KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR GEOGRAFI SMA NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR GEOGRAFI SMA NEGERI"

Transkripsi

1 KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR GEOGRAFI SMA NEGERI Dewi Agustina ( ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) ketersediaan sumber belajar geografi, (2) pengetahuan guru tentang sumber belajar geografi, (3). kompetensi guru dalam pemanfaatan sumber belajar geografi, (4) upaya guru geografi dalam meningkatkan kompetensinya untuk memanfaatkan sumber belajar. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner/angket, dokumentasi, dan observasi. Sampel penelitiannya menggunakan sampel penuh, yaitu seluruh guru SMA Negeri di Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 16 orang. Analisis data yang digunakan adalah prosentase. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan: 1) ketersedian sumber belajar di SMA Negeri di Kabupaten Semarang khususnya meliputi benda, karya ilmiah, manusia dan lingkungan menunjang kegiatan pembelajaran, hanya saja sedikit kurang tersedianya jurnal, koran, maket, dan hasil penelitian. 2) pengetahuan guru geografi terhadap sumber belajar meliputi jenis, fungsi, manfaat, cara penggunaan sumber belajar. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari setengah guru 57% atau 9 guru mmengetahui tentang jenis, fungsi, manfaat, dan cara penggunaan sumber belajar. Sisanya tidak mengetahui keseluruhan tetapi hanya sebagian saja. 3) Kompetensi guru dalam pemanfaatan sumber belajar sebagian besar guru 88% atau 13 guru menggunakan media, kecuali maket. 4) upaya pengembangan kompetensi guru untuk memanfaattkan sumber belajar diperoleh angka lebih dari setengah guru 88% atau 12 guru sering mengembangkan keprofesionalan. Berdasarkan penelitian ini penulis merekomendasikan agar guru geografi dan sekolah bekerjasama untuk meningkatkan ketersediaan jurnal, hasil penelitian dan koran. Meningkatkan kemampuannya dalam hal Guru geografi melakukan kerjasama dengan ssekolah untuk meningkatkan ketersediaan jurnal, hassil penelitian, dan koran. Guru geografi SMA Negeri di Kabupaten Semarang diharapkan dapat meningkatkan kemampuaanya dalam hal mendayagunakan lingkungan, langkah awalnya seperti mengakrabkan siswa dengan lingkungan sekitar, yaitu lingkungan sekolah dan mengakrabkan siswa dengan lingkungan di luar sekolah. Dikarenakan guru geografi SMA Negeri di Kabupaten Semarang jarang melakukan penelitian secara mandiri, disarankan untuk lebih giat melakukan penelitian secara mandiri untuk menunjang kemampuan dalam pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar geografi. Kata Kunci : Kompetensi Guru, Pemanfaatan Sumber Belajar. PENDAHULUAN Sumber belajar merupakan komponen dalam kegiatan pembelajaran. Pengertian sumber belajar itu begitu luas, karena pasa dasarnya pengalaman itu sendiri cukup luas, yaitu segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat dianggap sebagai sumber belajar selama membawa kita pada pengalaman dan menimbulkan belajar (Ile Edgar Dale, 1954:85). Sumber belajar bisa meliputi segala sesuatu yang dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu segala sesuatu apa yang ada di sekolah pada masa lalu, sekarang dan pada saat yang akan datang (Nana Sudjana, 1989:79). Berdasarkan pernyataan di atas, sumber belajar tidak hanya terdapat pada proses belajar mengajar di sekolah saja tetapi sumber belajar dapat diperoleh dari pengalaman yang kita alami selama membawa kita pada pengalaman dan menimbulkan belajar dan menuju kearah yang lebih JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 71

2 baik. Definisi tersebut menunjukan bahwa sumber belajar adalah sumber daya yang memberikan kemudahan siswa untuk belajar, sumber belajar tersebut perlu dikelola dan dimanfaatkan seefektif mungkin agar dapat menunjang keberhasilan belajar. Jenis-jenis sumber belajar menurut Assosiation For Education Communication and Technology (AECT) dapat dikategorikan menjadi enam yaitu tempat atau lingkungan, benda, manusia, bahan, buku, dan peristiwa (Samsuri, 2012:3). Pendapat lain sumber belajar terdiri atas empat kategori yaitu berupa benda, karya ilmiah, manusia, dan lingkungan (Ningrum, 2009:109). Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperlukan berbagai sumber belajar. Peranan guru dalam memilih sumber belajar sangat berpengaruh kepada proses pembelajaran baik yang dilakukan didalam kelas (in door) maupun di luar kelas (out door). Sumber belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran sudah tercantum dalam perencanaan atau program pembelajaran. Artinya, guru harus melakukan analisis kebutuhan sumber belajar berdasarkan tujuan, materi dan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus memilki pengetahuan dan kemampuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sumber belajar, memilih dan menentukan sumber belajar yang sesuai serta menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran. Walaupun penting, tetapi ketersediaan sumber belajar masih banyak memiliki kendala. Berdasarkan dari hasil studi kebutuhan (need assessment) dilaporkan bahwa: 1. Keberadaan sumber belajar di sekolah masih memprihatinkan dan masih memerlukan pengembangan, baik jenis/ragam maupun dan kuantitasnya. sumber belajar dipahami oleh kepala sekolah, guru, dan siswa sebatas buku-buku mata pelajaran, narasumber dan media pembelajaran. Dimana narasumber juga terbatas pada guru, tidak banyak bahkan hampir tidak pernah sumber lainnya yang dilibatkan dalam pembelajaran disekolah. Sementara itu para siswa sangat mengharapkan adanya beragam sumber belajar bagi kepentingan kegiatan belajarnya. 2. Sumber belajar dalam kategori lingkungan baru dipahami sebatas laboratorium dan perpustakaan, para kepala sekolah, guru dan siswa belum mengoptimalkan lingkungan-lingkungan lain yang ada di sekitarnya sebagai sumber belajar (Depdiknas, 2004). Komponen pendidikan meliputi siswa, guru, tujuan, materi, metode, sarana/alat/media, evaluasi, dan lingkungan (Soetopo, 2005:143). Masing-masing komponen tersebut sebagai bagian yang berdiri sendiri, namun dalam berproses dikesatuan sistem komponen tersebut saling bergantung dan bersama-sama untuk mencapai tujuan. Kedelapan komponen tersebut tidak dapat terpisahkan karena dapat mengakibatkan tersendatnya proses belajar mengajar. Peran guru adalah menyediakan, menunjukan, membimbing dan memotivasi peserta didik agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Disamping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri maupun sumber belajar yang sudah ada di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dalam pidato pengukuhan guru besarnya menyampaikan sekilas tentang problematika pembelajaran geografi yaitu rendahnya kualitas pembelajaran yanga berdampak pada rendahnya hasil JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 72

3 belajar geografi (Purwanto, 2010:1). Komponen komponen tersebut diantaranya adalah : kompetensi guru, bahan ajar, media, dan hasil evaluasi hasil/proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas perlu dikaji lebih lanjut mengenai kompetensi guru dalam pemanfaatan sumber belajar. Sumber belajar merupakan sumber daya yang memberikan kemudahan siswa untuk belajar, sumber belajar tersebut perlu dikelola dan dimanfaatkan seefektif mungkin agar dapat menunjang keberhasilan belajar. Jadi sumber belajar itu merupakan alat atau benda yang memungkinkan orang untuk lebih cepat memahami materi pelajaran. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti mengenai Kompetensi Guru dalam Pemanfaatan Sumber Belajar Geografi Di SMA Negeri Kabupaten Semarang. KAJIAN PUSTAKA Kompetensi Guru Pengertian kompetensi dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 pasal 1 butir 10 adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Salah satu ciri dari profesi dituntut memiliki kecakapan yang memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwewenang atau standar kompetensi guru (Murniati, 2007:2). Istilah kompetensi diartikan sebagai perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam pola berpikir dan bertindak atau sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Seperangkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya adalah ilmu pengetahuan yang menyangkut informasi-informasi terkait dengan pengembangan kompetensi peserta didiknya. Dengan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru berupa keterampilan mengajar. Dalam keterampilan mengajar ini ditunjukkan bagaimana guru memperlihatkan perilakunya ketika berinteraksi dengan peserta didik selama kegiatan belajar mengajar. Keterampilan mengajar ini meliputi keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan memberi variasi dan keterampilan menutup pelajaran. Strategi Pemanfaatan Sumber Belajar Geografi a. Memilih Sumber Belajar Dalam memilih sumber belajar, didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai (Sudjana, 2001:84). Kedua kriteria tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 73

4 b. Kriteria Umum 1) Ekonomis dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus rendah. Bisa saja dana pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah. 2) Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan. 3) Mudah diperoleh dalam arti sumber belajar itu dekat, tidak perlu diadakan atau di beli di toko dan pabrik. Sumber belajar yang tidak dirancang lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di lingkungan sekitar. 4) Bersifat fleksibel, artinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri. 5) Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, merupakan kriteria yang penting. Sering terjadi suatu sember belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawa juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena diluar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi dan banyak memakan waktu. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dalam penelitian, sehingga menghasilkan pemecahan masalah yang akurat. Fokus utama dalam penelitian ini adalah Kompetensi guru terhadap pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar geografi di SMA Negeri Kabupaten Semarang. Mengacu dalam permasalahannya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap permasalahan yang diajukan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yyang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa-peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Metode deskriptif adalah metode yang bersifat menggambarkan keadaan daerah peneliitian secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta, serta menganalisis hasil penelitian yang diperoleh(surakhmad, 1982:139). Berdasarkan pendapat diatas dalam penelitian ini penyusun mencari data yang akurat mengenai Kompetensi guru dalam pemanfaatan sumber belajar geografi di SMA Kabupaten Semarang. Berdasarkan rumusan masalah yang ingin dijawab dan fokus utama dalam penelitian ini, penyusun melakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 74

5 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 1998:102). Pengertian lainnya, populasi adalah keseluruhan gejala, individu, kasus, dan masalah yang akan diteliti, yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi (Sumaatmadja, 1988:112). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru mata pelajaran geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang yang berjumlah 11 SMA Negeri. Sampel adalah bagian dari populasi (contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan penelitian dengan menggunakan sampel penelitian, dilakukan karena pada penelitian umumnya mewakili sebuah populasi (Sumaatmadja, 1988:112). Banyaknya sampel bergantung pada : a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya b. Cangkupan pengamatan setiap sampel menyangkut banyaknya data c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 1998:113). Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka sampel penelitian ini merupakan sampel penuh karena diambil dari semua guru Geografi SMA Negeri di Kabupaten Semarang yang terdiri dari 11 SMA Negeri. Variabel Penelitian Variabel penelitian meliputi: A. Sumber Belajar, yang terdiri dari : 1) Pengetahuan tentang sumber belajar 2) Ketersediaan sumber belajar 3) Intensitas pemanfaatan sumber belajar 4) Kegiatan pengembangan kompetensi yang diikuti guru geografi B. Kompetensi guru dalam pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar geografi, yang terdiri dari: a. Kompetensi pedagogik, seperti penggunaan alat peraga, atau media pembelajaran. b. Kompetensi profesional, seperti membuat karya ilmiah. c. Kompetensi kepribadian seperti sikap memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. d. Kompetensi sosial, seperti interaksi guru dengan lembaga sosial. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam proses penelitian, data yang diperoleh harus valid, terpercaya, dan obyektif, dengan demikian laporan yang disusun terjamin keakuratannya. Untuk mengkaji dan menganalisis mengenai Kompetensi guru dalam pemanfaatan Sumber Belajar Geografi di SMA Negeri Kabupaten Semarang peneliti menjadi instrument utama untuk menjaring dan menganalisis data yang diperlukan dari sumber informasi dalam hal ini guru geografi SMA Negeri. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 75

6 1. Studi pustaka 2. Angket/Kuesioner 3. Studi Dokumentasi 4. Lembar Observasi HASIL PENELITIAN Sumber belajar merupakan daya potensial bagi kegiatan pembelajaran. Tanpa sumber belajar, guru dan siswa akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Dalam pemanfaatan sumber belajar, tentunya guru harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkannya. Ketersediaan sumber belajar mata pelajaran geografi di SMA Negeri Kabupaten Semarang cukup beragam. Menurut Ningrum (2009 : 109) bahwa sumber belajar terdiri atas empat kategori yaitu benda, karya ilmiah, manusia, dan lingkungan. Pendapat lain dinyatakan oleh Rohani (1997) bahwa sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar di berikan oleh Edgar Dale (Rohani : 1997) yang menyatakan bahwa pengalaman itu merupakan sumber belajar. Indikator sumber belajar berupa benda dalam penelitian ini adalah peta, globe dan atlas. Indikator sumber belajar berupa karya ilmiah adalah koran, dan hasil penelitian. Indikator manusia dalam hal ini narasumber adalah lembaga-lembaga pemerintahan atau instansi yang dapat dijadikan sebagai narasumber dalam mata pelajaran geografi. Indikator lingkungan sebagai sumber belajar adalah lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan peta di SMA Negeri Kabupaten Semarang sebagian besar berjumlah 5 sampai 8 buah peta dengan kondisi masih layak untuk digunakan. Ketersediaan globe di SMA Negeri Kabupaten Semarang sebagian besar berjumlah 2 hingga 4 buah globe dengan kondisi baik. Ketersediaan atlas sebagian besar berjumlah 4 hingga 25 buah atlas dengan kondisi baik. Ketersediaan internet sudah dimiliki oleh seluruh SMA Negeri di Kabupaten Semarang. Ketersediaan koran setiap sekolah memiliki 1 buah koran yang berlangganan setiap harinya. Ketersediaan hasil penelitian di SMA Negeri Kabupaten Semarang, guru-guru menugaskan siswa untuk membuat kliping dan artikel kegeografian. Ketersediaan sumber belajar berupa manusia dalam hal ini biasa disebut sebagai narasumber yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar berjumlah 17 lembaga atau instansi. Ketersediaan sumber belajar berupa lingkungan di sekitar sekolah sebagian besar SMA Negeri Kabupaten Semarang memiliki taman yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, pertokoan dan pusat perbelanjaan sebagai lingkungan sosial, dan pemukiman penduduk sebagai lingkungan budaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Yunanto (2004:24), lingkungan terbagi menjadi 3 yaitu : Lingkungan Alam sebagai sumber belajar yang masuk dalam kelompok ini merupakan tempat atau alam bebas yang dapat memberikan informasi langsung kepada siswa. Alam menyediakan banyak hal yang dapat dipelajari siswa. Misalnya siswa dapat belajar langsung mengenal tanaman, JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 76

7 hewan, tanah, batu, suhu, udara, sungai, pegunungan, gunung, air dan sebagainya. Lingkungan alam yang terdapat di sekitar SMA Negeri Kabupaten Semarang diantaranya adalah taman, sungai. Lingkungan Sosial sebagai sumber belajar ini lebih menekankan tempat hasil karya manusia, dan di dalamnya terdapat aktivitas hubungan manusia. Misalnya, siswa dapat langsung bertemu dengan Pak Tani (sebagai narasumber) untuk mengetahui proses penanaman padi. Informasi mengenai alat transportasi dan bagaimana sarana jalan yang menjadi kebutuhan penting mesyarakat pun dapat langsung diakses oleh siswa. Lingkungan sosial yang terdapat di sekitar SMA Negeri Kabupaten Semarang diantaranya adalah pertokoan, dan pasar. Lingkungan Budaya sebagai sumber belajar lebih menekankan pada pemukiman penduduk, sebagai lingkungan yang penting sebagai sumber belajar yang beragam dari hasil proses kegiatan manusia terhadap lingkungannya. Lingkungan budaya di sekitar SMA Negeri Kabupaten Semarang diantaranya adalah museum, museum kereta tuntang, dan prasasti Plumpungan.. Berdasarkan hasil penelitian mengenai ketersediaan sumber belajar di SMA Negeri Kabupaten Semarang, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar di SMA Negeri Kabupaten Semarang sebagian besar cukup menunjang bagi kegiatan pembelajaran, hanya saja sedikit kurang tersedianya koran dan hasil penelitian. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar pendidik. Dalam hal pengetahuan guru geografi tentang sumber belajar, peneliti mengkategorikan pengetahuan guru tentang jenis sumber belajar, intensitas penggunaan sumber belajar, pengetahuan guru tentang fungsi sumber belajar, pengetahuan guru tentang manfaat sumber belajar, dan cara penggunaan sumber belajar. Berdasarkan hasil angket dalam penelitian, pengetahuan guru akan jenis sumber belajar yaitu benda, karya ilmiah, manusia dan lingkungan sebanyak 62,5% sudah menguasai tentang jenis sumber belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang sudah menguasai tentang jenis sumber belajar. Dalam penggunaan sumber belajar, guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang memiliki keberagaman dalam hal intensitas penggunaan sumber belajar. Peneliti membagi 2 indikator yaitu intensitas penggunaan tinggi dan intensitas penggunaan rendah. Berdasarkan hasil penelitian mengenai intensitas penggunaan sumber belajar yang intensitas penggunaannya tinggi diantaranya adalah buku teks, gambar, foto, animasi, peta, globe, atlas, internet, lingkungan sosial, lingkungan alam dan artikel. Guru-guru geografi sebagian besar menggunakan sumber belajar tersebut dikarenakan sumber belajar tersebut mudah untuk di peroleh dan dimanfaatkan karena sudah tersedia di sekolah dan sekitar sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2001:84) bahwa sumber belajar itu harus bersifat ekonomis, praktis, mudah diperoleh, fleksibel. Pengetahuan Guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang tentang fungsi sumber belajar beragam antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang 62,5% sudah mengetahui akan fungsi sumber belajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru geografi di SMA Negeri Kabupaten Semarang sebagian besar sudah kompeten dalam memahami tentang fungsi sumber belajar. Pengetahuan guru geografi SMA Negeri JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 77

8 Kabupaten Semarang tentang manfaat sumber belajar cukup beragam dalam menjawab. Berdasarkan hasil penelitian, guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang sebanyak 5 guru atau 31,25% menjawab pertanyaan mengenai manfaat sumber belajar yaitu untuk memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik. 7 guru atau 43,75% menjawab dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau di lihat secara langsung dan konkret, 4 guru atau 25% menjawab dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru geografi di SMA Negeri Kabupaten Semarang sudah cukup kompeten dalam memahami tentang manfaat sumber belajar. Cara penggunaan sumber belajar berdasarkan hasil penelitian, 0% menggunakan metode karyawisata, 68,75% dengan media dan. 31,25% dengan memanfaatkan lingkungan Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang cenderung lebih sering memanfaatkan media sebagai sumber belajar mengingat media merupakan sumber belajar yang ekonomis, mudah diperoleh, praktis dan sederhana. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang tentang sumber belajar, 62,5% guru sudah sangat menguasai tentang jenis sumber belajar, 62,5% guru sudah sangat menguasai tentang fungsi sumber belajar, 31,25% guru sebagian besar sudah menguasai tentang manfaat sumber belajar, dan cara penggunaan sumber belajar 68,75% guru memanfaatkan dengan media. Dalam hal pemanfaatan sumber belajar, indikator di dalamnya adalah intensitas penggunaan sumber belajar dengan cara karyawisata, intensitas penggunaan media dalam hal ini adalah intensitas penggunaan peta, globe, atlas, foto, gambar, animasi, film, multimedia, maket, dan internet, intensitas pendayaagunaan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, intensitas penggunaan sumber belajar dengan cara karyawisata 37,5% jarang, dan 62,5% tidak pernah menggunakan. Hal ini merupakan hal yang wajar, guru-guru cenderung jarang memanfaatkan karyawisata mengingat dengan metode karyawisata memerlukan biaya yang cukup tinggi. Adapun lokasi-lokasi yang dimanfaatkan oleh guru-guru geografi diantaranya adalah wilayah Semarang dan sekitarnya, Yogyakarta, Bali. Materi yang di ajarkan sebagian besar adalah geosfer. Intensitas penggunaan peta 50% guru sering menggunakan peta sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan globe 50% guru sering menggunakan globe sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan atlas 56,25% guru sering menggunakan atlas sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan foto 43,75% guru sering menggunakan foto sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan gambar 56,25% guru sering menggunakan gambar sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan animasi 50% guru sering menggunakan animasi sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan film 50% guru sering menggunakan film sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan multimedia 37,5% guru sering menggunakan multimedia sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan maket 2% guru jarang dan 87,5% tidak pernah menggunakan maket sebagai sumber belajar. Intensitas penggunaan internet oleh guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Semarang dalam pemanfaatan sumber belajar sudah sering digunakan yaitu sebesar 56,25%, hanya 12,5% guru yang tidak pernah menggunakan fasilitas internet. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 78

9 Dalam mendayagunakan lingkungan, 37,5% guru sering mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Jadi dapat disimpulkan, pemanfaatan sumber belajar dengan cara karyawisata 37,5% guru jarang memanfaatkan dan 62,5% tidak pernah, pemanfaatan dengan media sebagian besar sering memanfaatkan kecuali maket, pemanfaatan lingkungan 37,5% guru sering mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, guru-guru geografi di SMA Negeri Kabupaten Semarang melaksanakan perannya sebagai mediator karena sebagian besar menyertakan media pembelajaran dalam setiap kegiatan pembelajaran dan sebagai fasilitator karena mendatangkan dan mendatangi sumber belajar bagi siswa. Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru dituntut untuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya demi tercapainya tujuan pendidikan. Kompetensi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi profesional. Pengembangan kompetensi guru dalam pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar, ada beberapa indikator yang peneliti ajukan yaitu membaca, diskusi, mengikuti kegiatan MGMP Geografi, mengikuti seminar atau pelatihan, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan melakukan penelitian secara mandiri. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 100% guru meluangkan waktu untuk membaca mengenai sumber belajar. Diskusi akan membantu meningkatkan kompetensi guru. Sebanyak 100% guru-guru pernah melakukan diskusi mengenai pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar geografi. Sebagian besar guru-guru berdiskusi dengan teman sejawat ataupun MGMP Geografi baik tingkat sekolah maupun tingkat kota. Adapun jenis sumber belajar yang di diskusikan 56,25% mendiskusikan mengenai media ajar. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, 37% guru-guru melakukan diskusi sekitar dua kali dalam setahun. Kegiatan MGMP akan turut membantu bagi pengembangan kompetensi guru. Guru-guru akan saling bertukar informasi, menambah wawasan mereka. Berdasarkan hasil penelitian, guru-guru Geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang sebanyak 75% mengikuti kegiatan MGMP Geografi dalam tahun ini sebanyak 1 kali, sedangkan 25% sebanyak 2 kali. Kegiatan seminar akan turut membantu bagi pengembangan kompetensi guru. Guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang diantaranya 96% pernah mengikuti seminar khususnya yang membahas mengenai pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar geografi. Adapun intensitas guru dalam mengikuti kegiatan seminar 100% pernah mengikuti sebanyak dua hingga empat kali. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentunya akan meningkatkan kompetensi guru dengan bertambahnya keilmuan, informasi serta pengalaman. Berdasarkan hasil penelitian, 4 orang atau 25% guru melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang yang melakukan penelitian secara mandiri hanya 12,5% yang pernah melakukan penelitian secara mandiri. Berdasarkan temuan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru-guru SMA Negeri Kabupaten Semarang sudah cukup kompeten dalam mengembangkan kompetensinya dalam pemanfaatan sumber belajar di lihat dari indikator presentase membaca, diskusi, mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti seminar. Hanya saja kurang dalam melakukan penelitian secara mandiri. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 79

10 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ketersediaan sumber belajar SMA Negeri di Kabupaten Semarang sebagian besar cukup menunjang bagi kegiatan pembelajaran, hanya saja sedikit kurang tersedianya koran dan hasil penelitian. 2. Pengetahuan guru akan jenis sumber belajar yaitu benda, karya ilmiah, manusia dan lingkungan sebanyak 62,5% sudah menguasai tentang jenis sumber belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang sudah menguasai tentang jenis sumber belajar. Dalam penggunaan sumber belajar, guru-guru geografi SMA Negeri Kabupaten Semarang memiliki keberagaman dalam hal intensitas penggunaan sumber belajar. 3. Mengenai intensitas penggunaan sumber belajar yang intensitas penggunaannya tinggi diantaranya adalah buku teks, gambar, foto, animasi, peta, globe, atlas, internet, lingkungan sosial, lingkungan alam dan artikel. Sedangkan intensitas penggunaan yang rendah diantarannya 4. Berdasarkan hasil penelitian, intensitas penggunaan sumber belajar dengan cara karyawisata 37,5% jarang, dan 62,5% tidak pernah menggunakan. Hal ini merupakan hal yang wajar, guruguru cenderung jarang memanfaatkan karyawisata mengingat dengan metode karyawisata memerlukan biaya yang cukup tinggi. 5. Sebagian besar guru-guru berdiskusi dengan teman sejawat ataupun MGMP Geografi baik tingkat sekolah maupun tingkat kota. 6. Sebagian besar guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Semarang sudah cukup kompeten dalam mengembangkan kompetensinya dalam pemanfaatan sumber belajar di lihat dari indikator presentase membaca, diskusi, mengikuti kegiatan MGMP, mengikuti seminar. Hanya saja kurang dalam melakukan penelitian secara mandiri. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Daldjoeni, N. (1982). Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Bandung. ALUMNI. Hasan, I (2008). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara. Jakarta Hendriani, Y. (2005). Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. Bandung. Ilmu Pengetahuan Alam Bandung. Joko, Yunanto, Sri. (2004). Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo. Mulyasa, E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung. Remaja Rosdakarya. Ningrum, E. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks Strategi Pembelajaran. Bandung : Buana Nusantara. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 80

11 Ridaul Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem. Solo: UNS. Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineke Cipta. Sumaatmadja (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung : Alumni. Surakhmad (1982). Metode Penelitian. Jakarta : Gramedia Pustaka. Tika, M.P (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Undang Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Yuniasih, Ida Pengaruh Kompetensi Guru Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Menangani Penggandaan Dokumen Pada Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Swasta Kabupaten Semarang. Semarang : UNNES. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 81

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber belajar merupakan komponen dalam kegiatan pembelajaran. Pengertian sumber belajar dikemukakan oleh Ile Edgar Dale (1954 : 85) bahwa sumber belajar itu begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia di permukaan bumi tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia di permukaan bumi tidak dapat dilepaskan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia di permukaan bumi tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan dimana manusia hidup. Berbagai kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upi Supriatna, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upi Supriatna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam dinamika kehidupan suatu bangsa. Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan agen pembangunan dan perubahan. Tanpa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

Kata Kunci: Remedial teaching

Kata Kunci: Remedial teaching PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI KABUPATEN REMBANG Joko Widodo 1 Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kemampuan guru dalam mendiagnosis kesulitan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen

Lebih terperinci

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 13 UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER DI Fahrudi Ahwan Ikhsan, Fahmi Arif Kurnianto,

Lebih terperinci

ECL SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BARU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA MENUJU OPEN EDUCATION RESOURCES

ECL SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BARU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA MENUJU OPEN EDUCATION RESOURCES ECL SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BARU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA MENUJU OPEN EDUCATION RESOURCES Nurma Yunita Indriyanti& Bakti Mulyani Program Studi Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses kearah yang lebih baik, menghadapi

Lebih terperinci

PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT. Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY

PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT. Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY Program Studi : Pendidikan Luar Sekolah Nama mata kuliah : Pendidikan Kesetaraan Kode : PNF6244 Jumlah SKS : 2

Lebih terperinci

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Novie Arista 1300005306/ 7A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dalam pengumpulan data (Arikunto, 1998 : 20). Penggunaan metode yang sesuai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dalam pengumpulan data (Arikunto, 1998 : 20). Penggunaan metode yang sesuai BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data (Arikunto, 1998 : 20). Penggunaan metode yang sesuai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK

ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK Eka Dewi Sartika, Sri Zulhartati, dan Husni Syahrudin Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi FKIP Untan

Lebih terperinci

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin.

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin. 1 2 PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar-mengajar dan ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru harus memperhatikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU ARNIS Guru SD Negeri 113 Pekanbaru arrnis6@gmail.com ABSTRAK Hasil observasi penulis di SDN 113

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar yang dialami oleh peserta didik menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, bidang keterampilan, dan bidang nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 15,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik

I. PENDAHULUAN. untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada tiap jenjang dan jenis. pendidikan disusun kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada tiap jenjang dan jenis. pendidikan disusun kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS KESIAPAN GURU-GURU BIOLOGI SMP MENGHADAPI MASUKNYA MATERI KIMIA DALAM MATA PELAJARAN IPA DI SMP SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Nurma Yunita I, Nanik Dwi N, Sri Yamtinah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena segala pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan faktor yang diperoleh dari dunia

Lebih terperinci

Pembelajaran Geografi Yang Ideal Di Sekolah Dasar Oleh : Bhian Rangga J.R Prodi Geografi FKIP UNS

Pembelajaran Geografi Yang Ideal Di Sekolah Dasar Oleh : Bhian Rangga J.R Prodi Geografi FKIP UNS Pembelajaran Geografi Yang Ideal Di Sekolah Dasar Oleh : Bhian Rangga J.R Prodi Geografi FKIP UNS A. Pendahuluan Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala Geografi dengan

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan Kurikulum 2013 menjadikan guru berperan penting dalam pelaksanaannya di sekolah. Berdasarkan pernyataan Awaliyah (2014), pada tahun kedua pelaksanaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar ABSTRAK Br Sinaga, Aznidar. Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar dan Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. Skripsi. PIPS FKIP Universitas Jambi.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PRASEJARAH BAGI GURU- GURU SMA KOTA SEMARANG

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PRASEJARAH BAGI GURU- GURU SMA KOTA SEMARANG PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PRASEJARAH BAGI GURU- GURU SMA KOTA SEMARANG Karyono, dkk. Fakultas Ilmu Sosial UNNES Abstrak Dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pengertian Pendidikan Pendidikan berarti lembaga yang bertanggungjawab menetapkan cita-cita atau tujuan pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD Budi Ressanto (10320007) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing

Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut p-issn: 1907-932X; e-issn: 2579-9274 Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Siti Hadijah Sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH Winda Maulina 1, Thamrin Kamaruddin 2, M. Yusuf Harun 3 1 Email: winda.maulina04@gmail

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Konsep dasar pembelajaran a. Pengertian Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata instruction dalam bahasa inggris, yang berarti proses membuat orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan investasi sangat penting bagi generasi penerus bangsa. Apalagi sekarang sudah masuk pada era

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT Mirna Herawati Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERMODIFIKASI DAN THINK-PAIR-SHARE Oleh: Kiki Fatkhiyani STKIP NU Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Kecakapan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia memerlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B TK MOJOREJO 2 TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan kualitas pendidikan sampai saat ini masih menjadi kendala utama dalam upaya pembaharuan sistem pendidikan nasional. Untuk itu pemerintah telah melakukan berbagai

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO Dewi Septyarini, Waluyo*), dan Aryanti Nurhidayati*) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Suwatno, A. Sobandi, Rasto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat implementasi

Lebih terperinci

Arnot Pakpahan Surel :

Arnot Pakpahan Surel : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih 1 ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih baik, menghadapi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DATA GEOSPASIAL (PETA) DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI

PEMANFAATAN DATA GEOSPASIAL (PETA) DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI PEMANFAATAN DATA GEOSPASIAL (PETA) DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI Suwito 1, Yuli Ifana Sari 2, Tri Wahyudianto 3, Nila Restu Wardani 4 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Kanjuruhan Malang 1 Email:

Lebih terperinci

JENIS DAN KRITERIA MEMILIH SUMBER BELAJAR

JENIS DAN KRITERIA MEMILIH SUMBER BELAJAR JENIS DAN KRITERIA MEMILIH SUMBER BELAJAR Dra. Permasih, M.Pd Laksmi Dewi, M.Pd Dian Andayani, M.Pd JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UPI Dilihat dari segi perancangannya Sumber Belajar yang

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO 1 KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO Oleh: Hangga Permana Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Lebih terperinci

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN STAND ALAT PERAGA SISTEM WIPER WASHER GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR DI SMK MA ARIF 2 GOMBONG TAHUN 2015/2016 Oleh : Pradipta Yafi Atprivema, Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Pendidikan tidak boleh dianggap sepele, karena pendidikan akan meningkatkan harkat dan martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pera Agustiyani Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pera Agustiyani Rahayu, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013, hlm.2) menjelaskan, Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan

Lebih terperinci

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan, adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai sarana untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang tepat harus digunakan agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat

Lebih terperinci

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan yang dialami oleh seseorang dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (kognitif),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si 1 Dr. Suwatno, M.Si. Drs. Ade Sobandi, M.Si. Rasto, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Khaerul Anam (0700) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan, yang terfokus dalam kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa

Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa Slamet Anwar (09320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Permasalahan yang diungkap dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh: PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Huda (2012, hlm.3) merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat

Lebih terperinci

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA BANDUNG

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA BANDUNG 1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomor 1, April 2016 TINGKAT MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA BANDUNG Oleh R.Rahmawati, A.Yani *) L.Somantri *) Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

HAMBATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI PETA TEMATIK DI SMA. Sutarji Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

HAMBATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI PETA TEMATIK DI SMA. Sutarji Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN HAMBATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI PETA TEMATIK DI SMA Sutarji Jurusan Geografi FIS UNNES Abstrak Tercapainya tujuan pengajaran materi peta tematik tergantung metode mengajar yang digunakan. Seorang

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci