RANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) PADA NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) PADA NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA"

Transkripsi

1 RANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) PADA NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA Saminto, Eko Priyono -BATAN, Babarsari Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) PADA NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA. Telah dirancang sistem pengatur gas nitrogen pada nitridasi plasma bejana ganda. Penggunaan gas nitrogen dalam proses nitridasi plasma adalah untuk meningkatkan kekerasan permukaan logam. Agar sistem beroperasi secara otomatis, diperlukan pendukung perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari PLC TM100MD 1616+, opto isolator 4N35, driver motor EMS30A H Bridge dan motor DC 12V. Operasi PLC TM100MD1616+ didukung oleh perangkat lunak Trilogi versi 6.13 untuk mengolah ladder diagram dan TBasic. Hasil percobaan diperoleh, putaran motor maksimum 60 rpm pada siklus kerja 50%- 50%, putaran motor minimum 26 rpm pada siklus kerja 20%-80% pada frekuensi PWM 32 KHz. Perubahan arah putaran motor yaitu untuk ADC#2 <3,0V motor putar kanan, untuk ADC#2>3,0V motor putar kiri dan untuk ADC#2=3,0V motor berhenti/stop. Tegangan keluaran sensor arus motor (MCS) adalah 3,4V pada arus beban motor 3,0A. Kata kunci : PLC TM100MD 1616+, driver motor EMS30A H Bridge, motor DC12V. ABSTRACT DESIGN OF THE NITROGEN GAS REGULATE SYSTEM ON THE DOUBLE CHAMBER PLASMA NITRIDING. The nitrogen gas regulate system on the double chamber plasma nitriding has been design. The used of the nitrogen gas in the plasma nitriding process to harden of the metal surface. In order to make the system an able to be operating automatically, it needs hardware and software system as supported. The hardware system consists of TM100MD PLC, 4N35 opto isolator, EMS30A H Bridge motor driver dan 12V DC motor. The operation of the TM100MD PLC supported by Trilogi version 6.13 software to process ladder diagram and Tbasic. The experimental result found, 60 rpm on the 50%-50% of duty cycle for maximum motor rotation, 26 rpm on the 20%-80% of duty cycle for minimum motor rotation on the 32 KHz of PWM frequency. The change direction of the motor rotation ie., motor clockwise on the ADC#2 <3,0V, motor counter clockwise on the ADC#2 >3,0V and motor stop on the ADC#2=3,0V. The output voltage of the motor current sensor (MCS) is 3,4V on the 3,0A of motor load current. Keywords: TM100MD PLC, EMS30A H Bridge motor driver, 12V DC motor PENDAHULUAN N itridasi adalah suatu proses penambahan unsur nitrogen pada suatu material agar terjadi perubahan fase nitridasi (Fe 2 N, Fe 3 N) yang keras pada permukaan material. Hasil riset membuktikan bahwa proses nitridasi plasma mempunyai keuntungan yaitu dapat memperbaiki sifat-sifat permukaan komponen mesin, peralatan mekanik dan peralatan berbasis metal lainnya (1). Kegiatan rancangbangun perangkat nitridasi plasma bejana ganda telah dilakukan mulai tahun Sasaran akhir kegiatan adalah terwujudnya sebuah mesin nitridasi plasma bejana ganda dalam bentuk pilot plant yang akan diaplikasikan pada industri. Untuk mendukung rancangbangun mesin Saminto, dkk. ISSN Buku I hal 87

2 nitridasi plasma bejana ganda, pada tahun 2010 telah sampai pada tahap perancangan dan konstruksi pada tiap bagian/komponen. Pada tahun 2011 sedang dilaksanakan kegiatan rancangbangun bagian sistem pengatur aliran gas nitrogen (N 2 ). Perancangan sistem ini meliputi perancangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk memutar motor DC dengan metode modulasi lebar pulsa (Pulse width modulation/pwm) menggunakan PLC. Modulasi lebar pulsa adalah suatu teknik pengaturan siklus kerja (duty cycle) gelombang kotak dalam satu periode tetap untuk mendapatkan tegangan keluaran yang dapat divariasi. DASAR PERANCANGAN Pengaturan aliran gas nitrogen dalam bejana nitridasi sangat berperan penting dalam proses peningkatan pengerasan permukaan bahan logam. Gas nitrogen dari tabung gas dialirkan ke tabung nitridasi yang telah divakumkan dan dipanaskan sehingga membentuk plasma. Bahan yang dikeraskan berada pada pemegang sampel sebagai katode dan plasma ditarik dan dipercepat ke sampel oleh pengaruh medan listrik menggunakan tegangan tinggi sehingga terjadi pengerasan permukaan (2). Ruang nitridasi (tabung nitridasi) merupakan bagian utama yang berfungsi sebagai tempat untuk proses nitridasi dimana plasma nitrogen berdifusi ke dalam permukaan bahan. Berdasarkan pengalaman pengoperasian mesin nitridasi plasma bejana tunggal (mesin nitridasi plasma pertama yang ada di PTAPB) diperoleh bahwa tingkat kevakuman yang baik di dalam tabung nitridasi dijaga kestabilannya sekitar 10-3 mbar. Kondisi vakum yang baik akan menentukan hasil nitridasi yang lebih bersih karena kontaminasi sisa udara sangat sedikit (3). Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu sistem pengatur aliran gas nitrogen (N 2 ) yang dapat bekerja secara otomatis. TATA KERJA Proses pengaturan aliran Gas nitrogen (N 2 ) Perancangan pengatur aliran gas nitrogen (N 2 ) secara otomatis pada perangkat nitridasi plasma bejana ganda menggunakan super PLC TM11MD sebagai otak pemroses, driver motor DC tipe EMS30A H Bridge dan motor DC 12V untuk memutar (membuka dan menutup) regulator gas (needle valve). Umpan balik sinyal dari bejana plasma ke PLC menggunakan detektor vakum tipe pirani. Diagram rancangan sistem pengaturan gas N 2 pada proses nitridasi ditampilkan pada Gambar 1 (3). Gambar 1. Diagram rancangan sistem pengaturan gas nitrogen (N 2 ). Proses nitridasi diawali dengan memvakum bejana plasma sampai mencapai tingkat kevakuman yang ditentukan yaitu sekitar 10-3 mbar. Selanjutnya catu tegangan tinggi mulai dinaikkan sampai setting yang ditentukan dan muncul glow discharge (plasma). Proses berikutnya regulator gas nitrogen (N 2 ) mulai dibuka secara otomatis oleh motor DC yang diatur dari PLC. Perputaran motor DC pada regulator gas N 2 akan berhenti jika kondisi vakum telah mencapai 10-2 mbar. Regulator gas akan bekerja secara otomatis yaitu akan memperbesar atau memperkecil aliran gas N 2 untuk menjaga tingkat kevakuman pada bejana hingga stabil. Dari pembahasan proses di depan dapat ditentukan beberapa parameter yang akan dijadikan acuan untuk mengatur aliran gas. Yang pertama adalah proses pemvakuman dengan pompa vakum dan detektor pirani sebagai pemantau kevakuman. Keluaran detektor pirani juga akan digunakan sebagai masukan umpan balik PLC untuk pengaturan regulator gas. Parameter proses berikutnya adalah suhu dalam bejana ketika beroperasi digunakan sebagai masukan umpan balik PLC untuk pengaturan catu tegangan tinggi. Jika suhu belum tercapai sesuai setting, maka PLC menaikkan suhunya sampai sesuai setting. Setelah kondisi suhu tercapai, selanjutnya PLC mengatur regulator gas N 2 dengan memantau kondisi vakum melalui detektor pirani. Dari proses tersebut dapat dibuat diagram alir untuk sistem pengatur regulator gas N 2 seperti ditampilkan pada Gambar 2. Buku I hal 88 ISSN Saminto, dkk

3 membutuhkan banyak konektivitas dengan perlengkapan tambahan dan juga untuk software client/server dari I-Trilogi, yang mana program bisa langsung tersambung dengan internet. Bentuk modul PLC T100 MD1616+ dari Triangle Research ditampilkan pada Gambar 3. Gambar 2. Diagram proses pengaturan gas N 2 PLC T100 MD1616+ Ada berbagai jenis PLC yang dapat digunakan untuk pengontrolan suatu sistem, misalnya PLC dari Omron, PLC dari Allen-Bradley, PLC dari Siemens, dan PLC T100 MD1616+ dari Triangel Research. Pada penelitian ini penulis menggunakan PLC T100 MD1616+ yang merupakan bagian dari keluarga super PLC seri-m dari Triangle Research. PLC T100 MD1616+ memiliki: 16 digital input, 16 digital output, 5 analog input/output yang sudah tertanam di dalamnya. Input/output tersebut dapat diperbanyak sampai dengan 96 digital input dan 96 digital output dengan cara menambahkan EXP 1616R atau EXP Hal ini dirancang untuk yang Gambar 3. Papan (modul) PLC T100 MD1616+ dari Triangle Research. PLC T100 MD1616+ menyediakan proteksi pada kode program, remote troubleshooting, data logging melalui internet, analog dan digital input/output pada board-nya. PLC T100 MD1616+ juga menyediakan, Pulse Width Modulator (PWM), kendali stepper motor, interrupt, encoder input dengan kecepatan tinggi, RTC (Real-Time Clock), kendali PID, Human Machine Interface (HMI). Rangkaian penyusun PLC T100MD1616+ ditampilkan pada Gambar 4. Gambar 4. Rangkaian penyusun PLC T100MD1616+ Saminto, dkk. ISSN Buku I hal 89

4 Operasi PLC menggunakan ladder logic dan TBasic sebagai bahasa pemrogramannya. Pada ladder diagram terdapat dua buah garis tegak yaitu sebelah kiri menggambarkan hubungan dengan sumber tegangan positif dan garis tegak sebelah kanan menggambarkan hubungan dengan sumber tegangan negatif. Program ditampilkan pada layar monitor dengan elemen-elemen seperti normally open contact, normally closed contact, timer, counter, sequencer dan lain-lain ditampilkan dalam bentuk pictorial. Contoh ladder diagram sederhana ditampilkan pada Gambar 5. Gambar 5. Contoh ladder diagram. Simbol-simbol ladder diagram dari PLC T100 MD1616+ ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Simbol ladder diagram dari PLC T100 MD perancangan perangkat kerasnya seperti ditampilkan pada Gambar 6. Gambar 6. Blok diagram rancangan sistem pengaturan gas nitrogen. Dari Gambar 6 tampak sinyal masukan dari sensor tekanan (vakum), sensor suhu dan arus beban motor sebagai sinyal umpan balik PLC yang digunakan untuk mengatur kecepatan dan arah putaran motor DC. Jika putaran motor ingin diatur kecepatan putarannya, maka dapat digunakan sistem PWM dari PLC. Untuk pembatas penutup aliran gas diambil dari sinyal keluaran motor current sense (MCS) pada driver motor. Software yang digunakan pada PLC T100MD1616+ adalah Trilogi versi Software ini dapat digunakan untuk mendukung fungsi spesial yang dibuat sendiri oleh pengguna, yang biasa disebut Custom Functions (CusFn). CusFn dapat digunakan hingga mencapai 256 macam program yang berbeda dengan menggunakan bahasa TBasic. Dalam pemrograman TBasic juga terdapat statement, function, operator dan variable. Statement adalah kumpulan dari kata kunci yang digunakan oleh TBasic untuk melakukan tindakan yang pasti. Statement terdiri dari 0, 1, 2, atau berapa argument. Contoh beberapa statement adalah: PRINT, LET, IF, WHILE dan SETLCD. PERANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) Dengan dibuat diagram alir sistem pengatur gas nitrogen seperti di depan, langkah selanjutnya adalah menentukan perancangan sistem pengatur gas nitrogen (N 2 ) yang terdiri perangkat keras dan perangkat lunaknya. Dari diagram alir dapat disusun blok diagram Gambar 7. Rangkaian masukan port ADC pada PLC T100 MD1616+ Sinyal umpan balik PLC dari detektor vakum pirani dan sensor suhu dihubungkan ke masukan port analog to digital (ADC) pada PLC seperti ditampilkan pada Gambar 7. Untuk dapat menggerakkan/memutar motor DC maka perlu adanya interface antara PLC dengan motor DC yaitu berupa driver motor DC. Pada percobaan ini akan digunakan driver motor tipe Embedded Module Series (EMS) 30 A H- Bridge yang merupakan driver H-Bridge berbasis IC VNH3SP30 yang didisain untuk menghasilkan drive 2 arah dengan arus kontinyu sampai dengan 30 A pada tegangan 5,5 Volt sampai 36 Volt. Modul ini dilengkapi dengan rangkaian sensor arus beban yang dapat digunakan sebagai umpan balik ke pengendali. Modul ini mampu men-drive beban-beban induktif seperti misalnya kumparan relay, solenoida, motor DC, stepper motor dan berbagai macam beban lainnya. Diagram rangkaian driver motor tipe Embedded Module Series (EMS) 30 A H-Bridge ditampilkan pada Gambar 8. Buku I hal 90 ISSN Saminto, dkk

5 Gambar 8. Rangkaian driver motor EMS 30A H-Bridge Prinsip kerja operasi driver motor tipe EMS 30 A H-Bridge dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Operasi motor driver EMS 30 A H-Bridge. Untuk keamanan PLC maka antara bagian elemen power dengan unit keluaran PLC dipasang interface berupa opto isolator 4N35, dimana catudaya (Vcc) dan ground keduanya terpisah. Adapun koneksi PLC dengan modul Embedded Module Series (EMS) 30 A H-Bridge dan ke beban motor DC 12V ditampilkan pada Gambar 9. Gambar 9. Rangkaian keluaran PLC untuk pengaturan motor DC Perancangan perangkat lunak Agar sistem pengatur gas dapat bekerja secara otomatis, maka perlu ditanamkan perangkat lunak pada PLC. Perangkat lunak yang dikembangkan menggunakan software Trilogi versi 6.13, yang digunakan untuk mengolah ladder diagram dan TBasic sebagai bahasa pemrogramannya. Ladder-ladder disusun berdasarkan urutan tata kerja, sehingga tidak ada tumpang-tindah perintah-perintah kerja PLC. Didalam Ladder diagram dapat dimasukkan program Tbasic ke dalam memori PLC T100 MD sesuai dengan perintahnya. Contoh ladder diagram yang menggunakan software Trilogi veri 6.13 seperti pada Gambar 10. Untuk melakukan proses kerja otomatis, PLC perlu mengetahui alamat setiap piranti yang terhubung, selanjutnya setiap alamat input/output disimpan dalam memori. Jenis memori PLC yang digunakan berupa Electrically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM). PLC akan melakukan akses ke alamat tersebut ketika melakukan proses pengendalian sistem. Untuk dapat mengakses masukan dan keluaran diperlukan pengalamatan pada PLC seperti pada Tabel 3. Saminto, dkk. ISSN Buku I hal 91

6 Gambar 10. Software Trilogi versi 6.13 dan contoh ladder diagram. Tabel 3. Pengalamatan terminal input/output pada PLC. INPUT OUTPUT Terminal Input Terminal Output # 9 Limit Switch batas Bawah regulator # 1 & # 5 Arah putaran motor # 31 Currnet Sense (CS) # 7 PWM out A/D # 3 A/D # 4 Sensor Suhu Sensor Tekanan Software TRiLOGI dari Triangle Research menggunakan diagram ladder dan Tbasic sebagai bahasa pemrogramannya selanjutnya ditanamkan pada PLC agar dapat bekerja sesuai dengan urutan perintah. Perangkat lunak dibuat dengan mengacu pada diagram alir proses kerja mesin nitridasi dari awal sampai akhir (Gambar 2). Pengaturan kecepatan putaran motor DC dengan modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation /PWM) Motor DC adalah sebuah motor listrik yang bekerja dengan listrik tegangan DC. Kecepatan putaran motor DC sebanding dengan tegangan yang dicatukan pada motor tersebut. Dengan mengatur tegangan pada motor, maka kecepatan putaran motor dapat berubah. Suatu cara untuk mengatur kecepatan putaran motor DC adalah dengan menggunakan metode modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation /PWM). Untuk memahami bagaimana PWM dapat mengontrol putaran motor DC, maka perlu diketahui tentang siklus kerja (duty cycle =D). Siklus kerja (duty cycle) adalah perbandingan lebar pulsa positip (a) terhadap periode T= (a+b), seperti ditampilkan pada Gambar 11. Dengan: a adalah waktu hidup (T on ), b adalah waktu mati (T off ) Gambar 11. Prinsip kerja modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation/ PWM). Arus listrik hanya mengalir melalui motor selama waktu hidup (T on ), sehingga tegangan efektif yang bekerja pada motor DC ditentukan oleh siklus kerja (duty cycle) dari bentuk gelombang PWM. Penentuan duty cycle dapat diperoleh sebagai berikut, a Dutycycle ( D) = x100%, a + b Periode = T = a + b, Frekuensi = 1/ periode ( Hz) Sebagai contoh, motor DC dengan catu 100V dikendalikan dengan teknik PWM dengan siklus kerja (duty cycle) 50%, jadi tegangan efektif pada motor adalah 50%*100V =50V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari hasil rancangan perangkat keras dan perangkat lunak kemudian dilakukan percobaan/experimental setup secara simulasi dalam skala laboratorium. Untuk sinyal masukan dari sensor vakum disimulasikan dengan menggunakan tegangan analog 0-5V dihubungkan ke ADC #2 pada port input analog PLC. Susunan rangkaian percobaan/experimental setup perangkat keras ditampilkan pada Gambar 12. Buku I hal 92 ISSN Saminto, dkk

7 Tabel 4.Variasi duty cycle PWM terhadap kecepatan putaran motor OPTO COUPLER 4N35 a. Pengukuran tegangan ADC#1 dan setting PWM pada PLC b. Rangkaian opto isolator 4N35 Tegangan input Kecepatan Duty cycle No ADC#2 putaran motor (Volt) Ton dantoff (rpm) 1 5,00 50% -50% ,10 40%-60% ,20 30%-70% ,10 20%-80% 26 c. Rangkaian driver motor EMS 30A H-Bridge dan motor DC d. Pengukuran arus beban motor DC e. Pengamatan bentuk gelombang sinyal PWM pada duty cycle 50%-50% Gambar 12. Rangkaian percobaan/experimental setup sistem pengatur aliran gas N2. Dari percobaan ditunjukkan pembangkitan PWM dari PLC pada frekuensi 32 KHz dengan mengatur tegangan ADC #2 dan duty cycle PWM dari 50%-50% sampai 20%-80%. Hasil percobaan untuk berbagai kecepatan putaran motor ditampilkan pada Tabel 4. Dari Tabel 4 diketahui bahwa kecepatan putaran motor maksimum 60 rpm pada tegangan input ADC#2 =5,0Volt dengan duty cycle PWM Ton dan Toff =50%-50%. Pada tegangan input ADC#2 =2,10Volt, duty cycle PWM, Ton dan Toff =20%-80% kecepatan putaran motor 26 rpm. Hal ini menunjukkan bahwa kecepatan membuka atau menutup regulator gas dapat diatur sesuai perintahnya. Untuk membalik putaran motor yaitu dengan menghubungkan terminal port output PLC # 1 & # 5 dihubung ke MIN1 dan MIN2 pada motor driver EMS 30 A H-Bridge. Perintah untuk membalik putaran motor berdasarkan pada standar operasi tekanan (vakum) yang ditentukan dalam bejana yaitu sekitar 10-2 mbar atau dapat dianalogikan tegangan 3,0V pada ADC#2. Jika kondisi vakum lebih kecil 10-2 mbar (tegangan masukan ADC#2<3,0V), motor putar kekanan atau regulator gas ke arah minimum dan sebaliknya. Selanjutnya jika kondisi vakum dalam bejana 10-2 mbar (ADC#2=3,0V), maka motor/regulator gas diam/stop. Hasil percobaan pembalikan putaran motor ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaturan arah putaran motor No Tegangan input Terminal output Status output driver motor PLC (EMS 30 A H-Bridge) Arah putaran motor ADC#2 Port # 1 Port # 2 Mot out 1 Mot out 2 1 <3,0V H (+5V L (0V) V mtr (+12V) Gnd (0V) Motor putar kekanan 2 >3,0V L (0V) H (+5V Gnd (0V) V mtr (+12V) Motor putar kekiri 3 =3,0V L (0V) L (0V) Gnd (0V) Gnd (0V) Motor stop Untuk mengetahui bahwa regulator telah menutup rapat dideteksi dengan membaca sinyal motor current sense (MCS) pada motor driver EMS 30 A H-Bridge (PIN input no. 5). MCS memberikan tegangan analog yang berbanding lurus dengan arus beban motor (range output 0-5V). Pada percobaan ini digunakan motor DC 12V dengan arus beban motor normal 3,0A dan sinyal MCS mengeluarkan tegangan 3,4V, sedang pada saat mencapai putaran kekiri minimum (regulator menutup) arus beban motor naik 3,4A dan sinyal MCS naik menjadi 3,80V. Dengan mengumpan balik sinyal MCS ke PLC, maka putaran motor dapat dihentikan/di-stop pada arus beban motor tertentu. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa pengoperasian motor DC sebagai penggerak/pengatur regulator gas nitrogen (N 2 ) dengan menggunakan PLC T100MD dapat bekerja baik. KESIMPULAN Dari rancangan dan percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, 1. Kecepatan putaran motor maksimum 60 rpm pada tegangan input ADC#2=5,0Volt, duty cycle PWM (Ton dan Toff)= 50%-50%, sedang kecepatan putaran motor minimum 26 rpm pada tegangan input ADC #2= 2,10Volt, duty cycle PWM (Ton dan Toff) =20%-80% pada operasi frekuensi 32KHz. Saminto, dkk. ISSN Buku I hal 93

8 2. Motor berputar kekanan (regulator gas arah menutup) pada tegangan ADC#2 <3,0V dan berputar kekiri (regulator gas arah membuka) pada tegangan ADC#2>3,0V serta motor/ regulator gas diam/stop pada tegangan ADC#2=3,0V. 3. Pada arus beban motor normal 3,0A tegangan motor current sense (MCS) =3,4V, sedang pada arus beban motor naik 3,4A tegangan motor current sense (MCS) naik 3,8V. 4. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan motor DC sebagai pengatur regulator gas N 2 menggunakan PLC T100MD1616+ bekerja baik. DAFTAR PUSTAKA 1. WIDI HIDAYAT, dkk., "Pengaruh Plasma Nitriding pada Subtrat SS 316 L terhadap Keausan Die Drawn UHMWPE", Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Akselerator VII, Yogyakarta, Oktober Prof. Drs. Sudjatmoko, SU, Aplikasi Plasma Nitriding/Plasma Sputtering Untuk Perlakuan Komponen Mesin, Usulan Sub-Kegiatan SUGIYANTO, Rancangbangun SIK nitridasi plasma bejana tunggal, Skripsi S2, Yogyakarta User manual T100MD1616+ PLC, Triangle Research,s, TANYA JAWAB M Rosyid Apakah semua digital ouput dari PLC dapat diperlakukan untuk PWM? Apakah pernah dicoba motor yang dipakai diberi catu daya 5V DC(PWM=100%) dan berapa rpm-nya? Saminto Sesuai dengan buku manualnya PLC TM100MD16161 yang digunakan untuk PWM adalah digital port output 7 dan 8, port yang lain belum pernah dicoba. Motor pernah diberi catu daya langsung 5 Vdc, tapi tidak diukur PWMnya Suhartono Mohon dijelaskan bentuk sinyal keluaran dari PWM sampai keluar driver? bila terjadi perbedaan (cacat) bagaimana solusinya? Saminto Keluaran sinyal PWM dari PLC berbentuk gelombang kotak. Solusi bila terjadi cacat yaitu dengan memasang optocoupler untuk menurunkan amplitudo keluaran PLC dari +24 V menjadi + 5 Vpp, sehingga tidak menimbulkan panas pada driver motor. Buku I hal 94 ISSN Saminto, dkk

RANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC

RANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC RANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC Saminto, Slamet Santosa, Eko Priyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Jln. Babarsari

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM SISTEM PEMANTAU VAKUM BERBASIS PLC T100MD1616+ UNTUK PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA

ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM SISTEM PEMANTAU VAKUM BERBASIS PLC T100MD1616+ UNTUK PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM SISTEM PEMANTAU VAKUM BERBASIS PLC T100MD1616+ UNTUK Saminto, Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel.

Lebih terperinci

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7 EMS 30 A H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 6. Tabel Kebenaran... 5 7. Prosedur Testing... 6 7.1.

Lebih terperinci

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7 EMS 5 A H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 6. Tabel Kebenaran... 5 7. Prosedur Testing... 6 7.1.

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

EMS. 2 A Dual H-Bridge

EMS. 2 A Dual H-Bridge EMS 2 A Dual H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 5.1. Contoh Koneksi Untuk 2 Buah Motor 2 Arah...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

EMS. Low Voltage Dual H-Bridge

EMS. Low Voltage Dual H-Bridge EMS Low Voltage Dual H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi Untuk 2 Buah Motor 2 Arah... 5 6. Prosedur Testing...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Presentasi Tugas Akhir 5 Juli 2011 PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Pembimbing: Dr.Ir. Moch. Rameli Ir. Ali Fatoni, MT Dwitama Aryana

Lebih terperinci

EMS. 1 A Dual H-Bridge

EMS. 1 A Dual H-Bridge EMS 1 A Dual H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 5.1. Contoh Koneksi Untuk 2 Buah Motor 2 Arah...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK Pada bab ini dibahas tentang perangkat mekanik simulator mesin pembengkok, konstruksi motor DC servo, konstruksi motor stepper,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID Disusun oleh : Rachmat Yustiawan Hadi 2209030002 Lucky Setiawan 2209030031 Dosen pembimbing 1 Ir. Rusdhianto Effendi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di belahan dunia saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan mesin-mesin industri sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Robot Robot TKC306 - Robotika Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang aktuator robot beroda Referensi: : magnet permanen, stepper, brushless, servo Teknik PWM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

Lebih terperinci

Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini.

Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini. BAB 111 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras. Dalam perancangan sistem pengendalian gerak palang pintu kereta api ini. Difokuskan kepada ketepatan sensor, dan ketepatan motor bergerak untuk

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PLC (Programmable Logic Control) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID 1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051

Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Ari Rahayuningtyas Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Jl K S Tubun no 5 Subang Jawa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar yang digunakan untuk pembuatan pintu gerbang otomatis berbasis Arduino yang dapat dikontrol melalui komunikasi Transifer dan Receiver

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan KEGIATAN BELAJAR 7 KENDALI MOTOR DC A. Tujuan 1. Mahasiswa memahami penerapan switching dengan rangkaian H-bridge pada motor DC 2. Mahasiswa memahami pengontrolan arah dan kecepatan motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 3.1. Pendahuluan Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai perancangan Pompa Air Brushless DC yang dikendalikan oleh Inverter

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Sensor Photodioda 5.1.1 Tujuan Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. Adapun tujuan dari pengujian sensor photodioda adalah digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS

SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS SISTEM PENGATURAN STARTING DAN PENGEREMAN MOTOR UNTUK PINTU GESER OTOMATIS Raditya Fahmi B. 2208 030 029 Disusun oleh : Aris Wijaya 2208 030 064 DOSEN PEMBIMBING Pujiono, ST., MT. NIP. 196802151994031022

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID 1 Ahmad Akhyar, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Erni Yudaningtyas. Abstrak Alat penyiram tanaman yang sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot yang mampu membantu manusia dalam mendeteksi kebocoran gas. Robot ini berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOCK DIAGRAM Dalam bab ini akan dibahas perancangan perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem kendali kecepatan robot troli menggunakan fuzzy logic. Serta latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KONVEYOR PADA PENYORTIRAN KETINGGIAN MINUMAN KEMASAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

SISTEM KENDALI KONVEYOR PADA PENYORTIRAN KETINGGIAN MINUMAN KEMASAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KENDALI KONVEYOR PADA PENYORTIRAN KETINGGIAN MINUMAN KEMASAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik DIDIK SATRIA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

SPC Application Note

SPC Application Note SPC Application Note AN152 GUI Oleh: Tim IE Artikel berikut ini membahas aplikasi Graphical User Interface (GUI) untuk dengan menggunakan bantuan program Visual Basic 6.0, serta tambahan komponen MSCOMM

Lebih terperinci