PENGGUNAAN TEORI. Dalam Program Promosi Kesehatan
|
|
- Widya Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGGUNAAN TEORI Dalam Program Promosi Kesehatan
2 KEGUNAAN TEORI UNTUK PROGRAM Teori adalah Panduan terorganisir dan sistematis tentang pengetahuan, yang berlaku dalam berbagai macam keadaan, dirancang untuk menganalisis, memprediksi atau menjelaskan sifat atau seting fenomena perilaku, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk tindakan (Van Ryn dan Heaney, 1992
3 PENGEMBANGAN TEORI DALAM PRAKTIK PROMOSI KESEHATAN Sebuah teori yang dikembangkan harus sepenuhnya dapat mampu menjelaskan hal-hal berikut:
4 + 1. Faktor-faktor utama apa saja yang mempengaruhi tujuan program sebagai fenomena yang menarik 2. Hubungan antar faktor, misalnya hubungan antara pengetahuan, kepercayaan, norma- sosial dan perilaku 3. Kondisi dimana hubungan dapat atau tidak terjadi. Bagaimana, kapan dan mengapa hubungan terjadi
5 Menggunakan teori untuk memandu perubahan tingkah laku individu
6 (Green dan Kreuter, 1999; Nutbeam dan Harris, 2004) Fakta membuktikan bahwa tidak semua program kes/promkes mencapai tujuan dan sasaran. Pengalaman memberitahu kita bahwa program promosi kesehatan yang paling mungkin berhasil bila faktorfaktor penentu masalah dipandu dengan teori
7 + (Green dan Kreuter, 1999; Nutbeam dan Harris, 2004) Green melanjutkan bahwa: Program promosi kesehatan yang dikembangkan harus menggunakan referensi teori yang jelas, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan dalam mencapai tujuan program sebagaimana ditentukan
8 + Menggunakan Teori Dalam Praktik Perilaku Individu Kebanyakan teori promosi kesehatan berasal dari ilmu-ilmu perilaku dan sosial, seperti psikologi dan sosiologi, manajemen, perilaku konsumen dan pemasaran.
9 Menggunakan Teori Dalam Praktik Perilaku Individu n Keragaman tersebut mencerminkan fakta bahwa praktek promosi kesehatan tidak hanya berkaitan dengan perilaku individu tetapi juga dengan cara-cara di mana masyarakat terorganisir, ada kebijakan dan struktur organisasi yang mendukung
10 Menggunakan Teori Dalam Praktik Perilaku Individu n Potensi teori untuk memandu pengembangan intervensi promosi kesehatan. Ada beberapa model perencanaan namun yang paling dikenal dari perencanaan ini adalah PRECEDE/PROCEED Green dan Kreuter (1999).
11 Teori secara praktis akan membantu kita untuk lima tahap kegiatan program: + 1. Mendefinisikan masalah 2. Pemilihan Metode 3. Peningkatan kapasitas 4. Penetapan/Pemilihan kegiatan 5. Pengukuran Hasil
12 + Peran Teori Dalam 5 Tahap Pengembangan Program 1. Definisi Masalah: Teori dapat menginformasikan pilihan Anda untuk fokus variabel/faktor intervensi 2. Solusi Metode: Teori yang berbeda dapat membantu Anda memahami metode yang bisa digunakan
13 + Peran Teori Dalam 5 Tahap Pengembangan Program 3. Peningkatan Kapasitas: Teori membimbing cara memobilisasi sumber daya, peningkatan kapasitas dalam organisasi 4. Tindakan Promkes: Penggunaan teori membantu Anda untuk memahami keberhasilan atau kegagalan dalam program yang berbeda
14 Peran Teori Dalam 5 Tahap Pengembangan Program 5. Pengukuran Hasil: Teori dapat memberikan panduan tentang langkah-langkah yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai setiap Kegiatan
15
16 + Area perubahan dan teori atau model yang tepat digunakan Area perubahan Teori atau model Teori yang menjelaskan perilaku kesehatan dan perubahan perilaku kesehatan dengan berfokus pada individu 1. Model kepercayaan kesehatan 2. Model Trans theoretical (tahap perubahan) 3. Teori belajar sosial 4. Teori tindakan beralasan
17 + 1. Model Kepercayaan Kesehatan (HBM) HBM adalah model klasik yang dirancang untuk menjelaskan perilaku kesehatan dengan memahami keyakinan orang tentang kesehatan. Pada intinya, HBM menunjukkan bahwa kemungkinan individu untuk mengambil tindakan atas masalah kesehatan yang dialami didasarkan pada interaksi antara empat jenis keyakinan (Gambar Model HBM) Yaitu:
18 + Empat Tahap Dalam Model Kepercayaan Kesehatan (HBM) 1. Individu menganggap dirinya rentan terhadap kondisi atau masalah penyakit 2. Percaya hal itu akan memiliki konsekuensi yang berpotensi serius 3. Percaya suatu tindakan yang tersedia yang akan mengurangi kerentanannya, atau meminimalkan konsekuensi 4. Individu percaya bahwa manfaat dari mengambil tindakan akan lebih besar daripada biaya atau hambatan
19 + Kerangka Model Kepercayaan Kesehatan
20 + 2. Model Tahapan perubahan (transtheoretical) n Model ini dikembangkan untuk menggambarkan dan menjelaskan tahaptahap yang berbeda dalam perilaku Perubahan (Prochaska dan DiClemente, 1984). Model ini didasarkan pada premis bahwa n Perubahan perilaku adalah proses, bukan peristiwa, dan bahwa individu memiliki berbagai tingkat motivasi atau kesiapan untuk mengubah
21 + Lima tahap perubahan Teridentifikasi : 1. Pre kontemplasi: ini menggambarkan individu yang bahkan tidak mempertimbangkan untuk mengubah perilaku atau secara sadar dimaksudkan untuk tidak mengubah 2. Kontemplasi: tahap di mana seseorang menganggap membuat perubahan ke perilaku tertentu
22 Lima tahap perubahan memiliki telah diidentifikasi: 3. Penentuan, atau persiapan: tahap di mana seseorang membuat komitmen yang serius untuk mengubah 4. Tindakan: tahap di mana perubahan perilaku dimulai 5. Pemeliharaan: mempertahankan perubahan, dan pencapaian keuntungan kesehatan diprediksi. Relapse mungkin juga tahap kelima
23 + Model Tahapan perubahan (transtheoretical) Sumber: Prochaska and DiClemente (1984)
24 + 3. Teori Sosial Kognitif (Model Pembelajaran Sosial) n teori yang paling banyak digunakan dalam promosi kesehatan karena alamat kedua faktor penentu yang mendasari perilaku kesehatan dan metode n mempromosikan perubahan. Teori ini dibangun atas pemahaman tentang interaksi yang terjadi antara individu dan lingkungan mereka (Bandura 1995).
25 3. Teori Sosial Kognitif (Model Pembelajaran Sosial) n teori yang paling banyak digunakan dalam Teori kognitif sosial menunjukkan bahwa hubungan antara manusia dan lingkungan mereka lebih halus dan kompleks n Determinisme timbal balik Ini menggambarkan cara di mana individu, lingkungan dan perilaku mereka terus berinteraksi dan mempengaruhi satu sama yang lainnya. Pemahaman tentang interaksi ini dan cara di mana (dalam contoh) modifikasi norma-norma sosial dapat berdampak pada perilaku wawasan penting tentang bagaimana
26 + Teori Perilaku Beralasan n Teori ini adalah pengembangan selanjutnya oleh orang yang sama yaitu Fishbien dan Ajzen Keduanya mengembangkan pendekatan lanjut dari Teori Aksi Beralasan menjadi Teori Perilaku Beralasan (TPB) n Faktor niat diduga sebagai sentral dari perubahan perilaku. Niat terletak dalam odel TPB antara sikap dan perilaku. Sentralitas Niat Perilaku mempertanyakan model klasik Keyakinan, Sikap, Perilaku (Conner & Sparks, 1995).
27 + Teori Perilaku Beralasan Dalam kerangkanya, variable niat terjadi sangat ditentukan oleh: n Sikap terhadap perilaku, ditentukan oleh keyakinan bahwa perilaku tertentu akan memiliki konsekuensi nyata. n Norma subyektif, atau keyakinan apakah orang lain akan menyetujui perilaku seseorang, ditambah motivasi pribadi untuk memenuhi dengan harapan orang lain.
28 Teori Perilaku Beralasan n Persepsi kontrol perilaku, ditentukan oleh keyakinan tentang akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk bertindak, ditambah keberhasilan yang dirasakan sumber daya (informasi, kemampuan, keterampilan, ketergantungan atau kemerdekaan dari orang lain, hambatan,peluang, dan lain-lain) n Variabel sosio-demografi dan sikap kepribadian, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan. Ini adalah sama seperti di HBM tersebut
29 + Sumber : Susanna Hausmann Dkk. Health- Seeking Behaviour and the Health System Response, DCPP Working Paper No.14
30 Menggunakan teori untuk memandu + perubahan masyarakat serta organisasi
31 + Pengantar n Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan dapat ditelusuri ke struktur sosial dan lingkungan sosial - masyarakat setempat di mana orang hidup n Untuk alasan ini, memahami struktur sosial tersebut, dan bagaimana untuk terlibat dan memobilisasi masyarakat lokal adalah penting dalam promosi kesehatan.
32 Area perubahan dan teori atau model yang tepat digunakan Area perubahan Teori atau model TTeori yang menjelaskan perubahan dalam masyarakat dan aksi masyarakat untuk kesehatan Mobilisasi masyarakat - Perencanaan Sosial - Aksi Sosial - Pengembangan Komunitas Difusi inovasi
33 + Area perubahan dan teori atau model yang tepat digunakan n Para ahli menyepakati bahwa untuk perubahan perilaku masyarakat, tidak ada teori tunggal atau model yang memadai untuk dapat memandu pengembangan program promosi kesehatan yang komprehensif ditujukan untuk mempengaruhi beberapa orang atau masyarakat
34 Area perubahan dan teori atau model yang tepat digunakan n Olehnya, Praktisi perlu menggunakan pengetahuan dan pengalaman lokal, di samping beberapa hasil penelitian dijadikan sumber untuk menilai kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor penentu dalam kesehatan yang paling mampu untuk merubah perilaku
35 Area perubahan dan teori atau model yang tepat digunakan n Tidak semua progamer/praktisi promosi kesehatan memiliki posisi atau kapasitas untuk beroperasi pada level masyarakat. Pengetahuan teori akan membantu praktisi untuk memaksimalkan potensi efektivitas intervensi mereka, dan menempatkan dalam perspektif usaha mereka di samping berbagai peluang untuk tindakan
36 + Teori Difusi Inovasi n Secara sitematis, ide-ide baru yang diadopsi oleh masyarakat memerlukan tahapan-tahapan oenting untuk dilalui n Teori difusi inovasi (Rogers, 2002) mengajukan gagasan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kecepatan ide-ide baru yang diterapkan dalam masyarakat. n Lima faktorini merupakan pusat penerapan teori difusi untuk promosi kesehatan
37 + lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kecepatan ideide di adposi n karakteristik pengadopsi potensial n tingkat adopsi n sifat dari sistem sosial n karakteristik inovasi n karakteristik agen perubahan
38 + Teori Difusi Inovasi Sistem yang banyak digunakan pengadopsi didasarkan pada waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya adopsi. Inovator mengidentifikasi : persen dari populasi akan cepat untuk mengadopsi ide-ide baru, (Inovator) persen dari populasi lebih akan mengadopsi perubahan lebih awal (Early Adopter) persen dari populasi yang setuju untuk berubah, dan telah dibujuk manfaat mengadopsi inovasi.
39 Teori Difusi Inovasi Sistem yang banyak digunakan pengadopsi didasarkan pada waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya adopsi. Inovator mengidentifikasi : persen dari populasi yang skeptis dan enggan mengadopsi ide-ide baru sampai manfaat telah dibentuk dengan jelas. (Late Adopter) Dan, persen dari populasi yang dipandang paling konservatif dalam banyak kasus aktif resisten terhadap pengenalan ide-ide baru.
40 + Teori Difusi Inovasi n Dari klasifikasi sederhana ini akan dilihat bagaimana usia, pendapatan dan paparan media adalah contoh bagaimana variabel penting yang akan menentukan berbagai jenis 'adopter' dan pengaruh kecepatan penyerapan inovasi.
41 Teori Difusi Inovasi n Beberapa inovasi memakan waktu lama dari yang lainnya untuk memperkenalkan pada target populasi. beberapa kasus, tidak pernah mencapai seluruh penduduk.
42 Teori Difusi Inovasi n Kesulitan mempengaruhi pengadopsi akhir dan kelompok sisa karena lamban menerjemahkan sehingga menjadi semakin berkurang pada usaha dalam program promosi kesehatan
43 + Teori Difusi Inovasi Analisis harus dilakukan untuk identifikasi karakteristik inovasi yang konsisten, dikaitkan dengan kesuksesan adopsi olh sasaran program. Terdapat 4 penjelasan yaitu
44 Teori Difusi Inovasi 1. Komparabilitas perilaku yang akan diubah harus menghitung nilai-nilai sosial-ekonomi dan budaya yang berlaku dari adapter. Sebagai contoh, jika perubahan diet yang dianjurkan pada suatu komunitas tertentu, mungkin akan diadopsi jika makanan didasarkan pada sumber makanan tradisional.
45 Teori Difusi Inovasi 2. Kejelasan keuntungan relatif dari inovasi dibandingkan dengan praktek saat ini, termasuk efektivitas biaya, kegunaan, kenyamanan dan prestise. Sebagai contoh, adalah makanan (buah dan sayuran segar) mudah tersedia dengan harga yang terjangkau.
46 Teori Difusi Inovasi 3. Kesederhanaan dan fleksibilitas inovasi. Mereka yang membutuhkan tindakan sederhana dapat menyesuaikan dengan situasi dengan sukses. Contohnya, makanan sederhana yang disiapkan untuk dikonsumsi, diperlukan metode memasak yang baru
47 Teori Difusi Inovasi 4. Reversibilitas dan risikotidak dirasakan sbagai berisiko tinggi Misalnya, tidak ada peralatan masak baru perlu dibeli.
48 Teori Difusi Inovasi 5. Observasibiltas hasil mengadopsi suatu inovasi pada orang lain yang mungkinmerenungkan perubahan. Misalnya, cerita dimedia lokal yang menunjukkan dampak dari perubahan diet di kehidupan seseorang.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Jawa-Madura tahun 2004 menunjukkan bahwa kawasan hutan Jawa seluas 3.289.131 hektar, berada dalam kondisi rusak. Lahan kritis di dalam
Lebih terperinciModel dan Nilai Promosi Kesehatan
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Model dan Nilai Promosi Kesehatan Oleh : Andreas W. Sukur PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Content List/ Outline Study Health Belief Model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan era globalisasi saat ini telah. memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan era globalisasi saat ini telah memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan industrialisasi di masyarakat. Perubahan masyarakat menjadi masyarakat industri
Lebih terperinciBAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis
BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi
Lebih terperinciDefinisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se
DIFUSI INOVASI Everett M. Rogers Jat Jat Wirijadinata Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan
Lebih terperinciA. Proses Pengambilan Keputusan
A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar
Lebih terperinciPraktikum Perilaku Konsumen
Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi
Lebih terperinciPERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
PERUBAHAN PERILAKU SEHAT & TEORI PERUBAHAN PERILAKU SEHAT Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PERILAKU SEHAT Beberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Green Consumer Behavior Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku konsumen yang dalam setiap tindakan
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan
302 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Pendahuluan Pada bab lima ini disampaikan simpulan hasil penelitian serta kontribusi temuan bagi teori dan praktek. Pada bab ini juga disampaikan keterbatasan penelitian
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan
Lebih terperinciSAP SATUAN ACARA PENGAJARAN IKOPIN PHP PTS 2010
FORMAT MR SAP SATUAN ACARA PENGAJARAN IKOPIN PHP PTS 2010 Nama Dosen : Giyanto Purbo S Program Studi : Manajemen Mata Kuliah : Perilaku Konsumen Kode Mata Kuliah : Jumlah SKS : 3 Semester : Pertemuan Ke
Lebih terperinciChapter 8: Menerapkan Teori Difusi: Adopsi Program Literasi Media di Sekolah
Chapter 8: Menerapkan Teori Difusi: Adopsi Program Literasi Media di Sekolah Oleh: Rosidah 1, Umi Rochayati 2, Ridwan Daud Mahande 3 1,2,3) Mahasiswa S3 PTK PPs UNY Dalam artikel Diffusion Theory and Instructional
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa proses difusi, inovasi dan adopsi motor trail pada komunitas
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari data-data penelitian yang diperoleh di lapangan yakni melalui kuesioner, wawancara dan hasil pengamatan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa proses
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Berdasarkan dari kerangka permasalahan yang ada dan dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka landasan teori yang akan dipakai adalah teori
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciBAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI
BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI Sebagaimana telah dikemukakan di depan, fokus studi difusi ini adalah pada inovasi budidaya SRI yang diintroduksikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan
Lebih terperinciBAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. berupa kontribusi dalam keilmuan dan implikasi kebijakan. Masing-masing
BAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian, dan selanjutnya dirumuskan implikasi penelitian berupa kontribusi
Lebih terperinciTugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut
Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Oleh : LUGTYASTYONO BN 9810500081 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 1. Apa pengertian
Lebih terperinci2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
21 II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori
Lebih terperinciMANAGEMENT. (Chapter 2)
MANAGEMENT (Chapter 2) SUMMARY MID TERM EXAM 2013/2014 Chapter 2 Pandangan Omnipotent (Mumpuni) dan Simbolis terhadap Manajemen Omnipotent View of Management Pandangan bahwa para manajer bertanggung jawab
Lebih terperinciPERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE
PERSUASI : LANDASAN KEGIATAN KAMPANYE PENGANTAR Kampanye dibedakan menjadi dua, aspek yang pertama menyoroti bagaimana cara kampanye dilakukan dan yang kedua memfokuskan pada tujuan apa yang akan dicapai
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Paradigma Adopsi Inovasi Paradigma lama kebijakan pembangunan selama ini mengalami distorsi terhadap pluralitas bangsa dengan melakukan perencanaan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budi Koentjaraningrat (dalam Soeloeman, 2007:21). Kebudayaan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta kata budhayah yaitu dari kata buddhi yang berarti budi atau akal dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan
Lebih terperinciprogram yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciStandard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)
Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Remaja Karakteristik Remaja Kepribadian Remaja dalam Sudut Pandang Konsumen
TINJAUAN PUSTAKA Remaja Karakteristik Remaja Masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun (Santrock 2007). Menurut Santrock (2002), ciri utama remaja
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang terus berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang terus berkembang dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia hingga saat ini. Salah satu manfaat
Lebih terperinciLAPORAN BAB PENELITIAN TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN
LAPORAN BAB PENELITIAN TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN Pendahuluan Sulit untuk memberikan definisi Penelitian Tindakan yang kompehensif pada tahap ini, karena penggunaan yang bermacam-macam menurut tempat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya sebuah organisasi selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin ketat. Dunia perekonomian berjalan dengan sangat
Lebih terperinciKEMAMPUAN KONSELOR DALAM MENGELOLA KONSELING BEHAVIORAL MELALUI ALAT PENILAIAN
KEMAMPUAN KONSELOR DALAM MENGELOLA KONSELING BEHAVIORAL MELALUI ALAT PENILAIAN Oleh : Dra. Nelly Nurmelly, MM (Widyaiswara Muda Balai Diklat Keagamaan Palembang) ABSTRACT : Bimbingan dan Konseling merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan
Lebih terperinciModul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan
Modul 4 : Adopsi, Difusi dan Inovasi dalam Penyuluhan Peternakan Pengertian Adopsi - Proses yg melibatkan dimensi Waktu - Berkaitan dengan pengambilan keputusan Adopsi :Proses /Peristiwa diterimanya suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan yang saat ini semakin lama semakin ketat. Terdapat berbagai. konsumen untuk menggunakan suatu produk.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin mencapai suatu keberhasilan. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan memerlukan strategi untuk menghadapi persaingan yang saat ini semakin
Lebih terperinciPENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN. merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan
Tugas : PENYULUHAN KEHUTANAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering muncul ketika pertama kali mengkaji inovasi adalah masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Inovasi pengertian inovasi telah ditelaah dari berbagai sudut pandang dan disiplin ilmu, seperti manajemen bisnis, sosiologi, antropologi dan psikologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan pada salah satu industri pengolahan yang berada di kota Batu. Tepatnya di Rumah Yoghurt yang beralamatkan di Jl. Raya Junrejo No.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,
II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan merupakan sarana elektronik yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maraknya bisnis waralaba restoran fast food di daerah Denpasar seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya bisnis waralaba restoran fast food di daerah Denpasar seperti Kentucky Fried Chicken, McDonald, Pizza Hut, Dunkin s Donut dan lainnya, dapat mengakibatkan
Lebih terperinciStandar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai suatu bentuk pelayanan umum tempat terjadinya transaksi jual beli barang bagi masyarakat, merupakan salah satu cerminan perekonomian dan sosial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan yang diminati banyak orang untuk merapikan susunan gigi. Tujuan dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan fisik dengan susunan gigi rapi merupakan aspek penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Perawatan ortodonti adalah salah satu perawatan
Lebih terperinci: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.
A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :
Lebih terperinciKomunikasi Pemasaran dan Adopsi Produk Baru
Komunikasi Pemasaran dan Adopsi Produk Baru Hensi Margaretta, MBA. 1 Pokok Bahasan Peran utama komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi karakteristik inovasi Peran komunikasi lisan (word of mouth) 2 Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan iklan di Indonesia sangat berkembang pesat, oleh karena itu banyak sekali perusahaan-perusahaan Indonesia berlombalomba meningkatkan kualitas
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT
PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan
Lebih terperinciTeori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy
Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang, kondisi persaingan antar perusahaan semakin ketat, agar tetap berkembang, perusahaan harus tetap mampu untuk bertahan hidup dan memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyimpangan Positif (Positive Deviance) Penyimpangan positif (positive deviance) adalah sebuah proses yang mengidentifikasi praktik-praktik yang dapat dijangkau, diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era modern seperti sekarang ini, perawatan wajah sepertinya bukan hanya milik kaum hawa, pria pun membutuhkan perawatan tubuh. Bentuk perawatan yang
Lebih terperinciPsikologi Sosial 2. PsikoDinamika Kelompok Norma Kelompok Bagaimana Terjadinya norma; Psikodinamika norma, perubahan sosial
Psikologi Sosial 2 Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI PsikoDinamika Kelompok Norma Kelompok Bagaimana Terjadinya norma; Psikodinamika norma, perubahan sosial Setiawati Intan Savitri, S.P, M.Si Program Studi
Lebih terperinciPROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI
PROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN DR. IR HJ. KHODIJAH, M.SI PROSES ADOPSI INOVASI KONSEP ADOPSI BAHLEN Dalam model proses adopsi Bahlen ada 5 tahap yang dilalui sebelum seseorang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Upaya untuk mewujudkan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak pengusaha bermunculan menghadirkan produk dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di era globalisasi saat ini persaingan dunia usaha semakin ketat. Banyak pengusaha bermunculan menghadirkan produk dengan berbagai inovasi menarik supaya mampu bersaing
Lebih terperinciBerikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat mendukung berkembangnya sektor pertanian dan peternakan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Dimana sebagai negara agraris, memiliki letak geografis serta iklim yang sangat mendukung berkembangnya
Lebih terperinciAntropologi dan Pembangunan. Pertemuan ke-15
Antropologi dan Pembangunan Pertemuan ke-15 Latar Belakang Dalam perspektif Antropologi, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan. Pembangunan adalah eksistensi dari sejumlah tindakan manusia. Sementara,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. tentang seluruh aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan. Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan suatu perusahaan adalah suatu informasi keuangan yang berisi tentang seluruh aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan.
Lebih terperinciMemahami Perubahan Perilaku untuk Air yang Aman
Memahami Perubahan Perilaku untuk Air yang Aman Maria Elena Figueroa Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Jakarta, Indonesia. Agustus 20-21, 2008 Photo by Risang Rimbatmaja Mengapa kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu maupun kelompok melalui sebuah kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Undang-undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciMateri 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team
Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan
Lebih terperincikelimpahan air dalam jangka pendek. Tetapi jika hal tersebut tidak dilakukan maka sumber air yang ada saat ini tidak mampu mendukung kehidupan
VI. PEMBAHASAN Hasil kegiatan kampanye Pride di Kawasan Potorono-Gunung Sumbing merupakan rangkaian kegiatan mulai perencanaan dengan mengetahui masalah, mencari solusi, memetakan kekuatan dan kekurangan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan,
BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian mendatang. Simpulan dipaparkan untuk menjelaskan pemahaman perilaku konsumen secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah sosialisasi JKN pada masyarakat.
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Kepesertaan masyarakat dalam program JKN sebagai bentuk adanya perubahan perilaku dalam pelayanan kesehatan. Perubahan tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pendidikan dan pembelajaran menyangkut kepentingan segenap masyarakat. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset sosial, ekonomi, dan fisik. Kota berpotensi memberikan kondisi kehidupan yang sehat dan aman, gaya hidup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan
Lebih terperinciMODUL A. DESKRIPSI MODUL B. KEGIATAN BELAJAR SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PERILAKU KONSUMEN : Pandangan Kognitif dan Pendekatan Perilaku Dr. Ir. Rini Dwiastuti, MS Ir Agustina Shinta,MP Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty
Lebih terperinciBAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI
62 BAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI 8.1 Hubungan Partisipasi dengan Sikap Petani terhadap Sistem Pertanian Organik Sikap seringkali mempengaruhi tingkah
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip PEMASARAN
Prinsip-Prinsip PEMASARAN Principles of Marketing Jilid 1 Philip Kotler Gary Armstrong PENERBIT ERLANGGA B A B 1 Pemasaran dalam Dunia yang Sedang Berubah Mendefinisikan pemasaran dan mendiskusikan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan tersebut berlaku bagi masyarakat kelas ekonomi bawah dan kelas ekonomi atas. Kebiasaan merokok
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru. Persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini membuat pelaku bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya pengusaha-pengusaha atau pelaku bisnis yang baru. Persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Mereka berusaha melakukan berbagai cara untuk tetap sehat serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini, masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar sudah mulai peduli terhadap keadaan lingkungan dan kesehatan diri mereka masing-masing.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
123 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kompetensi
Lebih terperinciStandar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
Lebih terperinci