BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Motivasi Berprestasi
|
|
- Benny Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Mc Clelland (dalam Opnanningtyas, 2010) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence). Sedangkan menurut Murray (dalam Beck, 1998), motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Sementara itu Atkinson (dalam Petri, 2001) menyatakan bahwa motivasi berprestasi individu didasarkan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses dan tendensi untuk menghindari kegagalan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi
2 tinggi berarti ia memiliki motivasi untuk meraih sukses yang lebih kuat daripada motivasi untuk menghindari kegagalan, begitu pula sebaliknya. Motivasi yang muncul dari dalam diri individu tidak terlepas dari adanya kebutuhan. Faktor utama yang menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan dalam kehidupan individu adalah untuk mempertahankan hidup dan memelihara keseimbangan psikis (homeostatis). Adanya kebutuhan tersebut yang akan menimbulkan dorongan atau motif dalam diri individu untuk melakukan tindakan. Sudarsono (dalam Opnanningtyas, 2010) motivasi adalah tenaga yang mendorong seseorang berbuat sesuatu keinginan, kecenderungan organisme untuk melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya,sifatnya sebagai alat pengontrol terhadap dirinya sendiri. Komarudin (1994) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi meliputi: pertama kecenderungan atau upaya untuk berhasil atau mencapai tujuan yang dikehendaki; kedua keterlibatan ego individu dalam suatu tugas; ketiga harapan suatu tugas yang terlihat oleh tanggapnya subyek; keempat motif untuk mengatasi rintangan atau berupaya berbuat sesuatu dengan cepat dan baik. Edwards (dalam Putu, 2008) mengartikan motivasi berprestasi sebagai suatu kebutuhan untuk berbuat lebih baik dari orang lain, yang mendorong individu untuk menyelesaikan tugas lebih sukses untuk
3 mencapai prestasi yang lebih tinggi. Heckhausen (dalam Martaniah, 1987) menyatakan bahwa seseorang yang motivasi berprestasinya tinggi mempunyai disposisi penilaian antara lain: a. Jika motivasi berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan yang ideal akan lebih besar. b. Orang yang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan yang berorientasi gagal akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam mencapai kegagalan. c. Tingkat aspirasi yang berorientasi sukses biasanya hanya sedang, dan yang berorientasi gagal biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah. d. Subjek yang dimotivasi sukses menganggap sukses sebagai akibat faktor yang mantap seperti kemampuan dan menganggap kegagalan bukan karena faktor tersebut, tetapi sebagai akibat kurangnya usaha yang momental. Pengertian kebutuhan untuk berprestasi menurut Mc Clelland (dalam Sobur, 2003) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Ini disebabkan oleh virus mental. Dari pendapat tersebut Alex Sobur mengartikan bahwa dalam psikis manusia, ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu
4 kegiatan yang hebat sehingga dengan daya tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. 2. Aspek Aspek Motivasi Berprestasi Mc Clelland (dalam Mangkunegara, 2001) mengemukakan enam karakteristik orang yang mempunyai motivasi tinggi. 1.Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi; 2.Berani mengambil dan memikul resiko. 3.Memiliki tujuan yang realistic. 4.Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan 5. berjuang untuk merealisasikan tujuan. 6.Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam semua kegiatan yang dilakukan. 7.Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi Menurut Mc Clelland (1987) mengungkapkan bahwa terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi: 1. Faktor Individual Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah factor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya. Intelegens merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang dimiliki seseorang dan merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemecahan masalah yang dilakukan individu. Apabila
5 individu mempunyai taraf intelegensi diatas rata-rata maka kemungkinan motivasi berprestasinya tinggi dan apabila individu mempunyai taraf intelegensi di bawah ratarata maka kemungkinan taraf motivasi berprestasinya rendah. Taraf kecerdasan (intelegensi) yang dimiliki indviidu juga akan turut menentukan atau mempengaruhi prestasi yang dicapainya. Faktor lainnya adalah penilaian individu mengenai dirinya sendiri. 2. Faktor Lingkungan Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu : a. Lingkungan Keluarga Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga. Gangguan emosional seringkali berupa bentuk-bentuk ketegangan atau konflik yang dirasakan dalam diri individu. Keadaan seperti ini akan menyebabkan berkurangnya fungsi perhatian individu sehingga daya konsentrasi dalam menghadapi tugas-tugas yang menuntut kemampuannya menurun. Akibatnya, sekalipun mahasiswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi namun bila
6 individu tersebut mengalami gangguan emosional maka motivasi berprestasinya akan cenderung rendah. Sebaliknya, bila relasi dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat memberikan rasa aman, maka individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri. Individu yang diberi kesempatan untuk mengekpresikan diri dan ternyata berhasil, maka individu akan merasa tertantang untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Bila mengalami kegagalan, individu tidak akan menyalahkan lingkungan karena menyadari bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh kurangnya usaha dalam mencapai prestasi yang diinginkan. b. Lingkungan Sosial Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu sehingga akan mengembangkan dan meningkatkan motivasi berprestasinya. Di samping itu, lingkungan sekitar yang memberikan kesempatan pada individu untuk dapat lebih mengekspresikan kemampuannya, akan membuat individu lebih percaya diri, sehingga meskipun mengalami kegagalan, individu akan terdorong untuk mengatasinya dan berusaha lebih baik lagi.
7 c. Lingkungan Akademik Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor pendukung untuk memotivasi sesorang untuk berprestasi. Oleh karena itu sebagai tenaga pendidik harus memahami setiap latar belakang permasalahan sehingga ketika mendampinggi sesorang yang kurang termotivasi berprestasi tenaga pendidik mampu membuat treatment. Dan membuat sesorang bersemangat untuk lebih berprestasi. Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha yang dilakukan individu untuk mempertahankan kemampuan pribadi setinggi mungkin, untuk mengatasi rintangan-rintangan, dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dalam suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan dapat berupa prestasi sendiri sebelumnya atau dapat pula prestasi orang lain. B. Pengetahuan Tentang Kecerdasan Dalam Pendidikan Musik Menurut Arthur Harvey (dalam Anggraeni, 2005) seorang pendidik musik harus mengetahui 3 perkembangan yang terjadi baru-baru ini untuk memperkuat posisi pendidik musik dalam mengembangkan musik secara signifikan.
8 1. Semakin luasnya penelitian tentang kinerja otak dengan menggunakan musik. Penelitian yang dimulai pada awal tahun 1900-an melahirkan pernyataan bahwa saat ini meupakan Dekade Otak. 2. Gardner (1991) mengembangkan teori Multiple Intelligences, dengan menyediakan 8 model kecerdasan manusia untuk mereformasi bidang pendidikan dengan memberi tempat yang layak bagi pengembangan dan program pendidikan musik. 3. Publikasi besar-besaran hasil penelitian Frances Rauscher, Gordon Shaw dan koleganya di Univesitas California, Irvine, tentang Efek Mozart, menunjukkan ada hubungan kausal antara musik dan aspek kecerdasan. Seiring dengan momentum tersebut, penting untuk diketahui pula data penelitian rasional dan ilmiah untuk mendukung asumsi bahwa musik penting dalam pendidikan anak. Saat ini minat terhadap hubungan antara musik dan otak dari berbagai perspektif telah berkembang luas dan dapat diketahui dari beberapa publikasi. Gardner, seorang psikolog kognitif dari Universitas Harvard yang mengembangkan Teori Kecerdasan dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences yang terbit tahun 1983, menyebutkan bahwa manusia memiliki 8 kecerdasan dasar yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan spatial, kecerdasan kinestik tubuh, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalistik. Kemudian pada tahun 1993
9 dipublikasikannya Multiple Intelligences: The Theory in Practice, sebagai pengembangan dari teori lamanya. Thomas Armstrong menyatakan, kedelapan kecerdasan dasar Gardner merupakan kerangka kerja yang tepat dalam praktek pendidikan. (dalam Anggraeni, 2005) Gardner (dalam Suparno 2004) mendefinisikan multiple intelligences sebagai; Kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yangbermacam-macam dan situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian tersebut, sangat jelas bahwa intelegensi bukan hanya kemampuan seseorang untuk menjawab suatu tes IQ dalam ruangan tertutup yang lepas dari lingkungannya. Intelegensi memuat kemampuan untuk memecahkan persoalan yang nyata dalam situasi yang bermacam macam. Suparno (2004) juga menyatakan bahwa; untuk mengerti intelegensi seseorang yang menonjol perlu dilihat bagaimana orang tersebut menghadapi persoalan nyata dalam hidup, bukan hanya dengan tes di atas meja, selain itu, Suparno (2004) menyatakan bahwa; Intelegensi seseorang bisa dikembangkan lewat pendidikan dan intelegensi itu banyak jumlahnya. Suatu studi (dalam Armstrong, 2004) menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkatan IQ sebesar 46%, sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6%. Mungkin
10 sering terlihat ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang didengarkan (Gaya belajar Auditory). Pada usia Sekolah Dasar, anak mulai suka memainkan alat musik. Dia juga melihat teman temannya memainkan alat musik sehingga menggugah minatnya untuk mempelajari. Lie (dalam Rustikawati, 2011) menuliskan beberapa manfaat musik bagi anak usia Sekolah Dasar : 1. Pada masa ini kecerdasan musikal masih dapat dan perlu dikembangkan. 2. Belajar alat musik mengajarkan anak untuk mengembangkan sikap disiplin, ketekunan, dan bekerja keras. 3. Bermain musik memberikan kenikmaan dan mengalihkan anak dari kejenuhan. Susan Black (1997) dalam The Musikal Mind mengenai penelitiannya terhadap neuromusikal membuktikan semua bayi telah memiliki mekanisme saraf yang secara eksklusif terfokus pada musik. Demikian pula dengan pentingnya pelatihan musik sejak dini yang akan membantu pengorganisasian dan perkembangan otak anak pada tahap selanjutnya. Penelitian John Langstall dan Elizabeth Mayer 1996 (dalam Anggraeni, 2005), menunjukkan secara rasional pentingnya pendidikan musik pada anak sejak dini, karena pada usia 11 tahun, sirkuit neuron yang mengolah semua jenis persepsi dan diskriminasi sensori, seperti kemampuan mengidentifikasi pitch dan irama, akan tertutup. Ditambahkan
11 pula, kalau tidak digunakan maka selamanya anak akan mengalami buta nada dan irama. C. Kecerdasan Musikal 1. Pengertian Kecerdasan Musikal Kecerdasan musikal merupakan bagian dari kecerdasan majemuk yang di uraikan oleh Gardner (dalam Suparno, 2004) menjelaskan bahwa: kecerdasan musikal (musical intelligence) merupakan kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Di dalamnya termasuk kepekaan akan ritme, melodi dan intonasi; kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik, dan nyanyian.sedangkan menurut Wijanarko (2010) kecerdasan musikal merupakan kemampuan seorang dalam memahami suara dalam hal irama, birama, tangga nada, ketukan atau secara sederhana kemampuan seseorang di bidang musik. Gardner (dalam Suparno, 2004) menjelaskan bahwa seseorang dengan IQ tinggi belum tentu sukses dalam bertanding olah raga ataupun musik. Menurut Gardner hal ini disebabkan karena pengukuran IQ lebih ditekankan pada intelegensi matematis-logis dan linguistik, sehiingga kurang memperhatikan intelegensi intelegensi lain. Seorang anak kecil yang mempunyai kecerdasan musikal (musical intelligence) tinggi akan dengan cepat menirukan, bahkan mungkin
12 menyanyikan suatu lagu dari televisi meski dia tidak mengerti bahasanya. Anak ini mudah sekali menirukan orang yang menyanyi. Bahkan, bila mendengar suatu lagu dengan mudah ia akan bergerak-gerak seirama dengan lagu tersebut. Selain hal itu Suparno juga mengemukakan bahwa: Siswa yang memiliki kecerdasan musikal tinggi kentara dalam penampilannya bila sedang bernyanyi di kelas, juga dalam tugas-tugas berkaitan dengan musik. Mereka biasanya bernyanyi dengan baik, dapat memainkan suatu alat musik bila ada, mudah mempelajari not dan lagu. Dan yang menarik, siswa ini akan mudah mempelajari suatu mata pelajaran lain bila mata pelajaran itu diterangkan dengan suatu lagu atau musik (Suparno, 2004) 2. Cara Cara Meningkatkan Kecerdasan Musikal Armsrong (2004) juga menuliskan beberapa cara unuk mengembangkan kecerdasan musikal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan kegiatan sebagai berikut: 1. Dengarkanlah sebanyak mungkin jenis musik. 2. Bernyanyilah bersama keluarga dan teman. 3. Mainkanlah permainan musikal bersama keluarga dan teman. 4. Tontonlah pagelaran musik setiap kali ada kesempatan. 5. Ciptakanlan atau improvisasikan instrumen instrumen dengan apa pun yang ada di rumahmu. 6. Ikutilah les musik untuk instrumen kegemaranmu.
13 3. Aspek Aspek Kecerdasan Musikal Gardner (dalam Suparno, 2004) menuliskan beberapa kemampuan yang menonjol yang terkait dengan kecerdasan musikal adalah : 1. Peka terhadap musik dan suara. 2. Tahu struktur musik dengan baik. 3. Mudah menangkap musik. 4. Menciptakan melodi. 5. Peka terhadap intonasi dan ritmik. 6. Menyanyi / pentas musik 7. Pemain alat musik. Setiap kemampuan ini secara umum dimiliki oleh orang orang yang memiliki kecerdasan musikal. Oleh karna itu, kemampuan kemampuan ini akan digunakan sebagai kisi kisi dalam pembuatan lembar inventori untuk mengukur tingkat kecerdasan musikal. Dari penjelasan mengenai kecerdasan musikal tersebut, dapat dijabarkan secara sederhana bahwa kecerdasan musikal sangat penting dalam dunia pendidikan.
14 D. Hubungan Musikal Dan Motivasi Jurnal Application of Research in Music Education (dalam Anggraeni, 2005) melaporkan bahwa konsep-diri, kepercayaan diri, sikap kooperatif, empati, motivasi dan keterampilan sosial dapat ditingkatkan melalui musik dan sebagai hasil dari pendidikan, sedangkan sebuah jurnal The American Musik Teacher (dalam Rustikawati, 2011) menyebutkan bahwa musik Mozart dapat mempengaruhi perkembangan intelektual dan kreatifitas anak yaitu salah satunya adalah meningkatkan ketenangan atau suasana hati dan memelihara motivasi. Sebuah penelitian tentang musik dan motivasi pernah dilakukan Ismanadi (2008) di Malang yang meneliti Pengaruh Musik Populer Terhadap Minat Dan Motivasi Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Wajak. Penelitian yang memilih sampel secara acak atau random smpling ini menunjukkan koefisien korelasi 0,756 dengan taraf sig 1%, dengan ini hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara musik dan motivasi siswa kelas VIII tersebut. E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan hasil kajian empirik di atas maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan musikal dengan motivasi berprestasi siswa kelas V SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga.
BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dasawarsa terakhir, banyak sekali penelitian yang telah dilakukan terhadap berbagai cara yang memungkinkan bunyi, irama, dan musik meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Pengambilan data dilakukan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga pada kelas V A dan V B. Populasinya adalah seluruh siswa kelas V
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Self-Regulated Learning Zimmerman dalam Ahmadi mendefinisikan self-regulated learning sebagai suatu proses dimana seorang siswa mengaktifkan dan mendorong kognisi (cognition),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi dan keterampilan
Lebih terperinciAdakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,
Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan siswa kurang dapat berkembang sesuai dengan harapan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi yang didapatkan siswa di sekolah tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor IQ saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang berkaitan dengan pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORETIS
BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi Berprestasi 2.1.1 Pengertian motivasi berprestasi Mc Clelland (dalam Opnanningtyas, 2010) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan
Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan
Lebih terperinciUmi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)
PENDEKATAN INTELEGENSI GANDA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK DIGITAL DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT-UNY Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY) ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciKeefektifan Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak di Taman Kanak-Kanak
76 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME, NOMOR 1, APRIL 015 Keefektifan Penggunaan Permainan Perkusi Sederhana untuk Meningkatkan Kecerdasan Musikal Anak di Taman Kanak-Kanak Indra Yeni Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini merupakan tahun-tahun kehidupan yang sangat aktif. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia keemasan atau Golden Age di mana pada masa ini anak-anak tumbuh dan berkembang dengan pesat. Selayaknya pada masa ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Untuk mencapai hal itu, maka orang tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk mempunyai kepandaian atau kecerdasan otak saja agar dapat memperoleh pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak di dunia terlahir sebagai pribadi yang unik. Hal ini karena semua anak, pada dasarnya telah memiliki kecerdasan yang berbeda di dalam dirinya seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mozart, Bach, Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik klasik akhir-akhir ini mulai diperkenalkan dan dipopulerkan setelah banyak penelitian yang membahas dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh positif musik klasik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan
Lebih terperinciPENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR
113 PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR Nur Samsiyah Abstrak Multiple intelegensi ialah kecerdasan ganda yang dimiliki oleh seseorang. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MUSIKAL DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA MURID KELAS 1-3 SD NEGERI PANGEN GUDANG PURWOREJO SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MUSIKAL DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA MURID KELAS 1-3 SD NEGERI PANGEN GUDANG PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk
`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai dengan kepemilikan akal berikut kecerdasannya. Dengan akal ini manusia bisa melakukan banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa, tentunya akan berimplikasi pada perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Kecerdasan
Lebih terperinciPrinska Damara Sastri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan emosional memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)
Lebih terperinci2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran dan pembelajaran erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku dan pola pikir seseorang. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI
i PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti yang disebutkan dalam firman-nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Tinggi rendahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun yang memiliki kesenangan untuk senantiasa bermain, dengan bebagai macam alat permainan. Musik salah sarana bermain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti bahwa musik menjadi salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional secara bertahap yang dijadikan
Lebih terperinciMenstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah
Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah Rita Eka Izzaty, M.Si, Psi (Psikolog Psikologi Perkembangan Anak) Dosen Jur. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIP, UNY Anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa. Berbahasa merupakan kemampuan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan paduan suara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan paduan suara di Indonesia menunjukkan peningkatan dari hari ke hari. Dapat dikatakan bahwa sekarang negara Indonesia tidak dapat lagi dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of Multiple Intelligens ( 1983 ), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Beliau menamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu. Berbagai tantangan bebas bermunculan dari beberapa sudut dunia menuntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya orang berpendapat bahwa IQ merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan performansi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan dengan rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa. Remaja memiliki tugas untuk melaksanakan pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas dari suatu bangsa. Kualitas bangsa dapat diukur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi
BAB II LANDASAN TEORI A. MOTIVASI BERPRESTASI 1. Definisi Motivasi Berprestasi McClelland (dalam Sukadji dkk, 2001) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 No.1, yang berbunyi: Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat persaingan yang semakin ketat dalam bidang jasa, terutama jasa psikologi. Masyarakat psikologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu alat merubah suatu pola pikir ataupun tingkah laku manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan
Lebih terperinciBahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK
Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 yang berada di tanah milik seluas 1625 m 2 dengan luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sisi perkembangan, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada masa remaja. Menurut Hurlock (Sobur, 2003:134) masa remaja merupakan masa peralihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung perkembangan dan pembangunan negara
Lebih terperinciMULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)
MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda) Anak bahagia disekolah sudah disosialisasikan lewat Quantum Learning, Joy in School dan Super Learning. Alasan lewat penelitian menunjukkan bahwa apabila anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan modern. Hal ini ditunjukkan dengan adanya minat untuk memandang olahraga dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau acuan cara lain yang dikenal dan diakui oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pendidikan global, pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik strategi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pendidikan. Ini berarti bahwa tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang, juga dalam hal ini termasuk bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Optimalisasi potensi ini dapat dicapai melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S Winkel 1987 dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran salah satu kemampuan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak di kemudian hari. Dalam rangka mewujudkan pendidikan
Lebih terperinciPERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK
1 PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK *) Oleh Edi Purwanta **) Pengantar Berbagai pandangan muncul tentang pendidikan, utamanya pendidikan bagi anak.. Masing-masing sangat bergantung pada sudut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas yang membentuk kemandirian dan kreatifitas dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Musik dapat dipandang sebagai media estetis yang dapat mengungkapkan gejolak jiwa. Hal ini didukung oleh Menurut Boedhisantoso, S. dalam buku Kesenian dan Nilai-nilai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dan membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus. Pendidikan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,
Lebih terperinciPenerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini
Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini dapat dimaknai sebagai untuk menyelesaikan masalah. berkaitan dengan daya pikir dan perkembangan kognitif. Pencetus teori perkembangan kognitif adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
Jurnal Formatif 4(): 157-16, 014 ISSN: 088-351X HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YULISTIANA yulistinabio@gmail.com
Lebih terperinci