DAFTAR ISI. Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan - Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta - Laporan Keuangan Konsolidasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan - Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta - Laporan Keuangan Konsolidasi"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI A. INFORMASI UMUM Halaman 1. Kepengurusan 2 2. Perkembangan Kepemilikan Saham 5 3. Perkembangan Usaha Bank 6 4. Rasio Keuangan 8 5. Sasaran dan Strategi Usaha 9 6. Kebijakan Manajemen Manajemen Resiko Laporan Manajemen 16 B. LAPORAN KEUANGAN 23 Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan - Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta - Laporan Keuangan Konsolidasi C. LAMPIRAN Bagan Organisasi Bank Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Lamp. I Lamp. II Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

2 A. INFORMASI UMUM 1. Kepengurusan 1.1. Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Iskandar Widyadi Komisaris : Mintolo Hardiyanto, SE Komisaris : Randy Hartanto Lie, MBA 1.2. Direksi Presiden Direktur : Handrie Wirawan Wakil Presiden Direktur : Emanuela Tanubrata, SH Direktur Operasional : Olwin Chandra, SE, MM Direktur Kepatuhan & Umum : Krisna Chandra, SE, MM Riwayat hidup masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi, adalah sebagai berikut : 1.1. Dewan Komisaris Iskandar Widyadi - Presiden Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Hokkian pada tanggal 23 Desember Mengawali kariernya pada tahun 1952 sebagai pengusaha toko Tin Tin. Pada tahun 1965, mendirikan perusahaan C.V. Intisari yang bergerak dibidang perdagangan. Tahun 1972, menjabat sebagai Komisaris P.T. Grandtex yang bergerak dibidang pertekstilan. Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur P.T. Bank International Indonesia pada tahun 1974 hingga Kemudian tahun 1985, mengambilalih kepemilikan saham bank perkreditan rakyat, yang kemudian berubah nama menjadi P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta dan terakhir setelah menjadi bank umum berubah menjadi P.T. Bank Jasa Jakarta. Menjabat sebagai Presiden Komisaris pada P.T. Bank Jasa Jakarta tersebut sejak tahun Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

3 Mintolo Hardiyanto, SE - Komisaris LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN 2007 Warga negara Indonesia, lahir di Klaten pada tanggal 24 Januari Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun Belajar akunting dan pemeriksaan PDE di Akademi Administrasi Niaga serta pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh intern Bank Indonesia. Mengawali kariernya di Bank Indonesia - Semarang pada tahun 1965 sampai dengan pensiun tahun 2000 dengan jabatan terakhir sebagai Pengawas Bank Senior di Urusan Pengawasan Bank. Bergabung dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan sejak tahun Sejak Oktober 2001, bergabung dengan Bank Jasa Jakarta, dan sejak Maret 2003 menjabat sebagai Komisaris. Randy Hartanto Lie, MBA - Komisaris Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 5 April Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Wichita State University Wichita KS. USA pada tahun 1986 dan Strata 2 di Mercer University Atlanta GA. USA pada tahun Dalam bidang perbankan, mengawali kariernya di Bank Industri pada tahun 1989 sebagai Account Officer. Tahun 1991 sebagai Senior Assc. di Panin Finance, tahun 1994 sebagai Departement Head Corporate Banking di Aspac Bank, tahun 1995 sebagai Group Head Controller & Finance Director di Putera Group dan 1997 sebagai konsultan. Sejak Maret 2007, bergabung dengan PT. Bank Jasa Jakarta menjabat sebagai Komisaris Independen Direksi Handrie Wirawan, Presiden Direktur Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 8 Januari Mengawali kariernya pada tahun 1972 sebagai pengusaha wiraswasta. Mulai bergabung dengan P.T. Bank Jasa Jakarta (d/h P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta) sejak tahun 1985 sebagai Presiden Direktur sampai dengan sekarang. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

4 Emanuela Tanubrata, SH - Wakil Presiden Direktur Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 27 April Menyelesaikan pendidikan di Universitas Tarumanagara, Jakarta pada tahun Mengawali kariernya di Bank Jasa Jakarta dibidang perkreditan tahun 1989, kemudian menjabat sebagai Asisten Manajer Kredit pada tahun 1993 s/d Dan tahun 1997 s/d 2000 menjabat sebagai Manajer Kredit. Kemudian tahun 2000 s/d 2003 menjabat sebagai General Manajer, tahun 2003 s/d 2004 menjabat sebagai salah satu Direktur PT Bank Jasa Jakarta dan sejak tahun 2004 s/d sekarang dipercaya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur. Olwin Chandra, SE, MM - Direktur Operasional Warga negara Indonesia, lahir di Gorontalo pada tanggal 22 November Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1991 dan Strata 2 di Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Jakarta pada tahun Pada tahun 1987 s/d 1990 mengawali kariernya sebagai Staf Marketing pada PT. Inti Alam Trading Coy, tahun 1990 s/d 1991 sebagai Staf Pembukuan pada PT. Indodewata Alam Lestari, tahun 1992 sebagai Asisten Marketing Manajer pada PT. Multisari Langgeng Jaya, tahun 1993 sebagai Kepala Pembukuan & Keuangan pada PT. Harumdana Sekuritas, tahun 1998 s/d 2004 sebagai Direktur pada PT. Sumber Kencana Graha dan PT. Catur Marga Utama, tahun 1993 s/d 1994 sebagai Staf Pembukuan di Bank Jasa Jakarta, kemudian menjabat sebagai Kepala Bidang Administrasi Kredit tahun 1994 s/d Sejak September 2004 dipercaya sebagai Penjabat Direktur Operasional dan mulai Januari 2005 sebagai Direktur Operasional PT. Bank Jasa Jakarta. Krisna Chandra, SE, MM - Direktur Kepatuhan & Umum Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 25 Desember Menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta pada tahun 1987 dan Strata 2 di Universitas Tarumanagara, Jakarta pada tahun Mengawali karirnya di perbankan pada tahun 1983 sebagai Staff Operasional Bank Perdania. Tahun 1989 bergabung di PT. Jaya Fuji Leasing Pratama sebagai Credit & Marketing Officer dan mengembangkan karirnya sampai dengan jabatan terakhir sebagai Senior Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

5 Manager. Tahun 1997 melanjutkan karir di PT. Danamon Finance sebagai Deputy General Manager sampai menjabat posisi Direktur. Kemudian tahun 2003 bergabung di Bank Harmoni Internasional sebagai Direktur Kepatuhan. Dan akhirnya pada bulan Januari 2006 bergabung di Bank Jasa Jakarta sebagai Direktur Kepatuhan 2. Perkembangan Kepemilikan Saham Sesuai dengan akte perubahan terakhir yang dibuat oleh notaris Arianny Lamoen Redjo SH, no. 34 tanggal 21 Maret 2005, modal dasar perseroan ditingkatkan menjadi Rp yang terbagi atas lembar saham dengan nilai nominal Rp per lembar saham. Atas perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C HT TH.2005 tanggal 22 Juni Dan sesuai dengan akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 11 tanggal 20 Maret 2006, modal ditempatkan dan disetor penuh ditingkatkan menjadi Rp serta telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 8/102/DPB3/TPB3-6 tanggal 20 November Komposisi kepemilikan saham per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut : Dalam Jutaan Rupiah Nama 31 Desember 2007 Pemegang Saham Jumlah Persentase PT. Widya Raharja Dharma ,9 % PT. Adikarta Graha ,1 % Jumlah ,0 % Berdasarkan akta notaris Arianny Lamoen Redjo SH No. 26 tanggal 24 September 2007 para pemegang saham telah melakukan penambahan penyertaan modal sebesar Rp yang masih dalam proses permohonan persetujuan dari Bank Indonesia. Rincian kepemilikan saham apabila penambahan modal tersebut disetujui Bank Indonesia, akan menjadi sebagai berikut : Dalam Jutaan Rupiah Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

6 Nama Penambahan Modal Disetor Komposisi Modal Menjadi Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase PT. Widya Raharja Dharma ,9 % ,9 % PT. Adikarta Graha ,1 % ,1 % Jumlah ,0 % ,0 % 3. Perkembangan Usaha Bank Perseroan yang semula memiliki status sebagai Bank Perkreditan Rakyat, pada Agustus 1989 telah meningkatkan statusnya sebagai bank umum, sehingga nama perseroan yang semula P.T. Bank Pasar Jasa Jakarta berubah menjadi P.T. Bank Jasa Jakarta. Perkembangan bank selama 5 (lima) tahun terakhir relatif bagus, baik dari sisi total aset, penyaluran kredit, penghimpunan dana, maupun perolehan laba, kecuali untuk perolehan laba yang selama tahun 2006 yang mengalami penurunan laba sebagai dampak dari adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 Oktober 2005 dan kenaikan tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang relatif lebih besar daripada kenaikan tingkat suku bunga kredit. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari adanya penerapan prinsip kehati-hatian baik dalam penghimpunan dana maupun dalam pemberian fasilitas kredit kepada nasabah. Disamping juga adanya efesiensi disegala bidang dan efektivitas dalam mengelola aset bank. Dalam lima tahun Pos-pos penting atas perkembangan selama 5 (lima) tahun terakhir yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, kami sajikan dibawah ini : Dalam Jutaan Rupiah Uraian Pos Tertentu Total Aktiva/Pasiva Kredit Diberikan Penempatan Dana - Sertifikat Bank Indonesia - Surat Utang Negara - Surat Obligasi Lainnya - Call Money Antar Bank Total PPAP Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

7 Dana Pihak Ketiga - Giro - Tabungan - Deposito LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM - TAHUN Modal Sendiri Laba Sebelum Pajak Laba Setelah Pajak Pertumbuhan rata-rata total aset selama lima terakhir adalah sebesar 19,5 %. Dari sisi aktiva, kredit rata-rata tumbuh 28,1 %, sedangkan dari sisi pasiva, dana pihak ketiga rata-rata tumbuh 18,6 %. Laba sebelum pajak mengalami pertumbuhan rata-rata selama lima tahun sebesar 15,0 %. Sedangkan apabila ditinjau dari pertumbuhan selama tahun 2007 dibanding tahun 2006, tampak pada tabel dibawah ini : Dalam Jutaan Rupiah Perkembangan Uraian Pos Tertentu Jumlah Rasio Total Aktiva/Pasiva ,9 % Kredit Diberikan ,8 % Penempatan Dana ,1 % - Sertifikat Bank Indonesia ,5 % - Surat Utang Negara ,0 % - Surat Obligasi Lainnya ,2 % - Call Money Antar Bank ,4 % Total PPAP ,4 % Dana Pihak Ketiga - Giro - Tabungan - Deposito ,9 % 18,3 % 21,9 % 10,4 % Modal Sendiri ,0 % Laba Sebelum Pajak ,4 % Laba Setelah Pajak ,293 15,4 % Dari data tersebut diatas, dapat kami uraikan sebagai berikut : Total aset mengalami pertumbuhan sebesar Rp Juta atau 10,9 %. Dari sisi perolehan penghimpunan dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan sebesar Rp Juta atau 11,9 %, pertumbuhan terbesar masih berasal dari deposito berjangka. Sedangkan dari sisi modal sendiri, mengalami pertumbuhan sebesar Rp Juta atau 16,0 % yang bersumber dari perolehan laba bersih setelah pajak dan adanya keuntungan yang belum direalisasi atas pemilikan efek (Surat Utang Negara dan obligasi lainnya). Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

8 Dari sisi aktiva, penggunaan dana untuk pemberian kredit mengalami pertumbuhan sebesar Rp Juta atau 18,8 %. Lebih besarnya pertumbuhan kredit dibandingkan dengan pertumbuhan penghimounan dana pihak ketiga, mengakibatkan jumlah penempatan dana mengalami pertumbuhan negatif sebesar Rp Juta atau 9,1 %. Selama tahun 2007 perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp Juta, mengalami peningkatan sebesar Rp Juta atau 23,4 % dibanding tahun Hal tersebut disebabkan adanya pertumbuhan penyaluran kredit yang relatif besar dan selama tahun 2007 terjadi penurunan suku bunga dana pihak ketiga yang relatif cukup besar serta adanya peningkatan fee based income. 4. Rasio Keuangan Rasio-rasio penting atas laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut : Rasio Permodalan a. Capittal Adequecy Ratio (CAR) b. Aktiva tetap terhadap modal 2. Aktiva Produktif a. Aktiva produktif bermasalah b. Non Performing Loans Gross c. Non Performing Loans Netto d. PPAP terhadap aktiva produktif e. Pemenuhan PPAP 3. Rentabilitas a. Return on Assets (ROA) b. Return on Equity (ROE) c. Net Interest Margin d. Biaya Operasional / Pendapatan Operasional 21,90 % 13,05 % 0,82 % 1,27 % 0,78 % 1,42 % 132,77 % 3,04 % 15,69 % 4,54 % 74,64 % 22,16 % 14,47 % 0,72 % 1,17 % 0,80 % 1,24 % 132,92 % 2,71 % 16,22 % 3,95 % 83,01 % 4. Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) 85,23 % 80,29 % Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

9 5. Kepatuhan (Compliance) a. Persentase pelanggaran BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait b. Persentase pelampauan BMPK - Pihak Terkait - Pihak Tidak Terkait c. Giro Wajib Minimum Rupiah d. Posisi Devisa Neto (PDN) 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 7,03 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 0,00 % 7,01 % 0,00 % Rasio permodalan (CAR) tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0,26 %, disebabkan adanya kenaikan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebesar 4,9 %. Rasio aktiva produktif bermasalah, rasio non performing loans dan pemenuhan PPAP tahun 2007, relatif sama dengan tahun Sedangkan untuk rasio rentabilitas, terjadi kenaikan di tahun 2007 (kecuali untuk ROE), yang disebabkan oleh kenaikan net interest margin (NIM) dan adanya efisiensi yang terlihat dari makin membaiknya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). 5. Sasaran dan Strategi Usaha a. Kebijakan perkreditan Dengan masih tingginya kelebihan likuiditas, yang saat ini kami tempatkan dalam bentuk Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia dan sebagian kecil ke obligasi serta call money antar bank, diperlukan upaya untuk menyalurkan dalam bentuk kredit diberikan. Upaya-upaya dalam rangka meningkatkan penyaluran kredit tersebut antara lain : Mengintensifkan produk KPR Khusus, Tingkat suku bunga KMK dan KPM yang menarik, Mengintensifkan promosi kredit, Meningkatkan kerjasama dengan develover dan dealer mobil, Menambah jumlah dan meningkatkan mutu account officer, Menggali potensi dari existing customer. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

10 Upaya-upaya tersebut diatas tidak terlepas dari prinsip yang selalu kami pegang yaitu kehati-hatian dan adanya penyebaran risiko dalam pemberian kredit. b. Pemeliharaan rasio permodalan bank Rasio permodalan (CAR) yang baik (diatas ketentuan Bank Indonesia 8 %) akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk dapat melakukan transaksi dengan bank. Hal ini penting, karena pertumbuhan kredit harus didukung juga dengan adanya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank. Dengan rasio permodalan (CAR) pada bulan Desember 2007 sebesar 21,90 %, masih adanya peluang bagi bank untuk melakukan peningkatan penyaluran kredit, yang dampaknya diharapkan dapat meningkatkan laba dan peningkatan rasio permodalan, tentunya dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka untuk memelihara rasio permodalan bank, para pemegang saham telah bersepakat untuk tidak membagikan deviden kecuali dalam rangka penambahan modal disetor bank. c. Pemeliharaan Kualitas Aktiva Produktif Penggunaan dana dalam aktiva yang produktif akan berdampak pada peningkatan perolehan laba bank. Namun demikian tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penggunaan dana dimaksud. Terhadap agunan yang diambil alih dari penyelesaian kredit bermasalah, juga harus sesegera mungkin dapat dijual kembali agar tidak membebani bank. d. Peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga Dalam upaya untuk meningkatkan perolehan penghimpunan sumber dana pihak ketiga, beberapa strategi yang diterapkan adalah : Bebas biaya administrasi tabungan, Bebas penalti untuk pencairan deposito sebelum jatuh waktu, Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

11 Pengembangan fasilitas, yaitu dengan menerbitkan kartu ATM Jasa bekerja sama dengan PT. Rintis Sejahtera sebagai perusahaan switching ATM Prima dan pemberian layanan informasi kepada nasabah, On-line sistem seluruh kantor, Meningkatkan mutu pelayanan nasabah. e. Teknologi Informasi Pengembangan teknologi sistem informasi terus kami lakukan seiring dengan adanya pertumbuhan bank dan perkembangan teknologi. Pengembangan tersebut kami sesuaikan baik dengan kebutuhan kami saat ini maupun perkembangan teknologi pada masa yang akan datang. Namun demikian, prinsip dasar kami untuk melakukan kehatihatian menjadi prioritas kami dalam setiap kebijakan pengembangan teknologi sistem informasi, dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko. Saat ini Bank Jasa Jakarta telah melakukan on-line sistem terhadap seluruh jaringan kantor dan bekerjasama dengan PT. Rintis Sejahtera, untuk memberikan pelayanan berupa transaksi melalui jaringan ATM Prima (ATM BCA) disamping juga melalui mesin EDC yang tersedia pada seluruh kantor. f. Efisiensi Biaya Dalam rangka untuk meningkatkan perolehan laba, Bank Jasa Jakarta senantiasa terus melakukan pembenahan-pembenahan, baik kebijakan, sistem dan prosedur maupun sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional bank. Pengawasan ini diterapkan terhadap seluruh jenjang kegiatan bank, sehingga diharapkan adanya suatu internal control yang baik dan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi. g. Manajemen Risiko Berkembangnya perusahaan dan teknologi sistem informasi, akan mengakibatkan makin kompleknya risiko yang dihadapi dan pada ujungnya semakin besar kemungkinan perusahaan menanggung risiko dari kegiatan yang dilakukannya. Oleh karena itu bank perlu melakukan Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

12 peningkatan praktek tata kelola yang sehat (Good Corporate Governance) dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang baik, agar aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank tidak menimbulkan/meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi. Dalam rangka untuk kearah tersebut, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko serta telah menerapkan manajemen risiko di semua jenjang aktivitas fungsional. Disamping itu, dalam rangka untuk melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, kami telah membentuk Komite Pemantau Risiko. 6. Kebijakan-kebijakan Manajemen Kebijakan manajemen selama tahun 2007, adalah : a. Menerapkan kebijakan prinsip kehati-hatian yang lebih ketat dalam memberikan persetujuan kredit, baik kredit baru maupun penambahan fasilitas kredit. b. Melakukan pengawasan dan/atau pemantauan terhadap persetujuan kredit dan aktivitas kredit, dalam rangka meminimalisasi kredit bermasalah, c. Melakukan pemantauan/pengawasan dan penagihan yang lebih intensif terhadap kredit-kredit bermasalah yang telah dihapusbukukan, d. Melakukan pemantauan/pengawasan terhadap aset yang diperoleh dari pengambil-alihan agunan milik debitur. e. Melakukan pemantauan dan analisa yang akurat terhadap penempatan dana atas kelebihan likuiditas. Kebijakan manajemen dalam penempatan atas kelebihan likuiditas tersebut sebagian besar dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi yang diterbitkan perusahaan swasta yang memiliki peringkat Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

13 sangat baik serta ditempatkan dalam bentuk pinjaman antar bank (Call Money). f. Mempertahankan rasio kecukupan modal (CAR) diatas ketentuan Bank Indonesia, dengan berusaha meningkatkan rentabilitas dan/atau peningkatan modal sendiri bank serta adanya kesepakatan para pemegang saham yang tidak membagi deviden kecuali dalam rangka penambahan modal disetor bank, g. Melakukan konsolidasi intern pada seluruh level manajemen bank untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas setiap karyawan dengan tetap melakukan pengembangan sumber daya manusia; h. Melakukan pengembangan program komputer aplikasi perbankan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan sistem kerja yang efektif dan efisien, 7. Manajemen Risiko Dalam upaya untuk meningkatkan good corporate governance dan penerapan manajemen risiko, maka diperlukan pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko lengkap dengan Komite Manajemen Risikonya. Manajemen risiko berfungsi secara independen dan terpisah dari aktivitas operasional maupun pelayanan perbankan. Lini pertama dalam fungsi pengelolaan risiko adalah di tingkat unit bisnis, yang melakukan aktivitas pengelolaan risiko dari hari ke hari. Lini kedua adalah Satuan Kerja Manajemen Risiko, yang mengawasi dan mengkoordinasikan akivitas pengelolaan risiko secara keseluruhan. Sedangkan lini ketiga adalah Satuan Kerja Audit Intern, yang memberikan umpan balik dalam menilai kelayakan implementasi pengelolaan risiko. Penerapan kebijakan pengelolaan risiko yang berhati-hati, melalui pengembangan kemampuan sumber daya manusia maupun sistem untuk mengevaluasi dan mengelola berbagai faktor risiko yang dihadapi bank, sehingga dapat menerapkan praktek terbaik pengelolaan risiko dalam suatu kerangka kerja yang terpadu. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

14 Terdapat 5 (lima) cakupan risiko yang dihadapi dan dikelola oleh Bank Jasa Jakarta, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko kepatuhan, sebagai berikut : a. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit meliputi bidang Perkreditan dan Treasuri. Secara organisasi bidang Perkreditan di bawah Direktur Kredit melalui Divisi Operasional, bertanggungjawab terhadap penatausahaan, dokumentasi, aspek legal, kualitas kredit, sedangkan pembahasan kredit dilakukan oleh rapat komite kredit dengan wewenang memutus terbatas hanya ada pada Presiden Direktur sampai jumlah kredit tertentu dan sepengetahuan Komisaris untuk jumlah diatasnya. Bidang Treasuri di bawah Presiden Direktur melalui Divisi Operasional, dimana kegiatan treasuri diberikan limit, baik limit counterparty maupun limit transaksi dealer. Sebagai bank bukan devisa, kegiatan treasuri masih sangat terbatas untuk transaksi pasar uang antar bank dan transaksi pembelian/jual surat berharga-rupiah melalui Bank Indonesia dan broker. Dari sisi tanggung-jawab, masing-masing pegawai dan pejabat mempunyai tanggung-jawab kepada atasan langsung menurut jenjang jabatan masing-masing. Pengelolaan risiko kredit antara lain meliputi pemberian kredit yang berhati-hati, prosedur kredit yang konsisten, pengendalian jumlah non performing loan, pemilihan surat berharga yang marketable dan penerapan limit counterparty yang konsisten. b. Risiko Pasar Pengelolaan risiko pasar meliputi bidang Perkreditan, Dana, dan Treasuri. Secara organisasi bidang Perkreditan dan Treasuri telah diuraikan diatas, sedangkan bidang Dana, seperti halnya dengan Treasuri dibawah Presiden Direktur. Dari sisi tanggungjawab, masingmasing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung menurut jenjang jabatan masing-masing. Risiko pasar yang terutama dihadapi Bank Jasa Jakarta adalah risiko sukubunga, dan karena tidak memungkinkan bermain di forex trading Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

15 maupun penanaman dalam bentuk valuta asing maka tidak menghadapi risiko nilai uang. Pengelolaan risiko pasar antara lain dalam bentuk kebijakan jangka waktu repricing schedul, klausul tentang tingkat bunga di dalam perjanjian kredit, serta pemilihan surat berharga yang marketable sehingga memudahkan bank melepas kepemilikan surat berharga tersebut manakala tingkat bunga pasar tidak sesuai lagi. c. Risiko Likuiditas Pengelolaan risiko likuiditas meliputi bidang Perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah. Dari sisi organisasi, bidang perkreditan, Dana dan Treasuri telah diuraikan diatas, sedangkan bidang Pelayanan Nasabah di bawah Direktur Operasional. Dari sisi tanggungjawab, masing-masing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung pada jenjang jabatan masing-masing. Pengelolaan risiko likuiditas antara lain dalam bentuk penetapan saldo kas dan Giro Wajib Minimum, pengaturan skedul jatuh waktu penanaman pada secondary reserve; memberikan ketentuan bagi nasabah/debitur untuk memberitahu lebih dahulu bila akan menarik dana dalam jumlah tertentu/besar; serta dalam hal pencairan kredit bank mengatur jumlah tertentu dalam bentuk rekening koran, sisanya dalam bentuk kredit aksep yang hanya akan dicairkan bila sudah akan digunakan. d. Risiko Operasional Pengelolaan risiko operasional meliputi bidang Perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah, Sumber Daya Manusia dan bidang Sistem dan Teknologi. Dari sisi organisasi bidang perkreditan, Dana, Treasuri dan Pelayanan Nasabah telah diuraikan diatas, sedangkan bidang SDM dan Sistem Teknologi di bawah Direktur Kepatuhan. Dari sisi tanggungjawab, masing-masing pegawai/pejabat bertanggungjawab kepada atasan langsung pada jenjang jabatan masing-masing. e. Risiko Kepatuhan Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

16 Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan tidak dipatuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pada prakteknya, risiko kepatuhan melekat pada faktor risiko yang terkait dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku, misalnya risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva Produktif, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 8. Laporan Manajemen a. Struktur Organisasi Bank Jasa Jakarta terus mengembangkan kemampuan organisasi Bank untuk mendukung tujuan dan strategi usaha yang ditetapkan, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah maupun nilai bagi pemegang saham. Struktur organisasi Bank senantiasa dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan saat ini maupun antisipasi perkembangan di masa mendatang, baik dalam rangka mematuhi peraturan yang berlaku, mengantisipasi tuntutan pasar, ataupun beradaptasi terhadap dinamika usaha dan sektor perbankan. b. Aktivitas Utama Manajemen secara rutin melakukan pemantauan atas kegiatan operasi Bank Jasa Jakarta, dimana pada kondisi saat ini yaitu spread suku bunga yang relatif kecil dan risiko kredit yang relatif masih tinggi, kegiatan manajemen dikonsentrasikan pada : - monitoring mutasi dana, dimana untuk mencegah terjadinya negative spread, setiap dana yang ada harus dikelola seefisien dan seefektif mungkin, - meningkatkan penyaluran kredit, baik kredit modal kerja/investasi, maupun kredit kepemilikan rumah dan kendaraan bermotor (mobil), Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

17 - melakukan pengaturan dan pemantauan secara terus-menerus pada seluruh jajaran manajemen dalam melakukan rekonsiliasi intern dalam seluruh operasi Bank Jasa Jakarta untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas, - mengembangkan sumber penghasilan dari jasa pelayanan kepada nasabah (fee base income), seperti pengurusan asuransi, pengurusan ekspor-impor, administrasi kredit dan lainnya. c. Teknologi Informasi Bank Jasa Jakarta secara berkesinambungan terus mengembangkan teknologi sistem informasi yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan nasabah, kehandalan pengolahan data dan meningkatkan kualitas informasi kepada manajemen. Telah diterapkan sistem on line yang terintergrasi untuk seluruh kantor Bank Jasa Jakarta, sehingga setiap transaksi dapat dilakukan secara on-line real time antara kantor pusat dengan seluruh kantor. Untuk mengantisipasi dan mengakomodir transaksi perbankan yang semakin beragam, maka teknologi informasi Bank Jasa Jakarta sepenuhnya didukung oleh penerapan teknologi yang tepat guna dengan sistem pengamanan yang memadai. d. Jenis Produk dan Jasa Yang Ditawarkan Jenis produk dan jasa yang ditawarkan Bank Jasa Jakarta antara lain: Penghimpunan Dana : Giro Tabungan o Tabungan Jasa o Tabungan Poin Jasa o Tabungan Sejahtera o Tabungan Ganda o Tabungan Khusus Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

18 Simpanan Berjangka o Deposito Berjangka o Sertifikat Deposito Penyaluran Dana : Kredit modal kerja Kredit investasi Kredit konsumtif : Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Kredit Pemilikan Motor (KPMr) Jasa-jasa : Menerbitkan Kartu ATM Jasa, Menerbitkan Bank Garansi, Sebagai perantara pengurusan ekspor-impor nasabah, Pembayaran tagihan rekening telpon, listrik, kartu kredit dan premi asuransi nasabah, Sebagai bank persepsi, menerima setoran pajak dan setoran lainnya untuk keuntungan Kas Negara, Transaksi jual-beli valuta asing, Sebagai perantara transfer valuta asing. e. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga selama tahun 2007, relatif bersaing dengan bankbank lain. Gambaran umum tentang tingkat suku bunga selama tahun 2007, dapat kami uraikan sebagai berikut : Tingkat Suku Bunga Jenis Produk Terendah Tertinggi Kredit Diberikan 9,0 % 13,0 % Giro 4,5 % 5,0 % Tabungan 3,5 % 8,0 % Simpanan Berjangka 8,0 % 9,0 % Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

19 f. Perkembangan Perekonomian dan Target Pasar Dengan masih berlanjutnya pemulihan perekonomian Indonesia sebagai akibat dampak dari krisis moneter tahun 1997, memberikan peluang kepada Bank Jasa Jakarta untuk memanfaatkan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam melayani segmen pasar di sektor perdagangan. Bank Jasa Jakarta telah memiliki pijakan yang kokoh di pangsa pasar melalui jaringan kantor cabang pembantu yang berlokasi strategis di pusat-pusat perdagangan, sebagai basis untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif guna meningkatkan rentabilitas bank. g. Jaringan Usaha dan Mitra Usaha Sampai dengan 31 Desember 2007, kami telah memiliki 1 (satu) Kantor Pusat, 9 (sembilan) Kantor Cabang Pembantu dan 1 (satu) Kantor Kas, dengan rincian sebagai berikut : Kantor Pusat : Jl. Tiang Bendera III No Jakarta Barat Telpon : (62-21) dan (62-21) Fax : (62-21) dan (62-21) Kantor Cabang Pembantu : 1. Kantor Cabang Pembantu Mangga Dua Komplek Pertokoan Mangga Dua Blok C-4 No. 2 Jakarta Utara Telpon : (62-21) Fax : 62-21) Kantor Cabang Pembantu Tanah Abang Proyek Pertokoan Tanah Abang Bukit Jl. KH. Fachrudin No.36 Blok D No.17 Jakarta Pusat Telpon : (62-21) dan (62-21) Fax : (62-21) Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

20 3. Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC 7 No. 46 Kelapa Gading Barat Jakarta Utara Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Cabang Pembantu Fatmawati Pertokoan Duta Mas Blok A1 No. 6 Jl. R.S. Fatmawati No. 39 Jakarta Selatan Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Cabang Pembantu Gajah Mada Jl. Gajah Mada No. 27 E-F Jakarta Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Cabang Pembantu Glodok Plaza Pertokoan Glodok Plaza Blok H No Jakarta Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk Jl. Raya Perjuangan No. 6 Komplek Sastra Graha, Kebon Jeruk Jakarta Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Cabang Pembantu Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No Jakarta Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

21 9. Kantor Cabang Pembantu Muara Karang Jl. Muara Karang Raya No. 8 Blok CC N0. 55 Jakarta Utara Telpon : (62-21) Fax : (62-21) Kantor Kas : 1. RS. Gading Pluit Jl. Boulevard Timur Raya Kelapa Gading Jakarta Timur. Telpon : (62-21) Fax : (62-21) h. Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank Pemberian penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (terkait) dengan bank untuk posisi 31 Desember 2007 secara total berjumlah Rp Juta. Dengan total modal sendiri bank sesuai ketentuan Bank Indonesia untuk posisi bulan Desember 2007 sebesar Rp Juta, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) untuk pihak terkait yaitu 10 % atau sebesar Rp Juta, sehingga atas penyediaan dana kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank, tidak terdapat pelanggaran dan/atau pelampauan. Sedangkan disisi perolehan dana dari pihak ketiga, terdapat simpanan, baik berupa giro, tabungan maupun deposito berjangka dari pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa dengan bank, untuk posisi 31 Desember 2007, sebagai berikut : Jutaan Rp. Jenis Simpanan Jumlah Giro 675 Tabungan Simpanan Berjangka Jumlah Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

22 i. Perubahan Penting Dalam tahun 2007 telah melakukan penambahan modal disetornya sebesar Rp.50 Milyar dan masih dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia. Total modal disetor setelah adanya penambahan tersebut menjadi Rp.250 Milyar. Hal tersebut sesuai komitmen para pemegang saham PT. Bank Jasa Jakarta. Selain itu, dalam rangka penerapan ketentuan GCG, telah dilakukan penambahan 1 (satu) Komisaris Independen dan pembentukan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko. j. Sumber Daya Manusia Peranan sumber daya manusia dalam jasa perbankan merupakan salah satu faktor penting/penentu dalam kelangsungan usaha bank. Menyadari hal itu manajemen sangat menghargai seluruh lapisan karyawan dan menciptakan iklim kerja yang harmonis serta terus meningkatkan kerja sama yang baik antar lini. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perseroan terus melaksanakan pelatihan dan pengembangan, baik yang diselenggarakan instruktur dari intern bank maupun bekerjasama dengan jasa konsultan yang berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Disamping itu juga dilakukan pelatihan karyawan dengan mengirimkan ke lembaga-lembaga pendidikan, baik berupa kursus, perkuliahan, lokakarya serta mengikutsertakan karyawan dalam berbagai seminar. Dengan terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diharapkan kualitas pelayanan kepada nasabah akan lebih efektif dan efesien, tepat guna dan profesional serta sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia usaha perbankan saat ini. Dan juga dalam rangka menjamin kesejahteraan karyawan, kami telah mengikutsertakan semua karyawan menjadi peserta Jamsostek, memberikan bantuan pendidikan untuk putra-putri karyawan. Tabel berikut menyajikan komposisi Komisaris, Direksi dan karyawan Bank Jasa Jakarta per 31 Desember 2007 berdasarkan jenjang pangkat dan latar belakang pendidikan, yaitu : Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

23 Keterangan Jumlah personil % I. Jabatan 1. Komisaris & Direksi 7 2,4 2. General Manager & Asisten 2 0,7 3. Manager & Asisten 21 7,4 II. 4. Staf Utama s/d Staf Muda 42 14,8 5. Penata Utama s/d Penata Muda ,6 6. Karyawan Dasar & Pelaksana 74 26,1 Total ,0 Pendidikan 1. S2 ( Master) 5 1,8 2. S1 ( Sarjana) ,3 3. Diploma 30 10,5 4. SLTA ,2 5. SD s/d SMP 29 10,2 Total ,0 B. LAPORAN KEUANGAN B.1. Laporan Keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta Laporan keuangan P.T. Bank Jasa Jakarta untuk posisi per tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Eddy Kaslim dengan pendapat (opini) Wajar Tanpa Syarat. Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan per 31 Desember 2007 dan 2006 No.8161-EK/ tanggal 15 Februari 2008, kami sajikan dibawah ini. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

24 Lampiran : II Laporan Tahunan Bank Umum Tahun 2007 SUSUNAN DEWAN KOMISARIS, DIREKSI DAN PEJABAT EKSEKUTIF DEWAN KOMISARIS Presiden Komisaris : Iskandar Widyadi Komisaris : Mintolo Hardiyanto, SE Komisaris : Randy Hartanto Lie, MBA DIREKSI Presiden Direktur : Handrie Wirawan Wakil Presiden Direktur : Emanuela Tanubrata, SH Direktur Operasional : Olwin Chandra, SE, MM Direktur Kepatuhan & Umum : Krisna Chandra, SE, MM PEJABAT EKSEKUTIF Kepala Divisi Operasional : Budi Widyadi Kepala Satuan Kerja Audit Intern : Ahmad Ampera Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos N E R A C A A K T I V A 1. K a s 22,951 21,458 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 117,863 165,135 b. Sertifikat Bank Indonesia 154,903 89,736 c. Lainnya - - 3. Giro pada bank lain

Lebih terperinci

N E R A C A Per 31 Maret 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah)

N E R A C A Per 31 Maret 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) N E R A C A No. Per 31 Maret 2010 Dan 2009 Pos - Pos A S E T 1. K a s 15,537 15,837 2. Penempatan pada Bank Indonesia 172,038 119,680 3. Penempatan pada bank lain 1,601 2,076 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia

N E R A C A Per 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia N E R A C A No. Pos - Pos 2010 2009 A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia 262,255 113,412 3 Penempatan pada bank lain 1,112 1,307 4 Tagihan spot dan derivatif 5 Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos. 31 Mar Des 2011 A S E T

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos. 31 Mar Des 2011 A S E T No. LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 31 Mar 2012 31 Des 2011 A S E T Di audit 1. K a s 17,466 26,685 2. Penempatan pada Bank Indonesia 512,164 541,865 3. Penempatan pada

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55.

BAB II PROSES BISNIS. 11 Sumber: Dendawijaya, 2005: 55. BAB II PROSES BISNIS Untuk menggambarkan proses bisnis PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk., perlu dipahami ketentuan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah melalui Undang-Undang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK LAPORAN KEUANGAN BANK Laporan keuangan bank disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan selama periode tertentu. Jenis laporan keuangan bank baik untuk

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 78.536 88.602 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.145.346 1.029.529 b. Sertifikat

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 5,177 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 331,111 576,314 3. Penempatan pada bank lain 501,231 192,880 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BANK JASA JAKARTA TAHUN 2008

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BANK JASA JAKARTA TAHUN 2008 LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BANK JASA JAKARTA TAHUN 2008 Bank Jasa Jakarta berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 12,320 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,228,564 1,473,201 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 6,776 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 230,159 331,111

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp. Neraca (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Konsolidasi 03-2006 03-2005 03-2006 03-2005 AKTIVA Kas 39,883 33,731 Penempatan pada Bank Indonesia 1,213,314 1,541,286 a. Giro Bank Indonesia 833,099 543,590 b. Sertifikat

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Bangkok Bank Public Company Limited Jakarta Branch NERACA BANGKOK BANK PCL Per 30 September 2009 dan 2008 (dlm.jutaan rupiah) No. POS - POS 30 September 2009

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 9.988 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 385.826 281.605 3. Penempatan

Lebih terperinci

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657 NERACA POS-POS KONSOLIDASI Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 1. AKTIVA Kas 41,215 28,657 2. Penempatan pada Bank Indonesia 850,832 615,818 a. Giro Bank Indonesia 732,894 554,179 b. Sertifikat Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 10,443 8,204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,473,201 281,605 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Bank Index adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi dalam

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASIAN

NERACA KONSOLIDASIAN NERACA KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN No. POS-POS 31-Des-2009 31-Des-2008 31-Des-2009 31-Des-2008 AKTIVA 1. Kas 747.870 681.321 767.238 683.155 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA P.T. Tbk. PUBLIC EXPOSE Jakarta, 11 Juni 2014 1 PUBLIC EXPOSE Sekilas Tentang Perusahaan Struktur Kepemilikan Susunan Pengurus Jaringan Kantor Ikhtisar Keuangan Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan

Lebih terperinci

PT Bank Rabobank International Indonesia

PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

PENGURUS BANK PEMILIK BANK PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK DEWAN KOMISARIS - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

ANNUAL REPORT. Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi

ANNUAL REPORT. Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi ANNUAL REPORT 2016 Of ce. Jl. Pulo Ribung Blok BB 46A No.10, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi Kata Pengantar Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena atas

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan

Lebih terperinci

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 30 Juni 2005 dan 30 Juni 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 30 Juni 2005 dan 30 Juni 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni PT. BANK GANESHA N E R A C A (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni 2005 2004 2005 2004 AKTIVA PASIVA 1. Kas 11,706 10,612 1. Giro 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Rupiah

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No.7/56/DPbS Jakarta, 9 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

a. Rupiah 75,683 61,337 ii. Valuta asing 565, ,650 b. Valuta asing 5. Surat Berharga yang dimiliki a. Rupiah - -

a. Rupiah 75,683 61,337 ii. Valuta asing 565, ,650 b. Valuta asing 5. Surat Berharga yang dimiliki a. Rupiah - - PT. BANK GANESHA N E R A C A No. POS-POS Sep Sep No. POS-POS Sep Sep 2005 2004 2005 2004 AKTIVA PASIVA 1. Kas 12,783 11,953 1. Giro 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Rupiah 75,683 61,337 a. Giro Bank

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian PENJELASAN. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009

LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009 LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK JASA JAKARTA TAHUN 2009 I. PENDAHULUAN Praktik Good Corporate Governance (GCG) bertujuan untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders

Lebih terperinci

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 30 Juni 2006 dan 30 Juni 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 30 Juni 2006 dan 30 Juni 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni PT. BANK GANESHA N E R A C A (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Juni Juni No. POS-POS Juni Juni 2006 2005 2006 2005 AKTIVA PASIVA 1. Kas 15,738 11,706 1. Giro 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Rupiah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI. DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id). PENJELASAN 1. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah ) No. AKTIVA POS - POS NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 September 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah ) BANK BII 30-Sep-02 30-Sep-01 30-Sep-02 30-Sep-01 KONSOLIDASI 1. Kas 492.740 496.965 492.784 497.022 2.

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 11.925 11.327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 215.761 264.622 3. Penempatan

Lebih terperinci

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 31 Maret 2006 dan 31 Maret 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Mar Mar No. POS-POS Mar Mar

PT. BANK GANESHA N E R A C A Per 31 Maret 2006 dan 31 Maret 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS Mar Mar No. POS-POS Mar Mar PT. BANK GANESHA N E R A C A No. POS-POS Mar Mar No. POS-POS Mar Mar 2006 2005 2006 2005 AKTIVA PASIVA 1. Kas 16,933 10,730 1. Giro 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Rupiah 46,943 108,007 a. Giro Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Laporan Keuangan Publikasi triwulanan Laporan Posisi Keuangan/Neraca PT BANK SINAR HARAPAN BALI JL MELATI NO 65 DENPASAR BALI 80233 Telp (0361) 227076 FAX (0361) 227783 per March 2014 dan 2013 (Dalam Jutaan

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001. A. MODAL INTI PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM I. KOMPONEN MODAL 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal ( Disclosed Reserves ) a. Agio Saham b. Disagio ( -/- ) c. Modal Sumbangan d.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

a. Rupiah 95,736 75,683 ii. Valuta asing 641, ,087 b. Valuta asing a. Rupiah

a. Rupiah 95,736 75,683 ii. Valuta asing 641, ,087 b. Valuta asing a. Rupiah PT. BANK GANESHA N E R A C A No. POS-POS SEP SEP No. POS-POS SEP SEP 2006 2005 2006 2005 AKTIVA PASIVA 1. Kas 15,257 12,783 1. Giro 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Rupiah 95,736 75,683 a. Giro Bank

Lebih terperinci

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah Ikhtisar Utama Profil Perusahaan Analisa & Pembahasan Ikhtisar Keuangan (Dalam miliar Rupiah kecuali data saham) 2015 2014 2013 2012 2011 NERACA KONSOLIDASIAN Aktiva 188.057 195.821 184.338 155.791 142.292

Lebih terperinci

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum. No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) KantorPusat: JalanBasuki Rahmat No. 6 Lt. 2 Bengkulu Telp. (0736) 341170 Fax. (0736) 21178 Website: www.bankbengkulu.co.id Email: info@bankbengkulu.co.id NERACA PER 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 No.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14,

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14, LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA TRIWULANAN Per - September 212 dan Desember 211 (UNAUDITED) KONSOLIDASI Sep 212 Des 211 Sep 212 Des 211 ASET 1. Kas 5,854 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 723,489

Lebih terperinci

DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS

DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS DRS. J. TANZIL & REKAN REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS MANAGEMENT CONSULTANTS SURABAYA Nomor Izin Usaha KAP : KEP-608/KM.17/1998 Jl. Mayjend. Sungkono, Darmo Park II Blok III / 19 20, Surabaya 60225 Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS NERACA No. POS - POS No. POS - POS ASET Kantor Pusat: Jalan Basuki Rahmat No. 6 Lt. 2 Bengkulu Telp. (0736) 341170 Fax. (0736) 21178 Website: www.bankbengkulu.co.id Email: info@bankbengkulu.co.id LIABILITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah : 1. Dimas Maulana, (2012) Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian mengunakan dua peneliti terdahulu sebagai bahan acuan. Penelitian yang pertama yaitu Tri Yulianina Wulandari (2013) dengan topik Pengaruh

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 10,117 11,327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 226,726 264,622 3. Penempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari hasil penelitian terdahulu. Dimana peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/PBI/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/PBI/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/3/PBI/2013 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menciptakan

Lebih terperinci

Pertanyaan-pertanyaan Manajemen

Pertanyaan-pertanyaan Manajemen Lampiran 1 Pertanyaan-pertanyaan Manajemen I. Manajemen Umum A. Strategi/ Sasaran 1. Bank mempunyai strategi usaha yang berfungsi sebagai pedoman umum yang memadai dalam mencapai misi/ sasaran umum. 2.

Lebih terperinci

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih akan membaik. Hal tersebut didukung oleh hasil positif program restrukturisasi perbankan yang telah

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci