PENGGUNAAN DANA PEMBANGUNAN DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN Di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN DANA PEMBANGUNAN DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN Di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun"

Transkripsi

1 ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (1): ISSN , ejournal.ip.fisip.unmul.or.id Copyright 2013 PENGGUNAAN DANA PEMBANGUNAN DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN Di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Humaidi 1 Abstrak Penggunaan Dana Pembangunan Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara, dapat dilihat dalam pelaksanaan pembangunan sarana air bersih, pembuatan jembatan, semenisasi jalan dan masih banyak lagi yang lainnya. Rendahnya partisipasi masyarakat karena masyarakat tidak peduli terhadap pembangunan desa dan kurangnya sosialisai mengenai rencana pembangunan desa. Semua program pembangunan pemerintah Desa Lebak Cilong yang sudah dilaksanakan maupun yang belum selesai pengerjaannya merupakan bentuk tujuan dari Pemerintah Desa Lebak Cilong untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik meskipun hal itu belum berhasil secara optimal. Kata Kunci : Pembangunan Desa, Dana Desa, Kabupaten Kutai Kartanegara.. Pendahuluan Didalam pelaksanaan otonomi daerah, desa merupakan bagian dari pelaksanaan otonomi daerah tersebut. Pengaturan mengenai desa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, termuat didalam Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembangunan desa tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis mencoba untuk mengkaji permasalahan yang ada di Desa Lebak Cilong. Berdasarkan observasi dilapangan ada beberapa permasalahan yang timbul di dalam pelaksanaan pembangunan diantaranya rendahnya kemanpuan pemerintah Desa Lebak Cilong dalam mengelola dana pembangunan desa terutama dalam hal perencanaan dan penyusunan RKA (Rencana Kegunaan Anggaran) di serahkan kepada konsultan dengan tidak melibatkan masyarakat dalam perencanaan program kebijakan pemerintah desa sehingga masyarakat tidak dapat mengeluarkan aspirasinya dan 1 Mahasiswa semester akhir pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. lc.maidi@yahoo.com

2 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) berakibat pada tidak sebandingnya jumlah dana dengan pembangunan yang telah dilaksanakan. Permasalahan lainnya seperti kurangnya sosialisasi mengenai hasil dari RKA tersebut sehingga kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap programprogram desa, yang kemudian berimbas pada rendahnya partisipasi swadaya gotong royong masyarakat desa di Desa Lebak Cilong dalam proses kegiatan pembangunan yang di biayai dari ADD. Ini semua disebabkan oleh kurangnya komunikasi dari lembaga organisasi desa dengan masyarakat Rumusan permasalahan penelitian ini adalah Bagaimana penggunaan dana pembangunan desa dalam meningkatkan pembangunan fisik dan non fisik di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara? Bagaimana penyaluran dan pendistribusian dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara? Bagaimana pembinaan dan pengawasan dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui Penggunaan dana pembangunan desa dalam meningkatkan pembangunan fisik dan non fisik di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk mengetahui Penyaluran dan pendistribusian dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk menengetahui Pembinaan dan pengawasan dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara. Maka penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: Sebagai bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan dalam usaha dan upaya untuk meningkatkan Pembangunan di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai kartanegara. Kerangka Dasar Teori Teori Pembangunan Konsep pembangunan merupakan konsep yang sangat multidimensional, yang mengacu pada serangkaian karakteristik dan segenap aspek kehidupan, baik aspek politik, ekonomi maupun sosial. Efendi (2002:9) secara harfiah pengertian pembangunan adalah suatu upaya untuk meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan terencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna, dan hasil guna yang merata dan berkeadilan. Pembangunan merupakan upaya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat dari suatu keadaan yang kurang baik menjadi sesuatu yang lebih baik, dengan menggunakan sumber daya yang ada. Kartasasmita ( dalam Riyadi dan Bratakusumah 2004:4 ) Pembangunan adalah sebagai suatu Proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara berencana. Siagian (2005:14) pembangunan sebagai suatu usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara 195

3 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: dan pemerintah menuju modernisasi dalam rangka pembinaan bangsa ( nation building ). Soekanto (2006:358) pembangunan merupakan suatu perubahan segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Dari pendapat ini dikemukakan bahwa pembangunan dari segi proses perubahan tersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, karena yang menginginkan perubahan itu sendiri adalah masyarakat, sebab didasari oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, perubahan itu sendiri bergerak dari suatu keadaan yang lebih baik, dengan kata lain bahwa ada sesuatu mobilitas pembangunan dengan berbagai dinamika keadaan di tengah masyarakat. Pembangunan Desa Dalam Undang Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1 ayat 12 menyebutkan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wasistiono dan Tahir (2006:15) menyatakan bahwa desa saat ini ditempatkan sebagai suatu organisasi pemerintah atau organisasi kekuasaan, yang secara politis dan administrative memiliki wewenang tertentu untuk mengatur warga atau anggota komunitasnya akibat posisi politisnya yang merupakan bagian dari Negara atau hak asal usul dan adat istiadat yang di milikinya. Selanjutnya Soetardjo (2006:9) memberikan pengertian desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah tertentu, yang memiliki batas-batas, dan ikatan yang sangat kuat, baik karena keturunan maupun kesamaan kepentingan politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan dan memiliki susunan pengurusan yang dipilih bersama. Dari teori tentang desa tersebut diatas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa desa adalah suatu wilayah atau daerah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan hukum yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri, dimana desa merupakan landasan ekonomi, sosial, budaya, politik keamanan dan ketahanan nasional. Diatas telah dikemukakan beberapa batasan tentang desa, berikut ini penulis akan sajikan lebih kuhusus lagi tentang pembangunan desa. Agustoha Kuswata (1995:134) berpendapat bahwa pembanguna desa adalah suatu pembangunan yang diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dan didasarkan kepada tugas dan kewajiban masyarakat desa secara keseluruhan. 196

4 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) Marbun (1997:38) pembangunan desa adalah suatu usaha dari masyarakat pada unit terendah yang harus dilakukan secara terus menerus, secara sistematis dan terarah sebagai kesatuan dengan pembanguna regional dan nasional. Sajogyo dan Pudjiwati (2000:136), pembangunan desa harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan terkoodinasi. P. Siagian (2003:108) mendefinisikan bahwa pembangunan desa adalah keseluruhan proses rangkaian usaha-usaha yang dilakukan dalam lingkungan desa dengan tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa serta memperbesar kesejahteraan dalam desa. Dari pendapat tersebut di atas, terlihat jelas bahwa pembanguna di desa sangat di pengaruhi oleh peran serta masyarakat. Tanpa adanya peran serta masyarakat, maka pembangunan tersebut tidak akan dapat mencapai hasil yang optimal. Partisipasi masyarakat itu dapat dimulai dengan adanya suatu tanggapan positif masyarakat terhadap segala kebijakan yang di tempuh oleh pemerintah didalam pembangunan tersebut. Dengan demikian, maka akan memungkinkan masyarakat untuk dapat terlibat lebih jauh didalam proses pembangunan tersebut, baik dalam bentuk sumbangan tenaga, pikiran maupun dana. Tujuan Pembangunan Desa Tjiptoherjanto (1993:19) ada tiga nilai penting dalam tujuan pembangunan, yaitu sebagai berikut: a) Terpenuhinya kebutuhan dasar manusia berupa sandang, pangan, papan, kesehatan dan perlindungan terhadap ancaman. b) Kemanpuan untuk menjadi diri pribadi, dengan kata lain kemanpuan untuk tidak menjadi alat bagi manusia. c) Kemanpuan untuk memilih secara bebas yang dinilai dan bermanfaat bagi dirinya. Sesuai dengan penjelasan tersebut bahwa tujuan seluruh program kegiatan pembangunan, baik pembangunan yang bersifat fisik maupun yang bersifat non fisik adalah untuk kesejahtraan seluruh masyarakat. Dari kebutuhan yang sifatnya sangat mendasar, hingga kebutuhan lainnya yang nanti dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Untuk itu keserasian dan keterpaduan dalam melaksanakan pembangunan harus disadari sejak awal oleh semua pihak. Penyusunan Rencana Pembangunan pada dasarnya merupakan hasil perencanaan dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah ( bottom up and topdown planning) melalui tahap tahap penyusunan di seluruh tingkatan pemerintahan, mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten / Kota, Provinsi, Regional sampai ke tingkat nasional dan sebaliknya dari pusat ke daerah dan desa. Desa dikatakan sebagai basis dari kekuatan ekonomi karena desa merupakan sumber dari bahan bahan baku, karena sebagian besar penduduk desa memilki mata pencharian sebagai petani. Adanya penduduk desa yang 197

5 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: sebagian besar bertempat tinggal di desa, memungkinkan desa menjadi basis pertahanan keamanan dan politik. Selain itu, kehidupan masyarakat desa yang masih di pengaruhi oleh adat istiadat dan norma norma yang berlaku didalam kehidupan masyarakatnya, menyebabkan desa menjadi basis dari kekutan sosial budaya. Desa dan masyarakat mempunyai kedudukan yang penting dilihat dari nilai-nilai positif yang dimiliki yakni sebagai sumber tenaga kerja, kekayaan alam yang merupakan sumber pendapatan negara, sumber kehidupan gotong royong, serta sikap dan sifat masyarakat desa yang polos, sederhana dalam tingkah laku dan masih menjunjung tinggi azas, perlu dibangun dan dibina secara stimulan dalam upaya melaksanankan pembangunan negara. Dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun dinyatakan: Tujuan dari Program Pembangunan Pedesaan, mempercepat kemajuan kegiatan ekonomi desa yang berkeadilan, dan mempercepat industrialisasi pedesaan. Pembagunan desa ini mencakup kegiatan fisik dan pembangunan non fisik. 1. Pembangunan fisik meliputi: a. Pemberdayaan Ekonomi b. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia c. Pemberdayaan Lingkungan 2. Pembangunan non fisik meliputi : a. Belanja Aparat Desa b. Insentif Non Aparat Desa c. Operasional pemerintahan desa dan bantuan operasional lembaga kemasyarakatan desa. Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa pembangunan yang dilakukan pada bidang fisik ( Belanja Langsung), yaitu pembangunan pada bidang ekonomi, sumber daya manusia dan lingkungan, dalam arti peningkatan kualitas masyarakatnya. Oleh karena itu, maka pembangunan dibidang fisik yang ada di desa tersebut perlu untuk di tingkatkan agar dapat menunjang pembangunan kualitas masyarakatnya. Dana Pembangunan Desa Sahdan (200 4:10) dana pembangunan desa merupakan bagian dari Alokasi Dana Desa adalah responsivitas Negara untuk membiayai kewenangan desa dan memperkuat kemandirian desa. Kewenangan desa mencakup : (a) kewenangan asal usul (mengelola sumber daya alam, peradilan adat, membentuk susunan asli, melestarikan pranata lokal) yang diakui oleh Negara : (b) kewenangan atributif organisasi lokal (perencanaan, tata ruang, ekologi, pemukiman, membentuk organisasi lokal dan lain-lain) yang ditetapkan oleh 198

6 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) pemerintah melalui undang-undang; (c) Kewenangan delegatif-administratif yang timbul dari delegasi atau tugas pembantuan dari pemerintah. Jadi secara etimologi, maka dana dapat diartikan sebagai uang yang dijadikan sebagai modal dan kekayaan yang disediakan untuk suatu keperluan tertentu yang sifatnya sosial atau umum. Lebih lanjut Kunarjo (2002:117), dana pembangunan desa adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang digunakan untuk membantu pembangunan desa dan bertujuan mendorong serta menggerakan usaha swadaya gotong royong masyarakat desa dalam pembangunan desanya. Bantuan pembangunan desa ini digunakan untuk pembangunan proyek-proyek yang di prioritaskan oleh masyarakat desa dan untuk menunjang pembinaan kesejahtraan keluarga (PKK). Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 72 Tahun 2008 (2008:2) tentang dana pembangunan desa adalah dana yang dialokasikan langsung kepada pemerintah desa yang digunakan untuk meningkatkan kegiatan pembangunan fisik dan kegiatan pembangunan non fisik. Dari pengertian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa dana pembangunan desa merupakan dana yang diberikan langsung oleh pemerintah dan perusahaan yang kiranya dapat memacu usaha pertumbuhan dan perubahan dalam melaksanakan pembangunan dengan tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dan Sasaran Dana Pembangunan Desa Berbicara tentang masalah dana desa, maka tidak terlepas dari tujuan dan sasarannya. Dalam Pedoman Umum Alokasi Dana Desa, dijelaskan bahwa tujuan dan sasaran dana desa adalah: 1. Pembinaan dan pengawasan dana pembangunan desa yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan mekanisme pengelolaan dana desa yang mencakup, perencanaan penyaluran atau pencairan dana, pelaksanaan dan pelaporan. 2. Sasaran dan pembinaan serta pengawasan dana pembangunan desa. Dengan demikian adanya pengertian tersebut diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dan sasaran dari dana pembangunan desa adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan rasa kesadaran dan tanggung jawab dari pemerintah dan lembaga kemasyarakatan, serta mampu meningkatnya swadaya masyarakat desa. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dana pembangunan desa sangat menentukan peranannya dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat yang meliputi segala aspek. 199

7 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: Penggunaan Dana Pembangunan Desa Mengenai penggunaan dana pembangunan desa adalah ditetapkan pemerintah agar dana tersebut benar-benar dapat dipergunakan oleh masyarakat desa yang bersangkutan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Pedoman Umum Alokasi Dana Desa di Kutai Kartanegara Nomor 73 Tahun 2008 dijelaskan bahwa dana pembangunan desa yang bersumber dari pemerintah dialokasikan langsung kepada masing-masing desa, dimana belanja langsung 70% dipergunakan kegiatan pembangunan fisik dan belanja tidak langsung 30% untuk kegiatan pembangunan non fisik. 1. Penggunaan belanja pemberdayaan masyarakat 70% digunakan untuk: a. Pemberdayaan ekonomi b. Pemberdayaan sumber daya manusia; dan c. Pemberdayaan lingkungan 2. Pemberdayaan ekonomi digunakan untuk; a. Pembangunan dan perbaikan sarana perekonomian dalam sekala kecil b. Penyertaan modal usaha masyarakat melalui BUMDES c. Pengembangan ketahanan pangan d. Pengembangan teknologi tepat gunan. 3. Pemberdayaan sumber daya manusia meliputi; a. Peningkatan kesehatan dan pendidikan masyarakat b. Pengembangan sosial budaya c. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa, dan d. Sebagian yang di anggap penting sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa 4. Pemberdayaan lingkungan yang meliputi a. Pembangunan perbaikan lingkungan dan pemukiman b. Pebangunan dan perbaikan sarana dan prasarana desa; dan c. Sebagian yang di anggap penting sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa 5. Penggunaan belanja aparatur dan operasional pemerintah desa 30% belanja tidak langsung digunakan untuk; a. Belanja aparatur desa b. Insentif non aparatur desa c. Operasional pemerintahan desa dan bantuan operasional lembaga kemasyarakatan desa Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti bermaksud untuk mengetahui dan memproleh gambaran tentang berapa jumlah dana yang diterima dan bagaimana hasil pembangunan setiap tahunnya, 200

8 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) sebagaimana adanya sesuai dengan data-data dan fakta yang akan di peroleh dengan jelas di lokasi penelitian. Nawawi (1990:3) mengatakan bahwa: penelitian deskriptif terbatas pada usaha megungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagai mana adanya dilapangan sehingga sekedar mengungkapkan fakta (fact finding). Lebih lanjut, Narbuko (2001:44), menjelaskan bahwa dalam penelitian deskriptif, peneliti berusah untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi, dengan tujuan penulis penulis mencoba menggambarkan dan menjabarkan fenomena-fenomena yang ditemui dilapangan. Fokus Penelitian 1. Penggunaan dana pembangunan desa dalam meningkatkan pembangunan fisik dan non fisik di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara yang meliputi: 1.1 Penggunaan dana pembangunan desa untuk belanja langsung fisik( 70%) Pemberdayaan Ekonomi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan Lingkungan 1.2 Penggunaan dana pembangunan desa untuk belanja tidak langsung non fisik. (30%) Belanja Aparatur Desa Insentif Non Aparatur Desa Operasional Pemerintahan Desa dan Bantuan Operasional Lembaga Kemasyarakatan Desa 2. Penyaluran dan pendistribusian dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten kutai Kartanegara. 3. Pembinaan dan pengawasan dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara. Melalui observasi, wawancara dan dokumentasi sesuai dengan indikatorindikator yang telah ditentukan pada fokus penelitian maka penjabarannya adalah sebagai berikut: Penggunaan dana pembangunan desa untuk pembangunan 70% fisik. Dana pembangunan desa merupakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan langsung kepada pemerintah desa yang digunakan untuk meningkatkan kegiatan pembangunan desa dan Penggunaan dana pembangunan desa dipergunakan untuk pembangunan70% fisik yang program pembangunannya meliputi : 201

9 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: Pemberdayaan Ekonomi Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktorfaktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya. Dalam pencapaian tujuan terkait dengan pemberdayaan ekonomi pemerintah Desa Lebak Cilong telah melakukan langkah-langkah guna pemberdayaan ekonomi masyarakat desa Berdasarkan penelitian dan hasil wawancara yang dilakukan penulis selama dilapangan dapat diketahui bahwa di bidang pemberdayaan ekonomi pada tahun 2011 Pemerintah Desa Lebak Cilong telah menganggarkan untuk kegiatan Pemeliharaan Rutin kebun desa satu paket untuk satu tahun dengan jumlah anggaran Rp , walaupun manfaat sebagian program seperti kebun karet belum dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat karena harus menunggu selama kurang lebih lima tahun. Dengan melihat hal tersebut di Desa Lebak Cilong dapat di simpulkan bahwa terdapat penyelesaian kegiatan pemberdayaan ekonomi sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan Bupati Kutai Kartanegara No. 73 Tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan sumber daya manusia adalah penguatan pemilikan faktor sumber daya manusia yang memiliki prakarsa dan kreativitas untuk membentuk kemandirian sosial. Pemberdayaan sumber daya manusian merupakan modal yang sangat penting dalam melakukan pembangunan. Keterkaitan masalah ini dengan peningkatan pembangunan sangat besar. Dampak pemberdayaan sumber daya manusia adalah kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan mereka melalui prakarsa dan kreatifitas untuk meningkatkan kualitas hidup. Pemberdayaan Lingkungan Pemberdayaan lingkungan adalah penguatan pemilikan faktor-faktor perbaikan lingkungan dan pemukiman, penguatan pembangunan pebaikan sarana dan prasarana desa, dan penguatan masyarakat yang di anggap penting atau memadai, sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan penulis dengan key informan dan para informan di Desa Lebak Cilong terdapat kegiatan 202

10 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) pemberdayaan lingkungan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Lebak Cilong guna meningkatkan pemberdayaan lingkungan yang baik, hal ini tentunya telah sesuai dengan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No. 73 tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa, dimana pemerintah Desa Lebak Cilong harus Mengangarkan dana untuk pemberdayaan lingkungan. Setelah peneliti melakukan penelitian dilapangan bahwa terdapat kegiatan pemberdayaan lingkungan yang dilakukan oleh Desa Lebak Cilong di antaranya mulai dari Semenisasi Jalan Kuburan satu paket yang nilainya sebesar Rp ,- Pembangunan Tempat Parkir Masjid Al-Hijrah satu paket yang nilainya Rp ,- Pembangunan Turap Masjid Al- Hijrah satu paket yang nilainya Rp ,- Pembangunan Gedung TK Tunas Bangsa satu paket yang nilainya Rp ,- Rehab Gedung Pusban satu paket yang nilainya Rp ,- dan Perbaikan intalasi air bersih tiga paket (Tiga Sumber Mata Air yang nilainya Rp ,- namun terdapat kegiatan pemberdayaan lingkungan yang belum rampung secara menyeluruh di Desa Lebak Cilong. Dari Hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan penulis dengan key informan dan para informan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semua program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Lebak Cilong telah sesuai dengan peraturan Bupati No. 73 Tahun 2008 Tentang Alokasi Dana Desa Penggunaan Dana Pembangunan Desa Untuk Belanja Tidak Langsung Non Fisik (30%) Belanja aparatur adalah belanja yang tertuang dalam APBDes yang diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Secara umum belanja aparatur dapat dikategorikan ke dalam belanja aparatur dan belanja publik. Belanja publik merupakan belanja yang penggunaannya di arahkan dan dinikmati lansung oleh masyarakat. Belanja Aparatur Desa Belanja Aparatur Desa adalah segala kegiatan belanja pegawai yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kerja sumber daya aparatur perangkat desa yaitu Tunjangan Penghasilan Tetap Aparatur Desa, Tunjangan Pengelolaan Keuangan Desa, Tunjangan Kehormatan BPD, Tunjangan Kesehatan dan Tunjangan lainnya. Berdasarkan penelitian dan hasil wawancara penulis di Desa Lebak Cilong telah dilakukan pemberian Tunjangan Penghasilan Tetap Aparatur Desa sebesar Rp ,- untuk Tunjangan Pengelolaan Keuangan Desa sebesar Rp ,- untuk Tunjangan Kehormatan BPD sebesar Rp ,- dan Tunjangan Kesehatan sebesar Rp ,- dalam tiap tahunnya, dimana 203

11 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: dana tersebut di realisasikan pencairannya setiap triwulan dalam waktu satu tahun. Selanjutnya berdasarkan tabel dan hasil wawancara tersebut dapat di simpulkan bahwa terdapat penyelesaian atau pelaksanaan dalam hal pemberian tunjangan aparat pemerintah desa yang telah di tetapkan dalam peraturan peraturan Desa Lebak Cilong sebagaimana yang telah direncanakan dalam APBD tahun Insentif Non Aparatur Desa Insentif Non Aparatur Desa adalah segala kegiatan belanja non pegawai yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kerja sumber daya non aparatur desa yaitu Insentif Ketua LPM, Insentif Wakil Ketua LPM, Insentif Sekertaris LPM, Insentif Ketua RT, dan Insentif Petugas Sosial Desa Lainnya.Tahap Persiapan dan Sosialisasi Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti selama dilapangan dapat dikatakan bahwa Pemerintah Desa Lebak Cilong telah memberikan dana insentif pada pos belanja non pegawai dalam tiap tahunnya dimana dana tersebut berasal dari Dana Pembangunan Desa yang termasuk dalam Alokasi Dana Desa Lebak Cilong yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Operasional Pemerintah Desa dan Bantuan Operasional Kemasyarakatan Operasional Pemerintahan Desa dan Bantuan Operasional Kemasyarakatan adalah segala kegiatan belanja kegiatan dan pengadaan alat operasional pemerintah desa yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas kantor aparatur desa untuk menunjang kegiatan aparatur pemerintah desa. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara terdapat pengalokasian dana untuk menunjang sarana pemerintahan yang di anggarkan oleh Pemerintah Desa Lebak Cilong, dimana dana tersebut di pergunakan untuk biaya Operasional Pemerintah Desa dan Bantuan Operasional Kemasyarakatan seperti yang terdapat dalam Belanja Apa Bantuan Sosial Rp ,- Belanja Bantuan Keuangan Rp ,- Belanja Tak Terduga Rp ,- Belanja Rutin Rp Honor Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Rp Belanja Panitia Pengawas dan Pemeriksaan keuangan Rp Belanja Pengadaan Peralatan Kantor Rp Belanja Sewa Gedung Rp dan Belanja Sewa Alat Berat Rp kesemuanya berjumlah sebesar Rp Dengan adanya sarana penunjang proses pemerintahan di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara dapat berjalan dengan baik. Berkaitan dengan hasil penelitian dan wawancara yang telah penulis lakukan dapat diketahui bahwa salah satu tujuan Dana Pembangunan Desa atau 204

12 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) yang di sebut juga dengan ADD, yaitu belanja aparatur dan opersional pemerintahan desa dan bantuan operasional lembaga kemasyarakatan lainnya yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Kutai Kartanegara No.73 tahun Tentang Alokasi Dana Desa, peda dasarnya telah dicapai. Penyaluran dan Pendistribusian Dana Pembangunan Desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten kutai Kartanegara Dana Pembangunan Desa yang merupakan bagian dari Alokasi Dana Desa (ADD) dalam APBD Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang di anggarkan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKP) Kabupaten Kutai Kartanegara. Penyaluran Dana Pembangunan Desa yang merupakan bagian dari Alokasi Dana Desa (ADD) dari bank rekening Kas daerah langsung ke bank rekening Kas Desa. Bank rekening Desa sebelum ditetapkan harus memenuhi syarat utama, yaitu: a). Bank Pemerintah yang terpercaya; b). Lokasi Bank Pemerintah yang terdekat dengan Kantor Desa. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui setiap tahunnya jumlah Dana Pembangunan Desa yang di terima oleh Desa Lebak Cilong pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.9 M dan ditahun 2011 sebesar Rp. 1.1 M sama halnya dengan desa lainya di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pembinaan dan Pengawasan Dana Pembangunan Desa di Desa Lebak Cilong Kecamataan Muara Wis kabupaten Kutai Kartaneragara. Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan pengelolaan Dana Pembangunan Desa dibentuk tim pembina dan pengendalian serta pengawasan pada berbagai tingkatan pemerintahan dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing sebagai berikut: 1. Tingkat Kabupaten 2. Tingkat Kecamatan 3. Tingkat Desa Kepala desa sebagai penanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan BPD dengan tugas sebagai berikut: 1. Menginformasikan program Dana Pembangunan Desa kepada masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa. 2. Memimpin musyawarah pembangunan desa. 3. Mengesahkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) melalui rapat BPD. 4. Menetapkan penanggung jawab operasional kegiatan (PJOK) dan penanggung jawab administrasi kegiatan (PJAK) Dana Pemabangunan Desa yang bertugas sebagai berikut: 205

13 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: a. Membuat jadwal Rencana Kerja Anggaran dan pencairan dana, dengan berpedoman kepada Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang telah disahkan. b. Melakukan pencairan dana pada Bank/Lembaga keuangan yang di tunjuk dan dengan tertib administrasi yang teratur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Membuat laporan keuangan perkembangan pelaksanaan fisik dan penggunaan keuangan kepada tim pengendali setiap bulan d. Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan program Dana Pembangunan desa secara bulanan kepada tim pengendali. Selanjutnya untuk melaksanakan peranan Dana Pembangunan Desa Lebak Cilong, maka di bentuk badan perwakilan desa (BPD) yang merupakan wakil dari masyarakat bekerja sama dengan Kepala Desa melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Penggunaan Dana Pembangunan Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan fisik dan non fisik di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara di tinjau dari penggunaannya pengalokasian Dana Pembangunan Desa sebesar 70% fisik untuk belanja pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan sumber daya manusia, dan pemberdayaan lingkungan telah digunakan walaupun tidak sepenuhnya dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat, karena ada program pemberdayaan masyarakat yang harus menunggu beberapa tahun untuk menikmati hasilnya. Sehingga dari segi penggunaannya yaitu untuk pemberdayaan masyarakat 70% masuk dalam kriteria efektif dan 30% untuk kegiatan belanja aparatur dan operasional pemerintahan, sehinga dapat dikatakan efektif. Penyaluran dan pendistribusian dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamata Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai dengan hasil wawancara saya dapat saya simpulkan yaitu perencanaan atau prosedur penyaluran Dana Pembangunan Desa adalah sebagai berikut: sebelum Dana Pembangunan Desa tersebut di bagi-bagi ke dalam pos-pos kegiatan terlebih dahulu membuat Rencana Penggunaan Dana (RPD) di usulkan dan ditetapkan melalui musyawarah pembangunan desa, selanjutnya disahkan oleh Kepala Desa dalam rapat desa dan dilaporkan langsung ke Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bahan pemantauan. Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang telah disahkan kepada desa digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Dana Pembangunan Desa yang merupakan salah satu bahan atau dokumen kelengkapan administrasi untuk proses penyaluran dan pencairan pada bank penyalur. 206

14 Penggunaan Dana Pembangunan Desa Di Desa Lebak Cilong (Humaidi) Pembinaan dan Pengawasan dana pembangunan desa di Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan pengelolaan Dana Pembangunan Desa dibentuk tim pembina dan pengendalian serta pengawasan pada berbagai tingkatan pemerintahan dengan tugas dan tanggung jawab masing- masing. Di tingkat Kabupaten, di tingkat kecamatan, dan di tingkat desa Kepala Desa sebagai penanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan BPD yang anggota dari Badan Perwakilan Desa diketahui bahwa tim pelaksana Dana Pembangunan Desa di desa terdiri dari penanggung jawab operasional kegiatan (PJOK) dan penanggung jawab administrasi kegiatan (PJAK) dari prangkat desa. Saran Dengan adanya saran yang telah dikemukakan, penulis berharap dana pembangunan desa atau ADD dapat memberikan penguatan pembangunan, penyelenggaraan pemerintah desa yang baik serta dapat memberdayakan masyarakat desa. Harapan penulis dan semua pihak, kebijakan ADD akan berdampak dan menjadikan desa sebagai garda depan dari sistem Pemerintahan Republik Indonesia serta menjadi cermin atas sejauh mana penyelenggaraan pemerintahan kita. 207

15 ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2013: Daftar Pustaka Anwar sanusi, 2003, Sumber Daya Pembangunan Daerah,Bantara Media Jakarta. Efendi, Bactiar,2002, Pembangunan ekonomi Daerah Berkeadilan, Kurnia Alam Semesta, Yogjyakarta. Hadari Nawawi, 1990, Metode Penelitian Bidang Sosial,Politeia, Jakarta. Kunarjo, 2002, Perencanaan Dan Pengendalian Program Pembangunan,UI Pres, Jakarta. Milles. B Matthew dan Huberman A. Michael, 2007, Komponen-komponen Analisis Data Kualitatif, Penerit Universitas Indonesia, Jakarta. Raja Grafita. Maleong, Lexy, 2002, Metode Kualitatif.Cetakan Ke 17 Bandung : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sajokyo dan Pudji Wati Sajokyo, 1966, Sosologi Pedesaan. Gajahmada University. Press Jogyajakarta. Said, Sudirman. 2002, Good Governance dan Penghayatan Institusi Daerah. Masyarakat Transparansi Indonesia. Jakatra. Sahdan, Goris dkk, 2004, Buku Saku Pedoman Alokasi Dana Desa, FPPD Bandung. Siagian, Sondang. P. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Suharto, Edi. 2005, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: PT. Refika Aditama. Tudaro, Michael, 2000, Economic Development in The Third World. Longmans. London Wasistiono dan Tahir, 2006, Prospek Pengembangan Desa. Bandung. Fokus Media Dokumen-dokumen : Pelaksanaan Inpres Dana Pembangunan Desa Tahun Peraturan Bupati Kutai Karta Negara Nomor 73 tahun 2008, Tentang Alokasi Dana desa. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, Tentang Alokas dana Desa Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 16 Tahun 2007, Tentang Keuangan Daerah. Peratauran Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 72 Tahun 2005, Tentang Desa Propenas, Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah. Undang-undang No. 23 Tahun 1999 Tentang PenerimaanKeuangan Derah. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah 208

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (1): 1842-1852 ISSN 2338-3651, ejournal. ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 68

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT SELATAN KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT SELATAN KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ejournal Administrasi Negara, 2015, 3 (1) 119-130 ISSN 2337-7542, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Di mana pembangunan Nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan sesuatu masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA LOA LEPU KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA.

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA LOA LEPU KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. ejournal Ilmu Pemerintahan, 3, (1) 2015 : 227-238 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.org Copyright 2015 PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA LOA LEPU KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwasannya desa secara formal diakui dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk memenuhi maksud pada Pasal 67 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 6 (2): 683-696 ISSN 2477-2458 (online), ISSN 2477-2631 (cetak), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya diatur dalam undangundang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan negara yang menganut asas desentralisasi dan dalam pemerintahan memberikan otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 18 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKEYAAN DESA, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2008 Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

Studi Tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan

Studi Tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (2): 822-834 ISSN 2337-7542, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 Studi Tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa sebagai penyangga utama pelaksanaan

Lebih terperinci

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal llmu Pemerintahan, 2017 5 (2) :711-720 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (Print), ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang : a. bahwa Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan sumber pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah. didalamnya menetapkan kebijakan tentang desa dimana penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah. didalamnya menetapkan kebijakan tentang desa dimana penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah didalamnya menetapkan kebijakan tentang desa dimana penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA MENDIK BHAKTI KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER.

PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA MENDIK BHAKTI KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER. ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (1): 89-98 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA, BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan Menteri

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SERTA PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DAN BAGI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 77 Peraturan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN 201515 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 16 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ASAHAN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menampung

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA 1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 8 Tahun 2010 Tanggal : 6 Agustus 2010 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2007 Menimbang : TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

FUNGSI CAMAT DALAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

FUNGSI CAMAT DALAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (3): 1085-1094 ISSN 2338-3615, ejournal.ip.ac.id Copyright 2013 FUNGSI CAMAT DALAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA MUARA BENGKAL KECAMATAN MUARA

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pengaturan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

Syabab Azhar Basyir 1

Syabab Azhar Basyir 1 ejournal Pemerintahan Integratif, 2016, 3(4);583-589 ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id Copyright 2016 IMPLEMENTASI PERDA KABUPATEN KUTAI TIMUR NO 13 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008 Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PINRANG, a. bahwa kedudukan Keuangan Desa merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KAMPUNG Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, BUPATI BERAU, Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan,

Lebih terperinci

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan atau Keputusan Bupati. Pasal 27 Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 737 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN SERANG BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD)

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD) ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6 (2): 284-293 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 STUDI TENTANG PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK INSENTIF BAGI KETUA RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DI DESA BUPATI

Lebih terperinci

B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162

B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162 B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162 PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NAGORI KABUPATEN SIMALUNGUN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR : 11 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa alokasi Dana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan Pemerintahan, pelaksanaan

Lebih terperinci

1. Apakah yang dimaksud dengan keuangan desa? 2. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan desa?

1. Apakah yang dimaksud dengan keuangan desa? 2. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan desa? 1. Apakah yang dimaksud dengan keuangan desa? 2. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan desa? Pengertian KEUANGAN DESA adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Serta Laporan Keuangan Desa Untuk Pertanggungjawaban Dan Pelaporan Perangkat Desa Pada Desa Di Kecamatan Busungbiu Ni Luh Gede Erni

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES

PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 71 sampai dengan pasal 75

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (3): 437-447 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci