangunan Kantor di Kota Makassar) Arsitektur Tradisional Bugis Makassar ARSITEKTUR TRADISIONAL BUGIS MAKASSAR (Survei pada Atap Bangunan Kantor di Kota Makassar) Rahmansah Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

arsitektur.net 2009 vol. 3 no. 3 Membaca Proses Perancangan Calatrava melalui Geometri Kuwait Pavilion Tezza Nur Ghina

arsitektur.net 2009 vol. 3 no. 3 Membaca Proses Perancangan Calatrava melalui Geometri Kuwait Pavilion Tezza Nur Ghina Membaca Proses Perancangan Calatrava melalui Geometri Kuwait Pavilion Tezza Nur Ghina Santiago Calatrava adalah seorang arsitek sekaligus insinyur yang karya arsitekturnya terkenal melalui inovasi struktur

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia prasejarah maupun saat ini memerlukan tempat tinggal. Manusia prasejarah mencari dan membuat tempat untuk berlindung yang umumnya berpindah-pindah / nomaden

Lebih terperinci

MORFOLOGI BENTUK TAMPAK (Studi Kasus Huma Gantung Buntoi)

MORFOLOGI BENTUK TAMPAK (Studi Kasus Huma Gantung Buntoi) Volume 8 / No.1, Juli 2013 Jurnal Perspektif Arsitektur MORFOLOGI BENTUK TAMPAK (Studi Kasus Huma Gantung Buntoi) Ir. Syahrozi, MT 1 Abstrak Huma Gantung merupakan salah satu tipe rumah tradisional masyarakat

Lebih terperinci

Abstrak_ Perkembangan zaman saat ini menyebabkan pengaplikasian penggunaan bukaan pada

Abstrak_ Perkembangan zaman saat ini menyebabkan pengaplikasian penggunaan bukaan pada Volume 4, Nomor 2, 2017, hlm 107-120 p-issn: 2302 6073, e-issn: 2579-4809 Journal Home Page: http://journal.uin-alauddin.ac.id DOI: https://doi.org/10.24252/nature.v4i2a3 TIPOLOGI BUKAAN PADA RUMAH TRADISIONAL

Lebih terperinci

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN 1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN Gambar kerja tampak dan potongan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Potongan dan tampak bangunan belum dapat dipastikan jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sebagai kegiatan kreatif penciptaan karya sastra merupakan refleksi pandangan pengarang yang direpresentasikan

Lebih terperinci

Simbolisme dalam Arsitektur Vernakular Karampuang-Sinjai Sulawesi Selatan

Simbolisme dalam Arsitektur Vernakular Karampuang-Sinjai Sulawesi Selatan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Simbolisme dalam Arsitektur Vernakular Karampuang-Sinjai Sulawesi Selatan Abdul Mufti Radja, Ria Wikantari Laboratorium Teori, Sejarah dan Lingkungan Perilaku, Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat Erlina Laksmiani Wahjutami erlina.laksmiani@unmer.ac.id Sejarah, Kritik

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT

NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT Suryo Tri Harjanto Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Indonesia dikenal dengan negara banyak pulau. Masing-masing pulau memiliki

Lebih terperinci

Desain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar

Desain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 374 Desain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar Hermanto 1, Kusno 2, Ahmad Kamsyakawuni 2, 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian TRANSFORMASI ARSITEKTUR TRADISIONAL Transformasi adalah perubahan rupa atau bentuk, dengan menambah dan mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya. Prinsip transformasi

Lebih terperinci

TEORI ARSITEKTUR 1 CIRI VISUAL BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST.

TEORI ARSITEKTUR 1 CIRI VISUAL BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST. TEORI ARSITEKTUR 1 CIRI VISUAL BENTUK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS TEKNIK PRODI ARSITEKTUR JL. Ahmad Yani Pontianak 78124 telp. (0561) 740186. 736439 kotak pos 1049 dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara berfikir, lingkungan, kebiasaan, cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengetahuan Arsitektur Mesjid Mesjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kaum muslimin menurut arti yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.

Lebih terperinci

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo

Lebih terperinci

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan Sherly Asriany Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Khairun. Abstrak Kebudayaan membangun dalam arsitektur

Lebih terperinci

Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja

Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja Karakter Tektonika Rumah Tongkonan Toraja Andi Eka Oktawati 1, Wasilah Sahabuddin 2 1 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar 2 Dosen, Jurusan Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. EVALUASI BANGUNAN Yaitu, penelitian yang lebih formal berdasarkan lapangan penyelidikan analitis. Evaluasi bangunan bertujuan untuk mengatasi ketepatgunaan, kemanfaatan, perubahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur

Lebih terperinci

PEKERJAAN MASYARAKAT NELAYAN BAJOE TERHADAP PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TRADISIONAL BUGIS DI KELURAHAN BAJOE KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEKERJAAN MASYARAKAT NELAYAN BAJOE TERHADAP PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TRADISIONAL BUGIS DI KELURAHAN BAJOE KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PEKERJAAN MASYARAKAT NELAYAN BAJOE TERHADAP PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TRADISIONAL BUGIS DI KELURAHAN BAJOE KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN WORK COMMUNITY FISHERMAN TO CHANGE FUNCTION TRADISIONAL

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993)

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tana Toraja, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan tempat tinggal bagi suku aslinya yaitu Suku Toraja. Kabupaten yang seluruh daerahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro Cindy F. Tanrim, Mellisa Stefani Y, Cynthia K, Wenny Stefanie, Jessica Wijaya L Sejarah dan Teori Arsitektur/kota, Prodi Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Mengacu pada diskusi pada bab sebelumnya, dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Kesimpulan Pertama, Nilai-nilai sosio-kultural masyarakat Bugis secara umum tertuang

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

Struktur di Arsitektur Nusantara

Struktur di Arsitektur Nusantara TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Struktur di Arsitektur Nusantara Murtijas Sulistijowati Jurusan A rsitektur, F akultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nov ember Surabay a. Abstrak Arsitektur

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT Dewa Gde Agung Wibawa 1, Antariksa 2, Abraham M. Ridjal 2 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI MIKRO FENG SHUI ALIRAN BENTUK PADA INTERIOR RUMAH TOKO ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN MEDAN KOTA, MEDAN

KAJIAN APLIKASI MIKRO FENG SHUI ALIRAN BENTUK PADA INTERIOR RUMAH TOKO ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN MEDAN KOTA, MEDAN KAJIAN APLIKASI MIKRO FENG SHUI ALIRAN BENTUK PADA INTERIOR RUMAH TOKO ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN MEDAN KOTA, MEDAN Grace Mulyono 1, Josef Prijotomo dan Murni Rachmawati 2 1 Jurusan Desain Interior, Universitas

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Bentuk Dan Ruang Modul 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Bentuk Dan Ruang Modul 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Bentuk Dan Ruang Modul 7 Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Ruang dalam bentuk dibuat sebagai batasan

Lebih terperinci

ORGANISASI RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat

ORGANISASI RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat ORGANISASI RUANG Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. Organisasi Linier Suatu urutan dalam satu

Lebih terperinci

https://id.pinterest.com/pin/ /

https://id.pinterest.com/pin/ / https://id.pinterest.com/pin/460141286910090002/ Pengantar Arsitektur, tentang apa? Arsitektur tidak terlepas dari kebutuhan manusia akan wadah untuk memfasilitasi beragam aktivitasnya sehari-hari. Sejarah

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEMA ARSITEKTUR TRADISIONAL LOKAL TERHADAP TRANSFORMASI BENTUK DAN FUNGSI ARSITEKTUR DI PERKOTAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN

PEMANFAATAN TEMA ARSITEKTUR TRADISIONAL LOKAL TERHADAP TRANSFORMASI BENTUK DAN FUNGSI ARSITEKTUR DI PERKOTAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN PEMANFAATAN TEMA ARSITEKTUR TRADISIONAL LOKAL TERHADAP TRANSFORMASI BENTUK DAN FUNGSI ARSITEKTUR DI PERKOTAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN Andi Yusdy Dwiasta R Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang ada dalam diri seorang anak. Bakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

METAFORA DESAIN RUMAH TINGGAL DI KAWASAN WISATA PESISIR PANTAI TANJUNG BAYANG MAKASSAR

METAFORA DESAIN RUMAH TINGGAL DI KAWASAN WISATA PESISIR PANTAI TANJUNG BAYANG MAKASSAR PROS ID I NG 2 0 12 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK METAFORA DESAIN RUMAH TINGGAL DI KAWASAN WISATA PESISIR PANTAI TANJUNG BAYANG MAKASSAR Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl.

Lebih terperinci

Komposisi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan

Komposisi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan Komposisi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan Dian Novia Putri Wijayanti 1, Antariksa 2 dan Noviani Suryasari 3 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan PAUD dengan menggunakan tema geometri ini merupakan perancagan yang memberikan bentuk dan pengaruh pada proses belajar pada anak. Oleh karena itu adanya faktor penunjang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian

Lebih terperinci