LANDASAN TEORI. 2.1 Interaksi Sistem Pergerakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LANDASAN TEORI. 2.1 Interaksi Sistem Pergerakan"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI.1 Interaksi Sistem Pergerakan Transportasi bukan merupakan tujuan akhir (ends) melainkan terjadi karena adanya kebutuhan (derived demmand). Sistem pergerakan (traffic flow) yang terjadi sebagai akibat dari adanya aktivitas yang dilakukan (sistem aktivitas) yang didukung dengan adanya jaringan (sistem jaringan). Sistem kegiatan merupakan fungsi dari penduduk dengan segala aktivitasnya, seperti perumahan, perkantoran, perdagangan dan sebagainya. Sedangkan sistem jaringan merupakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung terjadinya pergerakan, misalnya jaringan jalan, kereta api, pesawat terbang, terminal, pelabuhan dan sebagainya. Keseluruhan sistem diatas juga terkait dengan sistem Kelembagaan yang terdiri atas: apek legal, termasuk kebijaksanaan dan peraturan perundangan yang berlaku; aspek organisasi dengan segala SDM-nya baik lembaga pemerintah, swasta atau masyarakat; aspek keuangan. Pergerakan terjadi akibat adanya fungsi ruang yang berbeda antara tempat yang satu dengan lainnya serta adanya aktivitas di lokasi tersebut. Perbedaan fungsi ruang dan adanya aktivitas tersebut maka akan menimbulkan potensi pergerakan dalam memenuhi kebutuhannya. Pergerakan akan terjadi jika dalam pemenuhan kebutuhan tidak dapat dipenuhi di tempat tersebut akan tetapi dapat dipenuhi di tempat lainnya. Untuk memfasilitasi pergerakan tersebut maka peran perangkat transportasi sangat diperlukan sebagai fungsi dalam meningkatkan 11

2 aksesibilitas antar ruang dan mengurangi hambatan dalam proses pergerakan (Gambar -1). RUANG AKTIVITAS POTENSI PERGERAKAN PERFOMANSI PERGERAKAN Berkurangnya Hambatan Ruang Aksesibilitas Kapasitas PERANGKAT TRANSPORTASI Gambar -1 Interaksi Sistem Pergerakan Dalam gambar -1 terlihat jelas proses interakasi sistem pergerakan yang terjadi dalam suatu lokasi tertentu. Dimana untuk mengukur tingkat pergerakan dari satu lokasi ke lokasi lainnya menggunakan indikator perfomansi pergerakan, sehingga akan diketahui apakah perangkat transportasi telah mendukung pergerakan dengan baik.. Keterkaitan TIK dengan Transportasi Menurut Floeting (1999), pengaruh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap perkembangan perkotaan terutama dalam sistem transportasi tergantung pada sejauh mana pemakaian TIK di kota itu sendiri. Hampir seluruh komponen sistem perkotaan terdapat pengaruh dari kemajuan TIK, hanya sebagian saja komponen perkotaan yang sedikit pengaruhnya dari TIK. Teknologi informasi, transportasi dan bentuk kota merupakan penyebab utama dari adanya perubahan pola pergerakan masyarakat. Ketiga hal tersebut 1

3 saling berinteraksi dan memiliki korelasi yang kuat diantaranya (Wigan, 1985:14). Pola pergerakan menjadi instrumen yang penting dalam menentukan aktivitas kegiatan dalam perkotaan tersebut. Perubahan teknologi dan informasi diharapkan dapat mempengaruhi pola pergerakan, terutama pergerakan untuk aktivitas kegiatan utama. Miskipun hal tersebut tidak dapat mengurangi interaksi sosial melalui telekomunikasi. Jumlah pergerakan yang dilakukan akan mengalami peningkatan, tetapi bukan perjalanan fisik melainkan dalam bentuk perjalanan komunikasi yang menghubungkan antar manusia dimanapun berada. Namun tidak seluruh pergerakan akan mengalami penurunan, untuk kegiatan-kegiatan tertentu justru akan mengalami kenaikan sperti rekreasi dan sosial. Terkadang TIK dan transportasi akan saling mensubsitusi, tetapi setelah melewati limitasi tersebut maka salah satu hanya sekedar menjadi unsur komplementer saja (hartshorn, 199:198). Transportasi dan TIK pada mulanya seperti tampak dua hal yang berbeda dan tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Akan tetapi jika dikaji secara mendalam maka dapat ditemukan suatu hubungan yang cukup kuat antara kedua hal tersebut. Terdapat empat jenis interaksi yang mungkin terjadi antara transportasi dan TIK (Mohktarian, 1990) yaitu: 1. Hubungan subsitusi; misalnya TIK dapat menurunkan jumlah pergerakan.. Hubungan penambahan; misalnya TIK dapat secara langsung menstimulasi pergerakan 3. Hubungan efisiensi operasional, misalnya TIK meningkatkan pergerakan melalui manajemen transportasi yang lebih efisien. 4. Hubungan tidak langsung, dampak jangka panjang, misalnya telekomunikasi dapat berdampak kepada pemilihan lokasi dan penggunaan lahan, oleh karena itu dapat mempengaruhi pergerakan. Interaksi antara transportasi dan teknologi informasi tersebut dapat diuraikan dan dimodelkan sebagai berikut: 13

4 1. Hubungan subsitusi dan penambahan; misalnya TIK dapat menurunkan jumlah atau menambah pergerakan. Seperti yang telah dijelaskan pada sistem interaksi pergerakan diatas, bahwa pergerakan terjadi akibat adanya perbedaan fungsi ruang dan adanya aktivitas di suatu tempat tertentu. pergerakan akan terjadi jika kebutuhan pelaku pergerakan tidak dapat dipenuhi di salah satu tempat tersebut. Ketika pemanfaatan teknologi informasi (khususnya internet) dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas kegiatan, maka teknologi informasi tersebut akan mempengaruhi terhadap dua hal, yaitu: ruang dan personal (pelaku pergerakan). Pengaruh terhadap ruang adalah ruang menjadi lebih optimal dibandingkan sebelum memanfaatkan teknologi informasi. Sedangkan pengaruh terhadap personal (pelaku pergerakan) adalah terjadi penurunan pergerakan atau terjadi peningkatan pergerakan sebagai akibat dari banyak informasi yang diketahui. Jika fungsi ruang menjadi lebih optimal dan terjadi penurunan pergerakan maka teknologi informasi dapat mensubsitusi pergerakan. PEMANFAATAN INTERNET PERSONAL RUANG Berkurang Bertambah Ruang Lebih Optimal RUANG AKTIVITAS POTENSI PERGERAKAN PERFOMANSI PERGERAKAN Berkurangnya Hambatan Ruang Aksesibilitas PERANGKAT TRANSPORTASI Kapasitas Gambar - Model Teknologi Internet Subsitusi Pergerakan 14

5 . Hubungan efisiensi operasional, misalnya TIK meningkatkan pergerakan melalui manajemen transportasi yang lebih efisien. Untuk mengukur efisiensi pergerakan digunakan fungsi nilai utilitas dari pelaku pergerakan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi maka terdapat kemungkinan bahwa pergerakan yang terjadi adalah pergerakan yang bukan bersifat fisik, jadi nilai utilitasnya adalah utilitas pada saat menggunakan teknologi internet. Jika nilai utilitas internet lebih tinggi dibandingkan dengan nilai utilitas pergerakan secara fisik maka akan terjadi efisiensi operasional pergerakan. Aktivitas Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Internet Pergerakan Melakukan Akitivitas Utilitas Melakiukan Pergerakan Terjadi Pergerakan Fisik Tidak Terjadi Pergerakan Fisik Pergerakan Bersifat Maya Nilai Dalam Kendaraan Nilai Diluar Kendaraan Nilai Operasional Kendaraan Utilitas Memanfaatkan Internet TOTAL UTILITAS PERGERAKAN Nilai Menggunakan Internet Nilai Operasional Internet TOTAL UTILITAS INTERNET Perbandingan Utilitas U I<U p U I>U p TIDAK EFISIENSI EFISIENSI Gambar -3 Model Interaksi Teknologi Internet Efisiensi Pergerakan 15

6 3. Hubungan tidak langsung dan dampak jangka panjang Hubungan tidak langsung antara transportasi dengan teknologi informasi terhadap ruang adalah dalam hal penentuan lokasi jenis ruang serta penggunaan lahan. Ketika teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk menunjang aktivitas kegiatan maka faktor teknologi informasi akan menjadi pertimbangan utama dalam penentuan lokasi ruang. Lokasi dengan tingkat akses yang rendah terhadap teknologi informasi kemungkinan besar tidak akan menjadi pilihan utama dalam menentukan ruang untuk berbagai kegiatan. Gambar -4 berikut menunjukkan interaksi tidak langsung antara teknologi informasi dan pemanfaatan ruang. PENENTUAN FUNGSI RUANG PEMANFAATAN INTERNET RUANG AKTIVITAS POTENSI PERGERAKAN PERFOMANSI PERGERAKAN Berkurangnya Hambatan Ruang Aksesibilitas PERANGKAT TRANSPORTASI Kapasitas Gambar -4 Model Interaksi Teknologi Internet Dengan Penggunaan Lahan.3 Pola Pergerakan Pengertian dasar pola pergerakan pada dasarnya dapat diartikan sebagai pergerakan pulang pergi untuk tujuan tertentu dengan jarak perjalanan dalam 16

7 satuan tertentu. dan pelaku perjalanan lebih dari 5 tahun (Mc. Leod dan Hank, 1980 dalam Tamin 1997). Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan yang tidak terlayani di suatu tempat tertentu. Kondisi ini terjadi karena berbagai aktivitas kegiatan yang dibutuhkan tidak terdapat dalam satu lokasi tertentu, sehingga orang akan bergerak melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Pergerakan yang dilakukan oleh pelaku pergerakan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis (Ofyar Z. Tamin, 000), yaitu: 1. Berdasarkan tujuan pergerakan Untuk kasus pergerakan berbasis rumah, terdapat lima kategori tujuan pergerakan yang sering dilakukan, yaitu pergerakan ke tempat kerja, pendidikan, belanja, sosial dan rekreasi. Tujuan pergerakan yang paling utama berbasis rumah adalah kerja, pendidikan dan belanja. Hal ini dikarenakan ketiga tujuan tersebut merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan primer. Sedangkan tujuan sosial an rekreasi hanya bersifat pilihan.. Berdasarkan waktu pergerakan Pergerakan pada umumnya dikelompokkan menjadi pergerakan pada jam sibuk (peak hour) dan pada jam tidak sibuk (off peak hour). 3. Berdasarkan jenis Orang Merupakan salah satu jenis pengelompokkan yang penting karena perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut sosial ekonomi. Atribut yang dimaksud adalah: - Tingkat pendapatan, pada umumnya terdapat tiga tingkat pendapatan yaitu rendah menengah dan tinggi. - Tingkat kepemilikan kendaraan, biasanya terdapat empat tingkat 0, 1, dan lebih dari kendaraan. - Ukuran dan struktur rumah tangga, semakin besar ukuran rumah tangga kemungkinan akan menimbulkan pergerakan yang lebih besar. 17

8 Pergerakan penduduk yang ada dalam suatu wilayah perkotaan apabila dikaitkan dengan keterkaitan antar wilayah ruang, dapat digolongkan menjadi empat pola pergerakan (Ofyar Z. Tamin, 000:93) yaitu: 1. Pergerakan eksternal-eksternal; pergerakan ini mempunyai zona asal dan zona tujuan yang berada di luar daerah kajian, akan tetapi dalam proses pencapaian zona tujuannya menggunakan sistem jaringan yang berada di daerah kajian.. Pergerakan internal-eksternal; pergerakan ini mempunyai salah satu zona (asal-tujuan) yang berada di luar wilayah kajian. 3. Pergerakan internal-internal.pergerakan ini mempunyai zonal asal dan tujuan yang berada di dalam daerah kajian. Tipe pergerakan inilah yang selalu diutamakan dalam proses perencanaan transportasi. 4. Pergerakan intrazona pergerakan ini mempunyai zona asal dan tujuan yang berada di dalam satu zona internal tertentu..4 Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan sebagainya. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang 18

9 lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran..4.1 Peran TIK di Bidang Pemerintahan Peran TIK di sektor pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan cukup pesat. Beberapa daerah di Indonesia sudah mengembangkan TIK untuk menunjang aktivitas kegiatan pemerintah. Salah satu contoh pengembangan TIK di daerah adalah E-government. E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya egovernment adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: GC (Governmet to Citizen), GB (Government to Business), dan GG (Government to Government). Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 4 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. () Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4) 19

10 Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus pergi ke suatu tempat untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja..4. Peran TIK di Bidang Pendidikan Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh di Perancis proyek "Flexible Learning. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang "Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)" yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat Saat itu juga (Just on Time). Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat mendatang sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, 0

11 mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan..4.3 Peran TIK di Bidang Perkantoran Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern. Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas. Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan. Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya. 1

12 .5 Dasar Teori Uji hipotesis.5.1 Konsep Dasar Pengujian Hipotesis Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada sampel (X =rata-rata; S = simpangan baku; S = varians; r = koefisien korelasi), dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi ( µ = rata-rata, = simpangan baku, σ = varians; ρ =koefisien korelasi. Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data data sampel ( lihat gambar 4.1). Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau sensus tidak melakukan pengujujian hipotesis statistik. Penelitian yang demikian dari sudut pandang statistik adalah penelitian diskriptif. Gambar -5 Hipotesis Statistik Terdapat perbedaaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan( komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Disini terdapat perbedaan lagi pengertian

13 deskriptif dalam pengertian dalam ststistik. Seperti telah dikemukanan deskriptif dalam ststistik adalah penelitian yang didasarkan pada populasi (tidak ada sampel), sedangkan deskriptif dalam penelitian menunjukan tingkat ekplanasi yaitu menanyakan tentang variabel mandiri (tidak dihubungkan atau dibandingkan). Dengan demikian, penelitian yang didasrkan pada data populasipun dapat dirumuskan hipotesis dan mengujinya. Pengujian bisa pakai statistik deskriptif atau tanpa statistik. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan alterrnatif. Pada statistik hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi atau ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang penelitian tidak mengharapkan adanya perbedaan data polulasi daengan sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan sampel. Dalam penelitian, hipotesis nol juga menyatakan tidak ada tetapi bukan tidak adanya perbedaan antara populai dan data sampel, tetapi bukan tidak ada perbedaan antara populasi dan data sampel, tetapi bisa berbentuk tidak adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, tidak adanya perbedaan antara satu variabel atau lebih pada populasi/sampel yang berbeda, dan tidak adanya perbedaan anatara yang diharapkan dengan kenyataan pada satu variabel atau lebih untuk populasi atau sampel yang sama..5. Bentuk Rumusan Hipotesis Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada satu sampel atau variabel mandiri /tidak dibandingkan dan di hubungkan), komparatif dan hubungan. 3

14 1) Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif, adalah dugaan tetang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Dalam perumusan hipotesis ststesis, antara hipotesis nol dan alternatif selalu berpasangan, bila salah satu di tolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho di tolak pasti alternatifnya diterima, Hipotesis statistik dinyatakan melalui simbol-simbol. Hipotesis ststistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis nol (Ho) dan alternatif selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang diotolak. ) Hipotesis Komparatif Hipotesis kompraratif adalah pernyataan yang menujukan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: HO : µ1 = µ Ha : µ1 µ Rumusan uji hipotesis dua pihak HO : µ1 µ Ha : µ1 < µ Rumusan uji hipotesis pihak kiri HO : µ1 µ Ha : µ1 > µ Rumusan uji hipotesis pihak Kanan 3) Hipotesis asosiatif Hipotesis asosiatif adalah suatu pertanyaan yang menunjukan dugaaan tetang hubungn antara dua variabel atau lebih Ho : Þ = 0 Ha : Þ 0 Þ = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan 4

15 .5.3 Taraf Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir yaitu a pont estimate dan interval estimate atau sering disebut convidence interrval A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai sampel. Sedangkan Interval estimate (taksiran interval) adalah sauatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval data sampel..5.4 Dua Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sempel kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu : 1. Kesalahan Tipe I adalah suatu kealahan bila menolak hipotesis nol ( Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan Alpha. Kesalahan Tipe II, adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah. Tingkat Kesalahan untuk ini dinyatakan dengan ß. Berdasarkan hal ini tersebut, makan hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan seperti tabel berikut: Keputusan Keadaan sebenarnya Hipotesis Benar Hipotesis Salah Terima Hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan Tipe II Menolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidaka membuat kesalahan Dari Tabel tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Keperluan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan.. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II. 5

16 3. Membuat keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe l. 4. Keputuasan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan..5.5 Pengujian Hipotesis Komparatif Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih. Bila Ho dalam pengujian diterima berarti nilai perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu. Gambar -6 Prinsip Dasar Pengujian Hipotesis Komparatif Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi antara lebih dari dua sampel (sering disebut k sampel). Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua yaitu variabel tidak bebas dan variabel bebas. Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih 6

17 terdapat berbagai teknik statistik yang dapat digunakan. Teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini tergantung pada bentuk komparasi dan jenis data. Untuk data interval dan rasio digunakan statistik parametris dan untuk data nominal/diskret dapat digunakan statistik non parametris. Tabel -1 Interval Rasio MACAM DATA Berbagai Teknik Statistik Untuk Menguji Hipotesis Komparatif BENTUK KORELASI Dua Sampel k Sampel Korelasi Independen Korelasi Independen t-test * dua t-test * dua sampel sampel Nomial Mc Nemar - Fisher Exact - Chi Kuadrat Two Sampel Ordinal *Statistik Parametris - Sign test - Wilcoxon Matched Pairs - Median Test - Mann-Whitney U test - Kolmogorov Smirnov - Wald- Wolfowitz - One Way Anova* - Two Way Anova - Chi Kuadrat for k Sampel - Cochran Q - Friedman - Two Way Anova - One Way Anova* - Two Way Anova - Chi Kuadrat for k Sampel - Median Extension - Kruskal-Wall - One Way Anova Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa dalam pengujian hipotesis komparatif terdapat dua macam yaitu dua sampel yang berkorelasi dan independen. 1) Komparatif dua sampel yang berkorelasi. Pada bagian ini dikemukakan hipotesis dua sampel yang berkorelasi baik menggunakan statistik parametris dan non parametris. A. Statistik Parametris Statistik parametris yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah t-test. statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah menggunakan t-test. Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi adalah sebagai berikut: 7

18 t = S n 1 1 S + n X1 X r S1 n1 S n dimana X 1 = rata-rata sampel 1 X = rata-rata sampel s 1 = simpangan baku sampel 1 s = simpangan baku sampel s 1 s = varians sampel 1 = varian sampel B. Statistik Non Parametris Berikut dikemukakan statistik non parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berkorelasi. Statistik ini terdiri dari Mc Nemar test (untuk menguji hipotesis komparatif data nominal) dan Sign Test untuk data ordinal. Mc Nemar test Teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskret. Rancangan penelitian biasanya biasanya berbentuk before after. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan. Test Mc Nemar berdistribusi Chi Kuadrat (χ ), oleh karena itu rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah rumus Chi Kuadrat. Persamaan dasarnya adalah sebagai berikut: χ k (f = i= 1 o h f ) fh 8

19 Dimana fo = banyak frekuensi yang diobservasi dalam kategori ke i fh = banyak frekuensi yang diharapkan dibawah Ho dalam kategori ke i Sign Test (Uji Tanda) Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Teknik ini dinamakan uji tanda (sign test) karena data yang dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-tanda, yaitu tanda positif dan negatif. Untuk sampel yang besar dapat dilakukan pengujian chi kuadrat dengan persamaan sebagai berikut: χ = [( n1 n ) 1 ] n1 + n Dimana n 1 n = banyaknya data positif = banyaknya data negatif Wilcoxon Match Pairs Test Teknik ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda bearnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan, sedangkan dalam uji ini dipertimbangkan. Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang). Bila sampelnya lebih besar dari 5, maka akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan rumus Z dalam pengujiannya. Z = T μ σt T Dimana 9

20 T = jumlah jenjang/rangking yang kecil ) Komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi (independen) Menguji hipotesis dua sampel independena adalah menguji kemampuan generalisasi rata-rata data dua sampel yang tidak berkorelasi. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif, tergantung pada jenis datanya. Teknik t-test adalah merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data ratio atau interval. Sedangkan teknik statistik non parametris yang dapat digunakan adalah median test, Mann-Whitney, Kolmogorov-Smirnov, fisher Exact, chi kuadrat, test Run Wald-Wolfowitz. Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal atau ordinal. A. Statistik Parametris Teknik statistik parametris yang digunakan dalam menguji hipotesis dua sampel yang tidak berkorelasi adalah t-test. Terdapat dua persamaan t-test untuk menguji hipotesis dua sampel yang tidak berkorelasi. t = X1 X S n 1 1 S + n separated varians t = ( n1 n) 1 s X1 X + (n n1 + n n 1)s n1 n polled varians terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: (1) apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak () apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians. 30

21 Berdasarkan dua hal di atas, maka berikut diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test (1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n dan varians homogens σ1 = σ, maka dapat digunakan rumus t-test. Untuk mengetahui t-tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n () Bila jumlah anggota sampel n1 n, varian homogen (σ1 = σ) dapat digunakan t-test dengan polled varians, besarnya derajat kebebasan = n1 n (3) Bila jumlah anggota samperl n1 = n, varians tidak homogen (σ1 σ) dapat digunakan t-test separated polled dengan derajat kebebasan dk = n1 1 atau n. (4) Bila jumlah anggota sampel n1 n, varians tidak homogen (σ1 σ digunakan rumus separated varians dengan harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk = (n1 1) dan dk = n-1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil. B. Statistik Non Parametris Statistik non parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen antara lain adalah chi kuadrat (untuk data nominal dan ordinal), median test, Mann-Whitney, Kolmogorov-Smirnov, fisher Exact, test Run Wald-Wolfowitz (untuk data ordinal) Chi Kuadrat (χ) dua sampel Digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan persamaan yang telah ada. 31

22 Fisher Exact Probability Test Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk nominal. Untuk sampel yang besar digunakan Chi Kuadrat (χ ). Test Median (Median Test) Tes median digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal atau ordinal. Pengujian didasarkan atas median dari sampel yang diambil secara randon. Dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi : tidak terdapat perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya. Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel yang kecil dan test Chi Kuadrat digunakan untuk sampel besar, maka tes median ini digunakan untuk sampel antara Fisher dan Chi Kuadrat. Berikut petunjuk penggunaan statistik tes median: (1) Jika n1 + n > 40, dapat dipakai tes Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas dari yates. () Jika n1 + n antara 0 40 dan jika tak satu selpun memiliki frekuensi ang diharapkan > 5, dapat digunakan Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas. Bila f < 5 dipakai test Fisher. (3) Kalau n1 + n < 0 maka digunakan test Fisher. Mann-Whitney U-Test u-test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu diubah dulu kedalam bentuk ordinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya dapat digunakan t-test untuk pengujiannya. Terdapat dua persamaan yang digunakan untuk pengujian, yaitu: U1 = n 1 n + n 1 (n1 + 1) - R 1 3

23 U = n 1 n + n (n + 1) - R Dimana n1 = jumlah sampel 1 n = jumlah sampel u1 = jumlah peringkat 1 u = jumlah peringkat R1 = jumlah rangking pada sampel n1 R = jumlah ragking pada sampel n Test Kolmogorov-Smirnov dua sampel Tes ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval. Persamaan statistik tes kolmogorov smirnov adalah sebagai berikut: D = maksimum [Sn 1 (X) Sn (X)] Test Run Wald-Wolfowitz Tes ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, dan disusun dalam bentuk run. Oleh karena itu sebelum data dua sampel (n 1 + n ) dianalisis maka perlu disusun terlebih dahulu ke dalam bentuk rangking, baru kemudian dalam bentuk run. Untuk tes ini kriteria pengujiannya adalah bila run hitung lebih kecil atau sama dengan run dari tabel untuk taraf kesalahan tertentu, maka Ho ditolak. Untuk sampel yang besar digunakan rumus z seperti berikut: z = r μr σr = n1n r + 1 0, 5 n1 + n n1n ( n1n n1 n) (n1 + n) (n1 + n 1) 33

24 .6 Kajian Penelitian Yang Telah Dilakukan Penelitian tentang pengaruh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap transportasi di kota besar telah banyak dilakukan di negara-negara maju, seperti Inggris, Amirika, Jepang dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Negara Indonesia masih sangat terbatas. Beberapa hasil kajian tentang penelitian tentang TIK dapat dilihat pada tabel II.1 berikut ini: Tabel - Beberapa Kajian Tentang Penelitian Pengaruh TIK Terhadap Transportasi No Judul Penelitian Peneliti Institusi Hasil Penelitian An Evaluation of Telecommuting As a Trip Reduction Measure (Agustus 1991) Does Telecommuting Reduce Vehicle-Mile Travelled? An Aggregate Time Series Analysis For The U.S. (Agustus 00) Indentifikasi Dampak Penggunaan Internet Terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat Perkotaan Menurut Persepsi Penggunanya (003) Peramalan telecommuting dan dampaknya terhadap biaya pergerakan bekerja Kajian karakteristik pola pergerakan akibat pengaruh penggunaan internet di Kota Bandung Ryuichi Kitamura Patricia L. Mokhtarian Ram M. PendYala Sangho Choo, Patricia L. Moktarian and Ilan Salomon Surya Dwiartha Antia Junita R R Luthfi Institute of Transportation Studies and Department of Civil Engineering University of California at Davis Department of Civil and Environmental Engineering University of California Department of Geography The Hebrew University of Jerussalem Departemen Teknik Planologi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB Departemen Teknik Planologi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB Program Magister Transportasi Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB Bekerja jarak jauh dapat mengurangi jarak tempuh sebesar 40 mil perhari atau 0 % dari jarak tempuh pekerja normal. Dengan skenario tiap telecommuter menempuh jarak 7 mil dan faktor 0,76 mengemudi sendiri dengan frekuensi sebesar 60 kesempatan setiap tahun maka bekerja jarak jauh dapat mengurangi jarak tempuh kendaraan (VMT) sebesar 0,79 %. terdapat 3 dampak penggunaan internet yaitu pola interaksi soaial, perilaku masyarakat dan pola pergerakan (bersifat kualitatif). Khusus untuk pola pergerakan menunjukkan bahwa penggunaan internet dapat mengurangi pergerakan untuk aktivitas bekerja dan rekreasi. Dengan telecommuting pergerakan dapat berkurang sebesar 4,1% sampai dengan 0 % diwilayah studi (kawasan HR Rasuna Said Jakarta - 34

PENGUJIAN HIPOTESIS Imam Gunawan

PENGUJIAN HIPOTESIS Imam Gunawan PENGUJIAN HIPOTESIS Imam Gunawan HIPOTESIS.??? Sudut pandang statistik: Pernyataan statistik tentang parameter populasi. Taksiran terhadap parameter populasi melalui data sampel. Sudut pandang penelitian:

Lebih terperinci

Penggolongan Uji Hipotesis

Penggolongan Uji Hipotesis Penggolongan Uji Hipotesis Macam Data Deskriptif (1 sampel) Komparatif (2 sampel) Macam Hipotesis Komparatif (k sampel) Asosiatif Berpasangan Independen Berpasangan Independen Berpasangan Independen Nominal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetuan Populasi Penelitian Populasi penelitian dapat diartikan sebagai sekumpulan individu dengan karakteristik yang khas yang akan menjadi perhatian dalam suatu penelitian.

Lebih terperinci

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR Data Sampel I Data Sampel II Data Sampel III 5 4 7 9 8 5 9 4 6 CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR Kategori Data Sampel I Data Sampel

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF 1 ANALISIS DATA KUANTITATIF Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, dan interpretasi yang diperoleh dari lapangan agar data yang disajikan mempunyai makna. A. Tujuan Analisis Data 1. Menjawab

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN PENGGUNA DAN NON PENGGUNA INTERNET

ANALISIS KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN PENGGUNA DAN NON PENGGUNA INTERNET BAB 5 ANALISIS KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN PENGGUNA DAN NON PENGGUNA INTERNET 5.1 Uji Hipotesis Karakteristik Pola Perjalanan Uji hipotesis ini untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan karakterisitik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Pertemuan ke-4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

METODE PENELITIAN Pertemuan ke-4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN METODE PENELITIAN Pertemuan ke-4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN DATA PENELITIAN Kualitatif Macam Data Diskrit Kuantitatif Ordinal Kontinum Interval Ratio Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk

Lebih terperinci

JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS

JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS 1. CONTOH 1 a. Judul Penelitian PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA N 1 BUKITTINGGI

Lebih terperinci

STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL

STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL STATISTIKA INFERENSIAL RASIONAL Kondisi riil pengolahan informasi (Data): Karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak memungkinkan mengumpulkan dan mengolah seluruh informasi yang ada di masyarakat

Lebih terperinci

KULIAH 2 : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL. Tim Pengajar STATSOS Lanjutan

KULIAH 2 : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL. Tim Pengajar STATSOS Lanjutan KULIAH : UJI NON PARAMETRIK 1 SAMPEL Tim Pengajar STATSOS Lanjutan What is Statistics Science of gathering, analyzing, interpreting, and presenting data Branch of mathematics Facts and figures Measurement

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan model one-group-pretest-posttest design, artinya penulis

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( )

ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi ( ) Bertu Rianto Takaendengan ( ) Mega Puspita Sari ( ) ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun oleh: Ressy Rustanuarsi (16709251033) Bertu Rianto Takaendengan (16709251034) Mega Puspita Sari (16709251035) Diresume oleh: Sumbaji Putranto A. PENGERTIAN ANALISIS DATA

Lebih terperinci

HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ-

HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ- HIPOTESIS ASOSIATIF KORELASI PRODUCT MOMENT -YQ- PENGERTIAN Hipotesis asosiatif adalah hipotesis yang menunjukkan dugaan adanya hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Contoh: Rumusan masalah:

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.

ANALISIS DATA KUANTITATIF. Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M. ANALISIS DATA KUANTITATIF Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.Pd Disusun oleh : Kelompok 7 PMAT B Ressy Rustanuarsi (16709251033)

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra

LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN. Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA PENELITIAN Oleh: Bambang Avip Priatna Martadiputra PERSIAPAN PENELITIAN 1) Menyusun instrumen penelitian berdasarkan dimensi dan indikator yang dirujuk. 2) Uji validitas

Lebih terperinci

Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia *)

Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia *) Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia *) Oleh : Wawan Wardiana **) Abstract Growth of information technology can improve performance and enable various activity can be executed swiftly, precisely

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Cukup banyak definisi dari istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Cukup banyak definisi dari istilah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi dilihat dari segi etimologi dibagi menjadi 2 kata yaitu teknologi dan informasi. Jadi teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd

PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd Definisi Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting BAB III METODE PENELITITAN 3.. Desain Penelitian Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting karena dapat menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak )

PENGUJIAN HIPOTESIS. 2,5% (Ho ditolak) 2,5% ( Ho ditolak ) PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Pengertian Hipotesis Hypo = Sementara Thesis = Jawaban Jadi hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu pernyataan ( pejabat, mahasiswa, pegawai dan lain sebagainya.contoh : 1.

Lebih terperinci

E-EDUCATION. 6. Komputer dan Pendidikan PTSI C

E-EDUCATION. 6. Komputer dan Pendidikan PTSI C E-EDUCATION Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M, 1995). Ivan Illich

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Hipotesis statistik Sebuah pernyataan tentang parameter yang menjelaskan sebuah populasi (bukan sampel). Statistik Angka yang dihitung dari sekumpulan sampel.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN PERTEMUAN KE-6 STATISTIKA NON-PARAMETRIK (UNTUK UJI NORMALITAS DAN DATA KUALITATIF) PROF.DR.KRISHNA PURNAWAN CANDRA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAPERTA UNMUL 2016 ANALISIS DATA

Lebih terperinci

BAB 8 ANALISIS DATA. A. Statistik Deskriftif dan Inferensial

BAB 8 ANALISIS DATA. A. Statistik Deskriftif dan Inferensial BAB 8 ANALISIS DATA Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data ialah: mengelompokkan

Lebih terperinci

[Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif]

[Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif] Handout STATISTIK NONPARAMETRIK [Uji Hipotesis Komparatif & Korelatif] [Statistik Non Parametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis TIDAK harus Berdistribusi Normal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam aktivitas kegiatan perkotaan telah didiskusikan sejak tahun 1970-an di negara maju sebagai strategi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN

III. METODE PELAKSANAAN 26 III. METODE PELAKSANAAN A. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Lokasi pengambilan data adalah Wilayah Kabupaten Cianjur, dan responden merupakan pengusaha mikro yang telah menjadi debitur PT. Bank Jabar Banten,

Lebih terperinci

Abstrak/Ringkasan. http://statistikapendidikan.com Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

Abstrak/Ringkasan. http://statistikapendidikan.com Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com Uji Komparatif (Uji Beda) Anisa Salikha salikhaanisa@ymail.com Fiky Purnamasari fikypurnamasari@gmail.com Leni Nurul Hikmah leninurulh@gmail.com Nasopah nasopah@gmail.com Refisia Caturasa refisia@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut sehingga 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dari pembaca, maka akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut sehingga terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Komputer & Informatika E-EDUCATION

Pengantar Teknologi Komputer & Informatika E-EDUCATION Pengantar Teknologi Komputer & Informatika E-EDUCATION 1 E-EDUCATION Ivan Illich (awal 70 an), Perancis, Flexible Learning Pendidikan tanpa Sekolah (Deschooling Society), yang secara ekstrimnya guru tidak

Lebih terperinci

ANALISA EFEKTIFITAS FASILITAS ZEBRA CROSS PADA JL. MT HARYONO DAN JL. GAJAYANA

ANALISA EFEKTIFITAS FASILITAS ZEBRA CROSS PADA JL. MT HARYONO DAN JL. GAJAYANA ANALISA EFEKTIFITAS FASILITAS ZEBRA CROSS PADA JL. MT HARYONO DAN JL. GAJAYANA M. Zainul Arifin, Gagoek Soenar Prawito dan Dwi Ramadhani Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. Mayjen

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN PENGIRIMAN PESAN PADA APLIKASI INSTAN MESSENGER

ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN PENGIRIMAN PESAN PADA APLIKASI INSTAN MESSENGER ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN PENGIRIMAN PESAN PADA APLIKASI INSTAN MESSENGER Dyah Nur Prabawati 19110377 Dosen Pembimbing: Dr. Rudi Trisno Yuwono, S.Kom., MMSI. Latar Belakang Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Teori Umum Keselamatan Pertumbuhan sepeda motor yang sangat pesat di tanah air membawa perubahan drastis di dalam sistem pengoperasian lalu lintas jalan. Dalam kurun waktu kurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan,

Lebih terperinci

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF. Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN METODOLOGI O OG PENELITIAN KUANTITATIF A Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENGANTAR Pertanyaan yang perlu dikemukakan dalam mengungkap kebenaran empirik, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuasi eksperimen (quasiexperimental design) dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design. Pada desain ini, terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Pergerakan dan perjalanan adalah hasil dari kebutuhan manusia untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia melakukannya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH Ikram 1, Hasmunir, Thamrin Kamaruddin 3 1 Email: ikramrasyidin@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D

ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI. Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D ANALISIS NON-PARAMETRIK UJI KOEFESIEN KONTINGENSI Oleh: M. Rondhi, SP, MP, Ph.D Analisis non-parametrik merupakan alat analisis yang digunakan jika data yang digunakan memiliki distribusi nominal atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, penelitian diajukan kepada LAZISMU Pimpinan Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data valid yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap universitas berusaha meningkatkan mutu lulusannya agar mereka mampu bersaing di era globalisasi. (USU) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Medan

Lebih terperinci

Ishafit

Ishafit ANALISIS DATA PENELITIAN PENDIDIKAN Ishafit ishafit@pfis.uad.ac.id http://ishafit.pfis.uad.ac.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Yogyakarta, 2016 STATISTIKA DAN STATISTIK Statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dalam menyusun penelitian skripsi, metode atau metodologi penelitian yang digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi penelitian ini akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. 3 kelas yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C,. Sedangkan sampel dalam penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Surya Dharma Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 3 kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Skor data pre-test dalam penelitian ini adalah skor data yang diambil sebelum pelaksanaan adanya tindakan pada siswa yang menjadi sampel. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

Pengantar Statistik Inferensial

Pengantar Statistik Inferensial Pengantar Statistik Inferensial Pertemuan 2 STATISTIKA Statistika (Harun Al Rasyid) adalah seperangkat metode yang membahas: 1. Bagaimana cara mengumpulkan data yang dapat memberikan informasi optimal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengujian hipotesis tentang perbedaan dua parameter rata-rata, dilakukan

ABSTRAK. Pengujian hipotesis tentang perbedaan dua parameter rata-rata, dilakukan PENGUJIAN PERBEDAAN DUA RATA-RATA Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di StatistikaPendidikan.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No.6 Buah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Tambang pada semester genap tahun pelajaran 014/015 yaitu mulai tanggal 10 Maret sampai 4 April 014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statistik dalam penelitian terdiri dari 2 dua jenis, statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk mendeskrpsikan

Lebih terperinci

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas)

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas) UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas) UJI ASUMSI KLASIK Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: Cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 013 sampai 30 Mei 013 di Madrasah Ibtida iyah Miftahul Ahlakiyah semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis Setelah menemukan fenomena penelitian kemudian menyusun desain penelitian dan rerangka konseptual penelitian, langkah

A. Pengertian Hipotesis Setelah menemukan fenomena penelitian kemudian menyusun desain penelitian dan rerangka konseptual penelitian, langkah PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan media pembelajaran serta pemilihan materi yang akan disajikan

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Awal. Kondisi Awal Penelitian Dari hasil observasi, siswa MTs Darul Huda Mlagen Rembang dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur an Hadits,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada. sampai 14 April 2014 di SMP Al Ulum Pekanabaru. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al Ulum Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yaitu mulai tanggal 17 Maret sampai 14 April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di wilayah DKI Jakarta, yang meliputi daerah Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, serta Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UJI MANN-WHITNEY PADA ANALISIS PENGARUH PELATIHAN WIRANIAGA DALAM PENJUALAN PRODUK BARU

PENGGUNAAN UJI MANN-WHITNEY PADA ANALISIS PENGARUH PELATIHAN WIRANIAGA DALAM PENJUALAN PRODUK BARU PENGGUNAAN UJI MANN-WHITNEY PADA ANALISIS PENGARUH PELATIHAN WIRANIAGA DALAM PENJUALAN PRODUK BARU Teguh Sriwidadi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business Trip Berdasarkan instrumen penelitian yang menggunakan skala 1 (satu) sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 selama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 25 hari, mulai dari tanggal 21 Maret 2012 sampai 14 April 2012 di MA Manbaul Ulum Demak. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi 4 3. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment, yang merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya adalah tidak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

Lebih terperinci

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI Digunakan untuk menentukan apakah dua perlakukan sama atau tidak sama Uji parametrik Uji non parametrik: T- test asumsi: distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Universitas Negeri Semarang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Rancangan yang digunakan peneliti adalah rancangan true-experimental dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Definisi desain penelitian menurut Nasution (2009:23) adalah Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif, karena dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, serta analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) Penelitian eksperimen diartikan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) Penelitian eksperimen diartikan 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) Penelitian eksperimen diartikan sebagai metode

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Layanan Bimbingan Kelompok Data variabel Layanan Bimbingan Kelompok menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). 40 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu berupa skor tes evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research ), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian pembelajaran ini dilakukan di SD Negeri Sindang Panon I Tangerang yang beralamatkan Kp.Kendal Desa Sindang Panon Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari

BAB III METODA PENELITIAN. penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari BAB III METODA PENELITIAN A. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan metoda penelitian eksperimen, penelitian eksperimen adalah penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng

BAB III METODE PENELITIAN. Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bandung Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng No.37A Bandung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting

Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-11 Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting Ariyaningsih dan Haryo Sulistyarso Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah

Lebih terperinci