PENGGUNAAN PROTON-PUMP INHIBITORS (PPI) PADA ANAK DENGAN KASUS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN PROTON-PUMP INHIBITORS (PPI) PADA ANAK DENGAN KASUS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)"

Transkripsi

1 FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014 PENGGUNAAN PROTON-PUMP INHIBITORS (PPI) PADA ANAK DENGAN KASUS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) Using The proton-pump inhibitors (PPI) for Children with Case Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Muhamad Syaripuddin Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengmbangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Naskah diterima tanggal 8 Oktober 2014 ABSTRACT Gastroesophageal reflux disease (GERD) defined as reflux dysfunction occurring between gastric to the esophagus. It is signed by the weakening of pressure or function of the Lower Esophageal Spincter (LES). Almost 18% of babies suffering from GERD were caused by the weakening of LES. The PPI drugs have been used frequently for adult but not yet clear its safety for children usage. This paper aimed to identify the considerations using PPI for children with GERD symptom. Several literatures related with the use of PPI for children with GERD have been searched and collected. The keywords being used were efficacy and safety, proton pump inhibitors, children dan use in PDF format using google search engine. The chosen literatures that in accordance with this paper s aim, then being analyzed qualitatively, discussed and finally concluded. This review concluded that the efficacy data of PPI has been widely found. However it is critical to consider the benefit and harm emerge if it is going to be used in Indonesia. Children aged one year up can use PPI for GERD cases but those less than one year are suggested to use procinetic and H2-receptor antagonist drugs. Keywords : Proton-Pump Inhibitors usage, Gastroesophageal Reflux Disease, children ABSTRAK Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kelainan reflux yang terjadi antara lambung dengan esofagus yang berhubungan dengan melemahnya tekanan atau fungsi dari Lower Esophageal Spincter (LES). Hampir 18% populasi bayi menderita GERD dan kebanyakan disebabkan karena lemahnya LES. Obat golongan PPI merupakan obat yang sering digunakan pada kasus GERD pada orang dewasa namun belum jelas penggunaannya pada anak. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan PPI untuk terapi GERD pada anak. Literatur yang berkaitan dengan penelitian penggunaan PPI pada anak dengan kasus GERD dicari dan dikumpulkan. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci efficacy and safety, proton pump inhibitors, children dan use dalam format pdf dengan google search engine. Literatur yang didapat dipilih sesuai dengan tujuan, dianalisis secara kualitatif, dilakukan pembahasan dan pada akhirnya ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari review ini adalah data efektifitas obat golongan PPI sudah banyak ditemukan, namun perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan apabila obat tersebut ingin digunakan di Indonesia. Anak dengan usia diatas 1 tahun dapat menggunakan obat golongan PPI pada kasus GERD namun anak dengan usia dibawah 1 tahun obat golongan prokinetik dan obat golongan antagonis H2-reseptor merupakan obat pilihan. Kata kunci : penggunaan, Proton-Pump Inhibitors, Gastroesophageal Reflux Disease, anak. PENDAHULUAN Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kelainan reflux yang terjadi antara lambung dengan esofagus. Dalam beberapa kasus GERD Alamat korespondensi: BALITBANGKES Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta Pusat, madsyarirsa@yahoo.co.id berhubungan dengan melemahnya tekanan atau fungsi dari spingter esofagus bagian bawah atau Lower Esophageal Spincter (LES). Penyakit GERD ini banyak menyerang pada usia lebih dari 40 tahun dan 10-20% penduduk di negara-nagara barat menderita simtom penyakit ini. Walau kematian karena penyakit ini jarang terjadi namun dapat menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Keparahan simtom penyakit GERD tidak selalu berhubungan dengan keparahan esofagitis tetapi 196

2 Penggunaan Proton-Pump Inhibitor (PPI)... (Muhamad Syaripuddin) lebih berhubungan dengan lamanya reflux yang terjadi. Tujuan pengobatan penyakit GERD adalah mengurangi simtom, mengurangi frekuensi terjadinya penyakit, meningkatkan pengobatan luka mukosa dan mencegah komplikasi (Williams and Schade, 2008). Secara umum obat yang digunakan untuk kasus GERD dibagi menjadi 4 golongan yaitu : golongan pertama adalah obat prokinetik seperti betanekol, metoklopramid, domperidon, dan cisaprid. Golongan kedua adalah golongan protektif mukosa seperti sukralfat dan asam alginat. Golongan ketiga adalah golongan antasid seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Golongan keempat adalah golongan obat supresi asam seperti Antagonis H2- reseptor dan PPI (Maton, 2003). Proton-pump Inhibitors merupakan inhibitor selektif terhadap enzim H + K + - Adenosin trifoafat (ATPase) yang mengkatalisis langkah akhir sekresi asam lambung. Lima jenis obat yang termasuk dalam Proton-pump Inhibitors adalah pantoprazol, omeprazol, esomeprazol, lansoprazol dan rabeprazol (Walage, 2003). Pada semua jenis PPI terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah obat terpapar dengan respon farmakodinamik yang dihasilkan (Shi and Klotz, 2008). Pengobatan penyakit GERD dilakukan dengan berbagai tahapan yaitu pertama dengan modifikasi gaya hidup dan pengobatan mandiri pasien dengan antasid, obat bebas golongan antagonis H2-reseptor dan obat bebas golongan PPI. Kedua dengan intervensi farmakologi yaitu menggunakan obat golongan supresi asam yang kuat. Ketiga adalah dengan intervensi terapi seperti bedah anti reflux atau terapi endoskopi. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, mengatur sudut aantara kepala dengan tempat tidur, mengkonsumsi makanan yang kecil dan tidak makan 3 jam sebelum tidur, menghindari makanan atau obat yang dapat menyebabkan GERD, berhenti merokok dan menghindari alkohol (Williams and Schade, 2008). Pembedahan dilakukan apabila terjadi kegagalan dalam terapi GERD secara farmakologi. Teknik pembedahan yang tinggi dan laporan yang kontinyu tentang hasil pembedahan sangat diperlukan untuk pasien anak (Tovar et al., 2007). Apabila selama dua minggu modifikasi gaya hidup dan terapi sendiri tidak memberikan respon yang baik maka terapi dirubah dengan menggunakan supresi asam. Obat golongan supresi sama yang sering digunakan adalah golongan antagonis H2-reseptor dan golongan PPI. Obat golongan antagonis H2-reseptor yang sering digunakan diantaranya : simetidin, famotidin, nizatidin dan ranitidin. Obat golongan PPI yang sering digunakan adalah esomeprazol, lansoprazol, omeprazol, rabeprazol dan pantoprazol. Pasien dengan simtom ringan sampai sedang dapat menggunakan obat golongan antagonis H2-reseptor sedangkan pasien dengan simtom sedang hingga berat dapat menggunakann obat golongan PPI (Williams and Schade, 2008). Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa obat golongan PPI lebih baik daripada golongan antagonis H2-reseptor dalam mensupresi asam (Guimaraes et al., 2010). Diantara obat golongan PPI sendiri terdapat kelebihan satu dengan yang lainnya, sebagai contoh esomeprazol dengan dosis 40 mg sehari lebih efektif dalam mengontrol asam lambung dibandingkan dengan omeprazol, lansoprazol, pantoprazol dan rabeprazolpada pasien dengan kaus GERD (Miner et al., 2003). Pada kasus erosif esofagitis lansoprazol dengan dosis 30 mg tidak memiliki perbedaan efektifitas dengan omeprazol secara meta analisis (Sharma and Leontiadis, 2001). Hampir 18% populasi bayi menderita GERD dan kebanyakan disebabkan karena lemahnya LES. Tabel I. Obat yang Digunakan pada Kasus GERD untuk Bayi dan Anak Tipe pengobatan Antagonis H2- reseptor Simetidin Ranitidin Famotidin Nizatidin Proton-pump Inhibitors Omeprazol Lansoprazol Pantoprazol Esomeprazol Rabeprazol Prokinetik Cisaprid Metoklopramid Erythromisin Rekomendasi dosis 40 mg/kg/hari dalam 3 dosis, maksimum 150 mg dalam 2 dosis 5-10 mg/kg/hari dalam 3 dosis, maksimum 300 mg dalam 2 dosis 1 mg/kg/hari dalam 2 dosis, maksimum 20 mg dalam 2 dosis 10 mg/kg/hari dalam 2 dosis 1 mg/kg/hari dalam 4 atau 2 dosis, maksimum 20 mg dalam 2 dosis 15 mg dalam 4 dosis (BB<30kg), atau 30 mg dalam 4 dosis (BB>30 kg) Dosis dewasa 40 mg dalam 4 dosis, anak belum direkomendasikan 0.7-3,3 mg/kg/hari 20 mg sehari 0,8 mg/kg/hari dalam 4 dosis, maksimum 20 mg dalam 4 dosis 0,1-0,8 mg/kg/hari dalam 4 dosis, maksimum 15 mg dalam 2 dosis 9 mg/kg/hari dalam 3 dosis 197

3 FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014 Penggunaan obat golongan PPI sering digunakan walau Food Drug and Administration (FDA) belum mengijinkan penggunaannya pada anak (Williams and Schade, 2008). Uji klinik menunjukkan bahwa penggunaan PPI pada bayi tidak efektif. Data keamanan yang lebih besar dan uji klinik randomized, placebo-contrroled trial diperlukan untuk meyakinkan penggunaan obat golongan PPI pada anak (Tolia, 2010). Pasien anak yang pernah menderita GERD juga beresiko untuk mengalami kembali penyakit tersebut setelah beranjak dewasa (Park and Chang, 2012). Berdasarkan umur, perkembangan anak dari bayi hingga dewasa dapat digolongkan menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah bayi berusia antara 1 hingga 12 bulan, tahap kedua adalah balita dan anak berusia antara 1 hingga 10 tahun dan tahap ketiga adalah anak dewasa berusia antara 11 hingga 18 tahun (Bharwani, 2011). Zat promolitik dan antagonis H2- reseptor sering digunakan untuk menangani kasus GERD pada anak dan bayi. Dosis obat golongan antagonis H2-resseptor dapat dilihat dalam tabel berikut (Lorenzo et al., 2006; Lightdale and Gremse, 2013). Obat golongan PPI merupakan obat yang sering digunakan pada kasus luka lambung, GERD dan infeksi oleh helicobacter pylori baik pada orang dewasa atau pada anak diatas usia 1 tahun. Semua obat golongan PPI belum memiliki dosis yang tepat untuk anak dibawah 1 tahun kecuali omeprazol untuk kasus erosi esofagitis (Ward and Kearns, 2013). Pada kasus penggunaan PPI, data dengan bukti yang cukup merupakan alasan yang kuat untuk dijadikan alasan menggunakan obat pada anak tanpa studi klinik lebih lanjut (Tafuri et al., 2009). Strategi pengobatan kasus GERD pada anak didasarkan kepada studii pengobatan pada orang dewasa. Strategi ini didasarkan kepada sedikitnya jumlah kontrol dan randomisasi pada pasien anak (Guimaraes et al., 2006). Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan PPI untuk terapi kasus GERD pada anak. METODOLOGI Literatur yang berkaitan dengan penelitian penggunaan PPI pada anak dengan kasus GERD dicari dan dikumpulkan. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci efficacy and safety, proton pump inhibitors, children dan use dalam format pdf dengan google search engine. Literatur yang didapat kemudian dipilah dan dipilih sesuai dengan tujuan penulisan artikel. Artikel yang dipilih, dianalisis secara kualitatif, dilakukan pembahasan dan pada akhirnya ditarik kesimpulan. PenelitianPenggunaan PPI pada Anak dengan Kasus GERD. Beberapa penelitian yang mendukung dan kurang mendukung penggunaan PPI pada anak pernah dilakukan di berbagai negara. Penelitian yang mendukung penggunaan PPI pada anak akan dipaparkan dibawah ini. Satu penelitian menyatakan bahwa dosis lansoprazole untuk kasus reflux esofagitis yang aman dan efektif untuk anak sebesar 30 mg/m 2 atau 1,4 mg/kg (Faureet al., 2001). Penelitian di Amerika menyatakan bahwa pantoprazol belum disetujui untuk digunakan oleh mereka yang berusia dibawah 18 tahun, sedangkan di Eropa pantoprozol boleh digunakan oleh mereka yang berusia diatas 12 tahun (Tolia, 2008). Omeprazol yang diberikan pada dosis 0,3-3,5 mg/kg sekali sehari yang diberikan selama 12 minggu efektif untuk mengobati esofagitis pada anak (Monzani and Oderda, 2010). Penelitian penggunaan esomeprazol yang diberikan dengan dosis 0,2-1,0 mg/kg selama 8 minggu pernah dilakukan pada anak usia 1-11 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa esomeprazol efektif untuk mengatasi kasus erosif esofagitis pada populasi anak dengan GERD (Tolia et al., 2010). Data penelitian lain menyebutkan bahwa PPI dapat digunakan oleh mereka yang berusia diatas 11 tahun (Hassall et al., 2007). Penelitian di India menyebutkan bahwa berdasarkan terapi empirik yang dilakukan di India, PPI dapat digunakan pada anak dewasa untuk mengatasi simtom reflux (Poddar, 2013). Penelitian lain menyatakan bahwa pasien anak yang menderita reflux esofagitis tanpa penyakit lain yang berbahaya dapat disembuhkan dengan obat supresi asam (Park and Chang, 2012). Efektifitas obat golongan PPI dalam mengobati luka lambung, GERD dan infeksi Helicobacter pylori sudah terbukti untuk anak berusia diatas 1 tahun. Bagi pasien anak yang berusia dibawah 1 tahun efektifitas obat golongan PPI belum terbukti kecuali omeprazol pada kasus erosif esofagitis. Pengobatan jangka panjang pada pasien anak dengan kasus GERD tidak menimbulkan kanker dan kelainan yang signifikan (Ward and Kearns, 2013). Pernyataan diatas diperkuat dengan penelitian yang melibatkan anak usia 3 sampai 12 bulan dengan kasus GERD atau esofagitis yang diberikan omeprazol selama 4 minggu. Penelitian ini menyatakan bahwa omeprazol mereduksi paparan asam esofagus dibandingkan dengan plasebo secara signifikan (Moore et al., 2003). Data lain menyatakan bahwa esomeprazol memiliki sifat farmakologi yang lebih baik dari omeprazol. Esomeprazol juga memiliki kemampuan yang sama dengan omeprazol untuk mengobati kasus GERD pada anak (Guimaraes et al., 2010). Penelitian yang kurang mendukung penggunaan obat golongan PPI pada anak akan dipaparkan dibawah ini. Sistematik review untuk melihat efektifitas dan kemanan PPI pernah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa PPI tidak efektif dalam mengurangi simtom GERD pada bayi. Walaupun PPI dapat ditoleransi dengan baik pada anak namun percobaan PPI yang menggunakan placebo dan kontrol pada anak masih jarang (Van der Polet al., 2011). Sistematik review tentang penggunaan obat supresi asam untuk mengobati GERD pada bayi dan anak pernah dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa 198

4 Penggunaan Proton-Pump Inhibitor (PPI)... (Muhamad Syaripuddin) penggunaan antagonis H2-reseptor dan PPI berhubungan erat dengan kejadian infeksi gastrointestinal, pneumonia, sepsis dan nekrosis enterokolitis pada bayi dan anak. Berdasarkan hasil analisis ini maka perlu diperhatikan penggunaan obat supresi asam (antagonis H2-reseptor dan PPI) dalam kasus GERD pada bayi dan anak (Chung and Yardley, 2013). Sistematik review tentang efektifitas PPI untuk kasus GERD pada anak sudah dilakukan pada 12 studi yang melibatkan anak usia 0 hingga 17 tahun. Hasilnya menyatakan bahwa untuk bayi penggunaan PPI lebih efektif pada 1 studi, tidak efektif pada 2 studi, dan sama efektif pada 2 studi dibandingkan dengan plasebo dalam mereduksi simtom GERD. Hasil analisis menyatakan bahwa PPI tidak efektif dalam mereduksi sim tom PPI. Percobaan yang menggunakan kontrol dan plasebo jarang dilakukan dan data yang mendukung keamanan penggunaan PPI jarang dilakukan (Lightdale and Gremse, 2013). Penelitian lain yang menilai efek PPI dengan satuan waktu minggu pernah dilakukan terhadap pasien anak dengan GERD. Hasilnya menunjukkan bahwa PPI tidak berpengaruh terhadap total kejadian reflux, jumlah cairan yang di keluarkan namun dapat menurunkan keasaman dari cairan tersebut. hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa esofagitis dapat disembuhkan dengan menggunakan PPI selama 2 bulan (Turk et al., 2013). PEMBAHASAN Data penelitian tentang efektifitas penggunaan obat golongan PPI untuk kasus GERD pada anak sudah banyak dipublikasikan dari berbagai negara. Sebagian data mendukung dan sebagian data lagi kurang mendukung penggunaan obat golongan PPI untuk kasus GERD pada anak. Namun dari litaratur yang merekomendasikan dosis pemakaian untuk kasus GERD pada anak maka dapat dikatakan bahwa obat golongan PPI dapat digunakan untuk anak usia diatas 1 tahun. Walaupun beberapa sistematik review dan meta analisis sudah dilakukan untuk menilai penggunaan PPI pada kasus GERD anak, namun untuk penerapan di Indonesia m asih perlu dipertimbangkan. Petimbangan itu perlu didukung oleh data yang komprehensif dan terstruktur tentang pengalaman atau penelitian yang melibatkan anak di Indonesia. Data ini sangat penting mengingat kondisi anak Indonesia berbeda dengan kondisi anak di negara lain, baik dari segi sifat genetik, asupan makanan, paparan penyak it dan lingkungan disekitarnya. Dengan lengkapnya data tersebut maka akan mudah bagi dokter anak atau dokter lain yang merawat anak untuk merekomendasikan penggunaan obat golongan PPI pada anak dengan kasus GERD. Saat ini diperlukan pertimbangan yang matang untuk menggunakan obat golongan PPI pada anak. Mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang akan dialami merupakan langkah yang tepat dalam mengobati GERD pada anak. Bagi anak yang berusia 1 tahun atau lebih, data yang mendukung sudah cukup namun perlu dipertimbangkan penggunaan obat lain untuk mengatasi kasus GERD pada anak seperti obat golongan antagonis H2-reseptor dan obat golongan prokinetik. Data terbaru merekomendasikan penggunaan kombinasi kedua golongan obat ini untuk bayi dan anak. Sedangkan anak yang berusia kurang dari 1 tahun penggunaan golongan antagonis H2-reseptor dibolehkan seperti ranitidin mulai usia bayi 1 bulan. Hal ini berkaitan dengan fungsi motilitas saluran cerna pada bayi yang belum sempurna sehingga diperlukan obat yang meningkatkan fungi motilitas saluran cerna. Penggunaan obat prokinetik akan meningkatkan motilitas saluran cerna. Dengan meningkatkan motilitas saluran cerna maka proses pergerakan esofagus akan meningkat dan proses pengosongan lambung akan lebih cepat. Hal ini akan mendorong isi lambung lebih cepat kedalam usus, sehingga gerakan reflux saluran cerna bisa dihindari. Studi literatur ini kurang lengkap tanpa pengalaman klinik, penelitian khusus tentang penggunaan PPI pada anak dan pendapat dari para ahli khususnya dokter anak spesialis gastrohepatologi anak di Indonesia. Sehingga perlu langkah koordinasi yang menghasilk an kesepakatan tertulis yang merekomendasikan penggunaan obat golongan PPI pada kasus GERD baik pada bayi balita dan anak. Kesepakatan ini penting agar para dokter atau perawat tidak ragu dalam melakukan terapi menggunakan obat golongan PPI pada kasus GERD anak. Kesepakatan ini akan lebih baik jika dibuat dalam bentuk panduan pengobatan GERD pada bayi, balita dan anak. Panduan ini dapat disebarluaskan ke seluruh rumah sakit atau puskesmas di Indonesia. Dengan adanya buku panduan diharapak an tidak ada keragu-raguan dalam menggunakan obat golongan PPI untuk mengonbati kasus GERD pada bayi, balita dan anak. KESIMPULAN Dari beberapa literatur dan hasil pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan diantaranya : 1. Data efektifitas obat golongan PPI sudah banyak ditemukan namun perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan. Sehingga diperlukan panduan pengobatan GERD dengan menggunakan PPI yang sesuai dengan kondisi anak di Indonesia. 2. Obat golongan PPI dapat digunakan pada kasus GERD untuk anak dengan usia diatas 1 tahun sedangkan anak usia dibawah 1 tahun bisa menggunakan obat golongan prokinetik seperti metoklopramid dan obat golongan antagonis H2- reseptor seperti ranitidin. 199

5 FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014 DAFTAR PUSTAKA Bharwani, S GERD ic children from infancy to adolescence. Journal of Medical Sciences, 4, Chung, E. Y. & YARDLEY, J Are there risk associated with empiric acid suppression treatment of infant and children suspected of having gastroesophageal reflux disease? Hospital Pediatric, 3, Faure, C., MICHAUD, L., SHAGHAGHI, E. K., POPON, M., LAURENCES, M., MOUGENOT, J. F., HANKARD, R., NAVARO, J. & JACQZ-AIGRAIN, E Lansoprazole in children: pharmacokinetics and efficacy in reflux oesophagitis. Aliment Pharmacol Ther, 15, Guimaraes, E. V., GUERRA, P. V. & PENNA, F. J Management of gastroesophageal reflux disease and erosive esophagitis in pediatric patients: focus on delayed-release esomeprazole. Ther Clin Risk Manag, 6, Guimaraes, E. V., MARGUET, C. & CAMARGOS, P. A Treatment of gastroesophageal reflux disease. J Pediatr (Rio J), 82, S Hassall, E., KERR, W. & EL-SERAG, H. B Characteristic of children receiving PPI continuosly for up to 11 years duration. The Journal of Pediatrics, Lightdale, J. R. & GREMSE, D. A Gastroesophageal reflux: management guidance for the pediatrician. Pediatrics, 131, e Lorenzo, C. D., BLANK, C. & SAPS, M Special consideration in dosing/consideration in special populations: Children. In: WOLF, M., DAVIS, G. L., FARRAYE, F. A., GIANELLA, R. A., MALAGELA, J.-R. & STEER, M. L. (eds.) Therapy of Digestive Disorder. Second ed.: Elsevier Inc. Maton, P. N Profile and assessment of GERD pharmacotherapy. Cleveland and Clinic Journal of Medicine, 70, Miner, P., KATZ, P. O., CHEN, Y. & SOSTEK, M Gastric Acid Control With Esomeprazole, Lansoprazole, Omeprazole, Pantoprazole and Rabeplazole: A Five-Way Crossover Study. The American journal of Gastroenterology, 98, Monzani, A. & ODERDA, G Delayed-release oral suspension of omeprazole for the treatment of erosive. Clinical and Experimental Gastroenterologi, 3, Moore, D. J., TAO, B. S.-K., LINES, D. R., HIRTE, C., HEDDLE, M. L. & DAVIDSON, G. P Double-blind placebo-controlled trial of omeprazole in irritable infants with gastroesophageal reflux. The Journal of Pediatrics, 143, Park, K. Y. & CHANG, S. H Gastro-Esophageal Reflux Disease in Healthy Older Children and Adolescents. Pediatric Gastroenterology, Hepatology & Nutrition, 15, 220. Poddar, U Diagnosis and management of GERD indian perspective. Indian Pediatrics, 50, Sharma, V. K. & LEONTIADIS, G. I Meta-analysis of randomized controlled trial comparing standard clinical doses of omeprazole and lansoprazole in erosive oesophagitis. Aliment Pharmacol Ther, 15, Shi, S. & KLOTZ, U Proton Pump Inhibitors: an update of their clinical use and pharmacokinetics. Eur J Clin Pharmacol, 64, Tafuri, G., TROTTA, F., LEUFKENS, H. G., MARTINI, N., SAGLIOCCA, L. & TRAVERSA, G Off-label use of medicines in children: can available evidence avoid useless paediatric trials? The case of proton pump inhibitors for the treatment of gastroesophageal reflux disease. Eur J Clin Pharmacol, 65, Tolia, V Pantoprozole in pediatric gastroesophageal reflux disease. Pediatric Health, 2, Tolia, V What s New About Gastroesophageal Reflux Disease in Pediatric Population. Revista de Gastroenterologia de Mexico, 2, Tolia, V., YOUSSEF, N. N., GILGER, M. A., TRAXLER, B. & ILLUECA, M Esomeprazole for the treatment of erosive esophagitis in children: an international, multicenter, randomized, parallelgroup, double-blind (for dose) study. BMC Pediatr, 10, 41. Tovar, J. A., LUIS, A. L., ENCINAS, J. L., BURGOS, L., PEDERIVA, F., MARTINEZ, L. & OLIVARES, P Pediatric surgeons and gastroesophageal reflux. J Pediatr Surg, 42, Turk, H., HAUSER, B., BRECELJ, J., VANDENPLAS, Y. & OREL, R Effect of proton pump inhibition on acid, weakly acid and weakly alkaline gastro-esophageal reflux in children. World J Pediatr, 9, Van Der Pol, R. J., SMITS, M. J., VAN WIJK, M. P., OMARI, T. I., TABBERS, M. M. & BENNINGA, M. A Efficacy of proton-pump inhibitors in children with gastroesophageal reflux disease: a systematic review. Pediatrics, 127, Walage, L. S Pharmacologic Properties of Proton Pump Inhibitors. Pharmacotherapy, 23, Ward, R. M. & KEARNS, G. L Proton pump inhibitors in pediatrics : mechanism of action, 200

6 Penggunaan Proton-Pump Inhibitor (PPI)... (Muhamad Syaripuddin) pharmacokinetics, pharmacogenetics, and pharmacodynamics. Paediatr Drugs, 15, W illiams, D. B. & SCHADE, R. R Gastroesophageal Reflux Disease. In: DIPIRO, J. T., TALBERT, R. L., YEE, G. C., MATZKE, G. R., WELLS, B. G. & POSEY, L. M. (eds.) Pharmacotherapy A Pathophysiologic 201

7 FORMULIR BERLANGGANAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Alamat : Instansi : Telp. Fax. berminat berlangganan FARMASAINS Biaya dikirimkan melalui: Wesel ke alamat Redaksi Transfer melalui rekening, Nama Jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal Disease (SRMD) pada pasien kritis pertama kali muncul lebih dari empat dekade lalu. Beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) merupakan salah satu kasus kegawatan dibidang gastroenterologi yang saat ini masih menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN Deisy Octaviani 1 ;Ratih Pratiwi Sari 2 ;Soraya 3 Gastritis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. AGUSTUS 017 ISSN 0-49 ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini mengidentifikasi penggunaan obat off-label dosis pada pasien dewasa rawat inap di Rumah

Lebih terperinci

Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Di RSU Anutapura Palu

Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Di RSU Anutapura Palu Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 126 131 ISSN : 2442-8744 (electronic) http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/galenika/index DOI : 10.22487/j24428744.2017.v3.i2.8772

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tukak peptik merupakan penyakit akibat ketidakseimbangan fisiologis antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor pelindung (pertahanan dan perbaikan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian studi penggunaan I, obat profilaksis Stress Ulcer pada kasus bedah plastik, orthopedi dan traumatolog dan syaraf di RSUD Dr Soetomo Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulkus Peptikum 2.1.1 Definisi Ulkus peptikum merupakan luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak tertutup debris (Tarigan, 2009). Ulkus peptikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tukak peptik merupakan penyakit akibat gangguan pada saluran gastrointestinal atas yang disebabkan sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung

Lebih terperinci

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015 POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: Rinza Bagus Prakoso K100120169 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

SINDROMA DISPEPSIA. Dr.Hermadia SpPD

SINDROMA DISPEPSIA. Dr.Hermadia SpPD SINDROMA DISPEPSIA Dr.Hermadia SpPD Pendahuluan Dispepsia merupakan keluhan klinis yg sering dijumpai Menurut studi berbasis populasi tahun 2007 peningkatan prevalensi dispepsia fungsional dr 1,9% pd th

Lebih terperinci

Thera Rolavina S,S.Farm.,Apt

Thera Rolavina S,S.Farm.,Apt Thera Rolavina S,S.Farm.,Apt ANTASID ANTASID adalah basa basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung ANTIULCER Obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar 500.000 orang di Amerika Serikat setiap tahunnya terkena penyakit tukak peptik, dan 70% terjadi pada usia 25 sampai 64 tahun. Biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK PATOGENESIS DAN PROGRESIVITAS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) OLEH KAFEIN DALAM KOPI

ABSTRAK PATOGENESIS DAN PROGRESIVITAS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) OLEH KAFEIN DALAM KOPI ABSTRAK PATOGENESIS DAN PROGRESIVITAS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) OLEH KAFEIN DALAM KOPI Sri Rahayu, 2006 Pembimbing: Sri Nadya, dr. MKes Refluks esofagitis menunjukkan reaksi inflamasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Stress ulcer merupakan ulser pada lambung dan atau duodenum yang biasanya muncul dalam konteks trauma atau penyakit sistemik atau SSP yang hebat. Ulcer secara

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN POLI GIGI TENTANG PENGGUNAAN TABLET ASAM MEFENAMAT 500 Mg DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Nurlailiani 1 ;Muhammad Arsyad 2 ;Maria Ulfah 3 Penyakit gigi

Lebih terperinci

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Disusun oleh: UMAR SYARIF (030.06.263) Fakultas kedokteran Universitas Trisakti Jakarta 2009 Definisi Gastroesophageal Reflux Disease adalah suatu keadaan patologis

Lebih terperinci

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA Ruli Yanti ¹; Amaliyah Wahyuni, S.Si, Apt ²; drg. Rika Ratna Puspita³

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit HIV & AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Indonesia merupakan negara di ASEAN yang paling tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare masih merupakan penyebab kematian paling utama pada anak-anak, dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun 1978, saat World

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh: TRI SUWARNI K 100050200 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

Acupuncture in the Management of Functional Dyspepsia

Acupuncture in the Management of Functional Dyspepsia REVIEW ARTICLE Acupuncture in the Management of Functional Dyspepsia Anastasia Yoveline*, Murdani Abdullah**, Guntur Darmawan*, Hasan Mihardja***, Saleha Sungkar**** * Department of Internal Medicine,

Lebih terperinci

Kesesuaian Informasi Kontraindikasi Obat Gastrointestinal Untuk Pasien Geriatri Pada Berbagai Sumber Informasi Tersier

Kesesuaian Informasi Kontraindikasi Obat Gastrointestinal Untuk Pasien Geriatri Pada Berbagai Sumber Informasi Tersier Kesesuaian Informasi Kontraindikasi Obat Gastrointestinal Untuk Pasien Geriatri Pada Berbagai Sumber Informasi Tersier I Made Agus Gelgel Wirasuta, Anak Agung.Febi Danuswari, Luh Putu Febriyana Larasanty

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Aplikasinya Palembang, 13 September 2014

Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Aplikasinya Palembang, 13 September 2014 A40 SISTEM PENENTUAN KERASIONALAN PEMBERIAN OBAT PPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN Anifuddin Azis 1, Sri Hartati 2, Edi Winarko 3,Zullies Ikawati 4 1,2,3 Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Swamedikasi Swamedikasi adalah suatu pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obatobatan yang dijual bebas

Lebih terperinci

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Mega Lestari 1 ; Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 2 ; Noor Hafizah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saluran pencernaan (digestive tract) adalah tabung pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum dan anus. Lambung merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015 EVALUATION OF PEPTIC ULCER MEDICATION USE IN PATIENTS WITH PEPTIC ULCER

Lebih terperinci

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3 ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA BALITA TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Rasa nyeri merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat melindugi badan kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International Association

Lebih terperinci

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN TABLET ZINC PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Chairunnisa 1 ; Noor Aisyah 2 ; Soraya 3 Diare merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penatalaksanaan nyeri pasien operasi selalu menjadi tantangan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Penatalaksanaan nyeri pasien operasi selalu menjadi tantangan karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penatalaksanaan nyeri pasien operasi selalu menjadi tantangan karena sifatnya yang subyektif, terutama pada pasien pasca operasi orthopedi yang merasakan nyeri sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dispepsia menurut kriteria Rome III didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang berlokasi di epigastrium, terdiri dari nyeri ulu hati atau ketidaknyamanan, bisa disertai

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. Sri Yuliana 1 ;Muhammad Arsyad 2 ;Rony 3 Kesalahan pada

Lebih terperinci

TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 0 NASKAH PUBLIKASI Oleh: NUR ALFIAWATI K000090 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis malnutrisi dengan prevalensi tertinggi di dunia sehingga masuk dalam daftar

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL Adi Suryadinata Krisetya, 2007, Pembimbing I : Endang Evacuasiany,

Lebih terperinci

OBAT GASTROINTESTINAL

OBAT GASTROINTESTINAL OBAT GASTROINTESTINAL OBAT SALURAN PENCERNAAN Obat Penyakit Tukak - Peptik Anti emetik Laxativa ( Pencahar ) Anti Diare 1. OBAT PENYAKIT TUKAK PEPTIC A. Antasida adalah basa basa lemah yang digunakan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Yuyun Wigati 1 ; Noor Aisyah 2 ; Hj. Rahmi Annissa 3 Infeksi

Lebih terperinci

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun... Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014 (Study of Antibiotics Use on ARI Patients in Under

Lebih terperinci

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S ABSTRAK RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Nurul Faijah 1 ; Roseyana Asmahanie 2 ; Apt

Lebih terperinci

PROPORSI PENGGUNAAN TEKNIK BEDAH DAN MORTALITAS PENYAKIT GASTROSCHISIS DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN

PROPORSI PENGGUNAAN TEKNIK BEDAH DAN MORTALITAS PENYAKIT GASTROSCHISIS DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN PROPORSI PENGGUNAAN TEKNIK BEDAH DAN MORTALITAS PENYAKIT GASTROSCHISIS DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN 2010 2012 Ratih Purnamasari Nukana 1 dan I Made Darmajaya 2 1 Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN Rahma Aprilia 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Cotrimoxazol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE 2012-2014 Darrel Ash - Shadiq Putra, 2015. Pembimbing I : Budi Liem, dr., M.Med dan Pembimbing II : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal maupun tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit atau

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN TUMOR

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN TUMOR RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN TUMOR Oleh: Nanang Munif Yasin, M.Pharm, Apt Dra. Fita Rahmawati, Sp.FRS, Apt Dr. Djoko Wahyono, SU, APT

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK SESUAIAN PENGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN UJI KEPEKAAN DI RUANG INTENSIF RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK SESUAIAN PENGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN UJI KEPEKAAN DI RUANG INTENSIF RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN MAKARA, KESEHATAN, VOL. 8, NO. 1, JUNI 2004: 21-26 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK SESUAIAN PENGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN UJI KEPEKAAN DI RUANG INTENSIF RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN 2001 2002 Refdanita

Lebih terperinci

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt ABSTRAK EFEK EKSTRAK HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ULKUS GASTER PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI ASETOSAL Christina., 0810149. Pembimbing:

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTI DISPEPSIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS (Penelitian dilakukan di Instalasi Hemodialisis RSUD Dr. Soetomo Surabaya) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir- akhir ini sering dibicarakan tentang boraks yang terdapat pada beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran beberapa bahan

Lebih terperinci

OBA B T A T S I S ST S E T M

OBA B T A T S I S ST S E T M OBAT SISTEM GASTROINTESTINAL dr. Agung Biworo,M.Kes ULKUS PEPTIK Mukosa lambung dibagi menjadi tiga daerah ekskresi : Area glandula kardia mensekresi mukus dan pepsinogen. Area glandula oksintik (parietal)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK

EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manejemen Disusun Oleh: BIYANTI DWI WINARSIH

Lebih terperinci

MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU

MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU Tim pengampu 1. Dr. Widyati, MClin Pharm, Apt 2. Dra. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., PhD.,Apt 3.

Lebih terperinci

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk: HIPONATREMIA 1. PENGERTIAN Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam

Lebih terperinci

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Herliani 1, Noor Aisyah 2, Rony 3 herliani168@gmail.com aisyah.no2r@gmail.com rhaderi17@gmail.com

Lebih terperinci

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Riska Ramdaniyah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Erwin Fakhrani 3 Ketepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat merupakan semua bahan tunggal atau campuran bahan yang digunakan semua makhluk hidup untuk bagian dalam maupun bagian luar dalam menetapkan diagnosis, mencegah,

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN Noor Ainah 1 ; Erna Prihandiwati 2 ;Ade Syarif Hakim 3 Obat digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014 RASIONALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 Puspita Sari*, Oktoviandri Saputra** * Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drug Related Problems (DRPs) merupakan penyebab kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulkus peptik atau tukak peptik adalah defek mukosa gastrointestinal (GI) yang meluas sampai ke mukosa otot yang terjadi di esofagus, lambung atau duodenum (Brashers,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi

Lebih terperinci

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3 INTISARI HUBUNGAN UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAAN OBAT BATUK AMBROKSOL PADA ANAK DI APOTEK QIETA FARMA RANTAU Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kegunaan dan manfaat yang dihasilkan tanaman obat beraneka macam. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kegunaan dan manfaat yang dihasilkan tanaman obat beraneka macam. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini semakin banyak obat herbal yang beredar di dunia, khususnya Indonesia. Bahan baku utama dari obat herbal itu sendiri adalah tanaman obat. Tanaman

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Sriyani Indah Simanjuntak Pembimbing I : dr. Diana Krisanti Jasaputra

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia (Mansjoer, 2000). Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN OBAT PROFILAKSIS STRESS ULCER PADA PASIEN BEDAH DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYa

STUDI PENGGUNAAN OBAT PROFILAKSIS STRESS ULCER PADA PASIEN BEDAH DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYa STUDI PENGGUNAAN OBAT PROFILAKSIS STRESS ULCER PADA PASIEN BEDAH DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYa DWI SUCI SUGIARTI 2443010146 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2014

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: TOUDA KURNIA ANDRIYA K 100 040 180 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian anak usia di bawah 5 tahun di negara berkembang pada tahun 2011 (Izadnegahdar dkk, 2013).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN TERAPI CUCI HIDUNG CAIRAN ISOTONIK NACL 0,9% DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DISPEPSIA Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang

PENATALAKSANAAN DISPEPSIA Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang PENATALAKSANAAN DISPEPSIA Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengantenaga ahli (gastroenterolog

Lebih terperinci

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection ORIGINAL ARTICLE Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection Nadia Surjadi 1, Rahmi Amtha 2 1 Undergraduate Program, Faculty of Dentistry Trisakti University, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Upaya utama dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. Terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Upaya utama dalam pemeliharaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting bagi kita semua. Terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Upaya utama dalam pemeliharaan kesehatan gigi

Lebih terperinci

Esofagitis refluks merupakan proses inflamasi. Esofagitis Refluks Pada Anak. Badriul Hegar, R. Lia Mulyani

Esofagitis refluks merupakan proses inflamasi. Esofagitis Refluks Pada Anak. Badriul Hegar, R. Lia Mulyani Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006: 43-53 Esofagitis Refluks Pada Anak Badriul Hegar, R. Lia Mulyani Esofagitis refluks adalah proses inflamasi pada esofagus akibat refluks gastroesofagus. Toksisitas

Lebih terperinci

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr. ABSTRAK EFEK EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK MUKOSA LAMBUNG MENCIT MODEL GASTRITIS YANG DI INDUKSI ASETOSAL Maria Caroline Wojtyla P., 0710110. Pembimbing

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIVITAS DAN BIAYA TERAPI PENGGUNAAN OMEPRAZOL DAN PANTOPRAZOL SEBAGAI PROFILAKSIS STRESS RELATED MUCOSAL DISEASE DI ICU

KAJIAN EFEKTIVITAS DAN BIAYA TERAPI PENGGUNAAN OMEPRAZOL DAN PANTOPRAZOL SEBAGAI PROFILAKSIS STRESS RELATED MUCOSAL DISEASE DI ICU p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 KAJIAN EFEKTIVITAS DAN BIAYA TERAPI PENGGUNAAN OMEPRAZOL DAN PANTOPRAZOL SEBAGAI PROFILAKSIS STRESS RELATED MUCOSAL DISEASE DI ICU THE EFFECTIVENESS AND COST ANALYSIS

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007 POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PNEUMONIA BALITA PADA RAWAT JALAN PUSKESMAS I PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2004 Indri Hapsari dan Ika Wahyu Budi Astuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang memiliki efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi yang bekerja secara perifer. Obat ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Metanol adalah senyawa alkohol paling sederhana yang didalam tubuh akan di metabolisme menjadi formaldehida kemudian menjadi asam format. 1 Asam format yang terakumulasi

Lebih terperinci

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3 INTISARI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DAN PNEUMONIA SERTA TB PARU STUDI DESKRIPTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Lisa Ariani 1 ; Erna

Lebih terperinci

Factors Associated with The Success of GERD Therapy

Factors Associated with The Success of GERD Therapy Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Terapi GERD 1 Suzanna Ndraha, 2 Donny Oktavius, 2 Fransisca, 2 Julian Leonard Sumampouw, 2 Ni Nyoman Juli, 2 Ricco Marcel 1 Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalaui

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 Ferdinand Dennis Kurniawan, 1210122 Pembimbing I : Dr.Jahja Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

ABSTRAK PROFIL PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT KRONIS PADA WARGA USIA LANJUT PENSIUNAN PT KAI BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK PROFIL PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT KRONIS PADA WARGA USIA LANJUT PENSIUNAN PT KAI BANDUNG TAHUN 2015 ABSTRAK PROFIL PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT KRONIS PADA WARGA USIA LANJUT PENSIUNAN PT KAI BANDUNG TAHUN 2015 Vergie Winati, 2015 Pembimbing I: Vera, dr., Sp.PD K.Ger. Pembimbing II: Yenni Limyati, dr., S.Sn.,Sp.KFR,M.Kes

Lebih terperinci

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Advisedly, Tarigan A, Masykur-Berawi M. Faculty of Medicine Lampung

Lebih terperinci

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA PASIEN BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKSMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN Nurul Mardhatillah 1 ; Aditya MPP 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Infeksi saluran

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci