Pengamatan dan pencatatan di kandang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengamatan dan pencatatan di kandang"

Transkripsi

1 DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengamati, mencatat dan melaporkan di tempat kerja : NAK.RBU.101.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia besar pada jenjang ini harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Pelaporan peristiwa/kecelakaan dan data orang yang luka sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak dan tanggungjawab para pimpinan dan karyawan dibawah kondisi yang sesuai dengan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tempat kerja. 1. Mengamati dan mencatat di kandang Persoalan dan peristiwa sehari-hari yang terjadi di kandang diidentifikasi dan dicatat. Pengamatan dan pencatatan di kandang Aktif mengidentifikasi persoalan dan peristiwa yang terjadi di kandang Teliti mencatat peristiwa sehari-hari di kandang Pengamatan dan pencatatan kegiatan sehari-hari di kandang, yang meliputi: - Kebersihan ternak, kandang, peralatan kandang dan lingkungan sekitarnya - Pemberian pakan dan minum (kualitas dan kuantitasnya) - Pengontrolan kesehatan ternak - Pengkarantinaan ternak yang sakit - Pengobatan ternak yang sakit Mengidentifikasi persoalan dan peristiwa yang terjadi di kandang Mencatat persoalan dan peristiwa yang terjadi di kandang BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 1 dari 45

2 2. Melaporkan hasil pengamatan kepada pengawas Persoalan dan peristiwa yang menuntut perhatian atau tindakan dilaporkan kepada pengawas secara tepat dan detail Pelaporan Cermat mengidentifikasi persoalan dan peristiwa yang memerlukan perhatian/tindakan khusus Teliti dan detail melaporkan peristiwa yang harus ditangani segera kepada pengawas Teknik pelaporan mengenai: - Persoalan dan peristiwa yang umum terjadi di kandang - Persoalan dan peristiwa yang memerlukan perhatian khusus (kecelakaan) yang harus dicatat secara detail, tepat dan cepat dilaporkan kepada pengawas Mengidentifikasi persoalan dan peristiwa yang memerlukan perhatian/ tindakan khusus Melaporkan dengan tepat, cepat dan detail peristiwa yang harus ditangani segera kepada pengawas BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 2 dari 45

3 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengoperasikan Sarana Angkut Farm : NAK.RBU.103.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia besar pada jenjang ini harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur untuk keselamatan kerja dan pemeliharaan mesin serta perlengkapan, termasuk alat hidrolika dan kewaspadaan terhadap bagian alat yang bergerak tanpa pelindung Sistim dan prosedur kerja di luar ruangan yang aman, termasuk perlindungan terhadap sinar matahari Keamanan kerja dari kendaraan bermotor lain Sistim dan prosedur penanganan sesuai buku pertunjuk Perlindungan dari suara/kebisingan yang membahayakan alat pendengaran Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung untuk karyawan yang relevan ketika menangani pembersihan dengan bahan-bahan kimia Hak-hak dan tanggungjawab para pimpinan dan karyawan dibawah kondisi dan perundang-undangan K3 tempat kerja 1. Mengecek sarana farm sebelum digunakan Sistem pendingin, minyak mesin, gear box dan bahan bakar dicek dan diisi untuk menjamin kualitas. Seluruh bagian yang perlu pelumas dilumasi Saringan udara dicek dan dibersihkan sesuai petunjuk. Ban dicek untuk keamanan. Batasan beban maksimum yang ditetapkan pimpinan perusahaan harus ditaati. Pengecekan sarana farm Aktif dan teliti menge-cek sistem pendingin, minyak mesin, gear box dan bahan bakar serta mengisinya Aktif dan teliti melu-masi semua bagian yang perlu dilumasi Aktif dan cermat mengecek dan membersihkan saringan udara. Aktif dan teliti menge-cek kondisi ban Taat mengikuti aturan Pengecekan sarana farm, yang meliputi: - Jenis-jenis sarana angkut farm dan fungsinya - Daya kerja sistem pendingin, minyak mesin, gear box, dan isi bahan bakar - Daya kerja bagianbagian sarana farm yang perlu dilumasi - Kebersihan saringan udara. - Kondisi ban Mengidentifikasi jenis-jenis sarana angkut farm Mengecek sistem pendingin, minyak mesin, gear box dan bahan bakar Mengisi bahan bakar Melumasi semua bagian yang perlu dilumasi Membersihkan saringan udara Mengecek kondisi ban. Mengecek beban maksimum sarana farm Melaporkan sarana yang salah dan rusak. BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 3 dari 45

4 2. Mengoperasikan sarana farm dengan aman Bagian sarana yang rusak dan salah dilaporkan dengan segera. Semua ketentuan hukum dan praktik pengoperasian ditaati. Seluruh sarana angkut yang digunakan dikontrol, sarana angkut dikemudikan tanpa menimbulkan kerusakan. Kondisi operasi diamati dan dikenali resikonya. Sarana angkut dijalankan tanpa kecepatan berlebihan. Sarana (angkut) disimpan dengan aman setelah digunakan. Kerusakan dan kesalahan pada setiap bagian sarana angkut dilaporkan dengan segera menurut kebutuhan kerja. Pengoperasian sarana farm batasan beban maksimum sarana farm Segera melaporkan bagian sarana yang salah dan rusak. Taat pada ketentuan hukum dan praktik pengoperasian Aktif mengontrol sarana angkut yang akan digunakan dan mengemudikannya dengan benar Teliti mengamati kondisi operasi dan resikonya Hati-hati menjalankan dan menyimpan sarana angkut Segera melaporkan kerusakan dan kesalahan pada setiap bagian sarana angkut - Peraturan batasan beban maksimum sarana farm - Pelaporan bagian sarana farm yang salah dan rusak Pengoperasian sarana farm, yang meliputi: - Ketentuan hukum dan praktik pengoperasian setiap sarana farm - Cara mengemudikan sarana angkut yang benar, bagian-bagian yang harus dikontrol sebelum digunakan dan resikonya - Cara penanganan dan penyimpanan sarana angkut yang benar setelah digunakan - Pelaporan kerusakan dan kesalahan pada setiap bagian sarana angkut berdasarkan kebutuhan kerja. Mentaati ketentuan hukum dan praktik pengoperasian sarana angkut farm Mengontrol seluruh sarana angkut yang digunakan Mengemudikan sarana angkut dengan benar/ tanpa menimbulkan kerusakan Mengenali kondisi operasi dan resikonya Menyimpan sarana angkut dengan aman setelah digunakan Melaporkan kerusakan dan kesalahan sarana angkut berdasarkan kebutuhan kerja BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 4 dari 45

5 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memindahkan, menghitung dan memberikan pakan pada ternak : NAK.RBU.104.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia besar memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur kerja di luar ruangan yang aman, termasuk perlindungan terhadap sinar matahari Sistim dan prosedur penanganan sesuai buku pe tunjuk. Hak-hak dan tanggungjawab para pimpinan dan karyawan dibawah kondisi dan perundang-undangan K3 tempat kerja 1. Memindahkan ternak Ternak diidentifikasi dipindahkan dengan stres yang minimal dan resiko cidera yang kecil. Tingkahlaku ternak diantisipa-si dan dikendalikan. Ternak dipindahkan ke tujuan yang telah ditentukan pada waktu yang tepat dan sesuai dengan petunjuk. 2. Menghitung dan mencatat ternak Bangsa ternak diidentifikasi Ternak diidentifikasi berdasar-kan kelompok umur Ternak diidentifikasi berda-sarkan pengelompokkan lain (seperti : cows, bulls, cow Tingkah laku ternak Pengendalian ternak Pengenalan bangsabangsa ternak Pengelompokkan ternak Identifikasi ternak Penghitungan ternak Pencatatan jumlah ternak. Sabar dan telaten dalam memindahkan ternak Aktif mengidentifikasi bangsa-bangsa ternak Aktif dan teliti mengidentifikasi ternak berdasarkan umur Aktif mengidentifikasi ternak berdasarkan pengelompokkan lain. Aktif mengidentifikasi Tingkah laku ternak dan pengendaliannya Cara memindahkan ternak dan resiko-resiko yang mungkin timbul saat memindahkan ternak Bangsa-bangsa ternak ruminansia Klasifikasi ternak berdasarkan umur, jenis kelamin dan status fisio-logisnya Sistem identifikasi ternak di peternakan. Teknik perhitungan ternak Pencatatan jumlah ternak. Mengendalikan ternak Memindahkan ternak dengan aman Mengidentifikasi bangsabangsa ternak ruminan-sia Mengidentifikasi ternak berdasarkan umur, jenis kelamin, status fisiologis Mengidentifikasi pasangan induk dengan. Menghitung ternak Mencatat jumlah ternak. BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 5 dari 45

6 3. Memberikan pakan kepada ternak and calf, heifer dan steers). Pasangan induk dengan diidentifikasi Jumlah ternak dihitung dan dicatat. Pakan diangkut ke kandang. Pakan diletakkan ke tempat pakan sesuai instruksi. Pengangkutan pakan Peletakkan pakan pasangan induk dengan Aktif dan teliti menghitung ternak Teliti mencatat jumlah ternak. Teliti menghitung kebutuhan pakan Giat dan kuat mengangkut pakan Tepat meletakkan pakan sesuai intruksi Kebutuhan pakan sesuai umur, seks dan status fisiologisnya Cara pengangkutan dan peletakkan pakan ke tempat pakan Menghitung jumlah pakan sesuai kebutuhan Mengangkut dan meletakkan pakan ke tempat pakan BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 6 dari 45

7 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Membantu dalam melaksanakan pemerahan : NAK.PER.101.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada jenjang ini memiliki kemampuan untuk : 1. Mengidentifikasi bahaya K3, pertimbangan resiko dan tindakan pengendalian resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur kerja di luar ruangan yang aman, termasuk perlindungan dari cahaya matahari Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan produk kehewanan, seperti jarum, alat penyemprot, vaksin Sistim dan prosedur yang aman untuk penyimpanan, penanganan dan pengangkutan barang-barang yang berbahaya Menjamin penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung diri yang relevan 2. Peralatan yang duginakan meliputi : mesin perah, motor listrik, pendingin susu, penyaring susu, minyak pelumas, pembersih kontainer, indicator globis, cairan dan pelumas, guides ang limit switch actuators, belt, rubber ware, pompa vakum, dan pulsator 1. Melakukan pemeliharaan dasar 2. Memantau tingkah laku induk dalam kandang 3. Menangani induk yang belum siap diperah Level minyak diperiksa dan digunakan sesuai dengan kebutuhan Peralatan yang tidak berfungsi diidentifikasi dan dilaporkan Sapi sapi betina dewasa yang birahi diidentifikasi Sapi sapi betina dewasa yang dalam keadaan tidak sehat diidentifikasi Sapi sapi betina dewasa yang tidak memungkinkan untuk di-perah Efisiensi penggunaan minyak dan pemeriksaan peralatan Tanda-tanda birahi Kesehatan ternak Mengidentifikasi sapi yang mungkin dan tidak mungkin untuk diperah Aktif mengontrol level minyak pelumas pada peralatan perah yang digunakan Aktif mengidentifikasi dan melaporkan per-alatan perah yang rusak Aktif mengawasi sapi birahi Aktif mengontrol kesehatan ternak Aktif dan teliti mengidentifikasi sapi yang tidak mungkin diperah Pengisian minyak pelumas pada peralatan perah yang efisien Ciri-ciri peralatan perah yang masih layak pakai dan tidak Pelaporan alat rusak Gejala birahi Gejala umum ternak yang sehat dan sakit Ciri-ciri sapi dewasa yang mungkin dan yang tidak mungkin diperah Mengisi minyak pelumas pada level yang sesuai kebutuhan Mengidentifikasi peralatan perah yang rusak Melaporkan peralatan perah yang rusak Mengidentifikasi sapi birahi Mengidentifikasi ternak yang sakit Mengidentifikasi sapi yang tidak mungkin diperah Memberi tanda pada sapi- BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 7 dari 45

8 4. Mendokumentasikan bila telah selesai diidentifikasi Sapi sapi betina dewasa di-tandai sesuai dengan kebijak-an perusahaan Sapi sapi betina dewasa yang tidak layak untuk dipelihara diisolasi Sapi sapi betina dewasa yang dalam keadaan terganggu kesehatannya dirawat Produksi susu didokumentasikan bila telah selesai Status kesehatan ternak di-catat Sapi sapi dewasa yang dalam keadaan birahi dicatat Memberi tanda pada sapi dewasa Mengisolasi dan merawat sapi sakit Rekording penampilan ternak Aktif menandai sapi dewasa Aktif mengisolasi sapi yang tidak layak dipelihara Aktif dan telaten merawat sapi yang sakit Cermat mengamati pola prosuksi susu dan teliti mencatat produksinya Cermat mengamati kesehatan ternak dan teliti mencatat status kesehatannya Cermat mengamati tingkah laku sapi dewasa birahi dan teliti mencatatnya Cara pemberian tanda pada sapi dewasa Isolasi sapi sakit Pencatatan produksi susu Pencatatan status kesehatan ternak Pencatatan sapi-sapi birahi sapi dewasa Mengidentifikasi sapi sehat dan sakit Mengisolasi sapi yang tidak layak dipelihara Merawat sapi sakit Mendokumentasikan produksi susu Mencatat status kesehatan ternak Mencatat sapi-sapi birahi BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 8 dari 45

9 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memelihara pasokan : NAK.RBU.105.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada jenjang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan, pengangkutan dan penyimpanan bahan-. Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung karyawan yang sesuai. Perundang-undangan K3, peraturan dan kode etik dalam tiap kondisi yang relevan 1. Mengangkut bahan kimia dan biologis Cara pengangkutan yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan atau pencemaran kontainer atau isinya dan kebocoran atau tumpahan bahan kimia di-cegah Cara pengangkutan kontainer tidak diperbolehkan terlalu dekat dengan orang maupun bahan pangan Kerja yang aman dilaksana-kan petugas sesuai kebijak-an perusahaan dan peraturan perundangundangan yang sesuai dengan situasi yang dihadapi Pengangkutan Bahan Kimia dan Biologis Hati-hati mengangkut serta mencegah yang dapat menyebab-kan terjadinya kerusakan/pencemaran kontainer/isinya bocor/ tumpahan bahan kimia Tegas melarang mengangkut kontainer bahan kimia/biologis terlalu dekat dengan orang/ bahan pangan Taat melaksanakan tugas sesuai kebijakan perusahaan dan peraturan perundangundangan yang berlaku dalam biologis Proses pengangkutan yang benar dan aman Upaya-upaya pencegahan yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan atau pence-maran kontainer/tumpah-an atau isinya bocor Kebijakan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku dalam pengangkutan bahan kimia dan biologis Mengangkut bahan kimia dan bilogi dengan aman Mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran bahan kimia dan bilogi Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku dalam mengangkut bahan kimia dan biologis BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 9 dari 45

10 2. Menyimpan bahan kimia dan biologis di sekitar tempat kerja 3. Mencatat pembelian bahan kimia secara rinci Cara penyimpanan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku Bahan kimia dan biologis disimpan sesuai petunjuk yang ada dalam label Tempat peyimpanan dan fasilitas dijaga sesuai petunjuk dan kebutuhan perusahaan. Semua pembelian dan manifes gudang dicatat secara rinci konsisten sesuai dengan peraturan perusahaan. Penyimpanan bahan kimia dan biologis di sekitar tempat kerja Pencatatan pembelian bahan kimia Taat melaksanakan peraturan dan perundangundangan yang berlaku dalam hal penyimpanan Tertib dalam menyim-pan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam label Aktif menjaga tempat penyimpanan dan fasilitas bahan kimia dan biologis sesuai petunjuk dan kebutuhan perusahaan Teliti dan konsisten mencatat semua pembelian dan manifes gudang sesuai dengan peraturan perusahaan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam penyimpanan bahan kimia dan biologis yang aman di sekitar tempat kerja Cara penyimpanan bahan kimia dan biologis yang aman sesuai petunjuk yang tertera pada label Cara menjaga tempat penyimpanan dan fasilitas sesuai petunjuk dan kebutuhan perusahaan Cara mencatat semua pembelian dan manifes gudang secara rinci sesuai peraturan perusahaan Melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam hal penyimpanan bahan kimia dan biologis Menyimpan bahan kimia dan biologis sesuai dengan petunjuk yang ada dalam label Menjaga tempat penyimpanan dan fasilitas bahan kimia dan biologis sesuai dengan petunjuk dan kebutuhan perusahaan Mencatat semua pembelian dan manifes gudang secara rinci dan konsis-ten sesuai peraturan perusahaan BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 10 dari 45

11 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mempersiapkan : NAK.RBU.106.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada jenjang ini memiliki kemampuan untuk : 1. Mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan, pengangkutan dan penyimpanan bahan-bahan kimia. Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung karyawan yang sesuai. Perundang-undangan K3, peraturan dan kode etik dalam tiap kondisi yang sesuai. 2. Peralatan yang digunakan : Beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pipet. Alat pelindung karyawan meliputi : sepatu bot dan baju kerja, sarung tangan anti bahan kimia, pelindung wajah, masker. 1. Memilih dan menyimpan secara tepat 2. Memilih peralatan dan tempat pencampuran yang tepat Bahan kimia dan biologis di-pilih sesuai ketentuan dan konsisten dengan kebutuhan pengguna Cara menyimpan disesuaikan dengan label petunjuk atau kebijakan perusahaan Peralatan dan alat bantu per-lindungan diri dipilih sesuai dengan tugas dan pengguna-annya disesuaikan dengan standard industri maupun perusahaan Pemilihan dan penyimpanan bahan kimia Pemilihan peralatan dan tempat pencampuran Cermat dan teliti me-milih sesuai kebutuh-an Cermat dan hati-hati menyimpan bahan kimia dan biologis sesuai dengan petunjuk dalam label atau kebi-jakan perusahaan Cermat memilih peralat-an dan alat bantu perlindungan diri dari bahan kimia/biologis sesuai tugas dan standar industri maupun perusahaan Jenis-jenis bahan kimia dan biologis, bahan aktif, fungsi dan bahayabahayanya Cara penyimpanan bahan kimia dan bilogis berdasarkan label atau kebijakan perusahaan Jenis-jenis peralatan utama dan peralatan perlindungan diri yang dibutuhkan dalam penggunaan bahan kimia dan biologis Memilih bahan kimia dan biologis sesuai kebutuh-an Menyimpan bahan kimia dan biologis sesuai dengan petunjuk dalam label atau kebijakan perusahaan Memilih peralatan dan alat bantu perlindunagn diri dari bahan kimia dan biologis sesuai tugas dan standar industri maupun perusahaan BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 11 dari 45

12 Cara mencampur disesuaikan dengan label petunjuk atau kebijakan perusahaan Kerja dilaksanakan dengan aman disesuaikan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku dan tempat pencampuran bahan kimia diperhatikan Tertib dan cekatan dalam mencampur bahan kimia/biologis sesuai dengan petunjuk dalam label atau kebi-jakan perusahaan Teliti dan cermat me-milih tempat pencam-puran Taat pada peraturan dan perundang-undang-an yang berlaku Peraturan/standar industri cara pengguna-an peralatan dan alat bantu perlindungan diri dari Petunjuk atau kebijakan perusahaan dalam pencampuran bahan kimia dan biologis Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan kerja Persyaratan tempat pen campuran bahan kimia dan biologis yang aman Mekanisme masuknya racun bahan kimia/ biologis ke dalam tubuh dan cara memperkecil akibat yang ditimbulkan Mengartikan label bahan kimia dan standar penggunaan label Mencampur bahan kimia/biologis dengan aman (sesuai dengan petunjuk dalam label atau kebijakan perusa-haan) dan cekatan Memilih tempat pencampuran bahan kimia dan biologis yang aman Melaksanakan kerja sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 12 dari 45

13 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memelihara peralatan kimia : NAK.RBU.107.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada Jenjang ini memiliki kemampuan untuk : 1. Mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan, pengangkutan dan penyimpanan bahan-bahan kimia farm Sistim dan prosedur penanganan yang aman sesuai buku petunjuk Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung diri yang sesuai Perundang-undangan K3, peraturan dan kode etik pada tiap kondisi yang relevan yang meliputi : kondisi kesehatan karyawan dan tindakan keselamatan, peraturan dan/atau kode etik penanganan bahan-bahan kimia yang berbahaya. 2. Peralatan yang digunakan antara lain : Perlengkapan pemeriksaan meliputi: selang pipa, alat pengatur/meteran, tabung pernapasan, alat penyemprot dan pemancar air, bak pencelup dan tempat penampung air. Perlengkapan pelindung diri meliputi: sepatu bot, baju kerja, sarung tangan anti bahan kimia, pelindung wajah dan topi. 1. Memeriksa dan memelihara peralatan yang sesuai untuk bahan kimia dan biologis. Peralatan dipersiapkan dengan tepat dan disesuaikan dengan penggunaan Peralatan yang rusak, aus atau tidak berfungsi diidentifi-kasi dan diperbaiki atau di-ganti dan dilaporkan kepada pejabat yang berwenang. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Peralatan Bahan Kimia dan Biologis Cermat memilih peralat-an yang sesuai dengan daya gunanya Teliti mengidentifikasi peralatan yang rusak, aus atau tidak berfungsi Aktif memperbaiki, mengganti dan melaporkan peralatan yang rusak kepada pejabat yang berwenang. Jenis-jenis peralatan yang dapat digunakan untuk Fungsi dan cara kerja peralatan bahan kimia dan biologis Petunjuk operasional peralatan bahan kimia dan biologis. Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan bahan kimia dan biologis Memilih peralatan yang sesuai dengan daya gunanya Mengidentifikasi peralatan yang rusak, aus atau tidak berfungsi Memperbaiki, mengganti dan melaporkan peralatan yang rusak kepada pejabat yang berwenang Pemeriksaan dan pemeli- Aktif dan teliti melaku-kan Pelaporan kerusakan dan Memeriksa dan memeli- BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 13 dari 45

14 2. Memeriksa dan memelihara peralatan perlindungan personal haraan sebelum dan sesudah penggunaan peralatan dilaksanakan sesuai petunjuk operasional. Alat perlidungan diri personel dipilih, dipersiapkan dan disesuaikan untuk digunakan dalam berbagai situasi Peralatan perlindungan per-sonal yang rusak, aus atau tidak berfungsi diidentifikasi dan diperbaiki atau diganti atau dilaporkan kepada pejabat yang berwenang Pemeriksaan dan pemeliharaan dilaksanakan sebelum dan sesudah penggunaan peralatan perlindungan personal sesuai petunjuk operasional Pemeriksaan dan pemeliha-raan peralatan perlindungan personal pemeriksaan dan pemeliharaan sebelum dan sesudah menggu-nakan peralatan sesuai petunjuk operasional Cermat memilih peralat-an perlindungan perso-nal yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaku-kan Teliti mengidentifikasi peralatan perlindungan personal yang rusak, aus atau tidak berfungsi Aktif memperbaiki, mengganti dan melaporkan peralatan perlindungan personal yang rusak kepada pejabat yang berwenang Aktif dan teliti melaku-kan pemeriksaan dan pemeliharaan sebelum dan sesudah menggu-nakan peralatan perlin-dungan personal sesuai petunjuk operasional penggunaannya Jenis-jenis peralatan perlindungan personal yang dapat digunakan Fungsi dan cara kerja peralatan perlindungan personal Petunjuk operasional peralatan perlindungan personal bahan kimia dan biologis Pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan perlindungan personal Pelaporan kerusakan perlindungan personal dan penggunaannya hara sebelum dan sesudah menggunakan peralatan sesuai petunjuk operasional Memilih peralatan perlindungan personal yang sesuai dengan pekerjaan Mengidentifikasi peralatan perlindungan personal yang rusak, aus atau tidak berfungsi Memperbaiki, mengganti dan melaporkan peralatan perlindungan personal yang rusak kepada pejabat yang berwenang Memeriksa dan memelihara sebelum dan sesudah menggunakan peralatan perlindungan personal sesuai petunjuk operasional BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 14 dari 45

15 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menggunakan : NAK.RBU.108.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada Jenjang ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan, pengangkutan dan penyimpanan bahan-bahan kimia dan biologi. Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung diri yang sesuai Keselamatan kerja dan perawatan mesin serta perlengkapan farm Perundang-undangan K3, peraturan dan kode etik pada tiap kondisi yang relevan meliputi : kondisi kesehatan karyawan dan tindakan keselamatan, peraturan dan/atau kode etik penanganan bahan-bahan kimia/ biologis yang berbahaya. 1. Memilih peralatan yang tepat Peralatan untuk bahan kimia dan biologis dipilih sesuai dengan petunjuk dan dikali-brasi dengan standar industri atau perusahaan Cara pemakaian/peralatan disesuaikan dengan petunjuk di label atau peraturan peru-sahaan. Pemilihan peralatan perlindungan diri Teliti memilih peralatan untuk bahan kimia dan biologis sesuai petujuk dan dilkalibrasi dengan standar industri/ perusahaan Jenis-jenis peralatan untuk bahan kimia dan biologis yang aman Cara pemakaian peralatan untuk bahan kimia/ biologis dengan mengartikan petunjuk di label atau peraturan perusahaan Mekanisme penyebaran racun ke dalam tubuh Upaya memperkecil penyebaran racun dan prosedur yang aman dalam penanganan bahan kimia/biologis di bidang pertanian/ kehe-wanan Memilih peralatan untuk yang aman dan sesuai kebutuhan Mengartikan label petunjuk atau peraturan perusahaan BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 15 dari 45

16 2. Menggunakan peralatan perlidungan diri personal 3. Menggunakan bahan kimia dan biologis Peralatan, alat perlidungan diri personel dipilih sesuai dengan tugas, dan digunakan sesuai dengan petunjuk di label atau standar perusahaan Bahan kimia dan biologis digunakan sesuai dengan petunjuk pada label atau standar perusahaan Penggunaan peralatan per-lindungan diri Penggunaan bahan kimia dan biologis Cermat memilih peralat-an dan alat bantu perlindungan diri dari bahan kimia/biologis sesuai tugas, petunjuk label atau standar peru-sahaan Cermat dalam mema-hami petunjuk penggu-naan sesuai label/ standar perusahaan Teliti dalam mengukur, menakar atau menim-bang Hati-hati dalam penggunaan bahan kimia dan biologis Jenis-jenis peralatan utama dan peralatan perlindungan diri yang dibutuhkan dalam penggunaan bahan kimia dan biologis Pengertian label petunjuk dan standar perusahaan cara penggunaan peralatan dan alat bantu perlindungan diri dari bahan kimia dan biologis Jenis-jenis bahan kimia dan biologis yang digunakan pada usaha budidaya ternak ruminansia Cara pemakaian bahan kimia/ biologis dengan mengartikan petunjuk di label atau peraturan perusahaan Memilih peralatan dan alat bantu perlindungan diri dari bahan kimia dan biologis yang sesuai dengan tugas dan aman Mengartikan label petunjuk dan standar perusahaan Memilih bahan kimia dan biologis sesuai kebutuh-an Mengukur, menakar dan menimbang bahan kimia dan biologis Menggunakan bahan kimia dan biologis BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 16 dari 45

17 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Membersihkan peralatan dan fasilitas setelah penggunaan : NAK.RBU.109.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada Jenjang ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan, pengangkutan dan penyimpanan bahan- Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung diri yang relevan Perundang-undangan K3, peraturan dan kode etik pada tiap kondisi yang relevan yang meliputi : kondisi kesehatan karyawan dan tindakan keselamatan, peraturan dan/atau kode etik mengenai penanganan bahan-bahan kimia/ biologis yang berbahaya. 1. Mengosongkan dan membersihkan peralatan sesuai label petunjuk pengguna-an atau perintah supervisor 2. Menggunakan peralatan perlidungan diri personal Peralatan dan cara pember-sihan bahan kimia dan biologis dipilih dan digunakan secara tepat Cara pemakaian disesuaikan dengan label petunjuk Pembuangan peralatan dan bahan kimia/ biologis yang tidak digunakan, harus aman untuk kesehatan, keselamatan dan lingkungan Peralatan dan alat perlindungan personel dipilih dan digunakan Pembersihan peralatan dan fasilitas bahan kimia dan biologis Penggunaan peralatan per-lindungan diri personal Cermat memilih peralat-an yang akan digu-nakan Tertib memakai peralat-an Tertib dalam mem-buang peralatan dan bahan kimia/biologis yang tidak digunakan Teliti memlilih peralat-an perlindungan diri personal Bagian-bagian peralatan serta fungsinya Cara pengosongan dan pembersihan peralatan Cara pemakaian peralatan bahan kimia dan biologis Cara pembuangan peralatan dan bahan kimia /biologis yang tidak digunakan dan bahayabahaya yang dapat ditimbulkannya bagi kesehatan, keselamat-an dan lingkungan Jenis-jenis peralatan perlindungan diri personal dan fungsinya. Memilih peralatan bahan kimia dan biologis yang tepat Memakai peralatan bahan kimia dan biologis Membuang peralatan dan bahan kimia/biologis yang aman Memilih jenis peralatan perlindungan diri perso-nal uang sesuai BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 17 dari 45

18 sesuai dengan tugas dan disesuaikan dengan label petunjuk, lembaran data ke-selamatan material, dan standar perusahaan Praktek keamanan kerja dan peraturan dan perundangan yang relevan dilaksanakan Tertib melaksanakan peraturan dan perundangan kerja yang berlaku Cara menggunakan peralatan perlindungan diri personal yang aman berdasarkan tugas, label petunjuk, data, standar perusahaan Peraturan dan perundangan kerja Melaksanakan peraturan dan perundangan yang berlaku BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 18 dari 45

19 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengelola dan melaporkan bahan kimia yang bocor atau tumpah : NAK.RBU.110.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada Jenjang ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan, pengangkutan dan penyimpanan bahan-bahan kimia farm Sistim dan prosedur penanganan yang aman sesuai buku petunjuk Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung diri yang relevan Perundang-undangan K3, peraturan dan kode etik pada tiap kondisi yang relevan yang meliputi: kondisi kesehatan karyawan dan tindakan keselamatan, peraturan dan/atau kode etik mengenai penanganan bahan-bahan kimia/ biologis yang berbahaya 1. Mengosongkan dan membersihkan peralatan dan tempat sesuai label petunjuk penggunaan atau perintah supervisor Dipilih dan digunakan peralatan dan cara pembersihan yang tepat untuk bahan kimia dan biologis Cara pemakaian peralatan disesuaikan dengan label petunjuk Tempat dan bahan kimia/ biologis yang tidak digunakan dibuang dan tidak menggang-gu kesehatan, keselamatan dan lingkungan dan dilaksa-nakan sesuai dengan petunjuk dan atau perundangan Pembersihan peralatan dan fasilitas bahan kimia dan biologis Cermat memilih peralat-an yang akan digu-nakan Tertib memakai peralat-an Tertib dalam mem-buang peralatan dan bahan kimia/biologis yang tidak digunakan Bagian-bagian peralatan serta fungsinya Cara pengosongan dan pembersihan peralatan Cara pemakaian peralatan bahan kimia dan biologis Cara pembuangan peralatan dan bahan kimia/ biologis yang tidak digunakan dan bahayabahaya yang dapat ditimbulkannya bagi kesehatan, keselamatan dan lingkungan Memilih peralatan bahan kimia dan biologis yang tepat Memakai peralatan bahan kimia dan biologis Membuang peralatan dan bahan kimia/biologis yang aman BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 19 dari 45

20 2. Menggunakan peralatan perlidungan diri personal 3. Membuat laporan terjadinya kebocoran bahan kimia kepada pejabat yang berwenang Peralatan, alat perlidungan diri personel dipilih dan digu-nakan sesuai dengan tugas, label petunjuk, lembaran data keselamatan dan standar perusahaan Praktek keamanan kerja dan peraturan dan perundangan yang relevan dilaksanakan sesuai situasi yang ada Pejabat yang terkait dan ber-wenang menangani kebocor-an bahan kimia diketahui Sebaran kebocoran bahan kimia dipelajari, tumpahan/ kebocoran bahan kimia dila-porkan secara tepat Penggunaan peralatan per-lindungan diri personal Laporan kebocoran bahan kimia Teliti memlilih peralat-an perlindungan diri personal Tertib melaksanakan peraturan dan perundangan kerja yang berlaku Aktif mengetahui pejabat yang menangani kebocoran/ tumpahan bahan kimia Aktif membuat laporan kebocoran/ tumpahan bahan kimia Jenis-jenis peralatan perlindungan diri personal dan fungsinya Cara menggunakan peralatan perlindungan diri personal yang aman berdasarkan tugas, label petunjuk, data, standar perusahaan Peraturan dan perundangan kerja Pejabat-pejabat yang berwenang menangani kebocoran bahan kimia Pelaporan kebocoran/ tumpahan bahan kimia, penyebab dan upaya penanggulangannya Memilih jenis peralatan perlindungan diri perso-nal yang sesuai Melaksanakan peraturan dan perundangan yang berlaku Membuat laporan sebaran kebocoran/ tumpahan bahan kimia kepada pejabat yang berwenang dengan tepat BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 20 dari 45

21 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengoperasikan peralatan bantuan pada kendaraan farm : NAK.RBU.111.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada Jenjang ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko kesehatan dan keselamatan kerja yang meliputi : Modifikasi bagian luar dari spesifikasi pabrik, Memakai Helm standar, Pemilihan kendaraan bermotor untuk farm yang sesuai dengan pekerja dan yang akan dilakukan, pengertian bahwasanya usia dapat menyebabkan kurangnya penglihatan, reaksi yang lebih lambat dan kurangnya pendengaran, Keramaian dan bahaya di sekitar 1. Memilih mesin dan peralatan pendukung yang tepat untuk pekerjaan tersebut 2. Melakukan pemeliharaan rutin Modifikasi alat-alat dirancang dan dipasang sesuai untuk tugas-tugas di farm Pemeliharaan rutin dijalankan Pemeliharaan secara teratur diselesaikan sesuai saran pabrik Gangguan yang terdeteksi segera dibetulkan dan dilaporkan sesuai standar operasi Jenis mesin dan peralatan pendukung kendaraan farm Pemeliharaan rutin kendara-an farm Cermat dan teliti memodifikasi alat pendu-kung kendaraan farm dan memasangnya sesuai dengan tugas-tugas di farm Aktif melakukan pemeliharaan rutin kendara-an farm Tertib melaksanakan pemeliharaan sesuai saran pabrik Aktif membetulkan gangguan kendaraan yang terdeteksi dan melaporkannya sesuai standar operasi Jenis-jenis mesin dan peralatan pendukung kendaraan farm serta fungsinya Cara pemasangan mesin dan peralatan pendukung kendaraan farm Bagian-bagian dari kendaraan farm, fungsinya Cara pemeliharaan kendaraan farm secara rutin sesuai saran pabrik Gangguan-gangguan yang mungkin timbul dan cara mengatasinya sesuai standar operasi Memodifikasi alat pendukung kendaraan farm sesuai dengan tugastugas di farm dan memasangnya. Memelihara kendaraan farm sesuai saran pabrik Membetulkan gangguan kendaraan farm yang timbul sesuai standar operasi Melaporkan ganngguan kendaraan farm yang terjadi dan upaya-upaya yang dilakukan 3. Menjalankan kendaraan Operator selalu siap Operasionalisasi Aktif mengingatkan Jenis-jenis kegiatan farm Mengingatkan operator BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 21 dari 45

22 operasional farm sesuai kebutuhan perusahaan 4. Mengangkut alat bantu kendaraan farm pada atau didalam kendaraan lain ditempat untuk menjamin keamanan Alat bantuan kendaraan farm diperiksa sebelum dimulai dan pemasangan disesuaikan spesifikasi pabrik dan sejalan dengan praktek keamanan yang diacu Pemasangan dan pemuatan disesuaikan dengan spesifikasi pabrik dan prosedur keaman-an Prosedur pemberhentian di-jalankan sesuai dengan prosedur keamanan Alat transportasi yang sesuai dipilih Alat bantu kendaraan farm secara aman dinaikkan dan diturunkan dengan menggunakan fasilitas yang memadai Alat bantu kendaraan farm diamankan dan diangkut sesuai petunjuk pabrik kendaraan farm Pengangkutan alat bantu kendaraan farm operator agar selalu siap di tempat Aktif dan teliti memerik-sa alat bantu kendaraan farm sebelum diguna-kan Aktif dan teliti dalam memasang dan memuat alat bantu kendaraan, sesuai spesifikasi pabrik dan praktik keamanan yang diacu Tertib dalam pemberhentian kendaraan farm sesuai dengan prosedur keamanan Cermat memilih alat transportasi alat bantu kendaraan farm Teliti memilih fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan alat bantu kendaraan farm Aktif mengamankan alat bantu kendaraan Tertib mengangkut alat bantu kendaraan farm sesuai petunjuk pabrik dan jenis kendaraan serta alat bantunya yang dapat digunakan Cara mengoperasikan kendaraan farm, sesuai spesifikasi pabrik dan acuan perusahaan Jenis-jenis alat transportasi alat bantu kendaraan farm Fasilitas dan cara menaikkan/ menurunkan alat bantu kendaraan farm dari /ke alat trans-portasi Petunjuk pabrik tentang pengamanan dan cara pengangkutan alat bantu kendaraan farm agar selalu di tempat Memeriksa alat bantu kendaraan sebelum digunakan Memasang dan memuat alat bantu kendaraan sesuai spesifikasi pabrik dan peraturan perusahaan Memberhentikan kendaraan farm sesuai dengan prosedur keamanan Memilih jenis alat transportasi alat bantu kendaraan farm yang sesuai Memilih fasilitas untuk menaikkan/menurunkan alat bantu kendaraan farm Mengamankan alat bantu kendaraan Mengangkut alat bantu kendaraan sesuai petunjuk pabrik BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 22 dari 45

23 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengoperasikan traktor : NAK.RBU.112.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Kerja yang aman dan melakukan latihan-latihan diperlukan setiap waktu. Untuk pengoperasian alat pengangkat hidrolis dibutuhkan perlindungan sesuai undang-undang 1. Mejelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi keamanan operasi traktor 2. Mengoperasikan traktor farm Diidentifikasi bahaya mekanik yang terkait dengan keaman-an operasi traktor dan dijelaskan tentang pengawasan resiko Diidentifikasi bahaya lingkung-an yang terkait dengan keamanan operasi traktor dan dijelaskan tentang penga-wasan resiko Diidentifikasi faktor operator yang terkait dengan keaman-an operasi traktor Ketentuan syarat untuk operasi traktor diamati di dalam dan di luar farm. Keselamatan operasi traktor dan perabot diidentifikasi sesuai peraturan. Kontrol dan fungsi traktor Faktor-faktor yang mempengaruhi Keamanan Operasi Traktor Pengoperasian traktor farm Aktif mengidentifikasi faktor mekanik yang terkait dengan keaman-an operasi traktor dan mengawasinya Aktif mengidentifikasi faktor lingkungan yang terkait dengan kemanan operasi traktor dan mengawasinya Aktif mengidentifikasi faktor operator yang terkait dengan keaman-an operasi traktor Cermat mengamati ketentuan syarat untuk operasi traktor di dalam dan di luar farm Aktif mengidentifikasi keselamatan operasi traktor dan perabot sesuai peraturan Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan operasi traktor, dari segi mekanik, lingkungan dan operator Resiko yang mempengaruhi keamanan operasi traktor Pengoperasian traktor farm, yang meliputi: - Ketentuan syarat untuk operasi traktor di dalam dan di luar farm - Keselamatan operasi traktor dan perabot-nya - Kontrol dan fungsi traktor Mengidentifikasi faktor mekanik yang terkait dengan keamanan operasi traktor dan mengawasinya Mengidentifikasi faktor lingkungan yang terkait dengan kemanan operasi traktor dan mengawasinya Mengidentifikasi faktor operator yang terkait dengan keamanan operasi traktor Mengamati ketentuan syarat untuk operasi traktor di dalam dan di luar farm Mengidentifikasi keselamatan operasi traktor dan perabot sesuai pera-turan Mengidentifikasi kontrol BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 23 dari 45

24 diidentifikasi. Traktor dikemudikan dalam suatu garis lurus, belokan dan berputar. Traktor diparkir dengan aman ditempatnya setelah diguna-kan. Kerusakan dan kesalahan pada setiap bagian traktor dilaporkan dengan segera menurut kebutuhan kerja. Aktif mengidentifikasi kontrol dan fungsi traktor Hati-hati mengemudi-kan traktor dalam suatu garis lurus, belokan dan berputar Hati-hati memarkir traktor di tempatnya Segera melaporkan kerusakan dan kesalah-an pada setiap bagian traktor menurut kebu-tuhan kerja - Cara mengemudikan traktor dalam suatu garis lurus, belokan dan berputar - Cara dan tempat memarkir traktor yang aman - Pelaporan kerusakan dan kesalahan pada setiap bagian traktor berdasarkan kebutuh-an kerja dan fungsi traktor Mengemudikan traktor dalam suatu garis lurus, belokan dan berputar Memarkir traktor di tempatnya Melaporkan kerusakan dan kesalahan pada setiap bagian traktor menurut kebutuhan kerja BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 24 dari 45

25 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menangani dan memindahkan ternak ruminansia : NAK.RBU.114.A : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada Jenjang ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan resiko kesehatan dan keselamatan kerja yang meliputi : Hak-hak dan tanggungjawab para pimpinan dan karyawan dibawah kondisi yang relevan dan perundang-undangan K3 di tempat kerja Sistim dan prosedur kerja di luar ruangan yang aman, termasuk perlindungan dari cahaya matahari Sistim dan prosedur penanganan ternak yang aman Sistim dan prosedur yang aman dalam mencegah infeksi Sistim dan prosedur yang aman untuk penanganan perlengkapan marking pada ternak, termasuk alat pemasang anting, pemberian tanda dengan besi dan tattoo Pemilihan, penggunaan dan perawatan perlengkapan dan pakaian pelindung diri yang relevan Hak-hak dan tanggungjawab para pimpinan dan karyawan dibawah kondisi yang relevan dan perundang-undangan K3 di tempat kerja 1. Memindahkan ternak Ternak dipindahkan tanpa cidera, hilang, stress yang tidak perlu atau resiko pada ternak dan dapat mencapai tujuan yang telah diharapkan pada waktu yang tepat sesuai instruksi atasan Peraturan dan perundangan yang dibutuhkan dalam memindahkan ternak pada jalanan umum harus diperhatikan. Penanganan dan pengendalian ternak Peraturan dan perundangan transfortasi ternak Aktif dan tekun memindahkan ternak Menyayangi ternak Mentaati peraturan dan perundangan tranfortasi ternak Menghormati halk orang lain Cara memindahkan ternak yang benar Peraturan dan perundangan transportasi ternak Resiko-resiko yang mungkin timbul saat memindahkan ternak dan cara penanggulangannya Hak dan kewajiban pengusaha ternak Membedakan antara ternak yang sehat dengan yang sakit Memindahkan ternak dengan baik Melaksanakan peraturan dan perundangan transfortasi ternak Mengidentifikasi resikoresiko saat memindah-kan ternak sampai tuju-an dan cara penanggulangannya. BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 25 dari 45

26 2. Menangani ternak tanpa menimbulkan stress 3. Mengikat dan mengangkat ternak 4. Mengidentifikasi dan menimbang ternak Ternak dipindahkan tanpa merusak atau mengganggu orang lain atau properti sampai tujuan akhir. Ternak diikat dengan aman sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keamanan pada petugas dan ternaknya. Ternak tidak mengalami stres Ternak diikat seaman mungkin sesuai kebutuhan tempat kerja tanpa menim-bulkan cidera atau resiko yang tidak perlu Ternak diangkat menggunakan cara yang telah disepakati Peralatan dipersiapkan dan digunakan sesuai instruksi yang telah diberikan dan petunjuk dari pabrik Ternak ditangani dengan benar dan aman Ternak diidentifikasi secara permanen, higienis, manusiawi Ternak ditimbang dan dicatat dan dilakukan up date sebagaimana Penanganan dan pengendalian ternak Penanganan dan pengendalian ternak Penanganan dan pengendalian ternak Tekun mengidentifikasi bagian-bagian tubuh, jenis dan bangsa ternak Aktif menangani dan mengendalikan ternak Aktif berlatih tali menali Aktif berlatih mengikat ternak Aktif berlatih mengangkat ternak dengan aman Tekun mengidentifikasi resiko-resiko dalam mengangkat ternak Tekun mempelajari jenis alat identifikasi ternak dan fungsinya Aktif memberi identitas/ nomor pada ternak Menyayangi ternak Aktif menimbang ternak Teliti mencatat hasil penimbangan ternak Tubuh ternak dan fungsinya Tingkah laku ternak Cara mendekati, menangkap, dan mengikat ternak tanpa menimbulkan stres Cara mengikat dan mengangkat ternak Resiko-resiko yang mingkin timbul saat memindahkan ternak dan upaya-upaya penanggulangannya Jenis peralatan identifikasi ternak dan spesifikasi-nya Cara-cara memberi identitas pada ternak Prosedur penimbangan Mengidentifikasi bagianbagian tubuh ternak Mengidentifikasi jenis, dan bangsa ternak serta manfaatnya Melatih ternak Menggiring ternak Mengendalikan ternak Membuat tali kepala dan tali menali Mengikat ternak Mengangkat ternak Mengidentifikasi resikoresiko mengangkat ternak Menanggulangi resikoresiko saat mengangkat ternak Membedakan jenis-jenis alat identifikasi ternak dan fungsinya Mengunakan alat sesuai peruntukannya Memberi identitas/nomor pada ternak Menimbang ternak Mencatat hasil penimbangan ternak BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 26 dari 45

27 5. Melakukan pencatatan ternak seharusnya tanpa kesalahan Praktik kerja dilaksanakan dengan aman Informasi pada lingkup peternakan yang sedang berlang-sung dipelajari, dianalisa, dan dihubungkan kembali dengan ternak-ternak yang khusus Catatan atas ternak ternak yang spesifik dikaitkan dengan data datanya yang spesifik pada lingkup pemeliharaan yang ada Informasi yang telah di up-date dan dikaji ulang sebagaimana semestinya sesuai dengan kebutuhan tempat kerja Pencatatan ternak Rajin menggali infor-masi peternakan yang sedang berlangsung Tekun menganalisa informasi yang dipero-leh dan mengaplikasi-kan hasilnya di perusa-haan tempat kerja Pencatatan ternak (recording) Asal-usul ternak yang spesifik dan sistem pemeliharaannya Menggali informasi lingkup peternakan yang sedang berlangsung Menganalisa data yang diperoleh Mengidentifikasi hal-hal spesifik dari ternak dan mengadaptasikan pada sistem pemeliharaannya yang ada BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 27 dari 45

28 KOMPETENSI : Melakukan perawatan kesehatan ternak dasar KODE : NAK.RBU.115.A DURASI PEMELAJARAN : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan praktek keprofesiannya seorang yang berprofesi di bidang peternakan ruminansia pada jenjang ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bahaya K3, pertimbangan resiko dan tindakan pengendalian resiko yang meliputi : Sistim dan prosedur kerja di luar ruangan yang aman, termasuk perlindungan dari cahaya matahari Sistim dan prosedur penanganan ternak yang aman sesuai petunjuk perusahaan Sistim dan prosedur yang aman untuk penyimpanan, penanganan dan pengangkutan barang-barang yang berbahaya (vaksin, alat pemberi minum dan penuang minum) Sistim dan prosedur yang aman untuk menangani produk kehewanan, termasuk jarum, alat penyemprot, vaksin dan alat pemberi minum Sistim dan prosedur yang aman dalam mencegah infeksi Hak-hak dan tanggungjawab para pimpinan dan karyawan dibawah kondisi yang relevan dan perundang-undangan K3 di tempat kerja 1. Mengidentifikasi ternak dengan masalah kesehatan dasar Diperhatikan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian penting dan direspon secara memadai dan sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja Tanda tanda gangguan kesehatan diketahui dan direspon secara tepat waktu Identifikasi kesehatan ternak Aktif memperhatikan kesehatan ternak Aktif mengenali tandatanda adanya gangguan kesehatan Cepat dan tepat merespon masalah kesehatan ternak Fisiologi ternak dan reproduksi Penyakit yang dapat menyerang ternak ruminansia dan penyebabnya Urgensi memperhatikan kesehatan ternak Tanda-tanda gangguan kesehatan Penanggulangan gangguan kesehatan dengan cepat dan tepat Mengidentifikasi adanya gangguan kesehatan pada ternak Menanggulangi ganggu-an kesehatan dengan cepat dan tepat 2. Mengisolasi ternak untuk Ternak diikat secara aman Isolasi ternak Aktif mengikat ternak Peraturan dan standar Mengisolasi ternak untuk BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 28 dari 45

29 perawatan 3. Melakukan pengobatan pada ternak untuk dirawat. Ternak dirawat sesuai peraturan dan standar kesehatan hewan dan kebutuhan di-tempat kerja. Peralatan dipersiapkan dan digunakan sesuai instruksi yang telah ditetapkan dan petunjuk dari pabrik. Ternak ditangani dan dirawat tanpa cidera atau menimbul-kan resiko yang tidak perlu baik pada ternak maupun petugas. Perawatan dilaksanakan se-suai kepentingannya Obat disiapkan sesuai instruksi yang telah diberikan dan spesifikasi pabrik. Ternak dirawat sesuai dengan instruksi yang telah diberikan Perawatan dilaksanakan secara higienis dan konsisten pada semua ternak sesuai kebutuhan tempat kerja dan masa perawatan yang ditentukan Pengobatan pada ternak untuk dirawat Aktif merawat ternak sesuai standar kesehatan Aktif menyiapkan peralatan pengobatan Cermat mengartikan petunjuk pabrik tentang penggunaan peralatan Telaten merawat ternak sakit kesehatan ternak Isolasi ternak untuk dirawat Perlakuan-perlakuan terhadap ternak selama diisolasi Persiapan peralatan pengobatan Instruksi/petunjuk pabrik pembuat obat dan peralatan Perawatan ternak sakit Diagnosis awal kesehatan ternak dirawat Mengikat ternak untuk dirawat Merawat ternak sakit Menyiapkan alat dan obat untuk pengobatan Menyimak petunjuk pabrik pembuat obat dan peralatan Merawat ternak sakit Mendiagnosis awal kesehatan ternak BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA Halaman 29 dari 45

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...11 SUBSTANSI PEMELAJARAN...12 1.

Lebih terperinci

K3LH MATERI 5 MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

K3LH MATERI 5 MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) 1. Unsur-unsur dalam Lingkungan Kerja a. Tempat kerja Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Bekerja Aman Sesuai dengan Prosedur Kebijakan

JUDUL UNIT : Bekerja Aman Sesuai dengan Prosedur Kebijakan KODE UNIT : LAB.KK02.001.01 JUDUL UNIT : Bekerja Aman Sesuai dengan Prosedur Kebijakan DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN. Menjelaskan potensi sektor pean 2. Menjelaskan dasardasar budidaya 3. Menjelaskan sistem organ

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6 KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Judul Resume

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternakan. Kesehatan. Veteriner. Hewan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5356) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Laboratorium Terpadu. Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) RUANG LINGKUP LABORATORIUM

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) RUANG LINGKUP LABORATORIUM RUANG LINGKUP LABORATORIUM Fungsi Pengertian Tugas dan Tanggung Jawab Wadah untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan di lingkungan Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI: Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

1. Menyiapkan upaya penyelamatan

1. Menyiapkan upaya penyelamatan KODE UNIT : O.842340.039.01 JUDUL UNIT : MengikutiOperasi Penyelamatan DESKRIPSIUNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk ambil bagian/ikut dalam kegiatan penyelamatan

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi Tanggung Jawab Dasar Pengemudi Panduan ini menerangkan kondisi utama yang harus dipenuhi oleh pengemudi yang akan mengoperasikan kendaraan PMI (baik pengemudi yang merupakan karyawan PMI atau pun pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa kesehatan masyarakat veteriner mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT Untuk Denise, Yang selalu menunggu ketika saya menikmati kesendirian dan tinggal di laboratorium berhari-hari namun kamu tidak pernah melihat hasilnya. APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses

Lebih terperinci

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia 2 Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung 20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan 20.1.1. Menganalisis potensi ternak 20.1.2. Menganalisis kontribusi ternak

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER OPERATOR SUMUR DALAM NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FR-APL-02

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat Problem utama pada sub sektor peternakan saat ini adalah ketidakmampuan secara optimal menyediakan produk-produk peternakan, seperti daging, telur, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat akan

Lebih terperinci

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU 1 a. Tujuan Pelatihan Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja Kesadaran tentang keselamatan dan kesehatan di tempat kerja Pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan di

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW)

Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW) Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW) Sebelum alat pengangkat beban ini pertama kali dipakai harap membaca pedoman pemakaian ini dengan saksama. Anda akan memperoleh petunjuk penting

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja Paparan Pestisida Peranan CropLife Indonesia Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida Dan Keselamatan Kerja CROPLIFE INDONESIA - vegimpact Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012

Lebih terperinci

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

Overview of Existing SNIs for Refrigerant One day Seminar on Energy Efficient Machinery for Building 19 Mei 2016 Bromo Room, Gedung Pusat Niaga, 6th Floor JAKARTA INTERNATIONAL EXPO, KEMAYORAN Overview of Existing SNIs for Refrigerant Ari D. Pasek

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan

TATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN PP 27/2002, PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF *39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR

PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI: PerMen 04-1980 Ttg

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang

Lebih terperinci

MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.003.01 MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015

Lebih terperinci

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015 WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undangundang

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

Undang-undang Nomor I Tahun 1970 KESELAMATAN KERJA Undang-undang Nomor I Tahun 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.382, 2014 KEMENHAN. Peralatan Kesehatan. Lembaga Farmasi TNI. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Transportasi merupakan fasilitas pendukung kegiatan manusia, transportasi tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek aktivitas manusia tersebut. Transportasi sudah menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 T E N T A N G PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I. Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Almasdi Syahza: 08127533089 1 Manajemen Laboratorium (lanjutan...! Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I. Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4202) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1306, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pesawat Udara. Rusak. Bandar Udara. Pemindahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.128 TAHUN 2015 TENTANG PEMINDAHAN PESAWAT

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 45 TAHUN 2000 (45/2000) TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BINJAI NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BINJAI,

PERATURAN DAERAH KOTA BINJAI NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BINJAI, PERATURAN DAERAH KOTA BINJAI NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka Penertiban Angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat Pelindung diri dipergunakan untuk melindungi tenaga kerja dari sumber-sumber potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Ditempat kerja, tenaga kerja kemungkinan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA)

PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) Rizky Widya Pratiwi 1*, Adhi Setiawan 2, Ahmad Erlan Afiuddin 3 Program Studi Teknik Keselamatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.333, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Bahan Berbahaya. Beracun. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617) PERATURAN

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci