Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat Raisa N. Imanda Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pandangan mengenai kota yang ideal selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan konteks perkembangan peradaban manusia, dan perencanaan dan perancangan kota selalu mengikuti perkembangan tersebut untuk dapat menciptakan kondisi yang ideal pada sebuah kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai kelebihan dan kekurangan kota dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dinilai penting untuk mewujudkan kota yang ideal pada saat ini. Pengumpulan data dilakukan melalui survey online dan data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis data teks, analisis distribusi, dan analisis isi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dinilai penting berdasarkan persepsi masyarakat dalam menilai kualitas sebuah kota adalah ketersediaan dan kualitas sarana transportasi dan kelengkapan dan kualitas sarana publik, seperti fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini sejalan belakang dengan kriteria-kriteria good city yang pada umumnya digunakan untuk menilai kualitas kota-kota di dunia. Kata-kunci : kota ideal, livable city, kualitas kota, perancangan kota Pengantar Pandangan mengenai kota yang ideal selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan konteks perkembangan peradaban manusia. Pada awal perkembangan manusia, kota terbentuk untuk mendukung kebutuhan manusia bertahan hidup sehingga pada umumnya berada di daerah aliran sungai, ataumengelompok antarorang-orang dengan latar belakang yang sama. Pada abad pertengahan & zaman reinassance, kota-kota banyak terbentuk dengan pertimbangan-pertimbangan geometris dengan mengedepankan keindahan visual. Kota-kota setelah masa revolusi industri mulai diatur dengan membagi-bagi zona sesuai dengan peruntukkannya seperti daerah industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman yang dipisahkan pada lokasi yang berbeda, sehingga kita pun mengenal konsep garden city dari Ebenezer Howard. Pada perkembanganya di masa sekarang, kita mengenal istilah-istilah baru tentang perwujudan kota ideal yaitu livable city, compact city, eco-city, dan konsep perkembangan kota lainnya yang muncul untuk menjawab kebutuhan manusia akan tempat tinggal yang baik dan mengatasi persoalan-persoalan yang muncul pada saat sekarang. Saat ini, banyak dilakukan penilaian kualitas suatu kota yang dikemas dalam berbagai macam istilah seperti Livable City-EIU, Quality of Living Ranking-Mercer, Quality of Life Survey- Monacle, dan lain sebagainya. Di Indonesia, penilaian tentang The Most Livable City sudah pernah dilakukan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP). Berikut faktor-faktor yang dilihat dalam penilaian kualitas kota dari berbagai sumber. Tabel 1. Penilaian Kualitas Kota dari Berbagai Sumber Penilaian No Kualitas Kota 1 Livable Cities Economic Intelegence Unit Kategori/Variabel Penilaian Stabilitas, fasilitas kesehatan, budaya dan lingkungan, fasilitas pendidikan, kualitas infrastruktur Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 063

2 Kriteria Kota Ideal Berdasarkan Persepsi Masyarakat Penilaian No Kualitas Kota 2 Quality of Living Rangking - Mercer 3 Quality of Life Survey - Monacle 4 The Most Livable City Index IAP Kategori/Variabel Penilaian Iklim, sanitasi, situasi politik, kondisi sosial lingkungan, tingkat kriminalitas, mobilitas Jumlah rute penerbangan internasional, angka kriminalitas, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, iklim bisnis, dan penilaian liveability (jumlah ruang terbuka, budaya, jumlah sinar matahari, kemudahan berusaha, dll) Keamanan, ekonomi, infrastruktur dan utilitas, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, transportasi, lingkungan, tata ruang. Sumber: (The Economist, 2014), (Titel Media, 2014),(Mercer, 2015), (Hardiansyah & M., 2011) Perencanaan dan perancangan kota selalu mengikuti perkembangan manusia, teknologi, dan kondisi dan permasalahan yang ada untuk dapat menciptakan kondisi yang ideal pada sebuah kota. Oleh karena itu, informasi mengenai kondisi dan permasalahan perkotaan penting untuk menjadi pertimbangan utama dalam membentuk kota dengan kualitas yang baik. Masyarakat kota tentunya merupakan salah satu sumber informasi penting tentang bagaimana kondisi dan kualitas sebuah kota karena mereka adalah subjek yang merasakan langsung bagaimana keberlangsungan kehidupan di perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai kelebihan dan kekurangan kota dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dinilai penting untuk mewujudkan kota yang ideal pada saat ini. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Creswell, 2008) yang bersifat eksploratif(groat& Wang, 2002). Penelitian yang bersifat eksploratif bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang terdapat di dalam objek yang diteliti. Dalam working paper ini yang akan diidentifikasi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas suatu kota. B 064 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 Metode pengumpulan data adalah dengan teknik survey melalui kuesioner online, sedangkan metode analisis data dilakukan dengan beberapa metode yakni content analysis, analisis distribusi dan analisis analisis isi. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan ada 2 (dua) yaitu pertama melalui survei dalam bentuk kuisioner online untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai kota ideal, dan melalui arsip untuk mengetahui kriteria penilaian kualitas kota yang baik dari berbagai sumber. Pada proses pengumpulan data melalui survei online, total responden yang berpartisipasi adalah sebanyak 88 responden, yang terdiri dari berbagai latar belakang umur, pekerjaan, dan jenis kelamin. Sebagian besar responden tinggal di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan sekitarnya (29 orang), Bandung dan sekitarnya (40 orang), Semarang (7 orang), Malang (2 orang), dan Surabaya, Prabumulih, Purwodadi, Denpasar, Sanga-sanga, Makassar, Sibolga serta Timika masing-masing 1 orang. Terdapat 2 orang responden yang tinggal di luar Indonesia yaitu di Seoul-Korea (1 orang) dan di Penang-Malaysia (1 orang). Kuesioner online berisi pertanyaan yang disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Pertanyaan kuantitatif dengan pertanyaan tertutup (close-ended) diajukan untuk mendapatkan data responden seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, lokasi tempat tinggal, dan lama tinggal. Pertanyaan kualitatif menggunakan struktur pertanyaan terbuka (open-ended), untuk mendapatkan persepsi responden mengenai kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal serta pandangan mengenai kota yang ideal. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data kualitatif dengan menggunakan metode content analysis, analisis distribusi, dan analisis isi. Metode analisis analisis isidigunakan untuk membandingkan data kategori yang didapat dengan data teoritis

3 atau yang pernah dilakukan sebelumnya (Creswell, 2008). Dalam hal ini, analisis isidilakukan untuk mengetahui kriteria-kriteria yang digunakan untuk menilai kota yang baik berdasarkan yang sudah dilakukan sebelumnya oleh beberapa pihak. Metode content analysis dan analisis distribusi digunakan untuk mengolah data hasil survei kuisioner. Metode content analysis dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui persepsi responden mengenai kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal serta pandangan mengenai kota yang ideal. Analisis distribusi kemudian dilakukan untuk mengetahui frekuensi jawaban responden yang sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi kualitas sebuah kota. Analisis dan Interpretasi Pada tahap content analysis, dilakukan proses open coding untuk mengidentifikasi kata-kata kunci dari setiap data teks yang ada. Selanjutnya, dilakukan proses axial coding untuk mengelompokkan kata-kata kunci yang sama atau sejenis ke dalam kategori yang sama. Untuk dapat menghasilkan kategori yang jelas dan menghindari hasil yang bias, beberapa penentuan kategori dilakukan dengan mengacu kepada definisi-definisi baku baik secara peraturan maupun sumber-sumber lainnya. Contoh penentuan kategori dari kata-kata kunci yang sudah didapat melalui data responden dapat dilihat pada kutipan beberapa hasil kuisioner di bawah ini. Orang2nya ramah masih mengenal punten manggadan mulai banyak tempat makan dan wisata yang ramah anak dan nyaman untuk keluarga (Karyawan swasta, Bandung, 27 tahun) Kecil, cukup dekat kemana-mana. Fasilitas pemukiman, sekolah, ruang terbuka umum, akses(jalan) dirasa sudah cukup memadai. Itu dari segi fisik. Sedangkan alasan lainnya adalah kota Bandung memiliki masyarakat yang budayanya menyenangkan. Kreatif, suka nongkrong, suka sharing. (Wiraswasta, Bandung, 24 tahun) Lebih metropolitan, segala seatunya ada dan lengkap (Ibu Rumah Tangga, Jakarta, 26 tahun) Raisa N. Imanda Berdasarkan kutipan pertama dan kedua, didapatkan bahwa fasilitas-fasilitas kota seperti tempat makan, sekolah, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) disebutkan sebagai salah satu kelebihan kota tempat tinggal. Dalam kutipan ketiga didapatkan bahwa salah satu kelebihan kota tempat tinggal adalah mengenai kelengkapan dari segala sesuatu. Dalam hal ini, penulis mengkategorikan semua kata kunci tersebut dalam kategori yang sama yaitu Kelengkapan & Kualitas Sarana Publik. Hal ini didasarkan pada definisi yang diambil dari Permendagri No.9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah, pasal 9. Sarana perumahan dan permukiman sebagaimana disebutkan pasal 7, antara lain: sarana rekreasi/perbelanjaan, sarana pelayanan umum dan pemerintahan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana rekreasi dan olahraga, sarana pemakaman, saranan pertamanan dan ruang terbuka hijau, dan sarana parkir. Dalam keberlanjutannya ditemukan bahwa keberadaan sarana ruang terbuka hijau/taman lebih dominan muncul dibandingkan sarana publik lainnya sehingga kemudian dijadikan kategori yang terpisah dari kategori Kelengkapan dan Kualitas Sarana Publik, yaitu kategori Ruang Terbuka Hijau. (Permendagri No.9, 2009) Dalam proses open coding dan axial coding ditemukan bahwa pada pertanyaan mengenai kelebihan kota, kekurangan kota, dan pandangan mengenai kota ideal, kata-kata kunci yang muncul cenderung membentuk katagori yang sama atau serupa namun berkebalikan (positif dan negatif). Oleh karena itu, pada akhirnya kategori untuk ketiga pertanyaan tersebut disamakan agar frekuensinya dapat lebih mudah untuk dibandingkan satu sama lain. Hasil axial coding untuk ketiga pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 2. Terdapat 20 kategori yang sama untuk kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal, dan pandangan mengenai kota yang ideal. Hasil ini kemudian dianalisis dengan analisis distribusi untuk mengetahui frekuensinya dan mengidentifikasi kategori kualitas kota yang dominan dan tidak dominan. Analisis distribusi dilakukan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 065

4 Kriteria Kota Ideal Berdasarkan Persepsi Masyarakat dengan membandingkan antara kelebihan dan kekurangan kota dengan menggunakan histogram yang sama. Kemudian melihat bagaimana distribusi tersebut pada pandangan mengenai kota ideal. Tabel 2. Hasil Axial Coding untuk Kelebihan, Kekurangan, dan Kota Ideal No Kategori Kata Kunci 1 Kemudahan akses/strategi s 2 Ketersediaan & kualitas sarana transportasi 3 Sistem Informasi Terpadu 4 Kemudahan hidup melalui teknologi Positif: Dekat dari pusat kota, strategis, akses mudah, jarak tempuh dekat, dekat dengan fasilitas, mudah dijangkau, kemudahan mobilitas Negatif: Jauh dari pusat kota, jauh dengan fasilitas Positif: kualitas transportasi umum baik, tidak/jarang macet, jalan lebar, sistem transportasi terintegrasi, kualitas jalan baik. Negatif: kualitas sistem transportasi buruk, jalan sempit, macet, kualitas jalan buruk, terlalu banyak kendaraan pribadi. Positif: Sistem informasi baik, akses terhadap informasi terintegrasi, kotanya update Negatif: - Positif: teknologi IT mempermudah hidup, konektivitas internet baik, teknologi maju, fasilitas wifi di tempat umum Negatif: - 5 Kenyamanan Positif: Nyaman, fasilitas pejalan kaki yang baik, ramah terhadap penyandang disabilitas, walkable, inklusif Negatif: fasilitas pejalan kaki buruk, banyak PKL, pengamen, & pengemis di trotoar. 6 Keamanan Positif: aman, angka kriminalitas rendah. Negatif: angka kriminalitas tinggi, tidak aman No Kategori Kata Kunci 7 Kebersihan Positif: bersih, tidak ada/sedikit sampah berceceran, terawat, sehat Negatif: tidak/kurang bersih, kotor, banyak sampah 8 Keindahan Positif: asri, tidak ada bangunan kumuh, rapi, indah 9 Tradisi/budaya dan perilaku masyarakat setempat 10 Jumlah dan kepadatan penduduk 11 Kelengkapan dan kualitas sarana publik 12 Ruang Terbuka Hijau 13 Kelengkapan dan Kualitas Infrastruktur Negatif: kumuh, tidak rapi, tidak terawat, berantakan. Positif: ramah, tradisi/budaya baik & terjaga, kreatif, masyarakat aktif secara sosial, manusiawi, keragaman etnis, tertib, hubungan antar masyarakat dekat, santun, tidak banyak konflik sosial, masyarakat peduli. Negatif: individualistis, tidak peduli, tidak disiplin, apatis, tidak beradab, pergaulan yang buruk, rentan stress, vandalisme, egois, tidak kreatif, kepedulian kurang Positif: tidak terlalu ramai, ramai, tidak terlalu padat, populasi besar, jumlah penduduk ideal Negatif: jumlah penduduk besar, terlalu banyak penduduk, padat, penuh sesak, overpopulated Positif: fasilitas publik yang nyaman, terawat, dan lengkap, kemudahan mendapatkan barang kebutuhan, serba ada Negatif: fasilitas publik tidak terawat, terbatas, terlalu banyak mall Positif: RTH banyak, banyak pohon & taman Negatif: kurang RTH, kurang penghijauan, kurang taman Positif: Infrastruktur/utilitas baik & lengkap, pengelolaan infrastruktur baik Negatif: penyebaran tidak merata, kualitas infrastruktur & utilitas buruk. B 066 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

5 Raisa N. Imanda No Kategori Kata Kunci 14. Ekonomi Positif: Kondusif, pusat ekonomi, peluang kerja besar, kesempatan luas, potensi ekonomi besar, biaya hidup murah 15 Pembangunan dan perkembangan kota 16 Kualitas lingkungan Negatif: serba mahal Positif: perkembangan pesat, maju, pembangunan dimana-mana, pusat perkembangan, banyak perluasan jalan, livable, tidak ada daerah kumuh, compact city Negatif:pembangunan lambat, urbanisasi tinggi, pembangunan tidak merata, terlalu banyak pabrik, terlalu banyak gedung-gedung Positif: sejuk, panas, polusi sedikit, hangat, segar, kualitas udara baik, bebas banjir, berkelanjutan Negatif: kualitas udara buruk (polusi), banjir, panas, tidak segar 17 Kondisi alam Positif: masih alami, dikelilingi gunung, di kaki gunung, ada kawasan pegunungan hingga pesisir, kicauan burung, sungai bersih, subur 18 Identitas/Citra kota Negatif: sungai kotor, daerah pesisir terkena rob, penggundulan hutan, daerah berbukit dan banyak tanah labil Positif: Kota modern, kota jasa, eksotis, banyak bangunan bersejarah, sangat hidup, kota fashion, wajah kota baik, kota budaya, memberi pengalaman visual yang baik Negatif: kehilangan identitas kota, identitas kota tidak jelas 19 Skala kota Positif: kota luas, metropolitan, kota besar, No Kategori Kata Kunci tidak gigantis 20 Kebijakan pemerintah terkait penataan kota Negatif: - Positif: community based development, penataan kota baik, berbasis green infrastructure, banyak terobosan, mempertimbangkan perubahan iklim, ramah lingkungan, sesuai RTRW, ada aturan tentang kepemilikan mobil pribadi Negatif: tata kota berantakan, terlalu mixeduse, belum tergali potensi kotanya, kurang terintegrasi dengan kebijakan pemerintah Hasil analisis distribusi untuk kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 1. Dapat dilihat bahwa faktor yang paling dominan dalam responden melakukan penilaian baik dan buruk terhadap kota tempat tinggalnya adalah Ketersediaan &Kualitas Sarana Transportasi dengan jumlah total 79 (20%), Kualitas Lingkungan dengan jumlah total 48 (12%), dan Kelengkapan dan Kualitas Sarana Publik dengan total 46 (11%). Sementara faktor yang paling tidak dominan adalah Sistem Informasi Terpadu dan Kemudahan Hidup melalui Teknologi IT yang masing-masing hanya berjumlah 2 (<1%). Hasil analisis distribusi mengenai kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi penilaian responden terhadap kota tempat tinggal adalah sebagai berikut: 1. Ketersediaan dan kualitas sarana transportasi 2. Kualitas lingkungan 3. Kelengkapan dan kualitas sarana publik 4. Tradisi/budaya dan perilaku masyarakat setempat 5. Ruang Terbuka Hijau Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 067

6 Kriteria Kota Ideal Berdasarkan Persepsi Masyarakat Kemudahan akses/strategis Ketersediaan & Kualitas Sarana Transportasi Sistem Informasi Terpadu Kemudahan hidup melalui teknologi IT Kenyamanan Keamanan Kebersihan Keindahan Tradisi/Budaya dan Perilaku Masyarakat Setempat Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kelengkapan dan Kualitas Sarana Publik Ruang Terbuka Hijau Kelengkapan dan Kualitas Infrastruktur Kota Ekonomi Pembangunan dan Perkembangan Kota Kualitas Lingkungan Kondisi Alam Identitas/Citra Kota Skala Kota Kebijakan Pemerintah terkait Penataan Kota Gambar 1. Analisis Distribusi Kelebihan dan Kekurangan Kota Tempat Tinggal Hasil ini menunjukkan bahwa penilaian kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal pada responden banyak menyinggung tentang sarana prasarana yang digunakan oleh responden atau berdampak langsung pada kehidupan sehari-harinya. Ketersediaan dan kualitas sarana transportasi yang dilihat dari tingkat kemacetan, kualitas jalan raya, integrasi jaringan transportasi, dan transportasi umum menjadi hambatan yang cukup dirasakan oleh responden yang setiap harinya berpergian dari satu tempat ke tempat lain. Disisi lain, keberadaan sarana publik seperti sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana hiburan menjadi pertim-bangan yang penting dalam penilaian kualitas kota tempat tinggal responden. Hal lain yang juga banyak disinggung responden adalah mengenai kualitas lingkungan, yang sebagian besar dilihat dari kualitas udara (polusi) dan kualitas iklim mikro (sejuk atau panas). Selain persepsi mengenai kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggal responden, lebih lanjut lagi dilihat pandangan mengenai kota yang ideal. Hasil analisis distribusi mengenai pendapat responden mengenai kota ideal dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa faktor yang dinilai berperan dalam pembentukan kota ideal adalah Ketersediaan & Kualitas Sarana Transportasi dengan jumlah 38 (15%), Kelengkapan & Kualitas Sarana Publik dengan jumlah 28 (11%), dan Kenyamanan dengan jumlah 26 (10%). Kemudahan akses/strategis Ketersediaan & Kualitas Sarana Sistem Informasi Terpadu Kemudahan hidup melalui teknologi IT Kenyamanan Keamanan Kebersihan Keindahan Tradisi/Budaya dan Perilaku Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kelengkapan dan Kualitas Sarana Ruang Terbuka Hijau Kelengkapan dan Kualitas Ekonomi Pembangunan dan Perkembangan Kualitas Lingkungan Kondisi Alam Identitas/Citra Kota Skala Kota Kebijakan Pemerintah terkait Gambar 2. Analisis Distribusi Pandangan tentang Kota Ideal B 068 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

7 Hasil analisis distribusi mengenai pandangan responden tentang kota ideal menunjukkan bahwa 5 (lima) faktor utama yang berpengaruh dalam menjadikan sebuah kota ideal adalah sebagai berikut: 1. Ketersediaan dan kualitas sarana transportasi 2. Kelengkapan dan kualitas sarana publik 3. Kenyamanan 4. Tradisi/budaya dan perilaku masyarakat setempat 5. Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum pandangan responden mengenai kota yang ideal secara tidak langsung berangkat dari penilaian responden tentang kelebihan dan kekurangan tempat tinggal mereka. Secara umum, responden menyatakan bahwa Ketersediaan dan Kualitas Sarana Transportasi dan Kelengkapan dan Kualitas Sarana Publik menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas sebuah kota. Termasuk di dalamnya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa taman kota maupun ketersediaan pohon-pohon yang rindang di perkotaan. Tradisi/budaya dan perilaku masyarakat setempat juga ditemukan menjadi faktor penentu bagi responden dalam menilai kualitas sebuah kota. Hasil ini dapat dikatakan sejalan dengan faktorfaktor yang menjadi penilaian kualitas kota yang telah dilakukan baik di dunia internasional maupaun di Indonesia. Ketersediaan dan kualitas sarana publik menjadi salah satu faktor penilaian kualitas kota seperti yang dilakukan oleh Economic Intelegence Unit, Monacle, dan IAP. Sedangkan ketersediaan dan kualitas sarana transportasi menjadi pertimbangan dari Economic Intelegence Unit, Mercer, dan IAP. Disisi lain faktor keamanan berdasarkan persepsi responden kurang menjadi isu penting dalam menilai kualitas kota, namun demikian faktor keamanan menjadi salah satu faktor penilaian yang dilakukan pada Economic Intelegence Unit, Mercer, Monacle, maupun IAP. Kondisi ekonomi juga merupakan salah satu faktor penilaian yang dipertimbangkan oleh Monacle dan IAP, namun Raisa N. Imanda berdasarkan hasil studi tidak menjadi faktor yang penting bagi responden dalam menilai kualitas suatu kota. Kesimpulan Faktor ketersediaan dan kualitas sarana transportasi, dan kelengkapan dan kualitas sarana publik menjadi dua faktor yang paling dominan dalam responden melakukan penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan kota tempat tinggalnya dan menjadi dasar penilaian responden terhadap kualitas kota yang ideal. Temuan ini sejalan dengan faktor penilaian kualitas kota yang telah dilakukan oleh berbagai sumber seperti Economic Intelegence Unit, Monacle, Mercer, dan Ikatan Ahli Perencanaan. Penilaian suatu kota erat kaitannya dengan pengalaman responden mengenai kualitas kota tempat tinggalnya, dalam hal ini kekurangan dan kelebihan kota tempat tinggal. Oleh karena itu, faktor yang mempengaruhi kualitas suatu kota akan berbeda antara negara maju dan negara yang masih berkembang. Studi ini dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian lanjutan dalam mengidentifikasi lebih jauh lagi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan perkotaan di Indonesia secara lebih spesifik, sehingga dapat memberikan masukan mengenai bagaimana bentuk kebijakan penataan kota-kota di Indonesia agar dapat lebih implementatif dan tepat sasaran. Daftar Pustaka Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L., & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John wiley and Sons. Inc. Hardiansyah, E. C., & M., D. M. (2011, Juli-Agustus). Most Livable City Pendekatan Baru dalam Mengukur Index Tingkat Kenyamanan Kota. BulletinTata Ruang.Retrievedfromhttp://penataanruang.pu.go.id/ bulletin/index.asp?mod=_fullart&idart=312 Mercer. (2015). Location Hardship Ratings and Quality-of-Living Allowances. Retrieved October 3, 2015,fromMercer: Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9. (2009). Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah. Kementrian Dalam Negeri. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 B 069

8 Kriteria Kota Ideal Berdasarkan Persepsi Masyarakat The Economist. (2014). A Summary of the Liveability Rangking and Overview. London: The Economist Intelligence Unit Limited. Titel Media. (2014, August 22). Monocle s 2014 Quality of Life Survey Lists the Top 25 Most Liveable Cities. Retrieved October 3, 2015, from quality-of-life-survey-lists-the-top-25-mostliveable-cities/ B 070 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal

Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal Raisa Nur Imanda Program Studi Magister Rancang Kota,

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas

Lebih terperinci

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D. TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi

Lebih terperinci

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,

Lebih terperinci

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

Lingkungan Rumah Ideal

Lingkungan Rumah Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya

Lebih terperinci

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Lebih terperinci

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok

Lebih terperinci

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan

Lebih terperinci

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan

Lebih terperinci

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat Stirena Rossy Tamariska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Permukiman

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX 2011

INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX 2011 INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX 2011 LIVABLE CITY Livable City merupakan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak

Lebih terperinci

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi

Lebih terperinci

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan Hari H. Siregar (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia

Lebih terperinci

Rumah Impian Mahasiswa

Rumah Impian Mahasiswa TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA 1 Ita Roihanah Abstrak Kota sebagai tempat berhuni dan bermukim, menjadi bagian paling intim dengan kehidupan

Lebih terperinci

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota Riska Amelia Rachman (1), Rizki Fitria Madina (2), Sudarman (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,

Lebih terperinci

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah

Lebih terperinci

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan

Lebih terperinci

Most Livable City Index, Tantangan Menuju Kota Layak Huni

Most Livable City Index, Tantangan Menuju Kota Layak Huni Most Livable City Index, Tantangan Menuju Kota Layak Huni Dani Muttaqin, ST* Kota, kota, kota. Pada umumnya orang akan setuju kota merupakan tempat dimana mereka dapat merealisasikan setiap mimpi. Kota

Lebih terperinci

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Kota Palembang Wienty Triyuly, Fuji Amalia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,

Lebih terperinci

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya. TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Kerusakan Ekologi dan Faktor Penyebabnya Yani Chaerina Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Lebih terperinci

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia Anastasia Astrid Ronauly Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca Angela C. Tampubolon (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok

Lebih terperinci

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat Melia W. Pratiwi, Marly V. Patandianan, Bambang Heryanto Laboratoratorium

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Tamiya Miftau Saada Kasman Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia era sekarang ini begitu cepat, ditandai dengan banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang sebelumnya kota telah berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya Dini Faza Illiyin (1), Rea Risky Alprianti (2) dinifaza93@gmail.com

Lebih terperinci

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 05 Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung Witanti N. Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kenyamanan permukiman di kota dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau dan tata kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik yang ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Potret Kualitas Wajah Kota Bandung Maria Ariadne Dewi Wulansari (1), Andri Dharma (2), Tri Rahayu (3) (1) Prodi Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung Riana Viciani G. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur,

Lebih terperinci

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG A. Penataan Taman Kota Dalam Konteks Ruang Terbuka Hijau Pembangunan perkotaan, merupakan bagian dari pembangunan nasional, harus

Lebih terperinci

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)

Lebih terperinci

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa Yudhistira Kusuma (1), Suhendri (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,

Lebih terperinci

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat Dewi R. Syahriyah, Nurhijrah, Saraswati Tedja, Dadang Hartabela, Saiful Anwar Program

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan Gilang I. Noegraha (1), Siti Aisyah Damiati (2), Rakhmat Fitranto (3). (1) Program Studi Magister Arsitektur,

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi Bayu Andika Putra Program Studi Magister Arsitektur, Rancang Kota, Lansekap dan Program Doktoral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan bagaimana penelitian ini dengan menjabarkan latar belakang,

Lebih terperinci

PENYUNTING : Ir. Bernardus Djonoputro Ir. Irwan Prasetyo, PhD Ir. Teti Armiati Argo, PhD Ir. Djoko Muljanto Dhani Muttaqin, ST

PENYUNTING : Ir. Bernardus Djonoputro Ir. Irwan Prasetyo, PhD Ir. Teti Armiati Argo, PhD Ir. Djoko Muljanto Dhani Muttaqin, ST PENYUNTING : Ir. Bernardus Djonoputro Ir. Irwan Prasetyo, PhD Ir. Teti Armiati Argo, PhD Ir. Djoko Muljanto Dhani Muttaqin, ST 1. PENGANTAR Perkembangan kawasan perkotaan di Indonesia yang terjadi dengan

Lebih terperinci

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal Angela U. Paramitasari Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Museum yang memiliki kriteria

Lebih terperinci

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik Teungku Nelly Fatmawati Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Konsep transportasi

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB VI KEBIJAKAN UMUM BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau daerah (Timmer, 2005). Kota layak huni merupakan kota dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. atau daerah (Timmer, 2005). Kota layak huni merupakan kota dengan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Livability didefinisikan sebagai kualitas hidup penghuni pada suatu kota atau daerah (Timmer, 2005). Kota layak huni merupakan kota dengan kondisi lingkungan dan suasana

Lebih terperinci

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building Try Ramadhan tryyramadhan@gmail.com Program Studi Magister Arsitektur,

Lebih terperinci

MLCI tahun 2011: menghadapi tantangan dekade kedua abad 21

MLCI tahun 2011: menghadapi tantangan dekade kedua abad 21 Memasuk dekade kedua abad 21, kota-kota indonesia mengalami berbagai persoalan yang berujung pada menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. Permasalahan lingkungan, sosial, kependudukan, infrastruktur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen

Lebih terperinci

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pasar Buah Kota Kendari) Weko Indira Romanti Aulia weko.indira@gmail.com Perencanaan dan Perancangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka landasan administrasi dan keuangan diarahkan untuk mengembangkan otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber:  25/4/ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aksesibilitas merupakan hubungan kedekatan suatu tempat dengan tempat lain yang diindikasikan dengan kemudahan dalam mencapai tujuan dari lokasi asal (Simmonds, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Ruang Kota dan Perkembangannya Ruang merupakan unsur penting dalam kehidupan. Ruang merupakan wadah bagi makhluk hidup untuk tinggal dan melangsungkan hidup

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi Aldissain Jurizat (1), Maulani Faradina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak TEMU ILMIAH IPLBI 05 Kafe Ideal Devi J. Tania Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Tekonologi Bandung. Abstrak Pengaruh gaya hidup dalam perilaku masyarakat modern selalu dikaitkan dengan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303) RUANG TERBUKA HIJAU 7 Oleh Dr.Ir.Rimadewi S,MIP J P Wil h d K t Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tidak menunjukkan peningkatan, justru sebaliknya laju pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan TA 2014 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada Research Development Roadmap 2016-2020 Pusat Studi Regional Universitas Gadjah Mada Isu-Isu Isu Internasional Isu Nasional Sustainable cities and communities Wilayah dan Kota Wilayah Infrastruktur Daya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah

Lebih terperinci

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung Ayumas Widya Sari (1), Laras Primasari (2) ayumas.widyasari@s.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota merupakan daerah yang memiliki mobilitas yang tinggi. Daerah perkotaan menjadi pusat dalam setiap daerah. Ketersediaan akses sangat mudah didapatkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina dan dikembangkan

Lebih terperinci

Indonesia Livable City Index 2014

Indonesia Livable City Index 2014 Indonesia Livable City Index 2014 Indonesia Most Livable City Index Perception-based survey of the urban population, about the livability of their city. The results of this study is a "snapshot MLCI IAP

Lebih terperinci

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada

Research Development Roadmap Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada Research Development Roadmap 2016-2020 Pusat Studi Regional Universitas Gadjah Mada Isu-Isu Isu Internasional Isu Nasional Sustainable cities and communities Wilayah dan Kota Wilayah Infrastruktur Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Kawasan Semanggi Surakarta Sebagai Kampung Ramah Anak : Proses, cara, perbuatan menata, pengaturan, penyusunan (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi

Lebih terperinci

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi Yulita Hanifah Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Salah satu teknologi pada sektor AEC

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung Hari Hajaruddin Siregar Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG OBJEK Di era sekarang ini semakin meningkatnya kegiatan perekonomian terutama yang berhubungan dengan distribusi, produksi, konsumsi, serta jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasilitas umum merupakan sebuah sarana yang dibangun oleh pemerintah. Fasilitas ini dibangun untuk masyarakat. Tujuan dari pembangunan fasilitas umum ini tentu untuk

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D 300 377 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah 17.506 pulau besar dan kecil, dengan total garis pantai yang diperkirakan mencapai 81.000 Km, Indonesia

Lebih terperinci