CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN"

Transkripsi

1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN a. PENDAHULUAN 1) Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Catatan atas laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pemakai informasi laporan keuangan secara luas tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. Catatan Atas Laporan Keuangan ini disajikan secara sistematis dan memiliki relevansi, korelasi (keterkaitan) dan konsistensi dengan bagian dari Laporan Keuangan lain berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca sehingga akan membantu pengguna Laporan Keuangan untuk dapat menghindari kesalahpahaman dalam membaca Laporan Keuangan secara keseluruhan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: a) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; b) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang telah ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas akuntansi serta hasil-hasil yang telah dicapai; d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas akuntansi mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas akuntansi berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas akuntansi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 2) Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Pelaporan keuangan diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain: 1

2 a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; b) Undang -Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c) Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; d) Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; e) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 yang telah diubah sebagaimana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah; f) Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; g) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010; h) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; i) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 yang telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; j) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah; k) Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; l) Peraturan Bupati Nomor 19 tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah yang telah diubah ketiga kalinya dengan Peraturan Bupati Jombang Nomor 20A Tahun 2013; 3) Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: a) Pendahuluan (1) Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan; (2) Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan; (3) Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan; b) Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD (1) Ekonomi Makro; (2) Kebijakan Keuangan; (3) Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD; c) Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan d) Kebijakan Akuntansi (1) Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah; (2) Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan; (3) Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan; (4) Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan; e) Penjelasan Atas Pos Pos Laporan Keuangan (1) Neraca 2

3 (2) Laporan Realisasi Anggaran (3) Laporan Arus Kas f) Lampiran lampiran Catatan Atas Laporan Keuangan b. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 1) Ekonomi Makro Kebijakan ekonomi tahun 2013 secara umum diarahkan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini akan dilakukan secara terintegrasi dan sinergis pada seluruh sector-sektor pembangunan guna memacu peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengangguran terbuka, penanganan kemiskinan dan pemerataan distribusi pendapatan. Dalam rangka pencapaian kerangka ekonomi makro yang diinginkan tersebut, Pemerintah Kabupaten Jombang akan senantiasa meningkatkan peran dan partisipasi aktif masyarakat dan swasta dalam setiap kegiatan pembangunan. Dengan memperhatikan kondisi ekonomi tahun 2011 dan tahun 2012 serta perkembangan ekonomi semester I tahun 2013, maka tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Jombang yang akan dihadapi dan berpengaruh dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi tersebut sampai dengan akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut: Analisis Kondisi Internal Kabupaten Jombang Kekuatan Pertumbuhan ekonomi 2012 naik menjadi sebesar 6,83% Inflasi 2012 turun menjadi sebesar 6,15% Realisasi APBD 2012 meningkat jadi sebesar Rp ,62 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Jombang berpihak pada pengembangan ekonomi kerakyatan melalui upaya pemberdayaan dan penguatan usaha mikro, kecil dan menengah, perluasan akses ekonomi dan penguatan struktut ekonomi lokal. Letak Kabupaten Jombang yang berada dalam perlintasan distribusi barang dan jasa tingkat nasional maupun regional Jawa Timur Situasi keamanan Kabupaten Jombang sangat kondusif yang mendukung peningkatan iklim investasi Kelemahan Dukungan infrastruktur yang belum optimal dalam rangka mendukung akselerasi pelayanan transportasi, distribusi dan perekonomian Belum tersedianya transportasi masal yang murah, cepat dan nyaman Jumlah pengangguran terbuka masih cukup besar sehingga membutuhkan lapangan pekerjaan yang besar pula Kualitas penguasaan teknologi dan ketrampilan sumber daya manusi masih belum memenuhi standar yang dapat diserap oleh sector formal Pemanfaatan lahan secara illegal menyebabkan menurunnya luasan lahan pertanian produktif 3

4 Analisis Kondisi Eksternal Kabupaten Jombang Kekuatan Kabupaten Jombang masuk scenario RTRW Provinsi sebagai daerah penyangga wilayah Gerbangkertosusila plus Rencana pembangunan jalan tol Surabaya- BandarKedungmulyo yang diperkirakan beroperasi di 2014 Peluang ekspor Jawa Timur khususnya Kabupaten Jombang masih terbuka lebar Kelemahan Peningkatan harga BBM dan harga listrik yang akan berpengaruh pada peningkatan harga barang jasa di Jombang Perdagangan yang semakin bebas akan menurunkan permintaan produk local yang kualitasnya kurang kompetitif, demikian juga dengan sector jasa Kondisi keamanan dan gejolak politik yang berimbas pada ketersediaan dan harga minyak dunia a) Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten jombang pada tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp20.770,318 Milyar (atas dasar harga berlaku dan mencapai Rp7.746,278 Milyar (atas dasar harga konstan) dengan asumsi ekonomi tahun 2013 tumbuh 7,14%. Kemudian PDRB tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp23.244,447 Milyar (atas dasar harga berlaku) dan diperkirakan mencapai ,547 Milyar (atas dasar harga konstan) dengan asumsi ekonomi tahun 2014 tumbuh 7,13%. b) Sumbangan Sektoral Struktur perekonomian Kabupaten Jombang tahun 2013 diperkirakan masih didominasi oleh kontribusi empat sector dominan yaitu sector perdagangan, hotel dan restoran (38,41%), pertanian (27,47%), industry pengolahan (11,58%) serta jasa-jasa (10,04%). Keempat sector lapangan usaha tersebut masih memiliki peranan 87,50% terhadap total perekonomian di wilayah Kabupaten Jombang. c) Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan ekonomi Kabupaten Jombang diperkirakan tidak akan jauh dari kondisi tahun Pada tahun 2013 diprediksikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang sebesar 7,12% (angka sementara BPS Kabupaten Jombang). Asumsi tersebut di atas yang diperkirakan dan masih dalam kisaran yang ditargetkan dalam Kebijakan KUA-PPAS RAPBD Tahun Pertumbuhan yang paling stabil sampai dengan akhir tahun 2013 akan berlanjut pada pertumbuhan ekonomi tahun 2014 dan diperkirakan berkisar antara 6,8-7,2%. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jombang selama tahun 2013 akan lebih banyak disumbang oleh sector keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 10,56%, sector perdagangan. Hotel dan restoran sebesar 10,27%, sector pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,63% dan sector bangunan sebesar 6,92%. Komposisi ini diperkirakan tidak akan mengalami pergeseran yang signifikan pada tahun Kondisi perekonomian makro kabupaten jombang dipandang masih cukup baik, karena masih mampu memberikan perkembangan yang positif selama tahun 2013, dimana sebagian besar sector lapangan usaha masih mampu mencatat peningkatan laju pertumbuhan, sedangkan untuk sector perdagangan, hotel dan restoran, dan sector lapangan usaha keuangan, persewaan 4

5 dan jasa perusahaan walaupun masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif tetapi mengalami sedikit perlambatan. d) Tingkat Inflasi Secara makro, perekonomian Kabupaten Jombang pada tahun 2013 terpengaruh oleh kenaikan harga BBM pada triwulan kedua, yang menyebabkan melambungnya harga barangbarang secara umum erutama produk bahan makanan. Hal tersebut menyebabkan lonjakan inflasi pada teiwulan kedua dan mempengaruhi daya beli masyarakat. Fluktuasi harga diperkirakan akan mengalami dinamika pada triwulan ketiga di saat memasuki bulan Ramadhan dan perayaan Idul fitri. Pada akhir tahun 2013 tingkat inflasi di Kabupaten Jombang diprediksi mencapai 7,31% (angka sementara BPS Kabupaten Jombang) dan pada tahun 2014 diperkirakan dapat ditahan pada kisaran 5,5%-6,5%. Dengan proyeksi kondisi ekonomi makro tersebut, diharapkan Pemerintah kabupaten Jombang bersama dengan seluruh elemen masyarakat dapat terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah diproyeksikan dan dapat memanfaatkan secara optimal program-progran pemerintah, baik yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Jombang, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat sebagai sarana pengungkit dalam rangka meningkatkan aktivitas perekonomian daerah. Pemerintah Kabupaten Jombang juga akan lebih mengintensifkan penge ndalian pada sector pangan, khusunya dalam hal pengendalian harga, distribusi dan peningkatan produksi pangan. 2) Kebijakan Keuangan Perubahan Kebijakan Keuangan pada Tahun Anggaran 2013 meliputi kebijakan pendapatan dan kebijakan belanja daerah yang masing-masing diuraikan sebagai berikut: a) Kebijakan Pendapatan Daerah Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur, rasional, serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu, potensi, dan asumsi pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi masing-masing jenis penerimaan, obyek penerimaan serta rincian objek penerimaan Beberapa kebijakan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dilakukan melalui berbagai upaya-upaya peningkatan pendapatan asli daerah, dana perimbangan, serta lainlain pendapatan daerah yang sah. Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah sebagai berikut: (1) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) direncanakan mengalami perubahan melalui: (a) Penyesuaian target PAD dengan memperhatikan: Potensi pendapatan tahun 2012; Realisasi pendapatan sampai dengan semester satu tahun 2013; (b) Intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah, diantaranya implementasi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan serta Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2012 tentang retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi; 5

6 (c) Optimalisasi pemanfaatan asset daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dengan: Upaya penagihan terhadap masyarakat/kelompok masyarakat yang memanfaatkan asset daerah; Menyiapkan perangkat lunak terkait operasional Pasar Citra Niaga yang akan habis masa berlaku hak guna usaha oleh PT Afdol Cipta Mandiri pada akhir tahun anggaran 2013; Optimalisasi penerimaan penjualan asbrak (asset daerah yang telah dihapus); Inventarisasi Aset Daerah dengan melakukan sensus asset agar dapat dioptimalkan pemanfaatannya. (2) Dana Perimbangan Dana perimbangan, yang terdiri dari dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus tidak ada perubahan karena target dalam APBD Tahun Anggaran 2013 tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran Sedangkan bagi hasil pajak/bukan pajak direncanakan mengalami perubahan dengan melakukan penyesuain terhadap target pendapatan terkait dengan ditetapkannya: Peraturan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.07/2013 tentang perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2012 tentang Alokasi Sementara Dana bagi hasil Pajak bumi dan bangunan Tahun anggaran 2013; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 44/PMK.07/2013 tentang Alokasi Sementara Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun anggaran 2013 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 230/PMK.07/2012 tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun anggaran 2011 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 218/PMK.07/2012 tentang Alokasi Sementara Dana Bagi hasil Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun anggaran 2013 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 20/PMK.07/2013 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Tahun anggaran 2013 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.07/2012 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Panas Bumi Tahun anggaran 2013 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 207/PMK.07/2012 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Perikanan Tahun anggaran 2013 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 19/PMK.07/2013 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi Tahun anggaran 2013 (3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah direncanakan mengalami perubahan dengan melakukan penyesuaian terhadap: a. Hibah dari Pemerintah Pusat terkait penerusan hibah daerah ke PDAM sesuai dengan Perjanjian Penerusan Hibah Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Jombang Nomor PPH-61/PK/2013 tanggal 17 Juli

7 b. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dari Provinsi dengan ditetapkannya Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/289/KPTS/013/2013 tentang Penetapan Sementar Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah Untuk Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Penerimaan Kas Tahun Anggran 2013 dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/290/KPTS/013/2013 tentang Penetapan Definitif Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Sumbangan Pihak Ketiga Untuk Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Penerimaan Kas Tahun Anggaran 2012 c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sehubungan telah ditetapkannya: 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun Anggran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun Anggran 2013 d. Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dengan terbitnya Surat Gubernur Jawa Timur Nomor 903/10859/202/2012 tanggal 21 Desember 2012 perihal Plafon Anggaran Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Pada APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013; b) Kebijakan Belanja Daerah Dengan melihat kondisi actual kinerja ekonomi daerah dan nasional yang tidak sesuai dengan asumsi awal penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013 serta memperhatikan realisasi APBD Tahun Anggaran 2012 dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan sampai dengan Bulan Juni 2013 maka kebijakan daerah pada perubahan APBD diarahkan sebagai berikut: (1) BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Pengalokasian belanja tak langsung ditujukan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah. Dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, pengalokasian belanja tidak langsung diarahkan untuk: (a) Penyesuaian besaran gaji dan tunjangan PNS dengan adanya kenaikan pangkat, penyesuaian kenaikan gaji berkala, kenaikan tunjangan keluarga, kenaikan tunjangan fungsional, pergeseran gaji PNS akibat mutasi/promosi PNS dan masuknya PNS dari luar daerah, pembayaran rapel gaji, serta pengurangan anggaran untuk gaji CPNS; (b) Penganggaran Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD tahun 2013 serta kekurangan pembayaran selama 2 bulan Tunjangan Profesi GuruPegawai Negeri Sipil daerah dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD Tahun Anggaran 2012 yang sudah dilaksanakan dengan Perubahan Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2013; (c) Penambahan biaya pendamping iuran asuransi kesehatan pegawai negeri sipil; (d) Penambahan belanja hibah untuk Bantuan Operasional Sekolah SLTA, BKSM, serta bantuan penyelenggaraan pendidikan diniyah dan guru swasta, merupakan kegiatan yang 7

8 didanai dari bantuan keuangn Provinsi Jawa Timur dan sudah dilaksanakan dengan Perubahan Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2013; (e) Penambahan penganggaran Tunjangan Penghasilan Aparat Pemerintah Desa (TPAPD) menyesuaikan dengan upah mínimum regional Kabupaten Jombang yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2013; (f) Pengalokasian belanja hibah bagi lembaga mayarakat yang menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah; (g) Pengalokasian belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa dalam rangka pembangunan sarana prasarana serta untuk memfasilitasi penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa (2) BELANJA LANGSUNG Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Pengalokasian belanja langsung diarahkan untuk: (a) Menindaklanjuti Perubahan Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 14 Tahun 2013 tentang Perubahan Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2013; (b) Menindaklanjuti laporan hasil hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2012; (c) Menindaklanjuti hasil rekomendasi DPRD atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Jombang Tahun 2012; (d) Optimalisasi pencapaian target-target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Jombang Tahun ; (e) Penganggaran belanja atas kurang bayar alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun 2011, sisa anggaran Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2012 dan selisih alokasi sementara Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun 2013 yang belum dianggarkan; (f) Penganggaran sisa kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2012 dan tahun sebelumnya sesuai dengan petunjuk teknis masing-masing bidang; (g) Penyesuaian target kinerja belanja kegiatan (penambahan/pengurangan anggaran), pergeseran antar kegiatan dalam satu SKPD, antar kelompok belanja dalam satu kegiatan, antar jenis belanja dalam satu kelompok belanja, antar rekening obyek dalam satu jenis belanja, antar rincian obyek dalam satu obyek; (h) Penganggaran belanja yang bersifat fisik memperhatikan skala prioritas kebutuhan dan jadwal waktu proses pengadaannya mengingat Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013mempunyai durasi waktu efektif pelaksanaan hanya 3 bulan; (i) Pengalokasian belanja untuk sensus aset daerah dengan melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia pada tahun 2013; (j) Penambahan alokasi belanja Jaminan Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 149 Tahun 2013 tentang Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2013; (k) Fasilitasi pelaksanaan Pemilihan Gubernur Jawa Timur; 8

9 (l) Fasilitasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa serentak; (m) Peningkatan proporsi belanja modal dibandingkan tahun sebelumnya. (c) Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutn maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu; Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan; Penerimaan Pinjaman Daerah; Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman; Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal (investasi) Daerah. Sedangkan pengeluaran pembiayaan digunakan untuk Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Perusahaan Daerah/BUMD; Pembayaran Pokok Utang dan Pemberian Pinjaman Daerah. Adapun perubahan kebijakan pembiayaan daerah pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Penerimaan Pembiayaan Penyesuaian penerimaan pembiayaan terkait dengan besaran SiLPA sebelum perubahan yaitu sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,77 Penyesuaian alokasi anggaran penerimaan kembali investasi non permanen pada penerimaan kembali pemberian pinjaman 2) Pengeluaran pembiayaan Pengeluaran pembiayaan mengalami perubahan untuk pemenuhan penyertaan modal ke PDAM dari Rp ,00 menjadi sebesar Rp ,00 Penambahan penyertaan modal kepada Perusahaan Daerah Aneka Usaha Seger sebesar Rp ,00 3) Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Gambaran pencapaian kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut: a) Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah. (1) Peningkatan kinerja organisasi (2) Implementasi dan evaluasi pelaksanaan SPP b) Meningkatnya kemampuan pembiayaan pembangunan. Meningkatkan sumber-sumber PAD c) Efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan (1) Meningkatkan capaian kinerja penyelenggaraan pembangunan (2) Pemutakhiran Analisa Standar Belanja d) Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana pemerintahan daerah Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang layak e) Meningkatnya kualitas dan kapasitas sumber daya aparatur pemerintah (1) Implementasi dan evaluasi standar penilaian kinerja 9

10 (2) Implementasi dan evaluasi sistem manajemen sumber daya aparatur pemerintah daerah f) Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang efektif dan efisien (1) Evaluasi kelembagaan (2) Pembentukan Sistem hukum g) Meningkatnya peran serta aktif masyarakat dalam proses pembangunan Implementasi dan evaluasi percepatan pembangunan desa h) Meningkatnya akses informasi masyarakat terhadap kebijakan program pembangunan. Penataan sistem komunikasi informasi. i) Meningkatnya usia harapan hidup. (1) Menurunkan kasus gizi buruk hingga di bawah 25 kasus; (2) Menurunkan prevalensi penyakit menular sebesar 10% untuk masing-masing jenis penyakit menular; (3) Menurunnya tingkat kematian bayi sebesar 7,88 per 1000 kelahiran hidup dan tingkat ibu melahirkan 59,51 per kelahiran hidup; dan (4) Meningkatkan jumlah produsen makanan minuman rumah tangga yang mempunyai sertifikat penyuluhan pangan sebanyak 40 produsen. j) Meningkatnya akses pelayanan kesehatan. (1) Peningkatan standar pelayanan sesuai ISO 9000 (3 puskesmas rawat inap); dan (2) Meningkatkan status puskesmas menjadi puskesmas rawat inap (1 puskesmas). k) Meningkatnya cakupan pemeliharaan kesehatan. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 20%. l) Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan. Terdapat 90% sekolah dalam kondisi baik. m) Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan. (1) Nilai rata-rata UASBN SD/MI sebesar 7,54; (2) Nilai rata-rata UAN SMP/MTs sebesar 7,78; (3) Nilai rata-rata UAN SMU/SMK/MA sebesar 7,75; dan (4) Pengembangan kurikulum muatan lokal (agama, pengenalan wilayah dan cinta lingkungan ) di tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMU/SMK/MA. n) Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar. (1) Meningkatnya APM SD sebesar 96,56%; (2) Meningkatnya APM SMP sebesar 95,24%; (3) Meningkatnya APM SMA sebesar 69,12%; (4) Meningkatnya APK SD sebesar 107,2%; (5) Meningkatnya APK SMP sebesar 104,5%; dan 10

11 (6) Meningkatnya APK SMA sebesar 92,6%. o) Terwujudnya sarana dan prasarana dasar yang memadai bagi masyarakat. (1) Peningkatan perumahan tidak layak huni menjadi layak huni bagi masyarakat kurang mampu sejumlah 500 unit; (2) Peningkatan infrastruktur terpadu di pemukiman yang padat huni; dan (3) Eksploitasi air bersih di daerah Kabuh, Kudu dan Plandaan p) Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup layak (KHL). (1) Peningkatan pendapatan per kapita; dan (2) Menurunkan tingkat pengangguran sebesar 3,4%. q) Terwujudnya fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan. Pemberdayaan organisasi sosial kemasyarakatan r) Mantapnya ketahanan pangan. (1) Mewujudkan lumbung pangan pada 100 poktan; (2) Pemenuhan kecukupan protein hewani sebesar 45,73 gram/hari/orang; dan (3) Meningkatkan nilai NTP. s) Terwujudnya jejaring agribisnis yang kuat dan kokoh. (1) Penguatan unit usaha yang mengolah produk pertanian; (2) Memperkua pasar regional; (3) Pembentukan lembaga fasilitasi sector pertanian; dan (4) Penguatan kelembagaan kelompok tani. t) Meningkatnya sistem infrastruktur penunjang agribisnis. (1) Penyediaan infrastruktur jalan menuju sentra-sentra produksi; (2) Perluasan dan peningkatan jaringan irigasi teknis; dan (3) Penyediaan lahan pertanian abadi seluas Ha. u) Meningkatnya investasi usaha mikro, kecil dan menengah. Peningkatan daya saing produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) v) Terwujudnya sistem investasi daerah yang efektif dan efisien. Pemantapan Sistem investasi. w) Terwujudnya klaster klaster agribisnis di Kabupaten Jombang. (1) Pembangunan infrastruktur kawasan strategis dan cepat tumbuh; dan (2) Peningkatan kualitas layanan penunjang agribisnis. x) Terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan. (1) Peningkatan kualitas lingkungan hidup di wilayah kabupaten (2) Pengendalian pemanfaatan sumber daya alam; 11

12 (3) Konservasi hutan lindung dan lahan kritis; (4) Peningkatan kualitas ruang terbuka hijau; dan (5) Peningkatan kualitas lingkungan permukiman. y) Terwujudnya kelestarian nilai-nilai kearifan lokal yang berpihak pada pelestarian lingkungan hidup. Pelibatan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan lingkungan wilayah. c. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Pencapaian kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Jombang diuraikan dalam Lampiran Laporan Ikhtisar Pencapaian Kinerja. d. KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Jombang termuat di dalam Peraturan Bupati Nomor 20A tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah yang secara umum dijelaskan pada uraian di bawah ini. 1) Entitas Akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah. Entitas pelaporan merupakan Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan Pemerintah Daerah. Sedangkan entitas Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang karena tugas dan fungsinya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. 2) Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Basis akuntansi yang digunakan didalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Jombang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah adalah basis kas untuk rekening-rekening APBD/ LRA diantaranya adalah pendapatan, belanja dan pembiayaan dan basis akrual untuk rekening neraca yaitu aset, kewajiban dan ekuitas dana Yang dimaksud dengan pengakuan basis kas adalah pendapatan atau penerimaan pembiayaan diakui pada saat terjadi penerimaan kas di rekening kas umum daerah dan belanja atau pengeluaran pembiayaan diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari rekening kas umum daerah. Sedangkan Basis Akrual pada neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 3) Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk setiap transaksi yang terjadi baik lewat transaksi kas maupun non kas. Pencatatan pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai historis yaitu nilai perolehan atau nilai wajar yang diakui pada saat aset atau kewajiban diperoleh pemerintah daerah. Sedangkan Basis Akrual pada neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar 12

13 Pengukuran aset diatur sebagai berikut: a) Kas dicatat sebesar nilai nominal b) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan c) Piutang dicatat sebesar nilai nominal Menindaklanjuti hasil temuan BPK RI atas LKD tahun 2012 perihal penyisihan piutang tak tertagih, untuk menyempurnakan kebijakan penyisihan piutang tak tertagih, maka pemerintah Kabupaten Jombang telah melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan akuntansi sebelumnya dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Nomor 20A tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah, dimana garis besar perbedaan adalah sebagai berikut: Sebelum Perubahan Setelah Perubahan No Uraian Umur Piutang Umur Piutang 1 s/d <2 Thn 2 s/d 3 Thn 3 Thn 1 s/d <2 Thn 2 s/d 3 Thn 1 Piutang Pajak 5 % 10 % 20 % 5 % 10 % > 3 s/d 5 Thn > 5 Thn 30% Daluwarsa 2 Piutang Retribusi 5 % 10 % 20 % 5 % 10 % Daluwarsa Daluwarsa Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Piutang Transfer antar Pemerintahan Piutang Penjualan Angsuran 3 % 5 % 10 % 3 % 5 % 20% 100% 5 % 10 % 20 % 5 % 10 % 30% 100% 10 % 20 % 40 % 10 % 20 % 50% 100% 6 Piutang Lain-Lain 10 % 20 % 30 % 10 % 20 % 50% 100% d) Persediaan dicatat sebesar: (1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; (2) Biaya standar apabila memproduksi sendiri; (3) Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara donasi. e) Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan. f) Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. g) Untuk kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. 13

14 4) Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah. Secara keseluruhan, kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan di lingkup Pemerintah Kabupaten Jombang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah sebagimana termaktub dalam Peraturan Bupati Nomor 20A tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah. Akan tetapi ada hal yang perlu disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada serta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal hal khusus tersebut antara lain: a) Belum diadakannya penyusutan aset tetap. Dalam Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah telah dijelaskan tentang berbagai metode penyusutan. Akan tetapi mengingat pertimbangan teknis maupun sistem maka hingga pada tahun 2013 ini penyusutan aset tetap belum diberlakukan. Namun demikian draft Peraturan Bupati yang mengatur tentang Penyusutan Aset tetap telah disusun dan diajukan. Demikian juga inventarisasi dan penelusuran aset tetap juga terus dilaksanakan sehingga penyusutan aset tetap diharapkan bisa dilaksanakan paling lambat tahun b) Belum dilaksanakan secara menyeluruh metode kapitalisasi terhadap aset tetap Belum dilaksanakannya metode kapitalisasi secara keseluruhan tersebut, baik pada saat perolehan aset tetap itu sendiri maupun pengeluaran belanja lainnya yang terjadi setelah aset tetap itu diperoleh. Khusus untuk belanja pada kegiatan di Dinas Pekerjaan Umum yang bersifat teknis, belanja umum yang jadi satu pada kegiatan teknis tersebut dimungkinkan untuk menambah perolehan aset tetap atau dikapitalisasi. Sedangkan perolehan aset tetap yang bukan menjadi tujuan utama suatu kegiatan maka kapitalisasi tidak diberlakukan mengingat kesulitan dalam atribusi serta untuk memenuhi karakteristik Laporan Keuangan yang relevan (disusun tepat waktu). c) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berisi Lampiran I yaitu penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan basis akrual dan Lampiran II yaitu penyusunan Laporan Keuangan berbasis kas menuju akrual. LKPD tahun anggaran 2013 ini Pemerintah Kabupaten Jombang masih berdasarkan basis kas menuju akrual hingga Kementrian Dalam Negeri mengeluarkan juknis pelaksanaan penyusunan pelaporan keuangan berbasis akrual. 14

15 e. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN KEUANGAN 1) NERACA a) Kas di Kas Daerah Rp ,86 Merupakan Saldo Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang per 31 Desember 2013 yang berada di rekening Bank Jawa Timur (Bank Jatim) Cabang Jombang dan perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2013 dan 2012 Keterangan Rekening Bank 2013 (Rp) 2012 (Rp) Rekening Giro , ,04 Deposito Bank Jatim DB , DB , DB , DB , ,00 Deposito Bank BNI 46 PAA , , ,00 Deposito Bank BRI DB , ,00 Jumlah , ,04 b) Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 2.563,95 Saldo Kas per 31 Desember 2013 yang masih berada di Bendahara Pengeluaran adalah nihil dan perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2013 dan 2012 Kas di Bendahara Rekening 2013 (Rp) 2012 (Rp) Pengeluaran Dinas Pendidikan , ,00 RSUD ,95 0,00 JUMLAH 2.563, ,00 Nilai kas bendahara pengeluaran RSUD tahun 2013 sebesar Rp 2.563,95 merupakan pendapatan ditangguhkan. Selain itu, terdapat saldo kas yang dikelola oleh Bendaharan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang diperoleh dari Hibah BOS Propinsi yang sesuai dengan Naskah Perjanjian Nomor 972/ /103.02/2013 dengan rincian sebagai berikut: Penerimaan transfer BOS SD & SMP Negeri Rp ,00 Belanja BOS SD & SMP Negeri: - Belanja Pegawai Rp ,00 - Belanja Barang dan Jasa Rp ,00 - Belanja Modal Rp ,00 Jumlah Belanja BOS SD dan SMP Negeri Rp ,00 Pengembalian dana BOS yang tercatat Rp ,00 Saldo di Bendahara Sekolah SD & SMP Negeri Rp ,00 15

16 c) Kas di Bendahara Penerimaan Rp ,00 Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2013 perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 sebagai berikut: Tabel 3. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2013 dan 2012 Kas di Bendahara Penerimaan 2013 (Rp) 2012 (Rp) Dinas Perhubungan , ,00 Dinas Kesehatan 0, ,00 Dinas Perindagsar 0, ,00 Dinas Porbudpar 0, ,00 Jumlah , ,00 Saldo kas di bendahara penerimaan merupakan penerimaan retribusi yang diterima tanggal 31 Desember 2013 dan telah disetor ke Kas Daerah pada bulan Januari d) Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rp ,72 Saldo Kas di BLUD per 31 Desember 2013 dan perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 4. Kas di BLUD per 31 Desember 2013 dan 2012 Kas di BLUD 31 Desember 2013 (Rp) 31 Desember 2012 (Rp) Kas di BLUD , ,73 Saldo Kas di BLUD per 31 Desember 2013 sebesar Rp ,72 merupakan bagian dari Kas Daerah yang dikelola sendiri oleh BLUD - RSUD. Saldo Kas di BLUD-RSUD per 31 Desember 2013 terdiri dari: Tabel 5. Rincian Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) per 31 Desember 2013 No. Uraian Nomor Rekening Jumlah (Rp) 1. Bank Jatim Cab. Jombang ,72 2. Bendahara Pengeluaran Pembantu ,00 Jumlah ,72 Dalam saldo kas di BLUD sebesar Rp ,72 tidak termasuk uang titipan pasien rawat inap sebesar Rp ,00 yang disimpan dan ditatausahakan tersendiri oleh bendahara penerimaan BLUD. Saldo tersebut belum termasuk dana Jamkesmas per 31 Desember 2013 sebesar Rp ,85 yang ditempatkan pada Bank BRI cabang Jombang nomor rekening

17 e) Piutang Retribusi Rp ,00 Saldo Piutang Retribusi per 31 Desember 2013 dan perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 6. Piutang Retribusi per 31 Desember 2013 dan 2012 Piutang Retribusi 31 Desember 2013 (Rp) 31 Desember 2012 (Rp) Piutang Retribusi , ,,00 Saldo Piutang Retribusi per 31 Desember 2013 sebesar Rp ,00 merupakan tunggakan pembayaran retribusi yang belum dilunasi sampai dengan 31 Desember 2013 yang terdiri dari: Tabel 7. Rincian Piutang Retribusi per 31 Desember 2013 dan 2012 No Uraian 31 Desember Tambah Kurang 31 Desember 2012 (Rp) (Rp) (Rp) 2013 (Rp) 1. Piutang Retribusi IMB ,00 0, , ,00 2. Piutang Retribusi Ijin Gangguan ,00 0,00 0, ,00 3. Piutang Retribusi Sewa Kios Pasar Ploso ,00 0, , ,00 4. Piutang Retribusi Sewa Kios Pasar Mojoagung ,00 0, , ,00 5. Piutang Retribusi Sewa Kios RSUD , , , ,00 6. Piutang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 0, ,00 0, ,00 7. Piutang Retribusi Sewa Gedung dan Bangunan 0, ,00 0, ,00 Jumlah , , , ,00 Tabel 8. Rincian Piutang Retribusi IMB per 31 Desember 2013 No. Uraian 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) Aman Sujarwo,Se Edy Prasojo Narto Wijono Noor Hamid Poneri Fitri Farida Sri Sobekti Heru darmawan M.Achjar Arifin HM.ikhsan Efendi H.Nur Kholik Agustina Puspitasari Munjono Sulaiman Fatimah Lani Edwin Alim Sudarmadji M.Hakim Syah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 0, , , , , , , , ,00 17

18 No. Uraian 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) H.A.dimyati Ma shun Ali Muhamad B Dr.Soeharsohadi Widigno Usman Ahmad Priharti Ningsih Ir.Djoko Setyo , , , , , , , , , , , , , ,00 Jumlah , , ,00 Tabel 9. Rincian Piutang Retribusi Ijin Gangguan per 31 Desember 2013 No. Uraian 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) 1. BK ,00 0,00 0, ,00 Jumlah ,00 0,00 0, ,00 Tabel 10 Rincian Piutang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi per 31 Desember 2013 No. Uraian 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) 1. PT. Tower Bersama 0, ,00 0, ,00 Group 2. PT. XL Axiata 0, ,00 0, ,00 Jumlah 0, ,00 0, ,00 Tabel 11. Rincian Piutang Retribusi Sewa Pasar Mojoagung per 31 Desember 2013 No. Blok 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) 1. A ,00 0, , ,00 2. B ,00 0, , ,00 3. C ,00 0, , ,00 4. D ,00 0,00 0, ,00 5. E ,00 0, , ,00 6. F ,00 0, , ,00 7. G ,00 0, , ,00 8. H ,00 0,00 0, ,00 9. I ,00 0, , , J ,00 0, , , K ,00 0, , , L ,00 0, , , M ,00 0, , , N ,00 0, , , O ,00 0, , , P ,00 0, , , Q ,00 0, , , R ,00 0, , , S ,00 0, , , T ,00 0, , , Kamar Daging ,00 0, , , Kamar Ikan ,00 0,00 Basah/Ayam , ,00 Jumlah ,00 0, , ,00 18

19 Tabel 12. Rincian Piutang Retribusi Sewa Pasar Ploso per 31 Desember 2013 No Tambah (Rp) Kurang (Rp) Blok 2012 (Rp) (Rp) 1. A ,00 0, , ,00 2. B ,00 0, , ,00 3. C ,00 0, , ,00 4. D ,00 0, , ,00 5. E ,00 0, , ,00 6. H (DAGING) ,00 0,00 0, ,00 7. WARUNG ,00 0,00 0, ,00 Jumlah ,00 0, , ,00 Tabel 13. Rincian Piutang Retribusi Sewa Kios RSUD per 31 Desember 2013 No. Uraian 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) 1. Warung Selatan ,00 0, ,00 0,00 2. Kios Utara 0, , , ,00 3. Kantin ,00 0, ,00 0,00 Jumlah , , , ,00 f) Piutang Lain Lain Rp ,23 Saldo Piutang Lain-lain per 31 Desember 2013 dan perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 14. Piutang Lain-lain per 31 Desember 2013 dan 2012 Piutang Lain-lain 31 Desember 2013 (Rp) 31 Desember 2012 (Rp) Piutang Lain-lain , ,00 Saldo Piutang Lain-lain per 31 Desember 2013 sebesar Rp ,23 dan 31 Desember 2012 sebesar Rp ,00 terdiri dari: No Uraian 1. Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah 2. Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 3. Piutang Pokok Pinjaman Tabel 15. Rincian Piutang Lain-lain TA 2013 dan Desember 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 31 Desember 2013 (Rp) ,00 0, , , , , , , , , , ,00 4. Piutang Bunga ,00 0, , ,00 5. Piutang Lainnya , , , ,23 Jumlah , , , ,23 Rincian atas Piutang Lain-lain tersebut sebagai berikut: 19

20 (1) Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah Saldo Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah per 31 Desember 2013 dan perbandingannya dengan posisi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 16. Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah per 31 Desember 2013 dan 2012 Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah 31 Desember 2013 (Rp) 31 Desember 2012 (Rp) Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah , ,00 Pada Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah terdapat mutasi kurang sebesar Rp ,00 yang terdiri dari: Tabel 17. Rincian Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah per 31 Desember 2013 No. Nama Tertagih 2012 (Rp) Tambah (Rp) Kurang (Rp) 2013 (Rp) 1. PR ,00 0,00 0, ,00 2. YF ,00 0, ,00 0,00 3. SG ,00 0, ,00 0,00 JUMLAH ,00 0, , ,00 Tuntutan atas perbendaharaan dan ganti rugi tersebut diuraikan sebagai berikut: (a) Tuntutan perbendaharaan terhadap Sdr. Pr ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati KDh Tk. II Jombang No. 111 Tahun 1984 tanggal 19 Desember 1984 tentang Pembebanan Ganti Rugi Kekurangan Kas. Kasus tersebut sudah diusulkan penghapusannya sesuai Nota Dinas Sekretaris Daerah Jombang kepada Bupati Jombang No. 990/4075/41/5.31/2009 dikarenakkan tahun kejadiannya sudah lama serta yang bersangkutan sudah pensiun dan dalam keadaan tidak mampu. (b) Tuntutan Ganti Rugi terhadap Sdr. YF merupakan tuntutan ganti rugi atas kehilangan Laptop Merk Toshiba L150 pada tanggal 30 Agustus 2012, ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Jombang No /281/ /2012 tentang Pembebanan Ganti Rugi. Dari saldo beban kerugian sebesar Rp ,00 pada tahun 2013 telah dibayar sebesar Rp ,00 Sehingga pada tahun 2013 TGR telah dilunasi. (c) Tuntutan Ganti Rugi terhadap Sdr. Sg merupakan tuntutan ganti rugi atas kehilangan kendaraan dinas roda dua Nopol S 3224 WP pada tanggal 30 Agustus 2012, ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Jombang No /281/ /2012 tentang Pembebanan Ganti Rugi. Dari saldo beban kerugian sebesar Rp ,00 pada tahun 2013 telah dibayar sebesar Rp ,00 Sehingga pada tahun 2013 TGR telah dilunasi. (2) Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum sebesar Rp ,00 merupakan piutang atas pelayanan BLUD RSUD yang belum dilunasi sampai dengan 31 Desember 2013 dengan rincian sebagai berikut: 20

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 14 Tanggal : 23 December 2015 PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN (RPJMD) Tahun 20162021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Kabupaten Pandeglang dikelola berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku diantaranya UndangUndang

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008 4 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008 No Rek Uraian Ref 2009 2008 (dalam Rupiah) 1. A. ASET 5.1.1 1.1 I. ASET LANCAR 5.1.1.a 1.1.1 1. Kas di Kas Daerah 5.1.1.a.1 55.109.719.193,82

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA BUKU I TRI DHAR MA ARTHASANTOSHA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2008 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR I. PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD Dr. MOEWARDI Jl. Kol. Sutarto 132 Telp. 634634 Fax. 637412 Surakarta 57126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahuntahun sebelumnya (20102015), serta kerangka pendanaan. Gambaran

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 4. 4.1. PENDAHULUAN 4.1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014

LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 PEMERINTAH KOTA MADIUN AUDITED N WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Daerah (LKD) auditted yang terdiri dari Laporan Realisasi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Purworejo. Adapun yang menjadi fokus adalah kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 1.1.1 Maksud Penyusunan laporan Keuangan Laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo disusun untuk menyediakan informasi yang relevan

Lebih terperinci

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa Organisasi dan tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN

KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Kecamatan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Bali

Pemerintah Provinsi Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 c. Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) merupakan PAD pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) Kabupaten Pekalongan pada Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kepala Badan. Subbagian Umum dan Kepegawaian. Bidang Aset. Subbidang. Administrasi Aset. Subbidang Mutasi Aset. Subbidang

Kepala Badan. Subbagian Umum dan Kepegawaian. Bidang Aset. Subbidang. Administrasi Aset. Subbidang Mutasi Aset. Subbidang STRUKTUR ORGANISASI BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN LAHAT Kepala Badan Lampiran : Peraturan Bupati Lahat Nomor : 68 Tahun 2016 Tanggal : 20 Desember 2016 Tentang : Nomenklatur, Susunan Organisasi dan Uraian

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, Kata Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas penyertaan-nya maka penyusunan Buku Statistik Kinerja Keuangan Provinsi NTT Beserta SKPD 2009-2013 ini dapat diselesaikan. Dalam era

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BAGIAN ORGANISASI SETDA TAHUN 2008 PEMERINTAH PERATURAN DAERAH NOMOR : 7 TAHUN 2008

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 EKONOMI MAKRO Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03/KB/BTD-2012 02/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 31 JULI 2012 TENTANG PRIORITAS DAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. LEBIH / URAIAN ANGGARAN REALISASI URUT (KURANG) 2 BELANJA 33,283,583,941 21,428,982,849

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Letjend. S. Parman No. 23 Tep./Fax : (281) 89111 Purbalingga 53317 LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2014 Periode : AGUSTUS 2014 DARI 4 PENDAPATAN 10.49.109.379.000,00 4.353.462.924.626,44 391.639.007.509,46 4.745.101.932.135,90

Lebih terperinci

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah) LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 No. Uraian Ref. Tahun 2009 Tahun 2008 1. ASET 5.1.1 1.1 ASET LANCAR 5.1.1.a 1.1.1 Kas 1.1.1.2

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 merupakan pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 2013 PERDA KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 13 HLM, LD No. 23 ABSTRAK : -

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci