60 Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN MASA DEPAN

Transkripsi

1

2

3 60 Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN MASA DEPAN Sumardi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Makassar Abstrak Kajian ini mengankat tentang kebijakan publik perubahan masa depan dengan Model menjelaskan sistem apa, dan bagaimana sistem tersebut dapat beroperasi, dan dapat membantu permasalahan dan memperjelas hubungan antara elemen-elemen tersebut, Menurut model sistem, kebijakan publik merupakan hasil dari suatu sistem politik. Konsep sistem menunjuk pada seperangkat lembaga dan kegiatan yang dapat diidentifikasikan dalam masyarakat yang berfungsi mengubah tuntutan menjadi keputusan yang otoritatif. Konsep ini juga menunjukan adanya saling hubungan antara elemen yang membangun sistem politik serta mempunyai kemampuan dalam menanggapi kekuatan dalam lingkungannya. Masukan yang diterima oleh sistem politik dapat dalam bentuk tuntutan maupun dukungan. Untuk mengubah tuntutan menjadi hasil-hasil kebijakan, suatu sistem harus mampu mengatur penyelesaian-penyelesaian pertentangan atau konflik dan memberlakukan penyelesaian pertentangan atau konflik dan memberlakukan penyelesaian ini pada pihak yang bersangkutan Kata Kunci: Kebijakan Publik menuju masa depan Pendahuluan Dari berbagai kepustakaan dapat diungkapkan bahwa kebijakan publik dalam kepustakaan Internasional disebut sebagai public policy, yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksisesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi (Nugroho R. 2004; 1-7). Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana kita pahami sebagai kebijakan publik, jadi kebijakan publik ini dapat kita artikan suatu hukum. Akan tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita harus memahaminya secara utuh dan benar.ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan bersama dipandang perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik yang harus dilakukan dan disusun serta disepakati oleh para pejabat yang berwenang. Ketika kebijakan publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik; apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah maka kebijakan publik tersebut berubah menjadi hukum yang harus ditaati. Sementara itu pakar kebijakan publik mendefinisikan bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah, mengapasuatu

4 Sumardi Analisis Kebijakan Publik Terhadap Perubahan Masa Depan kebijakan harus dilakukan dan apakah 61 memikirkannya dengan lebih jelas; 2) manfaat bagi kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang holistik agar kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan berdampak kecil dan sebaiknya tidak menimbulkan Apakah model mengidentifikasi aspek yang penting dalam kebijakan publik; 3).Apakah model kongruen (sama dan sebangun) dengan realitas; 4). Apakah model mengkomunikasikan sesuatu yang persoalan yang merugikan, walaupun bermakna menurut cara yang kita semua demikian pasti ada yang diuntungkan dan dapat mengerti; 5) Apakah model ada yang dirugikan,disinilah letaknya mengarahkan penyelidikan dan penelitian pemerintah harus bijaksana dalam kebijakan publik; 6) Apakah model menetapkan suatu kebijakan (Thomas Dye, menyarankan penjelasan bagi kebijakan 1992; 2-4). Untuk memahami kedudukan publik. Adapun permasalahannnya dan peran yang strategis dari pemerintah terhadap analisisa kebijakan tentang sebagai public actor, terkait dengan kebijakan publik terhadapa masa depan : 1) kebijakan publik maka diperlukan Bagaimana menganalisis kebijakan Publik pemahaman bahwa untuk dapat serta mengidentifikasi terhadap kebijakan mengaktualisasinya diperlukan suatu publik untuk masa depan; 2). kebijakan yang berorientasi kepada Bagaimanakahkebijakan publik melalui kepentingan rakyat. Seorang pakar mekanisme umpan balik dalam mengatakan: selanjutnya Aminullah dalam Muhammadi, 2001: ) : bahwa kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem pencapaian mempengaruhi lingkungan dan sistem politik itu sendiri; 3) Faktor-Faktor apakah yang menyebab analisis kebijakan dalam menghadapi masa depan. tujuan yang diinginkan, upaya dan Kerangka Teori tindakan dimaksud bersifat strategis yaitu Model Kebijakan Menurut Thomas R. berjangka panjang dan menyeluruh. Dye: (1) Model Elitis/Policy as Elite Menurut Thomas R. Dye menyarankan beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk melihat kegunaan suatu model di dalam Preference Model ini mempunyai asumsi bahwa kebijakan publik dapat dipandang sebagai nilai-nilai dan pilihan-pilihan elit mengkaji kebijakan publik, yaitu : yang memerintah. Thomas R. Dye dan 1) Apakah model menyusun dan Harmon memberikan ringkasan pemikiran menyederhanakan kehidupan politik mengenai model ini, yaitu : a) Masyarakat sehingga dapat memahami hubungan terbagi dalam suatu kelompok kecil yang tersebut dalam dunia nyata dan mempunyai kekuasaan dan massa yang

5 62 tidak mempunyai kekuasaan. Hanya Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 berdistribusi secara merata. Dengan dengan sekelompok kecil saja orang yang demikian suatu kebijakan publik selalu mengalokasikannilai untuk masyarakat mengalir dari atas ke bawah, yaitu dari sementara massa tidak memutuskan kaum elit ke massa (rakyat). kebijakan; b) Kelompok kecil yang Model Pluralis/Policy as Group memerintah tersebut bukan tipe massa yang dipengaruhi. Para elit ini biasanya berasal dari lapisan masyarakat yang ekonominya tinggi; c) Perpindahan dari kedudukan non-elit ke elit sangat pelan dan Equilibrium/Model Kelompok Model ini berangkat dari suatu anggapan bahwa interaksi antar kelompok dalam masyarakat adalah pusat perhatian dari politik. Individu-individu yang memiliki berkesinambungan untuk memelihara latar belakang kepentingan yang sama stabilitas dan menghindari revolusi. Hanya kalangan non-elit yang telah menerima konsensus elit yang mendasar yang dapat diterima dalam lingkaran kaum elit; d) Elit memberikan konsensus pada nilai dasar sistem soaial dan pemeliharaan system; e) biasanya akan bergabung baik secara formal maupun informal untuk segera mendesak kepentingannya hanya pada pemerintah. Dalam model ini, perilaku individu akan mempunyai makna politik kalau mereka bertindak sebagai bagian atas Kebijakan publik tidak merefleksikan nama kepentingan kelompok. Kelompok tuntutan massa tetapi nilai-nilai elit yang dipandang sebagai jembatan yang penting berlaku; f). Para elit secara relatif antara individu dan pemerintah, karena memperoleh pengaruh langsung yang kecil dari massa yang apatis. Sebaliknya elit dapat mempengaruhi massa yang lebih politik pada dasarnya adalah perjuangan yang dilakukan kelompok untuk dapat mempengaruhi kebijakan publik. Dari besar. Model elit lebih memusatkan sudut pandang model ini sistem politik perhatian pada peranan kepemimpinan dalam pembentukan kebijakan publik. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa mempunyai tugas untuk mengelola konflik yang timbul dalam perjuanagan antar kelompok tersebut, dengan cara : a) dalam suatu sistem politik beberapa orang Menetapkan aturan permainan dalam memerintah orang banyak, para elit politik perjuangan kelompok; b) Mengatur yang mempengaruhi massa rakyat dan kompromi dan menyeimbangkan bukan sebaliknya. Model ini kepentingan; c) Memberlakukan kompromi dikembangkan dari teori elit yang yang telah dicapai dalam bentuk kebijakan menentang keras pandangan bahwa publik; d) Memaksakan kompromi kekuasaan dalam masyarakat itu tersebut. Model pluralis lebih menitik

6 Sumardi Analisis Kebijakan Publik Terhadap Perubahan Masa Depan beratkan bahwa kebijakan publik terbentuk 63 dipandang merefleksikan tawar menawar dari pengaruh sub-sistem yang berada dalam sistem demokrasi. Dalam model ini atau kompromi yang dicapai diantara kompetisi pemimpin politik. Dalam model adalah gagasan yang sifatnya lebih ini kebijakan publik pada dasarnya parsitipatif dan berbasis komunitas dalam mencerminkan keseimbangan yang perumusan kebijakan atau pengambilan kebijakan. Selanjutnya Pandangan Pluralis menurut Robert Dahl dan David Truman, tercapai dalam perjuangan antar kelompok pada suatu waktu tertentu dan kebijakan publik mencerminkan kesimbangan setelah menguraikansebagai berikut: a) Kekuasaan pihak-pihak atau kelompok tertentu merupakan atribut individu dalam berhasil mengarahkan kebijakan publik ke hubungannya dengan individu-individu arah yang menguntungkan mereka. Besar yang lain dalam proses pembuatan kecilnya pengaruh kelompok tersebut keputusan; b) Hubungan kekuasaan tidak ditentukan oleh jumlah, kekayaan, perlu tetap berlangsung, hubungan kekuatan organisasi, kepemimpinan, akses kekuasaan lebih dibentuk untuk buat terhadap pembuat keputusan dan kohesi keputusan khusus. Setelah keputusan dalam kelompok. tersebut dibuat maka hubungan kekuasaan tersebut tidak akan nampak, hubungan ini Model Sistem/ Policy as System output Model sistem menurut Paine dan Naumes akan digantikan oleh seperangkat menggambarkan model pembuatan hubungan kekuasaan yang berbeda ketika keputusan selanjutnya hendak dibuat; c) Tidak ada pembedaan yang tetap antara elit kebijakan sebagai interaksi yang terjadi antara lingkungan dengan para pembuat para pembuat kebijakan, dalam suatu dan massa. Individu yang berpartisipasi proses yang dinamis. Model ini dalam pembuatan keputusan dalam suatu wakt tidak dibutuhkan oleh individu yang sama yang berpartisipasi dalam waktu yang lain; d) Kepemimpinan bersifat cair dan mempunyai mobilitas yang tinggi; e) mengasumsikan bahwa dalam pembuatan kebijakan terjadi interaksi yang terbuka dan dinamis antara pembuat kebijakan dengan lingkungannya. Interaksi yang terjadi dalam bentuk keluaran dan masukan Terdapat banyak pusat kekuasaan diantara (inputs dan outputs).menurut model komunitas. Tidak ada kelompok tunggal sistem, kebijakan politik dipandang yang mendominasi pembuatan keputusan sebagai tanggapan dari suatau sistem untuk semua masalah kebijakan; f) politik terhadap tuntutan-tuntutan yang Kompetisi dapat dianggap berada diantara pemimpin. Kebijakan publik lebih lanjut timbul dari lingkungan yang merupakan kondisi atau keadaan yang berada di luar

7 64 batas-batas politik. Kekuatan yang timbul Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 tuntutan menjadi kebijakan publik dan dari lingkungan dan dapat mempengaruhi sistem politik dipandang sebagai masukan (inputs) bagi sistem politik, sedangkan hasil-hasil yang dikeluarkan oleh sistem politik yang merupakantanggapan terhadap tuntutan tersebut dipandangkan sebagai berlangsung terus-menerus; 3).Dengan cara yang bagaimana masukan-masukan yang berasal dari lingkungan mempengaruhi sistem politik; 4). Ciri-ciri sistem politik yang bagaimanakah yang mempengaruhi isi kebijakan publik; 5) Bagaimanakah keluaran (outputs) dari sistem politik. masukan yang berasal dari lingkungan Sistem politik adalah sekumpulan struktur untuk dan proses yang saling berhubungan yang berfungsi secara otoritatif untuk mempengaruhi kebijakan publik. Model Rasional Komprehensif/ Policy as Efficient Goal Achievement. mengalokasikan nilai-nilai bagi suatu Model rasional komprehensif ini masyarakat. Hasilnya dari sistem politik merupakan alokasi nilai secara otoritatif dari sistem dan alokasi ini merupakan kebijakan publik. Oleh karena itu suatu sistem dibangun berdasarkan elemen yang mendukung sistem tersebut dan hal ini bergantung pada interaksi antar berbagai sub sistem, maka suatu sistem akan melindungi dirinya melalui tiga hal, yaitu : 1) Menghasilkan outputs yang secara layak menekankan pada pembuatan keputusan yang rasional dengan bermodalkan pada komprehensivitas informasi dan keahlian pembuat keputusan. Dalam model ini suatu kebijakan yang rasional adalah suatu kebijakan yang sangat efisien, dimana rasio antara nilai yang dicapai dengan nilai yang dikorbankan adalah positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan alternatifalternatif yang lain. Dalam model ini para memuaskan; 2). Menyandarkan diri pada pembuat kebijakan untuk membuat ikatan yang berakar dalam sistem itu kebijakan yang rasional, harus :1). sendiri; 3). Menggunakan atau mengancam Mengetahui semua nilai-nilai utama yang untuk dapat menggunakan kekuatan ada dalam masyarakat; 2). Mengatahui (penggunaan otoritas).menurut Thomas R. semua alternatif kebijakan yang tersedia; Dye, dengan teori sistem ini dapat 3). Mengetahui semua konsekuensi dari diperoleh petunjuk mengenai : 1) Dimensidimensi setiap alternatif kebijakan; 4). lingkungan apakah yang Memperhitungkan rasio antara tujuan dan menimbulkan tuntutan-tuntutan terhadap sistem politik; 2). Ciri-ciri sistem politik nilai sosial yang dikorbankan bagi setiap alternatif kebijakan; 5) Memilih alternatif yang bagaimanakah yang dapat kebijakan yang paling efisien. Model ini memungkinkannya untuk mengubah terdiri dari elemen sebagai berikut : 1)

8 Sumardi Analisis Kebijakan Publik Terhadap Perubahan Masa Depan Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu 65 mengenai alternatif yang digunakan untuk masalah tertentu. Masalah ini dapat menanggulangi masalah. Pada dipisahkan dengan masalah yang lain atau kenyataannya para pembuat keputusan paling tidak masalah tersebut dapat seringkali dihadapkan oleh waktu yang dipandang bermakna bila dibandingkan dengan masalah yang lain; 2). Tujuan, nilai tidak memadai karena desakan masalah yang membutuhkan penanganan sesegera atau sasaran yang mengarahkan pembuat mungkin;3) Para pembuat keputusan keputusan dijelaskan dan disusun menurut publik biasanya dihadapkan dengan situasi arti pentingnya; 3) Berbagai alternatif konflik daripada kesepakatan nilai. untuk mengatasi masalah perlu diselidiki; 4). Konsekunsi (biaya dan keuntungan) yang timbul dari setiap pemilihan alternatif diteliti;5). Setiap alternatifdan konsekuensi yang menyertainya dapat dibandingkan dengan alternatif lain. Pembuat keputusan Sementara nilai-nilai yang bertentangan tersebut tidak mudah diperbandingkan atau diukur bobotnya; 4) Pada kenyataannya bahwa para pembuat keputusan tidak mempunyai motivasi untuk menetapkan keputusan-keputusan berdasarkan tujuan memiliki alternatif beserta konsekuensi untuk masyarakat, sebaliknya mereka yang memaksimalkan pencapaian tujuan, mencoba memaksimalkan ganjaran mereka nilai atau sasaran yang hendak dicapai. sendiri 5). Para pembuat keputusan Hasil keseluruhan proses tersebut akan mempunyai kebutuhan, hambatan dan menghasilkan suatu keputusan yang kekurangansehingga menyebabkan mereka rasional, yaitu keputusan yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Namun tidak dapat mengambil keputusan atas dasar rasionalitas yang tinggi; 6). Investasi ada kritik terhadap model rasional yang besar dalam program dan kebijakan komprehensif, yaitu : 1) Para pembuat keputusan tidak dihadapkan pada masalahmasalah menyebabkan pembuat keputusan tidak mempertimbangkan lagi alternatif yang yang konkrit dan jelas. Sehingga telah ditetapkan oleh keputusan seringkali para pembuat keputusan gagal sebelumnya; 7) Terdapat banyakhambatan mendefinisikan masalah dengan jelas, dalam mengumpulkan semua informasi akibatnya keputusan yang dihasilkan untuk yang diperlukan untuk mengetahui semua menyelesaikan masalah tersebut tidak kemungkinan alternatif dan konsekuensi tepat; 2) Tidak realitis dalam tuntutan yang dari masing-masing alternatif. Model dibuat oleh para pembuat keputusan. Menurut model ini pembuat keputusan inkremental pada dasarnya memandang kebijakan publik sebagai kelanjutan dari akan mempunyai cukup informasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

9 66 pemerintah pada masa lampau dengan Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 yang disengketakan oleh berbagai hanya melakukan perubahan-perubahan kelompok hanya merupakan perubahan seperlunya. Model ini lebih bersifat terhadap program yang sudah ada, keadaan deskritif dalam pengertian, model ini sebaliknya jika menyangkut perubahan menggambarkan secara aktual cara-cara kebijakan besar yang menyangkut yang dipakai para penjabat dalam membuat keputusan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari model penambahan, yakni : 1) Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis empirik terhadap tindakan dibutuhkan; 2) Para pembuat keuntungan dan kerugian besar. Pembuatan keputusan secara inkrementalisme adalah penting dalam rangka mengurangi konflik, memelihara stabilitas dan sistem politik itu sendiri. Dalam pandangan inkrementalis, parapembuat keputusan dalam menunaikan keputusan hanya mempertimbangkan tugasnya berada dibawah keadaan yang beberapa alternatif untuk menanggulangi masalah yang dihadapi dan alternatif hanya berada secara marginal dengan kebijakan tidak pasti yang berhubungan dengan konsekuensi dari tindakan mereka di masa depan, maka suatu keputusan inkrementalis yang sudah ada; 3) Untuk setiap alternatif, dapat mengurangi risiko atau biaya pembuat keputusan hanya mengevaluasi ketidakpastian itu. beberapa konsekuensi yang dianggap Game Teori/ Policy as Rational Choice penting saja; 4). Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan dibatasi kembali dengan secara berkesinambungan; 5) Tidak ada keputusan tunggal atau penyelesaian masalah yang dianggap paling tepat; Competitive Situations. Menurut Thomas R. Dye, teori ini bertitik tolak pada 3 (tiga) hal pokok, yaitu : 1) Kebijakan yang akan diambil bergantung pada (setidak-tidaknya) dua pemain atau 6). Pembuatan keputusan secara lebih; 2). Kebijakan yang dipilih ditarik dari inkremental pada dasarnya merupakan dua atau lebih alternatif pemecahan yang remedial dan diarahkan lebih banyak diajukan oleh masing-masing pemain; kepada perbaikan terhadap ketidak 3). Pemain-pemain selalu dihadapkan pada sempurnaan sosial yang nyata sekarang ini situasi yang serba bersaing dalam daripada mempromosikan tujuan sosial di masa depan. Keputusan yang diambil dari model ini hasil kompromi dan kesepakatan bersama antara banyak partisipan. Dalam kondisi banyaknya partisipan,keputusan akan lebih mudah dicapai bila persoalan pengambilan keputusan. Menurut model ini pilihan kebijakan akan dijatuhkan pada pilihan yang saling menguntungkan, dimana pembuat kebijakan senantiasa dihadapkan pada pilihan yang saling bergantung. Policy as Institutional Activity

10 Sumardi Analisis Kebijakan Publik Terhadap Perubahan Masa Depan Model ini memandang kebijakan publik sebagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah. Menurut pandangan model ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga negara, baik yang dilakukan secara perseorangan maupun kelompok pada umumnya ditujukan pada lembaga pemerintah. Kebijakan ditetapkan, disahkan, dan dilaksanakan serta dipaksakan berlakunya oleh lembaga pemerintah. Dalam model ini yang membentuk kebijakan publik adalah interaksi antar lembaga-lembaga pemerintah, dilain pihak, betapapun kerasnya kehendak publik, namum apabila tidak mendapat perhatian dari lembaga pemerintah, kehendak tersebut tidak akan menjadi kebijakan publik. Lembaga pemerintah memberikan karakteristik berbeda dalam kebijakan publik, yaitu : (1) Pemerintah memberikan legitimasi kepada kebijakan-kebijakan; (2). Kebijakan pemerintah memerlukan universalitas. Dengan demikian keunggulan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah adalah bahwa kebijakan tersebut dapat menuntut loyalitas dari semua warga negaranya dan mempunyai kemampuan membuat kebijakan yang mengatur seluruh masyarakat dan memonopoli penggunaan kekuasaan secara sah yang mendorong individu dan kelompok membentuk pilihan-pilihan mereka dalam kebijakan. 67 Model Kebijakan Yang Ideal Untuk Indonesia Menurut analisi dari kami bahwa Negara kita paling ideal dapat menggunakan model kebijakan Thomas R dye yakni: Model rasional komprehensif ini menekankan pada pembuatan keputusan yang rasional dengan bermodalkan pada komprehensivitas informasi dan keahlian pembuat keputusan. Dalam model ini suatu kebijakan yang rasional adalah suatu kebijakan yang sangat efisien, dimana rasio antara nilai yang dicapai dengan nilai yang dikorbankan adalah positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan alternatifalternatif yang lain. Dalam model ini para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan yang rasional, harus : 1) Mengetahui semua nilai-nilai utama yang ada dalam masyarakat; 2) Mengatahui semua alternatif kebijakan yang tersedia; 3) Mengetahui semua konsekuensi dari setiap alternatif kebijakan; 4). Memperhitungkan rasio antara tujuan dan nilai sosial yang dikorbankan bagi setiap alternatif kebijakan; 5) Memilih alternatif kebijakan yang paling efisien. Model ini terdiri dari elemen sebagai berikut : 1) Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu. Masalah ini dapat dipisahkan dengan masalah yang lain atau paling tidak masalah tersebut dapat dipandang bermakna bila dibandingkan dengan masalah yang lain; 2). Tujuan, nilai

11 68 atau sasaran yang mengarahkan pembuat Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 kebijakan yang diinginkan sesuai dengan keputusan dijelaskan dan disusun menurut visi dan misi juga anggaran yang tersedia arti pentingnya; 3) Berbagai alternatif Kesimpulan 1) Model kebijakan untuk mengatasi masalah perlu diselidiki; adalahrepresentasi sederhana mengenai 4). Konsekunsi (biaya dan keuntungan) yang timbul dari setiap pemilihan alternatif aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan diteliti; 5). Setiap alternatif dan tertentu; 2) Model wakil ideal dari situasisituasi konsekuensi yang menyertainya dapat dunia nyata; 3) Model adalah dibandingkan dengan alternatif lain. menyederhanakan dari realitas yang Pembuat keputusan memiliki alternatif diwakili. Model dapat dibedakan atas model beserta konsekuensi yang dapat fisik dan model abstrak. 4) Model memiliki memaksimalkan pencapaian tujuan, nilai fungsi antara lain: Membantu kita untuk atau sasaran yang hendak dicapai. memperoleh pemahaman tentang Keseluruhan proses tersebut akan peroperasinya sistem alamiah atau system menghasilakan suatu keputusan yang buatan manusia. Saran 1) Kebijakan publik rasional, yaitu keputusan yang efektif yang di tetapkan oleh pemerintah dan telah untuk mencapai tujuan tertentu hal ini direalisasikan kepada masyarakat ada dikarenakan bahwa dengan melihat tingkat kalanya merupakan sebuah kebijakan yang rasional kita bisa memahami keadaan yang dapat diterima dengan baik oleh paling dibutuhkan pada suatu daerah masyarakat; 2) Kebijakan publik tersebut khususnya Indonesia, selain itu kita mampu menanggulangi krisis dan bisa dapat membandingkan tingkat ketimpangan serta masalah-masalah yang Anggaran Negara dengan kebijakan yang ada dalam masyarakat, akan tetapi ada diterapkanbahwasanya Indonesia bukanlah kalanya pemerintah membuat sebuah Negara superpower oleh karena itu kita perlu memilah mana saja kebijakan yang sesuai dan dominan dengan keadaan wilayah sehingga diharapkan kebijakan yang keluar nantinya bisa berjalan secara kebijakan tidak diterima oleh masyarakat karena kebijakan tersebut dinilai tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada dalam masyarakat. 3) Kebijakan pemerintah hendaklah melihat realita dalam masyarakat efisien untuk Negara tersebut Pada sehingga kebijakan yang akan ditetapkan dasarnya tidak semua aspirasi dapat dapat diterima oleh masyarakat dan dilaksanakan namun dengan terori model kebijakan tersebut dapat menjadi solusi ini kita dapat menarik kesimpulan dari yang tepat bagi problematika dalam masyarakat.

12 Sumardi Analisis Kebijakan Publik Terhadap Perubahan Masa Depan Daftar Pustaka AG.Subarsono Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budi Winarno Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo. Dr. Syafaruddin, M.Pd, Efektifitas Kebijakan Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Edi Suharto, Ph.D, 2010, Analisa Kebijakan Publik panduan praktis mengkaji masalah dan kebijakan public, Bandung:Alfabeta. 69 Miftah toha Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Aministrasi Negara. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Riant Nugroho Kebijakan Publik: formulasi,implementasi, dan evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Riant Nugroho Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo. William N. Dunn, 1999, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.