BAB 2 LANDASAN TEORI. interrelated components that interact to achieve a goal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. interrelated components that interact to achieve a goal"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001,p.5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau subsistem subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.4), system is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok komponen / elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang sama. 2.2 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2005,p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Hall (2001,p.7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai. Dilihat dari dua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi dari orang, perangkat, data dan sumber daya lainnya yang dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan bagi pemakainya.

2 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, Cerullo, Vasant and Bernard (2000, p.7), Accounting information system is a unifed structure within an entity, such as a business firm, that employs physical resources and other components to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users. Kutipan diatas dapat diterjemahkan, sistem informasi akuntansi adalah sebuah struktur kesatuan di dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi. Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.6), Accounting information system is a system that collect, record, stores, and prosesess data to produce information for decition makers, yang dapat diterjemahkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang menggumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang merupakan suatu kesatuan dari entitas yang mampu mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data menjadi informasi yang berguna bagi pemakainya dalam mengambil keputusan penting dalam perusahaan.

3 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p.8), tujuan dan kegunaan dari Sistem Informasi Akuntansi adalah : 1. Mendukung operasional sehari hari 2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal. 3. Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya. Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.8-9), sebuah Sistem Informasi Akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal hal berikut ini : 1. Meningkatkan kinerja dan menurunkan biaya dari barang dan jasa. 2. Meningkatkan efisiensi. 3. Meningkatkan pengambilan keputusan. 4. Membagi pengetahuan Komponen Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006,p.6-7) dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi terdiri dari enam komponen, yaitu : 1. People, yang mengopersikan sistem dan menampilkan berbagai fungsi. 2. Prosedures and instructions, baik manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi 3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi. 4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

4 12 5. Information technology infrastucture, termasuk komputer, peripheral devices, dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, meyimpan dan mentransformasikan data dan informasi. 6. Internal control and security meansures, yang menjaga keamanan data dalam Sistem Informasi Akuntansi. 2.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan Kas Pengertian Penjualan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007), Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi : a) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan modal. (PSAK no 23 paragraf 13) Menurut Warren, Reeve dan Fees (2002,p.231), revenue from merchandise sales is usually identified in the ledger as Sales.

5 13 Maka dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan transaksi antara penjual dan pembeli yang menyebabkan terjadinya perpindahaan barang atau pelayanan jasa yang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit Pengertian Piutang Usaha Pengertian piutang usaha menurut Bodnar dan Hopwood (2004,p.727) adalah account receivable represents the money owned by customers for merchandise sold or service rendered on account yang dapat diterjemahkan sebagai berikut piutang usaha merupakan uang yang terhutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang diberikan kepadanya. Piutang menunjukkan kredit konsumen dan informasi mengenai pembayaran yang telah dilakukan, yang bermanfaat bagi administrasi kebijakan kredit perusahaan secara keseluruhan. Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2004,p318), piutang usaha didefinisikan sebagai claims held against customers and others for money, goods, or services., yang berarti bahwa piutang usaha merupakan klaim terhadap konsumen atas yang lainnya untuk uang, barang atau jasa. Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa piutang usaha merupakan klaim uang terhadap konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang telah diberikan Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000,p.416) tujuan dari sistem informasi akuntansi siklus pendapatan secara umum adalah : 1. Mencatat order penjualan secara akurat dan cepat

6 14 2. Mengidentifikasi pelanggan yang layak mendapat kredit 3. Mengirimkan produk atau melakukan pelayanan pada waktu yang tepat 4. Menagih piutang usaha kepada pelanggan tepat pada waktunya 5. Mencatat dan mengklasifikasi penerimaan kas secara tepat dan akurat. 6. Memposting penjualan dan penerimaan kas ke akun akun yang berhubungan ke dalam buku besar piutang 7. Mengamankan produk sampai pengiriman 8. Mengamankan kas sampai di deposit Dokumen Yang Berhubungan Dengan Siklus Pendapatan Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000,p.419), dokumen yang dibutuhkan pada penjualan adalah : 1. Customer Order Merupakan purchase order yang diterima oleh customer atau form yang disiapkan oleh bagian penjualan dari perusahaan penjual 2. Sales Order Sebuah form yang formal, multicopy yang disiapkan dari customer order 3. Order Acknowledgment Biasanya copy dari sales order dikirimkan ke pelanggan untuk memperoleh dokumen penerimaan pesanan 4. Picking List Merupakan copy dari sales order atau dokumen terpisah yang dikirimkan ke gudang untuk digunakan dalam pengambilan barang yang dipesan 5. Picking Slip

7 15 Adalah copy dari sales order atau picking list yang ditempelkan bersama barang ketika dipersiapkan untuk pengiriman. 6. Billing of Lading Dokumen yang digunakan untuk perusahaan pengiriman yang akan mengirimkan produk 7. Shipping Notice Biasanya copy dari sales order atau dokumen pengiriman terpisah yang berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan 8. Sales Invoice Dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan untuk menyatakan berapa jumlah penjualan. 9. Remittance Advice Dokumen yang menunjukkan jumlah penerimaan kas dari pelanggan 10. Deposit Slip Dokumen yang menyertai penyetoran uang ke bank 11. Back Order Dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persedia tidak mencukupi jumlah yang diminta pada sales order 12. Credit Memo Dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk pengembalian penjualan atau penyisihan penjualan. 13. Credit Application Form yang dipersiapakan ketika pelanggan baru mengajukan kredit 14. Salesperson Call Report

8 16 Form yang digunakan untuk menggambarkan panggilan yang dibuat oleh salesperson kepada pelanggan potensial dan mengidentifikasi hasil dari panggilan tersebut. 15. Delinquent notice Catatan yang dikirimkan kepada pelanggan yang melewati batas saldo kredit 16. Write-off Notice Dokumen yang dipisahkan oleh manajer kredit ketika akun dinyatakan tidak dapat di tagih 17. Cash Register Reciept Form yang menunjukkan kas yang diterima, yang digunakan retailer Fungsi Fungsi Yang Terkait Menurut Wilkinson et al. (2000,p.417), unit unit yang terkait dalam penjualan adalah : 1. Marketing / Distribution Unit / bagian marketing mempunyai fungsi untuk meriset pasar dengan cara mempelajari sikap dan daya beli pelanggan, mempromosikan dan mengiklankan produk sesuai dengan strategi promosi yang telah dibuat, menangani permintaan dan keluhan pelanggan, mengembangkan dan merancang produk meliputi gaya, kemasan dan kinerja produk, konsentrasi penjualan pada peramalan penjualan yang telah dibuat, dan pengevaluasian hasil kinerja penjualan, pengapalan dan transportasi untuk mendistribusikan barang sesuai dengan order pelanggan pada waktu yang tepat, tidak rusak, dan sesuai dengan permintaan pelanggan.

9 17 2. Financial / Accounting Unit / bagian ini mempunyai tanggung jawab antara lain : budgeting dan cash planning membuat anggaran jangka pendek dan panjang serta melakukan peramalan kas, kredit dan collections mengembangkan kebijakan kredit dan penagihan serta pengaturan agar kebijakan kredit tersebut dipatuhi oleh masing masing pelanggan; cash receipts menangani masalah penerimaan kas; billing menyiapkan sales invoice; inventory control memelihara keseimbangan persediaan; general ledger memelihara buku besar dari semua akun neraca dan rugi laba yang berasal dari laporan keuangan yang disiapkan Prosedur Prosedur Terkait Dalam Penjualan dan Piutang Usaha Mengacu pada Wilkinson et al. (2000, p.422), prosedur dalam yang tekait dalam penjualan adalah : 1. order entry Setiap pemesanan dari pelanggan dientri kedalam sebuah form penjualan, pengentrian dilakukan berdasarkan customer order dari pelanggan atau pemesanan dari telepon oleh pelanggan. Langkah pertama yang dilakukan dalam mengentri pesanan adalah pengecekan apakah jumlah barang yang dipesan tersedia. Apabila jumlah barang yang ada tidak mencukupi, dilakukan proses back order, yaitu suatu proses dimana dibuat suatu form back order yang akan dikirim kepada pemasok terpilih untuk memesan barang yang dibutuhkan. Kemudian dilakukan pengecekan kepada status kredit pelanggan. Apabila semua kebijakan kredit terpenuhi maka dibuat order acknowledgment untuk pelanggan, dan picking list untuk bagian gudang.

10 18 2. shipping Apabila barang yang dipesan telah disiapkan oleh bagian gudang, maka proses selanjutanya adalah proses pengiriman. Dalam pengiriman barang, perlu diperhatikan beberapa dokumen pengapalan, seperti packing slip, bill of lading, dan shipping notice. 3. billing setelah shipping notice diterima, pada hari itu juga dibuat sales invoice, pendebatan piutang usaha sejumlah tertagih, jumlah persediaan berkurang sejumlah barang yang dikirimkan, sales order di tutup ke sales history file, record baru dibuat dalam sales invoice file, jumlah penjualan dan piutang diposting ke buku besar bersangkutan. Sales invoice yang telah dibuat akan dikirim kepada pelanggan sebagi tagihan atas piutang Laporan Yang Terkait Dengan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan Kas Menurut Wilkinson et al. (2000,p.437), laporan laporan yang terkait dengan siklus penjualan dan piutang usaha adalah : 1. Monthly statement Merupakan daftar dari semua sales invoice (tagihan) yang ada untuk pelanggan. 2. Open order report Menunjukkan semua sales order (pesanan pelanggan) yang belum dikirim dan ditagih. 3. Sales invoice register Merupakan daftar semua sales invoice yang diatur bersadasarkan nomornya.

11 19 4. Shipping register Merupakan daftar dari semua pengiriman yang diatur berdasarkan tanggal pengirimannya. 5. Cash receipt journal Merupakan daftar dari nilai yang diterima, dan diatur secara kronologis. 6. Credit memo register Merupakan daftar dari semua retur penjualan, yang diatur berdasarkan berdasarkan nomor memo kredit Analisa Kredit Dalam Pemberian Kredit Kepada Pelanggan Dalam melaksanakan penjualan kredit, perusahaan melakukan analisa terhadap kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Menurut Munawir (2004, p ), dapat disimpulkan bahwa, Syarat syarat pemberian kredit dikenal dengan 5C, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Character Keterangan mengenai sifat sifat pribadi pelanggan dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Karakter ini mencerminkan kejujuran seseorang. Para manajer kredit sering kali mencari informasi dari rekan rekan kerja, pegawai dan saingan mengenai reputasi, kebiasaan pelanggan dan pergaulan sosialnya. 2. Capacity Hal ini menyangkut kemampuan pemimpin perusahaan pelanggan beserta stafnya, baik kemampuan dalam manajemen maupun kemampuan dalam bidang usahanya. Kapasitas pelanggan dapat dilihat dari angka penjualan dan

12 20 pembeliannya, angka hasil produksi, perhitungan laba rugi perusahaan, dan data financial lainnya. 3. Capital Hal ini mengacu kepada kondisi umum bisnis pelanggan secara keseluruhan yang ditunjukkan pada laporan keuangan. Manajer kredit biasanya memberikan perhatian khusus kepada solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas pelanggan terhadap kewajiban kewajibannya. 4. Colateral Ini merupakan jaminan. Hal ini menunjukan besarnya aktiva yang akan dikaitkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan kepada pelanggan 5. Condition of economic Hal ini mengacu kepada kondisi secara umum dan kondisi kepada sektor usaha si pelanggan yang dapat mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk membayar. Contohnya: pada saat resesi ekonomi, manajer kredit akan memperketat limit kredit atas penjualan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan turunnya kemampuan membayar si pelanggan. 2.5 Pajak Pertambahan Nilai Definisi Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pasal 1 nomor 25,

13 21 23 Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Objek Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah : "Pasal 4 Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas : a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. b. impor Barang Kena Pajak. c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. d. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau f. ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak."

14 Tarif Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah : Pasal 7 (1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai berjumlah 10% (sepuluh persen). (2) Atas ekspor Barang dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol persen) (3) Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana ditentukan dalam ayat (1) dapat diubah menjadi serendah rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi tingginya 15% (lima belas persen) 2.6 Pajak Penghasilan Pasal 23 Menurut Undang Undang Republik Indonesia dengan perubahan keempat dari Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 23 (1) Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah,subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong oleh pihak yang wajin membayarkan : a. Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas : 1) Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 atay (1) huruf g ; 2) Bunga, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(1) huruf f ; 3) Royalti; dan

15 23 4) Hadiah dan penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf e; b. Dihapus c. Sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas: 1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); dan 2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. (3) Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Pemotongan pajak sebagimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan atas : a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; c. Dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2c) d. Dihapus;

16 24 e. Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf i; f. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; g. Dihapus; h. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badang usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyaluran pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. 2.7 Sistem Pengendalian Internal Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Wilkinson et al.(2000,p.234), pengendalian internal adalah sebuah sistem, struktur atau proses yang diimplementasikan oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personal lainnya, dengan maksud untuk menyediakan kepastian yang masuk akal tentang pencapaian tujuan pengendalian dalam kategori sebagai berikut : 1. efektivitas dan efisiensi dari operasi 2. keandalan dari laporan keuangan 3. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan. Menurut COSO yang disebutkan dalam Romney dan Steinbart dalam bukunya (2006,p192), pengendalian internal adalah suatu proses karena memenuhi sebuah aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari dasar aktivitas manajemen. Pengendalian internal menyediakan kepastian yang masuk akal daripada absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan kesalahan pengelolaan manajemen membuat proses menjadi tidak sempurna.

17 25 Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu pengendalian yang dilakukan oleh manajemen dalam upaya melindungi seluruh asset perusahaan dari hal hal kecurangan, serta mengecek kandalan dari suatu informasi dan juga ada otorisasi sebagai penanggung jawab atas setiap transaksi dalam upaya mencapai tujuan perusahaan Aktivitas Pengendalian Internal Menurut Wilkinson et al. (2000,p ), menyatakan bahwa ada beberpa aktivitas dalam pengendalian internal meliputi : 1. General Control Organizational Controls Harus dilakukan pemisahan fungsi antara yang melakukan operasional dengan bagian yang menangani pencatatan Documentation Controls Dokumentasi yang ada harus lengkap dan up-to-date Asset AccountabillityControls Buku besar pembantu piutang harus dipelihara dan direkonsiliasi secara berkala dengan rekening control yang ada dibuku besar. Demikian juga halnya dengan pencatatan persediaan Management Practices Controls Karyawan termasuk programer dan akuntan harus diberikan pelatihan audit yang harus dilakukan terhadap kebijakan penjualan dan penerimaan kas. Manajer harus melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan

18 26 laporan mengenai kegiatan kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan melalui komputer. Data Center Operation Control Staff TI dan Akuntansi harus diawasi dan kinerja mereka direview dengan bantuan laporan control proses komputer dan pencatatan akses. Authorization Controls Semua transaksi penjualan kredit harus di otorisasi oleh manajer kredit Access Controls Menggunakan password, gudang dan kas yang terlindung secara fisik, melakukan back up terhadap file piutang dan persediaan ke dalam media lainnya. 2. Application Control Input Control Dokumen dokumen yang terkait dengan penjualan dan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan diotorisasi oleh orang yang berwenang Validasi data pesanan penjualan ketika data dimasukkan kedalam proses Memperbaiki error yang terdeteksi ketika entry data sebelum data diposting ke file pelanggan danpersediaan Processing Control Perpindahan barang dari gudang barang jadi dan pengiriman barang hanya atas dasar otorisasi tertulis

19 27 Pengiriman faktur ke pelanggan dilakukan atas dasar notifikasi dari departemen pengiriman mengenai barang yang sudah dikirim Penerbitan memo kredit atas retur penjualan hanya dilakukan kalo barang sudah dikembalikan Verifikasi semua catatan komputer terhadap faktur penjualan sebelum diposting ke file pelanggan, untuk menyakinkan bahwa barang yang dipesan sesuai dengan yang dikirim. Simpanan kas negara setelah diterima untuk menghindari penyelewengan dana. Output Control Menyiapkan laporan bulanan yang harus dikirimkan kepada semua pelanggan yang berhutang Copy file dari semua dokumen yang berkaitan dalam transaksi penjualan dengan nomor yang berurut, untuk mengecek apakah ada nomor yang terlewat. Mencetak daftar ringkasan transaksi dan akuntasi secara periodik sebagai dasar untuk melakukan review Komponen Komponen Pengendalian Internal Dalam buku Rama dan Jones (2006,p.105), COSO report mengidentifikasikan lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu :

20 28 1. Control Environment Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun organisasi untuk mengontrol kesadaran pada karyawannya. Faktor tersebut berhubungan dengan integritas, nilai etika, filosofi, manajemen, dan operating sytle. Hal ini juga termasuk cara manajemen menetapkan otorisasi dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari board of directors. 2. Risk Assessment Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan pengendalian internal 3. Control Activities Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan organisasi untuk menangani resiko. Control activities meliputi : Performance review Kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan dan data pada periode sebelumnya. Segregation of duties Terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, menjaga asset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. Application controls Berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi.

21 29 General controls Pengawasan yang lebih luas berhubungan dengan berbagai aplikasi. 4. Information and communication Sistem informasi dalam perusahaan merupakan kumpulan prosedur (manual dan otomatis) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan melaporakan atas kejadian atau proses proses yang terjadi dalam organisasi. Dan komunikasi berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan dan tanggung jawab individual 5. Monitoring Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan pengendalian internal oraganisasi harus tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2.8 Object Oriented Analysis dan Design (OOAD) Pengertian Object Menurut Bennett, McRobb dan Farmer (2001), Object, an abstraction of sometihing in a problem domain, reflecting the capabilities of the system to keep information about it, interact with it, or both. Sedangkan menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,p.4 ), object is an entity with identity, state, and behavior. Berdasakan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa object merupkan sesuatu yang nyata dalam bentuk data dan prosesnya, dimana objek ini memiliki identitas, state dan behavior

22 Object Oriented Menurut Mathiassen (2000,p.5 ), keuntungan dari object oriented adalah : 1. Merupakan konsep yang sesuai untuk menjelaskan model fenomena dalam sebuah kantor atau pun sistem komputerisasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa sehari hari (natural language) 2. Memberikan informasi yang jelas tentang konteks dari sistem 3. Mengurangi biaya perawatan (maintenance) Object Oriented Analysis and Design (OOAD) Menurut Mathiassen et al. (2000,p.15) Object Oriented Analysis and Design (OOA&D) terbagi dalam empat aktivitas utama, yaitu problem domain, application domain, architecture design, dan component design. Yang dapat terlihat dengan jelas pada gambar berikut ini :

23 31 Gambar 2.1 Aktivitas Utama dan Hasil dalam OOAD Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.15) Criteria FACTOR Kriteria FACTOR menurut Mathiassen et al. (2000,p.39) terdiri dari 6 elemen, yaitu : 1. Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung tugas tugas application domain. 2. Application Domain : bagian dari organisasi yang mengadministrasi, memonitor atau mengontrol problem domain. 3. Condition : dalam kondisi seperti apa sistem akan dibangun dan digunakan.

24 32 4. Technology : teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sistem dan dengan teknologi seperti apa sistem akan berjalan. 5. Object : objek utama pada problem domain. 6. Responsibility : tanggung jawab keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kontek Problem Domaim Analysis Menurut Mathiassen et al. (2000,p.45) problem domain adalah bagian dari konteks yang diatur, dimonitor, atau dikontrol oleh sistem. Analisa Problem Domain dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu : Gambar 2.2 Aktivitas dalam Problem Domain modeling Sumber Mathiassen et al. (2000,p.46)

25 33 Dapat dilihat dengan jelas setiap aktivitas dari isi dan konsepnya seperti table 2.1 seperti dibawah ini : Table 2.1 Activities in problem domain analysis Aktivitas Isi Konsep Classes Objek objek dan event Class, object, dan event event yang mana yang merupakan bagian dari problem domain? Structure Bagaimana class class Generalization, dan objek secara aggregation, association, konseptual digabungkan dan cluster bersama? Behavior Propeerti properti Event trace, behavioral dinamik yang mana yang pattern, dan attribute seharusnya dimiliki obejk? Sumber : Mathiassen et al. (2000, p48) Classes Menurut Mathiassen et al. (2000, p.49-65), kegiatan class merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas dalam kegiatan ini, yaitu : 1. Klasifikasi Object dan Event Object adalah sebuat entity dengan identitas, state, behavior. Event adalah kejadian yang meliputi satu atau lebih object. Class merupakan deskripsi dari kumpulan object yang termasuk structure, behavioral pattern, dan attributes. 2. Menemukan Class Pemilihan class dilakukan pada saat awal dan bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem domain. Class biasanya merupakan kata benda dan bermakna tunggal. Kegiatan class akan

26 34 menghasilkan event table. Dimensi horizontal dari event table berisi class class yang terpilih, sementara dimensi vertikal berisi event event yang terpilih dan tanda cek digunakan untuk mengidentifikasi objek objek dari class yang berhubungan dalam event tertentu. 3. Menemukan Event Pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap tiap class dalam problem domain. Event merupakan kata kerja dan mengindikasikan kejadian tunggal. 4. Evaluasi Sistem Pada bagian ini dilakukan evaluasi kriteria dari class dan event yang sudah ditemukan. Berikut merupakan gambaran event table yang dapat dilihat pada Table 2.2 dibawah ini : Table 2.2 Contoh event table Events Classes Customer Assistant Apprentice Appointment Plan reserved * * + * cancelled * * + treated * + Employed + + Resigned + + Graduuated + Agreed * * * Sumber : Mathiassen et al. (2000, p100)

27 Structure Mengacu pada Mathiassen et al ( 2000,p69 ), Sturcture merupakan kegiatan kedua dalam problem domain. Tujuannya adalah untuk mencari hubungan struktural antara class class dan objek objek dalam problem domain. Hasil dari kegitan structure adalah membuat class diagram. Dua konsep pada structure adalah : 1. Class Stucture a. Generalization Kelas umum (superclass) yang menggambarkan properti properti yang umum terhadap sekelompok kelas khusus (subclass). Hubungan dalam generalization dapat dikatakan sebagai hubungan is a, yang berarti subclass akan menpunyai attribute dan operation yang sama dengan superclass. Stuktur generalization dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.3 Generalization stucture b. Cluster Kumpulan dari class class yang berhubungan. Berikut gambar yang dapat melihatkan suatu cluster :

28 36 Gambar 2.4 Contoh Cluster 1 Gamabar 2.5 Clusters 2

29 37 2. Object Stucture a. Aggregation Objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari beberapa objek (bagian bagiannya). Hubungan aggregation dirumuskan sebagai hubungan hasa atau is-part-of. Menurut Mathiassen et al (2000,p.79) ada tiga tipe struktur aggregation,yaitu: Whole part, objek superior adalah jumlah dari objek inferior, jika dilakukan penambahan atau penghapusan objek inferior, maka akan mengubah pokok objek superior. Container content, objek superior adalah container bagi objek inferior, jika melakukan penambahan maupun penghapusan objek inferior, tidak akan mengubah pokok objek superior. Union member, objek superior adalah container bagi objek inferior yang terorganisasi. Tidak akan terjadi perubahan pada objek superior apabila melakukan penambahan atau penghapusan objek inferior tetapi ada batasannya. b. Association Hubungan yang berarti antara beberapa objek. Stuktur association dapat dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini :

30 38 Gambar 2.6 Association Sumber : Mathiassen et al (2000,p.69) Perbedaan antara aggregation dan association adalah : Hubungan antar class pada aggregation mempunyai hubungan yang kuat sedangkan association tidak. Aggregation structure melukiskan hubungan yang defensif dan fundamental, sedangkan association structure melukiskan hubungan yang tidak tetep Behavior Mengacu kepada Mathiassen et al (2000,p.89), kegiatan utama dalam problem domain adalah kegiatan behaviour, yang bertujuan memodelkan apa yang akan terjadi dalam sistem problem domain sepanjang waktu. Behaviour bertujuan untuk membuat model yang dinamis dari problem domain. Hasil dari kegiatan behaviour adalah membuat statechart diagram, yang dapat di lihat pada gambar 2.7 berikut :

31 39 Gambar 2.7 Contoh dari Statechart Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.90) Konsep konsep pada aktivitas behaviour mencakup : a. Event trace, yang merupakan rangkaian event yang melibatkan objek tertentu b. Behaviour pattern, merupakan deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua object dalam sebuah class. Ada tiga jenis notasi untuk behaviour pattern, yaitu : Sequence dimana event muncul satu per satu secara berurutan; Selection dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul; Iteration dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali c. Attribute, merupakan properti deskriptif dari sebuah class dan event.

32 Application Domain Analysis Menurut Mathiassen et al (2000,p.117), application domain adalah organisasi yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol problem domain. Analisa application domain dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu : Gambar 2.8 Application domain analysis Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.117) Table 2.3 Aktivitas, Isi, dan Konsep dari Application domain analysis Aktivitas Isi Konsep Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan orang dan sistem dalam konteks? Functions Apa kemampuan sistem dalam memproses informasi? Interfaces Apa kebutuhan kebutuhan tampilan layar sistem targetkan? Sumber : Mathiassen et al. (2000, p117) Use case dan actor function Interface, user interface, dan system interface

33 Usage Mengacu pada Mthiassen et al (2000,p.119), usage merupakan kegiatan pertama dalam analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan bagaimana actor actor yang merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara actor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Use case Merupakan pola interaksi antara sistem dan aktor di dalam application domain. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case, dimana use case dijelaskan dengan singkat namun jelas dan dapat disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah sebuah fenomena yang dinamik. Actor Adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem target. Cara untuk mengidentifikasi actor adalah dengan mengetahui alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Masing masing actor memiliki alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Cara lainnya yaitu dengan melihat peran dari aktor seperti yang dinyatakan oleh use case dimana actor tersebut terlibat. Masing masing actor memiliki peran yang berbeda beda. Actor dapat digambarkan dalam spesifikasi actor yang

34 42 memiliki 3 bagian yaitu tujuan, karakteristik, dan contoh dari actor tersebut. Tujuan merupakan peran dari actor dalam sistem target. Sementara karakteristik menggambarkan aspek aspek yang penting dari actor. Explore pattern Use case pattern dapat digunakan untuk mengidentifikasikan dan menggambarkan use case terdiri atas : (1) the procedural pattern, (2) the material pattern Berikut adalah contah dari use case : Gambar 2.9 Use Case

35 Sequence Menurut Bennet et al.(2006, p ), the sequence diagram is semanticly equivalent to a communication diagram for simple interactions. A Sequence diagram show an interaction between objects arranged in a time sequence. Dengan demikian, sequence diagram ekuivalen secara semantik dengan diagram komunikasi untuk interaksi yang sederhana. Sebuah sequence diagram menunjukkan interaksi antara objek yang disusun dalam satu sequence. Sequence diagram dapat digambarkan pada tingkat detail mana saja untuk mencapai berbagai tujuan pada beberapa tahapan pada siklus hidup pengembangan. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah untuk mempresentasikan interaksi objek secara detail untuk satu use case atau satu operation. Ketika sequence diagram digunakan untuk menggambarkan model behaviour use case yang dinamis, sequence diagram dapat dilihat sebagai spesifikasi detail dari use case. Menurut Mathiassen et al.(2000,p.340), Sequence diagaram menjelaskan tentang interaksi diantara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Sequence diagaram melengkapi class diagram, yang menjelaskan situasi yang umum dan statis. Sebuah sequence diagaram dapat mengumpulkan rincian situasi yang kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari kebanyakan objek yang digeneralisasikan dari class pada class diagram.

36 Function Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p ), function adalah sebuah fasilitas untuk membuat model berguna bagi aktor. Kegiatan function memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar function function yang merinci function function yang kompleks. Daftar function harus lengkap, meyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan dan actor dan harus konsisten dengan use case. Function memilki 4 tipe yang berbeda, yaitu : Update, function ini disebabkan oleh event problem domain dan menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut. Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan bagi actor dalam application domain, atau intervensi langsung dalam problem domain. Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan informasi dalam model. Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang

37 45 disediakan oleh actor atau model, hasil dari function ini adalah tampilan dari hasil komputasi. Cara yang baik untuk mengidentifikasi function adalah memberikan pertanyaan yang berkaitan dengaan empat jenis function tersebut, seperti : Menggunakan ekspresi matematika, yaitu berhubungan dengan input dan output data dispesifikasi sebagai 0 = f(i) Algoritma, yang secara khusus disketsa dengan menggunakan pseudocode Membagi function, sehingga bisa memberikan pandangan yang lebih baik Dalam mencari function perlu mempertimbangkan sumber untuk pencarian function dan juga tingkat rincian. Sumber pencarian function merupakan bagian dari deskripsi problem domain, yang ditampilkan oleh kelas dan event, dan merupakan bagian dari deskripsi application domain yang ditampilkan oleh use case. Classes biasanya menimbulkan read dan update function, sedangkan event menimbulkan update function, dan use case menimbulkan semua jenis function Interface Kegiatan ketiga dari analisis application domain, yang bertujuan untuk menentukan system s interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000,p.151), activity interface mempunyai tiga konsep, yaitu :

38 46 1. Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat digunakan oleh aktor 2. User interface, adalah interface untuk user 3. System interface, adalah interface untuk sitem lain. Salah satu user interface yang baik adalah dapat beradaptasi dengan tugas dan memiliki pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada yang menggunakan dan situasi sistem tersebut pada saat digunakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa usability bukan merupakan sebuah yang pasti dan objektif. Terdapat empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan user interface, yaitu : 1. Pola menu selection, yang terdiri dari daftar pilihan pilihan yang mungkin dalam interface diagram. 2. Pola fill in, yang merupakan pola klasik untuk entri data. 3. Pola command language, dimana pengguna memasukkan atau memulai format sendiri. 4. Pola direct manipulation dimana user memilih objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut. Hasil dari kegiatan interface adalah sebuah deskripsi elemen user interface yang lengkap. Dimana kelengkapan sistem ini menunjukkan pemenuhan kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi dan dialogue style, daftar lengkap dari elemen user interface, diagram window terpilih, dan diagram navigasi. Sedangkan hasil dari system

39 47 interface berupa class diagram untuk peralatan dan protokol eksternal untuk berinteraksi dengan sistem yang lain Architecture Design Mengacu pada Mathiassen et al.(2000,p.176), keberhasilan suatu sistem ditentukan oleh kekuatan desain arsitekturnya. Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Architecture design memiliki tiga kegiatan, yaitu : Gambar 2.10 Aktivitas dalam architectural design Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.176) Table 2.4 Kegiatan, Isi dan Konsep Architecture Design Kegiatan Isi Kondisi Criteria Kondisi dan criteria untuk Criterion pendesainan Component Bagaimana sistem dibentuk Arsitektur komponen menjadi komponen komponen Process Bagaimana proses sistem Arsitektur porses didistibusikan dan dikoordinasi Sumber : Mathiassen et al. (2000, p176)

40 Criteria Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p ), untuk menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan desain yaitu : Technical, yang teridiri dari pertimbangan : penggunaan hardware, software, dan sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan penggabungan pola pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur dan pembelian komponen standar. Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan : perjanjian kontrak, rencana untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang. Human, yang terdiri dari pertimbangan : keahlian dan pengalaman orang yang terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan platform teknis yang akan didesain. Karena tidak ada cara cara tertentu atau cara yang mudah untuk menghasilkan suatu desain yang baik, banyak perusahaan menciptakan suatu standar dan prosedur untuk memberikan jaminan terhadap kualitas dari sistem. Disinilah kegiatan criteria dapat membantu dengan menetapkan prioritas untuk setiap proyek tertentu Sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri ciri yaitu : Tidak memiliki kelemahan Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas berdasarkan review dan eksperimen, dan membantu dalam menentukan

41 49 prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan desain yang berorientasi objek. Tabel 2.5 di bawah ini menunjukkan kriteria umum untuk sebuah desain Table 2.5 Classical critesia for software quality Criterion Ukuran dari Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan dengan kontek, organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fuungsi yang diinginkan Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Comprehensable Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain yang berhubungan Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda Interoperable Biaya untuk menggabungkan ke sistem yang lain. Sumber : Mathiassen et al. (2000, p178) Menyeimbangkan beberapa criteria Konflik sering terjadi antara criteria, oleh sebab itu untuk menentukan criteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkan dengan criteria criteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.

42 50 Usable,flexible, dan comprehensible Kriteria kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek pengembangan sistem Component Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p.190), arsitektur komponen adalah struktur sistem yang terdiri atau bentuk dari komponen komponen yang salling terhubung. Komponen merupakan kumpulan dari bagian bagian program yang membentuk suatu kesatuan dan memiliki fungsi yang jelas. Sebuah arsitektur komponen yang baik membuat sistem menjadi mudah untuk dipahami, mengorganisasikan pekerjaan desain, menggambarkan stabilitas dari konteks sistem dan mengubah desain menjadi beberapa tugas yang lebih tidak komplek. Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur : a. Arsitektur Layered Menurut Mathiassen et al. (2000,p.193), merupakan bentuk yang paling umum dari software seperti berikut ini :

43 51 Gambar 2.11 layered architecture pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.193) Contoh dari model ini adalah OSI yang sudah menjadi ISO untuk model jaringan. Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi lapisan lapisan dimana lapisan yang diatas bergantung kepada lapisan yang berada dibawah. b. Arsitektur Generic Menurut Mathiassen et al. (2000,p.196), pola ini digunakan untuk merinci pola dasar yng terdiri dari antar muka, function, dan komponen- komponen model, seperti terlihat pada gambar berikut ini :

44 52 Gambar 2.12 Generic architecture pattern dalam sebuah sistem Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.196) Dimana komponen model terletak pada lapisan yang paling bawah, diikuti dengan function sistem dan komponen interface diatasnya. c. Arsitektur Client server Menurut Mathiassen et al. (2000,p.197), pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah distribusi sistem diantara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis. Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah sever dan beberapa client, seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini :

45 53 Gambar 2.13 The client server architecture pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.197) Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database dan resource yang dapat disebarkan kepada client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan antarmuka local untuk setiap penggunanya. Ada dua macam metode dalam membagi komponen client dan server yaitu : Client dan server dianggap sebagai subsistem tunggal yang masing masing memiliki komponen, yaitu: user interface(u), function(f), dan model (M). Atau masing masing dapat dianggap sebagai layer yang berbeda dalam sistem yang sama. Berikut ini beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client server dimana user interface(u), function(f), dan model(m) :

46 54 Table 2.6 Different forms of distribution in a client server architecture Client Server Architecture U U+F+M Distributed Presentation U F+M Local Presentation U+F F+M Distributed Functionality U+F M Centralized Data U+F+M M Distributed Data Sumber : Mathiassen et al. (2000, p200) Process Mengacu pada Mathiassen et al.(2000,p.209), arsitektur proses adalah struktur eksekusi sistem yang dibentuk dari proses proses yang saling berkaitan / bergantungan. Untuk mengeksekusi atau menjalankan sebuah sistem dibutuhkan prosesor. Sedangkan external device adalah prosesor khusus yang tidak dapat menjalankan program. Arsitektur proses harus dapat memastikan bahwa sistem dapat dijalankan secara memuaskan dengan mengunakan prosesor yang sudah tersedia. Kegiatan arsitektur proses bermula dari komponen logic yang dihasilkan oleh kegiatan komponen dan bertujuan untuk menentukan struktur fisik dari sebuah sistem dengan : mendistribusikan komponen komponen program ke prosesor yang akan digunakan untuk mengeksekusi sistem, mengkoordinasi pembagian sumber daya dengan aktif objek dan menghasilkan arsitektur yang tidak memiliki hambatan. Sumber daya yang sering digunakan secara bersama yaitu :

47 55 1. Processor terjadi apabila ada dua atau lebih proses yang dieksekusi secara bersamaan pada satu prosesor 2. Program komponen terjadi bila terdapat dua atau lebih prosesor yang secara bersamaan memanggil operasi pada komponen 3. External device Misalnya, pada penggunaan printer yang terhubung memalui network. Beberapa pola distribusi dalam kegiatan desain process architrcture: 1. Centralized pattern Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa melihat user interface saja. Keuntungan dari pola ini adalah dapat diimplementasikan pada client secara murah, semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat saja, strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringannya moderat. Berikut gambaran dari pattern ini :

48 56 Gambar 2.14 deployment diagram for the centralized pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.216) 2. Distributted pattern Pada pola ini, semua terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan model yang telah di update di antara client. Keuntungan utama dari pola ini adalah waktu akses yang rendah, sehingga tidak terjadi kemacetan jaringan, kinerja lebih maksimal, dan back up data yang banyak. Kerugian pada pola ini adalah banyaknya data yang redundant sehingga konsentrasi data terancam, kemacetan jaringan yang tinggi karena update harus disebar kepada semua client, kebutuhan teknis yang canggih, arsitekturnya lebih sulit dimengerti dan diimplementasikan. Berikut gambar dari Distributted pattern

49 57 Gambar 2.15 Deployment diagram for the distributed pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.217) 3. Decentralized pattern Pola ini berada diantara kedua pola diatas. Pada pola ini client memiliki data tersendiri sehingga data umum dan function atas data data tersebut, sedangkan client menyimpan data yang merupakan milik bagian application domain client tersebut. Keuntungan pola ini adalah konsentrasi data, karena tidak ada duplikasi data antara client dengan client lain maupun dengan server, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan

50 58 ketika data umum di server terupdate. Kekurangan pola ini adalah bahwa semua prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan memelihara model dalam jumlah yang besar, sehingga akan meningkatakan biaya hardware. Gambar 2.16 deployment diagram for the decentralized pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.219)

51 Component Design Mengacu pada Mathiassen et al.(2000,p.232), tujuan dari desain komponen ini adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam rangka arsitektural. Kegiatan desain komponen bermula dari spesifikasi arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan. Gambar 2.17 Component design Sumber : Mathiassen et al.(2000,p.232) Table 2.7 Kegiatan, konteks, dan Konsep dari Component Design Kegiatan Konteks Konsep Model component Bagaimana suatu model Model component dan digambarkan sebagai class attribute dalam sebuah sistem Function component Bagaimana sebuah function diimplementasikan Function component dan operation Connecting component Bagaimana komponen Component dan connection komponen dihubungkan Sumber : Mathiassen et al. (2000, p252)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi SI telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Menurut Hall (2008, p7), SI adalah sebuah rangkaian prosedur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah sebuah susunan dari orang, data, proses data, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p4), sistem informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi O Brien (2003, h.7) menyatakan, Sistem Informasi dapat mengelola kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4), Sistem merupakan suatu kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2008, p4), sistem didefinisikan sebagai sekelompok dua atau lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA 4.1. The Task 4.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung kegiatan dari setiap pengguna

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem infomasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p1), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Ikhtisar Bab ini menyajikan manajemen proses bisnis pesanan pelanggan dan manajemen pelanggan. Sasaran Belajar

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN IKLAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Jenis-jenis Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p4), sistem informasi terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut : 1. Sistem Pengolahan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan 83 BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE 4. Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan Sistem penjualan dan penerimaan kas PT Bintang Toedjoe dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI. ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p7) Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan, yang mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) sistem informasi adalah the use of computer technology in an organization to provide information to users. (p.3).

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi 2004-2005 Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum, sistem mempunyai definisi yang sama. Pendapat dari O Brien (2005, p8), sistem adalah sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Seinbart (2006, p.6) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, et al. (2000, p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu struktur yang menyatukan banyak

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE DAN INVENTORY PADA PT XYZ

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE DAN INVENTORY PADA PT XYZ PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE DAN INVENTORY PADA PT XYZ Arta M. Sundjaja; Yudhi Kristianto Jurusan Komputerisasi Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Stair dan Reynolds (2006, p4), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA 4.1 Application Domain 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. bagi para pengambil keputusan. (p.6).

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. bagi para pengambil keputusan. (p.6). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan bahwa, Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2006, p5), Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), sistem informasi adalah the use of

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), sistem informasi adalah the use of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), sistem informasi adalah the use of computer technology in an organization to provide information to users. A computer

Lebih terperinci

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan administrasi penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah pencatatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI Oleh Imam Ashyri 1000889142 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut O`Brein, James A (2003) sistem informasi adalah any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 108 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. MASTER WOVENINDO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan dunia bisnis. Dengan teknologi informasi, data dan informasi yang diperlukan perusahaan dapat diperoleh

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta informasi yang dibutuhkan untuk memberikan limit kredit kepada

BAB I PENDAHULUAN. serta informasi yang dibutuhkan untuk memberikan limit kredit kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi adalah teknologi yang membantu kita dalam memproses data untuk mendapatkan informasi. Teknologi informasi ini pada awalnya diperuntukkan bagi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar (2000, p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang. Suatu perusahaan yang baru berdiri maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan 199 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 Component Design 4.1.1 Model Component Berikut ini merupakan analisis terhadap classes dan behaioral pattern yang diperoleh pada tahap Problem Domain Analysis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

Chapter 14 Audit terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang

Chapter 14 Audit terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang Chapter 14 Audit terhadap Siklus dan Penagihan Piutang Statement Presentation Outline I. Account dan Dokumen dalam Siklus dan Penagihan II. Pemisahan Fungsi III. Tujuan Audit untuk Transaksi IV. Tujuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Mulai dari pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Jones and Rama (2003, p5) sistem informasi akuntansi adalah a

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Jones and Rama (2003, p5) sistem informasi akuntansi adalah a 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah a computer based system designed to transform accounting data into information (Bodnar and Hopwood, 2004,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana 184 Entry nomor anggota Entry jumlah pembayaran print Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana dd print Gambar 4.78 Window Cetak Daftar Setoran Simpanan Sukarela print Gambar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERS EDIAAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.METALINDO GUNATAMA SKRIPSI. Oleh.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERS EDIAAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.METALINDO GUNATAMA SKRIPSI. Oleh. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERS EDIAAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.METALINDO GUNATAMA SKRIPSI Oleh Wilia Wijaya 0900828493 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG 4. Prosedur Sistem Usulan Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan dimulai pada saat karyawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin berkembang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua bidang dalam kehidupan sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, et al. ( 2001, p8 ) sistem informasi adalah susunan dari orang orang, data, proses proses, tampilan informasi, dan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten et al (2004, p12), Information system is an arrangement of

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten et al (2004, p12), Information system is an arrangement of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten et al (2004, p12), Information system is an arrangement of people, data, processes, and information technology that interact to collect,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. Siklus Pendapatan

SIKLUS PENDAPATAN. Siklus Pendapatan SIKLUS PENDAPATAN Siklus Pendapatan Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik,

Lebih terperinci