PERANAN PEMERIKSAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN PEMERIKSAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN"

Transkripsi

1 PERANAN PEMERIKSAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN Enis Prihastuti,SE.,M.Si ABSTRACT Taxes are compulsory contributions to be paid by all taxpayers without directly rewarded that will be used to enhance the welfare of the community. Examination is to test the activities of tax compliance in order to implement the provisions of the tax legislation. Levels of tax compliance in the spotlight in the world of taxation global.alat are often used to assess the tax compliance is the reporting timeliness of Income Tax (SPT). The main aim of the tax assessment increase tax compliance rate, so that the known rate of tax compliance, the taxpayer compliance rate is low, it is expected to do checks to it can be an indicator for the implementation of tax obligations in the future for the better. Therefore, the tax audit also as a means of guidance and supervision of the taxpayer. The research used a proportional method of sample selection and data processing using statistical comparative analysis sederhana.proses STO research conducted in Banyuwangi. The results obtained in the implementation of the law enforcement actions of the tax assessment has a great influence for the Taxpayer compliance rate in Banyuwangi STO. Keywords: taxes, inspection, tax penalties, tax compliance Agency. ABSTRAKSI Pajak merupakan kontribusi wajib yang harus dibayar oleh seluruh Wajib Pajak tanpa mendapat imbalan secara langsung yang akan digunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran masyarakat. Pemeriksaan adalah kegiatan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.tingkat kepatuhan Wajib Pajak menjadi sorotan di dunia perpajakan secara global.alat yang sering digunakan untuk menilai kepatuhan Wajib Pajak adalah ketepatan waktu pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT). Pemeriksaan pajak bertujuan utama meningkatkan angka kepatuhan Wajib Pajak, sehingga diketahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah, diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan terhadapnya dapat dijadikan indikator untuk pelaksanaan kewajiban perpajakannya di masa depan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pemeriksaan pajak juga sekaligus sebagai sarana pembinaan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak. Penelitian memakai metode pemilihan sampel proporsional dan pengolahan data memakai analisis perbandingan statistik sederhana.proses

2 penelitian dilakukan di KPP Pratama Banyuwangi. Hasil yang didapatkan pelaksanaan penegakan hukum dalam tindakan pemeriksaan pajak memiliki suatu pengaruh yang besar bagi angka kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Banyuwangi. Kata Kunci :pajak, pemeriksaan, sanksi perpajakan, kepatuhan Wajib Pajak Badan. PENDAHULUAN Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memberikan tanggungjawab menghimpun dan mengamankan penerimaan negara dari sektor pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP).Dalam satu dekade terakhir, penerimaan pajak selalu menunjukkan grafik positif, hal ini tentu saja seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang bergerak maju. Kemudian pemeriksaan perpajakan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) yang mempunyai tujuan untuk menguji tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Undang-undang perpajakan menyebutkan fungsi pengawasan sekaligus pembinaan merupakan konsekuensi dari sistem self assessment.pada hakekatnya selain fungsi pengawasan dan pembinaan yang harus dijalankan oleh DJP juga ada upaya penegakan hukum (tax enforcement).bentuknya berupa hukuman, tujuannya untuk mencapai tingkat keadilan yang seimbang. Seiring dengan munculnya kewajiban dari Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, dibutuhkan pula suatu kepatuhan. Sedangkan untuk mencapai tingkat kepatuhan yang diharapkan, salah satunya adalah dengan cara penegakan hukum perpajakan. LANDASAN TEORI Pengertian Pajak dan Fungsi Pajak.

3 Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat memahami mengapa kita harus membayar pajak. Dari pemahaman inilah diharapkan muncul kesadaran akan kewajiban pembayaran pajak. Masing-masing negara memiliki istilah pajak yang berbeda tetapi dengan pengertian sama. Pajak dalam istilah asing adalah tax (Inggris); import, contribution, taxe, droit (Perancis); Steuer, Abgabe, Gebuhr (Jerman); impuesto contribution, tributo, gravamen, tasa (Spanyol); dan belasting (Belanda). Di negara Amerika Serikat selain dikenal istilah tax ada pula istilah tariff. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) menjelaskan pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Andriani (Brotodihardjo, 2003:2) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Pengertian pajak menurut Soemitro (1990:5) yaitu Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pemeriksaan Pajak Pengertian pemeriksaan pajak menurut Mardiasmo (2009:50) adalah sebagai berikut: Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan

4 kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan. Selain itu definisi pemeriksaan pajak juga dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pasal 1 ayat (2) yang menyebutkan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.dari kedua definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan Pemeriksaan. Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak yang dikemukakan oleh Nowak (Zain, 2008:31) diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. METODE PENELITIAN Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar sejak tahun 2007 hingga tahun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional sampling method atau pemilihan sampel proporsional yaitu metode

5 sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini dipilih karena anggota populasinya dianggap homogen, yaitu Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Banyuwangi. Sampel yang dipilih adalah WP Badan yang terdaftar pada tahun 2009 dan 2010 di KPP Pratama Banyuwangi. Metode Analisis Data Metode dalam analisis datanyamenggunakan metode deskriptif.metode analisis data secara deskriptif adalah analisis yang didasarkan pada pemahaman secara teoritis mengenai masalah yang dikaji serta penelitian empirik yang dilakukan. Dengan menggunakan metode ini data yang telah terkumpul nantinya akan dikelompokkan dalam bentuk uraian yang disusun sebagai hasil evaluasi peranan pemeriksaan Wajib Pajak Badan selama periode 2009 dan 2010 terhadap kenaikan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Banyuwangi dalam periode tahun pajak 2009 dan Kemudian membandingkan pelaksanaan pemeriksaan pajak yang ditandai dengan angka penerbitan SP2 dengan tingkat kepatuhan wajib pajak berupa penyampaian SPT Tahunan dari tahun ke tahun, nantinya akan diambil kesimpulan apakah pemeriksaan tersebut berpengaruh terhadap kepatuhan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian.Kewajiban pajak yang mengikat Wajib Pajak Badan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.akan tetapi dari beberapa kewajiban pajak tersebut, kewajiban pajak yang pasti mengikat setiap Wajib Pajak Badan adalah kewajiban melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan Tahunan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum (law enforcement) terhadap Wajib Pajak serta dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak telah melakukan kegiatan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang berada dalam wilayah kerjanya. Pemeriksaan yang dilakukan tersebut sesuai dengan Pasal 29 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

6 dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Tujuan pemeriksaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada wajib pajak dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan untuk tujuan menguji kepatuhan wajib pajak, dilakukan dalam hal: 1. SPT menunjukkan kelebihan pembayaran (LB) pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak. 2. SPT tahunan pajak penghasilan menunjukkan rugi. 3. SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan. 4. SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh DirJen. Pajak. 5. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut di atas tidak dipenuhi. Objek penelitian ini meliputi semua kegiatan pemeriksaan pajak yang telah dilaksanakan terhadap Wajib Pajak Badan oleh Tim Pemeriksa Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi. Dari semua Wajib Pajak Badan yang telah dilakukan pemeriksaan pajak akan diperoleh data mengenai tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakannya. Berikut adalah data-data pelaksanaan pemeriksaan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi pada tahun 2009 dan 2010 yang telah dikumpulkan

7 Tabel 1. Jumlah WP Terdaftar s.d Bulan Desember Tahun 2009 Update Wajib Pajak Normal (UP) Daftar Pindah Pindah Non Jumlah Baru Baru Lama Efektif (PE) (PB) (PL) (NE) (NE) WPBadan WP OP WPBendahara Jumlah Sumber : Data SIPMod KPP Pratama Banyuwangi Tabel 2. Jumlah WP Terdaftar s.d Bulan Desember Tahun 2010 Daftar Pindah Pindah Non Update Wajib Pajak Normal Baru Baru Lama Efektif Jumlah (UP) (PE) (PB) (PL) (NE) WP Badan WP OP , WP Bendahara Jumlah Sumber : Data SIPMod KPP Pratama Banyuwangi Kemudian setelah proses pemeriksaan selesai dapat diterbitkan sanksi perpajakan berupa denda, bunga, dan atau kenaikan dalam bentuk Surat Tagihan Pajak (STP) dan atau Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang ditambahkan terhadap perhitungan pajak sebagai bentuk sanksi administrasi atas koreksi yang ditemukan pada waktu pemeriksaan terhadap laporan SPT WP yang bersangkutan.

8 Tabel 3. RekapitulasiPenerbitan Sanksi Perpajakan Tahun 2009 dan 2010 Surat Tagihan Pajak SKP Kurang Bayar SKPKB Tambahan 0 0 SKP Lebih Bayar ( ) ( ) SKP Nihil 0 0 Jumlah Sumber : Data SIPMod KPP Pratama Banyuwangi Peneliti mengambil data berupa penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) untuk WP Badan yang dilaporkan pada tahun 2009 dan tahun 2010, sebagaimana tertera di Tabel 4 Tabel 4.Laporan Penerbitan Pemeriksaan Tahun 2009 dan 2010 Jenis Pemeriksaan SP2 WP SP2 WP Naik / (Turun) tahun 2009 tahun 2010 Jumlah SP2 Pemeriksaan Rutin Rugi Lebih Bayar Pemeriksaan Khusus 22 5 (17) Pemeriksaan Lainnya Jumlah Sumber : Data SIPMod KPP Pratama Banyuwangi Kemudian untuk menentukan sebenarnya kepatuhan wajib pajak yang dimaksud dapat dilihat dari pembagian sebagai berikut : 1. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, 2. Kepatuhan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), 3. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan

9 4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi, berikut ini akan disajikan data-data tentang jumlah Wajib Pajak Badan yang telah terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi dan jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Badan yang sudah dilaporkan dan terekam dalam data base KPP Pratama Banyuwangi. Tabel 5. Laporan Penyampaian SPT Tahunan Badan SPT Tahunan yang Diterima SPT Tahunan Badan Kurang Lebih Jumlah Nihil Bayar Bayar Tahun Pajak Tahun Pajak Jumlah Sumber : Data SIPMod KPP Pratama Banyuwangi SPT Tahunan merupakan dokumen yang menjadi alat kerja sama antara Wajib Pajak dan administrasi pajak, yang memuat data-data yang diperlukan untuk menentukan secara tepat jumlah pajak yang terutang. Pembahasan 1. Analisis Jumlah Wajib Pajak Badan Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 1 dan Tabel 2, diketahui bahwa WP Badan yang terdaftar hingga akhir tahun 2009 sebesar WP. Kemudian pada tahun berikutnya, hingga akhir tahun 2010 jumlah Badan Usaha yang mendaftar sebagai Wajib Pajak di KPP Pratama Banyuwangi mengalami kenaikan menjadi WP. Kenaikan jumlah WP Badan terdaftar dianalisis sebagai berikut : % Kenaikan WP Badan = Kenaikan Jumlah WP Badan

10 Jumlah WP Badan 2009 ( ) % Kenaikan WP Badan = = 13,05 % Ternyata selama dua tahun berjalan, mulai akhir tahun 2009 hingga akhir tahun 2010, WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi mengalami kenaikan dalam persentase sebesar 13,05 %. 2. Pembahasan Kegiatan Pemeriksaan Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa KPP Pratama Banyuwangi pada tahun pajak 2009 telah mengeluarkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) Wajib Pajak Badan sebanyak 127, yang terdiri atas Pemeriksaan Rutin sebanyak 35 SP2, yang terbagi lagi menjadi 2 SP2 untuk pemeriksaan karena Rugi dan 33 SP2 untuk pemeriksaan karena Lebih Bayar. Pemeriksaan Khusus terhadap wajib pajak dengan kriteria tertentu sebanyak 22 SP2 dan Pemeriksaan Lainnya dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan sebanyak 70 SP2. Sedangkan untuk tahun pajak 2010, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi telah menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) Wajib Pajak Badan sebanyak 173. SP2 tersebut terdiri dari Pemeriksaan Rutin sebanyak 72 SP2, yang terbagi menjadi 4 SP2 untuk pemeriksaan karena Rugi dan 68 SP2 untuk pemeriksaan karena Lebih Bayar. Pemeriksaan Khusus sebanyak 5 SP2 dan Pemeriksaan Lainnya dalam rangka melaksanakan kewajiban perpajakan sebanyak 96 SP2. Analisis data secara proporsional pada Tabel 5, sebagai berikut: 1) Pemeriksaan RutinSP2 Rugi Tahun 2009 Jumlah SP2 Rugi 2009 % Rugi dibanding SPT Badan 2009 = x 100 % Jumlah SPT Tahunan Badan 2009

11 2 = x 100 % = 0,14 % Hasil analisis secara proporsional menunjukkan persentase penerbitan SP2 untuk SPT Tahunan Badan yang menyatakan Rugi sebesar 0,14 % dari keseluruhan SPT Tahunan Badan yang dilaporkan di tahun ) Pemeriksaan RutinSP2 Rugi Tahun 2010 Jumlah SP2 Rugi 2010 % Rugi dibanding SPT Badan 2010 = x 100 Jumlah SPT Tahunan Badan = x 100 % = 0,22 % Hasil analisis secara proporsional menunjukkan persentase penerbitan SP2 untuk SPT Tahunan Badan yang menyatakan Rugi sebesar 0,22 % dari keseluruhan SPT Tahunan Badan yang dilaporkan di tahun Persentase ini mengalami peningkatan dibanding perhitungan yang sama pada tahun ) Pemeriksaan RutinSP2 Lebih Bayar (LB) Tahun 2009 Jumlah SP2 LB 2009 % LB dibanding SPT Badan 2009 = x 100 % Jumlah SPT Tahunan Badan = x 100 %

12 1.363 = 2,42 % Hasil analisis secara proporsional menunjukkan persentase penerbitan SP2 untuk SPT Tahunan Badan yang menyatakan Lebih Bayar sebesar 2,42 % dari keseluruhan SPT Tahunan Badan yang dilaporkan di tahun ) Pemeriksaan RutinSP2 Lebih Bayar (LB) Tahun 2010 Jumlah SP2 LB 2010 % LB dibanding SPT Badan 2010 = x 100 % Jumlah SPT Tahunan Badan = x 100 % = 3,74 % Hasil analisis secara proporsional menunjukkan persentase penerbitan SP2 untuk SPT Tahunan Badan yang menyatakan Lebih Bayar sebesar 3,74 % dari keseluruhan SPT Tahunan Badan yang dilaporkan di tahun Seperti halnya dengan persentase untuk SP2 Rugi 2010, persentase SP2 LB 2010 ini juga mengalami peningkatan dibanding perhitungan yang sama pada tahun 2009 Pemeriksaan Rutin Total % Kenaikan SP2 = = Kenaikan SP2 Rutin Jumlah SP2 Rutin 2009 (72 35) 35 = 105,71 % Data tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan yang tinggi pada pelaksanaan kegiatan pemeriksaan rutin SPT pada tahun 2010 sebesar 105,71 %.

13 a. Pemeriksaan Khusus (Riksus) % Penurunan SP2 = Penurunan SP2 Riksus Jumlah SP2 Riksus 2009 (22 5) = 22 = 77,27% Khusus pada tahun 2010 telah terjadi penurunan penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) Riksus wajib pajak badan sebesar 77,27 % dari tahun Hal ini menunjukkan WP Badan sudah semakin kooperatif dan tertib dalam penyampaian kewajiban perpajakannya sehingga menurunkan angka usulan dilakukannya pemeriksaan khusus. b. Pemeriksaan Lainnya % Kenaikan SP2 = Kenaikan SP2 Lainnya Jumlah SP2 Lainnya 2009 (96 70) = 70 = 37,14 % Jumlah kegiatan pemeriksaan pajak lainnya terjadi peningkatan pada penerbitan SP2 yaitu sebanyak 26 SP2 atau naik 37,14 % dari tahun Sanksi Perpajakan Analisis sanksi perpajakan berdasarkan Tabel 3 berupa rekapitulasi sanksi perpajakan. Diketahui pada tahun 2010 pengenaan sanksi mengalami kenaikan dibanding tahun 2009, perhitungannya sebagai berikut :

14 % Kenaikan Sanksi = Kenaikan jumlah sanksi Jumlah sanksi tahun 2009 = (Rp Rp ) Rp = 6.474,39 % Berbanding lurus dengan kenaikan penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) ternyata penerbitan sanksi perpajakan pada tahun 2010 juga mengalami lonjakan yang sangat tinggi dibanding tahun 2009.Artinya semakin banyak SP2 yang diterbitkan diikuti dengan semakin tingginya jumlah sanksi perpajakan yang terbit.hal ini dibuktikan dengan angka persentase 6.474,39 % yang diperoleh dari selisih kenaikan sanksi sebesar Rp dibagi sanksi pajak yang terbit di tahun 2009 sebesar Rp Kepatuhan Wajib Pajak Badan Jumlah wajib pajak badan efektif adalah jumlah semua wajib pajak yang aktif dan wajib pajak yang sedang dalam proses penghapusan atau pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut, perlu dilakukan klasifikasi atau pengelompokan berdasarkan tingkat kepatuhan wajib pajak agar di akhir pembahasan dapat lebih mudah untuk mengambil kesimpulan. Menurut Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-10/PJ/2010 tentang Target Rasio KepatuhanPenyampaian Surat Pemberitahuan Pada Tahun 2010, dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: a. Kepatuhan Rendahrendah diperoleh apabila jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT Tahunan kurang dari 40% dari jumlah keseluruhan wajib pajak yang terdaftar.

15 b. Tingkat kepatuhan Kepatuhan Menengahdiperoleh apabila jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT Tahunan sebesar 40% sampai dengan 60% dari jumlah keseluruhan wajib pajak yang terdaftar. c. Kepatuhan Tinggi tinggi diperoleh apabila jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT Tahunan lebih dari 60% dari jumlah keseluruhan wajib pajak yang terdaftar. Dari hasil penelitian tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan selama kurun waktu 2 (dua) tahun dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tahun pajak 2009 Berdasarkan data pada tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah WP Badan yang melapor SPT Tahunan PPh pada tahun 2009 sebanyak 1.363, sedangkan jumlah WP Badan efektif tahun 2009 menurut tabel 1 adalah sebesar yang apabila dihitung secara persentase adalah sebagai berikut: % Kepatuhan WP = Jumlah WP Badan yg lapor SPT Jumlah WP Badan Terdaftar = = 36,15 % Angka senilai 36,15 % diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2009 kepatuhan wajib pajak badan dalam penyampaian SPT termasuk dalam kategori kepatuhan rendah. 2) Tahun pajak 2010 Masih dari tabel 5, diketahui pada tahun 2010 WP Badan yang menyampaikan SPT Tahunan sebanyak 1.814, sedangkan pada tahun yang sama berdasarkan tabel 4.2, WP badan terdaftar naik menjadi Apabila dihitung secara persentase adalah sebagai berikut :

16 % Kepatuhan WP = = Jumlah WP Badan yg lapor SPT Jumlah WP Badan Terdaftar = 42,56 % Dari angka persentase 42,56% tersebut diatas menunjukkan bahwa pada tahun pajak 2010 tingkat kepatuhan WP Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) termasuk kategori kepatuhan menengah. Kegiatan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banyuwangi dengan menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) mempunyai tujuan untuk menguji tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Rekapitulasi analisis diatas apabila dituangkan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut : Tabel 6 Rekapitulasi Analisis Uraian Tahun 2009 Tahun 2010 Pemeriksaan Rutin Rugi 0,14 0,22 Lebih Bayar 2,42 3,74 Pemeriksaan Khusus N/A (77,27) Pemeriksaan Lainnya N/A 37,14 Sanksi Administrasi N/A 6.474,39 Kepatuhan Wajib Pajak 36,15 42,56 Sumber : Data Analisis Bab IV

17 Seperti telah dikemukakan dalam analisis di atas bahwa telah terjadi kenaikan jumlah kegiatan pemeriksaan pajak terhadap WP Badan dari yang sebelumnya berjumlah 127 SP2 pada tahun 2009 naik menjadi 173 SP2 pada tahun 2010 atau ada kenaikan sebesar 46 SP2. Sanksi perpajakan yang diterbitkan akibat kegiatan pemeriksaan juga mengalami kenaikan, dari tahun 2009 sebesar Rp melonjak menjadi Rp di tahun Peningkatan kegiatan pemeriksaan pajak ini ternyata berbanding lurus dengan peningkatan jumlah WP Badan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan. Artinya pada tahun 2009 tingkat kepatuhan WP Badan yang menyampaikan SPT Tahunan PPh-nya sebesar 36,15 % atau sebanyak Wajib Pajak dari total Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Banyuwangi. Kemudian pada tahun 2010 setelah angka penerbitan SP2 naik menjadi 173 SP2 diiringi kenaikan sanksi perpajakan menjadi Rp ternyata tingkat kepatuhan juga mengalami kenaikan menjadi 42,56 % yang diperoleh dari jumlah WP Badan yang melapor SPT Tahunan dibagi WP Badan yang terdaftar di tahun yang sama. Dari pembahasan diatas dapat ditarik suatu pernyataan bahwa kegiatan pemeriksaan Wajib Pajak Badan memiliki peranan dalam meningkatkan angka kepatuhan Wajib Pajak Badan. Setelah penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan mengalami peningkatan di tahun 2010, ternyata WP Badan pada tahun 2010 juga mengalami kenaikan dalam hal kepatuhan pelaporan SPT Tahunan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dapat di simpulkan bahwa Jumlah Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Banyuwangi dari tahun 2009 hingga tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 13,05 %.Sedangkan kegiatan pemeriksaan Rutin yang terbagi menjadi pemeriksaan SPT Rugi dan SPT Lebih Bayar mengalami kenaikan yang tinggi sebesar 105,71 %. DanPemeriksaan Khusus mengalami penurunan sebesar 77,27 %,Pada kegiatan Pemeriksaan Lainnya

18 terjadi peningkatan pada penerbitan SP2 yaitu sebanyak 26 SP2 atau naik 37,14 % dari tahun 2009 ke tahun Angka kepatuhan penyampaian SPT Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Banyuwangi pada tahun 2009 masih masuk kategori rendah, sedang pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi kategori menengah.pelaksanaan kegiatan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Banyuwangi mempunyai peranan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Badan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mampu menaikkan angka kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Wajib Pajak yang terlambat atau tidak menyampaikan SPT hendaknya menjadi prioritas utama dalam pemilihan Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan, karena dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap Wajib Pajak tersebut akan menimbulkan suatu deterrence effect bagi Wajib Pajak lainnya.

19 DAFTAR PUSTAKA Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas PPN Pajak Pertambahan Nilai. Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Timur III Undang- UndangPPh. Gunadi Ketentuan Perhitungan Dan Pelunasan Pajak Penghasilan, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo Perpajakan Edisi Revisi Yogyakarta: Penerbit Andi. Munawir,C Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Kesatu. Yogyakarta: Liberty. Muljono, Djoko Tax Planning Menyiasati Pajak dengan Bijak. Yogyakarta: Penerbit Andi. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Rahayu, Siti Kurnia Perpajakan Indonesia, Konsep dan Aspek Formal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soemitro, Rochmat Asas dan Dasar Perpajakan, edisi revisi.bandung: Eresco. Standar Akutansi Keuangan Jakarta : Salemba Empat. Sukardji, Untung Pemungut Pajak Pertambahan Nilai, Sebuah Pemahaman dan Tinjauan Yuridis. Jakarta: Rajawali Pers. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-96/PJ/2009 tentang Rasio Total Benchmarking dan Petunjuk Pemanfaatannya. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-18/PJ/2011 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pada Tahun 2011

20 Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.04/2008 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI PERANAN PEMERIKSAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP JUMLAH PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI LEBIH BAYAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Lamhot,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Dasar Perpajakan 1. Definisi Pajak Dalam memahami mengapa seseorang harus membayar pajak untuk membiayai pembangunan yang terus dilaksanakan, maka perlu dipahami terlebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan teratur pada waktu tertentu. Kemudian berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu Negara membutuhkan dana yang cukup untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pengertian pajak menurut Waluyo (2007:2) adalah: Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis hubungan antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pustaka 2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak 2.1.1.1 Pengertian Kepatuhan Definisi kepatuhan perpajakan menurut James yang dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 28 28 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah peduduk yang cukup banyak. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk membayar pajak secara

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK -1- JURNAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERIKSAAN PAJAK OLEH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK Kebijakan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Direktorat

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN MATERI PERPAJAKAN MATERI PERPAJAKAN... i PENGERTIAN DAN DEFINISI... 1 CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK... 1 ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN... 1 SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK... 4 i PENGERTIAN DAN DEFINISI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut P. J. A. Andriani dikutip oleh R. Santoso Brotodihardjo (2003:1) adalah :

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalangan awam memahami pajak sebagai sebuah pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan Pemerintah dan

Lebih terperinci

BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY

BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY 47 BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY 3.1. Ketentuan Sunset Policy dalam Pasal 37 A UU KUP Dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), sunset

Lebih terperinci

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani A. Pengertian-pengertian dalam KUP 1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pajak adalah kontribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pajak a. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA HENDRY ALDARYANTO Jalan Kenangan 3 No. 85 Jakasampurna Bekasi Barat, 081297250365,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan. No.187, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian pajak menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Resmi (2011):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian pajak menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Resmi (2011): 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Pengertian pajak menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Resmi (2011): Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembangunan di segala bidang merupakan tanggung jawab pemerintah dan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan Negara yaitu penerimaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan tulang punggung pelaksanaan kegiatan pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses

BAB 2 LANDASAN TEORI. Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Pemahaman Pajak Pengertian pajak menurut Edwin R. A. Seligman Tax is compulsory Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses incurred in the common interest

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemeriksaan menurut UU KUP Pasal 1 angka 24 adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan dan belanja negara. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Gambaran Umum Tentang Perpajakan 1. Definisi Pajak Ada beberapa definisi pajak menurut beberapa para ahli dari dalam maupun luar negeri, diantaranya : Pajak menurut Rochmat Soemitro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1: Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 23/PMK.03/2008 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETETAPAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pajak 2.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak menurut Prof. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2011), menyatakan: Pajak adalah iuran rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar didunia. Dengan besar dan luasnya wilayah Negara Republik Indonesia yang dimiliki, pemerintah

Lebih terperinci

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Mendapatkan penerimaan Negara merupakan hal yang paling utama walaupun belum satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Umum Perpajakan 1.1 Definisi Pajak Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah satu cara kerja yang langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari adanya peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat.dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang cukup dalam membiayai kepentingan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah perpajakan tidak semata-mata masalah Direktorat Jenderal Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara. Keberhasilan pemungutan

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang sehingga bersifat memaksa dengan tidak mendapatkan balas jasa secara langsung dan digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant), BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Balakang Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan penting di negara kita. Melalui penerimaan negara atas pembayaran pajak yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sistem pemungutan pajak di Indonesia saat ini menganut sistem Self Assessment, suatu sistem dimana Wajib Pajak diharuskan menghitung, memperhitungkan, membayar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia mempunyai tujuan yang tertuang dalam pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan salah satu tujuan nasional. Pembangunan yang adil dan merata di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan bagi mahasiswa maka diadakan suatu kegiatan yang telah disusun dengan kurikulum sebagai

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KOTA BITUNG) THE ANALISYS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Beberapa ahli dalam bidang perpajakan memberikan definisi yang berbeda mengenai pajak. Namun demikian, definisi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan yang

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan nasional di segala bidang, untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan guna mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak)

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak) Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak) Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) menyebutkan bahwa, Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sistem perpajakan di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Assalamualaikum

Lebih terperinci

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA Oleh : SYAFI I Universitas Bhayangkara Surabaya Abstraksi Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang utama. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pajak 1. Pengertian Pajak Beberapa pengertianpajak menurut para ahli adalah sebagai berikut: a. Menurut P. J. A. Adriani dalam buku Pengantar Ilmu Hukum Pajak yang ditulis oleh

Lebih terperinci

PENETAPAN DAN KETETAPAN

PENETAPAN DAN KETETAPAN PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan suatu negara. Dalam Undang-undang

Lebih terperinci

Pengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak di Indonesia

Pengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak di Indonesia Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi Volume 10 (1), April 2017: 61-70 P-ISSN: 1979-858X; E-ISSN: 2461-1190 DOI: 10.15408/akt.v10i1.6115 Pengaruh Program Pengampunan Pajak Terhadap Efektivitas Penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

Lebih terperinci

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem Pendahuluan Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System yang dimulai sejak reformasi perpajakan tahun 1983 menuntut wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa Indonesia untuk terus mencari cara guna menstabilkan kondisi yang ada. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia di bidang ekonomi sampai dengan saat ini masih dalam kondisi yang masih belum kondusif. Ketidakpastian dalam berbagai sektor dalam bidang ekonomi memaksa

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMERIKSAAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMERIKSAAN BAB I ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pajak Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas pribadi maupun fasilitas-fasilitas umum untuk dapat

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan Pengertian & Tujuan Pemeriksaan menghimpun mengolah Data Keterangan Bukti Objektif Profesional STANDAR PEMERIKSAAN (PER-199/PMK.03/2007) menguji kepatuhan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci