POPULASI, SAMPLING DAN BESAR SAMPEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POPULASI, SAMPLING DAN BESAR SAMPEL"

Transkripsi

1 POPULASI, SAMPLING DAN BESAR SAMPEL Didik Budijanto Pusdatin Kemkes RI

2 Alur Berpikir dalam Metodologi Research: Masalah Identifikasi Mslh [ Batasan ] Rumusan Masalah - Tujuan Penelitian/ Manfaat Tinjauan Pustaka Kerngka Konsep / Hipotesis Metode Penelitian : - Design Penelitian - Waktu / Lokasi - Populasi / Sample - Variabel / DO - Instrumentasi - Uji Coba - Pengumpulan Data - Analisis Data. - Hasil Penelitian Pembahasan Kesimpulan / Saran. (Debe,2003)

3 Lihat Chart dibwh dan sebut WARNAnya bukan Kata nya dg cepat. KUNING BIRU ORANYE HITAM MERAH HIJAU KUNING MERAH UNGU BIRU ORANYE HIJAU MERAH UNGU KUNING UNGU HITAM BIRU

4 PENETAPAN SUBYEK PENELITIAN A. PENETAPAN POPULASI B. PENETAPAN CARA PEMILIHAN SAMPEL (Sampling). C. PENETAPAN BESAR SAMPEL

5 A PENETAPAN POPULASI Ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan : - Pertimbangan keterkaitan subyek dalam populasi dengan permasalahan penelitian. - Pertimbangan menyangkut prosedur atau jenis penelitian yang dilakukan. Terdapat 3 hal yg perlu dimengerti dalam menetapkan Populasi : - Identifikasi Kesatuan Analisis ( Unit analisis ) - Penetapan batas-batas keluasan Populasi - Pemahaman tentang kondisi subyek dalam populasi.

6 Penetapan Subyek Penelitian, Lanjutan. Unit Analisis : - Satuan subyek terkecil yang akan diamati dalam penelitian. - Bisa Individu, pedukuhan, puskesmas, institusi, kelompok dll. Batas Keluasan Populasi : - Aspek geografis (Kab., Prop., Nas ) - Aspek Subyek sendiri ( Laki, wanita, ras dll ) - Penyakit subyek. - Sangat membantu dalam tehnik pemilihan sampel. Kondisi Subyek : - Menyangkut ciri populasi, terutama tentang sifat homogenitasnya.

7 B.Penetapan Cara Memilih Sampel (Sampling) Mengapa kita Memilih Sampel?? Cara mana yang adekuat?? Mana yang bisa mewakili??

8 REPRESENTATIVITAS SAMPEL 1. Adekuatitas Tehnik Pemilihan Sampel 2. Besar Sampel yang Dipilih 3. Homogenitas Populasi 4. Banyaknya Karakteristik Subyek yang akan Dipelajari

9 Penetapan Subyek Penelitian, Lanjutan PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL : A. Probability Sampling 1. Simple Random Sampling 2. Sistematik Random Sampling 3. Stratified Random Sampling 4. Cluster Random Sampling 5. Multistage Random Sampling B. Non Probability Sampling 1.Convenience atau accidental Sampling 2.Purposive Sampling 3.Judgment Sampling 4. Expert Sampling 5. Quota Sampling dll.

10 PROBABILITY SAMPLING 1. Simpel Random Sampling - Populasinya dianggap homogen - Ada daftar list unit populasi - Bisa dengan lotre atau table random Keuntungan : - mudah - Estimator populasi unbias jauh atau mengumpul seluruh populasi Kerugian : - Dapat menyebar - perlu list

11 Lanjutan. 2. Sistematik Random Sampling - mirip dengan Simple Random Sampling - lebih merata penyebaran sampelnya - perlu interval sampling - interval = populasi : jumlah sampel.

12 Lanjutan. 3. Stratified Random Sampling - jika populasinya heterogen - Variabilitas ANTAR STRATA besar, variabilitas unit sampel DALAM STRATA kecil. - Terbagi 3 macam : a. jika unit sampel dalam strata SAMA : SIMPLE STRATIFIED RANDOM b. jika jumlah unit sampel dalam strata TIDAK SAMA tapi variabilitas kecil : PROPORTIONAL STRATIFIED RANDOM c. jika jumlah unit sampel BEDA dan variabilitas Besar : NEYMAN STRATIFIED RANDOM

13 Lanjutan. 4. Cluster Random Sampling - jika variabilitas ANTAR CLUSTER kecil dan variabilitas ANTAR INDIVIDU dalam CLUSTER besar - Biaya lebih murah daripada SRS dan Stratified. - Randomisasi terjadi untuk memilih cluster ( 1 thp) - seluruh anggota cluster masuk sebagai anggota sampel penelitian (1 tahap).

14 NON PROBABILITY SAMPLING Convenience atau Accidental Sampling : - Sampel yg terdiri dari unit / individu yang mudah ditemui. - Metode ini tidak mempermasalahkan apakah sampel yg diambil mewakili populasi atau tidak. - Dirancang untuk melihat fenomena di masyarakat secara mudah. Purposive Sampling : - Sampling yang dilakukan berdasarkan keputusan peneliti, yang menurut pendapatnya nampak mewakili populasi.

15 Lanjutan Judgment Sampling : - Sampel ditentukan oleh petugas pengumpul data saat pengumpulan di lapangan. Expert Sampling : - Penentuan sampel dilakukan oleh sejumlah pakar - karena kepakarannya mereka dianggap dapat memilihkan sampel. Quota sampling : - Besar sampel ditentukan dahulu tanpa perhitungan statistik. - Jatah.

16 C. PENENTUAN BESAR SAMPEL Perlu adanya teori sampling Melibatkan rumus statistik tetapi tidak semua penelitian. Pada Penelitian Deskriptif bisa menggunakan Non Probability Sampling ( Tak perlu rumus statistik ) Penelitian Analitik / Experimental /Inferensial menggunakan Probability Sampling ( Perlu rumus Statistik)

17 Ketentuan Umum yg perlu diperhatikan : Untuk menaksir parameter atau menguji hipotesis. Data yang digunakan mrpk kontinyu atau kategorikal / diskrit. Untuk penelitian Observasional atau Experimental Berapa Presisi yang dikehendaki Adakah nilai parameter populasi yang diketahui.

18 PENELITIAN OBSERVASIONAL A. BESAR SAMPEL PADA SATU POPULASI 1. Estimasi a. Simple random sampling atau systematic random sampling - Data kontinyu Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah : Z 2 1- /2 2 n = d 2 Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah : N Z 2 1- /2 2 n = (N-1) d 2 + Z 2 1- /2 2 di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu 2 = harga varians di populasi d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = Besar Populasi

19 - Data proporsi Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah : Z 2 1- /2 P (1-P) n = d2 Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah : N Z 2 1- /2 P (1-P) n = (N-1) d 2 + Z 2 1- /2 P (1-P) di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 P d N = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = harga proporsi di populasi = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir = besar populasi

20 Stratified random sampling - Data kontinyu di mana n = besar sampel minimum N = besar populasi Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu 2 h = harga varians di strata-h d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir W h = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/n Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L L = jumlah seluruh strata yang ada

21 Data proporsi Rumus besar sampel adalah : di mana n N = besar sampel minimum = besar populasi Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P h = harga proporsi di strata-h d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir W h = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/n L Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L = jumlah seluruh strata yang ada

22 c. Cluster random sampling - Data kontinyu Pada cluster random sampling, ditentukan jumlah cluster yang akan diambil sebagai sampel. Rumusnya adalah : N Z 2 1- /2 2 n = (N-1) d 2 (N/C) 2 + Z 2 1- /2 2 di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum N = besar populasi Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu 2 d C = harga varians di populasi = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir = jumlah seluruh cluster di populasi

23 - Data proporsi Rumus besar sampel adalah : N Z 2 1- /2 2 n = (N-1) d 2 (N/C) 2 + Z 2 1- /2 2 di mana n = besar sampel (jumlah cluster) minimum N Z 1- /2 d C = besar populasi = m i = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir = jumlah seluruh cluster di populasi 2 = (a i m i P) 2 /(C -1) dan P = a i / m i = banyaknya elemen yang masuk kriteria pada cluster ke-i a i m i = banyaknya elemen pada cluster ke-i C = jumlah cluster sementara

24 Uji Hipotesis - Data kontinyu Rumus besar sampel adalah : di mana n Z 1- /2 Z a = besar sampel minimum = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = harga varians di populasi = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di populasi

25 - Data proporsi Rumus besar sampel adalah di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 Z 1- P 0 P a P a -P 0 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = proporsi di populasi = perkiraan proporsi di populasi = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi

26 BESAR SAMPEL PADA DUA POPULASI 1. Estimasi a. Data kontinyu Rumus besar sampel sebagai berikut : di mana n Z 1- /2 2 d = besar sampel minimum = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = harga varians di populasi = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

27 b. Data proporsi - Cross sectional Rumus besar sampel sebagai berikut : di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P 1 = perkiraan proporsi pada populasi 1 P 2 = perkiraan proporsi pada populasi 2 d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

28 - Cohort Rumus besar sampel sebagai berikut : di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P 1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1 P 2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2 = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.

29 - Case-control Rumus besar sampel adalah : di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P 1 * = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome +) P 2 * = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome -) = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir

30 2. Uji Hipotesis a. Data kontinyu Rumus besar sampel sebagai berikut : di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 Z 1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu 2 = harga varians di populasi 1-2 = perkiraan selisih nilai mean di populasi 1 dengan populasi 2

31 b. Data proporsi - Cross sectional di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 Z 1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P 1 = perkiraan proporsi pada populasi 1 P 2 = perkiraan proporsi pada populasi 2 P = (P 1 + P 2 )/2

32 - Cohort di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu Z 1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P 1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1 P 2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2 P = (P 1 + P 2 )/2 Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya unit pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.

33 - Case-control di mana n = besar sampel minimum Z 1- /2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu Z 1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu P 1 * = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome +) P 2 * = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome -) Jika besar sampel kasus dan kontrol tidak sama (unequal), dibuat modifikasi besar sampel dengan memperhatikan rasio kontrol terhadap kasus. Rumus di atas dikalikan dengan faktor (r + 1) / (2. r). Besar sampel untuk kelompok kontrol adalah (r.n).

34 PENELITIAN EKSPERIMENTAL Pada penelitian eksperimental, belum banyak rumus yang dikembangkan untuk menentukan besar sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan besar sampel (replikasi) yang dibutuhkan digunakan rumus berikut : 1. Untuk rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat digunakan rumus : (t-1) (r-1) 15 di mana t = banyak kelompok perlakuan r = jumlah replikasi 2. Di samping rumus di atas dan untuk rancangan eksperimen lain yang membutuhkan perhitungan besar sampel, dapat digunakan rumus besar sampel seperti pada penelitian observasional baik untuk satu sampel maupun lebih dari 1 sampel, baik untuk data proporsi maupun data kontinyu. Pada penelitian eksperimen, untuk mengantisipasi hilangnya unit eksperimen, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.

35 PENGELOLAAN DATA

36 Ambil Kertas dan Pena, lalu buatlah 4 titik spt di bawah. Hubungkanlah ke 4 titik tersebut dengan 2 (Dua) garis sejajar yang berhimpitan. (1 Menit dari sekarang)

37 1. Pengolahan Data - Editing - Koding - Entry - Cleaning 2. Analisis Data - Univariat - Bivariat - Lanjut 3. Penyajian Data PENGELOLAAN DATA

38 Pengolahan Data Editing : - Kegiatan yang sudah bisa dilakukan saat pengumpulan data dilapangan. - Pintu awal untuk menjaga kualitas data, karena hasil analisis data sangat tergantung dari kualitas data. - Aspek yang dilihat : Kelengkapan Jawaban, keterbacaan tulisan, kesesuaian jawaban. Koding : - Usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban/ data yang ada umumnya dengan angka. - Perlu adanya buku koding ( jika variabel banyak / besar) Entry : - Pemasukan data bisa manual (kartu tabulasi) atau komputer ( exel, epi info, SPSS dll) Cleaning: - Pembersihan data sebelum analisis - proses terakhir menjaga kualitas data

39 Analisis Data Pentingnya Jenis Data : - untuk pemilihan analisis statistik, karena jenis analisis statistik spesifik untuk jenis data tertentu. Tahapan analisis : - Analisis Univariat ( 1 variabel ) - Analisis Bivariat ( 2 Variabel ) - Analisis lanjut ( 2 variabel atau lebih ) Analisis Univariat : - Fungsi : - apakah data sdh layak dianalisis? - Bagaimana gambaran data yg dikump? - Apakah data optimal untuk analisis lanjt? - Data Nominal + Ordinal : Distribusi Frekuensi - Data Interval + rasio : rata-rata, SD,median dll.

40 Lanjutan.. Analisis Bivariat : - Fungsi : - Melihat distribusi frek 2 variabel - Melihat hubungan antara 2 var. - Data nominal + Ordinal : Tabulasi silang, Chi-Sq dll - Data Interval + Rasio : Korelasi, regresi linier dll Analisis Lanjut : - Fungsi : - melihat pengaruh, perbedaan > 2 var - melihat faktor resiko dominan > 2 var dll. - Data nominal + Ordinal : regresi logistik dll - Data Interval + Rasio : regresi linier, anova, dll

41 PEMILIHAN UJI STATISTIK UNIVARIAT / BIVARIAT Tujuan uji Jumlah sampel / pasangan Macam sampel (bebas / berpasangan) Rasio-Interval pop. berdistribusi normal Jenis variabel Ordinal / Rasio-Interval distrib. tak normal Nominal / kategorik 2 Bebas (independent) Uji t 2 sampel bebas ~ Uji Mann- Whitney ~ Uji jumlah peringkat dari Wilcoxon ~ Uji khikuadrat ~ Uji eksak dari Fisher Komparasi (perbedaan) > 2 Berpasangan (related/paired) Bebas (independent) Uji t sampel berpasangan Uji peringkat bertanda dari Wilcoxon Uji McNemar (u/ kategori dikotomik) Anava 1 arah Uji Kruskall-Wallis Uji khi-kuadrat Berpasangan (related/paired) Anava u/ subyek yg sama Uji Friedman Uji Cochran's Q (u/ kategori dikotomik) Korelasi ~ Korelasi dari Pearson (r) ~ (Regresi) ~ Korelasi dari Spearman (r s ) ~ Asosiasi Kappa (k) ~ Koefisien Kontingensi (C) ~ Koefisien Phi

42 t

Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis

Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis 0 i PEDOMAN PENULISAN HASIL PENELITIAN SMA NEGERI 3 DENPASAR Naskah Pedoman Penulisan Hasil Penelitian SMA Negeri 3 Denpasar, Edisi 2013 Editor Tim Pembimbing Tugas Akhir SMA Negeri 3 Denpasar PEMERINTAH

Lebih terperinci

Oleh : Yustiana K2303068

Oleh : Yustiana K2303068 PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh : Yustiana K2303068 Skripsi Ditulis dan

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS DATA 1.1. DATA, SKALA, DAN VARIABEL

BAB I ANALISIS DATA 1.1. DATA, SKALA, DAN VARIABEL BAB I ANALISIS DATA 1.1. DATA, SKALA, DAN VARIABEL A. Data Pengertian data menurut Webster New World Dictionary, Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu wilayah binaan Puskesmas Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat. Puskesmas ini terletak di Jalan Angsana Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tentang kebijakan (Policy Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tentang kebijakan (Policy Research), 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tentang kebijakan (Policy Research), menurut Majchrzak yang dikutip dari Riduwan (2007) penelitian kebijakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian agar dapat berhasil dengan baik, maka perlu

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian agar dapat berhasil dengan baik, maka perlu 5 BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian agar dapat berhasil dengan baik, maka perlu diadakannya perencanaan yang baik, fasilitas yang memadai, pengelolaan dan pengolahan yang trampil dan penggunaan

Lebih terperinci

BAGIAN I PENDAHULUAN. menunjukkan keragaman, baik format maupun urutan penulisannya.

BAGIAN I PENDAHULUAN. menunjukkan keragaman, baik format maupun urutan penulisannya. BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Bagi mahasiswa D3 bidang kesehatan yang akan mengakhiri studi diwajibkan menulis thesis, skripsi atau karya tulis ilmiah (KTI) sesuai dengan standar penulisan ilmiah,

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Pedoman Tugas Akhir

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Pedoman Tugas Akhir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Pedoman Tugas Akhir JURUSAN TEKNIK SIPIL i KATA PENGANTAR Tugas akhir merupakan karya ilmiah mahasiswa pada tingkat akhir program

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains

Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains SCIENCE EDUCATION RESEARCH Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains (Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam penelitian pendidikan) Oleh Yanti Herlanti, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, April 2010. Nana Kartika, ST

KATA PENGANTAR. Medan, April 2010. Nana Kartika, ST KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia dan hidayahnya, bahan ajar modul mata kuliah Statistik Probabilitas ini dapat terselesaikan. Modul yang di susun ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui

Lebih terperinci

penulis adalah pendekatan sosiologis, pedagogis, dan filosofis.

penulis adalah pendekatan sosiologis, pedagogis, dan filosofis. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Field Rescarch. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR. Oleh : Y. BAGUS WISMANTO

STATISTIKA DASAR. Oleh : Y. BAGUS WISMANTO STATISTIKA DASAR Oleh : Y. BAGUS WISMANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 007 DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN A. Apa Statistika Itu? B. Pentingnya Penguasaan terhadap Statistika

Lebih terperinci

Bambang Avip Priatna Martadiputra

Bambang Avip Priatna Martadiputra Bambang Avip Priatna Martadiputra PENGERTIAN Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualiatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1 Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2 Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila

Lebih terperinci

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR Data Sampel I Data Sampel II Data Sampel III 5 4 7 9 8 5 9 4 6 CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR Kategori Data Sampel I Data Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka

Lebih terperinci

Abstrak/Ringkasan. http://statistikapendidikan.com Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

Abstrak/Ringkasan. http://statistikapendidikan.com Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com Uji Komparatif (Uji Beda) Anisa Salikha salikhaanisa@ymail.com Fiky Purnamasari fikypurnamasari@gmail.com Leni Nurul Hikmah leninurulh@gmail.com Nasopah nasopah@gmail.com Refisia Caturasa refisia@gmail.com

Lebih terperinci

2. PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

2. PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH TANAH Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah 3 1. PENDAHULUAN 2. PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH TANAH Husein Suganda, Achmad Rachman, dan Sutono Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Pengaruh gaji, kondisi kerja dan program pelayanan bagi karyawan terhadap produktivitas kerja (studi pada karyawan bagian produksi di PT. Royan Sragen) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Perinatologi dan Neurologi. 4.. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Angkutan Umum Penumpang II.1.1 Pengertian Angkutan Umum Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya

Lebih terperinci

melalui metode deskriptif biasanya berkenaan dengan bagaimana kondisi,

melalui metode deskriptif biasanya berkenaan dengan bagaimana kondisi, BAB HI METODE PENELITIAN A. Penentuan Metode Penelitian Pendekatan atau metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangnongko Kabupaten Klaten, seluruh siswa berasal dari pedesaan,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangnongko Kabupaten Klaten, seluruh siswa berasal dari pedesaan, 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten, seluruh siswa berasal dari pedesaan,

Lebih terperinci

MEKANISME SUBSIDI ANGKUTAN UMUM PADA TRAYEK UTAMA SEBAGAI AKIBAT KENAIKAN HARGA BBM DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

MEKANISME SUBSIDI ANGKUTAN UMUM PADA TRAYEK UTAMA SEBAGAI AKIBAT KENAIKAN HARGA BBM DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR MEKANISME SUBSIDI ANGKUTAN UMUM PADA TRAYEK UTAMA SEBAGAI AKIBAT KENAIKAN HARGA BBM DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arief Munandar L2D 005 346 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data Angka penting dan Pengolahan data Pendahuluan Pengamatan merupakan hal yang penting dan biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Seperti ilmu pengetahuan lain, fisika berdasar pada pengamatan eksperimen

Lebih terperinci

Panduan Survei dan Pemantauan Populasi Kera Besar

Panduan Survei dan Pemantauan Populasi Kera Besar Panduan Survei dan Pemantauan Populasi Kera Besar oleh H. Kühl, F. Maisels, M. Ancrenaz & E.A. Williamson Editor Seri : E.A. Williamson Terbitan Tidak Berkala IUCN Spesies Survival Commission No. 36 International

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN WONDESHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN WONDESHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN WONDESHARE QUIZ CREATOR PADA MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Elyn Rachmawati Agung Listiyadi Prodi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Muhammad Nuryatno Nazmel Nazir Ramaditya Adinugraha Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti ABSTRACT

Muhammad Nuryatno Nazmel Nazir Ramaditya Adinugraha Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti ABSTRACT JURNAL INFORMASI, PERPAJAKAN, AKUNTANSI DAN KEUANGAN PUBLIK Vol. 2, No. 2, Juli 2007 Hal. 117-136 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN METODE DEPRESIASI UNTUK AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

616.979 2 Ind e. Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012

616.979 2 Ind e. Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012 616.979 2 Ind e Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014 Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012 Kementerian Kesehatan Republik

Lebih terperinci