PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG ALAKU DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE, PROPINSI PAPUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG ALAKU DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE, PROPINSI PAPUA"

Transkripsi

1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG ALAKU DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE, PROPINSI PAPUA

2 Tim Penyusun Burhanuddin Arifin A. Wahyu Septiawan J.E.M. Corputty Jhon Ezra Dinaulik Ahmad Juneidi Nur Linda Nurdin

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia sumberdaya yang dilimpahkan di Kampung Alaku, ungkapan terimaksih kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Merauke (Ketua PIU) beserta jajaran PIU CCDP-IFAD, konsultan, Tenaga Pendamping Kampung (TPD), tim pelaksana pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat (ICM) CCDP-IFAD kab. Merauke, dan kelompok masyarakat yang telah membantu dalam penyusunan dokumen. Proyek pembangunan masyarakat pesisir (CCDP-IFAD) Kampung Alaku dimulai tahun 203 dan rencana akan berakhir tahun 207, selama proyek pembangunan masyarakat pesisir Kampung Alaku telah dilakukan pelatihan teknis bagi kelompok masyarakat, Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), fasilitasi mitra kerja dengan pengusaha lokal, pengawasan sumberdaya ekosistem mangrove, dan perencanaan pembangunan wilayah pesisir. Perencanaan wilayah pesisir berbasis masyarakat CCDP-IFAD Kampung Alaku Distrik Okaba kab. Merauke dilaksanakan pada tahun 205, dimulai dengan wawancara, FGD, penyusunan draft awal dan akhir, konsultasi pablik. Penyusunan dokumen perencanaan wilayah pesisir berbasis masyarakat melibatkan masyarakat Kampung Alaku seperti kelompok masyarakat CCDP-IFAD, kepala kampung, bamuskam, tokoh agama, guru dan perempuan pengolah ikan. Dalam FGD telah menggali isu dan permasalahan tentang pemasaran produksi perikanan, pengolahan ikan, pengelolaan sumberdaya mangrove, infrastruktur pendukung pengolahan ikan dan lain-lain. Dalam penyusununan draft awal telah di susun strategi, program, lembaga terkait dan sumber anggaran yang dianggap mampu menjadi solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Kampung Alaku. Dokumen rencana pembangunan masyarakat CCDP-IFAD Kampung Alaku semoga menjadi masukan bagi masyarakat dalam menyusun rencana pembangunan jangka menengah kampung (RPJMK) tahun 206, dengan dukungan alokasi dana kampung (ADD), rancangan RPJMK dan dokumen rencana pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir semoga mampu melakukan perubahan dapat diberikan bantuan dana sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang akan dilaksanakan secara bertahap, harapan kami juga dapat mendirikan BUMDes dalam bentuk koperasi nelayan yang mampu menyalurkan bantuan modal bagi kelompok masyarakat penangkapan dan pengolahan ikan. Segala harapan kami tidah pernah lepas dari bantuan Tuhan Yang Maha Esa, semoga dapat terwujud menurut-nya. Segala bantuan dan dukungan masyarakat, DKP Merauk, pengelola CCDP-IFAD sangat mendukung terwujudnya visi dan misi kampung, atas bantuannya kami mengucapkan banyak terimakasih. Alaku, 0 November 205 Kepala Kampung Alaku Simon Basik-Basik 2

4 KATA SAMBUTAN Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke Ketua PIU CCDP-IFAD Pelaksanaan proyek pembangunan masyarakat pesisir telah diterapkan di kawasan Indonesia Timur dengan tujuan meningkatkan hasil pendapatan masyarakat pesisir khususnya rumah tanggga nelayan, namun seperti kata pepatah api jauh dari panggang realitas masyarakat nelayan kita masih bergelut dengan kemiskinan, musim semakin susah ditebak, hasil tangkap semakin sedikit, daerah penangkapan semakin jauh dan minimnya fasilitas penangkapan semakin menambah penderitaan masyarakat nelayan. Salah satu kelemahan pelaksanaan proyek pesisir selama ini adalah perencanaan bersifat sentralistik, perencanaan awal, pelaksanaan proyek hingga monitoring dan evaluasi masih menunggu keputusan dari pusat. Bantuan pemerintah daerah selama ini hanya sekedar memberikan bantuan kepada masyarakat tanpa ada proses pendampingan secara intensif, sehingga kadang ditemukan banyak bantuan tidak tepat sasaran atau bantuan pemerintah di jual kembali oleh masyarakat. Sehubungan dengan pelaksanaan proyek pembangunan masyarakat pesisir (CCDP- IFAD) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di 2 kabupaten/kota di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Merauke Propinsi Papua. Kami menganggap proyek CCDP- IFAD memberikan kesan perubahan terhadap proyek sebelumnya. Di daerah kami Kabupaten Merauke terdapat 9 (Sembilan) lokasi proyek pembangunan masyarakat pesisir yaitu Samkai, Maro, Nasem, Onggaya, Tomer, Okaba, Alaku, dan Makaling. Proses pelaksanaan proyek didahului dengan perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir yang melalui tahapan sistimatis dan keterlibatan masyarakat dalam memberikan masukan dan menyusun apa yang di harapkan oleh sebagian besar masyarakat Kampung. Kami mengucapkan terimaksih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan amanah kepada Dinas Kelautan dan Perikanan kab. Merauke untuk melaksanakan proyek CCDP-IFAD, harapan kami dokumen perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir mampu memberikan masukan kepada pemerintah dari tingkat kampung hingga pemerintah kabupaten agar dapat diusulkan dalam rancangan pembangunan jangka pendek dan menengah (RPJM) pada setiap level pemerintahan. Merauke, November 205 Plt. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke Sekretaris Martha Bayu W. Wijaya, A.Pi.,M.Sc. 3

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KAMPUNG SAMBUTAN KETUA PIU UCAPAN TERIMAKSIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Bab I Pendahuluan. Latar Belakang.2 Visi dan Misi.3 Tujuan dan Manfaat.4 Proses Penyusunan Bab II Rona Wilayah Pesisir 2. Keadaan Masyarakat 2.2 Kondisi Ekonomi 2.3 Kondisi Lingkungan Pesisir 2.4 Potensi Sumberdaya Alam Bab III Perencanaan Pengelolaan 3. Issue-Issue Prioritas 3.2 Strategi Pengelolaan 3.3 Rencana Aksi 3.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi Bab IV. Penutup Bab V. Lampiran Referensi 4

6 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG ALAKU DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE PAPUA I. Pendahuluan.. Latar Belakang Kampung Alaku termasuk wilayah geografis Distrik Okaba yang merupakan wilayah bagian selatan Kabupaten Merauke. Alaku merupakan kampung pesisir pantai yang berhadapan langsung perairan laut Arafura. Secara geografis Kampung Alaku terletak antara 39⁰34'57.073" BT- 07⁰56'3.883"LS dan 39⁰42'24.825"BT - 08⁰6'6.495"LS Kampung Alaku memiliki luas 3,83 km 2 terdiri dari 3 RT dan RW dengan jarak dari pusat kabupaten 05 km. Secara geografis bentuk kampung memanjang tegak lurus dengan garis pantai, sehingga sebagian besar wilayah kampung adalah hutan rawa. Masing-masing wilayah kampung dihubungkan dengan fasilitas jalan pengerasan. Perbatasan Kampung Alaku terdiri dari kampung tetangga dan laut Arafura, sebelah utara berbatasan dengan Kampung Kwemzied, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arafura, sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Alatep dan sebelah barat berbatasan dengan Kampung Okaba. Balai Kampung Alaku terletak di pertengahan kampung dengan akses jalan keluar kampung menuju kampung lain dalam kondisi rusak. Sekitar balai kampung terdapat pemukiman, perkebunan dan hutan rawa. Akses menuju pantai dapat melalui jalan setapak yang merupakan tempat pencarian ikan nelayan tradisional dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar 30 menit. Secara geografis Kampung Alaku merupakan dataran rendah sehingga penutupan lahan sebagian besar merupakan hutan rawa ketika musim hujan. Pantai Kampung Alaku ditumbuhi oleh pohon kelapa, pohon Mete dan semak belukar jenis kangkung laut. Masyarakat Alaku memanfaatkan pantai sebagai tempat daerah penangkapan ikan. Bagian belakang Kampung Alaku merupakan perkebunan tebu yang telah ditinggalkan oleh pihak investor, dan sebagian masyarakat memanfaatkan sebagai tempat pembuatan batu bata bangunan..2. Visi dan misi pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir Kampung Alaku Berdasarkan hasil Fokus Discussion Group (FGD) aparat kampung dan masyarakat telah memberikan keterangan tentang misi kampung bersumber dari visi dan misi kepala kampung dan kepala daerah Bupati Merauke yang akan di capai dalam lima tahun yang akan datang sebagai berikut Visi Bupati Merauke Merauke Gerbang Andalan Manusia Cerdas dan Sehat, Gerbang Pangan Nasional, Gerbang Kesejahteraan dan Kedamaian Hati Nusantara Misi kepala Kampung Alaku Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Alaku. 2. Meningkatkan produksi perikanan, perkebunan dan peternakan. 3. Meningkatkan infrastruktur Kampung Alaku. 5

7 .3. Tujuan dan Manfaat Rencana Pengelolaan Adapun tujuan dan manfaat dari rencana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir ini adalah: Sebagai pedoman bagi masyarakat kampung, pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam upaya penyelesaian dan penanganan isu-isu/masalah yang diprioritaskan melalui rencana kegiatan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir terpadu. Memperjelas tanggung jawab dan peran masyarakat, pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang ada di dalam rencana pengelolaan. Sebagai pedoman dalam menetapkan aturan-aturan dari masyarakat dan pemerintah sehubungan dengan penanganan isu dan penyelesaian masalah..4. Proses Penyusunan Rencana Pengelolaan ) Persiapan Perencanaan Tingkat PIU Persiapan penyusunan perencanaan dimulai dengan cara ; a) Pembentukan tim penanggung jawab perencanaan yang beranggotakan wakil PIU, satker BPSPL, tenaga ahli pengelolaan wilayah pesisir, tenaga ahli GIS yang diberi tugas khusus menyusun perencanaan. b) Untuk penyamaan visi tim perencana diadakan pertemuan koordinasi dalam bentuk diskusi bersama denga pihak PIU, Konsultan, TPD dan penyuluh CCDP-IFAD. 2) Penyusunan Perencanaan. Setelah semua persiapan dan langkah langkah perencanaan seperti diatas dilaksanakan, maka penyusunan perencanaan pengelolaan dapat dimulai dengan sebagai berikut : Wawancara Langkah awal dalam proses penyusunan rencana pengelolaan dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat dengan sistem random. Wawancara dapat dilakukan di warung, pos penjagaan, rumah masyarakat dan kebun. Dalam wawancara diperoleh isu dan permasalahan seputar kehidupan masyarakat, wawancara dilakukan oleh tim perencanaa yang telah di bentuk di tingkat PIU. FGD Focus Group Discussion dapat dilakukan setelah memperoleh isu dan permasalahan dari masyarakat dengan cara wawancara langsung. FGD dilaksanakan untuk melakukan verifikasi dan klarifikasi terhadap isu dan permasalahan sehingga diperoleh focus isu dan permasalahan yang akan menjadi rencana pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Kegiatan FGD difasilitasi oleh tim penyusun perencanan dengan peserta dari pihak aparatur pemerintah Kampung, kelompok masyarakat, guru, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh organisasi masyarakat. Penyusunan draft Awal Setelah melakukan proses FGD, data isu dan permasalahan diinput untuk dilakukan analisis sederhana (SWOT) dengan melibatkan tim perencana dan 5 orang masyarakat yang merupakan perwakilan dari masyarakat kampung. Dalam melakukan penyusunan draft awal perlu memperhatikan masukan dari seluruh pihak, namun tetap memperhatikan fokus pengembangan wilayah pesisir yang akan dilakukan disetiap kampung. Konsultasi Publik Kegiatan konsultasi publik merupakan forum penyampaian hasil kerja dari tim penyusun rencan dengan tim kecil masyarakat (5 orang) kepada sebagian besar masyarakat kampung (25 orang). Draft perencanaan disampaikan kepada masyarakat 6

8 dengan harapan mendapat masukan dan kritikan tentang perencanaan pengelolaan isu dan permasalahan, kemudian draft dapat diperbaiki menjadi draft akhir. Penyusunan daraft akhir Penyusunan draft akhir perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir tingkat kampung melibatkan tim penyusun rencana dan masyarakat (5 orang), draft hasil konsultasi publik di revisi kembali dengan memperhatikan masukan dari setiap komponen masyarakat khususnya kepala pemerintahan kampung. II. Kondisi Lingkungan Wilayah Pesisir 2.. Keadaan Masyarakat Sesuai sejarah asal-usul Kampung Alaku di Distrik Okaba tahun 90, saat itu Injil baru masuk di Okaba. Kampung Alaku memiliki penduduk yang sedikit sehingga dipindahkan/digabungkan bersama penduduk Kampung Okaba. Namun pada tahun 962 penduduk Kampung Alaku kembali ke kampung halamannya yaitu Kampung Alaku yang dipimpin oleh Bapak Nikolaus Ndembui Enelek RK atau yang disebut Kepala kampung pertama Kampung Alaku. Tahun 989 terbentuk 2 (dua) kampung yaitu Kampung Okaba dan Kampung Alaku yang dipimpin oleh (satu) Kepala Kampung yakni Bapak Petrus Sokoi Basik Basik. Sampai dengan tahun 99 Kampung Alaku sudah resmi menjadi Kampung Alaku yang dipimpin oleh Kepala Kampung pertama yaitu Sya Ban Hamza. Kampung Alaku pada tahun 995 diadakan pemilihan kepala Kampung dan terpilihnya Kanisius. A. Balagaize sebagai kepala kampung hingga tahun 202 digantikan oleh Bapak Simon Petrus Basik Basik sampai dengan saat ini. Berdasarkan hasil sensus partisipatif yang dilakukan oleh pemerintah Kampung Alaku 27 November tahun 204, tercatat jumlah penduduk Kampung Alaku sekitar 389 jiwa dengan perbandingan laki-laki 28 jiwa dan perempuan sebanyak 7 jiwa. Secara umum Kampung Alaku didominasi oleh penduduk usia dewas (25-60 tahun). Sedangkan kelompok usia muda (6-2 tahun) mempunyai proporsi yang besar disebabkan faktor usia sekolah lebih memilih menempuh pendidikan dasar di kampung. Penduduk Kampung Alaku berdasarkan hasil sensus yang dilakukan pada tahun 204, Kampung Alaku termasuk salah satu kategori kampung yang masih memilki jumlah keluarga miskin yang sangat besar. Jumlah keluarga berdasarkan peringkat kesejahteraan masyarakat miskin 89 %, Sedang %. Menurut informasi masyarakat bahwa Kampung Alaku terdiri dari beberapa sukusuku. Suku-suku yang mendiami Kampung Alaku terdiri dari dari suku besar Malind, yang terdiri dari marga Gebze, Mahuze, Balaigaize, Kaize, Ndiken, Samkakai, sedangkan marga tambahan diantaranya Yolmen, Basik basik, sedangkan marga terbesar adalah Gebze. Dan dari ke tujuh marga inilah pemilik tanah. Ada dua golongan tertinggi di kampung yang memberikan penyelesaian dikampung yaitu Imoh dan Mayo, mereka di bantu oleh polisi adat. Pakasenam (ketua Adat) yang berfungsi sebagai pemimpin yang memimpin ketujuh marga. bahasa asli masyarakat Alaku adalah Bahasa Malind, dengan dialek malind. Agama dan kepercayaan yang dianut Penduduk Kampung Alaku adalah Kristen Katolik, Muslim dan Protestan. Gedung ibadah yang ada hanya Gedung Gereja Katolik St. Yohanes Menandi, mayorita penduduk Alaku adalah pemeluk agama Katolik, sedangkan pemeluk agama Islam merupakan masyarakat pendatang Kondisi Ekonomi Masyarakat Kampung Alaku yang bermukim sekitar pesisir pantai pada umumnya aktivitas kesehariannya adalah petani (42,9 %), nelayan (3,7 %), peternak (7,9 %) dan pedagang (, %). 7

9 Tabel. Kegiatan Produktif Masyarakat Kampung Alaku No Kegiatan Produktif persentasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4.8% 2 Tentara Nasional Indonesia (TNI) 0.8% 3 Pedagang.% 4 Petani / Pekebun 42.9% 5 Peternak 7.9% 6 Nelayan / Perikanan 3.7% 7 Sopir 0.8% Jumlah 00.0% Sumber : hasil olah data RPJM Kampung Alaku Mayoritas masyarakat Kampung Alaku adalah petani dengan komoditas tanaman kelapa, tanaman musiman dan hasil hutan. Sedangkan aktivitas nelayan tangkap sangat tergantung kepada potensi sumberdaya perikanan seperti ikan gabus, ikan kakap, ikan Bandang, dan udang, dari hasil perikanan ini menjadi komoditas utama bagi perdagangan. Alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan adalah jaring insang (gill net), jaring udang, dan tanggo. Dikarenakan faktor keterbatasan sarana dan prasarana sehingga sebagian besar masyarakat hanya menangkap pada tepian pantai tanpa perahu. Salah satu komoditas unggulan Kampung Alaku adalah komoditas kopra, kelapa diolah menjadi menjadi kopra kemudian dijual ke ke pedagang penampung Kondisi Lingkungan Pesisir Lingkungan pesisir Kampung Alaku sebagaimana kampung lainnya memiliki ekosistem daratan dan lautan yang keduanya saling mempengaruhi. Menurut hasil survey dasar lingkungan Kampung Alaku, luas Kampung Alaku sekitar 3.83 km 2 dengan memanjang dari selatan ke utara. Menurut peta penggunaan lahan dari laporan RPJM Kampung Alaku, secara umum penggunaan lahan di Kampung Alaku sebagai besar adalah lahan rawa tahan hujan yang ditumbuhi oleh vegetasi hutan seperti kayu bus. Sepanjang pesisir pantai Kampung Alaku merupakan lahan perkebunan kelapa milik masyarakat, disamping itu juga sebagian lahan Kampung Alaku masih terdapat eksositem mangrove yang didominasi oleh jenis Avenesia sp. Pantai Kampung Alaku memiliki substrat berpasir campur lumpur hingga berwarna coklat kehitam-hitaman yang dapat mendukung penyebaran pertumbuhan mangrove, namun karena tingginya gelombang dan kuatnya aliran arus mampu menghambat Penyebaran ekosistem mangrove di seluruh pesisir pantai Kampung Alaku. Untuk kelimpahan ikan dari hasil sensus ikan oleh Dinas Kelautan Dan Perikanan Kab. Merauke terdapat jenis ikan kakap, ikan bandeng, ikan paha-paha dan udang Potensi Sumber daya Alam Hasil alam yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan keluarga adalah hasil laut seperti jenis-jenis ikan yang memiliki nilai jual tinggi, udang, gelembung dan sirip. Hasil rawa seperti ikan gabus yang dimanfaatkan secara musiman dengan melakukan pengolahan menjadi ikan asin, harga ikan gabus cukup tinggi dipasaran Merauke karena merupakan komoditas ekspor. Hasil hutan berupa kayu olahan telah banyak dilakukan sehingga hasilnya mulai menurun, hasil hutan non kayu seperti binatang buruan (rusa, babi, kangguru) juga sudah mulai terbatas. Ditinjau dari letak geografis, Kampung Alaku sangat strategis untuk pengembangan daerah perikanan dan perkebunan, namun disayangkan sampai dengan saat ini belum ada 8

10 pembinaan yang jelas untuk para warga masyarakat, sehingga tidak terlalu banyak menikmati potensi sumber daya yang ada. Jalan lintas dalam kampung yang menghubungkan antar RT sebagian belum dipadatkan sehingga pada musim hujan selalu becek. Prasarana penunjang ekonomi masyarakat masih belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik, misal bangunan unit pengolahan ikan yang dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke. Kampung Alaku memiliki cukup banyak sumber daya alam yang diantaranya adalah Kelapa, udang, ikan, kapur, buah gebang, pantai wisata. Penduduk Kampung Alaku bermata pencaharian bertani, nelayan, berternak, usaha rumah tangga dan bercocok tanam. Tanaman kebutuhan pokok sehari-hari misal : Sayur-sayuran, umbi-umbian pada lahan yang terbatas, memanfaatkan lahan dipekarangan dan juga yang lebih dekat dengan rumah. III. Pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir 3.. Isu-Isu Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Fokus pembangunan wilayah pesisir Kampung Alaku berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat dan aparat kampung lebih kepada pengembangan jejaring pemasaran produk perikanan seperti terasi, ikan asin gabus dan lain-lain, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam sistem budidaya perikanan Kurangnya Pemasaran Produk Perikanan Penjelasan Isu : Produk perikanan masyarakat Kampung Alaku yang telah di olah dan dipasarkan adalah ikan asin gabus, udang dan kakap. Produk tersebut sering di jual langsung kepada pembeli dengan cara keliling kampung, atau menggantungkan ikan di depan rumah atau befak penangkapan, atau hasil tangkapan ikan langsung di jual ke penampung. Selama ini masyarakat masih merasa belum maksimal dalam memasarkan produk perikanan. produk perikanan yang cukup melimpah seperti ikan asin gabus yang terserap ke pasar cukup kecil bila dibandingkan dengan potensi yang ada di perairan rawa Kampung Alaku. Salah satu penyebab kurangnya pemasaran produk perikanan adalah belum tersedianya badan usaha Kampung dalam bentuk koperasi yang mampu menyerap hasil produksi perikanan. Tujuan Pengelolaan :. Meningkatkan hasil pemasaran produk perikanan 2. Terbentuknya lembaga pemasaran tingkat kampung 3. Meningkatnya hasil pendapatan keluarga Strategi : Pembentukan koperasi di tingkat kampung Program :. Pengumpulan 3 KTP pengurus koperasi sebagai prasyarat pembuatan akta di petugas Notris, 2. Membangun kerjasama dengan pihak Dinas Koperasi dan UMKM dalam hal pendampingan managemen, 3. Pembuatan nomor akta koperasi di pihak notaris Strategi 2 : Peningkatan aktifitas pembelian hasil bumi dari masyarakat oleh pihak koperasi Program :. Pengadaan modal usaha bagi koperasi yang bersumber dari alokasi dana desa (ADD) 2. Pembelian hasil produksi perikanan kelompok masyarakat oleh pihak koperasi Strategi 3 : Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat Program 9

11 . Pelatihan bagi pokmas IFAD tentang pengolahan ikan, managemen koperasi dan penangkapan ikan ramah lingkungan, 2. Pemagangan pokmas ke sentra produksi pengolahan ikan dan pusat koperasi yang telah sukses melakukan kegiatan usaha. Hasil yang diharapkan. Terserapnya hasil produksi ikan asin gabus, 2. Tersedianya koperasi jual beli di tingkat kampung, 3. Meningkatnya hasil pendapatan keluarga nelayan Peningkatan Kapasitas Ketrampilan Kelompok Masyarakat Dalam Sistem Budidaya Perikanan Penjelasan isu : Kebiasaan berburu kelompok masyarakat Kampung Alaku dianggap perlu dirubah dengan mempertimbangkan kondisi sumberdaya alam mulai dirasakan menurun dan perlu adanya sistem yang lebih baik dalam menyediakan kebutuhan dasar produksi perikanan. Dengan sistem budidaya perikanan masyarakat mengharapkan mampu mengontrol kelestarian ikan dan memenuhi kebutuhan produksi ikan asin gabus. Keterampilan budidaya perikanan belum banyak dimiliki oleh masyarakat disebabkan sebagian masyarakat masih memegang tradisi berburu dan belum pernah mendapatkan pelatihan budidaya secara intensif dari dinas terkait. Tujuan Pengelolan :. Meningkatkan ketrampilan budidaya ikan bagi kelompok masyarakat 2. Merubah tradisi masyarakat menjadi masyarakat budidaya 3. Meningkatkan pendapatan keluarga nelayan budidaya Strategi : Peningkatan kerjasama dengan dinas kebudayaan Program :. Sosialisasi tradisi dalam kampung tentang peningkatan sistem produksi pangan (budidaya ikan) 2. Pertemuan tokoh adat, masyarakat adat dan dinas kebudayaan untuk mendorong kebiasaan masyarakat kampung, Strategi 2 : Pengadaan benih ikan budidaya dari alam atau balai benih kab. Merauke Program :. Pengadaan benih ikan yang berasal dari alam dan balai budidaya ikan kab. Merauke 2. Perbaikan kolam ikan budidaya Dusun Pomid, yaitu kolam pembasaran dan pembenihan 3. Pengadaan pelet ikan bagi kelompok masyarakat pembudidaya ikan Dusun Pomid Strategi 3 : Pelatihan budidaya perikanan bagi kelompok masyarakat pembudidaya Program :. Pelatihan budidaya Ikan air tawar dari pembenihan, pembesaran hingga pemasaran ikan. 2. Pelatihan perawatan kolam ikan budidaya di bekas penggalian Strategi 4 : Penyusunan peraturan kampung tentang konservasi sumberdaya ikan di perairan rawa dan laut 0

12 Program :. Penyusunan peraturan kampung tentang pemanfaatan lahan kolam budidaya dan tata cara penangkapan ramah lingkungan 2. Sosialisasi peraturan kampung tentang konservasi ikan oleh kelompok masyarakat Hasil yang diharapkan :. 5 ha kolam ikan, 2. 2 kali pelatihan budidaya ikan, 3. Studi banding dan sosialisasi masyarakat Kurangnya sarana prasarana penangkapan ikan Penjelasan isu : Masyarakat Kampung Alaku selama ini melakukan penangkapan di sekitar pesisir tanpa menggunakan perahu,sehingga hasil penangkapan tergantung dari pasang surutnya permukaan air laut. Hasil tangkap yang cukup banyak di daerah pesisir adalah udang yang di olah menjadi ebi dan terasi namun musim penangkapan sangat terbatas pada bulan November-Januari. Terdapat keinginan masyarakat untuk melakukan penangkapan lebih jauh lagi dengan menggunakan perahu dan jaring yang layak namun kemampuan membeli sarana dan prasana penangkapan belum dapat direalisasikan mengingat mahalnya biaya dan ongkos pengiriman alat dan bahan penangkapan tersebut. Tujuan Pengelolaan :. Meningkatnya hasil tangkap masyarakat 2. Meningkatkan pendapatan keluarga nelayan 3. Bertambahnya fasilitas penangkapan ikan bagi kelompok masyarakat nelayan Strategi : Pengadaan sarana dan prasarana penangkapan ikan Program :. Pengadaan alat tangkap jaring ikan kakap dan udang bagi kelompok masyarakat penangkapan ikan 2. Pengadaan coolboks fiber 200 liter bagi kelompok masyarakat penangkapan dan pokmas usaha pengolahan. Hasil yang di harapkan :. Tersedianya alat dan bahan penangkapan ikan, 2. Tersedianya armada penangkapan, 3. Tersedinaya fasilitas penyimpanan ikan 3.2. Lembaga pelaksana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir Dalam mewujudkan visi masyarakat kampung di tahun 2020 pelaksanan kegiatankegiatan yang dirumuskan dalam rencana pengelolaan ini merupakan syarat mutlak tercapainya impian masyarakat. Namun demikian pengorganisasi kelembagaan dalam pelaksanaan rencana pengelolaan perlu dijabarkan dengan tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang terkait (pemerintah kampung, BAMUSKAM, lembaga adat, kelompok masyarakat, SKPD, pihak perguruan tinggi, pihak pengusaha, dan LSM) dalam melakukan koordinasi kegiatan guna menyelesaikan setiap isu yang terjadi di tingkat kampung. Hal ini mengandung maksud agar supaya keterpaduan dalam penyelesaian isu dan mampu menjamin tercapainya keberhasilan yang diharapkan oleh masyarakat.

13 Sebagai lembaga yang paling berperan di tingkat kampung seperti kepala kampung, lembaga adat, dan kelompok masyarakat pengelola sumberdaya merupakan lembaga penggerak utama terlaksananya pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir. Untuk itu pembagian peran dan tugas lembaga-lembaga tersebut perlu di jelaskan dengan detail, sebagai berikut :. Pemerintah Kampung Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Kampung dan masukan dari masyarakat, yang dimaksud pemerintah kampung adalah kepala kampung serta perangkat pelaksana yang berperan dan bertugas sebagai berikut ; Bertanggungjawab kepada rakyat melalui BAMUSKAM atas pelaksanaan pemerintahan di kampung dan pelaksanaan renca pengelolaan. Bersama dengan BAMUSKAM menetapkan rencana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung dan peraturan mengenai pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung. Melakukan pengawasan pelaksanaan rencana pengelolaan 2. Lembaga Adat Memberikan masukan rencana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan halhal yang berhubungan dengan adat kampung. berkoordinasi dengan bamuskam menetapkan pengelolaan pembangunan kampung dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung 3. Kelompok pengelola sumberdaya Menjadi panitia pelaksana pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung Menyusun laporan secara periodik kepada kepala kampung tentang pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir kampung di forum tahunan BAMUSKAM. 4. Satuan Kerja Pemerintah Daerah Memberikan bantuan teknis berupa konsultasi teknis dan pelayanan teknis dalam penanganan dan penyelesaian isu Mengalokasikan anggaran pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang bersumber dari APBD/APBN atau dana bantuan luar negeri lainnya lewat pemerintah Mengesahkan dan menyetujui rencana kegiatan tahunan dan penanganan dan penyelesasian isu Membina dan mendorong masyarakat untuk turut berpartisipasi dan memberikan kontribusi nyata dalam penanganan dan penyelesaian isu pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir. 2

14 Struktur Organisasi Pengelola Sumberdaya Pesisir SKPD, PERGURUAN TINGGI, LSM, PENGUSAHA, SWASTA LEMBAGA ADAT Kepala Kampung KETUA KELOMPOK MASYARAKAT PENGELOLA SUMBERDAYA SEKRETARIS BENDAHARA ANGGOTA Gambar Struktur organisasi pengelola sumberdaya 3

15 3.3. Rencana aksi Rencana aksi menggambarkan program pembangunan dan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir Kampung Alaku yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu pendek ( 5 tahun) dan jangka menengah (0 tahun) oleh lembaga terkait baik pemerintah daerah, pemerintah kampung, masyarakat dan pihak swasta. Tabel 2. Rencana aksi pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir Kampung Alaku. Kurangnya pemasaran produk perikanan Tujuan :. Meningkatkan hasil pemasaran produk perikanan 2. Terbentuknya lembaga pemasaran tingkat kampung 3. Meningkatnya hasil pemdapatan keluarga 2 3 Strategi Program Lembaga terkait Pembentukan koperasi Peningkatan Aktifitas pembelian hasil bumi dari masyarakat oleh Koperasi Pelatihan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat 2 Pengumpulan 3 KTP (ketua, sekretaris dan bendahara) kerjasama dengan pihak dinas koperasi 3 Pembuatan AKTA Notaris 2 Pengadaan modal usaha bagi koperasi Pembelian hasil produksi perikanan oleh koperasi Pelatihan bagi Pokmas IFAD 2 Pemagangan pokmas ke sentra produksi dan koperasi yang telah sukses Aparat kampung, kelompok masyarakat aparat kampung dan Dinas koperasi Aparat kampung, Notaris Pengusaha Koperasi, aparat kampung, kelompok masyarakat Jangka waktu program Pendek (00-05) tahun menengah (05-0) tahun Sumber anggaran - swadaya masyarakat - swadaya masyarakat - swadaya masyarakat ADD, Koperasi Pengusaha Koperasi Koperasi DKP, kelompok masyarakat DKP, kelompok masyarakat DKP, ADD DKP, ADD 4

16 2. Peningkatan kapasitas ketrampilan Kelompok masyarakat dalam sistem budidaya perikanan Strategi Program Lembaga terkait Peningkatan Kerjasama dengan Dinas Parawisata dan Kebudayaan 2 Pengadaan benih Ikan 3 Pelatihan Budidaya Perikanan 4 Peraturan kampung Sosialisasi tradisi dalam kampung tentang peningkatan sistem produksi pangan (budidaya ikan) Pertemuan dengan tokoh adat kampung Pengadaan benih ikan yang berasal dari alam dan balai budidaya ikan kab. Merauke Perbaikan kolam ikan budidaya dusun Pomid, yaitu kolam pembesaran dan pembenihan Pengadaan pelet ikan bagi kelompok masyarakat pembudidaya ikan dusun pomid Pelatihan budidaya Ikan air tawar dari pembenihan, pembesaran hingga pemasaran ikan. Pelatihan perawatan kolam ikan budidaya bekas penggalian Penyusunan peraturan kampung tentang pemanfaatan lahan kolam budidaya dan tata cara penangkapan ramah lingkungan Tujuan :. Meningkatkan ketrampilan budidaya ikan bagi kelompok masyarakat 2. Merubah tradisi masyarakat menjadi masyarakat budidaya 3. Meningkatkan pendapatan keluarga Nelayan Budidaya Dinas Parawisata dan kebudayaan, Pemerintah Kampung Dinas Pendidikan dan kebudayaan, aparat kampung, tokoh adat kampung 5 Jangka waktu program Pendek (00-05) Menen gah (05-0) - Sumber anggaran dinas Pendidikan dan kebudayaan, ADD Dinas Pendidikan dan kebudayaan, ADD Pokmas, DKP Dinas Perikanan dan ADD Pokmas, DKP - Dinas Perikanan dan ADD Pokmas dan DKP Dinas Perikanan dan ADD Pokmas dan DKP - Dinas Perikanan dan ADD Pokmas dan DKP - Dinas Perikanan dan ADD Pokmas, DKP, aparat kampung - Dinas Perikanan dan ADD, swadaya masyarakat 2 Sosialisasi peraturan kampung Pokmas, aparat kampung ADD, swadaya masyarakat

17 3. Kurangnya sarana dan prasarana penangkapan ikan Tujuan :. Meningkatnya hasil tangkap masyarakat 2. Meningkatkan pendapatan keluarga nelayan Jangka waktu program Strategi Program Lembaga terkait Pendek (00-05) menengah (05-0) Sumber anggaran Pengadaan sarana dan prasarana penangkapan ikan Pengadaan alat tangkap jaring ikan kakap dan udang Pemerintah kampung - 2 Pengadaan coolboks pemerintah kampung - ADD, dinas perikanan ADD, dinas perikanan 6

18 3.4. Monitoring dan Evaluasi Dalam memantau pelaksanaan kegiatan rencana pengelolaan perlu dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan oleh pemerintah kampung dan kelompok pengelola sumberdaya CCDP- IFAD setiap satu tahun sekali dan melaporkan hasilnya kepada masyarakat Kampung Alaku melalui BPD dalam satu sidang musyawarah kampung. Laporan tersebut berisi tentang :. Laporan keuangan, penerimaan dan pembelanjaan. 2. Laporan kegiatan. 3. Laporan hasil yang dicapai. Tujuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi tersebut adalah :. Untuk melihat sejauh mana rencana Pengelolaan sudah dilaksanakan. 2. Untuk melihat kelemahan dan kekurangan dari rencana pengelolaan dan untuk mengadakan perbaikan selanjutnya. 3. Untuk melihat efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan dilaksanakan 4. Untuk melihat sejauh mana tujuan telah tercapai dan keinginan masyarakat telah terpenuhi. 5. Sebagai pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat. 6. Supaya masyarakat dapat menilai dan melihat pelaksanaan rencana pengelolaan di Kampung. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pengelolaan diperlukan indikator penilaian dengan melihat pencapaian hasil yang diharapkan dalam setiap penyelesaian isu. Untuk itu telah ditetapkan hasil yang diharapkan dan indikator pencapaian hasil yang diharapkan antara lain:hasil yang diharapkan berupa hasil yang dapat dirasakan secara fisik dan non-fisik misalnya bangunan prasarana fisik yang telah dibangun (adanya daerah perlindungan laut, tanggul banjir, MCK, sarana air bersih, penyuluhan yang telah dilakukan, kelompok usaha yang dibentuk, dll.). Secara non-fisik hasil yang diharapkan adalah adanya kesadaran, kepedulian dan perubahan hidup masyarakat terhadap lingkungan dan sumberdaya alam yang ada di sekitar mereka. Indikator : Indikator berupa penilai pencapaian hasil yang diharapkan misalnya luas daerah perlindungan bakau, jumlah koperasi, panjang tanggul yang dibangun, jumlah bak penampungan air bersih dan pompa yang sudah dibangun, banyaknya penyuluhan yang telah dilakukan, pendapatan, produksi, dan lain-lain. Sebagai contoh untuk monitoring dan evaluasi, tabel berikut ini merinci indikator monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan serta hasil yang diharapkan berdasarkan pada isu pengelolaan yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam bab 3. Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir. 7

19 Tabel 3 : Lembaran monitoring dan evaluasi Kampung Alaku Distrik Okaba kab. Merauke No Isu dan permasalahan Tujuan hasil yang diharapkan indikasi 2 3 Kurangnya pemasaran produk perikanan Peningkatan kapasitas ketrampilan kelompok masyarakat dalam sistem budidaya perikanan Kurangnya sarana dan prasarana penangkapan ikan. Meningkatkan hasil pemasaran produk perikanan 2. Terbentuknya lembaga pemasaran tingkat kampung 3. Meningkatnya hasil pendapatan keluarga. Meningkatkan ketrampilan budidaya ikan bagi kelompok masyarakat 2. Merubah tradisi masyarakat menjadi masyarakat budidaya 3. Meningkatkan pendapatan keluarga Nelayan Budidaya. Meningkatnya hasil tangkap masyarakat 2. Meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. terserapnya hasil produksi ikan asin gabus,. 2. tersedianya koperasi jual beli di tingkat kampung 3. Meningkatnya hasil pendapatan keluarga nelayan 2 kali pelatihan budidaya ikan, Pembangunan 5 kolam ikan, 3. studi banding dan sosialisasi masyarakat. Pendapatan keluarga nelayan meningkat menjadi 5-0 % Meningkatnya hasil tangkap nelayan kecil pendapatan keluarga nelayan meningkat menjadi 5-0 % produk perikanan pokmas terserap habis ke pasar 3 koperasi nelayan di Distrik Okaba 5 % peningkatan hasil pendapatan nelayan 2 kali pelatihan setiap tahunnya dan tersedianya 5 kolam ikan studi banding masyarakat Kampung Alaku ke BBI Merauke 50-0 persen pendapatan keluarga nelayan naik Meningkatnya hasil tangkap nelayan kecil pendapatan keluarga nelayan meningkat menjadi 5-0 % penilaian + - = 8

20 IV. Penutup Dokumen perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir Kampung Alaku disusun dengan melibatkan stokeholder (pemerintahan kampung, ketua RT/RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, guru, pengusaha local dan LSM) yang memiliki peran dan keinginan yang kuat dalam membangun kampung sesuai visi dan misi kampung, tanpa harus mengorbankan sumberdaya alam yang terdapat di lingkungan kampung. Forum yang telah dilaksanakan melibatkan masyarakat dalam melakukan penggalian isu dan permasalahan kampung, isu dan permasalahan yang diangkat merupakan konflik antara stokeholder dalam memenuhi kebutuhan hidup masing-masing tanpa memikirkan efek kepada yang lain. Pemanfaatan sumberdaya secara berlebihan dan tanpa perencanaan telah terbukti mengakibatkan kerusakan alam dan penurunan potensi sumbredaya ikan, kondisi ini semakin rumit diselesaikan karena kurangnya koordinasi antar stokeholder dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dengan semakin bertambahnya penduduk di wilayah pesisir dalam memenuhi kebutuhan hidup, mustahil kiranya dapat mewujudkan kesejahteraan hidup didalam kondisi potensi sumberdaya yang koleps, kemisikinan masyarakat pesisir khasusnya keluarga nelayan hampir menjadi cover depan wilayah pesisir, kemiskinan dan kolapsnya sumberdaya pesisir merupakan dua aspek yang memiliki korelasi yang kuat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Melakukan perencanaan pembangunan dan pengelolaan merupakan tahap awal dalam melakukan perbaikan potensi sumberdaya alam yang akan berdampak kepada pendapatan keluarga nelayan. Koordinasi antara stokeholder merupakan kunci dalam melakukan kegiatan yang telah direncanakan, sekat antar suku dan agama sebaiknya di tanggalakan, konflik pribadi mampu dipadamkan, sehingga setiap stokeholder mampu melaksanakan secara sunggusungguh apa yang telah direncanakan di dalam dokumen ini, apabila dikemudian hari ditemukan sesuatu yang tidak benar, sebaiknya dilakukan evauasi bersama melalui musyawarah mufakat antar stokeholder. 9

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG MAKALING DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE PROPINSI PAPUA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG MAKALING DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE PROPINSI PAPUA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG MAKALING DISTRIK OKABA KAB. MERAUKE PROPINSI PAPUA 0 Tim Penyusun Burhanuddin Arifin A. Wahyu Septiawan J.E.M. Corputty Jhon

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG OKABA, DISTRIK OKABA, KAB. MERAUKE, PROPINSI PAPUA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG OKABA, DISTRIK OKABA, KAB. MERAUKE, PROPINSI PAPUA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG OKABA, DISTRIK OKABA, KAB. MERAUKE, PROPINSI PAPUA Tim Penyusun Burhanuddin Arifin A. Wahyu Septiawan J.E.M. Corputty Jhon

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG TOMER DISTRIK NAUKENJERAI KAB. MERAUKE, PAPUA.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG TOMER DISTRIK NAUKENJERAI KAB. MERAUKE, PAPUA. PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KAB. MERAUKE (CCDP-IFAD) TAHUN 05 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG TOMER DISTRIK NAUKENJERAI KAB. MERAUKE, PAPUA. 0/5/05

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG NASEM DISTRIK MERAUKE, PROPINSI PAPUA.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG NASEM DISTRIK MERAUKE, PROPINSI PAPUA. PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KAB. MERAUKE (CCDP-IFAD) TAHUN 05 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KAMPUNG NASEM DISTRIK MERAUKE, PROPINSI PAPUA. 0/5/05 Tim

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KELURAHAN SAMKAI DISTRIK MERAUKE KAB. MERAUKE, PAPUA. Draft Dokumen Akhir

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KELURAHAN SAMKAI DISTRIK MERAUKE KAB. MERAUKE, PAPUA. Draft Dokumen Akhir PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU KELURAHAN SAMKAI DISTRIK MERAUKE KAB. MERAUKE, PAPUA. Draft Dokumen Akhir 0/5/05 Tim Penyusun Burhanuddin Arifin A. Wahyu Septiawan

Lebih terperinci

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian Hasil yang diharapkan Taraf hidup masyarakat meningkat Anak putus sekolah berkurang Pengangguran di dalam desa berkurang Indikator Pendapatan nelayan, petani dan masyarakat lainnya Data jumlah anak putus

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 DESKRIPSI UMUM Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD pada bulan November 2013 berjalan lancar dengan aktivitas yang padat.

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN INFRASTRUKTUR CCDP-IFAD KELURAHAN PESISIR KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-Desa) DESA CABAK TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

REALISASI ANGGARAN DAN FISIK PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR CCD-IFAD DI KABUPATEN MERAUKE

REALISASI ANGGARAN DAN FISIK PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR CCD-IFAD DI KABUPATEN MERAUKE DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN REALISASI ANGGARAN DAN FISIK PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR CCD-IFAD DI KABUPATEN MERAUKE OLEH: PIU MERAUKE DALAM RANGKA SINKRONISASI PERENCANAAN DAN REVIEW KEGIATAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 21

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAI'TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1136, 2014 KEMEN KP. Penyuluh Perikanan. Swasta. Swadaya. Pemberdayaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2014

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN

Lebih terperinci

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya hingga Laporan Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu (Integrated Coatal Managemen-ICM)

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN Realisasi Dana PIU YAPEN Sampai Dengan Bulan November sebanyak 68 % (Sisa 32%)

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERAN SERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir i Kata Pengantar Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 39 TAHUN 2007

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 39 TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN TERUMBU KARANG PASIR PUTIH SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERIKANAN KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 23 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 106 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS UNTUK GERAKAN REHABILITASI LAHAN KRITIS TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160.2015 KEMENDESA-PDT-TRANS. Desa. Pendampingan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PROGRAM SOLUSI KEMISKINAN (POVERTY SOLUTION PROGRAM/ PSP) DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir, Kota Semarang memiliki panjang pantai 36,63 km dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN MUARA ENIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci