BAB II DASAR TEORI FUZZY DAN SISTEM KENDALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI FUZZY DAN SISTEM KENDALI"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI FUZZY DAN SISTEM KENDALI Sejak logika multimedia pertama kali diperkenalkan oleh J. Lukadiewicz pada tahun 192-an, dimana pada sistem ini diperkenalkan logika kemungkinan (possible) disamping teori logika yang sudah ada yaitu, logika benar (true) dan logika salah (false). Maka sejak itu, mulailah berkembang sistem logika untuk membantu penyelesaian permasalahan matematika. Perkembangan selanjutnya diperkenalkan oleh professor lotfi Zadeh dalam makalahnya yang berjudul Fuzzy set pada tahun 1965, yang menjelaskan tentang teori himpunan fuzzy dalam persamaan matematika dan perkembangannya dimasa yang akan datang. Dalam teori ini diperkenalkan operasi fungsi keangotaan( nilai dari benar atau salah) pada bilangan real. Dengan teori ini, persamaan persamaan kalkulus yang rumit dapat dianalogikan dengan persamaan yang dapat dipahami. 2.1 Teori Himpunan Klasik dan Teori Himpunan Fuzzy Teori himpunan klasik adalah kumpulan dari beberapa objek yang berbeda dalam suatu himpunan sementara pembicaraan. Tujuan pengelompokan ini untuk membedakan anggota dan bukan angota dari himpunan tersebut. Misalnya υ himpunan sementara pembicaraan µ A (x) fungsi keanggotaan himpunan A, jika υ memiliki nilai {,1} maka nilai 4

2 fungsi keangotaan µ A (x) = 1 dan untuk yang bukan angota, dimana x angota A. 1 jika dan hanya jika x є A µ A (x) = jika dan hanya jika X э A (2.1) Sedangkan pada himpunan fuzzy keangotaan suatu himpunan bukanlah diyentukan oleh menjadi angota atau tidak, tetapi ditentukan oleh berapa derajat keangotaanya. Contoh, bila A suatu himpunan fuzzy dan x suatu objek yang berkaitan, maka kebenaran pertanyaan x adalah anggota A tidaklah menjadi mutlak tetapi terletak pada dimana kebenaran x angota A itulah yang menjadi pertanyaan. ma(x) ma(x) 1 1 Himpunan Tegas Drips A x Himpunan Fuzzy A x Gambar 2.1 Perbedaan fungsi keangotaan karateristik himpunan tegas/crips A dan himpunan fuzzy A Derajat keangotaan suatu himpunan fuzzy dinyatakan dengan bilangan real antara (non membership) hingga 1 (full membership) sehingga terjadi perubahan sifat keangotaan himpunan dari bukan angota 5

3 ke keangotaan penuh. Misalnya himpunan fuzzy kecepatan yang merupakan tingkat kelajuan suatu motor dapat dinyatakan bahwa tingkat keangotaan laju motor yang memiliki kecepatan 25 Km/jam adalah (sangat lambat), kecepatan 5 km/jam adalah,3 (lambat), kecepatan 8 km/jam adalah,5 (sedang), kecepatan 15 km/jam adalah,7 (cepat), dan kecepatan 2km/jam adalah 1 (sangat cepat). Pada himpunan fuzzy kecepatan diatas, mengunakan kata kata sangat lambat, lambat, sedang, dan sangat cepat dalam mendefinisikan himpunannya. Kata kata tersebut dinamakan Variabel linguistic, dimana variable linguistic pada himpunan fuzzy memainkan peranan yang sangat penting. Pada awalnya, konsep variable linguistik diperkenalkan Zadeh untuk pendekatan karekteristik dari fenomena yang sangat komplek atau sangat sulit untuk dijelaskan. Variabel linguistic memiliki 4 karakteristik variable (x, T(x), U, M, x ) merupakan nama variable, T(x) adalah himpunan x, U adalah kumpulan nilai variable bahasa dari x setiap nilai menjadi variable fuzzy di batasi dengan oleh U, M merupakan aturan semantic untuk menhubungkan setiap nilai x denganartian masing masing. Contoh, jika X = kecepatan dengan U = {,1}, maka bentuk set T {kecepatan} menjadi : T{kecepatan} = {sangat lambat, lambat, sedang, cepat,..} dan sematik M dapat didefinisikan sebagai M {kecepatan} = kumpulan himpunan fuzzy untuk kelajuan diatas 2 Km/jam dengan fungsi keangotaan µ cepat. 6

4 2.2 Fungsi Keangotaan Fungsi keangotaan dalam suatu himpunan fuzzy merupakan cara untuk memetakan objek sesuatu dengan derajat keangotaannya, bisanya dilambangkan dengan µ. Ada beberapa bentuk standard fungsi keangotaan diantaranya adalah tipe S, tipe Z, tipe trapezoid, tipe singleton dan tipe segi tiga. Berikut ini digambarkan beberapa bentuk fungsi keangotaan dari suatu himpunan fuzzy dimana parameter x1,x2,x3 dan x4 merupakan bobot dari gungsi keangotaan. X1 X2 X3 X4 Tipe Trapezoid X1=X2 X3 X4 Tipe Z X1 X2 X3=X4 Tipe S X1 X2=X3 X4 Tipe Segitiga Tipe Singleton Gambar 2.2 Jenis Fungsi Keangotaan Himpunan Fuzzy Fungsi keangotaan memiliki peranan yang penting dalam masalah masalah keangotaan dalam suautu himpunan fuzzy, hal ini disebabkan 7

5 semua informasi yang terdapat dalam himpunan fuzzy ditentukan oleh sifat keangotaannya. Berikut ini di jelaskan sifat sifat dari fungsi keangotaan : 1. Inti (core) Inti dari suatu fungsi keangotaan dalam himpunan fazzy A dinyatakan sebagai bagian dari semesta pembicaraan yang mempunyai derajat keangotaan penuh (full membership) pada himpunan A dengan kata lain, syarat yang harus dipenuhi adalah µ A (x) = Pendukung (support) Definisi penyokong dari suatu fungsi keangotaan tidak nol. Jadi syarat utamanya adalah µ A (x). secara khusus, pendukung dengan µ A (x) =.5. disebut titik silang (cross over). Jika himpunan fuzzy yang memiliki pendukung tunggal dengan µ A (x) = 1. disebut himpunan fazzy tunggal (singleton). 3. Batas (boundary) Batas dari suatu fungsi keangotaan untuk suatu himpunan fuzzy A didefinisikan sebagai suatu bagian dari sementara pembicaraan yang memiliki derajat keangotaan antara nol dan satu serta memenuhi syarat <µ A (x)<1. 4. Pusat (centre) Pusat fungsi keangotaan untuk himpunan fuzzy A didefinisikan sebagai suatu bagian dari sementara pembicaraan yang memiliki 8

6 derajat keangotaan yang paling besar diantara angota angota yang lain dengan syarat µ A (x) maksimal. µ A (x) Inti X Batas Batas Penyokong Gambar 2.3 Sifat sifat fungsi keangotaan 2.3 Notasi Himpunan Fuzzy Ada beberapa cara untuk menyatakan himpunan fuzzy diantaranya adalah : 1. Himpunan fuzzy yang dinyatakan dalam suatu himpunan berpasangan dimana elemen pertama menyatakan angota elemen dan elemen kedua menyatakan derajat keangotaan. Dapat dinyatakan suatu semesta pembicara yang berhingga A = {(x, µ A (x) x ε Ω)} (2.2) 2. Jika diberikan suatu semesta pembicara yang berhingga Ω = {x1,x2,x3,.,x n (2.3) Maka himpunan fuzzy A pada semesta pembicara W dinyatakan sebagai : 9

7 A = µ 1 /x1 + µ 2 /x2 + µ A3 /x µ n /X n atau A = µ A (x 1 ) µ n (2.4) 3. Ketika semesta pembicara X kontinyu dan tidak terbatas maka himpunan fuzzy A dinyatakan dengan : µ A ( x) A = X x (2.5) Pengertian simbol dari +, dan melambangkan gabungan operator himpunan bukan sebuah penjumlahan aritmatika. Garis bawah (_) juga bukan berarti pembagian tetapi mengandung arti penghubung suatu elemen dengan nilai keangotaannya. Angka pembilang pada setiap nilai keangotaan pada himpunan A disatukan dengan semesta pembicaraan yang disebutkan pada penyebut. Fungsi karakteristik dari himpunan klasik dan fuzzy dilihatkan pada gambar Operasi Pada Himpunan Fuzzy Misalnya A dan B sebagai himpunan fuzzy pada semesta pembicaraan. Untuk elemen x dari semesta tersebut, maka untuk operasi operasi dasar himpunan fuzzy dinyatakan dengan : 1. Gabungan (Set Union dinyatakan dengan OR) Untuk menggabungkan dua buah himpunan fuzzy, hitung nilai kemungkinan maksimum dari setiap himpunan fuzzy dengan cara titik per titik sepanjang sumbu horizontal. Operasi gabungan / set union disimbolkan sebagai berikut : µα Β(x) = µα(x) µb(x) = Max [µα(x), µb(x)] (2.6) 1

8 2. Irisan (Set Intersection dinyatakan dengan AND) Untuk mengiriskan keduahimpunan Fuzzy, hitung nilai kemungkinan minimum dari setiap himpunan fuzzy dengan cara titik sepanjang sumbu horizontal notasi irisan dituliskan sebagai berikut: µα Β(x) = µα(x) µb(x) = Min [µα(x), µb(x)] (2.7) 3. Komplemen (Set Complement dinyatakan dengan NOT) Untuk menda[patkan komplemen himpunan fuzzy, dilakukan dengan cara mengurangi kemungkinan nilai himpunan dari 1. ke setiap titik sepanjang sumbu horizontal. Notasi untuk operasi irisan sebagai berikut : µα(x) = 1 - µα(x) (2.8) A B A iris B Gambar 2.4 Operasi pada himpunan fuzzy 11

9 2.5 Hubungan antara Himpunan Fuzzy Pola hubungan pada himpunan tegas / klasik pada umumnya didasarkan ada dan tidaknya pola hubungan satu maupun dengan yang lainnya. Maka itu, sangat tergantung pada ada tidaknya operasi pada gimpunan fuzzy diantara elemen elemen dari dua atau lebih himpunan. Sedangkan pada hubungan fuzzy, merupakan pengembangan dan hubungan tegas/klasik yang menyebabkan adanya hubungan antara elemen elemennya secara tidak terbatas dari yang berhubungan penuh sampai dengan yang tidak hubungan sama sekali. Derajat keangotaan dalam hubungan fuzzy. Pemetaan hubungan elemen Fuzzy dari himpunan X ke Y pada diagram kartesian dinyatakan dengan R (X,Y) yang merupakan pemetaan diagram kartesian X, Y ke interval [,1], dimana besarnya pemetaan dinyatakan dalam berbagai derajat hubungan dangan pasangan yang teratur dari dua himpunan tersebut. Jika R adalah hubungan yang memetakan semua angota himpunan X ke himpunan Y, dan S adalah hubungan yang memetakan semua angota himpunan Y ke himpunan Z, maka kita dapat menentukan sebuah hubungan T yang menghubungkan angota yang sama dalam himpunan X yang berisi R ke Angota yang sama dalam himpunan Z yang berisi S. Hubungan ini yang mengunakan operasi yang dikenal dengan komposisi. Noptasi hubungan fuzzy dari R dan S dinyatakan sebagai berikut: 12

10 X1 y1 a1 y2 a2 X2 a3 a4 R(X,Y) = S(Y,Z) = X3 a6 a5 y1 y2 z1 z2 b1 b2 b3 b4 Hubungan fuzzy T dapat dituliskan sebagai T = R o S. Hubungan fuzzy R dan S ditunjukkan dalam grafik fuzzy pada gambar 2.5. X Y Z X1 y1 Z1 X2 X3 R y2 S Z2 Gambar 2.5 Pemetaan hubungan fuzzy R dan S 2.6 Logika dan aturan Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu sistem logika yang dikembangkan berdasarkan teori himpunan fuzzy. Berbeda dengan logika tradisional yang hanya memiliki 2 harga yaitu satu dan nol atau sering disebut logika benar atau salah. Pada sistem logika fuzzy terdapat banyak nilai yang terletak pada interval 1 sampai dengan nol sehingga nilainya menjadi beragam tergantung dari bobotnya. 13

11 Jika bobotnya kecil misalnya.2 maka artinya kebenaranya sangat kecil sebaliknya jika nilai bobotnya.8 maka nilainya mendekati kebenaran. Oleh karena itu, logika fuzzy dapat mewakili jalan pikiran manusia. Kelebihan lain dari logika fuzzy adalah variable linguistic, dimana pada variable ini digunakan ungkapan / bahasa yang biasa dipakai sehari sehari untuk menyatakan suatu kondisi. Table 1 di bawah ini menjelaskan mengenai pengunaan variable linguistik. Variabel Linguistik Kecepatan Usia Suhu Jarak Nilai Nilai / Bobot Linguistik Lambat, Sedang, Cepat Anak anak, Remaja, Dewasa, Tua Dingin, Hangat, Panas Dekat, Sedang, Jauh Kecil, Sedang, Besar Tabel 2.1 Variabel Linguistik dan Nilai/ Bobotnya Secara umum terdapat tiga bentuk aturan fuzzy, yaitu: A. Pertanyaan Penetapan. Pertanyaan ini membatasi nilai dari suatu variable kedalam bentuk nilai / jumlah yang spesifik. Contoh : Temperaturnya Sangat Panas B. Pertanyaan Kondisional. Pertanyaan ini memiliki keterkaitan antara suatu variable dengan variable lainnya dengan model JIKA.. MAKA.. 14

12 Contoh ; JIKA x besar MAKA y kecil C. Pertanyaan tidak kondisional. Pertanyaan ini hamper sama dengan pertanyaan kondisiona, bedanya pada pertanyaan JIKA dijadikan semesta pembicaraan dari kondisi masukan dan pertanyaan tersebut selalu benar. Contoh ; RUBAH tekanannya menjadi rendah Aturan aturan fazzy merupakan himpunan pertanyaan kondisional kumpulan aturan kendali fuzzy mempengaruhi hubungan masukan masukan. 2.7 Konsep Dasar Sistem Kendali Definisi sistem kendali adalah interkoneksi beberapa komponen yang membentuk suatu konfigurasi sistem untuk memberikan respon tertentu pada periode waktu tertentu. Jadi prinsip utama sistem kendali adalah mengendalikan keluaran suatu sistem yang berupa nilai atau suatu kondisi yang diukur. Dengan memberikan nilai atau kondisi kepada controller untuk mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai sehingga keluaran tersebut sesuai dengan nilai yang diinginkan. Berdasarkan kemampuan suatu sistem dalam mengantisipasi gangguuan, sistem kendali mengaplikasikan dua sistem kendali yaitu : Sistem Kendali Terbuka (Open loop control systems) Sistem kendali tertutup (closeloop control systems) 15

13 2.7.1 Sistem Kendali Terbuka (Open Loop Control Systems) Yang dimaksud dengan sistem kendali terbuka adalah semua sistem yang keluarannya tidak berpengaruh pada proses kendali. Secara umum biasanya sistem kendali terbuka dapat dibagi dalam dua bagian yaitu : Pengendali (controller). Dalam hal ini pengendalian dapat berupa electronic computer seperti pengunaan microprosessor. Proses Kontrol atau disebut juga dengan plant seperti yang tergambar dalam diagram blok dibawah ini G (s) Referansi Masukan R (s) Pengendali U (s) Plant Keluaran C (s) Gambar 2.6 Elemen Sistem Kendali Terbuka Suatu masukan atau perintah r(t) diubah terlebih dahulu ke bentuk Laplace menjadi R(s) akan masuk ke pengendali yang keluaranya berkelakuan seperti sinyal U (s), sinyal tersebut kemudian mengendalikan proses plant dan kemudian keluaran C (s) akan menampilkan beberapa standar. Dikarenakan sistem ini tidak membandingkan antara keluaran dan masukan yang dikehendaki maka setiap masukan yang ada akan menjadi stabil, sebagai hasilnya maka ketepatan suatu sistem tergantung pada 16

14 kaliberasi alat tersebut. Jika terdapat gangguan maka sistem akan menghasilkan nilai yang tidak sesuai dengan nilai yang diinginkan. Sistem lingkar terbuka dapat juga digunakan sehari hari dengan catatan hubungan nilai referensi pada masukan dan keluarannya sudah diketahui. Serta tidak ada gangguan yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem. Secara matematis, sistem kendali lingkar terbuka dapat di tulis sebagai berikut : C (s) = R (s). G (s) Sistem Kendali Lingkar Tertutup (Close Loop Control Systems) Yang di maksud sistem kendali lingkar tertutup adalah sistem yang mengunakan Feedback (Umpan balik) dari sistem untuk menjaga kestabilan sistem. Reference masukan (set Point) akan dibandingkan dengan Feedback, yang akan menghasilkan suatu galat/ eror akan digunakan untuk membanding pengendali hingga nilai ste point sama dengan Feedback. Seperti gambar diagram blok di bawah ini : Masukan E (s) R (s) Pengendali G (s) Plant Keluaran C (s) Elemen Balikan D (s) Gambar 2.7 Sistem Kendali Lingkar Tertutup 17

15 Dasar pemikiran dari pengunaan lingkar tertutup ini adalah untuk mengurangi kesalahan antara referensi masukan dan keluaran sistem. Secara matematis sistem kendali lingkar tertutup dapat dituliskan sebagai berikut : C(s) = E(s) G(s) H(s) = C(s) D(s) C(s) = R( s) G( s) 1+ D( s) G( s) (2.1) Pada sistem Pengendalian berbasis logika Fuzzy, elemen pengendalinya digunakan pengendali logika fuzzy yang prosedur perancangannya berbeda dengan prosedur perancangan pengatur konvensional. Perbedaan dengan sistem konvensional terletak pada cara merancang pengendali sistem. Pada metode pengendalian konvensional sangat dibutuhkan persamaan atau hubungan matematis guna mendapatkan fungsi alih dari proses tersebut yang kemudian digunakan untuk mengatur plant sesuai dengan nilai yang kita inginkan. Namun ternyata tidak semua sistem dapat dirumuskan dengan hubungan matematis antara masukan dan keluaran sehingga perancangan pengendali menjadi cukup sulit untuk dipecahkan. Maka itum dicarilah sebuah penyelesaian terhadap permasalahan ini, diantaranyamengunakan perancangan pengendali Logika Fuzzy. 18

16 G (s) Masukan E (s) Masukan Pengendali fuzzy Plant Keluaran C (s) Elemen Balikan D (s) Gambar 2.8 Sistem Kendali Logika Fuzzy Struktur Dasar Pengendali Logika Fuzzy Sistem pengendali berbasis logika fuzzy pada hakekatnya adalah sistem pakar waktu nyata (real-time expert system) yang memanfaatkan logika fuzzy untuk memanipulasi Variabel variabel kualitatif. Dengan sifatnya, pengendali logika fuzzy dapat merancang dan mengendalikan plant yang sulit dimodelkan secara matematis. Hal ini disebabkan pengendali logika fuzzy dirancang langsung berdasarkan sifat sifat sistem menerangkan masukan dan keluaran melalui variable linguistic yang mudah dimengerti oleh manusia. Struktur utama pengendali berbasis logika fuzzy (Fuzzy Logic Controller FLC) pada umumnya terdiri dari empat komponen utama yaitu : Unit Fazifikasi, basis pengetahuan dasar, pengambilan keputusan, unit defazifikasi. Jika keluaran dari defazifikasi bukan sebuah aksi kendali untuk sebuah plant, maka sistem tersebut dinamakan sistem logika keputusan (Fuzzy logic decision systems). 19

17 Basis Pengaturan Basis Data, Basis Aturan, Basis Data Fazifikasi Fuzzy Unit Pengambilan Keputusan Fuzzy Defazifikasi Proses Keluaran & Pertanyaan Kendali sinyal Crisp/tegas Proses Gambar 2.9 Struktur dasar Logika Pengendali Fuzzy Fazifikasi Fazifikasi adalah pemetaan dari masukan tegas ke himpunan fuzzy. Dalam proses ini, semua masukan tegas hasil pengukuran baik oleh sensor maupun transduser dipetakan ke dalam himpunan fuzzy. Secara simbolik, proses fazifikasi di lakukan oleh operator fazifikasi dan di tulis seperti X = Fuzifier (x o ) Dimana x o merupakan masukan tegas dari suatu proses, X adalah suatu himpunan fuzzy dan fuzifier merupakan operator fazifikasi. Biasanya metode fazifikasi yang di pakai dengan memberlakukan masukan crips yang diperoleh sebagai himpunan fuzzy tunggal (singleton) yaitu dengan mengasumsikan x o dianggap suatu himpunan fuzzy yang fungsi keangotaannya µ(x) = kecuali untuk titik x o yang fungsi keangotaanya µ(x) = 1. 2

18 Basis Pengetahuan Basis Pengetahuan dari sebuah FLC terdiri dari 2 informasi yaitu : 1. Basis Data Basis data berfungsi untuk mendefinisikan himpunan fuzzy atas masukan dan keluaran agar dapat digunakan oleh kaidah kendali linguistic pada basis kaidah. Bagian ini menggambarkan himpunan fuzzy beserta fungsi keangotaannya untuk masing masing variable sistem. Perancangan basis data terdiri atas 3 proses yaitu: Proses Kuantisasi Proses pembagian ruang masukan dan keluaran Proses Pemilihan Fungsi keanggotaan. 2 Basis Aturan Pengetahuan logika fuzzy ditentukan oleh seperangkat peraturan yang tersusun atas variable linguistic beserta nilai nilainya. Variabel tersebut digunakan untuk menyatakan kondisi masukan dan keluaran sistem akibat masukan yang di berikan. Batasan kondisi inidi sebut aturan fuzzy yang nantinya mambentuk basis kaidah pengendali logika fuzzy yang formulanya sebagai berikut : Jika (masukan) maka (keluaran) Untuk sistem kendali satu masukan dan satu keluaran (siso), kaidah pengendaliannya berbentuk : Jika x adalah A maka y adalah B 21

19 Sedangkan untuk sistem yang banyak masukan dan satu keluaran (MISO) adalah : K1 : JIKA x 1 adalah A 1 1 dan.. x n adalah A 1 n MAKA Z adalah P 1 KJ : JIKA x 1 adalah A j 1 dan.. x n adalah A j n MAKA Z adalah P 1 Dimana x1,x2,x3,..,xn merupakan masukan pengendali dan Z merupakan keluarannya yang masing masing dinyatakan oleh variable linguistik A 1 j, A 2 j,.., A n j dan P j merupakan nilai nilai linguistic. J merupakan jumlah dari aturan fuzzy. Proses untuk menentukan basis aturan bagi suatu pengendali logika fuzzy terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Pemilihan variable masukan dan keluaran Pemilihan variable linguistic yang sesuai Penurunan kaidah aturan fuzzy. Fungsi utama basis aturan adalah untuk merespresentasikan pengetahuan para ahli dalam bentuk struktur aturan JIKA MAKA. Secara umum, ada empat metode untuk mendapatkan aturan kendali fuzzy yaitu : 1. Pengetahuan para ahli dan pengetahuan untuk teknik kendali. Metode ini adalah struktur yang sederhana dari keempat metode yang ada dan juga termasuk salah satu yang paling sering digunakan. Metode ini berdasarkan pada pengambilan aturan 22

20 aturan dari pengalaman berdasarkan pengetahuan dari operator proses dan pengendalian teknik. 2. Berdasarkan aksi kendali operator Metode ini mencoba untuk membuat model dari kemampuan kerja operator dalam bentuk implikasi fuzzy yang mengunakan masukan masukan data yang di hubungkan dengan cara pengendaliannya. Landasan metode ini terletak pada kemudahan untuk membuat model cara kerja operator dari pada untuk membuat model sebuah proses, karena variable variable masukan dari model sebuah proses, karena model variable- variable masukan dari model biasanya didapat dengan cara bertanya kepada operator mengenai informasi yang ia gunakan dalam kerja pengendaliannya. 3. Berdasarkan pada model fuzzy dari sebuah proses. Dalam pendekatan bahasa, karakteristik yang dinamis suatu proses kendali dapat dilihat sebagai sebuah model fuzzy dari proses. Berdasarkan model fuzzy, kita dapat mengahasilkan sebuah set aturan kendali fuzzy untuk mendapatkan penampilan yang optimal dari sebuah sistem yang dinamis. Walaupun pendekatan ini lebih komplikatif, namun menghasilkan penampilan yang lebih baik serta mengehasilkan struktur yang lebih mudah diketahui. 4. Berdasarkan pembelajaran Banyak FLC dibuat untuk menandingi kebiasaan pengambilan keputusan oleh manusia. Sekarang ini, banyak dari usaha yang 23

21 dilakukan para peneliti difokuskan untuk menandingi human learning (pembelajaran manusia) serta kemampuan untuk membuat aturan kendali fuzzy dan memodifikasinya berdasarkan pengalaman Unit Pengambilan Keputusan (Fuzzy inferensi) Setelah fungsi keangotaan untuk variable masukan dan keluarannya ditentukan, basis aturan pengendalian dapat dikembangkan untuk menghubungkan aksi keluaran pengendalian terhadap kondisi masukannya. Tahap ini disebut sebagai tahap inferensi, yakni bagian penentuan aturan dari sistem logika fuzzy. Misalkan terdapat dua kaidah kendali fuzzy : K1 : Jika x adalah A 1 dan y adalah B 1 maka z adalah C 1 K1 : Jika x adalah A 2 dan y adalah B 2 maka z adalah C 2 Faktor bobot dari aturan diatas dinyatakan dengan α1 dan α2 dengan nilai : α 1 = µ A1 (x) ^ µ B1 (y ) α2 = µ A1 (x) ^ µ B2 (y ) dimana x dan y merupakan data masukan. Untuk menjelaskan fungsi implikasi fuzzy, terdapat dua metode inferensi yang paling popular, yakni metoda inferensi max min mamdani dan metode implikasi max-product dari Larsen. a. Metode pengetahuan operasi minimum mamdani. Metode ini menggunakan aturan operasi minimum mamdani dengan cara mengambil keputusan kendali ke I menghasilkan 24

22 keputusan akhir kendali : µ Ci (X ) = α i ^ µci(y) sedangkan fungsi keangotaan µ C dari konsekwensi C diberikan oleh : µ C (w) = µc 1 V µc 2 = [ α 1 ^ µc 1 (W)] V [ α 1 ^ µc 2 (w)] (2.11) b. Metode Max Product Larsen Metode Max-product mengunakan aturan perkalian Larsen dengan cara mengambil keputusan kendali ke-i dinyatakan dengan µ Ci (x) = α I. µ Ci (x) Kemudian keangotaan dari konsekwensi C diberikan oleh : µ C (w) = µc 1 V µc 2 = [ α 1 ^ µc 1 (W)] V [ α 1 ^ µc 2 (w)] (2.12) 25

23 µ A1 µ B1 µ C1 1 B2 C1 u V W µ A2 A2 µ B2 µ C3 1 B2 1 C2 X u y Max min W µ C 1 Gambar 2.1 Inferensi fuzzy dengan metode minimal Mamdani W 26

24 µ A1 µ B1 µ C1 A1 B2 1 C1 u V W µ A2 A2 µ B2 µ C3 B2 1 1 C2 X u y Max min W µ C 1 W Gambar 2.11 Inferensi Mak Product larsen Defazifikasi Setelah dilakukan evaluasi atas masukan dan menerapkan basis aturannya, pengendali logika fuzzy menhasilkan keluaran untuk diberikan kepada sistem yang dikendalikannya. Hal ini dilakukan misalnyadengan cara mengeluarkan tegangan atau arus listrik pada nilai tertentu untuk mengendalikan kecepatan putaran motor. Pengendalian logika fuzzy 27

25 harus mengubah variable keluaran fuzzy menjadi nilai nilai tegas yang dapat digunakan untuk mengendalikan sistem. Proses ini disebut sebagai defazifikasi yang dituliskan sebagai : Zo = defuzzifier (z) Fungsi keangotaan masukan bernilai dan aturan yang dikenakan padanya menentukan keangotaan relatif dalam fungsi keluaran. Besarnya keangotaan relative yang di berikan pada variable masukan, sebagaimana ditentukan oleh aturan yang diberlakukan. Terdapat empat metode defazifikasi untuk mengubah masukan fuzzy menjadi keluaran crips yaitu : a. Metode Kriteria Maksimum Bagan ini terbatas untuk fungsi keluaran puncak. Metode ini ditulis dalam bentuk aljabar : m(x) 5 Z* Z Gambar 2.12 Metode Kriteria Maksimum b. Metode perhitungan titik pusat (centroid calculation defazzification). Prosedur ini adalah yang paling banyak secara fisik menampilkan semua metode defuzzifikasi. Metode ini ditulis dalam bentuk aljaba: 28

26 M(x) 1 5 Z* Z Gambar 2.13 Metode Perhitungan Titik Pusat c. Metode rata rata maksimum Metode ini hanya berlaku untuk fungsi anggota keluaran yang simentris. Metode ini di bentuk dengan menimbang setiap fungsi anggota pada keluaran dengan nilai anggota maksimum, Z. Metode ini ditulis dalam bentuk aljabar : m(x) 1 Z1 Z2 Z Gambar 2.14 Metode Penegasan Perhitungan berat rata rata d. Metode anggota Mean-Max Metode ini berhubungan dengan metode yang pertama, kecuali bahwa lokasi dari anggota maksimum dapat menjadi umum. Metode ini ditulis dalam bentuk : m(x) 1 a Z* b Gambar 2.15 Metode Perhitungan Mean-Max 29

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas perancangan serta penerapan pengendalian berbasis logika fuzzy pada sistem Fuzzy Logic Sebagai Kendali Pendingin Ruangan Menggunakan MATLAB. Dan simulasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HIMPUNAN CRIPS Himpunan adalah suatu kumpulan objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Suatu himpunan harus terdefinisi secara tegas, artinya untuk setiap objek selalu

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab landasan teori bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai metode atau pun teori yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat membangun pemahaman yang sama antara

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

Logika Himpunan Fuzzy

Logika Himpunan Fuzzy Logika Himpunan Fuzzy 1 Fungsi Keanggotaan untuk crisp logic True False 1 0 80F Panas Temperature f temperature >= 25C, Panas (1 atau Benar); f temperature < 25C, tidak Panas (0 atau Salah). Fungsi keanggotaan

Lebih terperinci

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB Metode Fuzzy Analisis Keputusan TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Logika Klasik dan Proposisi Himpunan Fuzzy Logika Fuzzy Operasi Fuzzy Contoh Pendahuluan Penggunaan istilah samar yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy. Chapter 7 Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

Relasi Tegas (Crips Relation)

Relasi Tegas (Crips Relation) Logika Fuzzy (3) 1 Cartesian Product Terdapat dua himpunan A = {0, 1} dan B = {a, b, c}. Maka beberapa variasi hasil-kali kartesian (cartesian product) dapat dituliskan sebagai berikut: 2 Relasi Tegas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG Nazrul Effendy, M. Heikal Hasan dan Febry Wikatmono Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta Indah Puspita, Erma Suryani, Agus Maman Abadi Program Studi

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada tahun 1965 yang merupakan guru besar di University of California Berkeley pada papernya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang HIMPUNAN FUZZY MATERI KULIAH (PERTEMUAN 2,3) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Pokok Bahasan Sistem fuzzy Logika fuzzy Aplikasi

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST LOGIKA FUZZY By: Intan Cahyanti K, ST Pengertian Adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Skema Logika Fuzzy Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN Zulaikah 1, Wahyudi, ST, MT 2, Trias Andromeda, ST, MT 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Denny Cristiono T.S., Yugowati P.,Sri Yulianto J.P. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen

Lebih terperinci

Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Permintaan dan Persediaan Dengan Logika Fuzzy Menggunakan Metode Mamdani

Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Permintaan dan Persediaan Dengan Logika Fuzzy Menggunakan Metode Mamdani Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Permintaan dan Persediaan Dengan Logika Fuzzy Menggunakan Metode Mamdani Anitaria Simanullang 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED anitaria.simanullang@gmail.com

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Logika Fuzzy Farah Zakiyah Rahmanti 2016 Topik Bahasa Alami Crisp Logic VS Fuzzy Logic Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Fuzzifikasi (Fuzzyfication) Inferensi (Inference) Komposisi (Composition)

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR GAMBAR. viii. DAFTAR TABEL. x. DAFTAR LAMPIRAN.. xi. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah..

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR GAMBAR. viii. DAFTAR TABEL. x. DAFTAR LAMPIRAN.. xi. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah.. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI. iv DAFTAR GAMBAR. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR LAMPIRAN.. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah.. 1 1.1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi :

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi : BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem analisis investasi perbankan untuk usaha kecil dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 7 TEORI HIMPUNAN FUZZY

BAB 7 TEORI HIMPUNAN FUZZY 7 TEORI HIMPUNN FUZZY Himpunan fuzzy (fuzzy set) adalah generalisasi konsep himpunan ordiner. Untuk semesta wacana (universe of discourse) U, himpunan fuzzy ditentukan oleh fungsi yang memetakan anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Mobil Mesin terdiri atas beberapa bagian yang memiliki fungsinya masingmaning. Bagian-bagian atau komponen-komponen tersebut bekerja bersama-sama untuk menghasilkan

Lebih terperinci

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Seminar Nasional Informatika 23 (semnasif 23) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 8 Mei 23 FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Sundari Retno Andani ) ) AMIK Tunas Bangsa

Lebih terperinci

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *)

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) Abstract Fuzzy control is one of the controller alternative using expert

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan dalam situasi tertentu. Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Himpunan fuzzy adalah bentuk umum himpunan biasa yang memiliki tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Himpunan fuzzy adalah bentuk umum himpunan biasa yang memiliki tingkat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy adalah bentuk umum himpunan biasa yang memiliki tingkat keanggotaan dari tiap-tiap elemen yang dibatasi dengan interval [ 0, 1 ]. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar Sistem Fuzzy Sistem Pakar Pendahuluan Manusia cenderung menggunakan bahasa dalam bentuk sesuatu yang dapat dipahami secara umum, bukan dalam bentuk bahasa matematika yang mementingkan akurasi. Misalkan,

Lebih terperinci

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman

Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ. Muhammad Reza Budiman Presentasi TA DETEKSI PENYAKIT PARU-PARU OBSTRUKTIF KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT XYZ Muhammad Reza Budiman 5209100075 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 13 Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani Ghulam Abdul Malik, Agus Maman Abadi Prodi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN: 2460-6464 Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum 1 Fitria Tri Suwarmi, 2 M. Yusuf Fajar,

Lebih terperinci

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar Contoh forward chaining & backward chaining Ketidakpastian dalam Sistem Pakar Teori Peluang Teori Bayes Jaringan Bayes Faktor Kepastian Kecerdasan Buatan Pertemuan

Lebih terperinci

BAB VII LOGIKA FUZZY

BAB VII LOGIKA FUZZY BAB VII LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Skema logika fuzzy : Antara input dan output terdapat suatu kotak hitam yang harus memetakan

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan Amerika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Objek ini disebut elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan (Frans

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) Junius_Effendi* Email : Cyberpga@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Fuzzy Logic Fuzzy logic pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasi pikiran manusia

Lebih terperinci

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU) STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU) Desi Vinsensia Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara

Lebih terperinci

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Edwin Romelta / 13508052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KECEPATAN KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE MAMDANI

PENGENDALIAN KECEPATAN KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE MAMDANI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. (204), hal 39-46. PENGENDALIAN KECEPATAN KENDARAAN RODA EMPAT DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE MAMDANI Yoakim Marinus

Lebih terperinci

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar Contoh forward chaining & backward chaining Ketidakpastian dalam Sistem Pakar Teori Peluang Teori Bayes Jaringan Bayes Faktor Kepastian Kecerdasan Buatan Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC) PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC) Kartina Diah KW,ST1), Zulfa Noviardi2) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap harinya. Beras memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Implementasi Metode Fuzzy Logic Controller Pada Kontrol Posisi Lengan Robot 1 DOF

Implementasi Metode Fuzzy Logic Controller Pada Kontrol Posisi Lengan Robot 1 DOF Implementasi Metode Fuzzy Logic Controller Pada Kontrol Posisi Lengan Robot 1 DOF ndik Yulianto 1), gus Salim 2), Erwin Sukma Bukardi 3) Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Internasional

Lebih terperinci

Ci Crisp Logic. Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh:

Ci Crisp Logic. Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh: Logika Fuzzy 1 Teori Dasar Ci Crisp Logic Crisp logic is concerned with absolutes-true or false, there is no in-between. Contoh: Rule: If the temperature is higher than 80F, it is hot; otherwise, it is

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Lingga Dwi Putra 1, Joke Pratilastiarso 2, Endro Wahjono 3 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS) dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Hilda Lutfiah, Amar Sumarsa 2, dan Sri Setyaningsih 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian terdahulu, teori himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

Tujuan Pengendalian 1. Keamanan (safety) 2. Batasan Operasional (Operability) 3. Ekonomi Pengendalian keamanan (safety) reaktor eksotermis isu-isu lin

Tujuan Pengendalian 1. Keamanan (safety) 2. Batasan Operasional (Operability) 3. Ekonomi Pengendalian keamanan (safety) reaktor eksotermis isu-isu lin Bab01 Pendahuluan Kompetensi 1. mampu menjelaskan pentingnya sistem dalam industri kimia a) menjelaskan syarat beroperasinya suatu pabrik b) menjelaskan mengapa pabrik tidak dapat berjalan steady c) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian... xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian...iii Lembar Pengesahan Pengujian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK 1 Evaluasi Kinerja Pelayanan Perawat Menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani ( Studi Kasus : Puskesmas Bonang 1 Demak) ARIS MUTHOHAR Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori penunjang yang berhubungan dengan penerapan metode average-based fuzzy time series pada sistem peramalan jumlah penjualan distributor telur. 2.1 Peramalan Peramalan

Lebih terperinci