BAB II STUDI PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II STUDI PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Diversified Business Single bisnis memiliki resiko yang besar dimana bila demand dari perusahaan tersebut turun maka perusahaan akan mengalami kesulitan, oleh sebab itu banyak perusahaan mulai mendirikan bermacam-macam bisnis untuk saling menopang bisnis mereka. Diversified bisnis adalah suatu perusahaan yang memiliki beberapa jenis usaha yang bergerak dalam unit bisnis yang berbeda atau berhubungan. Ketika suatu perusahaan mulai melakukan diversified bisnis, hal yang perlu diperhatikan adalah perusahaan tersebut ingin memasuki usaha yang masih berhubungan (related) atau tidak berhubungan (unrelated). Penjelasan mengenai jenis usaha related business atau unrelated business dapat dilihat pada tabel 2.1 Dengan mengetahui jenis usaha yang ingin dikembangkan maka perusahaan dapat lebih fokus melakukan pengembangan usahanya. Untuk mengatur Diversified bisnis terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu menciptakan tim management yang kuat, serta menciptakan bisnis forecast yang akurat. Terdapat beberapa strategi dalam memasuki suatu usaha baru yaitu: a. Mengakusisi perusahaan yang telah ada Pengambilalihan perusahaan yang telah ada dapat mempermudah perusahaan dalam promosi dan ketersediaan tenaga ahli dari perusahaan lama. 7

2 8 b. Internal start-up Mendirikan suatu usaha baru sendiri, membutuhkan biaya yang relatif besar selain itu perlu adanya pelatihan karyawan untuk mengerti mengenai jenis usaha baru tersebut. Tetapi bila memulai dari awal, pemilik dapat lebih mudah mengatur karyawan dan mengerti mengenai perusahaan tersebut. c. Joint ventures Melakukan joint venture/kerja sama dapat membantu baik dari segi keuangan atau operational. Dengan adanya kerja sama maka pengelolaan perusahaan dapat dijalankan bersama sehingga beban yang ditanggung dapat lebih kecil. Selain itu, dapat dilakukan penukaran informasi yang berguna untuk mengembangkan perusahaan. Diversification Strategy Options Tabel 2.1 Diversified Strategy Options Related Businesses - Suatu usaha yang saling berhubungan antara usaha satu dengan lainnya. - Dapat saling membantu (strategic fits) antar perusahaan sehingga dapat terjadi transfer ilmu dan kemampuan, saling berbagi fasilitas, penggabungan karyawan sehingga menciptakan kelebihan baru. Unrelated Businesses - Suatu usaha yang saling tidak berhubungan antara satu dengan lainnya - Metode ini dapat mengurangi resiko perusahaan karena beda bisnis, serta fokus pada pendapatan serta laba perusahaan dalam pengembangan usahanya. Both Related and Unrelated businesses Dalam mendirikan Diversified bisnis terdapat beberapa keuntungan dan kerugian. Berikut ini adalah keuntungan dan kerugian dari memiliki multiple bisnis:

3 9 Gambar 2.1 Managing Multiple Businesses 2.2 Fish Bone Strategy Fish bone strategy atau sering dikenal dengan diagram sebab-akibat adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan continues improvement. Diagram ini menunjukkan hubungan antara penyebab-penyebab utama suatu masalah yang terjadi. Setelah diagram fish bone dibuat, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab utama yang sangat mempengaruhi masalah yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dalam pembuatan fish bone diagram terdapat empat hal yang perlu diperhatikan yaitu dari segi manusianya, peralatan atau mesin, material dan metode yang digunakan dalam perusahaan. Dengan mengamati dari keempat hal tersebut,

4 10 dapat diketahui penyebab dari masalah yang terjadi di perusahaan. Dengan diketahuinya masalah tersebut maka penyelesaian dapat dilakukan. Fish bone diagram merupakan salah satu alat terbaik untuk mnyusun penyelesaian suatu masalah yang terjadi dalam perusahaan. Berikut ini adalah salah satu contoh dari fish bone diagram. Gambar 2.2 Fish Bone Diagram 2.3 Porter Model of Five Competitive Force Model Five Competitive Force dikembangkan oleh Michael E. Porter dalam bukunya yang berjudul Competitive Strategy : Techniques for Analyzing Industries and Competitors pada tahun Model ini kemudian menjadi alat yang penting dalam menganalisa sebuah struktur organisasi industri secara strategis. Model Porter

5 11 didasarkan pada pemikiran bahwa sebuah strategi perusahaan harus memperhitungkan peluang dan ancaman di lingkungan eksternal organisasi. Porter telah mengidentifikasi lima competitive forces yang yang membentuk setiap industri dan market. Kelima forces ini menentukan intensitas dari kompetisi dan menetukan profitabilitas dan tingkat atraktif dari sebuah industri. Tujuan dari corporate strategy harus dapat memodifikasi kelima competitive forces ini dalam yang akan memperbaiki posisi organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisa Five Forces ini, management perusahaan dapat menentukan bagaimana cara untuk mengembangkan atau mengeksploitasi karakteristik tertentu di industri mereka. Berikut ini adalah kelima competitive forces yang dikembangkan oleh Michael Porter (Recklles, 2010). Gambar 2.3 Porter Model of Competitive Forces

6 12 1. Bargaining Power of Suppliers Istilah suppliers berhubungan dengan semua sumber yang diperlukan sebagai input dalam rangka penyediaan barang atau jasa. Supplier bargaining power akan menjadi tinggi pada saat: Market didominasi oleh sedikit supplier besar, dibandingkan fragmented source of supply Tidak ada produk substitusi untuk input yang diperlukan Pelanggan dari supplier terfragmentasi, yang menyebabkan bargaining power menjadi rendah Biaya untuk berpindah dari satu supplier ke supplier lainnya tinggi Buying industry memiliki barrier yang rendah untuk dimasuki pemain baru. 2. Bargaining Power of Customer Bargaining power of customer menentukan seberapa banyak customer dapat berpengaruh terhadap margin dan volume. Bargaining power dari customer akan tinggi ketika: Customer membeli dalam volume yang besar,dapat memproduksi sendiri. Supplying industry beroperasi dengan fixed cost yang besar Supplying industry terdiri atas small operator dalam jumlah yang besar Perpindahan ke produk alternatif relatif mudah dengan cost yang rendah Pelanggan memiliki margin yang kecil dan pricesensitive Pelanggan mengetahui production cost dari produk yang disupply

7 13 3. Threat of New Entrants Pendatang baru dapat merubah beberapa hal di dalam lingkungan market (seperti market share, harga, dan customer loyalty) di setiap saat. Selalu akan terdapat tekanan terhadap reaksi dan penyesuaian untuk pemaian lama yang ada di industry ini. Threat of new entry ini tergantung terhadap adanya beberapa barrier untuk memasuki industry ini, yaitu: Investasi awal yang tinggi dan fixed cost yang tinggi Cost advantage dari pemain lama dikarenakan pengalaman yang dimiliki Brand loyalty dari customer Kekayaan intelektual yang dilindungi, seperti patent dan lisensi Ketersediaan sumber daya yang penting, seperti staff ahli yang berpengalaman Akses terhadap bahan mentah dan jaringan distrubusi dikuasai oleh pemain lama Pemain lama memiliki hubungan yang erat dengan customer 4. Threat of Substitutes Ancaman dari produk substitusi timbul jika terdapat produk alternatif dengan harga yang lebih rendah dan memiliki performa yang lebih baik. Produk substitusi ini memiliki potensi untuk menarik sejumlah proporsi dari market volume dan mengakibatkan volume penjualan untuk pemain lama. Faktor yang mempengaruhi threat of substitutes adalah sebagai berikut :

8 14 Brand loyalty dari customer Kedekatan hubungan dengan customer Switching cost untuk customer Trend saat ini 5. Competitive Rivalry between Existing Player Force ini mendeskripsikan intensitas kompetisi di antara pemain lama di dalam sebuah industry. Tingginya tingkat persaingan berakibat terhadap timbulnya tekanan terhadap harga, margin, dan profitabilitas untuk setaip perusahaan di dalam industri. Kompetisi antara pemain lama menjadi tinggi ketika: Terdapat banyak pemain dalam ukuran yang sama besar Pemain memiliki strategi yang sama Tingkat pertumbuhan market yang rendah Tingginya barrier untuk keluar Analisa Five Forces dapat menyediakan informasi berharga terhadap tiga aspek dari perencanaan perusahaan. 1. Analisa Statistik Analisa Five Forces berperan dalam menentukan tingkat atraktif dari sebuah industri, yang selanjutnya akan mempengaruhi keputusan untuk masuk atau keluar dari sebuah industri. Lebih jauh, model ini dapat digunakan untuk membandingkan akibat dari competitive forces di dalam organisasi mereka sendiri dan akibat mereka terhadap kompetitor. Kompetitor dapat memiliki

9 15 pilihan yang berbeda terhadap reaksi untuk berubah dalam competitive forces dari sumber daya mereka yang berbeda dan kompetensi. 2. Analisa Dinamis Kombinasi antara analisa Five Forces dengan analisa PEST akan mengungkapkan driver untuk perubahan di dalam sebuah industri. Analisa Five Forces dapat mengungkapkan potential future atractiveness dari sebuah industri. Perubahan yang diharapkan dari politik, ekonomi, sosiodemografis, dan teknologi dapat mempengaruhi five competitive forces dan selanjutnya berdampak pada struktur industri. 3. Analysis of Option Dengan pengetahuan mengenai intensitas dan kekuatan dari competitive forces, organisasi dapat mengembangkan pilihan untuk memperbaiki posisi kompetitif mereka, dimana hasilnya dapat menjadi arahan strategi yang baru. Sehingga Porter model of five competitive forces melakukan analisis secara terstruktur dan sistematis terhadap struktur pasar dan kondisi kompetisi. Five force model didasarkan pada microkonomi, yang memiliki account dalam supply dan demand, produk complimentary atau substitusi, hubungan antara volume produksi dan cost produksi, dan struktur market seperti monopoly, oligopoly, atau kompetisi sempurna.

10 SWOT Analysis SWOT analisis merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kelebihan, (strength), kekurangan (weakness), market opportunity yang dimiliki oleh perusahaan, dan ancaman (threat) eksternal untuk masa depan perusahaan. First rate analisa SWOT dapat menyediakan dasar bagi perusahaan untuk menyusun strategi yang mengkapitalisasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan, menangkap kesempatan terbaik yang dimiliki perusahaan, dan bertahan untuk menghadapi ancaman terhadap keberlangsungan hidup perusahaan (Thompson et al, 2010) Identifikasi Terhadap Resource Strength Perusahaan (Strength) Resource strength merupakan sesuatu kelebihan yang dimiliki perusahaan atau suatu atribut yang dapat meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan di pasar. Resource strength dapat berupa beberapa bentuk : Sebuah skill atau competitively important capability Valuable physical, human, organizational, dan intagible assets Atribut yang dapat menyebabkan perusahaan berada di posisi yang menguntungkan Competitively valuable alliances Identifikasi Terhadap Resource Weakness Perusahaan (Weakness) Resource weakness merupakan suatu kelemahan yang dimiliki suatu perusahaan atau kondisi yang dapat menyebabkan perusahaan memiliki disadvantage untuk mencapai objektifnya. Resource weakness yang dimiliki oleh perusahaan dapat dihubungkan dengan:

11 17 Skill yang inferior Defisiensi dalam hal physical, organizational, atau intangible assets Competitively inferior capabilities in key area Identifikasi Terhadap Market Opportunity (Opportunity) Market opportunity merupakan sebuah faktor penting dalam menentukan strategi perusahaan. Semakin volatil dan tidak dapat terprediksinya kondisi pasar, maka semakin semakin terbatas pula kemampuan perusahaan untuk dapat menemukan kesempatan penting tersebut. Baik di dalam pasar yang stabil maupun volatil, timbulnya kesempatan selalu tidak pernah dapat dikendalikan oleh satu perusahaan, sebaliknya kesempatan itu timbul dari simultaneously alignment dari beberapa faktor eksternal. Dalam mengevaluasi market opportunity dari perusahaan, manager harus selalu awas dalam melihat setiap industry opportunity sebagai sebuah company opportunity. Tidak semua perusahaan dipersiapkan dengan sumber daya untuk secara sukses mendapatkan setiap kesempatan yang ada di industri. Market opportunity yang paling relevan terhadap sebuah perusahaan adalah yang sesuai dengan keadaan finansial dan organisasi perusahaan, menawarkan pertumbuhan dan profitabilitas yang terbaik, dan menghadirkan potensi sebagai competitive advantage.

12 Identifikasi Terhadap External Threat (Threat) Threat dapat timbul dari adanya teknologi yang lebih baik dan lebih murah, perusahaan saingan yang memperkenalkan produk baru yang lebih unggul, peraturan baru yang lebih berdampak buruk terhadap suatu perusahaan dibandingkan saingan mereka, dan perubahan dalam interest rate dan foreign exchange rate. Gambar 2.4 Contoh Analisa SWOT

13 Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai manajemen sumber daya manusia, pertama-tama, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai manajemen. Konsep manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan, sampai sekarang belum ditemukan definisi manajemen benar-benar dapat diterima secara universal. Untuk mempermudah pengenalan mengenai manajemen, berikut ini adalah bagan proses manajemen yaitu Gambar 2.5 Proses Managemen Dari bagan tersebut, manajemen dapat didefinisikan adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Karena sifat pengaturan melekat pada manajemen, maka banyak orang yang mengartikan manajemen sebagai tata laksana atau ketatalaksanaan, yaitu suatu kegiatan mengatur, membimbing, dan memimpin orang-orang yang menjadi bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut, tampak bahwa manajemen terdapat dua hal penting yaitu 1. Jabatan, yaitu kedudukan-kedudukan yang disediakan bagi orang-orang yang memenuhi syarat dan keahlian dalam jabatan tersebut.

14 20 2. Job, yaitu pekerjaan merencanakan, mangatur, mengarahkan, melaksanakan, dan mengawasi jalannya kegiatan dalam pencapaian tujuan tertentu. Manajemen juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan perencanaan matang, pelaksanaan konsisten, dan pengendalian yang kontinu agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Dimana efisien yang dimaksud adalah suatu keadaan ketika penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan secara tepat dan akurat tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya. Sedangkan efektif adalah suatu keadaan dimana dalam memilih cara dan peralatan yang digunakan dengan tepat sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Alasan diperlukan manajemen adalah sebagai berikut: Mencapai tujuan pribadi, kelompok, organisasi, atau perusahaan. Menciptakan keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi atau perusahaan Mencapai efisiensi dan produktivitas kerja organisasi atau perusahaan. Maka manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan. Hal-hal yang esensial dari manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan dan pendayagunaan secara penuh dan berkesinambungan terhadap sumber daya manusia yang ada sehingga mereka dapat bekerja sama secara optimal, efektif dan produktif dalam mencapai

15 21 tujuan organisasi atau perusahaan. Empat hal penting berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut: a) Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian berbagai kebijakan sumber daya manusia dengan perencanaan b) Tanggung jawab pengelolaan sumber daya manusia tidak lagi menjadi tanggung jawab manajer khusus, tetapi manajemen secara keseluruhan. c) Adanya perubahan dari hubungan serikat pekerja manajemen menjadi hubungan manajemen karyawan d) Terdapat aksentuasi pada komitmen untuk melatih para manajer agar dapat berperan optimal sebagai penggerak dan fasilitator. Pengelolaan sumber daya manusia menjadi unsur yang sangat penting dari fungsi manajemen. Jika sumber daya manusia tidak dikelola secara baik, efektivitasnya akan merosot lebih cepat daripada sumber daya yang lainnya. Teknik pengelolaan sumber daya manusia juga akan semakin sederhana berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berlangsung. 2.6 Struktur Organisasi Pada mulanya suatu bisnis dimulai oleh satu orang yang melakukan berbagai pekerjaan, tetapi dengan berkembangnya dan suksesnya bisnis tersebut, makin banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan membutuhkan banyak orang untuk melakukan berbagai macam pekerjaan. Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang

16 22 telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu yang dinamakan sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi. Struktur organisasi adalah suatu penyempitan tugas atau fungsi, hubungan, tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi antar individu dengan departemen lainnya (Sexton, 1970, p. 23). Dalam struktur organisasi ini manager melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan. Struktur organisasi yang formal telah digunakan sejak tahun 1854 ketika Daniel McCallum menjadi general superintendent of the New York and Erie Railroad. Pada awalnya struktur organisasi dibuat seperti pohon dengan akarnya adalah President dan the board of directors sedangkan cabangnya menyimbolkan berbagai department dan sebagai daunnya adalah para pekerja. Hasil yang didapatkan dari sebuah bagan struktur organisasi adalah sebuah batas kewenangan yang jelas, dimana digambarkan bawahan merupakan bagian dari atasan (supervisor) mereka (Chandler, 1988, p. 156).

17 23 Gambar 2.6 Struktur Organisasi Terdapat empat pilar pengorganisasian (four building blocks of organizing) yang biasa digunakan yaitu: 1. Pembagian Kerja (division of work) Pembagian kerja adalah upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan, yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut. Contoh dari pembagian kerja misalnya pembagian kerja dalam bisnis restoran, dimana pembagian kerja dapat berupa pembagian kerja untuk bagian dapur, pelayanan pelanggan di meja makan, kasir, dan lain sebagainya 2. Pengelompokan Pekerjaan (departmentalisasi) Pengelompokan Pekerjaan atau departementalisasi pada dasarnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu (bagian pelayan).

18 24 Gambar 2.7 Pengelompokkan Kerja 3. Penentuan Relasi Antar Bagian dalam Organisasi (hirarki) Hirarki adalah proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik secara vertikal (Tall Hierarchy) maupun secara horizontal (Flat Hierarchy). Gambar 2.8 Relasi Antar Bagian Dalam Organisasi

19 25 Dalam hirarki struktur organisasi terdapat 2 konsep penting, yaitu : Span of management control atau span of control Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu. Gambar 2.9 Hirarki dalam bisnis restoran Chain of Command Chain of command menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling rendah. chain of command juga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan melapor ke bagian mana.

20 26 Gambar 2.10 Chain of command dari bisnis restoran 4. Penentuan Mekanisme Untuk Mengintegrasikan Aktifitas Antar Bagian dalam Oganisasi (Koordinasi) Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995) Sebuah struktur organisasi yang efektif adalah yang dapat memfasilitasi hubungan pekerjaan dengan beberapa bagian organisasi dan dapat meningkatkan keefisienan kinerja organisasi. Beberapa kriteria struktur organisasi yang sukses adalah proses pelaporan yang bersifat desentralisasi, struktur organisasi yang ringkas (flat), kecepatan arus informasi yang tinggi, transparansi yang tinggi, hanya menghasilkan sejumlah kecil residu, proses pengawasan yang terus-menerus, reaksi yang cepat, shared reliability, dan tingkatan matrix. Dalam pengambilan keputusan suatu organisasi terdapat dua cara pengambilan keputusan yang biasa digunakan yaitu:

21 27 1. Centralization Perusahaan dengan tipe struktur organisasi terpusat (centralized) hanya memiliki beberapa divisi management yang memiliki wewenang melakukan pengambilan keputusan dalam perusahaan untuk mengatur jalannya perusahaan. Pada tipe struktur ini, line-staff employee memiliki keterbatasan dalam pengambilan keputusan tanpa adanya keputusan dari orang yang berwenang. Sistem ini fokus pada top-down management dimana ada manager yang akan memberitahukan staff apa yang harus mereka kerjakan dan bagaimana melakukannya. Sehingga staff hanya memiliki sedikit kebebasan dalam bertindak. Sistem ini digunakan oleh perusahaan yang memiliki decreased span of control, selain itu system ini juga menyebabkan lamanya tindakan yang dilakukan perusahaan karena membutuhkan persetujuan dari pemilik perusahaan. 2. Decentralization Karena kreativitas individual dapat terhenti dan management cost dapat menjadi lebih besar dalam organisasi sentralisasi, banyak organisasi berubah menjadi struktur desentralisasi. Desentralisasi akan mengeliminasi tingkat yang tidak diperlukan dalam management dan untuk menempatkan kewenangan dalam tangan manager dan staff tingkat pertama, sehingga akan meningkatkan pengawasan, dengan lebih banyak pekerja yang melapor kepada satu manager. Peringkasan ukuran juga membantu dalam merubah arus komunikasi, sehingga top management mendengarkan keluhan dan

22 28 pemikiran staff secara lebih langsung dan management menggunakan pendekatan yang lebih bersifat hands-on. Pendekatan hands-on melibatkan lebih sedikit birokrasi, yang berarti lebih cepatnya respon terhadap situasi yang membutuhkan perhatian secara cepat sehingga keputusan dapat cepat diambil. 2.7 Analisa jabatan atau Pekerjaan Analisa jabatan atau pekerjaan adalah a. Suatu proses menghimpun informasi setiap jabatan atau pekerjaan yang berguna mewujudkan tujuan bisnis sebuah perusahaan. b. Proses menghimpun dan mampelajari berbagai informasi yang berhubungan dengan pekerjaan secara operational beserta tanggung jawabnya c. Kegiatan menghimpun dan menyusun informasi berkenaan dengan tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawab yang bersifat khusus. Tujuan akhir dari analisa jabatan ini adalah deskripsi tertulis dari persyaratan actual suatu jabatan atau pekerjaan. Ada dua tujuan dari kegiatan analisis jabatan atau pekerjaan, yaitu Menyusun uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job specification). Dari uraian jabatan dapat diketahui jenis tugas dan tanggung jawab, prosedure mengerjakannya, dan alasan si pejabat melakukan pekerjaan

23 29 tersebut. Sedangkan persyaratan jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi seseorang agar mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan manajemen SDM seperti penilaian kinerja pejabat yang bersangkutan, dan prestasi kerja dengan uraian jabatan. Dengan dilakukan analisa jabatan maka karyawan dapat mengetahui pekerjaan dan tanggung jawab yang mereka miliki sehingga dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien. Selain itu dengan adanya analisa jabatan maka kinerja karyawan dapat terukur dengan jelas mulai dari kemampuan, usaha, tanggung jawab dan kondisi kerjanya.

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI TUJUAN 1. Mengetahui tujuan dari pengambilan keputusan yang terkait dengan desain organisasi 2. Mengetahui empat pilar pengorganisasian 3. Mengetahui faktor utama dalam desain

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni Desain Struktur Organisasi Disusun Oleh Lista Kuspriatni Universitas Gunadarma 2014 Konsep Dasar Pengorganisasian Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi

Lebih terperinci

4/18/2012 nts/mu/tiuajmks

4/18/2012 nts/mu/tiuajmks Tri Suswanto Saptadi http://trisaptadi.uajm.ac.id Tujuan Mengetahui tujuan dari pengambilan keputusan yang terkait dengan desain organisasi Mengetahui keterkaitan antara pembagian kerja, departementalisasi,

