BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Pembelajaran Mind Mapping Metode pembelajaran mind mapping merupakan temuan Tony Buzan. Buzan, yang oleh banyak kalangan disetarakan kehebatannya dengan Stephen Hawking (jika Hawking ahli mengeksplorasi ruang angkasa, Buzan ahli dalam mengeksplorasi otak), menemukan mind mapping pada 1970-an. Sejak 1975, bersama Micahel J. Gelb, Buzan mengembangkan mind mapping sebagai alat untuk melatih orang berpikir dengan lebih berdayaguna. Metode pembelajaran mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak manusia yang menakjubkan ( Tony Buzan, 2010: 12). Selain itu mind mapping menurut Tony Buzan (2010: 4) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak-mind Maping adalah cara mencatat kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Dengan mind mapping daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja otak dalam melakukan berbagai hal. DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa mind mapping menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. mind mapping ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Metode pembelajaran mind mapping adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak (Edward, 2009: 64). Lebih lanjut Buzan (2007: 4) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam mind 7

2 8 mapping sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. mind mapping membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam mind mapping, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2010: 9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat. Ada beberapa petunjuk dan langkah langkah dalam membuat metode pembelajaran mind mapping, sebelum membuat sebuah peta dan pensil warna, otak serta imajinasi. pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna,otak serta imajinasi, Buzan (2010:15) mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat mind mapping yaitu sebagai berikut: 1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar,karena memulai dari tengah memberi kebebasan pada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami. 2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Gambar sentral akan lebih menarik kita tetap terfokus,membantu kita berkonsentrasi,dan mengaktifkan otak. 3. Menggunakan warna yang menarik,karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar, warna membuat mind mapping lebih hidup menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan. 4. Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabangcabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. Karena otak berkerja menurut asosiasi. Otak seneng mengaitkan dua atau tiga

3 9 atau empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. 5. Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus karena akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. 6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena dengan kata kunci tunggal dapat memberi banyak daya dan flksibilitas kepada mind Map. 7. Gunakan gambar,karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Adapun kelebihan langkah langkah diatas adalah memberi bentuk ringkas sebuah materi yang luas,menarik dan memberi kebebasan otak untuk berkreasi. Sedangkan kekurangannya adalah ketika mengaitkan empat hal sekaligus sehingga membuat mind map hanya akan dipahami oleh pembuat, sementara itu orang lain yang membaca butuh waktu cukup lama untuk mempelajarinya karena hanya dibantu satu kata kunci tiap garisnya. Solusinya kata kunci dibantu atau ditambahi dua atau lebih kata keterangan.selain itu penggunaan gambar dalam mind map yang bisa bermakna seribu kata. Hal ini terkadang bisa menimbulkan perbedaan penafsiran orang yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu penggunaan gambar dalam mind map sebaiknya dilengkapi dengan kata di bawah gambar yang menerangkan gambar apa itu. Langkah langkah membuat mind mapping menurut Muhammad Noer ( dalam membuat mind mapping adalah sebagai berikut: 1. Buatlah judul di tengah-tengah catatan yang hendak kita buat, dengan menggunakan warna yang disukai anak. 2. Buatlah cabang-cabang utama, Setiap cabang sebaiknya menggunakan warna yang berbeda-beda untuk memudahkan asosiasi. 3. Mengembangkan cabang cabang utama dengan menambahkan gambar atau ilustrasi untuk memudahkan setiap asosiasi pada tiap cabang.

4 10 4. Mengembangkan cabang cabang berikutnya dengan menambahkan gambar- gambar. Kelebihan pada langkah langkah di atas adalah Bentuk cukup sederhana sehingga lebih memudahkan dalam penafsiran.menarik dan tidak membosankan karena penggunaan gambar dan garis dengan warna berbeda. Sedangkan kekurangan penggunaan warna berbeda pada cabang utama terkadang bisa membuat otak menjadi pusing dan muncul ketidakpahaman atas maksud dari cabang utama tersebut.solusinya adalah akan lebih baik jika kita menggunakan warna yang sama pada cabang utama agar menyamakan persepsi. Variasi warna bisa kita lakukan ketika membuat cabang dari cabang utama,garisnya kita beri warna berbeda dari warna garis cabang utama, demikian seterusnya. Kita akan mendapatkan variasi warna berbeda dari kelompok tiap cabang. Langkah-langkah membuat mind mapping menurut Gordon Dryden dan jeannette,vos ( adalah sebagai berikut: 1. Bayangkan sel-sel otak (neuron) Anda seperti pohon, masing-masing menyimpan informasi yang berhubungan pada cabang-cabangnya. 2. Susunlah kembali poin-poin kunci, dari topik mana pun yang ingin Anda keluarkan atau Anda serap, di atas selembar kertas putih sebagaimana bentuk pohon (neuron) yang bercabang-cabang. 3. Mulailah dengan gagasan inti, biasanya dengan satu simbol, di tengah halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar di sekelilingnya. 4. Usahakan mencatat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin yang ingin Anda ingat atau tampakkan, satu tema utama untuk setiap cabang. 5. Letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama, masing-masing membentuk sub cabang. 6. Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang berhubungan. 7. Lukislah sebanyak mungkin gambar atau simbol. 8. Ketika Anda melengkapi setiap cabang, lingkari dengan garis batas berwarna.

5 11 9. Kembangkan terus setiap cabang secara teratur. Ada kemungkinan cabang yang membesar dan banyak dapat kita pisahkan untuk menjadi mind mapping yang baru, dan seterusnya. Kelebihan dari langkah-langkah di atas adalah Kita bisa menghasilkan mind map sebanyak mungkin dan tiap kajian akan terus dikaji sampai pada batas maksimal. Selain itu akan menarik karena berbentuk pohon yang berwarna. Sementara kekurangan dari langkah- langkah diatas adalah bisa melebar dan keluar dari ide pokok yang ditentukan pada mulanya, akibat dari tidak terbatasnya pengembangan tiap cabang. Sehingga terkadang penekanannya tidak pada topik utama tapi pada topic lain yang dianggap lebih menarik setelah dikaji. Solusinya adalah penentuan dan penetapan batasan pengembangan mind map. Batasannya adalah pengembangan mind map dihentikan ketika pengembangannya sudah keluar dari topik utama yang akan dibahas. Dari beberapa pendapat di atas, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Memberikan kertas kosong kepada siswa. 2. Menuliskan judul/tema pada kertas kosong tersebut dengan sisi yang panjangnya diletakkan secara mendatar. 3. Membuat cabang-cabang utama dengan garis tebal dengan berbagai warna yang berbeda. 4. Siswa menuliskan kata kunci untuk setiap cabang bisa dalam bentuk tulisan maupun simbol. 5. Mengembangkan cabang cabang utama dengan garis melengkung. 6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Dalam membuat mind mapping juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf kapital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan mind mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan.

6 12 Metode pembelajaran mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bias diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu mind mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menajubkan. mind mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan mind mapping. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind mapping. Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Kegunaan Metode Pembelajaran Mind Mapping Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2010:6), metode pembelajaran mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk

7 13 bidang pendidikan. Kegunaan metode pembelajaran mind mapping dalam bidang pendidikan: a. Mengaktifkan seluruh otak. b. Membereskan akal dari kekusutan mental. c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan. d. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah. e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian. f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya. g. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Selain itu menurut Buzan (2010:54-130). Disamping itu, Metode pembelajaran mind mapping juga dapat bermanfaat untuk : 1. Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis. 2. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar. 3. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan. 4. Membuat rencana atau kerangka cerita. 5. Mengembangkan sebuah ide. 6. Membuat perencanaan sasaran pribadi. 7. Memulai usaha baru. 8. Meringkas isi sebuah buku. 9. Fleksibel. 10. Dapat memusatkan pemahaman. 11. Menigkatkan pemahaman. 12. Menyenangkan dan mudah diingat.

8 14 Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind Mapping: a. Kertas polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengahtengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna. b. Garis lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat. c. Menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat. d. Menggunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi. e. Menggunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs. f. Menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1. Terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis mind mapping, yaitu: a. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk

9 15 pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master mind mapping yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan. b. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview. c. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan. d. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajariulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

10 16 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Mind Mapping Dilihat dari hakikat dan karakteristik, kelebihan metode pembelajaran mind mapping dapat dikekumukakan sebagai berikut: a. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas. b. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya. c. Catatan lebih padat dan jelas. d. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan. e. Catatan lebih terfokus pada inti materi. f. Mudah melihat gambaran keseluruhan. g. Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan. h. Memudahkan penambahan informasi baru. i. Pengkajian ulang bisa lebih cepat. j. Bersifat unik. Sedangkan kelemahan metode pembelajaran mind mapping adalah: 1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat. 2. Tidak sepenuhnya terjadi proses pada siswa yang kurang antusias. 3. Mind mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind mapping siswa Hasil Belajar. Menurut Sudjana, (2004 : 22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan kemampuan yang menurut Horwart Kingsley dalam bukunya menurut Sudjana, (2004 : 22) dibedakan menjadi tiga macam kemampuan (hasil belajar) yaitu : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Ketiga hasil belajar (kemampuan) itulah yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil belajar ini dapat dilihat

11 17 dari dua sisi siswa, seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999). Ia memandang dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.untuk memperoleh hasil belajar, diperlukan penilaian/ dilakukan evaluasi pada siswa yang merupakan tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dengan evaluasi pendidik juga dapat mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Jadi penilaian atau evaluasi hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu ( Samsul Hadi dan Rukiyah, 2009) Menurut Nurkancana (1990:11), mendefinisikan hasil belajar adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan seseorang untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Menurut Hamalik (2002: 146) hasil belajar itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran d sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan psikis (Susianha, 2009).

12 18 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar, yaitu kemampuan keterampilan dan kebiasaan, kemampuan keterampilan dan kebiasaan, kemampuan pengetahuan dan pengarahan serta kemampuan sikap dan cita-cita, yang dipandang dari dua sisi yaitu siswa dari siswa ( ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor) dan sisi dari guru yaitu terselesainya bahan pelajaran. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa, misalnya kecerdasan, bakat, minat, dan motifasi. Faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar siswa, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dll yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dan non tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar digunakan guru sebagai ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh dari aktivitas pengukuran. Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Alat untuk melakukan pengukuran ini dapat berupa alat ukur standar seperti meter, kilogram, liter dan sebagainya, termasuk ukuran-ukuran subyektif yang bersifat relatif, seperti depa, jengkal, sebentar lagi, dan lain-lain. Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu. Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Jadi

13 19 pengukuran memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran tertentu sehingga data yang dihasilkan adalah data kuantitatif. Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket. Berdasarkan pengertian pengukuran yang telah dipaparkan untuk mengukur hasil belajar siswa digunakanlah alat penilaian hasil belajar. Penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Teknik yang dapat digunakan dalam asesmen pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik tes dan non tes, antara lain: 1. Tes Secara sederhana tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugastugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes dan dalam kaitan dengan pembelajaran aspek tersebut adalah indikator pencapaian kompetensi. Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan (Calongesi, 1995). Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau soal tersebut. Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Jadi kesimpulan dari pengertian tes adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan menggunakan langkah langkah dan kriteria - kriteria yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah teknik tes :

14 20 a. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan 1. Tes Tertulis Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal maupun jawabannya. 2. Tes Lesan Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya dalam bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki rambu-rambu penyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes lisan biasanya tidak menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen asesmen yang lain. 3. Tes Unjuk Kerja Pada Tes ini siswa diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor. b. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya 1. Tes Esai (Essay-type Test) Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan gagasan-gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 2. Tes Jawaban Pendek Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes diminta menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esai, tetapi memberikan jawaban-jawaban pendek dalam bentuk rangkaian kata-kata pendek, katakata lepas maupun angka-angka. 3. Tes objektif Tes objektif adalah adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test). 2. Non Tes Teknik non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes, yaitu:

15 21 2. Observasi Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar siswa, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik tanpa menggunakan instrumen. 3. Wawancara Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian siswa. 4. Task Analysis (Analisis Tugas) Dipergunakan untuk menentukan komponen utama dari suatu tugas dan menyusun skills dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar komponen tugas dan daftar skills yang diperlukan. 5. Komposisi dan Presentasi Siswa menulis dan menyajikan karyanya. 6. Proyek Individu dan Kelompok Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat digunakan untuk individu maupun kelompok Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik atau cara pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap. Alat yang dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dinamakan dengan instrumen. Instrumen sendiri terdiri atas instrumen butir-butir soal apabila cara pengukuran dilakukan dengan menggunakan tes, dan apabila pengukuran dilakukan dengan cara mengamati atau mengobservasi dapat menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, pengukuran dengan teknik skala sikap dapat menggunakan instrumen butir-butir pernyataan. Instrumen sebagai alat yang digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran maupun kompetensi yang dimiliki siswa haruslah valid, maksudnya adalah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya skor

16 22 siswa yang diperoleh dari skor tes, menyimak, diskusi,kerja lapangan dan presentasi. Dalam membuat alat ukur yang akan digunakan haruslah membuat kisikisi. Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) adalah format atau matriks pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang kemampuan tertentu. Penyusunan kisi-kisi ini digunakan untuk pedoman menyusun atau menulis soal menjadi perangkat tes. Dalam menyusun kisi-kisi soal menurut Wardani Naniek Sulistya dkk, (2010, ) menjelaskan bahwa Indikator perilaku dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas. Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom dan kawan-kawan yang kemudian direvisi oleh Krathwoll (2001). Revisi Krathwoll terhadap tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6) Pembelajaran Tematik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2009:1) menyatakan Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut: a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidakdibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.

17 23 b. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. c. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbgai aspek kehidupan. d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang. e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi. Adapun keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut: a. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar. b. Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. c. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar. d. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas. e. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga maningkatkan apresiasi dan pemahaman. Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III SD pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus dicakup adalah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuna sosial, seni budaya dan keterampilan, dan pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan. Berdasar ketentuan yang terdapat di dalam struktur KTSP, pembelajaran di kelas I SD menggunakan pendekatan tematik. Pembelajaran tematik diajarkan

18 24 kepada siswa di kelas awal SD (kelas 1 sampai kelas 3) karena pada perkembangannya, mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Pembelajaran tematik dimaksudkan untuk memberikan pengalaman holistik kepada siswa sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih bermakna. Dalam pembelajaran tematik,, muatan masing-masing mata pelajaran sudah diramu secara utuh dan padu oleh guru dalam sebuah tema tertentu. Huda (2009:1-2) menyebutkan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa tahap kegiatan yang perlu diperhatikan, yaitu a. Analisis standar isi dalam kurikulum, khususnya pada muatan standar kompetensi masing-masing mata pelajaran. b. Tentukan tema pembelajaran untuk mengikat standar kompetensi berbagai mata pelajaran tersebut menjadi sebuah ruang lingkup pembelajaran yang utuh, padu, dan bermakna. c. Tentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran terkait yang terdapat di dalam kurikulum sesuai dengan tema yang telah ditentukan. d. Tentukan indikator ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran terkait sesuai dengan tema yang telah ditentukan. e. Berdasar indikator ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, tentukan tujuan pembelajaran masing-masing mata pelajaran terkait sesuai dengan tema yang telah ditentukan. f. Rancanglah pembelajaran sesuai dengan prosedur perencanaan mengajar yang meliputi materi, langkah-langkah pembelajaran, media dan metode pembelajaran, serta evaluasi. Direktorat Pendidikan Tinggi (2009:3-4) menyatakan pembelajaran tematik memerlukan perencanaan dan pengorganisasian agar dapat berhasil dengan baik. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik, yaitu: a. memilih tema b. mengorganisir tema

19 25 c. mengumpulkan bahan dan sumber d. merancang kegiatan dan proyek e. mengimplementasikan satuan pelajaran Pencapaian tujuan pembelajaran tematik yang dapat dimiliki oleh kemampuan siswa yang standar dinamakan standar kompetensi dan dirinci ke dalam kompetensi dasar. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas II Semester 2 disajikan lebih rinci dalam tabel berikut ini. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Tematik Kelas II Semester 2 Tema Lingkungan Sekitar Stándar Kompetensi I. PKN 3. Menampilkan sikap demokratis II. IPS 2. Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga III. IPA 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya IV. Matematika 3.Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. V. Bahasa Indonesia Berbicara : Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita. Menulis : Menulis permulan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. Kompetensi Dasar PKN: 3.2 Menghargai suara terbanyak IPS: 2.3 Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga IPA: 3.1 mengidentifikasi sumber energi ( panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar. Matematika : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka VI. Bahasa Indonesia Berbicara : Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah di pahami orang lain. Menulis : Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi

20 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noor Jehhan dengan judul Penerapan Metode Mind mapping untuk Meningkatkatkan Berfikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa dengan Tema Peristiwa pada siswa kelas III SD N Malang Tahun 2009/2010. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan berfikir kreatif dan hasil belajar siswa dengan tema peristiwa pada siswa kelas III SD N malang Tahun 2009/2010. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan desain penelitian yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas III SD N Malang yang berjumlah 16 siswa. Pengumpulan data dilaksanakan dengan angket, observasi dan wawancara. Data yang terkumpul disusun dalam bentuk tabel dan grafik dan selanjutnya dianalisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Analisis kualitatif mendeskripsikan data hasil angket, observasi dan wawancara selama pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan pelaksanaan tindakan kelas dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan tema Peristiwa. Hal ini didasarkan pada hasil angket, observasi dan wawancara. Ketuntasan nilai siswa untuk pra siklus 45,75%, siklus I menjadi 87,50% dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 93,75%. Kelebihan dalam penelitian ini meningkatkan kekreativitasan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan tema Peristiwa. Kekurangan dalam penelitian ini adalah membutuhkan waktu yang cukup agar pemahaman siswa tentang materi semakin jelas. Solusinya ditetapkan waktu yang sesuai dengan kegiatan belajar mengajarnya. Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Tri Indah Mariana dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Kalipare 06 Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan metode Mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. (2) Mendeskripsikan hasil belajar dengan menggunakan metode Mind mapping

21 27 dalam pembelajaran PKn. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011,. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kalipare 06 Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang dengan jumlah siswa 24. Rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Dilaksanakan dalam 2 siklus. Di setiap siklus terdapat 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi, dokumentasi,wawancara. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) penerapan metode mind map dilaksanakan 2 siklus. Kegiatan inti meliputi pemberian rangkuman materi, Tanya jawab tentang materi yang telah dibaca, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan LKK, siswa memperhatikan contoh mind map yang dibuat guru seperti contoh tapi lebih dikembangkan lagi, pembahasan hasil kerja kelompok. Kegiatan akhir meliputi menyimpulkan materi dan mengerjakan soal evaluasi. (2) Hasil belajar siklus I dan II menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping mampu meningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I Ketuntasan hasil belajar mencapai 50% dengan rata-rata kelas 61,62. Hasil belajar meningkat lagi pada siklus II menjadi 80,3% dengan rata-rata 76,79. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa penerapan pembelajaran metode mind mapping dalam pembelajaran PKn materi pemerintahan desa dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya di SDN Kalipare 06 Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Kelebihan dari penelitian tersebut adalah bahwa penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara kekurangan dari penelitian tersebut adalah nilai ketuntasannya masih terlalu rendah. Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Rani Mahardika yang berjudul Penggunaan Mind Mapping untuk Meningkatkan Keaktiffan dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahun Sosial (IPS) pada Siswa Kelas VA di SDN Tanjungrejo 5 Malang. Penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan penggunaan mind mapping untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Data yang diambil meliputi: (1) penggunaan mind

22 28 mapping, (2) keaktifan siswa selama pembelajaran melalui observasi, (3) hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pre tes dan post tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mind mapping dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa kelas VA SDN Tanjungrejo 5 Malang. Hal ini ditandai pada hasil keaktifan dan nilai hasil belajar siswa yang meningkat. Hasil observasi keaktifan belajar siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I dengan persentase 60,95% meningkat menjadi 79%. Siswa yang awalnya tidak memperhatikan pembelajaran dan kurang aktif dalam pembelajaran pada siklus I menjadi aktif dalam proses pembelajaran, siswa kreatif dalam menggunakan mind mapping, akan tetapi ada beberapa kelompok yang kurang percaya diri saat diminta maju ke depan mempresentasikan hasil buatannya. Pada siklus II peneliti membagi kelompok secara heterogen karena pada siklus I beberapa kelompok menunjukkan tidak percaya diri dan siswa dilibatkan langsung seperti menggunakan mind mapping dan presentasi. Sehingga pada siklus II siswa saling membantu memberikan gagasan dalam menyelesaikan masalah, lebih percaya diri, lebih aktif dalam pembelajaran, dan siswa lebih kreatif dalam menggunakan mind mapping. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I 73,18% (27 siswa) dengan nilai rata-rata 70, terdapat 17 siswa yang belum tuntas belajar. Ini dikarenakan siswa tidak memperhatikan pembelajaran dan kurang aktif dalam pembelajaran sehingga siswa kurang menguasai materi. Pada siklus II guru mewajibkan semua kelompok maju menjelaskan mengenai mind mapping yang telah dibuatnya dan guru membimbing langsung dalam kegiatan Tanya jawab sehingga ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 81,48% (27 siswa) dengan nilai rata-rata 82. Kelebihan dari penelitian tersebut adalah keaktifan siswa meningkat dan hasil belajar pun meningkat, kekurangan dari penelitian ini adalah banyak siswa yang belum aktif dan sering ngobrol sendiri. Selain penelitian di atas penelitian serupa juga pernah di lakukan oleh Tutiek Yunita Rachmawati dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Metode Mind mapping pada Siswa Kelas IX di SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Dari penelitian tersebut bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis

23 29 cerpen. Hal ini ditandai dengan prosentase yang selalu meningkat dalam setiap siklus. Prosentase keaktifan siswa pada siklus I sebesar 54%, minat dan motivasi sebesar 65% sedangkan perhatian dan konsentrasi sebesar 65%. Pada siklus II keaktifan siswa naik sebesar 81%, perhatian dan konsentrasi sebesar 85%, sedangkan minat dan motivasi siswa sebesar 85%. Pada siklus III keaktifan siswa meningkat sebesar 92%, perhatian dan konsentrasi sebesar 100% sedangkan minat dan motivasi siswa meningkat sebesar 100%. Penerapan metode mind mapping juga dapat meningkatkan nilai siswa yang meningkat pada setiap siklus, yaitu pada siklus I sebesar 60,2; pada siklus II 67,5; sedangkan pada siklus III 71,9. Perbedaan dari penelitian Tutiek Yunita Rachmawati dengan penelitian ini adalah salah satu variabel yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran menulis cerpen, subyek penelitiannya pada siswa kelas IX di SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008, penelitianya berlangsung 3 siklus, dan simpulan dari penelitiannya adalah metode mind mapping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Kelebihan dari penelitian ini adalah metode mind mapping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen, sedangkan kekurangannya penilaian pada proses kurang maksimal. Solusiya adalah meningkatkan penilaian pada pada prosesnya. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Ari Murti, dengan judul Penggunaan Teknik Mencatat Peta Pikiran (Mind Mapping) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X SMA NEGERI 1 ROWOSARI Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011. Desain atau rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus dimana hasilnya diperoleh dari hasil tes dan non tes. Pada siklus I nilai rata-rata kelas posttest mencapai 65,96 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 52,63%, kemudian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas posttest mencapai 71,40 dengan ketuntasan belajar klasikal 55,26%, dan pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,74 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 81,58%. Dalam penggunaan model pembelajaran Mind Mapping juga mampu meningkatkan keaktifan siswa dan guru selama proses pembelajaran. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 47,22%,

24 30 dengan keaktifan guru 68%, kemudian pada siklus II keaktifan siswa 63,88%, dengan keaktifan guru 74%, kemudian pada siklus III keaktifan siswa mencapai 72,22%, dengan keaktifan guru 78%. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa model pembelajaran mind mapping mampu membantu tercapainya hasil belajar yang lebih baik, karena nilai rata-rata yang diperoleh sebelum menggunakan mind mapping adalah < 70 dan setelah menggunakan mind mapping nilai rata-rata kelas menjadi > 70. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Sejarah menggunakan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Rowosari Kabupaten Kendal. Kelebihan dengan penggunaan model Pembelalajaran dapat meningkatkan prestasi belajar, sementara kekurangan dari penelitian tersebut adalah kenaikan ketuntasan siswa begitu rendah. Solusinya perlu diperhatikan guru saat menganjar menggunakan mind mapping agar siswa lebih fokus pada mata pelajaran yg diajarkan sehingga penguasaan materi lebih baik. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang kami lakukan karena sama-sama menggunakan metode mind mapping sebagai variable untuk menyelesaikan masalah. Pada penelitian. Namun, hasil yang diamati pada penelitian peneliti lebih menekankan pada variabel hasil belajar siswa dan subjek yang digunakan adalah siswa kelas II SD Kristen 01 Wonosobo. 2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional memiliki ciri yang sangat mencolok yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Metode yang sering digunakan yaitu ceramah, guru menjelaskan materi sedangkan siswa hanya berperan pasif, siswa mendengarkan penjelasan serta ceramah dari guru, setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa, siswa mengerjakan soal yang diberikan guru hanya berbekal apa yang ia baca dan ia dengar dari penjelasan guru sebelumnya. Akhirnya hasil belajar yang diperoleh siswa rendah, banyak siswa yang tidak tuntas belajar karena nilai yang diperoleh kurang dari KKM yang ditentukan.

25 31 Berpijak bahwa asumsi belajar adalah mengalami sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, bereaksi, mengalami serta, menghayati situasi-situasi yang sebenarnya dan dengan serius terhadap berbagai aspek situasi itu demi tujuan yang nyata bagi siswa sehingga akhirnya siswa mendapatkan pengalaman sebagai kompetensi. (Revans, 1980) Seperti halnya proses pembelajaran kontekstual yang menghubungkan dan melibatkan siswa dengan dunia nyata, model ini pun lebih mengedepankan model connected knowing (menghubungkan antara pengetahuan dengan dunia nyata), dengan demikian pembelajaran dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kehidupan. Perubahan paradigma dari pembelajaran konvensional/biasa menjadi siswa yang aktif dalam pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan di kurikulum 2006 dimana siswa dituntut lebih aktif dalam setiap pembelajaran. Untuk mengatasi paragidma ini, guru mencoba menggunakan mind mapping. Mind mapping adalah sebuah pembelajaran yang menggunakan gambar peta konsep dengan gambar dan simbol-simbol sehingga pembelajaran membuat siswa aktif dan menarik bagi siswa. Langkah-langkah mind mapping sebagai berikut : a. Penjelasan tentang tugas Pembelajaran awal kepada siswa tentang topik dengan memberikan latar belakang dan proses pembuatan mind mapping b. Langkah membuat mind mapping 1. Memberikan kertas kosong kepada siswa. 2. Menuliskan judul/tema pada kertas kosong tersebut dengan sisi yang panjangnya diletakkan secara mendatar. 3. Membuat cabang-cabang utama dengan garis tebal dengan berbagai warna yang berbeda. 4. Siswa menuliskan kata kunci untuk setiap cabang bisa dalam bentuk tulisan maupun simbol. 5. Mengembangkan cabang cabang utama dengan garis melengkung. 6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka pengukuran dilakukan dengan adanya penilaian proses dan tes formatif.

26 32 Penjelasan lebih rinci disajikan dalam gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Tematik dengan Tema Lingkungan sekitar di bawah ini.

27 33 Guru menyampaikan materi dengan ceramah PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Siswa pasif mendengarkan penjelasan Guru memberikan evaluasi FASILITATOR/ PENDAMPING PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II TEMA LINGKUNGA SEKITAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING HASIL BELAJAR < KKM MEMBERIKAN KERTAS KOSONG MENULISKAN JUDUL MEMBUAT CABANG-CABANG UTAMA MENULISKAN KATA KUNCI MENGEMBANGKAN CABANG UTAMA DENGAN GARIS MELENGKUNG PENILAIAN PROSES MENGGUNAKAN KATA KANCI UNTUK SETIAP GARIS HASIL BELAJAR PENILAIAN HASIL TES TERTULIS

28 Hipotesis Peningkatan hasil belajar tema lingkungan sekitar diduga dapat dicapai melalui penggunaan metode pembelajaran mind mapping siswa kelas II SD Kristen 01 Wonosobo semester 2 tahun 2011/2012.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd

Mind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja (Bahaudin, 1999:53). Mind map adalah teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Kalipucang Kulon Kecamatan Batang Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Efektivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta

Lebih terperinci

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 Tema : Lingkungan Waktu : 4 minggu Standar Kompetensi B. Indonesia Berbicara RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mengungkapkan secara lisan beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian 4.1 Gambaran SMK T & I Kristen Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di SMK T & I Kristen Salatiga, provinsi Jawa Tengah.SMK T&I Kristen Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dari hari ke hari semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak terlepas dari berkomunikasi, Fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dalam

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat yang semakin pesat, menuntut perubahan cara dan strategi guru dalam membelajarkan siswa tentang sesuatu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA TRI SUCI MAYANG SARI Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Penelitian ini adalah Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Role Playing (model bermain peran) a Pengertian Role playing atau bermain peran menurut Zaini, dkk (2008:98) adalah suatu aktivitas pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Mind Mapping Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih dalam Slameto (2003:65)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SD Kristen 01 Wonosobo. Lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah model yang menggunakan kinerja secara diskusi atau kelompok. Hal ini didukung oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi. Dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas. Peneliti sebagai perencana kegiatan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IMPROVING FIFTH GRADER STUDENT S SCIENCE LEARNING ACTIVITY USING MIND MAPPING

IMPROVING FIFTH GRADER STUDENT S SCIENCE LEARNING ACTIVITY USING MIND MAPPING Meningkatkan Aktivitas Belajar... (Wildan Amirudin) 2.547 MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V IMPROVING FIFTH GRADER STUDENT S SCIENCE LEARNING

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar... (Faisal Arbi Harsanto) 543 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV IMPROVING THE SOCIAL LEARNING ACHIEVEMENT BY MIND MAPPING AT Oleh: Faisal

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI ISSN 5-73X PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI BINJAI Benni Aziz Jurusan Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV 126 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING DI KELAS IV IMPROVING THE SOCIAL LEARNING ACHIEVEMENT

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD PENERAPAN MODEL MIND MAP DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD Tri Lestari 1, Suripto 2, Triyono 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Slamet Riyadi No. 449,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Oleh : Fadhilaturrahmi Dosen SI PGSD STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT

Oleh : Fadhilaturrahmi   Dosen SI PGSD STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Semester IIA PGSD STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai pada Matakuliah Pendidikan Matematika SD Kelas Rendah Oleh : Fadhilaturrahmi Email

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bab 1 pasal 1 disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi

Lebih terperinci

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa Penerapan Metode Latihan Berstruktur Pada Pembelajaran Materi Persegi Panjang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli Fachry Erick Mohammad, Baharuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK. Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Kutowinangun 09 Kota Salatiga. Waktu penelitian dimulai pada awal semester

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu bagaimana cara belajar. Bukan hanya memberi sebanyak mungkin informasi melainkan mencari cara

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat materi pembelajaran saja. Karena semakin banyak

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Widia Susanti Sihombing Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ISU STRATEGI MIND MAPPING

JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ISU STRATEGI MIND MAPPING JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ISU STRATEGI MIND MAPPING Kategori : Prosiding Penulis : Elly Sukmanasa, M.Pd. PTS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap

Lebih terperinci

STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU. Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd.

STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU. Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd. STRATEGI GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM MENULIS RANGKUMAN ISI BUKU Oleh: Pritha Rizka Iriani, S.Pd. 1. Keterampilan Menulis Menurut Byrne (Syamsi, 1999: 4), pada hakikatnya menulis bukan sekedar menulis

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun

Lebih terperinci

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SEJARAH KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 JURNAL OLEH YENI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2014 Volume 17 Nomor 2 84 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA Oleh Hayaton* Hayaton,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Mas ud Zein dan Darto, pemahaman ( comprehension ) adalah kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Mas ud Zein dan Darto, pemahaman ( comprehension ) adalah kemampuan 11 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pemahaman Konsep Matematis Salah satu kemampuan yang dievaluasi dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep matematika. Menurut Mas ud Zein dan Darto, pemahaman

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII F SEMESTER GENAP SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Skripsi Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat mengeluarkan kemampuan yang tersimpan

Lebih terperinci