SOSIALISASI PMK NO.25/PMK.01/2014 Tentang AKUNTAN BEREGISTER NEGARA. Malang, 13 Mei 2014
|
|
- Ida Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 SOSIALISASI PMK NO.25/PMK.01/2014 Tentang AKUNTAN BEREGISTER NEGARA Malang, 13 Mei 2014
3
4 VISI IAI Menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional. MISI IAI Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, dan lingkungan hidup; Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, nonatestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan internasional.
5 KEGIATAN IAI Pendaftaran dan Pelayanan Keanggotaan Pelaksanaan Sertifikasi Pengembangan Standar Akuntansi Pusat Pengetahuan dan Pengembangan Profesi Penegakan Etika KEGIATAN IAI Peningkatan Kompetensi Akuntan Kontribusi Kebijakan Publik Kontribusi kepada Komunitas Publikasi Hubungan Internasional
6 JENIS KEANGGOTAAN IAI ANGGOTA IAI ANGGOTA UTAMA Akuntan Profesional yang: memiliki register akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; memiliki pengalaman dan /atau menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi, baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik; menaati dan melaksanakan Standar Profesi; dan menjaga kompetensi melalui pendidikan profesional berkelanjutan. ANGGOTA MADYA memiliki register Akuntan namun belum memenuhi ketentuan sebagai Anggota Utama; atau lulusan DIII/DIV/S1/S2/S3 program studi akuntansi atau pendidikan akuntansi; atau memiliki sertifikat lulus ujian akuntansi yang dilaksanakan atau diakui IAI; atau merupakan anggota asosiasi profesi akuntansi lain yang diakui sesuai kriteria yang ditetapkan dalam peraturan organisasi IAI. ANGGOTA MUDA Mahasiwa DIII, DIV, dan S1 program studi akuntansi atau pendidikan akuntansi.
7
8
9
10 Pertimbangan Penerbitan PMK memberikan perlindungan terhadap kepentingan publik; pembinaan terhadap profesi akuntan; mendorong perkembangan profesi akuntan di Indonesia untuk menghadapi tantangan profesi dalam perekonomian global; dan kesiapan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) tahun
11 Potensi dan Posisi Strategis Ladang Amal yang Terbuka 398 Pemerintah kabupaten 93 Pemerintah kota 34 Provinsi 34 Kementrian 28 LPNK 141 BUMN BUMD Perusahaan Publik > LSM Yayasan Koperasi Perguruan TInggi 14 Partai Politik
12 Jumlah Anggota Asosiasi Akuntan di Negara ASEAN No Negara Asosiasi Brunei BICPA Cambodia KICPAA Indonesia IAI Lao PDR LICPA Malaysia MIA Phillipines PICPA Singapore ICPAS Thailand FAP Vietnam VAA Myanmar MAC
13 Pertumbuhan Ekonomi VS Jumlah Akuntan dan AP T GDP 2.678T 1.389T 995 T T 233T 502T 205 T 495 T APBN 42 T 71 T
14 DATA AKUNTAN, AP DAN KAP Uraian Akuntan Beregister Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Cabang Kantor Akuntan Publik KAP yang bekerjasama dengan KAPA/OAA
15 Universitas Tahun Negeri Swasta TOTAL
16 Penataan peta alur profesi akuntansi Indonesia Penataan ulang peta alur profesi akuntansi Indonesia: Menciptakan pilihan karir bagi seluruh lapisan unsur profesi Meningkatkan daya tarik karir profesi akuntan di mata publik Mengantisipasi liberalisasi jasa akuntansi AP Ak TA Penataan pathways menjadi Akuntan Publik. Penyegaran posisi Akuntan beregister Penataan prospek karir Teknisi Akuntan Kegiatan: Penyusunan RPP pelaksanaan UU/5/2011 Penyusunan PMK Akuntan Beregister Negara Penyusunan RUU Pelaporan Keuangan
17 Tujuan Penerbitan PMK Mewujudkan terciptanya akuntan yang profesional dan memiliki daya saing di tingkat global dengan karakteristik sebagai berikut: memiliki kompetensi, yaitu telah melalui proses pendidikan, akumulasi pengalaman dan ujian sertifikasi kompetensi profesi di bidang akuntansi, menjaga kompetensi melalui pendidikan profesional berkelanjutan, menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan, mematuhi standar dan kode etik profesi. 17
18 BAB I KETENTUAN UMUM Akuntan adalah seseorang yang telah terdaftar pada Register Negara Akuntan yang diselenggarakan oleh Menteri. Kantor Jasa Akuntansi adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri untuk memberikan jasa akuntansi selain asurans. Register Negara Akuntan adalah suatu daftar yang memuat nomor dan nama orang yang berhak menyandang gelar Akuntan sesuai dengan Peraturan Menteri ini. Asosiasi Profesi Akuntan adalah organisasi profesi Akuntan yang bersifat nasional.
19 BAB II REGISTER NEGARA AKUNTAN (1) Register Negara Akuntan merupakan pengakuan kepada seseorang yang memiliki kompetensi dan profesionalisme di bidang akuntansi dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Seseorang yang terdaftar dalam Register Negara diberikan Piagam Register Negara Akuntan dan berhak menyandang gelar Akuntan yang disingkat Ak. Persyaratan terdaftar dalam Register Negara untuk Akuntan: a. Lulus pendidikan profesi akuntansi atau lulus ujian sertifikasi akuntan profesional; b. Berpengalaman di bidang akuntansi; c. Sebagai anggota asosiasi profesi akuntan; dan d. Mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri.
20 BAB II REGISTER NEGARA AKUNTAN (2) Pendidikan Profesi Akuntansi: 1. Pendidikan profesi akuntansi (PPAk) mencakup perkuliahan dan ujian sertifikasi akuntan profesional. 2. PPAk diselenggarakan oleh: a. Asosiasi Profesi Akuntan; atau b. perguruan tinggi bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Akuntan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Syarat mengikuti PPAk, harus berpendidikan min D-IV atau S-1.
21 CETAK BIRU PROFESI AKUNTAN INDONESIA Syarat pendidikan Pendidikan profesi Uji profesi Pengalaman Pengakuan Jasa Teknisi Akuntan si Level 6 Paling Rendah DIV/S1 Akuntansi atau setara Paling Rendah DIV/S1 Non Akuntansi atau setara PPAk Ujian CA 3 thn sbg praktisi 2 thn sbg praktisi CA + Ak. Professional Accountant in Business, Akuntan Pendidik, Akuntan Sektor Publik, Kantor Jasa Akuntansi (KJA) (non Asurans) MRA Asosiasi WNI bersertifikat LN MRA G2G WNA bersertifikat LN
22 RUTE AKUNTAN PROFESIONAL INDONESIA MELALUI PPAk REKTOR PPAJP A IAI D4/S1/S2/S3 Akuntansi Lulus Ak* Asso ciate CA 2 tahun Pengalaman kerja CA Register Ak PPAk Ujian Kompe tensi CA Lulus A D4/S1/S2/S3 Non Akuntansi Matrikulasi Tidak Lulus Mengulang (x?) Tidak Lulus Surat keterangan *) rektor mengeluarkan sertifikat, sertifikat mengikuti template IAI
23 BAB II REGISTER NEGARA AKUNTAN (3) Ujian Sertifikasi Akuntan Profesional: 1. Ujian sertifikasi akuntan profesional diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan. 2. Syarat mengikuti ujian sertifikasi akuntan profesional: a. Pendidikan min D-IV atau S-1 di bidang akuntansi; atau b. Pendidikan S-2 atau S-3 yang menekankan penerapan praktik-praktik akuntansi; atau c. Mengikuti PPAk; atau d. Memiliki sertifikat teknisi akuntansi level 6 (enam) berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
24 CHARTERED ACCOUNTANT Adalah Akuntan Profesional Anggota Utama IAI yang memenuhi seluruh kriteria berikut: memiliki register akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi, baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik; dan menaati dan melaksanakan Standar Profesi; dan menjaga kompetensi melalui pendidikan profesional berkelanjutan.
25 LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA 1. Memenuhi kebutuhan dunia usaha terhadap profesi akuntan yang berdaya saing global Mengacu ke standar kualifikasi akuntan menurut IFAC Menghadapi ASEAN Economic Community Meningkatkan kualitas jasa profesi akuntan sehingga mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat 3. Meningkatkan nilai tambah Akuntan Beregister 25
26 KOMPETENSI CA: Kompetensi Lanjutan: Aplikasi, Evaluasi, Integrasi Kompetensi Dasar: Sarjana/Diploma IV Akuntansi: Penguasaan Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen dan Biaya, Auditing, Sistem Informasi, Perpajakan, Hukum Bisnis, Keuangan, Manajemen, Ekonomi
27 KOMPETENSI UTAMA CA: 1. CA memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam mengelola sistem pelaporan yang menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya yang bernilai tinggi sesuai dengan prinsipprinsip tata kelola, etika profesional, dan integritas. 2. CA memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam pengambilan keputusan bisnis dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan bisnis global.
28 Kompetensi Khusus CA 1. Memiliki kemampuan menyusun, menyajikan dan mengevaluasi laporan keuangan grup entitas dan laporan perusahaan sesuai dengan standar global yang berlaku. 2. Memiliki kemampuan mengevaluasi sistem informasi dan pengendalian internal berbasis teknologi informasi yang relevan dan andal. 3. Mampu mengevaluasi praktik praktik akuntansi manajemen guna meningkatkan nilai organisasi. 4. Memiliki kemampuan untuk menetapkan kebijakan dan pengelolaan perpajakan yang taat pada aturan perpajakan dan optimal bagi perusahaan dalam lingkup global.
29 Kompetensi Khusus CA 5. Mampu mengevaluasi keputusan strategis keuangan perusahaan. 6. Mampu mengembangkan pendekatan multi disiplin yang terintegrasi untuk mengevaluasi strategi dan keputusan bisnis. 7. Mampu mengevaluasi tata kelola korporat, peran dan tanggungjawab sosial dan lingkungan korporat. 8. Menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai etika individu dan profesional.
30 Kompetensi Khusus CA 9. Mampu berfikir dan bertindak sebagai pemimpin. 10. Memiliki sikap untuk terus melakukan pembelajaran agar dapat mempertahankan kompetensi profesionalnya. 11. Mampu menyampaikan ide dan hasil pemikiran secara lisan dan tulisan. 12. Mampu berinteraksi dan berhubungan dengan orang atau fungsi lain dalam organisasi dan antar organisasi.
31 SUBJEK UJIAN CA PELAPORAN KORPORAT MANAJEMEN STRATEJIK DAN KEPEMIMPINAN TATA KELOLA KORPORAT DAN ETIKA MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN MANAJEMEN PERPAJAKAN AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
32 PELAKSAAN UJIAN CA PERTAMA Hari/Tanggal Subyek Ujian Waktu Ujian (WIB) Rabu, 18 Juni 2014 Pelaporan korporat Tata kelola korporat dan Etika Kamis, 19 Juni 2014 Manajemen keuangan lanjutan Manajemen stratejik dan kepemimpinan Jum at, 20 Juni 2014 Akuntansi manajemen lanjutan Sabtu, 21 Juni 2014 Sistem informasi dan pengendalian internal Manajemen perpajakan Total waktu pengerjaan ujian CA adalah 3 jam (180 menit) per subyek Sifat Ujian: Close Book/ Close Modul
33 KETENTUAN UJIAN Ujian dilaksanakan setiap tahun dalam empat periode. Ujian dilaksanakan selama empat hari kerja dan maksimal dua subyek ujian dalam satu hari. Peserta dapat mengambil semua subyek ujian sekaligus atau secara bertahap. Setiap subyek ujian yang diambil memiliki masa kadaluwarsa 3 (tiga) tahun sejak dinyatakan lulus. Jika peserta belum dapat menyelesaikan seluruh subyek ujian sampai dengan batas kadaluwarsa masing-masing subyek, maka peserta wajib mengulang kembali subyek ujian yang telah kadaluwarsa ditambah dengan subyek ujian baru yang ingin diambil.
34 BIAYA UJIAN PESERTA Uang Pendaftaran: Rp ,- Hanya dibayarkan satu kali pada saat mendaftar pertama kali Iuran Keanggotaan IAI: Rp ,- Meliputi uang pangkal dan iuran Keanggotaan tahunan. Apabila peserta telah menjadi anggota Iai sebelumnya maka hanya membayar iuran tahunan saja. Biaya per subjek ujian bagi peserta umum: Rp ,- Termasuk buku pedoman dan modul ujian. Biaya bagi peserta PPAk ditetapkan khusus total meliputi seluruh subjek. Biaya mengulang per subjek ujian: Rp ,-
35 BAB II REGISTER NEGARA AKUNTAN (4) Pengalaman di bidang akuntansi: 1. Pengalaman praktik di bidang Akuntansi, termasuk bekerja yang tugas utamanya di bidang Akuntansi; atau pengalaman sebagai pengajar di bidang Akuntansi. 2. Paling sedikit 3 tahun yang diperoleh dalam 7 tahun terakhir. 3. Disetarakan telah memiliki pengalaman dibidang Akuntansi selama 1 tahun bagi seseorang yang telah menyelesaikan PPAk, S-2 atau S3 yang menekankan penerapan praktik-praktik Akuntansi.
36 BAB II REGISTER NEGARA AKUNTAN (5) Warga Negara Asing: 1. Warga Negara asing dapat mengajukan permohonan untuk dapat terdaftar dalam Register Negara Akuntan apabila telah ada perjanjian saling pengakuan Antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Negara asal tersebut. 2. Persyaratan pendaftaran antara lain: a. Memiliki sertifikat akuntan profesional; b. Berdomisili di Indonesia; c. Mempunya pengetahuan di bidang perpajakan dan hukum dagang Indonesia yang ditunjukkan dengan lulus uji materi dimaksud yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan.
37 BAB III KANTOR JASA AKUNTANSI (1) 1. Akuntan berhak mendirikan Kantor Jasa Akuntansi. 2. Menteri memberikan izin usaha Kantor Jasa Akuntansi. 3. Kantor Jasa Akuntansi memberikan jasa akuntansi seperti jasa pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa manajemen, akuntansi manajemen, konsultan manajemen, jasa perpajakan, jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan, dan jasa sistem teknologi informasi. 4. Kantor Jasa Akuntansi dilarang memberikan jasa asurans sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) UU No. 5/2011 tentang Akuntan Publik.
38 BAB III KANTOR JASA AKUNTANSI (2) 1. Kantor Jasa Akuntansi berbentuk usaha: a. perseorangan; b. persekutuan perdata; c. firma: d. koperasi; atau e. perseroan terbatas. 2. Kantor Jasa Akuntansi dipimpin oleh Akuntan berkewarganegaraan Indonesia. 3. Kantor Jasa Akuntansi wajib memiliki dan melaksanakan sistem pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan.
39
40 BAB IV PEMBINAAN (1) 1. Menteri (PPAJP) berwenang melakukan pembinaan terhadap Akuntan dan Kantor Jasa Akuntansi. 2. Dalam melaksanakan pembinaan, PPAJP dapat bekerjasama dengan asosiasi profesi akuntan. 3. Pembinaan mencakup: a. penyelenggaraan pendidikan profesional berkelanjutan; b. perumusan kebijakan yang diperlukan untuk pengembangan profesi Akuntan dan Kantor Jasa Akuntansi; c. pemantauan atas kepatuhan Akuntan dan Kantor Jasa Akuntansi terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; dan d. Melakukan pembinaan lainnya berkaitan dengan pengembangan Akuntan dan Kantor Jasa Akuntansi.
41 BAB IV PEMBINAAN (2) Kewajiban Akuntan & Kantor Jasa Akuntansi 1. Kewajiban Akuntan: a. Menjaga kompetensi melalui PPL dan menyampaikan laporan realisasi PPL kepada Asosiasi Profesi Akuntan; b. Menjadi anggota asosiasi profesi akuntan; c. Mematuhi kode etik; d. Mematuhi standar profesi yang diterbitkan Asosiasi Profesi Akuntan; dan e. Menyampaikan laporan kepada PPAJP apabila terdapat perubahan data. 2. Kewajiban Kantor Jasa Akuntansi: a. Memiliki dan melaksanakan sistem pengendalian mutu; b. Memasang nama dan nomor izin di depan Kantor Jasa Akuntansi; c. Menyampaikan laporan kepada PPAJP apabila terdapat perubahan data Kantor Jasa Akuntasi; d. Menyampaikan laporan kegiatan usaha tahunan paling lambat pada akhir bulan Maret tahun berikutnya.
42 BAB IV PEMBINAAN (3) Pendidikan Profesional Berkelanjutan 1. PPL dapat ditempuh melalui kegiatan PPL yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan, PPAJP, dan/atau pihak lain yang diakui Asosiasi Profesi Akuntan dan/atau PPAJP. 2. Kegiatan PPL meliputi: a. Pelatihan, Kursus, lokakarya, diskusi panel, seminar, konferensi, Konvensi atau symposium; b. Program pascasarjana pada bidang studi yang relevan dengan kompetensi akuntan; c. Program PPL dalam jaringan (online) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan; d. Penulisan artikel, makalah, atau buku dengan materi yang relevan dengan kompetensi akuntan dan dipublikasikan; dan e. Riset profesional atau studi terhadap bidang-bidang yang relevan dengan kompetensi akuntan. 3. Akuntan wajib mengikuti PPL paling sedikit 30 SKP setiap tahun paling sedikit mencakup materi yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan regulasi.
43 BAB V PANITIA AHLI 1. Dalam rangka menentukan kelayakan seseorang didaftarkan dalam Register Negara Akuntan, Menteri dapat meminta pertimbangan kepada Panitia Ahli. 2. Panitai Ahli adalah Panitia yang dibentuk oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan berdasarkan UU 34/ Menteri dapat memberikan tugas lain yang berkaitan dengan profesi Akuntansi kepada Panitia Ahli. 4. Susunan dan tata kerja Panitia Ahli disusun oleh Menteri bersama dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendidikan.
44 BAB VI ASOSIASI PROFESI AKUNTAN (1) 1. Akuntan berhimpun dalam wadah asosiasi profesi akuntan. 2. Menteri menetapkan hanya 1 Asosiasi Profesi Akuntan. 3. Asosiasi Profesi Akuntan memenuhi kriteria: a. Berbentuk badan hukum sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; b. Mempunyai kantor perwakilan dan pengurus paling sedikit pada 30 propinsi di Indonesia; c. Mempunyai susunan pengurus yang telah disyahkan oleh rapat anggota; d. Memiliki program dan infrastruktur untuk menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional serta pendidikan dan PPL bagi anggotanya; e. Memiliki kode etik dan standar profesi bagi anggotanya; dan f. Memiliki alat kelengkapan organisasi dan mekanisme untuk menegakkan disiplin anggotanya.
45 BAB VI ASOSIASI PROFESI AKUNTAN (2) 4. Asosiasi profesi akuntan bertanggungjawab untuk: a. menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan profesional; b. menyelenggarakan PPL; c. Menyusun dan menetapkan kode etik dan standar profesi; d. Menerapkan penegakan disiplin untuk anggota; e. Menerbitkan sertifikat akuntan profesional yang diberikan kepada seseorang yang lulus ujian akuntan profesional dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Asosiasi Profesi Akuntan; dan f. Melakukan perjajian saling pengakuan kesetaraan dengan asosiasi profesi Akuntansi lain.
46 BAB VI ASOSIASI PROFESI AKUNTAN (3) 5. Asosiasi profesi akuntan menyampaikan: a. rencana penyelenggaraan ujian sertifikasi akuntan profesional dan PPL untuk 1 (satu) tahun ke depan kepada PPAJP paling lambat pada tanggal 30 November setiap tahunnya. b. Laporan tahunan realisasi penyelenggaraan ujian sertifikasi akuntan profesional dan penyelenggaraan PPL, dan jumlah SKP yang diikuti oleh Akuntan kepada PPAJP paling lambat akhir bulan Mei tahun berikutnya. 6. Asosiasi profesi akuntan mengakui kesetaraan anggota asosiasi profesi akuntansi lain: a. pengakuan kesetaraan harus disepakati dalam suatu perjanjian saling pengakuan keseteraan; b. perjanjian saling pengakuan kesetaraan harus didasarkan pada asas-asas persamaan kualitas.
47 BAB VII TATA CARA PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRATIF 1. Menteri memberikan sanksi administratif kepada Akuntan dan Kantor Jasa Akuntansi atas pelanggaran terhadap PMK yang ditetapkan oleh Kepala PPAJP. 2. Sanksi administratif dapat berupa: a. Rekomendasi untuk melakukan kewajiban tertentu; b. Peringatan; c. Pembekuan; atau d. Pencabutan dari Register Negara Akuntan atau pencabutan izin usaha Kantor Jasa Akuntansi. 3. Menteri dapat meminta pertimbangan kepada Asosiasi Profesi Akuntan dalam mengenakan sanksi administratif. 4. Menteri mengenakan sanksi pencabutan dari Register Negara Akuntan apabila Asosiasi Profesi Akuntan mencabut sertifikat akuntan profesional.
48 BAB VIII LAPORAN 1. Kepala PPAJP menyampaikan laporan berkala kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal berkaitan dengan pelaksanaan penyelenggaraan Register Negara Akuntan, pemantauan atas penyelenggaraan PPAk, pemberian izin usaha Kantor Jasa Akuntansi, pembinaan terhadap Akuntan dan Kantor Jasa Akuntansim dan pengenaan sanksi administratif. 2. Laporan semester 1 disampaikan paling lambat akhir bulan Agustus tahun berjalan dan laporan semester 2 akhir bulan Pebruari tahun berikutnya.
49 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN (1) 1. Akuntan yang telah terdaftar pada Register Negara Akuntan sebelum Peraturan Menteri ini diterbitkan wajib melakukan registrasi ulang kepada Menteri dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak berlakunya PMK, melalui Asosiasi Profesi Akuntan dengan menyampaikan dokumen: 1) Kopi piagam Register Negara Akuntan atau surat keterangan terdaftar dalam Register Negara Akuntan; 2) Kopi kartu anggota Asosisi Profesi Akuntan yang masih berlaku atau bukti Keanggotaan lainnya; 3) 2 lembar foto 4x 6 cm; dan 4) Formulir registrasi ulang sesuai lampiran PMK.
50 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN (2) 3. Akuntan yang tidak melakukan registrasi ulang maka piagam Register Negara Akuntan dinyatakan tidak berlaku dan dinyatakan tidak terdaftar lagi pada Register Negara Akuntan. 4. Mahasiswa yang sedang mengikuti Program PPAk pada perguruan tinggi dan menyelesaikan pendidikannya sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dapat langsung mendaftar pada Register Negara Akuntan dengan menyampaikan dokumen yang dipersyaratkan. 5. Lulusan D-IV STAN atau S-1 Akuntansi perguruan tinggi negeri yang lulus sebelum 31 Agustus 2004 dan berhak untuk didaftarkan pada Register Negara Akuntan, dapat langsung mendaftar sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dengan menyampaikan dokumen yang dipersyaratkan. 6. Badan usaha yang memberikan jasa akuntansi selain jasa asurans yang telah ada, diberikan waktu 2 tahun untuk menyesuaikan dan memperoleh izin sesuai PMK ini.
51
52 KOMITMEN PUBLIK 8 Desember 08 1 Jan 12 1 Jan FASE SATU FASE DUA ADOPSI PENUH IFRS? KAPAN? Setelah 2015 Masa transisi Cetak biru jangka panjang PERTIMBANGAN Komitmen nasional Dukungan pemangku kepentingan Struktur SAK Indonesia
53
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PELUNCURAN CA
LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA 1. Memenuhi kebutuhan dunia usaha terhadap profesi akuntan yang berdaya saing global Mengacu ke standar kualifikasi akuntan menurut IFAC Menghadapi ASEAN Economic Community
Lebih terperinciSEMINAR STRATEGI DAN REGULASI PENDIDIKAN TINGGI AKUNTANSI SESUAI CETAK BIRU PROFESI AKUNTAN PROFESIONAL
SEMINAR STRATEGI DAN REGULASI PENDIDIKAN TINGGI AKUNTANSI SESUAI CETAK BIRU PROFESI AKUNTAN PROFESIONAL Dr. Khomsiyah, Ak., CA Ketua Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional IAI Balai Kartini - Jakarta, 29
Lebih terperinciIKATAN AKUNTAN INDONESIA PROFESI AKUNTAN PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
IKATAN AKUNTAN INDONESIA PROFESI AKUNTAN PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Disampaikan oleh: Setio Anggoro Dewo, SE., MBA., PhD., Ak., CA Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional IAI Balai Kartini, 16 Februari
Lebih terperinciUU NO 34 TAHUN 1954 TENTANG PEMAKAIAN GELAR AKUNTAN UU NO 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PMK TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA
LANDASAN HUKUM UU NO 34 TAHUN 1954 TENTANG PEMAKAIAN GELAR AKUNTAN UU NO 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PMK TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA KEPMENDIKNAS RI NO 179 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciKURIKULUM PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI: ANTISIPASI CA. Dr. Supriyadi, M.Sc., C.M.A., C.A., Ak. Dosen Tetap - Jurusan Akuntansi FEB UGM Ketua IAI KAPd
KURIKULUM PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI: ANTISIPASI CA Dr. Supriyadi, M.Sc., C.M.A., C.A., Ak. Dosen Tetap - Jurusan Akuntansi FEB UGM Ketua IAI KAPd Jenjang Pendidikan Akuntansi di Indonesia AGENDA Hari
Lebih terperinciBLUEPRINT PROFESI AKUNTAN, RPMK TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DAN KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
BLUEPRINT PROFESI AKUNTAN, RPMK TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DAN KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AKUNTANSI Oleh AGUS SUPARTO Kepala Bidang Pembinaan Akuntan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa
Lebih terperinciSubstansi Revisi PMK No.25/PMK.01/2014 BANDUNG, 22 JULI 2017
Substansi Revisi PMK No.25/PMK.01/2014 BANDUNG, 22 JULI 2017 AGENDA Latar Belakang Pola Baru Pengaturan PMK No. 25/PMK.01/2014 Poin Revisi PMK No. 25/PMK.01/2014 Diskusi Latar Belakang 1. Beberapa ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien,
Lebih terperinciASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 & PENGUATAN REGULASI PROFESI AKUNTANSI
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 & PENGUATAN REGULASI PROFESI AKUNTANSI oleh: PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI JAKARTA, 29 JANUARI 2014 AGENDA ASEAN Economic Community 2015
Lebih terperinciPROFESI AKUNTANSI MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PROFESI AKUNTANSI MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI
Lebih terperinciINSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK MISI DIDIRIKANNYA IAPI Menyediakan SDM profesional bidang akuntansi yang memiliki kompetensi sesuai standar global melalui proses rekrutmen anggota
Lebih terperinciTENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.01/2008 TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan
Lebih terperinciKetentuan Pengalaman Praktik Keprofesian di Bidang Akuntansi Anggota Utama/Pemegang Sertifikat CA IAI
KETENTUAN CHARTERED ACCOUNTANT (CA) IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) Penerimaan Anggota Utama / Pemberian Sertifikat CA IAI 1) Permohonan untuk menjadi Anggota Utama/PenerimaSertifikat CA IAI harus diajukan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa aktuaris dibutuhkan dalam pengembangan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 20152014 TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan
Lebih terperinciPROFESI AKUNTAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
PROFESI AKUNTAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Disampaikan oleh: Dr. Setio Anggoro Dewo, SE., MBA., PhD., Ak., CA Dewan Standar Akuntan Profesional (DSAP) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) SELAMAT DATANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan
Lebih terperinciPROSPEK KJA KEDEPAN. Oleh: Doni Budiono, ST., SE., Ak., SH., MH., MSA., CA
PROSPEK KJA KEDEPAN Oleh: Doni Budiono, ST., SE., Ak., SH., MH., MSA., CA RIWAYAT PENGURUSAN KJA DONI BUDIONO Tanggal 28 Desember 2004 Register Negara Akuntan RNA Tanggal: 29 April 2014 Tanggal 6 Oktober
Lebih terperinciI. Informasi tentang Chartered Accountant (CA)
Sekilas Info tentang Chartered Accountant (CA), Jadwal Ujian CA th 2018, Kode Etik Profesi CA, Ketentuan Umum PPL dan yang harus dipenuhi CA Indonesia I. Informasi tentang Chartered Accountant (CA) A.
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untu
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.79, 2015 ADMINISTRASI. Akuntan Publik. Asosiasi. Profesi. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5690) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik di Indonesia sebanyak orang dan 55% berdomisili di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Data dari Pusat Pembinaan Akuntan Publik dan Jasa Penilai (PPAJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI per 21 Juni 2012 memperlihatkan jumlah Akuntan Publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini persaingan sangat ketat terutama dalam dunia bisnis. Budaya, teknologi dan pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang secara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciKERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria
KERANGKA RPMK AKTUARIS Kerangka RPMK Aktuaris BAB I Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga BAB II BAB III Bagian Kesatu Bagian Kedua BAB IV Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga Bagian Keempat Bagian
Lebih terperinciRancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik
Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia Tenggara, memiliki banyak pulau-pulau kecil serta sumber daya alam yang melimpah. Bukan hanya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas disetiap bidangnya guna sebagai salah satu faktor mendukung
Lebih terperinciAgung Nugroho Soedibyo
Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat Sistem Informasi dan Pengendalian Internal Pelaporan Korporat Agung Nugroho Soedibyo 23 Juni 2016 Kompetensi Utama CA CA memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam
Lebih terperinciINTERNATIONAL DUAL CERTIFICATION: ACCOUNTING, FINANCE & BUSINESS PROGRAM
INTERNATIONAL DUAL CERTIFICATION: ACCOUNTING, FINANCE & BUSINESS PROGRAM www.iaiglobal.or.id DAFTAR ISI 4 Tentang AFBP 5 Manfaat AFBP 6 Kompetensi CAFB 7 Proses Mengikuti AFBP 8 Persyaratan 10 Biaya 11
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK
I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciFORMULIR PENDAFTARAN DALAM REGISTER NEGARA AKUNTAN
2014, No.164 20 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA FORMULIR PENDAFTARAN DALAM REGISTER NEGARA AKUNTAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciFakultas Ekonomi. Program Studi PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Fakultas Ekonomi Program Studi PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Program Studi Pendidikan Profesi Akuntansi Persaingan kerja sangat ketat menuntut kita untuk lebih memanfaatkan peluang berkarier. Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia kerja selalu meningkat seiring perkembangan waktu. Jumlah angkatan kerja yang tinggi tidak mampu ditampung oleh jumlah lapangan kerja megakibatkan
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBATANG TUBUH PENJELASAN
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2016 TENTANG TATA CARA DALAM MENGGUNAKAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK BAGI LEMBAGA YANG DIAWASI OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya manusia dalam mengembangkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*
UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani* Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Keinsinyuran
Lebih terperinci2 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
No.1686, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Pendidikan. Profesi Akuntan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinci2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain
No.62, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Akuntan Publik. Jasa Keuangan. Penggunaan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6036) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor Auditor independen atau akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari mentri keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta yang telah bekerja di bidang akuntansi memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi akuntan
Lebih terperinciUndangan dan Mekanisme Rapat Anggota IAI KAPd
Undangan dan Mekanisme Rapat Anggota IAI KAPd Rapat anggota Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI KAPd) diselenggarakan dalam rangka mematuhi Anggaran Rumah Tangga IAI Pasal 25 tentang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.01/2014 TENTANG PENILAI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi MEA yang meliputi lima aspek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijalani setelah selesai menempuh pndidikan program sarjana (S1) Jurusan Akuntansi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah pendidikan lanjutan pada pendidikan tinggi untuk mendapatkan gelar Profesi Akuntan. Pendidikan ini harus dijalani setelah
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mahasiswa. Menurut penelitian Basuki (1999) dalam Benny dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang sangat diminati oleh mahasiswa. Menurut penelitian Basuki (1999) dalam Benny dan Yuskar (2006)
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 11-17 Dampak RUU Akuntan Publik Terhadap Pengembangan Profesi Akuntan Publik Di Indonesia Oleh Indarto Waluyo 1 Abstrak Profesi
Lebih terperinci2 e. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik dipandang sudah tidak relevan dengan perkembangan profesi sehi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.719, 2014 KEMENKEU. Publik. Penilai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101/PMK.01/2014 TENTANG PENILAI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci-2- Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas informasi keuangan, Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan harus menj
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN OJK. Akuntan Publik. Jasa Keuangan. Penggunaan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 62) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPanduan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans
IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN KANTOR JASA AKUNTANSI Panduan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans Dra. Tia Adityasih,
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu program studi fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa karena akuntansi merupakan hal penting dalam dunia ekonomi
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN, DANA PENSIUN,
Lebih terperinciMENYIAPKAN AKUNTAN PROFESIONAL INDONESIA (CA INDONESIA)
MENYIAPKAN AKUNTAN PROFESIONAL INDONESIA (CA INDONESIA) DR. KHOMSIYAH, AK., CA DEWAN PENGURUS NASIONAL IKATAN AKUNTAN INDONESIA Disampaikan pada Workshop Perubahan Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu program studi di bidang ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa karena akuntansi sudah menjadi bagian hal yang penting dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 423/KMK.06/2002 Tanggal 30 September 2002 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 423/KMK.06/2002 Tanggal 30 September 2002 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
w w w.bp kp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 45 Tahun 2012 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PELUNCURAN CA
LATAR BELAKANG PELUNCURAN CA 1. Memenuhi kebutuhan dunia usaha terhadap profesi akuntan yang berdaya saing global Mengacu ke standar kualifikasi akuntan menurut IFAC MenghadapiASEAN Economic Community
Lebih terperinci2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.196, 2012 ADMINISTRASI. Akuntan Publik. Komite. Profesi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5352) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 /PMK.01/ TENT ANG AKTUARIS
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 /PMK.01/ 20 16 TENT ANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.407, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Audit Internal. Penyusunan Piagam. Pembentukan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5825) PERATURAN
Lebih terperinciINFORMASI LENGKAP TENTANG CA (CHARTERED ACCOUNTANT)
INFORMASI LENGKAP TENTANG CA (CHARTERED ACCOUNTANT) CA KUALIFIKASI INTERNASIONAL Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan sebutan Chartered Accountant Indonesia (CA) sebagai kualifikasi akuntan
Lebih terperinciPT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi
PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan favorit dalam fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Basuki, 1999 (dalam
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017
ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 MUKADIMAH Kegiatan perekonomian yang transparan, akuntabel, responsibel, efisien, dan bersih membutuhkan informasi keuangan yang berkualitas
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;
- 1 - Yth. 1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Penjamin Emisi Efek dan/atau Wakil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang akuntan adalah profesi yang diakui penting dalam perkembangan dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan akses untuk bekerja
Lebih terperinciFORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Ujian Profesi Akuntan Publik
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung
Lebih terperinciSimposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI
Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September 2015 Oleh: MUSTOFA, CA Anggota Dewan Penasihat IAI Welcome, MEA 2015 MEA: membentuk pasar tunggal Asia Tenggara Tujuan: meningkatkan daya saing Mempermudah
Lebih terperinciDr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik
Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik Pendidikan Asosiasi Profesi Regulator Pendidikan luar sekolah program pelatihan SMK Akuntansi Vokasi:
Lebih terperinci2 Sesuai amanat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Peraturan Pemerintah ini mengatur ketetentuan lebih lanjut mengenai: a.
No.5690 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Akuntan Publik. Asosiasi. Profesi. Praktik. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 79) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kondisi eksternal dan internal perbankan
Lebih terperinciKeterangan pemerintah pada sidang kali ini akan kami bagi dalam 3 (tiga) Bagian.
RAPAT KERJA KOMISI XI DPR-RI DENGAN MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG MATA UANG DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG AKUNTAN PUBLIK DI GEDUNG DPR-RI
Lebih terperinciPROSEDUR PENDAFTARAN USKAD IAI (Ujian Sertifikasi Keahlian Akuntansi Dasar) JADWAL PELAKSANAAN
PROSEDUR PENDAFTARAN USKAD IAI (Ujian Sertifikasi Keahlian Akuntansi Dasar) PENDAFTARAN PESERTA BARU 1. Mengisi formulir pendaftaran keanggotaan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). 2. Menyerahkan formulir
Lebih terperinci- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS
1 ED SPM 1: PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Grha Akuntan, 3 Agustus 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan
Lebih terperinciWALIKOTA LUBUKLINGGAU
WALIKOTA LUBUKLINGGAU PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK
PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT A. PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mematuhi hukum dan peraturan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI
Lebih terperinci