GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DESA WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL
|
|
- Liana Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DESA WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL OLEH: SAPIUNJAINAH a019 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
2
3 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA DI DESA WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Sapiunjainah*) Yuliaji Siswanto, S.KM,M.Kes (Epid).,**) Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes **) *Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo ** Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (overt behavior), karena perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagaianya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan Tujuan penelitan yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat ibu rumah tangga. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu rumah tangga di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel secara simple random sampling, yaitu sebanyak 94 responden. Pengumpulan data diambil melalui penyebaran kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 73 responden (77,7%) memiliki pengetahuan kurang tentang PHBS, 5 responden (5,3%) memiliki pengetahuan cukup, dan 16 responden (17,0%) memiliki pengetahuan baik. Perlu adanya pendidikan kesehatan tentang PHBS oleh tenaga kesehatan terdekat kepada ibu rumah tangga di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kepustakaan : 16 ( ) ABSTRACT Healthy living behavior are carried Someone Behavior for review Always pay attention to cleanliness, health, and healthy behaviors. has been conducted since 1996 by the Public Health Counseling Center The former are currently called the Center for Health Promotion. implemented hearts different order, such as household structure, market structure. Central Java Province focusing IN Three order, ie the order of the household, the order of places of worship and Educational Institutions. Reason Selection Three Operating IN BECAUSE third of that order have big hearts Leverage The achievement of the health of research Objective That 's review maternal REGARDING know the description of Sciences Behavior Clean and Healthy housewife. This type of research was descriptive method with cross sectional approach. The population in the study were all housewife at Wonoyoso Village Pringapus sub District Semarang Regency. Sampels were taken by using Random sampling as many as 94 respondents. The data were obtained through questionnaires. The results show as many as 73 respondents (77.7%) have less knowledge about health behavior, 5 respondents (5.3%) have sufficient knowledge, and 16 respondents (17.0%) have good knowledge. Based on the results, health education is needed by by health workers to the housewife at Wonoyoso village Pringapus sub District Semarang Regency. Keywords: Knowledge, Helthy Living Behavior Bibliographies : 16 ( )
4 PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagaianya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2006). Menurut WHO tahun 2013 menyatakan, kejadian diare menurun 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar dan 39% perilaku pengelolaan air minum di rumah tangga, dengan upaya tersebut kejadian diare menurun sebesar 94% (Depkes RI, 2013). Menurut profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 di peroleh, rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat sejumlah 63,89% (Kemenkes RI, 2013). Menurut RISKESDAS tahun 2013 rumahtangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 87,83%. Propinsi Jawa Tengah sendiri memfokuskan program PHBS pada PHBS rumah tangga, PHBS sekolah dan PHBS tempat ibadah (Dinkes Prop Jateng, 2013). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (overt behavior), karena perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. METODE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang ada di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, yaitu sebanyak 1398 orang Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 94 orang.. HASIL PENELITIAN Tabel. 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016 Pengetahuan PHBS F (%) Baik 16 17,0 Cukup 5 5,3 Kurang 73 77,7 Total ,0 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 73 responden (77,7%).
5 Tabel. 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Indikator PHBS Ibu Rumah Tangga Di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2016 Indikator PHBS Ibu Rumah Tangga f (%) 1. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan a. Baik 4 4,3 b. Cukup 14 14,9 c. Kurang 76 80,8 2. ASI Eksklusif a. Baik 6 6,4 b. Cukup 33 35,1 c. Kurang Menimbang bayi dan balita a. Cukup 18 19,1 b. Kurang 76 80,9 4. Air Bersih a. Baik 2 2,1 b. Cukup 16 17,0 c. Kurang 76 80,9 5. Jamban sehat a. Baik 17 18,0 b. Cukup 40 42,6 c. Kurang 37 39,4 6. Rumah bebas jentil a. Baik 15 16,0 b. Cukup 4 4,3 c. Kurang 75 79,8 7. Cuci tangan pakai sabun a. Baik 8 8 b. Cukup 24 25,5 c. Kurang 62 66,0 8. Tidak merokok dalam rumah a. Baik 3 3,2 b. Cukup 13 13,8 c. Kurang 78 83,0 9. Aktifitas fisik a. Baik 5 5,3 b. Cukup 21 22,3 c. Kurang 68 72,3 10. Makan buah dan sayur a. Baik 13 13,8 b. Cukup 18 19,1 c. Kurang 63 67,0 tentang persalinan oleh tenaga kesehatan, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 76 responden (80,9%). tentang Asi Eksklusif, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 55 responden (58,5%). tentang Menimbang bayi dan balita setiap bulan, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 76 responden (80,9%). tentang air bersih, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 76 responden (80,9%). tentang jamban sehat, sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebesar 40 responden (42,6%). tentang jentik nyamuk, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 75 responden (79,8%). tentang cuci tangan pakai sabun, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 62 responden (66,0%). tentang tidak merokok dalam rumah, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 78 responden (83,0%). tentang aktifitas fisik, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 68 responden (72,3%). tentang makan buah dan sayur, sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebesar 63 responden (67,0%).
