BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan instansi. masyarakat sangat dibutuhkan. Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan instansi. masyarakat sangat dibutuhkan. Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan instansi pemerintah sebagai pengayom, pelindung serta memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat dibutuhkan. Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai bentuk divisi daerah Kepolisian Negara Republik Indonesia di wilayah pusat ikut serta dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian berdasarkan amanat Kepolisian Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian yang khusus menangani masalah dalam ruang lingkup daerah, Polda Metropolitan Jakarta Raya memiliki bidang-bidang yang telah ditetapkan tugas serta fungsi-fungsinya. Salah satunya adalah bidang Humas (Public Relations), merupakan bidang satuan kerja yang telah dimiliki oleh Polda Metropolitan Jakarta Raya. Salah satu fungsi Humas Polda Metro Jaya adalah bertugas mengelola dan menyampaikan pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda Metropolitan Jakarta Raya. Arah kebijakan bidang humas ntuk memperkuat dan meningkatkan kemampuan pusat komunikasi dan informai (PUSKOMINFO) Bidang Humas Polda Metro Jaya yang mampu mengatasi tugas-tugas kehumasan kedepan. 1

2 2 Dalam menjalankan kegiatan kehumasannya, seorang Public Relations memperhatikan kepentingan (khalayak) publiknya. Namun keadaan yang terjadi sekarang masyarakat kita sudah mulai kritis dalam menerima berbagai informasi yang ada seiring dengan perkembangan zaman. Publik akan berhubungan satu sama lain, mencari informasi bukan hanya dari satu sumber, sehingga informasi yang diterima publik saling bersaing untuk mendapatkan pengakuan atas kebenarannya atas informasi tersebut dalam pandangan publik lainnya. Perubahan-perubahan yang terjadi demikian dalam masyarakat perlu ditanggapi dengan cermat oleh Public Relations karena publik merupakan khalayak sasaran utama dalam kegiatan Public Relations. Dalam hal ini peranan humas sangat penting dalam mewujudkan tugasnya selain sebagai pembentuk opini positif kepada masyarakat juga sebagai media penyalur informasi kepada khalayak luas. Public Relations yang cerdas aalah yang memiliki kemampuan untuk mengubah citra negatif perusahaan di mata khalayak menjadi citra yang positif. Public Relations adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya Peran Public Relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau suatu perusahaan dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan tertentu. Peran Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal maupun non verbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari

3 3 menulis proposal, artikel progress report, menulis untuk presentasi, membuat press release, membuat rekomendasi dan sebagainya. 1 Dalam hal ini peran Public Relations sangat menentukan perkembangan dan kemajuan organisasi. Public Relations merupakan pendukung dalam organisasi atau perusahaan dan ikut menentukan kemajuan organisasi secara efiektif, karena kinerjanya yang efisien. Tujuan dari praktisi Public Relations dalam menjalankan perannya adalah untuk menciptakan hubungan harmonis, saling pengertian, saling percaya dan image yang baik. Secara struktural pada prinsipnya Public Relations merupakan bagian integral dari suatu lembaga atau organisasi dan merupakan fungsi yang terpisah dari sistem manajemen suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dibuktikan dengan sangat menentukan upaya PR dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga dengan publiknya dalam upaya meraih citra positif. Bagi sebuah lembaga atau perusahaan image atau citra merupakan tujuan utama yang hendak dicapai bagi dunia Public Relations. Pengertian image itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Citra adalah suatu kesan yang timbul berdasarkan pengalaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Image positif suatu lembaga atau perusahaan dapat dibentuk melalui kegiatan-kegiatan komunikasi, oleh sebab itu PR memiliki peran yang sangat penting dalam membangun dan memelihara citra lembaganya. Esensi dari kegiatan PR adalah 1 Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit PT Grafindo Persada,2002. Hal 23

4 4 bagaimana membuat berbagai program yang dapat meningkatkan image positif lembaganya agar dapat memperoleh dukungan dan opini publik yang menguntungkan. Memahami Public Relations bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Dinamika perkembangan Public Relations membawa banyak faktor dalam mempengaruhi perubahan peran dan fungsi serta kedudukan Public Relations. Fungsi dan kedudukan Public Relations bukan menempatkan Public Relations sebagai fungsi teknis, melainkan berkembang menjadi fungsi strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dan stkeholdernya. Peran dan fungsi ini menuntut Public Relations tidak hanya berhenti kepada hasil akhir seperti simbol, image atau citra, tapi harus lebih mengarah kepada adanya suatu relasi jangka panjang antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya. Namun fungsi dan tugas Public Relations seringkali mengalami perubahan yang tidak relevan disebabkan ketidaktahuan Public Relations terhadap fungsi dan tugasnya sehingga tidak mampu meyakinkan top manajer atau pimpinan betapa pentingnya peran Public Relations ini. Pada 1962 Menteri Dalam Negeri, Ir. Djuanda menetapkan supaya seluruh kantor pemerintahan membentuk departemen Public Relations, dengan tujuan bukan hanya untuk melancarkan mekanisme komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat, tetapi juga untuk membantu pengertian dalam proses pengambilan kekuasaan. 2 2 Jurnal Publlic Relations.Volume 1 Nomor 1 Juni 2007.PERHUMAS.2004.hal 6

5 5 Pada lembaga pemerintah kesadaran akan arti penting Public Relations sudah sejak lama dimiliki pimpinan pemerintah Indonesia. Ini dapat dibuktikan dari pembentukan departemen penerangan sebagai salah satu departemen yang fungsinya antara lain sebagai Public Relations pemerintah baik eksternal maupun internal. Keberadaan Public Relations di sebuah lembaga pemerintahan merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik hubungan masyarakat kedalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran ( The Public Relations as tools or channel of government publications) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerjasama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya seperti wayang kulit atau wayang golek. 3 Di samping adanya departemen penerangan, diberbagai lembaga pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, keberadaan bagian humas juga sudah diakui sejak akhir tahun 1960-an. Namun, dalam masa pemerintahan orde baru sering menjadi alat propaganda atau bagian yang bertugas untuk menyembunyikan realitas buruk kinerja pemerintah. Saat ini setiap instansi pemerintah memiliki bagian humas dalam struktur organisasinya. Namun, dengan struktur dan fungsi humas di masing-masing departemen masih sangat beragam. Tugas humas disektor publik masih terlalu 3 Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit PT Grafindo Persada,2002. hal 339

6 6 menekankan pada kegiatan penerangan dan penyebaran informasi yang dalam beberapa hal belum tergarap dengan baik. Sebagai pelayan publik pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyediakan informasi dan menerima informasi dari publiknya serta mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Sehingga sebagai pimpinan organisasi atau praktisi PR memahami aspirasi publik merupakan aspek yang sangat penting terutama upaya memperoleh informasi tentang kebutuhan dan harapan publik yang nyata, agar dapat membuat suatu kebijakan pimpinan yang dapat memuaskan publik. Selain itu, keberadaan PR di organisasi non profit bertujuan untuk: 1. Memperoleh penerimaan atas misi organisasi. 2. Mengembangkan saluran-saluran organisasi dengan publik 3. Menciptakan dan menjaga iklim yang menyenangkan bagi pengumpulan dana. 4. Mendukung pengembangan dan pemeliharaan kebijakan publik yang menguntungkan bagi misi organisasi. 5. Memberikan informasi dan motivasi konstituen kunci organisasi (seperti karyawan dan sukarelawan). Untuk mendedikasikan diri mereka agar bekerja secara produktif untuk mendukung misi, target serta tujuan organisasi. Dalam hal ini peran PR Polda Metro Jaya selaku kepolisian di ruang lingkup daerah Jakarta terus berusaha untuk menghapus image negatif yang telah berkembang dalam persepsi masyarakat. Di dalam lembaga kepolisian ini tidak

7 7 dapat dipungkiri bahwa polisi kita masih sering melakukan penyalahgunaan wewenang, korupsi, memberikan pelayanan yang buruk, berlaku deskriminatif serta mengambil keputusan yang keliru yang diekspos oleh wartawan sehingga menyebabkan berkembangnya persepsi negatif dikalangan khalayak. 4 Polda Metro Jaya merupakan salah satu institusi pemerintah yang paling banyak disorot masyarakat karena sering melakukan praktek KKN, dan akibatnya banyak sekali prestasi Polda Metro Jaya dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat yang tertutupi oleh berbagai isu atau rumor yang berkaitan dengan penyelewengan aparat kepolisian. Sehingga image yang tercipta di masyarakat sangat buruk, seolah-olah tidak ada tentang image yang positif tentang citra polisi. Hal ini yang menyebabkan Polda Metro Jaya membuat penerapan program humas untuk meningkatkan citra positif kepada khalayak luas. Oleh sebab itu Polda Metro Jaya menerapkan Grand strategy Trust Building. Hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada polisi. Membangun kepercayaan publik sangatlah diperlukan untuk menjaga image positif antara publik dan instansi atau organisasi. Memamg benar bahwa membangun kepercayaan publik untuk sesuatu yng baru saja dimulai akan sangat jauh berbeda dengan upaya membangun kembali kepercayaan untuk sesuatu yang pernah ada, namun misalnya saja pernah mengalami perubahan atau pengrusakan karena adanya alasan satu dan lain hal. Terlepas dari alur mana yang akan dibangun, arah yang akan dicapai adalah sama, yaitu membangkitkan keyakinan 4 Berkembangnya persepsi negatif dikalangan khalayak (2009, 29 Maret). Kompas (online). Diakses pada tanggal 29 Maret 2009 dari

8 8 atas keputusan yang diambil untuk keberlanjutan atau kesinambungan suatu entitas tertentu. Itu sebabnya, menggagas tentang kepercayaan publik pada prinsipnya dapat dimulai dengan mempertanyakan kembali atas janji yang pernah diungkapkan oleh seseorang atau suatu komitmen yang dibangun oleh institusi. Pada tingkatan individual, kepercayaan sangat ditentukan pada kecocokan komposisi dari elemen-elemen dasar pembentuknya yaitu, adanya kemampuan (ability) dan kompetensi seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang diembannya, kepedulian dan perhatian untuk melakukan sesuatu, dan integritas seseorang terhadap suatu keputusan yang diambil merupakan hal yang mendasar bagi pembentuk faktor kepercayaan publik terhadap figur tertentu. Itu pula yang mendasari mengapa pendekatan multidimensi dirasa menjadi penting maknanya untuk dapat memahami kompleksitas isu yang berkembang dan mencari alternatif penyelesaian yang dapat mengakomodasi ragam kepentingan dan mengurangi unsur subjektifitas dalam memberikan suatu penilaian. Membangun kepercayaan publik memang agak sulit untuk bisa dipaksakan, tetapi bukan mustahil akan terbentuk secara natural seperti halnya sebuah tanaman yang di fasilitasi untuk tumbuh dan pada akhirnya berbunga atau berbuah dengan berjalannya waktu. Ketetapan untuk menerapkan prinsip transparansi mungkin menjadi awal dari proses panjang untuk mendapatkan kepercayaan publik. Pada akhirnya, tidak aneh untuk dikatakan bahwa mengelola kepercayaan dalam bisnis adalah suatu proses dinamis yang membutuhkan keteladanan dari para pemimpinnya terutama dalam memegang janji dan perilaku konsisten yang

9 9 diembannya dalam hal ini anggota kepolisian Republik Indonesia pada umumnya. Kalau saja hal itu dijaga, maka sorotan masyarakat terhadap rentetan kejadian memilukan yang menimpa image Polda Metro Jaya akan segera membaik dan menjadi image yang positif dimata masyarakat. Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya image polisi dimata masyarakat yaitu karena kurangnya keteladanan tentang kepemimpinan yang terbuka, bersih dan tegas dalam menegakkan hukum. Sebagai contoh banyaknya kasus narkoba dan perjudian serta korupsi yang melibatkan aparat kepolisian Polda Metro Jaya. Seperti tertangkapnya salah satu oknum kepolisian yang sedang menggunakan narkoba di sebuah diskotik Jakarta. 5 Tak dapat dipungkiri bahwa polisi kita telah berhasil dalam menangani berbagai kasus kriminal berdimensi internasional seperti terorisme, narkoba, dan premanisme. Masyarakat pun perlu menghargai upaya yang dilakukan kepolisian dalam melakukan pemberantasan berbagai kejahatan termasuk kejahatan internasional. Korupsi, illegal logging, penyalahgunaan narkoba dan berbagai kejahatan lainnya. Menghadapi masyarakat yang semakin kritis terhadap kebijakan pemerintah. Sebagai lembaga yang dinamis Polda Metro Jaya harus mampu mereformasi diri kembali sebagai organisasi yang independen sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta sebagai aparat hukum yang senantiasa harus profesional. Disinilah keberadaan PR betulbetul penting dan strategis dalam rangka menopang kerja polisi saat berinteraksi dengan masyarakat. Keahlian menjalankan fungsi humas secara profesional dari 5 Oknum kepolisian tertangkap di diskotik (2009, 6 April). Kompas (online). Diakses pada tanggal 6 April 2009 dari

10 10 aparat kepolisian merupakan instrumen strategis untuk membangun komunikasi yang lebih sejajar dengan masyarakat, sehingga memudahkan terwujudnya kesamaan pengertian diantara mereka. Dalam menjalankan tugasnya tentu Polda Metro Jaya tidak akan berhasil dalam menjalankan tanpa dukungan masyarakat. Oleh karena itu, Public Relations merupakan suatu bidang yang sangat luas menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Public Relations pada dasarnya tidak sama dengan sekedar relations atau hubungan meskipun Personal Relations mempunyai peranan yang besar dalam kampanye Public Relations. Oleh karena itu, Public Relations Polda Metro Jaya berupaya meningkatkan kualitas pelayanan-pelayanan yang berkaitan dengan publik. Guna menghapus citra negatif yang telah melekat dipersepsi khalayak luas. Public Relations juga memerlukan program tiga tahapan kehumasan. Gradual tahap I yaitu trust building, tahap II networking and partnership building, tahap III strive for exellence, ini aktivitas humas kepolisian yang sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang kinerja Polda Metro Jaya dan program-program apa saja yang dimiliki oleh Polda Metro Jaya. Public Relations perlu meneliti tentang program komunikasi kehumasan untuk mengelola berbagai aktivitas Public Relations tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil dan sasarannya. Salah satu wujud nyata pembenaran saat ini dengan mengadakan program SIM keliling di jakarta raya, mengadili aparat kepolisian, pemerintahan yang

11 11 terlibat dalam kasus korupsi, kriminal dan gambaran kamtibmas serta kinerja yang telah ditempuh jajaran Polda Metropolitan Jakarta Raya untuk memelihara situasi kamtibmas yang kondusif diwilayah hukum dalam mewujudkn rasa aman dan nyaman pada masyarakat. Polda Metropolitan Jakarta Raya berpedoman kepada Grand Strategi Polri yang dirumuskan dalam tiga tahapan yang mencerminkan upaya Polri secara gradual, yaitu tahap I tahun yakni tahap trust building (membangun kepercayaan), tahap II tahun networking and partnership building (menjalin kemitraan dan membangun kemitraan) dan tahap III strive for exellence yaitu membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat. Tahun 2009 merupakan tahap reformasi birokrasi Polri melalui program Quick Wins serta menyiapkan memasuki tahap II Grand Strategi Polri melalui menjalin kerjasama dan membangun kemitraan. Program unggulan Quick Wins bertujuan untuk mempercepat pencapaian target tahap I yaitu terbangunnya kepercayaan masyarakat (Trust Building). Program unggulan tersebut yaitu Quick Respons Patroli Samapta. Transparansi pelayanan penerbitan SIM, STNK, dan BPKB (SSB), transparansi penyidikan dan transparansi penerimaan (Rekruitment) anggota Polri ke empat. Program Quick Wins tersebut adalah bagian dari tugas pokok Polri yang merupakan produk unggulan yang memiliki daya ungkit yang kuat serta hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat Polda Metro Jaya telah merespons kebijakan tersebut dan telah mengimplementasikan dalam kegiatan tahapan I yang sudah dibuat humas kepolisian Polda Metro Jaya, dan sampai saat ini masih berjalan dan berkembang baik sehingga masyarakat sudah mengetahui

12 12 akan aktivitas humas dalam mensosialisasikan grand strategy trust building ini dengan pemberitaan dari media massa atau penyuluhan serta kabar media pesan dari individu kepada individu lain(mouth to mouth). Aktivitas program kehumasan di lembaga apapun termasuk kepolisian mempunyai posisi strategis dimana PR kepolisian mendekatkan polisi dengan masyarakat. Alasan penulis memilih Polda Metro Jaya karena penulis menyadari pentingnya informasi pemerintah yang harus dikomunikasikan kepada masyarakat agar tercipta persepsi yang positif di kalangan masyarakat. Penulis sangat tertarik untuk mengidentifikasi aktivitas program kehumasan dalam mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building kepada masyarakat. Fakta seperti adanya aktivitas program pameran humas Polda Metro Jaya untuk memperkenalkan suatu produk dan dokumentasi. Aktivitas anniversary celebration, perayaan HUT acara kepolisian dan menjalin kebersamaan dalam setiap acara belangsung untuk membantu masyarakat dalam kesehatan. Pengumpulan derma sumbangan korban bencana alam setiap saat terjadi peristiwa, sunatan massal yang diadakan setahun dua kali. Selain itu, Polda Metro Jaya menangani masalah lalu lintas pembuatan undang-undang baru, dan aktivitas humas kepolisian bersiaga satu untuk mengantisipasi kepada seluruh masyarakat akan adanya teror bom bersama pemda DKI. Polda Metro Jaya juga mengundang para khalayak dan wartawan untuk menginformasikan kejadian yang bersifat insidentil, aktual, dan kasus-kasus yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat yaitu kasus korupsi serta terorisme.

13 13 Polda Metro Jaya juga memiliki aktivitas media relations humas yang merupakan salah satu bentuk menjalin hubungan dengan media cetak dan elektronik radio, televisi, memiliki majalah bulanan yang terbit satu bulan sekali yaitu, Jaya Dharma Sevaka (JDS),dan majalah Jurnal, dengan selogan Profesional, Cerdas dan Humanis. Selain itu, Polda Metro Jaya juga mengadakan Press Tour untuk mengundang para wartawan datang untuk melakukan acara rekreasi di setiap acara diadakan pada kesepakatan bersama dan outbound di daerah sukabumi, jawa barat, Sekolah Kepolisian Negara (LIDO) guna mempererat jalinan kebersamaan kepada media cetak dan elektronik. Humas Polda Metro Jaya juga mengadakan aktivitas rapat pertemuan mingguan, yang diadakan seminggu tiga kali (Selasa dan kamis). Pada hari selasa rapat membahas tentang evaluasi perkembangan Kamtibmas yang diikuti oleh Kepala bagian operasional Polres, para Kepala Bagian Analis Polda yang dipimpin oleh kepala Biro Operasional PMJ. Untuk hari kamis rapat diadakan antara pejabat utama dan Kapolres dipimpin oleh Kapolda dan Wakapolda membahas kebijakan strategis pemerintahan RI, Kapolri, Kapolda. Humas Polda Metro Jaya mengadakan Open House kepada khalayak semua dan mahasiswa dalam bentuk magang, skripsi dan riset. Selain itu, menerima juga untuk kunjungan dari PKS (Petugas Keamanan Sekolah),TNI, dan dari perusahaan dan institusi yang lainnya. Humas juga melakukan aktivitas paling utama Prees Confreence, kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh kabid humas dalam jumpa pers nya kepada seluruh wartawan media massa di gedung balai wartawan Polda Metro Jaya, untuk

14 14 menginformasikan seluruh kejadian peristiwa yang tejadi setiap harinya kepada wartawan, Humas juga mengadakan Press Reception contohnya Operasi Ketupat (Lebaran atau Ramadhan), Natal dan Tahun Baru. Serta Undangan dan kunjungan Pemimpin Redaksi. Humas juga melakukan Loby dan Negosiasi didalam menjalin hubungan dengan pihak lain. Seperti Polisi Lalu Lintas yang turun ke jalan untuk mengatur jalan, yakni bisa menguntungkan pihak lain karena membuat teraturnya kondisi jalan. 6 Peran dan tugas PR yang dilakukan Polda Metro Jaya antara lain adalah: 1. Menyelenggarakan pembinaan fungsi Humas dalam lingkungan Polda Metro Jaya. 2. Menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan/informasi serta kerjasama dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda. 3. Penyelenggaraan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi atau pemberitaan yang berkaitan dengan tugas PR. Penyelenggaraan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polda dan sebagainya. 7 Oleh sebab itu penulis memberi judul Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat 6 Yussie Paulus Prihambodo, Humas Polda Metro Jaya, Jakarta, Condro kirono, Profil Polda Metropolitan Jakarta Raya, 2008.

15 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat. 1.4 Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian Manfaat Teoritis/Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu komunikasi khususnya Public Relations antara lain meliputi aktivitas humas dalam meningkatkan citra positif. Penelitian ini dapat pula menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta dapat menambah pengetahuan dalam dunia Public Relations. Penulis juga dapat mengetahui lebih banyak mengenai teknik-teknik seorang Public Relations dalam mengefektifkan hasil dari kegiatan Penerapan Proram Humas, Selain itu, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya.

16 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau tambahan pengetahuan bagi humas Polda Metro Jaya tentang Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat. Dalam hal ini adalah Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya yang menjadi salah satu instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 22 tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah adalah

Lebih terperinci

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA A. VISI Bidang Humas Polda DIY mempunyai visi mampu menjadi penjuru untuk mendorong dan membangun kepercayaan masyarakat serta opini positif guna mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangatlah penting terutama untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kasus teroris tidak pernah habis untuk dibahas dan media merupakan sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya fungsi PR (Public Relations) diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan 65 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana tipe penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public 1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Oemi Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Oemi Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti. Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, Burhan. 2001 Metode Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG DRAFT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dampak perkembangan zaman yang sangat pesat, seperti majunya teknologi dan persaingan-persaingan di segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi segala hal khususnya dalam dunia kerja. Kemajuan ini dianggap sebagai salah satu cara perusahaan, instansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena didalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi tidak mengalir begitu saja dan yang bergerak adalah prosesnya dan penyampaian pesan interprestasi terhadap penyampaian tersebut dan penciptaan penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat pesat, bahkan saat ini telah menjadi industri raksasa dalam hal pemberitaan, seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia terutama di Indonesia itu sendiri. Persaingan untuk menjadi media yang paling diminati di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak ada yang mampu menyangkal pentingnya suatu kemampuan komunikasi, baik antara individu dengan individu, maupun antara suatu instansi dengan publik dan sebaliknya.

Lebih terperinci

FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI

FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI FKM2-POLRI (Forum Komunikasi Masyarakat Media dan Polri), didirikan di Jakarta pada 1 Agustus 2017 lalu, terlahir dalam rangka memperkuat citra Polri di mata masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung hal tersebut berdampak pada masyakrakat

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung hal tersebut berdampak pada masyakrakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat, maka semakin cepat dan mudah sebuah informasi untuk diakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya komunikasi di dalam kehidupan ini sangatlah penting. Dengan komunikasi kita bisa membentuk sebuah relasi dengan individu maupun kelompok lainnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukan agar Polda

BAB I PENDAHULUAN. berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukan agar Polda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi yang sangat kompetitif saat ini, bidang Humas Polda Metro Jaya berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukan agar Polda Metro Jaya

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang dijalankan suatu institusi atau perusahaan diharapkan memberikan reaksi, atau tanggapan publik dan hal ini berkaitan dengan kegiatan seorang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Kata Pengantar Proses demokratisasi telah mengubah paradigma semua Kementerian/Lembaga Pemerintah saat ini dimana transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Komunikasi dapat terjadi baik secara antar

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI Standar Kompetensi Profesi Humas Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI Di era globalisasi sekarang ini sebuah profesi harus memiliki muatan standar yang jelas Maka dari itu disusunlah Standar Kompetensi Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah isu masyarakat menjadi sebuah polemik yaitu meningkatnya kasus

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah isu masyarakat menjadi sebuah polemik yaitu meningkatnya kasus BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pengaruh global pada saat ini telah membawa perubahan yang mendasar terhadap tatanan dan pola pikir kehidupan masyarakat. Fenomena yang terjadi di tengah-tengah isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan masyarakat lebih bisa berprilaku kritis. Di kondisi seperti ini, menuntut instansi atau organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai Aktivitas Divisi Humas Mabes Polri Dalam Mensosialisasikan Program Quick Wins (Pelayanan SIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Polisi merupakan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang berbeda dengan masyarakat

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 540 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA

Lebih terperinci

PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN

PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN 1 PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari : Senin Tanggal : 13 Maret 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai Petitih

Lebih terperinci

JENIS INFORMASI PUBLIK YANG DIBUTUHKAN KHALAYAK EKSTERNAL

JENIS INFORMASI PUBLIK YANG DIBUTUHKAN KHALAYAK EKSTERNAL JENIS INFORMASI PUBLIK YANG DIBUTUHKAN KHALAYAK EKSTERNAL Oleh : PRIYATIN BAMBANG GAIS SUTOKO ANANG JUHAINI Disampaikan untuk Presentasi Mata Kuliah Perencanaan & Penyusunan Program Media Informasi LALU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan masyarakat (Humas) sangat berkembang dan di mana posisi humas bisa juga menentukan sukses dan di kenalnya sebuah perusahaan yang memiliki citra yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Profesi Humas

Standar Kompetensi Profesi Humas Standar Kompetensi Profesi Humas Pertemuan 9 by: Sumartono, MSi Tim inti Penyusunan Standar Kompetensi PR Indonesia (kerjasama PERHUMAS dan BAKOHUMAS) telah menyusun beberapa pokok pikiran tentang Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepolisian merupakan suatu badan yang mempunyai tugas, fungsi dan tanggung jaawab terhadap masyarakat seperti menghimbau, melayani dan membantu masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

Langkah selanjutnya adalah terbitnya UU Kepolisian yang baru yaitu UU No 2 Tahun Karena reformasi sudah berjalan 8 (delapan) tahun, dan UU

Langkah selanjutnya adalah terbitnya UU Kepolisian yang baru yaitu UU No 2 Tahun Karena reformasi sudah berjalan 8 (delapan) tahun, dan UU TELAAH PENERAPAN SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL PENYIDIKAN (SP2HP) ONLINE DI POLRES SUKOHARJO DALAM RANGKA TRANSPARANSI PENYIDIKAN GUNA MENDUKUNG GRAND STRATEGI POLRI 2005-2025 1. PENDAHULUAN Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai perusahaan atau instansi, baik swasta maupun negeri yang bergerak pada berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting peranan Humas seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan salah satu lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik. Pemkot ataupun lembaga lain harus mempunyai humas yang bisa membangun citra positif serta memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepolisian, sebagai aparat penegak hukum di Indonesia, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kepolisian, sebagai aparat penegak hukum di Indonesia, mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian, sebagai aparat penegak hukum di Indonesia, mempunyai peranan penting dalam menjaga stabilitas ketertiban dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dengan adanya informasi yang semakin terbuka dan kompetitif ini, profesi Humas sudah tidak terdengar asing lagi di telinga. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah dibutuhkan komunikasi antar organisasi lain, banyak cara yang dilakukan perusahaan maupun instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah hubungan masyarakat atau humas sebagai profesi telah dikenal di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat dengan makin

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas Dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Siti Zulaikha Eka Claudya Gambar 3.1 Struktur pusat informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG BAB IV PELAKSANAAN MAGANG g. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informasi Kabupaten Karanganyar yang beralamatkan di Jalan Nyi Ageng karang, Karanganyar, Jawa Tengah, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sebagai bagian dari alat perputaran informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencari dan menyampaikan informasi kepada publik. Setiap perusahaan memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SIPROPAM TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN DI POLRES BOJONEGORO

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SIPROPAM TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN DI POLRES BOJONEGORO KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SIPROPAM TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2 LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SIPROPAM TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu instansi tentu sangat membutuhkan peran humas untuk menjembatani arus informasi. Humas sebagai salah satu wahana komunikasi ke dalam dan ke luar yang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka.

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka. BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengenalan Pada bab ini peneliti menyajikan data dengan metode analisis deskriptif kualitatif dengan eksplorasi dan klarifikasi tentang suatu fenomena sosial dan data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas Divisi Humas Depnakertrans RI dalam memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan merebut dukungan publik dalam upaya mengembangkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu aktivitas dasar manusia, dengan adanya proses komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu dengan lainnya baik dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. Public relations atau PR memiliki peranan penting dalam perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, mendorong timbulnya industri komunikasi secara menyeluruh. Di Indonesia industri komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali suatu informasi yang aktual dan terpercaya, suatu instansi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali suatu informasi yang aktual dan terpercaya, suatu instansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat adalah salah satu dampak dari era globalisasi yang sangat berpengaruh pada kemajuan sektor pemerintahan maupun swasta.

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Sosial RI merupakan Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang Kesejahteraan Sosial.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No No.757, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Sistem Informasi Penyidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Pergantian kepemimpinan baru di Polri, senantiasa menerbitkan harapan baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan bermetamorfosis

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah pengertian dalam penyampaian komunikasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. salah pengertian dalam penyampaian komunikasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi memberikan sesuatu informasi kepada orang lain dengan kontak tertentu atau dengan mempergunakan suatu media sebagai alat komunikasinya. Banyak

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci