QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN DAN BADAN KEAHLIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN DAN BADAN KEAHLIAN"

Transkripsi

1 QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015

2 QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI i

3 KATA PENGANTAR P uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Quick Wins Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI dapat kami selesaikan dengan baik. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI ini disusun mengacu Permenpan dan RB Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins. Dalam rangka pelaksanaan telah banyak upaya pembenahan atau perubahan sistem yang sudah dilakukan namun demikian Tim Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI menyadari bahwa sebenarnya pekerjaan terberat dalam perubahan ini adalah memastikan terjadinya perubahan budaya dan pola pikir segenap pejabat dan pegawai untuk terjadi perubahan perilaku. Quick wins merupakan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya secara cepat oleh pemangku kepentingan utama, baik secara eksternal maupun internal Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI telah menetapkan program tahun 2016 yaitu Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang dan Sistem Informasi Legislasi (Sileg). Penetapan kedua kegiatan ini ke dalam program Quick Wins merupakan bentuk komitmen Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI untuk senantiasa meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Kami menghargai semua masukan untuk menyempurnakan penetapan Quick Wins di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga dengan penetapan kedua kegiatan tersebut di dalam program quick wins akan membantu percepatan peningkatan kualitas kinerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian dalam memberikan dukungan kepada DPR RI Jakarta, 7 April 2016 Sekretaris Jenderal, Dr. Winantuningtyastiti S., M.Si. NIP Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii iii A LATAR BELAKANG 1 B PERUMUSAN QUICK WINS 2 C PENETAPAN KEGIATAN QUICK WINS 3 1 TINGKAT KINERJA SAAT INI 3 2 POTENSI PENINGKATAN KINERJA 4 3 PENYIAPAN SUMBER DAYA 5 4 PENETAPAN KEGIATAN QUICK WINS 7 D RENCANA PELAKSANAAN QUICK WINS 7 E PENUTUP 9 LAMPIRAN 10 Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI iii

5 QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA A. Latar Belakang Program percepatan (Quick Wins) atau juga sering disebut low-hanging fruit adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar dan sulit. Quick Wins merupakan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya secara cepat oleh pemangku kepentingan utama, baik secara eksternal maupun internal Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Quick Wins diperlukan untuk memperoleh momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri yang untuk selanjutnya melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan, serta memberikan image positif bagi pelaksanaan reformasi birokrasi sehingga dapat menurunkan penilaian pesimis tentang pelaksanaan reformasi birokrasi. Langkah langkah untuk menyusun sampai menerapkan program Quick Wins adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan; 2. menetapkan; 3. menyusun rencana pelaksanaan; dan 4. melaksanakan program Quick Wins. Dokumen ini akan memaparkan langkah 1 sampai 3 yang telah dilakukan oleh Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, sedangkan langkah no. 4 (pelaksanaan Quick Wins) akan dilaksankan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dietatapkan. Kegiatan Quick Wins yang diusulkan merupakan program yang sudah berjalan akan tetapi perlu ditingkatkan keluarannya guna lebih meningkatkan keterlibatan publik yang dalam hal ini adalah Anggota DPR RI, mitra kerja DPR RI dan masyarakat, baik dari aspek ketepatan (akurasi), kecepatan, jenis dan jumlah layanan, maupun kemudahan dijangkau oleh publik. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 1

6 B. Perumusan Quick Wins Pemangku kepentingan di Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI adalah sebagai berikut: 1. pemangku kepentingan utama adalah DPR RI; 2. pemangku kepentingan pendukung adalah mitra kerja dan masyarakat luas, serta 3. pemangku kepentingan kunci adalah Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Berdasarkan penetapan pemangku kepentingan tersebut maka diidentifikasi sejumlah kandidat kegiatan Quick Wins sebagaimana tabel berikut: No. Kandidat Quick Wins Keluaran Layanan 1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU Naskah Akademik dan RUU 2. Sistem Pengaduan Mayarakat Informasi tindak lanjut pengaduan masyarakat 3. Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) Informasi administrasi pegawai 4. Penyusunan Pointers Rapat Pointers Rapat 5. Penyusunan Referensi APBN Referensi APBN 6. Sistem Administrasi Anggota Dewan (SITANANG) Informasi administrasi anggota dewan 7. Sistem Informasi Legislasi (SILEG) Informasi sistem legislasi Adapun identifikasi pemangku kepentingan serta harapannya terhadap kandidat Quick Wins adalah sebagaimana tabel berikut: No. Kandidat Quick Wins Pemangku Kepentingan Harapan 1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU DPR RI Mitra Kerja dan Masyarakat Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Kualitas Ketepatan Kecepatan Akses Informasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 2

7 No. Kandidat Quick Wins Pemangku Kepentingan Harapan 2. Sistem Pengaduan Mayarakat 3. Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) 4. Penyusunan Pointers Rapat 5. Penyusunan Referensi APBN 6. Sistem Administrasi Anggota Dewan (SITANANG) 7. Sistem Informasi Legislasi (SILEG) DPR RI Mitra Kerja dan Masyarakat Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI DPR RI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI DPR RI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI DPR RI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI DPR RI Mitra Kerja dan Masyarakat Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Kualitas Ketepatan Kecepatan Kepastian Akses Informasi Kualitas Ketepatan Kecepatan Akses Informasi Kualitas Ketepatan Kecepatan Kualitas Ketepatan Kecepatan Kualitas Ketepatan Kecepatan Akses Informasi Kualitas Ketepatan Kecepatan Akses Informasi C. Penetapan Kegiatan Quick Wins Proses penetapan kegiatan Quick Wins melalui beberapa tahap, yaitu penilaian tingkat kinerja saat ini, potensi peningkatan kinerja, dan penyiapan sumber daya yangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan. 1. Tingkat Kinerja Saat Ini Proses penilaian tingkat kinerja masing masing kandidiat Quick Wins saat inidilakukan dengan cara diskusi oleh beberapa pihak yang terkait dengan kegiatantersebut dan berdasarkan hasil evaluasi kinerja sebelumnya. Tabel berikut menunjukkan hasil penilaian tingkat kinerja masing masing kandidat. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 3

8 No. Kandidat Quick Wins Unit Kerja 1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU Pusat Perancangan Undang-Undang Tingkat Pencapaian Kinerja (1 5) 3 2. Sistem Pengaduan Biro Hukum 4 Mayarakat 3. Sistem Informasi Biro Organisasi 3 Administrasi Pegawai dan (SIAP) Kepegawaian 4. Penyusunan Pointers Biro 3 Rapat Persidangan 5. Penyusunan Referensi Pusat Kajian 3 APBN Anggaran 6. Sistem Administrasi Pusat Data dan 4 Anggota Dewan Informasi (SITANANG) 7. Sistem Informasi Legislasi (SILEG) Pusat Data dan Informasi 3 Catatan: nilai 1 berarti buruk sekali sedangkan nilai 5 berarti baik sekali 2. Potensi Peningkatan Kinerja Berdasarkan hasil penilaian tingkat kinerja masing-masing kandidiat Quick Wins saat ini sebagaimana tabel di atas maka dilakukan lagi penilaian potensipeningkatan kinerja dengan cara diskusi oleh beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut. Tabel berikut menunjukkan hasil penilaian potensi peningkatan kinerja masingmasing kandidiat. No. Kandidat Quick Wins 1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU 2. Sistem Pengaduan Mayarakat Dapat ditingkatkan Tingkat estimasi perbaikan Dalam kendali Bagian RB Kurang 12 bulan Y/T % Y/T Y/T Y/T Y 50% Y Y Y Y 40% Y Y Y Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 4

9 No. Kandidat Quick Wins 3. Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) 4. Penyusunan Pointers Rapat 5. Penyusunan Referensi APBN 6. Sistem Administrasi Anggota Dewan (SITANANG) 7. Sistem Informasi Legislasi (SILEG) Dapat ditingkatkan Tingkat estimasi perbaikan Dalam kendali Bagian RB Kurang 12 bulan Y/T % Y/T Y/T Y/T Y 70% Y Y Y Y 30% Y Y Y Y 30% Y Y Y Y 20% Y Y Y Y 40% Y Y Y 3. Penyiapan Sumber Daya Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan kandidat Quick Wins yang telah diidentifikasikan sebelumnya perlu dianalisis. Sumber daya dapat mencakup ketersediaan sumber daya manusia, biaya dan juga keahlian. Tabel berikut menunjukkan hasil analisis sumber daya yang dibutuhkan oleh masing masing kandidat. No. Kandidat Quick Wins 1. Penyusunan Naskah Akademik dan Apa yang diperbaiki Prosedur kerja Bagaimana memperbaiki nya Revisi SOP menyusun standar format Tingkat kesulitan (rendah, sedang, tinggi) rendah Apakah tersedia sumberda ya (orang, biaya, keahlian) tersedia Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 5

10 No. Kandidat Quick Wins Apa yang diperbaiki Bagaimana memperbaiki nya RUU SDM dan isi NA dan RUU Diklat 2. Sistem Pengaduan Mayarakat 3. Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP) 4. Penyusunan Pointers Rapat Prosedur kerja SDM Prosedur kerja Peralatan SDM Prosedur kerja SDM Revisi SOP Memperbaiki prosedur kerja input data Diklat menyusun prosedur kerja Memperbaiki prosedur kerja input data Diklat Revisi SOP Diklat Tingkat kesulitan (rendah, sedang, tinggi) rendah rendah rendah Apakah tersedia sumberda ya (orang, biaya, keahlian) tersedia tersedia tersedia 5. Penyusunan Referensi APBN Prosedur kerja SDM Revisi SOP Diklat rendah tersedia 6. Sistem Administrasi Anggota Dewan (SITANANG) Prosedur kerja SDM Revisi SOP Memperbaiki prosedur kerja input data Diklat rendah tersedia 7. Sistem Informasi Legislasi (SILEG) Evaluasi SOP prosedur Kerja Peralatan SDM Revisi SOP Memperbaiki prosedur kerja input data Pengembangan aplikasi Diklat rendah tersedia Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 6

11 4. Penetapan Kegiatan Quick Wins Berdasarkan hasil analisis di atas dan dengan kriteria sebagai berikut: merupakan program reformasi birokrasi; merupakan bagian utama dari peran, tugas, fungsi, dan karakteristik Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI; memberikan dampak perubahan yang besar; dan manfaat perbaikan dan perubahan dapat dirasakan secepatnya (waktu pelaksanaan kurang dari 12 bulan). Maka Tim Reformasi Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI menetapkan 2 kegiatan program percepatan (Quick Wins) Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI untuk dilaksanakan pada tahun 2016 yaitu: No. Quick Wins Penanggung Jawab Program 1. Penyusunan Naskah Akademik dan Kepala Pusat Perancangan RUU. Undang-Undang 2. Sistem Informasi Legislasi (SILEG). Kepala Pusat Data dan Informasi D. Rencana Pelaksanaan Quick Wins Tahap persiapan untuk melaksanakan kegiatan Quick Wins sebagaimana tabel berikut sudah mulai dilakukan pada tahun ini. LANGKAH AKTIVITAS KELUARAN I II III Pembentukan Tim Kerja Pembentukan Struktur/Organisasi Kerja Penyusunan Rencana dan Jadwal Kerja serta Target Penyelesaian Penyusunan Anggaran Menyusun dan Menetapkan Metode Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Quick Wins Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Quick Wins Tim Kerja Struktur/Organisasi Kerja Rencana dan Jadwal Kerja Target Penyelesaian Anggaran Metode Monitoring dan Evaluasi Rancangan Laporan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 7

12 Adapun rencana pelaksanaan dan kegiatan Quick Wins dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU. No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2016 Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1. Tahapan persiapan (Pembentukan Tim, penyusunan x x rencana dan jadwal, target penyelesaian dan penyusunan anggaran) 2. Evaluasi dan x x x Pedoman penyusunan NA dan RUU 3. Penyusunan x x x Pedoman NA dan RUU Pedoman penyusunan NA dan RUU 4. Penyempurnaan x x SOP dan Pedoman penyusunan NA dan RUU 5. Kegiatan x x sosialisasi SOP penyusunan NA dan RUU serta Pedoman penyusunan NA dan RUU 6. Pelaksanaan Uji Coba x x x x x Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 8

13 No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2016 Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 7. Evaluasi Hasil x Uji Coba 8. Penerapan Hasil Uji Coba 9. Penguatan SDM x x x x 10. Penguatan Pendukung x x 2. Sistem Informasi Legislasi (SILEG). No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2016 Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1. Pembentukan x tim 2. Penyusunan rencana kerja x 3. Sosialisasi x x x 4. Survey x x 5. Perbaikan dan x x uji coba aplikasi 6. Launching x aplikasi yang sudah diperbaiki E. Penutup Demikian dokumen ini disusun sebagai bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi di Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 9

14 LAMPIRAN Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 10

15 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG Ringkasan Eksekutif Penyusunan naskah akademik (NA) dan rancangan undang-undang (RUU) yang dilaksanakan di Pusat Perancangan Undang-Undang (Pusat PUU) merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Badan Keahlian DPR RI, sebagai struktur baru dalam Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR-RI. Saat ini penyusunan NA belum dapat mendukung pelaksanaan fungsi legislasi DPR RI secara maksimal karena belum memiliki batasan waktu dan standar pelaksanaan yang tepat. Substansi NA yang telah diselesaikan belum mencapai hasil yang optimal karena belum memuat berbagai aspek penting seperti perspektif perbandingan (ROCCIPI, RIA, dan regulatory cost and benefit analysis); waktu yang belum terstandar; dan belum ada keseragaman format antara bidang di lingkungan Pusat PUU. Terkait penyusunan RUU, kebutuhan akan RUU yang sesuai standar menjadi penting karena dapat menunjang salah satu tugas dan kewenangan DPR RI dalam fungsi legislasi. Penyusunan RUU harus sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, baik dalam tahapan maupun teknik perancangannya. Sebuah RUU idealnya mencerminkan konsep dalam NA (adanya kesesuaian antara NA dan RUU). Proses penyusunan NA dan draf RUU dinilai masih dapat ditingkatkan lebih dari 50% (estimasi perbaikannya). Kedua keluaran utama tersebut juga masih dalam kendali reformasi birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, tingkat kesulitan melakukan perbaikan kinerja dimaksud dapat dilakukan kurang dari 12 bulan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Quick Wins ini dibagi ke dalam 3 kegiatan besar, yaitu: 1. Pembenahan sistem kerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi; 2. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM); dan 3. Penguatan Pendukung. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan penyelenggaraan Program Quick Wins penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang berjumlah Rp ,- Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 11

16 A. Pendahuluan Peralihan kekuasaan pembentukan peraturan perundang undangan kepada DPR RI sesuai dengan ketentuan Pasal 20 UUD NRI Tahun 1945 semakin memperkuat fungsi DPR RI di bidang legislasi, selain fungsi anggaran dan pengawasan yang sudah berjalan. Penguatan fungsi legislasi DPR RI harus diikuti dengan penguatan sistem pendukung pada bidang legislasi di DPR RI sendiri, yaitu Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah terdapat pembagian tugas dan fungsi dalam mendukung kinerja DPR RI. Dalam Pasal 4 disebutkan bahwa Sekretariat Jenderal mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di bidang administrasi dan persidangan. Demikian pula dalam Pasal 29 disebutkan bahwa Badan Keahlian mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di bidang keahlian. Kedua sistem pendukung ini bersama-sama dalam membantu DPR melaksanakan fungsi legislasi. Berdasarkan Pasal 291 Peraturan Sekretariat Jenderal DPR RI Nomor 6 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor 2 Tahun 2016 disebutkan bahwa Pusat Perancangan Undang-Undang mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di bidang legislasi dalam perancangan undang-undang. Selanjutnya dalam Pasal 292 Peraturan Sekretariat Jenderal DPR RI Nomor 6 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor 2 Tahun 2016, dalam melaksanakan tugasnya, Pusat PUU menyelenggarakan fungsi: a. perumusan dan evaluasi rencana strategis Pusat Perancangan Undang- Undang; b. perumusan dan evaluasi program kerja tahunan Pusat Perancangan Undang-Undang; c. perumusan dan evaluasi rencana kegiatan dan anggaran Pusat Perancangan Undang-Undang; d. koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Pusat Perancangan Undang-Undang; e. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang dukungan perancangan Undang-Undang; f. pelaksanaan kebijakan di bidang dukungan perancangan Undang- Undang; Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 12

17 g. pelaksanaan dukungan evaluasi perancangan Undang-Undang; h. pelaksanaan dukungan perancangan Undang-Undang; i. pelaksanaan tata usaha Pusat Perancangan Undang-Undang; j. penyusunan laporan kinerja Pusat Perancangan Undang-Undang; dan k. pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Badan Keahlian. Hal ini ditegaskan pula dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pimpinan DPR RI Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Tugas Dukungan Keahlian Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa Pusat PUU melaksanakan dukungan perancangan undang-undang meliputi: a. Penyiapan naskah Program Legislasi Nasional; b. Penyiapan Naskah Akademik RUU; c. Penyiapan penyusunan RUU; dan d. Pendampingan pembahasan RUU. Mekanisme kerja penyusunan NA dan draf RUU dilaksanakan sesuai pembidangan yang saat ini terbagi menjadi 3 (tiga) bidang, yaitu bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, bidang Politik Hukum dan HAM, serta bidang Kesejahteraan Rakyat. AKD dalam hal ini Komisi ataupun Badan Legislasi menyampaikan permintaan melalui Bagian Sekretariat Komisi kepada Badan Keahlian DPR RI yang diteruskan kepada Pusat PUU untuk menyusun NA dan draf RUU. Penyusunan NA dan draf RUU tenggat waktunya belum terstandar, sehingga pada pelaksanaannya NA dan draf RUU diselesaikan dalam jangka waktu yang berbeda-beda di masing-masing RUU. Penyusunan NA dan draf RUU selama ini hanya diberikan jangka waktu berdasarkan permintaan dari Pimpinan Komisi yang terkadang sangat singkat, sedangkan untuk mendapatkan hasil NA dan draf RUU yang memenuhi standar dan berkualitas harus melewati beberapa tahap dalam penyusunannya. Dilihat dari sisi SDM, pada saat ini pegawai yang ditempatkan di bagian pusat PUU berjumlah 55 (lima puluh lima) orang, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1 Komposisi Pegawai di Pusat PUU NO JABATAN GOLONGAN PENDIDIKAN JUMLAH 1. Kepala Pusat IV/c S-3 1 orang Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 13

18 NO JABATAN GOLONGAN PENDIDIKAN JUMLAH 2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha IIId S-2 1 orang 3. Staf Administrasi Illb s.d. llld SMA - S-1 4 orang 4. Perancang Undang- Undang llia s.d. IVa S-1 - S-2 49 orang Pada tahun 2014, Sekretariat Jenderal DPR RI merekrut tenaga Perancang Undang-Undang sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang, sehingga total perancang undang-undang dalam Pusat PUU saat ini berjumlah 49 (empat puluh sembilan) orang. Jumlah SDM tersebut belum memenuhi kebutuhan mengingat setiap tahunnya jumlah Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas per tahunnya mencapai 40 (empat puluh) RUU. Target kinerja Pusat PUU tahun 2016 tahun ini adalah menyelesaikan sedikitnya 24 RUU. Dengan jumlah target tersebut, diperlukan strategi khusus untuk mencapainya mengingat keterbatasan SDM baik para perancang undang-undang maupun staf administrasinya. Pola bekerja dan pembagian jumlah SDM yang tepat sangat diperlukan untuk mendukung pencapaian target kinerja. Penyempitan struktural organisasi tersebut menimbulkan dampak yang cukup signifikan dalam proses penyusunan NA dan RUU. Secara birokrasi jalur yang singkat ini memang membantu dalam proses penyusunan NA dan RUU, namun sangat menyulitkan dari segi komposisi pegawai yang mengerjakan tugas dan fungsi Pusat PUU yang besar tersebut. Untuk sarana dan prasarana, ruang kerja Pusat PUU pada saat ini masih terbagi menjadi 3, yaitu di Lantai 6 dan Lantai 7 Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI. Sedangkan untuk ruang rapat hanya tersedia 2 (dua) ruangan saja yang dirasa sangat kurang untuk aktivitas rapat penyusunan NA dan draf RUU yang sedemikian banyak. B. Konsolidasi rencana aksi program dan kegiatan 1. Pencapaian Tuntutan penyelesaian NA dan RUU dengan cepat, mendorong Pusat PUU untuk terus meningkatan kapabilitas personal SDM-nya, khususnya perancang undang-undang melalui pendidikan dan latihan. Untuk meningkatkan kompetensi pegawai di Pusat PUU sebagian dari perancang undang-undang telah diikutkan dalam berbagai diklat. Diklat-diklat tersebut antara lain diklat suncang, diklat NA, diklat sanksi pidana, diklat presentasi, dan diklat metode penelitian. Pada tahun 2010 telah disusun SOP tentang Penyusunan NA dan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 14

19 RUU Usul DPR RI oleh Deputi Perundang-undangan yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor 911/SEKJEN/2010. SOP ini masih mengacu kepada struktur organisasi yang lama di bawah Deputi Perundang-undangan dan dua biro PUU, yaitu SOP tentang penyusunan NA RUU bidang Polhukhamkesra dan Ekkuindag. Pedoman format penyusunan NA dan RUU sebelumnya telah ada namun masih mengacu pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan perlu disempurnakan lagi mengikuti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 sebagai undang-undang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun Rencana 1. Pembenahan Efektivitas dan Efisiensi Kerja a) Evaluasi dan Penyusunan SOP Agar pelaksanaan tugas penyusunan kedua Program Quick Wins berjalan efektif dan efisien kerja perlu disusun suatu SOP yang menjadi guidelines proses perancangan undang-undang. Dalam SOP yang lama, penyusunan NA dan RUU dilakukan dalam satu SOP dengan melalui birokrasi yang cukup panjang. Perubahan struktur organisasi di tubuh BKD dan Sekretariat Jenderal DPR RI SOP yang telah ada saat ini perlu disempurnakan. Berangkat dari rencana penyempurnaan SOP tersebut maka perlu dilakukan evaluasi terhadap SOP yang telah ada untuk menyempurnakan SOP atau menyusun SOP yang belum ada, SOP yang diperlukan untuk disempurnakan dan disusun antara lain: 1) SOP Pembentukan Tim atas Permintaan NA dan RUU 2) SOP Penyusunan NA dan RUU 3) SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU 4) SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan NA dan RUU 5) SOP Uji Konsep NA dan RUU 6) SOP Pendokumentasian Hasil Kerja 7) SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam Pembahasan RUU dengan Pemerintah 8) SOP Pendampingan Penyempurnaan RUU di AKD 9) SOP Pendampingan dalam Harmonisasi, Pembulatan, dan Pemantapan RUU Usul Inisiatif DPR Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 15

20 di Baleg SOP ini akan mengatur lebih rinci mengenai alur penyusunan NA dan RUU tersebut. Pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pembentukan tim, dilanjutkan dengan penyusunan NA, pengumpulan data lapangan, penyusunan RUU, uji konsep hasil penyusunan NA dan RUU tersebut, hingga pendampingan di alat kelengkapan dewan (AKD) dalam penyempurnaan, harmonisasi dan pembahasan RUU agar siap di bahas di paripurna. Selanjutnya SOP ini akan mulai dipergunakan sejak pelaksanaan uji coba pada bulan Juni b) Penyusunan pedoman format penyusunan NA dan RUU Pedoman format penyusunan NA dan RUU yang akan disusun merupakan penyesuaian dari pedoman format penyusunan NA dan RUU yang berdasarkan UU 10/2004 menjadi pedoman format penyusunan NA dan RUU yang berdasarkan UU 12/2011 serta penyempurnaan dari mekanisme yang telah dilaksanakan. c) Kegiatan sosialisasi tentang SOP dan pedoman format penyusunan NA dan RUU dari kedua program Quick Wins. Kegiatan sosialisasi penting diberikan kepada para pemangku kepentingan agar setiap pihak memahami dan dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Untuk sosialisasi mengenai SOP diberikan kepada pemangku kepentingan. Untuk sosialisasi mengenai pedoman format penyusunan NA dan RUU diberikan kepada seluruh SDM di Badan Keahilan DPR RI yang melaksanakan pekerjaan penyusunan NA Dan RUU. d) Pelaksanaan uji coba Uji coba terhadap SOP dan pedoman format penyusunan NA dan RUU dilaksanakan untuk memastikan kegiatan penyusunan kedua Program Quick Wins dapat berjalan dengan baik dan mencapai sasaran. e) Evaluasi hasil uji coba Setelah dilakukan kegiatan uji coba, perlu dilakukan evaluasi untuk melakukan penyempurnaan terhadap sistem dan mekanisme kerja agar pada pelaksanaan nanti tidak ditemukan kendala yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Evaluasi dilakukan oleh Tim Evaluasi. Hasil evaluasi berupa rekomendasi untuk perbaikan sistem dan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 16

21 mekanisme kerja. f) Penerapan rekomendasi lmplementasi rekomendasi dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan yaitu seluruh SDM Pusat PUU dan Sekretariat AKD khususnya. Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari Penguatan SDM Badan Keahlian DPR RI perlu melakukan penilaian (assesment) bagi para pegawai khususnya di lingkungan Pusat PUU untuk mengetahui kemampuannya di bidang perancangan undang-undang. Selain itu hasil dari kegiatan penilaian tersebut juga dapat mengetahui bilamana dibutuhkan penambahan jumlah tenaga pegawai di Pusat PUU. Untuk penguatan SDM yang sudah ada diperlukan pula berbagai diklat penunjang kapasitas perancangan undang-undang, seperti misalnya diklat pengetahuan Regulatory Impact Assesment (RIA), Cost and regulatory benefit analysis (CBA), konvensikonvensi HAM, sanksi pidana dan sanksi administrasi dalam undang-undang, teknik presentasi profesional, bahasa inggris: academic discussion & academic writing, dan teknik 3. Penguatan pendukung Untuk mendukung kedua kegiatan Quick Wins diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, antara lain: 1) Lean Laptop (untuk semua LD, macbook), printer, scanner, PC, Mesin Penghacur Kertas; 2) Akses ke jurnal-jurnal internasional, buku-buku baru yang up to date di perpus; 3) Bank data semua peraturan perundang-undangan dari tahun 45 hingga sekarang (dalam bentuk aplikasi, paling tidak undang-undang); 4) Bank data Stakeholders: nomer telp dan alamat kementerian, kanwil, dinas-dinas, dan pakar-pakar penting; 5) Advance: bank data perundang-undangan negara lain (paling tidak web link nya); dan 6) Web site yang sistematis (bisa digabungkan ke portal dpr namun harus aplikatif ketika membuka link nya). Pembuatan database untuk ketersediaan data, kajian, informasi, guna mendukung substansi penyusunan NA dan RUU, sehingga proses penyusunan NA dan RUU berjalan lancar dan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 17

22 lebih efektif dan efisien, karena mengurangi ketergantungan pada hasil penelitian ke lapangan. Seluruh kegiatan ini dilakukan dengan pembentukan tim untuk melakukan koordinasi antar biro terkait. 3. Kriteria keberhasilan Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan NA dan draf RUU adalah penyempurnaan prosedur kerja sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan standar pedoman penyusunan NA dan draf RUU dengan kualitas yang baik dan waktu yang cukup setelah melalui seluruh tahapan penyusunan. Sistem pembidangan Perancang Undang-Undang tetap dilakukan namun dengan penambahan personal sesuai dengan beban kerja. Untuk mendapatkan keseragaman format penyusunan NA dan draf RUU dilakukan penyempurnaan terhadap pedoman penyusunan NA dan draf RUU. Tabel 2 Kriteria Keberhasilan Penyusunan NA dan draf RUU OBJEK Konsep NA dan draf RUU Waktu Penyelesaian Format Penulisan NA dan draf RUU PENCAPAIAN NA dan draf RUU Variatif, sesuai permintaan Belum seragam KRITERIA KEBERHASILAN NA dan draf RUU sesuai pedoman 3-4 bulan Seragam Kriteria keberhasilan penyusunan NA dan RUU adalah sebagai berikut: a. Terlaksananya standar format NA dan RUU yang seragam lingkungan Pusat PUU; b. Konsep NA yang semakin lengkap (disertai analisis yang memuat berbagai aspek penting seperti perspektif perbandingan, RIA, ROCCIPI, cost and benefit analysis). c. Konsep NA dan RUU yang ideal, saling berkesinambungan, dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; dan d. Terlaksananya standarisasi waktu penyusunan NA dan RUU. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 18

23 4. Agenda prioritas Pilihan prioritas kegiatan didasarkan pada prinsip urgensi, mudah, cepat, dan mempunyai dampak terhadap keberhasilan kegiatan. Prioritas pertama dilakukan dengan melakukan pembenahan terhadap sistem kerja yang ada saat ini belum mendukung berjalannya kegiatan program Quick Wins dengan baik. Hal ini dikarenakan belum adanya petunjuk teknis dan prosedur kerja dalam bentuk Pedoman Format Penyusunan NA dan RUU. Sedangkan SOP yang ada saat ini belum sempurna karena belum seluruh kegiatan perancangan undang-undang mempunyai SOP. Prioritas kedua dilakukan dengan melakukan penguatan SDM, hal ini dipilih karena SDM yang ada saat ini sesungguhnya sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Terhadap masalah kekurangan pegawai administrasi, penyelesaiannya dapat dilakukan segera melalui perekrutan. Untuk prioritas ketiga dilakukan dengan melakukan penambahan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana yang sudah ada. Prioritas pertama menjadi dasar kerja bagi SDM yang terlibat di dalam ketiga kegiatan program Quick Wins. Dengan dasar ini, maka setiap pihak yang terlibat dapat menjalankan tugasnya dengan terarah. Selanjutnya prioritas kedua dan ketiga menjadi penguat bagi SDM yang terlibat dalam melaksanakan kegiatannya. Dengan demikian ketiga prioritas ini merupakan kegiatan yang saling berkesinambungan dalam mencapai keberhasilan program Quick Wins. Langkah-langkah implementasi yaitu: a. Pembenahan Sistem Kerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan: 1) Tahapan persiapan yang meliputi pembentukan tim kerja, penyusunan rencana dan jadwal kerja serta target penyelesaian, penyusunan anggaran; 2) Evaluasi dan Penyusunan SOP NA dan RUU; 3) Penyusunan pedoman format penyusunan NA dan RUU; 4) Kegiatan sosialisasi tentang sosialisasi SOP dan Pedoman format NA dan RUU; 5) Pelaksanaan uji coba; 6) Evaluasi hasil uji coba; dan 7) Penerapan hasil evaluasi. b. Penguatan SDM Pemberian diklat peningkatan kompetisi bagi para perancang Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 19

24 undang-undang dan penambahan kuantitas jumlah staf di Pusat PUU, medical dan psychological check up dan character building. c. Penguatan Pendukung 5. Waktu pelaksanaan dan tahapan kerja a) Pembenahan Sistem Kerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan: 1) Tahapan persiapan yang meliputi pembentukan tim kerja, penyusunan rencana dan jadwal kerja serta target penyelesaian, penyusunan anggaran dilakukan pada bulan Maret ) Evaluasi dan Penyusunan SOP NA dan RUU akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei ) Penyusunan standar format dan isi NA dan Draf RUU akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei ) Kegiatan sosialisasi tentang sosialisasi SOP dan manual standar format dan isi NA dan RUU akan dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni ) Pelaksanaan uji coba Quick Wins akan dilaksanakan pada bulan Juni s/d Oktober ) Evaluasi hasil uji coba Quick Wins akan dilaksanakan pada bulan November ) Penerapan hasil evaluasi Quick Wins akan dilaksanakan mulai bulan Desember b) Penguatan SDM Kegiatan yang dilakukan dalam penguatan SDM antara lain pemberian Diklat bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan Quick Wins. Pelaksanaan diklat dalam rangka penyusunan NA dan RUU ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2016 dengan waktu terjadwal dan tidak mengganggu target pekerjaan. c) Penguatan Pendukung Kegiatan yang ini dijadwalkan dapat dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli tahun Penanggung jawab Penanggung-jawab perbaikan/ pembenahan penyusunan NA dan RUU adalah Kepala Pusat PUU dan Kepala Badan Keahlian Dewan. Berikut kegiatan tambahan beserta penanggung jawabnya, yaitu: a) Penyusunan petunjuk teknis penulisan, prosedur kerja, dan SOP dengan penanggung jawab Kepala Bagian Organisasi dan Tata Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 20

25 Laksana. b) Pelaksanaan sosialisasi dan diklat dengan penanggung jawab Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan. c) Pengadaan sarana dan prasarana kecuali pengadaan server dan jaringan LAN dengan penanggung jawab Kepala Bagian Perlengkapan. d) Pengadaan server dan jaringan LAN dengan penanggung jawab Kepala Bidang Data dan Sarana lnformasi. 7. Rencana anggaran Rencana anggaran yang dipergunakan untuk penyelenggaraan ketiga Program Quick Wins dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Rencana Anggaran NO KEGIATAN Persiapan dan pelaksanaan Program Quick Wins Penyusunan Buku Pedoman dan SOP Naskah Akademik dan draf RUU. Penyempurnaan Buku Pedoman dan SOP Naskah Akademik dan draf RUU. Kegiatan sosialisasi tentang Pedoman Penulisan Naskah Akademik dan draf RUU dan SOP terkait Penyusunan Naskah Akademik dan draf RUU. Pelaksanaan Uji Coba penyusunan 3 (tiga) Naskah Akdemik Rancangan Undang-Undang Monitoring dan Evaluasi Buku Pedoman dan SOP Naskah Akademik dan draf RUU. Pemberian Diklat RIA, CBA, ROCCIPI, dan metode pengumpulan data bagi Perancang Undang-Undang. Medical and psychological check up Character Building RENCANA ANGGARAN Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 21

26 NO KEGIATAN RENCANA ANGGARAN 8. Penguatan Pendukung Total anggaran yang direncanakan untuk penyelenggaraan Quick Wins Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Rancangan Undang- Undang adalah Rp ,- Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 22

27 MATRIK PROGRAM PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG KEGIATAN TAHAPAN KERJA OUTPUT KRITERIA KE- BERHASILAN STATUS WAKTU PELAKSANAAN RENCANA ANGGARAN PENANG- GUNG JAWAB 1. Pedoman Penyusunan NA 2. SOP penyusunan NA dan RUU 3. NA RUU yang sesuai dengan pedoman dan SOP yang terstandar 1. Tahapan persiapan yang meliputi pembentukan tim kerja, penyusunan rencana dan jadwal kerja serta target penyelesaian, penyusunan anggaran; SK Pembentukan Tim Rencana Kerja Anggaran 1. Terbentuknya Pedoman Penyusunan NA RUU yang terstandardisasi 2. Tersusunnya SOP yang mencerminkan efektivitas dan efisiensi dalam penyusunan NA RUU 3. Tersusunnya NA RUU sesuai SOP dan pedoman yang terstandar Sedang Rp Kepala Pusat Perancangan Undang- Undang 2. Evaluasi dan Penyusunan SOP NA dan RUU; SOP Penyusunan NA dan RUU Sedang 3. Penyusunan Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang- Undang Akan Rp Penyempurnaan SOP dan Pedoman penyusunan Naskah Akademik RUU. SOP dan pedoman penyusunan NA RUU yang telah disempurnakan Rp Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 23

28 KEGIATAN TAHAPAN KERJA OUTPUT KRITERIA KE- BERHASILAN STATUS WAKTU PELAKSANAAN RENCANA ANGGARAN PENANG- GUNG JAWAB 5. Kegiatan sosialisasi tentang sosialisasi SOP penyusunan NA dan RUU serta Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Laporan kegiatan sosialisasi SOP penyusunan NA dan RUU serta Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Akan Rp Pelaksanaan uji coba; 3 (tiga) Naskah Akademik RUU Akan Rp Evaluasi hasil uji coba; dan Laporan evaluasi Akan Rp Penerapan hasil evaluasi. Naskah Akademik RUU yang terstandar hasil evaluasi Penguatan SDM 1. Pemberian diklat peningkatan kompetisi bagi para perancang undangundang dan penambahan kuantitas jumlah staf di Pusat PUU. Diklat Roccipi, RIA, CBA, Pengumpulan Data. Meningkatnya kompetensi Perancang Undang-Undang dalam menggunakan instrumen-instrumen penyusunan NA (Roccipi, RIA, CBA, Pegumpulan data) Akan Rp Kepala Pusat Diklat 2. Medical dan psychological check up Laporan Kesehatan Sehat jasmani, rohani, dan sosial. 3. Character building Outbond Sehat jasmani, rohani, dan sosial. Rp Penguatan Pendukung 1. Laptop (untuk semua LD, macbook), printer, scanner, PC, Mesin Penghacur Kertas, Laptop, PC, printer, scanner, PC, Mesin Penghacur Kertas, Akan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 24

29 KEGIATAN TAHAPAN KERJA OUTPUT KRITERIA KE- BERHASILAN STATUS WAKTU PELAKSANAAN RENCANA ANGGARAN PENANG- GUNG JAWAB storage dokumen. 2. Ruang kerja dan Ruang rapat 3. Akses ke jurnal-jurnal internasional, buku-buku baru yang up to date di perpus 4. Bank data semua peraturan perundang-undangan dari tahun 45 hingga sekarang (dalam bentuk aplikasi, paling tidak undang-undang) 5. Bank data Stakeholders: nomer telp dan alamat kementerian, kanwil, dinasdinas, dan pakar-pakar penting 6. bank data perundangundangan negara lain (paling tidak web link nya) 7. Web site yang sistematis (bisa digabungkan ke portal dpr namun harus aplikatif ketika membuka link nya) storage dokumen. Ruang kerja yang kondusif Ruang rapat Jurnal Bank data web site Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 25

30 QUICK WINS SISTEM INFORMASI LEGISLASI UNTUK REKAM JEJAK PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG

31 QUICK WINS Sistem Informasi Legislasi (Sileg) 1. Tersedianya Informasi Dalam situs dpr.go.id tentang Proses Legislasi di DPR RI; 2. Dengan Sileg masyarakat dapat langsung mengakses proses penyusunan dan pembahasan RUU di DPR RI.

32 LATAR BELAKANG DASAR HUKUM 1. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 3. Peraturan Menpan dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 4. Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib 5. Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Prolegnas 6. Peraturan DPR Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU

33 Identifikasi Pemangku Kepentingan Masyarakat Anggota Dewan Pemerintah - Pusat PUU - Biro Humas Set. AKD (Baleg,Komisi, Pansus) TA ANG. TA AKD

34 LATAR BELAKANG & TUJUAN Kondisi Saat ini Dalam Penyusunan Rancangan Undang-undang partisipasi masyarakat masih sangat terbatas Produk Legislasi yang dihasilkan belum terdokumentasikan secara digital untuk dapat di akses oleh masyarakat Bahan dan data masih tersebar di masingmasing Unit Kondisi Yang di Harapkan Dapat dengan cepat memperoleh informasi Legislasi Terbuka partisipasi masyarakat secara lebih luas dengan adanya penggunaan Informasi Teknologi Terintegrasinya dokumen yang dibuat pada saat proses penyusunan Rancangan Undang-undang Bahan dan data dapat terpublikasikan Sebagai bentuk akuntabilitas public setelah masuk dalam tahap pembahasan di AKD

35 TUJUAN Mudah Mengakses Informasi terkait Kebijakan yang akan dibuat oleh Pembentuk Undang-Undang Mudah Memberikan Masukan terkait Kebijakan atau aturan yang akan mengatur mereka sebagai Objek dari Suatu Undang-Undang MASYARAKAT Mudah Melakukan Pengawasan dan Evaluasi terkait Proses Pembentukan Kebijakan/Undang-Undang Terlibat lebih aktif dalam proses pembuatan kebijakan dan turut mengambil peran dalam proses pembuatan kebijakan dimaksud

36 TUJUAN Melibatkan masyarakat secara lebih aktif dan partisipatif dalam proses pembentukan Undang- Undang (Kebijakan) Meningkatkan Akuntabilitas, Transparansi, dan Keterbukaan terhadap Publik DPR Mendapatkan masukan dan feedback dari masyarakat sebagai pemangku kepentingan/steakeholder dalam pembentukan Undang-Undang Wujud Parlemen Modern yang semakin dekat dengan rakyat sebagai konstituen

37 Langkah-Langkah Pelaksanaan Quick Wins Perbaikan Implementasi SILEG telah dapat diakses secara online Sosialisasi Sosialisasi SILEG kepada pemangku kepentingan terkait Evaluasi Melakukan survei untuk mendapatkan umpan balik penggunaan aplikasi SILEG Melakukan penyempurnaan pada aplikasi SILEG sesuai hasil evaluasi

38 DESIGN SILEG PROLEGNAS 1 PENYUSUNAN Dikoordinasikan o/ Baleg Pasal 16 UU No. 12/2011 PROLEGNAS Psl 106 TATIB Jangka menengah/ 5 tahunan (long list) 1 tahunan (anually) (Pasal 20 ayat (2) UU No. 12/2011) 2 HARMONISASI NA DAN DRAFT RUU 3 PEMBAHASAN 4 PENGESAHAN/ PENETAPAN Undang-Undang JDIH UU No. 12/2011, Psl 1 angka 1

39 HASIL CAPAIAN SILEG BENTUK SEBELUM SESUDAH Produk legislasi Dalam bentuk kertas/hardcopy Dalam bentuk pdf/digital Waktu Pencarian Lama Cepat Partisipasi Masyarakat Melalui rapat-rapat Melalui IT (web)

40 PARTISIPASI MASYARAKAT Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap RUU yang sedang dibahas, dengan diberikan akses untuk memberikan masukan (Feedback), masukan tersebut akan diterima ke alamat dari unit kerja yang menangani pembahasan RUU dan selanjutnya diteruskan kepada Anggota yang membahas RUU dimaksud

41 RENCANA AKSI NO. TAHAPAN KEGIATAN WAKTU 1. Pembentukan tim April Penyusunan rencana kerja April Sosialisasi Mei Juli Survey Agustus September Perbaikan dan uji coba aplikasi September Oktober Launching aplikasi yang sudah diperbaiki November 2016

42 ANGGARAN Perkiraan anggaran yang dibutuhkan penyelenggaraan Program Quick Wins Rp ,00

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI

LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI 15 MARET 2017 PENDAHULUAN PROGRAM QUICK WINS OUTPUT Program Quick Wins pada Pusat Perancangan Undang- Undang Badan

Lebih terperinci

1. Apa dan Mengapa diperlukan Quick Wins 2. Langkah-langkah Perumusan Quick Wins 3. Langkah-langkah Penetapan Quick Wins 4. Langkah-langkah Penerapan

1. Apa dan Mengapa diperlukan Quick Wins 2. Langkah-langkah Perumusan Quick Wins 3. Langkah-langkah Penetapan Quick Wins 4. Langkah-langkah Penerapan 1. Apa dan Mengapa diperlukan Quick Wins 2. Langkah-langkah Perumusan Quick Wins 3. Langkah-langkah Penetapan Quick Wins 4. Langkah-langkah Penerapan Menerapkan Quick Wins Quick Wins Quick wins atau juga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

PEMBERIAN DUKUNGAN BADAN KEAHLIAN KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

PEMBERIAN DUKUNGAN BADAN KEAHLIAN KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI) PEMBERIAN DUKUNGAN BADAN KEAHLIAN KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI) LANDASAN HUKUM DUKUNGAN KEAHLIAN DPR RI Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

Penyusunan instrument evaluasi organisasi. Pengumpulan data. evaluasi organisasi. Pengolahan dan analisis data evaluasi organisasi

Penyusunan instrument evaluasi organisasi. Pengumpulan data. evaluasi organisasi. Pengolahan dan analisis data evaluasi organisasi RENCANA AKSI AREA PERUBAHAN 4 PENGUATAN KELEMBAGAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA A. ROAD MAP 2015 2019 Rencana Aksi Area Perubahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1210, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Penyusunan. Produk Hukum. Tata Cara. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

. ' Rencana Strategis DPR RI 2015-2019 Uraian di atas memperlihatkan bahwa terkait dengan fungsi legislasi dan terkait dengan pengawasan, DPR RI telah ditempatkan sesuai dengan yang dikehendaki oleh konstitusi.

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI 25-27 APRIL 2011 Program Orientasi Tenaga Ahli DPR RI 25-27 April

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 A. Latar Belakang Program percepatan (Quick Wins) adalah suatu inisiatif kegiatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. vii. Jakarta, 5 Juni 2017 Sekretaris Jenderal, Achmad Djuned, S.H., M.Hum. NIP

KATA PENGANTAR. vii. Jakarta, 5 Juni 2017 Sekretaris Jenderal, Achmad Djuned, S.H., M.Hum. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan limpahan berkat dan karunia-nya kami dapat menerbitkan buku Quick Wins Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 92.

RechtsVinding Online. Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 92. PELUANG DAN TANTANGAN PELAKSANAAN KONSULTASI PUBLIK DALAM PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG USUL INISIATIF DPR Oleh: Khopiatuziadah, S.Ag., M.A., LL.M. * Konsultasi publik sebagai

Lebih terperinci

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273 LAPORAN BADAN LEGISLASI TENTANG PENETAPAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RUU PRIORITAS TAHUN 2016 DAN PERUBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RUU TAHUN 2015-2019 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI Tanggal 26 Januari

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Jakarta, 26 November 2010

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya No.1802, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1124 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Program Legislasi Nasional. Penyusunan. Tata Cara. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG REFORMASI BIROKRASI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

QUICK WINS. buku 7. Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 13 tahun 2011

QUICK WINS. buku 7. Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 13 tahun 2011 buku 7 pedoman PELAKSANAAN QUICK WINS Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 13 tahun 2011 kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi

Lebih terperinci

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama.

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama. Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama. SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS

PEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS BUKU 7 PEDOMAN PELAKSANAAN QUICK WINS PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2011 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH TERKAIT DENGAN KINERJA DAN SISTEM PENDUKUNG DPR Dipersiapkan oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK)

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH TERKAIT DENGAN KINERJA DAN SISTEM PENDUKUNG DPR Dipersiapkan oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK) DAFTAR INVENTARISASI MASALAH TERKAIT DENGAN KINERJA DAN SISTEM PENDUKUNG DPR Dipersiapkan oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK) No Informasi Yang 1. Staf Ahli Baleg Rekrutmen pertama staf

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi. Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB

Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi. Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB Mataram, 10 12 April 2012 Pokok Bahasan 1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Format Road Map 3. Langkah-langkah

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH buku 3 PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 9 tahun 2011 kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA www.legalitas.org PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

12. Pencetakan dokumen SOP dan pendistribusian. Setelah SOP mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang, dilengkapi dokumen pendukung lainnya, dilakukan pencetakan selanjutnya dokumen SOP didistribusikan

Lebih terperinci

2017, No sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2017, No sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2017 KEMENPP-PA. Penyusunan Produk Hukum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.1899, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Standar Pelayanan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016

Lebih terperinci

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 1. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. 2. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

Lebih terperinci

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan 1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Program, Kegiatan, dan hasil yang Diharapkan pada Tingkatan Mikro 3. Format Road Map 4. Langkah langkah Penyusunan Road Map 2 1 Road Map Road Map merupakan rencana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional

Lebih terperinci

-2-3. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. 4. Badan Legis

-2-3. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. 4. Badan Legis PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Area Proyek Perubahan Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat...

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Area Proyek Perubahan Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Area Proyek Perubahan... 4 1.3. Ruang Lingkup... 4 1.4. Tujuan dan Manfaat... 4 1.5. Kriteria Keberhasian... 5 BAB II DESKRIPSI PROYEK

Lebih terperinci

PENELITI ONLINE. Hotel Braja Mustika Kamis, 21 Februari Tim Penilaian dan Angka Kredit

PENELITI ONLINE. Hotel Braja Mustika Kamis, 21 Februari Tim Penilaian dan Angka Kredit PENELITI ONLINE Hotel Braja Mustika Kamis, 21 Februari 2013 Tim Penilaian dan Angka Kredit Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti LIPI (PUSBINDIKLAT) www.pusbindiklat.lipi.go.id @Pusbindiklat

Lebih terperinci

PENELITI ONLINE. Hotel Braja Mustika Kamis, 21 Februari Tim Penilaian dan Angka Kredit

PENELITI ONLINE. Hotel Braja Mustika Kamis, 21 Februari Tim Penilaian dan Angka Kredit PENELITI ONLINE Hotel Braja Mustika Kamis, 21 Februari 2013 Tim Penilaian dan Angka Kredit Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti LIPI (PUSBINDIKLAT) www.pusbindiklat.lipi.go.id @Pusbindiklat

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH 1 GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGEMBANGAN APLIKASI SITANANG (SISTEM INFORMASI TENAGA AHLI DAN STAF ADMINISTRASI ANGGOTA)

PROPOSAL PENGEMBANGAN APLIKASI SITANANG (SISTEM INFORMASI TENAGA AHLI DAN STAF ADMINISTRASI ANGGOTA) PROPOSAL PENGEMBANGAN APLIKASI SITANANG (SISTEM INFORMASI TENAGA AHLI DAN STAF ADMINISTRASI ANGGOTA) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam membangun bangsa dan negara, kekuasaan negara tidak dapat didominasi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.87, 2018 KEMLU. Pembentukan Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, dan Keputusan Pimpinan Eselon I. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018

Lebih terperinci

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut: -34- A. Organisasi Pelaksana Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut: Ketua : Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet Sekretaris

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STANDAR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: PER/06/M/ IV/2008 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN

Lebih terperinci

B. Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat

B. Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat - 885 - B. Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat 1. Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Undang- Undang Inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat di Bidang

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 1 ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 DASAR HUKUM ARAH KEBIJAKAN 1. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.574, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. ORTA. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HEWAN Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Lebih terperinci

Penyusunan Info Singkat

Penyusunan Info Singkat RENCANA PELAKSANAAN Quick Wins BADAN KEAHLIAN DPR RI Penyusunan Info Singkat Tim Penyusun Dr. Indra Pahlevi, S.IP., M.Si. Drs. Simela Victor Muhammad, M.Si. Sali Susiana, S.Sos, M.Si. Dr. Dra. Hartini

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBIDANAN

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBIDANAN Bahan Rapat Tgl 23 Oktober 2017 PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBIDANAN I. Pendahuluan Pimpinan Komisi IX DPR RI melalui Surat Nomor: LG/17843/DPR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1946, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMSANEG. Penyusun. PUU. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI DAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI

SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI Disampaikan dalam Pembekalan Diklat Pegawai tanggal 2 Agustus 2016 8/4/2016 1 DPR menjadi parlemen moden Membuka ruang untuk partisipasi publik dan keterbukaan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci