BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Permintaan timbul dari keinginan. Keinginan dan permintaan merupakan dua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Permintaan timbul dari keinginan. Keinginan dan permintaan merupakan dua"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Konsep Permintaan Permintaan timbul dari keinginan. Keinginan dan permintaan merupakan dua hal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Permintaan dalam ilmu ekonomi adalah keinginan konsumen terhadap barang atau jasa yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang atau menggunakan barang yang bersangkutan (daya beli). Permintaan akan sesuatu jenis barang adalah jumlah-jumlah itu yang pembeli (atau para pembeli) bersedia membelinya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar serta waktu tertentu. (Suherman Rosidi, 2005: 291) Ada beberapa hal penting yang dapat dilihat dari definisi diatas, yaitu: 1. permintaan merupakan sederetan angka yang menunjukan banyaknya satuan barang yang diminta pada pelbagai tingkat harga. 2. barang yang diselidiki dalam suatu pembicaraan mengenai permintaan adalah satu jenis barang saja dan bahwa permintaan itu terjadi di pasar serta waktu yang juga tertentu. Lincolin Arsyad (1993:125) mengemukakan bahwa dalam ilmu ekonomi istilah permintaan menunjukan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. 8

2 9 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung (2002: 18). Permintaan adalah keinginan konsumen membeli barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Sementara itu Tati Suhartati Joesron (2003: 12) mengemukakan bahwa permintaan adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu. Definisi diatas menunjukan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva permintaan. Vincent Gaspersz (1999:13) mengemukakan Pada dasarnya permintaan (demand) dalam ekonomi manajerial dapat didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Periode waktu disini dapat berupa satuan jam, satuan hari, satuan minggu satuan bulan satuan tahun atau periode lainnya. Sedangkan kondisi-kondisi tertentu adalah berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap barang atau jasa itu. Dalam permintaan ini, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Ini menunjukan berapa banyak yang ingin dibeli oleh konsumen/rumah tangga 2. Apa yang dinginkan tidak merupakan harapan kosong, tetapi merupakan permintaan efektif. 3. Kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu.

3 10 Jadi permintaan merupakan sejumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen yang mempunyai daya beli pada waktu, kondisi tertentu serta pada tingkat harga tertentu. Hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang ini dapat dilihat dari kurva permintaan. Kurva permintaan yaitu kurva yang menunjukan tempat titik-titik yang menggambarkan maksimum pembelian pada harga tertentu dengan anggapan cateris paribus (hal-hal lain dianggap tetap). (Tati Suhartati Joesron, 2003:12) Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, dengan cateris paribus. (Richard Billas, 1989:10) Hal senada dikemukakan oleh Iswandono (2004:14), Kurva permintaan adalah garis yang menunjukan berbagai kombinasi harga dan jumlah barang yang diminta atau berbagai kemungkinan jumlah barang yang diminta pada berbagai kemungkinan harga persatuan harga tertentu, misalnya perhari, perbulan, atau perdekade Apabila digambarkan dalam bentuk kurva maka akan tampak seperti pada gambar di bawah ini:

4 11 D Harga (P) Kuantitas Barang (Q) Sumber: Eeng Ahman (2007:73) Gambar 2.1 Kurva permintaan Gambar di atas memperlihatkan bahwa kurva permintaan berbentuk garis lurus yang miring dari kiri atas ke kanan bawah. Miringnya kurva permintaan tersebut menunjukan adanya hukum permintaan, dan lurusnya kurva permintaan menunjukan adanya anggapan bahwa yang berpengaruh terhadap jumlah yang diminta hanyalah tingkat harga, sedangkan hal-hal lain dianggap tetap (cateris paribus). Kurva permintaan umumnya menurun dari atas kekanan bawah. Menurut Buchari Alma (2000:44) hal ini disebut dengan The law of down ward sloping, dimana jika harga suatu barang dinaikan maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, atau bila sesuatu barang ditawarkan dalam jumlah yang lebih banyak dipasar, maka harga tersebut hanya dapat dijual dengan harga yang lebih rendah. Kurva permintaan akan mengalami pergerakan. Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

5 12 Harga (dalam ribuan) D Sumber: Sadono Soekirno (2005:83) Kuantitas Gambar 2.2 Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan Selain mengalami pergerakan kurva permintaan pun mengalami pergeseran. Kurva permintaan akan mengalami pergerakan ke kanan atau ke kiri, apabila terdapat perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor bukan harga. Perubahan permintaan dapat naik dan dapat pula mengalami penurunan. Kenaikan dan penurunan permintaan dijelaskan sebagai berikut: 1. Permintaan dikatakan naik a) permintaan dikatakan naik jika masyarakat bersedia membeli jumlah yang lebih banyak sekalipun harga barang itu tetap tak berubah. Fenomena ini akan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke atas.

6 13 b) permintaan masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu sudah naik. Kejadian ini akan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan. 2. Permintaan dikatakan turun a) permintaan dikatakan turun jika masyarakat akan membeli jumlah barang yang lebih sedikit sekalipun harga barag yang bersangkutan tidak berubah. Ini akan menggeser kurva permintaan ke kiri. b) permintaan dikatakan turun jika masyarakat akan membeli jumlah barang yang tetap hanya apabila harga barang yang itu turun. Ini akan menggeser kurva permintaan ke bawah. Kurva permintaan akan bergerak apabila perubahan itu ditimbulkan oleh perubahan faktor bukan harga, misalnya perubahan pendapatan. Sebagai contoh pendapatan pembeli mengalami kenaikan. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapatan ini akan menaikan permintaan, yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan pada gambar di bawah ini:

7 14 D 2 D D 1 P Harga A 2 A A 1 0 Q 2 Q Q 1 Kuantitas Sumber: Sadono Soekirno (2005:84) Gambar 2.3 Pergeseran Kurva Permintaan Titik A menggambarkan bahwa pada harga P, jumlah yang diminta adalah Q, sedangkan titik A 1 menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang diminta adalah Q 1. dapat dilihat bahwa Q 1 > Q dan berarti kenaikan pendapatan menyebabkan pada harga P permintaan bertambah sebesar QQ 1. Contoh ini menunjukan bahwa apabila kurva permintaan bergerak ke sebelah kanan, maka perpindahan itu menunjukan pertambahan dalam permintaan. Sebaliknya pergeseran kurva permintaan ke sebelah kiri, misalnya menjadi D D 2, berarti bahwa permintaan telah berkurang. Sebagai akibat dari perubahan ini pada harga P, jumlah barang yang diminta adalah Q 2. Keadaan ini ditunjukan oleh titik A 2. (Sadono Soekirno 2005:84).

8 Teori Permintaan Ada dua pendekatan pokok mengenai teori permintaan kosumen yang dikemukakan oleh Richard Billas (1992:55) diantaranya: 1. Teori Permintaan Konsumen Analisis Guna Batas Kaum klasik, mempergunakan guna-batas terukur (measurable marginal utility), yakni kepuasan. Dimana kepuasan yang diperoleh konsumen dari barang dan jasa yang dikonsumsinya dapat dinyatakan dalam angka kardinal. Sehingga teori permintaan analisis guna batas disebut sebagai pendekatan kardinal/ sering juga dikenal dengan marginal utility. Marginal utility merupakan tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen karena tambahan unit barang yang dikonsumsi oleh konsumen tersebut. Pada marginal uitility ini berlaku hukum law of diminishing marginal utility, yang dikemukakan oleh Herman Hendrik Gossen, sehingga dikenal dengan Hukum Gossen. Law of diminishing marginal utility yaitu keadaan dimana kepuasan seseorang akan menurun ketika menambah konsumsinya secara terus menerus. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Richard Billas (1992:55) Pada jumlah pembelian tertentu, guna total yang diperoleh konsumen karena memiliki barang, mencapai maksimum. Sesudah tingkat konsumsi tersebut guna total turun, jika tidak ada alasan lain dari pada masalah penyimpanan. Sadono Sukirno (2000:152) mengemukakan; tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin

9 16 sedikit apabila orang tersebut terus-menerus menambah konsumsinya..untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini: a Total utility Maks b Marginal utility q 1 q 2 q 3 Kuantitas barang/ jasa q 1 q 2 q 3 Kuantitas barang/ jasa Sumber: Sadono Sukirno (2000:152) Gambar 2.4 Kurva Utilitas Total dan Utilitas Marginal Pada gambar 2.4 (a) di atas ditunjukan pada mulanya kepuasan total konsumen (total utility) meningkat dari q 1 ke q 2 yang berati jika mengkonsumsi suatu barang atau jasa bertambah, maka kepuasannya meningkat. Kurva total utility ini mencapai maksimum, ketika mengkonsumsi sebanyak q 3. Sedangkan pada gambar 2.2(b) ini menunjukkan kurva utilitas marjinal, dimana selama suatu periode waktu yang relatif

10 17 pendek (semua faktor relevan lainnya diasumsikan konstan), ketika konsumen menaikan tingkat konsumsi produk melewati beberapa titik, maka utilitas marjinal dari penambahan konsumsi tersebut akan menjadi kecil atau menurun. Dari gambar tersebut tampak bahwa apabila nilai utilitas total mencapai maksimum, maka nilai utilitas marjinal (Mu) sama dengan nol, selanjutanya, apabila nilai utilitas total menurun, maka nilai utilitas marjinal (Mu) akan menjadi negatif. Pernyataan tersebut membuktikan berlakunya Law of diminishing marginal utility. Asumsi dasar pada pendekatan kardinal ini adalah; 1. Kosumen dikatakan rasional jika mereka senantiasa berusaha menggunakan pendapatannya yang jumlahnya terbatas untuk memperoleh kombinasi barang dan jasa yang akan mendatangkan kepuasan maksimum. 2. Kepuasan satu barang dapat diukur/ dikuantifisir dalam satuan ukuran yang disebut satuan kepuasan 3. Semakin banyak barang yang dikonsumsi oleh konsumen maka tambahan kepuasan konsumen semakin berkurang 4. Kepuasan atas suatu barang dapat ditambahkan dengan kepuasan atas suatu barang lainnya. Secara matematis kepuasan konsumen dapat dituliskan sebagai berikut; TU = U + U + U U nx Dimana Tu = total utility, sedangkan U 1 -U n adalah utility atas suatu barang yang dikonsumsi. Kepuasan maksimum diperoleh ketika tambahan kepuasan atas

11 18 konsumsi suatu barang sama dengan harga barang yang dibayarkan (untuk konsumsi satu jenis barang). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut; MU = P Sedangkan jika mengkonsumsi dua jenis barang, seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila nilai guna marginal dari setiap rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan (Sadono Sukirno,2000:157). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: MU x = P x MU P y y 2. Teori Permintaan Konsumen Anlisis Kurva Indifferen Teori permintaan konsumen analisis kurva indifferen disebut juga dengan pendekatan ordinal, yang dipelopori oleh Jhon. Hicks dan R.J. Allen. Pendekatan ordinal muncul sebagai akibat adanya kelemahan pada pendekatan kardinal, yang menyatakan kepuasan total atau kepuasan tambahan kepuasan bisa diukur dalam angka. Menurut pendekatan ordinal kepuasan itu tidak perlu diukur, tetapi dibuat peringkat atau ranking (ordinal magnitude). Konsumen harus mampu membuat keputusan untuk memilih suatu barang yang dikonsumsi diantara berbagai pilihan yang dihadapi. Dalam memaksimumkan kepuasan oleh seorang konsumen, Sir John Hicks mengembangkan analisis, yang dikenal dengan analisis kepuasan yang sama. Analisis

12 19 ini meliputi penggambaran dua macam kurva yaitu kurva kepuasan yang sama dan garis anggaran. a. Kurva kepuasan sama (Indifferen curve) Kurva kepuasan sama merupakan kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Jika digambarkan akan tampak seperti di bawah ini: Pakaian U U 3 U 2 U Makanan Sumber: Samuelson dan Nordhaus(1997:119) Gambar 2.5 Kurva Indifferen Kurva diatas merupakan gambar kurva inddiferens, dimana kurva U 3 menunjukan suatu taraf kepuasan yang lebih tinggi daripada U 2, Sedangkan U 4 menunjukan suatu taraf kepuasan yang lebih tinggi dari pada U 3, dan seterusnya. Hal ini Senada yang diungkapkan oleh Richard Billas (1982:88) kurva yang lebih tinggi menunjukan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

13 20 b. Garis anggaran pengeluaran Kombinasi dua jenis barang (pada kurva indifferen) tidak selamanya bisa dilakukan karena dibatasi oleh pendapatan konsumen. Kombinasi yang berlainan dari dua jenis barang dengan batasan pendapatan konsumen inilah yang disebut dengan garis anggaran. Seperti yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno (2000:171) garis anggaran pengeluaran menunjukan berbagi gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Garis anggaran dapat digambarkan sebagai berikut: p a k a i a n Makanan Garis Anggaran Sumber: Samuelson dan Nordhaus(1997: 120) Gambar 2.6 Garis Anggaran Gambar di atas merupakan gambar kurva garis anggaran (budget line). Jika konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya untuk pakaian, maka ia dapat membeli 6 unit pakaian saja dan sebaliknya Jika konsumen membelanjakan seluruh pendapatannya untuk makanan, maka ia dapat membeli 4 unit makanan saja. Pada pendekatan ordinal ini kepuasan maksimum konsumen diperoleh ketika kurva indifferen bersinggungan dengan garis anggarannya atau dengan garis anggaran

14 21 tertentu konsumen dapat mencapai kurva indifferen tertinggi yang mungkin diraihnya. Kurva permintaan dapat diturunkan dalam batasan tiga asumsi; 1) Konsumen berada pada kondisi keseimbangan 2) Pendapatan nominal tidak berubah 3) Harga nominal barang lain tidak berubah. Asumsi pendekatan ordinal: 1. Konsumsi dianggap rasional jika konsumen menginginkan kepuasan maksimum dengan kendala pendapatan dan harga barang yang diketahui. 2. Kepuasan tidak perlu diukur karena konsumen dianggap mampu membuat peringkat atas keputusannya untuk mengkonsumsi sejumlah barang tertentu diantara berbagai barang yang dihadapi 3. Peringkat kepuasan konsumen yang dinyatakan dalam bentuk indiferen curve dianggap mempunyai bentuk cembung dari titik O. Artinya dua barang yang dikonsumsi harus mempunyai derajat konsumsi yang menurun. Jadi seorang konsumen mau mengorbankan sejumlah barang teretentu untuk mendapatkan sejumlah barang lain dalam perbandingan yang semakin mengecil. Kepuasan total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari berbagai barang yang ia hadapi 4. Konsumen dianggap konsisten atas keputusan pilihannya.

15 Hukum Permintaan Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. (Sadono Soekirno, 2005:76) Hal senada dikemukakan oleh Iswandono (2004: 14), Naik turunnya jumlah barang dan jasa yang diminta berhubungan dengan naik turunnya harga. Hal ini dinyatakan dalam suatu hipotesa atau hukum permintaan yang berbunyi: pada harga yang lebih tinggi, jumlah barang yang diminta akan semakin berkurang, cateris paribus. Atau sebaliknya: pada harga yang lebih rendah, jumlah barang yang diminta akan semakin bertambah, cateris paribus. Menurut Tati Suhartati Joesron (2003:13), Pertalian antara harga dan permintaan yang berbanding terbalik (negative) menimbulkan konsekuensi bahwa apabila harga naik maka permintaan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik. Hubungan ini disebut hukum permintaan. Naik turunnya jumlah barang dan jasa yang diminta berhubungan dengan naik turunnya harga. Hal ini dinyatakan dalam suatu hukum, yaitu hukum permintaan. Secara sederhana hukum permintaan dapat dirumuskan berikut: kuantitas (jumlah) yang akan dibeli perunit waktu, menjadi semakin besar, apabila harga cateris varibus (keadaan lain tetap sama) semakin rendah. (Richard Billas,1989:9)

16 23 Cateris varibus maksudnya, hukum permintaan berlaku apabila semua faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan selain harga bersifat konstan/tetap, misalnya pendapatan tetap, selera tidak berubah, harga barang-barang lain tetap, pengeluaran iklan tetap serta tidak ada expectation/pengharapan akan adanya perubahan harga yang segera. Menurut Tati Suhartati Joesron (2003:13), penyebab utama berlakunya hukum permintaan ini karena terbatasnya pendapatan konsumen. Hubungan terbalik antara harga dan kuantitasnya yang diminta dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jika harga barang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan kendala bagi konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih banyak. 2. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti. Hukum permintaan ini ada kalanya tidak berlaku yaitu jika harga suatu barang naik justru permintaan terhadap terhadap barang tersebut meningkat pula. Ada tiga kelompok barang dimana hukum permintaan tidak berlaku, yaitu: 1) Kasus barang Given Barang Giffen dalah barang inferior, tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua barang inferior adalah barang giffen. Semakin tinggi tingkat harga menyebabkan permintaan terhadap barang ini menunjukan angka yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya harga mengakibatkan orang berpenghasilan rendah semakin tidak mampu membeli barang yang kualitasnya lebih baik sehingga transaksi pembelian terhadap barang ini menjadi lebih

17 24 banyak. Oleh karena itu, barang giffen dikatakan sebagai barang yang mempunyai slope kurva permintaan positif. 2) Kasus Pengaruh Harapan Dinamis (Dynamic Expectational Effect) Dalam hal ini, perubahan jumlah yang diminta dipengaruhi oleh perubahan harga yang terkait dengan harapan konsumen. Artinya, kenaikan harga suatu barang hari ini justru akan diikuti kenaikan permintaan terhadap barang tersebut, karena terselip adanya harapan bahwa barang tersebut akan terus mengalami kenaikan. Contohnya Emas dan Valas. 3) Kasus Barang prestise Barang Prestis yaitu barang yang dibeli seseorang karena adanya unsur gengsi, meskipun harganya naik, permintaan terhadap barang tersebut tetap meningkat. Pada kasus ini memasukan kepuasan konsumen dalam pembelian suatu barang. Semakin tinggi harga suatu barang semakin tinggi kepuasan konsumen sehingga meningkatkan unsure prestise, akibatnya semakin tinggi pula kesediaan konsumen untuk membayar harga barang tersebut. Misalnya mobil mewah, lukisan dari pelukis terkenal Macam macam permintaan Menurut Abdullah. N.S (1987:23) ditinjau dari segi kemampuan dan daya belinya, maka permintaan dibagi atas: a. Permintaan potensial Yaitu permintaan yang hanya menunjukan intensitas kebutuhan seseorang akan guna suatu barang tanpa disertai dengan daya beli.

18 25 b. Permintaan efektif Yaitu permintaan yang tidak hanya menunjukan adanya intensitas kebutuhan juga disertai dengan daya beli. Ditinjau dari manajemen pemasaran permintaan dibedakan atas: a. Permintaan negatif (negative demand) Pasar dalam keadaan negatif artinya sebagian besar pelaku pasar ini yang dinyatakan oleh pembeli, tidak menyukai produk yang ditawarkan bahkan para penjual bersedia untuk menghapus produk tersebut. b. Tidak ada permintaan Para pembeli/konsumen tidak mengacuhkan produk yang ditawarkan pasar bahkan cenderung tidak tertarik. c. Permintaan yang terpendam (laten demand) Para konsumen memiliki kebutuhan yang kuat yang tidak dapat dipuaskan oleh produk yang ada. d. Permintaan yang menurun (falling demand) Permintaan yang mengalami masa naik turun sesuai dengan keadaan dan kondisi pasar. e. Permintaan yang tidak beraturan (irregular demand) Permintaan terhadap barang dan jasa yang kadang-kadang berubah sesuai dengan musim, sehingga hal ini dapat menyulitkan perusahaan dalam mengatur produksinya.

19 26 f. Permintaan penuh (full demand) Hal ini terjadi jika perusahaan sangat puas dengan hasil penjualan yang telah dicapai. g. Permintaan yang tidak sehat Yaitu permintaan terhadap barang-barang yang memiliki sifat dapat merusak seperti alkohol, obat bius dan lain-lain h. Permintaan yang berlebih Yaitu permintaan yang terlalu banyak dan tidak sesuai dengan jumlah yang tersedia dan bisa diproduksi oleh perusahaan. Lincolin Arsyad (1993:126) mengemukakan bahwa dalam permintaan terdiri dari: a. Permintaan langsung yaitu permintaan akan barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan konsumen secara langsung. b. Permintaan turunan yaitu permintaan terhadap barang dan jasa yang digunakan sebagai input penting dalam pengolahan dan pendistribusian produk-produk lainnya, misalnya permintaan akan pekerja, tenaga penjual, mesin-mesin kantor, peralatn industri dan lain-lain. Sedangkan jika ditinjau dari jumlah orang yang meminta maka permintaan ini dibedakan atas: a. Permintaan individual, yaitu permintaan yang datang dari seorang individu. Permintaan individual ini dikaitkan oleh dua faktor yaitu: 1) Nilai dari cara mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa

20 27 2) Kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa. b. Permintaan kolektif/permintaan pasar, yaitu permintaan yang dilakukan oleh semua orang didalam pasar. di bawah ini: Contoh permintaan individual dan permintaan pasar dapat dilihat pada tabel Harga Rp Sumber : data diolah sendiri Tabel 2.1 Permintaan Pasar dan Permintaan Individual Jumlah barang X yang diminta dalam sebulan Permintaan Aziz Permintaan Andre Permintaan Pasar = = = = = 112 Dalam contoh tabel diatas dimisalkan hanya terdapat dua individu dalam pasar barang X, yaitu Aziz dan Andre. Dalam tabel tersebut digambarkan permintaan Aziz maupun permintaan Andre pada barang X dengan harga diantara Rp500 dan Rp 100. Permintaan pasar diperoleh dengan menjumlahkan banyaknya yang diminta oleh Aziz dan Andre pada setiap tingkat harga. Berdasarkan pada data dalam tabel diatas dapat dibuat kurva permintaannya sebagai berikut:

21 28 Harga D 1 Harga Jumlah barang X (i) Permintaan Aziz D 2 Harga Jumlah barang X (ii) Permintaan Andre D Jumlah barang X (iii) Permintaan Pasar 120 Sumber : data diolah sendiri Gambar 2.7 Permintaan Pasar dan Permintaan Individual Elastisitas Permintaan Rasio yang mengukur perubahan relatif jumlah yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya itulah disebut elastisitas.(eeng Ahman, 2007:99) Maka elastisitas secara umum dapat dibuat formulanya, yaitu: Dalam praktek kehidupan pelaku bisnis, konsep elastisitas jarang dimanfaatkan untuk menentukan strategi bisnis, misalnya untuk strategi penentuan harga dan kuantitas produk, strategi penggeseran beban pajak dan lainnya.

22 29 Jarangnya pelaku ekonomi mempergunakan konsep elastisitas adalah sukarnya mengumpulkan data yang terukur dan runtut dari waktu ke waktu (time series), padahal kita tahu bahwa baik tidaknya pemanfaatan konsep ellastisitas nanti sangat bergantung pada tersedia atu tidaknya data yang akurat tersebut. Sehingga tidak aneh jika kebanyakan konsep elastisitas ini hanya banyak dibahas dalam kajian teoritis dan atau dalam prakteknya digunakan dalam tataran perencanaan ekonomi, terutama level makro. 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Elastisitas berati kelenturan atau kepekaan. Elastisitas permintaan berarti tingkat kepekaan permintaan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tingkat kelenturan atau kepekaan ditunjukan oleh rasio atau perbandingan antara perubahan relatif junlah barang yang diminta (permintaan) dengan perubahan relatif faktorfaktor yang mempengaruhinya. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan, seperti harga barang itu sendiri (Px), pendapatan konsumen (I), dan harga barang lain (Py) maka kita juga akan mengenal beberapa jenis elastisitas permintaan, antara lain : elastisitas harga permintaan, elastisitas pendapatan dan elastisitas silang. Angka yang menunjukan besaran elastisitas disebut koefisien elastisitas (E). Nilai dari koefisien elastisitas selalu dinyatakan dengan persentase dan nilai mutlak (absolut). Sedangkan tanda plus (+) atau minus (-) hanya menggambarkan hubungan faktor tersebut dengan permintaan. Contohnya antara harga dengan permintaan

23 30 memiliki hubungan negatif, maka koefisien elastisitasya negatif, artinya jika harga turun jumlah barang yang diminta naik demikian juga sebaliknya. Secara garis besar elastisitas permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut: atau 2. Macam dan Model Elastisitas Permintaan a. Elastisitas harga permintaan (price elastisity of demand, Ed) Elastisitas harga permintaan (Ed) atau sering disebu elastisitas permintaan saja merupakan rasio atau perbandingan antara perubahan relative jumlah barang yang diminta dengan perubahan relative harganya. Untuk menghitung koefisien elastisitasnya, digunakan rumus sebagai berikut: Atau Keterangan: Q = Jumlah permintaan P = Harga

24 31 Secara teoritis, jenis elastisitas permintaan yang berhubungan dengan hukum permintaan hanya terdapat tiga jenis, yaitu yang bersifat elastis, inelastis, dan uniter. Berikut ini penjelasannya: 1. Ed = 1, dinamakan unitary, artinya juka harga naik atau turun sebesar 1% maka permintaan akan turun atau naik sebesar 1% juga (persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga). Bentuk kurvanya adalah: P P 1 P Gradien/Slope Kurva permintaan = 1 P 2 Q 0 Q 1 Q 2 Q D Q = P. 0P 1 = 0P 1 % Q = % P Ed = 1 Sumber: Eeng Ahman (2007:101) Gambar 2.8 Kurva Elastisitas Permintaan Unitary 2. Ed > 1, dinamakan elatis, artinya jika harga naik atau turun sebesar 1%, maka permintaan akan turun atau naik lebih besar dari 1% (permintaan sangat peka terhadap perubahan harga). Bentuk kurvanya adalah:

25 32 P P 1 P Kurva permintaan lebih landai terhadap sumbu Q P 2 0 Q Q 1 Q 2 D Q Q > P. P 1 < Q 1 % Q > % P Ed > 1 Sumber: Eeng Ahman (2007:102) Gambar 2.9 Kurva Elastisitas Permintaan Elastis 3. Ed < 1, dinamakan inelastis, artinya jika harga naik atau turun sebesar 1%, maka permintaan akan turun atau naik kurang dari 1% (permintaan tidak peka terhadap perubahan harga). Bentuk kurvanya adalah: P P 1 P Kurva permintaan lebih landai terhadap sumbu harga P 2 Q D 0 Q 1 Q 2 Q Q < P. P 1 > Q 1 % Q < % P Ed < 1 Sumber: Eeng Ahman (2007:102) Gambar 2.10 Kurva Elastisitas Permintaan Inelastis

26 33 Dalam prakteknya terdaftar juga kondisi permintaan dimana hukum permintaan tidak bekerja dalam mekanisme pasar, yaitu pada saat permintaan tidak merespon perubahan harga, atau sebaliknya harga yang tidak merespon perubahan permintaan. Kondisi dimana permintaan tidak merespon perubahan harga atau harga tidak merespon perubahan permintaan inilah disebut kondisi sempurna. 4. Ed = 0, dinamakan inelastis sempurna, yaitu jika permintaan tidak peka terhadap perubahan harga, jadi berapa saja harga di pasar maka jumlah yang diminta akan tetap saja (kurva permintaan sejajar dengan sumbu vertikasl/ sumbu harga. Kurva permintaan sejajar dengan sumbu harga. Bentuk kurvanya adalah: P D P 1 Kurva permintaan sejajar dengan sumbu harga P 2 0 Q 1 Q = 0 Q Q = 0 < P, untuk sembarang nilai P (positif) dan Q Sumber: Eeng Ahman (2007:103) Gambar 2.11 Kurva Elastisitas Permintaan Inelastis Sempurna Pada kondisi permintaan bersifat inelastis empurna, produsen dapat berbuat semau dia di pasar karena ia bisa saja kapan waktu menaikan harga untuk meningkatkan pemasukan. Oleh karena itu, pada kondisi ini peran pemerintah

27 34 diperlukan terutama dala penetapan harga patokan tertinggi (kondisi pasar kebijakan pemerintah persaingan tidak sempurna). 5. Ed = (tidak terhingga), dinamakan elastisitas sempurna, yaitu jika konsumen mampu membeli berapa saja banyaknya jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu (kurva permintaan sejajar dengan sumbu horizontal/ sumbu kuantitas). Bentuk kurvanya adalah: P P = 0 D 0 Q 1 Q 2 Q Q untuk sembarang nilai P (positif) dan Q Sumber: Eeng Ahman (2007:103) Gambar 2.12 Kurva Elastisitas Permintaan Elastisitas Sempurna Pada kondisi seperti ini harga keseimbangan pasarlah yang berlaku seterusnya, produsen tidak bisa berbuat banyak/ bebas menaikan harga (price taker) karena konsumen menguasai informasi. Dalam perhitungan matematis, untuk menghindari hasil yang berbeda dapat digunakan rumus elastisitas titik tengah antara titik A dan B atau lebih dikenal dengan Elastisitas busur. Elastisitas busur (arc elasticity of demand) (Ea) yaitu

28 35 perhitungan elastisitas harga permintaan dengan menggunakan dasar rata-rata (average) harga [P 1 + P 2 ] / 2 dan rata-rata kuantitas [Q 1 + Q 2 ] / 2. Hal ini dapat dilihat dalam rumus: Disamping elastisitas busur atau elastisitas titik tengah diantara dua titik, kita mengenal juga elastisitas titik (point elasticity of demand, Ep). Elastisitas titik merupakan elatisitas atau tingkat kepekaan suatu titik pada kurva permintaan. Untuk mencari koefisien elastisitas titik, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: Kurva permintaan harus linear (berbentuk garis lurus) Perubahan harga sama dengan harga yang terjadi (dp = P) Penjelasan diatas dapat dilihat dalam rumus seperti di bawah ini: b. Elastisitas Pendapatan dari Permintaan (Income Elastisitas of Demand, Ey) Elatisitas pendapatan dari permintaan yaitu mengukur persentase perubahan dalam jumlah barang yang dibeli per unit waktu sebagai hasil dari persentase perubahan dalam pendapatan konsumen. Atau

29 36 Keterangan: Y = Pendapatan Nilai elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis suatu barang. Pada umumnya hubungan antara jenis barang dengan nilai elastisitas pendapatan dapat dijelaskan berikut ini: Jika Ey = positif, maka itu termasuk jenis barang normal, artinya ketika pendapatan naik akan menyebabkan kenaikan dalam jumlah yang diminta juga. Jika Ey = negatif, maka itu termasuk jenis barang inferior, artinya ketika pendapatan naik justru akan menyebabkan penurunan dalm jumlah yang diminta. Jika 0<Ey<1, maka itu termasuk jenis barang kebutuhan pokok, artinya pendapatan dan jumlah barang kebutuhan pokok yang diminta berbanding langsung, tetapi perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan permintaan terhadap barang tersebut sebesar perubahan pendapatannya. Jika Ey>1, maka itu termasuk jenis barang mewah, artinya perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan jumlah yang diminta, tetapi dalam hal ini perubahan permintaan lebih besar daripada peubahan pendapatan itu sendiri. c. Elastisitas silang (Cross Elasticity of Demand, Ec) Elastisitas silang menjelaskan perubahan jumlah suau barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga barang lain. Elastisitas silang dari permintaan adalah rasio atau perbandingan antara persentase perubahan dalam kuantitas komoditi X yang diminta atau dibeli dengan persentase perubahan dalam harga komositi Y.

30 37 komoditi Y tidak lain merupakan barang substitusi atau barang komplementer. Koefisien elastisitas silang dapat dirumuskan: Atau Keterangan: Qx = Jumlah barang X yang diminta Px = Harga barang X Py = Harga barang Y Nilai elastisitas silang ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu barang dengan barang lainnya, apakah termasuk barang komplementer, substitusi atau mungkin netral. Barang komplementer jika Ec<0 (negatif). Hal ini berarti bahwa kenaikan harga barang Y akan menyebabkan penurunan kuantitas barang X yang diminta. Barang substitusi jika Ec>0 (positif). Hal ini berarti bahwa kenaikan harga barang Y akan menyebabkan kenaikan kuantitas barang X yang diminta. 3. Faktor yang mempengaruhi nilai elastisitas permintaan Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi nilai elastisitas permintaan, yaitu:

31 38 1. Adanya barang susbtitusi. Jika suatu barang makin banyak substitusinya (penggantinya) maka makin besar kemungkinan pembeli untuk berpindah dari barang utama jika terjadi kenaikan atau penuruna harga. Secara teoritis, jika suatu barang memiliki substitusi maka permintaannya cenderung elastis (Ed>1), yaitu ketika harga naik 1% maka permintaan barang tersebut akan turun di atas 1%. Demikian juga sebaliknya. 2. Persentase pendapatan yang digunakan/ jenis barang. Konsumen akan memberikan preferensi yang lebih besar dari pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, tetapi lebih sedikit untuk kebutuhan yang tidak terlalu penting (bisa ditunda). Maka jika barang tersebut adalah barang yang dibutuhkan atau dengan kata lain sebagian besar pendapatan dipergunakan untuk dapatkan barang yang dimaksud maka semakin elastislah permintaannya. 3. Jangka waktu analisa/ perkiraan atau pengetahuan konsumen. Dalam jangka pendek terjadinya perubahan harga tidak serta merta menyebabkan terjadinya perubahan permintaan, hal ini disebabkan perubahan yang terjadi di pasar belum diketahui oleh konsumen banyak, sehingga dalam jangka pendek permintaan cenderung tidak elastis (inelastis). Dalm jangka panjang kecenderunagnnya menjadi elastis, karena adanya penyesuaian-penyesuaian tersebut. 4. Tersedianya fasilitas/ sarana kredit. Meskipun harga barang telah diketahui naik, sementara pendapatan kita tidak mencukupi, maka permintaan tersebut relatif akan tetap jika ada fasilitas kredit dari penjual. Sebaliknya, jika harga barang yang dimaksud turun maka permintaan atas barang tersebut tidak akan naik jika

32 39 fasilitas kredit untuk baran tersebut ada. Dengan demikian, jika terdapat fasilitas kredit maka elastisitas cenderung inelastis atau elastisitas sempurna Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, harga barang lain, selera, dan lain sebagainya. (Tati Suhartati Joesron, 2003: 12) Secara matematis hal itu dapat dirumuskan dalam formula sebagai berikut: D X = f (P X, Y, P y, T, u) Keterangan: D x = Jumlah barang yang diminta P X = Harga barang itu sendiri Y = Pendapatan konsumen P y = Harga barang lain T = Selera U = Faktor-faktor lainnya Apabila terjadi perubahan factor yang mempengaruhi permintaan selain harga, maka akan terjadi perubahan permintaan. Menurut Sadono Sukirno (2005:76) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang atau jasa adalah: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut 3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

33 40 4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat 5. Cita rasa masyarakat 6. Jumlah penduduk 7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Samuelson (1996:62) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah harga, pendapatan rata-rata, penduduk, harga barang lain yang berhubungan, selera dan faktor khusus lainnya yang mempengaruhi permintaan barang atau jasa tersebut. Vincent Gaspersz ( 1999:13 ) mengemukakan bahwa: Permintaan suatu barang atau jasa (Qdx) pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: harga dari barang atau jasa itu, pendapatan konsumen, harga dari barang-barang atau jasa yang berkaitan, ekspektasi konsumen (yang berkaitan dengan harga barang atau jasa, tingkat pendapatan, dan ketersediaan dari barang atau jasa itu di masa mendatang), selera konsumen, banyaknya konsumen potensial, pengeluaran iklan, atribut atau features dari produk itu, serta faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan tehadap barang atau jasa itu. Dalam bentuk model matematik, konsep permintaan untuk suatu barang atau jasa, dinotasikan sebagai berikut: Keterangan: Q Dx = f ( P x, I,P r, P e, I e,pa e,t,n,a,f,o) Q Dx f P x I P r = kuantitas permintaan barang atau jasa X = notasi fungsi yang berarti fungsi dari atau tergantung pada = harga dari barang atau jasa X = pendapatan konsumen = harga dari barang lain yang berkaitan

34 41 P e = ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang atau jasa X dimasa mendatang. I e PA e = ekspektasi konsumen terhadap tingkat pendapatannya dimasa mendatang = ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang atau jasa X itu dimasa mendatang. T N A F O = selera konsumen = banyaknya konsumen potensial = pengeluaran iklan = features atau atribut dari barang atau jasa itu = faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap barang atau jasa itu. Menurut Suherman Rosidi (2005:301), Variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan yaitu: Q X = f (P X, A X, D X, O X, I C, T C, E C, P Y, A Y, D Y, O Y, N, W, G,...) Dimana: Q X P X A X D X O X I C T C E C P Y A Y D Y O Y N = Jumlah barang X yang diminta, = Harga barang X per unit, = Advertensi barang X = Disain barang X = Outlet (tempat menjual) barang X = Income (pendapatan) konsumen = Taste (selera atau cita rasa) konsumen = Expectation (harapan, perkiraan, atau ramalan) konsumen = Harga barang Y per unit = Advertensi barang Y = Disain barang Y = Outlet (tempat menjual) barang X = Number (jumlah) penduduk

35 42 W G = Weather (cuaca) = Kebijakan pemerintah (Government) Terdapat empat kelompok variabel di dalam persamaan fungsional tersebut, yakni variabel strategis, variabel konsumen, variabel pesaing, dan variabel lain. Kelompok Variabel strategis berisi variabel-variabel yang dapt dikendalikan oleh produsen (P X, A X, D X, O X ). Kelompok variabel konsumen berisi variabel-variabel yang berhubungan dengan konsumen (I C, T C, E C ). Kelompok variabel pesaing berisi variabel-variabel yang berhubungan dengan pesaing (P Y, A Y, D Y, O Y ). Kelompok variabel lain berisi variabel-variabel yang bukan sebelas variabel pertama (N, W, G). Sementara itu, empat belas variabel yang ada di sisi kanan persamaan di atas terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama terdiri dari satu variabel saja, yakni P X atau harga barang X. Jika P X berubah, jumlah yang diminta akan berubah pula. Sementara kurva permintaan tidak akan bergeser ke kiri atau ke kanan. Kelompok kedua terdiri dari semua variabel yang lain selain P X. Ketiga belas variabel ini, jika berubah akan menyebabkan kurva permintaan bergeser atau akan menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Tedy Herlambang (2002: 29) mengemukakan bahwa permintaan atas suatu produk dipengaruhi oleh harga produk itu sendiri, kualitas dan desain produk, pengeluaran iklan untuk produk, saluran distribusi produk (bauran pemasaran produk tersebut), harga produk lain yang berkaitan, kualitas dan disain produk lain, pengeluaran iklan produk pesaing, saluran distribusi produk pesaing (bauran

36 43 pemasaran pesaing), pendapatan konsumen, jumlah penduduk, ekspektasi konsumen, dll. Pengaruh perubahan faktor-faktor itu dijelaskan seperti dibawah ini: a) Perubahan harga produk itu sendiri Jika terjadi perubahan pada harga produk itu sendiri maka akan terjadi perubahan pada jumlah produk yang diminta b) Harga produk lain yang berhubungan Perubahan atas harga produk lain yang berhubungan pada umumnya menggeser kurva permintaan atas suatu produk. Sebagai contoh kenaikan harga daging ayam, akan membuat sebagian konsumen beralih membeli daging sapi, karena secara relatif harga daging ayam sekarang lebih mahal. Karena banyak konsumen yang mensubstitusi daging ayam dengan daging sapi, maka jumlah total permintaan daging sapi pada setiap harga menjadi lebih banyak. Sebagai hasil akhir kenaikan permintaan terhadap daging sapi. Hubungan ini disebut saling bersustitusi. Hubungan antara dua produk juga dapat saling berkomplementer. Produk yang berkomplementer adalh produk-produk yang harus dipakai pada saat yang bersamaan, karena fungsinya yang saling melengkapi. c) Disain dan kualitas produk Produk yang berkualitas tinggi dengan disain yang lebih menarik biasanya akan menarik lebih banyak konsumen dibanding dengan produk yang harganya sama tapi kualitas dan disainnya kurang menarik.

37 44 d) Iklan Iklan pada umumnya dapat menggeser kurva permintaan atas suatu produk, karena iklan dapat mempengaruhi selera konsumen. Iklan yang memberikan informasi pada konsumen akan kualitas dan manfaat suatu produk dapat mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Iklan semacam ini disebut informative advertising. Sebuah iklan dapat juga membujuk dan meyakinkan konsumen untuk membeli suatu produk. Iklan semacam ini disebut sebagai advertising. e) Lokasi Permintaan konsumen atas suatu produk sangat dipengaruhi oleh saluran distribusi dan tempat penjualan produk tersebut. Saluran distribusi yang lebih luas dan tempat penjualan yang lebih strategis akan meyakinkan produk tersebut menjangkau konsumen secara lebih merata, konsumen lebih mudah untuk memperoleh dan membeli produk tersebut dan meyakinkan pelayanan purna jual yang lebih pasti. f) Pendapatan Pendapatan konsumen mempengaruhi kemampuan konsumen untuk membeli produk. Perubahan akan mempengaruhi jumlah barang yang dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kenaikan pendapatan akan meningkatkan daya beli konsumen sehingga dengan tingkat harga yang sama konsumen akan sangggup untuk membeli lebih banyak produk.

38 45 g) Ekspektasi konsumen Pengaruh ekspektasi konsumen terhadap permintaan produk, sangat terlihat untuk produk-produk tahan lama. h) Jumlah penduduk Permintaan atas suatu produk juga dipengaruhi oleh perubahan jumlah persebaran maupun komposisi penduduk. Sebagai contoh; permintaan atas produk-produk pangan terus meningkat dari tahun ke tahun, selain karena terjadinya peningkatan pendapatan juga disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk. i) Faktor lain Selain faktor diatas, beberapa faktor lain juag berpengaruh atas permintaan suatu produk, misalnya musim, pendidikan, pengalaman, dan jabatan. Berdasarkan teori-teori dan pendapat yang dikemukakan di atas banyak faktor yang mempengaruhi permintaan akan suatu barang dan jasa, namun yang akan diambil sebagai variabel bebas/indevenden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Harga Barang Menurut Philip Kotler (1997:107) Harga adalah nilai yang tertera dalam suatu produk dan berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli yang merupakan satusatunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Pada umumnya harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual belikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari barang tersebut dipasar barang atau jasa. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Sadono Sukirno (2000:91)

39 46 Harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjual belikan adalah ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar. Dalam sistem perekonomian pasar bebas, yaitu sistem dimana kekuatan permintaan dan penawaran dapat bergerak secara bebas, harga yang terbentuk merupakan pencerminan keinginan masyarakat karena permintaan merupakan konsumen dan penawaran merupakan pencerminan produsen. Dengan demikian harga pasar atau harga keseimbangan ini merupakan harga yang ditentukan oleh pertemuan antara permintaan dan penawaran. Dengan kata lain bahwa pembeli dan penjual sepakat atau setuju dengan tingkat harga tertentu untuk suatu barang. Keseimbangan pasar tersebut terjadi bila jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta oleh para pembeli. Mengenai harga keseimbangan ini tokoh ekonomi Alfred Marshall mengemukakan bahwa keseimbangan output dari suatu jenis komoditi adalah pada keseimbangan antara harga permintaan dan harga penawaran. Berikut disajikan gambar keseimbangan di pasar barang:

40 47 P S 1 P 1 P 2 E S 2 D 2 P 3 D 1 0 Q 1 Q 2 Q 3 Sumber: Eeng Ahman (2007:87) Gambar 2.13 Kurva Harga Keseimbangan Pasar Gambar di atas menunjukan bahwa pada harga sebesar P kurva permintaan dan kurva penawaran saling berpotongan yaitu dititik E dengan jumlah barang yang diminta sebanyak q. Perpotongan ini memperlihatkan tercapainya keseimbangan pasar, dimana permintaan sama dengan penawaran. Menurut Sadono Soekirno, harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang diperjualbelikan, ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Suatu keadaan di suatu pasar dikatakan dalam keseimbangan atau ekuilibrium apabila jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Untuk melihar harga keseimbangan dapat dilihat dalan grafik dibawah ini:

41 48 P (dalam ribuan) 5 4 Kelebihan Penawaran S Kelebihan Permintaan D Q Sumber: Sadono Sukirno (2005:92) Gambar 2.14 Penentuan Harga dan Jumlah Yang Diperjualbelikan Pada Gambar 2.14 digambarkan kurva D adalah permintaan dan kurva S adalah penawaran. Pada harga di atas Rp 3000 kurva penawaran berada disebelah kanan dari kurva permintaan; yang berarti penawaran melebihi permintaan. Pada harga di bawah Rp 3000 keadaan sebaliknya berlaku. Kurva permintaan berada disebelah kanan daripada kurva penawaran, yang berarti permintaan melebihi penawaran. Ketidakseimbangan ini menyebabkan harga tidak stabil, yaitu cenderung mengalami kenaikan. Pada harga Rp 3000 kurva permintaan dan penawaran saling berpotongan, yaitu dititik E. Perpotongan ini berarti sama dengan penawaran, dan dengan demikian keadaan keseimbangan tercapai.

42 49 Jika kurva permintaan bergeser dan penawaran diasumsikan konstan, maka hal ini akan berpengaruh pada harga keseimbangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: D D 1 S Harga (rupiah) P 2 P 1 0 S q 1 E 1 q 2 E 2 D D 1 Jumlah barang Sumber: Sadono Sukirno (2005:94) Gambar 2.15 Pergeseran Permintaan Terhadap Keseimbangan Dari gambar di atas menunjukan bahwa kurva permintaan bergeser dari DD menjadi D 1 D 1, ini berarti terjadi pertambahan permintaan. Bergesernya kurva tersebut menyebabkan keadaan keseimbangan berpindah dari E menjadi E 1. Perpindahan ini menunjukan bahwa kenaikan permintaan menyebabkan harga naik dari P 1 ke P 2 dan barang yang diperjual belikan bertambah dari q 1 ke q 2. Harga yang mempengaruhi permintaan disini maksudnya adalah harga jual barang. Harga yang murah atau menurun akan meningkatkan permintaan akan barang tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, Jika harga barang atau jasa X naik/turun, maka kuantitas permintaan barang atau jasa X akan turun/naik (Vincent Gasversz,1999:14). Hukum permintaan tersebut berlaku jika variabel seperti selera,

43 50 pendapatan, harga barang lain, serta variabel lainnya dalam fungsi permintaan bersifat konstan/ tidak berubah. Berdasarkan hukum permintaan di atas, ketika harga suatu barang atau jasa naik maka kuantitas permintaan terhadap barang atau jasa akan turun. Menurunnya kuantitas barang atau jasa tersebut disebabkan oleh dua alasan yaitu; 1. Efek substitusi Ketika harga suatu barang atau jasa naik, banyak rumah tangga akan beralih, secara keseluruhan atau sebagian, pada barang atau jasa lain yang serupa. Sehingga jumlah yang dibeli dari barang atau jasa yang harganya telah naik itu akan lebih sedikit. 2. Efek pendapatan Ketika harga suatu barang atau jasa naik (bila pendapatan yang diterima oleh konsumen tetap/ tidak berubah), seorang konsumen akan merasa lebih miskin dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena mereka beranggapan bahwa pendapatannya semakin berkurang/sedikit, sehingga mereka akan membatasi konsumsi terhadap barang atau jasa. Pergeseran kurva permintaan ke arah kanan atau kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor selain harga komoditas barang dan jasa tersebut. Sebagai contoh kenaikan pendapatan memungkinkan pembeli untuk menaikan permintaan pada setiap tingkat harga bila harga komoditas yang dibeli tidak berubah, sehingga akan menggeser kurva permintaan komoditas tersebut ke kanan. Begitupun menurut Sadono Sukirno (2005:84) bahwa kurva permintaan akan

44 51 bergeser ke kanan atau ke kiri jika terdapat perubahan-perubahan atas permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga seperti pendapatan konsumen, harga barang lain dan selera. P x b P 2 a P 1 D 2 D 1 0 P x P x Sumber: Sadono Soekirno ( ) Gambar 2.16 Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Efek Pendapatan Kenaikan pendapatan konsumen, dapat membuat kurva permintaan bergeser ke kanan. Hal ini dapat ditunjukan oleh gambar di atas, dimana pada awalnya kurva permintaan berada pada D 1, harga pada P 1, ada kenaikan pendapatan, kurva permintaan bergeser ke kanan menjadi D 2, harga menjadi P 2, kuantitas barang yang diminta menjadi Q 2 dan keseimbangan berubah menjadi pada titik b. Hal ini dapat terjadi dengan asumsi barang yang ditawarkan (penawaran) tidak mengalami perubahan Harga Barang Substitusi Suatu barang dikatakan barang pengganti atau substitusi terhadap barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang tersebut. Sehingga dapat dikatakan

45 52 bahwa barang subtitusi adalah barang yang dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan. (Sadono Soekirno, 2005:80) Seperti yang diungkapkan oleh Vincent Gasvertz (2002: 37) mengatakan Pengaruh perubahan harga barang pengganti terhadap kuantitas permintaan suatu produk bersifat negatif. Jika harga produk subtitusi dalam produksi naik maka kuantitas permintaan produk tersebut akan turun dan begitu pula sebaliknya (Ceteris Paribus = dengan asumsi nilai dari variabel-variabel lain dalam fungsi penawaran dianggap konstan). Berdasarkan tingkat subtitusi produk, Philip Kotler (1997 : 203) membedakan empat tingkat persaingan, yaitu : 1. Persaingan merek; terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesainganya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama. 2. Persaingan industri; terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesainganya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO Yopi Nisa Febianti 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai konsumen selalu melakukan berbagai permintaan untuk berbagai

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Elastisitas harga permintaan 3. Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas silang 6.

Lebih terperinci

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN) Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi TEORI KONSUMSI: Pendekatan Kardinal: UTILITY Definisi Utility (Total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN 1. PENDEKATAN KARDINAL Pengertian dan Asumsi Umum Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan mempengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Tujuan utama dari konsumen

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan Asumsi dalam Model Utilitas Kardinal Kepuasan konsumen pada suatu barang dapat diukur dengan satuan uang. Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan total. MUx

Lebih terperinci

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN Ekonomi Manajerial ermintaan dan enawaran utu Semaradana, S.d BAB I ERMINTAAN AN ENAWARAN A. engertian, Hukum, Kurva dan Teori ermintaan a. ermintaan (emand) ermintan adalah banyaknya jumlah barang yang

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen Pertemuan Ke 4 Teori Tingkah Laku Konsumen Ada dua pendekatan 1. Pendekatan nilai guna (Utiliti) kardinal Yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif 2. Pendekatan nilai guna (Utiliti)

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Konsumen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU KONSUMEN (Pendekatan Kardinal) 2 Pengertian dasar Perilaku konsumen dianalisa untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM), 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perusahaan Daerah Air Minum Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan perekonomian daerah untuk menambah penghasilan daerah.

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)

Lebih terperinci

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN Dibuat oleh: Wahyuli Ambarwati Wulandari 7211410094 Akuntansi S1, 2010 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012 A. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan 2.1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu. Hukum permintaan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 04 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Elastisitas Permintaan dan Penawaran Bahan Ajar dan E-learning Definisi Elastisitas Suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan perubahan suatu variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya

Lebih terperinci

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN Jika terjadi kegagalan panen maka dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva penawaran kekiri, yaitu dari S ke S Gambar 4.1(i) menggambarkan suatu kasus

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pertemuan ke-enam Pengantar Ilmu Ekonomi Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-6 Koefisien elastisitas permintaan Elastisitas harga dan kurva permintaan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Karakteristik Prilaku Konsumen dan Konsep Implementasi Cardinal Utility Approach Abdul Gani, SE MM

Lebih terperinci

A. Pendekatan Utilitas

A. Pendekatan Utilitas ANALISIS PERMINTAAN Mengapa Penting? 1. Profitabilitas suatu perusahaan ditentukan oleh permintaan akan produk yang dihasilkan. 2. Untuk membuat keputusan bila terjadi : - Perubahan harga - Perubahan pendapatan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN KONSEP PERMINTAAN Permintaan keinginan konsumen membeli barang pd berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Faktor-faktor yg mempengaruhi permintaan : Harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia dan sumberdaya (alat pemuas) yang ada, yang mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia dan sumberdaya (alat pemuas) yang ada, yang mana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Ekonomi Masalah ekonomi sebenarnya muncul akibat adanya perbedaan antara kebutuhan manusia dan sumberdaya (alat pemuas) yang ada, yang mana kebutuhan manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN BAB I ERMINTAAN AN ENAWARAN A. engertian, Hukum, Kurva dan Teori ermintaan a. ermintaan (emand) ermintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. Materi Kurva Permintaan Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan Elastisitas permintaan Kurva Penawaran Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Teori Tingkah Laku Konsumen, Konsep Cardinal Utility Approach, Kurva Indeference Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI

Lebih terperinci

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian HARGA KESEIMBANGAN Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium atau harga bebas adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga

Lebih terperinci

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d ANALISA PERMINTAAN I. Pengertian : 1. Permintaan Efektif Permintaan yang didukung oleh daya beli (Purchasing Power). 2. Permintaan Absolut Permintaan yang didasarkan pada keinginan belaka. II. Permintaan

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dan melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dan melaksanakan pembangunan di segala bidang fisik material maupun bidang mental spiritual. Pembangunan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Ilmu Ekonomi /30 September 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H 1 TEORI ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi.

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi TEORI PERILAKU KONSUMEN Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi Kandungan Analitis 1. Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi 2. Bagaimana

Lebih terperinci

Qx TUx MUx

Qx TUx MUx PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Ada 3 Pendekatan untuk mempelajari Tingkah Laku Konsumen : 1. Pendekatan Cardinal ( Marginal Utility ) 2. Pendekatan Ordinal ( Indefference Curve ) 3. Pendekatan

Lebih terperinci

TEORI PERMINTAAN. Suhardi, S.Pt.,MP

TEORI PERMINTAAN. Suhardi, S.Pt.,MP TEORI PERMINTAAN Suhardi, S.Pt.,MP PERMINTAAN adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen selama periode dan kondisi tertentu. Dalam keputusan manajerial, teori permintaan ditekankan kepada

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik

Lebih terperinci

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Modul 4. Teori Perilaku Konsumen Deskripsi Modul Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul

BAB II URAIAN TEORITIS. terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Untuk memahami arti permintaan, terlebih dahulu kita lihat latar belakang terjadinya permintaan. Kita tentu masih ingat bahwa masalah ekonomi timbul akibat

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Teori Permintaan adalah menghubungkan antara tingkat harga dengan tingkat kuantitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : Pendekatan nilai guna (utility) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

Lebih terperinci

ELASTISITAS (Elasticity)

ELASTISITAS (Elasticity) ELASTISITAS () PowerPoint Slides by Education University of Indonesia Dilaksanakan Pada Kegiatan Pendidikan dan Latihan Guru Ekonomi Tingkat Nasional 4 dan 5 September 2007 2007 Laboratorium Ekonomi &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beras Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan alat penggiling serta alat

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN 4.1. Pendahuluan Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permintaan dalam ilmu ekonomi merupakan keinginan konsumen terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permintaan dalam ilmu ekonomi merupakan keinginan konsumen terhadap 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Permintaan Permintaan dalam ilmu ekonomi merupakan keinginan konsumen terhadap barang atau jasa yang disertai dengan kemampuan untuk membelinya (daya beli). Hal ini

Lebih terperinci

Bab 3. Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran. Teori Ekonomi - Husnul 1

Bab 3. Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran. Teori Ekonomi - Husnul 1 Bab 3 Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran Teori Ekonomi - Husnul 1 Elastisitas Permintaan (Demand Elasticity) Elastisitas permintaan adalah : derajat kepekaan dari permintaan suatu barang

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Teori Permintaan adalah menghubungkan antara tingkat harga dengan tingkat kuantitas

Lebih terperinci

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah. permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah. permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga A. TEORI PERMINTAAN (DEMAND) Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva permintaan

Lebih terperinci

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI 1.1 Definisi dan Metologi Ekonomi Ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal berhubungan dengan kehidupan rumah tangga (bangsa, negara

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens Asumsi-asumsi model kurva indiferens Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun) Utilitas Konsumen

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.

Lebih terperinci

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI Teori Perilaku Konsumen Adalah analisis yang menerangkan : 1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang atau jasa pada harga yang lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Kardono-nuhfil1 IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3

ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3 ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3 KONSEP ELASTISITAS Apabila perubahan harga yg kecil menimbulkan perubahan yg besar terhadap jumlah barang yg diminta/ditawarkan dikatakan bahwa permintaan/penawaran

Lebih terperinci

EKONOMI MIKRO Bab 3 Elastisitas Permintaan dan Penawaran

EKONOMI MIKRO Bab 3 Elastisitas Permintaan dan Penawaran Bab 3 Elastisitas Permintaan dan Penawaran Apakah yang akan terjadi terhadap permintaan sesuatu barang apabila harga mengalami penurunan sebanyak satu persen? Yang dapat diterangkan saekarang ini adalah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN A. Pengertian Elastisitas Permintaan Elasstisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan

Lebih terperinci

harga X ke dalam fungsi permintaan, maka akan diperoleh skedul permintaan individu sbb: Tabel 1 Px($) Qdx

harga X ke dalam fungsi permintaan, maka akan diperoleh skedul permintaan individu sbb: Tabel 1 Px($) Qdx BAB 3 - PERMINTAAN, PENAWARAN DAN ELASTISITAS 1. PERMINTAAN DAN JUMLAH YANG DIMINTA Jumlah suatu komoditi yang bersedia dibeli konsumen selama periode waktu tertentu merupakan fungsi dari atau tergantung

Lebih terperinci

Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu.

Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu. PERMINTAAN (DEMAND) Fungsi Permintaan Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu. Effective Demand Permintaan yang disertai dengan kemampuan yang penuh

Lebih terperinci

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 04FEB. Elastisitas permintaan dan penawaran. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 04FEB. Elastisitas permintaan dan penawaran. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1 Pengantar ekonomi mikro Modul ke: Elastisitas permintaan dan penawaran Fakultas 04FEB Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1 PENDAHULUAN Template Modul Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh

Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas Permintaan ( Price Elasticity of Demand Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0) tidak berpengaruh Konsep Dasar Elastisitas Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti

Lebih terperinci

BAB I TEORI HARGA DAN APLIKASINYA

BAB I TEORI HARGA DAN APLIKASINYA BAB I TERI HARGA AN ALIKASINYA 1.1. Teori ermintaan an Kurva ermintaan Teori permintaan menerangkan tentang cirri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan cirri hubungan antara permintaan

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI PERILAKU KONSUMEN TEORI PERILAKU KONSUMEN Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Perilaku konsumen adalah bagaimana

Lebih terperinci

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1 Nilai guna atau utiliti, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi barang-barang. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

pada strategi pemasaran untuk mencapai hasil yang lebih baik. 2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan

pada strategi pemasaran untuk mencapai hasil yang lebih baik. 2. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan 1. Untuk mengetahui faktor pendapatan, harga sepeda motor Yamaha, harga sepeda motor kompetitor (Honda) di Medan untuk dijadikan rekomendasi pada strategi pemasaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan diantara harga dan

Lebih terperinci

II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA

II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA Kardono-nuhfil 1 II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA Teori permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang, sedangkan teori penawaran menjelaskan sifat para penjual dalam penawaran

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mengukur tingkat elastisitas permintaan dan penawaran, menganalisis dan menjelaskan keterkaitan elastisitas dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permintaan 2.1.1. Konsep Pengertian Permintaan Fungsi permintaan timbul dari perilaku konsumen yaitu karena pendapatan yang terbatas sementara keinginannya adalah untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran

BAB III Elastisitas Permintaan dan Penawaran BAB III Elastisitas ermintaan dan enawaran 1.1. engertian Elastisitas Dari bab sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa perubahan suatu variabel misalnya harga, dapat mengakibatkan perubahan variabel

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PASAR Permintaan yang secara relatif stabil memungkinkan operasi produksi yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto

POKOK BAHASAN: ELASTISITAS DAN PENAWARAN. Suharyanto POKOK BAHASAN: ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Suharyanto Tujuan Perkuliahan ini: Mahasiswa dapat menganalisis sensitivitas respon perubahan permintaan dan penawaran akibat perubahan harga dan faktor

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 07Fakultas Ekonomi & Bisnis Review Perkuliahan Modul 1 s/d Modul 6, Konsep Permintaan& Penawaran, Elastisitas D & S, Teori Prilaku Konsumen dan Studi Kasus. Abdul Gani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN

KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN BAB II KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN diperoleh suatu garis lurus dari kiri atas ke kanan bawah (gambar 2.1). Garis ini disebut sebagai kurva permintaan yaitu kurva yang menunjukkan jumlah total produk

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 02Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan tentang Siklus Kegiatan Ekonomi, Teori Permintaan dan Penawaran (Demand &Supply), Kurva Permintaan&Penawaran, Faktor-Faktor Penyebab

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar Pengantar Ilmu Ekonomi Pertemuan ke-lima Pokok bahasan pertemuan ke-5 Teori permintaan dan kurva permintaan. Efek Perubahan harga dan non harga

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Bubba s Ice Cream Permintaan dan Jumlah barang yang diminta. Permintaan didefinisikan sebagai berbagai kombinasi harga dan Jumlah barang yang ingin dan dapat

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve) Teori Ekonomi Mikro Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve) Arti Kurva Kepuasan Sama Kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dari komoditi x dan y yang menghasilkan

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga terhadap pengaruh perubahan jumlah produk (diminta atau ditawarkan) Manfaat : menjadi

Lebih terperinci

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN 1. Permintaan dan penawaran 2. biaya, produksi, dan keuntungan TIK : Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang diterapkan dalam kegiatan pertanian PERMINTAAN

Lebih terperinci

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1

berbeda-beda dalam hal Elastisitas terdiri dari Elastis Linier E=1 Harga Harga Keseimbangan dibentuk oleh Harga Pendapatan Selera Konsumen Harga Barang Lain Perkiraan dipengaruhi oleh Permintaan dijelaskan oleh Hukum Permintaan berbeda-beda dalam hal Penawaran dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Komsumen a. Pendekatan Kardinal Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang memberikan penilian. Jadi

Lebih terperinci

Permintaan adalah salah satu aspek terpenting dalam ekonomi manajerial, karena perusahaan tidak akan ada dan berkembang tanpa adanya permintaan.

Permintaan adalah salah satu aspek terpenting dalam ekonomi manajerial, karena perusahaan tidak akan ada dan berkembang tanpa adanya permintaan. LOGO Pendahuluan Permintaan adalah salah satu aspek terpenting dalam ekonomi manajerial, karena perusahaan tidak akan ada dan berkembang tanpa adanya permintaan. Permintaan menunjukkan jumlah barang dan

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ================================================== SATUAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS

Lebih terperinci