Lebih terperinci

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI T U J U A N 1. Mengetahui tujuan dari pengambilan keputusan yang terkait dengan desain organisasi 3. Mengetahui keterkaitan antara pembagian kerja, departementalisasi, hirarki

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-V PENGORGANISASIAN OLEH M.S. HUSEIN PULUNGAN

PERTEMUAN KE-V PENGORGANISASIAN OLEH M.S. HUSEIN PULUNGAN PERTEMUAN KE-V PENGORGANISASIAN OLEH M.S. HUSEIN PULUNGAN 1-1 PENGORGANISASIAN T U J U A N 1. Mengetahui tujuan dari pengambilan keputusan yang terkait dengan desain organisasi 2. Mengetahui keterkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

Manejemen Pusat Data

Manejemen Pusat Data Manejemen Pusat Data Modul ke: 05 Fakultas Ilmu Komputer Struktur Organisasi Dian Wirawan, S.Kom, M.Kom Program Studi Teknik Informatika Struktur Organisasi Manajemen Pusat Data Mengenal dan Memahami pentingnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Metodologi BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Start Studi Literatur Observasi Perusahaan - Visi & Misi Perusahaan - Kebijakan Manajemen Analisis Kondisi Internal Value Chain Analysis (Showa Global

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy)

13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy) 1 13. MENYESUAIKAN STRUKTUR DAN KONTROL DENGAN STRATEGI (Matching Structure and Control to Strategy) Struktur and Kontrol pada Functional Level Manufacturing * Strategi fungsional umumnya memfokus pada

Lebih terperinci

11. STRUKTUR ORGANISASI

11. STRUKTUR ORGANISASI 1 11. STRUKTUR ORGANISASI Dosen: Prof Ir Rudy C Tarumingkeng, PhD Fungsi organisasi adalah mengembangkan strategi pencapaian keunggulan kompetitif dengan penciptaan nilai, melalui peningkatan: efisiensi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN PERENCANAAN BISNIS PENGORGANISASIAN BISNIS PERUMUSAN VISI, MISI DAN TUJUAN BISNIS

POKOK BAHASAN PERENCANAAN BISNIS PENGORGANISASIAN BISNIS PERUMUSAN VISI, MISI DAN TUJUAN BISNIS POKOK BAHASAN PERENCANAAN BISNIS PERUMUSAN VISI, MISI DAN TUJUAN BISNIS PENGORGANISASIAN BISNIS STRUKTUR FORMAL DAN INFORMAL ORGANISASI PROSES MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI JENIS JENIS STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Information System Strategic Design 2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pengertian Sistem Informasi dapat

Lebih terperinci

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 33 3.2.5. Tantangan-tantangan lain yang dihadapi PT. YZ Krisis ekonomi global yang terjadi pada awal tahun 2008 memberikan dampak terhadap industri dimana PT. YZ bersaing. Dengan adanya krisis ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

MANAGING WORK EFFECTIVELY

MANAGING WORK EFFECTIVELY SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM MANAGING WORK EFFECTIVELY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi fungsi dan

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran ANALISIS PASAR Analisa Pasar merupakan bagian penting dalam manajemen pemasaran, karena dalam konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan pada jonsumen sasaran ( kebutuhan dan keinginan ) ANALISA SITUASI

Lebih terperinci

STRATEGIC MANAGEMENT GENERAL MOTORS: FROM BIRTH TO BANKRUPTCY 2009

STRATEGIC MANAGEMENT GENERAL MOTORS: FROM BIRTH TO BANKRUPTCY 2009 STRATEGIC MANAGEMENT GENERAL MOTORS: FROM BIRTH TO BANKRUPTCY 2009 (Source: Essentials of Strategic Management-Hill & Jones, 3 rd edition, 2012, page C78-C89) Boedijono Kartolo (NIM: 01201369) Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM Analisis Lingkungan Industri Five Competitive Forces by Michael E. Porter (Model 5 Kekuatan Persaingan) Porter s Five Competitive Forces/Model

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI Pengorganisasian Pengorganisasian (organizing) adalah suatu proses mengatur SDM dan sumber daya lainnya dalam menjalankan strategi perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat dibuat berdasarkan dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan

Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

Internal Assessment. The Nature of an Internal Audit. Chapter 4

Internal Assessment. The Nature of an Internal Audit. Chapter 4 Chapter 4 Internal Assessment Bab ini berfokus mengidentifikasi dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan suatu perusahaan dalam area fungsional dalam bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI BAB 3 ANALISIS INDUSTRI Analisa lingkungan mikro merupakan suatu analisa untuk mengetahui kekuatan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri. Dengan menganalisa lingkungan mikro, kita bisa

Lebih terperinci

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari Strategi E-Commerce 1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Yaitu metode yang meninjau peluang dan ancaman dari luar dan menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan internal. Analisis

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

Pengantar. Pengantar. Konsep Lain Strategi 11/23/2011. Hamel dan Prahalad (1995):

Pengantar. Pengantar. Konsep Lain Strategi 11/23/2011. Hamel dan Prahalad (1995): Pengantar ANALISIS STRATEGIS Hendri Sopryadi,M.T.I Indra Maipita 2008 Pengertian: Chandler (1962): strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIS. Indra Maipita. Universitas Negeri Medan

ANALISIS STRATEGIS. Indra Maipita. Universitas Negeri Medan ANALISIS STRATEGIS 2008 Indra Maipita Universitas Negeri Medan Pengantar Pengertian: Chandler (1962): strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

Lebih terperinci

TUGAS ONLINE PENGANTAR BISNIS MENGELOLA PERUSAHAAN BISNIS SEKSI 11. DOSEN PEMBIMBING : JATMIKO Ir.,MBA.,MM. DISUSUN OLEH :

TUGAS ONLINE PENGANTAR BISNIS MENGELOLA PERUSAHAAN BISNIS SEKSI 11. DOSEN PEMBIMBING : JATMIKO Ir.,MBA.,MM. DISUSUN OLEH : TUGAS ONLINE PENGANTAR BISNIS MENGELOLA PERUSAHAAN BISNIS SEKSI 11 DOSEN PEMBIMBING : JATMIKO Ir.,MBA.,MM. DISUSUN OLEH : NAMA : ALIFIA PUTRI MAULIDASARI NIM : 2012 12 214 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

Manajemen Strategik: Gambaran Umum

Manajemen Strategik: Gambaran Umum Manajemen Strategik: Gambaran Umum Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.... Contoh

Lebih terperinci

PENGORGANISASIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN UNTUK MENGKOORDINASIKAN HUBUNGAN BERBAGAI SISTEM KEWENANGAN DAN

PENGORGANISASIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN UNTUK MENGKOORDINASIKAN HUBUNGAN BERBAGAI SISTEM KEWENANGAN DAN PENGORGANISASIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN UNTUK MENGKOORDINASIKAN HUBUNGAN BERBAGAI SISTEM KEWENANGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN TUGAS- TUGAS YANG ADA DI DALAM ORGANISASI. KEWENANGAN, TUGAS-TUGAS

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii Abstract... xiii

DAFTAR ISI. Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii Abstract... xiii DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii Abstract...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana

BAB III METODOLOGI. Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana informasi yang nantinya diperoleh, digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan strategi baru atau

Lebih terperinci

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Seri Artikel Manajemen 2 APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Strategi adalah hal yang sering dikemukakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apa itu sebenarnya strategi? Mengapa

Lebih terperinci

serta kemampuan membangun volume sales yang banyak - Kemampuan menciptakan switching cost yang mengikat konsumen

serta kemampuan membangun volume sales yang banyak - Kemampuan menciptakan switching cost yang mengikat konsumen Hal Hal yang harus diperhatikan ketika akan ekspansi internasional: o Pasar mana yang harus dimasuki - Bergantung pada profit potensial jangka panjang yang mampu pasar itu berikan. Pasar yang Pasar kurang

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN. Oleh: Setiadi, MKep

KONSEP MANAJEMEN. Oleh: Setiadi, MKep KONSEP MANAJEMEN Oleh: Setiadi, MKep POKOK BAHASAN Pengertian manajemen Prinsip umum manajemen proses manajemen keperawatan Pengertian manajemen keperawatan kerangka konsep dasar dalam manajemen keperawatan

Lebih terperinci

Teori Perdagangan Internasional

Teori Perdagangan Internasional Teori Perdagangan Internasional Teori Keunggulan Kompetitif Michael Porter 1990 Tugas Mata Kuliah Sistem Jaringan Bisnis Internasional Dosen : Dr. Teddy Oswari Oleh : Ifadah Amalia (92210047) Suko Retno

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sudah sangat pesat di zaman ini, informasi telah dapat menyebar dengan cepat dan tentu saja dengan adanya kelancaran teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung) Charel Samuel Matulessy, S.T.,M.Kom. 1 Frans Mathias P Sihombing

Lebih terperinci

Syarat Organisasi. 1. Sekelompok orang. 2. Hubungan dan Pembagian Kerja. 3. Tujuan

Syarat Organisasi. 1. Sekelompok orang. 2. Hubungan dan Pembagian Kerja. 3. Tujuan Organizing Syarat Organisasi 1. Sekelompok orang 2. Hubungan dan Pembagian Kerja 3. Tujuan Definisi Organizing Aplikasi syarat organisasi Gambaran skematis hubungan kerja capai tujuan Proses penetapan

Lebih terperinci

Pertemuan 5 MANAJEMEN STRATEGI Pengamatan Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan Internal

Pertemuan 5 MANAJEMEN STRATEGI Pengamatan Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan Internal Pertemuan 5 MANAJEMEN STRATEGI Pengamatan Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan Internal Pengamatan Lingkungan Internal dan Analisis Lingkungan Internal A. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN BAB II ANALISIS LINGKUNGAN Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

# $ !!" ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!! " #! # % #, #,-! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$

# $ !! ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!!  #! # % #, #,-! #! )!! % .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!' /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$ !!"! #$! $%!&!'!!" # %!!!'(!!!$)!" #* $%!++ +!! % %+!'!! " "" #! # % #'!$ #, #,-! #'-!!! #! )!! %" # $.'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$!!!%.!% % "!.!% % )!')!! %!+!.!% % & &

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

bersamaan dengan proses produksinya. Pelayanan pada pelanggan sangat erat pada pelanggan end user maka pada saat tersebut produk atau layanan

bersamaan dengan proses produksinya. Pelayanan pada pelanggan sangat erat pada pelanggan end user maka pada saat tersebut produk atau layanan INTISARI PT Infomedia Nusantara (INFOMEDIA) sebagai salah satu anak perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk., menjalankan bisnisnya dengan fokus dalam penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis (Business

Lebih terperinci

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 1-1 BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng www.rudyct.com/about_me.htm Strategi Tkt Bisnis 1-2 adalah strategi bisnis yg perlu ditempuh agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

# $ !!" ! # $! $ % !!" # %!!! '(!! # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!

# $ !! ! # $! $ % !! # %!!! '(!! # * $ %!+ + +!! % %+!'!!    #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! % .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!! !!"! # $! $ %!&!'!!" # %!!! '(!!!$)!" # * $ %!+ + +!! % %+!'!! " " " #! # % # '!$ #, #,-! # '-!!! #! )!! %" # $.'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$!!!%.!% % "!.!% % )!')!! %!+!.!%

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Definisi Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan eksternal terhadap pelaksanaan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) baik di dalam negeri

Lebih terperinci

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto Menetapkan Strategi SI Sistem dan informasi sudah ada dan dijalankan secara normal Strategi harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya diperlukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ORGANISASI INDUSTRI. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng

MANAJEMEN ORGANISASI INDUSTRI. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng MANAJEMEN ORGANISASI INDUSTRI Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng Pengertian Organisasi Chester I. Barnard system kerjasama antara dua orang atau lebih James D. Mooney bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

Mengapa mempelajari Teori Organisasi dan Manajemen Organisasi selalu ada dalam kehidupan masyarakat Organisasi menjadi bagian tak terpisahkan dengan

Mengapa mempelajari Teori Organisasi dan Manajemen Organisasi selalu ada dalam kehidupan masyarakat Organisasi menjadi bagian tak terpisahkan dengan Bab 6 ORGANIZING Organisasi Suatu Kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar III-1 dan gambar III-2. Gambar III-1 menunjukkan gambar dari flow diagram penentuan dan analisa masalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI. Maya Dewi Savitri, MSi.

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI. Maya Dewi Savitri, MSi. PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI Maya Dewi Savitri, MSi. 1 Pertemuan 12 Organisasi dan Kelompok Kerja 2 Materi 1. Pengertian organisasi 2. Prinsip organisasi 3. Bentuk organisasi 4. Proses pengorganisasian

Lebih terperinci

COST ANALYSIS CONSIDERATIONS AND MANAGERIAL APPLICATION OF VALUE CHAIN

COST ANALYSIS CONSIDERATIONS AND MANAGERIAL APPLICATION OF VALUE CHAIN COST ANALYSIS CONSIDERATIONS AND MANAGERIAL APPLICATION OF VALUE CHAIN CHAPTER 5 STRATEGIC COST MANAGEMENT (John Shank & Vijay Govindarajan) Traditional View INTRODUCTION Value-Creating Supplier Activities

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Analisis Strategik Sistem Informasi

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Analisis Strategik Sistem Informasi Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Analisis Strategik Sistem Informasi 1 Analisa Strategis Sistem Informasi Analisis kondisi saat ini dan apa yang diharapkan kedepan dari STRATEGI SI?. Kebutuhan SI pada organisasi

Lebih terperinci

Introduction to. Chapter 8. Organizational Structure. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

Introduction to. Chapter 8. Organizational Structure. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing Introduction to Chapter 8 Organizational Structure Sasaran Pembelajaran Menjelaskan bagaimana sebuah struktur organisasi boleh digunakan oleh perusahaan untuk mencapai rencana starategisnya. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci