Strategi Bersaing Industri Kecil Tas dan Koper (Studi Kasus: PD. Jati Kencana Makmur, Jakarta) Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Bersaing Industri Kecil Tas dan Koper (Studi Kasus: PD. Jati Kencana Makmur, Jakarta) Abstract"

Transkripsi

1 Strategi Bersaing Industri Kecil Tas dan Koper (Studi Kasus: PD. Jati Kencana Makmur, Jakarta) Hendri Gusra 1, Rizal Syarief dan Fransiska R. Zakaria Abstract As one of the company in the fashion industry that producing handbags and suitcases. PD. Jati Kencana Makmur (PD. JKM) facing a very tight competition with large and medium scale companies. In the business environment, company that can strive in the business a company that has internal on going process that can manage the system, organization culture, strategy and bureaucracy that can enable the company to survive and compete in the industry. The need to adapt with the constant change requires the clear definition of the strategic management. The method to gather data for the research are direct observation of the process procurement or raw material, production, and distribution used. Interview with the management of the company that represented by manager level employee also complemented the direct observation method. The primary and secondary data are analyzed to determine the strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) facing the company. Further analysis using Internal Factor Evaluation (IFE) matrix, External Faktor Evaluation (EFE) matrix and SWOT analysis were used to determine the alternative to existing strategy by the company. The situation and development of PD. JKM is closely related with its internal and external factors. The result of the analysis using IFE and EFE matrix indicated the company s IFE score at accumulative index of.616. The score indicated that PD. JKM is able to take advantage of the opportunities that exist in the industry. Based on the current situation of the company as the result of the IFE and EFE matrix and also SWOT analysis, several alternative strategies are proposed to the company. The strategies are : (1) Expand and retain the existing market, () Optimize the existing production capacity, () Retain the company commitment to good quality of product and socialize the commitment to the employees, () Do effective promotion efficiently, () Lower the cost of production through efficiency, (6) Increase the performance of marketing department in analyzing and expanding the market, and (7) Retain the selling price of the product by keeping the cost of goods sold at current level. Keywords: Handbag and suitcase, strategic management, SWOT, alternative strategic 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Globalisasi telah mendorong seluruh sektor usaha terseret ke dalam arus berbagai bentuk persaingan, persaingan yang sangat mungkin dapat menimbulkan berbagai bentuk ancaman tapi disamping itu juga membuka kemungkinan sebagai peluang baru bagi dunia usaha. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki peran yang penting didalam peningkatan perekonomian melalui pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah (IKM). Tidak dapat dipungkiri, pada puncak krisis moneter yang berkepanjangan IKM justru mampu bertahan menjalankan kegiatan usahanya (Tambunan, 00). Jumlah IKM menengah di Indonesia tahun 000 sebanyak.7.66 unit atau,78% dari total unit usaha di Indonesia. Pada tahun 001 meningkat menjadi unit atau,9%. Sedangkan Industri dan Dagang besar memiliki populasi industri jauh di bawah populasi IKM, yaitu 0,01% dari populasi unit usaha di Indonesia. Populasi unit usaha di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Isu globalisasi dalam perekonomian nasional, menjadikan kegiatan IKM perlu dikelola dalam konteks global. Derasnya impor barang konsumsi telah menjadikan peningkatan kompetisi industri domestik. Sebaliknya kesulitan produk nasional memasuki pasar luar negeri, juga menggambarkan ketatnya persaingan industri di luar negeri. PD. Jati Kencana Makmur (PD. JKM) merupakan salah satu industri kecil yang bergerak di bidang kerajinan kulit untuk pembuatan tas dan koper yang basis daerah pemasarannya di DKI 1 Alumni PS MPI, SPs IPB Staf Pengajar PS MPI, SPs IPB

2 7 Jakarta. Sebagai aset daerah, industri kecil kerajinan tas yang berada di DKI Jakarta ini, terus mengembangkan diri agar mampu bertahan menghadapi tekanan persaingan. Tabel 1. Populasi unit usaha di Indonesia tahun Uraian Pertumbuhan (%) 1. IKM - Industri Kecil (IK) - Industri Menengah (IM) ,9,9 9,6. Industri Besar (IB) 71 76,88. DKM - Dagang Kecil (DK) - Dagang Menengah (DM) ,00,00,01. Dagang Besar 6,98 Jumlah ,1 Sumber: Diolah dari BPS, 00.. Permasalahan Berdasarkan hal yang telah diuraikan pada latar belakang, maka disusun permasalahan berikut : a. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan perusahaan? b. Bagaimana alternatif strategi yang tepat bagi perusahan untuk menjalankan usaha dan melakukan pengembangan perusahaan?. Tujuan a. Melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal PD. JKM yang dapat mempengaruhi perkembangan kegiatan usaha. b. Menentukan alternatif strategi bersaing yang tepat bagi perusahan dalam menghadapi persaingan usaha. 1. Lokasi METODOLOGI Kajian dilakukan di PD. JKM yang merupakan salah satu industri kecil di lingkungan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Pulo Gadung Jakarta. Namun, sejak 00 berubah menjadi mitra di Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Bogor.. Metode Kerja Data yang dikumpulkan dalam kajian ini berasal dari sumber berikut : a. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi), diskusi dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan dan data statistik dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Data diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan pengisian kuesioner. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembobotan pada kondisi eksternal maupun internal (Pearce dan Robinson, 1997) adalah : a. Faktor eksternal, pembobotan dilakukan dari daftar peluang dan daftar ancaman yang diberi nilai dengan peringkat 1. Nilai yang tercermin dalam ranking faktor eksternal menunjukkan kondisi berikut : = merupakan jawaban superior atau sangat memuaskan dan merupakan pendukung utama dalam usaha. = merupakan jawaban di atas rataan (dapat diandalkan). = jawaban rataan, merupakan kondisi pada umumnya yang diperoleh pada usaha dimaksud. 1 = jawaban buruk merupakan kondisi yang tidak diharapkan oleh pelaku, karena tidak mendukung atau menghambat kelanjutan usaha.

3 7 Berdasarkan pengamatan terhadap obyek penelitian dijumpai ada peluang dan ancaman yang berpengaruh pada pembobotan dan diranking sesuai dengan tingkat pengaruh atau kepentingan. Pengisian ranking dilakukan oleh responden berdasarkan kepentingan yang mempengaruhi usahanya sebagai pendukung untuk mendapatkan hasil maksimal. Nilai terbobot merupakan hasil kali dari bobot dan ranking untuk mendapatkan skor nilai yang dapat diranking sesuai prioritas kepentingannya. Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimum dalam memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman yang ada pada saat ini maupun masa mendatang dengan mempertimbangkan beberapa aspek, seperti aspek sosial, lingkungan, ekonomi dan teknologi. b. Faktor internal memiliki perlakuan pembobotan yang sama dengan faktor eksternal. Setiap faktor dilihat dari pengaruh atau kepentingannya, baik dari segi kekuatan maupun kelemahan. Nilai bobot yang diberikan pada faktor internal 1 dengan kondisi : 1 = kelemahan utama, = kelemahan kecil, = kekuatan kecil, = kekuatan utama. Pemberian bobot untuk faktor eksternal maupun internal dilakukan dengan cara paired comparasion, yaitu melihat kepentingan masing-masing aspek yang berpengaruh kepada kegiatan usaha responden. c. Matriks Banding Berpasangan Analisis matriks banding berpasangan pada industri kecil tas dan koper PD. JKM dilakukan dengan membobot faktor strategis internal dan eksternal. Nilai bobot yang diperoleh dihitung untuk mendapatkan hasil rataan bobot responden, kemudian dibagi dengan jumlah nilai skor sama dengan satu. Matriks ini diperoleh dari Proses Hirarki Analisis (PHA). Pengisian data (input) untuk pengisian kuesioner berupa skala keputusan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada. Penentuan bobot setiap peubah dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara unsur dengan unsur lainnya. Penentuan bobot setiap peubah digunakan skala 1, yaitu : 1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal = jika indikator horisontal sama penting dengan indikator vertikal = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal Indikator horisontal dan indikator vertikal merupakan peubah dari kekuatan dan kelemahan pada faktor strategik internal, serta peubah peluang dan ancaman pada faktor strategik eksternal. Metode ini membandingkan secara berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap industri kecil tas dan koper PD. JKM. Tahap selanjutnya melakukan sintesa terhadap hasil penilaian tadi untuk menentukan unsur mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah (Kinnear and Taylor, 1991). Perbandingan berpasangan merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif, sehingga tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap semua parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi pembandingan atau perbandingan yang diskalakan secara berpasangan. Dengan pengalamannya, seseorang dapat dengan mudah, logik dan akurat memberikan persepsi perbandingan dua hal. Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel. Penentuan bobot untuk setiap peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan peubah, menggunakan rumus (Kinnear and Taylor, 1991). i n i 1 Xi Xi Keterangan : i = Bobot vertikal ke i Xi = Nilai peubah ke i i = 1,,,., n n = Jumlah peubah

4 76 Tabel. Penilaian bobot faktor strategik internal/eksternal kegiatan usaha pada metode Matriks Banding Berpasangan F1 F F Faktor Strategik Internal/Eksternal F1 F F Bobot.. Sumber : Kinnear and Taylor, d. Matriks IE Hasil skor dari IFE dan EFE dimasukan ke matriks IE. Dari kondisi tersebut dapat ditentukan strategi untuk pengembangan usaha selanjutnya. Aspek kekuatan dan kelemahan internal adalah berbagai aktivitas yang terdapat dalam kendali obyek usaha pada sektor pemasaran, keuangan dan produksi. Hasil dari obyek usaha dimaksud akan memperlihatkan adanya suatu kelayakan (David, 00). Faktor-faktor internal dalam kegiatan usaha dapat disusun ke dalam matriks IFE, dengan langkah-langkah berikut : 1) Mendaftarkan semua faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang mendukung kegiatan usaha. ) Memberikan nilai pada kolom rating dengan skala 1-, pada masing-masing faktor internal yang ada dalam kegiatan usaha saat ini. nilai = 1 kelemahan utama nilai = kelemahan kecil nilai = kekuatan kecil nilai = kekuatan besar ) Menetapkan rating yang dapat menjelaskan sejauhmana efektivitas strategi kegiatan usaha berkaitan dengan faktor sukses yang mendukung internal. ) Melakukan perkalian bobot dengan rating untuk mendapatkan skor, yang selanjutnya dijumlahkan menjadi total skor faktor internal dari usaha tersebut. Tabel. Contoh Matriks IFE/EFE Total Faktor Bobot (a) Rating (b) Skor (axb) Kekuatan/Peluang 1.. dst. Kelemahan/Ancaman 1.. dst Total Sumber : Rangkuti, 00. Matriks IE merupakan gambaran persentase dari faktor IFE dan faktor EFE. Menurut David (00), matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama dari sembilan sel (Gambar 1) yang tersedia, yaitu : 1) Nilai yang dihasilkan pada sel I, II dan IV merupakan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) sebagai hal yang tumbuh dan dibina. ) Nilai yang dihasilkan pada sel III, V, VII mempunyai hasil terbaik yang dapat dikelola dengan strategi pertahanan dan pelihara dengan cara penetrasi pasar dan pengembangan produk. ) Nilai yang dihasilkan pada sel VI,VIII dan IX mempunyai hasil untuk panen atau divestasi. Matriks IE mengelompokkan suatu kegiatan ke dalam 9 sel dengan nilai pada sumbu horisontal untuk IFE dengan bobot berikut : 1) nilai 1,0 1,99 menunjukkan posisi usaha dalam kondisi lemah ) nilai,0,99 menunjukkan bobot rataan ) nilai,0,00 menunjukkan kondisi usaha mempunyai bobot kuat

5 Total Skor Faktor Strategik Eksternal 77 Nilai EFE pada sumbu vertikal diberi bobot berikut : 1) nilai 1,0 1,99 menunjukkan posisi eksternal usaha dalam kondisi rendah ) nilai,0,99 menunjukkan pengaruh eksternal yang sedang ) nilai,0,00 menunjukkan pengaruh eksternal yang tinggi Total Skor Faktor Strategik Internal Kuat Rata-rata Lemah,0,0,0 Tinggi I II III,0 Menengah IV V VI,0 Rendah VII VIII IX 1,0 Gambar 1. Matriks IE 1,0 e. Matriks SWOT Data faktor eksternal dan internal dievaluasi sesuai dengan tingkat kepentingannya untuk mendapatkan suatu strategi kunci keberhasilan dari kegiatan usaha. Faktor eksternal dan internal yang menghasilkan skor nilai dapat diranking menurut tingkat kepentingannya untuk menjelaskan gambaran kondisi kegiatan usaha. Faktor eksternal dan internal dikelompokkan atas : 1) Daftar peluang dan daftar ancaman dari faktor eksternal. ) Daftar kekuatan dan daftar kelemahan dari faktor internal. Daftar tersebut dibuat secara sistematik untuk mengidentifikasikan faktor eksternal dan internal yang dibutuhkan bagi penyusunan strategi yang layak untuk dikembangkan dan diimplementasikan. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan antara faktor eksternal dan internal untuk menghasilkan strategi yang diperlukan (Tabel ). Tujuan dari strategi yang diperoleh untuk memperbaiki kelemahan dan menghindari ancaman, agar kegiatan usaha dapat terus beroperasi. Tabel. Matriks SWOT EFE IFE STRENGTHS (S) Tentukan -10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) Tentukan -10 faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) tentukan -10 faktor peluang eksternal THREATS (T) Tentukan -10 faktor ancaman eksternal Sumber : David, 00. STRATEGI SO : Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST : Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WO : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Menurut David (00), masing-masing strategi yang dihasilkan mempunyai pengertian memanfaatkan peluang dan kekuatan, dengan tujuan menghindari ancaman dan meminimalkan kelemahan.

6 78 1. Deskripsi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Perusahaan PD. JKM didirikan tahun 1996, sebelumnya adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan yaitu pengadaan bahan baku kimia serta bahan-bahan kulit dan disuplai ke IKM. Pada tahun 1998, PD. JKM mendapat tawaran dari salah satu pembelinya untuk pengadaan tas. Tawaran ini dinilai cukup menarik bagi perusahaan dan selama ini pemilik cukup mengerti dengan bahan-bahan kulit, akhirnya mencoba mengambil tawaran tersebut dengan mencari beberapa tenaga terampil dan bekerjasama untuk menyelesaikan tawaran tersebut. Dengan modal awal Rp ,- pesanan pertama dapat diselesaikan tepat waktu dan hasil yang cukup memuaskan. Berikutnya, PD. JKM mendapat pesanan tetap setiap minggunya dengan jumlah pesanan yang terus meningkat. Dengan meningkatnya pesanan, akhirnya dikembangkan usaha di kawasan Rawamangun yang berfungsi sebagai bengkel pengrajin tas, tetapi karena sewa tempat untuk bengkel usahanya meningkat sampai hampir 10% setiap tahunnya, akhirnya pemilik menyewa tempat di lokasi PIK Penggilingan Cakung Jakarta Timur yang operasionalnya dimulai pada bulan Desember Dari PIK ini usaha terus meningkat, dimana pemasaran untuk permintaan lokal semakin meningkat sedangkan pasaran ekspor malah menurun seiring mulai stabilnya nilai tukar rupiah. Setelah hampir tahun bertempat di PIK, pimpinan perusahaan mencari alternatif lain untuk efektivitas pengembangan usahanya sehingga pada awal tahun 00, kegiatan bengkel pengrajin tas pindah ke Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. PD. JKM mempunyai struktur organisasi berbentuk lini/garis. Bentuk ini menunjukkan wewenang dari atas ke bawah dan tanggung jawab dari bawah ke atas. Hal ini berarti dalam struktur organisasi ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pemasaran, bagian produksi dan bagian administrasi. Struktur organisasi PD. JKM dapat dilihat pada Gambar. Manajer Bagian Pemasaran Bagian Produksi Bagian Administrasi Pengrajin Tetap Pengrajin Lepas Gambar. Struktur organisasi PD. JKM Visi perusahaan dalam melaksanakan usahanya adalah untuk menjadi perusahaan tas terkemuka di Indonesia, dalam hal penguasaan teknologi, pertumbuhan pasar, mutu produk dan pelayanan terhadap pelanggan. Visi ini diterjemahkan kedalam misi yang lebih konkrit, yakni menjadi perusahaan penghasil tas yang bermutu dan melakukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus (continous improvement), serta meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen. Selain itu perusahaan berkeinginan untuk memberikan dan memenuhi kebutuhan akan tas kepada masyarakat luas dengan jaminan mutu dan pelayanan memuaskan.

7 79 Produk perusahaan berupa tas dengan berbagai bentuk model dan kebutuhan dan semua tergantung dari pesanan. Secara detail, jenis-jenis produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Jenis produk yang dihasilkan No. Jenis Produk Kulit Non Kulit 1 Tas kantor Tas wanita Cover agenda Dompet Dompet Tas punggung Tempat buku cek Tas kosmetik Tempat kartu nama Pengemasan produk 6 Map dokumen Tas sekolah 7 Tas golf 8 Tas tangan laki-laki Sumber : PD. JKM, 00.. Hasil Kajian a. Identifikasi faktor internal Hasil analisis terhadap faktor internal PD. JKM menunjukkan bahwa kekuatan PD. JKM adalah mutu produk yang baik dan dapat bersaing di pasaran, sifat pekerjaan yang diterapkan manajemen perusahaan merupakan padat karya (tenaga kerja setempat), peralatan yang digunakan sebagian merupakan peralatan-peralatan yang semi modern, kapasitas produksi yang besar, pelayanan yang baik terhadap konsumen, manajemen mutu yang baik dari pihak manajemen dan pangsa pasar yang luas. Hasil analisis terhadap kelemahan didapatkan bahwa yang dirasakan pada PD. JKM adalah pemanfaatan kapasitas produksi terpasang belum dapat dilakukan dengan baik, sehingga produksi belum optimal, promosi di media cetak dan elektronik belum pernah dilakukan dan promosi masih bersifat door to door, harga produk relatif lebih mahal disebabkan karena bahan dasar kulit masih cukup mahal di pasaran dan tidak mudah untuk didapatkan, sumber daya perusahaan yang relatif rendah (dilihat dari latar belakang pendidikan), biaya produksi tinggi disebabkan oleh volume produksi yang masih di bawah rataan kapasitas produksi maksimal dan pemasaran yang kurang optimal akibat masih difokuskan kepada kegiatan penjualan saja tanpa memperhatikan bauran pemasaran yang lain. Dari hasil pembobotan dan pemberian rating dapat dilihat bahwa kekuatan perusahaan berupa produk bermutu dan kelemahan berupa biaya produksi yang makin tinggi memiliki skor paling tinggi diantara kekuatan dan kelemahan yang lain. Hasil secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Faktor-faktor internal PD. JKM tahun 00 No. Faktor- faktor Internal 1. Kekuatan : - Produk bermutu - Tenaga kerja setempat - Peralatan semi modern - Kapasitas produksi besar - Pelayanan yang baik terhadap konsumen - Manajemen mutu yang baik - Pangsa pasar yang luas. Kelemahan : - Produksi belum optimal - Kurangnya promosi - Harga jual produk relatif tinggi - Sumber daya manusia relatif rendah - Biaya produksi yang semakin tinggi - Pemasaran yang belum optimal Bobot (a) 0,091 0,07 0,079 0,066 0,07 0,07 0,071 Rating (b),,,,,, Skor (axb) 0,18 0,188 0,76 0,1 0,16 0, 0,178 0,08 0,07 0,079 0,08 0,087 0,071 1, 1, 0,170 0,1 0,119 0,16 0,61 0,107 Jumlah,6

8 Total Skor Faktor Strategi Eksternal 80 Total skor dari analisis IFE yang diperoleh adalah,6, berarti kegiatan usaha dalam merespon faktor internal mempunyai kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang ada. b. Identifikasi faktor eksternal Analisis yang dilakukan terhadap faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman dari kegiatan usaha yang telah dirating berdasarkan tingkat kepentingan. Data faktor eksternal yang mempengaruhi PD. JKM disajikan pada Tabel 7. Data yang diperoleh dari faktor eksternal dibuat ranking menurut tingkat kepentingan pelaku dalam menjalankan usahanya, total skor untuk faktor eksternal adalah,697. Pada faktor eksternal, meningkatnya permintaan dan hubungan baik dengan pemasok merupakan ranking utama dalam peluang, sedangkan produk pengganti merupakan ancaman terbesar bagi PD JKM. Tabel 7. Faktor-faktor eksternal PD. JKM tahun 00 No Faktor-faktor eksternal 1. Peluang : - Meningkatnya permintaan - Terbukanya pasar ekspor - Pangsa pasar yang masih luas - Hubungan baik dengan pemasok - Pertumbuhan ekonomi yang membaik Bobot (a) 0,097 0,09 0,090 0,08 0,09 Rating (b), Skor (axb) 0,91 0,190 0,70 0,91 0,79. Ancaman : - Nilai tukar rupiah yang fluktuatif - Inflasi yang tinggi - Banyaknya pesaing - Pemberlakuan undang-undang pajak - Adanya produk pengganti - Kondisi pasar global 0,09 0,088 0,09 0,09 0,08 0,090 1, 0,190 0,6 0,79 0,10 0, 0,180 Jumlah,697 c. Matriks IE Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya diadakan pemetaan terhadap posisi perusahaan melalui Matriks IE. Dengan total nilai pada matriks internal,6, maka PD. JKM memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan dalam melakukan industri tas. Total nilai matriks eksternal,697 memperlihatkan respon yang diberikan oleh PD. JKM kepada lingkungan eksternal tergolong sedang. Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal dipetakan dalam matriks, maka posisi perusahaan saat ini adalah pada kuadran V, yaitu pada fase pertumbuhan/ stabilitas. Pada posisi ini, strategi yang dapat dikembangkan adalah Intensive Strategy (market penetration, market development dan product development). Keterangan : Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat Rataan Lemah,0,0,0 Tinggi I II III,0 Menengah IV V VI,0 Rendah VII VIII IX 1,0 = posisi PD. JKM Gambar. Matriks IE untuk PD. JKM 1,0

9 81. Analisis Matriks SWOT Evaluasi faktor strategis eksternal dan internal merupakan tahap pencocokan yang merupakan hal terpenting dalam matriks SWOT dalam mengembangkan keempat strategi yang diharapkan. Tujuan dari setiap alat pencocokan adalah menghasilkan strategi alternatif yang layak dan dipilih untuk diimplementasikan (Tabel 8). Tabel 8. Matriks SWOT PD. JKM Faktor Eksternal Faktor Internal Peluang (Opportunities) O1. Meningkatnya permintaan O. Terbukanya pasar ekspor O. Pangsa pasar yang masih luas O. Hubungan baik dengan pemasok O. Pertumbuhan ekonomi yang membaik Ancaman (Threats) T1. Nilai tukar rupiah fluktuatif T. Inflasi yang tinggi T. Banyaknya pesaing T. Pemberlakuan UU pajak T. Adanya produk pengganti T6. Kondisi pasar global Kekuatan (Strengths) S1. Produk bermutu S. Tenaga kerja setempat S. Peralatan semi modern S. Kapasitas produksi besar S. Pelayanan yang baik terhadap konsumen S6. Manajemen mutu yang baik S7. Pangsa pasar yang luas Strategi SO 1. Memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada (O1, O, O, O, S1, S, S7). Mengoptimalkan kapasitas produksi yang sudah ada dengan beroperasi pada skala ekonomi (O, O, S, S, S, S, S6, S7). Mempertahankan komitmen terhadap mutu produk dan mensosialisasikannya kepada seluruh karyawan (O1, O, O, S1, S, S, S, S6). Strategi ST Meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen (T, T, T, S1, S, S7). Kelemahan (Weakness) W1. Produksi belum optimal W. Kurangnya promosi W. Harga jual produk relatif tinggi W. Sumber daya manusia relatif rendah W. Biaya produksi semakin tinggi W6. Pemasaran belum optimal Strategi WO 1. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien (O, O, O, W, W, W6).. Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi (O1, O, O,W1, W, W).. Meningkatkan kinerja pemasaran dalam menganalisis permintaan pasar (O1, O, O, W). Strategi WT Mempertahankan harga jual produk di pasaran (T1, T, T, T, T, T6, W, W, W6). Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh manajemen perusahaan, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang paling efektif untuk diimplementasikan. Pemilihan alternatif strategi tersebut dilakukan dengan cara memberikan bobot pada setiap unsur SWOT yang telah diidentifikasi sesuai dengan tingkat kepentingannya. Tingkat kepentingan dari unsur SWOT diberi bobot 1,,, dan (Tabel 9). Tabel 9. Tingkat kepentingan unsur SWOT pada PD. JKM tahun 00 Unsur SWOT Strengths (S) S1. Produk bermutu S. Tenaga kerja setempat S. Peralatan semi modern S. Kapasitas produksi besar S. Pelayanan yang baik terhadap konsumen S6. Manajemen mutu yang baik S7. Pangsa pasar luas Weakness (W) W1. Produksi belum optimal W. Kurangnya promosi W. Harga jual produk relatif tinggi W. Sumber daya manusia relatif rendah W. Biaya produksi semakin tinggi W6. Pemasaran belum optimal Kepentingan

10 8 Lanjutan Tabel 9. Unsur SWOT Opportunities (O) O1. Meningkatnya permintaan O. Terbukanya pasar ekspor O. Pangsa pasar masih luas O. Hubungan baik dengan pemasok O. Pertumbuhan ekonomi yang membaik Threats (T) T1. Nilai tukar rupiah yang fluktuatif T. Inflasi yang tinggi T. Banyaknya pesaing T. Pemberlakuan UU pajak T. Adanya produk pengganti T6. Kondisi pasar global Keterangan : 1 = Sangat tidak penting = Tidak penting = Sedang = Penting = Sangat penting Kepentingan Setelah pembobotan terhadap unsur-unsur SWOT dilakukan, maka langkah selanjutnya menentukan nilai kepentingan dari setiap alternatif strategi yang diperoleh dalam analisis SWOT berdasarkan jumlah akumulasi keterkaitan antar unsur SWOT yang menghasilkan strategi tersebut (Tabel 10). Tabel 10. Penentuan alternatif strategi terbaik pada PD. JKM tahun 00 Alternatif Strategi Keterkaitan Kepentingan Ranking Strategi SO 1. Memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada (O1,O,O,O,O,S1,S,S6,S8). Mengoptimalkan kapasitas produksi yang sudah ada dengan beroperasi pada skala (O,O,S,S,S,S,S6,S7) ekonomis. Mempertahankan komitmen terhadap mutu produk dan 1 1 mensosialisasikannya kepada (O1,O,O,S1,S,S,S,S6) 6 seluruh karyawan Strategi WO 1. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien. Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi. Meningkatkan kinerja pemasaran dalam menganalisis permintaan (O,O,O,W,W,W6) (O1,O,O,W1,W,W) (O1,O,O,W) pasar Strategi ST Meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen (T,T,T,S1,S,S7) 9 6 Strategi WT Mempertahankan harga jual produk di pasaran (T1,T,T,T,T,T6,W,W,W6) 7 Berdasarkan analisis tersebut, strategi paling efektif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada (skor 1), mempertahankan harga jual produk di pasaran (skor 7), mempertahankan komitmen manajemen terhadap mutu produk dan mensosialisasikannya kepada seluruh karyawan (skor 6), meningkatkan kinerja bagian pemasaran dallam menganalisis permintaan pasar (skor ) serta mengoptimalkan kapasitas produksi yang sudah ada dengan beroperasi pada skala ekonomis (skor ). Kelima strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya.

11 8 1. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Faktor eksternal, terutama ancaman yang dihadapi adalah nilai tukar rupiah yang fluktuatif, adanya inflasi yang tinggi, banyaknya pesaing, pemberlakuan undang-undang pajak dan kondisi pasar global pesaing. Faktor internal perusahaan yang menjadi kekuatan untuk bersaing adalah mutu produk yang baik, peralatan semi modern, adanya manajemen mutu yang baik, pelayanan yang baik terhadap konsumen, kapasitas produksi yang besar, tenaga kerja setempat dan pangsa pasar potensial yang luas. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks IFE dan EFE diperoleh skor IFE,616 dan skor EFE,706. Dari posisi dan kondisi perusahaan tersebut dapat disusun beberapa alternatif strategi pengembangan melalui analisis matriks SWOT, yaitu (1) memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada, () Mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada, () Mempertahankan komitmen manajemen terhadap mutu produk dan terus berusaha melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan, () Melakukan promosi yang efektif dan efisien, () Melakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional perusahaan, (6) Meningkatkan kinerja bagian pemasaran dalam pengembangan pasar dan analisa permintaan pasar, (7) Terus menerus meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen, dan (8) mempertahankan harga produk dipasaran dengan tidak menaikkan harga jual produk.. Saran a. Adanya komitmen dari pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi internal saat ini, terutama dalam hal pembenahan dan pengembangan mutu SDM dalam hal penerapan sistem manajemen yang efektif, pemahaman terhadap teknik penanganan produk akhir yang baik. b. Perusahaan diharapkan untuk terus menggali pangsa pasar potensial (potensial market) yang ada dengan mengoptimalkan kinerja bagian pemasaran untuk memperluas pangsa pasar yang sudah ada, mengingat masih besarnya pangsa pasar yang belum diraih oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA BPS. 00. Struktur Industri Besar dan Kecil. Biro Pusat Statistik (BPS), Jakarta. David, F.R. 00. Strategic Management. Prentice Hall International Inc., New Jersey. Kinnear, T.L. and Taylor Marketing Research, An Applied Approach. Mc.Graw Hill, New York. PD. JKM. 00. Company Profile. Jakarta. Pearce, J.A. dan J.R.B. Robinson Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian (Terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta. Rangkuti, F. 00. Analisa SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Tambunan, T.T.H. 00. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI. Abstrak ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOC PEDAGING PADA PT X UNIT BALI BUDI RAHAYU TANAMA PUTRI Laboratorium Ekonomi, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana Abstrak Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis strategi pengembangan usaha di lakukan di Mangestoni Putri Poultry Shop, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM 1 PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN. Dwi Rorin Mauludin Insana Universitas Indraprasta PGRI

FORMULASI STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN. Dwi Rorin Mauludin Insana Universitas Indraprasta PGRI FORMULASI STRATEGI PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN ABSTRAK Dwi Rorin Mauludin Insana Universitas Indraprasta PGRI dwirorin@gmail.com Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

2 BAB II LANDASAN TEORI

2 BAB II LANDASAN TEORI 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Istilah strategi pemasaran dapat diartikan suatu proses menganalisa kesempatankesempatan, memilih tujuan-tujuan, mengembangkan siasat (strategi),

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

Koppontren. Pengembangan Rami

Koppontren. Pengembangan Rami 14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 203

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 203 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 203 FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA KONVEKSI INGLORIOUS INDUSTRIES DI KOTA BANDUNG TAHUN 2017-2021 FORMULATION OF BUSINESS STRATEGY

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG * Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 05 FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting MT Production, Dua Saudara, Kadung Trisno, dan Mitra Lestari,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci