BAB I PENDAHULUAN. Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang demikian pesat dalam dekade belakangan ini telah membawa perubahan paradigma dalam berbagai sendi kehidupan tak terkecuali dibidang pemerintahan khususnya dalam pelayanan publik. Dampaknya terlihat dari meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayananan publik yang lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel (Layanan Prima) yang mengharuskan pemerintah untuk memanfaatkan peran TIK sebagai media transformasi layanannya. Konsep transformasi adalah hal utama yang harus diterapkan, bukan sekedar pemakaian teknologinya saja, melainkan pemanfaatan teknologi yang dapat mendukung dalam sistem pembuatan kebijakan dan pelayanan publik ke arah yang lebih baik yang terangkum dalam satu kesatuan sistem terintegrasi yang dikenal dengan e-government/e-gov (Jaya, 2011). Hal senada juga dikemukakan oleh (Al- Khouri, 2011) yang menyatakan E- government is not just about enabling existing government services on the Internet, but rather is about a re-conceptualization of the services offered by governments, with citizens' expectations at the core of the re-conceptualization. Secara garis besar, terdapat tiga hal mendasar yang menjadi sasaran penerapan e-government, yaitu pertukaran informasi dan transaksi antar sesama instansi pemerintah (G2G), pemerintah dengan masyarakat (G2C) serta pemerintah dengan kalangan bisnis (G2B). Pada pelaksanaan e-gov dalam konteks G2B, e-procurement (e-proc) 1

2 2 merupakan salah satu bentuk implementasi aplikasi berbasis TIK yang diharapkan dapat memberikan layanan prima di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah. Hal ini menjadi isu penting mengingat kegiatan pengadaan barang/jasa dalam penyelenggaraan pemerintahan menyangkut penggunaan uang negara (rakyat) yang pemanfaatannya harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Transformasi informasi dan transaksi secara elektronik pada pelaksanaan e-proc diharapkan menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai sinyalemen negatif terkait pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah seperti penggelembungan harga (mark up), pengaturan pemenang, dan berbagai bentuk kecurangan lain yang diduga sering terjadi pada proses pengadaan secara konvensional. Menyadari dinamika dan kompleksitas permasalahan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah serta dilandasi semangat ingin mewujudkan Indonesia yang lebih baik, mengemuka harapan agar proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pembiayaannya bersumber dari APBN/APBD dapat berlangsung degan lebih efektif dan efisien serta mengutamakan penerapan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat, transparan, terbuka, adil bagi semua pihak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan ( 2012). Berlandaskan pada harapan ideal tersebut, maka pemerintah membentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP) yang memiliki kewenangan dalam merumuskan perencanaan dan pengembangan strategi, penentuan kebijakan serta aturan perundangan pengadaan barang/jasa pemerintah yang sesuai dengan tuntutan perubahan.

3 3 Salah satu kebijakan yang diterbitkan LKPP adalah Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dalam perkembangannya beberapa kali diperbaharui, dan terakhir menjadi Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa Pemerintah. Dalam regulasi tersebut jelas diamanatkan bahwa seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang pendanaan kegiatannya bersumber dari APBN/APBD wajib melaksanakan proses pengadaan barang/jasa secara elektronik melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). LPSE merupakan sebuah Unit kerja yang dibentuk pada Kementerian /Lembaga /Pemerintah Daerah/ Institusi (K/L/D/I) untuk menyelenggarakan Sistem Pengadaan barang/jasa Secara Elektronik (SPSE) dan memfasilitasi K/L/D/I kepada Portal Pengadaan Nasional (Peraturan Kepala LKPP No 2, 2010). SPSE yang dikelola LPSE dalam implementasinya mampu mendukung interoperabilitas serta jaminan keamanan data, dimana dalam prosesnya akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, sehingga proses akan menjadi sangat terbuka, yang pada gilirannya dapat lebih mendorong tumbuhnya persaingan sehat yang adil dan non-diskriminatif antar pelaku usaha sehingga efisiensi dan efektifitas belanja negara dapat diwujudkan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga pengelola SPSE, ketersediaan layanan serta kehandalan sistem merupakan dua hal penting yang menjadi kunci utama menuju keberhasilan penerapan SPSE yang diselenggarakan. Untuk itu ketersediaan dan tata kelola sumber daya yang representatif mutlak diperlukan sehingga layanan senantiasa dapat terselenggara sebagaimana mestinya.

4 4 Disisi lain, tak dapat dipungkiri bahwa penyelenggaraan kegiatan TIK di lingkungan instansi pemerintah (daerah) seringkali terkendala oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki baik perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusia (SDM). Eksistensi SDM yang kompeten dibidang pelayanan umum berbasis TIK pada instansi pemerintah (daerah) umumnya jumlahnya sangat terbatas, demikian pula ketersediaan perangkat penunjang seperti server, jaringan, aplikasi serta akses internet yang tentu berpengaruh luas pada kinerja unit layanan secara keseluruhan. Hasil observasi awal penulis menunjukkan bahwa beberapa LPSE di Bali seperti LPSE Badung, LPSE Denpasar dan LPSE Provinsi Bali menyiasati keterbatasan sumber daya tersebut dengan mempekerjakan tenaga non PNS Pemda untuk membantu penanganan server LPSE yang dikelolanya, sementara beberapa daerah lainnya memilih LPSE tipe service provider (tidak memiliki/mengelola server sendiri) sebagai bentuk penyelenggaraan layanan pengadaannya. Berdasarkan smart report LPSE LKPP diperoleh data bahwa hingga akhir tahun 2014 lalu, dari 731 LPSE yang ada, masih terdapat 18 LPSE yang beroperasi sebagai LPSE tipe service provider. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan sumber daya merupakan sesuatu yang memang sangat penting serta berpengaruh terhadap kelancaran penyelenggaraan suatu layanan. LPSE Badung yang dibentuk pada akhir tahun 2010 dan memulai lelang perdananya pada awal tahun 2011, dalam penyelenggaraan layanannya juga mengalami kendala serupa, namun hal tersebut diatasi dengan mengangkat seorang konsultan TI yang merupakan seorang akademisi sekaligus sebagai praktisi khususnya dibidang pengelolaan server dan jaringan dengan tugas utama

5 5 merancang, mengelola, memantau serta menangani permasalahan teknis yang terjadi dalam pengelolaan server dan jaringan LPSE. Namun demikian hal ini belum dirasakan sebagai sebuah solusi optimal yang sepenuhnya mampu menjawab tantangan tugas dan kewajiban yang harus diemban LPSE Badung terutama yang berkaitan dengan ketersediaan layanan dan kehandalan sistem. Ketersediaan layanan dalam konteks ini merupakan kondisi dimana layanan SPSE yang menjadi tanggung jawab LPSE senantiasa tersedia (dapat diakses setiap saat, kapan dan dimana saja) sepanjang tersedia jaringan internet. Sementara kehandalan sistem yang dimaksud adalah keadaan dimana transaksi/bisnis proses dalam layanan SPSE tersebut dapat berfungsi/beroperasi dengan baik sebagaimana mestinya. Oleh karena itu diperlukan suatu tata kelola sumber daya yang baik melalui pemanfaatan TIK agar dapat mengatasi kesenjangan kondisi tersebut, dan salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan Teknologi Virtualisasi. Teknologi Virtualisasi adalah suatu teknologi yang memungkinkan bekerjanya beberapa aplikasi atau sistem operasi sekaligus secara bersamaan dengan menggunakan hanya satu perangkat komputer. Melalui konsep virtualisasi sebuah komputer dimungkinkan terbagi dalam beberapa lingkungan yang saling berhubungan atau tidak sama sekali pada waktu bersamaan yang dikenal dengan Virtual Machine /VM (Scroggins, 2013). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa teknologi virtualisasi dapat memberikan efisiensi serta efektifitas yang cukup signifikan terhadap performa sebuah server. Virtualisasi juga merupakan upaya optimalisasi sumber daya TI yang dimiliki serta menawarkan sebuah solusi yang

6 6 lebih baik bagi pengelolaan sumber daya seperti server, media penyimpanan /storage, perangkat jaringan/network dan aplikasi melalui peningkatan utilitas, penurunan biaya, serta kemudahan perawatan (Omkar et al., 2012). Miller, 2013 dalam bukunya Server Consolidation for Dummies Oracle 2 nd Special Edition menyebutkan bahwa konsolidasi server pada implementasi teknologi virtualisasi dapat meningkatkan utilitas server hingga menjadi 70% dari sebelumnya yang hanya berkisar antara 10 30%. Hal senada juga dikemukan oleh Raisan dan Mursanto, 2009 yang menyatakan bahwa utilitas sebuah server tunggal umumnya hanya berkisar antara 10 15% saja, dan hal ini dapat ditingkatkan melalui konsolidasi server yang merupakan salah satu faktor utama dalam implementasi teknologi virtualisasi, sementara Padala Pradeep, et al., 2007 dalam penelitiannya Performance Evaluation of Virtualization Technologies for Server Consolidation menyebutkan bahwa terjadi peningkatan respon time hingga 400% pada virtualisasi menggunakan Xen dan 100% pada Open VZ. Konsep Teknologi Virtualisasi bukanlah merupakan sebuah konsep teknologi yang baru namun telah cukup lama diperkenalkan yaitu sekitar tahun 1960an dan implementasinya di Indonesia khususnya dikalangan pemerintahan masih sangat jarang dilakukan hingga saat ini, padahal banyak kemudahan serta keuntungan yang bisa diperoleh terutama bila diterapkan pada institusi berbasis layanan publik seperti LPSE. Keberhasilan penyelenggaraan LPSE tidak saja dipengaruhi oleh ketersediaan layanan dan kehandalannya, tetapi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor lain seperti regulasi serta petunjuk pelaksanaan yang jelas, standar pelayanan minimal,

7 7 biaya operasional yang memadai, komposisi dan susunan organisasi, manajemen personil pengelola layanan, ketepatan dalam memilih rekanan /penyedia yang menunjang operasional LPSE seperti penyedia bandwidth atau penyedia jasa maintenance perangkat LPSE, dan lain-lain. Kontribusi berbagai faktor tersebut dalam pengelolaan LPSE, dapat tergambar lebih jelas melalui analisis menggunakan Blue Ocean Strategy (BOS) dan Balanced Scorecard (BSC). Blue Ocean Strategy pada dasarnya merupakan sebuah strategi yang digunakan oleh perusahaan/organisasi untuk keluar dari persaingan dengan menawarkan fitur produk atau sistem inovatif yang luput dari perhatian para pesaing (Afiff, 2013). Menurut Chrismardani, 2010 yang melakukan penelitian tentang Implementasi BOS di Indonesia, meskipun strategi ini terbukti sangat baik, namun masih jarang dilakukan di Indoensia, sehingga menjadikannya sebagai sesuatu yang sangat menarik untuk diteliti. Sementara Balanced Scorecard adalah metode yang digunakan untuk mengukur dan mengendalikan secara cepat, tepat dan komprehensif serta memberikan dasar pemahaman kepada pimpinan organisasi terkait kinerja organisasinya melalui peninjauan terhadap empat sisi sudut pandang yaitu sisi keuangan, sisi pelanggan, sisi proses bisnis internal serta sisi pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan, 1999). Dalam penelitian ini akan dilakukan perencanaan virtualisasi menggunakan Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard, dimana optimalisasi pemanfaatan fitur-fitur dalam teknologi virtualisasi serta dengan analisis yang lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada penyelenggaraan LPSE diharapkan dapat menjadi salah satu opsi inovatif dalam rangka memenuhi tantangan akan

8 8 ketersediaan layanan dan kehandalan sistem LPSE yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kinerja LPSE secara keseluruhan. 1.2 Rumusan Masalah Dalam latar belakang telah diuraikan bahwa ada dua hal yang sangat penting untuk keberhasilan penyelenggaraan layanan e-proc oleh pengelola LPSE yaitu ketersediaan layanan serta kehandalan sistem, sementara disisi lain pengelola dihadapkan pada kondisi keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Mengacu pada keadaan tersebut maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam hal ini adalah : Bagaimana penerapan teknologi virtualisasi pada pengelolaan LPSE dalam mengatasi kesenjangan kondisi antara kewajiban untuk menjaga ketersediaan layanan dan kehandalan sistem dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki, melalui suatu perencanaan yang tepat serta komprehensif. 1.3 Tujuan Penelitian Implementasi perencanaan virtualisasi menggunakan Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard yang dilaksanakan pada penelitian ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya layanan pengadaan secara elektronik yang handal, efektif, efisien, transparan dan akuntabel serta untuk meningkatkan partisipatori pengguna layanan yang diselenggarakan. 1.4 Manfaat Penelitian Secara akademis, penelitian ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh gelar Magister Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar, sedangkan bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

9 9 acuan/referensi dalam penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan teknologi virtualisasi, maupun pengelolaan layanan publik. Secara praktis, implementasi hasil penelitian ini akan memberikan kemudahan bagi pengelola LPSE dalam pengelolaan layanannya baik yang bersifat layanan langsung kepada pengguna (frontline) maupun penyusunan laporan dan layanan adminitratif lain (back office). Efektifitas tata kelola sumber daya yang tersedia akan menjadi semakin meningkat karena sebagian peran manusia dapat tergantikan oleh beberapa fitur yang tersedia dalam teknologi virtualisasi yang memungkinkan proses dapat berlangsung secara otomatis tanpa melibatkan campur tangan manusia. Dengan demikian pengelola akan memiliki lebih banyak ruang dan waktu untuk lebih fokus pada upaya peningkatan produktivitas serta kualitas layanan. Bagi Pengguna Layanan (ULP, PPK, Pejabat Pengadaan, Rekanan, dll), terjaminnya ketersediaan layanan maupun kehandalan sistem akan memberikan dampak yang sangat membantu seperti : peningkatan efektifitas pelaksanaan proses pemilihan penyedia barang/jasa, memudahkan pemantauan/monitoring pelaksanaan proses pengadaan barang/jasa yang sedang berlangsung, serta memudahkan pelaporan terkait kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah kepada instansi berkepentingan baik di tingkat daerah maupun pusat. Sementara bagi pemangku kepentingan, database yang dihasilkan melalui e-proc ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan/acuan dalam pengambilan keputusan atau penetapan kebijakan terkait pembangunan,

10 10 pengembangan serta peningkatan kualitas layanan yang menjadi tanggung jawabnya. Terjaganya stabilitas ketersediaan layanan serta kehandalan sistem akan memungkinkan tersedianya informasi terkini (up to date) yang dapat diperoleh /diakses setiap saat, sehingga akan memudahkan dilakukannya pengawasan oleh masyarakat/kontrol sosial terkait proses pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan pemerintah. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan mengambil lokasi pada LPSE Kabupaten Badung, dengan kegiatan yang dilaksanakan difokuskan pada perencanaan virtualisasi server LPSE, antara lain meliputi : a. Asesmen dan observasi terkait kondisi eksisting LPSE saat ini, b. Pengambilan data melalui kuesioner dan interview c. Pengolahan dan analisis data d. Perencanaan implementasi, Analisis data dilakukan menggunakan metode Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard, serta dalam penelitian ini tidak dibahas tentang rancangan teknis virtualisasi secara mendalam.

