Rentang dosis Pediatric dan dosis Maximum. to exceed 60 mg/d mg, 20-mg, 30- sustained-release. mg, or 40-mg tabs (SR) (Ritalin LA,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rentang dosis Pediatric dan dosis Maximum. to exceed 60 mg/d mg, 20-mg, 30- sustained-release. mg, or 40-mg tabs (SR) (Ritalin LA,"

Transkripsi

1 Anxiety Disorder: Generalized Anxiety Anxiety Disorder: Obsessive-Compulsive Disorder Anxiety Disorder: Separation Anxiety and School Refusal Conduct Disorder Eating Disorder: Anorexia Eating Disorder: Bulimia Learning Disorder: Mathematics Learning Disorder: Reading Learning Disorder: Written Expression Mood Disorder: Bipolar Disorder Mood Disorder: Depression Oppositional Defiant Disorder Pervasive Developmental Disorder Pervasive Developmental Disorder: Asperger Syndrome Sleep Disorder: Night Terrors Sleep Disorder: Nightmares Sleep Disorder: Problems Associated With Other Disorders Terapi Obat 2 komponen utama dalam perawatan medis anak-anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perhatian defisit sebelumnya disebut (ADD), adalah terapi perilaku dan farmasi. Komponen perilaku ditutupi di bagian Perawatan di atas. Dosis Pediatrik obat stimulan untuk penderita ADHD (ADD) di pusat komunitas medis Amerika Serikat berbeda. Tabel di bawah berasal dari protokol percobaan stimulan dari Pusat Affinity, Inc, sebuah pusat untuk evaluasi dan pengobatan ADHD (ADD) dan gangguan mood di Cincinnati, Ohio.

2 Dosis Pediatric Obat Stimulant Obat Dosis Initial Pediatric Rentang dosis Pediatric dan dosis Maximum Methylphenidate mg immediate release qd (IR) (Ritalin, to 5 times/d; not Methylin, generic) to exceed 60 mg/d Dosis UmumPediatric tid/qid Persiapan 5-mg, 10-mg, or 20- mg scored tabs; Methylin also available as 2.5-mg, 5-mg, atau 10-mg chewable tab dan PO sol (5 mg/5 ml and 10 mg/ml) Methylphenidate Konversi mg, 20-mg, 30- sustained-release dari IR mg, or 40-mg tabs (SR) (Ritalin LA, atau 10 qd/tid; not to qd/bid (Metadate 50- Metadate CD) mg. exceed 60 mg/d mg dan 60-mg tabs.); dapat dicampur makanan(jangan dipotong, dikunyah) Methylphenidate Konversi mg Spansules extended release dari IR. (Jangan dipotong, (ER) (Ritalin SR, qd/tid; not to qd/bid Methylin ER, exceed 60 mg/d dikunyah Metadate ER, generic SR) Methylphenidate Konversi mg/kg PO mg/kg 18-mg, 27-mg, 36- OROS tablets dari IR qd; not to exceed PO qd mg, dan 54-mg tabs (Concerta) atau mg/d (Jangan dipotong, mg. dikunyah

3 Methylphenidate Konversi mg/kg mg 10-mg, 15-mg, 20- transdermal patch (Daytrana) dari IR atau 10 released over 9 h; not to exceed one released over 9 h mg, 30-mg patches, applied to the hip mg ( mg patch cm 2 patch) released over 9 h and titrate up prn. Dexmethylphenidate mg mg, 5-mg, atau IR (Focalin) qd 10-mg scored tabs to qid; not to bid/tid (Jangan dipotong, exceed 20 mg/d dikunyah Dexmethylphenidate 5-10-mg mg/kg/dose mg, 10-mg, atau extended release PO qd to bid; not 20-mg scored tabs; (Focalin-XR) to exceed 20 mg/d qd/bid dapat dicampur makanan(jangan dipotong, dikunyah Dextroamphetamine mg Dexedrine: 5-mg (Dexedrine, scored tabs; Dextrostat) qd/qid; not to qd/tid Dextrostat: 5-mg exceed 60 mg/d dan 10-mg scored tabs Dextroamphetamine 5 mg mg, 10-mg, atau Spansules 15-mg Spansules; (Dexedrine CR) qd/bid; not to qd/bid dapatb dicampur exceed 60 mg/d makanan(jangan dipotong,

4 dikunyah.) Mixed amphetamine mg mg, 7.5-mg, 10- salts IR (Adderall, mg, 12.5-mg, 15- generic) qd/qid; not to tid/qid mg, 20-mg, or 30- exceed 40 mg/d mg scored tabs Mixed amphetamine Konversi mg, 10-mg, 15- salt XR (Adderall- dari IR mg, 20-mg, 25-mg, XR) atau use 5- qd/tid qd/bid or 30-mg 10 mg Not to exceed 30 mg/d Spansules; dapat dicampur makanan(jangan dipotong, dikunyah.) Lisdexamfetamine 30 mg PO mg PO qam Data limited (too 20-mg, 30-mg, 40- (Vyvanse) qam early to tell) mg, 50-mg, 60-mg, or 70-mg caps (Telan seluruh kapsul, taburi ke makanan lunak, atau larutkan isi segelas air dan segera diminum.) Catatan. Secara umum, ketika istilah methylphenidate, Dexedrine, dan Ritalin digunakan tanpa singkatan untuk extended-release persiapan misalnya, rilis terus menerus [CR], SR, osmotikrelease sistem lisan [Oros]), short-acting, persiapan IR tersirat. * Dosis pediatrik maksimum yang disarankan oleh US Food and Drug Administration (FDA). Meskipun beberapa anak mendapatkan keuntungan yang besar dari dosis lebih besar dari ini, manfaat dari penggunaan baik ujung terendah dan tertinggi dari kisaran dosis ini jarang terjadi. Patch methylphenidate berisi dosis methylphenidate berbeda total dari namanya karena dirancang untuk terakhir 12 jam (misalnya, 10-mg Patch [patch yang ukuran 12,5 cm2] memberikan sekitar 10 mg lebih dari 9 h [tingkat pengiriman yang diperkirakan adalah 1,1 mg / h untuk patch ini khususnya]). Tingkat Pengiriman bervariasi tergantung pada ukuran patch. Banyak pasien menggambarkan pengalaman mereka dengan persiapan methylphenidate SR

5 sebagai tidak menentu dan tidak nyaman. Dosis konversi Dosis Konversi untuk psikostimulan selalu melalui perkiraan, terutama ketika seseorang mengkonversi antara stimulan, seperti methylphenidate dan dextroamphetamine. Berbagai bentuk obat yang sama memiliki farmakokinetik yang sedikit berbeda, dan pasien sering memiliki respon yang berbeda kepada mereka. Konversi yang direkomendasikan FDA antara short-acting dan long-acting (LA) Olahan dari obat yang sama didasarkan pada upaya untuk mencocokkan serum konsentrasi kurva dan tidak klinis kinerja kurva. Dalam praktek klinis, rasio untuk mengkonversi antara obat berbeda di setiap ADHD (ADD) manifestasi, efek samping, komorbiditas, dan metabolisme pasien. Perkiraan yang umum dijelaskan dibawah. Pasien individu bervariasi, sehingga menutup tindak lanjut, dan mungkin titrasi, pada awalnya diperlukan. Untuk persiapan methylphenidate LA, CD, atau ER, mengkonversi dengan menggunakan rasio 2:1 dengan segera-release methylphenidate. Sebagai contoh, Ritalin 10 mg setiap 4 jam diubah menjadi Ritalin LA 20 mg setiap 8 jam. Untuk, efek beberapa pasien terakhir hanya 5-6 jam dengan persiapan LA, meskipun efek berlangsung 3,5-4 jam dengan bentuk IR. Namun, efek pendek dari satu 8-jam persiapan tidak selalu berarti lain persiapan 8-jam memiliki masalah yang sama. Untuk XR mixed amphetamine salts (MAS), mengkonversi dengan menggunakan rasio 2:1 dengan MAS IR. Waktu paruh dari MAS luas bervariasi antara individu. Beberapa pasien lebih baik dengan dosis kedua yang lebih rendah dan, dengan demikian, dapat mengambil manfaat dari IR dan kombinasi XR pagi. Dexedrine Spansule tampaknya memiliki varians interpatient terbesar saat mengubah bentuk IR ke bentuk CR. Rasio IR-ke-CR untuk efek klinis setara tampaknya bervariasi dari 1:1 sampai sekitar 1:1,5, namun konversi ini belum diteliti dengan baik. Sebagai contoh, 10 mg setiap 4 jam Dextrostat diubah menjadi Dexedrine CR mg setiap 8 jam. Methylphenidate Oros tablet dikonversi dalam rasio 18:05 dengan methylphenidate. Sebagai contoh, Ritalin 10 mg setiap 4 jam diubah menjadi Concerta 36 mg. Bagi banyak pasien, efek dari tablet Oros berlangsung hanya 9-10 jam dan pasien juga sering menggambarkan obat sebagai waktu lebih lama daripada yang lain akan berlaku. Methylphenidate Oros tablet dikonversi dalam rasio 18:10 dengan methylphenidate LA, CD, atau ER. Sebagai contoh, Ritalin LA 10 mg q8h diubah menjadi Concerta 18 mg. Methylphenidate transdermal patch diubah dalam rasio 1:1 dengan methylphenidate IR dan rasio 1:2 dengan persiapan LA, meskipun FDA menyarankan untuk memulai dengan patch dosis terendah dan bekerja ke atas.

6 Konversi dosis Lisdexamfetamine dapat dibandingkan dengan dextroamphetamine segerarelease (Dexedrine IR). Informasi yang menggambarkan resep dengan dosis 100 mg lisdexamfetamine dimesylate sebagai setara dengan d-amfetamin sulfat mg segera-release 40. Kategori obat Psikostimulan efektif pada pasien dengan ADHD (ADD). Selain itu, mereka telah tersedia selama beberapa dekade, memungkinkan untuk apresiasi yang kuat dari kurangnya efek samping utama jika digunakan pada dosis terapi. Blader et al (2009) mengevaluasi kemampuan divalproex untuk mengurangi perilaku agresif pada anak dengan ADHD dan gangguan mengganggu. Anak-anak dengan perilaku agresif gigih yang underresponsive terhadap terapi psikostimulan secara acak ditugaskan untuk menerima divalproex atau plasebo di samping terapi stimulan selama 8 minggu. Proporsi yang lebih tinggi dari perbaikan perilaku diamati pada kelompok divalproex (8 dari 14 [57%]) dibandingkan dengan plasebo (2 dari 13 [15%]). Sebuah percobaan yang lebih besar diperlukan untuk lebih mempelajari penggunaan divalproex untuk memperbaiki perilaku agresif pada pasien dengan ADHD. [6] Atomoxetine (Strattera), sebuah norepinefrin nonstimulant reuptake inhibitor (SNRI), telah efektif pada banyak orang dengan ADHD (ADD). Ini obat yang relatif baru memiliki kelebihan qd-to-tawaran dosis dan terjadwal status dengan Drug Enforcement Agency (DEA). Namun, kasus kegagalan hati reversibel telah secara langsung dikaitkan dengan atomoxetine, dan evaluasi jangka panjang lainnya efek buruk telah terbatas pada data dari beberapa tahun. Pasien secara signifikan dapat manfaat lebih dari stimulan daripada dari atomoxetine, tetapi beberapa dapat mengakibatkan kerugian tidak dapat dipertahankan dengan produk stimulan atau dosis. Dalam pengalaman subspecialists banyak, pasien ini mungkin mendapat manfaat dari kombinasi atomoxetine dan stimulan. Bagi banyak pasien, atomoxetine tampaknya menambah efek klinis stimulan, memungkinkan untuk kemanjuran klinis dengan dosis rendah dan mengurangi kemungkinan efek samping. Antidepresan dan alfa-agonis memiliki peran penting pada beberapa individu dengan ADHD (ADD). Kebanyakan terkenal buruk efek profil. Antidepresan dan alfa-agonis dapat menyebabkan efek samping jantung, dan ini mungkin harus disimpan dalam pikiran. Sebuah studi kohort terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association pada tahun 2011 menunjukkan bahwa penggunaan saat ini atau baru dari obat ADHD pada orang dewasa muda dan paruh baya tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular serius. Keterbatasan studi ini termasuk kurangnya informasi yang lengkap pada beberapa faktor risiko potensial penting.

7 Clonidine extended-release (Kapvay) disetujui untuk anak-anak dengan ADHD pada September Para clonidine segera-release telah digunakan off-label untuk ADHD, namun, sedasi adalah kelemahan. Produk extended-release menyediakan fluktuasi kurang dari tingkat serum dan mungkin lebih baik ditoleransi. Modafinil (Provigil), obat yang digunakan untuk mengobati kantuk di siang hari yang berlebihan, meningkatkan gejala inti dalam banyak anak dengan ADHD (ADD). Dalam penelitian awal pada anak, merugikan mempengaruhi umum terjadi pada tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan plasebo adalah insomnia (24%) dan anoreksia (14%). Pada Agustus 2006, Cephalon, produsen modafinil (Sparlon), menerima surat nonapprovable dari FDA untuk pengobatan ADHD (ADD). Cephalon telah memutuskan bahwa hal itu tidak akan mengejar pengembangan lebih lanjut dari Sparlon untuk ADHD (ADD). Modafinil masih tersedia sebagai Provigil, yang memang memiliki persetujuan FDA untuk meningkatkan terjaga untuk orang dewasa dengan narkolepsi, sleep apnea, atau shift-kerja gangguan tidur. Banyak ADHD (ADD) spesialis terus menggunakan modafinil pada pasien tertentu tanpa masalah. Untuk melihat informasi dari media briefing yang menjelaskan keputusan FDA, lihat Cephalon Briefing Media. Transkrip dari Obat Psychopharmacologic Komite Penasihat FDA menit yang menggambarkan ruam diamati dalam uji klinis dengan modafinil yang tersedia. Untuk informasi lebih lanjut lihat Obat FDA Psychopharmacologic menit Komite Penasehat dari tanggal 23 Maret 2006 yang membahas modafinil untuk ADHD Stimulasi magnetik transkranial (TMS) menggunakan perangkat medis yang berlaku pulsa magnetik noninvasively ke korteks otak untuk depolarize neuron. Telah dilakukan penelitian tentang keamanan dan kemanjuran pada orang muda dengan gangguan attentiondeficit/hyperactivity (ADHD). Stimulasi magnetik transkranial menunjukkan hasil yang aman, tanpa efek samping yang serius diamati dalam penelitian percobaan. Perbaikan gejala yang diamati di fase gabungan penelitian, meskipun tidak ada perbedaan antara bentuk aktif dan palsu dari TMS. Efek penting secara klinis harus lebih dinilai dalam studi terkontrol lebih besar. ADHD merupakan salah satu kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku pada anak. Dalam tahun terakhir ini gangguan ADHD menjadi masalah yang sorotan dan menjadi perhatian utama dikalangan medis ataupun masyarakat umum. Angka kejadian kelain ini adalah 3 10 %, di Amerika serikat sekitar 3 7 % sedangkan di jerman, kanada dan selandia baru sekitar 5

8 10%. Diagnosis dan Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalensi kejadian ADHD pada anak usia sekolah erkisar antara 3 5 %. Di Indonesia angka kejadian masih belum angka pasti, meskipun tampaknya kelainan ini tampak cukup banyak terjadi. Terdapat kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Secara epidemiologis rasion kejadian dengan perbandingan 4 : 1. Namun tampaknya semakin lama tampaknya kejadiannya semakin meningkat saja. Sering dijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah, terdapat kecenderungan keluhan ini akan berkurang setelah usia Sekolah Dasar. Meskipun tak jarang beberapa manifestasi klinis tersebut dijumpai pada remaja atau orang dewasa. ADHD adalah gangguan perkembangan yang mempunyai onset gejala sebelum usia 7 tahun. Setelah usia anak, akan menetap saat remaja atau dewasa. Diperkirakan penderita ADHD akan menetap sekitar 15-20% saat dewasa. Sekitar 65% akan mengalami gejala sisa saat usia dewasa atau kadang secara perlahan menghilang. Angka kejadian ADHD saat usia dewasa sekitar 2-7%. Predisposisi kelainan ini adalah 25 persen pada keluarga dengan orang tua yang membakat. Adanya variasi simptom-simptom ADHD, APA (2000) mencantumkan tiga sub kategori, yaitu sebagai berikut: 1. Tipe Predominan inatentif: Anak-anak masalah utamanya adalah rendahnya konsentrasi. 2. Tipe Predominan hiperaktiv-impulsif: Anak-anak yang masalah utamanya diakibatkan oleh perilaku hiperaktif-impulsif. 3. Tipe Kombinasi: Anak-anak yang mengalami kedua rangkaian masalah diatas. FAKTOR RESIKO Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi Susunan saraf pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko. Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes dan penyakit preeklamsia juga harus dicermati. Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak har5uis dicermati gangguan

9 saluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangan sesuatu selama masa kanakkanak, tidak sadar diri atau pingsan. Tajul Antidepresan Bupropion (wellbutrin), reboxetin ( Edronax) dan venlafaxine (Effexor) Tricyclics Desipramine (norpramin, pertofrane), atau imipramin (Janimine, Tofranil) SSRIs ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitors ). Fluoxetine (Prozac), sertraline ( Zoloft), citalopram (Celexa), dan paroxetine (Paxil) Alpha 2 Agonis ( Klonidin ) Follow Up Tindak lanjut untuk attention deficit hyperactivity disorder ADHD atau ADD, bervariasi dan tergantung pada profil pasien, pengalaman klinisi, dan akses ke penyedia layanan kesehatan. Setelah kondisi pasien stabil, frekuensi tindak lanjut dari setiap 6-12 minggu sering sesuai untuk tahun pertama. Setelah itu, pasien yang kondisinya stabil mungkin melakukan yang terbaik dengan kunjungan setiap 4 bulan untuk menilai obat mereka. Psikoterapi mungkin perlu dilanjutkan selama beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pencitraan fungsional

10 Aktivitas bahan kimia di otak saat melakukan suatu aktivitas dapat diukur dengan menggunakan PET (Positron Emission Tomography). Beberapa peneliti melaporkan penurunan aktivitas sirkuit frontostriatal, yang meliputi korteks lobus frontalis, nukleus kaudatus dan globus palidus, pada ADHD. " 9 Elektroensefalografi Pemeriksaan dengan EEG Power Spectral Analysis menunjukkan bahwa penderita ADHD mengalami pengurangan aktivitas daerah frontal kanan.' Secara keseluruhan, para peneliti berpendapat bahwa pada penderita ADHD ditemukan adanya gangguan pada korteks lobus frontalis dan sirkuit frontostriatal, baik kelainan anatornik, fungsi dan aktivitas kelistrikan. Dengan pemeriksaan radiologis otak PET (positron emission tomography) didapatkan gambaran bahwa pada anak penderita ADHD dengan gangguan hiperaktif yang lebih dominan didapatkan aktifitas otak yang berlebihan dibandingkan anak yang normal dengan mengukur kadar gula (sebagai sumber energi utama aktifitas otak) yang didapatkan perbedaan yang signifikan antara penderita hiperaktif dan anak normal. Pada tahun 1986 EPT diciptakan sebagai cara cepat dan mudah untuk menguji kemampuan untuk menilai emosi dalam nada suara direkam kalimat. Telah digunakan dengan banyak kelompok sejak itu dan sekarang sepenuhnya dikelola komputer dan mencetak gol. EPT tes kemampuan yang penting untuk komunikasi manusia. Ada perbedaan jenis kelamin (superioritas perempuan) yang tampaknya muncul pada masa pubertas. EPT berkorelasi dengan indera penciuman pada Alberta Bau Test, yang juga memiliki perbedaan jenis kelamin, yang muncul pada masa pubertas. Data-data ini di manual tes, bersama dengan data pada anak-anak dari usia Ada U-kurva kesalahan dari usia Efek Umur memang sangat besar. FSIQ juga penting dan data sehingga normatif didasarkan pada jenis kelamin, usia dan FSIQ. Orang-orang yang berada dalam pendudukan sosial perlu persepsi emosional yang baik dan penurunan nilai EPT adalah tanda bahwa karya tipe sosial mungkin akan menegangkan bagi orang tersebut. EPT secara signifikan dipengaruhi oleh cedera kepala tertutup parah dan oleh berbagai di neurologis Sebuah tugas kinerja yang berkesinambungan, uji kinerja yang berkesinambungan, atau CPT, adalah salah satu dari beberapa jenis tes neuropsikologis yang mengukur perhatian terus-menerus dan selektif seseorang. Sustained perhatian adalah kemampuan untuk mempertahankan fokus yang konsisten pada beberapa kegiatan terus menerus atau rangsangan, dan berhubungan dengan impulsif. Perhatian selektif adalah kemampuan untuk fokus pada rangsangan yang relevan dan mengabaikan rangsangan bersaing. Keterampilan ini dikaitkan dengan distractibility. [1] Ada berbagai CPTs, yang lebih umum digunakan sebagai Terpadu Visual dan Auditory CPT (IVA + Plus), Uji Variabel Perhatian (Tova) dan Conners 'CPT-II. Tes perhatian ini sering digunakan sebagai bagian dari serangkaian tes untuk memahami seseorang 'fungsi eksekutif' atau kapasitas mereka untuk memilah dan mengelola informasi. Mereka juga dapat digunakan khusus untuk mendukung atau membantu menyingkirkan diagnosis Attention Deficit Disorder. Selain itu ada beberapa CPTs, seperti QbTest dan Quotient, yang menggabungkan perhatian dan impulsif tindakan dengan analisis motion tracking. Jenis CPTs dapat membantu para profesional kesehatan dengan informasi yang obyektif mengenai tiga gejala inti ADHD: hiperaktif, kurangnya perhatian dan impulsif.

11 PET adalah alat kedokteran yang paling cepat berkembang nuklir dalam hal meningkatkan penerimaan dan aplikasi. Hal ini berguna dalam diagnosis, pementasan, dan pengobatan kanker karena memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh dengan teknik lain seperti computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI). PET scan dilakukan di pusat-pusat medis dilengkapi dengan siklotron kecil. Cyclotron kecil dan meningkatkan ketersediaan radiofarmasi tertentu membuat PET pencitraan modalitas lebih banyak digunakan. Dokter pertama kali digunakan PET untuk mendapatkan informasi tentang fungsi otak, dan untuk mempelajari aktivitas otak dalam berbagai penyakit neurologis dan gangguan termasuk stroke, epilepsi, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan penyakit Huntington; dan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, depresi, gangguan obsesif-kompulsif, perhatian defisit hiperaktif disorder (ADHD), dan sindrom Tourette. PET sekarang digunakan untuk mengevaluasi pasien untuk kanker ini: kepala dan leher, limfoma, melanoma, paru-paru, kolorektal, payudara, dan esofagus. PET juga digunakan untuk mengevaluasi fungsi otot jantung pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau cardiomyopathy. PET melibatkan menyuntikkan pasien dengan radiofarmaka yang mirip dengan glukosa. Satu jam setelah injeksi tracer ini, PET gambar scanner fungsi metabolik tertentu dengan mengukur konsentrasi dan distribusi pelacak ke seluruh tubuh. Ketika masuk ke dalam tubuh, kursus tracer melalui aliran darah ke organ target, di mana ia memancarkan positron. Positron bermuatan positif bertabrakan dengan elektron bermuatan negatif, menghasilkan sinar gamma. Sinar gamma yang terdeteksi oleh kombinasi photomultiplier-sintilator diposisikan di sisi berlawanan dari pasien. Sinyalsinyal ini diproses oleh komputer dan gambar yang dihasilkan. PET memberikan keuntungan lebih CT dan MRI karena dapat menentukan apakah lesi ganas. Dua modalitas lain memberikan gambar struktur anatomi, tetapi sering tidak dapat memberikan penentuan keganasan. CT dan MRI struktur pertunjukan, sementara PET menunjukkan fungsi. PET telah digunakan dalam kombinasi dengan CT dan MRI untuk mengidentifikasi kelainan dengan lebih presisi dan menunjukkan bidang metabolisme yang paling aktif. Informasi tambahan ini memungkinkan untuk evaluasi lebih akurat pengobatan kanker dan manajemen. Ketika masuk ke dalam tubuh, kursus tracer melalui aliran darah ke organ target, di mana ia memancarkan positron. Positron bermuatan positif bertabrakan dengan elektron bermuatan negatif, menghasilkan sinar gamma. Sinar gamma yang terdeteksi oleh kombinasi photomultiplier-sintilator diposisikan di sisi berlawanan dari pasien. Sinyalsinyal ini diproses oleh komputer dan gambar yang dihasilkan. PET memberikan keuntungan lebih CT dan MRI karena dapat menentukan apakah lesi ganas. Dua modalitas lain memberikan gambar struktur anatomi, tetapi sering tidak dapat memberikan penentuan keganasan. CT dan MRI struktur pertunjukan, sementara PET menunjukkan fungsi. PET telah digunakan dalam kombinasi dengan CT dan

12 MRI untuk mengidentifikasi kelainan dengan lebih presisi dan menunjukkan bidang metabolisme yang paling aktif. Informasi tambahan ini memungkinkan untuk evaluasi lebih akurat pengobatan kanker dan manajemen.

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya. IPAP PTSD Tambahan Prinsip Umum I. Evaluasi Awal dan berkala A. PTSD merupakan gejala umum dan sering kali tidak terdiagnosis. Bukti adanya prevalensi paparan trauma yang tinggi, (termasuk kekerasan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyulit medis yang sering ditemukan pada kehamilan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun perinatal. Hipertensi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala traumatik merupakan masalah utama kesehatan dan sosial ekonomi di seluruh dunia (Ghajar, 2000; Cole, 2004). Secara global cedera kepala traumatik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu

Lebih terperinci

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id ADHD (Attention Deficit Hyperactive

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma Materi ini merupakan salah satu bahan kuliah online gratis bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa dan perawat pendamping Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma Oleh: Tirto Jiwo Juni 2012 Tirto Jiwo

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Migren Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja. 11 Nyeri kepala merupakan penyebab tersering anak-anak dirujuk ke ahli neurologi anak.

Lebih terperinci

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001 JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan kondisi medis yang bersifat kronis dan progresif dimana jantung tidak dapat menyediakan aliran darah atau tekanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental AUTISME Pendahuluan Leo Kanner 1943 : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi Disebut Autisme infantil Tidak berhubungan dgn retardasi mental Anggapan sebenarnya : 75 80% ada retardasi mental Istilah

Lebih terperinci

manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu

manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu Demensia Oleh : Anglia Febrina Manusia pada dasarnya selalu berkembang. Perkembangan setiap manusia memiliki proses dan tahap-tahap yang harus dihadapinya. Setiap manusia akan melalui tahap bayi, anakanak,

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini telah berkembang dengan pesat, oleh karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom neurokutaneus merupakan sekelompok besar kelainan kongenital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom neurokutaneus merupakan sekelompok besar kelainan kongenital BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom neurokutaneus merupakan sekelompok besar kelainan kongenital yang sangat bervariasi, tidak saling terkait, dengan karakteristik klinis, patologis dan genetik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epilepsi merupakan salah satu penyakit otak yang sering ditemukan di dunia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan epilepsi menyerang 70 juta dari penduduk

Lebih terperinci

AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause

AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause Menopause didiagnosis pada wanita yang tidak lagi mendapatkan menstruasi dalam 1 tahun. Setelah menopause, lebih dari 85% wanita mengalami gejala

Lebih terperinci

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh :

SKRIPSI FITRIA ARDHITANTRI K Oleh : IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN BAGIAN ANAK RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal. Pendidikan berlaku untuk semua anak, tanpa memandang jenis

Lebih terperinci

Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping. Anxiety (kecemasan)

Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping. Anxiety (kecemasan) Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Anxiety (kecemasan) Oleh: TirtoJiwo, Juni 2012 TirtoJiwo 1 Gelisah atau cemas

Lebih terperinci

PENYEBAB. Penyebab Obsesif Kompulsif adalah:

PENYEBAB. Penyebab Obsesif Kompulsif adalah: Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan.

Lebih terperinci

Apa yang attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)?

Apa yang attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)? Page1 Apa yang attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)? ADHD merujuk pada biobehavioral gangguan kronis yang pada awalnya berperan pada masa kanak-kanak dan ditandai oleh hiperaktif, impulsif,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SKIZOFRENIA Skizofrenia adalah suatu gangguan psikotik dengan penyebab yang belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam pikiran, mood dan perilaku. 10 Skizofrenia

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi. Pedologi Modul ke: Review Seluruh Materi Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id RETARDASI MENTAL Retardasi mental (mental retardation) adalah keterlambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epistemologi dan perbedaan status ontologi sekaligus basis aksiologis antara

BAB I PENDAHULUAN. epistemologi dan perbedaan status ontologi sekaligus basis aksiologis antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan metode dalam pengambilan kesimpulan serta dasar epistemologi dan perbedaan status ontologi sekaligus basis aksiologis antara ilmu sains dan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1990-an, dunia sudah mengenal suatu penyakit yang dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD adalah suatu gangguan

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight? Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY K A M I S, 1 6 D E S E M B E R 2 0 1 0 GANGGUAN MAKAN - "BULIMIA NERVOSA" RESENSI FILM MISS CONGENIALITY Dalam film ini seorang agen FBI yang bernama Hart (Sandra Bullock) ditugaskan untuk menyamar sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE JANUARI JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : TRI HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Off Label 1. Pengertian Off-label Obat off-label merupakan obat yang diresepkan tetapi tidak sesuai dengan informasi resmi obat sepertiindikasi obat yang tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005). BAB 1 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Tidur merupakan proses fisiologis yang kompleks dan dinamis, hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005). Tidur diperlukan untuk memulihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi politik dan ekonomi mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh. Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa.

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA ATTENTION-DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER

DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA ATTENTION-DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA ATTENTION-DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER Diana Purnamasari Tanoyo Bagian/SMF Ilmu Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan harapan masa depan bangsa yang perlu dipersiapkan agar menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun sehat mental dan sosial

Lebih terperinci

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA) Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA) Penyakit flu umumnya dapat sembuh dengan sendirinya jika kita cukup istirahat, makan teratur, dan banyak mengkonsumsi sayur serta buah-buahan. Namun demikian,

Lebih terperinci

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol

Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol Lecithin Softgel, Herbal Obat Kolesterol Lecithin softgel mengandung 60% atau sekitar 720mg natural sari kedelai konsentrat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia telah makan kedelai sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau

Lebih terperinci

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) SINDROMA RETT DEFINISI Suatu kondisi progresif yang berkembang setelah beberapa bulan perkembangan normal. Lingkar kepala waktu lahir:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Gangguan attention-deficit hyperactivity

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang

Lebih terperinci

MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN

MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN Ramdani Sofhan ninoraymond88@yahoo.com Abstrak Teknologi komputer merupakan salah satu alat yang dapat kita gunakan apabila ingin memudahkan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi Komala Appalanaidu Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (ria_not_alone@yahoo.com) Diterima: 15 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

ESCITALOPRAM. Jika terlupa mengambil ubat, ambil sejurus selepas mengingati selagi masih dalam beberapa jam masa yang sepatutnya

ESCITALOPRAM. Jika terlupa mengambil ubat, ambil sejurus selepas mengingati selagi masih dalam beberapa jam masa yang sepatutnya ESCITALOPRAM (i) Tujuan/ Kegunaan Ubat Lexapro (escitalopram) adalah ubat psikiatri yang digunakan untuk merawat gangguan utama depresi (MDD- Major Depressive Disorder) pada orang dewasa dan remaja berusia

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

Social Anxiety Disorder (Social Fobia)

Social Anxiety Disorder (Social Fobia) Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Social Anxiety Disorder (Social Fobia) Oleh: TirtoJiwo, Juni 2012 TirtoJiwo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak masih di dalam kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat proses

Lebih terperinci

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin

Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin Pendahuluan Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang cukup banyak dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan dengan begitu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. MYALGIA (Nyeri Otot)

SATUAN ACARA PENYULUHAN. MYALGIA (Nyeri Otot) SATUAN ACARA PENYULUHAN MYALGIA (Nyeri Otot) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Ahmad Rizal Candra Lesmana N Dewi Damayanti Farida Fauzia Iis Susanti Ranti Nurjannah Rosilah Siti Nurrohmah Aminy Zamzam Ibrahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan kemakmuran di negara berkembang banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent BAB 1 PENDAHULUAN Hiperglikemia adalah istilah teknis untuk glukosa darah yang tinggi. Glukosa darah tinggi terjadi ketika tubuh memiliki insulin yang terlalu sedikit atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS POTENSIAL KATEGORI DOSIS PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - JUNI 2007 SKRIPSI Oleh : WAHYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerebrovaskular accident atau yang sering di sebut dengan istilah stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak yang berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakit biasanya akut tetapi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

Lebih terperinci