PENGERTIAN EDITING I.1 BATASAN BATASAN EDITING
|
|
- Liana Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGERTIAN EDITING I.1 BATASAN BATASAN EDITING Editing merupakan suatu dorongan kreatif pada perfilman dan merupakan landasan dari seni film (V.I. Pudovkin, 1915) Pernyataan diatas dibuat pada tahun 1915, dan sejak saat itu editing menjadi semakin penting. Editing membentuk struktur dan isi dari sebuah produksi film dan atau televisi ditambah dengan mood, intensitas dan tempo sehinga mengandung suatu pesan yang tertuntun, kreatif dan menarik untuk disajikan kepada orang lain/khalayak pemirsa Program acara Televisi / Audio-Visual sebelum ditayangkan kepada khalayak pemirsa, proses produksi acara tersebut melalui tiga tahap kegiatan yakni tahap pra produksi, produksi dan paca produksi. Pada tahap Produksi di-lakukan kegiatan shooting yakni suatu proses kegiatan untuk mendapatkan gambar dan atau suara dengan kualitas prima yang dilakukan didalam studio / indoor shooting maupun diluar studio/outdoor shooting. Gambar dan atau suara yang diperoleh saat produksi masih berupa materi yang kasar, acak, belum sempurna dan masih perlu untuk diperbaiki lagi sesuai yang diinginkan (sesuai naskah, shooting script, dan story board). Pasca produksi merupakan tahap akhir suatu proses produksi acara televisi/audio-visual, dalam tahap ini dilakukan proses editing untuk menyempurnakan hal-hal tersebut diatas. Kaidah Editing 1
2 Gbr.1 Melakukan editing di ruang editing Terdapat beberapa pengertian editing yang digunakan para pekerja/seniman film dan televisi yaitu sebagai berikut : Editing (arti Sempit) : Penyambungan atau peralihan/transisi dari suatu gambar ke gambar berikutnya secara berurutan sesuai yang diinginkan (sesuai naskah). Pengertian arti sempit memberikan suatu pemahaman bahwa Editing dapat dilakukan saat produksi yaitu dengan menggunakan Multicamera, dimana Pengarah acara / Sutradara dapat melihat gambar di layar monitor, kemudian memilih shot / gambar mana yang sesuai (naskah). Editing (arti Luas) : Proses memilih, menyusun dan memodifikasi shot by shot atau scene by scene gambar dan atau suara yang telah direkam pada magnetic tape (video tape) dan atau film, kemudian dipadukan pada peralatan editing, sesuai yang dikehendaki (sesuai naskah). Hasilnya merupakan suatu program acara yang siap disajikan kepada orang lain (khalayak pemirsa). Kaidah Editing 2
3 I.2. KONSEP DASAR EDITING Karena sifatnya yang bergerak dan sikron, maka informasi audio visual yang ditayangkan melalui media televisi mempunyai kekauatan yang handal dalam mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak penonton / pemirsa bila dibandingkan dengan media lainnya. Informasi yang disajikan mulanya berasal dari materi-materi yang masih acak / belum teratur dan diperoleh melalui shooting. Shooting merupakan kegiatan produksi untuk mencari dan mengumpulkan materi yang mempunyai kualitas prima sesuai yang dikehendaki ( sesuai Naskah ). Materi ini berupa Shot-shot gambar dan suara yang kemudian diseleksi serta dimodifikasi melalui proses editing. Editing secara umum didefinisikan sebagai sesuatu prosese kegiatan memilih dan menyusun dari material yang tidak teratur (acak) menjadi materi teratur, kemudian hasilnya disajikan bagi banyak orang. Pengertian Editing pada media televisi diartikan sebagai : Proses memilih, menyusun dan memodifikasi shot by shot gambar dan suara yang telah direkam pada media rekam ( magnetic tape dan atau Film 16 mm), kemudian dipadukan sesuai yang diinginkan (dengan naskah), hasilnya merupakan satu program yang siap disiarkan. Editing Video tape yang sangat mendasar adalah Proses pengalihan /dubbing dari sumber material (original tape) ke Edit master atau Master tape. Kaidah Editing 3
4 Untuk melakukan Editing maka hal-hal yang perlu dipikirkan dan diperhatikan secara bertahap adalah : 1. Memilih gambar dan suara dari sumber materi dan tentukan bagian-bagian mana yang akan ditransfer ke Master Tape. 2. Kemudian tentukan dimana bagian bagian itu harus ditempakan pada Master Tape. 3. Penempatan sequence yang tepat sesuai dengan naskah, bagianbagian tadi harus ditempatkan pada ruang kolom yang sesuai. 4. Informasi dialihkan/di dubb dari sumbernya ke Mastyer tape scene by scene. Kaidah Editing 4
5 B A B II TRANSISI GAMBAR (PICTURE TRANSITION) II.1. Tehnik Switching Proses perpindahan gambar sesuai dengan program acara sehingga dapat terangkai gambar-gambar secara berurutan dari A sampai Z sesuai dengan alur cerita dari naskah. Proses ini dilakukan dengan menggunakan peralatan yaitu Video Mixer, dimana alat ini di operasikan oleh seorang Switcher. Gbr 2. Audio Video Mixer Ada beberapa istilah dalam teknik transisi gambar yaitu, II.1.1. Cut adalah perpindahan gambar secara tiba-tiba, maka perlu diperhatikan komposisi dan kontinuitas dari gambar yang pertama ke gambar berikutnya. Kaidah Editing 5
6 Full Picture Gbr A Gbr B Gbr C Black Time Gbr.3a. Kurva perpindahan gambar secara Cut Gbr 3b. Perpindahan gambar secara cut II.1.2. Dissolve adalah perpindahan gambar secara perlahan-lahan dari gambar pertama ke gambar berikutnya. Gambar pertama perlahan-lahan akan menghilang, namun sebelum menghilang akan muncul gambar berikutnya. LEVE L PICTUR E A PICTUR E B TRANSITION TIME TIME Gbr. 4. Kurva perpindahan gambar secara Dissolve Kaidah Editing 6
7 II.1.3. Wipe adalah perpindahan gambar dengan menggunakan efek pola (pattern) tertentu yang ada pada video mixer. Gbr. 5. Perpindahan gambar secara Wipe II.1.4. Fade adalah pemunculan gambar secara perlahan-lahan mulai dari tidak ada gambar (black) menuju gambar penuh (Fade in), atau sebaliknya, dari gambar penuh perlahan-lahan menjadi tidak ada gambar (fade out). Fade in biasanya digunakan untuk memulai suatu adegan ataupun sequen, sedangkan Fade out digunakan untuk mengakhiri suatu adegan ataupun sequen, namun sering juga digunakan kombinasi dari keduanya (fade in-fade out) sebagai transisi. Kaidah Editing 7
8 Gbr. 5a. Kurva perpindahan gambar Fade In Gbr. 5b. Kurva perpindahan gambar Fade Out II. 2. INTEREST POINT OF EDIT Dalam melaksanakan editing, seorang editor harus memahami seni penyambungan/ perpindahan gambar agar hasil editing secara keseluruhan merupakan rangkaian gambar yang mampu bercerita sehingga tidak membosankan bagi penonton. II.2.1. Edit by Action Titik penyambungan gambar dilakukan berdasarkan gerakan tubuh atau action dari seorang pemain. Gbr.6. Edit by Action Kaidah Editing 8
9 II.2.2. Edit by Word Titik penyambungan gambar berdasarkan awal kata, dialog atau perbincangan dan atau akhir kata dialog. II.2.3. Edit by Rythm (music) Titik penyambungan gambar berdasarkan ketukan irama musik Gbr. 7. Edit by Ryhtm (Music) II.2.4. Edit by Entry or Exit Frame Titik penyambungan gambar berdasarkan masuk/ keluar suatu subjek/ objek didalam layar (frame). Gbr. 8a. Edit by Entry Frame Gbr. 8b. Edit by Exit Frame Kaidah Editing 9
10 B A B III ELEMEN-ELEMEN EDITING Proses editing terbentuk dari sejumlah elemen. Bagaimana proses editing nantinya tergantung dari jumlah elemen yang digunakan dan bagaimana elemen itu digunakan, seberapa baik dari hasil editing tersebut. Seorang editor dalam melaku-kan tugasnya, tetap memperhatikan unsurunsur/elemen-elemen Edit dalam memilih, menyusun atau memodifikasi gambar-gambar yang dibuat camera person secara acak ( Roy Thompson, seorang Editor Film & Videotape dalam bukunya Media manual) Terdapat pedoman, panduan dalam elemen-elemen tersebut, kemudian membangunnya sesuai naskah menjadi suatu ceritera yang kronologis dan utuh menurut alur ceritra. Elemen Editing terbagi dalam 6 (enam) yaitu : 1. MOTIVASI 2. INFORMASI 3. KOMPOSISI 4. SOUND 5. ANGLE KAMERA 6. KONTINITAS III. 1 MOTIVASI Selalu ada alasan yang baik ataupun motivasi untuk melakukan cut, mix ataupun fade. Motivasi ini dapat berbentuk gambar atau suara. Motivasi yang sifatnya gambar dapat berupa aksi, bahkan hal yang terkecil yang dilakukan oleh pemain adalah gerakan tubuh atau wajah. Dapat juga berbentuk suara, seperti ketukan pintu, bunyi dering telepon. Motivasi dapat juga gabungan dari kedua unsur tadi. Bahkan sebuah senyum dpat menjadi motivasi untuk melakukan editing. Kaidah Editing 10
11 Gbr.9. memperjelas wajah seseorang untuk menunjukan sesuatu yang unik III. 2 INFORMASI Informasi dalam hal ini umumnya informasi dalam bentuk gambar. Untuk editor ini merupakan elemen dasar untuk semua proses editing. Sebuah shot baru berarti sebuah informasi baru. Hal ini dikarenakan jika tidak ada informasi baru pada shot berikutnya maka tidak terlalu penting untuk disambung ke shot berikutnya. Semakin banyak informasi gambar yang dimengerti dan dipahami oleh penonton, maka penonton akan menjadi semakin terinformasi dan terlibat. Kaidah Editing 11
12 Gbr.10. memberikan tambahan informasi gambar atasnya apa yang sedang dilakukan. III. 3 KOMPOSISI Walaupun editor tidak dapat membuat komposisi dari sebuah shot, tetapi merupakan sebagian dari tugas editor untuk memastikan ketentuan komposisi gambar. Komposisi gambar yang buruk merupakan hasil shooting yang buruk, ini tidak menghentikan porses editing tetapi hanya mempersulit editing. Kaidah Editing 12
13 Gbr. 11. Komposisi gambar yang menyulitkan editor III. 4 SUARA / SOUND Salah satu elemen yang penting dari proses editing adalah suara. Suara bukan hanya lebih cepat daripada gambar tapi juga lebih abstrak. Editor yang sudah berpengalaman akan berkata kita tidak perlu melihat apa yang kita dengar Kaidah Editing 13
14 Suara dapat ditingkatkan untuk menciptakan atmosfir, menigkatkan tensi dan emosi. Ini dapat menjadi salah satu alas an yang paling menarik untuk mengedit. Suara yang kurang sesuai dapat mengurangi nilai editing. Perhatian penonton dapat digerakan melalui kualitas suara yang biasa disebut Lapping, sebagai contoh adalah seorang editor memasukan suara terlebih dahulu beberapa frame sebelum gambar yang sebenarnya muncul. III. 5 ANGLE KAMERA Ketika seorang sutradara melakukan pengambilan gambar untuk sebuah scene, dia akan melakukannya dari beberapa sudut yang berbeda. Dari setiap sudut ini sutradara akan mengambil beberapa shot. Angle kamera adalah elemen yang sangat penting dari proses editing, selayaknya setiap kali pemotongan/ penyambungan kamera harus mempunyai angle yang berbeda dari shot sebelumnya. Gbr. 12. Penempatan kamera lebih tinggi dari objeknya sebagai netral shot Kaidah Editing 14
15 Gbr 13. Pengambilan gambar dengan sudut kamera yang berbeda serta urut-urutan hasil edit Kaidah Editing 15
16 III.6 KONTINUITAS Setiap kali angle kamera baru diambil gambarnya, pemain marus memperlihatkan gerakan atau aksi yang sama seperti yang dilakukan dalam shot yang sebelumnya. Untuk mendapat kontinuitas yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut III.6.1. KONTINUITAS KEJADIAN (Continuity of content) Hal ini harus ada, sebagai contoh jika si pemain sedang mengangkat telepon dengan tangan kanannya didalam shot yang pertama, maka pada shot berikutnya harus tetap berada di tangan kanannya. Contoh gambar di bawah ini menggambarkan tentang perawatan Lokomotif Gbr. 14. Kontinuitasb Kejadian (Continuity of content). Kaidah Editing 16
17 III.6. 2 KONTINUITAS GERAKAN (Continuity of movement) Kontinuitas juga termasuk arah dari gerakan, jika objek bergerak dari kanan ke kiri pada shot yang pertama, maka pada shot berikutnya harus gerakan obyek ke arah yang sama Lihat contoh gambar 15 berikut ; Gbr.15. Kontinuitas Gerakan (Continuity of movement) IV.6.3 KONTINUITAS POSISI (Continuity of position) Kontinuitas juga penting pada posisi subjek pada layar. Jika subjek berada pada bagian kanan layer pada shot pertama, maka pada shot berikutnya harus pada posisi yang sama, kecuali adanya perpindahan yang memang ditampilkan sebelumnya. Gbr. 16. Kontinuitas Posisi (Continuity of position) Kaidah Editing 17
18 IV.6.4 KONTINUITAS SUARA (Continuity of sound) Kontinuitas dari suara dan perspetifnya adalah kepentingan yang kritikal. Jika aksi terjadi ditempat yang sama pada waktu yang sama, kemudian suaranya akan berlanjut dari shot satu ke shot berikutnya. Shooting menggunakan multi kamera tidaklah rumit untuk menjaga kontinutas suara, namun shooting menggunakan satu kamera akan merepotkan masalah kontinuitas suara pada saat editing. Seorang editor harus mampu untuk mengatasi maslah kontinuitas suara. Sebagai tambahan, pada shot-shot dalam suatu adegan yang sama dan pada waktu yang sama, akan ada kesamaan umum didalam suara latar belakang, hal ini dikenal sebagai ambience, atmosfir, atau atmos yang sederhana. Kaidah Editing 18
19 BAB. IV. STANDART LIPUTAN (EDIT BY CAMERA) Edit by camera dilakukan agar didapat gambar hasil shooting sudah merupakan rangkaian cerita yang dapat dipahami. Cara ini tentunya seorang kamerawan sudah mengetahui secara benar prosedur pengoperasian kamera, serta memahami jalan suatu cerita yang akan di shooting ataupun untuk kepentingan Editing Linear, sehingga editor dapat mengambil sejak frame pertama dari hasil shot setiap clip ( antara shot dengan shot berikut selalu CTL + TC berkesinambungan / tidak ada Jerk / jump signal control ). Hal yang harus dipersiapkan adalah: 1 Sesuaikan filter dengan pencahayaan yang digunakan 2 White Balance 3 Set Time Code 4 Rekam Leader tape 5 Rekam gambar sesuai dengan jalannya cerita 6 Setiap perpindahan gambar/ angle camera jangan sampai terjadi track yang hilang / jumping 7 Rekam black setelah pengambilan gambar selesai Gbr. 17. Contoh gambar edit by camera,video & ctl signal direkam tersambung kontinyu tanpa ada gap / jump track. Kaidah Editing 19
20 PENUTUP Grammar of the edit dalam Bahan Ajar ini adalah sebagai pengetahuan pendukung bagi kamerawan agar dalam melaksanakan tugasnya lebih effektif. Meskipun dalam setiap tahap bahan ajar ini selalu diikuti dengan pelatihan pelatihan, tetapi pelajaran ini bukan pelajaran pokok bagi kamerawan. Apabila seseorang ingin lebih mendalami masalah Grammar of the edit ini dapat mengikuti kursus editing khusus atau membaca buku-buku panduan yang tercantum dalam Daftar Perpustakaan. Penyusun harapkan bahan ajar ini dapat membantu memahami rangkaian tugas tugas produksi pertelevisian. Terutama penyuntingan gambar/editor Kaidah Editing 20
21 DAFTAR PUSTAKA 1. Millerson, Gerald, Effective Television Production, 3rd ed, Focal Press London, New York, Compesi, Ronald J and Sherrieffs, Ronald E, Video Field Production & Editing, 3rd Edition, Allyn and Bacon, Thompson, Roy, Grammar of the Edit, Media Manual, Berlin, Thompson, Roy, Grammar of the Shot, Media Manual, Berlin, Zettl, Herbert, Video Basic 3, 3rd ed, Wadsworth Thomson Learning, Shaner, Pete and Jones, Gerald E, Real World Digital Video, Peachpit Press 7. Subroto, Darwanto, Produksi Acara Televisi, Duta Wacana University Press, Yogyakarta, Dok/File Video : 1. Internews & FISIP UI, Harta karun bagi pembuat berita, Jakarta, Unesco & AIBD, Camera, Audio and Editing, New Delhi - India, 2004 Kaidah Editing 21
22 BIODATA PENULIS I. Nama : RAMANG SYAH NIP : Tempat tanggal lahir : Jakarta, Agama : Islam Masa Kerja di TVRI : 24 tahun Riwayat Pendidikan Profesi : 1. Diklat Pendahuluan Teknik Operasi Studio, Balai Diklat TVRI. Th D - I Radio-TV MMTC Yogyakarta Th Maintenance & Special Effect,MMTC Yogyakarta Th D II Radio-TV MMTC Yogyakarta Th TV Engineering Course, NHK Tokyo-Jepang Th Training Of Trainer MMTC Yogyakarta, Th In Country Course on TV News Production,Denpasar Preliminary Training OB Van Balai Diklat TVRI Jakarta, Th TV Broadcasting Engineering Course Wina-Austria Th Kaidah Editing 22
23 Kaidah Editing 23
EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO
TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan
Lebih terperinciModul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.
Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Editing berasal dari bahasa Latin editus yang artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi
Lebih terperinciFinishing Audio Visual dengan Analisa Editing
Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing
Lebih terperinci- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)
Tahapan Pelakasanaan Produksi Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu tahapan produksi yang
Lebih terperinciTahapan Editing & Teknik Dasar Editing
Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing By Abednego Diyan Pramudya, S.Sos Perangkat editing yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit linear yang bekerja dengan merekam
Lebih terperinciSOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89
SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT PADA EDITING VIDEO
IDENTIFIKASI TRANSISI SHOT PADA EDITING VIDEO Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Angga Setyo Apriyono (14148139) Decy
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sekar Manik Pranipta 14148157 FAKULTAS SENI
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT & CUTTING. Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn.
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT & CUTTING Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun Oleh : Fanny Setiawati (14148149) Candra Adi Pratama (14148160)
Lebih terperinciBAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.
BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA 4.1 Teknis Perancangan Pada perancangan film pendek ini media utamanya yaitu berupa motion graphic video yang akan didistribusikan dengan trailer melalui media pendukung
Lebih terperinciHarwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut:
4.2 Hasil Penelitian Berdasarka wawancara yang penulis lakukan dengan editor Redaksi Pagi Trans 7, Fani Fuji pada tanggal 18 Desember 2009, dan produser Redaksi Pagi Ervi Harwanto dan M. Arif, penulis
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI CUTTING TRANSITION PADA FILM DAN KESAN YANG DITIMBULKAN
MENGIDENTIFIKASI CUTTING TRANSITION PADA FILM DAN KESAN YANG DITIMBULKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Program Studi Televisi Dan Film
Lebih terperinciPENGANTAR EDITING SUTRADARA SKENARIO
PENGANTAR EDITING SUTRADARA SKENARIO KAMERAMAN EDITOR Judul : Lokasi/Shoo0ng : Bentuk Pencatatan Adegan NOMOR SCENE SHOT TAKE ADEGAN KET CASSETE 01 1 1 2 MCU - Rindu mendekati Angga, berbisik dan terjatuh.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang
3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT PADA SEBUAH VIDEO SERTA KESAN YANG DITIMBULKAN
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT PADA SEBUAH VIDEO SERTA KESAN YANG DITIMBULKAN Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : RanangAgung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh Nopsi Marga H. - 14148118
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang berperan penting dalam proses editing
Lebih terperinciTahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline
Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat
Lebih terperinciSILABI PERKULIAHAN. SKS : 4 : NRA. Candra, M.Sn., Sapto Hudoyo, M.A. & Widhi Nugroho, M.Sn. (Cito Yasuki Rahmad, M.Sn)
SILABI PERKULIAHAN Mata Kuliah : VIDEOGRAFI II Kode : MKB08209 SKS : 4 Dosen : NRA. Candra, M.Sn., Sapto Hudoyo, M.A. & Widhi Nugroho, M.Sn. (Cito Yasuki Rahmad, M.Sn) Kelas : A, B dan C Manfaat Mata kuliah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia (Jarot s & Shenia, 2009) Multimedia, ditinjau dari bahasanya, terdiri dari 2 kata, yaitu multi dan media. Multi memiliki arti banyak atau lebih dari satu. Sedangkan
Lebih terperinciBAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person
BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,
Lebih terperinciProgram. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi
MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinci(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50)
A. METODE EDITING Dalam proses penyuntingan gambar, metode editing terbagi menjadi 2 yaitu cut dan transisi. 1. Cutting adalah proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar. 2.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI)
SILABUS: Kode Mata Kuliah MI09KB54 Mata Kuliah Sistem Multimedia Prasyarat - Cosyarat - TIU Mahasiswa mampu mengembangkan sistem multimedia satu arah sesuai dengan kasus khusus yang diberikan. Deskripsi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.
Lebih terperinciBAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie
BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan
Lebih terperinciMENGANALISIS TEKNIK EDITING DALAM VIDEO MUSIK MELTIC - JAUH
MENGANALISIS TEKNIK EDITING DALAM VIDEO MUSIK MELTIC - JAUH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Program Studi Televisi Dan Film Jurusan Seni
Lebih terperinciProduksi AUDIO VISUAL
Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 3. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 3 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn Struktur Editing Drama STRUKTUR FILM yang baik adalah
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan Digital II PUSPA INTAN FITRIAMURTI 14148101 SARTIKA DEVI PUTRI E.A.A 14148115 PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM JURUSAN
Lebih terperinciSistem Mul+media. Pembuatan Produk Mul0media
Sistem Mul+media Pembuatan Produk Mul0media Teknik I Universitas Pasundan 2013 Sistem Mul+media Definisi : Sistem Mul+media adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar,
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran
BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.
Lebih terperinciLAPORAN ASPEK EDITING DALAM TRAILER KAMPUNG SENI
LAPORAN ASPEK EDITING DALAM TRAILER KAMPUNG SENI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Program Studi Televisi Dan Film Jurusan Seni Media Rekam
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Berkembangnya tekhnologi yang semakin canggih, juga mempengaruhi program televisi yang semakin beragam seperti feature. Program feature
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengubah suatu cahaya dan suara ke sebuah gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kerangka Teori A. Pengertian Televisi Televisi adalah bagian dari sistem elektronik yang dapat mengirim bentuk gambar diam dan hidup bersamaan dengan suara yang dialirkan melaui
Lebih terperinciProduksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.
Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar
BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37012 / Fotografi Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 7 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam seminggu
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :
Lebih terperinciTUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL
TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL Disusun oleh: Ari Fathoni (14148118) Sri Cahyani Putri Purwaningsih (14148150) FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015 Teknik teknik editing: 1.
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBagaimana Membuat Film Dokumenter
Bagaimana Membuat Film Dokumenter Diposkan oleh KHOIRUL NASIHIN oleh Jennifer Steinberg Sebagai kurator sebuah festival film dokumenter, saya sering ditanya tentang bagaimana seharusnya seseorang membuat
Lebih terperinciMEMBUAT IKLAN TELEVISI
MEMBUAT IKLAN TELEVISI MUHAMAD HUSNI MUBAOK, S.PD., M.IKOM Dari berbagai Sumber Online TELEVISI DAN IKLAN TELEVISI MERUPAKAN MEDIA AUDIOVISUAL YANG CANGGIH. DENGAN MENGGUNAKAN DUA ELEMEN KEKUATAN SEKALIGUS
Lebih terperinciProduksi AUDIO VISUAL
Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Memamahi Adobe Premiere : Tools, Offline Editing, Video Transition, Audio Transition, Video Effect dan Audio Effect Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom
Lebih terperinciSTORY BOART FILM BELENGGU SCENE Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
STORY BOART FILM BELENGGU SCENE 6-11 Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sri Cahyani Putri 14148150 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.
Lebih terperinciREVIEW KARYA AUDIO VISUAL VIDEO MUSIK KISAH HATI. Kelompok 3. Disusun Oleh : Devita Nela Sari ( ) Ogy Prabu Santosa ( )
REVIEW KARYA AUDIO VISUAL VIDEO MUSIK KISAH HATI Kelompok 3 Disusun Oleh : Devita Nela Sari (1414816) Ogy Prabu Santosa (14148156) FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUS SENI INDONESIA SURAKARTA 2015 1.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Dalam halaman ini, membahas tentang langkah-langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam menyelesaikan karya. 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM
BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 6. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 6 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn METODE DAN GAYA EDITING METODE DAN GAYA EDITING Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo 1 iklan atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklan adalah proses penyampaian pesan atau informasi kepada sebagian atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Menurut Wibowo 1 iklan atau periklanan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP Kesimpulan
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Penulis melakukan kegiatan kerja praktek di Metro TV Jawa Timur Biro Surabaya selama tiga bulan, yaitu sejak 02 Juni 29 Agustus 2014 sebagai audioman, namun penulis lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Editor adalah sineas profesional yang bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara indah dari shot-shot yang dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, sehingga
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA
BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)
Lebih terperinciLAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA
LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun oleh : Rizka Febbry Indriani 14148142 Intan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam merebut perhatian pemirsa televisi semakin ketat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan dalam merebut perhatian pemirsa televisi semakin ketat dikarenakan munculnya berbagai stasiun televisi baru baik nasional maupun lokal dengan mengandalkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Feature Menurut Daniel R. Williamson, feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif yang dirancang terutama untuk menghibur dan memberitahu pembaca tentang peristiwa,
Lebih terperinciREVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II
REVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II Untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN
41 BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Dalam Bab IV ini akan dibahas mengenai deskripsi pekerjaan selama melakukan Kerja Praktik di Bios TV Surabaya. Pada pelaksaan Kerja praktik ini dilaksanakan secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan
Lebih terperinciBAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1
BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
Mata Kuliah Jenjang : Broadcasing : SMK/MA KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU A. KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi Inti Guru 1) Menguasai teknik dasar elektronika
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB I
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan
Lebih terperinciDirecting week 15. Date!
Directing week 15 Date OFFLINE EDITING 1. Assistant Editor - Logging & Digitizing Footage ke Editing Station (FCP / Premiere/ Avid). 2. Assistant Editor - Pengelompokan Footage per Folder. Biasanya diurutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpercaya tentang kejadian yang terjadi di sekeliling kita.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berita banyak dibutuhkan di masyarakat sebagai sumber informasi. Karena berita merupakan laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik
Lebih terperinciberkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosialemosional, moral, spiritual, dan latar belakang
Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru Kompetensi Guru MaPel/Guru Kelas Kompetensi Dasar Indikator Esensial Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management-
Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan
Lebih terperinciTUTORIAL MENGGUNAKAN HITFILM EXPRESS
TUTORIAL MENGGUNAKAN HITFILM EXPRESS Nama Penulis istiyana@raharja.info Abstrak HitFilm Express merupakan software edit video gratis terbaik dan ini mungkin aplikasi yang memiliki banyak sekali fitur edit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu
Lebih terperinciProduksi Media PR Audio-Visual
Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Kamera ENG EFP - Studio Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id KAMERA ENG KAMERA EFP KAMERA STUDIO ENG (ELECTRONIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Perkembangannya-pun sangat pesat. Misalnya resolusi TV
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi (TV) adalah media yang menyajikan informasi berupa audio dan visual. Bermula pada 1920 televisi mulai di komersilkan. Mulai dari situ TV mulai menjadi media
Lebih terperinciRANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)
RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) MATAKULIAH : PRODUKSI MEDIA KODE/SKS : SKOM4440/3 NAMA PENGEMBANG Widodo DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH KOMPETENSI UMUM : Matakuliah memberikan pengetahuan tentang bagaimana
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : A24.18407 / Produksi Program TV-1 Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 9 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.
144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program
Lebih terperinciPAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.
19 BAB III PERANCANGAN KARYA Berdasarkan BAB II proses membuat Video dibagi menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. 3.1 Pra Produksi Dalam tahap ini meliputi : 3.1.2 Ide Ide dasar pembuatan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro
64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai
Lebih terperinciModul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.
Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : C11.04602 / Cinematography Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 25 Februari 2014 Jml Jam kuliah dalam
Lebih terperinciBAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM
BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Tahap Produksi Proses produksi adalah proses pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap pra produksi. Dalam hal ini
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 5. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 5 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn KONSEP EDITING KONSEP EDITING Setelah memahami hubungan
Lebih terperinciPRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA
PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap
Lebih terperinciKecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi
Lebih terperinci