BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI"

Transkripsi

1 BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI Sebelum diuraikan tentang sistem satelit navigasi COMPASS, terlebih dahulu akan diulas beberapa hal mendasar yang dianggap perlu tentang sistem satelit navigasi. Satelit navigasi umumnya didesain sebagai suatu sistem satelit yang menyediakan informasi mengenai posisi tiga dimensi, kecepatan tiga dimensi, dan penentuan waktu yang teliti secara kontinyu dan simultan kepada banyak orang di seluruh permukaan bumi, tanpa tergantung waktu dan kondisi cuaca. Penentuan posisi di permukaan bumi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode-metode itu dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu metode penentuan posisi secara terestris dan metode penentuan posisi secara extra-terestris. Pada metode penentuan posisi secara terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan berdasarkan kepada pengukuran dan pengamatan yang semuanya dilakukan di permukaan bumi. Metode extra-terestris diartikan sebagai penentuan posisi yang dilakukan dengan berdasarkan pengamatan atau pengukuran terhadap benda-benda di angkasa, baik yang alamiah (seperti bulan, bintang, dan quasar) maupun buatan manusia seperti satelit (Abidin, 2001). Penentuan posisi extra-terestris hingga saat ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknologi, antara lain : a. Astronomi Geodesi b. Fotografi Satelit c. SLR (Satellite Laser Ranging) d. LLR (Lunar Laser Ranging) e. VLBI (Very Long Baseline Interferometry) f. Transit (Doppler) g. Sistem Satelit Navigasi (GPS, GALILEO, GLONASS, COMPASS, dll) h. Dll. 8

2 Sementara itu, menurut Seeber (1993) metode penentuan posisi secara extra-terestris itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Sistem pengamatan bumi ke angkasa a. Fotografi satelit b. SLR (Satellite Laser Ranging) c. LLR (Lunar Laser Ranging) d. Sistem Satelit Navigasi (GPS, GALILEO, GLONASS, COMPASS, dll). 2. Sistem pengamatan angkasa ke bumi a. Satelit Altimetri b. Spaceborne Laser c. VLBI (Very Long Baseline Interferometry) d. Satelit Gradiometri 3. Sistem pengamatan angkasa ke angkasa a. Satellite to satellite Tracking (SST) Beberapa metode penentuan posisi secara extra-terestris tersebut di atas, secara ilustratif dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Beberapa metode penentuan posisi extra-terestris menggunakan sistem satelit dan benda langit (Abidin, 2001) 9

3 Dari berbagai metode penentuan posisi yang ada pada saat sekarang ini, penentuan posisi dengan menggunakan satelit navigasi adalah metode yang paling populer dan yang paling banyak diaplikasikan. Sistem fotografi satelit pada saat ini sudah tidak digunakan lagi. Sistem satelit Doppler dan astronomi geodesi sudah mulai jarang digunakan orang untuk keperluan penentuan posisi. Sedangkan sistem-sistem SLR, LLR, dan VLBI umumnya digunakan untuk melayani aplikasi-aplikasi ilmiah yang menuntut ketelitian posisi yang sangat tinggi. 2.1 Pengertian Sistem Satelit Navigasi Sistem satelit navigasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan satelit. Segmen satelit pada sistem ini akan mengirimkan sinyal berisi data posisi (koordinat bujur, lintang dan ketinggian) dan sinyal waktu kepada bagian penerima di bumi. Dengan demikian, pengguna akan mengetahui koordinat posisi serta waktu yang presisi. Prinsip penentuan posisi dengan sistem satelit ini adalah dengan cara pengukuran jarak dari satelit ke penerima. Besarnya jarak didapatkan dari waktu tempuh gelombang elektromagnetik (sinyal) yang dipancarkan oleh satelit hingga alat penerima yang ada di bumi, dikalikan dengan konstanta cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa (Kahar, 2008) Posisi dan sistem koordinat dalam sistem satelit navigasi Bumi bergerak dalam orbitnya yang mengelilingi matahari bersama-sama dengan planet-planet lain dalam galaksi bima sakti. Bumi juga berputar pada porosnya yang biasa disebut sebagai gerakan rotasi bumi. Sementara dua gerakan itu terjadi, kerak-kerak bumi juga bergerak relatif satu terhadap lainnya. Ketiga pergerakan bumi tersebut berpengaruh terhadap pendefinisian sistem koordinat yang digunakan dalam sistem satelit navigasi. Untuk menyatakan posisi berupa koordinat di permukaan bumi, diperlukan suatu sistem yang dapat menyatakan posisi suatu objek relatif terhadap objek lainnya. Sistem ini disebut sistem koordinat. Sistem koordinat haruslah mempunyai acuan dalam menyatakan posisi. Begitu pun dalam sistem satelit navigasi, untuk mendefinisikan posisi penerima sinyal di bumi, diperlukan suatu sistem koordinat yang mendefinisikan posisi penerima itu 10

4 Dalam sistem satelit navigasi, ada dua sistem koordinat yang digunakan, yaitu : a. Conventional Celestial/Inertial System (CIS) Sistem referensi koordinat ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan pergerakan satelit. Gambar 2.2 mendeskripsikan arah sumbu-sumbu pada sistem koordinat ini. Gambar 2.2 Sistem koordinat CIS (ESA navipedia, 2011) b. Conventional Terrestrial System (CTS) Sistem referensi koordinat ini disebut juga sistem koordinat terikat bumi (Earth- Centred, Earth-Fixed). Arah-arah sumbu-nya dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Sistem koordinat CTS (ESA navipedia, 2011) 11

5 CIS dan CTS memiliki karakteristik masing-masing sehingga keduanya pun memiliki peran yang berbeda satu sama lainnya dalam sistem satelit navigasi. Tabel 2.1 menjelaskan perbedaan dan arah-arah sumbu dua sistem koordinat tersebut (Abidin, 2001). Table 2.1 Karakteristik CTS dan CIS CIS (Earth-Centered-Space-Fixed) CTS (Earth-Centered-Earth-Fixed) Sistem koordinat Terikat langit Terikat bumi Titik nol sistem koordinat Pusat bumi Pusat bumi Aplikasi dalam geodesi satelit Sumbu X Sumbu Z Sumbu Y Pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit Mengarah ke vernal equinox Mengarah ke CEP pada epok standar J Tegak lurus sb x dan sb z, serta membentuk sistem koordinat tangan kanan Pendeskripsian posisi dan pergerakan titik-titik Berada dalam bidang meridian Greenwich (meridian nol) dan terletak pada bidang ekuator bumi Mengarah ke CTP Tegak lurus sb x dan sb z, serta membentuk sistem koordinat tangan kanan Keterangan : CEP (Conventional Ephemeris Pole) adalah posisi bebas dilangit dari sumbu momentum sudut bumi (sumbu rotasi bumi). CTP (Conventional Terestrial Pole) adalah kutub menengah bola langit pengganti CIO (Conventional Internasional Origin). CIO (Conventional Internasional Origin) adalah posisi rata-rata sumbu rotasi bumi dari tahun 1900 hingga tahun

6 Hubungan antara CIS (sistem koordinat yang mendefinisikan posisi satelit) dengan CTS (sistem koordinat yang mendefinisikan posisi titik-titik stasiun kontrol yang ada di bumi) bisa ditentukan dengan memperhitungkan sejumlah elemen yang mempengaruhinya, yaitu : a. Presesi (precession) b. Nutasi (nutation) c. Pergerakan kutub (polar motion) Keterangan lebih lanjut mengenai apa itu presesi, nutasi dan pergerakan kutub dapat dilihat dalam (Seeber, 1993) Sistem waktu Kehidupan sehari-hari mengikuti silih bergantinya siang dan malam, lalu musim dan tahun, dan kemudian konsep tentang perhitungan waktu didasarkan oleh gerakan matahari. Walaupun demikian, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukanlah sebuah sistem perhitungan waktu yang seragam, lebih tepat, dan didefinisikan dengan baik. Beberapa referensi waktu sedang digunakan saat ini. Referensi waktu itu dihitung berdasarkan proses-proses periodik yang berbeda terkait dengan rotasi bumi, langit, atau transisi antara tingkat energi dalam osilasi atom. Secara garis besar referensi waktu itu terbagi menjadi tiga jenis, yaitu (Hofmann-Wellenhof et al, 2008 dan Abidin, 2001) : a. Solar and Sidereal time Solar time adalah sistem waktu yang dihitung berdasarkan posisi matahari. Sidereal time adalah sistem waktu berdasarkan lamanya waktu bumi berotasi relatif terhadap posisi bintang yang tetap (1 kali putaran rotasi). b. Dynamic time Dynamic time adalah sistem waktu berdasarkan pergerakan planet di tata surya. c. Atomic time Atomic time merupakan sistem waktu yang dihitung berdasarkan osilasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh transisi kuantum suatu atom (Abidin, 2001) 13

7 periodik-nya. Tabel 2.2 merangkum sistem-sistem waktu yang digunakan di dunia terkait proses Table 2.2 Sistem-sistem waktu (Hofmann-Wellenhof et al, 2008) Periodic process Earth rotation Earth revolution Atomic oscillator Time Universal Time (UT0, UT1, UT2) Greenwich Sidereal Time (Ɵ) Terrestrial Dynamic Time (TDT) Barycentric Dynamical Time (BDT) Temps Atomique International (TAI) Universal Time Coordinated (UTC) GNSS reference time Karakteristik sistem satelit navigasi Sistem satelit navigasi mempunyai karakteristik tersendiri yang membuatnya lebih menarik untuk digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik bidang praktis maupun keilmuan. Karakteristik tersebut antara lain (Abidin, 2001) : 1. Dapat digunakan setiap saat tanpa tergantung cuaca dan waktu. 2. Wilayah cakupan yang luas (meliputi hampir seluruh dunia). 3. Relatif tidak terpengaruh oleh kondisi topografi daerah survey. 4. Posisi yang ditentukan oleh suatu sistem satelit navigasi mengacu ke suatu datum dan sistem referensi koordinat tertentu, sehingga posisi yang diberikan dimana pun penentuan posisi dilakukan, akan selalu mengacu pada sistem yang sama. 5. Ketelitian yang dihasilkan dapat mencapai orde mm (millimeter) yang artinya sangat teliti, namun juga bisa digunakan untuk keperluan real time dengan ketelitian yang lebih rendah. 6. Pada beberapa sistem, untuk pemakaian layanan standar tidak dikenakan biaya. 7. Dengan perkembangan teknologi saat ini, peralatan receiver yang diperlukan pengguna semakin lama semakin murah harganya, semakin kecil ukurannya, semakin mudah mengoperasikannya dan semakin banyak fasilitas yang disediakan. 8. Semakin banyak bidang yang dapat menggunakannya. 14

8 Sistem satelit navigasi merupakan sistem yang menarik dan paling banyak digunakan dalam metode penentuan posisi karena berbagai keuntungan yang diberikannya dibandingkan metode yang lainnya, namun bukan berarti sistem satelit navigasi tidak mempunyai kekurangan dalam penggunaannya. Beberapa karakteristik sistem satelit navigasi yang kurang menguntungkan antara lain : 1. Dalam melakukan pengukuran, adanya penghalang antara satelit dan receiver dalam menerima data, akan menyebabkan beberapa gangguan pada data yang diperoleh, atau sistem tidak akan bekerja maksimal (seperti di dalam gedung, terowongan, bawah tanah, pohon, hutan, dll). 2. Data komponen posisi tinggi yang diberikan tidak se-teliti komponen posisi horisontalnya (lintang dan bujur). 3. Proses pengolahan datanya tidak mudah, sehingga diperlukan ahli dan tenaga khusus untuk melakukannya Segmen-segmen sistem satelit navigasi Pada umumnya, sebuah sistem satelit navigasi dibangun oleh 3 segmen pembentuk, yaitu : a. Segmen angkasa (space segment) Segmen angkasa adalah segmen dari sistem satelit navigasi yang berada di angkasa yang dalam hal ini berkaitan dengan konstelasi dari sejumlah satelit yang digunakan pada lintasan orbitnya masing-masing. b. Segmen sistem kontrol (control system segment) Secara umum segmen sistem kontrol adalah segmen yang berada di bumi yang bertugas untuk mengatur dan mengontrol kerja sistem satelit secara keseluruhan. Segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya. 15

9 Fungsi ini mencakup beberapa tugas dan kewajiban, antara lain (Abidin, 2001) : 1. Menjaga agar semua satelit masing-masing berada pada posisi orbit yang seharusnya (station keeping). Hal ini dilakukan dengan cara mengamati semua satelit secara terus menerus, memprediksi ephemeris satelit dan karakteristik dari jam satelit, secara periodik memperbarui navigation message untuk setiap satelit. 2. Memantau status dan kesehatan dari semua sub-sistem (bagian) satelit. 3. Memantau panel matahari satelit, level daya baterai, dan propellant level yang digunakan untuk manuver satelit. 4. Menentukan dan menjaga waktu sistem satelit. c. Segmen pengguna (user segment) Segmen pengguna terdiri dari para pengguna sistem satelit ini, baik di darat, laut dan udara, maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal sistem satelit navigasi (receiver) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver sistem satelit navigasi adalah antena (penangkap sinyal) dan pemroses sinyal hingga menjadi informasi yang dibutuhkan pengguna sistem satelit navigasi. Segmen-segmen sistem satelit navigasi tersebut, dapat diilustrasikan pada Gambar 2.4 berikut ini. Gambar 2.4 Segmen-segmen satelit navigasi (basdargeophysics.wordpress.com, 2012) 16

10 2.2 Global Navigation Satellite System (GNSS) GNSS atau Global Navigation Satellite System adalah sistem satelit navigasi yang mempunyai wilayah cakupan global (seluruh dunia). Saat ini GNSS terdiri dari empat teknologi satelit utama, yaitu sistem GPS milik Amerika Serikat, sistem GLONASS milik Rusia, sistem GALILEO milik Uni-Eropa, dan sistem COMPASS/Beidou milik China. Sistem satelit navigasi pertama dunia adalah TRANSIT, sistem yang dikembangkan oleh militer Amerika pada tahun 1960-an. Operasi sistem ini menggunakan prinsip Doppler, yaitu dengan memanfaatkan perbedaan frekuensi sinyal yang dipancarkan satelit di angkasa, dengan frekuensi sinyal yang diterima oleh alat penerima di titik yang akan ditentukan (Kahar, 2008). Masing-masing teknologi itu mempunyai karakteristik berbeda satu sama lain, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang nantinya secara bersama-sama akan mewujudkan GNSS. Saat ini, hanya teknologi GPS yang beroperasi penuh secara stabil dan global, sedangkan tiga sisanya masih dalam tahap pengembangan kualitas atau perbaikan. Sistem GNSS akan lebih jelas dan baik lagi jika nanti semua teknologi itu telah selesai dibangun. Seiring dengan kemajuan teknologi, sistem GNSS juga mengalami kemajuan baik segi teknologi, kemampuan, bahkan kerjasama antar sistem tersebut. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kualitas sistem bagi para pengguna nantinya. Dengan demikian, pembahasan mengenai perkembangan sistem GNSS ini penting untuk dilakukan Kinerja GNSS Kinerja sistem navigasi yang paling biasa dijadikan patokan adalah dalam hal akurasi dan berapa banyak waktu yang dapat digunakan untuk aplikasi tersebut (ketersediaan). Namun, parameter kinerja lainnya dapat menjadi penting untuk beberapa aplikasi. Misalnya, ketika sistem navigasi digunakan dalam bidang navigasi udara atau maritim, kesalahan yang tidak disadari dapat meningkatkan resiko kecelakaan, mungkin menyebabkan kerusakan barang, cedera pada orang atau bahkan kematian. Kesalahan ini bisa saja terjadi bukan karena masalah akurasi saja, karena itulah diperlukan parameter-parameter kinerja lainnya. 17

11 Komunitas Penerbangan Internasional mengajukan empat parameter kinerja umum dalam sistem navigasi yang akhirnya dijadikan parameter kinerja GNSS oleh US Federal Radionavigation Plan pada tahun Parameter itu ialah : a. Akurasi, yaitu ketepatan dalam pengukuran posisi dan waktu. b. Ketersediaan, yaitu persentase waktu pelayanan sistem yang dapat digunakan pengguna. c. Kontinuitas, yaitu kemampuan sistem secara keseluruhan untuk menjalankan fungsinya tanpa gangguan selama masa operasional. d. Integritas, yaitu ukuran kepercayaan atas kebenaran informasi yang diberikan sistem navigasi. Semua parameter kinerja diatas sebaiknya dipenuhi oleh penyedia sistem GNSS, bahkan prinsip ini menjadi landasan dalam mendesain dan mengembangkan teknologi satelit navigasi (ESA navipedia, 2011) Augmentasi GNSS Augmentasi dari GNSS adalah metode yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja sistem, seperti akurasi, ketersediaan, kontinuitas, dan integritas dengan cara penambahan informasi eksternal ke dalam sistem GNSS tersebut. Saat ini, metode-metode yang banyak digunakan dalam augmentasi sistem GNSS adalah : a. Satellite-based Augmentation Systems b. Ground-based Augmentation System c. Differential GNSS Bagian ini terbagi lagi menjadi beberapa metode, yaitu : a. Teknik Real Time Kinematic (RTK) b. Teknik Wide Area RTK c. Precise Point Positioning Penjelasan lebih lanjut mengenai teknik augmentasi ini dapat dilihat pada situs navipedia.net/gnss Augmentation. 18

12 2.2.3 Arsitektur pengguna GNSS GNSS memiliki berbagai macam konfigurasi sinyal pelayanan yang dapat digunakan para pengguna. Bagian berikut ini merupakan kesimpulan dari konfigurasi metode pelayanan yang dapat digunakan oleh pengguna sistem GNSS, antara lain : a. Stand-Alone Satellite Navigation Merupakan metode paling dasar dan paling umum yang digunakan pada pengguna GNSS. Contohnya aplikasi yang membantu menemukan alamat pada kendaraan, atau navigasi kapal. b. Differential GNSS (DGNSS) Navigation Adalah metode untuk meningkatkan akurasi penggunaan stand-alone. Contohnya banyak digunakan pada aplikasi pekerjaan survey, seperti deformasi, penurunan muka tanah, dll. c. GNSS Indoor Navigation Merupakan layanan sistem GNSS yang dapat digunakan dalam ruangan. Namun sistem ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan masih dalam tahap pengembangan. d. Location-Based Services Pada aplikasi ini perhatian utama bukanlah menentukan posisi pengguna, namum bagaimana posisi pengguna ini tersambung dengan lingkungan sekitarnya. Contohnya seseorang yang mencari restoran di dekat posisinya berada melalui GNSS yang dipasang pada telepon genggamnya. Banyak lagi metode pelayanan yang ditawarkan oleh sistem GNSS, lebih lengkapnya dapat dilihat pada GNSS Application and Methods (Gleason and Demoz Gebre-Egziabher, 2009). 19

13 2.2.4 Prinsip kompatibilitas dan interoperabilitas GNSS Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai sistem satelit navigasi global dan regional yang baru telah diumumkan. Salah satu alasan teknis banyaknya sistem satelit navigasi pada masa sekarang ini adalah bahwa sistem GNSS tunggal sering tidak cukup untuk menjamin sasaran kinerja pengguna, terutama dalam kondisi seperti di perkotaan. Oleh karena itu munculnya sistem GNSS baru memerlukan diskusi tentang kompatibilitas dan interoperabilitas antara masing-masing penyedia layanan (ESA navipedia, 2011). International Committe on Global Navigation Satellite System (ICG) menyatakan, kompatibilitas adalah kemampuan sistem satelit navigasi global maupun regional dan augmentasinya, dapat digunakan terpisah atau bersama-sama tanpa menyebabkan gangguan atau ancaman bagi satu sama lain. Dua aspek yang sering dipertimbangkan dalam prinsip kompatibilitas adalah : a. Kompatibilitas frekuensi. b. Pemisahan spektrum antara sinyal layanan authorized dengan sinyal lainnya. Pengertian interoperabilitas yang didefinisikan oleh ICG adalah kemampuan sistem satelit navigasi global atau regional serta layanan yang disediakan, dapat digunakan bersama untuk mewujudkan kapabilitas yang lebih baik pada level pengguna. Lebih jauh lagi, prinsip interoperabilitas antar sistem GNSS sering dibicarakan pada dua level berbeda, yaitu sistem dan sinyal Aplikasi GNSS Saat ini, sistem GNSS telah banyak digunakan baik oleh warga sipil maupun militer. Sinyal GNSS yang bebas dan tersedia diseluruh dunia membuat sistem ini bisa digunakan dalam bidang apapun. Pada bagian ini penggunaan GNSS akan dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain : a. Navigasi perorangan. b. Aplikasi luar angkasa. c. Aplikasi penerbangan. d. Geodesi dan surveying. e. Aplikasi eksplorasi alam. f. Penelitian ilmiah. g. Aplikasi kelautan. h. Dll. 20

14 2.2.6 Teknologi GNSS a) GPS (Global Positioning System) Pada tahun 1973, Angkatan Laut Amerika Serikat bekerjasama dengan Angkatan Udaranya mengembangkan sistem satelit navigasi pertama yang disebut dengan Defence Navigation Satellite System (DNSS). Pada awalnya satelit ini digunakan untuk penentuan lokasi dalam rangka mendukung operasi kapal-kapal selam, mendukung misil balistik Amerika Serikat, tetapi kemudian juga digunakan oleh kapal-kapal untuk keperluan ilmiah. Program satelit awal ini berakhir pada tahun 1996 dan diambil alih fungsinya oleh GPS (Bakara, 2011). GPS yang telah diluncurkan pada tahun 1978 merupakan suatu konstelasi yang terdiri dari 24 satelit pada 6 bidang orbit digunakan untuk menentukan setiap lokasi objek dan penentuan waktu di bumi secara akurat. GPS ini dikendalikan oleh Komando Antariksa Angkatan Udara Amerika Serikat. Di samping melayani keperluan militer Amerika Serikat, sistem ini juga telah melayani pengguna sipil secara global. Sistem GPS mampu memberikan informasi posisi lokasi dengan tingkat ketelitian dari meter hingga millimeter tergantung receiver dan metode yang digunakan dalam penggunaannya. Konstelasi satelit GPS beroperasi pada orbit-orbit lingkaran dengan ketinggian nautical miles (nm) atau sama dengan km dengan umur satelit rata-rata 7,3 tahun-7,8 tahun. Sistem ini telah beroperasi secara penuh pada tahun 1994, dimana segmen kendali GPS terdiri atas suatu jaringan yang dijejak dari stasiun pengendali Master Control Station (MCS) di Colorado Springs, Colorado. Stasiun pengendali ini disebut juga segmen sistem kontrol, digunakan untuk menentukan dan memprediksi satelit, penempatan, memonitor waktu dan integritas sistem. Informasi yang dikirim ke MCS dari monitor station, kemudian menghasilkan pembaharuan pesan untuk masing-masing satelit GPS secara teratur. Satelit tersebut kemudian mensinkronkan waktu dan melakukan penyesuaian model orbital internal yang kemudian kembali dikontrol oleh monitor station dan MCS. 21

15 b) GLONASS GLONASS adalah sistem satelit navigasi global milik Uni Soviet (Rusia) yang pengembangannya telah dimulai pada tahun GLONASS mulai beroperasi pada tahun 1991 walaupun pengembangan konstelasi secara penuh terselesaikan tahun Satelit GLONASS terdiri dari konstelasi 24 satelit, dan sekarang sedang berada dalam tahap recovery karena umur beberapa satelit telah berakhir dan tidak layak beroperasi. Sistem satelit ini berada dalam 3 bidang orbit dimana kedudukan satu satelit dengan satelit lainnya terpisah dengan jarak 120. Satelit beroperasi pada ketinggian km di atas permukaan bumi dengan inklinasi 64.8 dan siklus perputaran satelit mengelilingi bumi 11 jam 15 menit (Sudibyo, 2008). Stasiun pengendali GLONASS seluruhnya ditempatkan di Uni Soviet (Rusia). Pusat pengendalian di darat berlokasi di Moscow dan Stasiun Telemetry dan Tracking yang disebut Receiving Monitor Station (RMS) berlokasi di St. Petersburg, Ternopol, dan Eniseisk. Satelit GLONASS dapat menyiarkan data melalui stasiun pengendali di darat, namun demikian, sistem satelit GLONASS belum mampu berdiri sendiri sebagai satelit penentuan posisi. Sistem ini masih menggunakan sistem rangkap GPS+GLONASS dalam metode Real Time Kinematics GPS (RTK-GPS). Maksudnya, dalam penentuan posisi, sistem satelit GLONASS penggunaannya masih terintegrasi dengan satelit GPS, dan hal ini telah terbukti sangat menguntungkan untuk digunakan dalam suatu wilayah yang sulit dijangkau oleh area jangkauan satelit GLONASS sendiri. 22

16 c) Satelit GALILEO Program GNSS GALILEO adalah program sistem satelit navigasi global yang dilakukan oleh Uni-Eropa. Uni Eropa bertanggung jawab untuk dimensi politik dan untuk pengaturan sasaran program pengembangan, kemudian ESA secara teknis mengembangkan dan mensahkan sistem satelit tersebut. Pengembangan program GNSS GALILEO ini dilatarbelakangi karena para pengguna navigasi satelit tidak mempunyai alternatif pilihan selain menggunakan GPS atau GLONASS. Karena itu, maka pada tahun 1990-an Eropa merasa perlu untuk memiliki sistem satelit navigasi global sendiri (ESA, 2011). Satelit pertama sistem ini adalah GALILEO In-Orbit Validation Element-A (GIOVE- A) diluncurkan pada tanggal 28 Desember 2005, dan satelit kedua GIOVE-B diluncurkan pada bulan April (Bakara, 2011). Satelit awal ini digunakan untuk mengumpulkan data yang akan dipakai oleh jaringan satelit GALILEO nantinya dan sekaligus mempersiapkan posisi orbit satelit-satelit berikutnya. Setelah beroperasi secara penuh sistem ini akan terdiri dari konstelasi 30 satelit dengan rincian 27 satelit aktif dan 3 satelit backup. GALILEO akan memberikan data yang lebih cepat dan akurat hanya dalam radius 1 meter, dibandingkan dengan GPS yang hanya memberikan keakuratan dalam radius 3 meter. Program satelit GALILEO yang terdiri dari konstelasi 30 satelit akan ditempatkan dalam 3 bidang orbit MEO (Medium Earth Orbit). Sistem GALILEO akan memberikan pelayanan sebagai berikut (Bakara, 2011) : 1. Layanan terbuka yaitu layanan yang bebas untuk setiap pengguna. 2. Layanan aplikasi Safety-Of-Life (SOL) yaitu untuk aplikasi keselamatan transportasi. 3. Layanan komersil. 4. Public Regulated Service (PRS). 5. Search and Rescue Service (SAR). Pengaturan layanan untuk publik akan digunakan dengan kelompok governmentauthorized seperti polisi dan penjaga pantai. Sistem satelit GALILEO memiliki jaringan stasiun sensor, dan akan termonitor di seluruh dunia. Memiliki 2 (dua) stasiun pengendali yang berlokasi di Eropa. Data tersedia untuk para pemakai dimanapun melalui satelit GALILEO atau terpusat melalui sistem kendali GALILEO. 23

17 d) COMPASS COMPASS adalah sistem satelit navigasi global yang dibangun oleh negara China dalam rangka membangun sistem satelit yang independen. Sistem COMPASS yang juga dikenal dengan nama Beidou-2 ini sedang dibangun untuk menyediakan penentuan posisi dan layanan pesan komunikasi bagi pihak militer maupun pihak sipil. COMPASS merupakan GNSS jenis ke empat di dunia, setelah sebelumnya GPS, GLONASS dan GALILEO. Pembangunan program ini telah disetujui oleh pemerintah China pada tahun Sistem ini diaktifkan untuk uji coba pada tanggal 27 desember 2011, dan akan menawarkan penentuan posisi yang presisi serta layanan navigasi untuk wilayah Asia-Pasifik pada tahun Kemudian akan diperluas cakupan wilayah layanannya menjadi cakupan global pada tahun COMPASS terdiri dari satelit yang ditempatkan pada orbit geostasioner (GEO), satelit geosinkronus dengan inklinasi 55 (IGSO), dan satelit medium earth orbit (MEO) pada ketinggian sekitar km juga dengan inklinasi 55. Satelit pertama, COMPASS-M1, telah diluncurkan pada tahun 2007, diikuti dengan COMPASS-G2 pada tahun Lima satelit diluncurkan pada tahun 2010, tiga satelit pada tahun 2011, dan lima satelit akan diluncurkan pada tahun Sistem COMPASS akan melayani dua jenis layanan, yaitu layanan gratis untuk pengguna sipil dengan tingkat akurasi posisi sekitar 10 m di China, akurasi kecepatan sekitar 0.2 m/s, dan akurasi pengukuran waktu mencapai 50 ns. Pelayanan yang resmi atau authorized dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi akan digunakan oleh pihak militer. Sistem ini juga menyediakan layanan komunikasi pesan singkat antara pengguna dengan stasiun kontrol. Pembangunan dan pengembangan sistem ini meliputi tiga tahap pembangunan. Tahap pertama adalah tahap percobaan yang hanya melayani wilayah regional China. Tahap kedua dengan konstelasi yang lebih besar dari tahap pertama dapat melayani wilayah Asia-Pasifik. Dan pada tahap terakhir pembangunan sistem ini, konstelasi satelit COMPASS akan terdiri dari 5 satelit GEO, 3 satelit IGSO dan 27 satelit MEO yang dapat melayani wilayah global pada tahun 2020 (CSNO, 2011). 24

TUGAS 1 ASISTENSI GEODESI SATELIT. Sistem Koordinat CIS dan CTS

TUGAS 1 ASISTENSI GEODESI SATELIT. Sistem Koordinat CIS dan CTS TUGAS 1 ASISTENSI GEODESI SATELIT KELAS A Sistem Koordinat CIS dan CTS Oleh : Enira Suryaningsih (3513100036) Dosen : JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem satelit navigasi adalah sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan teknologi satelit. Sistem ini memungkinkan sebuah alat elektronik

Lebih terperinci

GPS (Global Positioning Sistem)

GPS (Global Positioning Sistem) Global Positioning Sistem atau yang biasa disebut dengan GPS adalah suatu sistem yang berguna untuk menentukan letak suatu lokasi di permukaan bumi dengan koordinat lintang dan bujur dengan bantuan penyelarasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat dengan bantuan penyelarasan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 7. Satelit

Pokok Bahasan 7. Satelit Pokok Bahasan 7 Satelit Pokok Bahasan 7 Pokok Bahasan Sistem komunikasi satelit Sub Pokok Bahasan Jenis-jenis satelit Link budget Segmen bumi Segmen angkasa Kompetensi Setelah mengikuti kuliah ini mahsiswa

Lebih terperinci

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM UU no. 4 Tahun 2011 tentang INFORMASI GEOSPASIAL Istilah PETA --- Informasi Geospasial Data Geospasial :

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS PENENTUAN POSISI DENGAN GPS Disampaikan Dalam Acara Workshop Geospasial Untuk Guru Oleh Ir.Endang,M.Pd, Widyaiswara BIG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jln. Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911

Lebih terperinci

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc www.pelagis.net 1 Materi Apa itu GPS? Prinsip dasar Penentuan Posisi dengan GPS Penggunaan GPS Sistem GPS Metoda Penentuan Posisi dengan GPS Sumber Kesalahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL DAN APLIKASINYA

PERKEMBANGAN SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL DAN APLIKASINYA Berita Dirgantara Vol. 12 No. 2 Juni 2011: 38-47 PERKEMBANGAN SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL DAN APLIKASINYA Jakondar Bakara Peneliti Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Nasional, LAPAN e-mail: bakara_jb@yahoo.com

Lebih terperinci

MODUL 3 GEODESI SATELIT

MODUL 3 GEODESI SATELIT MODUL 3 GEODESI SATELIT A. Deskripsi Singkat Geodesi Satelit merupakan cabang ilmu Geodesi yang dengan bantuan teknologi Satelite dapat menjawab persoalan-persoalan Geodesi seperti Penentuan Posisi, Jarak

Lebih terperinci

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) III. 1 GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Global Positioning System atau GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit [Abidin, 2007]. Nama

Lebih terperinci

SATELIT I WAYAN ANGGA MEI SEDANA YOGA TEKNIK ELEKTRO

SATELIT I WAYAN ANGGA MEI SEDANA YOGA TEKNIK ELEKTRO SATELIT I WAYAN ANGGA MEI SEDANA YOGA 1115313002 TEKNIK ELEKTRO Pengertian satelit Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Satelit juga dapat disebut

Lebih terperinci

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI Oleh: Andri Oktriansyah JURUSAN SURVEI DAN PEMETAAN UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017 Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG Winardi Puslit Oseanografi - LIPI Sekilas GPS dan Kegunaannya GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan

Lebih terperinci

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Sistem Komunikasi Satelit prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh

Lebih terperinci

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) (Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang) Jl. Raden Saleh, 43 jakarta 10330 Phone : 62.021.3143080 Fax. 62.021.327958 E-mail : Coremap@indosat.net.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gambar situasi adalah gambaran wilayah atau lokasi suatu kegiatan dalam bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut (Basuki,

Lebih terperinci

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA 1. SISTIM GPS 2. PENGANTAR TANTANG PETA 3. PENGGUNAAN GPS SISTIM GPS GPS Apakah itu? Dikembangkan oleh DEPHAN A.S. yang boleh dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Salah satu kegiatan eksplorasi seismic di darat adalah kegiatan topografi seismik. Kegiatan ini bertujuan

Lebih terperinci

Memantau apa saja dengan GPS

Memantau apa saja dengan GPS Memantau apa saja dengan GPS (Global Positioning System) Dalam film Enemy of The State, tokoh pengacara Robert Clayton Dean (diperankan oleh Will Smith) tiba-tiba saja hidupnya jadi kacau-balau. Ke mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tertib administrasi bidang tanah di Indonesia diatur dalam suatu Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah tersebut memuat

Lebih terperinci

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA SISTIM GPS SISTEM KOORDINAT PENGGUNAAN GPS SISTIM GPS GPS Apakah itu? Singkatan : Global Positioning System Dikembangkan oleh DEPHAN A.S. yang

Lebih terperinci

SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS

SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pada Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Oleh: Fandi Firsta Adilla Tamsin 151 08 060

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan metode terestris dan ekstra-terestris. Penentuan posisi dengan metode terestris dilakukan dengan

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

MENGENAL GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) SEJARAH, CARA KERJA DAN PERKEMBANGANNYA. Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

MENGENAL GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) SEJARAH, CARA KERJA DAN PERKEMBANGANNYA. Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang MENGENAL GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) SEJARAH, CARA KERJA DAN PERKEMBANGANNYA A. Pengertian Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

TELEKOMUNIKASI SATELIT

TELEKOMUNIKASI SATELIT TELEKOMUNIKASI SATELIT Asep Munawarudin Asep.munawardudin@raharja.info Abstrak Satelit adalah salah satu media komunikasi yang banyak digunakan saat ini. Sebagai salah satu media yang banyak digunakan,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al,

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al, 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telemetri Radio Telemetri merupakan sistem untuk pengumpulan data yang dilakukan disuatu tempat terpencil atau sukar dan mengerjakannya sehingga data tersebut dapat dievaluasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penetuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan

Lebih terperinci

batas tersebut akan ada peringatan bawah telah melewati batas yang sudah ditentukan tersebut. Sistem ini diharapkan kita mampu mengetahui secara cepat

batas tersebut akan ada peringatan bawah telah melewati batas yang sudah ditentukan tersebut. Sistem ini diharapkan kita mampu mengetahui secara cepat SISTEM PEMANTAU POSISI KENDARAAN PENGIRIMAN BARANG BERBASIS GPS DAN SMS Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, SSi., MEng., 1 Eko Supriyanto 2 1. Dosen Universitas Gunadarma 2. Mahasiswa Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Bab 10 Global Positioning System (GPS)

Bab 10 Global Positioning System (GPS) Bab 10 Global Positioning System (GPS) 10.1 Metode Penentuan Posisi Dengan GPS sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat

Lebih terperinci

Satelit. Tatik yuniati. Abstrak.

Satelit. Tatik yuniati. Abstrak. Satelit Tatik yuniati tatikyuniati10@yahoo.co.id Abstrak Terdapat banyak definisi yang diberikan berhubung dengan perkataan satelit. Ianya bergantung kepada sudut mana definisi itu diberi samaada dari

Lebih terperinci

BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS

BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS Satelit navigasi merupakan sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Satelit dapat memberikan posisi suatu objek di muka bumi dengan akurat dan

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014 Verifikasi TDT Orde 2 BPN dengan Stasiun CORS BPN-RI Kabupaten Grobogan Rizna Trinayana, Bambang Darmo Yuwono, L. M. Sabri *) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Media Transmisi Tanpa Kabel Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Satelit Satelit adalah benda yang mengorbit benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Global Positioning System (GPS) 2.1.1 Pengertian GPS Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal Pertemuan 3 Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal Koordinat 3D Koordinat 3D Koordinat 3D Pernyataan lintang Pernyataan bujur dan Tinggi λ (Bujur) = sudut yang dibentuk antara meridian suatu titik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan suatu Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI REFERENSI

BAB 2 STUDI REFERENSI BAB 2 STUDI REFERENSI Pada bab ini akan dijelaskan berbagai macam teori yang digunakan dalam percobaan yang dilakukan. Teori-teori yang didapatkan merupakan hasil studi dari beragai macam referensi. Akan

Lebih terperinci

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE LAPORAN PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID SYUHADA PERUMAHAN BEJI PERMAI, DEPOK PT. Mahakarya Geo Survey DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 2 1. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PENGENALAN GPS NAVIGASI DAN APLIKASINYA

PENGENALAN GPS NAVIGASI DAN APLIKASINYA PENGENALAN GPS NAVIGASI DAN APLIKASINYA Pertanyaan dasar 1. Dimana saya? Dimana letak suatu obyek? 2. Bagaimana saya menuju ke suatu tempat? 3. Lewat mana saja jika ingin ke tujuan tersebut? Penentuan

Lebih terperinci

Microwave dan keistimewaannya

Microwave dan keistimewaannya Microwave dan keistimewaannya Begitu mendengar namanya saja, kita pasti langsung mengasosiasikan istilah ini dengan alat elektronik yang biasa dipakai di rumah untuk memasak dalam waktu singkat. Microwave.

Lebih terperinci

Location Based Service Mobile Computing Universitas Darma Persada 2012

Location Based Service Mobile Computing Universitas Darma Persada 2012 Location Based Service Mobile Computing Universitas Darma Persada 2012 Sub materi: Pengenalan GPS Pengenalan koneksi Android GPS Koneksi Android dengan google map Aktivasi Map API Google (windows dan Linux)

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Global Positioning System (GPS) 2.1.1 Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unmanned Surface Vehicle (USV) Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) merupakan sebuah wahana tanpa awak yang dapat dioperasikan pada permukaan air.

Lebih terperinci

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM Dandy Firdaus 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok,

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN SATELIT COMPASS

BAB III PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN SATELIT COMPASS BAB III PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN SATELIT COMPASS 3.1 Sejarah Satelit COMPASS Sistem satelit navigasi merupakan infrastruktur bangunan angkasa yang sangat penting, dimana dapat memperluas rentang aktifitas

Lebih terperinci

BAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis BAB I KONSEP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1.1. Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan membahas mengenai pustaka yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun sistem, dimana peneliti akan mengulas beberapa pemanfaatan sensor dan GPS yang

Lebih terperinci

PARTISIPASI INDONESIA DALAM PEMBAHASAN SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL (GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM) DALAM SIDANG UNCOPUOS

PARTISIPASI INDONESIA DALAM PEMBAHASAN SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL (GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM) DALAM SIDANG UNCOPUOS Partisipasi Indonesia dalam Pembahasan...(Dina Prasetyaningsih) PARTISIPASI INDONESIA DALAM PEMBAHASAN SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL (GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM) DALAM SIDANG UNCOPUOS Dina Prasetyaningsih

Lebih terperinci

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi GPS (Global Positioning System) Global positioning system merupakan metode penentuan posisi ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi

Lebih terperinci

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Pengukuran Kekotaan Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Contoh peta bidang militer peta topografi peta rute pelayaran peta laut

Lebih terperinci

GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS)

GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS) MAKALAH GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS) Diajukan Untuk Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Radar dan Navigasi Nama : Djatnika Permana Tingal NIM : 086712251011 Jurusan : Teknik Elektro SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Satelit. Pertemuan XI

Satelit. Pertemuan XI Satelit Pertemuan XI Teknologi wireless yang disebut di atas adalah berdasarkan sistem jaringan radio terestrial, yang terdiri atas stasiun-stasiun basis radio yang terpola dalam sel-sel, yang satu dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan mengenai spektrum

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik 83 BAB VII ANALISIS 7.1 Analisis Komponen Airborne LIDAR Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik dengan memanfaatkan sinar laser yang ditembakkan dari wahana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

2015, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1585, 2015 KEMEN-ESDM. Izin Usaha Pertambangan. Mineral. Batubara. Wilayah. Pemasangan Tanda Batas. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( ) TATA KOORDINAT BENDA LANGIT Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah (4201412051) 2. Winda Yulia Sari (4201412094) 3. Yoga Pratama (42014120) 1 bintang-bintang nampak beredar dilangit karena bumi berotasi. Jika

Lebih terperinci

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station) On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station) Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Survei, Pengukuran Dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2011 MODUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS(Global Positioning System) adalah sebuah sistem navigasi berbasiskan radio yang menyediakan informasi koordinat posisi, kecepatan, dan waktu kepada pengguna di

Lebih terperinci

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd Sabar Nurohman Dafatar Isi Bumi dalam Bola Langit Tata Surya Sistem Bumi-Bulan Gerak Planet dan Satelit Fisika Bintang Evolusi Bintang Galaksi Struktur Jagad Raya Bumi dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan berbagai macam teknologi sekarang ini tidak terlepas dari berkembangnya teknologi satelit. Mulai dari teknologi informasi dan komunikasi, teknologi penginderaan

Lebih terperinci

Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 45 Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin Putri Saraswati, Mardlijah, Kamiran

Lebih terperinci

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang.

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Penentuan Posisi 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N81 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Nama produk dan

Lebih terperinci

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS METODE ABSOLUT Metode Point Positioning Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 Pronsip penentuan posisi adalah reseksi dengan jarak ke beberapa satelit secara simultan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Metode Real Time Point Precise Positioning (RT-PPP) merupakan teknologi

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT 1 OUTLINES 1. Sistem komunikasi satelit 2. Arsitektur sistem komunikasi Satelit 3. Implementasi komunikasi satelit dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan wahana satelit. Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini,

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR

PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR Oleh YULIANTO SETIAWAN 0405230515 TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI

Lebih terperinci

ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI. PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si

ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI. PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si PENGERTIAN ILMU UKUR WILAYAH (IUW) : Bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS

BAB IV SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS BAB IV SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS Pada bab ini pembahasan akan ditekankan pada ketiga segmen utama dari sistem satelit navigasi COMPASS, sistem koordinat, sistem waktu, dan juga akan membahas bagaimana

Lebih terperinci

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA SAINS BUMI DAN ANTARIKSA NAMA NIM : 15034038 FISIKA B 2015 : PUTI AULIA MARDIAH GERAK SEMU TAHUNAN MATAHRI A. Latar Belakang di beberapa kasus pada belahan bumi, terjadi perbedaan musim dan perbedaan lama

Lebih terperinci

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84? Nama : Muhamad Aidil Fitriyadi NPM : 150210070005 Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84? Jenis proyeksi yang sering di gunakan di Indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB A. Gerak Semu Benda Langit Bumi kita berputar seperti gasing. Ketika Bumi berputar pada sumbu putarnya maka hal ini dinamakan

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN SATELIT MISI TUNGGAL HILALSAT. Untuk Keperluan Verifikasi Sistem Kalender Hijriah dan Penentuan Hari Hari Raya Keagamaan

PRA RANCANGAN SATELIT MISI TUNGGAL HILALSAT. Untuk Keperluan Verifikasi Sistem Kalender Hijriah dan Penentuan Hari Hari Raya Keagamaan PRA RANCANGAN SATELIT MISI TUNGGAL HILALSAT Untuk Keperluan Verifikasi Sistem Kalender Hijriah dan Penentuan Hari Hari Raya Keagamaan Muh. Ma rufin Sudibyo 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Lebih terperinci

Bab VIII. Penggunaan GPS

Bab VIII. Penggunaan GPS Bab VIII. Penggunaan GPS Pengenalan GPS Global Positioning System atau disingkat GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER

PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER PERANGKAT LUNAK UNTUK PERHITUNGAN SUDUT ELEVASI DAN AZIMUTH ANTENA STASIUN BUMI BERGERAK DALAM SISTEM KOMUNIKASI SATELIT GEOSTASIONER Veni Prasetiati Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT

SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT PENGERTIAN VSAT VSAT : Very Small Aperture Terminal. Istilah untuk menggambarkan terminal-terminal stasiun bumi dengan diameter yang sangat kecil. VSAT diletakan di site pengguna.

Lebih terperinci

BAB III SATELIT GRACE DAN VARIASI TEMPORAL GEOID. 3.1 Satelit GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment).

BAB III SATELIT GRACE DAN VARIASI TEMPORAL GEOID. 3.1 Satelit GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment). BAB III SATELIT GRACE DAN VARIASI TEMPORAL GEOID 3.1 Satelit GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment). Satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment), adalah sistem satelit gravimetri hasil

Lebih terperinci

Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY

Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY Dafatar Isi Bumi dalam Bola Langit Tata Surya Sistem Bumi-Bulan Gerak Planet dan Satelit Fisika Bintang Evolusi Bintang Galaksi Struktur Jagad Raya Bumi dan

Lebih terperinci

Penentuan posisi. Nokia N76-1

Penentuan posisi. Nokia N76-1 Nokia N76-1 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N76 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Produk dan nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 GPS GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem yang pertama

Lebih terperinci

BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia

BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia Tanah merupakan bagian dari alam yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Hampir seluruh kegiatan manusia dilakukan di atas bidang tanah.

Lebih terperinci

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA, STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA, STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA, STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Slide 2 Merupakan salah satu sistem yang akan membantu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, inovasi teknologi yang terus berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, inovasi teknologi yang terus berkembang khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, inovasi teknologi yang terus berkembang khususnya pada bidang navigasi memberikan dampak yang positif bagi kehidupan manusia. Munculnya teknologi

Lebih terperinci

GRAVITASI B A B B A B

GRAVITASI B A B B A B 23 B A B B A B 2 GRAVITASI Sumber: www.google.co.id Pernahkah kalian berfikir, mengapa bulan tidak jatuh ke bumi atau meninggalkan bumi? Mengapa jika ada benda yang dilepaskan akan jatuh ke bawah dan mengapa

Lebih terperinci

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP Oleh A. Suradji, GH Anto, Gunawan Jaya, Enda Latersia Br Pinem, dan Wulansih 1 INTISARI Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Continuously Operating Reference Station (CORS) adalah sistem jaringan kontrol yang beroperasi secara berkelanjutan untuk acuan penentuan posisi Global Navigation

Lebih terperinci

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS 2.1 Definisi Gempa Bumi Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran pada kerak bumi yang terjadi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba. Gempa bumi, dalam hal

Lebih terperinci

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat

Lebih terperinci

GANGGUAN PADA SATELIT GSO

GANGGUAN PADA SATELIT GSO GANGGUAN PADA SATELIT GSO Neflia dan Abd. Rachman Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains dan Antariksa, LAPAN AB STRACT A truly geostationery orbit will have zero inclination and zero eccentricities and the

Lebih terperinci

BAB 11 MICROWAVE ANTENNA. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super

BAB 11 MICROWAVE ANTENNA. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super BAB 11 MICROWAVE ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai antenna microwave desain, aplikasi dan cara kerjanya. Gelombang mikro (microwave) adalah gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Pengukuran Satelit Altimetri =( )/2 (2.1)

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Pengukuran Satelit Altimetri =( )/2 (2.1) BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Pengukuran Satelit Altimetri Pengukuran pada satelit altimetri adalah pengukuran jarak dari altimeter satelit ke permukaan laut. Pengukuran jarak dilakukan dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014 Verifikasi Koordinat Titik Dasar Teknik Orde 3 dengan Pengukuran GNSS Real Time Kinematic Menggunakan Stasiun CORS Geodesi UNDIP di Kota Semarang Arinda Yusi Madena, L. M Sabri, Bambang Darmo Yuwono *)

Lebih terperinci