STATISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2009

Transkripsi

1 Jakarta, Juni 2010

2 STATISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2009 Penyunting : Bagian Program dan Pelaporan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi Desain Muka : Bagian Program dan Pelaporan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi Foto Oleh : 1. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam, Direktorat Jenderal Bina Produksi 2. Pusat Informasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Kontributor : 1. Sekretariat Jenderal Kementerian 2. Direktorat Jenderal Planologi, Kementerian 3. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi, Direktorat Jenderal Bina Produksi 4. Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi, Direktorat Jenderal Bina Produksi 5. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam, Direktorat Jenderal Bina Produksi 6. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Direktorat Jenderal Bina Produksi 7. Direktorat Bina Iuran dan Peredaran Hasil Hutan, Direktorat Jenderal Bina Produksi 8. Direktorat Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan, Direktorat Jenderal Bina Produksi 9. Badan Pusat Statistik Diterbitkan Oleh : Direktorat Jenderal Bina Produksi Data Statistik dapat digunakan oleh pihak di luar Direktorat Jenderal Bina Produksi, apabila sebelumnya menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009

3

4 DAFTAR ISI Uraian Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... x I. INFORMASI UMUM... 1 I.1. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Bina Produksi... 1 I.2. Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Bina Produksi... 2 I.3. Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi... 2 I.4. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Bina Produksi... 3 I.5. Realisasi DIPA Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun II. SUMBERDAYA HUTAN II.1. Kawasan Hutan II.2. Hutan Produksi III. PEMANFAATAN HUTAN ALAM DAN HUTAN TANAMAN III.1. Pemanfaatan Hutan Alam III.2. Pemanfaatan Hutan Tanaman Industri (HTI) III.3. Pemanfaatan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV.1. Perkembangan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 ii

5 IV.2. Izin Baru, Perluasan, dan Pembaharuan IUIPHHK IV.3. Rencana dan Realisasi Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu IV.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu V. PRODUKSI HASIL HUTAN V.1. Produksi Kayu Bulat V.2. Produksi Kayu Olahan V.3. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan VI.2. Impor Hasil Hutan Kayu VI.3. Penerimaan PSDH, DR, dan IIUPHHK (HA/HT) VI.4. Tunggakan PSDH dan DR VI.5. Lelang Hasil Hutan VI.6. Dokumen Peredaran Hasil Hutan VII. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN VII.1. Pemberdayaan Masyarakat Oleh IUPHHK-HA VII.2. Pemberdayaan Masyarakat Oleh IUPHHK-HT VIII. TENAGA KERJA PADA IUPHHK VIII.1. Perkembangan Data Tenaga Teknis Pengeloaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) VIII.2. Perkembangan Data Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI VIII.3. Perkembangan Data Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 iii

6 DAFTAR TABEL Nomor Uraian Halaman I.2.1. Jumlah Pegawai Pusat Direktorat Jenderal Bina Produksi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sampai Dengan Tahun I.2.2. Jumlah Pegawai Pusat Direktorat Jenderal Bina Produksi Berdasarkan Diklat Penjenjangan Sampai Dengan Tahun I.2.3. Jumlah Pegawai BP2HP Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sampai Dengan Tahun I.2.4. Jumlah Pegawai BP2HP Berdasarkan Diklat Penjenjangan Sampai Dengan Tahun I.3. Daftar Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun I.4. Rekapitulasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Bina Produksi Tahun I.5. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun II.1.1. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Yang Telah Ditunjuk Berdasarkan Keputusan Menteri Per Provinsi Sampai Dengan Tahun II.1.2. Luas dan Pemanfaatan Hutan Produski Per Provinsi Sampai Dengan Tahun III.1.1. Rekapitulasi Jumlah IUPHHK-HA Tahun III.1.2. Rekapitulasi Jumlah IUPHHK-HA Per Provinsi Sampai Dengan Tahun III.1.3. Penetapan Jatah Produksi Tahunan Kayu Bulat Nasional dan Perubahannnya Yang Berasal Dari IUPHHK-HA Tahun III.1.4. Rekapitulasi Perizinan Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Pada IUPHHK-HA Tahun III.1.5. Rekapitulasi Nilai Investasi IUPHHK-HA Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun III.1.6. Nilai Investasi IUPHHK-HA Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 iv

7 III.1.7. Rekapitulasi IUPHHK-HA Yang Mendapatkan Sertifikat Mandatory Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) Per Provinsi Sampai Dengan Tahun III.1.8. Daftar IUPHHK-HA Yang Mendapatkan Sertifikat Mandatory Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) Sampai Dengan Tahun III.2.1. Rekapitulasi Jumlah IUPHHK-HTI Tahun III.2.2. Rekapitulasi IUPHHK-HTI Per Provinsi Sampai Dengan Tahun III.2.3. Perkembangan Pembangunan Tanaman HTI Per Provinsi Tahun III.2.4. Perkembangan Pembangunan Tanaman HTI Per Provinsi Sampai Dengan Tahun III.2.5. Rekapitulasi Perizinan Pemasukan dan Penggunaan Peralatan IUPHHK-HTI Tahun III.2.6. Rekapitulasi Nilai Investasi IUPHHK-HTI Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun III.2.7. Nilai Investasi IUPHHK-HTI Berdasarkan Laporan Keuangan Per Provinsi Tahun III.2.8. Rekapitulasi IUPHHK-HTI Yang Telah Dinilai Sertifikasi Mandatory Pengelolaan Hutan Tanaman Produksi Lestari (PHTPL) Per Provinsi Sampai Dengan Tahun III.2.9. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHBK-HT) Sampai Dengan Tahun III.3. Realisasi Pencadangan Areal HTR dan Pemberian IUPHHK-HTR Sampai Dengan Tahun IV.1.1. Rekapitulasi IUIPHHK Kapasitas Produksi Diatas m 3 /Tahun Tahun IV.1.2. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi IPHHK Kapasitas Produksi Diatas m3/tahun Tahun IV.1.3. Rekapitulasi Jumlah IUIPHHK Kapasitas Produksi Diatas m 3 /Tahun Per Provinsi Sampai Dengan Tahun IV.1.4. Rekapitulasi Kapasitas Produksi, Tenaga Kerja dan Investasi IPHHK Kapasitas Produksi Diatas m 3 /Tahun Per Provinsi Sampai Dengan Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 v

8 IV.1.5. Daftar IUIPHHK Peduli Pengembangan Hutan Rakyat Yang Memperoleh Penghargaan Prima Wana Mitra Tahun 2009 Dari Menteri IV.2.1. Izin Baru IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M3/Tahun Periode Tahun IV.2.2. IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M3/Tahun Yang Melakukan Perluasan Tahun IV.2.3. Pembaharuan IPHHK Kapasitas Produksi Diatas m 3 /Tahun Periode IV.3.1. Rekapitulasi RPBBI Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas Diatas m 3 /Tahun Per Provinsi Tahun IV.3.2. Rekapitulasi Realisasi RPBBI Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas Diatas M3/Tahun Per Provinsi Tahun IV.3.3. Rekapitulasi Realisasi RPBBI Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas Diatas M3/Tahun Per Sumber Bahan Baku Tahun IV.3.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku IPHHK Kapasitas Diatas M3/Tahun Per Provinsi Tahun V.1.1. Rekapitulasi Produksi Kayu Bulat Berdasarkan Sumber Produksi Tahun V.1.2. Realisasi Produksi Kayu Bulat Nasional Berdasarkan Sumber Produksi Tahun V.2.1. Perkembangan Produksi Kayu Olahan Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M 3 /Tahun Tahun V.2.2. Produksi Kayu Olahan Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun V.2.3. Produksi Plywood dan LVL Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun V.2.4. Produksi Veneer Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 vi

9 V.2.5. Produksi Kayu Gergajian Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun V.2.6. Produksi Chipwood Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun V.2.7. Produksi Pulp Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas Ton/Tahun Per Provinsi Tahun V.3. Perkembangan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Berasal Dari Hutan Produksi Per Provinsi Tahun VI.1.1. Perkembangan Ekspor Produk Kayu Olahan Tahun VI.1.2. Perkembangan Ekspor Kelompok Kayu Gergajian (HS 4407) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.1.3. Perkembangan Ekspor Kayu Lapis (HS 4412) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.1.4. Perkembangan Ekspor Veneer (HS 4408) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.1.5. Perkembangan Ekspor Papan Partikel (HS 4410) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.1.6. Perkembangan Ekspor Papan Fiber (HS 4411) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.1.7. Perkembangan Ekspor Chipwood (HS 4401) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.1.8. Perkembangan Ekspor Pulp (HS 47) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun VI.2.1. Perkembangan Impor Hasil Hutan Kayu Tahun VI.2.2. Perkembangan Impor Kayu Bulat Berdasarkan Negara Asal Tahun VI.2.3. Perkembangan Impor Kelompok Kayu Gergajian Berdasarkan Negara Asal Tahun VI.2.4. Perkembangan Impor Kayu Lapis Berdasarkan Negara Asal Tahun VI.2.5. Perkembangan Impor Veneer Berdasarkan Negara Asal Tahun VI.2.6. Perkembangan Impor Papan Partikel Berdasarkan Negara Asal Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 vii

10 VI.2.7. Perkembangan Impor Papan Fiber Berdasarkan Negara Asal Tahun VI.2.8. Perkembangan Impor Pulp Berdasarkan Negara Asal Tahun VI.3. Realisasi Penerimaan IHH/PSDH, DR dan IIUPHHK (HA/HT) Tahun VI.4.1. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Dilimpahkan Ke KP2LN/KPKNL Sampai Dengan Tahun VI.4.2. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Dilimpahkan Ke KP2LN/KPKNL Yang Dinyatakan PSBDT Sampai Dengan Tahun VI.4.3. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Dilimpahkan Ke Kejaksaan Sampai Dengan Tahun VI.4.4. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Masih Ditangani Oleh Dinas Provinsi Sampai Dengan Tahun VI.4.5. Rekapitulasi Harga Patokan Pengenaan Iuran PSDH dan DR Tahun VI.5. Rekapitulasi Pemantauan Lelang Hasil Hutan Ilegal Tahun VI.6.1. Distribusi SKSKB di Seluruh Indonesia Tahun VI.6.2. Jumlah Persetujuan Penetapan Nomor Seri Penerbitan FA-KB Tahun VII. Rekapitulasi Pelaksanaan PMDH Oleh IUPHHK-HA Tahun VIII.1.1. Perkembangan Data Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANIS-PHPL) Sampai Dengan Tahun VIII.1.2. Perkembangan Data Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (WASGANIS-PHPL) Sampai Dengan Tahun VIII.2.1. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI Berdasarkan Status Tenaga Kerja Per Provinsi Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 viii

11 VIII.2.2. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Per Provinsi Tahun VIII.2.3. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI Berdasarkan Kualifikasi Tenaga Teknis Per Provinsi Tahun VIII.3.1. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Berdasarkan Status Tenaga Kerja Per Provinsi Tahun VIII.3.2. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Per Provinsi Tahun VIII.3.3. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Berdasarkan Kualifikasi Tenaga Teknis Per Provinsi Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 ix

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Uraian Halaman 1. Bagan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Produksi... 4 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 x

13 I. INFORMASI UMUM I.1. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Bina Produksi Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor P.13/Menhut-II/2005 yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan P.64/Menhut-II/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen, Direktorat Jenderal Bina Produksi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan produksi kehutanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Bina Produksi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil hutan, pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan hutan produksi dan industri primer hasil hutan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil hutan, dan pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil hutan, dan pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan; 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

14 I.2. Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Bina Produksi Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Produksi, terdiri dari : a. Direktur Jenderal (Eselon I); b. Eselon II terdiri dari 6 (enam) jabatan, yaitu : Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi, Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam, Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Bina Iuran dan Peredaran Hasil Hutan, dan Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan; c. Eselon III terdiri dari 23 jabatan; d. Eselon IV terdiri dari 55 jabatan. Jumlah pegawai pusat Direktorat Jenderal Bina Produksi sebanyak 295 orang. Disamping susunan organisasi di atas, sesuai Keputusan Menteri Nomor : P.557/Menhut-II/2006 jo P.24/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi, untuk menunjang pelaksanaan teknis bidang bina produksi kehutanan di daerah, Direktorat Jenderal Bina Produksi mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) setingkat Eselon III, yaitu : Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) Wilayah I Banda Aceh sampai dengan BP2HP Wilayah XVIII Manokwari. Jumlah pegawai BP2HP Wilayah I s/d XVIII sebanyak 655 orang. I.3. Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi Sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi tahun 2009, terdiri dari : tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, irigasi, jaringan, dan aset tetap lainnya. Nilai sarana dan prasarana sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp ,00. Jumlah nilai sarana dan prasarana saldo per 31 Desember 2009, terbesar adalah tanah sebesar Rp ,00. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

15 1.4. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Bina Produksi Produk peraturan perundang-undangan bidang Bina Produksi selama tahun 2006 s/d 2009 terdiri dari : Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Menteri, dan Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi. Peraturan-peraturan tersebut mengatur bidang Bina Produksi, antara lain : Pemanfaatan Hutan Alam (IUPHHK-HA/HPH), Pemanfaatan Hutan Tanaman (IUPHHK-HT/HTI, HTR, dan IUPHHBK- HT), Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK), Penerimaan dan Tunggakan PSDH dan DR, serta ketentuan-ketentuan lainnya Realisasi DIPA Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 Realisasi DIPA Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp ,00 (86,42%) dari total anggaran sebesar Rp ,00, dengan rincian : satuan kerja daerah (Dinas Provinsi dan UPT) dengan realiasi anggaran sebesar 88,59%, sedangkan Pusat sebesar 81,46%. Realisasi anggaran tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2008 (tahun 2008 sebesar 72,85%), bahkan dibandingkan realisasi selama 5 (lima) tahun terakhir, realisasi tahun 2009 yang paling tinggi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

16 DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL KEPALA BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN KEPALA BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORTALA KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS KEPALA BAGIAN UMUM DIREKTUR BINA RENCANA PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DIREKTUR BINA PENGEMBANGAN HUTAN ALAM DIREKTUR BINA PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DIREKTUR BINA IURAN KEHUTANAN DAN PEREDARAN HASIL HUTAN DIREKTUR BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN KASUBDIT POLA PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI KASUBDIT PENYIAPAN PEMANFAATAN HUTAN ALAM KASUBDIT HUTAN TANAMAN INDUSTRI KASUBDIT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KASUBDIT PEMOLAAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN KASUBDIT PENATAAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI KASUBDIT INFORMASI SUMBERDAYA HUTAN PRODUKSI KASUBDIT PENGEMBANGAN INVESTASI USAHA KASUBDIT RENCANA KERJA PEMANFAATAN HUTAN ALAM KASUBDIT PRODUKSI HUTAN ALAM KASUBDIT PENILAIAN USAHA PEMANFAATAN HUTAN ALAM KASUBDIT HUTAN TANAMAN RAKYAT KASUBDIT RENCANA KERJA DAN PRODUKSI HUTAN TANAMAN KASUBDIT PENILAIAN USAHA PEMANFAATAN HUTAN TANAMAN KASUBDIT PEREDARAN HASIL HUTAN KASUBDIT PENGUJIAN HASIL HUTAN KASUBDIT PENERTIBAN HASIL HUTAN ILEGAL KASUBDIT PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN INDUSTRI PRIMER KASUBDIT PENILAIAN KINERJA INDUSTRI DAN PEMASARAN HASIL HUTAN KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA UNIT PELAKSANA TEKNIS Gambar 1. BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

17 Tabel I.2.1. JUMLAH PEGAWAI PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 Pendidikan No Unit Organisasi Jumlah S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD 1 Setditjen Direktorat BRPHP Direktorat BPHA Direktorat BPHT Direktorat BIKPHH Direktorat BPPHH Jumlah Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Keterangan : Pendidikan SLTA termasuk SKMA sebanyak 6 orang. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

18 Tabel I.2.2. JUMLAH PEGAWAI PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN BERDASARKAN DIKLAT PENJENJANGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 Penjenjangan Sipil No Unit Organisasi LEMHANAS SPATI Jumlah SPAMEN/SESPA SPADYA/SPAMA SPALA/ADUM 1 Setditjen Direktorat BRPHP Direktorat BPHA Direktorat BPHT Direktorat BIKPHH Direktorat BPPHH Jumlah Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

19 Tabel I.2.3. JUMLAH PEGAWAI BP2HP BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Unit Organisasi Pendidikan S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD Jumlah 1 BP2HP Wilayah I Aceh BP2HP Wilayah II Medan BP2HP Wilayah III Pekanbaru BP2HP Wilayah IV Jambi BP2HP Wilayah V Palembang BP2HP Wilayah VI Bandar Lampung BP2HP Wilayah VII Jakarta BP2HP Wilayah VIII Surabaya BP2HP Wilayah IX Denpasar BP2HP Wilayah X Pontianak BP2HP Wilayah XI Banjarbaru BP2HP Wilayah XII Palangkaraya BP2HP Wilayah XIII Samarinda BP2HP Wilayah XIV Palu BP2HP Wilayah XV Makassar BP2HP Wilayah XVI Ambon BP2HP Wilayah XVII Jayapura BP2HP Wilayah XVIII Manokwari Jumlah Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Keterangan : SLTA termasuk SKMA sebanyak 146 orang. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

20 Tabel I.2.4. JUMLAH PEGAWAI BP2HP BERDASARKAN DIKLAT PENJENJANGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Unit Organisasi LEMHANAS SPATI Penjenjangan Sipil SPAMEN/ SESPA SPADYA/ SPAMA SPALA/ ADUM Jumlah 1 BP2HP Wilayah I Aceh BP2HP Wilayah II Medan BP2HP Wilayah III Pekanbaru BP2HP Wilayah IV Jambi BP2HP Wilayah V Palembang BP2HP Wilayah VI Bandar Lampung BP2HP Wilayah VII Jakarta BP2HP Wilayah VIII Surabaya BP2HP Wilayah IX Denpasar BP2HP Wilayah X Pontianak BP2HP Wilayah XI Banjarbaru BP2HP Wilayah XII Palangkaraya BP2HP Wilayah XIII Samarinda BP2HP Wilayah XIV Palu BP2HP Wilayah XV Makassar BP2HP Wilayah XVI Ambon BP2HP Wilayah XVII Jayapura BP2HP Wilayah XVIII Manokwari Jumlah Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

21 Tabel I.3. DAFTAR SARANA DAN PRASARANA DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2009 No Saldo Per Mutasi Saldo Per Akun Neraca Satuan 1 Januari 2009 Bertambah Berkurang 31 Desember 2009 Kode Uraian Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Tanah m2 4,374,748 18,411,011,874 23, ,633,632, ,724,500 4,397, ,881,919, Peralatan dan Mesin Unit/ Buah 12,472 47,706,839,964 1,334 15,924,459, ,567,927,238 13,542 57,063,372, Gedung dan Bangunan Unit 48 10,615,176, ,994,599, ,609,776, Jalan dan Jembatan m2 1,402 70,060, ,402 70,060, Irigasi Unit 2 74,050, ,110, ,160, Jaringan Unit ,492, ,953, ,445, Aset Tetap Lainnya Buah ,550, ,243,974, ,219, ,758,305, Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Konstruksi Dalam Pengerjaan*) Aset Tak Berwujud Lainnya Buah , , ,242,723,835-9,242,723,835-0 Unit ,870, ,101, ,900, ,072,422 Total 78,644,052, ,280,305,626 16,360,495, ,563,862,114 Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi Keterangan : *) Tidak ada kuantitas. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

22 Tabel I.4. REKAPITULASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN No Jenis Peraturan Nomor Tentang I. Tahun Peraturan Menteri 2 Peraturan Menteri 3 Peraturan Menteri 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri 9 Peraturan Menteri P.01/Menhut-II/2006 P.05/Menhut-II/2006 P.10/Menhut-II/2006 P.12/Menhut-II/2006 P.13/Menhut-II/2006 P.14/Menhut-II/2006 P.15/Menhut-II/2006 P.16/Menhut-II/2006 P.19/Menhut-II/2006 Mekanisme Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Departemen. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.03/Menhut-II/2005 tentang Pedoman Verifikasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam dan atau Pada Hutan Tanaman Yang Diterbitkan Oleh Gubernur atau Bupati/Walikota. Inventarisasi Hutan Produksi Tingkat Unit Pengelolaan Hutan. Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor P.05/Menhut-Ii/2004 Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Melalui Penawaran Dalam Pelelangan. Perubahan Atas Permenhut Nomor P.15/Menhut-II/2004 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Melalui Penawaran Dalam Pelelangan. Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Tata Cara Pengajuan Penghapusan Piutang Negara Macet Dari Dana Reboisasi Dan Provisi Sumber Daya Hutan Lingkup Departemen. Tata Cara Penulisan Referensi 15 Digit Pada Pembayaran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR), dan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH). Perubahan Keputusan Menteri Nomor Sk.47/Menhut-II/2004 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengambilalihan Saham Pada Perusahaan Izin Usaha Pemanfaatan Hash Hutan Kayu Pada Hutan Alam Dan Atau Hutan Tanaman Yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

23 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 10 Peraturan Menteri P.20/Menhut-II/2006 Perubahan Keputusan Menteri Nomor SK.256/Menhut-II/2004 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pelepasan/ Penjualan Saham Badan Usaha Milik Negara Pada Perusahaan Hutan Tanaman Industri Patungan. 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri 14 Peraturan Menteri 15 Peraturan Menteri 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri 20 Peraturan Menteri P.21/ Menhut-II/ 2006 P.48/Menhut-II/2006 P.51/Menhut-II/2006 P.55/Menhut-II/2006 P.57/Menhut-II/2006 P.58/Menhut-II/2006 P.61/Menhut-II/2006 P.62/Menhut-II/2006 P.63/Menhut-II/2006 P.64/Menhut-II/2006 Perubahan Keputusan Menteri Nomor 246/Kpts-II/1996 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Nomor 70/Kpts-II/1995 Tentang Pengaturan Tata Ruang Hutan Tanaman Industri. Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Temuan, Sitaan Dan Rampasan. Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal dari Hutan Hak. Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara. Perubahan Atas Keputusan Menteri Nomor SK.149/Menhut-II/2004 Tentang Tata Cara Pengenaan, Penagihan, Dan Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Pada Hutan Tanaman. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) Departemen Tahun Kawasan Hutan Yang Dapat Dicadangkan Atau Diberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.51/Menhut-II/2006 Tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) Untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Hak. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.14/Menhut-II/2006 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

24 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 21 Peraturan Menteri P.65/Menhut-II/2006 Persyaratan Dan Tata Cara Penilaian Lembaga Penilai Independen (LPI), Mampu Untuk Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL). 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri 26 Keputusan Menteri 27 Keputusan Menteri 28 Keputusan Menteri 29 Keputusan Menteri P.66/Menhut-II/2006 P.70/Menhut-II/ 2006 P.78/Menhut-II/2006 P.557/Menhut-II/2006 SK.09/Menhut-VI/2006 SK.346/Menhut-II/2006 SK.352/Menhut-II/2006 SK.255/VI-BPHA/2006 Perubahan Keputusan Menteri No.292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Nomor 300/Kpts-II/2003 Tentang Pendaftaran Ulang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Menteri Nomor P.16/Menhut-II/2004 Dan Nomor P.28/Menhut-II/2005. Tambahan (Perluasan) Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman. Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi. Perubahan Keputusan Menteri Nomor : SK.318/Menhut-VI/2004 Tentang Pembentukan Tim Evaluasi Dan Dewan Pertimbangan Verifikasi Pada Kegiatan Penilaian Kinerja Industri Primer Hasil Hutan Kayu Oleh LPI Mampu. Penetapan Besarnya Biaya Persiapan Lelang Hasil Hutan Kayu Temuan, Sitaan Dan Rampasan. Penetapan Harga Limit Lelang Hasil Hutan Kayu Dan Bukan Kayu. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Tentang Penetapan Rencana Produksi Hasil Hutan Kayu Secara Nasional Periode Tahun 2007 Yang Berasal Dari Pemanfaatan Hutan Produksi Alam Yang Dibebani Iuphhk Yang Sah Untuk Masing- Masing Provinsi II. Tahun Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2007 Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. 2 Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2007 Dana Reboisasi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

25 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 3 Peraturan Presiden 17 tahun 2007 Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Indonesia. 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri 9 Peraturan Menteri 10 Peraturan Menteri 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri 14 Peraturan Menteri P.5/Menhut-II/2007 P.6/Menhut-II/2007 P.9/Menhut-II/2007 P.16/Menhut-II/2007 P.17/Menhut-II/2007 P.18/Menhut-II/2007 P.19/Menhut-II/2007 P.20/Menhut-II/2007 P.23/Menhut-II/2007 P.26/Menhut-II/2007 P.31/Menhut-II/2007 Penetapan Jenis-jenis Kayu Yang Berasal Dari Hutan Hak di Provinsi Sumatera Utara Yang Pengangkutannya Menggunakan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU). Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, dan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu. Perubahan Kelima atas Permenhut Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen. Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, dan Pembayaran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR). Tata Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi. Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Produksi. Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri No. 292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

26 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 15 Peraturan Menteri P.33/Menhut-II/2007 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor P.51/Menhut-II/2006 tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal dari Hutan Hak. 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri 20 Peraturan Menteri 21 Peraturan Menteri 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri P.34/Menhut-II/2007 P.35/Menhut-II/2007 P.37/Menhut-II/2007 P.40/Menhut-II/2007 P.41/Menhut-II/2007 P.45/Menhut-II/2007 P.48/Menhut-II/2007 P.51/Menhut-II/2007 P.54/Menhut-II/2007 P.60/Menhut-II/2007 Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Hasil Hutan Bukan Kayu. Hutan Kemasyarakatan. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.6/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.9/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, dan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman. Tata Cara Izin Peralatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Standar Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul Kayu (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak. Izin Peralatan untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Pada Hutan Alam atau Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) atau Hasil Lelang. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.19/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

27 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 26 Peraturan Menteri P.61/Menhut-II/2007 Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.20/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. 27 Peraturan Menteri 28 Keputusan Menteri III. Tahun 2008 P.62/Menhut-II/2007 SK.388/Menhut-VI/2007 Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Nomor 292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Penetapan Rencana Produksi Kayu Bulat Secara Nasional Periode Tahun 2008 Yang Berasal Dari Pemanfaatan Hutan Tanaman Produksi Alam Yang Dibebani Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Yang Sah. 1 Peraturan Pemerintah 2 Tahun 2008 Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di luar Kegiatan Yang pada Departemen. 2 Peraturan Pemerintah 3 Tahun 2008 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. 3 Peraturan Pemerintah 7 Tahun 2008 Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri P.1/Menhut-II/2008 P.2/Menhut-II/2008 P.3/Menhut-II/2008 P.4/Menhut-II/2008 P.5/Menhut-II/2008 Rencana Tingkat Nasional. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.45/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Izin Peralatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Deliniasi Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pemberian Izin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan untuk Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK). Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.23/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

28 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 9 Peraturan Menteri P.6/Menhut-II/2008 Pedoman Penyelenggaraan Statistik. 10 Peraturan Menteri 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri 14 Peraturan Menteri 15 Peraturan Menteri 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri P.7/Menhut-II/2008 P.9/Menhut-II/2008 P.11/Menhut-II/2008 P.12/Menhut-II/2008 P.17/Menhut-II/2008 P.35/Menhut-II/2008 P.36/Menhut-II/2008 P.39/Menhut-II/2008 P.43/Menhut-II/2008 P.47/Menhut-II/2008 Perubahan Kedua Peraturan Menteri Nomor P.45/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Izin Peralatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Persyaratan Kelompok Tani Hutan untuk Mendapatkan Pinjaman Dana Bergulir Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Perubahan Kedua Peraturan Menteri Nomor P.19/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. Perubahan Kedua Peraturan Menteri Nomor P.20/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor P.54/Menhut-II/2007 tentang Izin Peralatan untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Pada Hutan Alam atau Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) atau Hasil Lelang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Hutan Alam (IUPHHBK-HA) atau dalam Hutan Tanaman (IUPHHBK-HT) pada Hutan Produksi. Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan. Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Penetapan Harga Limit Lelang Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

29 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 20 Peraturan Menteri P.52/Menhut-II/2008 Tata Cara dan Persyaratan Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. 21 Peraturan Menteri 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri 26 Peraturan Menteri 27 Peraturan Menteri 28 Peraturan Menteri 29 Peraturan Menteri 30 Peraturan Menteri IV. Tahun Peraturan Menteri P.53/Menhut-II/2008 P.56/Menhut-II/2008 P.58/Menhut-II/2008 P.59/Menhut-II/2008 P.61/Menhut-II/2008 P.62/Menhut-II/2008 P.63/Menhut-II/2008 P.64/Menhut-II/2008 P.65/Menhut-II/2008 P.69/Menhut-II/2008 P.4/Menhut-II/2009 Optimalisasi Peruntukan Areal Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK). Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan. Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Penunjukkan Unit Kliring Data Spasial Departemen. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Tata Cara Pemberian Rekomendasi Gubernur dalam rangka Permohonan atau Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam atau Hutan Tanaman. Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen. Rekomendasi Ekspor Produk Kayu Olahan Ulin. Standar Pelayanan Minimum untuk Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. Penyelesaian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Sementara. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

30 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 2 Peraturan Menteri P.5/Menhut-II/2009 Pelimpahan Sebagaian Urusan Pemerintahan (Dekonsentrasi) Bidang Kepada 33 Gubernur Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah Tahun Peraturan Menteri 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri 9 Peraturan Menteri 10 Peraturan Menteri 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri P.6/Menhut-II/2009 P.7/Menhut-II/2009 P.8/Menhut-II/2009 P.9/Menhut-II/2009 P.11/Menhut-II/2009 P.13/Menhut-II/2009 P.14/Menhut-II/2009 P.15/Menhut-II/2009 P.16/Menhut-II/2009 P.17/Menhut-II/2009 P.18/Menhut-II/2009 Pembentukan Wilayah Kesatuan Pemangkuan Pengelolaan Hutan. Pedoman Pemenuhan Bahan Baku Kayu Untuk Kebutuhan Lokal. Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan hasil Hutan Yang Berasal dari Hutan Negara. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.35/Menhut-II/2008 tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan. Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi. Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.62/Menhut-II/2008 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.32/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, dan Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan pada Hutan Produksi. Perubahan Kelima Atas Keputusan Menteri Nomor 292/Kpts-II/1995 tantang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan. Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor P.37/Menhut-II/2007 tentang Hutan Kemasyarakatan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

31 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 14 Peraturan Menteri P.19/Menhut-II/2009 Strategi Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Nasional. 15 Peraturan Menteri 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri 20 Peraturan Menteri 21 Peraturan Menteri 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri P.21/Menhut-II/2009 P.23/Menhut-II/2009 P.24/Menhut-II/2009 P.28/Menhut-II/2009 P.29/Menhut-II/2009 P.30/Menhut-II/2009 P.33/Menhut-II/2009 P.34/Menhut-II/2009 P.35/Menhut-II/2009 P.36/Menhut-II/2009 P.37/Menhut-II/2009 Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. Tata Cara Penyerahan Kembali Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Sebelum Jangka Waktu Izin Berakhir. Pendaftaran Ulang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu. Tata Cara Pelaksanaan Konsultasi dalam rangka Pemberian Persetujuan Substansi Atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.52/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD). Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Tata Cara dan Persyaratan Pemindahtanganan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu. Tata Cara Penerbitan Rekomendasi Ekspor Produk Kayu Ulin Olahan (Prokalino) Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbon pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.20/Menhut-II/2005 tentang Kerjasama Operasi (KSO) pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

32 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 26 Peraturan Menteri P.38/Menhut-II/2009 Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Penilaian Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. 27 Peraturan Menteri 28 Peraturan Menteri 29 Peraturan Menteri 30 Peraturan Menteri 31 Peraturan Menteri P.41/Menhut-II/2009 P.43/Menhut-II/2009 P.45/Menhut-II/2009 P.46/Menhut-II/2009 P.47/Menhut-II/2009 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Nomor P.49/Menhut-II/2007 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Menteri Sebagai Pengguna Anggaran/Barang di Provinsi kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis yang ditunjuk Selaku Koordinator. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.16/Menhut-II/2007 tentang Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu. Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan yang berasal dari Hutan Negara. Tata Cara Pemberian Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu atau Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Produksi. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.48/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Temuan, Sitaan, dan Rampasan. 32 Peraturan Menteri P.48/Menhut-II/2009 Penggunaan Peta Dasar Tematik Skala 1 : Peraturan Menteri 34 Peraturan Menteri 35 Peraturan Menteri 36 Peraturan Menteri P.49/Menhut-II/2009 P.53/Menhut-II/2009 P.56/Menhut-II/2009 P.58/Menhut-II/2009 Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.4/Menhut-II/2009 tentang Penyelesaian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Sementara. Pemasukan dan Penggunaan Alat untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan atau Izin Pemanfaatan Kayu. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem. Penggantian Nilai Tegakan dari Izin Pemanfaatan Kayu dan atau dari Penyiapan Lahan dalam Pembangunan Hutan Tanaman. 37 Peraturan Menteri P.59/Menhut-II/2009 Rencana Kerja (Renja) Departemen Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

33 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 38 Peraturan Menteri P.63/Menhut-II/2009 Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan Silvo Pastura pada Hutan Produksi. 39 Peraturan Menteri 40 Peraturan Menteri 41 Peraturan Menteri 42 Peraturan Menteri 43 Peraturan Menteri 44 Keputusan Menteri 45 Peraturan Dirjen Bina Produksi 46 Peraturan Dirjen Bina Produksi 47 Peraturan Dirjen Bina Produksi 48 Peraturan Dirjen Bina Produksi P.64/Menhut-II/2009 P.65/Menhut-II/2009 P.67/Menhut-II/2009 P.69/Menhut-II/2009 P.70/Menhut-II/2009 SK.651/Menhut-II/2009 P.6/VI-Set/2009 P.8/VI-Set/2009 P.9/VI/BPHA/2009 P.14/VI-BIKPHH/2009 Standard Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam rangka Pembangunan Hutan Tanaman. Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan (Dolapkeu-PHP2H). 8 (Delapan) Kebijakan Prioritas Bidang dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II. Penetapan Rencana Produksi Kayu Bulat Secara Nasional Periode Tahun 2010 yang berasal dari Pemanfaatan Hutan Produksi Alam yang dibebani Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Yang Sah. Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu. Petunjuk Pelaksanaan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) untuk Mempekerjakan Sarjana dan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Metode Pengukuran dan Tabel Isi Kayu Bulat Rimba Nusantara. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

34 No Jenis Peraturan Nomor Tentang 49 Keputusan Dirjen Bina Produksi SK.221/VI-BPPHH/2009 Pembentukan Pokja Persiapan Implementasi Peraturan Menteri Nomor P.38/Menhut-II/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Penilaian Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak dan Peraturan Dirjen Bina Produksi Nomor P.6/VI-Set/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu. 50 Keputusan Dirjen Bina Produksi SK.235/VI-BPHA/2009 Penetapan Jatah Produksi Kayu Bulat Nasional Periode Tahun 2010 yang Berasal dari Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam Yang Sah di setiap Provinsi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

35 Tabel I.5 REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN No Satuan Kerja Anggaran (x Rp 1.000) 2005 Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) Realisasi (x Rp 1.000) % 1 Pusat 154,506,546 95,072, ,893,761 77,012, ,200, ,896, ,251,699 92,616, ,964,835 60,248, Daerah / UPT 73,073,453 64,357, ,589,203 85,667, ,178,400 75,744, ,755,306 99,707, ,323, ,002, Jumlah 227,579, ,429, ,482, ,679, ,379, ,641, ,007, ,323, ,288, ,250, Sumber : Setditjen BPK (2009). Realisasi Anggaram (%) Grafik Realisasi Anggaran DIPA Ditjen Bina Produksi TA Tahun Anggaran dan Realisasi (xrp 1.000) Grafik Anggaran dan Realisasi DIPA 2005 ########## Ditjen Bina #### Produksi TA ########## #### 300,000, ########## #### 2008 ########## #### 250,000, ########## #### 200,000, ,000, ,000,000 50,000, Tahun Anggaran Realisasi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

36 II. SUMBERDAYA HUTAN II.1. Kawasan Hutan Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu ditetapkan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas, dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunjuk sebagai kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap. Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri dalam bentuk Surat Keputusan Menteri tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Penunjukan kawasan hutan ini disusun berdasarkan hasil paduserasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Tata Guna Hutan Kesepatakan (TGHK). Penunjukan kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang, kawasan hutan dibagi kedalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi, dengan pengertian sebagai berikut : a. Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan Konservasi terdiri dari : Kawasan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM); Kawasan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (THR), dan Taman Wisata Alam (TWA); dan Taman Buru (TB). b. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. c. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Berdasarkan paduserasi Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), luas kawasan hutan Indonesia seluas hektar. Paduserasi TGHK-RTRWP merupakan dasar utama dalam Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2009 masih terdapat 3 (tiga) provinsi yang belum selesai proses paduserasi TGHK dan RTRWP-nya, yaitu : Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Tengah, sehingga penghitungan luas kawasan hutannya masih menggunakan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

37 TGHK. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan luas kawasan hutan, baik kawasan hutan tetap maupun kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi. II.2. Hutan Produksi Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang, dijelaskan bahwa Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi terdiri dari : Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Hutan Produksi seluas ,69 hektar, dengan luas yang dibebani hak (IUPHHK-HA/RE/HT/HHBK) seluas ,04 hektar. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

38 Tabel II.1.1. LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN YANG TELAH DITUNJUK BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Surat Keputusan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Nomor Perairan Daratan Jumlah Taman Buru Luas Kawasan Hutan dan Perairan (Ha) Hutan Lindung (HL) Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi Tetap (HP) Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK) Total HP (HPT+HP+ HPK) Jumlah Luas Daratan Kawasan Hutan Jumlah Luas Kawasan Hutan dan Perairan 1 Aceh 170/Kpts-II/ , , ,733 80,000 1,844,500 37, , ,580 3,335,713 3,549,813 2 Sumatera Utara 44/Menhut-II/ , ,720 8,350 1,297, ,270 1,035,690 52,760 1,967,720 3,742,120 3,742,120 3 Sumatera Barat 422/Kpts-II/ , , , , , , ,578 2,600,286 2,600,286 4 Riau 173/Kpts-II/ , ,240 16, ,150 1,971,553 1,866,132 4,770,085 8,607,770 9,456,160 9,456,160 1) 5 Kepulauan Riau ) 6 Jambi 421/Kpts-II/ , , , , , ,312,190 2,179,440 2,179,440 7 Bengkulu 420/Kpts-II/ , ,582 25, , ,075 34, , , ,964 8 Sumatera Selatan 76/Kpts-II/ , , , , ,370 1,826, ,445 2,475,808 3,742,327 3,759,327 9 Kep. Babel*) 357/Menhut-II/ ,690 34, , , , , , Lampung 256/Kpts-II/ , , ,615 33, , ,090 1,004,735 1,004, DKI Jakarta 220/Kpts-II/ , , , Jawa Barat 195/Kpts-II/ , ,759 12, , , , , , , Banten - 51, , , ,359 49,439 26, , , ,254 3) 14 Jawa Tengah 359/Menhut-II/ ,117 16, , , , , , , , DI Yogyakarta 171/Kpts-II/ , , ,851 16,820 16, Jawa Timur 417/Kpts-II/ , , , , ,453 1,357,206 1,357, Bali 433/Kpts-II/1999 3,415 22,879 26, ,766 6,719 1, , , , NTB 598/Menhut-II/ , , , , , , ,309 1,035,838 1,046, NTT 423/Kpts-II/ ,922 83, ,768 12, , , , , ,440 1,555,068 1,808, Kalimantan Barat 259/Kpts-II/ ,000 1,568,580 1,645, ,307,045 2,445,985 2,265, ,350 5,226,135 9,101,760 9,178, Kalimantan Tengah 59/Kpts/Um/10/ , , ,000 3,400,000 6,068,000 4,302,581 13,770,581 15,300,000 15,300, Kalimantan Timur 79/Kpts-II/ ,164,698 2,165, ,751,702 4,612,965 5,121, ,734,653 14,651,053 14,651,553 3) 23 Kalimantan Selatan 435/Menhut-II/ , , , ,424 1,040,272 1,566,697 1,566, Gorontalo ) 25 Sulawesi Utara 452/Kpts-II/ , , , , , ,108 34, ,493 1,526,005 1,615, Sulawesi Tengah 757/Kpts-II/ , ,248 5,000 1,489,923 1,476, , ,856 2,228,761 4,394,932 4,394, Sulawesi Selatan 434/Menhut-II/ , , , ,232, , ,024 22, ,846 2,118,992 2,725, Sulawesi Tenggara 454/Kpts-II/ , , ,069 8,000 1,061, , , ,123 1,264,798 2,518,337 2,600, Sulawesi Barat 890/Kpts-II/1999 8,458 1,283 9, , ,775 65,001 79, ,511 1,185,666 1,194,124 4) 30 Maluku 415/Kpts-II/ , , , ,809,634 1,653,625 1,053,171 2,304,932 5,011,728 7,146,109 7,264, Maluku Utara ) 32 Papua 891/Kpts-II/1999 1,678,480 8,025,820 9,704, ,619,090 2,054,110 10,585,210 9,262,130 21,901,450 40,546,360 42,224, Papua Barat ) 3,429,847 19,876,870 23,306, ,632 31,551,088 22,427,298 36,748,092 22,682,385 81,857, ,453, ,883,213 Sumber : Direktorat Jenderal Planologi diolah lebih lanjut oleh Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Keterangan : 1) Belum ada SK Penunjukan dan data masih berdasarkan TGHK 2) Belum ada SK Penunjukan, data masih bergabung dengan provinsi induk 3) Review SK Penunjukan masih dalam konsep SK dan peta lampirannya 4) Penghitungan ulang secara digital berdasarkan Peta Penunjukan Provinsi Sulawesi Selatan *) Luas Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan SK No.76/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 adalah ha. Ket Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

39 No Provinsi Tabel II.1.2. LUAS DAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 Hutan Produksi Tetap (HP) Luas Hutan Produksi (ha) Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi Dapat Dikonversi (HPK) Jumlah Hutan Alam IUPHHK-HA Luas Hutan Produksi Yang dibebani Hak (ha) Hutan Tanaman IUPHHK-RE IUPHHK-HTI**) IUPHHBK- HT 1 Aceh 601, , , , , , Sumatera Utara 1,035, , , ,967, , , , , Sumatera Barat 434, , , , , , , Riau 1,866, ,971, ,770, ,607, , ,488, , ,828, Kepulauan Riau*) Jambi 971, , ,312, , , , Bengkulu 34, , , , , , Sumatera Selatan 2,293, , , ,941, , , ,396, ,505, Bangka Belitung 466, , , , Lampung 191, , , , , DKI Jakarta Jawa Barat 202, , , Banten 26, , , Jawa Tengah 362, , , DI Yogyakarta 13, , Jawa Timur 811, , Bali 1, , , NTB 150, , , , , NTT 428, , , , , , Kalimantan Barat 2,265, ,445, , ,226, ,194, ,541, ,736, Kalimantan Tengah 6,068, ,400, ,302, ,770, ,055, , , ,580, Kalimantan Timur 5,121, ,612, ,734, ,145, ,409, ,555, Kalimantan Selatan 762, , , ,040, , , , Sulawesi Utara 168, , , , , , , Gorontalo*) , , Sulawesi Tengah 500, ,476, , ,228, , , , Sulawesi Tenggara 633, , , ,264, , , , Sulawesi Selatan 124, , , , , , Sulawesi Barat*) , , , Maluku 1,053, ,653, ,304, ,011, , , , Maluku utara*) , , , , Papua 10,585, ,054, ,262, ,901, ,305, , , ,685, Papua Barat*) ,969, ,969, ,175, ,059, ,574, ,810, ,540, , ,186, , , ,837, Sumber : Direktorat Jenderal Planologi dan Direktorat BRPHP, Ditjen BPK Keterangan : *) Masih mengacu pada luas kawasan hutan provinsi induk (sebelum pemekaran) **) Terdiri dari IUPHHK-HT SK Definitif dan SK Sementara IUPHHK- HTR Jumlah Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

40 III. PEMANFAATAN HUTAN ALAM DAN HUTAN TANAMAN III.1. Pemanfaatan Hutan Alam Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan Hutan Produksi dilaksanakan melalui pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu, dan Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IUPHHK dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disebut IUPHHBK dalam Hutan Alam adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHBK-HA) dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Indonesia, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Berdasarkan data sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah IUPHHK-HA sebanyak 304 unit dengan luas areal seluas ,00 hektar yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia, sedangkan untuk IUPHHBK-HA tidak ada izin. Areal pemanfaatan kayu pada hutan alam terbanyak tersebar di Provinsi Kalimantan Timur sejumlah 87 unit dengan luas areal seluas ,00 hektar. Jatah Potensi Tebangan (JPT) tahun 2009 sebesar 9,1 juta m 3 yang tersebar pada 19 provinsi. JPT terbesar pada Provinsi Kalimantan Timur sebesar m 3, sedangkan terkecil pada Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu masing-masing sebesar m 3. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

41 Izin Peralatan untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Alam atau Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) atau Hasil Lelang diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.54/Menhut- II/2007 jo P.17/Menhut-II/2008. Sampai tahun 2009 (sampai Bulan Agustus) telah dikeluarkan Izin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam sebanyak 75 izin. Sejak ditetapkannya Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang Pemasukan dan Penggunaan Alat untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan atau Izin Pemanfaatan Kayu, diatur bahwa Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IUPH) yang diberikan kepada pemegang izin telah termasuk Izin Pemasukan dan Penggunaan Alat ke dalam kawasan hutan pada areal kerjanya. Jumlah investasi pada IUPHHK-HA sebesar 8,35 trilyun (nilai perolehan) dari 157 unit yang melaporkan investasi kepada Ditjen Bina Produksi dari total 304 unit yang ada. Jumlah IUPHHK-HA yang mendapatkan Sertifikat Mandatory Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) sampai dengan tahun 2009 sebanyak 123 unit dengan luas hektar, yang terdiri dari kategori : Sangat Baik sebanyak 1 (satu) unit, Baik sebanyak 26 unit dan sebanyak 96 unit. III.2. Pemanfaatan Hutan Tanaman Industri (HTI) IUPHHK dan/atau IUPHHBK dalam Hutan Tanaman adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam Hutan Tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah Hutan Tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasill hutan. Pemanfaatan hutan produksi dilaksanakan melalui pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu, dan Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHBK-HT) dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Indonesia, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

42 Berdasarkan data sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah IUPHHK-HTI sebanyak 206 unit (SK definitif) dengan areal seluas ,00 hektar yang tersebar pada 20 provinsi dan SK Sementara sebanyak 25 unit dengan areal seluas ,00 hektar, sedangkan untuk IUPHHBK-HT terdapat 1 (satu) izin di Provinsi Riau dengan luas hektar. Perkembangan pembangunan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) tahun 2009 seluas hektar yang tersebar di 10 provinsi, sedangkan luas tanaman kumulatif sampai dengan tahun 2009 seluas hektar yang tersebar di 20 provinsi. Izin Peralatan Pemanfaatan Hektarsil Hutan Kayu dan Bukan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P. 45/Menhut-II/2007 jo P.2/Menhut-II/2008. Sampai tahun 2009 (sampai dengan Bulan Agustus) telah dikeluarkan Izin Peralatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu pada Hutan Tanaman sebanyak 95 izin. Sejak ditetapkannya Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang Pemasukan dan Penggunaan Alat untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan atau Izin Pemanfaatan Kayu, diatur bahwa Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IUPH) yang diberikan kepada pemegang izin telah termasuk Izin Pemasukan dan Penggunaan Alat ke dalam kawasan hutan pada areal kerjanya dalam rangka pelaksanaan kegiatan. Investasi pada IUPHHK-HTI sebesar 1,67 trilyun (nilai perolehan) dari 44 unit IUPHHK-HTI yang melaporkan investasi kepada Ditjen Bina Produksi. Jumlah IUPHHK-HTI yang telah mendapatkan Sertifikat Pengelolaan Hutan Tanaman Produksi Lestari (PHTPL) sampai dengan tahun 2009 sebanyak 61 unit dengan areal seluas hektar, yang terdiri dari kriteria : Baik sebanyak 15 unit dan sebanyak 46 unit. III.3. Pemanfaatan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

43 Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. Tata Cara Permohonan IUPHHK-HTR diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.23/Menhut-II/2007 jo P.5/Menhut-II/2008. Sampai dengan Bulan Desember 2009 telah terealisasi pencadangan areal untuk HTR oleh Menteri seluas ,73 hektar, sedangkan IUPHHK-HTR telah dikeluarkan 14 izin oleh Bupati dengan luas ,04 hektar. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

44 Tabel III.1.1. REKAPITULASI JUMLAH IUPHHK-HA TAHUN No Tahun Jumlah (Unit) Luas Areal (Juta Ha) Grafik Perkembangan Jumlah IUPHHK-HA Tahun / / / / Jumlah (Unit) / / / / / / / / / / / /2000 Tahun / / Luas (Juta Ha) Grafik Perkembangan Luas Areal IUPHHK-HA Tahun / / / / / / / / / Tahun Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Drektorat Jenderal Bina Produksi Tahun

45 Tabel III.1.2. REKAPITULASI JUMLAH IUPHHK-HA PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 IUPHHK-HA (SK Definitif) No Provinsi Swasta Murni BUMN Penyertaan Saham Patungan Total Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) 1 Aceh 4 224, , ,644 2 Sumatera Utara 5 288, , ,803 3 Sumatera Barat 4 194, ,290 4 Riau 1 44, , , ,408 5 Kepulauan Riau Jambi 2 45, ,825 7 Sumatera Selatan 2 108, ,170 8 Bengkulu 2 56, ,070 9 Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , , ,195, Kalimantan Tengah 21 1,413, ,301, , ,086, Kalimantan Selatan 1 15, , , , Kalimantan Timur 50 3,473, , ,696, , ,183, Sulawesi Utara 2 60, , Gorontalo 3 145, , Sulawesi Tengah , , , Sulawesi Tenggara 3 385, , Sulawesi Selatan Sulawesi Barat 3 165, , , Maluku 9 485, , , , Maluku Utara , , , Papua 26 4,839, , ,516, Papua Barat 22 3,885, ,885,970 Total ,839, , ,262, , ,770,887 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

46 Tabel III.1.3. PENETAPAN JATAH PRODUKSI TAHUNAN KAYU BULAT NASIONAL DAN PERUBAHANNYA YANG BERASAL DARI IUPHHK-HA TAHUN JPT Per Tahun (m3) Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen No Provinsi SK.207/ SK.207/ SK.414/ SK.388/ SK.400/ SK.195/VI- SK.252/VI- SK.268/VI- SK.173/VI- SK.255/VI- SK.289/VI- SK.432/VI- Menhut-II/ Menhut- Menhut- Menhut- Menhut- BPHA/ 2004 BPHA/ 2004 BPHA/ 2006 BPHA/ 2006 BPHA/ 2006 BPHA/ 2007 BPHA/ II/2004 IV/2006 VI/2007 II/ Aceh 47,500 47, , , ,000 35,000 35,000 2 Sumatera Utara 71,250 74, , , ,000 75,000 75,000 3 Sumatera Barat 98,570 98, , , , , ,000 4 Riau 241, , , , , , ,000 5 Kepulauan Riau Jambi 120, ,650 74,130 80,817 70,000 60,000 50,000 7 Sumatera Selatan ,000 8 Bangka Belitung Bengkulu 0 33,531 36,630 36,630 35, , Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat 0 28,500 33,800 33, Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 318, , , , , , , Kalimantan Tengah 1,045,000 1,089, , ,120 1,850,000 1,850,000 2,030, Kalimantan Selatan 57,000 57,000 52,200 52,200 65,000 65,000 65, Kalimantan Timur 1,477,250 1,531,023 2,440,700 2,582,230 2,350,000 2,425,000 2,450, Sulawesi Utara 31,350 31,350 25,200 25,200 20,000 30,000 40, Gorontalo 76,000 83,992 25,650 25,650 85,000 85,000 75, Sulawesi Tengah 142, , , , , , , Sulawesi Tenggara 9,500 9, ,000 75, Sulawesi Selatan 0 85, , , , Sulawesi Barat 85, ,000 90, Maluku 140, , , , , , , Maluku Utara 170, , , , , , , Papua 618, , , , ,000 1,230,000 1,225, Papua Barat 707, ,500 1,412,280 1,477,600 1,439,000 1,435,000 1,200,000 Jumlah 5,456,570 5,456,570 5,626,835 8,152,250 8,152,250 8,452,930 9,100,000 9,100,000 9,100,000 9,100,000 9,100,000 9,100,000 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

47 Tabel III.1.4. REKAPITULASI PERIZINAN PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN PADA IUPHHK-HA TAHUN 2009 No Provinsi Keterangan I II III IV Jumlah 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Riau Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Kalimantan Tengah Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Kalimantan Selatan Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Kalimantan Timur Izin terbit sesuai Permenhut No. P.53/Menhut-II/ Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Maluku Utara Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Papua Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/ Papua Barat Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 Jumlah Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Jumlah IUPHHK-HA (Unit) Jumlah Pengesahan Izin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Per Triwulan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

48 Tabel III.1.5. REKAPITULASI NILAI INVESTASI IUPHHK-HA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN No Tahun Jumlah IUPHHK-HA Yang Lapor Nilai Perolehan (Juta Rp) Nilai Buku (Juta Rp) Total Asset (Juta Rp) ,799, ,580, ,106, ,261, ,747, ,779, ,735, ,955, ,307, ,773, ,778, ,533, ,357, ,144, ,157,398.8 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Grafik Perkembangan Investasi (Nilai Perolehan) IUPHHK-HA Tahun Investasi (Juta Rp) 10,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

49 Tabel III.1.6. NILAI INVESTASI IUPHHK-HA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah IUPHHK-HA Yang Lapor Nilai Perolehan (Rp) Nilai Buku (Rp) Total Asset (Rp) 1 Aceh Sumatera Utara 3 37,465,731,746 5,231,763,229 22,679,969,924 3 Sumatera Barat 2 53,335,893,786 38,576,234, ,229,206,318 4 Riau 6 124,637,207,322 18,452,605, ,494,901,152 5 Kepulauan Riau Jambi 1 10,299,489,509 5,613,434,924 7,936,675,955 7 Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat ,199,178, ,849,175,402 1,098,052,482, Kalimantan Tengah 37 1,906,628,740, ,687,609,596 2,549,512,932, Kalimantan Selatan 3 65,028,258,298 6,815,998, ,622,457, Kalimantan Timur 45 3,070,533,937,392 1,227,809,911,459 3,358,388,942, Sulawesi Utara 1 5,169,496, ,043,116 3,261,716, Gorontalo 2 953,479,620, ,765,668,714 1,765,243,282, Sulawesi Tengah 8 104,915,385,378 26,131,254,289 81,739,578, Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat 2 62,637,382,086 13,351,813,567 68,271,206, Maluku 3 79,395,057,877 30,299,128, ,248,585, Maluku Utara 7 109,735,716,262 60,046,355, ,166,768, Papua ,140,815, ,144,976,699 1,644,785,753, Papua Barat ,472,029, ,779,758, ,764,379,127 Jumlah 157 8,357,073,940,827 3,144,372,731,179 12,157,398,838,437 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

50 Tabel III.1.7 REKAPITULASI IUPHHK-HA YANG MENDAPATKAN SERTIFIKAT MANDATORY PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI LESTARI (PHAPL) PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Luas (Ha) Sertifikat Mandatory (Unit) Sangat Baik Baik Jumlah 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat 57, Riau 50, Kepulauan Riau Jambi 122, Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat 492, Kalimantan Tengah 3,139, Kalimantan Selatan 87, Kalimantan Timur 3,762, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah 98, Sulawesi Tenggara 48, Sulawesi Barat 48, Maluku 441, Maluku Utara 682, Papua 1,391, Papua Barat 1,808, Jumlah 12,230, Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

51 Tabel III.1.8 DAFTAR IUPHHK-HA YANG MENDAPATKAN SERTIFIKAT MANDATORY PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI LESTARI (PHAPL) SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan I. 1 2 Provinsi Sumatera Barat PT. Andalas Merapi Timber S.205/Menhut-VI/ ,840 82/Kpts-II/2000 / 22 Desember April 2005 PT. Andalas Merapi Timber ST.04/Menhut-VI/ ,840 82/Kpts-II/2000 / 22 Desember Pebruari April Pebruari Jumlah 57,680 II. 1 Provinsi Riau PT. The Best One Uni Timber S.212/Menhut-VI/ ,620 38/Kpts-II/2001 / 15 Pebruari April April Jumlah 50,620 Peringkat Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak III. Provinsi Jambi 1 PT. Asia Log S.203/Menhut-VI/ , April 2008 Baik 674/Kpts-II/1997 / 10 Oktober April 2005 PT. Putra Duta Indah Wood S.222/Menhut-VI/ , April /Kpts-IV/1988 / 21 Maret April Jumlah 122,239 IV Provinsi Kalimantan Barat PT. Suka Jaya Makmur S.173/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 29 Desember Mei 2004 PT. Wanasokan Haslindo S.514/Menhut-VI/ , /KPts-II/2000 / 25 Agustus Agustus 2006 PT. Karunia Hutan Lestari KT.02/Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1999 / 14 Oktober April 2007 PT. Batasan ST.18/Menhut-IV/ , /Menhut-II/2004 / 19 Oktober Pebruari 2008 PT. Suka Jaya Makmur ST.10/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 29 Desember Pebruari Mei Agustus April Pebruari Pebruari 2012 Baik Baik Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

52 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat 6 PT. Bina Ovivipari Semesta ST.14/Menhut-VI/ ,100 SK.68/Menhut-II/2006 / 27 Maret Pebruari Pebruari 2012 Baik 6 Jumlah 492,550 V. Provinsi Kalimantan Tengah PT. Austral Byna S.168/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1993 / 27 Pebruari Mei 2004 PT. Sari Bumi Kusuma (Blok Seruyan) S.169/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1998 / 27 Pebruari Mei 2004 PT. Dasa Intiga S.213/Menhut-VI/ ,100 77/Kpts-II/2000 / 22 Desember April 2005 PT. Carus Indonesia S. 215/Menhut-VI/ ,170 94/Kpts-II/2000 / 22 Desember April 2005 PT. Karda Traders S. 214/Menhut-VI/ ,400 76/Kpts-II/2000 / 22 Desember April 2005 PT. Gunung Meranti S.219/Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 PT. Rinanda Inti Lestari S.204/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2001 / 15 Maret April 2005 PT. Yakin Timber Jaya S.217/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 26 Desember April 2005 PT. Erna Djuliawati S.503/Menhut-VI/ ,206 15/Kpts-IV/1999 / 18 Januari Agustus 2006 PT. Gaung Satyagraha Agrindo S.516/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2001 / 15 Maret Agustus 2006 PT. Hutanindo Lestari Jaya S.515/Menhut-VI/ ,000 15/Kpts-II/2001 / 26 Januari Agustus 2006 PT. Sarmiento Parakantja Timber S.511/Menhut-VI/ ,580 SK. 266/Menhut-II/2004 / 21 Juli Agustus 2006 PT. Central Kalimantan Abadi S.513/ Menhut-VI/ ,650 10/Kpts-II/2000 / 27 Nopember Agustus 2006 PT. Indexim Utama Corporation KT.09/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 30 September April 2007 PT. Akhates Plywood KT.12/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 2 Agustus April Mei Mei April April April April April April Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus April April 2010 Baik Baik Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

53 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat PT. Karda Traders ST.17/Menhut-VI/ ,400 76/Kpts-II/2000 / 22 Desember Pebruari 2009 PT. Hutan Mulia ST.04/Menhut-VI/ , /Menhut-II/2004 / 21 Juli Pebruari 2008 PT. Dwima Jaya Utama ST.05/Menhut-VI/ , /Menhut-II/2004 / 21 Juli Pebruari 2008 PT. Sari Bumi Kusuma (Blok Delang) ST.14/Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1998 / 27 Pebruari Pebruari 2008 PT. Dasa Intiga ST.48/Menhut-VI/ ,100 77/Kpts-II/2000 / 22 Desember Desember 2008 PT. Austral Byna ST.03/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1993 / 27 Pebruari Pebruari 2009 PT. Anugerah Alam Barito ST.06/Menhut-VI/ ,500 SK.191/Menhut-II/2006 / 24 Mei Pebruari 2009 PT. Kayu Tribuana Rama ST.07/Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober Pebruari 2009 PT. Intrago Jaya Intiga ST.08/Menhut-VI/ ,040 SK.398/Menhut-II/2005 / 18 Oktober Pebruari 2009 PT. Carus Indonesia ST.09/Menhut-VI/ ,170 94/Kpts-II/2000 / 22 Desember Pebruari 2009 PT. Lestari Damai Indah Timber ST.26/Menhut-VI/ ,945 SK.133/Menhut-II/2006 / 11 Mei Pebruari 2009 PT. Sarana Piranti Utama ST.27/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2001 / 15 Maret Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Desember Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari 2012 Baik Baik Baik Baik dan SK.521/Menhut-II/2006 / 30 Nov 2006 dan SK.430/Menhut-II/2006 / 29 Agust 2006 PT. Amprah Mitra Jaya PT. Fitamaya Asmapara ST.67/Menhut-VI/2009 ST.65/Menhut-VI/ SK.415/Menhut-II/2004 / 19 Oktober /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober ,700 43,880 5 Agustus Agustus Agustus Agustus 2012 Baik PT. Berkat Cahaya Timber ST.66/Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 29 Desember Agustus 2009 PT. Sindo Lumber ST.63/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1993 / 7 Oktober Agustus Agustus Agustus 2012 Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

54 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat PT. Graha Sentosa Permai ST.69/Menhut-VI/ ,970 4 Agustus 2012 Baik 381/Menhut-II/2005 / 9 November Agustus Jumlah 3,139,122 VI. 1 Provinsi Kalimantan Selatan PT. Aya Yayang Indonesia S.510/Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 6 Oktober Agustus Agustus Jumlah 87,241 VII. 1 Provinsi Kalimantan Timur PT. Dharma Satya Nusantara S.170/Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1985 / 4 September Mei Mei 2007 dan 365/Kpts-II/1993 / 17 Juli 1993 PT. Sumalindo Lestari Jaya II S.172/Menhut-VI/ /Kpts/Um/10/1981 / 27 Oktober , Mei Mei 2007 Sangat Baik PT. Sima Agung S.210/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1995 / 21 Februari April 2005 PT. Daisy Timber S.221/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 29 Desember April 2005 PT. Balikpapan Forest Indonesia S.218/Menhut-VI/ ,600 60/Kpts-II/1995 / 26 Januari April 2005 PT. Aditya Kirana Mandiri S.211/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 12 Oktober April 2005 PT. Karya Lestari S.216/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 8 Oktober April 2005 PT. ITCI Kartika Utama S.504/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1995 / 6 Oktober Agustus 2006 PT. Indowana Arga Timber S.505/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1996 / 7 Mei Agustus 2006 PT. Narkata Rimba S.508/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1990 / 13 Oktober Agustus 2006 PT. Timber Dana S.507/ Menhut-VI/ ,340 80/Kpts-II/2000 / 22 Desember Agustus 2006 PT. Kedung Madu Tropical Wood S.517/Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1988 / 17 Maret Agustus April April April April April Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus 2009 Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

55 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat PT. Belayan River Timber KT.03/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober April 2007 PT. Amindo Wana Persada KT.04/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober April 2007 PT. Gunung Gajah Abadi KT.05/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1997 / 19 Mei April 2007 PT. Telaga Mas Kalimantan Company KT.06/ Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1994 / 27 Februari April 2007 PT. Segara Indochem KT.07/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober April 2007 PT. Intertropic Aditama KT.08/ Menhut-VI/ ,230 SK.161/Menhut-II/2005 / 7 Juni April 2007 PT. Sumalindo Lestari Jaya IV KT.10/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1992 / 1 Juni April 2007 PT. Mardhika Insan Mulia KT.13/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 14 Oktober April 2007 PT. Kemakmuran Berkah Timber ST.01/ Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1987 / 1 Desember Pebruari 2008 PT. Ratah Timber ST.02/ Menhut-VI/ ,690 95/Kpts-II/2000 / 22 Desember Pebruari 2008 PT. Rodamas Timber ST.03/ Menhut-VI/ ,520 96/Kpts-II/2000 / 22 Desember Pebruari 2008 KUD Beringin Mulya ST.09/ Menhut-VI/ , /Kpts-VI/1999 / 7 Oktober Pebruari 2008 PT. Barito Nusantara Indah ST.10/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 2 Mei Pebruari 2008 PT. Inhutani II (Sub Unit Malinau) ST.11/ Menhut-VI/ ,300 64/Kpts-II/1991 / 31 Januari Pebruari 2008 PT. ITCI Kayan Hutani ST.12/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 29 Desember Pebruari 2008 PT. Meranti Sakti Indonesia II ST.13/ Menhut-VI/ ,200 87/Kpts-II/2001 / 15 Maret Pebruari 2008 PT. Mutiara Kalja Permai ST.45/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 2 Agustus Desember April April April April April April April April Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Desember 2011 Baik Baik Baik Keterangan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

56 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat PT. Balikpapan Forest Indonesia ST.46/ Menhut-VI/ ,600 60/Kpts-II/1995 / 26 Januari Desember 2008 PT. Karya Jaya Parakawan ST.47/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 2 Agustus Desember 2008 KSU Meranti Tumbuh Indah ST.15/ Menhut-VI/ ,080 SK.204/Menhut-II/2006 / 8 Juni Pebruari 2009 PT. Karya Wijaya Sukses ST.16/ Menhut-VI/ ,320 SK.192/Menhut-II/2006 / 24 Mei Pebruari 2009 PT. Hanurata Coy Ltd (Blok B Manubar) ST.18/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1998 / 27 Pebruari Pebruari 2009 PT. Hanurata Coy Ltd (Blok A Kelolokan) ST.19/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1998 / 27 Pebruari Pebruari 2009 PT. Rimba Sempana Makmur ST.20/ Menhut-VI/ ,425 SK.73/Menhut-II/2006 / 4 April Pebruari 2009 PT. Rizqi Kacida Reana ST.21/ Menhut-VI/ ,350 SK.354/Menhut-II/2006 / 15 Juni Pebruari 2009 PT. Greaty Sukses Abadi ST.22/ Menhut-VI/ ,080 SK.67/Menhut-II/2006 / 27 Maret Pebruari 2009 PT. Utama Damai Indah Timbar ST.23/ Menhut-VI/ ,250 SK.52/Menhut-II/2005 / 23 Pebruari Pebruari 2009 PT. Civika Wana Lestari ST.24/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1999 / 7 Oktober Pebruari 2009 PT. Inhutani I (UMH Segah Hulu) ST.25/ Menhut-VI/ ,230 SK.44/Menhut-II/2006 / 2 Maret Pebruari 2009 PT. Inhutani I (UMH Sambarata) ST.05/ Menhut-VI/ ,020 SK.195/Menhut-II/2006 / 1 Juni Pebruari 2009 PT. Wana Adiprima Mandiri ST.55/ Menhut-VI/ ,090 SK.196/Menhut-II/2006 / 1 Juni Juni 2009 PT. Sarana Trirasa Bhakti ST.01/ Menhut-VI/ ,000 20/Kpts-II/1990 / 10 Januari Pebruari 2009 PT. ITCI Kartika Utama ST.64/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1993 / 27 Pebruari Agustus 2009 PT. Triwirasta Bharata ST.68/ Menhut-VI/ ,000 37/Kpts-II/1990 / 22 Januari Agustus Desember Desember Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Pebruari Juni Pebruari Agustus Agustus 2012 Baik Baik Baik Baik Baik 45 Jumlah 3,762,077 Keterangan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

57 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat VIII. 1 Provinsi Sulawesi Tengah PT. Tri Tunggal Eboni S.209/Menhut-VI/ ,000 98/Kpts-II/2000 / 22 Desember April April Jumlah 98,000 IX. 1 Provinsi Sulawesi Tenggara PT. Mija Raya Sembada ST.60/Menhut-VI/ ,140 SK.411/Menhut-II/2006 / 28 Juli Agustus Agustus Jumlah 48,140 X. 1 Provinsi Sulawesi Barat PT. Inhutani I (Unit Mamuju) ST.08/Menhut-VI/ , /Menhut-II/1996 / 5 Juli Pebruari Pebruari Jumlah 48,640 XI. Provinsi Maluku PT. Gema Hutan Lestari S.207/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1999 / 14 Oktober April 2005 PD. Panca Karya S.512/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/2000 / 29 Desember Agustus 2006 PT. Wana Potensi Nusa KT.14/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1994 / 24 Nopember April 2007 PT. Nusa Padma Corp. ST.11/ Menhut-VI/ ,920 94/Menhut-II/2005 / 12 April Pebruari 2009 PT. Gema Hutan Lestari ST.12/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1999 / 14 Oktober Pebruari April Agustus April Pebruari Pebruari Jumlah 441,260 XII. Provinsi Maluku Utara 1 PT. Taliabu Luna Timber S.509/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1994 / 28 September Agustus Agustus 2009 PT. Tunggal Agathis Timber Wood Industries KT.11/ Menhut-VI/ Unit II (TAIWI Unit II) 42, April /Kpts-II/1992 / 22 April April PT. Telaga Bhakti Persada S.206/ Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 28 Maret April April 2008 Baik Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

58 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) PT. Wana Kencana Sejati ST.06/Menhut-VI/ ,410 95/Menhut-II/2005 / 12 April Pebruari 2008 PT. TAIWI Unit I ST.15/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 9 Nopember Pebruari 2008 PT. Nusa Niwe Indah ST.16/Menhut-VI/ , /Menhut-II/2004 / 18 Oktober Pebruari 2008 PT. Telaga Bhakti Persada ST.49/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 28 Maret Desember 2008 PT. Nusa Padma Corp. ST.02/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 12 September Pebruari 2009 PT. Tunas Pusaka Mandiri ST.13/Menhut-VI/ ,430 SK.351/Menhut-II/2006 / 12 Mei Pebruari 2009 PT. Poleko Yubarsons Trading Coy ST.62/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1999 / 14 Oktober Agustus Pebruari Pebruari Pebruari Desember Pebruari Pebruari Agustus 2012 Baik Baik Baik 10 Jumlah 682,109 XIII. Provinsi Papua PT. Agoda Rimba Irian S.171/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 16 Desember Mei 2004 PT. Tunas Sawaerma S.208/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1996 / 25 Nopember April 2005 PT. Bina Balantak Utama S.506/ Menhut-VI/ ,300 40/Kpts-II/1991 / 16 Januari Agustus 2006 PT. Bintuni Utama Murni Wood Industries S.518/Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1988 / 21 Maret Agustus 2006 PT. Diadyani Timber ST.17/Menhut-VI/ , /Kpts-IV/1988 / 23 Maret Pebruari 2008 PT. Tunas Sawaerma ST.50/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1996 / 25 Nopember Desember Mei April Agustus Agustus Pebruari Desember 2011 PT. Mondialindo Setya Pratama ST.61/Menhut-VI/ SK.466/Menhut-II/2006 / 19 September ,800 5 Agustus Agustus Jumlah 1,391,800 Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

59 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat XIV Provinsi Papua Barat PT. Yotefa Sarana Timber S.220/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1991 / 30 Oktober April 2005 PT. Kaltim Hutama ST.07/Menhut-VI/ , /Menhut-II/1988 / 21 Maret Pebruari 2008 PT. Wukirasari ST.19/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1990 / 6 Agustus Pebruari 2008 PT. Intimpura Timber ST.51/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 6 Pebruari Desember 2008 PT. Arfak Indra ST.52/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1989 / 25 Oktober Desember 2008 PT. Multi Wahana Wijaya ST.53/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1991 / 14 Agustus Desember April Pebruari Pebruari Desember Desember Desember 2011 Baik Baik ST.28/Menhut-VI/ PT. Hanura Coy Ltd.( Salawati, Fakfak, 51, Pebruari 2009 Kumawa dan Kamrau) Unit I Salawati 17 Pebruari /Kpts-II/1994 / 25 Pebruari 1994 ST.29/Menhut-VI/ , Pebruari 2009 Unit II A Fakfak ST.30/Menhut-VI/ Pebruari Pebruari ,670 Unit III Teluk Kamrau/Kaimana ST.31/Menhut-VI/ Pebruari , Pebruari 2009 Unit II B Peg. Kumawa 17 Pebruari PT. Mancaraya Agro Mandiri ST.32/Menhut-VI/ ,820 55/Menhut-II/2006 / 14 Maret Pebruari 2009 PT. Yotefa Sarana Timber ST.59/Menhut-VI/ , /Kpts-II/1991 / 3 Oktober Agustus Pebruari Agustus Jumlah 1,808,890 Keterangan Sertifikat Tidak 123 Jumlah Total (I-XIV) 12,230,368 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen Bina Produksi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

60 Tabel III.2.1. REKAPITULASI JUMLAH IUPHHK-HTI TAHUN Grafik Perkembangan Jumlah IUPHHK-HTI Tahun No Tahun Jumlah (Unit) SK Definitif Luas (Ha) , , , , , , , ,010, ,035, ,245, ,396, ,501, ,578, ,523, ,804, ,910, ,967, ,467, ,087, ,154, *) 206 8,673, Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : *) Ada 2 unit IUPHHK-HTI yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau, jumlah unitnya dihitung di kedua provinsi tersebut, sedangkan luasnya dihitung sesuai dengan yang masuk di masing-masing wilayah provinsi tersebut. Jumlah (Unit) Luas (Ha) ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Tahun Grafik Perkembangan Luas Areal IUPHHK-HTI Tahun Tahun *) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

61 Tabel III.2.2. REKAPITULASI IUPHHK-HTI PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi SK Definitif SK Sementara Total Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) 1 Aceh 6 233, , , Sumatera Utara*) 9 298, , Sumatera Barat 3 50, , Riau*) 50 1,671, ,671, Kepulauan Riau Jambi , , Sumatera Selatan 19 1,375, , ,396, Bengkulu Bangka Belitung 2 67, , Lampung 5 155, , Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat 2 64, , Nusa Tenggara Timur , , Kalimantan Barat 26 1,291, , ,541, Kalimantan Tengah , , , Kalimantan Selatan , , , Kalimantan Timur 29 1,376, , ,409, Sulawesi Utara 1 7, , Gorontalo Sulawesi Tengah 1 13, , , Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 1 29, , , Sulawesi Barat 1 13, , Maluku 3 71, , Maluku Utara 3 37, , Papua 2 376, , Papua Barat Total 206 8,673, , ,157, Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : *) Ada 2 unit IUPHHK-HTI yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau, jumlah unitnya dihitung di kedua provinsi tersebut, sedangkan luasnya dihitung sesuai dengan yang masuk di masing-masing wilayah provinsi tersebut. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

62 Tabel III.2.3. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN TANAMAN HTI PER PROVINSI TAHUN No Provinsi Luas Tanaman Tahunan (ha) Aceh Sumatera Utara 8,219 7,287 16,351 12,260 30,571 3 Sumatera Barat ,190 4 Riau 80,326 85, ,114 98, ,433 5 Kepulauan Riau Jambi 19,301 20,297 61,987 38,140 42,166 7 Sumatera Selatan 43,871 58,278 93,605 90,533 59,931 8 Bengkulu Bangka Belitung Lampung 0 1, ,190 7, Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 2,120 1,145 9,007 11,757 10, Kalimantan Tengah 8,288 5,414 10,804 7, Kalimantan Selatan 7 14,299 26, , Kalimantan Timur 26,498 42,039 60,017 41,470 10, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah 189, , , , ,959 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Luas Tanaman (Ha) Grafik Perkembangan Pembangunan Tanaman HTI Tahun , , , , , Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

63 Tabel III.2.4. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN TANAMAN HTI PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Realisasi Tanaman Tahun s/d Tahun 2008 (ha) Realisasi Luas Areal Total s/d Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tahun Kerja (Ha) Kemitraan Jumlah Tahun 2009 Pokok Unggulan Kehidupan 2009 (Ha) 1 Aceh 233, , , ,955 2 Sumatera Utara 298, ,795 24,870 12,435 46, ,375 30, ,946 3 Sumatera Barat 50, , ,513 22,548 3,190 25,738 4 Riau 1,671, , ,913 44,530 64, , ,433 1,040,573 5 Kepulauan Riau Jambi 602, ,996 19,888 10, ,474 42, ,640 7 Sumatera Selatan 1,375, ,383 46,625 24, ,069 59, ,000 8 Bengkulu Bangka Belitung 67, Lampung 155, , ,647 7, , Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat 64, , , , Nusa Tenggara Timur 0 1, , , Kalimantan Barat 1,291, ,207 29,970 15,176 57, ,401 10, , Kalimantan Tengah 478, ,872 3, , , Kalimantan Selatan 457, , ,365 2, , Kalimantan Timur 1,376, ,036 18,330 9, ,531 10, , Sulawesi Utara 7, , , , Gorontalo Sulawesi Tengah 13, , , , Sulawesi Tenggara*) 0 33, , , Sulawesi Selatan 29, , , , Sulawesi Barat 13, Maluku 71, , , , Maluku Utara 37, , , , Papua 376, , , , Papua Barat Jumlah 8,673,016 3,710, , , ,660 4,242, ,959 4,522,685 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : *) Ada 4 HTI di Provinsi Sulawesi Tenggara dibatalkan izinnya, tetapi sudah ada realisasi tanaman seluas 33,532 ha. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

64 Tabel III.2.5. REKAPITULASI PERIZINAN PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN IUPHHK-HTI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah IUPHHK-HT (SK Definitif) (Unit) Jumlah Izin Peralatan 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat 0 0 Jumlah Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : Ada 2 unit IUPHHK-HTI yang masing-masing berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

65 Tabel III.2.6. REKAPITULASI NILAI INVESTASI IUPHHK-HTI BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN No Tahun Jumlah IUPHHK-HT Yang Lapor Nilai Perolehan (Juta Rp) Nilai Buku (Juta Rp) Total Asset (Juta Rp) ,449, , ,307, ,477, , ,759, ,540, , ,057, ,677, , ,198,707.5 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Grafik Perkembangan Investasi (Nilai Perolehan) IUPHHK-HTI Tahun Investasi (Juta Rp) 1,700, ,650, ,600, ,550, ,500, ,450, ,400, ,350, ,300, Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

66 Tabel III.2.7. NILAI INVESTASI IUPHHK-HTI BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah IUPHHK-HT Yang Lapor Nilai Perolehan (Rp) Nilai Buku (Rp) Total Asset (Rp) 1 Aceh 2 23,191,674,052 8,807,589, ,345,067,336 2 Sumatera Utara 1 160,318, ,436,315,684 3 Sumatera Barat Riau ,521,053, ,240,948,498 6,592,222,659,579 5 Kepulauan Riau Jambi 5 517,896,871, ,324,712,321 4,198,875,238,224 7 Sumatera Selatan 4 32,530,233,782 28,677,074, ,412,768,108 8 Bangka Belitung Bengkulu Lampung 3 57,680,467,378 22,643,174, ,688,368, Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 3 119,088,540,759 72,210,711, ,747,033, Kalimantan Tengah 1 2,575,519, ,185,116 16,997,317, Kalimantan Selatan 3 8,262,549,163 1,893,658, ,269,973, Kalimantan Timur 6 40,861,412,638 15,447,082, ,691,215, Sulawesi Utara 1 11,009,123,374 7,864,701,726 51,486,034, Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku 1 5,640,460,740 1,368,984,351 25,028,488, Maluku Utara 1 4,713,027,786 1,585,838,454 40,507,019, Papua Papua Barat Jumlah 44 1,677,131,253, ,762,661,717 13,198,707,499,590 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

67 Tabel III.2.8. REKAPITULASI IUPHHK-HTI YANG TELAH DINILAI SERTIFIKASI MANDATORY PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PRODUKSI LESTARI (PHTPL) PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Luas IUPHHK-HTI Bersertifikat PHTPL (Ha) Kategori Penilaian Sertifikasi IUPHHK-HTI (Unit) Baik Buruk Jumlah 1 Aceh 97, Sumatera Utara 414, Sumatera Barat 35, Riau 806, Kepulauan Riau Jambi 454, Sumatera Selatan 572, Bangka Belitung Bengkulu Lampung 98, Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 376, Kalimantan Tengah 275, Kalimantan Selatan 63, Kalimantan Timur 708, Sulawesi Utara 7, Gorontalo Sulawesi Selatan 29, Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara 37, Sulawesi Barat Maluku 47, Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah 4,025, Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : Hasil Penilaian Kinerja PHTPL dengan kategori Baik dan mendapatkan Sertifikat PHTPL. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

68 Tabel III.2.9. IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN (IUPHHBK-HT) SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 IUPHHBK-HT Total No Provinsi Swasta Murni BUMN Penyertaan Saham Patungan Luas Unit Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) (Ha) 1 Riau 1 21, , Total 1 21, , Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

69 Tabel III.3. REALISASI PENCADANGAN AREAL HTR DAN PEMBERIAN IUPHHK-HTR SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Pencadangan Areal HTR Perizinan HTR Oleh Bupati Jumlah Izin Luas Pemegang Izin Nomor Tanggal Luas 1 Aceh 4 4, Koperasi Tuah Nanggroe Atjeh 522/944/ Sumatera Utara 5 32, Koperasi Mitra Madina Lestari 505/602/k/ , Riau 1 12, Sumatera Barat 2 5, Kepulauan Riau Jambi 5 38, Abdul Wakid (KTH Maju Jaya) 01 Tahun Nyoto (KTH Usaha Tani) 02 Tahun A. Kosim (KTH Bukit Lintang) 03 Tahun Karnoto (KTH Sumber Rejeki) 04 Tahun Sumatera Selatan 3 16, Koperasi Karyawan PT. Inhutani V 528/KEP/D.HUT/ Bangka Belitung Bengkulu 1 19, Koperasi Usaha Kaur Sejahtera 290 Th , Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta KUD Bima Semanu 118/Kpts/ Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat 4 3, KSU Kel. Hutan Uma Deme P.284 Tahun Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 1 4, Kalimantan Tengah 1 11, Kop Anugrah Alam Permai 522.1/226/1.3/IV/ , Kalimantan Selatan 4 16, Kalimantan Timur Sulawesi Utara 8 46, Gorontalo Sulawesi Tengah 2 16, Sulawesi Tenggara 3 51, Kop Hutan Jaya Lestari 1353 Tahun , Sulawesi Selatan 11 34, Sulawesi Barat 3 23, Maluku Maluku Utara 2 15, Kop Perkebunan Bacan Lippu 171 Tahun , Papua 2 29, KSU Nafa Aroa Indah 154 Tahun , Papua Barat 0 0 Jumlah , , Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

70 IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV.1. Perkembangan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Jenis IPHHK, terdiri dari : industri penggergajian kayu, industri serpih kayu, industri kayu lapis, industri LVL, dan industri veneer. Industri primer tersebut, termasuk industri primer yang dibangun dengan industri kayu lanjutannya yang menggunakan bahan baku kayu bulat dan/atau kayu bulat kecil. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah izin untuk mengolah kayu bulat dan atau kayu bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.35/Menhut-II/2008 jo P.9/Menhut-II/2009. kan pendaftaran ulang IUIPHHK diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.24/Menhut-II/2009. Data sampai dengan Bulan Desember 2009 jumlah IUIPHHK dengan kapasitas >6.000 m 3 /tahun sebanyak 282 unit dengan total kapasitas izin produksi sebesar m 3 /tahun, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak orang, dan nilai investasi sebesar 22,55 trilyun. Kementerian mulai tahun 2009 memberikan penghargaan kepada IUIPHHK yang peduli dengan pengembangan Hutan Rakyat yaitu Penghargaan Prima Wana Mitra. Penghargaan tersebut diberikan kepada IUIPHHK dengan 3 (tiga) kelas, yaitu : Emas sebanyak 3 (tiga) unit, Perak sebanyak 5 (lima) unit dan Perunggu sebanyak 6 (enam) unit, yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung dan Kalimantan Selatan. Ketiga kelas tersebut ditetapkan berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian IPHH-Inovatif Peduli Pengembangan Hutan Rakyat yang ditetapkan oleh Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan. Nilai akhir kelas didasarkan atas nilai tertimbang dari masing-masing unsur penilaian, yang terdiri dari : a. Unsur Utama : Jumlah realisasi bantuan bibit (Bobot 70%); b. Unsur Penunjang : 1) Jumlah kelompok masyarakat binaan (Bobot 10%); 2) Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Penguatan Kelembagaan (Bobot 10%); 3) Produksi Hasil Olahan (Bobot 4%); 4) Kepemilikan Unit Pengolahan Limbah (Bobot 2%); 5) Kepemilikan Unit Research and Development (Bobot 2%); serta 6) Perolehan Sertifikasi ISO (Bobot 2%). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

71 IV.2. Izin Baru, Perluasan, dan Pembaharuan IUIPHHK Izin Baru IPHHK tahun 2009 sebanyak 25 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun, terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 13 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun dan industri terintegrasi sebanyak 12 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun. Izin Perluasan IPHHK tahun 2009 sebanyak 26 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun, terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 17 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /th dan industri terintegrasi sebanyak 9 (sembilan) unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /th. Izin Pembaharuan IPHHK tahun 2009 sebanyak 37 unit dengan kapasitas sebesar m 3 /tahun, terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 27 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun dan industri terintegrasi sebanyak 10 unit dengan kapasitas izin sebesar m 3 /tahun. IV.3. Rencana dan Realisasi Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.16/Menhut-II/2007 jo. P.43/Menhut-II/2009. RPBBI adalah rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku yang berasal dari sumber yang sah sesuai kapasitas izin industri primer hasil hutan dan ketersediaan jaminan pasokan bahan baku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang merupakan sistem pengendalian pasokan bahan baku. Sumber bahan baku yang dapat digunakan untuk RPBBI, berasal dari: a. IUPHHK-HA, b. IUPHHK-RE, c. IUPHHK-HT, d. IUPHHK-HTR, e. IUPHHK-HTHR, f. IUPHHK dalam Hutan Desa, g. IUPHHK dalam Hutan Kemasyarakatan, h. ILS/IPK, i. Hutan Rakyat atau Hutan Hak, j. Izin Penebangan/Pemanfaatan Kayu Perkebunan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

72 Data RPBBI dan realisasinya untuk IPHHK dengan kapasitas izin >6.000 m 3 /tahun tahun 2009 berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI, dengan rencana sebesar ,85 m 3 /tahun, sedangkan realisasi RPBBI tahun 2009 sebesar ,96 m 3 /tahun (73,03%). Jika dilihat realisasi RPBBI selama lima tahun terakhir, realisasi tahun 2009 tersebut merupakan realiasi RPBBI yang tertinggi. IV.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Rencana dan realisasi penggunaan bahan baku IPHHK dengan kapasitas izin >6.000 m3/tahun berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI tahun 2009, dengan rencana penggunaan bahan baku kayu bulat sebesar ,86 m 3, sedangkan realisasi penggunaan bahan baku kayu bulat sebesar ,18 m 3 (68,104%). Rencana penggunaan bahan baku industri untuk kayu olahan setengah jadi sebesar ,55 m 3, sedangkan realisasinya sebesar ,36 m 3 (53,28%). Rencana penggunaan bahan baku industri untuk limbah (eks perolehan dari IPHHK lain) sebesar ,63 m 3, sedangkan realisasinya sebesar ,65 m 3 (130,43%). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

73 Tabel IV.1.1. REKAPITULASI IUIPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN TAHUN No Tahun Jumlah IUIPHHK (Unit) Jumlah Kapasitas Industri Tunggal Per Jenis Produksi (m3/th) Kayu Lapis (KL) Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips (WC) LVL KL + KG KL + Veneer Jumlah Kapasitas Industri Terintegrasi Per Jenis Produksi (m3/th) KL + LVL KL + KG + Veneer KL + KG + LVL KL + KL + KG + Veneer + WC LVL KG + Veneer KG + WC KG + LVL KL + KG + WC + LVL Jumlah Kapasitas (m3/th) ,492, ,200 57, , ,016, , , , , ,400 6,980, , , ,000 1,320, ,539, , , , , ,828, , , ,000 1,166, ,600 62, , , ,439, , , ,000 1,311, , , , , ,353, , , ,000 5,010, , , , ,500 80, , , ,139,193 Jumlah 282 2,984,348 2,567,030 1,127,000 9,152, ,476, , ,000 1,601,261 80, , ,500 1,045, ,900 11, ,400 28,741,276 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Jumlah IPHHK Grafik Jumlah IPHHK Kap Produksi > m3/th Tahun Tahun Jml Kapasutas IPHHK Grafik Jumlah Kapasitas IPHHK Kap Produksi > m3/th Tahun ,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000, Tahun 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

74 Tabel IV.1.2. REKAPITULASI JUMLAH TENAGA KERJA DAN INVESTASI IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS M3/TH TAHUN No Tahun Jumlah IUIPHHK (Unit) Jumlah Kapasitas (m3/th) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Investasi (Juta Rp) ,980,922 83,241 5,608, ,828,227 86,108 6,773, ,439,867 20,752 1,809, ,353,067 11,338 1,662, ,139,193 37,370 6,699, Jumlah ,741, ,809 22,552, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Grafik Jumlah Tenaga Kerja IPHHK Kap > m3/th Tahun Grafik Jumlah Investasi IPHHK Kap > m3/th Tahun Jml Tenaga Kerja 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000-83,241 86,108 37,370 20,752 11, Jml Investasi (Juta ) 7,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Tahun Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

75 Tabel IV.1.3. REKAPITULASI JUMLAH IUIPHHK KAPASITAS IZIN PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah Industri Tunggal Per Jenis Produksi (unit) Kayu Lapis (KL) Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips (WC) LVL KL + KG KL + Veneer KL + LVL Jumlah Industri Terintegrasi Per Jenis Produksi (unit) KL + KG + Veneer KL + Veneer + LVL KL + KG + WC KG + Veneer KG + WC KG + LVL KL + KG + Veneer + LVL 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. KL + KG + WC + LVL Jumlah (Unit) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

76 Tabel IV.1.4. REKAPITULASI KAPASITAS PRODUKSI, TENAGA KERJA DAN INVESTASI IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Kayu Lapis (KL) Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips (WC) LVL KL + KG KL + Veneer KL + LVL KG + Veneer 1 Aceh Sumatera Utara 150, , , , ,380 12, , Sumatera Barat Riau 257, ,700 60,000 1,320, , ,400 2,304,017 14,369 2,086, Kepulauan Riau 119, ,000 1, , Jambi 20,000 87,000 70, , , , , ,843,900 16,539 1,460, Sumatera Selatan 0 98,500 85,000 1,061, , , ,483,660 6,578 3,346, Bangka Belitung Bengkulu , , , Lampung 85,500 24,000 60,000 34, ,500 3, , Banten 445,000 24, ,960 9, , DKI Jakarta 0 50, , , Jawa Barat 8,000 30, , , , ,000 3, , Jawa Tengah 112, , , ,900 35, , , , ,768,200 23,792 1,558, DI Yogyakarta Jawa Timur 300, , , ,000 26, , , , ,876,570 30,784 1,165, Bali NTB NTT Kalimantan Barat 107,100 43, , , ,133,403 15, , Kalimantan Tengah 41, ,000 78, , , ,680 7, , Kalimantan Selatan 677, ,600 87,000 1,166, , , , , , , ,499,062 32,886 1,738, Kalimantan Timur 330, ,200 16,000 3,150, ,465,144 62, , , , ,860,148 34,294 4,324, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan 77,550 52,600 40, , , ,960 4, , Sulawesi Tengah 0 36, , , Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Maluku 45, , ,700 5, , Maluku Utara , ,200 3, , Papua 60, ,000, , ,470,000 4,711 2,209, Papua Barat 0 170,000 76, , , ,312,536 5, , KG + WC Jumlah 2,836,348 2,515, ,000 9,152, ,079, , , , ,900 11,000 2,115, , , , ,400 28,741, ,809 22,552, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Jumlah Kapasitas Produksi Industri Tunggal Per Jenis Produksi (m3) Jumlah Kapasitas Produksi Industri Terintegrasi Per Jenis Produksi (m3) KG + LVL KL + KG + Veneer KL + Veneer + LVL KL + KG + WC KL + KG + Veneer + LVL KL + KG + WC + LVL Total Kapasitas (m3) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Investasi (Juta Rp) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

77 Tabel IV.1.5. DAFTAR IUIPHHK PEDULI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT YANG MEMPEROLAH PENGHARGAAN "PRIMA WANA MITRA" TAHUN 2009 DARI MENTERI KEHUTANAN No Nama IUIPHHK Kelas Penghargaan Jenis dan Kapasitas Produksi (m3/th) Plywood Sawn Timber Tenaga Kerja (Orang) Lokasi Industri Investasi (Rp) Veneer Pria Wanita Jumlah Provinsi Kab/Kota Jumlah Bibit yang Dibagikan 1 PT. Dharma Satya Nusantara Emas 75,000 22, , ,000,000,000 Jawa Timur Gresik 10,725,508 2 PT. Serayu Makmur Kayu Indo Emas 48, ,213,536,393 Jawa Tengah Banjarnegara 10,237,853 3 PT. Sumber Graha Sejahtera Emas 360, , , ,070,000,000 Banten Tangerang 10,007,089 4 PT. Panca Usaha Palopo Plywood Perak 122,810 50, ,125 1,016 2,141 4,550,000,000 Sulawesi Selatan Luwu 7,156,473 5 PT. Kutai Timber Indonesia Perak 148,500 36, , ,826 36,006,116, Jawa Timur Probolinggo 6,658,543 6 PT. Xylo Indah Pratama Perak 0 28, ,000,000 7 PT. Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. Sumatera Selatan Musi Rawas 5,108,836 Perak 0 50, ,500,000,000 Jawa Timur Pacitan 8,000,000 8 PT. Dharma Satya Nusantara Perak 75, , ,500,000,000 Jawa Tengah Temanggung 8,208,500 9 PT. Kutai Timber Indonesia Perunggu 0 6,000 15, ,780,000 Jawa Timur Lumajang 2,132, PT. Sejahtera Usaha Bersama Perunggu 100, ,355,000,000 Jawa Timur Jombang 2,414, PT. Andatu Lestari Plywood Perunggu 85, ,012 1, ,000,000,000 Lampung Bandar Lampung 2,344, PT. Mustika Buana Sejahtera Perunggu 0 50,000 26, ,450,000,000 Jawa Timur Lumajang 2,086, PT. Elbana Abdi Jaya (Unit Kasiau) PT. Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. Perunggu , ,500,000,000 Kalimantan Selatan Tabalong 2,794,740 Perunggu , ,700,265,000 Jawa Timur Magetan 3,000,000 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : Penetapan Kelas Penghargaan berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian IPHH-Inovatif Peduli Pengembangan Hutan Rakyat (Direktorat BPPHH, Ditjen BPK) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

78 Tabel IV.2.1. IZIN BARU IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN TAHUN Tahun No Jenis Industri Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) 2009 Kap Izin Prod (m3/th) I Tersendiri/tidak terintegrasi 1 Veneer , , , ,000 2 Plywood , , , LVL Sawn Timber , ,000 5 Wood Chips ,166, ,166, ,311, ,000,000 Jumlah I ,586, ,471, ,582, ,390,000 II Terintegrasi 1 Plywood + Veneer ,500 2 Plywood + LVL ,000 3 Sawn Timber + Veneer , , ,000 4 Plywood + Sawn Timber + Veneer , , ,500 5 Plywood + Veneer + LVL , Jumlah II , , , ,000 Jumlah I dan II ,606, ,608, ,690, ,035,000 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

79 Tabel IV.2.2. IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN YANG MELAKUKAN PERLUASAN TAHUN Tahun No Jenis Industri Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) 2009 Kap Izin Prod (m3/th) I Tersendiri/tidak terintegrasi 1 Veneer , , ,000 2 Plywood ,000 3 LVL Sawn Timber , , , ,000 5 Wood Chips ,000,000 Jumlah A , , , ,040,000 II Terintegrasi 1 Sawn Timber + Veneer 1 24, ,000 2 Plywood + Sawn Timber Plywood + Sawn Timber + 3 Veneer Plywood + Sawn Timber + 4 Veneer+LVL Jumlah II 1 24, , ,600 Jumlah I dan II 1 24, , , , ,950,600 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

80 Tabel IV.2.3. PEMBAHARUAN IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS M3/TAHUN PERIODE I II No Tersendiri (Tidak terintegrasi) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) 1 Veneer 2 57, , , , Plywood 19 1,546, , , , ,400 3 LVL Sawn Timber , , , , ,570 5 Wood Chips 2 343, , ,177,160 Jumlah I 49 2,499, ,463, , , ,531,130 Terintegrasi 1 Plywood + Sawn Timber 19 3,130, ,539, , , ,400 2 Plywood + Veneer 1 62, Plywood + LVL 1 514, Plywood + Sawn Timber + Veneer 2 354, , ,000 5 Plywood + Sawn Timber + Wood Chips , Plywood + Veneer + LVL , Jenis Industri Plywood + Sawn Timber + Wood Chips + LVL , Sawn Timber + Veneer 1 73, , ,380 9 Sawn Timber + LVL ,000 Jumlah II 25 4,415, ,697, , , ,780 Jumlah I dan II 74 6,914, ,161, , , ,231,910 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

81 No Provinsi Tabel IV.3.1. REKAPITULASI RPBBI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2009 Stock (*) di IPHHK Tanggal IUPHHK Hutan 31 Desember Alam Tahun Sebelumnya IUPHHK Pada Hutan Tanaman Industri atau HTI LC Penyiapan Lahan Penanaman HTI Perum Perhutani Izin Lainnya Yang Sah (ILS) Atau IPK Hutan Rakyat Kayu Perkebunan Impor Kayu Bulat Hasil Lelang Pemilik atau Pedagang Hasil Hutan Kayu Bulat Dan Asal Usul Yang Sah IPHHK Lain (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh Sumatera Utara 19, , , , , , , , , ,980, Sumatera Barat Riau 1,835, , ,674, ,321, , ,598, , , ,629, Kepulauan Riau 3, , , Jambi 188, , ,038, ,412, , , , ,532, Sumatera Selatan 42, ,207, , , ,730, Bangka Belitung Bengkulu , , , Lampung 3, , , , , , , , Banten 12, , , , , , DKI Jakarta 0 9, , Jawa Barat 7, , , , Jawa Tengah 30, , , ,104, , , , ,828, DI Yogyakarta Jawa Timur 57, , , , ,011, , , , , ,945, Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 124, ,129, , , , ,352, Kalimantan Selatan 99, , , , , , , , ,070, Kalimantan Tengah 24, , , , , , , Kalimantan Timur 237, ,572, ,467, , , , , , , , ,253, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 15, , , , , , , Sulawesi Barat Maluku 0 20, , , Maluku Utara Papua 54, , , ,296, ,832, Papua Barat 18, , , , , Jumlah 2,774, ,850, ,603, ,446, , , ,150, ,135, , , , , ,494, Prosentase (%) Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Kategori ILS/IPK sebesar 5,285, m3 di dalamnya terdapat rencana dari LC HTI. Sumber Atau Asal Usul Bahan Baku Jumlah Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

82 Tabel IV.3.2. REKAPITULASI REALISASI RPBBI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2009 Sumber Atau Asal Usul Bahan Baku No Provinsi Stock (*) di IPHHK Tanggal 31 Desember Tahun Sebelumnya IUPHHK Hutan Alam IUPHHK Pada Hutan Tanaman Industri atau HTI LC Penyiapan Lahan Penanaman HTI Perum Perhutani Izin Lainnya Yang Sah (ILS) Atau IPK Hutan Rakyat Kayu Impor Kayu Perkebunan Bulat Hasil Lelang Pemilik atau Pedagang Hasil Hutan Kayu Bulat Dan Asal Usul Yang Sah IPHHK Lain Jumlah (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh Sumatera Utara 19, , , , , , , , , ,493, Sumatera Barat Riau 1,835, , ,114, ,936, , ,360, , ,422, Kepulauan Riau 3, , , Jambi 188, , ,822, , , , , ,844, Sumatera Selatan 42, ,181, , , , ,420, Bangka Belitung Bengkulu , , , Lampung 3, , , , , , , Banten 12, , , , , , DKI Jakarta 0 9, , Jawa Barat 7, , , , Jawa Tengah 30, , , , , , ,153, DI Yogyakarta Jawa Timur 57, , , , , , , , , ,285, Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 124, , , , , , Kalimantan Selatan 99, , , , , , , , ,027, Kalimantan Tengah 24, , , , , , , Kalimantan Timur 237, ,041, ,254, , , , , , , , ,927, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 15, , , , , , , Sulawesi Barat Maluku 0 20, , , Maluku Utara Papua 54, , , , Papua Barat 18, , , , Jumlah 2,774, ,857, ,953, ,132, , , ,206, , , , , , ,602, Prosentase (%) Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Kategori ILS/IPK sebesar 5,285, m3 di dalamnya terdapat rencana dari LC HTI. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

83 No Tabel IV.3.3. REKAPITULASI REALISASI RPBBI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER SUMBER BAHAN BAKU TAHUN Asal Bahan Baku Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) 1 Stock Awal 3,747, ,382, ,898, ,034, ,774, IUPHHK-HA 4,356, ,445, ,437, ,629, ,857, IUPHHK-HT 9,897, ,981, ,614, ,318, ,953, ILS/IPK (LC HTI) 16,139, ,456, ,391, ,764, ,619, Perum Perhutani 21, , , , , Hutan Rakyat 1,324, ,113, , ,007, ,206, Kayu Perkebunan 226, , , , , Impor Kayu Bulat 198, , , , , Hasil Lelang 49, , , , Pedagang Kayu Bulat , , IPHHK Lain 405, , , , , Jumlah 36,367, ,770, ,387, ,268, ,602, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Kategori ILS/IPK didalamnya terdapat realisasi dari LC HTI. - Data Tahun 2009 hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) per 16 Juni Grafik Realisasi RPBBI IPHHK Kapasitas > m3/th Tahun Realisasi (m3/th) 38,000, ,000, ,000, ,000, Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

84 Tabel IV.3.4. RENCANA DAN REALISASI PENGGUNAAN BAHAN BAKU IPHHK KAPASITAS IZIN DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Kayu Bulat Rencana Penggunaan Bahan Baku (m3) Kayu Olahan Setengah Jadi Limbah (Eks Perolehan Dari IPHHK Lain) Kayu Bulat Realisasi Penggunaan Bahan Baku (m3) Kayu Olahan Setengah Jadi Limbah (Eks Perolehan Dari IPHHK Lain) 1 Aceh Sumatera Utara 1,980, ,345, Sumatera Barat Riau 22,629, , ,617, , Kepulauan Riau 7, , Jambi 5,532, , ,547, , Sumatera Selatan 2,730, , ,254, , Bangka Belitung Bengkulu 68, , Lampung 256, , , , Banten 165, , , , DKI Jakarta 9, , Jawa Barat 117, , , , , Jawa Tengah 1,828, , ,067, , DI Yogyakarta Jawa Timur 1,945, , , ,147, , , Bali NTB NTT Kalimantan Barat 1,352, , , , Kalimantan Tengah 531, , Kalimantan Selatan 2,070, , , , , Kalimantan Timur 6,253, , , ,650, , , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan 733, , , , Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Maluku 23, , Maluku Utara Papua 2,832, , Papua Barat 423, , Jumlah 51,494, ,087, , ,057, , , Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : Data hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per 16 Juni Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

85 V. PRODUKSI HASIL HUTAN V.1. Produksi Kayu Bulat Produksi kayu bulat yang berasal dari Hutan Alam, terdiri dari : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK), sedangkan yang berasal dari Hutan Tanaman, terdiri dari : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dan Perhutani, serta dari Hutan Rakyat dan perkebunan (sumber lainnya). Sampai dengan Bulan Desember 2009 produksi kayu bulat sebesar ,12 m 3 (sumber berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI tahun 2009). V.2. Produksi Kayu Olahan Produksi kayu olahan yang berasal dari IPHHK kapasitas izin > m 3 /tahun, terdiri dari : plywood dan LVL, kayu gergajian, veneer, chipwood, pulp, woodworking, blockboard, moulding, dowel dan kayu olahan lain. Khusus untuk tahun 2008 dan 2009 data yang dapat ditampilkan adalah jenis kayu olahan : plywood dan LVL, kayu gergajian, veneer, chipwood, dan pulp, sedangkan lainnya tidak ada data. Kayu lapis atau plywood adalah panel kayu yang tersusun dari lapisan veneer di bagian luarnya, sedangkan di bagian intinya (core) bisa berupa veneer atau material lain, diikat dengan lem dan dipress (ditekan) sehingga menjadi panel yang kuat. Sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah produksi plywood dan LVL sebesar m 3. Kayu gergajian adalah kayu hasil konversi kayu bulat dengan menggunakan mesin gergaji, mempunyai bentuk yang teratur dengan sisi-sisi sejajar dan sudut-sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6cm dan kadar air tidak lebih dari 18%. Sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah produksi kayu gergajian sebesar m 3. kan untuk produk kayu olahan : veneer, chipwood dan pulp sampai dengan Bulan Desember 2009, produksinya sebesar veneer sebesar m 3, chipwood sebesar m 3, dan pulp sebesar ton. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

86 V.3. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. HHBK diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Nomor P.35/Menhut-II/2007. Jenis-jenis HHBK, terdiri dari : rotan, getah damar, getah pinus, gaharu, getah jelutung, dan lain-lain. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

87 Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN Sumber Produksi (m3) No Tahun Hutan Alam Hutan Tanaman Jumlah (m3) Sumber Lainnya HPH IPK/ILS Perhutani HTI ,356, ,139, , ,897, ,551, ,965, ,445, ,456, , ,981, ,179, ,092, ,437, ,391, , ,614, , ,197, ,629, ,764, , ,318, ,191, ,000, ,857, ,619, , ,953, ,802, ,320, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Data produksi diambil dari cetak sistem online Realisasi dan Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2005 s/d Data produksi tahun 2005 dan 2006 dikoreksi berdasarkan cetak sistem online RPBBI tahun 2005 dan 2006, yang sebelumnya dari laporan produksi. - IPK/ILS termasuk LC Penyiapan Lahan HTI. - Sumber lainnya, terdiri dari kayu bulat yang berasal dari : Hutan Rakyat dan Kayu Perkebunan. Grafik Perkembangan Produksi Kayu Bulat Berdasarkan Sumber Produksi Tahun Jumlah (m3) 35,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

88 No Tabel V.1.2. REALISASI PRODUKSI KAYU BULAT NASIONAL BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI PER PROVINSI TAHUN 2009 Provinsi IUPHHK-HA (HPH) Hutan Alam Izin Lainnya Yang Sah (ILS)/IPK Produksi Kayu Bulat Per Sumber Produksi (m3) IUPHHK-HT (HTI) Hutan Tanaman Perum Perhutani Hutan Rakyat Sumber Lainnya Kayu Perkebunan Sumatera Utara 100, , , , , ,448, Sumatera Barat Riau 93, ,974, ,360, , ,473, Kepulauan Riau Jambi 223, , ,822, , , ,655, Sumatera Selatan 0 0 2,181, , , , ,378, Bangka Belitung Bengkulu , , , Lampung 88, , , , , , Banten 30, , , , DKI Jakarta 9, , Jawa Barat , , , Jawa Tengah 342, , , ,040, DI Yogyakarta Jawa Timur 368, , , , , ,082, Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 688, , , Kalimantan Tengah 296, , , , Kalimantan Selatan 673, , , , , , Kalimantan Timur 1,041, , ,254, , ,630, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 169, , , , , Sulawesi Barat ,114, ,114, Maluku 20, , , Maluku Utara Papua 485, , , Papua Barat 225, , Jumlah 4,857, ,619, ,953, , ,206, , ,320, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Data produksi diambil dari cetak sistem online realisasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per 16 Juni IPK/ILS termasuk LC Penyiapan Lahan HTI. Jumlah Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

89 Tabel V.2.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU OLAHAN YANG BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PERIODE TAHUN No Tahun Kayu Lapis dan LVL Kayu Gergajian Wood Working Block Board Veneer Particle Board Chipwood Pulp Olahan Lain Moulding (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (ton) (m3) (m3) (m3) Dowel ,533,749 1,471, , ,160 1,012, , , , , ,668 3, ,811, ,247 39, , ,759 40, ,967 3,370,600 23, , ,454, , , , ,103,506 4,881, ,353, , , ,320 4,784, ,004, , , ,012,704 4,687, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - *) Data terakhir diambil dari sistem online Realisasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per Bulan Mei Produksi kayu olahan jenis : Wood Working, Block Board, Particle Board, Moulding, Dowel, dan Olahan Lain tidak ada data. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

90 Tabel V.2.2 PRODUKSI KAYU OLAHAN BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PROVINSI TAHUN 2009 PER Produksi Kayu Olahan Per Jenis No Provinsi Plywood & LVL Veneer Kayu Gergajian Chipwood Pulp (m3) (m3) (m3) (m3) (Ton) 1 Aceh Sumatera Utara 63, , , Sumatera Barat Riau 101, , ,327, Kepulauan Riau 3, Jambi 81, , , Sumatera Selatan 14, , , , , Bangka Belitung Bengkulu 0 1, Lampung 72, , Banten 284, , DKI Jakarta 0 0 6, Jawa Barat 15, , , Jawa Tengah 203, , , DI Yogyakarta Jawa Timur 374, , , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 301, , , Kalimantan Tengah 190, , , Kalimantan Selatan 341, , , , Kalimantan Timur 613, , , , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 146, , , Sulawesi Barat Maluku 0 11, Maluku Utara Papua 191, , , , Papua Barat 3, , , , Jumlah 3,004, , , ,012, ,687, Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : Data terakhir diambil dari sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per 16 Juni Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

91 Tabel V.2.3. PRODUKSI PLYWOOD DAN LVL BERASAL DARI IPHHK DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN Produksi Per Tahun No Provinsi (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh Sumatera Utara 153,345 98,807 73,705 70,837 63,632 3 Sumatera Barat Riau 176, ,982 54,379 63, ,901 5 Kepulauan Riau 0 94, ,585 58,242 3,887 6 Jambi 364, , , ,422 81,134 7 Sumatera Selatan 36,475 64,597 43,752 37,602 14,333 8 Bangka Belitung Bengkulu Lampung 82,717 78, ,646 93,558 72, Banten 0 242,888 40, , , DKI Jakarta Jawa Barat 0 0 8,893 11,905 15, Jawa Tengah 201, , , , , DI Yogyakarta Jawa Timur 0 218, , , , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 558, , , , , Kalimantan Tengah 231, , , , , Kalimantan Selatan 927, , , , , Kalimantan Timur 1,357, , , , , Sulawesi Utara 5, Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 167, , , , , Sulawesi Barat Maluku 0 17,800 17,834 11, Maluku Utara 101, ,585 70, Papua 167, , , , , Papua Barat 0 53,947 47,821 27,816 3,219 Jumlah 4,533,749 3,811,794 3,454,350 3,353,479 3,004,950 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

92 Tabel V.2.4. PRODUKSI KAYU GERGAJIAN BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN Produksi Per Tahun No Provinsi (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 21, Sumatera Utara 51,368 66,616 72,645 63, ,847 3 Sumatera Barat Riau 25,212 55,385 6,717 13,968 14,595 5 Kepulauan Riau Jambi 101,225 45,171 47, Sumatera Selatan 3,126 4,194 17, ,499 8 Bangka Belitung Bengkulu 23, Lampung 178,006 1,942 1,833 1, Banten ,267 5, DKI Jakarta 0 22, ,288 6, Jawa Barat Jawa Tengah 190,979 85,984 68, , , DI Yogyakarta Jawa Timur 5,232 85, , , , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 18, Kalimantan Barat 183,833 34,362 85,820 34,426 19, Kalimantan Tengah 91,188 40,834 26,506 34,115 13, Kalimantan Selatan 167,270 6,740 8,586 5,724 8, Kalimantan Timur 276, ,151 68,957 91,518 91, Sulawesi Utara Gorontalo 7, Sulawesi Tengah 10,924 4, Sulawesi Tenggara 44,994 12, Sulawesi Selatan 4,907 5,204 4,148 6,788 7, Sulawesi Barat 19,706 36, Maluku 0 18, , Maluku Utara 17,429 10,782 5, Papua 29,027 28,419 9,333 9,999 28, Papua Barat 0 2,903 27,214 29,196 48,130 Jumlah 1,471, , , , ,208 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

93 Tabel V.2.5. PRODUKSI VENEER BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN Produksi Per Tahun No Provinsi (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau 0 9,900 8, Kepulauan Riau Jambi 0 1,947 24,411 12,447 20,658 7 Sumatera Selatan ,274 13,012 21,050 8 Bangka Belitung Bengkulu ,074 1, Lampung 4,218 27, ,461 37, Banten DKI Jakarta Jawa Barat 0 0 1,561 5,564 11, Jawa Tengah 0 28,787 46, , , DI Yogyakarta Jawa Timur 0 39,109 38,523 9, , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat 542,348 89, Kalimantan Tengah 15, ,482 8,557 19, Kalimantan Selatan 242,297 24,259 57,691 34,631 28, Kalimantan Timur 200,904 4,365 6,321 5,467 1, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan 6,866 15,393 75,527 97,950 57, Sulawesi Barat Maluku 0 2,822 8, , Maluku Utara 0 12, Papua , Papua Barat 0 0 2,204 6,539 26,710 Jumlah 1,012, , , , ,510 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

94 Tabel V.2.6. PRODUKSI CHIPWOOD BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN Produksi Per Tahun No Provinsi (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau 0 190, ,024 45, Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan , ,400 8 Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat , Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan , ,387 94, Kalimantan Timur 281, ,990 92,468 49, , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua , Papua Barat 71, , ,776 63,225 79,794 Jumlah 352, ,967 1,103, ,320 1,012,704 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

95 Tabel V.2.7. PRODUKSI PULP BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS TON/TAHUN PER PROVINSI TAHUN Produksi Per Tahun No Provinsi (Ton) (Ton) (Ton) 1 Aceh Sumatera Utara 172, , ,607 3 Sumatera Barat Riau 3,465,520 3,371,428 3,327,918 5 Kepulauan Riau Jambi 674, , ,385 7 Sumatera Selatan 492, , ,129 8 Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur 77, , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah 4,881,966 4,784,733 4,687,039 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi tahun

96 Tabel V.3. PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) BERASAL DARI HUTAN PRODUKSI PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Asam Isi (Ton) Asam Biji (Ton) Kemiri Isi (Ton) Kemiri Biji (Ton) Madu (Liter) Kulit Gambir (Ton) Getah Jelutung (Ton) Produksi HHBK Per Jenis Rotan (Ton) Damar (Ton) Sarang Walet (Kg) Getah Pinus (Kg) Gaharu (Ton) D.Kayu Putih (Ton) Minyak Kayu Putih (Liter) 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta , Jawa Timur Bali NTB NTT 2,065 2,575 2,480 7, Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur , Sulawesi Utara , Gorontalo Sulawesi Tengah ,187 1, Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku , Maluku Utara Papua , Papua Barat Jumlah 2,065 2,575 2,480 7, , ,910 1, , Sumber : Laporan Dishut Provinsi/Kabupaten/Kota dan BP2HP diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPHA, Ditjen BPK Kulit Masoi (Ton) Tuba- Tuba (Kg) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

97 VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan Perkembangan ekspor produk kayu olahan tahun mengalami fluktuasi. Ekspor produk kayu olahan, terdiri dari : kelompok kayu gergajian (HS 4407), kayu lapis (HS 4412), veneer (HS 4408), papan partikel (HS 4410), papan fiber (HS 4411), chipwood (HS 4401), dan pulp (HS 47). Data ekspor disajikan dari tahun 2005 sampai dengan Pada tahun 2009, jumlah ekspor sebesar 4.7 juta ton dan nilai sebesar USD 2.437,2 juta. Dari jumlah ekspor tersebut, tertinggi adalah ekspor pulp (HS 47) dengan jumlah 2,4 juta ton dan nilai sebesar USD 966,2 juta, sedangkan ekspor terendah adalah veneer (HS 4408) dengan jumlah 8,4 juta kg dan nilai sebesar USD 23,5 juta. Negara-negara tujuan ekspor adalah Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. VI.2. Impor Hasil Hutan Kayu Perkembangan impor hasil hutan tahun mengalami fluktuasi. Impor hasil hutan kayu, terdiri dari : kayu bulat, kelompok kayu gergajian, kayu lapis, pulp, veneer, papan partikel, dan papan fiber. Data impor disajikan dari tahun 2005 sampai dengan Secara umum, jumlah dan nilai impor dari tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami kenaikan. Pada tahun 2009, jumlah impor sebesar 3,8 juta ton dan nilai sebesar USD 1.162,2 juta. Impor tertinggi adalah pulp dengan jumlah 3,3 juta ton dan nilai sebesar 950,8 juta USD, sedangkan impor terendah adalah veneer dengan jumlah sebesar 14,9 juta kg dan nilai sebesar USD 19,5 juta. Negara-negara asal impor adalah Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. VI.3. Penerimaan PSDH, DR dan IIUPHHK (HA/HT) Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu. Provisi Sumber Daya Hutan yang selanjutnya disingkat PSDH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara. Dana Reboisasi yang selanjutnya disingkat DR adalah dana yang dipungut dari pemegang IUPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi untuk mereboisasi dan merehabilitasi hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

98 Realisasi penerimaan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR) dan IIUPHHK tahun 2009 sebesar Rp 2,2 trilyun, dengan rincian penerimaan PSDH sebesar Rp 674,3 milyar, penerimaan DR sebesar Rp 1,4 trilyun, serta penerimaan IIUPHHK sebesar Rp 72,3 milyar. Pengenaan iuran PSDH dan DR berdasarkan Harga Patokan Pengenaan Iuran PSDH dan DR. Harga patokan PSDH ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang ditetapkan per semester, sedangkan untuk harga patokan DR berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun VI.4. Tunggakan PSDH dan DR Tunggakan iuran PSDH dan DR, terdiri dari : tunggakan yang dilimpahkan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara/Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KP2LN/KPKNL), tunggakan yang dilimpahkan kepada KP2LN/KPKNL yang dinyatakan Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT), tunggakan yang dilimpahkan kepada Kejaksaan, dan tunggakan yang ada pada Dinas Provinsi. VI.5. Lelang Hasil Hutan Lelang hasil hutan diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.48/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Temuan, Sitaan, dan Rampasan. Pelelangan hasil hutan temuan, sitaan, dan rampasan dimaksudkan untuk mengamankan barang bukti dan menjaga hak-hak Negara dari kerugian akibat pencurian, kerusakan, penyusutan, dan penurunan kualitas karena penyimpanan dalam waktu yang lama. kan harga limit lelang hasil hutan kayu dan bukan kayu diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.47/Menhut- II/2008. Obyek lelang meliputi : hasil hutan kayu dan bukan kayu hasil dari temuan, sitaan, dan rampasan. Hasil hutan temuan, sitaan, dan atau rampasan yang tidak dapat dilelang meliputi satwa dan atau tumbuhan liar dan hasil hutan yang berasal dari Hutan Konservasi dan atau hasil hutan kayu yang berasal dari Hutan Lindung. VI.6. Hasil monitoring lelang hasil hutan tahun 2009 total sebesar Rp 1,5 milyar, yang terdiri dari : volume hasil hutan kayu bulat sebesar 319,9955 m 3 dengan hasil lelang Rp ,00 dan hasil hutan kayu olahan sebesar 1.754,7144 m 3 dengan hasil lelang sebesar Rp ,00. Dokumen Peredaran Hasil Hutan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

99 Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 jis P.63/Menhut-II/2006 dan P.8/Menhut-II/2009 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara, pengangkutan hasil hutan dapat menggunakan dokumen, antara lain : Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB), Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB), Faktur Angkutan Hasil Hutan Bukan Kayu (FA-HHBK), dan Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO). SKSKB adalah dokumen angkutan yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang, dipergunakan dalam pengangkutan, penguasaan atau pemilikan hasil hutan berupa kayu bulat yang diangkut secara langsung dari areal ijin yang sah pada hutan alam negara dan telah melalui proses verifikasi legalitas, termasuk telah dilunasi PSDH dan atau DR. Pengadaan dokumen SKSKB dilaksanakan oleh Departemen dan selama tahun 2009 telah didistribusikan SKSKB ke Dinas Provinsi sebanyak set. FA-KB adalah dokumen angkutan yang diterbitkan oleh Penerbit FA-KB yang merupakan Petugas Perusahaan, dipergunakan dalam pengangkutan hasil hutan berupa kayu bulat atau kayu bulat kecil yang berasal dari perizinan yang sah pada hutan alam negara atau hutan tanaman di kawasan hutan produksi, dan untuk pengangkutan lanjutan kayu bulat atau kayu bulat kecil yang berasal dari kawasan hutan Negara yang berada di luar kawasan. Penetapan nomor seri penerbitan dokumen FA-KB pada setiap perusahaan pada tahun 2009 sebanyak 229 perusahaan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

100 Tabel VI.1.1. PERKEMBANGAN EKSPOR PRODUK KAYU OLAHAN TAHUN No 1 Produk Kel. Kayu Gergajian (HS 4407) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 9,999,918 3,408,881 43,771,140 36,918,536 63,721,094 55,995,382 50,919,008 55,301,908 38,968,906 39,107,926 2 Kayu Lapis (HS 4412) 2,214,770,962 1,374,670,271 1,979,110,376 1,506,681,493 1,774,271,082 1,565,456,899 1,250,949,008 2,055,526,139 1,572,119,475 1,314,802,163 3 Veneer (HS 4408) 3,733,492 8,618,092 10,984,000 12,041,169 11,027,221 29,979,829 11,482,000 30,096,339 8,408,757 23,506,274 4 Papan Partikel (HS 4410) 30,174,670 5,375,826 11,673,389 4,620, ,625,757 54,021,713 4,244,000 1,140,930 10,838,610 2,062,776 5 Papan Fiber (HS 4411) 234,789,022 55,092, ,948,497 49,351, ,902,295 70,802, ,857,000 56,316, ,268,357 48,407,866 6 Chipwood (HS 4401 dan 4404) 137,624 8, ,461 5, ,930 30,554,462 95,024,000 6,192, ,231,085 43,091,884 7 Pulp (HS 47) 2,546,292, ,708,467 2,812,624,096 1,124,049,592 2,437,374,772 1,065,667,952 2,436,869,000 1,425,342,204 2,470,052, ,229,144 Jumlah 5,039,898,579 2,379,882,267 5,063,225,959 2,733,668,747 4,648,408,151 2,872,478,425 4,029,344,016 3,629,916,479 4,797,887,964 2,437,208,033 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Grafik Ekspor Kayu Olahan Tahun Berat (Kg) dan Nilai Ekspor (USD) 6,000,000,000 5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000, Tahun Berat Nilai ,039,898,579 2,379,882, ,063,225,959 2,733,668, ,648,408,151 2,872,478, ,029,344,016 3,629,916, ,797,887,964 2,437,208,033 Berat (Kg) Nilai (USD) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

101 No Negara Tabel VI.1.2. PERKEMBANGAN EKSPOR KELOMPOK KAYU GERGAJIAN (HS 4407) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Australia 1,899 19,064 1,570,148 2,293,104 1,591,871 2,322,533 1,710,000 2,868,745 1,091,444 1,721,798 2 Austria ,000 12, Belgia , , , , , , , ,371 4 China 7,345,235 2,241,423 7,488,991 3,151,660 9,520,394 5,515,970 7,004,000 5,379,437 4,867,454 3,213,356 5 Kolombia ,000 13, Kroasia ,000 30, Finlandia , , , , , , Perancis 21,650 13, ,705 1,038, , , , , , ,656 9 Polynesia ,000 11,813 4,678 10, Jerman 45,796 63, , , , , , , , , Hongkong , ,645 2,310,906 1,200,241 1,366,000 1,104,096 1,668,366 1,026, India 9,857 10, ,680 15,592 22,000 24, Italia , , , , , , Jepang 36,870 23,376 13,136,079 12,273,953 16,681,497 17,605,275 11,169,000 14,258,248 10,373,988 15,101, Korea 169, ,827 6,008,758 3,811,295 11,109,520 7,758,026 6,569,000 4,920,767 3,466,762 2,756, Lithuania ,000 60, Malaysia 2,131, ,537 2,582,599 1,185,798 2,627,887 1,633,206 7,072,000 4,478,425 8,717,600 4,067, Mauritius ,703 12,214 23,000 47,254 20,532 31, Belanda 22,000 31,010 2,602,279 4,638,259 4,158,499 7,997,667 5,043,000 12,721,389 2,338,122 5,412, Selandia Baru ,814 59, , , , , , , Norwegia ,000 13, Polandia , , , , , , , , Portugal ,000 20, Qatar ,000 31, Rumania ,000 45,110 4,834 8, Rusia ,000 8, Seychelles ,000 44,854 3,783 4, Singapura 22,100 32,745 1,433, ,801 1,401, ,914 1,713,000 1,083, , , Slovenia ,457 74,378 95,989 87,618 29,000 25,899 3,200 4, Afrika Selatan 0 0 2,160,311 2,399, ,703 1,207, , ,039 90, , Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

102 No Negara Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 31 Spanyol , ,822 62,000 96,334 74, , Srilanka 0 0 5,361 5,400 92,524 80, , , Swedia , ,912 60,788 60,780 10,000 10,799 2,305 9, Taiwan 169, ,592 1,198, ,274 1,199, , , , , , Thailand ,430 25,103 41,618 16,440 23,000 78, Arab Saudi 0 0 2,500 14, Swiss ,913 8, Kanada ,273 28,129 59,875 26, ,647 9, Denmark ,824 22,780 86,239 85, Guadalupe 0 0 1,277 1, Irlandia ,468 34, ,674 29, Yunani Kaledonia Baru ,790 9, Turkey ,629 8,470 16,000 19,371 3,417 5, Uni Emirat Arab 2,000 9,500 57, ,915 39,624 19,336 74,000 54, Inggris 1, ,951 1,179, ,421 2,217, ,000 1,575, ,702 1,116, Amerika Serikat 0 0 1,523, ,372 5,782,689 2,144,694 2,588,000 1,188,536 2,050,013 1,021, Vietnam , ,807 1,434, ,670 2,349,000 1,294, , , Kep. Cayman 20,716 3, Lainnya ,000 94, , ,574 Jumlah 9,999,918 3,408,881 43,771,140 36,918,536 63,721,094 55,995,382 50,919,008 55,301,908 38,970,915 39,108,015 Sumber : BPS diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

103 No Negara Tabel VI.1.3. PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU LAPIS (HS 4412) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Aljazair 50,113,086 27,557,196 13,714,514 6,339,886 23,813,519 18,392,507 26,741,000 23,490, Australia 19,221,356 16,565,618 24,946,601 26,543,794 21,221,633 26,906,423 21,347,000 28,383,081 16,613,785 19,013,217 3 Bahrain ,999,000 2,602,454 1,804,117 1,359,220 4 Belgia 40,642,939 27,471,322 32,833,352 27,923,097 35,651,315 35,061,163 43,025,000 43,879,435 34,347,500 31,111,431 5 Kanada ,190,000 3,728,663 3,875,866 7,664,951 6 China 173,612,221 93,214, ,972,921 83,351, ,167,616 78,319, ,022,000 80,308,256 82,960,461 51,990,329 7 Denmark ,088,000 1,823, ,360 1,457,180 8 Mesir ,746,000 15,504, Perancis ,232,000 6,373,903 4,779,160 6,847, Jerman 52,043,200 40,058,974 38,047,316 37,197,702 39,851,801 55,126,502 46,054,000 72,381,792 35,008,342 54,171, Yunani ,282,000 2,497, Hongkong 34,072,104 17,792,928 23,907,787 16,538,031 15,727,403 11,977,538 12,824,000 9,450,513 8,059,472 5,196, India ,802,000 6,267,141 6,373,854 4,770, Irlandia , ,577 44, , Italia ,105,000 10,736,014 4,180,806 6,764, Jepang 887,645, ,680, ,039, ,943, ,153, ,192, ,640, ,936, ,697, ,808, Yordania 46,323,059 31,956,770 32,707,340 23,861,866 33,810,161 26,702,114 38,054,000 36,089,344 48,218,663 39,902, Korea 138,255,997 84,550, ,298,306 67,974, ,418,107 91,155, ,567,000 85,115,727 97,926,667 77,987, Kuwait 30,502,075 21,793,071 20,842,059 17,090,379 20,803,199 18,831,837 19,205,000 20,088,472 16,845,694 15,069, Lebanon ,614,000 1,066,305 9,153,735 7,702, Libya ,579,000 5,967,913 6,149,055 5,327, Malaysia ,873,000 17,711,214 14,931,671 9,649, Maldiva , ,342 64,237 41, Mexico ,481,000 6,924,463 5,951,389 4,733, Maroko , ,168 1,484,297 1,208, Belanda 36,354,286 28,405,482 21,012,704 18,394,539 21,576,432 31,487,561 20,640,000 29,624,347 18,190,881 24,994, Selandia Baru , , , , Norwegia , , , , Oman 2,107,937 1,223,195 10,348,074 6,899,495 8,502,497 8,006,332 8,342,000 8,071,758 23,710,921 21,036, Philipina , ,171 81,131 81, Polandia ,420,000 11,015,085 4,073,785 7,798, Puerto Rico ,183,000 2,218, , , Qatar 13,695,347 8,676,552 17,802,953 12,619,123 17,801,904 15,779,636 12,464,000 12,064,205 13,424,577 11,261, Rumania , ,981 86, , Rusia , ,265 9,261 24,400 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

104 No Negara Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 36 Arab Saudi 101,745,470 65,968, ,898,466 93,857,199 79,459,572 63,779,172 97,752,000 86,650,515 89,528,063 71,604, Singapura 28,902,639 14,418,405 23,743,103 15,669,073 18,252,226 14,188,961 29,451,000 24,194,136 30,045,531 21,985, Afrika Selatan ,170,000 1,238, , , Spanyol , ,202 19,927 37, Swedia , , , , Syiria ,564,000 3,412,486 1,816,094 1,887, Taiwan 142,377,480 65,603,961 97,673,524 56,358, ,885,237 90,853, ,606, ,942, ,540,159 86,983, Thailand 14,343,087 6,243,942 16,983,746 6,827,354 7,034,665 4,555,654 8,334,000 5,993,713 5,354,495 3,451, Turkey ,390,000 17,166, , , Turkmenistan ,000 51, Ukraina , ,438 39,000 20, Uni Emirat 98,054,132 58,591, ,046,286 83,096, ,647,541 87,322, ,011,000 98,614,873 62,647,010 52,115, Inggris 40,186,294 25,566,778 18,170,695 14,260,532 18,840,820 28,229,418 19,306,000 23,306,102 14,874,440 17,591, Amerika 193,187, ,132, ,634, ,783, ,278, ,317,898 87,799,000 86,109,491 98,218,608 89,345, Vietnam ,930,000 2,444,750 1,537, , Lainnya 71,385,245 38,197,391 44,487,205 25,151, ,373, ,271,262 1,194,000 1,566,486 86,609,499 69,602,060 Jumlah 2,214,770,962 1,374,670,271 1,979,110,376 1,506,681,493 1,774,271,082 1,565,456,899 1,250,949,008 2,055,526,139 1,572,119,475 1,314,802,163 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

105 No Negara Tabel VI.1.4. PERKEMBANGAN EKSPOR VENEER (HS 4408) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Australia 99, , ,285 83,995 68,000 95,415 79,135 79,801 2 Austria ,730 69, Belgia , ,184 50, ,311 67, ,141 4 Brunei ,000 17, China ,000 82, , ,174 1,712,000 1,985, ,198 1,419,778 6 Republik Ceko ,720 1,125, ,000 1,134, , ,296 7 Finlandia , ,798 92, , , ,416 8 Perancis , ,952 85, ,788 83, ,508 46, ,977 9 Jerman 797,542 2,596,192 2,929,000 3,943,292 2,143,855 8,176,869 2,537,000 9,899,403 1,917,601 7,282, Hongkong ,000 14,657 4,756 2, India ,448 83, Iran , , , , , , Italia 174, , ,926 1,848, ,000 1,453, ,613 1,461, Jepang 1,171,492 1,674,487 1,249,000 1,140,078 1,566,317 2,715,421 1,727,000 4,077,590 1,653,655 3,816, Korea ,000 24,892 40, , ,000 1,251, ,506 1,297, Malaysia , , , ,180 77, , , , Mexico ,860 1,393,014 69, , ,767 1,181, Belanda , , ,165 6, Pakistan , , ,000 93,436 21,760 17, Filipina ,950 16, ,625 1, Polandia , , ,469 77, Singapura , , , , ,018 70, Spanyol , ,772 19,000 81,573 27, , Swedia ,190 89,294 86, ,720 34, , Swiss ,859 80, , , Taiwan ,756 48,741 45, , ,223 97, Thailand , , , , , , Turkey ,000 62, Ukraina , , Uni Emirat Arab , , Inggris 367,683 1,056,808 1,160,000 1,371, ,107 1,828, ,000 1,500,960 88, , Amerika Serikat 937,737 2,177,027 4,787,000 4,386,684 2,813,526 7,873,381 2,071,000 5,487, ,143 2,719, Vietnam ,033 81,221 94, , , , Lainnya 184, , , ,862 44, ,910 20,000 21, , ,299 Jumlah 3,733,492 8,618,092 10,984,000 12,041,169 11,027,221 29,979,829 11,482,000 30,096,339 8,408,757 23,506,274 Sumber : BPS diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

106 Tabel VI.1.5. PERKEMBANGAN EKSPOR PAPAN PARTIKEL (HS 4410) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005 S/D 2009 No Negara Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) 1 Aljazair ,920 52, Australia ,305 3, , , Bahrain , , China 403,206 69, ,908 99,083 44,347,456 14,377,872 2,545, ,710 2,163, ,956 5 Denmark ,630 76, Finlandia 0 0 6,478 10, Hongkong 7,298,389 1,451,107 6,160,004 1,383,056 2,354, , India ,329 86, Italia 9,727 11,670 2,865 2,070 2,603 2, Jepang 44,615 42,143 45,525 35,401 21,862,920 10,383, ,000 57,293 26,023 6, Yordania , , , , Korea 13,355,033 1,676,030 23,614 17,254 2,669, , ,000 72,091 4,324, , Kuwait ,061, , Malaysia 3,671, ,840 1,140, ,431 6,242,180 2,700, , , ,039 27, Pakistan ,000 14, , , Filipina 97,302 12, ,561 56,385 2,639, , ,579 69, Portugal 32,783 42, , ,588 23,101 32, Qatar , , Arab Saudi ,264,902 2,740, Singapura ,496,393 1,005,254 48,000 8,092 70,928 12, Suriah ,679, , ,250, , Taiwan ,079,206 3,714, Thailand , , ,161 42, Amerika 349, ,755 1,021,525 2,264, ,749 1,430, Uni Emirat ,392,563 5,341, Vietnam 4,731, ,649 2,352, ,575 18,554,412 6,042,391 73,000 17, ,435 80, Yaman ,397, , Yunani ,405,506 1,113, Lainnya 181, , ,375 98,707 21,000 26,856 1,036, ,392 TOTAL 30,174,670 5,375,826 11,673,389 4,620, ,625,757 54,021,713 4,244,000 1,140,930 10,838,610 2,062,776 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Nilai (USD) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

107 VI.1.6. PERKEMBANGAN EKSPOR PAPAN FIBER (HS 4411) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN No Negara Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Aljazair 475, , Bahrain 239,000 83, , ,395 3 Bangladesh 321,000 48, China 23,052,000 7,897,022 22,649,546 5,991,134 5 Mesir 20,924,000 4,276, Hongkong 576, , ,369 51,187 7 India 1,235, ,043 12,513,433 3,160,841 8 Jepang 12,456,000 5,501,966 9,079,336 4,207,154 9 Yordania 1,066, , , , Korea 11,934,000 4,161, ,459 78, Kuwait 1,206, ,412 1,805, , Malaysia 12,049,000 3,905,231 3,451, , Mauritius 142,000 47,552 31,423 8, Pakistan 1,552, , ,285 75, Philipina 3,013, ,640 3,240, , Qatar 446, , ,080 90, Arab Saudi 7,628,000 2,570,943 5,356,693 1,546, Singapura 1,479, , , , Rep. Arab Syria 31,290,000 6,785,852 31,936,864 7,025, Taiwan 10,568,000 3,558,580 13,487,494 3,588, Uni Emirat Arab 3,732,000 1,510,126 5,794,232 1,730, Amerika Serikat 1,221,000 1,635, , , Vietnam 27,881,000 8,675,821 20,345,683 5,208, Kepulauan Virgin 485, , Yaman 4,773,000 1,578,730 6,071,802 1,617, Lainnya 114,000 53,069 45,357,101 10,563,646 Jumlah 179,857,000 56,316, ,268,357 48,407,866 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

108 VI.1.7. PERKEMBANGAN EKSPOR CHIPWOOD (HS 4401 DAN 4404) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005 S/D 2009 No Negara Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 China ,580 20,909, , , ,343,377 39,138,475 2 Malaysia 91,800 4,589 68,750 3, ,000 9,472 3 Singapura ,000 2, , ,418 4 Jepang 13,101 1,394 1, ,778 3,637,731 41,067,000 2,701, , ,934 5 Amerika Serikat ,021, , ,737 6 Selandia Baru Israel Swiss Nigeria Austria Italia Spanyol Arab Saudi , , ,611 34, Kuwait Hongkong Timor Timur Inggris Belgia Uni Emirat Arab Finlandia 32,652 1, Belanda , Korea ,534 3,544,706 16,477,000 1,071,008 20,037,821 1,758, Taiwan ,512 1,441,038 36,712,000 1,416,380 16,874, , Lainnya ,000 2, , ,688 Jumlah 137,624 8, ,461 5, ,930 30,554,462 95,024,000 6,192, ,231,085 43,091,884 Sumber : BPS diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

109 No Negara VI.1.8. PERKEMBANGAN EKSPOR PULP (HS 47) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) 1 Australia , , Bangladesh 5,826,514 2,164,131 23,166,041 8,918,233 21,165,912 8,340,286 37,179,000 17,611,280 43,058,956 16,764,526 3 Bulgaria 0 0 2,488, , China 1,021,090, ,487,327 1,357,499, ,902,124 1,102,185, ,991,434 1,380,795, ,307,882 1,345,985, ,473,176 5 Perancis 65,322,067 23,544,028 92,373,383 35,057,414 54,327,092 21,810,319 22,474,000 12,279,268 16,573,351 6,811,207 6 India 133,021,354 47,390, ,522,377 52,338, ,083,541 59,456,389 47,240,000 81,330, ,138,355 93,954,667 7 Iran ,903, ,527 1,096, ,834 1,500, ,213 8 Italia 152,755,058 49,547, ,595,056 58,256, ,586,565 61,753,202 94,610,000 53,594,150 67,619,129 26,252,493 9 Jepang 143,409,045 56,712, ,346,738 72,389, ,509,468 65,953,305 65,324, ,877, ,712,109 62,021, Yordania 2,799,028 1,266, , ,862 3,596,128 1,594,183 1,994,000 1,051, Korea 713,641, ,295, ,153, ,787, ,575, ,629, ,284, ,052, ,786, ,073, Kuwait 2,993,975 1,197,641 6,482,822 2,574,485 8,959,396 3,273,038 4,491,000 2,332,889 8,491,864 3,224, Malaysia 13,369,301 5,432,856 5,388,400 2,374, ,215, ,792 2,736,867 1,195, Belanda 55,813,445 19,385,999 42,192,984 16,407,788 68,300,735 27,026,618 10,009,000 5,283,241 19,054,198 7,423, Selandia Baru ,998, , Pakistan ,143,169 2,473, ,554,541 1,795, Panama 0 0 1,800, , ,000, , Philipina 15,583,900 5,726,583 7,668,900 2,910,478 6,304,230 2,282,733 5,285,000 2,715,675 5,701,678 2,304, Arab Saudi 0 0 4,997,100 1,637,575 3,161,328 1,251,799 2,236,000 1,179,258 7,673,902 2,508, Singapura ,537,517 6,818,313 18,583,000 2,310,013 3,054,204 1,331, Taiwan 113,337,292 44,554, ,782,881 46,679, ,249,054 59,729,768 81,761,000 51,301,469 76,882,968 29,885, Thailand 6,701,564 2,643,473 4,171,666 1,798,028 4,564,414 2,104,194 14,845,000 9,337,306 12,015,706 5,153, Uni Emirat Arab 741,443 2,997,209 8,822,918 3,848,426 19,387,193 8,203,325 7,923,000 3,964,741 18,135,923 6,875, Amerika Serikat 21,815,646 7,269,413 41,904,942 14,960,485 67,709,918 24,255, ,544 35, Vietnam 44,192,484 15,109,268 38,969,007 14,602,373 22,472,493 8,533,860 36,874,000 17,838,465 80,725,259 30,136, Lainnya 33,878,671 13,984,164 4,194,379 1,587,843 1,652, , , ,427 7,554,010 2,481,439 Jumlah 2,546,292, ,708,467 2,812,624,096 1,124,049,592 2,437,374,772 1,065,667,952 2,436,869,000 1,425,342,204 2,470,052, ,229,144 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun

110 Tabel VI.2.1. PERKEMBANGAN IMPOR HASIL HUTAN KAYU TAHUN No Produk Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Kayu Bulat 88,915,565 26,156,478 49,760,097 16,887,203 55,326,249 18,995,944 55,023,889 21,267,838 30,835,375 11,093,890 2 Kel. Kayu Gergajian (HS. 4407) 137,808,925 78,153, ,623,193 93,288, ,226, ,984, ,886, ,369, ,237,067 79,867,868 3 Kayu Lapis (HS. 4412) 20,751,026 8,859,496 58,543,329 23,454,968 54,481,773 23,774,279 52,940,325 27,929,352 36,957,852 21,614,882 4 Veneer (HS. 4408) 10,192,530 19,589,208 17,059,447 25,522,286 50,845,611 36,505,641 21,187,659 31,991,961 14,936,176 19,564,716 5 Papan Partikel (HS. 4410) 39,028,444 10,459,973 84,435,086 20,623, ,562,933 35,407, ,718,805 63,972, ,542,818 41,438,965 6 Papan Fiber (HS. 4411) 64,761,271 20,320,994 63,211,429 20,791,621 62,511,563 23,612, ,228,322 43,553,866 95,923,083 37,835,554 7 Pulp (HS. 47) 877,100, ,278, ,452, ,385, ,958, ,685,876 3,244,379,298 1,474,738,001 3,366,008, ,856,117 Jumlah 1,238,557, ,818,503 1,353,085, ,953,654 1,442,913, ,965,854 3,899,364,761 1,790,823,787 3,851,440,693 1,162,271,992 Sumber : BPS diolah Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Berat (Kg) dan Nilai Impor (USD) 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000 0 Grafik Impor tahun Hasil Hutan Kayu Berat Olahan Nilai Tahun ############ 655,818, ############ 730,953, ############ 829,965, ############ 1,790,823,787 Berat (Kg) 2009 ############ 1,162,271,992 Nilai (USD) Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun