KAJIAN PENGARUH SETUP PADA TIANG PANCANG TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI (Studi Kasus Porto dan Jakarta)
|
|
- Herman Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 26: KAJIAN PENGARUH SETUP PADA TIANG PANCANG TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI (Studi Kasus Porto dan Jakarta) Budijanto Widjaja Laboratorium Geoteknik Universitas Katolik Parahyangan ABSTRAK Krisis moneter pada tahun 1998, mengkibatkan beberapa bangunan di Jakarta masih memiliki permasalahan yang khusus, seperti pondasi yang dibangun tanpa tanpa pertimbangan penuh dalam konfigurasi dan panjang pondasi tiang. Di Wisma Asia II di Jakarta, terdapat 388 spun pile yang dipancang pada tahun Secara nyata telah memberikan efek yang signifikan terhadap peningkatan daya dukung pondasi tiang, dimana bangunan baru mulai didirikan pada tahun 25. Peningkatan daya dukung pondasi tiang juga diikuti biaya konstruksi bagian bawah dan kebutuhan akan peningkatan lantai dari gedung pencakar langit. Pada kasus ini ada dua jenis data antara lain sebelum dan setelah pemancangan pondasi tiang. Penyelidikan tanah diperlukan dan dihasilkan setelah pemancangan terjadi perubahan kuat geser tanah. Fenomena itu dinamakan setup. Setup dibandingkan dan disetujui dengan tes beban pondasi tiang dengan skala penuh. Disamping kasus tersebut, artikel ini juga memberikan prediksi setup di tanah kepasiran di Porto, Poretrugis. Kemudian hasil lapangan dibandingkan dengan persamaan empiris seperti Denver & Skov (1988), Guang-Yu (1988), dan Bogard & Matlock (199). Kata kunci: pemancangan pondasi tiang, spun pile, stup, uji beban skala penuh 1. PENDAHULUAN Umumnya, dalam mendesain besarnya daya dukung tiang pancang, data parameter tanah yang digunakan adalah berupa hasil penyelidikan tanah yang dilakukan sebelum tiang tersebut dipancang. Hasil penyelidikan ini umumnya belum mencerminkan perilaku post-contruction untuk pondasi dalam. Tentunya, dalam hal ini terdapat perbedaan besarnya daya dukung aksial tekan tiang sebelum dan sesudah tiang dipancang. Hal ini memunculkan pengertian mekanisme setup. Mekanisme ini muncul sebagai akibat adanya peningkatan besarnya daya dukung tanah terhadap waktu akibat proses pemancangan tiang. Besarnya setup sangat tergantung pada jenis tanah, metode konstruksi, dan disipasi air pori. Beberapa peneliti telah mengusulkan beberapa formula daya dukung akibat setup. Dalam makalah ini, tipe tanah yang diteliti adalah tanah pasiran dengan kepadatan medium hingga padat dan tanah lempung. 2. TINJAUAN PUSTAKA Tiang pancang dikategorikan sebagai displacement pile di mana di dalam pelaksanaannya, tiang mendesak tanah di sekitarnya sehingga daya dukung pondasi sangat dipengaruhi oleh tegangan lateral yang bekerja di sekeliling tiang termasuk bagian ujung pondasi. 2.1 Setup pada Tanah Pasiran Terdapat perbedaan mekanisme perubahan kuat geser tanah yang muncul pada tanah pasir lepas (loose sand) dan tanah pasir yang relatif padat (dense sand) akibat pemancangan. Pemancangan tiang tergantung pada kepadatan relatif tanah pasiran dapat menyebabkan setidaknya tiga macam kejadian yaitu perubahan posisi partikel pasir, pecahnya butiran pasir, dan pemadatan. Pada tanah pasir yang lepas, akibat kompresi tanah di sekeliling tiang dan akibat permeabilitas tanah yang tinggi, tekanan air pori ekses yang terjadi akan dengan cepat terdisipasi. Pada jenis 16
2 Budijanto Widjaja, Kajian Pengaruh Setup pada Tiang Pancang 17 tanah ini, setidaknya ketiga kejadian di atas sangat berpengaruh dan terutama yang paling dominan adalah pemadatan. Pada tanah pasiran yang relatif padat akan terjadi dilasi lokal yaitu terjadinya ekspansi tanah yang umumnya bersifat sementara. Akibatnya memunculkan tekanan air pori ekses negatif sehingga mengakibatkan kuat geser tanah relatif meningkat. Namun, peningkatan kuat geser yang semakin besar tentunya sangat berpengaruh terhadap semakin tinggi kesulitan di dalam pemancangan tiang. Kesulitan pemancangan tersebut pada tanah pasir padat dapat diatasi dengan melakukan predrill sebelum tiang dipancang. Predrill ini akan menjadikan tanah menjadi lebih lepas sehingga tiang relatif lebih mudah dipancang. Terlihat bahwa daya dukung tiang terkait dengan disipasi tekanan air pori ekses. Akibat adanya disipasi air pori ini tentunya terkait dengan masalah waktu dan jenis tanah. Pada tanah pasiran, nilai permeabilitas dapat mencapai satu juta kali lebih tinggi daripada tanah lempung. Laju peningkatan daya dukung tiang terhadap waktu ini pada tanah pasiran disebut dengan setup. Setup pada tiang umumnya sangat berhubungan erat dengan peningkatan gesekan selimut tiang (Lukas & Bushell, 1989; Chow et al., 1998; Bullock, 1999; Fellenius et al., 2). Masalah setup ini pertama kali disebutkan dalam literatur pada tahun 19 oleh Wendel (Long et al., 1999). Untuk setup pada tanah pasiran pertama kali dilakukan oleh Tavenas & Audy (1972) dan Samson & Authier (1986). Peningkatan kuat geser tanah yang terjadi pada interface antara tiang dan tanah dapat disebabkan pula oleh aging. Sebagai gambaran untuk tiang pancang beton dari hasil penelitian Axellsson (22), sebanyak 75% tiang uji, setup diakibatkan oleh masalah aging yang terjadi hingga 7 bulan setelah tiang dipancang. 2.2 Setup pada Tanah Lempung Berbeda dengan tanah pasir yang cenderung memadat apabila diganggu dengan pemancangan, di tanah lempung akan timbul kompresi pada tanah di sekeliling tiang pancang. Pada tanah lempung yang jenuh air, pemancangan tiang memicu munculnya tegangan air pori ekses ( u) sebagai aliran transien. Rasio u terhadap tegangan vertikal efektif tanah dapat mencapai kali pada posisi tanah yang dekat dengan tiang dan secara perlahan-lahan berkurang menuju nol yaitu pada saat mencapai kondisi hidostatik pada radius sekitar 3 4 diameter tiang (gambar 1). Menurut Airhat et al (1969), kompresi terbesar terjadi pada ujung tiang dengan rasio sebesar 3 4 kali. Akibat tingginya tegangan air pori ekses ini menyebabkan turunnya kuat geser tanah. Hal inilah yang menjadi alasan instalasi tiang pancang menjadi lebih mudah. Akibat mudahnya instalasi tiang tersebut mengurangi daya dukung tanah secara temporer. Gambar 1 : Tegangan Air Pori Ekses Terukur pada Tanah Lempung di Sekeliling Tiang Pancang (Poulos & Davis, 198) Untuk tiang yang dipancang pada tanah lempung, pada zona tertentu, tanah di sekitar tiang akan mengalami gangguan. Gangguan tersebut dibagi menjadi tiga zona yakni remolded zone,
3 18 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 26: zona terkompresi, dan zona yang tidak terganggu (intact zone). Soderberg (1962) berdasarkan data jumlah pukulan hammer pada waktu tertentu di tanah lempung menunjukkan peningkatan daya dukung yang signifikan terhadap waktu (gambar 2). Terzaghi & Peck (1967) kemudian melakukan penelitian besarnya friksi tiang pancang bujursangkar 3.5 x 3.5 cm 2 berinstrumen dengan panjang pembenaman 26. m pada tanah lempung. Tanah lempung tersebut memiliki batas plastis (w P ) sebesar 2 22% dan batas cair (w L ) antara %. Terjadi peningkatan friksi yang signifikan sebesar tiga kali lipat pada hari ke-25 setelah dilakukan pemancangan tiang (gambar 3). Gambar 3 : Hasil Pengukuran Daya Dukung Selimut Tiang terhadap Waktu (Terzaghi & Peck, 1967) Gambar 2 : Peningkatan Daya Dukung terhadap Waktu pada Tiang Tunggal (Sodenberg, 1962) Remolded zone dapat terjadi sekitar.5 D (D = diameter tiang) dari tepi tiang sedangkan zona terkompresi dapat menyebar dengan lebar sekitar 1.5 D (gambar 4). Pada zona yang terganggu terjadi reduksi kohesi (c u ) terhadap waktu sebagai fungsi waktu sampai sebagian atau seluruh kuat geser termobilisasi. Interval waktu yang dibutuhkan tersebut berkisar antara 3. hingga 6. hari (Das, 24). Gambar 4 : (a) Remolded Zone dan Zona Terkompresi di sekeliling Tiang pada Tanah Lempung Lunak (b) Variasi nilai kohesi terhadap waktu (Das, 24) Tentang masalah waktu setup, Coduto (1994) memberikan informasi yang serupa dengan Terzaghi & Peck (1967) bahwa tegangan pori ekses akan terdisipasi dalam rentang waktu sekitar 1 bulan untuk tanah lempung. Oleh karena itu, daya dukung pondasi tunggal ini akan bertambah dan kembali dengan cepat. Dalam hal ini terdapat peranan thixotropic tanah. 2.3 Pengukuran Setup Untuk mengukur daya dukung tiang akibat setup ini dibutuhkan minimum dua kali pengukuran daya dukung. Pengukuran pertama dilakukan sedapat mungkin pada saat akhir
4 Budijanto Widjaja, Kajian Pengaruh Setup pada Tiang Pancang 19 pemancangan tiang dan pengukuran kedua dilakukan dalam kurun waktu yang relatif lebih lama (Komurka, 24). Tan et al (24) mengusulkan agar pengukuran kedua dilakukan di atas 24 jam untuk tanah pasiran sebagai akibat adanya anggapan bahwa tekanan air pori ekses telah terdisipasi. (.375S ) Q Q = t + (2.2) 14 1 Keterangan Q 14 S t = daya dukung tiang setelah 14 hari pemancangan tiang = sensitivitas tanah lempung Q = daya dukung waktu t 2.4 Rumusan Empirik Laju Setup Terdapat beberapa rumusan empirik terhadap laju setup baik untuk tanah pasir maupun untuk tanah lempung. Umumnya laju setup ini dianggap linear terhadap peningkatan logaritma waktu. Namun, dari beberapa rumusan berikut ini dapat ditunjukkan bahwa terjadi variasi setup secara tidak linear. Beberapa rumusan yang diusulkan tersebut antara lain adalah: Denver & Skov (1988) t Q ( t) = Q + 1 Alog (2.1) t Keterangan t = waktu yang ditinjau setelah akhir tiang dipancang t = waktu initial yg berhubungan dengan Q Q(t) = daya dukung tiang waktu t Q = daya dukung waktu t A = konstanta Nilai A tersebut diusulkan sebesar.2 untuk tiang di pasir dengan t sebesar.5 hari (Denver & Skov, 1988). Long et al. (1999) mengindikasikan nila A bervariasi antara Sedangkan untuk tanah lempung, diusulkan nilai A sebesar.6 dengan t sebesar 1. hari. Guang-Yu (1988) Sedikit berbeda dengan rumusan lainnya, Guang- Yu (1988) mengusulkan bahwa pening-katan daya dukung diambil pada hari ke-14 setelah pemancangan tiang. Sensitivitas tanah lempung diperhitungkan di dalam usulannya. Berikut adalah rumusannya: Svinkin (1996) Svinkin mengembangkan rumusan empirik berdasarkan hasil uji pembebanan tiang pada lima buah tiang pancang beton pada tanah pasiran padat. Rumusan yang diusulkan adalah :.1 Q ( t) = ( ) Q t = t (2.3) Keterangan Q(t)= daya dukung tiang saat t Bogard & Matlock (199) dan Tan et al. (24) Usulan berikut ini menunjukkan hubungan peningkatan setup secara hiperbola yang berlaku baik untuk tanah pasiran maupun lempung. Rumusan yang diusulkan ditunjukkan pada rumus berikut: Q Q t 2 t1 (.2T )( ) 5 + t T t1 (.2T + t )( T + t ) = (2.4) Keterangan t 1, t 2 = waktu yang ditinjau setelah akhir tiang dipancang (hari) Q t1, Q t2 = daya dukung tiang pada t 1 dan t 2 = konstanta matching curve T 5 Konstanta maching curve dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan hasil uji pembebanan di lapangan. 3. STUDI KASUS TANAH PASIRAN 3.1 Tanah Pasiran di Porto, Portugis Pada lokasi pemancangan tiang, sebelumnya telah dilakukan pengujian lapangan dan uji 2
5 2 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 26: laboratorium. Uji lapangan yang dilakukan meliputi Standard Penetration Test (SPT), Sondir (CPT), dan Dilatometer (DMT). Secara umum, pengujian lapangan ini dilakukan pada bulan September Oktober 22. Uji laboratorium yang dilakukan meliputi indeks properti tanah termasuk analisis saringan dan uji triaksial. Secara umum, dari hasil pengujian menunjukkan bahwa lapisan tanah merupakan lapisan pasir. Tiang yang digunakan dalam kasus ini berupa tiang pancang dengan penampang 35 x 35 cm 2. Panjang tiang yang terbenam adalah 6. m. Tiang pancang ini dipancang pada tanggal 18 September 23. Tiang sendiri dipancang dengan menggunakan hammer hidrolik tipe BANUT 4+1 ton dan tinggi jatuh sebesar.23 m. Dari hasil kalendering pada akhir pemancangan, diperoleh nilai set sebesar 1.5 mm/pukulan. Pengujian tiang statik skala penuh dengan sistem kentledge dilakukan pada tanggal 27 Juli 24. Pengujian tiang ini dilakukan hingga mencapai kondisi failure. Pada gambar 5 dan gambar 6 menunjukkan lokasi beberapa jenis tiang yang diuji meliputi tiang bor, continuous flight auger pile, dan tiang pancang. Tiang pancang yang diuji dalam kasus ini adalah tiang C Parameter Tanah Parameter tanah diperoleh dari hasil uji lapangan dan uji laboratorium. Uji lapangan yang dilakukan meliputi SPT (Standard Penetration Test), CPT (Cone Penetration Test), dan DMT (Dilatometer Test). Dari beberapa uji tersebut, dilakukan pengujian baik untuk kondisi sebelum dan setelah tiang dipancang untuk mengetahui perubahan sifat tanah. Gambar 5 : Lokasi Uji Lapangan DMT 2 CPT 7 DMT 7 C2 T A E7 E T1 CPT 2 B E5 E6 2. CPT 9 DMT 9 S4 + SPT 4. LOKASI CPT 5C1 STUDI Tiang Pancang 35 x 35 cm 2 C E3 E4 DMT 8 CPT 8 DMT 6 4. E9 CPT 3 D E1 E2 2.2 S5 + SPT Keterangan : CPT = sondir E DMT = dilatometer S = pemboran teknik CPT 6 SPT = standard penetration test Gambar 6 : Layout Denah Pondasi 3.3 Parameter Desain Dalam analisis, dilakukan simplifikasi stratifikasi tanah. Parameter tanah yang digunakan digunakan dua macam yaitu kondisi tanah sebelum dilakukan pemancangan dan kondisi setelah pemancangan. Karena hal tersebut berhubungan dengan perubahan perilaku pasir akibat pengaruh instalasi pemancangan. Simplifikasi masalah pada kondisi tanah sebelum dipancang adalah berdasarkan data hasil uji lapangan dan uji laboratorium. Uji lapangan yang dilakukan meliputi SPT, CPT, dan DMT. Adapun uji laboratorium yang digunakan berupa indeks properti dan uji triaksial.
6 Budijanto Widjaja, Kajian Pengaruh Setup pada Tiang Pancang 21 Kedalaman Hasil uji SPT ditunjukkan pada gambar 7 berdasarkan nilai N 6 yang telah dikoreksi terhadap energi dari nilai N SPT lapangan. Nilai koreksi N 6 dalam korelasi dengan kepadatan pasir sedikit berbeda dengan korelasi umum dengan N SPT (Budhu, 2). Berdasarkan N 6, tanah hingga kedalaman 5. m berada dalam kepadatan medium, sedangkan pada kedalaman lebih dari 5. m merupakan pasir padat. Kedalaman N q c (kg/cm 2 ) Sebelum dipancang Setelah dipancang S1 S3 S4 S5 terlihat bahwa nilai tahanan konus (q c ) sebelum dan sesudah dipancang cukup berbeda hingga kedalaman 5. m. Peningkatan nilai q c rata-rata hingga kedalaman tersebut mencapai 1% - 4%. Dari hasil uji DMT, terjadi perubahan pada perilaku tanah pasir. Perubahan tersebut meliputi peningkatan nilai modulus dilatometer (Ed) ratarata sebesar dua kali lebih besar hingga kedalaman 5. m. Koefisien tegangan horisontal juga menunjukkan hasil serupa di mana tekanan tanah lateral (K D ) membesar di bagian atas tiang dan K D menurun seiring dengan peningkatan kedalaman tiang. Sedangkan, nilai indeks material (I D ) memberikan informasi tentang jenis tanah yakni pasir kelanauan (gambar 8). Berdasarkan hasil uji lapangan dan laboratorium, secara skematis kondisi tanah sebelum pemancangan ditunjukkan di gambar Prediksi Daya Dukung Prediksi daya dukung dilakukan baik secara konvensional dan penggunaan data uji lapangan, dan metode transfer beban. Pada gambar 1 ditunjukkan kurva hubungan antara hasil uji pembebanan tiang dengan hasil model Coyle & Castello (1966). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada beban di bawah 1. ton, kedua kurva saling berhimpit. Namun, untuk kondisi di atas 1. ton, kurva model Coyle & Castello cenderung berada di bawah hasil uji lapangan hingga melebihi beban ultimit uji pembebanan tiang yang terjadi. Gambar 7 : Hubungan N 6 (gambar atas) dan Tahanan Konus (gambar bawah) terhadap Kedalaman Untuk mengetahui perubahan perilaku tanah akibat pemancangan, CPT dilakukan sebanyak 5 buah sebelum pemancangan dan 4 buah setelah tiang dipancang (gambar 6). Dari hasil CPT 3.5 Interpretasi Hasil Uji Pembebanan Tiang Hasil uji pembebanan tiang ditunjukkan pada gambar 1. Interpretasi hasil uji pembebanan untuk memprediksi besarnya daya dukung ultimit menggunakan lima metode, yaitu Metode Davisson (1972), Dee Beer (1967), Mazurkiewich (1972), Chin (1971), dan Decourt (1999). Berdasarkan hasil uji pembebanan tiang diperoleh
7 22 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 26: bahwa daya dukung ultimit, Qu berkisar antara ton. Modulus Dilatometer, Ed (kg/cm 2 ) Indeks M aterial, Id Indeks Tegangan Horisontal, Kd lempung lanau pasir Penurunan (mm) Beban, Q (ton) Model Coyle & Castello (1966) 4 5 Uji Pembebanan Tiang Sesudah Sebelum Kedalam an (m ) Kedalaman (m) 4. Kedalaman (m) 4. Gambar 1 : Kurva Beban Terhadap Penurunan Gambar 8 Hubungan Modulus Dilatometer, Indeks Tegangan Horisontal, dan Indeks Material terhadap Kedalaman Berdasarkan Hasil DMT (garis solid : kondisi tanah sebelum pemancangan, garis terputus: kondisi setelah dipancang) Rumusan empirik dari Denver & Skov (1988), Svinkin (1996), dan Bogard & Matlock (199) digambarkan pada gambar 11. Rumusan empirik dari Svinkin berada di antara kedua metode yang lain. Namun demikian, ketiga model tersebut menunjukkan hal yang sama yaitu terjadi peningkatan daya dukung pada tanah pasiran terhadap waktu. Berdasarkan ketiga model tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan daya dukung akibat setup sebesar kali terhadap prediksi daya dukung awal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tan et al (24) di mana setup dapat memberikan peningkatan daya dukung hingga 3 4 kali terhadap daya dukung awal. Gambar 9 Hubungan Tahanan Konus dan Kedalaman Tanah 3.6 Setup Pada gambar 11 ditunjukkan hasil analisis balik berdasarkan hasil uji pembebanan tiang statik yang memiliki jeda waktu 314 hari. Dengan menggunakan metode Schmertmann & Nottingham (1975) diperoleh pada saat dipancang, daya dukung dengan selisih 8 hari mencapai peningkatan yang relatif tinggi. 4. STUDI KASUS TANAH LEMPUNG Penyelidikan tanah lempung pada proyek Wisma Asia II dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu penyelidikan tanah yang dilakukan oleh PT Tarumanegara Bumiyasa (April 1997) dan PT Duta Rekayasa (Oktober 1997). Penyelidikan tanah yang pertama dilakukan sebelum pemancangan dilakukan, sedangkan penyelidikan tanah yang kedua dilakukan setelah pemancangan selesai. Pemancangan tiang dilakukan pada tanggal 21 November Selain itu, telah terdapat tiang-tiang lain yang telah dipancang sejak bulan Agustus 1997.
8 Budijanto Widjaja, Kajian Pengaruh Setup pada Tiang Pancang 23 KEY U DB VII DB VI DB I DB V DB IVA DB IV DB II DB III Stratifikasi Tanah Potongan DB VI, DB IV Proyek : Wisma Central Asia Skala Vertikal 1:5 Skala Horizontal 1:4 DB VI DB IV 2 4 Silt 1 Silt 1 Silt Sand 2 2 Sand 3 3 Sand 4 4 Gambar 12 : Stratifikasi Tanah yang Disederhanakan Gambar 11 : Prediksi Laju Setup dengan Analisis Balik secara Empirik pada Tanah Pasir Kedalaman (m) Daya Dukung (ton) Tiang yang diambil pada studi kasus ini adalah tiang spun pile berdiameter 5 cm (P182). Panjang pembenaman tiang adalah 13.5 m dengan panjang total tiang adalah 15. m. Tiang ini sepenuhnya berada di lapisan tanah lempung dan lanau. Berat hammer yang digunakan adalah 4.5 ton dengan tinggi jatuh 2.3 m. Nilai setnya adalah.1 mm. Secara umum, pada lokasi tiang pancang yang N SPT (pukulan per-3 cm) Denver & Skov (1988) NSPT Terhadap Kedalaman diuji, didominasi Bogard & Matlock (199) oleh lapisan lempung yang Svinkin (1996) didasarkan pada hasil pengeboran dan uji sondir (gambar 12). Muka air tanah berada di m dari permukaan tanah. Gambar 13 menunjukkan N SPT terhadap kedalaman pada seluruh titik. Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada lokasi proyek Hasil Interpretasi Uji Pembebanan Statik t.5 (hari.5 ) Metode Schmertmann & Nottingham (1975) April 1997 terdapat 2 (dua) lapisan tanah pendukung untuk pondasi dalam (N SPT > 5 pukulan), yaitu pada kedalaman m dan m dari permukaan tanah. DB-1 DB-2 DB-3 DB-4 Hasil uji SPT tersebut menunjukkan bahwa DB-4A DB-5 DB-6 DB-7 pada kedalaman pemancangan terdapat DB I DB II DB III Oktober 1997 peningkatan nilai N SPT berkisar antara kali lipat. Hal ini menunjukkan indikasi terjadinya perubahan kuat geser tanah akibat pemancangan tiang. Sensitivitas tanah tersebut berdasarkan hasil uji unconfined bervariasi antara Gambar 13 : Kurva N SPT terhadap Kedalaman untuk Semua Titik Bor Dengan menggunakan data NSPT untuk kondisi setelah setup diperoleh daya dukung ultimit desain sebesar 38 ton dengan menggunakan metode transfer beban dari Coyle & Castello (1966). Untuk kondisi sebelum adanya pengaruh setup, diperoleh nilai daya dukung ultimit sebesar 18 ton. Pada bulan September 25 dilakukan uji pembebanan tiang dengan sistem kentledge. Beban maksimum dilakukan hingga 2.5 kali beban rencana. Dari hasil interpretasi uji pembebanan tiang statik dengan kentledge system diperoleh bahwa tiang memiliki daya dukung ultimit sebesar 3.
9 24 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 26: ton (gambar 16). Hasil uji PDA (gambar 15) menunjukkan nilai daya dukung yang hampir serupa yaitu sebesar 291. ton. Dari kedua kasus ditunjukkan bahwa disipasi air pori berjalan lebih cepat pada tanah pasir dibandingkan pada tanah lempung. Namun, dari kedua kasus di atas menunjukkan bahwa dapat terjadi peningkatan daya dukung. Kasus pada tanah pasiran di atas menunjukkan bahwa setup berjalan dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan tanah lempung. Beban (ton) Uji Pembebanan Tiang Gambar 14: Uji Pembebanan Tiang dengan Sistem Kentledge (September 25) Dari hasil uji pembebanan tiang dibandingkan dengan model Coyle & Castello (1966) baik untuk kondisi hasil penyelidikan tanah pertama dan kedua. Hasil perbandingan ditunjukkan pada gambar 16. Terlihat bahwa hasil uji pembebanan tiang memberikan nilai daya dukung yang lebih tinggi dari daya dukung desain. Dengan melakukan analisis balik berdasarkan hasil uji pembebanan tiang, dilakukan prediksi jejak setup berdasarkan metode Guang-Yu (1988), Bogard & Matlock (199), dan Svinkin (1996). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa disipasi air pori berjalan relatif lama dan thixotropy dapat memegang peranan setelah disipasi air pori tersebut selesai. Peningkatan daya dukung berada dalam sekitar tiga kali lipat lebih besar dari prediksi awal. Penurunan (cm) Coyle & C astello (1966) April 1997 Coyle & Castello (1966) Oktober 1997 DB-1 DB-2 BH-4A P183 P182 Gambar 16: Perbandingan antara Hasil Uji Pembebanan Tiang dengan Model Coyle & Castello Gambar 17: Perbandingan antara Hasil Uji Pembebanan Tiang dengan Model Coyle & Castello Peningkatan daya dukung pada tanah pasiran mencapai hingga 3.9 kali lipat lebih besar dibandingkan setup pada tanah lempung yakni sebesar 3. kali lipat. Gambar 15: Hasil Uji PDA pada Tiang P KESIMPULAN Daya dukung pondasi tiang secara umum mengalami peningkatan akibat setup untuk
10 Budijanto Widjaja, Kajian Pengaruh Setup pada Tiang Pancang 25 kondisi sebelum tiang dipancang dan setelah pemancangan baik untuk metode konvensional maupun berdasarkan hasil SPT, CPT, dan DMT serta metode transfer beban. Berdasarkan hasil interpretasi uji pembebanan tiang di lapangan untuk tanah pasir, diperoleh daya dukung ultimit antara ton. Berdasarkan rumusan empirik Denver & Skov (1988), Svinkin (1996), dan Bogard & Matlock (199), daya dukung tiang pada tanah pasir meningkat sebesar kali lebih besar akibat setup yang terjadi. Pada tanah lempung menggunakan rumusan empirik dari Guang-Yu (1988), Svinkin (1996), dan Bogard & Matlock (199). Daya dukung mengalami peningkatan sebesar 3. kali. Kasus pada tanah pasiran di atas menunjukkan bahwa setup berjalan dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan tanah lempung dikarenakan perbedaan sifat fisik dan mekanik tanah. DAFTAR PUSTAKA Airhart, TP, et al.. Pile-Soil System Response in a Cohesive Soil. Performance of Deep Foundations STP 444. New York: John Wiley & Sons, Inc : , 1969 ASCE.. Bearing Capacity of Soils. New York: ASCE Press Astriani, D., Widjaja, B. and Rustiani, S.. Daya Dukung Pondasi Tiang Bor dan Continuous Flight Auger Pada Tanah Pasir di Porto, Portugis. Aspek Geoteknik Dalam Pelaksanaan Konstruksi Sipil: Peran dan Resiko Bagi Perancana, Pelaksana dan Pengawas. Pertemuan Ilmiah Tahunan-VIII: Budhu, M.. Soil Mechanics & Foundations. New York: John Wiley & Sons, Inc.2 Coduto, Donald P.. Foundation Design Principles and Practices. New Jersey: Prentice-Hall, Inc1994. Coduto, Donald P.. Foundation Design Principles and Practices. 2 nd ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.21 Coduto, Donald P..Geotechnical Engineering Principles and Practices. Delhi, India: Pearson Education.1999 Das, Braja M.. Principles of Foundation Engineering. 5 th ed. Pacific Grove: Brooks/ Cole-Thomson Learning.24 Erbland, Philip J. and McGillivary, Ross T.. Effects of Pile Setup on Pile Design and Construction: A Case History. Current Practices and Future In Deep Foundation. Geotechnical Special Publication No.125: Fellenius, Bengt H.. Basic of Foundation Design. Calgary, Alberta: elib AB.24 Guang-Yu, Z.. Wave Equation Applications for Piles in Soft Ground. Proceeding Third International Conference on the Application of Stress-Wave Theory to Piles. Canada : Ottawa : GW & Associates.. Laporan Teknis: Peningkatan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Wisma Asia II Jakarta. Bandung. 25 Komurka, Van E.. Incorporating Set-Up and Support Cost Distributions into Driven Pile Design. Current Practices and Future In Deep Foundation. Geotechnical Special Publication No.125: McCarthy, David F. Essentials of Soil Mechanics and Foundations Basic Geotechnics. 6 th ed. New Jersey: Prentice- Hall, Inc.22
11 26 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 1. Januari 26: Olson, Roy E. and Shantz, Thomas J.. Axial Load Capacity of Piles in California In Cohessionless Soils. Current Practices and Future In Deep Foundation. Geotechnical Special Publication No.125: Poulos, HG and E.H. Davis. Pile Foundation Analysis and Design. New York: John Wiley & Sons, Inc.198 Prakash, Shamser and H.D. Sharma Pile Foundations in Engineering Practice. New York: John Wiley & Sons, Inc.199 Simon, N. and Menzes, B.. A Short Course in Foundation Engineering. 2 nd ed. Guildford: Thomas Telford.1999 Soderberg, L.. Consolidation Theory Applied to Foundation Pile Time Effects. Geotechnique. Vol. 12 : Tan, Siew L., Cuthbertson, J. and Kimmerling, Robert E.. Prediction of Pile Set-Up in Non- Cohesive Soils. Current Practices and Future In Deep Foundation. Geotechnical Special Publication No.125: Whitlow, R.. Basic Soil Mechanics. 3rd ed. Malaysia: Longman Malaysia, PP.1998 Widjaja, B.. Prediction of Behavior of Driven, Bored, and CFA Piles. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. 23 Widjaja, B., A.S. Lestari, dan L. Widjayanti. 25. Pengaruh Pemancangan Tiang pada Tanah Pasiran. Seminar Nasional PILE. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.25 Widjayanti, L.. Studi Banding Daya Dukung Tiang Pancang pada Tanah Pasiran: Studi Kasus Porto Portugis. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.25
BAB III DATA PERENCANAAN
BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur
Lebih terperinciPERUBAHAN KEKUATAN GESER TANAH LEMPUNG JENUH AKIBAT PEMANCANGAN
PERUBAHAN KEKUATAN GESER TANAH LEMPUNG JENUH AKIBAT PEMANCANGAN Ligis Ebel Meinata 1, Andrew Setiawan 2, Gogot Setyo Budi 3 ABSTRAK : Pemancangan pondasi tiang pada tanah lempung mengakibatkan desakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar struktur yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK
PENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK Budijanto Widjaja 1, Rudy Gunawan 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPerilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Vol. 3 No.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2017 Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage YUKI ACHMAD YAKIN, HELDYS NURUL SISKA,
Lebih terperinciPERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI AKIBAT PERBEDAAN METODE KONSTRUKSI PONDASI DALAM
Jurnal Spektran Vol. 5, No. 2, Juli 2017, Hal. 192 198 e-issn: 2302-2590 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI AKIBAT PERBEDAAN METODE KONSTRUKSI PONDASI DALAM Budijanto
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.
ABSTRAK Dalam perencanaan pondasi tiang harus memperhatikan karakteristik tanah di lapangan serta beban struktur atas bangunan karena hal ini akan mempengaruhi desain pondasi yang akan digunakan. Metode
Lebih terperinciEVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK
EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK Harnedi Maizir 1, Hendra Jingga 2, dan Nopember Toni 3 1 Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru 2 dan 3 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis yang telah dilakukan, dicapai beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Besar daya dukung pondasi tiang bor A3 yang dianalisis menggunakan metode Wright
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI PONDASI TIANG BOR, PONDASI CONTINUOUS FLIGHT AUGER, DAN FULL DISPLACEMENT PILES DI BOLIVIA
SKRIPSI STUDI PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI PONDASI TIANG BOR, PONDASI CONTINUOUS FLIGHT AUGER, DAN FULL DISPLACEMENT PILES DI BOLIVIA SRI RATNA WAHYUNINGSIH NPM : 2013410105 PEMBIMBING: Budijanto Widjaja,
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT
KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT Dewi Atikah 1), Eka Priadi 2), Aprianto 2) ABSTRAK Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentransfer beban dari struktur diatasnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya
Lebih terperinciJurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 1 No.2 Desember 2016 ISSN
Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Metode Statis Metode Dinamis Dan Kekuatan Bahan Berdasarkan Data NSPT (Studi Kasus Pembangunan Hotel Ayola Surabaya) Mila Kusuma Wardani 1 dan Ainur
Lebih terperinciKEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati
KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA Yusti Yudiawati Dosen Politeknik Negeri Banjarmasin Senior Engineer PT.Kalimantan Concrete Engineering dan PT.Kalimantan
Lebih terperinciPENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL
PENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL Rudy Suryadi 1, Soewignjo Agus Nugroho 2 dan Muhardi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG Rilon Tesabudhi 0721035 Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T ABSTRAK Kebutuhan manusia akan lahan kosong sebagai tempat
Lebih terperinciTINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)
TIJAUA DAYA DUKUG PODASI TIAG PAAG PADA TAAH ERLAPIS ERDASARKA HASIL UJI PEETRASI STADAR (SPT) (Studi Kasus Lokasi Pembangunan Jembatan Lahar aha) Roski R.I. Legrans Sesty Imbar ASTRAK Pengujian Penetrasi
Lebih terperinciMODUL 5 DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL
MODUL 5 DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL DAFTAR ISI Bab 1 Pengantar... 1 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan Instruksional Umum... 1 1.3. Tujuan Instruksional Khusus... 1 Bab 2 Mekanisme Transfer Beban... 2 Bab 3 Persamaan
Lebih terperinciPERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER
PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER Ega Julia Fajarsari 1 Sri Wulandari 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 1 ega_julia@student.gunadarma.ac.id
Lebih terperinci2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal
BAB III METODOLOGI 3.1. Umum Pada perencanaan suatu struktur gedung, khususnya pada perencanaan pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal adalah interprestasi data tanah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Uraian Singkat Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro, merupakan proyek pembangunan Track dan Jalur
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA
ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA Ferra Fahriani Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Email: f2_ferra@yahoo.com
Lebih terperinciDESAIN PONDASI TIANG TANKI LIQUID NITROGEN PADA TANAH LEMPUNG. Muhammad D. Farda NIM :
DESAIN PONDASI TIANG TANKI LIQUID NITROGEN PADA TANAH LEMPUNG Muhammad D. Farda NIM : 15009071 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung 2013 ABSTRAK Pondasi
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL
PENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL Andrias Suhendra Nugraha, Poppy Chaerani Mulyadi Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Program Pemerintah untuk meluaskan suatu daerah serta memberikan alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road). Dan dengan
Lebih terperinciDAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)
DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS) Siska Rustiani Irawan Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik
Lebih terperinciPERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST Oleh: Immanuel Panusunan Tua Panggabean 1) 1) Universitas Quality, Jl.Ring Road No.18 Ngumban
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Desember 2015 Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Analisis Kapasitas Dukung Tanah Tanah harus mampu mendukung dan menopang beban dari setiap konstruksi yang direncanakan diatas tanah tersebut tanpa suatu kegagalan geser dan
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN INSITU TEST LOADING TEST (Lilik - Maman) ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS LATERAL PONDASI TIANG UJUNG BEBAS DENGAN VARIASI DIAMETER DAN JARAK BEBAN SAMPAI MUKA TANAH PADA TANAH PASIR DI LABORATORIUM
STUDI KAPASITAS LATERAL PONDASI TIANG UJUNG BEBAS DENGAN VARIASI DIAMETER DAN JARAK BEBAN SAMPAI MUKA TANAH PADA TANAH PASIR DI LABORATORIUM Study of Lateral Loads Free-End Pile Capacity Due to Various
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Untuk dapat melakukan proses perhitungan antara korelasi beban vertikal dengan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang sehingga akan mendapatkan prameter yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SECANT PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH BASEMENT DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS v8.2 (Proyek Apartemen, Jl. Intan Ujung - Jakarta Selatan) Diajukan sebagai syarat untuk meraih
Lebih terperinciPENINGKATAN TEKANAN AIR PORI AKIBAT PEMANCANGAN PONDASI TIANG
PENINGKATAN TEKANAN AIR PORI AKIBAT PEMANCANGAN PONDASI TIANG Viviane Olivia 1, Christian Aditya 2, Sugie Prawono 3, Gogot Setyo Budi 4 ABSTRAK: Aktivitas pemancangan akan meningkatkan tekanan air pori
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
Mata Kuliah Kode/Bobot Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : Teknik Pondasi : TSP-304 / 3 SKS GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) : Pada kuliah ini mahasiswa diberi penjelasan mengenai jenis-jenis
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis
BAB III STUDI KASUS Bab ini menyajikan studi kasus pada penulisan tugas akhir. Studi kasus ini mengambil data pada proyek pembangunan Bendungan Way Biha. Bab ini mengungkapkan data teknis stabilitas bendungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Proyek Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung perkantoran, hotel dan pasilitas lainnya di daerah Jakarta Selatan. Untuk meneruskan/mentransfer
Lebih terperinciTANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.
TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI 1. : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? : butiran tanah, air, dan udara. : Apa yang dimaksud dengan kadar air? : Apa yang dimaksud dengan kadar
Lebih terperinciPERGERAKAN TANAH LATERAL AKIBAT PROSES PEMANCANGAN TIANG
PERGERAKAN TANAH LATERAL AKIBAT PROSES PEMANCANGAN TIANG Yohanes Wiraatmaja 1, Michael Handoko 2, Sugie Prawono 3, Gogot Setyo Budi 4 ABSTRAK : Pemancangan pondasi tiang pada tanah mengakibatkan desakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Cone Penetration Test (CPT) Alat kerucut penetrometer (Cone Penetration Test) adalah sebuah alat yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10
Lebih terperinciTAHANAN GESEKAN SELIMUT PADA TIANG BOR PANJANG
TAHANAN GESEKAN SELIMUT PADA TIANG BOR PANJANG Andrias Suhendra Nugraha Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH., no.6 Bandung, 4164 Email: andrias.sn@eng.maranatha.edu
Lebih terperinciPerilaku variasi kadar air pada tanah ekspansif serta perannya terhadap nilai faktor adhesi dari daya dukung terhadap friksi pada pondasi tiang
Perilaku variasi kadar air pada tanah ekspansif serta perannya terhadap nilai faktor adhesi dari daya dukung terhadap friksi pada pondasi tiang Indarto Guru Besar FTSP-ITS Daniel Tjandra Mahasiswa program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jatinegara, Jakarta Timur. Rusun tersebut ditargetkan selesai akhir
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 206 Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage WANDA ASKA ALAWIAH, YUKI
Lebih terperinciANALISA KUAT DUKUNG PONDASI BORED PILE BERDASARKAN DATA PENGUJIAN LAPANGAN (CONE DAN N-STANDARD PENETRATION TEST)
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 1, No. 2, Oktober 20 ANALISA KUAT DUKUNG PONDASI BORED PILE BERDASARKAN DATA PENGUJIAN LAPANGAN (CONE DAN N-STANDARD PENETRATION TEST) Ulfa Jusi Jurusan Teknik Sipil Sekolah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Geotech Efathama,P.T , Various Report Uji Beban Statik
DAFTAR PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ASTM D 43-7(3), Standard Test Method for Deep Foundations under Static Axial Compressive Loads Djarwanti, Noegroho, R. HI, and Okky Fransila Arganata. "Korelasi Daya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TANAH Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan
Lebih terperinciKomparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler
Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT, dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler Abstract 1) Noegroho Djarwanti, 2) R.Harya Dananjaya H.I., 3) Githa Maharani 1),2)
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Konstruksi galian dalam proyek basement gedung Unikom, Dipati Ukur di
Lebih terperinciPENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL
Penambahan lapisan...studi model Teguh Widodo, Heri Suprayitno PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL Teguh Widodo 1),
Lebih terperinciSoal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi
Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi 1. Fase Tanah (1) Sebuah contoh tanah memiliki berat volume 19.62 kn/m 3 dan berat volume kering 17.66 kn/m 3. Bila berat jenis dari butiran tanah tersebut
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode Reese
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dikerjakan, dapat diambil kesimpulannya dalam beberapa hal berikut: 1. Berdasarkan perhitungan analisis daya dukung tiang bor tunggal metode
Lebih terperinciEvaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor
Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor U. JUSI 1*, H. MAIZIR 2, dan J. H. GULTOM 1,2, Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru, Jalan Arengka
Lebih terperinciANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP
ANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP Studi Kasus: Rekonstruksi Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat Jl.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Hal yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan sebuah bangunan konstruksi adalah daya dukung tanah. Analisis daya dukung langsung dengan data lapangan adalah perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk menentukan stratifikasi (pelapisan) tanah dan karakteristik teknis tanah, sehingga perencanaan dan konstruksi pondasi dapat
Lebih terperinciPERENCANAAN PILE CAP BERDASARKAN METODA SNI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC
PERENCANAAN PILE CAP BERDASARKAN METODA SNI 03-2847-2002 DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC Heidy Wirawijaya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Pile cap merupakan salah satu
Lebih terperinciPRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc
PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc 11 November 2008 I. PENDAHULUAN a. Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa. dukung yang baik jika dilihat dari analisis perhitungan, namun pada
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis perhitungan dan pembahasan daya dukung tanah yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa 1. Analisis perhitungan daya dukung tiang menggunakan empat metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Struktur pondasi pada sebuah bangunan sangatlah penting untuk menopang dan mendistribusikan beban bangunan terhadap tanah keras di bawahnya. Metode tes pembebanan
Lebih terperinciHITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS
1 HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS Krisandi Saptyanto 1, Gouw Tjie Liong 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG
KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG Arief Alihudien 1, Indrasurya B. Mochtar 2 1 Mahasiswa Program Pascasrjana Teknik
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG YUSRI RURAN NRP : 0621053 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,
Lebih terperinciAngel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG AKSIAL, TRANSFER BEBAN, BEBAN-PENURUNAN PADA PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN HASIL UJI BEBAN TIANG TERINSTRUMENTASI, PROGRAM ALLPILE, DAN PROGRAM GEO5 Angel Refanie NRP : 1221075
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 1 Nama Mata Kuliah : Rekayasa Fondasi 2 2 Kode Mata Kuliah : TSS-3243 3 Semester : VI 4 (sks) : 3 5 Dosen
Lebih terperinciPERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN Muhammad Suhaimi, Fathurrozi, M. Aspihani Rahman 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciDIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhitungan daya dukung friksi pondasi tiang pancang dan pondasi sumuran hingga saat ini masih sering menimbulkan perdebatan. Satu pihak menganggap bahwa friksi tiang
Lebih terperinciDaya Dukung Pondasi Dalam
Daya Dukung Pondasi Dalam Kapasitas pile statis dapat dihitung dengan persamaan berikut Pu = Ppu + Psi Tu = Psi + W (compression) (tension) Pu = ultimate (max) pile capacity in compression Tu = ultimate
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR
TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR Ditujukan sebagai syarat untuk meraih gelar SarjanaT eknik Strata 1 (S-1) Disusunoleh : N A M A : Qorri Alvian
Lebih terperinciSIMULASI HASIL UJI PLATE LOADING TEST STUDI KASUS HOTEL 10 LANTAI DI BANDUNG
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 SIMULASI HASIL UJI PLATE LOADING TEST STUDI KASUS HOTEL 10 LANTAI DI BANDUNG Budijanto Widjaja 1, Freddy Gunawan 2, dan Lea Marsela
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)
PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu) Benyamin Bontong* * Abstract The penatration resistance using DCPT on a type
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN
BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN 3.1 Umum Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai teori-teori dasar dan rumus-rumus yang
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang 1 dan Bor Pile Jembatan Suramadu
Analisa Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang 1 Analisa Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang Ir. Arifin, MT., MMT. ABSTRAK Jembatan suramadu mempunyai fungsi yang sangat
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dari kasus yang telah dilakukan, dapat diambil berbagai kesimpulan sebagai berikut. a) Faktor keamanan metode konvensional TSA menunjukan
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2017 Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DATA
BAB V HASIL ANALISA DATA Penelitian ini merupakan analisis data-data SPT, CPT, dan PDA dari pengujian tanah di Cluster Flamingo Summarecon Serpong, Gading Serpong - Tangerang. Data-data diperoleh dari
Lebih terperinciANALISA PERILAKU DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL DENGAN RUMUS STATIK DAN MODEL FISIK PADA TANAH PASIR
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1 Tahun 2017, Halaman 33 41 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISA PERILAKU DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL DENGAN RUMUS STATIK DAN MODEL
Lebih terperinciBAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.
BAB III DASAR PERENCANAAN 3.1 Data-data Fisik dan Pembebanan Untuk data-data pembebanan pada struktur atas jembatan layang Jl. RE Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini.
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka perencanaan pondasi untuk gedung 16 lantai menggunakan pondasi dalam, yaitu pondasi tiang karena tanah
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi pondasi tiang adalah untuk mentransfer beban dari bangunan atas (upper struktur) ke lapisan tanah, dan secara umum pondasi tiang digunakan apabila tanah keras
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper structure) dan bangunan di bawah tanah (sub structure) yang membedakan diantara keduanya adalah
Lebih terperinci2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN
Analisis Stabilitas Turap Berjangkar pada Tepi Sungai Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur D. YULIANTO Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan,
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)
KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO) Abdul Samad Mantulangi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)
STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G) Anastasia Sri Lestari 1, Florentina M. Sugianto 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik
Lebih terperinciPENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK
PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI Roski R.I. Legrans ABSTRAK Efek samping dari produk yang dihasilkan suatu industri adalah limbah industri. Dalam
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL
STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL Lilya Susanti, Suroso, As ad Munawir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciJURNAL EDUCATION BUILDING Volume 3, Nomor 1, Juni 2017: 84-92, ISSN :
JURNAL EDUCATION BUILDING Volume 3, Nomor 1, Juni 2017: 84-92, ISSN : 2477-4898 ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG HASIL LOADING TEST PADA BORE PILE DIAMETER SATU METER TUNGGAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
Lebih terperinciBAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL
BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciDESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.
DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R. 3108100065 LATAR BELAKANG Pembangunan Tower Apartemen membutuhkan lahan parkir,
Lebih terperinciMETODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH
METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN PENGUJIAN LABORATORIUM KORELASI EMPIRIS DATA SONDIR DAN N-SPT ANTAR PARAMETER TANAH PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN TUJUAN Mengetahui keadaan
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Tugas Akhir EVALUASI METODA PERHITUNGAN DAN ANALISIS KEHANDALAN KAPASITAS FONDASI TIANG TUNGGAL YANG DIBEBANI
Lebih terperinciPERILAKU PONDASI TIANG BOR AKIBAT BEBAN AKSIAL YANG MENGALAMI BEBAN NEGATIVE SKIN FRICTION
SKRIPSI PERILAKU PONDASI TIANG BOR AKIBAT BEBAN AKSIAL YANG MENGALAMI BEBAN NEGATIVE SKIN FRICTION JULIAN ALANDO NPM : 2013410009 PEMBIMBING : Prof. Paulus Pramono Rahardjo, Ir., MSCE., Ph.D. UNIVERSITAS
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)
ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST) Rien Novia Adriani 1) Abstrak Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 13 halaman Mata Kuliah : Teknik Pondasi
Lebih terperinciPEMBUATAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERHITUNGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB
PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI UNTUK PERHITUNGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Ryan Wijaya 1, Willy Sugiarto Chandra 2, Gogot Setiabudi 3, Pamuda Pudjisuryadi 4 ABSTRAK
Lebih terperinci