TSUNAMI : Fenomena atau Bencana Alam? 1
|
|
- Hamdani Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TSUNAMI : Fenomena atau Bencana Alam? 1.the devastation is tremendous, and we can t describe it adequetly Capt. Kendall Card USS Abraham Lincoln Tsunami (dibaca: tsoo-nah-mee) adalah gelombang transien yang disebabkan oleh gempa tektonik ataupun oleh letusan gunung berapi. Tsunami adalah asal kata dari bahasa Jepang dimana artinya gelombang yang sering terjadi di daerah-daerah pelabuhan di pantai Jepang (Tsu = Pelabuhan dan Nami = gelombang) dan bukan apa yang sering diartikan oleh kebanyakan orang sebagai tidal waves (Vasily Titov, 2004). Tsunami memiliki perioda gelombang di antara 10 sampai dengan 60 menit. Bila penyebab Tsunami adalah letusan gunung berapi (seperti yang terjadi di gunung Krakatau) maka gangguannya terjadi pada permukaan, dan apabila penyebabnya adalah gempa tektonik (Aceh dan Nias) maka gangguannya terjadi pada dasar laut. Gangguan pada dasar laut inilah yang sering terjadi Tsunami, Indonesia sendiri adalah merupakan alur dari kagiatan tektonik, yang mana dokumentasi terjadi Tsunami sendiri masih langka dan sangat jarang terekam oleh para peneliti, contoh seperti terjadi sekarang ini di Aceh dan Sumatera Utara. Terlululantahkan oleh goncangan Gempa berskala 8,5 pada skala Richter (8.9 moment magnitude), lebih tepat lagi terjadi di pulau Sumatera pada Minggu pagi 26 Desember 2004 jam 06:58:50 AM sungguh dasyat memang Asia Tenggara dan Asia Selatan terguncang oleh gempa ini, sampai goncangan ini terasa di Somalia, Afrika Timur yang jaraknya 6000 Kilometer dari Epicenter Gempa!!. Apakah kita pernah berpikir kehancuran gempa ini samadengan kekuatan tenaga yang dilepaskan oleh 32 megaton peledak trinitrotoluena atau TNT?. Sampai saat ini belum ada teknologi yang sophisticated mampu memprediksi gempa yang terjadi. Akan tetapi, banyak teori yang bercerita dan menguraikan terjadinya Tsunami yang diakibatkan oleh gempa, ironi memang kajian teoritis mengenai Tsunami sudah banyak yang dilakukan dan di Jepang sudah bukan bahan yang baru lagi. Mengapa Tsunami bisa terjadi? Gempa adalah awal sehingga terjadi Tsunami dimana adanya perpindahan energi gempa ke fluida (cairan bergerak), di dalam fluida, energi ini diubah menjadi gerakan fluida berupa gelombang. Gelombang yang terbentuk ini tergantung dari besarnya energi gempa, sehingga dengan penurunan beberapa pendekatan numeris bisa diketahui energi Tsunami yang terjadi. Pendekatan yang sering digunakan adalah dengan skala Imamura (m), dimana dengan mengetahui besar m (imamura scale) maka kita bisa mengetahui tinggi gelombang yang terjadi serta luasan daya hancur yang diakibatkannya. Adalah Fluida apabila kita menganggap fluida itu ideal maka dia akan bersifat inviscid, tidak berotasi dan tidak mampu mampat. Untuk itu, berlakulah apa yang disebut aliran potensial sehingga dapat didefinisikan sebagai kecepatan potensial. Asumsi umum menyebutkan bahwa gempa yang kurang dari 6 skala ritcher tidak akan menimbulkan kerusakan berarti akibat Tsunami. Perlu juga diketahui bahwa epicenter terhadap pantai juga menentukan terhadap tinggi gelombang Tsunami. Besarnya energi Tsunami diperkirakan 10% dari energi gempa. Analisa numerik mengacu pada contoh sebagai berikut; bila diketahui M = 7.0 m (magnitude) maka m (imamura) = 1.83 dan T (period) = 13.8 menit; maka dari tabel imamura diperkirakan tinggi gelombang yang terjadi adalah 3 meter di pusat gempa dan akan menjalar menuju perairan yang lebih dangkal. 1 J.Ch. Kumaat. Staf Pengajar Universitas Negeri Manado dan Postgraduate Student in Universitâ Politecnicâ delle Marche Ancona Italia joyke2000@yahoo.com; christian.diver@gmail.com.
2 Sumber: Asumsi awal ini tentunya belumlah valid karena perlu diperhitunkan lagi dengan energi terjadinya gempa yang dikonversikan dengan energi Tsunami yang terbentuk serta menjalar untuk mencapai pantai. Tidak mudah memang, akan tetapi ini perlu kita perjelas bahwa dari berbagai macam kejadian, tanda-tanda fenomena alam yang berubah secara tiba-tiba patut kita waspadai, dimana tanda utama akan terjadinya Tsunami adalah gempa yang besar serta air tiba-tiba surut secara tidak normal. Gelombang Tsunami secara significant menyebabkan beberapa pulau besar atau kecil akan mengalami kerusakan parah, akibat besarnya gempa dan gelombang Tsunami yang terjadi. Perbandingannya dapat digambarkan bahwa, Tsunami yang terjadi tidaklah seperti gelombang yang dibangkitkan oleh angin (wind generated waves), yang sering dan setiap waktu menghantam wilayah pesisir secara periodik, dimana gelombang ini mempunyai tinggi, panjang dan perioda bervariasi setiap waktunya. Angin yang membangkitkan gelombang dari daerah lepas pantai (swell), akan menuju pantai dan apabila diikuti oleh badai (storm) maka gelombang akan membesar dan menggulung mengikuti model topografi dasar laut serta kecepatan angin yang menghembuskanya, biasanya kecepatan gelombang bervariasi antara 10 detik sampai dengan gelombang panjang 150 menit. Seperti juga proses terjadinya Tsunami mempunyai panjang gelombang tetapi panjangnya akan mencapai sekitar 100 km dan memiliki kecepatan gelombang antara 200 m/det sampai dengan 700 km/jam, seperti pernah terjadi di Samudera Pacifik pada kedalaman 4000 m (Wikipedia Encylopedia, 2004). Selanjutnya oleh Global Security, 2004 membagi beberapa model matematis hubungan antara kecepatan jalar gelombang (wave celerity) dan tinggi Tsunami yang terjadi pada beberapa kedalaman laut. Deskripsinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
3 Sumber: Gambar di atas merupakan uraian dari beberapa teori yang mencoba memodelkan bagaimana pembentukan gelombang Tsunami menuju pantai. Ada dua teori yang mendukung bahwa kejadian di atas yaitu : Transformasi akibat perubahan Lebar dan kedalaman suatu perairan (h/ho dan b/bo), bila Tsunami melintasi alur yang sempit seperti selat, sungai, ataupun teluk yang panjang, amplitudo Tsunami akan mengalami perubahan, seperti energi gelombang (wave energy) akan membesar akibat bathimetri lahan dan gelombang pecah (wave breaking) akan meninggi di daerah pantai. Run-Up (H/R dan R/H), adalah akumulasi energi yang terjadi pada dinding miring yang mengakibatkan pembesaran tinggi gelombang. Run-Up ini terjadi saat gelombang mencapai pantai. Tinggi gelombang tergantung dari model kemiringan lahan (topografi), tinggi gelombang (H) dan panjang gelombang (L). Penjabaran dari dua teori tersebut ini adalah umum digunakan di dalam bidang rekayasa pantai untuk menduga dinamika air laut. Mekanisme kerja gelombang Tsunami dapat dimodelkan dengan pendekatan numeris untuk meramalkan terjadinya gelombang di daerah bahaya Tsunami. Oleh karena itu, data-data tentang pasang surut dan topografi pantai sangat penting di dalam mengevaluasi keadaan pesisir disamping dukungan data tentang besaran kekuatan gempa yang terjadi. Lengan Sulawesi Utara dari peta yang dikeluarkan oleh BMG adalah merupakan daerah yang rawan terjadinya gempa tektonik, alur ini terbentuk disepanjang Laut Sulawesi serta sebagian lagi berada di Teluk Tomini. Kondisi umum perairan Sulawesi Utara merupakan laut dalam dengan topografi lahan yang berbukit-bukit adalah merupakan daerah hasil dari proses geologis yang panjang. Lebih khusus lagi Teluk Manado adalah bagian dari wilayah pesisir bagian utara dari Sulawesi Utara, kegiatan perekonomian yang maju pesat diiringi dengan banyaknya kegiatan pembangunan infrastruktur di sepanjang pesisir Teluk Manado, seperti berkembangnya kota modern pantai di kawasan-kawasan reklamasi Teluk Manado, serta dimanfaatkan sebagai ruang publik untuk wisata pantai, transportasi laut serta daerah penangkapan ikan bagi nelayan lokal. Fenomena yang biasa kita lihat, kegiatan sehari-hari dari masyarakat pesisir sangat tentu dengan banyaknya fasilitas publik ini kita digampangkan/dimanjakan, akan tetapi kita sebagai masyarakat makin minim mendapatkan open akses untuk masyarakat kota, pantai manado sudah banyak dipakai untuk kepentingan perorangan, properti ekologis yang adalah merupakan pelindung pantai alamiah hampir tidak ada lagi banyak yang telah dialihfungsikan, yang fungsi sebenarnya adalah penahan laju erosi serta sebagai penahan gelombang badai yang paling efektif. Hutan bakau (mangrove) dan Terumbu Karang (coral reefs) adalah merupakan dua ekosistem pantai yang mendukung keterlindungan pantai dari serangan Badai atau bisa efektif meredam hantaman dari gelombang Tsunami. Dilain pihak, pemerintah dan swasta telah banyak membuat pemecah gelombang buatan di sepanjang pesisir Teluk Manado, dengan perhitungan bahwa bisa
4 meredam laju erosi pantai dengan memakai skala-skala rekayasa pantai. Adapun pelindungpelindung pantai yang berada di sepanjang Teluk Manado dirancang sedemikian rupa sebagai peredam gelombang badai, gelombang ini biasa terjadi apabila di laut lepas terjadi badai (storm) besar, sehingga pembentukan gelombang ini lebih dominan adalah hasil gesekan angin terhadap permukaan air laut. Untuk kasus terjadinya gelombang Tsunami, yang adalah merupakan akibat dari gempa tektonik berbeda dengan gelombang yang dibangkitkan oleh angin, gelombang Tsunami biasanya mempuyai kecepatan yang sangat tinggi sampai ratusan meter per jam dan panjang gelombang bervariasi mengikuti pola topografi dasar laut, biasanya panjang gelombangnya menjadi pendek apabila sudah dekat dengan daerah pantai dan tinggi gelombang akan membesar. Basis data hasil pencatatan gelombang di Teluk Manado sangatlah minim, biasanya data mengenai gelombang di analisis berdasarkan prediksi dari kecepatan Angin (data olahan BMG) kemudian di konversi menjadi tinggi dan perioda gelombang. Minimnya alat pendeteksian gelombang laut sangatlah memprihatinkan apalagi lembaga-lembaga riset kelautan yang meneliti sifat fisis air laut masih belum ada di Sulawesi Utara, apalagi alat pendeteksi Gelombang Tsunami yang harganya mencapai 18 milliar rupiah per buah dan tentu sangat mahal. Teknologi pendeteksian Tsunami sebenarnya sudah ada yang dikembangkan oleh Pacific Marine Environmental Laboratory (PMEL) yang berpusat di Hawaii, mengembangkan teknologi pendeteksian dini terjadinya Tsunami yang disebut DART (Deep ocean Assesment and Reporting of Tsunamis), alat ini bekerja secara terus-menerus (real time) malaporkan anomali perubahan dari air laut. Alat ini di letakkan di samudera Pacific yang fungsinya mengontrol semua fenomena fisis serta keanehan dari laut, seperti gempa dan penjalaran gelombang yang terbentuk. Sumber: Data Network Deep ocean Assesment and Reporting of Tsunamis (DART). F.I. Gonzalez et al NOAA / Pacific Marine Environmental Laboratory (2003) Alat ini sudah diujicobakan dengan simulasi super-komputer oleh Pacific Disaster Center (PDC) dan Maui High Performance Computing Center (MHPCC) yang dapat meramalkan dan memodelkan propagasi Tsunami dari waktu ke waktu. Uji coba sudah dilakukan dengan melakukan pengukuran lapangan berupa maximum wave run-up di pulau Okushiri, Jepang pada saat terjadi gelombang Tsunami Hokaido Nansei Oki. Kita (Sulawesi Utara) beruntung sebenarnya dari posisi geografis berada dibibir Pacific yang mana penelitian-penelitian tentang Tsunami sudah maju dan penyiapan peralatan yang lengkap. Jepang dan Amerika Serikat merasa bertanggung jawab di dalam pengembangan berbagai research tentang Tsunami hal ini diimplementasikan dengan dibuatnya sekitar 11 stasiun pengamatan Tsunami di samudera Pacifik (Amerika Serikat 7 buah dan Jepang 4 buah). Dilain pihak, Indonesia adalah wilayah yang rawan Tsunami termasuk Sulawesi Utara belum ada alat pendeteksi Tsunami dan ini sungguh riskan memang, Thailand saja yang sebagian wilayahnya sudah terpasang alat pendeteksi ini masih bisa kecolongan dengan adanya Tsunami di Samudera Hindia. Yang terpenting disini adalah membangun jaringan (network) dengan pusat-pusat penelitian yang sudah ada seperti Pacific Tsunami Warning Center yang berada di Hawaii atau dengan memanfaatkan peralatan yang dimiliki oleh BMG. Sistem Peringatan Dini (SPD) atau Early Warning System (EWS) Tsunami, adalah alternatif di dalam meminimalisasi keadaan yang sangat berbahaya pada saat terjadinya gempa dan gelombang Tsunami. Belum adanya teknologi yang dapat menahan serangan
5 gelombang Tsunami, jelas, perlindungan secara fisik terhadap Tsunami hampir tidak mungkin untuk dilakukan karena akan memerlukan biaya sangat besar. Menarik disimak apa yang dikatakan oleh DR. Hamzah Latief, peneliti Tsunami dari ITB Bandung (ITB News, 3 Januari 2005) bahwa, di dalam membangun sistem peringatan dini kita membutuhkan triliunan rupiah, contohnya Jepang dengan teknologinya membangun sistem ini di perairan mereka di dalam mendeteksi keberadaan Tsunami, Indonesia masih sangat riskan di dalam membangun teknologi ini, akan tetapi hal yang terpenting adalah pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Tsunami. Cara yang efektif adalah dengan melatih penduduk dalam menghadapi Tsunami dan menghindarkan pembangunan konstruksi di daerah yang sering diserang Tsunami. Cara-cara yang dianjurkan untuk menghadapi Tsunami adalah : 1. relokasi daerah pemukiman 2. membuat jalan atau llintasan untuk melarikan diri dari Tsunami 3. melakukan latihan pengungsian 4. menanami daerah pantai dengan tanaman (bakau/mangrove) yang secara efektif dapat menyerap energi gelombang 5. membiarkan lapangan terbuka untuk menyerap energi Tsunami 6. membuat dike ataupun breakwater di daerah yang memungkinkan 7. membuat suatu sistem peringatan dini (early warning sistem) Ini merupakan langkah-langkah praktis dalam meminimalisasi gelombang Tsunami yang terjadi tentu bukan hal yang mudah karena pada umumnya di dalam penerapan tahapan ini haruslah di sokong oleh perencanaan sistematis di dalam perencanaan kota. Akan menjadi sulit memang dikarenakan hampir semua kota pesisir di Indonesia lebih khusus lagi di Sulawesi Utara belum mempunyai platform kota dalam menghadapi gelombang Tsunami, dan ini jelas bahwa kita masih terkonsentrasi di dalam menata ruang publik untuk kepentingan bisnis semata dan belum memperhatikan aspek-aspek yang berhubungan dengan keselamatan ruang publik tersebut apalagi nyawa manusia.
PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
Pengenalan Tsunami APAKAH TSUNAMI ITU? Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar
Lebih terperinciGb 2.5. Mekanisme Tsunami
TSUNAMI Karakteristik Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu dari kata tsu dan nami. Tsu berarti pelabuhan dan nami berarti gelombang. Istilah tersebut kemudian dipakai oleh masyarakat untuk menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara
Lebih terperinciGEMPA DAN TSUNAMI GEMPA BUMI
GEMPA DAN TSUNAMI FIDEL BUSTAMI COREMAP DAN LAPIS BANDA ACEH Pengertian : GEMPA BUMI Pergerakan bumi secara tiba-tiba tiba,, yang terjadi karena adanya tumbukan lempeng bumi yang mengandung energi yang
Lebih terperinciTUGAS BAHASA INDONESIA
TUGAS BAHASA INDONESIA Nama : Wahyu Abadi NIS : 7484 Kelas : XI TKJ 2 Sekolah : SMK Negeri 1 Sumenep TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN SMK NEGERI 1 SUMENEP 2016/2017 1. Carilah teks eksplansi kompleks! Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 375 km, berupa dataran rendah sebagai bagian dari gugus kepulauan busur muka. Perairan barat Sumatera memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
232 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Setelah data dan hasil analisis penelitian diperoleh kemudian di dukung oleh litelature penelitian yang relevan, maka tiba saatnya menberikan penafsiran dan pemaknaan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Jadi, secara harfiah berarti ombak besar di pelabuhan (Wikipedia,
Lebih terperinciSTRATEGI UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG DIAKIBATKAN OLEH GEMPA DAN GELOMBANG TSUNAMI
Jurnal Arsitektur ATRIUM vol. 02 no. 01, April 2005 : 28-33 STRATEGI UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN Guru Besar Fakultas Hukum USU Medan, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Sumatera
Lebih terperinciKata kunci : Tsunami, Tsunami Travel Time (TTT), waktu tiba, Tide Gauge
Analisis Penjalaran dan Ketinggian Gelombang Tsunami Akibat Gempa Bumi di Perairan Barat Sumatera dengan Menggunakan Software Tsunami Travel Time (TTT) Retno Juanita M0208050 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami Tsunami adalah sederetan gelombang laut yang menjalar dengan panjang gelombang sampai 100 km dengan ketinggian beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring of Fire), merupakan daerah berbentuk seperti tapal kuda yang mengelilingi Samudera Pasifik sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika bentuk dan struktur bumi dijabarkan dalam berbagai teori oleh para ilmuwan, salah satu teori yang berkembang yaitu teori tektonik lempeng. Teori ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK
MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak di Pacific ring of fire atau cincin api Pasifik yang wilayahnya terbentang di khatulistiwa dan secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng
Lebih terperinciRancangan Peta Rute Evakuasi Bancana Tsunami Pantai Puger Jember
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Rancangan Peta Rute Evakuasi Bancana Tsunami Pantai Puger Jember Mughni Cokrobasworo, Kriyo Sambodho dan Haryo Dwito Armono Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciTINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP
TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP Lailla Uswatun Khasanah 1), Suwarsito 2), Esti Sarjanti 2) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada lempeng bumi yang labil. Lempeng bumi ini berpotensi besar terjadinya gempa bumi pada dasar laut dalam
Lebih terperinciBAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari
BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari 95.181 km. Sehingga merupakan negara dengan pantai terpanjang nomor empat di dunia setelah
Lebih terperinciPeringatan Dini Tsunami Dengan Menggunakan Pendeteksian Gelombang Primer dan Pemanfaatan Layanan Pesan Singkat
Peringatan Dini Tsunami Dengan Menggunakan Pendeteksian Gelombang Primer dan Pemanfaatan Layanan Pesan Singkat Tsunami sebenarnya bukanlah fenomena asing di pantai selatan Jawa. Di tahun 1904 kawasan Pangandaran
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!
UJI KOMPETENSI SEMESTER I Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Bencana alam yang banyak disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung
Lebih terperinciBAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI
87 BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI 6.1 Perlindungan Pantai Secara alami pantai telah mempunyai perlindungan alami, tetapi seiring perkembangan waktu garis pantai selalu berubah. Perubahan garis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana Gempa bumi merupakan sebuah ancaman besar bagi penduduk pantai di kawasan Pasifik dan lautan-lautan lainnya di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang antara 95 o BT 141 o BT dan 6 o LU 11 o LS (Bakosurtanal, 2007) dengan luas wilayah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bencana 1. Pengertian Bencana Menurut UU No.24/2007 tentang penanggulangan bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
Lebih terperinciPERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI
PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI Oleh : Rahmat Triyono, ST, MSc Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Email : rahmat.triyono@bmkg.go.id (Hasil Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa
II. TINJAUAN PUSTAKA Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa penelitian dan kajian berkaitan dengan banjir pasang antara lain dilakukan oleh Arbriyakto dan Kardyanto (2002),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Salah satu bencana paling fenomenal adalah terjadinya gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang melanda
Lebih terperinciApa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)
Bahaya Tsunami Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang) Tsunami adalah serangkaian gelombang yang umumnya diakibatkan oleh perubahan vertikal dasar laut karena gempa di bawah atau
Lebih terperincimenyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari upaya responsif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar
Lebih terperinciGambar 1.1 Denah lokasi jembatan yang berdampak tsunami di Aceh
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari banyak pulau yang dikenal dengan negara kepulauan. Letak negara yang diapit oleh 3 lempeng tektonik
Lebih terperinci1. Kebakaran. 2. Kekeringan
1. Kebakaran Salah satunya kebakaran hutan adalah bentuk kebakaran yang tidak dapat terkendali dan seringkali terjadi di daerah hutan belantara. Penyebab umum hal ini seperti petir, kecerobohan manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air Indonensia. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Studi Daerah yang menjadi objek dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah pesisir Kecamatan Muara Gembong yang terletak di kawasan pantai utara Jawa Barat. Posisi geografisnya
Lebih terperinciPeristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan
Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan salah satu negara dengan kondisi geologis yang secara tektonik sangat labil karena dikelilingi oleh Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia
Lebih terperinciKL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 5 SYSTEM PLANNING
Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 5 SYSTEM PLANNING Bab SYSTEM PLANNING Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Gelombang air laut merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan. Panjang gelombang air laut dapat mencapai ratusan meter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pantai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pantai adalah daerah tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah, sedangkan pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya membentang diantara benua Asia dan Australia serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Lebih terperinciKimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara paling rentan di dunia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua Asia,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.113, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. WILAYAH. NASIONAL. Pantai. Batas Sempadan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBerikut kerangka konsep kegiatan pembelajaran geografi kelas VI SD semester II pada KD mengenal cara cara menghadapi bencana alam.
Materi Ajar Mitigasi Bencana Tsunami Di Kawasan Pesisir Parangtritis ( K.D Mengenal Cara Cara Menghadapi Bencana Alam Kelas VI SD ) Oleh : Bhian Rangga J.R Prodi Geografi FKIP UNS Berikut kerangka konsep
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumberdaya alam wilayah kepesisiran dan pulau-pulau kecil di Indonesia sangat beragam. Kekayaan sumberdaya alam tersebut meliputi ekosistem hutan mangrove,
Lebih terperinciMitigasi Bencana Tsunami di Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan
Mitigasi Bencana Tsunami di Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan Achmad Yasir Baeda 1, Syerly Klara 2, Hendra 3, Rita Muliyati 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira
BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negeri yang rawan bencana. Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung api terbesar di dunia. Tahun
Lebih terperinciRUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG EVAKUASI BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus: Daerah Rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo) TUGAS AKHIR
RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG EVAKUASI BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus: Daerah Rawan Tsunami Kabupaten Kulonprogo) TUGAS AKHIR Oleh : BIMA SAKTI L2D005352 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Status administrasi dan wilayah secara administrasi lokasi penelitian
TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Penelitian Status administrasi dan wilayah secara administrasi lokasi penelitian berada di kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Kecamatan Lhoknga mempunyai 4 (empat)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi. Jika dilihat secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang berada pada pertemuan
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 13 PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS MITIGASI BENCANA GEOLOGI 1. Pendahuluan Perencanaan tataguna lahan berbasis mitigasi bencana geologi dimaksudkan untuk mengantisipasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng/kulit bumi aktif yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersumber dari ledakan besar gunung berapi atau gempa vulkanik, tanah longsor, atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tsunami Tsunami biasanya berhubungan dengan gempa bumi. Gempa bumi ini merupakan proses terjadinya getaran tanah yang merupakan akibat dari sebuah gelombang elastis yang menjalar
Lebih terperinciAnalisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan
Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan Hansje J. Tawas Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Mundurnya garis pantai pada Pantai Matani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara dimana terdapat pertemuan 3 lempeng tektonik utama bumi. Lempeng tersebut meliputi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.27 tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
Lebih terperinciMODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR
MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung DAERAH PESISIR Perubahan Iklim dan Sistem Pesisir Menunjukkan Faktor Utama Perubahan Iklim
Lebih terperinciTEORI TEKTONIK LEMPENG
Pengenalan Gempabumi BUMI BENTUK DAN UKURAN Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata di kutub-kutubnya. jari-jari Khatulistiwa = 6.378 km, jari-jari kutub=6.356 km. Lebih dari 70 % permukaan bumi
Lebih terperinciGerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.5 1. Bagi para nelayan yang menggunakan kapal modern, informasi tentang gerakan air laut terutama digunakan untuk... mendeteksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gelombang laut merupakan fenomena menarik dan merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu bangunan laut. Gelombang laut memiliki sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan
Lebih terperinciGambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI SISTEM PERINGATAN DINI TERHADAP TSUNAMI
BAB II DASAR TEORI SISTEM PERINGATAN DINI TERHADAP TSUNAMI 2.1 Pengertian Tsunami Tsunami berasal dari bahasa Jepang dimana Tsu berarti pelabuhan serta Nami berarti gelombang. Tsunami merupakan gelombang
Lebih terperinciTSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi
TSUNAMI Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu = pelabuhan nami = gelombang laut tsunami secara harfiah berarti gelombang laut (yang menghantam) pelabuhan. Tsunami, adalah rangkaian gelombang laut yang
Lebih terperinciTIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?
TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk daerah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia.
Lebih terperinciPenataan Kota dan Permukiman
Penataan Kota dan Permukiman untuk Mengurangi Resiko Bencana Pembelajaran dari Transformasi Pasca Bencana Oleh: Wiwik D Pratiwi dan M Donny Koerniawan Staf Pengajar Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan
Lebih terperinci13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami
13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami Rahmat Triyono, ST. Dipl. Seis, MSc, Kepala Stasiun Geofisika Silaing Bawah
Lebih terperinciPOTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)
POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Data tentang Gempa Bumi 2.1.1.1 Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA
STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA Anggi Cindy Wakkary M. Ihsan Jasin, A.K.T. Dundu Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email:
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Kerusakan dan Kerugian
i RINGKASAN EKSEKUTIF Pada tanggal 27 Mei, gempa bumi mengguncang bagian tengah wilayah Indonesia, dekat kota sejarah, Yogyakarta. Berpusat di Samudera Hindia pada jarak sekitar 33 kilometer di selatan
Lebih terperinciMELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH
MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH Oleh Abdi Jihad dan Vrieslend Haris Banyunegoro PMG Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh disampaikan dalam Workshop II Tsunami Drill Aceh 2017 Ditinjau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pantai Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa indonesia yang sering rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai kepantaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bumi sebenarnya merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks dan besar. Sistem ini bekerja diluar kehendak manusia. Suatu sistem yang memungkinkan bumi berubah uaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada pembenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada pembenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Hindia Australia dan berada pada pertemuan 2 jalur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sangat panjang
Lebih terperinciULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) II SDN MEKARWANGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Mata Pelajaran: PLH Sabtu, 12 Maret 2016 Waktu:
Nama :. Kelas :. ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) II Mata Pelajaran: PLH Sabtu, 12 Maret 2016 Waktu: 07.30-08.40 I. Pilih jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini bencana alam yang diakibatkan karena ulah
Lebih terperinciMuseum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua Asia, lempeng benua Australia, lempeng
Lebih terperinciDESI HARTIKA KELAS XII MIPA
BAHASA INDONESIA TEKS CERITA SEJARAH D I S U S U N OLEH : DESI HARTIKA KELAS XII MIPA GURU BIDANG STUDY : FARRAH FITRIA, S.Pd SMA NEGERI 1 JAYA KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016 TEKS CERITA
Lebih terperinciGambar 1.1. Indonesia terletak pada zona subduksi (http://ramadhan90.wordpress.com/2011/03/17/lempeng-tektonik/)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada batas pertemuan tiga lempeng tektonik bumi (triple junction plate convergence) yang sangat aktif sehingga Indonesia merupakan daerah yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia sendiri yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permukiman kembali masyarakat pesisir di Desa Kuala Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat merupakan upaya membangun kembali permukiman masyarakat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Lombok memiliki luas 467.200 ha. dan secara geografis terletak antara 115 o 45-116 o 40 BT dan 8 o 10-9 o 10 LS. Pulau Lombok seringkali digambarkan sebagai
Lebih terperinciPENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM
PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SUKANDAR, IR, MP, IPM (081334773989/cak.kdr@gmail.com) Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai DaerahPeralihan antara Daratan dan Laut 12 mil laut
Lebih terperinciGEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA
GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah Kanada, sehingga 2/3 luas wilayah Indonesia merupakan. untuk menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.500 pulau dan memiliki garis panjang pantai terpanjang kedua di dunia
Lebih terperinciMEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI
MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada
Lebih terperinciKondisi Kestabilan dan Konsistensi Rencana Evakuasi (Evacuation Plan) Pendekatan Geografi
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii PRAKATA... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1. 1 Latar Belakang...
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 7
Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Bab 7 ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO Bab 7 ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO Desain Pengamanan
Lebih terperinci