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya 1 DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN e-tendering e-purchasing 2 TUJUAN PELATIHAN SETELAH MATERI INI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016

DAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016 Pengantar E-Procurement Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kementerian Keuangan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGANTAR E-PROCUREMENT

PENGANTAR E-PROCUREMENT KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya MATERI 7 1 2 TUJUAN PELATIHAN

Lebih terperinci

PENGANTAR E-PROCUREMENT

PENGANTAR E-PROCUREMENT PENGANTAR E-PROCUREMENT Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya VERSI 9.2 1 DAFTAR ISI: e-procurement e-tendering e-purchasing 2 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap perekonomian, dengan sistem perekonomian apapun, pemerintah senantiasa memegang peranan yang penting. Pemerintah memiliki peranan yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah mengalami pergeseran paradigma baru dalam pelaksanaannya, terutama setelah kegiatan pengadaan dilakukan melalui sistem elektronik

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten Toraja Utara sekitar pada bulan Maret 2011 dalam suatu pertemuan yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebijakan

Lebih terperinci

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA LAYANAN

Lebih terperinci

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014 BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi internet sudah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Aplikasi Internet

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Menimbang BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir semua aspek kehidupan manusia. Dengan majunya perkembangan teknologi, manusia dapat bekerja dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN JARINGAN SURVEI INISIATIF Alamat : Jln. T. Di Haji, Lr. Ujong Blang, Np. 36, Gp. Lamdingin, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Telepon

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi,

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIT LAYANAN PENGADAAN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIT LAYANAN PENGADAAN BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN DAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA I. UMUM Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan merupakan salah satu fungsi penting pada organisasi pemerintah, namun hingga saat ini kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Fungsi pengadaan saat

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SISTEM LAYANAN PENGADAAN SECARA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR.

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR. PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang :

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 01 /M/PER/IV/2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Komputer & Pemerintah. E-Government

Komputer & Pemerintah. E-Government Komputer & Pemerintah E-Government Definisi E-Goverment Electronics government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, pelaku bisnis,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 1 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG 1 BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK / E-PROCUREMENT KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN MAGETAN

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN MAGETAN SALINAN BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN MAGETAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi informasi memiliki peran yang penting tidak hanya dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang dari kesuksesan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Pelatihan staf pengadaan di LPMP dan P4TK Kemdikbud dalam hasil penelitian secara umum menggambarkan tingkat implementasi yang baik memenuhi kriteria dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN E-PROCUREMENT

PENGGUNAAN E-PROCUREMENT 20 PENGGUNAAN E-PROCUREMENT PENGGUNAAN E-PROCUREMENT Pelatihan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan LKPP Lembaga Barang/Jasa Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pemerintah menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 130 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 130 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 130 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG /JASA SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PONOROGO TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN PONOROGO.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PONOROGO TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN PONOROGO. 1 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner :

1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner : L1 Petunjuk Pengisian Kuisioner : 1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner : TS = Tidak Setuju; KS= Kurang Setuju; CS = Cukup Setuju; S = Setuju; SS = Sangat Setuju 2. Beri tanda

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.456, 2014 KEMENHUB. Layanan. Pengadaan. Secara Elektronik. Barang/Jasa. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah memiliki posisi yang strategis, bukan hanya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT

MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT PELATIHAN TINGKAT DASAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NO 54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA 2014 DEPUTI BIDANG PPSDM LKPP Penggunaan E-Procurement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet

Lebih terperinci

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik pada instansi pemerintah sekarang ini menuntut untuk menggunakan teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011

Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011 Menuju Akuntabilitas Publik dengan e-government Seminar ICT for Good Governance Paramadina Graduate School Universitas Paramadina 2011 2 E-Government (World Bank) government-owned or operated systems of

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru, berbagai bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis, sampai dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI DAN PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM

Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM BIODATA Nama Lengkap : Erwin Ibrahim,ST,MM,MBA. TTL : 30 Mei 1980, OKI sumsel Pendidikan :

Lebih terperinci

Kelembagaan LPSE. Bali, 2 Agustus 2016 Intan rahayu Kasubdit Budaya Keamanan Informasi

Kelembagaan LPSE. Bali, 2 Agustus 2016 Intan rahayu Kasubdit Budaya Keamanan Informasi Kelembagaan LPSE Bali, 2 Agustus 2016 Intan rahayu Kasubdit Budaya Keamanan Informasi intan.rahayu@kominfo.go.id Agenda Kelembagaan LPSE Case Study : Balai LPSE Pemprov Jabar Jabatan Fungsional Manggala

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari cara pandang terhadap

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN REMBANG

BUPATI REMBANG PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN REMBANG BUPATI REMBANG PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

NOMOR: PM. 58 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGAOAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR: PM. 58 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGAOAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 58 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGAOAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK Update 13 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1 Akses

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SALINAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA)

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA) antara LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan LPSE Kementerian Komunikasi dan Informatika... / LKPP LPSE / 2016 Pengesahan

Lebih terperinci

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) : E-GOVERMENT Definisi (Word Bank) : adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah (seperti Wide Artea Network, internet dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PPK PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing KENDARAAN BERMOTOR PPK Update 1 Oktober 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Kendaraan bermotor Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN)

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN) MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN) Kenapa Cetak Biru TIK Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan

Lebih terperinci

KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK Periode Penilaian Semester II Tahun 2011 Oleh : Bary R. Pratama NIP 198508132009011009 Sekretariat

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator

Petunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 - Verifikator i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Verifikator... 2 2 Memulai Aplikasi... 3 2.1 Akses ke dalam SPSE... 3 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home...

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat menunjang proses bisnis dan menciptakan berbagai peluang dan inovasi. Teknologi hadir

Lebih terperinci

SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN

SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN kppnmakassar2.net Pada April 2015 lalu, pemerintahan Jokowi-JK meluncurkan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia ke arah kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka peluang bagi pengaksesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik dengan menerapkan sistem e-government,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik dengan menerapkan sistem e-government, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pelayanan publik dengan menerapkan sistem e-government, dalam memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, memiliki keuntungan, terwujudnya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA Update 13 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya paket perundang-undangan di bidang keuangan negara telah mengamanatkan agar

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pemerintah dalam menjalankan roda Pemerintahan dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pemerintah dalam menjalankan roda Pemerintahan dengan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan proyek konstruksi semakin pesat. Proyek konstruksi merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu yang telah ditetapkan, untuk memenuhi

Lebih terperinci

Petunjuk Pengoperasian SPSE Helpdesk

Petunjuk Pengoperasian SPSE Helpdesk Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.2.3 - Helpdesk i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Helpdesk... 2 2 Memulai Aplikasi... 3 2.1 Akses ke dalam SPSE... 3 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home... 4

Lebih terperinci

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG -1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk

Lebih terperinci

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010 BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK ( E-PROCUREMENT ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ENDE BUPATI ENDE,

Lebih terperinci

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA Liziad Aditya Soetanto 1, dan Kenny Jonathan Setiobudi 2 ABSTRAK : E-Procurement atau Pengadaan secara elektronik adalah Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya berbagai sistem informasi pada instansi-instansi pemerintah merupakan implikasi positif dari pemanfaatan teknologi informasi (TI) untuk meningkatkan pelayanan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 08 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 08 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 08 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memperbaharui teknologi agar sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memperbaharui teknologi agar sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telah mengalami kemajuan yang signifikan. Teknologi bertambah canggih dan kompleks. Seiring dengan hal tersebut, manusia sebagai pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-government

BAB I PENDAHULUAN. kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-government BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan e-government, mengamanatkan setiap Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK Update 29 Oktober 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Alat Kesehatan Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai

Lebih terperinci

Petunjuk Pengoperasian SPSE Admin Agency

Petunjuk Pengoperasian SPSE Admin Agency Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.2.3 Admin Agency i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Admin Agency... 2 1.2 Alur Proses Admin Agency dalam Aplikasi... 3 2 Memulai Aplikasi... 4 2.1 Akses ke dalam SPSE...

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Mochammad Iksan Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci