ARTIKEL ILMIAH. Oleh : Agus Supriyanto NIM : ST 14004

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH. Oleh : Agus Supriyanto NIM : ST 14004"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG TERATAI RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Oleh : Agus Supriyanto NIM : ST PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

2 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG TERATAI RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN 1) Agus Supriyanto, 2) Anita Istiningtyas, 3) Joko Kismanto 1) Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Dosen Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Abstrak Pasien post operasi sebagian besar kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi dengan baik. Langkah awal yang diambil perawat kolaborasi dengan dokter. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri untuk mengatasi gangguan tidur tersebut. Salah satunya dengan tehnik relaksasi autogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi. Metode dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan one group pretest and post test design. Sampel yang digunakan 32 pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Analisis data menggunakan uji korelasi Wilcoxon. Hasil dari penelitian ini kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik, sebagian besar tidak terpenuhi yaitu sebanyak 20 responden (62,5%). Sesudah dilakukan teknik relaksasi autogenik, sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi berada dalam kategori terpenuhi yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Hasil uji bivariate menunjukkan p value = 0,000. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Kata kunci: tehnik relaksasi autogenik, kebutuhan tidur, post operasi. 1

3 THE EFFECT OF AUTOGENIC RELAXATION TECHNIQUE ON THE FULFILLMENT OF THE NEED TO SLEEP IN POST SURGICAL PATIENTS IN TERATAI WARDS AT dr SOEHADI PRIJONEGORO REGIONAL PUBLIC HOSPITAL OF SRAGEN 1) Agus Supriyanto, 2) Anita Istiningtyas, 3) Joko Kismanto 1) Student of Bachelor Nursing Program School of Health Sciences of Kusuma Husada Surakarta 2) Lecture of Bachelor Nursing Program School of Health Sciences of Kusuma Husada Surakarta 3) Lecture of Bachelor Nursing Program School of Health Sciences of Kusuma Husada Surakarta Abstract Most of the need to sleep of post-surgical patients is not well fulfilled. The initial treatment given by a nurse is collaborating with physician. A nurse is allowed to carry out self-directed intervention to cope with patients sleep disorders and one of which is using autogenic relaxation technique. This research aims at investigating the effect of autogenic relaxation technique on the fulfillment of the need to sleep of post-surgical patients. This study applied pre-experimental method with one group pre-test and post-test design. The samples comprised 32 post-surgical patients in Teratai Ward in dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen. The data were analyzed using Wilcoxon correlational test. The findings indicate that the need to sleep of most of post-surgical the patients (20 respondents or 62.5%) before given treatment with autogenic relaxation technique is mostly unfulfilled. Meanwhile, after given treatment with autogenic relaxation technique, the need of most of the post-surgical patients (21 respondents or 65.6%) is categorized fulfilled. The bivariate test results in p value= In conclusion, autogenic relaxation technique contributes to the fulfillment of the need to sleep in post-surgical patients in Teratai Ward at dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen. Keywords : autogenic relaxation technique, need to sleep, post-surgical. 2

4 1. Pendahuluan Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup. Penelitian di 56 negara dari 192 negara anggota WHO tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta prosedur pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dan kematian. Data WHO menunjukkan komplikasi utama pembedahan adalah kecacatan dan rawat inap yang berkepanjangan 3-16% pasien bedah terjadi di negara-negara berkembang. Secara global angka kematian kasar berbagai operasi sebesar 0,2-10%. Diperkirakan hingga 50% dari komplikasi dan kematian dapat dicegah di negara berkembang jika standar dasar tertentu perawatan diikuti. (Hasri, 2012). Pembedahan atau operasi merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (Sjamsuhidayat & Win, 2005). Tindakan operasi banyak menimbulkan dampak baik biopsikososial maupun spiritual, salah satunya adalah gangguan tidur. Gangguan tidur merupakan ketidakmampuan pasien untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas (Asmadi, 2008). Pasien apabila tidak terpenuhi kebutuhan tidurnya, maka dapat menimbulkan penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam melakukan aktivitas harian, serta menyebabkan terjadinya peningkatan kepekaan (iritabilitas) (Potter & Perry, 2006). Data mengenai stimulus yang paling banyak mengganggu tidur pasien di ruang medikal bedah berdasarkan penelitian Reimer, M.A adalah kesulitan menemukan posisi yang nyaman (62%) dan rasa sakit atau nyeri (58%), sedangkan menurut penelitian Nuraini, dkk gangguan tidur pada pasien pasca operasi disebabkan oleh nyeri (34,5%) (Fahmi,2012). Data pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar terpenuhi yaitu sebanyak (75%). Sedangkan yang tidak terpenuhi sebanyak (25%) (Sulastri, 2014). 3

5 Perawat hadir 24 jam bersama pasien dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pasien dibandingkan tenaga kesehatan lain sehingga perawat tahu betul tentang kondisi pasien. Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan secara mandiri untuk mengatasi gangguan tidur yang dialami pasien. Intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan tidur antara lain modifikasi lingkungan (menurut preferensi individu), menggunakan relaksasi, membangun ritual tidur, mengatasi stress dan kekhawatiran, intervensi farmakologis dan strategi tambahan (Vaughans, 2011). Perawat dapat membantu pasien mengatasi gangguan tidur melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih pasien relaksasi, dan tindakan lainnya. Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah satunya adalah teknik relaksasi autogenik. Relaksasi ini mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya pasien mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra/doa/dzikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru (Asmadi, 2008). Teknik relaksasi autogenik memberikan efek menenangkan pada tubuh dan pikiran, dengan mengalihkkan perhatian pasien kepada relaksasi yang bersumber dari diri sendiri sehingga dapat membuat pasien tidak fokus merasakan nyeri (Aryanti, 2007). Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh relaksasi ini mengubah fisiologi dominan simpatis menjadi dominan sistem parasimpatis (Oberg, 2009). Penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang Irina A BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, menunjukan ada pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur (Nurdin, 2013). Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien post operasi laparotomy di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong didapatkan hasil terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan faktor fisiologis, terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan faktor psikologis, dan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan faktor lingkungan. Faktor psikologi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kualitas tidur (Nurlela, 2009). 4

6 Hasil studi pendahuluan tanggal Juni 2015 peneliti memperoleh data dari bagian Rekam Medis RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen jumlah operasi tahun 2014 sebanyak 3296 pasien. Jumlah pasien operasi di Ruang Teratai dari bulan Januari sampai April 2015 sebanyak 99 pasien (Data Rekam Medik RSUD Sragen, 2015). Hasil wawancara dengan pasien post operasi di Ruang Teratai didapatkan 3 dari 5 pasien post operasi, kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi dengan baik. Seorang pasien mengatakan semalaman tidak bisa tidur dan sulit untuk memulai tidur. Seorang pasien juga mengatakan setelah bangun tidur badan terasa letih dan tidak merasa segar karena semalaman sebentar sebentar terbangun. Ada juga yang mengatakan ketika tidur sering terbangun dan tidak dapat tidur kembali. Dari hasil observasi pada pagi hari ditemukan beberapa dari pasien terlihat masih sering menguap, mata tampak memerah, dan pasien terlihat letih dan tidak bersemangat. Hasil wawancara dengan beberapa perawat yang bertugas di Ruang Teratai didapatkan fenomena bahwa perawat jaga ketika dihadapkan dengan keluhan pasien yang tidak dapat tidur pada pasien post operasi selama ini kebanyakan langkah awal yang diambil adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penenang, masih jarang yang menggunakan teknik relaksasi. Hal ini dilakukan karena sudah rutinitas sejak lama dan biar pasien cepat tidur. Berdasarkan beberapa fenomena diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. 2. Metodologi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2015 di Ruang Teratai RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Desain penelitian ini adalah pre eksperimen dengan one group pretest and post test design yaitu penelitianyang berbertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek yang telah ditentukan. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2013). Populasi penelitian ini adalah seluruh 5

7 pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 responden. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesa nol (H 0) adalah tidak ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Hipotesa alternative (Ha) adalah ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner pemenuhan kebutuhan tidur berisi 20 item pertanyaan tertutup jenis dichotomy question. Masing-masing pertanyaan ada 2 pilihan jawaban yaitu Ya atau Tidak, untuk jawaban Ya diberi skor 0 dan untuk jawaban Tidak diberi skor 1. untuk teknik relaksasi autogenik tidak memerlukan kuesioner karena teknik relaksasi autogenik merupakan suatu perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon. 3. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Uji Univariat a. Karakteristik jenis kelamin. No Tabel 3.1 Distribusi Jenis Kelamin Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jml % ,9% 53,1% Total % Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki, dimana perempuan 17 responden (53,1%). Dari pemenuhan kebutuhan tidur sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik, jumlah responden yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Responden perempuan yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi sebanyak 11 responden (34,4%), sedangkan laki-laki 9 responden (28,1%). Hal ini sesuai dengan pendapat Myers (2012) yang mengatakan bahwa perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, 6

8 eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. Laki-laki lebih rileks dibanding perempuan. Kecemasan dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur seseorang. Peneliti berpendapat bahwa perempuan lebih menggunakan emosinya dibandingkan akal, sehingga ketika menjalani operasi maka perempuan cenderung lebih cemas, takut sehingga akan mempengaruhi kebutuhan tidurnya. b. Karakteristik umur Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Umur No Umur Jml % Thn Thn Thn Thn Thn ,6% 21,9% 25,0% 18,8% 18,8% Total % Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang paling banyak berusia tahun sebanyak 8 responden (25,0%). Umur tahun dalam penelitian ini lebih banyak dibandingkan yang lain karena umur ini termasuk kategori usia kerja (Permenakertrans No 1 Tahun 2014). Seseorang pada umur tahun sedang giat-giatnya dalam bekerja maupun mengejar karier. Seseorang yang masih usia kerja atau usia produktif apabila menderita suatu penyakit maka akan segera mencari penyembuhan agar tidak mengganggu aktivitas maupun pekerjaannya, sehingga tidak akan terlalu menganggu perekonomian keluarganya. Umur merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan dari seseorang. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor umur. Meningkatnya umur seseorang, akan meningkat pula kebijaksaan dan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan dan berpikir rasional. Semakin tinggi umur seseorang semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2012). Peneliti berpendapat bahwa semakin dewasa umur seseorang, makin tinggi tingkat pengalamannya sehingga akan mempengaruhi responden dalam menerima teknik relaksasi yang telah diajarkan oleh peneliti. 7

9 c. Karakteristik Tingkat Pendidikan Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan No Pendidikan Jml % SD SMP SMA DIII S ,9% 46,9% 21,9% 3,1% 6,3% Total % Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan adalah SMP yaitu sebanyak 15 responden (46,9%). Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, dengan pendidikan tinggi maka individu tersebut akan semakin luas pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2012). Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula menerima informasi, pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan terhadap informasi (Mubarok, 2011). Pendidikan yang dimiliki oleh sebagian besar responden adalah SMP. Pendidikan ini masih tergolong rendah. Pendidikan yang rendah umumnya akan mengakibatkan kurangnya pengetahuan seseorang terutama tentang cara yang tepat mengatasi pemenuhan kebutuhan tidurnya post operasi. Tetapi pendidikan seseorang bukanlah jaminan satunya indikator dalam pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) pendidikan akan mempengaruhi kognitif seseorang dalam peningkatan pengetahuan. Karena pengetahuan sebenarnya tidak dibentuk hanya satu sub saja yaitu pendidikan tetapi ada sub bidang lain yang akan juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya pengalaman, informasi, keperibadian dan lainya. Peneliti berpendapat bahwa diperlukan program latihan teknik relaksasi autogenik bagi pasien post operasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan responden dalam mengatasi gangguan tidur yang dialaminya post operasi. 8

10 d. Karakteristik Pekerjaan Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan No Pekerjaan Jml % Petani Ibu Rumah Tangga Pelajar PNS Pedagang Swasta ,4% 15,6% 6,3% 9,4% 9,4% 25,0% Total % Hasil penelitian mengenai pekerjaan terlihat bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah petani yaitu 11 responden (34,4%). Bekerja dikaitkan dalam masalah ekonomi. Simamora (2006) menyatakan bahwa ekonomi adalah kegiatan menghasilkan uang di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk dalam pembiayaan perawatan selama sakit dan di rawat di rumah sakit. Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar pekerjaan responden sebagai petani mempengaruhi kebutuhan tidur pasien. Hal ini dikarenakan sebagai petani, selama menjalani operasi dan di rawat di rumah sakit pasien tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dalam waktu yang agak lama. Kondisi ini dapat membuat sawahnya terbengkalai yang berakibat tidak dapat panen tepat waktu. Biaya untuk perawatan sawahnya juga meningkat. Keadaan tersebut membuat responden bertambah cemas. Kecemasan tersebut berpengaruh terhadap kebutuhan tidur responden sebelum dilakukan teknik relaksasi. 2. Hasil uji bivariat. a. Kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum diberikan teknik relaksasi autogenik. Tabel 3.5 Kebutuhan Tidur Sebelum Teknik Autogenik No Perilaku Jml % Tidak terpenuhi Terpenuhi ,5% 37,5% Total % Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik, sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi dalam kategori tidak terpenuhi yaitu sebanyak 20 responden (62,5%). Tidur adalah pengalaman subjektif, hanya klien yang dapat melaporkan apakah tidurnya cukup dan nyenyak atau tidak. 9

11 Orang dewasa dalam keadaan normal tidur pada malam hari ratarata 6 sampai 8½ jam, tetapi hal ini bervariasi. Orang dewasa juga jarang sekali tidur siang. Orang dewasa yang sehat membutuhkan cukup tidur untuk dapat tetap berpartisipasi dalam kesibukan aktifitas yang mengisi hari-hari mereka. Perubahan status kesehatan, stres fisik dan psikologis, perubahan lingkungan, stres pekerjaan, perubahan hubungan keluarga, dan aktifitas sosial dapat menyebabkan seseorang kesulitan memulai dan atau mempertahankan tidur (Potter & Perry, 2006). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan seseorang yang menderita penyakit tertentu dan dirawat di rumah sakit mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Rasa sakit yang dialami, kesulitan memperoleh posisi yang nyaman, penggunaan obat-obatan, kecemasan, motivasi, kelelahan serta perubahan lingkungan fisik adalah beberapa faktor yang mengganggu terpenuhinya kebutuhan tidur pasien (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Indri (2014) tentang hubungan antara nyeri, lingkungan dan kecemasan terhadap kualitas tidur pasien post operasi apendisitis di RSUD AA Pekanbaru dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa mayoritas responden post operasi appendicitis memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 37 responden (68,5%). Hasil observasi dari peneliti, faktor faktor yang mempengaruhi pasien post operasi mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan tidurnya di Ruang Teratai antara lain perubahan status kesehatan yaitu nyeri karena luka post operasi, stress psikologis karena memikirkan kondisi sakitnya dan memikirkan pekerjaannya sehingga membuat pasien tidak dapat rileks. Faktor lainnya adalah terpasangnya beberapa alat invasive seperti terpasang infus dan kateter yang membuat pasien merasa tidak nyaman. 10

12 Peneliti berpendapat bahwa pada pasien post operasi yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan tidurnya. Gangguan tidur yang dialami pada pasien post operasi dapat berupa kesulitan memulai tidur, gangguan dalam mempertahankan diri untuk tetap tertidur serta gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur ini terjadi sebagai akibat perubahan status kesehatan, kondisi nyeri post operasi yang dialami serta perubahan lingkungan rumah sakit. Hasil observasi peneliti didapatkan bahwa kebutuhan tidur pasien post operasi tidak terpenuhi dikarenakan sebagian besar pasien belum bisa relaks masih memikirkan kondisi tubuhnya setelah menjalani operasi. b. Kebutuhan tidur pasien sesudah diberikan teknik relaksasi autogenik. Hasil penelitian menunjukan bahwa sesudah dilakukan teknik relaksasi autogenik, responden yang kebutuhan tidurnya terpenuhi mengalami peningkatan. Table 3.6 Kebutuhan Tidur Sesudah Teknik Relaksasi No Perilaku Jml % Tidak terpenuhi Terpenuhi ,4% 65,6% Total % Responden yang kebutuhan tidurnya terpenuhi prosentasenya meningkat dari 37,5% menjadi 65,6%, sedangkan responden yang kebutuhan tidurnya tidak terpenuhi prosentasenya turun dari 62,5% menjadi 34,4%. Kebutuhan tidur yang kurang terpenuhi dapat diatasi dengan distraksi, relaksasi, stimulasi kulit, mengatur posisi tidur yang nyaman untuk klien, masase punggung, pengelolaan psikologis (pikiran lebih kuat dari pada tubuh), mendengarkan musik lembut, serta mengkaji kebiasaan pasien sebelum tidur (Prihardjo, 2008). Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang yang menyatakan bahwa relaksasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan bebas mental dan fisik dari ketegangan dan stres. Teknik 11

13 relaksasi bertujuan agar individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa ketegangan dan stres yang membuat individu merasa dalam kondisi yang tidak nyaman (Potter & Perry, 2006). Berdasarkan uraian secara teoritis di atas dan dikaitkan dengan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen setelah pemberian tehnik relaksasi autogenik mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pemberian tehnik relaksasi autogenik yang dilakukan dengan baik akan memberikan manfaat berupa kondisi relaks dan peningkatan kenyamanan sehingga dengan mudah pasien dapat tertidur dan kebutuhan tidurnya terpenuhi. d. Pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Hasil analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 yang berarti < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan ada pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Hasil penelitian ini sesuai pendapat yang mengatakan teknik relaksasi dikatakan efektif apabila setiap individu dapat merasakan perubahan pada respon fisiologis tubuh seperti penurunan tekanan darah, penurunan ketegangan otot, denyut nadi menurun, perubahan kadar lemak dalam tubuh, serta penurunan proses inflamasi. Teknik relaksasi memiliki manfaat bagi pikiran kita, salah satunya untuk meningkatkan gelombang alfa (α) di otak sehingga tercapailah keadaan rileks, peningkatan konsentrasi serta peningkatan rasa bugar dalam tubuh (Potter & Perry, 2006). Peneliti berpendapat bahwa seseorang untuk dapat relaks bergantung pada kemampuan individu sendiri. Teknik relaksasi dapat membantu mencegah atau 12

14 meminimalkan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja terlalu berlebihan, sehingga mengganggu kebutuhan tidur. Dengan teknik relaksasi dapat mengembalikan tubuh ke kondisi yang tenang. Beberapa teknik relaksasi selain menyebabkan efek yang menenangkan fisik juga dapat menenangkan pikiran. Teknik relaksasi dapat membuat tidur menjadi lebih baik. Teknik relaksasi autogenik ini mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan teknik relaksasi lainnya yaitu teknik relaksasi yang mudah dilakukan dan tidak berisiko. Prinsipnya pasien mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra/doa/dzikir dalam hati seiring dengan ekspirasi udara paru (Asmadi, 2008). Teknik relaksasi ini merupakan teknik relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dengan menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang (Aryanti, 2007). Peneliti berpendapat untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pemberian teknik relaksasi, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu: posisi yang nyaman, pikiran yang tenang, lingkungan yang nyaman, sehingga relaksasi autogenik yang diberikan pada pasien mampu meningkatkan relaksasi otot-otot besar yang memberikan kenyamanan pada pasien sehingga pasien mendapatkan pemenuhan kebutuhan istirahat tidurnya sesuai kualitas dan kuantitas kebutuhannya. Relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah melalui autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengendalikan pernafasan, tekanan darah, denyut jantung serta suhu tubuh. Imajinasi visual dan mantramantra verbal yang membuat tubuh merasa hangat, berat dan santai merupakan standar latihan relaksasi autogenik (Varvogli, 2011). Respon emosi dan efek menenangkan yang ditimbulkan oleh relaksasi ini mengubah fisiologi dominan simpatis menjadi dominan sistem parasimpatis (Oberg, 2009). 13

15 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haris (2011) bahwa pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur klien sebelum diberikan tehnik relaksasi progresif didapatkan bahwa 100% responden dengan kategori tidur kurang. Terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan istirahattidur klien setelah pemberian tehnik relaksasi progresif, 12 orang (60%) responden dengan kategori tidur cukup dan sebanyak 8 orang (40%) responden dengan tidur baik atau terpenuhi kebutuhan istirahat tidurnya sedangkan yang tidur kurang tidak ada (0%). 4. Simpulan dan Saran a. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Karakteristik responden di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 17 responden (53,1%), umur paling banyak umur tahun sebanyak 8 responden (25,0%), tingkat pendidikan paling banyak SMP sebanyak 15 responden (46,9%), dan sebagian besar responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 11 responden (34,4%). Sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi sebelum dilakukan teknik relaksasi autogenik, berada dalam kategori tidak terpenuhi yaitu sebanyak 20 responden (62,5%). Sebagian besar kebutuhan tidur pasien post operasi sesudah dilakukan teknik relaksasi autogenik, berada dalam kategori terpenuhi yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Adanya pengaruh tehnik relaksasi autogenik terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Teratai RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. b. Saran Bagi pasien, hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh pasien sendiri untuk mengatasi masalah tidur post operasi sehingga dapat mempersingkat hari perawatan dan menghemat biaya perawatan. Bagi RSUD dr Soehadi Prijonegoro, hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai acuan bagi manajemen bidang keperawatan rumah sakit dalam menetapkan SPO tentang teknik relaksasi autogenik yang pada akhirnya 14

16 dapat digunakan sebagai pedoman bagi perawat Ruang Teratai untuk mengatasi masalah tidur pada pasien post operasi dengan menggunakan teknik relaksasi autogenik. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah kepustakaan dan pengetahuan tentang teknik relaksasi autogenik yang merupakan salah satu tindakan mandiri perawat untuk mengatasi permasalahan tidur pada pasien post operasi, dan instansi pendidikan sebaiknya dapat menyediakan buku bacaan yang berhubungan dengan teknik relaksasi autogenik dan kebutuhan tidur pada pasien post operasi. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi peneliti-peneliti selanjutnya dan dapat melakukan penelitian dengan perluasan sampel dengan menggunakan kelompok kontrol serta melakukan penelitian pengaruh teknik relaksasi autogenik pada pasien dengan penyakit dalam. Bagi peneliti, diharapkan dapat melakuan penelitian yang lebih luas lagi megenai teknik relaksasi autogenik dan pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi dengan variabel yang lebih luas dan berbeda. REFERENSI Aryanti, N.P Terapi Modalitas Keperawatan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Asmadi, 2008, Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar klien, Jakarta : Salemba Medika. Fahmi Pengaruh Terapi Musik terhadap Tingkat Gangguan Tidur pada pasien pasca operasi Laparotomy di Irna B (Teratai) dan Irna Ambun Pagi RSUP Dr. M. Djamil, Padang. Skripsi. Universitas Andalas Padang. Haris, Pengaruh Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Klien di Ruangan VIP-B Rumah Sakit Umum Daerah Bima. Jurnal Kesehatan Prima Vol. 5 No.1, Februari Hasri, Praktek Keselamatan Pasien Bedah di RSUD X, Tesis, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Indri Hubungan Antara Nyeri, Lingkungan dan Kecemasan Terhadap Kualitas Tidur Pasien Post Operasi Apendisitis di RSUD AA Pekanbaru. Skripsi. Myers G, David Psikologi Sosial, edisi 10. Jakarta : penerbit Salemba Humanika. 15

17 Mubarak,Wahid Iqbal, et al Pomosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Notoatmodjo, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Nurdin, S Pengaruh teknik relaksasi terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di Ruang Irina A BLU Prof. Kandou Manado. Skripsi. Nurlela, S Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien post operasi laparatomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Skripsi. Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Oberg, E Mind-body techniques to reduce hypertension's chronic effects integrative medicine. Permenakertrans No 1 Tahun Perubahan Atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.250/MEN/XII/2008 Tentang Klasifikasi Dan Karakteristik Data Dari jenis Informasi Ketenagakerjaan. Priharjo, R Konsep & Prespektif Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC Sjamsuhidajat, R & Jong de Wim Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Sulastri, Hubungan intensitas nyeri dengan pemenuhan kebutuhan tidur pada pasien post operasi di Ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Skripsi. Universitas Sahid Surakarta. Tarwoto dan Wartonah, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan, Jakarta : Salemba Medika. Varvogli, L., & Parviri, C Stress management techniques: evidencebased procedurs that reduce stress and promote health. Health Science Journal 5, Issue 2. Vaughans, BW Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Rapha Publishing. Perry Anne Griffin, Potter Patricia A Fundamental keperawatan, konsep, klinis dan praktek, Ed 4, Vol 2, alih bahasa: Renata Komalasari, Dian Evriyani, Enie Novieastari, Alfrina Hany dan Sari Kurnianingsih. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 16

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM INFORMED CONSENT PASIEN PRE OPERASI DI BANGSAL BEDAH RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

ARTIKEL ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM INFORMED CONSENT PASIEN PRE OPERASI DI BANGSAL BEDAH RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ARTIKEL ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM INFORMED CONSENT PASIEN PRE OPERASI DI BANGSAL BEDAH RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Oleh : David Firmansyah NIM : ST 14007 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah suatu bentuk tindakan invasif yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional dan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan klien dan keluarganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh : Woko Lestariyanto NIM : ST 14073

ARTIKEL ILMIAH. Oleh : Woko Lestariyanto NIM : ST 14073 ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI EKSTERNAL PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUANG MELATI RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Oleh : Woko Lestariyanto NIM : ST 14073

Lebih terperinci

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***) PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA Yeti Nurhayati 1) 1 Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan

Lebih terperinci

Arif Saifullah, 2) Meri Oktariani, 3) Ika Subekti Wulandari

Arif Saifullah, 2) Meri Oktariani, 3) Ika Subekti Wulandari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN PERAWAT DALAM MANAJEMEN NYERI PASIEN POST OPERASI DI BANGSAL BEDAH RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN 1) Arif Saifullah, 2) Meri Oktariani, 3) Ika Subekti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN : TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh: Satriyo Agung, Annisa Andriyani, Dewi

Lebih terperinci

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang 15 Bibliography : 35 (2002-2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan oleh dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016 Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016 Heny Siswanti 1*, Ummi Kulsum 2* 1,2 Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyakit gastrointestinal (saluran pencernaan) merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan penyebab terbanyak kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG 2013 Armi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

FIRMAN FARADISI J

FIRMAN FARADISI J PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan operasi merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera diatasi. Bagi anak usia

Lebih terperinci

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RSUD WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DIAN APRIANTO NIM : 08.0263.S

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & Barros (2012), mendefinisikan tidur sebagai suatu kondisi dimana proses pemulihan harian terjadi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN Esri Rusminingsih, Ikmal Qoyyimah ABSTRAK Perubahan fisiologi usia lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembedahan atau operasi merupakan tindakan invasif dengan membuka bagian tubuh untuk perbaikan.pembedahan biasanya diberikan anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011 PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI PKU MUHAMMADIYAHGOMBONG Endah Estria Nurhayati 1, Herniyatun 2,Safrudin ANS 3 1,2,3Jurusan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD 1* Bejo, 2 Wahyudin 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi *Korespondensi penulis : santosobejo43@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari pembelajaran praktik bagi mahasiswa. Ketika pembelajaran praktik, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN Ambar Winarti STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN ABSTRAK Tidur merupakan kebutuhan manusia

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR.

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR. SKRIPSI PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Penelitian Keperawatan Medikal Badah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI SULASTRI J

SKRIPSI SULASTRI J PERBEDAAN TINGKAT NYERI ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK PADA PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT KARIMA UTAMA KARTASURA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur multidisipliner yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Keperawatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia lanjut secara dramatis pada abad 21 nanti. Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 1990-2025 dari Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TENTANG PERSALINAN DENGAN HYPNOBIRTHING DI AKADEMI KEBIDANAN MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Gusni Rahmarianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Hypnobirthing

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Lampiran 1 Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin: INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Setelah mendapat penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari relaksasi autogenik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat

Lebih terperinci

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015 Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015 A. Pengertian Chaplin (2011) memberi pengertian relaksasi sebagai kembalinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J PENGARUH TERAPI BERMAIN GELEMBUNG SUPER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Diah Luki

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya

Lebih terperinci

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan KARAKTERISTIK NYERI PADAA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF ANTARA A YANG DIBERII DISTRAKSI MUSIK KLASIKK & MASSASE DENGAN YANG DIBERI MASSASE SAJA DI RUMAH BERSALIN GRATIS KEPATIHAN KULON JEBRES SURAKARTAA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya BAB 1 PENDAHULUAN A.LATARBELAKANG Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci