TUGAS AKHIR. ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR. ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : FARIDA FAIQOH NIM : Jurusan : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Telekomunikasi Pembimbing : Ir. A.Y. Syauki, MBAT. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2007

2 LEMBAR PENGESAHAN ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP & BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 & S-OFDMA Disusun Oleh : Nama : FARIDA FAIQOH NIM : Program Studi : Teknik Elektro Peminatan : Teknik Telekomunikasi Menyetujui, Pembimbing Koordinator TA (Ir. A.Y. Syauki, MBAT) ( Ir. Yudhi Gunardi, MT ) Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro (Ir. Budiyanto Husodo, M.sc) iii

3 ABSTRAKSI ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi saat ini sangat pesat, hal tersebut seiring dengan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas yang tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah, memuaskan, dan mengejar efisiensi di semua aspek. Jaringan nirkabel (wireless) saat ini lebih populer dan terus dikembangkan karena memiliki beberapa keuntungan yaitu fleksibilitas, mobilitas, mudah dikembangkan, biaya lebih murah, dan memiliki pesat data yang tinggi. Standar dikembangkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers), yang disebut WirelessMAN, memberikan perspektif baru dalam mengakses internet dengan kecepatan tinggi tanpa tergantung pada jaringan kabel atau modem. Tahun 2002 terbentuk forum Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) yang mengacu pada standar dan bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. Teknologi WiMAX lebih murah dibandingkan dengan teknologi broadband lain seperti digital subscriber line (DSL) atau kabel modem. Aspek mobilitas berperan penting melihat kebutuhan dan karakteristik masyarakat saat ini. Untuk menganalisa aspek mobilitas dari WiMAX diambil standar a sebagai WiMAX koneksi tetap dan standar e sebagai WiMAX koneksi bergerak dengan faktor pendukung mode akses OFDM 256 dan S-OFDMA. Standar a memerlukan perangkat eksternal tambahan dan antena luar untuk dapat menangkap isyarat dari stasiun basis. Kondisi ini tentu sangat sulit bagi perangkat dengan standar a dapat bergerak sehingga koneksi yang dimaksudkan adalah koneksi tetap. Standar e hanya membutuhkan kartu jaringan pada peralatannya seperti pada laptop atau kartu yang sudah terintegrasi pada telepon selular. Kondisi ini tentu sangat memudahkan pengguna untuk bergerak aktif tanpa terbatasi oleh CPE. OFDM 256 dan S-OFDMA sangat mendukung WiMAX karena lebih efisien dalam penggunaan frekuensi, tanpa interferensi. Hal tersebut berpengaruh baik terhadap kondisi NLOS yang sangat diperlukan WiMAX diantaranya pada kedua standar yang digunakan yaitu standar a dan standar e. OFDM 256 digunakan pada standar a sebagai WiMAX koneksi tetap dan S-OFDMA digunakan pada standar e sebagai WiMAX koneksi bergerak. Dengan adanya standar ini diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah yang ada seperti last mile problem dan aspek mobilitas sebuah jaringan sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses internet nirkabel dengan memuaskan. iv

4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR ISTILAH... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Metodologi Penulisan Sistematika Penulisan... 3 BAB II DASAR TEORI Pendahuluan Pengertian WiMAX Standar IEEE (WiMAX) Jenis-jenis Standar IEEE Standar Standar a Standar b Standar c Standar d Standar e Mode Akses OFDM vii

5 2.6. Mode Akses S-OFDMA BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Teknologi WiMAX Prinsip Kerja Teknologi WiMAX Keuntungan WiMAX Implementasi Teknologi WiMAX Struktur Lapisan Lapisan Fisis (Physical Layer Lapisan Kontrol Akses Media (MAC Standar IEEE a (WiMAX Koneksi Tetap) Lapisan Fisis Spektrum Frekuensi Kondisi Kanal Modulasi Arsitektur Topologi Pesat Bit Lebar-bidang Kanal Radius Sel Standar IEEE e (WiMAX Koneksi Bergerak) Lapisan Fisis Spektrum Frekuensi Kondisi Kanal Arsitektur Topologi Modulasi Pesat Bit Lebar-bidang Kanal Radius Sel BAB IV ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 DAN S-OFDMA Perbandingan WiMAX Standar IEEE a (Koneksi Tetap) dengan IEEE e (Koneksi Bergerak) 41 viii

6 4.2 Standar a (WiMAX Koneksi Tetap) Standar e (WiMAX Koneksi Bergerak) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

7 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Perbandingan IEEE a dengan e pada lapisan fisis Tabel 4.2 Lapisan Fisis Parameter OFDM Tabel 4.3 Parameter OFDM 256 pada BW 20 MHZ dan CP 1/ Tabel 4.4 Parameter S-OFDMA xii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Standar-standar Komunikasi Wireless dari Tingkat PAN (Personal Area Network) sampai WAN (Wide Area Network)... 7 Gambar 2.2 Jenis-jenis Standar IEEE Gambar 2.3 Pembagian frekuensi pembawa OFDM 256 sub-pembawa Gambar 2.4 Spektrum OFDM Gambar 2.5 Sub-pembawa OFDM Gambar 2.6 Format OFDMA Gambar 2.7 Pembagian kanal frekuensi pembawa OFDMA Gambar 3.1 Grafik prediksi perkembangan penggunaan WiMAX di berbagai benua dari tahun ke tahun Gambar 3.2 Trafik yang terjadi pada teknologi WiMAX Gambar 3.3 Teknologi WiMAX memungkinkan aplikasinya yang luas untuk berbagai keperluan Gambar 3.4 Topologi WiMAX dalam area perkotaan dan pedesaan Gambar 3.5 Struktur lapisan WiMAX Gambar 3.6 Perambatan LOS Gambar 3.7 Perambatan NLOS Gambar 3.8 Zona Fresnel LOS Gambar 3.9 Perambatan NLOS Gambar 3.10 Arsitektur topologi jaringan PMP Gambar 3.11 Topologi jala Gambar 3.12 Grafik perkiraan perkembangan pelanggan tetap dan bergerak 36 Gambar 3.13 Layanan NLOS untuk pelanggan berpindah dan bergerak Gambar 3.14 Arsitektur PMP pada standar e Gambar 3.15 Bagan Pengirim dan Penerima RF pada WiMAX Gambar 4.1 Visualisasi aplikasi layanan a Gambar 4.2 Visualisasi area cakupan a x

9 Gambar 4.3 Visualisasi evolusi WiMAX Gambar 4.4 Visualisasi aplikasi layanan e Gambar 4.5 Visualisasi area cakupan e xi

10 DAFTAR ISTILAH BPSK : (Binary Phase Shift Keying). Salah satu jenis modulasi digital, dimana informasi yang dibawa akan mengubah fasa sinyal carrier. Broadband : Memiliki bandwidth lebih besar dari 1 MHz dan mendukung pesat data lebih besar dari 1,5 Mbps BS : (Base Station). Stasiun pengirim dan penerima yang diletakkan pada lokasi yang tetap melayani satu atau lebih SS. Peralatan yang menyediakan koneksi, manajemen, dan kontrol untuk SS. BWA : (Broadband Wireless Access). Akses nirkabel yang memiliki koneksi broadband. IEEE : (Institute Electrical and Electronic Engineer). Suatu organisasi professional dimana salah satu aktivitasnya mengembangkan standar-standar komunikasi dan jaringan. IEEE : Standar IEEE yang mendefinisikan antar muka udara dengan sistem fixed BWA serta mendukung layanan multimedia. Interoperability : Kemampuan jaringan yang berbeda-beda untuk berkomunikasi dan bekerja sama melalui standar yang telah dispesifikasikan. xiii

11 ISP : (Internet Service Provider). Penyedia layanan akses internet. LOS : (Line of Sight). Transmisi saling pandang antara antena stasiun pengirim dan penerima dimana tidak ada penghalang antara keduanya. MAC : (Media Access Control). Layer yang berada pada model OSI sebelum physical layer yang berfungsi pengontrolan dan pengaksesan media fisik. NLOS : (Non Line of Sight). Teknik pentransmisian tidak saling pandang sehingga antara antena stasiun pengirim dan penerima tidak perlu melihat satu sama lain. PAN : (Personal Area Network). Jaringan internet yang memiliki cakupan yang kecil yaitu meter. PHY : (Physical). Layer yang menyediakan sarana pengiriman paket-paket data sepanjang jalur komponen fisik. QoS : (Quality of Service). Pengukuran level layanan yang diterima pada pengguna jaringan yang berusaha untuk menyediakan layanan yang lebih baik untuk penggunanya. QAM : (Quadrature Amplitude Modulation). Teknik modulasi digital yang merupakan gabungan antara teknik modulasi phasa dan modulasi amplitudo. xiv

12 QPSK : (Quadrature Pulse Shift Keying). Salah satu jenis modulasi digital, dimana informasi yang dibawa akan mengubah fasa sinyal carrier yang mempunyai 4 level sinyal. SS : (Subscribe Station). Peralatan yang menyediakan koneksi antara peralatan pelanggan dan BS. WiMAX : (Worldwide Interoperability for Microwave Access). Suatu spesifikasi untuk komunikasi data wireless. Spesifikasi WiMAX terdapat dalam IEEE WiMAX adalah suatu penyempurnaan WiFi, WiMAX dapat berkomunikasi pada jauh hingga 5 Miles (kurang lebih 8 Kilometer) pada kecepatan transfer data 10 Mbps. WiFi : (Wireless Fidelity). Suatu spesifikasi transfer data WLAN. WiFi terdapat dalam IEEE yang memiliki jarak komunikasi wireless yang pendek, spesifikasi g dapat mencapai kejauhan hingga 100 meter dengan kecepatan 54 Mbps. xv

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan inovasi teknologi di bidang telekomunikasi saat ini semakin berkembang pesat. Perubahan itu selaras dengan perubahan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah, memuaskan, dan mengejar efisiensi di semua aspek. Jaringan nirkabel (wireless) saat ini lebih populer dan terus dikembangkan. Jaringan nirkabel memiliki beberapa keuntungan yaitu fleksibilitas, mobilitas, mudah dikembangkan, biaya lebih murah, dan pesat yang tinggi dalam komunikasi data. IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) mengembangkan suatu standar yang dinamakan dengan WirelessMAN yang memberikan persfektif baru dalam pengaksesan berpesat tinggi yang tidak tergantung pada jaringan kabel. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) mengacu pada standar yang dibentuk pada tahun 2001 dan bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global. Standar WiMAX memberikan kemudahan dalam akses internet untuk area metropolitan dengan hanya mendirikan beberapa stasiun basis (Base Station, BS) yang dapat meliputi jutaan pelanggan (Subscriber Station, SS) dan menjangkau area hingga radius 50 km. Teknologi WiMAX menjadi solusi untuk kota atau daerah pedesaan yang belum berkembang dalam penyediaan akses Internet. Pada perkembangannya hingga saat ini, standar WiMAX telah mengalami berbagai pengembangan untuk memperbaiki berbagai kelemahan yang dimilikinya. Disamping itu masing-masing varian yang ada memiliki perbedaaan tersendiri terutama pada lapisan fisisnya. Varian-varian standar IEEE yang hingga saat ini terus dikembangkan dan direvisi diantaranya IEEE (standar awal), IEEE a, IEEE b, IEEE c, IEEE d, IEEE e, IEEE f, IEEE g, dan IEEE h. 1

14 2 Varian standar IEEE yang dikembangkan oleh IEEE memiliki kekhususan masing-masing. Aspek mobilitas menjadi titik penting dalam perkembangan standar tersebut mengingat sangat tingginya mobilitas pengguna saat ini. Standar IEEE a dan e mewakili varian standar yang lain dalam hubungannya dengan aspek mobilitas. Kemampuan WiMAX standar IEEE a dengan koneksi secara tetap (fixed) dan WiMAX standar IEEE e dengan koneksi bergerak (mobile) menentukan spesifikasi penggunaan, kinerja, dan layanan yang dapat disediakan oleh masing-masing standar. 1.2 Rumusan Masalah Dengan adanya beberapa masalah yang perlu diatasi seperti last mile problem atau masalah rentang jarak terakhir antara rumah atau kantor pengguna dan jaringan penyedia layanan broadband dan juga tingginya mobilitas pengguna pada saat ini maka penulis mengajukan tema yaitu tentang Aspek Mobilitas WiMAX Koneksi Tetap & Bergerak dengan Faktor Pendukung Mode Akses OFDM 256 & S-OFDMA. 1.3 Batasan Masalah Ruang lingkup pembahasan tugas akhir ini yaitu penjelasan dasar mengenai teknologi WiMAX, perbandingan aspek mobilitas WiMAX standar IEEE a (koneksi tetap) dan e (koneksi bergerak) pada struktur lapisan fisis dengan salah satu faktor pendukung modulasi yang dibatasi pada parameter-parameter modulasi yang digunakan pada masing-masing standar yaitu OFDM 256 pada WiMAX standar IEEE a (Koneksi Tetap) dan S-OFDMA pada standar e (Koneksi Bergerak). 1.4 Maksud dan Tujuan Tulisan ini dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan gambaran dan analisa tentang WiMAX dengan standar IEEE a (koneksi tetap) dan IEEE e (koneksi bergerak) dari aspek mobilitas pada struktur lapisan fisis

15 3 terutama dilihat dari parameter-parameter mode akses yang digunakan pada masing-masing standar. 1.5 Metodologi Penulisan Dalam penulisan skripsi ini digunakan studi literatur dengan sumbersumber acuan yang digunakan yaitu buku-buku teori telekomunikasi, majalahmajalah komunikasi, jurnal-jurnal komunikasi, karya tulis, dan situs-situs Internet yang mendukung dan relevan. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut, penulis akan membagi masalah menjadi beberapa pokok masalah secara garis besar sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN; berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR; berisi tentang pengertian WiMAX, jenis-jenis standar pada WiMAX dan dasar teori tentang mode akses terutama mode akses OFDM dan S-OFDMA. BAB III PEMBAHASAN; berisi uraian tentang pokok bahasan teknologi WiMAX termasuk prinsip kerja, keuntungan dan implementasi WiMAX. Dan juga perbandingan secara umum pada WiMAX standar a (koneksi tetap) dan standar e (koneksi bergerak). BAB IV ASPEK MOBILITAS WiMAX KONEKSI TETAP DAN BERGERAK DENGAN FAKTOR PENDUKUNG MODE AKSES OFDM 256 & S-OFDMA; berisi analisa dan pembahasan mengenai perbandingan antara kedua standar yang dibandingkan dari aspek mobilitasnya (masih dalam perbandingan pada lapisan fisis) terutama

16 4 dengan pendukung parameter mode akses yang digunakan sehingga dapat memberikan layanan yang optimal bagi pengguna disertai dengan visualisasi untuk memberikan gambaran mengenai kemampuannya. BAB V PENUTUP; berisi kesimpulan mengenai perbandingan WiMAX standar IEEE a (koneksi tetap) dan IEEE e (koneksi bergerak) dilihat dari sudut pandang mobilitas yang didukung oleh parameter mode akses yang digunakan serta saran-saran untuk pengembangannya.

17 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Dalam perkembangannya teknologi komunikasi mengalami inovasi dan kemajuan yang sangat pesat dan cepat dibanding bidang-bidang lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa perangkat komunikasi menjadi sesuatu yang vital dalam kehidupan yang semakin kompleks dengan mobilitas yang tinggi. Seiring kemajuan teknologi, masyarakat pada saat sekarang ini lebih sering menggunakan teknologi nirkabel (wireless) untuk komunikasi data bahkan video dan suara, dengan pertimbangan bahwa komunikasi dengan menggunakan teknologi ini memiliki area cakupan yang luas, biaya yang relatif lebih murah daripada menggunakan media saluran sewa (leased line), implementasi yang relatif lebih mudah hanya dengan membeli perangkat modem router, dan banyak faktor pendukung lainnya. Oleh sebab itu semakin banyak masyarakat yang membutuhkan koneksi Internet yang lebih baik tanpa mengeluarkan banyak biaya. Semakin banyaknya peminat maka infrastruktur yang diperlukan juga harus terus dibangun, tetapi hal ini menjadi hambatan jika pembangunan tersebut dilakukan di tengah-tengah kota besar yang padat, sehingga dibutuhkan sebuah teknologi yang dapat mengurangi hambatan tersebut. Kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan koneksi Internet bidang-lebar (broadband) yang hebat dan murah akan terwujud dengan tersedianya teknologi bidang-lebar menggunakan media nirkabel yang lebih fleksibel, lebih mudah dalam implementasinya, dan lebih murah. Teknologi nirkabel bidang-lebar ini disebut dengan akses nirkabel bidang-lebar (Broadband Wireless Access, BWA), dengan standar teknologi yang mendasarinya bernama WiMAX. WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan terjadinya jalur komunikasi Internet dua arah dari jarak puluhan kilometer. Dengan memanfaatkan gelombang radio, teknologi ini dapat dipakai dengan 5

18 6 frekuensi yang berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan pemakaian frekuensi di negara masing-masing pengguna. 2.2 Pengertian WiMAX WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. Perbedaan antara WiFi (Wide Fidelity) dan WiMAX terdapat pada standar teknis yang tergabung di dalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE dengan ETSI (European Telecommunication Standards Institute) HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok untuk keperluan jaringan lokal menggunakan nirkabel (Wireless Local Area Network, WLAN), sedangkan WiMAX menggabungkan standar IEEE dengan standar ETSI HiperMAN yang merupakan standar teknis untuk jaringan metropolitan menggunakan nirkabel (Wireless Metropolitan Area Network, WMAN). Keunggulan WiMAX tidak serta merta menggantikan teknologi WiFi yang sudah ada, namun dapat digunakan secara berdampingan. Namun pada akhirnya, WiMAX akan menggantikan teknologi WiFi karena secara teknis WiMAX memiliki keunggulan yang dibutuhkan untuk kondisi masyarakat dan kemajuan teknologi saat ini. Keunggulan yang sangat mencolok adalah jarak jangkauannya yang lebih luas dan pesat transfer data yang lebih tinggi. Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya yaitu Amerika dan sekitarnya sedangkan standar ETSI banyak digunakan di daerah Eropa dan sekitarnya sehingga WiMAX dibuat agar teknologi ini dapat digunakan secara global. Secara teknis WiMAX memiliki fitur yang belum dimiliki oleh teknologi WiFi. Dengan menggunakan standar IEEE yang digabungkan dengan ETSI HiperMAN, WiMAX dapat melayani pasar yang lebih luas. Gambar 2.1 merupakan standar global yang dipakai di dunia mulai dari PAN (Personal Area Network) sampai dengan WAN (Wide Area Network).

19 7 Gambar 2.1 Standar-standar Komunikasi Wireless dari Tingkat PAN (Personal Area Network) sampai WAN (Wide Area Nework). [Yu, 2005] PAN (Personal Area Network) memiliki jarak jangkauan yang sangat pendek (hanya beberapa meter) dan pesat transfer datanya kurang dari 1 Mbps. Salah satu produknya adalah Bluetooth yang menggunakan standar IEEE dan ETSI HiperPAN. Sedangkan LAN (Local Area Network) memiliki jarak jangkauan hingga beberapa ratus meter dengan pesat data 2 54 Mbps. Biasanya digunakan untuk akses Internet dan mobilitasnya rendah. Standar yang digunakan adalah IEEE dan ETSI HiperLAN. WiMAX sendiri berada pada wilayah MAN (Metropolitan Area Network) dengan jarak jangkauan yang cukup jauh dan pesat datanya lebih dari 22 Mbps. Standar yang digunakan adalah IEEE dan ETSI HiperMAN. WAN (Wide Area Network) yang merupakan jaringan terbesar dapat menjangkau jarak yang jauh, mendukung mobilitas dan keamanan yang tinggi namun pesat bitnya hanya berkisar kbps. Standar yang digunakan adalah IEEE (baru dibahas di IEEE) dan GSM Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi jenis bidang-lebar lewat media nirkabel atau BWA. Pada masa mendatang segala sesuatu yang

20 8 berhubungan dengan teknologi BWA kemungkinan akan diberi sertifikasi WiMAX. Standar WiMAX dibentuk oleh gabungan industri perangkat nirkabel dan kepingan (chip) komputer di seluruh dunia. Perusahaan besar ini bergabung dalam suatu forum kerja yang merumuskan standar interkoneksi antar teknologi BWA yang mereka miliki pada produk-produknya. 2.3 Standar IEEE (WiMAX) Standar IEEE yang dikenal juga dengan WiMAX dirancang untuk menyediakan akses jaringan Internet nirkabel pada area metropolitan. Saat ini jaringan Internet nirkabel WiFi menggunakan standar komunikasi IEEE dan yang paling banyak dipakai adalah IEEE b dengan kecepatan 11 Mbps dan area cakupannya yang tidak lebih dari ratusan meter saja. WiMAX merupakan saluran komunikasi radio yang memungkinkan terjadinya jalur Internet dua arah dari jarak puluhan kilometer. Dengan memanfaatkan gelombang radio, teknologi ini bisa dipakai dengan frekuensi berbeda, sesuai dengan kondisi dan peraturan pemakaian frekuensi di negara pengguna. Pada awalnya standar IEEE beroperasi pada frekuensi GHz dan memerlukan menara garis pandang (tower line of sight), tetapi pengembangan IEEE a yang disahkan pada bulan Maret 2004, menggunakan bidang frekuensi yang lebih rendah yaitu 2-11 GHz. Penggunaan frekuensi yang lebih rendah ini didasari oleh beberapa alasan diantaranya sebagai berikut. 1. Tidak memerlukan komunikasi garis pandang (Line of Sight, LOS). 2. Mudah diatur. 3. Cakupan area yang dapat diliput sekitar 50 km. 4. Pesat transfer data mencapai 70 Mbps. 2.4 Jenis-Jenis Standar IEEE Jenis-jenis standar IEEE (WiMAX) dimaksudkan untuk mengembangkan kinerja dan kemampuan teknologi yang digunakannya agar menjadi lebih optimal serta penggunaan yang luas.

21 Standar IEEE Standar ini aslinya adalah standar IEEE yang dipublikasikan pada bulan Desember 2001 dan dikembangkan untuk sistem BWA PMP (point to multipoint) dalam daerah frekuensi GHz. Standar yang dilengkapi pada Oktober 2001 dan disetujui pada Desember 2001 ini melingkupi lapisan kontrol akses media (Media Access Control, MAC) dan lapisan fisis (Physical Layer, PHY). Standar ini menyediakan komunikasi LOS antara stasiun basis (Base Station, BS) dan stasiun pelanggan (Subscriber Station, SS). Pesat transfer data sebesar Mbps yang menggunakan skema modulasi QPSK (Quadrature Phase Shift Keying), 16-QAM (Quadrature Amplitude Modulation) dan 64-QAM. Standar tidak menyediakan mobilitas sehingga dalam hal ini perangkat nirkabel yang digunakan tetap (fixed). Lebar-bidang (bandwidth) frekuensi kanal yang digunakan 20, 25 dan 28 MHz Standar IEEE a Untuk mengembangkan jangkauan dan daya jualnya, maka standar IEEE direvisi menjadi IEEE a. Standar teknis a inilah yang banyak digunakan oleh perangkat-perangkat dengan sertifikasi WiMAX. Pengembangan standar a disetujui pada tahun 2003 dengan menggunakan daerah frekuensi yang lebih rendah yaitu 2-11 GHz, sehingga mudah diatur dan tidak memerlukan LOS antara stasiun basis dan stasiun pelanggan. Kecepatan transfer data sebesar Mbps. Skema penjamakan yang digunakan yaitu OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) dengan modulasi sub-pembawa 256-QPSK, 16-QAM, 64-QAM, dan 256-QAM. Standar ini juga menyediakan mobilitas tetapi menggunakan perangkat tetap dan berpindah (nomadic). Lebar-bidang frekuensi kanal yang digunakan 1,5-20 MHz. Perubahan yang sangat signifikan antara standar dengan a yaitu terletak pada lebar frekuensi operasinya. Standar beroperasi pada daerah GHz, sedangkan a menggunakan daerah frekuensi yang lebih rendah yaitu 2 11 GHz sehingga memungkinkan komunikasi NLOS. Kelemahan komunikasi frekuensi rendah ini adalah semakin kecil kapasitas lebar-bidang dari

22 10 koneksi yang dilakukan. Akan tetapi, ukuran kanal-kanal frekuensi yang fleksibel dengan daerah yang lebar merupakan keunggulan dari a Standar IEEE b Standar IEEE b merupakan perluasan aspek kualitas layanan (Quality of Service, QoS) dalam transmisi. Standar ini menawarkan tingkat layanan yang masing-masing berbeda untuk tipe trafik yang berbeda seperti untuk suara dan video waktu nyata (real time) Standar IEEE c Standar IEEE c dirancang untuk memperbaiki interoperability dalam daerah frekuensi GHz. Standar ini disetujui pada Desember Revisi protokol pada standar c untuk mengoreksi beberapa galat (error) dan inkonsistensi yang terdapat pada versi pertamanya (IEEE ) Standar IEEE d Standar ini disertifikasi pada tahun 2005 dengan menggunakan bidang frekuensi 2-11 GHz (lisensi) dan GHz (tak berlisensi). Standar IEEE d dikenal juga dengan standar IEEE atau RevD. Pada dasarnya standar ini menggabungkan standar IEEE (2001), a, b dan c yang mampu memberikan layanan secara tetap dan berpindah sehingga dapat mencakup daerah-daerah sub-urban, urban, perumahan daerah pinggiran (rural) dan WiFi Backhaul. Dengan kapasitas kanal hingga 70 Mbps, standar d dapat mencakup area hingga berjarak 30 km pada kondisi LOS dan 5 km jika dalam kondisi NLOS dengan antarmuka udara (air interface) yang digunakan adalah OFDM atau OFDMA Standar IEEE e Standar ini memiliki tambahan fitur dengan menyediakan mobilitas serta mendukung komunikasi NLOS antara stasiun basis dan stasiun pelanggan. Pesat

23 11 datanya hingga 15 Mbps dengan menggunakan skema penjamakan Scalable OFDMA. Lebar-bidang kanal yang digunakan bervariasi antara 1,25 MHz hingga 20 MHz, namun biasanya yang digunakan untuk frekuensi lebar-bidang kanal adalah sebesar 5 MHz. Kapasitas kanal dapat mencapai 35 Mbps. Standar e dirancang untuk beroperasi pada kondisi tetap maupun bergerak. Pada operasi bergerak standar ini dirancang dapat menangani pengguna yang bergerak hingga kecepatan 120 km/jam. Standar e dapat mencakup area hingga radius 10 km lebih pada kondisi NLOS. Standar e ini dapat menjembatani kebutuhan pengguna akan koneksi Internet dengan mobilitas yang tinggi. Di samping standar yang telah dikemukakan di atas, masih terdapat beberapa standar lagi diantaranya IEEE f, g, dan h yang berhubungan dengan taraf manajemen jaringan. Dari penjelasan terdahulu, maka varian standar IEEE dapat dideskripsikan sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Jenis-jenis Standar IEEE [ Sayeed, 2005] 2.5 MODE AKSES OFDM Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih

24 12 rendah, sehingga informasi tadi dapat disampaikan. Modulasi itu sendiri diperlukan diantaranya untuk meminimalisasi interferensi sinyal pada pengiriman informasi yang menggunakan frekuensi sama atau berdekatan dan juga sinyal termodulasi dapat dimultiplexing dan ditransmisikan melalui sebuah saluran transmisi. Standar IEEE a (WiMAX koneksi tetap) menggunakan mode akses OFDM. OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik meningkatkan pesat transmisi dengan memanfaatkan penjamakan (multiplexing). OFDM menggunakan satu kanal frekuensi yang dipecah-pecah ke dalam subkanal sub-kanal. Kemudian semua sub-kanal tersebut dijamakkan ke dalam satu kanal jamak. Istilah orthogonal dalam OFDM mengandung makna hubungan matematis antara frekuensi-frekuensi yang digunakan. Dengan persamaan matematika bisa diekspresikan sebagai berikut, dua buah kumpulan sinyal bisa dikatakan orthogonal bila, Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Pada dasarnya ada tiga pilihan OFDM yang dapat digunakan, yaitu OFDM dengan satu pembawa, OFDM dengan 256 sub-pembawa, OFDMA dengan 2048 sub-pembawa. Dari ketiga jenis ini, OFDM 256 sub-pembawa menjadi pilihan yang sangat dominan dalam semua teknologi nirkabel termasuk selular. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2.3 simbol OFDM terdiri atas tipe-tipe pembawa-pembawa yaitu: 1. data carrier : untuk transmisi data, 2. pillot carrier : berbagai keperluan lain, 3. null carrier : untuk pita pengaman (guard band) dan pembawa DC.

25 13 Gambar 2.3 Pembagian frekuensi pembawa OFDM 256 sub-pembawa. [IEEE Computer Society, 2003] Dari Gambar 2.3 dapat dilihat sebagian dari 256 sub-pembawa OFDM digunakan untuk sub-pembawa pita pengaman sedangkan untuk sub-pembawa frekuensi tengah tidak digunakan karena rentan terhadap isyarat frekuensi radio (RF). Pada WiMAX hanya 200 sub-pembawa yang digunakan. Sebanyak 192 pembawa untuk data yang menggunakan modulasi BPSK (Binary Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature PSK), 16 QAM (Quadrature Amplitude Modulation) ataupun 64 QAM, dan 8 pembawa untuk pembawa pemandu (pillot carrier) yang menggunakan modulasi BPSK.55 (28 Low & 27 High) subpembawa digunakan untuk Guard band. Gambar 2.4 Spektrum OFDM [Sayeed, 2005] Pada Gambar 2.4 terlihat berapa isyarat informasi digabungkan dan saling tegak lurus satu sama lainnya pada sistem OFDM. Lebar-bidang yang tersedia

26 14 dapat dibagi menjadi bidang sempit yang sangat banyak sehingga dapat menampung banyak kanal untuk komunikasi. Teknologi OFDM mendukung operasi kanal secara NLOS dan dapat mengatasi penyebaran tunda serta pudaran akibat lintasan jamak. Bentuk gelombang OFDM yang saling tegak lurus dapat menghilangkan interferensi antar simbol (Inter Simbol Interference, ISI). Pada WiMAX, OFDM banyak sekali digunakan untuk mendukung kinerja sistem yang optimal untuk kondisi NLOS. Pada Gambar 2.5 pembawa pemandu selalu dimodulasi dengan BPSK dan pembawa data dimodulasi dengan BPSK (Binary Phase Shift Keying), QPSK (Quadrature PSK), 16 QAM (Quadrature Amplitude Modulation), atau 64 QAM. Gambar 2.5 Sub-pembawa OFDM [Agilent Technologies, 2005] Sistem OFDM dapat dibentuk menggunakan lebar-bidang dari 1,5 MHZ hingga 20 MHz. Tanpa memperhatikan lebar-bidang, simbol selalu berisi 200 pembawa. Untuk sistem dengan lebar-bidang yang sempit, sub-pembawa ditempatkan sangat berdekatan yang menyediakan periode panjang simbol yang relatif (periode simbol adalah 1 per jarak sub-pembawa). Penempatan subpembawa yang sangat dekat dengan periode simbol yang panjang dapat mengatasi pelemahan kanal seperti pudaran akibat lintasan jamak. 2.6 MODE AKSES S-OFDMA Jenis akses penjamakan lain yang digunakan pada WiMAX adalah OFDMA (Orthogonal Frequency Division with Multiple Access). Secara umum OFDMA sama dengan OFDM hanya saja jumlah sub-pembawanya lebih banyak dan dapat diatur sesuai keperluan sehingga OFDMA biasa disebut dengan

27 15 SOFDMA (Scalable OFDMA) yang digunakan pada WiMAX standar e (koneksi bergerak). Jumlah sub-pembawa yang digunakan adalah 512, 1024, atau 2048 FFT (Fast Fourier Transform). Ukuran FFT yang lebih besar dapat menanggulangi penyebaran tunda yang lebih besar sehingga tahan terhadap pudaran karena lintasan jamak yang merupakan karakteritik perambatan NLOS. Gambar 2.6 Format OFDMA [Sayeed, 2005] Gambar 2.6 menggambarkan format kanal spektrum OFDMA dengan pembagian sub-kanal sub-kanal. Setiap sub-kanal yang berisi isyarat informasi dari stasiun pelanggan (SS A, B atau C) dikelompokkan pada sub-pembawa subpembawa. Setiap sub-pembawa mencuplik isyarat informasi dari tiap pelanggan yang kemudian dikelompokkan (group) dan ditambah dengan pembawa pemandu. Daerah waktu (time) dibagi dalam simbol-simbol FFT. Pada dasarnya modulasi yang digunakan pada standar e sama saja dengan standar a yaitu mengunakan modulasi BPSK, QPSK, dan QAM hanya saja pada standar e mengikutkan akses jamak pada teknik transmisinya sehingga dikenal dengan nama OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access). Disamping itu, OFDMA ini dapat diatur skala subpembawanya sehingga sering disebut SOFDMA (Scalable OFDMA).

28 16 Kemampuan dasar SOFDMA memberikan area liputan yang sama dengan OFDM 256. SOFDMA menambahkan sub-kanalisasi (subchannelization) untuk memperbaiki kinerja dalam ruangan dan keleluasaan liputan pelanggan. SOFDMA menawarkan kinerja sistem yang tinggi dengan memperkenalkan sub-kanal uplink dan downlink. SOFDMA memberikan kinerja yang bagus pada aplikasi bergerak penuh, dengan permutasi sub-pembawa yang lebih sederhana dan waktu yang ditetapkan untuk alokasi sub-kanal yang diberikan sehingga sangat bagus diimplementasikan untuk kondisi tetap, berpindah, maupun bergerak. Seperti terlihat pada Gambar 2.7, OFDMA terbagi atas beberapa tipe pembawa yang sama dengan OFDM seperti data carrier, pillot carrier, dan null carrier. Perbedaan yang tampak pada SOFDMA adalah adanya penambahan subkanal untuk memperbaiki kinerja dalam ruang. Gambar 2.7 Pembagian kanal frekuensi pembawa OFDMA. [IEEE Computer Society, 2004] Penggunaan SOFDMA ini memberikan kelebihan tersendiri bagi layanan bergerak WiMAX. Pada perangkat CPE dengan nirkabel tetap dimungkinkan untuk menggunakan perangkat modem yang sama seperti yang digunakan komputer pribadi atau PDA. Di samping itu stasiun basis juga akan menggunakan perangkat yang sama yang dikembangkan untuk titik akses WiMAX dengan biaya rendah

29 BAB III PEMBAHASAN DAN PRINSIP KERJA 3.1 Gambaran Umum Teknologi WiMAX Jaringan Internet nirkabel dengan cakupan yang lebih luas dari jaringan sebelumnya, sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Menara yang dipasang di tengah kota metropolitan sebagai pusat akses Internet (hotspot) menyebabkan seorang pemakai laptop, komputer, telepon genggam, hingga PDA (Personal Digital Assistant) yang menggunakan kartu nirkabel (wireless card) bisa terkoneksi dengan Internet, bahkan di tengah sawah atau pedesaan yang masih dalam area cakupan 50 kilometer [Guice dan Munoz, 2004]. Hal ini dapat terjadi karena teknologi WiMAX yang menggunakan standar baru IEEE Pengguna tidak akan kesulitan dalam mengulur berbagai macam kabel, apalagi WiMAX mampu menangani sampai ribuan pengguna sekaligus. Prediksi perkembangan pemakai yang menggunakan WiMAX akan terus berkembang dari tahun ke tahun seperti terlihat pada Gambar 3.1. Pada grafik tersebut, untuk tahun 2003 penggunaan WiMAX baru berkembang di Eropa dan Amerika dan jumlah pelanggan totalnya tak sampai setengah juta pelanggan. Tahun 2006 meningkat pesat dengan tumbuhnya teknologi ini disemua benua. Eropa dan Amerika secara siginifikan bersaing dalam pengembangan WiMAX, sementara itu Asia dan Afrika mulai mengembangkan penggunaan teknologi WiMAX. Prediksi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah pelanggan total diseluruh dunia akan mencapai angka 12 juta pelanggan. Eropa, Amerika dan Asia diperkirakan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam implementasi teknologi WiMAX. 17

30 18 Gambar 3.1 Grafik prediksi perkembangan penggunaan WiMAX di berbagai benua dari tahun ke tahun. [Gabriel, 2003] Teknologi WiFi dan WiMAX akan saling melengkapi. WiFi untuk jangkauan jarak dekat di seputar kampus atau kantor sedangkan WiMAX untuk memfasilitasi sebuah kota dengan akses Internet nirkabel. Pada akhirnya diperkirakan hampir semua laptop, PDA, dan piranti ICT (Information and Communication Technology) lainnya akan cocok dengan fitur WiFi dan WiMAX. 3.2 Prinsip Kerja Teknologi WiMAX Teknologi WirelessMAN / IEEE / WiMAX dapat meliputi area sekitar 50 kilometer, dengan ratusan pelanggan akan dialokasikan isyarat dan kanal untuk mentransmisikan data dengan pesat mencapai 155 Mbps. Prinsip kerja dari WiMAX ini secara umum digambarkan sebagai berikut: 1. Pelanggan mengirimkan data dengan pesat Mbps dari stasiun pelanggan ke stasiun basis. 2. Stasiun basis akan menerima isyarat dari berbagai pelanggan dan mengirimkan pesan melalui nirkabel atau kabel ke switching center melalui protokol IEEE

31 19 3. Switching center akan mengirimkan pesan ke penyedia layanan Internet (Internet Service Provider, ISP) atau PSTN (Public Switched Telephone Network). Ketiga bagian tersebut di atas secara blok dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Trafik yang terjadi pada teknologi WiMAX Pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa pelanggan pemukiman (residential subscriber) dan pelanggan perkantoran (office building subscriber) berfungsi sebagai stasiun pelanggan, menara antena serta perangkatnya sebagai stasiun basis dan switching center sebagai pengatur pilihan koneksi ke ISP. 3.3 Keuntungan WiMAX Teknologi WiMAX memiliki beberapa keuntungan dibanding dengan teknologi lainnya seperti WiFi yaitu: 1. Para produsen mikroelektronik akan mendapatkan lahan baru untuk dikerjakan, dengan membuat kepingan-kepingan yang lebih umum yang dapat dipakai oleh banyak produsen perangkat nirkabel untuk membuat BWA. Para produsen perangkat nirkabel tidak perlu mengembangkan solusi end-to-end bagi penggunanya, karena sudah tersedia standar yang jelas. 2. Operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dengan kompatibilitas yang lebih tinggi.

32 20 3. Pengguna akhir akan mendapatkan banyak pilihan dalam koneksi Internet. WiMAX merupakan salah satu teknologi yang dapat memudahkan kita untuk koneksi dengan Internet secara mudah dan berkualitas. 4. Memiliki banyak fitur yang selama ini belum ada pada teknologi WiFi dengan standar IEEE Penggabungan standar IEEE dengan ETSI HiperMAN diharapkan dapat melayani pangsa pasar yang lebih luas. 5. Dari segi liputannya yang mencapai 50 kilometer, WiMAX sudah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberadaan WirelessMAN. Kemampuan untuk mengirimkan data dengan pesat transfer yang tinggi dalam jarak jauh akan menutup semua celah bidang-lebar yang tidak dapat terjangkau oleh teknologi kabel dan DSL (Digital Subscriber Line). 6. Dapat melayani para pelanggan baik yang berada pada posisi LOS maupun yang memungkinkan untuk NLOS. 3.4 Implementasi Teknologi WiMAX WiMAX memang dirancang untuk melayani para pengguna baik yang memakai antena tetap (fixed antenna), yang sering berpindah-pindah tempat (nomadic) maupun yang bergerak aktif (mobile). WiMAX tidak hanya bisa melayani para pengguna dengan antena tetap saja, misalnya pada gedung-gedung di perkantoran, rumah tinggal, toko-toko dan sebagainya, tetapi bagi para pengguna antena dalam ruang, notebook, PDA, PC yang sering berpindah tempat dan perangkat bergerak lainnya juga cocok dengan dengan standar-standar yang dimiliki WiMAX. Perangkat WiMAX juga mempunyai ukuran kanal yang bersifat fleksibel, sehingga sebuah stasiun basis dapat melayani lebih banyak pengguna dengan daerah spektrum frekuensi yang berbeda-beda. Dengan ukuran kanal spektrum yang dapat bervariasi ini, sebuah perangkat stasiun basis bisa lebih fleksibel dalam melayani pengguna. Daerah spektrum teknologi WiMAX yang termasuk lebar didukung oleh pengaturan kanal yang fleksibel, sehingga para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan stasiun basis selama mereka berada dalam daerah operasi stasiun basis. Fasilitas QoS juga diberikan oleh teknologi WiMAX. Sistem

33 21 kerja MAC pada lapisan data link yang connection oriented memungkinkan digunakan untuk komunikasi video dan suara. Pemilik ISP juga dapat membuat berbagai macam produk yang dapat dijual dengan memanfaatkan fasilitas ini, seperti membedakan kualitas layanan antara pengguna rumahan dengan pengguna tingkat perusahaan, membuat lebar-bidang yang bervariasi, fasilitas tambahan dan masih banyak lagi. Aplikasi standar WiMAX untuk berbagai keperluan ditunjukkan pada Gambar 3.3 berikut ini. Di antara aplikasi standar WiMAX digunakan saat ini adalah sebagai berikut: 1. Layanan T1 yang ditujukan untuk daerah perusahaan dan bisnis kecil.t1 merupakan format transmisi data melalui kabel telepon dengan PCM (Pulse Code Modulation) 24 kanal yang dipakai di Jepang dan Amerika Utara. Pesat transfer datanya adalah 1544 kbps. 2. Layanan ISP untuk koneksi Internet. 3. Backhaul untuk jaringan WLAN. 4. Backhaul sementara untuk kegiatan tertentu seperti acara olah raga, konferensi dunia, dan lain sebagainya. 5. Layanan untuk daerah pemukiman dan SOHO (Small Ofiice/Home Office). 6. Layanan bergerak dengan pembagian sel untuk komukasi bergerak. 7. Pengembangan teknologi WiMAX untuk negara-negara berkembang.

34 22 Gambar 3.3 Teknologi WiMAX memungkinkan aplikasinya yang luas untuk berbagai keperluan Beberapa topologi dan pilihan backhauling yang telah didukung oleh teknologi WiMAX, antara lain saluran kabel backhauling dan koneksi titik ke titik (Point to Point, PTP). Pada Gambar 3.4 terlihat empat buah stasiun basis (Base Station) yang meliputi 4 sektor/kawasan didaerah perkotaan (urban) dan sebuah stasiun pengulang (repeater) sebagai pengumpulan (aggregation) isyarat yang akan dikirimkan ke wilayah pedesaan (rural area). Komunikasi antar stasiun basis dapat menggunakan nirkabel maupun serat optis.

35 23 Gambar 3.4 Topologi WiMAX dalam area perkotaan dan pedesaan. [Laurence dkk, 2004] Pada Gambar 3.4, masing-masing stasiun pelanggan (rumah atau gedung) yang berhubungan dengan stasiun basis berada dalam kondisi LOS (home with LOS terminals) maupun NLOS (building with NLOS terminals dan home with NLOS terminals). Stasiun basis memiliki daerah cakupan tertentu (radio link covered area) sesuai dengan kondisi kanal dan topologinya. 3.5 Struktur Lapisan Struktur lapisan yang difokuskan pada teknologi ini yaitu lapisan kontrol akses media (Media Access Contro layer, MAC) dan lapisan fisis (Physical layer, PHY) serta terdapatnya sub-lapisan keamanan (privacy sublayer) yang terdapat antara kedua lapisan tersebut. Pendesainan kedua lapisan inilah yang membedakan antara teknologi WiMAX dan teknologi lainnya.

36 24 Struktur lapisan teknologi WiMAX dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Struktur lapisan WiMAX [Yu, 2005] Lapisan Fisis (Physical Layer) Masing-masing varian standar pada WiMAX memiliki antarmuka udara yang berbeda pada lapisan fisis yaitu pada daerah frekuensi yang digunakan. Akan tetapi tetap menggunakan protokol MAC yang sama. Secara umum ada dua jenis daerah frekuensi yang digunakan pada WiMAX yaitu: a. Frekuensi GHz Standar awal WiMAX menggunakan daerah frekuensi GHz yang hanya mampu mendukung koneksi secara LOS dengan cakupan areanya hanya beberapa kilometer saja. Pesat data yang sanggup diberikan mencapai 120 Mbps dengan lebar-bidang frekuensi yang digunakan biasanya 25 atau 28 MHz. Keunggulan daerah frekuensi ini adalah ketersediaan lebar-bidang yang berlimpah dibanding dengan daerah frekuensi yang lebih rendah. Di samping itu daerah frekuensi ini dapat menyediakan lebar-bidang hingga beberapa ratus MHz.

37 25 b. Frekuensi 2 11 GHz Frekuensi 2-11 GHz digunakan standar WiMAX pada varian yang lebih tinggi seperti IEEE a dan IEEE e. Isyarat dengan menggunakan daerah frekuensi ini tentu memiliki kelebihan tersendiri dibanding daerah frekuensi yang telah dijelaskan di atas, namun sebagai konsekuensinya ketersediaan lebar-bidang tidak sebanyak pada daerah frekuensi GHz. Isyarat pada frekuensi ini mampu menembus dinding, area cakupan yang lebih jauh dibanding frekuensi yang lebih tinggi (mencapai 50 km), mendukung modulasi yang kompleks, lebih kuat, dan spektrum lebih efisien. Karenanya sistem dengan menggunakan frekuensi ini sangat mendukung penggunaan pada kondisi NLOS. Pada standar dikenal dua jenis perambatan isyarat yang memiliki karakteristik tersendiri. Kedua jenis perambatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Perambatan garis pandang (Line of Sight, LOS ) Perambatan garis pandang yang biasa disebut LOS mensyaratkan antara stasiun pelanggan dan stasiun basis berada dalam satu garis pandang atau dapat saling melihat. Di samping itu, antara kedua stasiun berlaku zona Fresnel yang sangat mempengaruhi kuat isyarat yang diterima oleh pengguna dan penyedia layanan. Setidaknya lebih dari separuh zona Fresnel ini harus bebas halangan seperti gedung, pepohonan, dan lain sebagainya. Pada Gambar 3.6 terlihat bahwa ada ketentuan yang menyatakan bahwa perambatan yang dilakukan berupa LOS atau NLOS. Apabila jarak antara penghalang dengan lintasan langsung (c1) lebih besar atau sama dengan 0,6 dari jarak zona Freznel pertama ke lintasan langsung (r1) maka perambatan pada daerah ini dinamakan LOS.

38 26 Gambar 3.6 Perambatan LOS Pada standar WiMAX, perambatan LOS ditetapkan pada standar awal pengembangannya yaitu standar yang menggunakan daerah frekuensi yang cukup lebar yaitu GHz. Salah satu keuntungan perambatan LOS adalah area liputan yang lebih luas sehingga dapat mencapai daerah pedesaan apabila stasiun basisnya dibangun di tengah kota. b. Perambatan tanpa garis pandang (Non Line of Sight, NLOS ) Perambatan tanpa garis pandang atau NLOS sama sekali tidak mensyaratkan antara stasiun pelanggan dengan stasiun basis saling pandang. Kondisi ini memungkinkan pelanggan dapat menerima isyarat dari stasiun basis disegala tempat. Akan tetapi, area liputannya menjadi semakin sempit dibanding kondisi LOS. Hal ini disebabkan karena isyarat yang diterima pelanggan tidak hanya isyarat pada lintasan langsung tetapi juga isyarat pantulan, hamburan, dan biasan. Pada Gambar 3.7, perambatan NLOS memiliki dua komponen isyarat yang dikirimkan stasiun basis yaitu isyarat langsung dan isyarat tak langsung yang diterima oleh pengguna baik itu pengguna dengan antena tetap, laptop, maupun telepon selular. Isyarat tak langsung bisa dipantulkan oleh bangunan, dibiaskan dan dihamburkan oleh lapisan atmosfer. Perpaduan seluruh isyarat ini memiliki dua kemungkinan yaitu disatu sisi dapat memperkuat isyarat terima, di sisi lain dapat memperlemah isyarat terima. Dengan pertimbangan ini, maka daerah jangkauannyapun semakin kecil. Akan

39 27 tetapi, karena biasanya frekuensi yang digunakan pada perambatan NLOS yang lebih rendah, maka isyarat tersebut dapat menembus dinding. Perambatan isyarat secara NLOS memungkinkan pengguna menggunakan perangkat komunikasi secara tetap, berpindah atau bergerak aktif. Melihat perkembangan teknologi dan mobilitas penduduk yang tinggi maka perambatan isyarat secara NLOS sangat diperlukan untuk mendukung kebutuhan untuk berkomunikasi baik data, suara maupun video. Gambar 3.7 Perambatan NLOS Lapisan Kontrol Akses Media (MAC) Lapisan Kontrol Akses Media yang sering disebut dengan Lapisan MAC (Media Access Control Layer) standar IEEE didisain untuk dapat membawa dan mengakomodasikan segala macam protokol di atasnya seperti ATM, Ethernet atau IP (Internet Protokol). Pada dasarnya setiap jaringan nirkabel beroperasi dalam medium yang dibagi untuk melakukan pengontrolan akses oleh unit pelanggan ke akses media, transmisi data dalam frame, dan pengelompokan

40 28 ke dalam akses media. Lapisan MAC bertanggung jawab tentang bagaimana dan kapan stasiun basis atau stasiun pelanggan mentransmisikan isyarat melalui kanal. 3.6 Standar IEEE a (WiMAX Koneksi Tetap) Tuntutan pertumbuhan akses nirkabel bidang-lebar (Broadband Wireless Access, BWA) telah menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia layanan, walaupun pada awalnya belum memiliki standar global yang pasti. Standar yang dapat disatukan untuk membangun sistem yang lebih efektif menjangkau layanan bisnis dan daerah pemukiman dalam mendukung infrastruktur yang telah dibangun yang sebanding dengan kabel, saluran pelanggan digital (Digital Subscriber Line, DSL), dan serat optis. Keberhasilan yang diraih teknologi WLAN beberapa tahun ini telah digunakan dalam aplikasi-aplikasi BWA. Keterbatasan kapasitas lebar-bidang (bandwidth), pelanggan, jarak, dan masalah lainnya, menyebabkan WLAN hanya sangat bagus dalam ruangan namun sangat jelek untuk luar ruangan. Berdasarkan analisis dan peninjauan ulang yang telah dilakukan, IEEE memutuskan bahwa diperlukan standar yang baru, lebih kompleks, dan dikembangkan secara penuh untuk lingkungan lapisan fisis dan QoS yang disyaratkan oleh BWA serta akses yang dapat mencapai beberapa kilometer. Usaha yang dilakukan oleh IEEE untuk mengembangkan standar baru ini, mencapai puncaknya dalam persetujuan akhir spesifikasi antarmuka udara (air interface) a pada Januari Standar ini telah diterima oleh industriindustri yang berkompeten dalam mendukung peralatan dan perlengkapannya. Kebanyakan anggota WiMAX aktif pada standar IEEE a maupun IEEE Standar IEEE a memberikan kinerja yang bagus serta didesain dari awal untuk bisa memberikan layanan yang dapat diatur, jarak jangkauan yang luas, dan komunikasi nirkabel berkapasitas pembawa (carrier) yang tinggi.

41 Lapisan Fisis Standar a didesain beroperasi pada sistem dengan bidang 2-11 GHz. Penggunaan frekuensi yang lebih rendah ini mendukung kemampuan untuk operasi kanal tanpa garis pandang (Non Line of Sight, NLOS) yang tidak mungkin dilakukan pada bidang frekuensi yang lebih tinggi. Berbagai tambahan fitur baru pada lapisan fisis standar ini meningkatkan kinerja sistem, sehingga layanan akses tetap yang diberikan menjadi lebih baik dan mampu memberikan koneksi data berpesat tinggi. Diantara fitur yang ditambahkan itu adalah penggunaan OFDM (Orthogonal Frequency Divison Multiplexing) 256 sub-pembawa (subcarrier). Format isyarat OFDM mampu mendukung kinerja NLOS dengan mempertahankan efisiensi spektral pada aras yang tinggi pada penggunaan spektrum yang tersedia Spektrum Frekuensi Standar IEEE a menggunakan spektrum frekuensi yang lebih rendah dibanding standar awal yang didefinisikan oleh IEEE. Spektrum frekuensi yang digunakan adalah 2-11 GHz [Eklund dkk, 2002]. Isyarat pada daerah frekuensi ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan frekuensi yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk menembus dinding, kinerja NLOS, area cakupan yang lebih jauh dan luas dibanding frekuensi yang lebih tinggi, mendukung lebih banyak modulasi kompleks, dan efisiensi spektrum serta ketegaran yang lebih tinggi. IEEE a menggunakan OFDM dengan 256 titik. Teknik spektrum tersebar (spread spectrum) dengan OFDM mendistribusikan data melalui sejumlah besar pembawa yang ditempatkan terpisah pada frekuensi yang tepat. Penempatan ini menyediakan ortogonalitas yang mencegah demodulator dari frekuensi-frekuensi yang lain bercampur dengan miliknya sendiri. Keuntungan OFDM diantaranya memiliki efisiensi spektral yang tinggi, kemampuan untuk mengurangi interferens RF, dan distorsi lintasan jamak yang lebih rendah.

BAB II TEORI PENDUKUNG

BAB II TEORI PENDUKUNG BAB II TEORI PENDUKUNG 2.1. WiMAX WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access atau disingkat BWA)

Lebih terperinci

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX)

Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX) Wordwide Interoperability for Microwave Acces (WiMAX) ABSTRAK Teknologi WiMAX saat ini tergolong masih baru dan merupakan salah satu teknologi broadband wireless connection yang saat ini banyak operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi yang berkembang pesat telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat. Salah satu kemajuan teknologi informasi yang saat ini telah

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel - ilkomadri.com PENDAHULUAN Jaringan wireless/nirkabel adalah teknologi jaringan yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik melalui udara sebagai media untuk

Lebih terperinci

Aplikasi WiMAX. Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda. Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT

Aplikasi WiMAX. Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda. Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Aplikasi WiMAX Oleh: Yenniwarti Rafsyam, Milda Yuliza, Lifwarda Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT WiMAX is Broadband Wireless Acces (BWA) technology evolution with interactive

Lebih terperinci

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang

TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang TEKNOLOGI WiMAX untuk Komunikasi Digital Nirkabel Bidang Lebar Oleh : Thomas Sri Widodo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH...

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR ISTILAH... ABSTRAK Broadband Wireless Access (BWA) telah menjadi cara terbaik untuk mempercepat koneksi Internet dan penggabungan data, suara dan layanan video. Broadband Wireless Access (BWA) dapat membantu memperluas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perbandingan Jaringan Wi-Fi dengan WiMAX 2.1.1 Deskripsi umum Wi-Fi Wi-Fi merupakan salah satu jenis jaringan komputer yang paling banyak digunakan dan dimanfaatkan serta menjadi

Lebih terperinci

STANDARISASI FREKUENSI

STANDARISASI FREKUENSI STANDARISASI FREKUENSI WLAN-WIFI Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Alasan Mengapa Perlu Standarisasi Teknologi yang dibuat secara masal. Pembuat hardware yang berbeda

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telah bergerak maju dengan cepat, sehingga begitu banyak perangkat mobile dengan konektivitas internet melintasi batas dan melakukan fungsi yang tumpang

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI ABSTRAK..... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR SIMBOL... vii DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I.1 1.2 Identifikasi Masalah... I.1 1.3

Lebih terperinci

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Sistem broadband wireless access (BWA) sepertinya akan menjadi metoda akses yang paling fleksibel dimasa depan. Dibandingkan dengan teknologi eksisting, fiber optik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya

Lebih terperinci

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta IEEE 802.11g Sarah Setya Andini, 31431 TE Teguh Budi Rahardjo 31455-TE Eko Nugraha 31976-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 5.1 PREVIEW Wi-Fi (atau Wi- fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan

Lebih terperinci

TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA. Disusun Oleh : Ahya Amalina ( )

TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA. Disusun Oleh : Ahya Amalina ( ) TUGAS BESAR SISTEM KOMUNIKASI 1 WIMAX DI INDONESIA Disusun Oleh : Ahya Amalina (15101099) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD Komunikasi Proses transfer data / instruksi / informasi antara dua atau lebih komputer atau perangkat lain Komunikasi komputer (computer communications) 1

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo

Mengenal WiMAX. Onno W. Purbo Mengenal WiMAX Onno W. Purbo onno@indo.net.id Acknowledgement Kantor Menteri Negara Riset & Teknologi PUSPIPTEK SERPONG Hariff TRG Outline Definisi Teknologi Broadband Wireless Access (BWA) Profil Fitur

Lebih terperinci

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti :

Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : Layanan Broadband dapat dipenuhi dengan berbagai teknologi, seperti : a. Wireline Menggunakan xdsl, Fiber Optik, MSAN b. Wireless Menggunakan Wifi ( Wireless Fidelity), WiMAX, UMB (Ultra Mobile Broadband),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga harus dikelola secara efisien dan efektif. Kemajuan teknologi telekomunikasi yang

Lebih terperinci

Komunikasi dan Jaringan

Komunikasi dan Jaringan Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan perangkat pengirim dan penerima dalam

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel (wireless) sangat pesat sekali, khususnya teknologi informasi dan Internet. Teknologi seluler berkembang dari

Lebih terperinci

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX

BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX 2.1. Pengertian WiMAX Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II TEORI-TEORI WIMAX

BAB II TEORI-TEORI WIMAX BAB II TEORI-TEORI WIMAX 2.1 Nirkabel Pita Lebar Seiring meningkatnya kebutuhan jalur akses informasi jarak jauh dan keterbatasan penggunaan kabel, penerapan teknologi nirkabel berpita lebar dirasakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) 1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2] 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komunikasi suara, data, dan multimedia melalui Internet dan perangkat-perangkat bergerak semakin bertambah pesat [1-2]. Penelitian dan pengembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dasar Wimax WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) adalah teknologi telekomunikasi nirkabel yang menyediakan transmisi data menggunakan berbagai mode transmisi,

Lebih terperinci

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX ALEX KRISTIAN SITEPU

TUGAS AKHIR. ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX ALEX KRISTIAN SITEPU TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MODULASI DAN PENGKODEAN ADAPTIF PADA JARINGAN WiMAX Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin untuk menciptakan segala sarana yang dapat digunakan untuk. Telekomunikasi di dalam era globalisasi sekarang ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mungkin untuk menciptakan segala sarana yang dapat digunakan untuk. Telekomunikasi di dalam era globalisasi sekarang ini, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk saling bertukar informasi tanpa mengenal jarak. Untuk itu manusia berusaha seoptimal mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi diam atau bergerak menyebabakan perkembangan telekomunikasi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Data yang Diampu oleh Bapak Hartono, S.Si. Nama Nim : Mohamad Eko Ari Bowo : M3107105 Jurusan

Lebih terperinci

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 JARINGAN WIRELESS Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1 Introduction Enable people to communicate and access applications and information

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL a. Pilihan Ganda 1. Protokol TCP/IP berhubungan dengan pengguna aplikasi yang berguna untuk terminal maya jarak jauh a. HTTP b. FTP c. SMTP d. TELNET e. UDP 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini makin cepat dalam pengembagannya dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hal ini dirasakan oleh masyarakat Timor Leste pada umumya,

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network 5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau 7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital

Lebih terperinci

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS)

TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS) TEKNOLOGI JARINGAN TANPA KABEL (WIRELESS) M.Rudyanto Arief STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail : rudyanto@amikom.ac.id ABSTRACT As the number of wireless networks increased, so too did the need for a wireless

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA ANALISIS IMPLEMENTASI WiMAX DALAM PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA Iqbal Izzuddin Mahasiswa Program Magister Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Ampera Raya Gg. Pengadilan No.

Lebih terperinci

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing I. Pendahuluan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi yang saling tegak

Lebih terperinci

BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity)

BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity) BAB. III Sejarah Dan Perkembangan WIFI (Wireless Fidelity) Pengertian Dan Perkembangan Istilah "hotspot" sudah merupakan ungkapan umum di dunia global untuk lokasi layanan akses WLAN bagi publik. Hot Spot

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi

Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi Cara Kerja Sistem Jaringan Wireless Network Dan Wi-Fi Sinta Puspita Dewi Pusdewsinta.dewi@gmail.com Abstrak Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. yang relatif dekat dengan stasiun pemancar akan menerima daya terima yang lebih

1 BAB I PENDAHULUAN. yang relatif dekat dengan stasiun pemancar akan menerima daya terima yang lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penyiaran televisi analog memiliki beberapa kelemahan. Pertama, sistem penyiaran ini membutuhkan lebar kanal frekuensi yang semakin besar, berbanding lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi (statis dan bergerak) menyebabkan telekomunikasi nirkabel (wireless) berkembang

Lebih terperinci

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network WIRELESS NETWORK Pertemuan VI Ada tiga range frekuensi umum dalam transmisi wireless, yaitu : a. Frekuensi microwave dengan range 2 40 Ghz, cocok untuk transmisi point-to-point. Microwave juga digunakan

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Sebelumnya Standard Protocol Layer OSI LAYER Application (7) Presentation (6) TCP/IP 5. Application Session (5) Transport (4) Network (3) Data link

Lebih terperinci

Pertemuan-1. Konsep Dasar Jaringan Komputer

Pertemuan-1. Konsep Dasar Jaringan Komputer Pertemuan-1. Konsep Dasar Jaringan Komputer Definisi: Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui

Lebih terperinci

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi

Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter. 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi Nama Kelompok : 1. Arvita Mizza Utami (12/327968/SV/00144) >> Presenter 2. Chusnul Khotimah M (12/327950/SV/00126) >>presenter & pencari materi 3. Naufanti Zulfah (12/332429/SV/01145) >>Pembuat slide I

Lebih terperinci

IEEE b 1.1 INTRODUCTION

IEEE b 1.1 INTRODUCTION IEEE 802.11b Erick Kristanto Gunawan, 32131-TE Muhammad Fitrah Sugita, 30376-TE Muhmmad Wicaksono Abdurohim, 31163-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 INTRODUCTION 1.1.1 802.11 802.11 adalah

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) Pada bab dua ini akan dibahas mengenai evolusi jaringan komunikasi bergerak seluler, jaringan Long Term Evolution (LTE). Lalu penjelasan mengenai dasar Orthogonal

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA

Perancangan dan Implementasi Prosesor FFT 256 Titik-OFDM Baseband 1 Berbasis Pengkodean VHDL pada FPGA BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi wireless saat ini berkembang dengan pesat seiring meningkatnya kebutuhan pengguna terhadap layanan yang cepat dan beragam. Hal ini terlihat dari

Lebih terperinci

BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS.

BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS. BAB II UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION dan BROADBAND WIRELWSS ACCESS. 2.1 Konsep Universal Service Obligation Universal Service Obligation (USO) atau Kewajiban Pelayanan Universal merupakan kewajiban pemerintah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

TASK 1 JARINGAN KOMPUTER

TASK 1 JARINGAN KOMPUTER TASK 1 JARINGAN KOMPUTER Draw Your Concept of the Internet Now Dibuat oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Draw

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Data Komunikasi data merupakan pertukaran data antara dua devicemelalui suatu media transmisi (Forouzan, 2007). 2.1.1. Komponen Komunikasi Data Komunikasi data terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),

Lebih terperinci

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS Telekomunikasi mengacu pada transmisi sinyal seperti telepon, radio & televisi. elektronik Teknologi telekomunikasi = teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan layanan informasi komunikasi melaju begitu pesat. Pada awalnya layanan informasi komunikasi hanya berupa suara melalui teknologi switching PSTN, sekarang telah

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3 1 PERFORMANSI QUALITY OF SERVICE (QOS) FRAMEWORK ANTARA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING-TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS () DAN ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS () PADA IEEE 802.16

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Wireless L A N

Bab 1. Pengenalan Wireless L A N Bab 1. Pengenalan Wireless L A N Kita akan mendiskusikan tentang pangsa pasar wireless LAN, gambaran masa lalu, sekarang dan masa depan dari wireless LAN, serta pengenalan wireless LAN standar pemerintah.

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MEDIA TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T MEDIA TRANSMISI Budhi Irawan, S.Si, M.T Transmisi Data Keberhasilan Transmisi Data tergantung pada : 1.Kualitas signal yang ditransmisikan 2.Karakteristik media transmisi MEDIA TRANSMISI DATA Wire (Kabel)

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio Over Fiber (RoF) merupakan teknologi dimana sinyal microwave (listrik) didistribusikan menggunakan media dan komponen optik. Sinyal listrik digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah menjadi teknologi informasi yang berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan akurat. Internet

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur.

BERITA NEGARA. No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1013, 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Penggunaan Pita Frekuensi Radio 2.3GHz. Layanan Wireless Broadband. Prosedur. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST. Wireless Network Konsep Dasar Jaringan Nirkabel Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Mengapa Perlu WLAN? Instalasi pemasangan lebih mudah Efisiensi biaya dan waktu Kemudahan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan S1 Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Joko Dwi Santoso, M.Kom Naskan, S.Kom Rico Agung F., S.Kom Rikie

Lebih terperinci

Global System for Mobile Communication ( GSM )

Global System for Mobile Communication ( GSM ) Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global

Lebih terperinci

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM : KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM : 132 03 017 Program Studi : Teknik Elektro SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi sangat berkembang pesat saat ini, seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi sangat berkembang pesat saat ini, seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi dan informasi sangat berkembang pesat saat ini, seiring dengan menambahnya keingintahuan dan ketidakpuasan manusia terhadap teknologi yang telah mereka miliki,

Lebih terperinci

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu

Lebih terperinci

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Teknologi 3G adalah generasi ketiga dari wireless dengan tujuan untuk memungkinkan operator jaringan untuk menawarkan pengguna berbagai layanan yang lebih luas yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan landasan teori dari beberapa konsep yang digunakan pada penelitian ini seperti Teknologi Jaringan, Network Simulator 2, Bluetooth dan Zigbee. 2.1 Teknologi

Lebih terperinci

STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS

STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS STUDI TENTANG ALOKASI PITA FREKUENSI BWA UNTUK TEKNOLOGI WIMAX TESIS Oleh : EKA NOPERITA NPM. 0606003341 TESIS INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI MAGISTER TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Wireless Network. Konsep Dasar Jaringan Nirkabel. Muhammad Riza Hilmi, ST. Wireless Network Konsep Dasar Jaringan Nirkabel Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Mengapa Perlu WLAN? Instalasi pemasangan lebih mudah Efisiensi biaya dan waktu Kemudahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya, dimana dibutuhkan layanan-layanan dan aturan-aturan (protocols) yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya, dimana dibutuhkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERINTAH MAGANG... SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv v vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi

PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi Muhammad Nasir Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el: nasir@mail.binadarma.ac.id Abstract: Some of the technologies are

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB I. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi dalam sistem teknologi informasi dan jaringan menuntut manusia untuk selalu menyadari bahwa kebutuhan akan jaringan sangat diperlukan

Lebih terperinci

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS JUDUL : ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS NAMA JURUSAN, KAMPUS : JURUSAN MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, INSTITUT

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 95/DIRJEN/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 95/DIRJEN/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 95/DIRJEN/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI BASE STATION BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI

Lebih terperinci

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline)

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline) Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline) Fungsi jaringan adalah untuk berbagi sumber daya yang dimiliki dan untuk berkomunikasi secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jaringan Komputer 3.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komputer dan perangkat lainnya. Jaringan komputer dirancang

Lebih terperinci