6 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) didapatkan 73 orang (77,7%) responden mempunyai pengetahuan kurang, 5 orang (5,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 16 orang (17,0%) mempunyai pengetahuan baik. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, informasi, sosial budaya, lingkungan, pengalaman dan umur. Hal ini juga dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan tingkat pendidikan responden di Desa Wonoyoso lebih banyak yang rendah yaitu tidak tamat SD (38%), SD (25%), SLTP (27%), SLTA (8%), dan D3/S1 (2%). Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengetahuan seseorang menjadi rendah. Hal ini dapat menjadi penyebab tingginya responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang dalam penelitian ini yaitu sebesar 73 orang (77,7%). Selain itu dapat disebabkan oleh lingkungan yang berada di pedesaan sehingga informasi melalui media elektronik yaitu akses internet belum bisa dijangkau sehingga informasi tentang PHBS yang didapat terbatas. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Kurangnya penyuluhan tentang PHBS di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dari tenaga kesehatan terkait menjadikan pengetahuan responden pada kategori kurang. pengetahuan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan pada ibu rumah tangga di Desa Wonoyoso lebih banyak pada kategori kurang (80,9%), dibandingkan dengan kategori cukup (14,9%) dan baik (4,3%). Data penelitian didapatkan hasil penelitian bahwa responden yang persalinan oleh tenaga kesehatan, dan paling banyak menjawab pada pertanyaan nomor 2 yaitu pertanyaan mengenai manfaat persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sebanyak 70 orang, artinya sebagian besar responden mengetahui tentang manfaat persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan yang paling sedikit menjawab terdapat pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 24 responden, pertanyaan ini mengenai indikator tenaga kesehatan yang akan membantu persalinan. Menurut Prasetyawati, A.E., (2012) persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup. Secara medis, penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam pengetahuan tentang ASI eksklusif pada ibu banyak pada kategori kurang (58,5%), dibandingkan dengan kategori cukup (35,1%) dan baik (6,4%). Data penelitian didapatkan ASI Eksklusif, dan paling banyak menjawab pada pertanyaan nomor 2 yaitu pertanyaan mengenai keunggulan/kelebihan ASI dibanding susu formula sebanyak 52 orang, artinya sebagian besar responden mengetahui tentang keunggulan/kelebihan ASI di banding susu formula. Sedangkan yang paling sedikit menjawab terdapat pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 19 responden, pertanyaan ini
7 mengenai cara menjaga kualitas dan jumlah produksi/keluarnya ASI. Pemberian ASI Eksklusif sangatlah penting bagi bayi karena ASI memiliki komposisi yang paling lengkap dan dibutuhkan dalam membantu proses tumbuh kembang pada bayi. Melihat manfaat yang besar, maka pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI Eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan (Sugiarti, 2011). pengetahuan tentang ASI eksklusif pada ibu banyak pada kategori kurang (80,9%), dibandingkan dengan kategori cukup (19,1%). Data penelitian didapatkan hasil penelitian bahwa responden yang mengisi kuesioner pengetahuan tentang menimbang bayi dan balita setiap bulan hampir sama banyaknya dalam menjawab pertanyaan nomor 1 yaitu pertanyaan manfaat menimbang bayi atau balita setiap bulan sebanyak 48 orang, dan pertanyaan nomor 2 sebanyak 46 responden, pertanyaan ini mengenai tanda-tanda balita mengalami gizi kurang. pengetahuan tentang Air bersih pada ibu banyak pada kategori kurang (80,9%), dibandingkan dengan kategori cukup (17,0%) dan baik (2,1%). Data penelitian didapatkan Indikator Air bersih hampir sama banyaknya dalam menjawab pertanyaan nomor 1, 2, dan 3 yaitu pertanyaan tentang jarak minimal sumber air dengar sumber pencemaran, syarat fisik air bersih dan dimana untuk mendapatkan air bersih, yaitu secara berturutturut sebanyak 34 orang, 29 orang dan 31 orang. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa di Desa Wonoyoso untuk penggunaan air besih tergolong masih cenderung kurang. Pada dasarnya penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-hari begitu dianjurkan guna mencegah timbulnya penyakit yang bisa disebabkan oleh air yang tidak bersih atau sudah tercemar. pengetahuan tentang Jamban sehat pada ibu banyak pada kategori kurang (39,4%), dibandingkan dengan kategori cukup (42,6%) dan baik (18,1%). Data penelitian didapatkan jamban sehat, dan paling banyak menjawab pada pertanyaan nomor 2 yaitu pertanyaan mengenai alasan mengapa jamban harus memakai saptic tank sebanyak 52 orang, artinya sebagian besar responden mengetahui tentang alasan mengapa jamban harus memakai saptic tank. Sedangkan yang paling sedikit menjawab terdapat pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 31 responden, pertanyaan ini mengenai jenis jamban yang memenuhi persyaratan kesehatan. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Wonoyoso tentang jamban sehat masih tergolong kurang. berdasarkan manfaatnya jamban sehat tersebut memiliki peranan penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan menghindari keluarga dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan karena tidak diberdayakannya jamban sehat dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Hal tersebut berdasarkan beberapa pengertian tentang jamban sehat yaitu sebagai tempat pengumpulan kotoran manusia di suatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan menganggu estetika (Hasibuan, 2009). Sementara menurut Kementrian Kesehatan RI jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus rantai penularan penyakit (Depkes, 2008). pengetahuan tentang rumah bebas jentik pada ibu banyak pada kategori kurang (79,8%), dibandingkan dengan kategori cukup (4,3%) dan baik (16,0%). Data penelitian didapatkan
8 Indikator rumah bebas jentik, dan paling banyak menjawab pada pertanyaan nomor 1 dan 2 yaitu pertanyaan mengenai cara memberantas jentik nyamuk dan manfaat rumah bebas jentik nyamuk yaitu sebanyak 27 dan 27 orang, artinya sebagian besar responden mengetahui tentang cara memberantas jentik nyamuk dan manfaat rumah bebas jentik nyamuk. Sedangkan yang paling sedikit menjawab terdapat pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 12 responden, pertanyaan ini mengenai penyakit apa saja yang ditularkan melalui perantara nyamuk. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa Wonoyoso tentang rumah yang bebas dengan jentik nyamuk masih tergolong kurang. hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya peningkatan angka morbiditas di Desa Wonoyoso, karena nyamuk adalah salah satu vektor yang dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti penyakit Demam berdarah dan perkembangbiakan nyamuk itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang berbasis lingkungan. Tahun 2004, kasus DBD di Jawa Tengah berjumlah orang yang tersebar di semua kabupaten atau kota. Jumlah kasus paling banyak terjadi di kota Semarang (1.621 kasus) dan yang paling sedikit di Banjarnegara (4 kasus), dengan Incidence Rate (IR) DBD sebesar 3 kasus per penduduk. Sedangkan jumlah penderita DBD di Jawa Tengah selama periode Januari- November 2007 mencapai orang, dari jumlah tersebut 279 orang diantaranya meninggal dunia dan angka kesakitan sebesar 4,95 per penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2006 yang hanya sebesar 3,37 per penduduk (Depkes, 2007). pengetahuan tentang Air bersih pada ibu banyak pada kategori kurang (39,4%), dibandingkan dengan kategori cukup (42,6%) dan baik (18,1%). Data penelitian didapatkan Indikator cuci tangan pakai sabun adalah hampir sama dari 3 pertanyaan yaitu masingmasing sebesar 70 responden untuk pertanyaan cara cuci tangan dengan benar, 81 responden untuk pertanyaan manfaat cuci tangan pakai sabun, dan 79 responden untuk pertanyaan penyakit yang bisa di tularkan akibat tidak cuci tangan pakai sabun. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa Wonoyoso tentang mencuci tangan pakai sabun sudah cukup baik, tapi untuk implementasi akan mencuci tangan pakai sabun ini juga dipengaruhi oleh selain pengetahuan yaitu perilaku masyarakat. Cuci tangan pakaisabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, Infekai Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah penularan influenza. Banyak pihak yang telah memperkenalkan perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Berbagai survey di lapangan menunjukkan menurunnya angka ketidakhadiran anak karena sakit yangdisebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut di atas, setelah diintervensi dengan CTPS. (Panduan CTPS DepKes RI, 2009) Namun demikian, pentingnya perilaku sehat cuci tangan pakai sabun (CTPS) untuk mencegah penyakit-penyakit menular masih belum dipahami masyarakat secara luas dan praktiknya pun masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Riset kesehatan dasar menunjukkan bahwa ISPA dan diare masih ditemukan dengan persentase tertinggi pada anak usia dibawah lima tahun masing-masing 43% dan 16%. Demikian pula perilaku CTPS yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah. Karena anak padausia-usia tersebut sangat aktif dan rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkankesadaran dari mereka bahwa pentingnya perilaku sehat cuci tangan pakaisabun diterapkan dalamkehidupan sehari-hari. (Panduan CTPS DepKes RI, 2008)
9 pengetahuan tentang tidak merokok dalam rumah pada ibu rumah tangga di Desa Wonoyoso lebih banyak pada kategori kurang (83,0%), dibandingkan dengan kategori cukup (13,8%) dan baik (3,2%). Data penelitian didapatkan hasil penelitian bahwa responden yang Indikator tidak merokok dalam rumah, dan paling banyak menjawab pada pertanyaan nomor 2 yaitu pertanyaan mengenai apa yang dimaksud dengan perokok pasif yaitu sebesar 68 responden. Artinya sebagian besar responden mengethui tentang apa yang dimaksud dengan perokok pasif. Berdasarkan hasil penelitiana diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat Desa Wonoyoso tentang dampak dari merokok di dalam rumah dapat membahayakan bagi kesehatan keluarga khususnya apabila ada Bayi atau anak yang berbahaya apabila terpapar oleh asap rokok tersebut. Hal itu dapat menyebabkan peningkatan angka morbiditas pada bayi dan anak khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan bahkan dapat menyebabkan mortalitas pada bayi dan balita. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2013, pneumonia menempati dalam 10 besar penyakit tertinggi dirumah sakit dan di puskesmas sekota Semarang. Hal ini didukung dengan peningkatan cakupan penemuan penderita pneumonia yang berobat ke Puskesmas di tahun 2013 sebesar 26%. Dalam tiga tahun terakhir kasus pneumonia pada balita di kota Semarang mengalami peningkatan, yaitu tahun 2011 dengan 2960 kasus, tahun 2012 dengan 3147 kasus dan tahun 2013menjadi 3215 kasus. Selain itu, angka kematian (CFR) akibat pneumonia di Kota Semarang tahun 2013 adalah sebanyak 9 orang yaitu sebesar 0.15% (9/5715), 7 orang meninggal di Rumah Sakit dan 2 orang meninggal di Puskesmas (Dinkes Kota Semarang, 2013). pengetahuan tentang aktifitas fisik pada ibu banyak pada kategori kurang (72,3%), dibandingkan dengan kategori cukup (22,3%) dan baik (5,3%). Data penelitian didapatkan Indikator aktififtas fisik, dan paling banyak menjawab pada pertanyaan nomor 1 yaitu pertanyaan mengenai jenis aktivitas fisik yaitu sebanyak 40 orang, artinya sebagian besar responden mengetahui tentang jenis aktifitas fisik. Sedangkan yang paling sedikit menjawab terdapat pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 22 responden, pertanyaan ini mengenai berapa lama orang perlu melakukan aktifitas fisik secra rutin. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Desa Wonoyoso tentang pentingnya melakukan aktifitas fisik setiap hari masih tergolong kurang. pada dasarnya beraktifitas sehari-hari adalah suatu cara untuk membuat kesehatan tubuh menjadi terjaga. Hal itu dapat dikarenakan karena dengan beraktifitas sehari-hari dapat bermanfaat untuk mengeluarkan zat-zat sisa atau toksik yang ada di dalam tubuh melalui keringat dan dapat meregangkan otot-otot dan persendian sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat terjadi pada kesehatan metabolisme tubuh dan muskuloskeletal yang salah satunya adalah Diabetes Mellitus. Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus tipe 2 seperti pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan merupakan determinan terjadinya obesitas yang secara tidak langsung menyebabkan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Selain pola makan faktor aktivitas fisik berpengaruh terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2 karena sebagian besar penderita diabetes mellitus merupakan masyarakat yang memiliki aktivitas kurang dan hanya melakukan olahraga satu kali dalam seminggu (Kaban dkk, 2005). pengetahuan tentang makan buah dan sayur pada ibu rumah tangga di Desa Wonoyoso lebih banyak pada kategori kurang (67,0%), dibandingkan dengan kategori cukup (19,1%) dan baik (13,8%). Data penelitian didapatkan Indikator Makan Buah dan Sayur, dan paling
10 banyak menjawab pada pertanyaan nomor 1 yaitu pertanyaan mengenai pilihan buah dan sayur yang dimakan setiap hari yaitu sebanyak 67 orang, artinya sebagian besar responden mengetahui tentang pilihan buah dan sayur yang dimakan setiap hari. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan Masyarakat Desa Wonoyoso dalam mengkonsumsi makanan buah dan sayuran masih tergolong kurang. pada dasarnya buah dan sayur adalah sumber dari vitamin, gizi dan protein yang dibutuhkan bagi tubuh untuk membentuk tubuh yang sehat. Beberapa jenis buah memiliki manfaat untuk menurunkan kolestrol darah, kadar gula darah, mencegah penyebaran sel kanker, sebagai anti biotik, menyembuhkan luka lambung, mengurangi serangan rematik, mencegah karies gigi, mencegah diare, menyembuhkan sakit kepala dan lain-lain. (Astawan, 2008). Buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral. Vitamin yang banyak terkandung dalam buah-buahan adalah vitamin A, D, dan E yang sangat penting bagi tubuh. Vitamin A, C dan E merupakan antioksidan alami yang mempunyai manffa untuk melawan radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan berbagai jenis kanker (Astawan, 2008). Buah-buahan yang berwarna kuning sperti mangga, pepaya, dan pisang raja mengandung provitamin A yang cukup tinggi, sedangkan buah yang memiliki rasa asam sperti jeruk, jambu biji dan rambutan kaya akan vitamin C. Karena buah pada umumnya dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan sumber utama vitamin C (Almatsier, 2002). PENUTUP A. Kesimpulan Timgkat pengetahuan responden tentang PHBS rumah tangga sebagian besar dalam kategori kurang (77,72%). B. Saran 1. Bagi masyarakat Berdasarkan hasil penelitian tersebut masyarakat Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus khususnya ibu rumah tangga di harapkan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai PHBS. 2. Bagi Puskesmas Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diharapakan pihak puskesmas Kecamatan Pringapus lebih memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat, dan diperlukan upaya promosi kesehatan secara berkala agar derajat kesehatan dapat dipertahankan. 3. Instansi pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diharapkan pihak instansi pendidikan khususnya instansi pendidikan STIKES Ngudi Waluyo. meningkatkan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui peraktek belajar lapangan. DAFTAR PUSTAKA Almatisier, Sunita. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Astawan. (2008). Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Depkes RI. (2007). Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai Tatanan. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.. (2008). Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta : Depkes RI..( 2009). Profil Kesehatan Indonesia Tahun Jakarta. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.Jakarta Dinkes Jawa Tengah. (2006). Pedoman Program Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tataan Rumah Tangga. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
11 Dinkes Kabupaten Semarang, Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun Jakarta Dinkes Prop Jateng. (2013). Profil Kesehatan provinsi Jawa Tengah Tahun Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P. (2009). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Jamban Sehat Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Kaban, Sempakata. (2005). Diabetes tipe 2 di kota sibolga tahun 2005.majalah kedokteran nusantara volume 40 No. 2 juni Kemenkes, RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun Jakarta : Depkes RI. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta :RinekaCipta, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta :RinekaCipta Prasetyawati A.E., (2012). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yogyakarta. Nuha Medika. Sugiarti. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif dikecamatankarangmalang Kabupaten Sragen.Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Surakarta
BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang serius terutama pada anak usia 1-5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak di negara
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan
Lebih terperincisecara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat tinggi nilainya. Karena dengan sehat kita dapat melakukan aktivitas setiap hari. Hidup
Lebih terperinciGAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Ida Fitriya *), Purbowati,S.Gz.,M.Gizi **), dr. H. Adil Zulkarnain, Sp. OG (K) ***) *) Alumnus Program Studi D-IV
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Program Indonesia Sehat tahun 2015 yang dicanangkan oleh pemerintah mendorong seluruh penduduk Indonesia untuk memiliki status kesehatan yang berkualitas secara sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data nasional Indonesia pada tahun 2014 mencatat jumlah angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciOleh: Aulia Ihsani
Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi dalam
Lebih terperinciSTIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL
STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BERDASAR PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Disusun Oleh Rofiyati NIM : 010112A089
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012
GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012 NUR AIN NAPU Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL
Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN Siti Rabiah 1, Elmiyanti 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan penyakit dimana buang air besar dalam bentuk cair sebanyak 3 kali sehari atau lebih dari normal, terkadang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana di maksud
Lebih terperinciPENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS BAMBANG PRIHUTOMO, SKM., MPH. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Bidang Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG
HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG Adhiana Aysha Rohman 1), Syamsulhuda 2), Anung Sugihantono 3) Bagian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA menyebabkan empat dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. Panti Asuhan Harapan Kita bertempat di Desa Huntu Utara, Kabupaten Bone Bolango, yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 2003. Panti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor ibu berperan sangat penting dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/bulan. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi seperti diare. Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan yang ibu peroleh dapat menentukan peran sakit maupun peran sehat bagi anaknya. Banyak ibu yang belum mengerti serta memahami tentang kesehatan anaknya, termasuk
Lebih terperinciSari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG BUKITTINGGI TAHUN 2012 Sari Rahma Fitri * ABSTRAK PHBS adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza
Lebih terperinciSURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati
SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Siti Novianti 1, Sri Maywati ABSTRAK Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional program promosi kesehatan untuk mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO Abraham Uamang*, Ardiansa. A. T. Tucunan*, Adisti, A. Rumayar*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
Lebih terperinciEko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK
Volume 1, Nomor 1, Juni 2016 HUBUNGAN STATUS IMUNISASI, STATUS GIZI, DAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI BALAI PENGOBATAN UPTD PUSKESMAS SEKAR JAYA KABUPATEN OGAN KOM ERING ULU TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2013 belum dapat memenuhi target Millenium Depelopment Goals (MDGs) 2015. Dimana angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYAMANYA KABUPATEN POSO 1) Fitriyah G. Mursad 1) Bagian
Lebih terperinciLEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA
LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DATA PRIBADI Nama : Jenis Kelamian : L / P Umur : tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional memiliki tujuan utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya manusia dimulai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI di Indonesia antara lain meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciKEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG
KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG Puji Pranowowati 1, Yuliaji siswanto 2, Alfan Afandi 3 Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Ngudi Waluyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011. Rika Prastiwi Maulani,2012. Pembimbing I : Dani, dr., M.kes Pembimbing II
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, didapatkan bahwa penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan kehilangan cairan tubuh dalam 24 jam dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (Word Health Organization, 2009). Gejala ini manifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan menempati kisaran ke dua sebagai
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Pada
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I
0 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian intergral dari pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu
Lebih terperinciPromotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU 1) DaraSuci 2) NurAfni Bagian Epidemiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciPengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang
Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang Nia Kurniatillah* Abstrak Penanaman nilai-nilai PHBS salah satunya Perilaku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga menjadi salah satu penyebab timbulnya kesakitan dan kematian yang terjadi hampir di seluruh dunia serta pada semua kelompok usia dapat diserang oleh diare,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah bayi dan balita merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus mendapat perhatian, karena akan sangat menentukan dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue atau disingkat DBD merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus DBD di dunia pada tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu biasanya daerah pemukiman padat penduduk, termasuk penyakit
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR INPRES SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN Adistya Amanda Palohon*, Ardiansa A. T. Tucunan*, Rahayu Akili*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN 1 Ratna Setyaningrum, 2 Achmad Rofi i, dan 3 Annisa Setyanti 1, 2 Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.
50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Penyakit ini terutama disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan
Lebih terperinciSARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap
Lebih terperinciHUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012
HUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : MIFTA AULIA JAMIL 080201126 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciAnwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 13-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang dikelola dengan baik merupakan sebuah indikator kesejahteraan dan target intervensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat (Thomson, 2001).
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1
HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Izasah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI PONDOK PESANTREN AS AD DAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH
JURNAL PSIKOLOGI JAMBI ISSN : 2528-2735 VOLUME 1, NO 1, JULI 2016: 29-35 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI PONDOK PESANTREN AS AD DAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH HEALTHY LIFESTYLE AND CLEAN PRACTISE
Lebih terperinciLembar Persetujuan Menjadi Responden. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Elly Tetty Purba / 111121115, mahasisiwi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Yuli Kusumawati, Dwi Astuti dan Ambarwati Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci