Yusfitaria Alvina, Alimin Maidin, Burhanuddin Bahar. Bagian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin
|
|
- Suparman Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BIAYA TINDAKAN MEDIK SECTIO CAESARIA BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI KAMAR OPERASI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA THE COST OF SECTIO CAESARIA TREATMENT BASED ON ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM IN OPERATION ROOM OF EMERGENCY INSTALLATION OF AMPANA GENERAL HOSPITAL, TOJO UNA-UNA Yusfitaria Alvina, Alimin Maidin, Burhanuddin Bahar Bagian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Alamat Koresponden: Jl. Pemuda 25 Makassar Hp
2 Abstrak Pelayanan kesehatan yang bermutu dengan pembiayaan yang efisien menjadi pilihan masyarakat saat ini. Penelitian bertujuan mengetahui pola tarif tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah berdasarkan metode Activity Based Costing. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan rancangan studi kasus untuk mendapatkan tarif berdasarkan Unit Cost yang dihitung dengan metode Activity Based Costing dari tindakan Sectio Caesaria. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil penghitungan Unit Cost tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat dan Perawatan Kebidanan dengan menggunakan metode Activity Based Costing sebesar Rp nilai konstanta yang ditetapkan adalah 3%. Tarif rasional yang didapat dengan menambahkan unit cost dengan konstanta adalah sebesar Rp selisih perbandingan tarif rasional Activity Based Costing dengan tarif Rumah Sakit sebesar 13%. Adapun presentase selisih tarif rasional Activity Based Costing dengan tarif INA-CBG sebesar 18% dimana tarif Activity Based Costing yang dihitung lebih tinggi. Kata kunci : Activity Based Costing (ABC), Unit Cost, konstanta, tarif rasional Abstract Quality health services with efficient financing of choice of today's society. The aims of the reseach was to find out the pattern tariff of Sectio Caesaria treatment in operation room of Emergency installation of Ampana Regional Public Hospital of Tojo Una-Una Regency of Central Sulawesi based on Activity Based Costing method. The reseach was a descriptive survey study with a case study design to obtain tariff based on unit cost calculated using Activity Based Costing system method of Sectio Caesaria action. The result of the reseach indicate that the calculation result of unit cost of sectio caesaria in operation room of emergency installation and Midwifery Treatment using Activity Based Costing methods is Rp the determined Constanta value is 3%. Rational tariff obtained by adding cost unit with constanta is Rp The difference between rational tariff of activity Based Costing and hospital tariff is 13%. Meanwhile, the different percentage between rational tariff and INA-CBG tariff is 18% in which calculated Activity Based Costing tariff is higher. Key words : Activity Based Costing (ABC), Unit Cost, Constanta, Rational Tariff
3 PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan yang bermutu dengan pembiayaan yang efisien menjadi pilihan masyarakat saat ini. Sebagai konsekuensinya setiap pemberi pelayanan kesehatan dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang berkualitas agar dapat menarik pelanggan. Namun hal ini berbeda jika dipandang dari segi masyarakat sebagai pihak yang menggunakan jasa pelayanan tersebut, dimana biaya pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu utilisasi pelayanan kesehatan. Friedman dan Milton Roemer dalam Aditama (2006), menyatakan bahwa Rumah sakit setidaknya mempunyai 5 fungsi (1) Memberikan pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutik. (2) Memberikan pelayanan rawat jalan. (3) Melakukan pendidikan dan pelatihan. (4) Melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan. (5) Melakukan program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Buyamin (2007), rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan, kapasitas tempat tidur dan fasilitas pelayanan, dan afiliasi pendidikan. Laksono (2004), mengatakan infrastruktur keuangan Rumah Sakit pemerintah sangat buruk karena belum ada pemahaman bahwa sistem keuangan harus berdasarkan sistem akuntansi yang benar. Seiring dengan dikeluarkannya PP No.23 Tahun 2005 tentang BLU dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007 tentang BLUD menuntut Rumah Sakit harus berbenah terutama dari segi keuangan dan akuntabilitasnya. Pengelolaan sumber daya baik manusia, material, peralatan dan teknologi serta keuangan harus dilaksanakan secara tepat, efektif dan efisien sehingga Rumah Sakit mampu mengelola biaya secara komprehensif. Hal ini juga dijelaskan oleh Agastya (2009), bahwa Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah memiliki kewenangan pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang dikelola secara otonomi dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala koorporasi. Hal ini merupakan tantangan bagi pengelola Rumah Sakit untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pengembangan Rumah Sakit. Terobosan itu dapat dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan penerimaan-penerimaan pelayanan medis dan penunjang medis melalui penentuan Tarif Paket. Tarif merupakan imbalan atas jasa yang diberikan Badan
4 layanan Umum daerah termasuk imbalan hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian biaya layanan. Di Rumah Sakit Umum Daerah Ampana tindakan emergency terbanyak pada unit Obstetri dan Ginekologi adalah Persalinan Sectio Caesaria, dan pasien yang terbanyak adalah pasien yang pembayarannya ditanggung oleh pemerintah. Maka diperlukan perhitungan Unit Cost tindakan Sectio Caesaria yang riil dan sebenarnya agar dapat mengefisiensikan keuangan Rumah Sakit dalam penganggaran dan pengeluaran hingga pada akhirnya Rumah Sakit dapat berkembang mengingat statusnya yang sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah. Menurut Sarwono (1999), sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh disertai indikasi tertentu. Dengan melakukan analisis biaya berdasarkan Activity Based Costing pada tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi IRD Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una, maka diharapkan selain mengetahui cost berdasarkan semua aktivitas juga dapat merupakan pembanding Tarif Rumah Sakit yang berlaku saat ini dimana Tarifnya ditetapkan oleh unit yang bersangkutan dan kebijakan direktur Rumah Sakit. Serta membandingkan juga dengan Tarif berdasarkan INA-CBG dimana Tarifnya ditetapkan oleh Tim Case Mix yang dibentuk oleh Depkes RI. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis biaya berdasarkan Activity Based Costing pada tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi IRD Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey deskriptif, rancangan Studi Kasus yaitu suatu desain yang dimaksudkan untuk mendapatkan Tarif berdasarkan Unit Cost yang dihitung dengan sistem Activity Based Costing dari tindakan medik Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una.
5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-una Propinsi Sulawesi Tengah pada bagian OK IRD, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Mobilisasi Dana, Rekam Medik, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi dan bagian lain yang terkait pada bulan Juli 2013 sampai dengan Desember Populasi dan Teknik Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua transaksi keuangan yang terjadi tahun 2013 yang berhubungan dengan tindakan medik Sectio Caesaria di Kamar operasi Instalasi Rawat Darurat. Semua transaksi keuangan yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan tindakan medik sectio caesaria di OK IRD. Jenis dan Sumber Data Data primer diperoleh langsung oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu form yang disediakan terhadap petugas yang berkompeten dalam pengelolaan keuangan baik di rawat inap maupun bagian keuangan rumah sakit, petugas rekam medis dan petugas terkait lainnya. Data sekunder yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini diperoleh melalui SIRS, laporan tahunan pada bagian administrasi, bagian keuangan, medical record dan bagian lainnya yang berhubungan dengan rawat inap. Metode Pengumpulan Data Tahap I Mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan tindakan Sectio Caesaria di Kamar operasi Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una, baik data primer maupun data sekunder. Tahap II Mengumpulkan semua data aktivitas mulai dari pasien masuk Kamar operasi IRD sampai keluar. Data ini digunakan untuk menghitung Tarif dengan sistem Activity Based Costing. Tahap III Unit Cost yang didapatkan ditambahkan dengan konstanta untuk penetapan tarif. Pengolahan Data Langkah-langkah dalam pengolahan data untuk menghitung tarif berdasarkan Activity Based Costing sebagai berikut : (1) Identifikasi jenis tindakan Sectio Caesaria di OK IRD. (2) Identifikasi aktivitas pada masing-masing tindakan. (3) Klasifikasikan ke dalam aktivitas primer dan aktivitas penunjang. (4) Identifikasi biaya langsung dan biaya tidak langsung perjenis tindakan. (5) Identifikasi sumber daya yang digunakan ke aktivitas. (6) Biaya obat. (7) Biaya
6 operasional gaji. (8) Biaya operasional umum. (Alat medis/non medis, laundry makan, telepon, listrik, dsb). (9) Biaya investasi gedung. HASIL Pada table 1 memperlihatkan biaya langsung yaitu jasa dokter spesialis, jasa dokter umum, jasa bidan, jasa perawat, obat-obatan, alkes pakai habis dan Bahan Habis Pakai Farmasi dibebankan langsung pada produk pelayanan tindakan Sectio Caesaria. Biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dibebankan pada pelayanan tindakan Sectio Caesaria. Pada table 2 memperlihatkan Biaya langsung dapat dihitung dan dibebankan ke pusat biaya sedangkan biaya tidak langsung mesti dilakukan perhitungan sesuai dengan tahapan perhitungan biaya dengan Metode Activity Based Costing. Pada Tabel 3 dapat dilihat jumlah dan gaji petugas yang terlibat dalam penelusuran aktivitas tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat selama Tahun Data didapatkan dari Daftar gaji PNS dan Tenaga Kontrak RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una- Una Sulawesi Tengah Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah. PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa Pada perhitungan unit cost tindakan Sectio Caesaria dengan menggunakan metode berbasis Activity Based Costing, aktivitas diidentifikasi untuk mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas primer dan penunjang. Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas merefleksikan secara lebih baik pola konsumsi overhead oleh aktivitas pada pelayanan tindakan Sectio Caesaria. Metode penghitungan dengan menggunakan Activity Based Costing memberikan keakuratan yang lebih baik. Identifikasi aktifitas ditelusuri mulai pasien masuk diterima oleh petugas evakuasi kemudian ditelusuri lagi berapa waktu yang dibutuhkan dalam melakukan aktivitas tersebut serta mengidentifikasi semua sumber daya yang digunakan dalam melakukan aktivitas mulai dari gedung yang ditempati, meja, kursi, lemari, ATK, cetakan administrasi, listrik, telepon, juga gaji dari petugas yang melakukan aktivitas tersebut. Perbedaan yang terjadi antara tarif tindakan Sectio Caesaria dengan menggunakan metode tradisional dan metode ABC disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masingmasing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada
7 masingmasing produk. Pada metede akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masingmasing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode activity based costing, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap aktivitas secara tepat berdasarkan konsumsi masingmasing aktivitas. Rekapan sumber daya ke aktivitas dapat dilihat diatas dan pembebanan sumber daya per pasien diperoleh setelah biaya total pembebanan dibagi dengan jumlah activity driver. Sehingga didapatkan total biaya dari aktivitas penunjang yang akan dibebankan ke aktivitas primer sampai nilainya nihil. Sistem biaya Activity Based Costing memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya karena dapat mengidentifikasi aktivitas yang Non Value Added. Nilai konstanta yang diinginkan penentu kebijakan setelah dilakukan wawancara yang mendalam adalah sebesar 3%. Nilai konstanta ini hanya untuk rawat inap kelas II karena dianggap seperti kelas III. Nilai konstanta untuk perawatan VIP berbeda tentunya lebih tinggi karena sebagai rumah sakit berstatus BRSUD, pemerintah berharap subsidi sudah dapat dikurangi. Untuk penetapan nilai konstanta pasien VIP tidak dibahas disini karena penelitian dilakukan terhadap tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat yang termasuk tindakan pasien kelas II dan ruang perawatan Kebidanan yang merupakan ruang rawat kelas II dan III. Penentuan tarif rasional untuk tindakan Sectio Caesaria diperoleh dengan menambahkan unit cost dan konstanta. Tarif yang berlaku di Rumah sakit saat ini belum berdasarkan perhitungan unit cost (Putra dkk., 2013). Sehingga dalam penentuan tarif rasional ini dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang langsung dikonsumsi pasien mulai dari jasa operator, jasa petugas lainnya, obatobatan, alkes pakai habis, BPH farmasi (Hidhayanto, 2009). Tarif rasional yang diperoleh dengan metode Activity Based Costing untuk menghitung tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp Tarif yang diperoleh dengan perhitungan berbasis RSUD Ampana Kabupaten Tojo UnaUna adalah sebesar Rp sedangkan tarif rumah sakit adalah Rp terdapat selisih sebesar 13%. Dimana tarif dengan metode Activity Based Costing lebih tinggi dibandingkan dengan tarif yang berlaku di Rumah Sakit (Putri dkk., 2010). Penghitungan dengan Activity Based Costing dapat ditelusuri biaya apa yang dapat dikurangi seperti gaji PNS dan
8 inventaris baik modal maupun peralatan karena merupakan subsidi dari pemerintah pusat sehingga dapat menjadi faktor pengurang, apabila tarif tindakan Sectio Caesaria pasien klas III rumah sakit pesaing lebih rendah (Hamka, 2010). Tarif INACBG sebesar Rp untuk tindakan Sectio Caesaria klas III ternyata lebih rendah dibandingkan dengan tarif rumah sakit. Tarif INACBG ini ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Apabila Pemerintah ingin mengurangi subsidi yang diberikan ke Rumah Sakit mestinya tarif yang ditetapkan minimal harus sama dengan unit cost ditambah biaya pemeliharaan sehingga dapat menutupi biaya operasional dari rumah sakit (Gani A. 1993). Menurut Gani (1996), salah satu hasil akhir analisis biaya adalah perhitungan biaya satuan. Sebagai prinsip analisis biaya, misalnya pelayanan rontgen diperlukan dukungan dari unit-unit penunjang, maka biaya-biaya yang dikeluarkan di unit penunjang tersebut perlu didistribusikan ke unit produksi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk tindakan Sectio Caesaria di Kamar operasi Instalasi Rawat Darurat maka dapat diambil kesimpulan bahwa Tarif Activity Based Costing adalah sebesar Rp sedangkan tarif INA CBG adalah Rp Selisih Tarif Activity Based Costing dengan tarif INA-CBG adalah sebesar 18% dimana tarif ABC lebih tinggi. Dalam mengidentifikasi aktivitas pelayanan perlu ada standar pelayanan yang baku seperti clinical pathway sehingga perhitungan dengan metode Activity Based Costing dapat lebih akurat.
9 DAFTAR PUSTAKA Aditama. (2006). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Penerbit UI Press. Jakarta. Agastya Arifai. (2009). Unit Cost dan Tarif Rumah Sakit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Buyamin IM. (2007). Pengertian Rumah Sakit. ( online). ( diakses 20 Februari 2012). Gani A. (1993). Analisis dan Kebijakan Tarif dalam Pelayanan Kesehatan. Seminar Optimalisasi Investasi Perorangan dan Kelompok di Bidang Pelayanan Kesehatan, Jakarta, 21 Agustus Gani. A. (1996). Analisis Biaya Rumah Sakit. Makalah Seri Manajemen Keuangan Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Hamka Feni. (2010). Analisis Biaya Satuan Tindakan Sectio Caesaria Paket Hemat A di Rumah Sakit X Tahun ( online). (Lontar.ui.ac.id/file?file=digital/ T Analisis+biaya-full+text.pdf, diakses 20 Februari 2014) Hidhayanto Widiyas. (2009). Analisis Biaya Satuan ( Unit Cost) Pelayanan Rumah Sakit: Pentingnya Unit Cost, Teori Biaya, Teknik Perhitungan, Serta Kemanfaatannya bagi Rumah Sakit. ( online), ( SIS%20BIAYA%20SATUAN.pdf, diakses 5 Desember 2012) Laksono T. (2004). Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Putra R.S.P., Arifin M.A., Nurhayani Amir Y.M. (2013). Analisis Biaya Satuan ( Unit Cost) Perjenis Tindakan berdasarkan Relative Value Unit (RVU) pada Bagian Persalinan RSUD Ajjapange Kabupaten Soppeng Tahun Jurnal AKK, Vol.2 No.1 halaman Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Makassar. (online). ( diakses 20 Februari 2014). Putri NM., Astiena AK., Bufia Y. (2010). Analisis Tarif Instalasi Bedah Sentral Bersadarkan Unit Cost di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun ( online). ( INSTALASI-BEDAH-SENTRAL.pdf, diakses 20 Februari 2014) Sarwono P. (1999). Ilmu Kebidanan, edisi 2 cetakan II. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.
10 Tabel 1. Rekapitulasi Sumber Daya dan Jenis Biaya Aktivitas Tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una- Una Tahun 2013 NO SUMBER DAYA JENIS BIAYA 1 Jasa Dokter Spesialis Obgyn Langsung 2 Jasa Dokter Umum Langsung 3 Jasa Bidan Langsung 4 Jasa Penata Anestesi Langsung 5 Jasa Petugas Laboratorium Langsung 6 Obat-Obatan Langsung 7 Alkes Pakai Habis Langsung 8 Bahan Habis Pakai Farmasi Langsung 9 Gaji Tetap dokter Spesialis Tidak Langsung Obgyn 10 Gaji tetap Bidan Tidak Langsung 11 Gaji Tetap penata anestesi Tidak Langsung 12 Gaji tetap tenaga non medik Tidak Langsung 13 Gaji Tetap petugas Tidak Langsung Laboratorium 14 Sectio set Tidak Langsung 15 Alat medik Tidak Langsung 16 Alat non Medik Tidak Langsung 17 Catatan medik Tidak Langsung 18 Catatan administrasi Tidak Langsung 19 ATK Tidak Langsung 20 Loundry Tidak Langsung 21 CSSD Tidak Langsung 22 Jasa Cleaning Service Tidak Langsung 23 Jasa Satpam Tidak Langsung 24 PDAM Tidak Langsung 25 Listrik Tidak Langsung 26 Telepon Tidak Langsung 27 Gedung Tidak Langsung Sumber : Data Primer
11 Tabel 2. Rancangan Perhitungan Biaya Aktivitas Tindakan Sectio Caesaria di Kamar Operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2013 NO BIAYA LANGSUNG BIAYA TIDAK LANGSUNG 1 Jasa Dokter Spesialis Obgyn Gaji Tetap dokter Spesialis Obgyn 2 Jasa Dokter Spesialis Gaji tetap Bidan Anestesi 3 Jasa Dokter Spesialis Anak Gaji Tetap penata anestesi 4 Jasa Dokter Umum Gaji tetap tenaga non medik 5 Jasa Perawat Gaji Tetap petugas Laboratorium 6 Jasa Bidan Penyusutan Sectio set 7 Jasa Penata Anestesi Penyusutan Alat medik 8 Jasa Petugas Laboratorium Penyusutan Alat non Medik 9 Alkes Pakai Habis Cetakan medik 10 Obat-Obatan Cetakan administrasi 11 Bahan Habis Pakai Farmasi ATK 12 - Bahan Habis Pakai Farmasi 13 - SIRS 14 - Loundry 15 - CSSD 16 - Jasa Cleaning Service 17 - Jasa Satpam 18 - PDAM 19 - Listrik 20 - Telepon 21 - Gedung Sumber : Data Primer
12 Tabel 3.Rekapan Gaji Petugas untuk Kegiatan Tindakan Sectio Caesaria di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2013 No Instalasi/Bagian Jumlah Tenaga Total Gaji Setahun (Rp) 1 Evakuasi SO Triage SPRD Obgyn OK IRD Pelaksana Perawatan Penata Anestesi Laboratorium Apotik Kolektor/ TUR IRD Costumer Service Perawatan Kebidanan PPATRS Jamkesmas PPATRS Jamkesda PPATRS Askes Sosial Mobilisasi Dana Rekam Medik SIRS Loundry CSSD Gizi Dr. Spesialis Obgyn Dr. Spesialis Anestesi Dr. Spesialis Anak Cleaning Service Satpam Sumber : Data Primer
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial, untuk mencapai suatu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha
Lebih terperinciDAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)
ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)
Lebih terperinciBAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. 4.1. Jenis/Desain
Lebih terperinciSugiyarti et al, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC)...
7 Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC) (Studi Kasus di Poli Mata RSD Balung Kabupaten Jember) Unit Cost Analysis (Unit Cost) With Activity Based Costing Method (ABC)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bidang usaha yang berorientasi non-profit yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah dari penelitian yang akan dilakukan. Rangkaian penjelasan latar belakang masalah merupakan dasar dari rumusan permasalahan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan otonomi daerah saat ini menuntut rumah sakit untuk melakukan perubahan radikal. Perubahan secara radikal dari manajemen biaya tradisional ke sistem
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 30 TAHUN 2016 TENTANG JASA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Biaya Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh penulis dari pencatatan dan pelaporan keuangan serta
Lebih terperinciLampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap
LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK
ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK Nama : Shelly Apriani Restia NPM : 26210511 Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM. Latar Belakang
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
Lebih terperinciPENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL DETERMINATION OF PRIMARY COST AS INPATIENT DETERMINING
Lebih terperinciPENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA
PENENTUAN UNIT COST DENGAN METODE ABC Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UNIVERSITAS GADJAH MADA Hal-hal yg harus dipertimbangkan dalam penentuan UNIT COST Apa yg dimaksud dengan UNIT? Untuk tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif, menggunakan data primer dan data skunder dari rumah sakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu bagian yang penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR
BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 NOMOR 2 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan
Lebih terperinciharus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pandangan ekonomi, Rumah Sakit adalah organisasi penyedia pelayanan jasa, dan pasien adalah konsumen atau pemakai pelayanan jasa kesehatan. Dalam perkembangannya,
Lebih terperinciACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN
ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan
Lebih terperinciOleh. Siti Rahmawati.Atjo, M Hakimi, A Ghufron M, Ronny R, Indra Bastian
Oleh Siti Rahmawati.Atjo, M Hakimi, A Ghufron M, Ronny R, Indra Bastian Pendahuluan Latar Belakang : Mengapa penelitian ini penting di teliti a. Tata kelola INA DRG S belum ada kesesuaian pendapat departemen
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan
Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR BIDANG ADMINISTRASI UMUM WAKIL DIREKTUR BIDANG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN WAKIL DIREKTUR
Lebih terperinciPendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost
Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost Manajemen mengelola konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan produk Perancangan sistem akuntansi
Lebih terperinciAnalisis Unit Cost Sectio Caesaria dengan Metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta
1 Damayanti - Analisis Unit Cost Sectio Caesaria Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1): 16-23, Januari 2017 Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs DOI: 10.18196/jmmr.6123. Analisis
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN. aman, bermutu, dan terjangkau. Hal ini diatur dalam undang-undang kesehatan,
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada organisasi yang berorientasi profit atau yang bertujuan mencari laba, penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi seperti itu akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya diselenggarakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah dan salah satu bentuk pelayanan kesehatan tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan berkewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan
Lebih terperinciPENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR
PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR Luh Ria Rakhmadianty1, Made Ary Meitriana1, Wayan Cipta2 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN METODE SECTIO CAESAREA STUDI KASUS RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014
ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN METODE SECTIO CAESAREA STUDI KASUS RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014 Kartika Arum Ashanti Dr. Anastasia Susty A.,M.Si.,CA.,Ak
Lebih terperinciVOLUME I No 1 April 2013 Halaman Perhitungan Unit Cost Rawat Inap VIP Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung Tahun
Community Health VOLUME I No 1 April 2013 Halaman 54-59 Artikel Penelitian Perhitungan Unit Cost Rawat Inap VIP Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung Tahun I Ketut Estrada Adhi Saputra * 1, Ni Luh
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM
WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA
Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk
Lebih terperinciANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)
ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) Suatu metode penentuan harga pokok (product costing) dengan mengukur secara cermat konsumsi/
Lebih terperinciPENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Tabita Dwilova Wijayanti Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Mojokerto
Lebih terperinciMANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)
MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) Angga Dwi Pamungkas S. Jurusan Akuntansi Fakultas Manajemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai unit
Lebih terperinciPenerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)
1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap orang demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan
Lebih terperinciImplementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)
19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ARAFAH ANWAR MEDIKA SUKODONO, SIDOARJO Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas
Lebih terperinci*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi ** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TARIF SECTIO CAESAREA BERDASARKAN PERHITUNGAN RUMAH SAKIT DENGAN PERHITUNGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA KLAIM ASURANSI KESEHATAN SOSIAL ( ASKES SOS ) PADA RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG REMUNERASI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Izza merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah naungan PT. Sapta Kurnia Abadi berdasarkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia semakin berkembang pesat. Dari mulai perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan
Lebih terperinciEVALUASI PENENTUAN TARIF RAWAT INAP KELAS VIP PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TUGAS AKHIR
EVALUASI PENENTUAN TARIF RAWAT INAP KELAS VIP PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO
1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS BIAYA SATUAN TINDAKAN SECTIO CAESARIA PAKET HEMAT A DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2009 TESIS FENNY HAMKA
ANALISIS BIAYA SATUAN TINDAKAN SECTIO CAESARIA PAKET HEMAT A DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2009 TESIS FENNY HAMKA 0906502172 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit
Lebih terperinciAhmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak
Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya yang biasanya
Lebih terperinciPENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)
PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK
Lebih terperinciJURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012
JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 THE APPLICATION OF ACTIVITY
Lebih terperinciAnalisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda
65 Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda Nily Sulistyorini, Bendrong Moediarso Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis biaya pesediaan..., Diah Fitri Ayuningtyas, FKM UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia, rumah sakit merupakan institusi yang kompleks, dinamis, kompetitif, padat modal dan padat
Lebih terperinciPERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC
PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC Tiyas Dewi Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Tugurejo Hospital Semarang is one of
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat di era globalisasi, maka sudah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
Lebih terperinciLEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)
Lebih terperinciBAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan
BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sedang dan akan menghadapi era globalisasi di bidang kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity) dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan dunia
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 41 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 41 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN REMUNERASI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PENERIMAAN RETRIBUSI JASA SARANA DAN JASA PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 560/MENKES/SK/IV/2003 TENTANG POLA TARIF PERJAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 560/MENKES/SK/IV/2003 TENTANG POLA TARIF PERJAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan terjadi di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Salah satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus menggunakan
Lebih terperinciRS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O
RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O Evolusi Layanan Kesehatan Doing things cheaper (efficiency) Doing things right (Effectiveness) Doing things better (quality improvement) Doing the right things
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah dapat menjaga kelangsungan hidupnya secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk dapat semakin berkembang dan meningkatkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,
BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TARIP PELAYANAN KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional retrospektif
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Padang yang semakin tinggi, dan dengan perubahan pola konsumsi masyarakat yang tidak terkendali serta pertumbuhan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan pembangunan nasional telah menghasilkan banyak kemajuan, diantaranya telah meningkatkan
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan
HALAMAN PENGESAHAN. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan 3. Ketua Tim Pengusul :. Nama Lengkap : Dr. Firman Pribadi, Msi 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. NIK : 4. Disiplin
Lebih terperinciPENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
PENGUMUMAN RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : Tanggal : SKPD : RSUD RAA Alamat : Jl. Dr. Soesanto No 114 mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG TARIF LAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR DENGAN POLA PENGELOLAAN
Lebih terperinciAnalisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.
Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu Negara bertanggung jawab mengatur agar
Lebih terperinciPenentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti
Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: pemerintah, pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan kesehatan
Lebih terperinciPERHITUNGAN UNIT COST
PERHITUNGAN UNIT COST AKOMODASI RAWAT INAP BANGSAL KELAS III RUANG AROFAH DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTYNG SYSTEM PADA RSU PKU MUHAMADIYAH YOGYAKARTA Mahfud Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan duna usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku
Lebih terperinci