PENDAMPINGANDAN LOGBOOK MAHASISWA
|
|
- Yanti Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAMPINGANDAN LOGBOOK MAHASISWA
2 A. KEGIATAN MEMAHAMI PERAN/POSISI PARA PIHAK DALAM KEGIATAN UPSUS PAJALE IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH MENYUSUN RENCANA KERJA PENDAMPINGAN MEMBANTU PENYULUH DALAM KEGIATAN UPSUS BERMITRA DENGAN PENYULUH DAN BABINSA BERSAMA PENYULUH DAN DIBIMBING DOSEN MELAKSANAKAN PENGUJIAN TEKNOLOGI MELAPORKAN TEMUAN DI LAPANGAN KEPADA PEMBIMBING MEMBUAT LAPORAN PENDAMPINGAN
3 KegiatanUPSUS PeningkatanProduksi Pajale2015 1) RehabilitasiJaringanIrigasiTersier(RJIT) 2) Penyediaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) 3) Penyediaan dan penggunaan benih unggul 4) Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang 5) Pengaturan musim tanam dengan menggunakan KalenderMusimTanam(KATAM) 6) Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT 7) Perluasan Areal Tanam(PAT) Jagung dan Kedelai 8) PeningkatanOptimasiLahan(POL) 9) Pembuatan Demplot/Demfarm
4 Peran Para Pihak Dalam kerangka pelaksanaan kegiatan Upsus, beberapa pihak dilibatkan secara aktif di lapang untuk memperkuat barisantenagapenyuluhpertanian. Tugas khusus para penyuluh pertanian adalah sebagai berikut: a) Melaksanakan pengawalan dan pendampingan pelaksanaanrjit, GP-PTT, PAT, POL, dandemfarm. b) Meningkatkankemampuankelembagaanpetani, termasuk Kelompok Tani(Poktan), Gabungan Kelompok Tani(Gapoktan), PersatuanPetaniPemakaiAir (P3A), dangabunganp3a (GP3A) c) Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan para pelaku usaha.
5 PeranPendampingMahasiswa/Alumni PerguruanTinggi a) Membantu penyuluh pertanian dalam pengawalan dan pendampingan pelaksanaan RJIT, GP-PTT, PAT, POL, dan Demfarm b) Membantu penyuluh pertanian dalam penguatan kelembagaan petani c) Membantu penyuluh pertanian dalam mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan pelaku usaha d) Mengembangkan model pemberdayaan petani e) Melaksanakan Identifikasi Potensi Wilayah f) Melaksanakan demplot/demfarm bersama dosen pembimbing
6 IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH Daerah memilikikemampuan yang kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya dan bermakna lingkungan Potensi wilayah desa mengandung arti kemampuan atau sumberdaya yang dimiliki desa, yang memiliki prospek atau kemungkinanuntukdikembangkanlebihlanjut. Identifikasi Potensi wilayah dilaksanakan untuk memperoleh data keadaan wilayah dan agroekosistemnya dengan menggunakan data primer maupun data sekunder Mahasiswa/Alumni antara lain berperan melaksanakan indentifikasi potensi wilayah, yang dilaksanakan secara partisipatifbersamapetani, penyuluhataupihaklain.
7 MetodePengumpulanData Wawancara Individu - Wawancara informan kunci - Wawancara perorangan Wawancara Keluarga Petani Wawancara Kelompok tani
8 Langkah-Langkahkegiatan Persiapan a. Menyusun Pedoman wawancara sebagai pedoman b. Memilihinformankunci, keluarga/rumahtangga, dan petani yang akan diwawancarai. Keluarga yang dipilih usahakan mewakili berbagai keadaan di masyarakat
9 Pelaksanaan Menyepakati dan mengatur waktu dengan responden Pewawancara menjelaskan maksud kegiatan secara sederhana tetapi jelas Amati keadaan sekitar untuk membantu mengetahui keadaan responden Memulai wawancara dengan mengacu pada pedoman yang telah disusun Lakukan secara urut dan semua data yang diperlukan telah terisi Jawaban petani dapat untuk mengembangkan topik obrolan Buat catatan proses dan hasil wawancara secara cermat Cantumkan nama responden,pewawancara, tempat dan tanggal wawancara
10 Data potensiwilayah Data agroklimat wilayah Batas wilayah Kependudukan Kelembagaan formal dan non formal yang ada di wilayah Tata guna lahan Jenis usaha masyarakat Tingkat pendapatanrata-rata Sarana dan prasarana di wilayah Program-program pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di wilayah Teknologi yang diterapkan Data produksi, luasan areal usahatani, jumlah ternak dan komoditas utama yang dikembangkan di wilayah
11 No Kelompok Data 1 Jenis tanaman dan ternak yang diusahaka n petani Jenis Data dan Informasi - Luas tanaman dan jumlah ternak - Pemanfaatan limbah pertanian - Peranan komoditas terhadap pendapatan - Peluang pasar komoditas dan limbah pertanian - Kesesuaian agroklimat Pemanfataan Data dan Informasi - Memilih komoditas unggulan - Identifikasi limbah pertanian yang belum dimanfaatkan
12 2 Potensi sumberdaya lahan, manusia dan infrastruktur Desa - Jenis dan luas lahan pertanian - Topografi lahan - Kesuburan lahan - Ketersediaan air - Potensi ganggunan hama penyakit - Luas penguasan lahan petani - Status penguasaan lahan - Pemilikan ternak per petani - Ketersediaan tenaga kerja - Respon petani terhadap informasi - Aktivitas kolektif - Aksesibilitas lokasi - Keberadaan kios sarana produksi - Keberadaan lembaga pemasaran - Identifikasi sumberdaya lahan dan air. - Identifikasi peluang kegagalan dan keberhasilan inovasi. - Memilih lahan yang paling potensiaal untuk inovasi yang dikembangkan.
13 3 Kinerja teknologi dan kinerja hasil pertanian Kinerja Teknologi - Teknologi Produksi (pola tanam, pengolahan tanah, pemupukan, pemeliharaan tanaman, penggunaan varietas unggul, dsb) - Teknologi Pasca panen. - Teknologi Pemasaran hasil - Teknologi pengolahan hasi Kinerja hasil - Produksi produk utama - Produksi limbah - Pemanfaatan limbah - Kerusakan tanaman akibat hama - Kehilangan pasca panen - - Identifikasi peluang inovas teknis di bidang produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil. - Perkiaraan manfaat finansial inovasi teknis.
14 5 Kinerja kelembagaan agribisnis - Kelembagaan produksi (organisasi kelompoktani, basis pengelompokan, aktivitas kolektif) - Kelembagaan sarana produksi ( jenis dan jumlah lembaga, penyebaran lokasi, sistem transaksi) - Kelembagaan pengolahan (jenis dan jumlah lembaga, penyebaran lokasi, struktur pasar, sistem transaksi dengan petani, hubungan permodalan dengan petani) - Kelembagaan pemasaran hasil (jenis dan jumlah lembaga; penyebaran lokasi, struktur pasar, sistem transaksi dengan petani, hubungan permodalan dengan petani) - Kelembagaan permodalan (jenis lembaga, sistem transaksi, akses petani) Identifikasi peluang inovasi kelembagaan.
15 PembuatanPetaSumberdaya merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui keadaan wilayah desa beserta lingkungannya. Keadaan-keadaan itu digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa
16
17 BaganKecenderunganDan Perubahan menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati Dari besarnya perubahan, hal-hal yang diamati yang dapat berarti berkurang, tetap atau bertambah, kita bisa memperoleh gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa yang akan datang.
18 Jenis-jenisInformasi Perubahan dan perkembangan keadaan berbagai sumberdaya seperti produktivitas lahan dan tingkatkesuburantanah, curahhujan, ketersediaanair, Perubahandanperkembangantatagunalahan( luaslahanuntukbersawah, berladang, pemukiman, hutan, luas rata-rata pemilikan lahan, dan sebagainya). Perubahan dan perkembangan penanaman pepohonan( jenispohon, hasil, dansebagainya) Perubahan dan perkembangan penduduk (kelahiran, kematian dan perpindahan)
19 PenyusunanKalenderMusim pengkajian kegiatan kegiatan dan kejadiankejadian yang terjadi berulang dalam satu kurun waktu tertentu( musiman) dalam kehidupan masyarakat.
20 informasiyang dibutuhan Penanggalan atau sistem kalender yang biasa digunakan oleh masyarakat 2). Iklim, curah hujan, ketersediaan air 3). Pola tanam/panen, biaya usahatani, hasil pertanian dan tingkat produksi 4). Ketersediaan pangan dan pakan ternak terutama pada masa paceklik 5). Ketersediaan tenaga kerja 6). Musim bekerja ke kota pada musim paceklik 7). Masalah hama dan penyakit tanaman/ternak 8). Kesehatan( musim wabah penyakit) dan kebersihan lingkungan 9). Pola pengeluaran( konsumsi, produksi, investasi) 10).Kegiatan sosial kemasyarakatan, adat, agama, dan sebagainya
21
22 Data MonografidanPotensi Penduduk No. Nama Desa Jumlah Penduduk (org) Jumlah Keluarga (KK) Tani JUMLAH KELUARGA TANI (KK) Pemelik Lahan Tidak menggar ap Pemilik lahan Penggar ap Pengg arap Buruh Tani Total
23 Tanah Tanah Darat (Ha) Tanah Sawah irigasi (Ha) No. Nama Tegal Pekarang Jml Teknis ½ Tersier Tadah Juml Kolam Tambak Desa an an Teknis Hujan ah (Ha) (Ha)
24 data curahhujan No Tahun Bulan Jumlah mm³ Jumlah Harinya Jumlah mm³ Jumlah Harinya Jumlah mm³ Jumlah Harinya Jumlah mm³ J H Januari Februari Maret April Mei Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
25 rekapitulasidata Aspek Potensi Dusun/keltan I Dusun/keltan II Dusun/keltan III Sumberdaya manusia Sumberdaya alam Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis Sarana dan sarana sistem dan usaha agribisnis
26 RekaputilasiMasalah Aspek Masalah Dusun/keltan I Dusun/keltan II Sumberdaya manusia Sumberdaya alam Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis Sarana dan sarana sistem dan usaha agribisnis
27 Peringkat Masalah dan Faktor Penyebab Masalah Di Tingkat Desa Aspek Peringkat Masalah Faktor Penyebab Masalah Sumberdaya manusia Sumberdaya alam Keterangan Kelembagaan sistem dan usaha agribisnis Sarana dan sarana sistem dan usaha agribisnis
28 Data PotensiDesa NamaDesa :.. Tahun :.
29 No. Jenis Jumlah Jumlah Rata2 luas Produksi Produktivitas Usahatani luas KK perorang ditingkat (Ton/Ha) (pada lahan) tanam Petani (Ha/org) Kec. (Ton) (Ha) 1 Lahan Sawah irigasi a b 2 dst Lahan sawah tadah hujan a b 3 dst Lahan sawah pasang surut a b 4 dst Lahan Kering a b 5 dst Perairan umum: Perairan pantai a b Danau a b 6 Sungai a b Usaha off
30 Data KelembagaanTani No Nama Desa Jml Kelompok Tani Jumlah Kelompok Tani Tani Dewasa Tani Wanita Taruna Tani Jml Jml. Jml Jml.Angg. Jml Jml. Kel. Angg. Kel. Kel. Angg.
31 DataKelompokTanidan Kedudukannya No. Nama Desa Nama Kelompok Nama Pengurus Jumlah Anggota Modal Kelompok Jenis usaha Tani Pokok (Utama) L
32 Data Gabungan Kelompok Tani(Gapoktan) Nama Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Luasan No Nama Gapoktan Ketua Wakil Sekretaris Bendahara anggota Gapoktan Usaha Ha ekor Desa Tani pokok (Utama)
33 Data KelembagaanEkonomiPedesaan No Nama Jumlah Koperasi Bank Unit Kios Lembaga Lumbung Desa BUUD/KUD Pertanian diluar Desa Saprotan Swadaya padi/desa KUD (BPR,BRI) Desa Buah Anggota Buah Anggota (LSD)
34 Data FasilitasPetani No Nama Desa Kepemilikan Jumlah Huller Hand syer Motor/power syer Traktor Milik petani Milik dinas Milik swasta Milik petani Milik dinas Milik swasta Milik petani Milik dinas Milik swasta Milik petani Milik dinas Milik swasta
35 Produksi Usahatani No Nama Desa J e n i s T a n a m a n L u a s Tanaman Tanam Panen Hortikultura Perkebunan pangan (Ha) (Ha) Produk si ratarata tiap Ha (Kw) Harga rata-rata produksi waktu panen per Kw (Rp.) Biaya produk si ratarata tiap Ha (Rp.) Jumlah Petani Pelaksan a Keterangan
36 Data Tanaman Hortikultura No. Nama Desa Tanaman Tanaman.. Tanaman Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan Ha Pohon Jumlah Satuan
37 Data Pemasaran Hasil Pertanian No Nama Desa Nama Kelompok Lokasi Pemasaran produk Jenis Produksi yang dipasarkan
38 Data Kemitraan No Nama Desa Nama Kelompok Mitra Jenis/bentuk Kemitraan Tahun kemitraan
39 2. MENYUSUN RENCANA PENDAMPINGAN Hasil IPW sebagai bahan koordinasi dengan PenyuluhBabinsa, danpetugaslain Menyusun rencana kerja pendampingan (membantu Penyuluh) Sistematika rencana kerja: 1. Pendahuluan 2. Lokasi pendampingan 3. Waktu pendampingan 4. Rencana kegiatan(dapat dibuat matriks) Rencana ini diketahui Dosen Pembimbing
40 Matriks Rencana Kegiatan NO URAIAN KEGIATAN TUJUAN PIHAK- PIHAK YANG TERKAIT TEMPAT WAKTU KETERANGAN
41 MEMBANTU PENYULUH: 1. Koordinasi dengan penyuluh 2. Menggali kegiatan penyuluh 3. Berperan aktif dalam membantu penyuluh 4. Memahami betul tugas mahasiswa, penyuluh dan babinsa serta LSM
42 MELAKSANAKAN PENGUJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MELAPORKAN TEMUAN DI LAPANGAN KEPADA PEMBIMBING -TEKNIS : -SOSIAL : -EKONOMI : LAPORAN DAPAT TERTULIS, LISAN, via , SMS, WA, Line, Dll.
43 MEMBUAT LAPORAN PENDAMPINGAN Setiap mahasiswa wajib membuat laporan Laporan dibuat pada akhir kegiatan
44 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Manfaat II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat B. Macam Kegiatan C. Jadwal Kegiatan III. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran LAMPIRAN
45 Informasi penting yang perlu muncul dalam laporan No Kegiatan Hal yang Dilaporkan 1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Apakah di lokasi ada kegiatan RJIT, berapa panjangnya, dan berapa hektar luas sawah yang di aliri? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan pasokan air irigasi! 2 Penyediaan Alat dan Apakah di lokasi ada bantuan alsintan, berapa Mesin Pertanian (Alsintan) jumlahnya (traktor, pompa air, rice transplanter, combine harvester, power thresher multiguna, dryer, rice milling unit (RMU), dan corn sheller)? Apakah alsintan tersebut berfungsi dan sudah difungsikan secara efektif? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan alsintan!
46 3 Penyediaan dan penggunaan benih unggul Apakah di lokasi ada kegiatan bantuan benih unggul, benih tanaman apa dan berapa jumlahnya, dan apakah datang tepat waktu? Apakah semua petani mendapat bagian benih unggul dan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan bantuan benih! 4 Penyediaan dan Apakah di lokasi ada kegiatan bantuan pupuk, pupuk penggunaan pupuk berimbang apa dan berapa jumlahnya, dan apakah datang tepat waktu? Apakah semua petani mendapat bagian pupuk, sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, dan pupuk tersebut asli? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan bantuan pupuk!
47 5 Pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM) Apakah di lokasi sudah ada/tersedia KATAM? Apakah KATAM sudah disosialisasikan dan apakah KATAM sudah diikuti semua petani? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan KATAM!
48 6 Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Luas tanam Luas panen Produktivitas Produksi, dll. Tanaman Terpadu (GP-PTT). 7 Perluasan Areal Apakah di lokasi ada PAT Jagung dan Kedelai? Tanam (PAT) Jagung dan Kedelai Berapa luas PAT di lokasi? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan PAT! 8 Peningkatan Optimasi Lahan (POL) Apakah di lokasi ada POL Berapa luas POL di lokasi? Jelaskan jika masih ada permasalahan lain yang terkait dengan POL!
49
50
51 TERIMA KASIH
52 Dibuat oleh: Wasrob Nasruddin Diedit oleh: Weksi Budiaji
PERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI
PERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (Studi Kasus Pelaksanaan Program Upsus Pajale Di Kabupaten Grobogan) Abdul Rohman Artita Devi Maharani (Staff Pengajar
Lebih terperinciFORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS
FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS TIM PENYUSUN: SETIYO BUDI PURWANTO, SST JAJA SUDIRJA BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASER STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 PAPARAN KEPALA BAPPEDA PADA RAPAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN
POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Lahan Pertanian (Sawah) Luas (km 2 ) Lahan Pertanian (Bukan Sawah) Luas (km 2 ) 1. Irigasi Teknis 15.250 1. Tegal / Kebun 30.735 2. Irigasi Setengah Teknis
Lebih terperinciPerkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa
1. Alih fungsi lahan 2. Rusaknya infrastruktur jaringan irigasi; 3. Tenaga kerja berkurang dan mahal, kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian; 4. Masih tingginya susut hasil (losses); 5. Pupuk dan benih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan memiliki peran yang penting dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia. Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN
Lebih terperinciTUJUAN & SASARAN 4/26/17 PENDEKATAN PEMBANGUNAN. Misi 2 :
/6/7 Dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian Universits Mulawarman yang ke, Tanggal 6 April 07 VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 08 VISI : Terwujudnya Swasembada
Lebih terperinciV. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar
Lebih terperinciLATAR BELAKANG? Sarana Pendukungnya Tahun Anggaran Permentan Nomor 03/Permentan/OT.140/2/2015 tentang Pedoman Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan
ADMINISTRASI PROGRAM LATAR BELAKANG? Permentan Nomor 03/Permentan/OT.140/2/2015 tentang Pedoman Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG PEDOMAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN TERPADU PENYULUH, MAHASISWA, DAN BINTARA PEMBINA DESA DALAM RANGKA UPAYA KHUSUS
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)
No. 33/07/36/Th. IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI 2014 MENURUN SIGNIFIKAN DIBANDING TAHUN 2013, TAHUN 2015 DIPREDIKSI AKAN MENGALAMI
Lebih terperinciRENCANA DEFINITIF KELOMPOK (RDK) TAHUN...
Format 1. RENCANA DEFINITIF KELOMPOK (RDK) TAHUN... I DATA KELOMPOKTANI 1 Nama Kelompoktani :... 2 Tanggal berdiri :... 3 Alamat/Telpon/email :...... 4 Nama Ketua/. HP :... 5 Kelas Kelompoktani :... 6
Lebih terperinciDINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
UPAYA PEMANTAPAN SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI UNTUK MENDUKUNG PERWUJUDAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LAHAN BASAH (HA) 990.652
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE
KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2015 BPPSDMP
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE
KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2 0 1 5 BPPSDMP www.bppsdmp.pertanian.go.id I. PENDAHULUAN Presiden
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG PEDOMAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN TERPADU PENYULUH, MAHASISWA, DAN BINTARA PEMBINA DESA DALAM RANGKA UPAYA KHUSUS
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PERTANIAN
POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi
Lebih terperinciWilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung
Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan Subandi Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Jagung mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)
No. 46/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019 Musrenbang Regional Kalimantan Jakarta, 24 Februari 2015 AGENDA 7 NAWACITA : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN - 3
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN
PROGRAM SWASEMBADA PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SERTA PENINGKATAN PRODUKSI GULA DAN DAGING SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Dialog dalam Rangka Rapimnas Kadin 2014 Hotel Pullman-Jakarta, 8 Desember
Lebih terperinciModel Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
No. 20/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2015 TANGGAL : 27 Maret 2015
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Permentan/OT.140/3/2015 TANGGAL : 27 Maret 2015 PEDOMAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN TERPADU PENYULUH, MAHASISWA, DAN BINTARA PEMBINA DESA
Lebih terperinciTabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar
KOTA BALIKPAPAN I. KEADAAN UMUM KOTA BALIKPAPAN 1.1. LETAK GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km 2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160,1 km 2. Kota Balikpapan
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 23/Permentan/OT.140/4/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN TELADAN
210/ 07/2003 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 23/Permentan/OT.140/4/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN TELADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciIII. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN
III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang
Lebih terperinciSTRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI)
1 STRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI) Oleh S u j o n o BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
Lebih terperinciRenstra BKP5K Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN TELADAN BAB I PENDAHULUAN
5 2012, 398 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/Permentan/OT.140/4/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN TELADAN PEDOMAN PENILAIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.486, 2015 KEMENTAN. Penyuluh. Mahasiwa. Bintara Pembina Desa. Peningkatan Produksi. Pedampingan. Pengawalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
. PENDAHULUAN. Latar Belakang Kesejahteraan dapat dilihat dari tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan pangan. Apabila tidak tercukupinya ketersediaan pangan maka akan berdampak krisis pangan. Tanaman pangan
Lebih terperinciBAB II SASARAN DAN PERSYARATAN. A. Sasaran THL-TB Penyuluh Pertanian yang mempunyai wilayah kerja dan berdomisili di wilayah kerjanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan pangan sebagai salah satu peran strategis sektor pertanian merupakan tugas yang tidak ringan sehingga Kementerian Pertanian menempatkan beras, jagung,
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN PENYULUHAN DALAM UPSUS PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015
1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN PENYULUHAN DALAM UPSUS PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 Temu Aplikasi Teknologi dan Sosialisasi Dana Fasilitasi BP3K/BPP PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14.1/Permentan/RC.220/4/2015 TANGGAL : 1 April 2015
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 208 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Ketahanan
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015
BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
Lebih terperinciTabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi dari Padi Ladang Tahun
1 1.1 Tanaman Padi Tabel 1.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi dari Padi Sawah Tahun 2011 2015 Tahun No Uraian 1 Luas Panen (Ha) 22.464 22.071 24.569 23.241 24.518 2 Produktivitas (Ku/Ha) 58,17
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur.
57 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Luas dan Tata Guna Lahan Berdasarkan Purbolinggo dalam Angka (2011), diketahui bahwa Kecamatan Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan merupakan hak asasi bagi setiap rakyat Indonesia.Pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang
Lebih terperinciProspek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada
Lebih terperinciGerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah
Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Nama Inovasi Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Produk Inovasi Rumah Pintar Petani Mendukung Kedaulatan Pangan Penggagas Ir. Suryo Banendro, MP Kelompok Inovator
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)
BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar
Lebih terperinciRANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)
No. 74/11/51/Th. IX, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM II) DIPERKIRAKAN TURUN 0,81 PERSEN DIBANDINGKAN PRODUKSI TAHUN 2014
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciPERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN SAWAH MENJADI LAHAN PERKEBUNAN KASUS IRIGASI BATANGHARI
PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN SAWAH MENJADI LAHAN PERKEBUNAN KASUS IRIGASI BATANGHARI Faisal Kasryno dan Agusli Taher Kabupaten Dhamasraya merupakan pemekaran dari kabupaten Sawah Lunto/ Sijunjung pada tahun
Lebih terperinciKESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN
KESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH KINERJA KEGIATAN 2015 Produksi padi tertinggi
Lebih terperinciPenyuluh pertanian ke depan adalah penyuluh pertanian yang dapat menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani dengan melakukan peranan
Penyuluh pertanian ke depan adalah penyuluh pertanian yang dapat menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani dengan melakukan peranan yang sesuai antara lain sebagai: penyedia jasa pendidikan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciFOCUS GROUP DISCUSSION (FGD): Rekomendasi Kebijakan Penyempurnaan Pelaksanaan Program UPSUS Pajale ke Depan: Evaluasi UPSUS Pajale 2015
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD): Rekomendasi Kebijakan Penyempurnaan Pelaksanaan Program UPSUS Pajale ke Depan: Evaluasi UPSUS Pajale 2015 1. Beberapa RJIT telah dilakukan belum bisa dimanfaatkan secara baik,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciSURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)
SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) Dr. Dewa K. S. Swastika Dr. Bambang Irawan Ir. Herman Supriadi, MS Dr. Edi Basuno Ir. Endang L. Hastuti,
Lebih terperinci1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan
1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 2. Arahan pimpinan terkait penugasan UPSUS Pencapaian Swasembada Padi, Jagung & Kedelai 3. Indikator kinerja harus jelas & terukur. Tambahan dukungan
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)
BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciTabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
Sasaran RKPD yang akan dicapai dalam Renja SKPD : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN
PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan alsintan oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota maupun oleh Satuan Komando
Lebih terperinciPANEL PETANI NASIONAL (Patanas): DINAMIKA INDIKATOR PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN SAWAH. Saptana
PANEL PETANI NASIONAL (Patanas): DINAMIKA INDIKATOR PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN PADA AGROEKOSISTEM LAHAN SAWAH Saptana Pendahuluan 1. Pencapaian swasembada pangan telah menjadi kebijakan dan target
Lebih terperinciSosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya
Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Latar Belakang Permasalahan yang menghadang Upaya pencapaian 10 juta ton surplus beras di tahun 2014 : Alih fungsi lahan sawah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah salah satu sektor yang menjadi titik berat pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan di sektor pertanian terus digalakkan
Lebih terperinciDINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani
Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DAN SAYURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan
Lebih terperinciKABUPATEN CIANJUR PERATURAN BUPATI CIANJUR
BERITA KABUPATEN CIANJUR DAERAH NOMOR 41 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PENCETAKAN SAWAH BARU DI KABUPATEN CIANJUR BUPATI CIANJUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN
ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN Bunyamin Z. dan N.N. Andayani Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jagung sebagian besar dihasilkan pada lahan kering dan lahan
Lebih terperinciSamarinda, 1 Maret 2017
Samarinda, 1 Maret 2017 Oleh : DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROV. KALTIM PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA S A M A R I N D A 2 0 1 7 KEBIJAKAN
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor utama yang mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan akan pangan secara langsung bagi sebuah negara. Kemajuan dan perkembangan pada sektor
Lebih terperinciProsiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinci