BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PNEUMATIK Kata pneumatic berasal dari bahasa Yunani " pneuma " yang berarti nafas atau udara. Jadi pneumatic berarti berisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam teknologi industri (khususnya teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Titik persamaan dalam penggunaan tersebut ialah semua menggunakan udara sebagai fluida kerja (jadi udara mampat sebagai pendukung, pengangkut dan pemberi tenaga). Sistem pneumatik dibedakan berdasarkan media penggerak kutub, yaitu: 1. Pneumatik murni, Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara. 5

2 2. Elektro pneumatik, Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan penggerak katubnya menggunakan arus listrik. 3. Pneumatik hidrolik, Sistem pneumatik menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katubnya menggunakan tekanan aliran hidrolik Pneumatik Murni Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai media penggerak dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara. A. Persamaan dasar Pneumatik Sebagai hukum-hukum dasar udara bertekanan, terdapat hukum Pascal dan hukum Boyle yang dijabarkan, sebagai berikut : 1. Hukum Pascal, Tentang perpindahan tekanan statis, terdapat hukum pascal yang secara eksperimen dibuktikan oleh B. Pascal. Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang diberikan ke suatu bagian dari suatu fluida dalam sebuah ruangan akan bekerja tegak lurus pada smua bagian dalam ruangan itu. 6

3 Gambar 2.1 Ilustrasi Hukum Pascal (sumber : Sukasains.com) Apabila permukaan A 1 ditekan dengan gaya sebesar F 1 maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada Rumus : dengan; P = Tekanan (Pa) P F = Gaya (N) A = Luasan (cm 2 ) Sehingga tekanan sebesar P diteruskan ke segala arah atau kesemua bagian pada sistem, sehingga permukaan A 2 terangkat maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada Rumus : F = P A Karena P1 = P2 maka dengan; P = Tekanan (Pa) 7

4 F = Gaya (N) A = Luasan (cm 2 ) 2. Hukum Boyle Hukum Boyle Mariotte Menyatakan pada temperature konstan, volume (V) gas berbanding terbalik dengan tekannya (P), pada saat sebuah piston silinder didorong volume gas berkurang karena tekanan gas naik maka tekanan yang terjadi dapat di jelaskan pada Rumus dibawah ini (Exposito,2003). P 1. V 1, P 2. V 2 = konstan Dengan, P = tekanan (Pa) V = volume (m 3 ) Gambar 2.2 Ilustrasi Hukum Boyle Mariotte (sumber : Lumintang) 8

5 B. Kelebihan dan Kekurangan Pneumatik Kelebihan dari alat penumatik yang sangat menonjol adalah karena udara dapat mengembang dengan begitu kuat dan cepat di ruangan yang sempit dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan itu maka peralatan pneumatik banyak digunakan di indistriindustri dan pabrik-pabrik. Juga karena beberapa bukti yang nyata bahwa dalam berbagai masalah untuk otomatisasi tidak ada media lain yang dapat dipakai secara lebih mudah dan ekonomis. Selain dari kelebihan di atas, alat pneumatik juga mempunyai kelebihan-kelebihan lainnya sehingga alat pneumatik seringkali diutamakan dibandingkan alat-alat yang lain. Kelebihan-kelebihan itu antara lain bisa dilihat dari: (Thomas Krist, 1993 : 6-8) (Krist,T, 1993) Fluida kerja yang mudah diperoleh dan mudah ditransfer a. Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga. b. Saluran-saluran balik tidak diperlukan, karena udara bekas (udara yang telah memuai dan telah menyerahkan energinya) dapat dibuang bebas. Dapat disimpan dengan baik. a. Sumber udara mampat (kompresor) hanya memproduksi udara mampat kalau udara itu memang digunakan, jadi kompresor tidak selalu bekerja. b. Pengangkutan dan penyimpanan dari tangki-tangki penampungan juga dimungkinkan. 9

6 Bersih dan kering. a. Udara mampat adalah bersih, jadi kalau ada kebocoran pada saluran pipa benda-benda kerja ataupun bahan-bahan tidak akan menjadi kotor. b. Udara mampat adalah kering, jadi kalau ada kerusakan pipa-pipa tidak akan ada pengotoran-pengotoran, bintik (stain) minyak dan sebagainya. Tidak peka terhadap suhu. a. Udara bersih dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu tinggi dan pada nilai-nilai yang rendah. b. Udara mampat juga dapat digunakan di tempat-tempat yang sangat panas. c. Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali. Aman terhadap ledakan dan kebakaran. a. Keamanan kerja serta produksi besar dari udara mampat tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan. b. Alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Kesederhanaan (mudah dipelihara) a. Karena kontruksinya sangat sederhana, peralatan-peralatan udara mampat hampir tidak peka gangguan. b. Konstruksinya yang sederhana menyebabkan waktu motase (pemasangan) menjadi singkat, kerusakan-kerusakan seringkali dapat diperbaiki sendiri. 10

7 c. Komponen-komponennya dengan mudah dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya. Konstruksi kokoh. Pada umumnya komponen pneumatik kostruksinya kokoh sehingga tahan terhadap gangguan dan perlakuan-perlakuan kasar. Namun demikian, udara bertekanan dan peralatan pneumatik masih tetap juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Kekurangan dari sistem pneumatik antara lain: (Thomas Krist, 1993 : 9-10) 1. Gangguan suara (bising). Udara yang ditiup keluar menyebabkan kebisingan (desisan) terutama dalam ruangruang kerja yang sangat mengganggu. 2. Mudah menguap (volatile). Udara mampat mudah menguap (volatile). Terutama dalam jaringan udara-udara mampat yang besar dan luas dapat terjadi kebocoran-kebocoran yang banyak dan menyebabkan udara mampat mengalir keluar. 3. Bahaya pembekuan. Pada waktu pemuaian (expansion) mendadak dan penurunan suhu yang berkaitan dengan pemuaian mendadak ini, dapat terjadi pembentukan es. 4. Gaya tekan terbatas. Udara mampat hanya dapat membangkitkan gaya yang terbatas. Untuk gaya-gaya yang besar pada suatu tekanan bisa dalam jaringan, dan dibutuhkan diameter torak yang besar. 11

8 5. Biaya energi tinggi. Biaya produksi udara mampat tinggi, oleh karena itu untuk produksi dan distribusi dibutuhkan peralatan-peralatan khusus. C. Simbol-Simbol Dalam Pneumatik Pengembangan sistem pneumatik sangat membantu dengan adanya pendekatan yang seragam mengenai gambar dari elemen dan rangkaian. Simbol dari tiap-tiap elemen harus mencirikan (Exposito, 2003), yaitu: 1. Fungsi. 2. Metode pengaktifan dan pengembalian. 3. Jumlah lubang. 4. Prinsip kerja secara umum. 5. Gambaran sederhana dari aliran sinyal. Simbol tidak menjelaskan ciri-ciri, yaitu: 1. Ukuran atau dimensi komponen. 2. Metode kontruksinya atau biaya. 3. Desain arah dari saluran. 4. Detail fisik komponen. 5. Jenis sambungan-sambungan. 12

9 Simbol yang digunakan dalam pneumatik dijelaskan dalam standart DIN ISO 1219 "circuit symbols for fluidic equipment and system". Lambang dan penggambaran yang dinormalisasikan sangat perlu, yaitu: 1. Sebutan yang sama bagi unsur-unsur pneumatik. 2. Bagan hubungan yang seragam dalam semua cabang industri di negara-negara Eropa dan negara-negara lainnya. 3. Agar bagan-bagan pneumatik dibaca tanpa adanya kesalahan. 4. Penafsiran cepat dari arti fungsi bagian pneumatik. 5. Studi literatur dari dalam maupun luar negeri. D. Simbol Dan Uraian Mengenai Komponen Simbol yang digunakan dalam pneumatik dijelaskan dalam standart DIN ISO 1219 "circuit symbols for fluidic equipment and system". Simbol-simbol terpenting lainnya ditunjukkan dalam buku pegangan TP 102. Standart-standart konstruksi, pengujian dan rancangan sistem kontrol pneumatik diuraikan di bagian rujukan dalam buku ini. Simbol untuk sistem pengadaan udara bertekanan dapat ditunjukkan berupa elemen secara sendiri-sendiri maupun secara kombinasi. Pemilihan simbol yang sederhana atau yang detail tergantung dari tujuan rangkaian dantingkat kerumitannya. Pada umumnya apabila spesifikasi teknik yang khusus diperlukan, seperti penggunaan elemen tanpa pelumasan atau kebutuhan penyaring yang sangat kecil, maka digunakan simbol detail yang lengkap. Jika pengadaan udara yang umum dan standar, maka simbol yang sederhana yang digunakan. Guna pencarian kesalahan simbol detail sangat membantu. Tetapi simbol yang 13

10 detail tidak boleh menambah keruwetan dalam pembacaan rangkaian. E. Prinsip Dasar Kerja Pneumatik Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem pneumatik dilakukan padengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve. Sebagai contoh bahwa pneumatik normalnya dioperasikan pada tekanan kurang dari 220 psi. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem hidraulik. Dalam hidraulik berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan memindahkan/ menggerakkan minyak dalam sistem yang berasal dalam tangki atau resevoir. Jika pompa digerakkan,maka minyak akan terdorong oleh gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur dengan menggunakan valve. Ada tiga cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem hidraulik, yaitu : mengatur terkanan minyak, mengatur rate aliran minyak dan mengatur arah aliran minyak. Sistem pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara sebagai media kerjanya, dimana untuk menghasilkan kerja tersebut udara dimampatkan terlebih dahulu. Sistemsistem pneumatik terutama terdiri dari suatu kompresor udara atau perapat udara (sumber udara mampat), motor-motor udara mampat (pemakai-pemakai udara mampat) ditambah dengan bagian-bagian pengatur dan pengendali. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar sistem pneumatik secara rinci. 14

11 Gambar 2.3 Sistem Pneumatik Keterangan gambar: 1. Kompresor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menghasilkan udara kempa, udara akan diserap dan dimampatkan oleh kompresor yang digerakkan oleh motor listrik. 2. After Cooler, salah satu alat yang digunakan untuk mendinginkan udara kempa dengan menggunaka air atau media lain yang dapat berfungsi sebagai pendingin udara kempa. 3. Main Line Air Filter, peralatan yang berfungsi untuk mengeleminir debu dan air serta kandungan minyak pada udara kempa. 4. Refrigerated Air Dryer, alat ini berfungsi untuk mengeringkan udara basah atau udara yang masih mengandung embun atau titk air, sehingga dapat menghasilkan udara kempa yang benar-benar kering. 15

12 5. Air Filter, alat ini dipergunakan untuk menyaring debu yang terbawa oleh air. 6. Air Pressure Reducing Valve, berfungsi untuk mereduksi udara kempa pada batas yang dikehendaki dan menjaga agar tetap konstan pada saat digunakan. 7. Air Lubricator, alat ini berfungsi untuk mensuplai pelumas kedalam udara kempa dengan menggunakan aliran udara sehingga peralatan dapat bekerja dengan halus dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. 8. Air Silincer, berfungsi untuk mereduksi nozel yang timbul sampai pada batas yang aman. 9. Air Flow (Change Selenoide Valve), berfungsi untuk merubah(mengubah) aliran lkangsung dari kompresor dengan cara membuka atau menutup katup yang menerima singnal elektrik. 10. Speed Control Valve, berfungsi mengontrol kecepatan silinder dengan mengatur valve aliran dari udara kempa. 11. Air Cylinder, berfungsi untuk merubah energi udara kempa menjadi gaya yang efektif dan gerakan. Untuk menstabilkan udara kempa, biasanya dibelakang kompresor disambungkan tangki penampung, sehingga tekanan udara yang keluar menjadi stabil, selain itu kompresor dapat dihemat kerjanya, karena hasil kerjanya dapat sewaktu-waktu dipergunakan tanpa dibangkitkan terlebih dahulu. Instalasi pneumatik pada dasarnya terdiri dari perubah energi atau pengalihragaman energi. Arus energi melalui suatu instalasi pneumatik mengalir seperti pada bagan di bawah ini : 16

13 Gambar 2.4 Instalasi Pneumatik Sebagai Perubah Energi Dari bagan dapat dijelaskan bahwa : 1. Perubahan energi mekanik dari penggerak (misalnya motor listrik, diesel dan penggerak mekanis lainnya) menjadi energi pneumatik oleh kompresor udara (sumber udara mampat). Energi pneumatik ini dapat dianggap sebagai energi potensial, energi kinetik fluida kerja atau pengangkut (udara mampat). 2. Perpindahan energi pneumatik oleh udara mampat yang mengalir dari kompresor melalui bagian pengatur atau pengendali (sorong, katup). a. ke silinder yang bergerak bolak-balik. b. ke motor-motor udara mampat yang berotasi (berputar). 3. Perubahan energi pneumatik menjadi energi mekanik oleh pemakai udara mampat (silinder atau motor udara mampat). Unsur-unsur pneumatik ini mengubah energi potensial dan energi kinetik dalam udara mampat menjadi energi mekanik yang 17

14 akan menggerakkan penggerak-penggerak suatu mesin produksi (mesin perkakas, perkakas angkut, mesin produksi dan sebagainya). Bagian pengatur dan pengendali berfungsi sebagai pembawa arus udara mampat menurut cara-cara yang telah ditetapkan untuk pemakaian-pemakaian udara mampat. Katup (dengan dudukan katup atau dengan sorongan) dapat mengatur tekanan dan kecepatan aliran. F. Bagian Utama Sistem Pneumatik Dalam sistem pneumatik terdapat beberapa komponen utama, yang sering disebut sebagai elemen kerja. Elemen kerja disini adalah suatu alat pneumatik yang digerakkan dan akan menghasilkan suatu kerja dan usaha, seperti gerak lurus, gerak putar, dan lain sebagainya. Umumnya disebut juga sebagai aktuator (actuator). Jadi prinsipnya udara betekanan yaitu udara kempaan yang sering juga disebut sebagai tenaga pneumatik dirubah menjadi gerakan lurus bolak-balik (straight line reciprocating) oleh silinder pneumatik dan gerakan putar (rotary) oleh motor pneumatik. Komponen-komponen atau elemen kerja yang terdapat dalam sistem pneumatik dalam sistem pneumatik, antara lain : a. Silinder Pneumatik Silinder pneumatik merupakan elemen kerja atau bagian pneumatik yang akan menghasilkan gerak lurus bolak-balik, baik gerak itu beraturan maupun yang dapat 18

15 diatur. Berdasarkan prinsip kerjanya silinder pneumatik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Silinder kerja tunggal (single acting cylinder) Silinder kerja tunggal digerakkan hanya satu sisi arah saja. Oleh karenanya hanya akan menghasilkan satu arah saja. Untuk gerak baliknya digunakan tenaga yang didapat dari suatu pegas yang telah terpasang di dalam silinder tersebut, sehingga besar kecepatannya tergantung dari pegas yang dipakai. Ukuran elemen ini biasanya dilihat dari besarnya diameter dan panjang langkahnya. Panjang langkah dari silinder kerja tunggal ini terbatas pada panjang pegas yang dipakai. Ganbar 2.5 silinder kerja tunggal Keterangan: 1. Rumah silinder 2. Lubang masuk udara bertekanan 3. Piston 19

16 4. Batang piston 5. Pegas pengembali Prinsip kerja silinder tunggal Dengan memberikan udara bertekan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja satu arah. Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder ke posisi awal. Kegunaan silinder tunggal Menurut konstruksinya, silinder kerja tunggal dapat melaksanakan berbagai fungus gerakan: a. Menjepit benda kerja b. Pemotongan. c. Pengepressan d. penganggatan 20

17 Macam-Macam Silinder Kerja Tunggal a. Silinder diafragma Kontruksi silinder diafragma adalah tidak adanya gerakan geser dan pergeseran sepanjang gerakannya sangat kecil sekali. Silinder ini banyak dipakai untuk gerakan langkah yang pendek seperti untuk penjepitan, penstempelan, dan pengangkatan. b. Silinder rol diafragma Konstruksi silinder rol diafragma adalah serupa dengan silinder diapragma. Jika udara bertekanan dimasukkan kedalam silinder, maka akan diterima oleh diapragma dan akan membuka gulungan sepanjang dinding bagian dalam silinder. Seterusnya akan menggerakkan batang torak ke depan (maju). Jenis silinder diapragma ini memungkinkan langkah batang torak menjadi jauh lebih panjang (bisa mencapai 50 mm sampai dengan 80 mm). 2. Silinder kerja ganda (double acting cylinder) Berbeda dengan silinder kerja tunggal, elemen ini dapat digerakkan dari dua arah. Pada waktu langkah maju dan mundur dapat dipakai untuk kerja, sehingga dalam hal ini akan dapat digunakan semua langkah. Secara prinsip panjang langkah torak tidak sampai mendekati ujungnya. Sama halnya pada silinder kerja tunggal, pistonnya terbuat dari bahan fleksibel dan dipasang pada torak dari bahan logam. 21

18 Gambar 2.6 silinder ganda Keterangan: 1) batang / rumah silinder. 2) saluran masuk. 3) saluran keluar 4) batang piston 5) seal 6) bearing 7) piston Prinsip kerja silinder ganda Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston ( arah maju ) sedangkan arah yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi 22

19 permukaan tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai batas maksimun dan berhenti.. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke atmosfir. Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih besar daripada gerakan masuk. Karena efektif permukaandikurangi pada sisi batang piston oleh luas permukaan batang piston Macam-Macam Silinder Kerja Ganda Adapun macam-macam silinder kerja ganda sebagai berikut: a. Silinder berbantalan pelindung (double acting cylinder with end positioning cushioning). Yang dimaksud dengan silinder berbantalan pelindung (double acting cylinder with end positioning cushioning) adalah silinder pneumatik kerja ganda dengan bantalan di kedua ujung (akhir) langkah. Hal ini dimaksudkan sebagai pencegah kerusakan piston akibat tenaga yang cukup besar. Sebelum torak mencapai langkah maksimum bantalan piston secara langsung akan menghambat keluarnya udara, sehingga gerakan piston sudah akan diperlambat akibatnya tahanan udara di sisi yang lain. 23

20 b. Silinder tandem atau saling bergandengan. Konstruksi ini mencakup dua silinder kerja ganda yang dirakit menjadi satu unit konstruksi. Melalui penataan seperti ini dan dengan masuknya piston secara bersamaan, gaya pada batang piston menjadi berlipat ganda. Silinder jenis ini dipasang disetiap tempat yang memerlukan gaya yang besar, tetapi diameter silinder turut menentukan. Gaya yang dihasilkan oleh silinder atau biasa disebut dengan gaya piston silinder berbanding lurus dengan besar luasan silinder dan besar tekanan yang digunakan didalam rangkaian pneumatic. Besar gaya piston silinder tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan, yaitu : a. Dorongan silinder Gaya dorongan silinder dapat di hitung dari diameter tabung silinder, diameter piston rod dan tekanan udara dapat dihitung dengan menggunakan : F p = π/4 D 2. P. µ Dengan, Fp = gaya dorong silinder (N) D = Diameter tabung silinder (Cm) P = Tekanan udara (Kg/Cm 3 ) µ 1 = Koefisien tekanan beban dorong 24

21 b. Tarikan Silinder Gaya tarikan silinder bisa diketahui dengan menggunakan : F p = π/4 (D 2 d 2 ). P. µ Dengan, Fp = gaya dorong silinder (N) D = Diameter tabung silinder (Cm) d = Diameter Piston (Cm) P = Tekanan udara (Kg/Cm 3 ) µ 2 = Koefisien tekanan beban dorong c. Kecepatan Langkah Silinder Waktu operasi silinder tergantung pada beban dan ukuran dari lubang masuk. Persamaan antara kebutuhan udara dengan kecepatan langkah silinder adalah maka kebutuhan udara yang terjadi dapat dijelaskan pada : Q= D 2. V. Cr Dengan, Q = Kebutuhan udara (m 3 /min) V = Kecepatan langkah silinder (m/det) Cr = Compression ratio D = Diameter tabung silinder (m) 25

22 b. Katup Pneumatik Sistem kontrol pneumatik terdiri dari beberapa komponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan kontrol menggunakan rangkaian atau urutan-urutan kerja dari berbagai kerja yang disebut katup (valve ). Jadi katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrolan atupun pengatur, baik untuk memulai (start) ataupun berhenti (stop). Arah aliran atau tekanan dari suatu perantara yang dibawa oleh kompresor dan disimpan dalam suatu bejana. (Drs. Suyanto, M.Pd, M.T,2003 : 40 ) (Suyanto,2003) Gambar 2.7 Katup 3/2 Pilot Udara Tunggal, Pegas Kembali Gambar 2.8 Katup Tuas Roller 3/2 26

23 Pemasangan katup Keandalan sebuah pengontrolan bertahap sangat bergantung pada pemasangan katup batas ( limit switch ) yang benar. Untuk semua perencanaan pemasangan katup batas harus bisa diatur posisi kedudukan dengan mudah agar supaya mendapatkan keserasian koordinasi gerakan silinder dalam urutan kontrol. Penempatan Katup Pemilihan katup yang cermat, penempatan yang benar adalah sebagai salah satu persyaratan lanjutan, untuk keandalan sifat pensakelaran harus bebas gangguan pengoperasiannya, hal ini memberikan kemudahan untuk mereparasi dan memelihara. Pemakaian ini pada katup-katup dalam bagian daya dan katup-katup dalam bagian kontrol. Katup yang diaktifkan secara manual untuk sinyal masukan pada umumnya ditempatkan pada panel kontrol atau meja kontrol. Maka dari itu praktis dan tepat sekali untuk memakai katup-katup dengan pengaktifan yang bisa ditempatkan pada katup dasar. Variasi pengaktifan tersedia untuk macam yang luas dari fungsi masukan. Penempatan katup kontrol harus bisa diambil dengan mudah untuk mereparasi, mengeluarkan atau memodifikasi kerjanya. Penomoran komponen dan pemakai indikator sebagai penunjuk untuk sinyal kontrol merupakan hal yang paling penting guna untuk mengurangi waktu tunda dan memudahkan pencarian kesalahan. 27

24 Katup-katup daya mempunyai tugas pengaktifan pneumatik untuk mengatur sesuai dengan urutan tahapan kontrol yang telah ditentukan. Persyaratan dasar untuk katup daya adalah untuk membolehkan membalik aliran udara ke silinder begitu sinyal kontrol telah diberikan. Katup daya sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan silinder. Agar supaya panjang saluran bisa diperpendek dan juga waktu pensakelaran seideal dan sependek mungkin. Katup daya bisa ditempatkan langsung ke pengatur. Sebagai keuntungan tambahan adalah bahwa penyambung, slang dan waktu pemasangan bisa dihemat. Katup-katup Pneumatik secara garis besar dibagi menjadi 5 (lima) kelompok menurut fungsinya, yaitu: (Drs. Suyanto, M.Pd, M.T,2003 : 40 ) 1) katup pengarah ( direction way valve ) Katup pengarah adalah perlengkapan yang menggunakan lubang-lubang saluran kecil yang akan dilewati oleh aliran udara bertekanan, tereutama untuk memulai (start) dan berhenti (stop) serta mengarahkan aliran itu. 2) Katup pengontrol aliran ( flow control valve ) Katup pengontrol aliran adalah peralatan pneumatic yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali aliran udara bertekanan (pengendali angin) khususnya udara yang harus masuk kedalam silinder-silinder pneumatik. Ada juga aliran angin tersebut harus di kontrol untuk peralatan pengendali katup-katup pneumatik. 3) Katup pengontrol dan pengatur tekanan (pressure control valve) Katup pengontrol dan pengtur tekanan adalah bagian dari komponen pneumatik yang mempengaruhi tekanan atau dikontrol oleh besarnya tekanan. 28

25 Macam-macam katup ini ada 3 kategori, yaitu: a) Katup pengatur tekanan (pressure regulating valve) Katup ini berfungsi untuk menjaga tekanan supaya terjadi tekanan yang tetap (konstan). Aplikasi dari katup ini misalnya tekanan yang telah diatur (distel) pada manometer harus dipindahkan pada batas konstan terhadap elemen kerja atau penggerak walaupun tekanan yang disuplai berubah. b) Katup pembatas tekanan (pressure limiting valve) Katup ini digunakan utamanya sebagai katup pengaman. Kerja utamanya adalah mencegah tekanan udara yang berlebihan dari sistem pneumatik yang ada. Jika tekanan maksimum sudah tercapai pada bagian masuk dari katup, maka bagian keluar dari katup terbuka sehingga udara bertekana akan keluar ke atmosfer. c) Katup rentenan atau katup rangkai (sequence valve) Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan katup pembatas. 4) Katup penutup (shut-off valve) Katup ini berfungsi sebagai pemberi atau pencegah aliran udara yang tak terbatas. Artinya, jika aliran udara harus dihentikan, maka katup akan bertindak. Tetapi jika di butuhkan aliran kecil, maka katup akan membuka sedikit saja. Pemakain sederhana adalah pada keran air. 5) Katup-katup kombinasi/gabungan (combination valve) Katup kombinasi merupakan katup pneumatik yang tersusun sedemikian rupa hingga kerjanya menjadi sangat spesifik. Keberadaan katup-katup ini memang 29

26 dirancang untuk maksud-maksud tertentu yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan operasi di segi otomatisasi. c. Sensor Sensor adalah bagian dari peralatan pneumatik yang digunakan untuk mendeteksi suatu keadaan pada suatu sistem kerja pneumatik. Biasanya sensor dapat berupa kontrol sinar infra merah (Infra red) atau berupa kontrol tombol. seperti pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Sensor Magnet d. Service Unit Service unit atau air filter adalah alat penyaring udara, yang gunanya untuk memisahkan partikel-partikel air, minyak, dan debu dari udara. Udara selalu mengandung sejumlah uap air, dimana kadar uap ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Menurunnya suhu, uap air akan mengembun dan membentuk tetesan-tetesan air dan akan menguap. Seperti pada gambar

27 Gambar 2.10 Service Unit Elektro Pneumatik Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan penggerak katubnya menggunakan arus listrik. Pada sistem kendali ini untuk menggerakan rangkaian peralatan pneumatik menggunakan sinyal listrik (AC atau DC) dari peralatan kelistrikan lainnya. A. Komponen Elektro Pneumatik Sistem eletro pneumatik pada dasarnya terdiri atas rangkaian beberapa kelompok elemen. Berikut ini beberapa elemen kerja elektro pneumatik, yaitu: 1. Actuator Silinder kerja (actuator) merupakan peralatan pneumatik yang melaksanakan kerja secara langsung. Contohnya, silinder dan motor pneumatik. Silinder merupakan peralatan pneumatik yang melakukan gerakan dengan cara merubah 31

28 energi pemampatan udara menjadi energi mekanik. Sebuah silinder udara digunakan sebagai penggerak dalam sistem kendali pneumatik yang berjalan secara linier yaitu gerakan maju dan gerakan mundur, sehingga silinder ini disebut juga actuator linier. Dalam sebuah silinder normal mempunyai sebuah tongkat piston, gerakan maju merupakan gerakan memperpanjang tongkat dan gerakan mundur merupakan penarikan kembali tongkat tersebut. Actuator linier atau silinder digambarkan berdasarkan jenis dari kontruksi dan metode dari operasi, seperti terlihat pada gambar Gambar 2.11 Tabung Gerak Ganda 2. Kendali Bagian kendali terdiri dari beberapa komponen yang digunakan sebagai komponen pendukung pada kerja pneumatik, seperti push button, limit switch, katup kontrol selenoid doubel, flow valve, service unit dan kompresor, yaitu : a. Push Button, Push button digunakan untuk menyambung dan memutus arus listrik dari sumber tegangan. Jenis tombol push button terdiri dari dua jenis tombol yaitu tombol normali open (NO) dan normali close (NC), pada tombol normali open (NC) bila tombol di tekan, arus listrik terputus dan sebaliknya pada tombol normali close (NO) bila tombol di tekan arus listrik mengalir. Pada alat ini, tombol push button 32

29 yang digunakan adalah tombol normali close (NO) sebanyak 1 buah, seperti terlihat pada gambar Gambar 2.12 Push Button Switch Normali Open b. Limit Switch, Limit switch berfungsi untuk merubah, membangkitkan atau membatalkan sinyal untuk tujuan penyensoran, pemrosesan, dan pengontrolan. Jenis limit switch terdiri dari beberapa jenis yaitu limit switch rol, limit switch tombol, limit switch pegas, limit switch, dan lain-lain. Pada alat ini, limit switch yang digunakan adalah limit switch pegas sebanyak 4 buah, limit switch ini juga berfungsi sebagai pengendali gerak maju mundurnya silinder pneumatik, Seperti terlihat pada gambar Gambar 2.13 Limit Switch 33

30 3. Katup Kontrol Solenoid Katup dapat dibagi dalam beberapa bagian berdasarkan fungsinya yang berkaitan dengan jenis sinyal, cara aktifnya, dan konstruksinya. Fungsi utama dari katup adalah untuk merubah, membangkitkan, atau membatalkan sinyal untuk tujuan penyensoran, pemrosesan, pengendalian dan untuk menyuplai udara bertekanan ke silinder (aktuator), seperti terlihat pada gambar Gambar 2.14 Katup Control Solenoid 4. Relay Relay adalah alat untuk menampung aliran sementara dan mendistribusikan kebagian seterusnya misalnya diteruskan ke katup. Relai ini biasa digunakan untuk sistem elektrik pneumatik, seperti terlihat pada gambar Gambar 2.15 Relay Pneumatik 34

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

Bab 3 Katup Kontrol Arah

Bab 3 Katup Kontrol Arah 1 Bab 3 Katup Kontrol Arah Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara. Biasanya ini meliputi satu atau keseluruhan dari uraian berikut Mem; perbolehkan udara m elewati dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi.. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip

Lebih terperinci

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengujian Lengkung (Bending Test) Pengujian lengkung merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap speciment dari bahan baik bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil) Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.

Lebih terperinci

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) 2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Hidrolik & Pneumatik

Hidrolik & Pneumatik DIKTAT KULIAH Hidrolik & Pneumatik (MES304) (Untuk Kalangan Sendiri) Oleh : Dhimas Satria, ST., M.Eng JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2013 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah,

Lebih terperinci

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Perancangan Perancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada diagram alir dibawah ini agar meminimalisir terjadinya kesalahan yang sering terjadi di lapangan. MULAI Studi

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

AC (AIR CONDITIONER)

AC (AIR CONDITIONER) AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG Anhar Khalid (1), H. Raihan (1) (1) Stap Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. INSTRUMENT EVALUASI MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd. 1 / 1 A.Karakteristik Pneumatik TUP : Mampu menjelaskan pengertian,

Lebih terperinci

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1

Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Sistim Pneumatik dan Hidrolik - Kuliah 1 Pengantar Kata pneumatik diturunkan dari kata bahasa Yunani Pnema yang berarti udara. Lebih jauh, pneumatik didefenisikan sebagai suatu ilmu mengenai sistim-sistim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Komponen mesin pendingin

Komponen mesin pendingin Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR 3.1 Pemeriksaan Pada Operasi Harian Operasional kompresor memerlukan adanya perawatan tiap harinya, perawatan tersebut antara lain: a. Sediakan

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk. 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang

BAB II DASAR TEORI. Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk. 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang BAB II DASAR TEORI II. 1 Pengertian Alat Ukur Level Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan air. Dimana alat ukur ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM

ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM ANALISA SISTEM PNEUMATIK ALAT PEMOTONG SERAT ALAM Oleh : Ismet Eka Putra, M. Haris Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstract Pada era otomatisasi, pekerjaan secara manual

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK BIDANG STUDI TEKNIK PRODUKSI MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU DENGAN SISTEM PNEUMATIK Oleh : Rahmat Hadi Sukarno ( 2106.030.048 ) Dosen Pembimbing : Ir. Hari Subiyanto, MSc. PROGRAM STUDI D III TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL Hartoyo PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. PENDAHULUAN Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T Sarif Sampurno Alumni Jurusan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Kompresi Kompresi adalah pemampatan gas sehingga tekanannya lebih tinggi dari tekanan semula. Proses ini dipakai dalam banyak cabang bidang teknik. Istilah kompresi umumnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

AKTUATOR. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser AKTUATOR PENGANTAR Pada sistem pengaturan, kebanyakan sinyal kontrol yang dihasilkan oleh kotroler tidak cukup kuat dayanya untuk mendrive plan sehingga diperlukan aktuator. Pada bagian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar

Lebih terperinci

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik Elektropneumatik Bab 4 1/22 Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik 4.1 Fungsi Suatu sistem kontrol elektro pneumatik bekerja dengan dua bentuk energi: Energi listrik di dalam bagian kontrol

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL PADA MESIN BOR DENGAN KONTROL ELEKTROPNEUMATIK

ANALISIS SISTEM KONTROL PADA MESIN BOR DENGAN KONTROL ELEKTROPNEUMATIK ANALISIS SISTEM KONTROL PADA MESIN BOR DENGAN KONTROL ELEKTROPNEUMATIK TUGAS AKHIR Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Oleh : Nama : Pendi Madyana NIM :

Lebih terperinci

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito Oleh : Endiarto Satriyo Laksono 2108039006 Maryanto Sasmito 2108039014 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Hadi, MT Instruktur Pembimbing Menot Suharsono, S.Pd ABSTRAK Dalam industri rumah untuk membuat peralatan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI

KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI KISI-KISI INSTRUMEN Mata Kuliah : Pneumatik & Hidroulik Kode / SKS : MSN 326 / 2 ( dua ) SKS Semester : 4 ( genap ) Dosen / Asisten : Purnawan,S.Pd. POKOK / 1 / 1 A.Karakteristik Pneumatik a. Pengertian

Lebih terperinci