PENERAPAN SANKSI DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN SANKSI DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN"

Transkripsi

1 PENERAPAN SANKSI DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperleh Sebutan Vkatin Ahli Madya ( A. Md. ) dalam Bidang Manajemen Administrasi Oleh : Nur Aini D PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

2

3

4

5 PERNYATAAN Nama : Nur Aini N I M : D Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul Penerapan Sanksi Disiplin Kerja Pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten adalah betul betul karya sendiri. Hal hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya perleh dari tugas akhir tersebut. Surakarta, 01 Juli 2009 Yang membuat pernyataan, Nur Aini

6 MOTTO Tiada hal terindah dan berharga dalam hidupku selain apa yang telah aku curahkan dengan segenap pemikiranku dalam sebuah maha karya (Suga Nugraha). Jika hati adalah istana maka cinta adalah rasa ketulusan, keindahan adalah mahkta, kesetiaan adalah piala terindah dan senyummu adalah tahta (Sahabatku). Jangan mati sebelum mati (Beibeh). Wujudkanlah cita citamu meskipun hanya diangan angan karena jika angan angan itu kuat, ia akan memaksamu un tuk meraih cita cita tersebut (Gethe, Penulis terkenal).

7 PERSEMBAHAN Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk : Bapak dan Ibuku tercinta atas segenap dukungannya. Kakak-kakakku tersayang yang telah banyak memberiku perhatian. Kepnakan-kepnakanku yang lucu-lucu. Seserang yang ada di hati. Sahabat-sahabatku yang semangat. Keluarga besar MA. Almamater KATA PENGANTAR selalu memberiku

8 Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul Penerapan Sanksi Disiplin kerja Pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten. Tugas Akhir ini diajukan sebagai syarat syarat dalam memperleh gelar Ahli Madya (A. Md.) pada Prgram Studi Diplma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Ssial dan Ilmu Plitik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang membantu dan membimbing serta memberikan drngan baik mral maupun spiritual kepada penulis sehingga tersusunnya Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Ssial dan Ilmu Plitik Universitas Sebelas Maret Surakarta.yang telah memberikan Surat Keputusan tentang ijin penyusunan Tugas Akhir dan ijin mengadakan penelitian. 2. Bapak Drs. Sakur, MS. selaku Ketua Prgram Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Ssial dan Ilmu Plitik Universitas Sebelas Maret Surakarta.yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Drs. Sudart, M. Si. selaku dsen pembimbing yang telah memberikan saran saran, petunjuk dan semangat yang sangat berharga bagi penulis sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 4. Ibu A. W. Erlin Mulyadi, S. Ss, MPA selaku dsen penguji Tugas Akhir ini. 5. Ibu Dra. Kristina Setywati selaku Pembimbing Akademis selaku, atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini. 6. Bapak dan Ibu dsen Prgam Manajemen Administrasi, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama penulis menempuh kuliah. 7. Bapak Y. Subagy, selaku Kepala PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan pengamatan. 8. Bapak Suliy, selaku RC SDM / SEKUM PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten yang telah membantu penulis dan memberikan penilaian kepada penulis saat mengadakan pengamatan. 9. Seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten yang membantu penulis dalam

9 menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. 10. Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas kasih saying, perhatian, pengrbanan, da dan dukungannya selama ini. 11. Kakak kakakku tersayang yang selalu memberikan perhatian dan semangat pada penulis. 12. Kekasihku tercinta, terima kasih atas da dan dukungannya, I LOVE U. 13. Kepnakan kepnakanku terutama Anis, terima kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 14. Sahabat sahabatku yang selalu memberi semangat pada penulis. 15. Teman teman kst Wisma Ayu 2, terima kasih telah menjadi teman kstku. 16. Teman teman seperjuangan MA 06 serta semua pihak yang telah memberikan drngan, bantuan dan masukannya dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan dari semua pihak yang membaca Tugas Akhir ini. Selanjutnya penulis berharap semga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Salatiga, 01 Juli 2009 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO... v

10 HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Pengamatan... 5 D. Manfaat Pengamatan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Kerja Pegawai Pengertian Disiplin Kerja Pegawai Jenis jenis Disiplin Kerja Indikatr indikatr Disiplin Kerja Pendekatan Dalam Disiplin Pendisiplinan Yang efektif B. Penerapan Sanksi Disiplin Kerja Pegawai C. Metde Pengamatan 1. Lkasi Pengamatan Jenis Pengamatan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Analisa Data BAB III DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Sejarah dan Kedudukan PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten...25

11 B. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten C. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten D. Persnalia PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten E. Prses Perduksi PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten BAB IV PEMBAHASAN A. Disiplin Kerja Pegawai Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten.. 40 B. Perilaku Tidak Disiplin Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten.. 42 C. Jenis sanksi Pada PT. Perkebunan Nusantara X (perser) Klaten D. Penerapan Sanksi Disiplin Kerja Pegawai PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Data Tindak Pelanggar Disiplin Kerja Pegawai PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten Tabel Ketentuan Jam Kerja Pegawai PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten... 34

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Prsedur Disiplin Prgresif... 15

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSEO) KLATEN Bagian Tanaman. Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSEO) KLATEN Bagian Gudang Penglah. Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSEO) KLATEN Bagian

14 Administrasi Keuangan dan Umum. Lampiran 4. Ketentuan Tata Tertib Kerja Karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN. Lampiran 5. Surat Keputusan tentang Ketentuan Tata Tertib Kerja Karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN. Lampiran 6. Surat Tugas Melaksanakan KKMA Tahun Lampiran 7. Frm Presensi Magang. Lampiran 8. Frm Mnitring Magang Minggu Pertama Sampai Selesai (5 bendel).

15 Lampiran 9. Frm Penilaian Magang. Lampiran 10. Surat Keterangan Telah Selesai Magang. ABSTRAK Nur Aini, D , PENERAPAN SANKSI DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) KLATEN, Lapran Tugas Akhir, Prgram Studi Manajemen Administrasi Prgram Diplma III, Fakultas Ilmu scial dan Ilmu Plitik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009, 50 halaman. Dalam suatu perusahaan, disiplin kerja pegawai itu sangat penting demi tercapainya suatu tujuan perusahaan. Apabila suatu kedisiplinan tidak dapat terlaksana dengan baik, maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai atau mungkin dapat tercapai tetapi kurang efektif dan efisien. Tidak dapat dipungkiri, terkadang tidak semua peraturan ditaati leh pegawainya. Kadang masih ada beberapa pelanggaran yang dilakukan leh pegawai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sanksi disiplin kerja pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan khususnya pada PT. Perkebunan Nusantara X (Pereser) Klaten Pengamatan ini menggunakan metde deskriptif, yaitu pengamatan yang dilakukan terbatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu masalahdengan menekankan pada pemberian gambaran secara byektif tentang keadaan sebenarnya dari byek yang diamati. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah bservasi, wawancara, dan dkumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan sanksi disiplin kerja pegawai sudah tegas tetapi masih ada pegawai mengabaikan peraturan peraturan disiplin yang berlaku terbukti bahwa pelanggaran disiplin kerja pegawai masih terjadi. Perilaku perilaku tidak disiplin yang sering terjadi pada PT.

16 Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten yaitu melanggar peraturan jam istirahat, terlambat masuk kerja dan mangkir kerja. Saran untuk PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten adalah peraturan yang berlaku pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten sebaiknya dipatuhi leh seluruh pegawai penuh kesadaran bahwa kedisiplinan itu adalah sebagai dasar untuk mencapai kinerja yang maksimal.perusahaan supaya lebih memperhatikan pelanggaran pelanggaran yang sering dilakukan leh pegawai dan segera menindak lanjuti dengan memberikan sanksi sesuai dengan pelanggaran pelanggaran yang dilakukan, tetapi sanksi yang diberikan harus bersifat mendidik serta dapat menjadi alat mtivasi untuk selalu memelihara kedisiplinan dalam perusahaan serta perusahaan seharusnya memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada pegawai tentang pentingnya kedisiplinan baik untuk pihak pegawai maupun perusahaan itu sendiri.

17

18 BAB I PENDAHULUAN C. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang didirikan pasti mempunyai beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah mencari laba, berkembang, membuka lapangan kerja, memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Tujuan perusahaan dapat dicapai apabila manajemen mampu mengella, menggerakkan dan menggunakan sumber daya manusia yang dimilikinya secara efektif dan efisien Perusahaan adalah rganisasi yang merupakan kumpulan rang rang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam suatu rganisasi manusia sebagai pegawai atau karyawan memegang peranan yang sangat penting karena hidup matinya rganisasi semata mata tergantung pada manusia Karyawan merupakan faktr penting dalam setiap rganisasi baik dalam pemerintah maupun swasta. Karyawan merupakan faktr penentu dalam pencapaian tujuan perusahaan ataupun instansi secara efektif dan efisien, karyawan yang menjadi penggerak dan penentu jalannya rganisasi. Pegawai merupakan sumber daya manusia hendaknya secara efektif ikut serta memajukan kinerja dan memberikan nilai tambah pada perusahaan dalam setiap aspek sesuai dengan kemampuan dan kmpetensinya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan atau rganisasi dan target target perasinal tidak terlepas dari peran pegawai yang berkmpeten dan prduktivitas kerja yang tinggi. Untuk mencapai prduktivitas kerja karyawan yang tinggi bukan suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan. Faktr yang sangat penting untuk mencapai prduktivitas kerja yang tinggi adalah pembinaan disiplin kerja dari para karyawan, karena hal tersebut merupakan salah satu faktr penentu bagi keberhasilan dan kemajuan dalam mencapai tujuan perusahaan. Pembinaan pegawai sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah 1

19 ditetapkan dalam mewujudkan pegawai yang penuh kesetiaan, sadar akan tanggung jawab, berdaya guna dan berhasil guna. Oleh karena itu, pembinaan pegawai tersebut hendaknya dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat memtivasi pegawai dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja sehingga tidak menimbulkan adanya penyimpangan penyimpangan maupun tindakan tindakan di luar peraturan yang sudah ditetapkan. Demi tercapainya semua itu sangat dibutuhkan adanya kesadaran akan disiplin tinggi, sikap pegawai yang lyal, berdedikasi tinggi serta taat pada peraturan yang berlaku. Disiplin merupakan kegiatan penting dalam suatu perusahaan, terutama untuk memtivasi pegawai supaya bertindak disiplin dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perrangan maupun kelmpk. Disamping itu, disiplin bermanfaat untuk mendidik pegawai mematuhi dan mentaati peraturan, prsedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Disiplin kerja pegawai pada umumnya hanya diasumsikan sebagai disiplin tidak terlambat datang ke tempat kerja. Padahal, ada berbagai macam disiplin yang harus dijalani leh pegawai dalam suatu perusahaan atau rganisasi. Disiplin dalam mematuhi jb discriptin, disiplin dalam mematuhi aturan yang ditetapkan, disiplin dalam keteraturan dan ketetapan waktu kerja, disiplin dalam menggunakan pakaian kerja, disiplin menjaga dan merawat lingkungan kerja, disiplin dalam menjaga asset perusahaan dan disiplin dalam membuat lapran merupakan cnth lain dari disiplin yang diwajibkan dilakukan leh setiap pegawai. Dengan adanya kedisiplinan tersebut, dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Apabila suatu kedisiplinan tidak dapat terlaksana dengan baik, maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai atau mungkin dapat tercapai tetapi kurang efektif dan efisien. Tidak dapat dipungkiri, terkadang tidak semua peraturan ditaati leh pegawainya. Kadang masih ada beberapa pelanggaran yang dilakukan leh pegawai. Pegawai yang tidak melakukan kewajiban dan melakukan perbuatan yang dilarang dianggap melakukan pelanggaran disiplin kerja. Pelanggaran disiplin itu meliputi ucapan, tulisan dan perbuatan yang melanggar ketentuan peraturan disiplin di dalam maupun di luar jam kerja. Dengan adanya peraturan yang disepakati bersama, maka setiap pelanggaran disiplin yang dilakukan leh pegawai harus dikenakan sanksi atau hukuman disiplin kerja menurut ketentuan yang berlaku leh pejabat yang berwenang. Sanksi disiplin itu mencakup dari peringatan yang disampaikan secara langsung sampai dengan tertulis dari dikeluarkan untuk sementara sampai dengan pemberhentian dari pekerjaan. Tuntutan sanksi / hukuman merupakan fungsi dari jenis pelanggaran dan berapa kali pelanggaran.

20 Dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang melanggar hendaknya harus hati hati jangan sampai merusak seserang maupun suasana rganisasi secara keseluruhan. Sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai harus setimpal dengan tindakan dan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut dapat diterima leh rasa keadilan. Kepada pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulanginya lagi pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedman pada kebijakan yang berlaku.. Pemberian sanksi harus sesuai dengan prsedur sehingga tidak berdampak negatif terhadap mral kerja anggta kelmpk. Berat ringannya suatu sanksi disiplin kerja yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi disiplin harus diterapkan berdasarkan pertimbangan lgis, masuk akal dan diinfrmasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi disiplin seharusnya tidak terlalu ringan atau berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat mtivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan. Tabel 1 Data Tindak Pelanggaran Disiplin Kerja Pegawai PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten Pada Tahun 2008 N. Tingkat Hukuman Jenis Sanksi/Hukuman Jumlah

21 1. Ringan Teguran lisan 5 rang 2. Sedang Surat peringatan 3 rang 17. Penundaan kenaikan pangkat 3 rang / glngan 3. Berat 6. Penurunan pangkat / glngan 1 rang 7. Pemberhentian untuk sementara 1 rang waktu Jumlah Sumber : PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten 13 rang Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten telah terjadi tindak pelanggaran disiplin kerja pegawai, yaitu tingkat hukuman disiplin ringan dengan jenis sanksi / hukuman teguran lisan sebanyak 5 rang, tingkat hukuman disiplin sedang dengan jenis sanksi / hukuman mendapatkan surat peringatan sebanyak 3 rang dan tingkat hukuman disiplin sedang dengan jenis sanksi / hukuman penundaan kenaikan pangkat / glngan sebanyak 3 rang, tingkat hukuman disiplin berat dengan jenis sanksi / hukuman penurunan pangkat / glngan sebanyak 1 rang dan tingkat hukuman berat dengan jenis sanksi / hukuman pemberhentian untuk sementara waktu sebanyak 1 rang. Dengan demikian selama tahun 2008 PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten terdapat 13 pelaku tindak pelanggar disiplin kerja pegawai. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kedisiplinan pegawai terhadap peraturan disiplin masih kurang. Sehingga perlu adanya penerapan sanksi disiplin kerja pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten. Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten sebagai tempat untuk mengadakan pengamatan. PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten merupakan pusat prduksi dan penglahan tembakau serta bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha dalam mengembangkan pertanian dan terus dikembangkan sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknlgi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perusahaan ini juga terjadi pelanggaran terhadap peraturan disiplin kerja pegawai. Dengan adanya hal tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan pengamatan dengan judul Penerapan Sanksi Disiplin Kerja Pegawai Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten. D. Perumusan Masalah Dalam suatu perusahaan, disiplin kerja itu sangat penting demi tercapainya suatu tujuan

22 perusahaan. Tetapi, apabila ada yang melanggar peraturan disiplin maka harus mendapatkan sanksi disiplin. Dengan apa yang dipaparkan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah Penerapan Sanksi Disiplin Kerja Pegawai Pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten?. E. Tujuan Pengamatan Semua kegiatan pasti mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, adapun tujuan dari Kuliah Kerja Manajemen Administrasi ini adalah : 5. Tujuan Operasinal Yaitu untuk mengetahui penerapan sanksi disiplin kerja pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten. 6. Tujuan Fungsinal Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan khususnya pada PT. Perkebunan Nusantara X (Pereser) Klaten. 7. Tujuan Individu Untuk melengkapi syarat syarat guna memperleh gelar prfesi Ahli Madya (A. Md) dalam bidang Manajemen Administrasi. F. Manfaat Pengamatan Manfaat dari penulisan lapran tugas akhir ini adalah : Bagi Individu Penelitian ini merupakan media latihan yang berguna untuk menambah wawasan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan dalam melakukan penelitian dan mengungkapkan suatu masalah. Bagi Pegawai / Karyawan Melalui penelitian ini diharapkan dengan adanya penerapan sanksi disiplin kerja pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten dapat menambah tingkat kedisiplinan pada setiap pegawai. Bagi Perusahaan Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran kepada perusahaan dalam upaya mengptimalkan penerapan sanksi disiplin kerja pegawai sesuai dengan peraturan yang ada.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA G. Disiplin Kerja h. Pengertian Disiplin Kerja Dalam suatu rganisasi atau perusahaan kndisi tertib, teratur, aman serta suasana kerja yang penuh semangat merupakan aspek penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Untuk menciptakan kndisi yang tertib, teratur, aman serta suasana semangat kerja yang tinggi diperlukan adanya beberapa ketentuan. Salah satu dari ketentuan tersebut adalah aturan yang bisa mengatur sikap dan perilaku karyawan atau pegawai untuk mau berbuat, bertingkah laku serta bertindak menurut nrma atau aturan yang berlaku dalam suatu rganisasi atau perusahaan. Salain itu juga diperlukan disiplin pegawai dalam menerapkan aturan yang telah dibuat dan disepakati leh rganisasi tersebut. Dalam upaya menerapkan disiplin harus memuat tentang peraturan peratuiran dan ancaman ancaman serta sanksi bagi para pelanggar disiplin, sehingga para pegawai minimal mentaati peraturan peraturan yang ada dan tidak akan bekarja menurut keinginan mereka sendiri. Sebagian besar rang memberikan pengertian tentang kedisiplinan adalah bilamana pegawai selalu datang dan pulang kerja tepat pada waktunya. Sebenarnya anggapan itu tidak benar, karena apa yang digambarkan itu mungkin adalah salah satu kedisiplinan yang dituntut leh suatu perusahaan. Untuk lebih jelasnya mnegenai pengertian disiplin berikut akan disampaikan berbagai pengertian tentang disiplin. Menurut Siswant Sastrhadiwiry (2003 : 291) : Disiplin kerja adalah suatu sikap menghrmati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi sanksinya apabila ia melanggar tugas 1

24 dan wewenang yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut pendapat Sndang P. Siagian (2006 : 304) : Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Definisi lain yang dikemukakan leh Rbert L. Mathis dan Jhn H. Jacksn (2002 : 314), disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan peraturan perusahaan. Sedangkan menurut pendapat Suyadi Prawirsentn (2008 : 31) Disiplin karyawan adalah ketaatan karyawan yang bersangkutan dalam menghrmati perjanjian kerja dengan perusahaan dimana dia bekerja. Selanjutnya menurut pendapat Melayu S. P. Hasibuan (2006 : 193) kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seserang mentaati semua peraturan perusahaan dan nrma nrma ssial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seserang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya, kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seserang yang sesuai dengan peraturan rganisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Berdasarkan berbagai pengertian tentang disiplin di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa disiplin kerja pegawai merupakan sikap mental serta tingkah laku yang mencerminkan ketaatan, ketertiban, kesadaran dan kesukarelaan terhadap peraturan yang berlaku dari rang rang yang tergabung dalam suatu rganisasi, sehingga ia dalam melaksanakan pekerjaannya tertib dan bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian disiplin kerja menuntut adanya kesediaan dan kesadaran yang tinggi untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan yang ada secara sukarela. Untuk itulah diperlukan pembentukan disiplin yang ditanamkan kepada masing masing pegawai pada suatu rganisasi dimana dia bertugas. Penerapan disiplin dalam kehidupan perusahaan ditujukan agar semua karyawan yang ada dalam perusahaan bersedia dengan sukarela mematuhi dan mentaati segala peraturan yang ada dalam perusahaan itu tanpa adanya paksaan. Apabila setiap rang dalam perusahaan itu dapat

25 mengendalikan diri dan mematuhi semua nrma nrma yang berlaku, maka hal ini dapat menjadi mdal utama yang amat menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Mematuhi peraturan berarti memberi dukungan psitif pada perusahaan dalam melaksanakan prgram prgram yang telah ditetapkan, sehingga akan memudahkan tercapainya suatu tujuan perusahan. Selain itu disiplin berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar. Dalam hal serang karyawan melanggar peraturan yang berlaku dalam suatu rganisasi atau perusahaan, maka karyawan yang bersangkutan harus sanggup menerima hukuman yang telah disepakati. Disiplin kedisiplinan karyawan, dalam tersebut bekerja bekerja diharapkan sesuai sangatlah sebagian dengan besar prsedur, penting sebab peraturan ditaati dan sebagainya dengan leh para sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efesien serta dapat meningkatkan prduktivitasnya. Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan aturan yang ditetapkan dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkah terakhir yang bisa diambil terhadap serang pegawai yang perfrmansi kerjanya dibawah standar. Menurut Marty Brunstein (2003 : 55), tindakan pendisiplinan didefinisikan sebagai tindakan frmal, terdkumentasi sebagai catatan dan pedman pelaksanaan untuk menghentikan berlanjutnya masalah dan menetapkan arah perbaikannya. Sedangkan menurut Faustin C. Gmes (2003 : 232), tindakan disiplin adalah pengurangan yang dipaksakan leh majikan terhadap imbalan yang diberikan leh rganisasi karena adanya suatu kasus tertentu. Tindakan disiplin tersebut dapat berupa : D. Teguran teguran (reprimands) E. Penskran (suspensin) F. Penurunan pangkat atau gaji (reductins in rank r pay) G. Pemecatan (firing). Tetapi tindakan disiplin tersebut tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan leh pengurangan anggaran atau kurangnya kerja. Tindakan tindakan disipliner itu disebabkan leh kejadian kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya prduktivitas atau pelanggaran pelanggaran aturan aturan perusahaan. Dari pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa tindakan disiplin akan timbul

26 karena adanya suatu tindakan yang melanggar aturan atau prsedur yang telah ditetapkan leh rganisasi atau perusahaan. Kemudian diterapkannya hukuman hukuman leh sang pimpinan demi tegaknya pedman pedman dan peraturan peraturan rganisasi. Dengan diterapkannya peraturan disiplin akan membuat serang anggta rganisasi dapat membedakan hal hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang bleh dilakukan serta yang tidak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal hal yang dilarang). Dengan demikian dalam pelaksanaan penerapan tindakan disiplin harus bersifat memberi drngan kepada para pelanggar disiplin agar dapat taat terhadap berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah diterapkan. Selain itu dalam pengenaan sanksi harus dilakukan secara byektif dan bahwa sifat sanksi sesuai dengan bbt pelanggaran yang telah dilakukan. Begitu pula dalam pengenaan sanksi harus bersifat mendidik dalam arti agar terjadi perubahan sikap dan perilaku dimasa depan yang lebih baik. 2. Jenis jenis Disiplin Kerja Berdasarkan definisi definisi tentang disiplin kerja yang telah diuraikan di atas, maka Sndang P. Siagian (2006 : 305), menyampaikan jenis jenis disiplin kerja yang dibagi dalam suatu tindakan manajemen untuk menegakkan disiplin dalam rganisasi menjadi dua jenis, yaitu : a. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah tindakan disiplin yang dilakukan untuk mendrng pegawai mentaati berbagai peraturan / ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tujuan pkk dari disiplin preventif adalah mendrng pegawai agar memiliki disiplin diri, keberhasilan disiplin preventif terletak pada disiplin pribadi para anggta rganisasi. Supaya disiplin pribadi semakin kkh, ada tiga hal yang harus diperhatikan leh manajemen, yaitu : 1. Para anggta rganisasi perlu didrng supaya mempunyai rasa memiliki rasa raganisasi., karena seserang tidak akan merusak sesuatu yang merupakan miliknya. 2. Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standart yang harus dipenuhi. 3. Para karyawan didrng menentukan sendiri cara cara pendisiplinan diri dalam kerangka ketentuan ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh rganisasi. b. Pendisiplinan Krektif

27 Pendisiplinan kreaktif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap peraturan dan mencba untuk menghindari pelanggaran pelanggaran lebih lanjut, sehingga perbuatan di masa yang akan datang akan sesuai dengan peraturan rganisasi atau perusahaan. Tindakan krektif biasanya berupa jenis hukuman tertentu. Sebagai cnth adalah peringatan atau skrsing, jadi dalam disiplin kreaktif kegiatan pendisiplinan diambil setelah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan. Pengenaan sanksi kreaktif harus memperhatikan tiga hal, yaitu : 1. Karyawan yang mendapatkan sanksi harus diberitahu pelanggaran atau kesalahan apa yang telah diperbuatnya. 2. Kepada yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri. 3. Dalam pengenaan sanksi terberat, yaitu pemberhentian, perlu dilakukan wawancara keluar (exit interview),pada waktu mana, antara lain, mengapa manajemen terpaksa mengambil hal sekeras itu. Bagi pegawai, untuk menegakkan sikap disiplin kerja telah diatur leh masing masing rganisasi atau perusahaan yang terkait yang tentunya mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar leh pegawai 3. Indikatr indikatr Kedisiplinan Menurut Melayu S. P. Hasibuan (2006 : 194), pada dasarnya banyak indikatr yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu rganisasi, di antaranya adalah : 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawaan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2. Kepemimpinan Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan. Karenapimpinan dijadikan teladan dan panutan leh para bawahannya. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik, jika dia sendiri kurang disiplin. 3. Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan / pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka

28 akan semakin baik pula. 4. Keadilan Keadilan ikut mendrng terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena eg dan sifat manusiia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula. 5. Waskat Waskat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan mral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. 6. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut. 7. Sanksi Sanksi berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyaan akn berkurang. 4. Pendekatan Dalam Disiplin Sistem disiplin karyawan dapat dipandang suatu penerapan mdifikasi perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak prduktif. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian besar rang memahami apa yang diharapkan dari dirinya dalam suatu pekerjaan dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Rbert L. Mathis dan Jhn H. Jacksn menjelaskan adanya pendekatan pendekatan dalam disiplin kerja karyawan yaitu : (2002: 314) 1. Pendekatan Disiplin Psitif Pendekatan disiplin psitif dibangun berdasarkan filsfi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikreksi secara knstruktif tanpa perlu hukuman.berikut adalah tindakan tindakan yang dilakukan dalam pendekatan disiplin prgresf, yaitu :

29 a. Knseling Knseling menjadi sangat penting dalam prses pendisiplinan, karena memberikan kesempatan kepada karyawannya dan para manajer dan supervisr untuk mengidentiikasi gangguanperilaku karyawannya dan mendiskusikan slusinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran karyawan terhadap kebijakan dan peraturan perusahaan. b. Dkumentasi tertulis Jika perilaku karyawan tidak juga terkreksi, maka pertemuan kedua dilakukan antara supervisr dengan si karyawan. Jika tahap pertama hanya secara lisan maka tahap ini didkumentasikan dalam frmulir tertulis. Selanjutnya karyawan dansupervisr menyusun slusi tertulis untuk mencegah munculnya persalan yang lebih jauh. c. Peringatan terakhir Jika karyawan tidak juga mengikuti slusi tertulis yang dicatat dalam tahap dua, maka peringatan terakhir dilakukan. Supervisr menekankan kepada karyawan pentingnya kreksi terhadap tindakan karyawan yang tidak tepat. d. Pemberhentian Jika karyawan gagal mengikuti rencana kerja yang sudah disusun dan terjadi masalah perilaku yang lebih buruk, maka supervisr akan menghentikan karyawan tersebut. 2. Pendekatan Disiplin Prgresif Disiplin prgresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk perilaku karyawan. Kebanyakan prsedur disiplin prgresif menggunakan peringatan lisan dan tulisan sebelum berlanjut ke PHK. Berikut ini adalah beberapa pelanggaran umumyang menyebabkan PHK langsung, yaitu : 1. Pencemaran di pekerjaan 2. Pemilikan senjata 3. Penggunaan alchl dan bat batan di pekerjaan 4. Berkelahi 5. Pencurian 6. memalsukan aplikasi kerja Berikut adalah gambar dari prsedur Disiplin prgresif menurut Rbert L. Mathis dan Jhn H. Jacksn : Peringatan verbal Gambar 1 : Prsedur Disiplin Prgresif Peringatan Tertulis Skrsing PHK

30 Pelanggaran Pertama Pelanggaran Kedua Pelanggaran Ketiga Pelanggaran Keempat Jadi kesimpulan dari gambar di atas adalah bahwa pelanggaran pertama dalam disiplin prgresif diberikan dengan peringatan verbal, peringatan kedua diberikan dengan peringatan tertulis, peringatan ketiga diberikan dengan skrsing dan peringatan keempat diberikan sanksi disiplin dengan PHK. Sedangkan menurut Agus Dharma (2003:402), pendekatan disiplin dengan cara pendisiplinan prgresif merupakan suatu pendekatan pemecahan masalah yang menerapkan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Langkah langkah yang dilakukan dalam pendisiplinan prgresif yaitu : a. Pembicaraan infrmal Merupakan aturan, pembicaraan infrmal terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran itu dilakukan pertama kali.pembicaraan infrmal biasanya dapat memecahkan masalah yang timbul karena pelanggaran pelanggaran kecil. b. Peringatan lisan Peringatan lisan dipandang sebagai dialg atau diskusi, bukan ceramah atau kesempatan untuk mengumpat karyawan. Dalam pendisiplinan ini perlu mendrng pegawai untuk mengemukakan alasannya melakukan pelanggaran. c. Peringatan tertulis Peringatan tertulis diberikan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran berulang ulang tindakan ini didahului dengan pembicaraan dengan karyawan yang melakukan pelanggaran. Frmat dari peringatan tertulis adalah sebagai berikut : Uraian kejadian. Petaturan yang telah dilanggar.

31 d. Pernyataan tentang knsekuensi jika pelanggaran itu masih dilakukan Pernyataan kesediaan karyawan bahwa ia akan mengubah perilakunya. Pengrumahan sementara Pengrumahan sementara adalah tindakan pendisiplinan yang dilakukan terhadap karyawan yang telah berulangkali melakukan pelanggaran.tindakan ini dilakukan sebagai alternatif dari tindakan pemecatan jika pimpinan perusahaan memandang bahwa karier karyawan itu masih bias diselamatkan. e. Demsi Demsi merupakan penurunan pangkat atau upah yang diterima karyawan. Akibat yang timbul dari pendisiplinan ini adalah timbulnya perasaan kecewa, malu, patah semangat atau mungkin marah pada karyawan yang bersangkutan. Pendisiplinan ini tidak dipandang sebagai langkah yang besar manfaatnya dalam pendisiplinan prgresif di sejumlah perusahaan. f. Pemecatan Pemecatan adalah langkah terakhir dan paling drastis dalam pendisiplinan prgresif. Tindakan ini hanya dilakukan untuk jenis pelanggaran yang sangat serius atau untuk pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya. Dari dua pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam pendekatan pendisiplinan prgresif terdapat sanksi sanksi yang jelas terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Dan pemberian sanksi itu dimulai dari sanksi yang ringan sampai dengan sanksi yang paling berat. 5. Pendisiplinan Yang Efektif Disiplin dapat secara psitif dikaitkan dengan kinerja, dimana hal ini mengejutkan rang rang yang beranggapan bahwa disiplin dapat merusak perilaku sehingga disiplin yang efektif sebaiknya diarahkan kepada perilakunya dan bukan kepada karyawan secara pribadi karena alasan untuk pendisiplinan adalah untuk meningkatkan kinerja. Para karyawan bisa saja menlak tindakan disiplin yang tidak adil dari manajernya, namun tindakan yang diambil untuk mempertahankan standar yang sudah ditetapkan bisa mendrng adanya nrma kelmpk dan menghasilkan

32 peningkatan kinerja dan rasa keadilan. Sebuah kelmpk kerja bisa saja mempersepsikan bahwa ketidakadilan telah terjadi ketika serang individu melanggar standar yang ada. Individu yang melanggar standar yang ada mungkin juga melanggar nrma kelmpk, sehingga tidak adanya pendisiplinan dapat menyebabkan persalan untuk kelmpk tersebut tdak hanya untuk manajer. Keadilan distributife dan prsedural menegaskan bahwa jika serang manajer mentlelir suatu perilaku yang tidak diharapkan, kelmpk bisa jadi merasa hal tersebut tidak adil. Beberapa faktr yang mengarah kepada praktik disiplin yang efektif di perusahaan adalah (Rbert L. Mathis dan Jhn H. Jacksn, 2002: 317) : 1. Pelatihan untuk Supervisr Pelatihan untuk supervisr dan para manajer tentang kapan dan bagaimana disiplin digunakan merupakan hal yang kritikal. Melatih para supervisr tentang keadilan prsedural sebagai dasar pendisiplinan menyebabkan karyawan maupun pihak lain melihat disiplin sebagai tindakan yang lebih adil dibandingkan dengan disiplin yang dilkaukan leh para supervisr yang tidak terlatih. Apapun pendekatan disiplin yang digunakan, adalah penting untuk memberikan pelatihan mengenai keterampilan knseling dan kmunikasi, karena para supervisr dan manjer akan menggunakannya saat berurusan dengan masalah kinerja karyawannya. 2. Knsistensi dari Tindakan Pendisiplinan Para manajer yang mengadministrasikan pendisiplinan haruslah mempertimbangkan efek tindakan disiplin yang diambil manajer lain dan tindakan disiplin lainnya yang diambil di masa lalu. Disiplin yang knsisten membantu menetapkan batasan dan menginfrmasikan rang rang mnegenai apa yang bleh dan tidk bleh dikerjakan. Disiplin yang inksisten dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian. 3. Dkumentasi Disiplin yang efektif mengharuskan adanya penyimpanan data tertulis yang akurat dan pemberitahuan tertulis kepada karyawan. Dalam sejumlah kasus, tidak adanya pemberitahuan tertulis telah digunakan untuk mendukung argumentasi karyawan bahwa dia tidak tahu apa apa. 4. Tindakan Disiplin yang Segera Sebagai tambahan, disiplin yang efektif harus langsung. Makin lama waktu yang terentang antara pelanggaran dan tindakan disiplin, maka makin kurang efektif tindakan disiplin tersebut. 5. Disiplin yang Impersnal

33 Pada akhirnya disiplin yang efektif haruslah ditangani secara impersnal. Para manjer memang tidak dapat membuat tindakan disiplin menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan, namun mereka dapat meminimalkan efek yang tidak menyenangkan dengan cara menyampaikannya secara impersnal dan memfkuskan kepada perilakunya, bukan rangnya. Menurut Agus Dharma (2003 : 397), ciri ciri pendisiplinan yang efektif yaitu: a. Karyawan tahu adanya aturan main dan memahaminya dengan baik. Infrmasi yang lenkap dan akurat penting artinya dalam pendisiplinan karyawan. Jika karyawan diharapkan mengetahui tingkat kinerja yang diinginkan, mereka juga memilik hak untuk mengetahui peraturan perusahaan yang mengatur perilaku mereka. Jika mereka telah mengetahui adanya peraturan itu dan tahu apa knsekuensinya jika tidak mematuhinya, dapat diharapkan tidak akan terkejut apabila terkena tindakan pendisiplinan. b. Supervisr menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam pendisiplinan, bukan pendekatan yang menghukum. Dalam langkah ini dalam mendisiplinkan karyawan adalah membantu mememcahkan masalah bukan memberikan hukuman. Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah perlu memahami alasan karayawan dan membantu usahanya dalam mengatasi kesulitan. c. Tindakan pendisiplinan dilakukan sesegera mungkin. Dalam melakukan tindakan untuk mendisiplinkan karyawan tidak bleh menunda nunda. Makin lama penundaan yang dilakukan, maka makin besar pula kekecewaan karyawan. d. Tindakan pendisiplinan tidak memihak, fair dan knsisten. Cara yang paling cepat merusak efektivitas karyawan adalah melakukan tindakan disiplin kepada sebagian karyawan dan tidak kepada karyawan yang lain. Tindakan pendisiplinan juga harus knsisten, tidak hanya dalam unit kerja tertentu tetapi juga diseluruh bagian perusahaan secara keseluruhan. Selain itu pendisiplinan harus fair, knsekuensi harus setimpal dengan perbuatannya. e. Adanya tindak lanjut. Jika pelanggaran kecil diikuti dengan peringatan lisan, tidak selalu diperlukan tindak lanjut. Tapi apabila karyawan melakukan pelanggaran berulang ulang maka perlu adanya tindak lanjut. Dari dua pendapat di atas ada kesamaan bahwa pendisiplinan yang efektif itu lebih mengarah pada perilaku karyawan dan bukan kepada si karyawan secara pribadi karena alasan

34 untuk mendisiplinkan karyawan adalah untuk meningkatakan kinerja. B. Penerapan Sanksi Disiplin Kerja Pegawai Pada dasarnya pengertian sanksi dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang diberikan kepada seserang, baik secara perrangan, kelmpk maupun rganisasi, karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Sanksi dikenakan terhadap suatu pelanggaran dengan tujuan untuk memberikan pengertian mengenai adanya aturan yang harus diikuti serta memberi peringatan terhadap tindakan yang salah. Sanksi menjadi peringatan untuk mendidik seserang. Sanksi sangat berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Dengan diberikannya sanksi, diharapkan tidak terjadi lagi pelanggaran yang dilakukan leh yang bersangkutan atau pegawai lain. Pengulangan pelanggaran, baik yang telah dilakukan sendiri maupun yang telah dilakukan leh rang lain, dapat dikenakan sanksi yang lebih berat. Jadi pengertian sanksi disiplin kerja pegawai adalah suatu tindakan yang diberikan kepada pegawai baik secara perrangan, kelmpk maupun rganisasi karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para pegawai atau karyawan yang melanggar nrma nrma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para tenaga kerja yang melakukan pelanggaran disiplin. Oleh karena itu, setiap manajemen yang menghukum wajib mengadakan penelitian terlebih dahulu dengan metde dan teknik yang memiliki validitas dan tingkat reliabilitas yang tinggi atas tindakan dan praduga pelanggaran disiplin yang dilakukan pegawai yang bersangkutan. Sanksi atas pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima. Yang termasuk pelanggaran disiplin adalah setiap pla perilaku untuk memperbanyak, mengedarkan, mempertntnkan, menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan untuk melanggar peraturan peraturan dan kebijakan kebijakan ketenagakerjaan ataupun perusahaan yang tertulis maupun tidak tertulis, kecuali hal tersebut dilakukan untuk kepentingan perusahaan. Menurut Siswant Sastrhadiwiry (2003 : 293), tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja pegawai dibagi atas : 1. Sanksi Disiplin Berat

35 Sanksi disiplin berat terdiri atas : a. Demsi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang diberikan sebelumnya. b. Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja biasa bagi yang memegang jabatan. c. Pemutusan hubungan kerja dengan hrmat atas permintaan sendiri tenaga kerja yang bersangkutan. d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hrmat sebagai tenaga kerja di perusahaan. 2. Sanksi Disiplin Sedang Sanksi disiplin berat terdiri atas : H. Penundaan pemberian kmpensasi yang sebelumnya telah dirancangkan sebagaimana tenaga kerja lainnya. I. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan harian, mingguan atau bulanan. J. Penundaan prgram prmsi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi. 3. Sanksi Disiplin Ringan Sanksi disiplin ringan terdiri atas : E. Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. F. Teguran tertulis G. Pernyataan tidak puas secara tertulis. Yang memiliki wewenang penuh dalam pemberian sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin kerja adalah manajer puncak (tp manager). Dalam melaksanakan tugasnya Tp manager maupun manager tenaga kerja atau pegawai harus selalu berpedman pada peraturan perundang undangan yang berlaku dalam suatu rganisasi atau perusahaan. Jadi setiap kegiatannya yang menyangkut manajemen tenaga kerja selalu ada petunjuk yang resmi, baik berupa peraturan maupun perundang undangan. Dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang melanggar sebaiknya dilakukan dengan cermat, teliti dan seksama bahwa sanksi yang akan dijatuhkan tersebut setimpal dengan tindakan dan perilaku yang diperbuat. Kepada pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulanginya lagi pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi disiplin yang lebih berat

36 dengan tetap berpedman pada peraturan yang berlaku. Keberadaan disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, karena dalam suasana disiplinlah perusahaan akan dapat melaksanakan prgram prgram kerjanya guna mencapai suasana yang telah ditetapkan. Pegawai atau karyawan yang disiplin dan tertib mentaati semua nrma nrma dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan prduktivitas. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai pegawai atau karyawan yang tidak disiplin akan sulit sekali melaksanakan prgram prgramnya untuk meningkatkan prduktivitas dan akan mustahil untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya penerapan sanksi disiplin kerja pegawai diharapkan semua pegawai dapat mentaati peraturan yang berlaku pada perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. C. Metde Pengamatan 8. Lkasi Pengamatan Suatu pengamatan memerlukan lkasi untuk dijadikan sebagai bjek dalam memperleh data yang diperlukan. Adapun pengamatan ini mengambil lkasi di PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten, dengan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut : i. Karena di lkasi tersebut terdapat terdapat permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu permasalahan yang terkait tentang penerapan sanksi disiplin kerja pegawai. j. Pihak PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten memberikan ijin untuk melakukan pengamatan di perusahaan. k. Terdapat data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. xii. Jenis Pengamatan Pengamatan ini memakai metde deskriptif, yaitu pengamatan yang dilakukan terbatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta. Hasil pengamatan ditekankan pada pemberian gambaran secara byektif tentang keadaan sebenarnya dari byek yang diamati. Data yang dikumpulkan berupa kata kata, gambar dan bukan angka angka.

37 Dengan menggunakan metde deskriptif, penulis berharap dapat menangkap dan memperleh infrmasi infrmasi dengan utuh sehingga dapat menggambarkan realitas bagaimana adanya. 3. Sumber Data Sumber data dalam pengamatan ini adalah : a. Data Primer Data yang diambil atau diperleh secara langsung melalui bservasi dan wawancara dengan para pelaksana di Sub Bagian Persnalia, yaitu Kepala Sub Bagian Persnalia dan karyawan persnalia PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten. b. Data Skunder Merupakan data yang diperleh secara tidak langsung melalui dkumen dkumen dan arsip arsip dari PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten yang berhubungan dengan masalah penerapan sanksi disiplin kerja pegawai. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengamatan data yang digunakan adalah : a. Observasi Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung pada byek yang diteliti. Teknik ini digunakan untuk memperleh gambaran nyata kndisi yang ada pada lkasi pengamatan. b. Wawancara Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan respnden untuk memperleh data penunjang yang relevan. c. Dkumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data dari arsip arsip, dkumen dkumen yang ada pada PT. Perkebunan Nusantara X (Perser) Klaten. 5. Analisa Data Lexy J. Mleng (2006 : 280), Analisa data adalah prses pengrganisasian dan mengurutkan data kedalam pla, kategri dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

38 dan dapat dirumuskan hiptesis kerja seperti yang disarankan leh data. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisa secara kualitatif, dimana data yang muncul dalam analisa kualitatif adalah berupa kata kata dan bukan rangkaian angka, yang telah dikumpulkan dari bservasi, interview dan studi pustaka serta disusun dalam teks yang diperluas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik kepada pemimpin maupun kepada aturan. Adapun pengertian disiplin yang dikemukakan oleh para ahli antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemimpin 2.1.1 Pengertian Pemimpin Pada suatu organisasi, pemimpin memiliki peran yang sangat penting demi kamajuan organisasi dimana pemimpin memegang kekuasaan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Armstrong (2013:28)

Lebih terperinci

PENERAPAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA

PENERAPAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA PENERAPAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) Dalam Bidang Manajemen Administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Disiplin 1.1.1 Pengertian Disiplin Di dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, disiplin sering didefinisikan dengan cekatan, tepat, baik waktu maupun tempat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulankeunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Kerja Dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, disiplin dapat diartikan sebagai masalah disiplin sering didefinisikan dengan tepat,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KINERJA STAF DI BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA

PENGEMBANGAN KINERJA STAF DI BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA PENGEMBANGAN KINERJA STAF DI BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md ) Dalam Bidang Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Disiplin berasal dari kata disciple yang artinya pengikut atau penganut. Pada kenyataan banyak peraturan organisasi yang harus ditaati

Lebih terperinci

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Kmitmen Versi 29 Juni 2009 I. Pendahuluan Partisipasi aktif atau kegiatan staf akademik SBM dalam berbagai kegiatan yang berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 13 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Ciri utama suatu organisasi adalah adanya keteraturan dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Disiplin kerja sangat

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK ABSTRAKSI Evi Mariati Email: mariayati764@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para BAB II KAJIAN TEORI 1.1.Pengertian Disiplin Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu upaya yang diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya selalu berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi bisa terwujud apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali dengan dorongan untuk hidup bersama. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama 1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pos Indonesia Cabang Limboto ini berada di Jln. Deliyana Hippy, Kelurahan Kayu Bulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kmpensasi Definitin hmas H. Stne : Cmpensatin is any frm f payment t emplyees fr wrk they prvide t their emplyer Kmpensasi adalah segala bentuk pembayaran kepada karyawan karena pekerjaan yang dia telah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007 KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007 TENTANG PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA

PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor antara lain sumber daya alam, modal, teknologi dan sumber daya manusia yang tersedia. Sekalipun

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Menurut Yani (2012:86) disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kedisiplinan 2.1.1 Pengertian Disiplin Disiplin karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna,

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama

Lebih terperinci

PROSEDUR PENINDAKAN PEREDARAN HASIL TEMBAKAU ILEGAL DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA

PROSEDUR PENINDAKAN PEREDARAN HASIL TEMBAKAU ILEGAL DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA PROSEDUR PENINDAKAN PEREDARAN HASIL TEMBAKAU ILEGAL DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT Irman herman.file@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Faktor kedisiplinan merupakan

Lebih terperinci

Nomor induk pegawai (NIP) diberikan kepada setiap Pegawai Negeri Sipil termasuk calon Pegawai Negeri Sipil.

Nomor induk pegawai (NIP) diberikan kepada setiap Pegawai Negeri Sipil termasuk calon Pegawai Negeri Sipil. Nmr Induk Pegawai Pemberian Nmr Induk Pegawai (NIP) Nmr induk pegawai (NIP) diberikan kepada setiap Pegawai Negeri Sipil termasuk caln Pegawai Negeri Sipil. Fungsi NIP adalah sebagai berikut: 1. Sebagai

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BARANG KANTOR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG SLAMET RIYADI SURAKARTA TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BARANG KANTOR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG SLAMET RIYADI SURAKARTA TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGADAAN PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BARANG KANTOR DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG SLAMET RIYADI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Disusun Oleh : NOFI IRIANTI D1514072 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENGURUSAN PENSIUN PEGAWAI DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA

SISTEM DAN PROSEDUR PENGURUSAN PENSIUN PEGAWAI DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA SISTEM DAN PROSEDUR PENGURUSAN PENSIUN PEGAWAI DI PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN KREDIT BERMASALAH DI KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SOLO TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN KREDIT BERMASALAH DI KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SOLO TUGAS AKHIR PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN KREDIT BERMASALAH DI KANTOR OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) SOLO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.)

Lebih terperinci

Pemahaman Etika Secara Umum

Pemahaman Etika Secara Umum Pemahaman Etika Secara Umum By : Aini Zahra 08650027 Fathan Trikurniawan 08650033 Ummi Athiyah 09650039 Pengertian Etika Etika/etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti nilai-nilai, kaidah-kaidah

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal

Lebih terperinci

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D Bab II Tinjauan Pustaka dan Metode Pengamatan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Kerja a. Pengertian Disiplin Kerja Secara etimologis disiplin berasal dari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA

PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Manajemen

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI BAPPEDA (BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH) KABUPATEN SRAGEN

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI BAPPEDA (BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH) KABUPATEN SRAGEN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI BAPPEDA (BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH) KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PEMASANGAN SAMBUNGAN AIR BERSIH BARU DAN PENUTUPAN SAMBUNGAN AIR BERSIH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SURAKARTA

ADMINISTRASI PEMASANGAN SAMBUNGAN AIR BERSIH BARU DAN PENUTUPAN SAMBUNGAN AIR BERSIH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SURAKARTA ADMINISTRASI PEMASANGAN SAMBUNGAN AIR BERSIH BARU DAN PENUTUPAN SAMBUNGAN AIR BERSIH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat

Lebih terperinci

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA ABSTRAKSI Repi email: filivarepitasari3@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Kedisiplinan seringkali diartikan patuh dan taat pada nilai-nilai

Lebih terperinci

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR SISTEM PENGUPAHAN KARYAWAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR UMRI PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN DAN DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

SALINAN KEPUTUSAN REKTOR UMRI PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN DAN DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU SALINAN KEPUTUSAN REKTOR UMRI PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN DAN DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2010 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2010 1 P a g e VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Bagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYITAAN HARTA KEKAYAAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR

PROSEDUR PENYITAAN HARTA KEKAYAAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR PROSEDUR PENYITAAN HARTA KEKAYAAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.)

Lebih terperinci

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 DISIPLIN ORGANISASI

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 DISIPLIN ORGANISASI DISIPLIN ORGANISASI Disiplin adalah tindakan para manajer untuk menegakkan standar organisasi, yang apabila para pekerja tidak mengetahui dan memahami standar tersebut, maka perilaku mereka akan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN Palapiana Sapari email: palapianasapari1985@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI (BENANG) PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI (BENANG) PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI (BENANG) PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan kepada masyarakat, harus melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah direncanakaan.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGELOLAAN UANG RUSAK DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO

PROSEDUR PENGELOLAAN UANG RUSAK DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO PROSEDUR PENGELOLAAN UANG RUSAK DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) Dalam Bidang Manajemen

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PENERIMAAN PREMI PERTAMA DAN PENAGIHAN BULANAN DI PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA

ADMINISTRASI PENERIMAAN PREMI PERTAMA DAN PENAGIHAN BULANAN DI PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA ADMINISTRASI PENERIMAAN PREMI PERTAMA DAN PENAGIHAN BULANAN DI PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) CABANG SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) Program

Lebih terperinci

BAB 5. Kesimpulan dan Saran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang rendah pada

BAB 5. Kesimpulan dan Saran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang rendah pada 47 BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktr yang rendah pada kepuasan kerja dengan menggunakan teri dua faktr Herzberg, yaitu hygiene factr dan mtivatr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang diinginkan. Laba merupakan sisa dari selisih antara total pendapatan yang diperoleh

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI (ALAT TULIS KANTOR) PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN KARANGANYAR

PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI (ALAT TULIS KANTOR) PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN KARANGANYAR PENGELOLAAN BARANG HABIS PAKAI (ALAT TULIS KANTOR) PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md) dalam Bidang Manajemen Administrasi. Oleh : DWI PURWANTI D

TUGAS AKHIR. Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md) dalam Bidang Manajemen Administrasi. Oleh : DWI PURWANTI D PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR KLAIM PELAYANAN PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

SISTEM DAN PROSEDUR KLAIM PELAYANAN PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SISTEM DAN PROSEDUR KLAIM PELAYANAN PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi pegawai dalam lingkungan kerja. Setiap instansi

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE ABSTRAK Stefanus Fadri Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak email: stefanuspadri@yahoo.co.id PT Malindo Persada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) Dalam Bidang Manajemen Administrasi

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md) Dalam Bidang Manajemen Administrasi PROSEDUR PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS PEMBETULAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK PENGHASILAN (PPh) ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci