BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Risiko menunjukkan kemungkinan hasil yang berbeda dari yang
|
|
- Widyawati Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko dan Enterprise Risk Management Risiko Risiko adalah ketidakpastian dari keuntungan masa mendatang (Chance dan Brooks, 2016: 8). Risiko dihadapi dalam setiap aktivitas yang dilakukan, begitu pula aktivitas bisnis. Potensi kejadian yang menimbulkan risiko dapat muncul kapan saja dan menyebabkan kerugian baik bagi individu maupun. Risiko menunjukkan kemungkinan hasil yang berbeda dari yang diharapkan. Menurut Siahaan (2009: 2), risiko berkaitan dengan kemungkinan (probability) kerugian terutama yang menimbulkan masalah. Jika kerugian diketahui dengan pasti terjadinya, mungkin dapat direncanakan di muka untuk mengatasinya dengan mengeluarkan ongkos tertentu. Risiko menjadi masalah penting jika kerugian yang ditimbulkannya tidak diketahui secara pasti. Manajemen risiko adalah proses dimana mengidentifikasi risiko dan mengambil tindakan sebelum serta sesudah untuk mengontrol deviasi antara toleransi risiko dengan risiko yang dihadapi (Culp, 2002). Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses- proses berikut ini (Hanafi, 2014: 10-12): 1. Identifikasi Risiko Ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. 2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko 11
2 Tujuan dari hal ini adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika memperoleh pemahaman yang lebih baik, akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk mengukur risiko tersebut. 3. Pengelolaan Risiko Risiko harus dikelola. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya Enterprise Risk Management (ERM) Enterprise Risk Management (ERM) adalah filosofi manajemen risiko yang menekankan pendekatan strategis dan terintegrasi untuk mengelola risiko dan ketidakpastian dari banyak risiko yang muncul dengan mekanisme tata kelola yang membatasi dan mengkoordinasikan perilaku manajer (Baxter et al., 2012). Dalam Excecutive Summary yang dikeluarkan oleh COSO (2004), yang dimaksud dengan Enterprise Risk Management (ERM) adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya yang diterapkan dalam pengaturan strategi dan mencakup secara keseluruhan, dirancang untuk mengidentifikasi peristiwa potensial yang dapat memengaruhi dan mengelola risiko yang berada dalam batasannya untuk memberikan keyakinan yang cukup yang berkaitan dengan pencapaian tujuan. COSO menyatakan bahwa Enterprise Risk Management meliputi enam hal berikut: 12
3 1. Aligning risk appetite and strategy Manajemen mempertimbangkan besar risiko entitas dalam mengevaluasi strategi alternatif, menetapkan tujuan yang terkait, dan mengembangkan mekanisme untuk mengelola risiko yang terkait. 2. Enchancing risk response decisions ERM menyediakan kekuatan untuk mengidentifikasi dan memilih di antara tanggapan alternatif risiko mennghindari, mengurangi, membagi, dan menerima risiko. 3. Reducing operational surprises and losses Keuntungan entitas meningkatkan kapabilitas untuk mengidentifikasi peristiwa potensial dan menetapkan respon, mengurangi kejutan, dan menghubungkan dengan biaya atau kerugian. 4. Identifiying and managing multiple and cross-enterprise risks Setiap menghadapi banyak sekali risiko yang memengaruhi berbagai bagian organisasi dan Enterprise Risk Management memfasilitasi respon yang efektif terhadap dampak yang saling berhubungan dan mengintegrasikan respon terhadap beberapa risiko. 5. Seizing opportunities Dengan mempertimbangkan berbagai peristiwa potensial, manajemen diposisikan untuk mengidentifikasi dan secara proaktif merealisasikan peluang. 13
4 6. Improving deployment of capital Memperoleh informasi risiko yang kuat memungkinkan manajemen untuk secara efektif menilai kebutuhan modal secara keseluruhan dan meningkatkan alokasi modal. Dari keenam hal tersebut, dapat dilihat bahwa Enterprise Risk Management (ERM) mengatasi risiko melalui identifikasi, evaluasi, meminimalkan biaya yang ditimbulkan oleh risiko, serta melihat kemungkinan kejadian potensial yang dapat menyebabkan kerugian. Selain itu, Enterprise Risk Management yang dikeluarkan oleh COSO memiliki delapan komponen yang terdiri dari lingkungan internal, penentuan tujuan, identifikasi kejadian, evaluasi (assessment) risiko, respon terhadap risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta monitoring. Risiko yang dikelola mencakup risiko strategis, operasi, dan kepatuhan dan mencakup seluruh oragnisasi, mulai dari level keseluruhan, level divisi, level unit bisnis, dan level anak (Hanafi, 2014: 19). Enterprise Risk Management dianggap sebagai paradigma yang baru dalam pengelolaan manajemen risiko, sebelumnya diberbagai organisasi seperti asuransi, nilai tukar, operasi, kredit, dan komoditas masing-masing aktivitas dilakukan terfokus dan terpisah. Di bawah Enterprise Risk Management, semua area risiko akan berfungsi sebagai bagian dari sebuah integrasi, srategi, dan keseluruhan sistem. Manajemen risiko dikoordinasikan dengan tingkat pengawasan senior, karyawan di semua tingkat organisasi menggunakan Enterprise Risk Management didorong untuk melihat manajemen risiko sebagai 14
5 bagian integral dan berkelanjutan dari pekerjaan mereka (Fraser dan Simkins, 2010: 3). Nocco dan Stulz (2006), menyatakan bahwa fungsi manajemen risiko diarahkan oleh seorang eksekutif senior, yaitu Chief Risk Officer (CRO) serta peranan dewan dalam langkah-langkah pemantauan dan pengaturan batasan risiko untuk langkah-langkah ini telah meningkat di banyak. Sebuah yang memilih untuk mengelola risiko dapat melakukannya dengan dua cara yang berbeda secara fundamental: mengelola satu risiko pada satu waktu atau mengelola semua risiko yang ada secara holistik, yaitu melalui Enterprise Risk Management. Perusahaan yang berhasil menerapkan Enterprise Risk Management memiliki keunggulan kompetitif jangka panjang jika dibandingkan dengan orangorang yang mengelolanya secara individual atau terpisah. Dengan mengukur dan mengelola risiko yang sistematis dan secara konsisten dan menyelaraskan insentif karyawan untuk mengoptimalkan tradeoff antara risiko dan pendapatan, peningkatan secara tajam kemungkinannya akan mencapai tujuan stategis. Dalam konteks misi atau visi yang didirikan, manajemen menetapkan tujuan strategis, memilih strategi, dan menetapkan tujuan selaras dengan mengalirnya. Kerangka manajemen risiko ini diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, yang diatur dalam empat kategori: 1. Strategic (Strategi), tujuan tingkat tinggi, sejalan dan mendukung misi, 15
6 2. Operations (Operasi), penggunaan yang efektif dan efisien dari sumber daya, 3. Reporting (Pelaporan), keandalan pelaporan, 4. Compliance (Kepatuhan), kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (COSO, 2004). Nocco dan Stulz (2006) menjelaskan bahwa Enterprise Risk Management menciptakan nilai, baik melalui dampaknya terhadap secara makro maupun mikro. Secara makro, Enterprise Risk Management menciptakan nilai dengan memungkinkan untuk mengukur dan merasionalisasi tradeoff risiko dan pendapatan dihadapi dan karenanya memungkinkan bagi untuk mengakses sumber daya dari waktu ke waktu untuk menerapkan strategi dan mengambil risiko yang menciptakan nilai. Secara mikro, Enterprise Risk Management menjadi cara hidup. Semua risiko material yang dimiliki dan tradeoff antara pendapatan dan risiko berhubungan dengan risiko individu harus diinternalisasikan. Oleh karena itu, penerapan Enterprise Risk Management ditujukan untuk meminimalkan risiko secara menyeluruh dan ditujukan untuk mencapai tujuan strategis dan meningkatkan nilai. 2.2 Nilai Perusahaan Nilai publik ditentukan oleh pasar saham begitu juga dengan nilai yang sahamnya tidak diperdagangkan kepada publik juga sangat dipengaruhi oleh pasar yang sama (Walsh, 2003: 144). Harga saham yang tinggi akan menunjukkan tingginya nilai juga. Bagi pemilik, nilai yang tinggi sangat diharapkan yang pastinya akan menunjukkan 16
7 kelangsungan dan menunjukkan kemakmuran pemegang saham tersebut. Menurut Rodoni dan Ali (2014: 4), kekayaan pemegang saham dan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Nilai adalah nilai pasar dari hutang dan ekuitas (Keown et al., 2010). Untuk dapat menciptakan value/nilai bagi, manajer keuangan harus (Rodoni dan Ali, 2014: 3): 1. Mencoba untuk membuat keputusan investasi yang tepat. 2. Mencoba untuk membuat keputusan pendanaan yang tepat. 3. Keputusan dividen yang tepat dan juga keputusan investasi modal kerja bersih. Menurut Sanjaya dan Linawati (2015), nilai merupakan perpsepsi investor terhadap potensi pertumbuhan sebuah yang sering dikaitkan dengan perkembangan harga saham. Harga pasar saham mencerminkan penilaian khusus dari semua pelaku pasar atas nilai suatu (Horne dan Wachowicz, 2007). Untuk mengukur nilai, penelitian ini menggunakan Tobin s Q sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoyt dan Lienbenberg (2008), Bertinetti et al (2013), dan Tahir dan Razali (2011). Tobin s Q adalah rasio yang membandingkan nilai pasar aset untuk biaya penggantian mereka dimana Tobin s Q mencerminkan ekspektasi pasar dan mencerminkan harapan masa depan investor. Tobin s Q didefinisikan sebagai nilai pasar ekuitas ditambah nilai buku kewajiban dibagi dengan nilai 17
8 buku aset (Hoyt dan Lienbenberg, 2008). Jika Q>1 berarti harga pasar satuan saham lebih besar dari harga buku satuan saham yang menunjukkan bahwa memiliki respon pasar yang kuat. 2.3 Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran merupakan atau besarnya asset yang dimiliki (Pantow et al., 2015). Penelitian ini menggunakan Log natural total asset. Karena nilai total aset biasanya sangat besar dibandingkan variabel keuangan lainnya. Tongli et al (2005), menjelaskan (dalam Tahir dan Razali, 2011) bahwa ukuran terkait dengan kinerja. Oleh karena itu, yang lebih besar dapat meningkatkan ukuran mereka saat ini dengan cepat karena kinerja masa lalu saat ini berkaitan dengan nilai. Pemaksimalan ukuran dapat berarti mempertahankan investasi yang mengurangi nilai atau investasi berlebihan dalam pegawai dan mengembangkan ke dalam usaha yang tidak terkait yang pada akhirnya meningkatkan besar, namun tidak meningkatkan nilai (Basyaib, 2007: 138). 2.4 Leverage Leverage artinya harta didongkrat dengan utang atau leverage adalah kemampuan menggunakan utang untuk membiayai investasi. Rasio total utang terhadap harta idealnya sebesar 40%. Dalam kondisi ekonomi yang baik, tingkat leverage bisa tinggi karena diharapkan akan menghasilkan laba 18
9 operasi yang tinggi, sedangkan dalam kondisi ekonomi buruk tingkat leverage harus rendah agar beban bunga rendah (Utari et al., 2014: 61) Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung. Seluruh hutang dalam neraca memberikan pihak ketiga klaim legal atas. Klaim ini dapat berupa pembayaran bunga pada interval waktu yang teratur, ditambah pembayaran kembali pokok pinjaman selama waktu yang telah disetujui. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar ( Walsh, 2003: 23). 2.5 Profitabilitas Profitabilitas ialah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Untuk memperoleh laba di atas rata-rata, manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengurangi semua beban (expenses) atas pendapatan. Analisis profitabilitas dapat menggunakan Return On Asset, yaitu laba bersih dibagi dengan total aset (Utari et al., 2014: 63). Husnan dan Pudjiastuti (2004:72) dalam Pantow et al (2015), mengatakan bahwa Return On Asset (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktiva memperoleh laba dari operasi. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas di dalam menghasilkan 19
10 keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Laba bisa meningkat melalui dua cara (Sjahrial, 2012:119): 1. meningkatkan pendapatan/laba dari penjualan 2. menurunkan biaya-biaya Profitabilitas juga mengacu kepada kemampuan untuk membuat keuntungan setelah banyak biaya, biaya overhead, dan biaya lainnya. Profitabilitas penting bagi, karena peningkatan laba bisa memengaruhi kenaikan harga pasar. Di sisi lain, jika sebuah menunjukkan pendapatan yang baik, ini akan menarik lebih banyak investasi. 2.6 Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Pertumbuhan penjualan diukur sebagai pertumbuhan penjualan masa lalu (satu tahun) dan digunakan sebagai pengukur peluang pertumbuhan di masa depan (Hoyt dan Lienbenberg, 2008). Pertumbuhan penjualan diukur dengan membandingkan penjualan tahun ini dikurangi dengan penjualan tahun sebelumnya dan dibagi penjualan tahun sebelumnya. Semakin besar angka pertumbuhan penjualan, akan semakin besar pertumbuhan penjualannya. Hal ini akan meningkatkan keuntungan bagi. Menurut Hansen dan Juniarti (2014), pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh terhadap nilai yang ditandai dengan peningkatan market share yang akan berdampak pada peningkatan penjualan dari. Pertumbuhan penjualan yang tinggi menunjukkan bahwa memiliki prospek pertumbuhan yang baik di masa depan sehingga memiliki kemampuan dalam memberikan return saham yang tinggi kepada investor. 20
11 2.7 Penelitian Terdahulu Pada Tabel 2.1 disajikan penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas tentang pengaruh Enterprise Risk Management terhadap nilai, sebagai berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Teknik No Judul/Peneliti Variabel Analisis Data 1 Pengaruh penerapan Enterprise Risk Management dan variabel kontrol terhadap nilai di sektor keuangan/ Chyntia K. Sanjaya dan Nanik Linawati (2015) 2 Enterprise Risk Management and firm value within China s insurance industry/ Qyujing Li et al (2014) 3 The effect ot the Enterprise Risk Management implementation on the firm value of European companies/ Giorgio S. Bertinetti, et al (2013) VD: Nilai (Tobins Q) VI: ERM (variabel dummy) VK: Size (Ln book value of total assets) Leverage (DER) VD: Nilai Perusahaan (ROE) VI: ERM (variabel dummy), Size, Leverage, Sales growth, Chinese Ownership, dan Life Insurance VK: - VD: Nilai (Tobins Q) VI: ERM (variabel dummy)vk: Size (Ln total aset), Leverage (DER), ROA, Sales Growth, dividen dan Beta Analisis regresi bergandaordinary least square Model analisis regresi ordinary least square Analisis regresi panel dan analisis logistik Hasil 1. ERM tidak berpengaruh 2. Size berpengaruh positif 3. Leverage berpengaruh negatif siginfikan terhadap nilai 1. ERM berpengaruh positif tidak 2. Size berpengaruh positif 3. Leverage berpengaruh positif dan 4. Sales growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai 5. Chinese Ownership berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap nilai 6. Life Insurance berpengaruh negatif 1. ERM berpengaruh positif 2. ROA dan Beta berpengaruh positif 3.Leverage,dan Size berpenaruh negatif 4. Sales growth dan Dividen tidak berpengaruh dan tidak signifikan. 21
12 Lanjutan Tabel 2.1 No Judul/Peneliti Variabel 4 The relationship between Enterprise Risk Management (ERM) and firm value: evidence from Malaysian Public Listed Companies/ Izah Mohd Tahir dan Ahmad Rizal Razali (2011) 5 The Value of Enterprise Risk Management: evidence from the U.S. Insurance Industry/ Hoyt dan Lienbenberg (2008) VD: Nilai Perusahaan (Tobins Q) VI:ERM (Variabel dummy), Size, Leverage, Profitability, Interntsional Diversification, Majority Ownership. VK:- VD: Nilai Perusahaan (Tobins Q) VI: ERM VK: Size (Ln nilai nilai bukun aset), Leverage, Profitabilitas, Diversifikasi Industri, Diversifikasi Internasional, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Insider, dan Peluang Pertumbuhan Teknik Analisis Data Model analisis regresi ordinary least square Analisis regresi Koefisien Korelasi Pearson Hasil 1. ERM berpengaruh positif tidak 2. Size berpnegaruh negatif 3. Leverage berpengaruh positif 4. Profitability (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai 5. Internasional Diversifikasi berpengaruh positif dan 6. Majority Ownership berpengaruh positif tidak. 1. Koefisien ERM positif signifikan 2. Kebijakan dividen memiliki hubungan dengan nilai 3. Internasional diversifikasi dan Industrial diversifikasi berpengaruh signifikan terhadap nilai. 2.8 Kerangka Konseptual Untuk dapat memahami secara jelas tentang alur dari penelitian ini, diperlukan suatu kerangka konseptual. Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan beberapa faktor yang 22
13 telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berdasarkan uraian teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, variabel independen penelitian ini adalah Enterprise Risk Management, dengan faktor internal sebagai variabel kontrol yang terdiri dari size, leverage, profitabilitas, sales growth, dan kepemilikan. Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu nilai. Penerapan manajemen risiko diharapkan dapat membantu kinerja untuk meningkatkan nilai melalui pengelolaan risiko yang bertujuan meminimalkan kerugian. Dengan adanya peraturan yang mendukung pelaksanaan manajemen risiko, artinya bagi manajemen risiko merupakan hal yang penting. Pengelolaan risiko secara terintegrasi dapat dilakukan dengan Enterprise Risk Management dengan hadirnya Chief Risk Officer di dalam suatu. Manajemen risiko di dalam juga diharapkan akan memberikan jaminan perlindungan bagi investor terhadap berbagai risiko yang dihadapi oleh. Kebutuhan dalam mengelola risiko akan semakin meningkat terhadap dengan ukuran yang lebih besar. Total aset yang besar menunjukkan bahwa telah mencapai tahap kedewasaan yang berarti risiko yang dihadapi juga semakin kompleks. Pentingnya pengelolaan risiko adalah untuk tetap menjaga nilai. Perusahaan yang memiliki kinerja yang semakin baik akan berdampak terhadap meningkatnya ukuran, sehingga investasi lebih memungkinkan untuk mencipatkan nilai bagi pemegang saham. Kebijakan hutang atau leverage dari sebuah akan mempengaruhi kinerja suatu. Leverage merujuk kepada pilihan 23
14 pada komposisi utang dan ekuitas. Perusahaan yang memiliki komposisi utang lebih besar akan cenderung memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar. Leverage dapat meningkatkan nilai bila leverage mengurangi arus kas bebas yang telah diinvestasikan. Akan tetapi, jumlah utang yang terlalu besar akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan dan besarnya risiko gagal bayar, sehingga investor kurang berminat untuk berinvestasi dan menurunkan nilai. Profitabilitas adalah kemampuan untuk mendapatkan laba dari aktivitas bisnisnya. Profitabilitas dapat dilihat dari rasio Return On Asset yang menunjukkan bagaimana sebuah mungkin untuk memperoleh pendapatan dari investasi asetnya. Profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang akan menciptakan nilai untuk menarik minat investor baru. Semakin tinggi kemampuan menggunakan aset yang dimiliki, laba yang dihasilkan oleh juga semakin besar sehingga hal ini dapat memengaruhikenaikan harga pasar dan meningkatnya nilai. Pertumbuhan penjualan mencerminkan bagaimana perkembangan dari kegiatan bisnis suatu di masa akan datang yang diprediksi dari kesuksesan dimasa lalu. Pertumbuhan juga digunakan untuk melihat sejauh mana peluang pertumbuhan dimasa yang akan datang dapat menarik minat investor. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap nilai dilihat dari peningkatan penjualan yang menunjukkan prospek pertumbuhan di masa depan. 24
15 Bentuk kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Enterprise Risk Management Ukuran Perusahaan Leverage Nilai Perusahaan Profitabilitas Sales Growth Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.9 Hipotesis Berdasarkan latar belakang, uraian teoritis, dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian adalah Enterprise Risk Management dan faktor internal yang terdiri dari size, leverage, profitabilitas, dan sales growth berpengaruh signifikan secara bersama-sama dan parsial terhadap nilai perbankan di Bursa Efek Indonesia. 25
BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al, 1996). Semakin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Return Saham Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba perusahaan pada masa yang akan datang, dimana laba perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kesulitan dalam dunia bisnis. Selama krisis finansial global tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global yang terjadi karena kegagalan pembayaran kredit perumahan pada tahun 2008 di Amerika Serikat telah menimbulkan banyak kesulitan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: 1. Komang Adik dan I Made (2016) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Pengertian rasio aktiva lancar menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2006:72): Rasio aktiva lancar adalah rasio mengukur seberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari
Lebih terperinciPRAKTEK PENILAIAN RISIKO
PRAKTEK PENILAIAN RISIKO 1; Pengantar Mengingat bahwa risiko adalah bagian integral dari pencapaian nilai strategis, maka perusahaan tidak berpikiran untuk menghilangkan risiko Sebaliknya, perusahaan ini
Lebih terperinciEARNING RISK MANAGEMENT
PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO Perkembangan risiko dan harapan manajemen kini tentang risiko telah menempatkan tekanan pada praktek kerja jika dibandingkan sebelumnya. Secara historis, dalam kedua organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Dividen Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan semua perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya, hanya saja cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne dan Wachowicz
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Family Control Perusahaan dengan family control didalamnya adalah perusahaan yang salah satu cirinya lebih dari setengah jumlah saham yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Nilai Perusahaan Suharli (2006) menjelaskan bahwa salah satu hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai salah satu sarana penghimpun dana dari masyarakat sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang terhimpun digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan atau laba maksimal. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, membayar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam mengelola keuangannya dihadapkan pada tiga keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Enterprise Risk Management dan Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan di Sektor Keuangan
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57 52 Pengaruh Penerapan Enterprise Risk Management dan Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan di Sektor Keuangan Chyntia Kartika Sanjaya dan Nanik Linawati Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua
Lebih terperinciPENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Oleh: NATASYA MAY BAADILLA 0712010012
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin kompleksnya kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba untuk menginvestasikan dana mereka ke pasar modal. Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada
BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Brigham (2010:190) mengatakan bahwa Pasar Modal merupakan pasar keuangan untuk hutang jangka menengah dan jangka panjang serta saham perseroan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu lembaga perbankan perlu meningkatkan kinerja untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan adalah suatu hal yang ingin dicapai setiap individu, terutama kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari terpenuhinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Profitabilitas. bersih atau laba yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas 2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas Secara umum pengertian profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih atau laba yang mampu diraih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kondisi perekonomian global yang semakin pesat merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk selalu melakukan penyesuaian terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti menginginkan usahanya berjalan lancar bahkan dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya. Modal adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.
A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan pasti dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Salah satu risiko tersebut dapat berupa keuangan maupun nonkeuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pendanaan dapat menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya agar mampu sejalan dengan perkembangan yang sedang dihadapinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2010 2014 mengalami peningkatan sekitar 6-7 persen. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan kehadiran industriindustri baru, yang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang secara global. Berkembangnya suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kegiatan bisnis selalu mengandung risiko yang setara dengan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan. Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Untuk mengukur dan menganalisa kondisi fundamental suatu perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang. Ketika calon investor ingin berinvestasi maka perlu mengumpulkan
BAB I PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Penelitian Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Nilai Nilai perusahaan itu sendiri, menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:6) merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah memakmurkan pemilik perusahaan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sangat
Lebih terperinciakibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. perusahaan secara optimal. Dengan demikian perusahaan memiliki daya saing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bertambahnya jumlah perusahaan baru dari hari ke hari dewasa ini membuat persaingan dunia bisnis di Indonesia menjadi semakin ketat. Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Soemarso, 2004 : 34). Salah satu unsur dalam laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen.
Lebih terperinci