PEMANTAUAN HIDROGRAFI DAN KUALITAS AIR DI TELUK HURUN LAMPUNG DAN TELUK JAKARTA
|
|
- Susanti Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANTAUAN HIDROGRAFI DAN KUALITAS AIR DI TELUK HURUN LAMPUNG DAN TELUK JAKARTA Arif Dwi Santoso Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Abstract The present study, which was performed in Hurun Bay Lampung and Jakarta Bay, Indonesia, aimed to present the similar method using digital device Chlorotec, type AAQ1183, Alec Electronics for describing the characteristics of tropical coastal hydrography and water quality. The reason of selecting these two locations was to obtain a representation of different dissolved oxygen, temperature and turbidity levels. Jakarta Bay receives large amounts of nutrient-enriched waters, Hurun bay Lampung has moderate or small level of nutrient inputs of organic-polluted waters. The advantage of this method is the observation of field study able to hold with simply and accurately. Key words : digital device, dissolved oxygen, temperature, turbidity 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pantai secara tradisional merupakan daerah yang sangat penting bagi aktivitas manusia. Data dari UNEP, 2001 menyebutkan bahwa lebih dari 70% dari total populasi penduduk dunia tinggal di sepanjang garis pantai dan hampir setengah juta kota-kota besar dunia berlokasi di dekat muara sungai 1. Wilayah pantai terutama yang berada di muara sungai besar memegang peranan yang penting untuk kegiatan transportasi, perdagangan, pertanian, perikanan laut dan tambak serta kegiatan pariwisata. Wilayah pesisir tidak hanya memiliki nilai ekonomis bagi manusia, beberapa fungsi ekologis dari lingkungan pantai dan pesisir antara lain ekosistem pantai memiliki nilai ekologis yang tinggi karena lingkungan ini sangat produktif, menyediakan naungan/ makanan bagi jutaan biota pantai dan laut, beberapa species menjadikan wilayah ini sebagai salah satu siklus hidupnya. Wilayah ini sebagai filter dan tranformasi yang efektif bagi nutrient atau polutan dari daratan sebelum masuk ke laut. Wilayah ini juga berfungsi sebagai buffer dari efek banjir dari daratan atau hempasan ombak dari laut. Mengingat pentingnya fungsi dari daerah ini, upaya pengelolaan wilayah ini menjadi sangat penting. Dewasa ini strategi pengelolaan wilayah pantai dan estuaria lebih ditekankan pada pengelolaan yang terpadu, yakni upaya sinkronisasi antara kegiatan yang berpotensial mengeluarkan limbah di areal tersebut dengan upaya-upaya menekan atau bahkan memperbaiki kondisi perairan 3. Dalam tulisan ini kami menawarkan sebuah metode sederhana dalam upaya mengidentifikasi kondisi suatu perairan. Upaya identifikasi ini diharapkan sebagai ujung tombak dari kegiatan pengelolaan yang lebih komprehensip Tujuan Tujuan dari studi ini adalah untuk memperkenalkan metode pemantauan hydrografi dan kualitas air pantai dengan menggunakan Chlorotec probe, type AAQ1183, Alec Electronics. Hasil studi ini ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan tentang variable fisik dan biologi dari ekosistem pantai khususnya peningkatan kemampuan survey pantai dan laut, serta berguna sebagai data base untuk strategi pengelolaan pantai. 433 Santoso A.D 2005: Pemantau Hidrografi..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (3):
2 1 0 1Kilometers 2. METODOLOGI 2.1. Lokasi Kegiatan Lokasi studi berada di 2 lokasi, di Teluk Hurun Lampung dan Teluk Jakarta (Gambar 1a, 1b). Pemilihan ke-2 lokasi ini diharapkan dapat mewakili kondisi perairan pantai di Indonesia, dimana Teluk Jakarta diasumsikan sebagai teluk yang terbeban pencemaran berat, sementara Teluk Hurun lampung dengan beban pencemaran sedang sampai kecil. a. Kondisi Teluk Hurun Lampung Teluk ini berada di arah timur laut dari Teluk Lampung. Kondisi muara teluk di bagian utara diselimuti hutam mangrove sementara di bagian selatan terdapat beberapa tambak tradisional. Di bagian mulut teluk terdapat 3 unit KJA milik BBL serta di lepas pantai terdapat kegiatan budadaya kerang mutiara. Kedalaman rata-rata teluk sekitar 15 m. Gambar 1a. Lokasi kegiatan di Teluk Hurun Lampung, Line-1 (garis merah), Line-2 (garis biru) pemasukan air sungai-sungai yang berada di sekitarnya 1. Beberapa sungai tersebut ada yang berasal dari ibu kota Jakarta yang dihuni oleh sekitar 8.5 juta jiwa TEL UK J AKART A Rencana Pengambilan Titik Sampel TELUKJAKARTA Gambar 1. Titik PengambilanSampel 1 sampai 29 Keterangan Titik pengukuran Garis pantai Sungai Jalan Penggunaan lahan Air Laut Air Tawar Belukar/Semak Empang Gedung Hutan Kebun Pasir Darat Pemukiman Rawa Rumput SawahIrigasi Tanah Berbatu Tanah Ladang/Tegalan Sumber Peta Tematik: Peta Rupa Bumi Indonesia Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Gambar 1b. Lokasi kegiatan di Teluk Jakarta, line-1 (panah hitam), line-2 (panah biru) N 2.2. Metode Survey dan Analisis Data b. Kondisi Teluk Jakarta Teluk Jakarta adalah Teluk terbuka yang berada di pantai utara Pulau Jawa. Teluk Jakarta memiliki kedalaman rata-rata 8.4m dan luasan area sekitar 285 km2. Perairan teluk dominant dipengaruhi oleh Dalam studi ini kami mengadakan survey synoptic dengan chlorotec probe (Chlorotec, type AAQ1183, Alec Electronics) (Gambar 2) dan pengambilan sample air untuk analisis kimia. Data yang bisa diambil dari sensor chlorotec probe meliputi data suhu air, salinitas, DO, turbiditas, PH dan chlorophyll a. penentuan lokasi dan banyaknya stasiun pengambilan sample didasarkan pada kondisi dasar perairan, dan ada tidaknya mulut/muara sungai. Lokasi dan jumlah stasiun tiap-tiap lokasi studi dapat dilihat dalam gambar 1a, 1b dan 1c). Stasiun pengambilan sample di Teluk Hurun sebanyak 23, Dalam pembahasan tulisan kali ini difokuskan pada 2 line, line 1 meliputi stasiun dan line 2 meliputi stasiun Stasiun pengambilan sample di Teluk Jakarta sebanyak 8 stasiun terbagi menjadi 2 line, line 1 meliputi stasiun dan line 2 meliputi stasiun Analisis kimia yang dilakukan meliputi parameter klorofil a dan nutrient (phospat dan nitrat). Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan mengunakan program Santoso. A. D. 2005: Pemantauan Hidrografi..J. Tek. Ling P3TL BPPT. 6. (3):
3 Visual Basic, kemudian ditampilkan dengan program MatLab dalam bentuk penampang melintang. pantai yang dangkal sehingga penetrasi cahaya dapat maksimal Gambar 2. Chlorotec, type AAQ1183, Alec Electronics yang dilengkapi dengan note book 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Teluk Hurun Lampung Oksigen terlarut pada daerah pantai lebih tinggi dibanding di daerah lepas pantai. Kisaran oksigen terlarut pada line mg/l sedang pada line mg/l. Kandungan oksigen terlarut rendah di sepanjang dasar perairan. Tingginyanya kandungan oksigen terlarut di daerah estuary mungkin disebabkan karena proses fotosintesa phitoplankton dan tumbuhan air lainnya berlangsung optimal karena supply cahaya matahari yang cukup dan suplay nutrient yang masuk dari sungai 6. Proses lain yang mendukung tingginya proses fotosintesa adalah di daerah pantai air dasar perairan yang mengandung banyak nutrien mudah teraduk ke badan air yang lebih atas sehingga nutrien tersebut dapat dimanfaatkan oleh phytoplankton untuk berfotosintesis 3. Suhu air line-1 dan line-2 di Teluk Hurun di daerah pantai lebih tinggi dibanding suhu di daerah lepas pantai, pada line-1 berkisar antara 28.6 o C sampai 31.3 o C dan line-2 berkisar o C. Tingginya suhu di daerah pantai disebabkan karena adanya pemasukan air dari sungai yang ada disekitar Teluk Hurun 1. Selain karena adanya masukan air dari sungai, tingginya suhu di daerah pantai juga disebabkan oleh topografi menembus dasar perairan. Pada line-3 suhu berkisar o C, suhu air di lapisan atas lebih tinggi dibanding suhu di lapisan bawah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan penetrasi cahaya matahari antara lapisan permukaan dengan lapisan yang lebih dalam. Nilai kisaran turbiditas di daerah pantai berkisar ntu lebih tinggi dibanding di daerah lepas pantai ntu. Tingginya nilai turbiditas di daerah pantai kemungkinan disebabkan karena akibat run-off dari air sungai serta efek dari topografi kedalaman pantai yang relatif dangkal, sehingga massa air mudah teraduk oleh angin atau arus 3. Nilai turbiditas yang tinggi pada batas-batas tertentu akan menghambat proses fotosintesa, namun pada teluk hurun kondisi turbiditas di daerah pantai belum mempengaruhi proses fotosintesa karena kandungan okasigen terlarut di daerah tersebut masih relatif tinggi Teluk Jakarta Kandungan oksigen terlarut pada lapisan permukaan lebih tinggi dibanding lapisan lebih dalam baik pada line-1 maupun line-2. Pada areak sekitar stasiun 9 terlihat kandungan oksigen lebih rendah, hal ini mungkin disebabkan karena pengaruh pemasukan air dari muara sungai yang 435 Santoso A.D 2005: Pemantau Hidrografi..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (3):
4 ada di sekitar stasium 9. Pada line-1 kisaran oksigen terlarut sekitar mg/l sedang kisaran pada line-2 sekitar mg/l. Yang perlu mendapat perhatian serius dari hasil survey ini adalah kandungan oksigen terlarut di dasar perairan yang mencapai nilai 0.1 mg/l. kandungan. 4. KESIMPULAN Dalam rangka pendugaan atau pemantauan suatu kondisi perairan seperti pantai, danau, dll. Metode survey dengan mengunakan divice digital seperti chlorotec probe (Chlorotec, type AAQ1183, Alec Electronics). adalah sangat handal. Hal ini dikarenakan cara kerja alat tersebut yang dapat merekam data hingga mencapai dasar suatu perairan dan akumulasi data yang dapat direkam sangat banyak sehingga memungkinkan untuk dapat diolah dalam berbagai bentuk tampilan. Hal lain yang menguntungkan dari probe ini adalah karena bentuknya yang portable sehingga sangat efiesien untuk dibawa ke segala jenis kondisi perairan yang akan kita survey. Adapun yang harus diperhatikan dalam aplikasi metode ini adalah ketepatan dalam penentuan lokasi dan jumlah stasiun yang akan kita ambil DAFTAR PUSTAKA 1. Damar, A. (2003) Effects of enrichment on nutrient dynamics, phytoplankton dynamics and productivity in Indonesian tropical waters: a comparison between Jakarta Bay, Lampung Bay and Semangka Bay. 196p. 2. Hadikusuma (2000) Distribusi Suhu dan Salinitas di Perairan Teluk Lampung, Sumatera. Pesisir dan pantai Indonesia. 114p. (in Indonesian with English abstract). 3. Hayami, Y., et all.(2005) Hypoxic water mass in Lampung Bay, Indonesia. International workshop on coastal water environment in Lampung Bay, Jakarta, June Horne, A.J.(1994) Limnology. McGraw- hill,inc. the United Stated. 576pp. Muawanah, Nilasari, Syafruddin (2003) Laporan Kualitas Air Teluk Hurun. Balai Budidaya Laut Lampung. 110pp. (in Indonesian). 5. Pawar, V., Matsuda, O., Yamamoto, T., Hashimoto, T., Rajendran, N. (2001) Spatial and temporal variations of sediment quality in and around fish cage farms : A case study of aquaculture in the Seto Inland Sea, Japan. Fisheries Science. 67: Santoso, A.D.,(2004) A Study on the Hydrography and Water Quality in the Tropical Aquaculture Field, Hurun Bay, Indonesia. Master thesis Ehime University. Santoso. A. D. 2005: Pemantauan Hidrografi..J. Tek. Ling P3TL BPPT. 6. (3):
5 Gambar 3. Penampang melintang parameter oksigen terlarut, suhu dan turbiditas pada line-1(atas) dan line-2 (bawah) di Teluk Hurun Lampung Gambar 4. Penampang melintang parameter oksigen terlarut, suhu dan turbiditas pada line- 1(atas) dan line-2 (bawah) di Teluk Jakarta 437 Santoso A.D 2005: Pemantau Hidrografi..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT. 6. (3):
IDENTIFIKASI HYPOXIA DI TELUK HURUN LAMPUNG
IDENTIFIKASI HYPOXIA DI TELUK HURUN LAMPUNG Arif Dwi Santoso, M.Eng dan Yuichi Hayami, PhD Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan
Lebih terperinciKUALITAS NUTRIEN PERAIRAN TELUK HURUN, LAMPUNG
J.Tek.Ling Vol.7 No. 2 Hal. 140-144 Jakarta, Mei 2006 ISSN 1441 318X KUALITAS NUTRIEN PERAIRAN TELUK HURUN, LAMPUNG Arif Dwi Santoso Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan
Lebih terperinciPHENOMENA INTRUSI DASAR DI TELUK HURUN LAMPUNG
PHENOMENA INTRUSI DASAR DI TELUK HURUN LAMPUNG Oleh : Arif Dwi Santoso Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA, BPPT Abstract Research aimed to learn and know the bottom intrusion mechanism
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Lebih terperinciKESTABILAN OKSIGEN TERLARUT DI WADUK CIRATA
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hari Lingkungan Hidup Hal. 139-145 Jakarta, Juni 2012 ISSN 1441-318X KESTABILAN OKSIGEN TERLARUT DI WADUK CIRATA Arif Dwi Santoso, Joko P. Susanto dan Wage Komarawidjaja Peneliti
Lebih terperinciKAJIAN KUALITAS PERAIRAN LAUT KOTA SEMARANG DAN KELAYAKANNYA UNTUK BUDIDAYA LAUT
KAJIAN KUALITAS PERAIRAN LAUT KOTA SEMARANG DAN KELAYAKANNYA UNTUK BUDIDAYA LAUT Agung Riyadi, Lestario Widodo dan Kusno Wibowo Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Lebih terperinciES R K I R P I S P I S SI S S I TEM
69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN karena sungai-sungai banyak bermuara di wilayah ini. Limbah itu banyak dihasilkan dari
PENENTUAN PARAMETER PALING DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI FITOPLANKTON PADA MUSIM KEMARAU DI PERAIRAN PESISIR MAROS SULAWESI SELATAN 1 Rahmadi Tambaru 1, Enan M. Adiwilaga 2, Ismudi
Lebih terperinciKAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG
KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG F1 05 1), Sigit Febrianto, Nurul Latifah 1) Muhammad Zainuri 2), Jusup Suprijanto 3) 1) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UNDIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Analisis parameter kimia air laut
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini
III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
Lebih terperinciPERKIRAAN PADAT PENEBARAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) YANG OPTIMUM BERDASARKAN PADA KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT
PERKIRAAN PADAT PENEBARAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) YANG OPTIMUM BERDASARKAN PADA KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT Arif Dwi Santoso *) ABSTRAK Studi tentang perkiraan padat penebaran optimum
Lebih terperinciPEMETAAN SEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR UNSUR HARA PERAIRAN TELUK LAMPUNG
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) PEMETAAN SEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR UNSUR HARA PERAIRAN TELUK LAMPUNG Herman Yulianto 1 Ringkasan Lampung Bay plays an important role for the
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2014. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian terdiri dari peninjauan lokasi penelitian pada
Lebih terperinciSEBARAN HORIZONTAL SUHU, SALINITAS DAN KEKERUHAN DI PANTAI DUMOGA, SULAWESI UTARA
SEBARAN HORIZONTAL SUHU, SALINITAS DAN KEKERUHAN DI PANTAI DUMOGA, SULAWESI UTARA 1 M. Furqon Azis Ismail dan 2 Ankiq Taofiqurohman S 1 Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperincisedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang
Lebih terperinciKandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan
Maspari Journal, 2013, 5 (1), 34-39 http://masparijournal.blogspot.com Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Rina Febriyati Sihombing,
Lebih terperinciHIDRODINAMIKA FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG SIDOARJO
HIDRODINAMIKA FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG SIDOARJO Indah Wahyuni Abida 1) 1) Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Abstract Lapindo mud loading in Porong river will cause change chemical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):9-16 ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT Arsyat Sutarso Lumban Gaol 1),
Lebih terperinciPOLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM
POLA DISTRIBSI SH DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciSTUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP
STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP Wiwid Prahara Agustin 1, Agus Romadhon 2, Aries Dwi Siswanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu
Lebih terperinciKadar Salinitas, Oksigen Terlarut,..Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta (Dumarno, D & T. Muryanto)
Kadar Salinitas, Oksigen Terlarut,..Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta (Dumarno, D & T. Muryanto) KADAR SALINITAS, OKSIGEN TERLARUT, DAN SUHU AIR DI UNIT TERUMBU KARANG BUATAN (TKB) PULAU KOTOK KECIL
Lebih terperinciKUALITAS PERAIRAN TELUK BUNGUS BERDASARKAN BAKU MUTU AIR LAUT PADA MUSIM BERBEDA
MASPARI JOURNAL Juli 2016, 8(2):135-146 KUALITAS PERAIRAN TELUK BUNGUS BERDASARKAN BAKU MUTU AIR LAUT PADA MUSIM BERBEDA WATERS QUALITY IN BUNGUS BAY BASED ON SEA WATER QUALITY STANDARDS IN DIFFERENT SEASON
Lebih terperinciV ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN
49 V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN 5.1 Distribusi Parameter Kualitas Perairan Karakteristik suatu perairan dan kualitasnya ditentukan oleh distribusi parameter fisik dan kimia perairan yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekitar 78 % wilayah Indonesia merupakan perairan sehingga laut dan wilayah pesisir merupakan lingkungan fisik yang mendominasi. Di kawasan pesisir terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perairan yang menutupi seperempat bagian dari permukaan bumi dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut (Barus, 1996).
Lebih terperinciStudi Sebaran Parameter Fisika Kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo Gabella Oktaviora Haryono, Muh. Yusuf, Hariadi
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 628 634 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Studi Sebaran Parameter Fisika Kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo Gabella
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN km dengan luas perairan pantai yang mencapai 5,8 km 2 dari 3,1 juta km 2
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai garis pantai sepanjang 81.000 km dengan luas perairan pantai yang mencapai 5,8 km 2 dari 3,1 juta km 2 keseluruhan
Lebih terperinciBIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA
J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti
Lebih terperinciSapto P. Putro 1,*, Ibni Jeudi Febria 1, Fuad Muhammad 1, ABSTRACT ABSTRAK. Pendahuluan
Comparative Study of Characteristicsof Sediment and Water Qualityin Aquaculture Farming Systems Area with Coastal Area Adjacent to Industrial Activities Sapto P. Putro 1,*, Ibni Jeudi Febria 1, Fuad Muhammad
Lebih terperinciPENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh
Lebih terperinciKAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG F1 08 Nurul Latifah 1)*), Sigit Febrianto 1), Churun Ain 1) dan Bogi Budi Jayanto 2) 1) Program Studi
Lebih terperinciKEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA
KEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA Nurida siregar*), Suwondo, Elya Febrita, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWater Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.
Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities Dedy Muharwin Lubis, Nur El Fajri 2, Eni Sumiarsih 2 Email : dedymuh_lubis@yahoo.com This study was
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungai Asahan secara geografis terletak pada ,2 LU dan ,4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Asahan secara geografis terletak pada 2 0 56 46,2 LU dan 99 0 51 51,4 BT. Sungai Asahan merupakan salah satu sungai terbesar di Sumatera Utara, Indonesia. Sungai
Lebih terperinciPENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM
PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SUKANDAR, IR, MP, IPM (081334773989/cak.kdr@gmail.com) Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai DaerahPeralihan antara Daratan dan Laut 12 mil laut
Lebih terperinciJ. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove
J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : 19-23. April 2016. ISSN : 2460-9226 AQUAWARMAN JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI AKUAKULTUR Alamat : Jl. Gn. Tabur. Kampus Gn. Kelua. Jurusan Ilmu Akuakultur Fakultas Perikanan dan
Lebih terperinciGambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Kondisi Geografis Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6 12' Lintang Selatan dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan
III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Biawak merupakan suatu daerah yang memiliki ciri topografi berupa daerah dataran yang luas yang sekitar perairannya di kelilingi oleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk mengetahui kondisi awal daerah penelitian dan mempersiapkan perlengkapan untuk pengambilan
Lebih terperinciAnalisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,
Lebih terperinciAnalisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya
1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya wilayah ini merupakan suatu
Lebih terperinci5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir
BAB V ANALISIS Bab ini berisi analisis terhadap bahasan-bahasan pada bab-bab sebelumnya, yaitu analisis mengenai komponen-komponen utama dalam pembangunan wilayah pesisir, analisis mengenai pemetaan entitas-entitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemetaan Sebaran Lamun Pemetaan sebaran lamun dihasilkan dari pengolahan data citra satelit menggunakan klasifikasi unsupervised dan klasifikasi Lyzenga. Klasifikasi tersebut
Lebih terperinciKAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 357-365 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG
Lebih terperinciANALISIS INDEKS KUALITAS AIR LINGKUNGAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT KPC SUBDAS SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
J. Tek. Ling Vol. 12 No. 2 Hal. 225-231 Jakarta, Mei 2011 ISSN 1441-318X ANALISIS INDEKS KUALITAS AIR LINGKUNGAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT KPC SUBDAS SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Wage Komarawidjaja Peneliti
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
40 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kondisi Lokasi Penelitian Kabupaten Bima sebagai bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di ujung Timur Pulau Sumbawa secara geografis terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga laut dan pesisir pantai (coastal zone) merupakan lingkungan fisik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah perairan yang memiliki luas sekitar 78%, sehingga laut dan pesisir pantai (coastal zone) merupakan lingkungan fisik yang mendominasi. Menurut
Lebih terperinciPENERAPAN TERUMBU KARANG BUATAN (RUMPON) DI PERAIRAN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR
J. Hidrosfir Indonesia Vol. 5 No.2 Hal. 63-71 Jakarta, Agustus 2010 ISSN 1907-1043 PENERAPAN TERUMBU KARANG BUATAN (RUMPON) DI PERAIRAN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Agung Riyadi Peneliti Hidrologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki peranan penting sebagai wilayah tropik perairan Iaut pesisir, karena kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan sumberdaya
Lebih terperinciMASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):85-94
MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):85-94 APLIKASI SIG UNTUK IDENTIFIKASI KESESUAIAN LOKASI KERAMBA JARING APUNG BERDASARKAN KUALITAS PERAIRAN DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta Hasil pengamatan lapangan nitrat, amonium, fosfat, dan DO bulan Maret 2010 masing-masing disajikan pada Gambar
Lebih terperinciDINAMIKA NITROGEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CILIWUNG
1151 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 DINAMIKA NITROGEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CILIWUNG Devi Dwiyanti Suryono *) dan Setyo S. Moersidik **) *) Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2011 sampai 18 Desember 2011 selama 42 hari masa pemeliharaan di Tambak Balai Layanan Usaha Produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan
Lebih terperinciDAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR
DAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS TAMBAK DI PERAIRAN PESISIR Oleh: Arif Supendi Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Muhammadiyah Sukabumi Abstrak
Lebih terperinciDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komunitas Fitoplankton Di Pantai Balongan Hasil penelitian di perairan Pantai Balongan, diperoleh data fitoplankton selama empat kali sampling yang terdiri dari kelas Bacillariophyceae,
Lebih terperinciANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK
ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN Jalil 1, Jurniati 2 1 FMIPA Universitas Terbuka, Makassar 2 Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma,
Lebih terperinciEvaluasi Lahan Pembudidayaan Rumput Laut di Perairan Kampung Sakabu, Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat
Evaluasi Lahan Pembudidayaan Rumput Laut di Perairan Kampung Sakabu, Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat (Evaluation of Seaweed Culture Area in Waters of Kampung Sakabu, Salawati Island, Raja Ampat Regency)
Lebih terperinciGambar 5. Peta Lokasi Penelitian
BAB III BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di daerah Teluk Hurun, Lampung. Teluk Hurun merupakan bagian dari Teluk Lampung yang terletak di Desa Hanura Kec. Padang Cermin Kabupaten
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
METODOLOGI. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari tahapan, yakni dilaksanakan pada bulan Agustus 0 untuk survey data awal dan pada bulan FebruariMaret 0 pengambilan data lapangan dan
Lebih terperinciPERKIRAAN PADAT TEBAR OPTIMUM BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT PADA IKAN KERAPU TIKUS
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1): 93-100 ISSN: 0853-6384 93 Full Paper PERKIRAAN PADAT TEBAR OPTIMUM BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT PADA IKAN KERAPU TIKUS (Epinephelus cromileptes) DAN KERAPU
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kawasan pesisir yang cukup luas, dan sebagian besar kawasan tersebut ditumbuhi mangrove yang lebarnya dari beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS dan 105º10-105º22 BT, mempunyai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas perairan merupakan faktor utama yang harus dipenuhi sebelum menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya perikanan tidak sekedar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
KAJIAN KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS PERAIRAN DALAM UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PESISIR DI KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto dan Wahyu Andy Nugraha Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN
BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN A. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DI SEKITAR LOKASI PROYEK 1. Teluk Kendari Kota Kendari memiliki area perairan teluk yang cukup luas. Kawasan teluk Kendari yang berada di ibu kota
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton.
ABSTRAK Danau Buyan merupakan sumberdaya alam akuatik yang mempunyai nilai yang sangat penting. Pemanfaatan Danau Buyan diantaranya adalah kegiatan budidaya keramba jaring apung yang berpotensi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai berlindung, laguna, dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan
Lebih terperinciPOLA SEBARAN KUALITAS AIR BERDASARKAN KESESUAIAN BAKU MUTU UNTUK BIOTA LAUT DI TELUK KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):51-60 POLA SEBARAN KUALITAS AIR BERDASARKAN KESESUAIAN BAKU MUTU UNTUK BIOTA LAUT DI TELUK KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PATTERN OF DISTRIBUTION WATER QUALITY BASED
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terumbu adalah serangkaian struktur kapur yang keras dan padat yang berada di dalam atau dekat permukaan air. Sedangkan karang adalah salah satu organisme laut yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia sekitar 3.735.250 ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove Indonesia
Lebih terperinciPemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kupang adalah salah satu kabupaten dengan ekosistem kepulauan. Wilayah ini terdiri dari 27 pulau dimana diantaranya masih terdapat 8 pulau yang belum memiliki
Lebih terperinciPEMANTAUAN KUALITAS AIR ONLINE DAN REALTIME DI INTAKE PDAM TAMAN KOTA CENGKARENG DRAIN DKI JAKARTA
PEMANTAUAN KUALITAS AIR ONLINE DAN REALTIME DI INTAKE PDAM TAMAN KOTA CENGKARENG DRAIN DKI JAKARTA Heru Dwi Wahjono Pusat Teknologi Lingkungan, BPPTeknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8 Gd. II Lt. 18 Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan zat yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Hampir 71%
Lebih terperinciKANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA
KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu dapat disebut kehidupan adalah
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena
Lebih terperinciLaju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. dengan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan
1 B. D. Putra et al. / Maspari Journal 03 (2011) 36-41 Maspari Journal 03 (2011) 36-41 http://masparijournal.blogspot.com Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. dengan Metode Penanaman yang Berbeda
Lebih terperinciSEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN
SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura Abstrak: Sebaran sedimen
Lebih terperinciMaspari Journal, 2014, 6 (1), 32-38
Maspari Journal, 2014, 6 (1), 32-38 http://masparijournal.blogspot.com Evaluasi Tingkat Kesesuaian Kualitas Air Tambak Udang Berdasarkan Produktivitas Primer PT. Tirta Bumi Nirbaya Teluk Hurun Lampung
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PARAMETER OSEANOGRAFI FISIKA-KIMIA PERAIRAN PULAU KERUMPUTAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN
KARAKTERISTIK PARAMETER OSEANOGRAFI FISIKA-KIMIA PERAIRAN PULAU KERUMPUTAN KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Dafiuddin Salim, Yuliyanto, Baharuddin Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Tumpahan Minyak Dari Citra Modis Pada Gambar 7 tertera citra MODIS level 1b hasil composite RGB: 13, 12 dan 9 dengan resolusi citra resolusi 1km. Composite RGB ini digunakan
Lebih terperinciPOLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA
POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA Oleh Maryanto 1) Syafruddin Nasution 2) Dessy yoswaty 2) Maryantorupat@yahoo.com
Lebih terperinciPERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN
PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinci