BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Farida Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dividend Payout Ratio Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada para pemegang saham berupa kas maupun saham. Dividen merupakan return yang diterima para pemegang saham selain capital again. Menurut Robert Ang (1997) dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dan dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk operasional perusahaan. Besarnya pembagian dividend dan laba ditahan sebuah perusahaan pada diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS). Kajian mengenai Dividend Payout Ratio ini pertama kali dikenalkan oleh Litner pada tahun Litner mengembangkan suatu kebijakan modern yakni kebijakan dividen. Semakin besar dividen yang dibagikan, maka akan semakin besar Dividend Payout Ratio. Terkadang, besarnya Dividend Payout Ratio mencerminkan besarnya laba bersih sesudah pajak perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi Dividend Payout Ratio sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi juga cerminan laba bersih
2 perusahaan tersebut. Hal tersebut, tentu akan lebih menarik lagi minat para investor untuk berinvestasi. Sehingga, terkadang perusahaan tetap mempertahankan tingkat dividend payout yang tinggi, meskipun jumlah laba yang diperoleh perusahaan tersebut sedang mengalami penurunan Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan besarnya proporsi dividen yang akan dibagikan perusahaan dan laba ditahan perusahaan untuk kepentingan operasional perusahaan terhadap laba bersih sesudah pajak yang dihasilkan perusahaan. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih sesudah pajak perusahaan yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan, dan dividen berupa arus kas yang akan mengalir kepada pemegang saham perusahaan. Dari pengertian tersebut terdapat adanya ketimpangan antara kepentingan para pemegang saham dan pihak internal perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2010). Dengan demikian pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen,
3 oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan faktor mana yang paling dominan yang mempengaruhi kebijakan dividen. Beberapa penelitian tentang faktor penentu kebijakan dividen telah dilakukan. Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh dividen, sehingga profitabilitas merupakan faktor utama terpenting terhadap dividen, Lintner (1956) Profitability Profitability merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya selama periode waktu tertentu. (Armajitt et. al., 2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen, demikian pula investasi yang diukur dari aset (bersih) operasi. Tingkat profitability perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio yang disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas modal, dan sebagainya.
4 Dalam penelitian ini profitability diukur dengan Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aset). Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sudarsi, 2002). Oleh karenanya perusahaan akan lebih berupaya dalam memaksimumkan profit, agar dapat memenuhi kewajbannya dalam membayarkan dividen para pemegang saham. Return on Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aset yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya, jika ROA negatif menunjukkan total aset yang digunakan tidak memberikan keuntungan, namun memberikan kerugian. Semakin besar ROA menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan tersebut, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Dengan demikian meningkatnya ROA akan meningkatkan dividen (dividen cash). Seperti yang diungkapkan Armajit et. al. (2010) dan Chasanah (2008) bahwa tingkat profitabilitas yang diukur melalui ROA mempengaruhi dividen secara positif. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : RRRRRR = EEEEEEEEEEEEEE AAAAAAAAAA TTTTTT (EAT ) TTTTTTTTTT AAAAAAAAAAAA, (Armajit et, al)
5 2.1.4 Current Ratio Likuiditas merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan atau lembaga dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR). Current Ratio mengukur kemampuan aset lancar membayar hutang lancar (Subramanyam dan Wild, 2010). Unsur yang mempengaruhi Current Ratio adalah aset lancar dan hutang lancar. Pada umumnya aset lancar suatu perusahaan terdiri atas : kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Hutang lancar terdiri atas hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang beum dibayar (accrued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya. Semakin tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan tersebut, dan sebaliknya. Dengan tingginya Current Ratio (CR) perusahaan tersebut, maka peluang perusahaan untuk membayarkan dividen kepada para pemegang saham semakin besar. Sehingga, perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) tinggi akan lebih menarik para investor untuk berinvestasi karena keyakinan akan tingginya Current Ratio (CR) perusahaan tersebut (Marlina dan Danica, 2009). Dengan demikian, Current Ratio (CR) memiliki pengaruh positif terhadap pembayaran dividen.
6 2.1.5 Debt to Equity Ratio Kebijakan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham dipengaruhi oleh faktor hutang terhadap kreditor. DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (pengukuran hutang) terhadap total shareholder s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin rendah DER, maka akan semakin baik. Sebab kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya akan semakin baik. Proporsi hutang yang besar dalam struktur modal mengartikan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah kewajiban perusahaan tersebut besar. Besarnya beban hutang tersebut akan mempengaruhi laba bersih yang karena dibagikan menjadi dividen. Sebab, pemenuhan kewajiban lebih diutamakan daripada pembayaran dividen. Sehingga DER memiliki pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen Market to Book Value Ratio Pengertian rasio pasar (market value ) menurut Brigham dan Houston (2010:151) adalah menghubungkan harga saham perusahaan pada laba, arus kas dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat memberikan indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. MBV yang tinggi mengindikasikan sesuatu yang baik. Sebab semakin
7 tingginya MBV mengindikasikan bahwa harga saham tersebut di pasar adalah tinggi. Harga saham yang tetap tinggi merupakan keinginan investor. Oleh karenanya perusahaan akan tetap menjaga MBV nya tetap meningkat. Rajan dan Zingales (1995) mendefenisikan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Rasio ini merupakan tolok ukur untuk menentukan seberapa jauh perusahaan tersebut memilih peluang investasi (opportunity investment). MBV biasanya dijadikan panduan sebagai investasi. Peluang investasi pada dasarnya adalah kesempatan yang memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atas pendanaan asset yang dilakukan. Untuk dapat merealisasikan kesempatan investasi yang tersedia diperlukan dana yang dapat diperoleh dari berbagai sumber pendanaan, salah satunya berasal dari laba ditahan. Apabila perusahaan proporsi laba ditahan perusahaan besar, maka bagian laba bersih yang akan dibagikan perusahaan untuk membayarkan dividen semakin kecil. Sehingga MBV memiliki hubungan negatif Corporate Tax Menurut Undang-Undang No.28 Pasal 1 Tahun 2007, pajak adalah konstribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
8 mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penghitungan besarnya pajak perusahaan berdasarkan ketentuan Undang-undang Perpajakan No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, khsusnya Pasal 17 ayat (1) yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri. Corporate tax yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah besarnya corporate tax dengan laba sebelum pajak (EBT) yang diukur dengan skala rasio Sales Growth Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat, cenderung mampu membagikan dividen yang lebih tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah akan lebih kecil kemungkinannya dalam membagikan dividen (Komrattanapanya dan Suntraruk, 2013). Bagi perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan untuk membagikan dividen lebih stabil dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang tingkat penjualannya rendah (Hatta,2004) Cash Flow Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan menurut PSAK ayat 1 (2009). Informasi mengenai arus kas suatu perusahaan berguna bagi pengguna laporan keuangan sebagai dasar
9 penilaian kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, serta menilai kebutuhan perusahaan dalam penggunaan kasnya. Free cash flow (arus kas bebas) adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang sham dan pemilik utang) setelah perusahaan melakukan investasi dalam asset tetap, produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2010) Georgiana (2012) menyatakan bahwa variabel yang dapat menyatakan pendistribusian dividen adalah free cash flow karena perusahaan dengan peluang pertumbuhan rendah dan free cash flow yang lebih tinggi akan membayar dividen yang lebh tinggi untuk mencegah manajer dalam melakukakan investasi pada biaa modal, pembayaran, dividen yang tinggi juga dapat menurunkan arus kas yang diguakan oleh maajer untuk investasi proyek-proyek yang tidak efektif. Semakin tinggi free cash flow perusahaan,maka akan semakin besar peluang perusahaan tersebut untuk membayarkan dividen perusahaannya dalam jumlah yang bsear. Sebalinya, apabila penggunaan free cash flow (FCF) yang berlebihan oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi jumalah dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham yang kemungkinan akan lebih sedikit, oleh karenanya free cash flow dapat digunakan menjadi informasi mengenai pembayaran dividen. Hal ini mengindikasikan bahwa free cash flow positif
10 2.2 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah penilitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Thn Judul Variabel Teknik Penelitian 1. Sutrisno 2001 Analisis Faktorfaktor Dependen : AMOS yang Dividend Payout (Analysis Mempengaruhi Ratio of Moment Dividend Structure) Payout Ratio Independen: pada Perusahaan - Cash Publik di Position Indonesia - Growth Potential - Firm Size - Debt to Equity Ratio - Profitabil ity - Holding 2. Sudarsi 2002 Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahaan perbankan yang listed di Bursa Efek Jakarta Dependen : Dividend Payout Ratio Independen: - Cash position - Profitabil ity - potensi pertumb uhan Analisis Regresi Hasil Penelitian 1. Cash Postion dan Debt to Equity Ratio, dan Holding terhadap DPR, sedangkan variable yang lainnya tidak. 2. Cash position berhubungan secara positif dan 3. Debt to equity berhubungan secara negatif dan 1. Secara simultan dan parsial ketiga variable yaitu cash position, profitability, dan potensi pertumbuhan tidak Sedangkan dua
11 - ukuran perusaha an - DER variable lainnya yakni Size dan DER tidak memenuhi asumsi klasik multikolinieritas sehingga harus dikeluarkan dari model. 3. Usman 2006 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio, dengan sampel penelitian LQ 45 yang terdaftar di BEI pada periode Maria Andriyan i 2008 Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity, Insider Ownership, Investment Opportunity, Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen Dependen : Dividend payout Independen : - Profitabil itas - posisi kas - aktiva tetap bersih - peluang investasi - ukuran perusaha an - DER Dependen : dividend payout Independen - cash - debt to equity - insider ownershi p - investme nt opportun Analisis regresi linier berganda Analisis regresi berganda 1. Profitabilitas, ukuran perusahaan, peluang investasi dan DER positif terhadap DPR. Sedangkan, posisi kas tidak 1. Cash, debt to equity, insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan return on assets secara bersamasama 2. Debt to equity, dan
12 ity - investme nt opportun ity set (IOS) - return on assets insider ownership negative terhadap DPR, sedangkan variable lainnya positif terhadap DPR. 3. Insider ownership tidak terhadap DPR, sedangkan variable lainnya 5. Marlina dan Danica 2009 Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio Dependen : Dividend payout Independen : - cash position (CP) - debt to equity (DER) - return on assets (ROA) Analisis regresi berganda 1. Secara simultan, variable CP, DER dan ROA secara 2. Secara parsial variable CP dan ROA mempunyai pengaruh positif dan terhadap DPR, sedangkan variable independen yang lain yakni DER tidak mempunyai pengaruh yang
13 terhadap DPR 6. Puspita 2009 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Peusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode ) 7. Armajit Gill, Nahum Biger, dan Rajendra Tribewal a 8. Laksmi Primawe stri 2010 Determinants of Dividend Payout Ratio : evidence of United States 2011 Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Dependen : Dividend payout Independen : - cash - firm size - return on assets - growth - debt to total assets (DTA) - debt to equity (DER) Dependen : Dividend payout Independen : - profitabil ity - cash flow - corporate tax - growth - Market to Book Value - Debt to Equity Ratio Dependen: Dividend payout Independen : Analisis regresi Ordinary Least Square (OLS) Analisis regresi berganda Cash, firm size, dan return on assets positif terhadap DPR, sedangkan faktor-faktor lain yakni growth, debt to total assets (DTA), dan debt to equity (DER) negative 1. Profitability dan debt to equity negative 2. Cash flow, tax, growth, market to book value memiliki pengaruh positif 1. Secara parsial variable return on asset, debt to equity, dan ukuran
14 9. Dr Ghassan Al Taleb (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI Periode ) 2012 Measurement of Impact Agency Cost Level of Firms on Dividend and Leverage Policy : An Empirical Study - Return on Asset (ROA) - Debt to Equity Ratio (DER) - Current Ratio (CR) - Ukuran Perusaha an (SIZE) Dependen : Dividend Payout Ratio Independen : - Free cash flow - Leverage - Growth - Profit - size - risk Analisis regresi linier berganda perusahaan 2. Current tidak 3. Secara simultan variable return on asset, debt to equity, dan ukuran perusahaan 1. Secara parsial variable free cash flow negative terhadap variable dividend payout namun positif terhadap variable leverage untuk mengurangi agency cost. 2. Variable cash flow sebagai proksi agency cost negative terhadap
15 10. Georgian a 2012 Determinant Agent Analysis of Dividend Policy Practiced by Companies Listed in Great Britain and Fance Dependen : Dividend payout Independen : - Earning per share - return on equity - dividend distribute d in previous year (DIV t-1 ) - free cash flow - firm size - debt to Equity - tax - dummy Ordinary Least Square (OLS) kebijakan dividen. 3. Variable size dan risk positif tidak terhadap DPR untuk mengurangi agency cost, sedangkan variable growth negative tidak terhadap kebijakan dividen untuk mengurani agency cost. 1. DIV t-1, tax, EPS, free cash flow dan DUM memiliki pengaruh yang signifkan terhadap dividen. 2. EPS, DPR, dan TAX memiliki hubungan negatif terhadap dividen, sedangkan variable lainnya memiliki pengaruh positif terhadap dividen.
16 11. Abdul Rahman dan Haruto Takumi 2012 Determinants of Dividend Payout Ratio ; Evidence of Karachi Stocks Exchange (KSE) variable for ownershi p structure (DUM) Dependen : Dividend payout Independen : - profitabil ity - operating cash flow per share - corporate tax - current - market to book value - debt to equity Analisis regresi 1. Profitability, debt to equity, current and corporate tax positif terhadap DPR. 2. Operating cash flow per share, dan market to book value memiliki hubungan negatif terhadap DPR. 3. Profitability dan debt to equity dan market to book value menjadi pengaruh yang paling 12. Unzu Marietta 2013 Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return on Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity terhadap Dividend Payout Ratio (Studi pada Peusahaan Dependen : Dividend payout Independen : - Cash Ratio - Return on Assets - Growth Analisis regresi berganda 1. Cash positif dan tidak 2. Return on assets dan size secara bersamaan negative dan
17 13. Roro Ayu Istiningty as Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) 2013 Analisis Free Cash Flow, Leverage, Profitability, Risk, Growth, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada Peusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Tahun ) - Firm Size - Debt to Equity Dependen : Dividend payout Independen : - free cash flow - debt to equity - return on equity - risk - growth - firm size Analisis regresi berganda 3. Growth negative dan tidak 4. Debt to equity positif dan 1. Secara parsial variable profitability (ROE) dan variable firm size positif dan 2. Leverage (DER) negative dan 3. Free cash flow, risk, dan growth tidak terhadap
18 14. Fanni Novianin g Putri 2014 Analisis Leverage, Growth, Collateralizable Asset dan Risiko Sistematis terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dependen : Dividend payout Independen : - leverage - growth - collateral izable asset - risiko sistemati s Analisis regresi 1. Leverage dan collateralizable asset secara negative dan tidak 2. Growth secara positif dan tidak 3. Risiko sistematis secara negative dan Sumber : Berbagai jurnal dan tesis.
19 2.3 Kerangka Konseptual Profitability (X 1 ) H 1 Current Ratio (X 2 ) H 2 Debt to Equity Ratio (X 3 ) H 3 Market to Book Value Ratio (X 4 ) H 4 H 8 Dividend Payout Ratio (Y) Corporate Tax (X 5 ) H 5 Sales Growth (X 6 ) H 6 Cash Flow (X 7 ) H 7 Gambar 2.1 Bagan Pengaruh Variabel Profitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value Ratio (MBV), Corporate Tax (TAX), Sales Growth (SG), dan Cash Flow (FCF) dengan variable Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan mempertimbangkan banyak hal dalam membuat keputusan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, diantaranya
20 profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, perumbuhan, dan sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti memilih tujuh faktor yang mempengaruhi dividend payout (DPR) yakniprofitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), MBV, Corporate Tax, Sales Growth, dan Free Cash Flow (FCF) Hubungan Return on Assets dan Dividend Payout Ratio ROA mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai dividen semakin besar. Sehingga Return on Assets (ROA) memiliki hubungan positif dengan dividend payout (DPR). Parthington secara eksplisit menunjukkan bahwa profitabilitas (earning after tax dan assets) merupakan variable yang penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam membuat kebijakan dividen. Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan harapan para investor untuk memperoleh dividen. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Primawestri (2011), Takumi (2012) dan Megawati (2011) yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh yang postif terhadap dividend payout (DPR). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative pertama (H 1 ) yang diambil adalah :
21 H 1 : ROA positif Hubungan Current Ratio dengan Dividend Payout Ratio Dalam melakukan pembayaran dividen tentulah mempertimbangkan besarnya hutang perusahaan tersebut. Sebab pembayaran hutang lebih diutamakan daripada pembayaran dividen. Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya semaakin baik. Dengan tingginya CR perusahaan tersebut meyakinkan investor bahwa dividen akan dibayar (Takumi, 2012). Dengan kata lain, CR memiliki hubungan positif dengan DPR. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Danica (2009) yang menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative kedua (H 2 ) yang diambil adalah : H 2 : CR positif Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Dividend Payout Ratio DER merupakan rasio antara total ekuitas dan pemegang saham merupakan rasio yang mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayarkan hutang perusahaan. Tingkat DER yang tinggi mengartikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik
22 dalam menutupi seluruh kewajibannya dengan modal yang ada. Tingginya tingkat DER juga mengindikasikan besarnya utang prusahaan. Apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, hal ini dapat membuat kemampuan dalam membayarkan dividen yang tinggi akan semakin sulit. Ini dikarenakan perusahaan haruus lebih mengutamakan dalam hal memenuhi kewajibannya terhadap kreditor daripada pemegang saham. Hal tersebut juga di dukung oleh hasil penelitian Noviang (2014) dan Hadiwidjaja (2007) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa DER memiliki pengaruh yang negative dan Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative ketiga (H 3 ) yang diambil adalah : H 3 : DER negatif Hubungan Market to Book Value Ratio dengan Dividend Payout Ratio MBV seringkali dijadikan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai gambaran tentang keinginan investor terhadap masa depan perusahaan. Oleh karena pihak manajemen perusahaan akan berusaha untuk tetap memperhatikan investasi perushaannya dengan baik agar para investor tetap berinvestasi di perusahaannya tanpa ada rasa ragu. Untuk dapat melakukan investasi yang baik, perusahaan harus meminimumkan segala sesuatu bentuk investasi yang tidak berpotensi. Oleh karenanya, pada saat pihak manajemen perusahaan melihat peluang investasi yang baik, tentulah pihak manajemen perusahaan memerlukan dana yang besar untuk
23 dapat merealisasikan investasi tersebut. Dana yang akan digunakan tersebut pada umumnya diambil dari laba ditahan perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan dana yang besar, maka akan semakin besar pula bagian laba bersih perusahaan yang akan dijadikan sebagai laba ditahan, yang pada akhirnya laba bersih yang akan dibagikan untuk pembayaran dividen akan menjadi lebih sedikit. Oleh karenanya MBV memiliki pengaruh negatif Hal tersebut juga sama dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang menyatakan bahwa MBV mempengaruhi DPR secara. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternatif keempat (H 4 ) yang diambil adalah : H 4 : MBV negatif Hubungan Corporate Tax dan Dividend Payout Ratio Corporate memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen dan dividend payout (Takumi, 2012). Hal tersebut dapat kita lihat dalam laporan keuangan perusahaan, bahwa laba yang akan dialokasikan untuk laba di tahan dan dividen merupakan laba sesudah pajak. Oleh karenanya pajak yang sebagai pengurang dalam laba tersebut memiliki pengaruh yang besar. Semakin besar pajak perusahaan maka akan semakin kecil laba yang dialokasikan, yang artinya dividen yang akan dibagikan juga akan semakin kecil. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa corporate tax memiliki hubungan negatif terhadap dividend payout.
24 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative kelima (H 5 ) sebagai berikut : H 5 : Corporate Tax negatif Hubungan Sales Growth dan Dividend Payout Ratio Smith dan Watts (1992) menunjukkan dasar teori pada pengaruh dari ukuran yang diukur melalui pertumbuhan penjualan (sales growth) sangat kuat terhadap kebijakan dividen yang sangat kuat. Perusahaan yang memiliki akses pasar yang baik, seharusnya membayarkan dividen yang lebih besar daripada perusahaan yang memiliki akses pasar yang tidak baik, sehingga sales growth dan DPR memiliki hubungan positif (Laksono, 2006). Sama halnya dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sales growth memiliki hubungan positif yang Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative keenam (H 6 ) sebagai berikut : H 6 : Sales Growth positif Hubungan Cash Flow dan Dividend Payout Ratio Menurut Jensen (1986) pengaruh free cash flow terhadap DPR bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi free cash flow makin tinggi DPR atau semakin rendah free cash flow akan semakin rendah DPR. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith dan Watts(1992) dalam Rosdini (2009) yang menyatakan bahwa untuk menghindarinya
25 overinvestment (free cash flow problem), manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat free cash flow akan positif terhadap DPR kepada pemegang saaham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Dimas Abri (2013) dan Yunior Andreas (2010) yang menyatakan bahwa free cash flow memiliki pengaruh positif Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative ketujuh (H 7 ) sebagai berikut : H 7 : Free Cash Flow (FCF) positif 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN Dari perumusan hipotesis dan penjelasan teori serta kerangka konseptual yang di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 H 7 : Return on Assets (ROA) positif : Current Ratio (CR) positif : Debt to Equity (DER) negatif : Market to Book Value (MBV) negatif : Corporate Tax (TAX) negatif : Sales Growth (SG) positif : Free Cash Flow (FCF) positif
26 H 8 : Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow secara simultan
BAB 1 PENDAHULUAN. sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama terbentuknya suatu perusahaan hingga beroperasi adalah untuk memperoleh laba. Laba perusahaan merupakan suatu tolok ukur daya tarik bagi para investor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan dividen ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba untuk menginvestasikan dana mereka ke pasar modal. Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen Menurut Eugene F. Brigham (2001; 66), ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen, diantaranya: 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa dividen adalah aliran kas yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividen 2.1.1 Pengertian dan Bentuk-Bentuk Dividen Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan memberikan modal usaha dalam bentuk saham yang digunakan untuk menjalakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memperoleh pendapatan (income)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian juga melihat pada penelitian terdahulu yang masih berkaitan dengan masalah yang diteliti, maksudnya adalah untuk membandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari masyarakat (investor)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen menurut Riyanto (2008:265) adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal. Pasar modal ( capital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan pasar modal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang ingin go public.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari
BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangannya sebuah perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lain agar tidak tersingkir dari persaingan. Perkembangan industri yang semakin pesat tentunya akan membawa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam mengelola keuangannya dihadapkan pada tiga keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pendanaan perusahaan, secara khusus pembelanjaan interen perusahaan dan sekaligus sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen perusahaan memiliki peranan yang penting dalam menentukan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Hal tersebut dikarenakan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Perusahaan yang dapat bekerja dengan efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham secara tunai dan menentukan jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606) dividen adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah pembayaran dari perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606)
Lebih terperinciakibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap para pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Landasan Penelitian Terdahulu Dalam review akan diuraikan secara ringkas hasil penelitian terdahulu yang menghubungkan faktor-faktor yamg mempengaruhi dividen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut UU No.8 tahun 1995, pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Dividen Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tidak dapat disangsikan lagi merupakan salah satu negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya perkembangan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi dari sekelompok orang yang memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba. Perusahaan melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai. industri/jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Manajemen Modal Kerja Menurut Soeprihanto (1997 : 27) modal kerja adalah nilai aktiva/harta yang dapat segera dijadikan uang kas yaitu dipakai perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur modal Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal tersebut bertujuan agar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Keagenan ( Agency Theory ) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (agen yang mengatur sebuah perusahaan) dan principal (pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah nilai pendapatan bersih atau net income setelah pajak yang dikurangi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividend Payout Ratio 2.1.1 Pengertian dividend payout ratio Ang (1997) dalam Istiningtyas (2013) mengemukakan bahwa dividen adalah nilai pendapatan bersih atau net income setelah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Dividend 2.1.1.1 Pengertian Dividend Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan salah satu pilihan langkah dalam menanamkan modal untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada dasarnya dana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen
II. LANDASAN TEORI 2.1 Kebijakan Dividen 2.1.1 Pengertian Dasar Dividen Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas yang memungkinkan penyebaran informasi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya
BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dan perdagangan bebas telah membuat persaingan usaha semakin ketat. Berbagai perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dan mengembangkan usaha
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki tujuan untuk dapat bertahan, tumbuh berkembang, menghasilkan laba yang tinggi, serta berusaha untuk memberikan kesejahteraan kepeda pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signalling Theory (Teori Sinyal) Teori ini menyatakan bahwa terdapat ketidakasimetrisan informasi antara manajer dan investor. Masih terdapatnya perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. TINJAUAN TEORI 2.1.1. Dividen 1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak. menunggu tersedianya dana operasi perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Dividen Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi. dalam pasar modal untuk menyediakan fasilitas atau wahana yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan, pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return (tingkat pengembalian) tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan semua perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya, hanya saja cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitability (Profitabilitas) 2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas) Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah di lakukan oleh: 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran pasar modal yaitu sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan agar investor mendapatkan profit maksimal yang dapat meningkatkan kesejahteraannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham. Pemegang saham, kreditor dan manajer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
Lebih terperinci