Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. Abstrak"

Transkripsi

1 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk Abstrak Ramli Hasan, NIM Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. Skripsi, Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Dr. H. Rosman Ilato, M.Pd selaku pembimbing I dan Idham Masri Ishak, SE, M.Si selaku pembimbing II. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independent (Earning Per Share) terhadap variabel dependent (Return Saham). Instrument yang digunakan adalah data sekunder serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi sederhana. Sebagai kesimpulan penelitian ini adalah 1) Hasil pengujian persamaan regresi menunjukkan bahwa ŷ = X yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return Saham sebesar 0,051X. 2) Hasil pengujian keberartian persamaan regresi telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikansi = 0,05 (5%) dengan nilai P value sebesar 0,035 atau 3,5%. 3) Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh variabel X (Earning Per Share) terhadap variabel Y (Return Saham) sebesar 0,337 atau 33,7%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent sebesar 33,7% dan sisanya 66,3% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti rasio Return On Assets, Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas dan lain-lain. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Adanya ekonomi yang semakin berkembang, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern menyebabkan timbulnya persaingan bagi perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan pelayanan jasa. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan tentulah memiliki tujuan yang ingin dicapai pihak manajemen. Oleh karena itu seiring dengan makin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia dan didukung adanya pasar modal, maka pasar modal memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara dan dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif bagi perusahaan untuk menarik sumber dana dari masyarakat selain bank yang kemudian disalurkan ke sektor-sektor yang produktif, karena meskipun lembaga perbankan lebih dulu ada namun tidak semua kebutuhan pembiayaan suatu perusahaan dapat dipenuhi oleh lembaga perbankan. 1

2 2 Penilaian terhadap kinerja perusahaan bertumpu pada laporan keuangan yang dapat dijadikan sebagai dasar acuan. Suatu perusahaan dikatakan likuid dan efisien apabila nilai perusahaan meningkat dan dibahasakan dalam bentuk angka yang semakin meningkat dan adanya publikasi laporan keuangan investor dapat menilai kinerja kuangan perusahaan baik di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang tentunya dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang merupakan analisis fundamental agar dapat diketahui sejauh mana perusahaan dapat mencapai tujuannya khususnya dalam menghasilkan laba sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek perusahaan di masa depan. Informasi tentang Earning Per Share (EPS) menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tujuan utama investor melakukan investasi saham adalah mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar. Earning Per Share (EPS) dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan perusahaan, apabila Earning Per Share (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan Earning Per Share (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Rasio ini mengukur seberapa besar dividen per lembar saham yang akan dibagikan kepada investor setelah dikurangi dengan dividen bagi para pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik sedangkan ketika laba menurun maka harga saham ikut juga turun, hal itu juga akan diikuti perubahan return sahamnya (Darmadji, 2001). Di lihat dari sudut pandang perusahaan (emiten) yaitu tersedianya dana dari investor. Oleh karena perusahaan membutuhkan sumber dana dari investor untuk mengelola operasional perusahaannya maka ekspektasinya investor juga menginginkan return atau tingkat pengembalian atas modal atau dana yang diinvestasikan. Return tersebut dapat berupa dividen dan juga capital gain serta mendapatkan suku bunga pada surat hutang atau obligasi. Namun dalam suatu tingkat pengembalian (return) tentunya memiliki unsur risiko selama periode

3 3 tertentu karena sejumlah persoalan akan muncul terhadap ketidakpastian di masa yang akan datang sehingga sangat penting bagi investor untuk melakukan investasi yang tepat. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Perhitungan return saham menggunakan harga saham setiap periode untuk mencari rata-rata harga saham tiap periode. Return dibedakan menjadi dua, yaitu realized return atau return realisasi (return yang terjadi atau dapat juga disebut sebagai return sesungguhnya) dan expected return (return yang diharapkan oleh investor) (Jogiyanto, 2003). Harapan untuk memperoleh return yang maksimal, sangat penting bagi investor untuk melakukan penilaian serta melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan sebaik mungkin untuk memperoleh informasi terkait dengan kinerja keuangan perusahaan agar investor dapat dengan mudah mengambil keputusan investasi. Berdasarkan teori Darmadji yang telah dikemukakan, hal ini memperlihatkan adanya suatu fenomena seperti yang terjadi pada PT. Astra International, Tbk dimana nilai Earning Per Share (EPS) dari tahun 2007 sampai 2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar Rp. 660,- dari tahun sebelumnya menjadi Rp ,-, sedangkan pada tahun 2009 sedikit terjadi peningkatan sebesar Rp. 210,- menjadi Rp ,-. Sedangkan perkembangan dari Return saham PT. Astra International, Tbk dari tahun 2007 sampai 2009 mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 1,29% dari tahun sebelumnya menjadi 0,47%. Kemudian pada tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi 3.61%. Melihat fenomena yang terjadi terkait dengan perkembangan Earning Per Share (EPS) dan Return saham, peneliti berasumsi bahwa Earning Per Share (EPS) terjadi peningkatan namun return saham mengalami fluktuatif. Oleh karena itu tentunya dapat menarik perhatian dan menjadi dasar bagi peneliti melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keterkaitan antara kedua fenomena yang terjadi. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP RETURN SAHAM PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian di identifikasi sebagai berikut: a) Perubahan persentase laba bersih setelah bunga dan pajak, dan persentase jumlah saham yang beredar mengakibatkan perubahan pada laba per lembar saham (Earning Per Share), sehingga berdampak pada perubahan return saham PT. Astra International, Tbk. b) Keterkaitan antara Earning Per Share (EPS) yang terus meningkat namun Return Saham mengalami fluktuatif, seperti digambarkan pada tabel fenomena EPS dan Return saham PT. Astra International, Tbk.

4 4 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dikemukakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk? 4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah rasio keuangan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. 5. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoritis 1) Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan ekonomi manajemen keuangan. 2) Memberikan bukti secara empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat return saham perusahaan. 3) Sebagai bahan untuk memberikan tambahan informasi bagi civitas akademika untuk melakukan kajian penelitian lebih lanjut mengenai pasar modal. 4) Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan digunakan untuk membuktikan kesesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan dilapangan. b. Manfaat Praktis 1) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan perusahaan pada umumnya dan bagi PT. Astra Internasional, Tbk pada Khususnya. 2) Sebagai informasi bagi calon investor dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan modalnya di pasar modal. B. KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. Earning Per Share (EPS) Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2001). Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah analisis laba dari sudut pandang pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu perusahaan. Earning Per Share (EPS) sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntansi. Angka Earning Per Share (EPS) paling sering digunakan dalam publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat umum (go public). Perhitungan Earning Per Share (EPS) mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk melihat progress atau kemajuan dari operasi perusahaan, menentukan harga saham pasar dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Earning Per Share (EPS) merupakan suatu ukuran dimana baik manajemen maupun pemegang saham menaruh perhatian yang

5 5 besar. Ukuran ini digunakan secara luas dan sering merupakan dasar untuk menetapkan tujuan serta sasaran spesifik perusahaan. Menurut Darmadji (2001:139) Earning Per Share (EPS) adalah Rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham persaham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Menurut Helfert (1997:311) Earning Per Share (EPS) adalah bagian proporsional dari laba perusahaan yang dapat diklaim oleh setiap lembar saham biasa yang sedang beredar, yang dihitung dengan membagi laba setelah pajak sesudah pembayaran dividen saham preferen dengan rata-rata saham biasa yang beredar selama periode tersebut. Hal yang sama dikemukakan oleh Fabozzi (2001:861) bahwa Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen) dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama periode perhitungan yang dilakukan. Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak (Kasmir 2008:207). Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitibilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping PER (Price Earning Ratio) dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999: 359). Menurut Dictionary of Accounting (Abdultah, 1994:77) laba bersih per saham adalah pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar, dengan pendapatan bersih tersebut dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut. Menurut Baridwan (1992:333), laba bersih per saham adalah Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar. Menurut Gibson (1996:429) Earnings Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut Weygandt et. al. (1996: ) dan Elliot (1993:250) Earnings Per Share menilai

6 6 pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki Earnings Per Share tinggi dibandingkan saham yang memiliki Earnings Per Share rendah. Earnings Per Share yang rendah cenderung membuat harga saham turun. Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut: EPS = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak Jumlah Saham Beredar Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa laba per lembar saham merupakan perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Laba per lembar saham ini merupakan angka yang sering digunakan dalam publikasi mengenai kinerja perusahaan yang sering dipergunakan dalam publikasi mengenai kinerja perusahaan yang menjual sahamnya kepada umum. Hal ini disebabkan karena ada anggapan bahwa laba per lembar saham mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per lembar saham di kemudian hari untuk menilai keefektifan manajemen. 2. Penilaian Laba Per Lembar Saham Menurut Husnan (2001:317) bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan. Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukkan posisi kekayaan, kewajiban finansial dan modal sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun). Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah : Jumlah absolut laba bersih sulit untuk dipakai

7 7 mengevaluasi profitabilitas perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar saham (EPS). Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. 2. Return Saham Ekspektasi dari investor atas investasinya adalah dengan memperoleh return atau tingkat pengembalian yang sebesarbesarnya. Return tersebut dapat berupa dividen dan juga capital gain serta mendapatkan suku bunga pada surat hutang atau obligasi. Namun dalam suatu tingkat pengembalian tentunya memiliki unsur risiko selama periode tertentu. Semakin besar tingkat pengembalian semakin besar pula risiko yang dihadapi. Dalam melakukan investasi di dalam pasar modal, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pelaku pasar adalah memaksimalkan return. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu realized return atau return realisasi (return yang terjadi atau dapat juga disebut sebagai return sesungguhnya) dan expected return (return yang diharapkan oleh investor). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi (realized return) ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return) (Jogiyanto, 2010: 205). Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Perhitungan return saham menggunakan harga saham setiap periode untuk mencari rata-rata harga saham tiap periode. Return saham dapat dihitung dengan rumus (Jogiyanto, 2010): R i = P t - P t 1 P t - 1 Keterangan : R i = return saham i pada periode t P t = harga penutupan saham i pada periode t P t 1 = harga penutupan saham i pada periode sebelumnya Return adalah total keuntungan atau kerugian yang diperoleh investor dari nilai investasi sebelum periode tertentu. Menurut Jogiyanto (2010) Return total merupakan return

8 8 keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield yang perhitungannya sebagai berikut : Return = Capital gain (loss) + yield Sumber-sumber return dapat diperoleh dari dua komponen utama yaitu : a) Capital gain (loss) Capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga atau sekuritas yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Capital gain (loss) merupakan selisih harga investasi sekarang relative dengan harga periode yang lalu. Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya jika investasi sekarang (Pt) lebih kecil daripada harga investasi periode lalu (Pt-1) terjadi kerugian modal (capital loos). b) Yield Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Yield merupakan komponen return yang menggambarkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik karena adanya suatu investasi. Adapun rumus untuk menghitung yield adalah sebagai berikut: D t Yield = X 100% P t-1 Dividen umumnya dibayarkan perkwartal atau pertahun. Jika dividen pertahun akan digunakan untuk menghitung return total untuk periode yang lebih pendek, misalnya return sebulan, maka dividen sebulan dapat dianggap sebagai dividen setahun dibagi 12 sebagai jumlah bulan dalam setahun. Jika dividen setahun digunkan untuk menghitng return total mingguan, maka dividen seminggu dapat dianggap sebagai dividen setahun dibagi 52 sebagai jumlah minggu dalam setahun. Dengan demikian perhitungan return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut: P t - P t 1 D t R i = + P t 1 P t Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi return saham menurut Husnan (1993) adalah sebagai berikut: 1. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah hubungan laba tahunan setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham yang tercatat. Rasio ini digunakan sebagai ukuran efektifitas dana pemegang saham yang telah di investasikan. Semakin efektif suatu saham berarti semakin besar laba yang di dapat oleh pemegang saham, sehingga pemegang saham akan semakin makmur. Rumus Return On Equity (ROE) yang digunakan adalah: ROE = Laba bersih / Modal Sendiri. 2. Dividend Pay out Ratio (DPR) Manajemen mempunyai dua alternatif perkalian terhadap laba

9 9 bersih sesudah pajak atau Earning After Tax (EAT) yang diperoleh dari operaasi usahanya meliputi laba bersih dibagi para pemegang saham perusahaan dengan bentuk dividen dan diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Perusahaan pada umumnya sebagian EAT dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian sebagian lagi diinvestasikan kembali atau dapat diartikan manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang ditahan. Prosentasi dividen yang dibagi dibandingkan dengan EAT disebut dengan dividend payout ratio atau DPR (Husnan, 1993: 382). Rumus untuk mengukur DPR adalah sebagai berikut: DPR (dividend pay out ratio) = Dividen per lembar saham / Laba per lembar saham. 3. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) adalah salah satu elemen dalam laporan laba rugi yang termuat dalam laporan keuangan perusahaan sebagai bagian dari proporsi perusahaan yang diakui dari setiap saham biasa yang beredar, dimana nilainya dapat mengalami kenaikan jika jumlah lembar saham yang beredar dikurangi. Informasi perusahaan penting bagi investor dan kreditur, hal ini dapat memberikan gambaran bagian keuntungan suatu periode dengan memiliki saham perusahaan serta mengetahui bagian prestasi perusahaan, laju pertumbuhan tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan bagi investor. Ukuran kesejahteraan dari besaran Earning Per Share (EPS) apabila semakin tinggi, akan menjadi daya tarik pemodal untuk membeli dan menanamkan sahamnya. Laba yang mencerminkan kinerja perusahaan sering dijadikan target keberhasilan operasi perusahaan bisnis sehingga perusahaan berusaha meningkatkan laba dengan cara melakukan peningkatan penjualan, peningkatan efisiensi dan kombinasinya. Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan rumus : EPS = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak / Jumlah Saham Beredar. 4. Leverage (DTA) Rasio leverage (DTA) atau solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut dilikuiditas. Rasio ini jika semakin rendah menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya semakin baik (solvabel) demikian pula sebaliknya. (Helfert, 1996: 150). Leverage (DTA) pada dasarnya dibedakan menjadi dia yaitu leverage operasi dan leverage keuangan. Leverage operasi (operating leverage) terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Leverage keuangan (Financial Leverage) terjadi pada saat perusahaan menggunakan hutang dan menimbulkan beban tetap yang harus dibayar dari hasil operasinya (Husnan, 1998: 611). Leverage (DTA) dapat dihitung dengan rumus: Leverage (DTA) = Liabbilities / Assets. 4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham EPS merupakan perbandingan antara jumlah Earning After Tax (EAT) dengan jumlah saham yang beredar. EPS merupakan rasio keuangan yang

10 10 digunakan investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki. Menurut Darmadji (2001) bahwa: semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Sedangkan menurut Ang (1997) semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasiorasionya maka semakin tinggi return saham perusahaan, demikian juga jika kondisi ekonomi baik, maka refleksi harga saham akan baik pula. Alwi (2003:77) mengemukakan bahwa: Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai Earning Per Share (EPS), semakin besar keuntungan/return yang diterima pemegang saham. Semakin besar EPS akan menarik minat investor berinvestasi di perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan akan saham meningkat dan harga saham meningkat pula. Dengan demikian, dengan kenaikan harga saham maka akan memungkinkan kenaikan return saham. Jadi EPS mempunyai pengaruh terhadap return saham. C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Penetapan Objek, Waktu & Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share (EPS) dan Return Saham pada PT. Astra International, Tbk Periode Dasar pertimbangan penetapan objek penelitian ini adalah: 1) Earning Per Share (EPS) merupakan rasio keuangan yang menggambarkan jumlah rupiah dalam bentuk laba per lembar saham yang menjadi prospek perusahaan di masa depan sehingga sangat disukai oleh investor, 2) Perusahaan selalu membutuhkan dana dari investor untuk mengelola operasional perusahaannya, maka ekspektasinya investor juga menginginkan Return Saham yang merupakan tingkat pengembalian atas dana yang diinvestasikan, dan 3) Peneliti ingin melihat keterkaitan antara variabel Earning Per Share (EPS) dan Return Saham pada PT. Astra International, Tbk. Penelitian dilaksanakan selama + 4 bulan, terhitung bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 yang mencakup pengajuan proposal, pengolahan data dan hasil penelitian. Peneliti memilih lokasi penelitian pada salah satu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Astra International, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung dari tahun 2007 sampai dengan tahun Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yakni menganalisis adanya pengaruh variabel independent yaitu Earning Per Share (EPS) terhadap variabel dependent yaitu Return Saham. Metode penelitian ini bersifat korelasional yang menjelaskan pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham merupakan data time series. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan faktafakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan

11 11 mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Adapun desain penelitiannya, dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel X (EPS) Variabel Y Return Saham Gambar 3.1 (Desain Penelitian) 3. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung dan bukan dibuat sendiri oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan merupakan data laporan keuangan tahunan pada PT. Astra International, Tbk yang sudah dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh keterangan data yang lengkap maka dilakukan teknik pengumpulan data yang tepat. Adapun metode teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yang berasal dari sumber tertulis yaitu data laporan keuangan tahunan PT. Astra International, Tbk dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi sederhana yaitu mengidentifikasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi diperlukan untuk mendapatkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun rumus persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut : ŷ = a + bx Keterangan: ŷ = variabel terikat a = intersep (konstanta) x = variabel bebas b = koefisien regresi 6. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat elastisitas variabel independen terhadap variabel dependen penelitian ini. Sebagai alat analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan program SPSS versi Metode ini banyak digunakan karena: 1. Pengestimasian parameter dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan parameter yang bersifat optimum. 2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini cukup mudah jika dibandingkan dengan metode ekonometrika yang lain. 3. Metode Kuadrat Terkecil ini banyak digunakan secara luas dalam hubungan ekonomi dan banyak menghasilkan keputusan ekonomi yang baik. Dengan demikian metode ini banyak digunakan pada waktu mengestimasi hubungan dalam metode ekonometrika.

12 12 4. Teknik-teknik dalam metode kuadrat terkecil sangat mudah dipahami. 5. Metode kuadrat terkecil adalah komponen yang penting dalam ekonometrika 7. Hipotesis Statistik Secara statistik hipotesis ditetapkan sebagai berikut: H 0 β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Earning Per Share terhadap Return saham PT. Astra International, Tbk. H a β 0, artinya terdapat pengaruh Earning Per Share terhadap Return saham PT. Astra International, Tbk. D. HASIL PENELITIAN Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Sederhana Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana melalui SPSS (Statistical Product Service Solution). Dimana persamaan regresinya adalah: ŷ = X Hasil pengujian hipotesis menunjukkan persamaan ŷ = X. Hal ini menunjukkan nilai variabel Y (Return saham) pada konstanta sebesar Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return Saham sebesar 0,051X. Untuk pengujian keberartian persamaan regresi digunakan kriteria: P value < 0,01 (1%) P value < 0,05 (5%) P value < 0,1 (10%) Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan kriteria pengujian keberartian persamaan regresi di atas dapat dikemukakan bahwa hasil persamaan regresi telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai P value sebesar 0,035 atau 3,5%. 2. Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa H o yang diuji ditolak dan sebaliknya H 1 yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari nilai P value sebesar 0,035 atau 3,5% pada taraf signifikansi = 0.05 (5%). Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh Earning per share Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk. Hasil pengujian persamaan regresi menunjukkan bahwa ŷ = X yang telah teruji keberartiannya pada = 0.05 (5%). Hal ini menunjukkan nilai variabel Y (Return saham) pada konstanta sebesar Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning Per Share (EPS) dapat

13 13 mempengaruhi peningkatan Return Saham sebesar 0,051X dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi R Square sebesar Oleh karena adanya keterbatasan waktu penelitian, data, tenaga dan materi sehingga hasil analisis menunjukkan besarnya nilai r 2 yang hanya sebesar 33,7%. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh Earning per share (EPS) terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk sebesar 33,7% dan sisanya sebesar 66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti rasio Return On Assets, Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas dan lain-lain. Hasil penelitian ini mendukung teori Darmadji (2001) dan penelitian sebelumnya oleh Sri Artatik (2007) yang menyatakan bahwa Earning Per share (EPS) berpengaruh terhadap Return Saham. E. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian persamaan regresi menunjukkan bahwa ŷ = X yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return Saham sebesar 0,051X. 2. Hasil pengujian keberartian persamaan regresi telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikansi = 0,05 (5%), dengan nilai P value sebesar 0,035 atau 3,5%. 3. Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh variabel X (Earning Per Share) terhadap variabel Y (Return Saham) sebesar 0,337 atau 33,7%. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent sebesar 33,7% dan sisanya 66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti rasio Return On Assets, Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas dan lain-lain. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. PT. Astra International, Tbk harus dapat meningkatkan rasio profitabilitas khususnya Earning Per Share agar lebih signifikan mempengaruhi Return saham. 2. Meskipun hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan sebesar 33,7% antara Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk, perusahaan juga harus dapat mempertimbangkan faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi Return saham. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi Return Saham PT. Astra International, Tbk tersebut bisa dipengaruhi oleh rasio-rasio keuangan lainnya seperti rasio Return On Assets, Return on Equity, rasio-rasio likuiditas dan lain-lain. Selain itu return saham bisa dipengaruhi oleh faktor extern perusahaan seperti tingkat suku bunga, regulasi pemerintah dan keadaan politik negara.

14 14 DAFTAR PUSTAKA Ang, Robbert Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia: Jakarta Anoraga, Pandji Pengantar Bisinis. RINEKA CIPTA: Jakarta Artatik, Sri Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Semarang. Datau, Olivia M. Idrus Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. Skripsi, Gorontalo. Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M, Pasar Modal Di Indonesia. Salemba empat: Jakarta. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri Manajemen Keuangan, edisi 4. BPFE: Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ke Tujuh. BPFE: Yogyakarta. Helfert, Erich Teknik Analisis Keuangan, edisi 8. ERLANGGA: Jakarta. Jumingan, Analisis Laporan Keuangan. BUMI AKSARA: Jakarta. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. RAJAGRAFINDO PERSADA: Jakarta. Putri, Anggun Amelia Bahar Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER Dan PBV Terhadap Return Saham. Skripsi, Semarang. Savitri, Dyah Ayu Analisis Pengaruh ROA,NPM, EPS Dan PER Terhadap Return Saham. Skripsi, Diponegoro. Setia Atmaja, Lukas. 2002, Manajemen Keuangan. ANDI: Yogyakarta. Setyarini, Nunik Analisis Pengaruh EVA, ROA Dan EPS Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun Skripsi, Jawa Timur. Sugiono, Prof. Dr Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta: Bandung. Tandelilin, Analisis Investasi & Manajemen Portofolio, Edisi 1. BPFE: Yogyakarta. Sumber Pustaka dari Website : Bursa Efek Indonesia, Astra International,

15 15 Baridwan, rnings-per-share-eps-definisidan.html Darmadji, rnings-per-share-eps-definisidan.html Gibson, rnings-per-share-eps-definisidan.html Husnan, s- management/investing/ faktor-faktor-yangmempengaruhireturn/#ixzz2MjSQC1JH /05/pengertian-laba-per-lembarsaham.html

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektorsektor

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektorsektor BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk menarik dana dari masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share (EPS) dan Return Saham pada PT. Astra International, Tbk Periode

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK. Andriyanto Pakaya 1

PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK. Andriyanto Pakaya 1 1 PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK. Andriyanto Pakaya 1 Abd. Rahman Pakaya 2, Idham Masri Ishak 3 Jurusan Manajemen ABSTRAK Penelitian ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Return Saham Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Return Saham Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Fundamental Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2. 1.1. Penilaian Saham Modal atau efek yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia pada umumnya berbentuk saham dan obligasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Stock Return a. Pengertian Stock Return Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Menurut Hardiningsih (2000:284),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market) BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia mempunyai banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam menyalurkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu: merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun dari sejarah perusahaan. d. Laporan Arus Kas Arus Kas Aktual, yang berlawanan dengan laba bersih akuntansi, yang dihasilkan oleh perusahaan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Harga Saham pada PT.

Lebih terperinci

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. XL AXIATA, TBK Nurlaila Kasim Jurusan Manajemen Program Studi S1 Manajemen

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. XL AXIATA, TBK Nurlaila Kasim Jurusan Manajemen Program Studi S1 Manajemen PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. XL AXIATA, TBK Nurlaila Kasim 931409124 Jurusan Manajemen Program Studi S1 Manajemen ABSTRAK Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci :Return On Equity, Harga Saham

ABSTRAK. Kata kunci :Return On Equity, Harga Saham ARTIKEL Pengaruh Profitabilitas Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk OLEH Ferawati Biya Nim 931 409 044 Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar Modal 1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjuabelikan sekuritas. Salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Adapun saham objek penelitian adalah Rerturn On Equity (ROE) dan HargaSaham PT. XL Axiata, Tbk Tahun 2006-2011. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH RASIO KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2008-2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : UTAMI NING TYASILA B100110009 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Unilever Indonesia, Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Unilever Indonesia, Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun Tabel 4.1 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Trend 4.1.1 Earning Per Share (Variabel X) Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk, didapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signalling Theory) Signalling Theory merupakan suatu penjelasan dari asimetri informasi. Terjadinya asimetri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return yang optimal yaitu melalui dividen dan capital gain. Selain memberikan return, risiko yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sarana bagi para pemilik dana atau investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang membutuhkan dana. Menurut Abdul Halim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga diperlukan usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukkan sebuah indikasi bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah investasi bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan berkaitan dengan topik yang serupa antara lain: 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini setiap negara harus mampu mengacu pada pembangunan dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia NAMA : NUR ANNISA NPM : 16209855 Latar Belakang Masalah Investasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang mendasari dan mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali: 2.1.1 Ratna Prihantini (2009) Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini, perusahaan perusahaan asuransi di negara maju, khususnya Amerika Serikat dan Kanada mempunyai peran yang besar dalam perekonomian di negara mereka. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring berkembangnya perekonomian di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring berkembangnya perekonomian di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya perekonomian di Indonesia dengan didukung oleh perkembangan pasar modal, banyak perusahaan yang berlomba-lomba ingin masuk ke pasar

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi di Indonesia mengakibatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan era globalisasia ini menjadikan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN 2014-2015 Anita Suwandani, Suhendro, Anita Wijayanti anita.suwandani@yahoo.com FE UNIBA Surakarta

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) 2.1.1.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) Ketika suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia semakin ketat pada masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang menganut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal terhadap pasar modal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah perekonomian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kemajuan suatu Negara. Dalam upaya menghadapi persaingan dan mendorong perusahaan untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring banyaknya perusahaan yang telah go public sangat penting bagi mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar kecilnya pergerakan

Lebih terperinci

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) Dewi Anjarwani Mugiasih anjar_zoe@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Return Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut terbukti dari pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan tingkat bunga yang relatif rendah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik serta BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Sinyal Teori signal (sinyal) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan dengan melihat efisiesi dari penggunaan modalnya. Jadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan dengan melihat efisiesi dari penggunaan modalnya. Jadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan dengan melihat efisiesi dari penggunaan modalnya. Jadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Debt To Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham Setiap investor yang ingin melakukan investasi memilki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan (return). Selain memiliki tujuan yang sama, investor (shahib

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi suatu Negara termasuk Indonesia. Melalui Pasar Modal, perusahaan dapat memperoleh dana tambahan dari investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito dan Martono, 2005) mengemukakan terdapat beberapa tujuan berdirinya sebuah perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang besar dan seberapa besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio.

Lebih terperinci