SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATUAN ACARA PERKULIAHAN"

Transkripsi

1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 1 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mengaplikasikan tentang proses keperawatan pada klien janin dengan gangguan sistem perkemihan. 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan : a. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi b. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik c. Rencana intervensi untuk mengatsi diagnosa keperawatan nyeri d. Rencana intervensi untuk mengatsi diagnosa keperawatan risiko infeksi e. Rencana intervensi untuk mengatsi diagnosa keperawatan cemas 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Proses keperawatan pada sistem perkemihan dalam tahap perkembangan janin (phymosis dan hipospadia).

2 C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi 2. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik 3. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan nyeri 4. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan risiko infeksi 5. Rencana intervensi untuk mengatsi diagnosa keperawatan cemas D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, sistem kuliah, sistem penilaian dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang proses keperawatan pada sistem perkemihan dalam tahap perkembangan janin 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa pertanyaan secara lisan, yang terdiri dari : 1. Bagaimana mengkaji pola fungsi pada klien (janin) yang mengalami gangguan sistem perkemihan (phymosis dan hipospadia)? 2. Apa rencana intervensi untuk mnegatasi masalah nyeri pada klien(janin) yang mengalami gangguan sistem perkemihan (phymosis dan hipospadia)?

3 F. Referensi 1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Anak Vol.2. FK UI. Jakarta 2. Mary Courtney Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Hipokrates, Jakarta 3. Gabriel JF Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta 4. Sulistya G dkk Farmakologi dan Terapi edisi 4. FK UI. Jakarta 5. Sadler Embriologi Kedokteran Edisi 7. EGC. Jakarta. Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

4 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 2 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada klien (janin) dengan gangguan sistem perkemihan. 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemontrasikan : a. Perawatan luka terbuka pada janin dengan post operasi phymosis (sirkumsisi) b. Manajemen nyeri dengan distraksi 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Intervensi keperawatan pada klien (janin) dengan gangguan sistem perkemihan C. SUB POKOK BAHASAN 1. Perawatan luka terbuka pada janin dengan post operasi phymosis (sirkumsisi) 2. Manajemen nyeri dengan distraksi

5 D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang intervensi keperawatan pada janin yang mengalami gangguan sistem perkemihan 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan ulang intervensi keperawatan pada klien (janin) yang mengalami gangguan sistem perkemihan 6. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa praktek (redemonstrasi) skill yang telah diajarkan yang terdiri dari : 1. Demonstrasikan cara perawatan luka pada klien (janin) yang mengalami post operasi hphymosis (sirkumsisi)! 2. Demonstrasikan teknik distraksi dalam mengatasi nyeri! F. Referensi 1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Anak Vol.2. FK UI. Jakarta 2. Mary Courtney Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Hipokrates, Jakarta 3. Gabriel JF Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta 4. Sulistya G dkk Farmakologi dan Terapi edisi 4. FK UI. Jakarta 5. Sadler Embriologi Kedokteran Edisi 7. EGC. Jakarta.

6 Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

7 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 3 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mengaplikasikan tentang proses keperawatan pada klien anak dengan gangguan sistem perkemihan (Sindroma Nefrotik). 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan : a. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi b. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik c. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan kelebihan vol cairan interstitial d. Rencana intervensi untuk mengatsi diagnosa keperawatan risiko infeksi e. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif.

8 B. POKOK BAHASAN proses keperawatan pada klien anak dengan gangguan sistem perkemihan (Sindroma Nefrotik). C. SUB POKOK BAHASAN a. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi b. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik c. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan kelebihan vol cairan interstitial d. Rencana intervensi untuk mengatsi diagnosa keperawatan risiko infeksi e. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang tentang proses keperawatan pada klien anak dengan gangguan sistem perkemihan (Sindroma Nefrotik). 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa pertanyaan secara lisan, yang terdiri dari : 1. Hasil pemeriksaan fisik apa yang ditemui pada klien anak dengan gangguan sistem perkemihan (sindrome nefrotik)!

9 2. Bagaimana rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh? G. Referensi 1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Anak Vol.2. FK UI. J 2. Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Hipokrates, Jakarta 3. Gabriel JF Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta 4. Sulistya G dkk Farmakologi dan Terapi edisi 4. FK UI. Jakarta 5. Sadler Embriologi Kedokteran Edisi 7. EGC. Jakarta Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

10 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 4 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada klien anak dengan gangguan sistem perkemihan 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan : a. cara menghitung balace cairan b. pendidikan kesehatan diit rendah garam 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Intervensi keperawatan pada klien anak dengan gangguan sistem perkemihan

11 C. SUB POKOK BAHASAN 1. cara menghitung balace cairan 2. pendidikan kesehatan diit rendah garam D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang intervensi keperawatan pada janin yang mengalami gangguan sistem perkemihan 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan ulang intervensi keperawatan pada klien (anak) yang mengalami gangguan sistem perkemihan 6. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa redemonstrasi skill terdiri dari : 1. Bagaimana cara menghitung balance cairan 2. Demonstrasikan pendidikan kesehatan diit rendah cairan pada klien anak dengan Sindroma Nefrotik! F. Referensi 1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Anak Vol.2. FK UI. Jakarta 2. Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Hipokrates, Jakarta 3. Gabriel JF Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta 4. Sulistya G dkk Farmakologi dan Terapi edisi 4. FK UI. Jakarta 5. Sadler Embriologi Kedokteran Edisi 7. EGC. Jakarta

12 Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

13 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 5 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mengaplikasikan tentang proses keperawatan pada klien remaja dengan gangguan sistem perkemihan (Gagal Ginjal Akut). 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan : a. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi b. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik c. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan kekurangan volume caiaran. 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Proses keperawatan pada klien remaja dengan gangguan sistem perkemihan (Gagal Ginjal Akut).

14 C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi 2. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik 3. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan kekurangan volume caiaran D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang tentang proses keperawatan pada klien remaja dengan gangguan sistem perkemihan (Gagal Ginjal Akut). 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan G. Evaluasi Evaluasi berupa pertanyaan secara lisan, yang terdiri dari : 1. Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa gagal ginjal akut? 2. Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan remaja dengan gagal ginjal akut? H. Referensi 1. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 2. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 3. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : EGC 4. Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Hipokrates, Jakarta 5. Gabriel JF Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta 6. Sulistya G dkk Farmakologi dan Terapi edisi 4. FK UI. Jakarta

15 Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

16 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 6 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada klien remaja dengan gangguan sistem perkemihan 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan : a. Cara menghitung osmolaritas b. Cara memasang infus c. Pemasangan kateter 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Intervensi keperawatan pada klien remaja dengan gangguan sistem perkemihan C. SUB POKOK BAHASAN 1. Cara menghitung osmolaritas 2. Cara memasang infus

17 3. Pemasangan kateter D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang intervensi keperawatan pada remaja yang mengalami gangguan sistem perkemihan 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan ulang intervensi keperawatan pada klien (anak) yang mengalami gangguan sistem perkemihan 6. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa redemonstrasi skill terdiri dari : 1. Bagaimana cara menghitung osmolaritas? 2. Demonstrasikan cara memasang infus! 3. Demonstrasikan cara memasang kateter! F. Referensi 1. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 2. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 3. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

18 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 7 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mengaplikasikan tentang proses keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (Cronic Kidney Disease). 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan : a. Pengkajian riwayat keperawatan pada CKD b. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi pada CKD c. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik pada CKD d. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan kelebihan volume caiaran 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Proses keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (Cronic Kidney Disease

19 C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengkajian riwayat keperawatan pada CKD 2. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi pada CKD 3. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik pada CKD 4. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan 5. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan gangguan pola nafas. D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang tentang proses keperawatan pada klien remaja dengan gangguan sistem perkemihan (Cronic Kidney Disease). 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan E. Evaluasi Evaluasi berupa pertanyaan secara lisan, yang terdiri dari : 1. Pada pemeriksaan fisik, apa yang ditemukan pada klien dengan Cronik Kidney Disease? 2. Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD)?

20 F. Referensi 1. Guyton, Arthur Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta : EGC 2. Mansjoer, Arif Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3, Jilid 1 FK UI Jakarta : Media Aesculapius 3. Barbara C, Long Perawatan Medikal Bedah. Edisi 2. Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Padjajaran 4. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 5. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 6. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

21 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 8, 9 dan 10 Waktu pertemuan : 1 x 3 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (Cronic Kidney Disease). 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan : a. pengambilan darah vena b. memonitor elektrolit c. auskultasi bunyi paru d. pengambilan darah arteri e. perawatan peritoneal dialisa 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Intervensi keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (Cronic Kidney Disease)

22 C. SUB POKOK BAHASAN 1. pengambilan darah vena 2. memonitor elektrolit 3. auskultasi bunyi paru 4. pengambilan darah arteri 5. perawatan peritoneal dialisa D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang intervensi keperawatan pada remaja yang mengalami gangguan sistem perkemihan 3. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 4. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 5. Pengajar meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan ulang intervensi keperawatan pada klien (anak) yang mengalami gangguan sistem perkemihan 6. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa redemonstrasi skill yang terdiri dari : 1. Demonstrasikan cara mengambil darah vena! 2. Demonstrasikan cara mengauskultasi paru! 3. Demonstrasikan cara perawatan peritoneal dialisa! 4. Demonstrasikan cara pengambilan sampel darah arteri! F. Referensi 1. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC

23 2. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 3. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

24 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 11 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 3. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mengaplikasikan tentang proses keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (Urolitiasis). 4. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan : a. Pengkajian riwayat keperawatan pada urolitiasis b. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi pada urolitiasis c. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik pada urolitiasis d. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan nyeri e. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan cemas 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Proses keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (Urolitiasis)

25 C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengkajian riwayat keperawatan pada urolitiasis 2. Pengkajian keperawatan dengan pola fungsi pada urolitiasis 3. Pengkajian keperawatan dengan pemeriksaan fisik pada urolitiasis 4. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan nyeri 5. Rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan cemas. D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya ditunjuk seorang moderator untuk memimpin jalannya diskusi. 3. Mahasiswa yang bertugas mempresentasikan kemudian menyajikan makalahnya 4. Dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berisi tanya jawab dari peserta didik yang alin. 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan E. Evaluasi Evaluasi berupa pertanyaan secara lisan, yang terdiri dari : 1. Bagaimana cara mendiagnosa klien dengan urolitiasis? 2. Bagaimana penatalaksanaan pada klien dengan urolitiasis? F. Referensi 1. Guyton, Arthur Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta : EGC 2. Mansjoer, Arif Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3, Jilid 1 FK UI Jakarta : Media Aesculapius 3. Barbara C, Long Perawatan Medikal Bedah. Edisi 2. Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Padjajaran 4. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 5. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC

26 6. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

27 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 12 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (urolitiasis). 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan : a. Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi b. Pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan urolitiasis c. Perawatan urolitiasis 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Intervensi keperawatan pada klien dewasa dengan gangguan sistem perkemihan (urolitiasis)

28 C. SUB POKOK BAHASAN a. Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi b. Pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan urolitiasis c. Perawatan urolitiasis D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang intervensi keperawatan pada remaja yang mengalami gangguan sistem perkemihan 2. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 3. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 4. Pengajar meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan ulang intervensi keperawatan pada klien (anak) yang mengalami gangguan sistem perkemihan 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa redemonstrasi skill yang terdiri dari : 1. Demonstrasikan manajemen nyeri dengan relaksasi! 2. Demonstrasikan pendidikan kesehatan penatalaksanaan urolitiasis! F. Referensi 1. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 2. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 3. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

29 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 13 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 5. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa dapat mengaplikasikan tentang proses keperawatan pada klien dewasa dengan pemasangan continous ambulatory peritoneal dialisa. 6. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan : a. Pengertian CAPD b. Indikasi CAPD c. Perawatan CAPD d. Komplikasi CAPD e. Prinsip kerja CAPD 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Proses keperawatan pada klien dewasa dengan pemasangan CAPD.

30 C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengertian CAPD 2. Indikasi CAPD 3. Perawatan CAPD 4. Komplikasi CAPD 5. Prinsip kerja CAPD D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Perkuliahan diisi penjelasan kontrak kuliah, materi kuliah, dan aturan aturan lainnya 2. Selanjutnya ditunjuk seorang moderator untuk memimpin jalannya diskusi. 3. Mahasiswa yang bertugas mempresentasikan kemudian menyajikan makalahnya 4. Dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berisi tanya jawab dari peserta didik yang alin. 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan E. Evaluasi Evaluasi berupa pertanyaan secara lisan, yang terdiri dari : 1. Apa indikasi klien dilakukan pemasangan CAPD? 2. Bagaimana cara perawatan CAPD? 3. Bagaimana prinsip kerja CAPD? F. Referensi 1. Guyton, Arthur Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta : EGC 2. Mansjoer, Arif Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3, Jilid 1 FK UI Jakarta : Media Aesculapius 3. Barbara C, Long Perawatan Medikal Bedah. Edisi 2. Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Padjajaran

31 4. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 5. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 6. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta : Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

32 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 14 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 3. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada klien lansia dengan gangguan sistem perkemihan (BPH). 4. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu mendemonstrasikan : a. Monitoring post op b. Pendidikan kesehatan tentang post op BPH c. Bladder training d. Perawatan cystoscopy e. Irigasi kandung kemih 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa berpartisipasi aktif. Nilai soft skill yang diharapkan adlah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan bertanya, menghargai pendapat orang lain, belajar mandiri, mawas diri, penegndalian diri serta motivasi belajar sepanjang waktu, toleransi kepemimpinan, komunikasi, kreatif, percaya diri, saling mengahargai dan inisiatif. B. POKOK BAHASAN Intervensi keperawatan pada klien lansia dengan gangguan sistem perkemihan (BPH)

33 C. SUB POKOK BAHASAN 1. Monitoring post op 2. Pendidikan kesehatan tentang post op BPH 3. Bladder training 4. Perawatan cystoscopy 5. Irigasi kandung kemih D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Selanjutnya dilakukan apersepsi tentang intervensi keperawatan pada remaja yang mengalami gangguan sistem perkemihan 2. Pengajar memberikan penjelasan materi berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 3. Pengajar memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan pengajar menjawab pertanyaan tersebut 4. Pengajar meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan ulang intervensi keperawatan pada klien (anak) yang mengalami gangguan sistem perkemihan 5. Pengajar memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi E. Evaluasi Evaluasi berupa redemonstrasi skill yang terdiri dari : 1. Demonstrasikan perawatan cystoscopy! 2. Demonstrasikan irigasi kandung kemih! F. Referensi 1. Brunner, Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Vol. 3 : Jakarta : EGC 2. Carpenito, Lynda Jual Buku Diagnosa Keperawatan. Ed 8. Jakarta : EGC 3. Doenges, Marilyn, et al Rencana Asuhan Keperawatan Ed ketiga. Jakarta :

34 Pengajar Witri Hastuti, S.Kep, Ns

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Hematologi Kode Mata Kuliah/SKS : KEP. 546 Tingkat/Semester : II/IV Pertemuan Ke : 1 dan 2 Waktu Pertemuan : 2 x 120 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : SISTEM IMUNOLOGI Kode Mata Kuliah/SKS : KEP. 5.4.5 Tingkat/Semester : II/IV Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

LAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

LAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN DIIT RENDAH PROTEIN PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) Topik Sub Topik : Diit Rendah Protein : Pengertian tentang diit rendah protein, Tujuan diit rendah protein,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I Kode Mata Kuliah/SKS : KEP. 549 Tingkat/Semester : II/IV Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP)

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Judul Mata Ajar : Sistem Reproduksi 2 Kode MK : KEP 301 Beban Studi : 3 SKS (T:2 SKS, P: 1 SKS) PJMK : Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns Periode : Semester 6 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah Kode mata kuliah/sks Tingkat/semester : Ilmu Keperawatan Dasar II : KEP516 : I/ I Pertemuan ke : 1 Waktu pertemuan : 1 x 2 Jam A. Kompetensi 1. Kompetensi dasar :

Lebih terperinci

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (T=2, P=2) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Koordinator Mata Ajar

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Patofisiologi Kode Mata Kuliah : IAD-3 Jumlah SKS : 2 SKS Teori Prasyarat : Anatomi dan fisiologi Koordinator Mata Ajar : Masykur Khair, S.Kep., Ns.

Lebih terperinci

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh 1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi

Lebih terperinci

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING Disusun untuk memenuhi tugas Blok Urinary Oleh: Puput Lifvaria Panta A 135070201111004 Kelompok 3 Reguler 2 PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA I. Pengertian Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Sedang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Tingkat/Semester : Biostatistik : SKH5410/2 SKS : II/IV Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar : Setelah

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. (Mizieviez). ETIOLOGI 1. Faktor

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan I Kode Mata Kuliah/SKS : SKH. 531 Tingkat/Semester : II/ III Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14

Lebih terperinci

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA A. Definisi: Keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang dimaksud dengan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria

Lebih terperinci

TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1

TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1 TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training Oleh : Adelita Dwi Aprilia 135070201111005 Reguler 1 Kelompok 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 1. Definisi Bladder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Chronic Kidney Disease adalah kondisi ireversibel di mana fungsi ginjal menurun dari waktu ke waktu. CKD biasanya berkembang secara perlahan dan progresif, kadang sampai

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta

Lebih terperinci

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN RM 02.05.04.0114 Dokter Pelaksana Tindakan Penerima Informasi Penerima Informasi / Pemberi Penolakan * SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN PEMBERIAN INFORMASI JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDA ( ) 1

Lebih terperinci

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mampu merubah gaya hidup manusia. Manusia sekarang cenderung menyukai segala sesuatu yang cepat, praktis dan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN NYERI PADA An. E DENGAN POST OP TONSILEKTOMI DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA

PENGELOLAAN NYERI PADA An. E DENGAN POST OP TONSILEKTOMI DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA PENGELOLAAN NYERI PADA An. E DENGAN POST OP TONSILEKTOMI DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA Albertino Da Silva Verdial*, Siti Haryani**, Eka Adimayanti*** Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Abstrak Tonsilitis

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI Artikel Skripsi STUDI KASUS PADA Ny. N YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp.03.10.016 AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM XI/UDAYANA 2013 SAP (Satuan Acara Penyuluhan) 1. Tema : Hipertensi 2. Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Tema : Teknik Batuk Efektif Sasaran : 6 orang pasien dengan gangguan sistem pernafasan dan keluarga jaga. Hari/tanggal : Sabtu/5 Oktober 20013 Waktu : 10.00 10.40 WIB (40

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Rencana Pembelajaran MATA KULIAH : Keperawatan Dewasa 1 KODE MK : SKP.534 BEBAN SKS : 4 SKS KOORDINATOR : Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep Telp/e-mail : 08156525675 / ompuguh@alumni.ui.ac.id TIM PENGAJAR :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen individu mengalami berbagai tipe

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang pengukuran tekanan vena sentral, mahasiswa mampu melakukan prosedur pengukuran tekanan vena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal punya peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH. Silabi D III Keperawatan

SILABI MATA KULIAH. Silabi D III Keperawatan Program studi : Prodi D.III Keperawatan Kode Mata Kuliah : Kep. 4 0 2 3 2 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Anak I B Jumlah SKS : 2 SKS ( T =1 SKS, P=1 SKS ) Semester : Empat Mata Kuliah Pra Syarat : KDM,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENYULUHAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN PRE OPERASI DI IRNA B BEDAH RSUP Dr. M.DJAMIL PADANG Penelitian Keperawatan Medikal Bedah SKRIPSI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Tingkat/Semester : Metodologi Riset : SKH548/2 SKS : II/IV Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya

Lebih terperinci

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Lebih terperinci

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode

Lebih terperinci

Nama Pelamar: FORMULIR ASESMEN MANDIRI. :1. Ilmu Biomedik Dasar ( 4 SKS)

Nama Pelamar: FORMULIR ASESMEN MANDIRI. :1. Ilmu Biomedik Dasar ( 4 SKS) III. FORMULIR ASESMEN MANDIRI Nama : Program Studi: Diploma III Keperawatan_ Peserta diharapkan mengisi setiap pertanyaan pada dibawah ini sebagai bentuk asesmen mandiri. Peserta harusmemberi tanda X pada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Jakarta di akses pada tanggal 28 Mei Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

DAFTAR PUSTAKA Jakarta di akses pada tanggal 28 Mei Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 114 DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2010.Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014.Jakarta di akses pada tanggal 28 Mei 2016 Efendi, F. Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

ASUHAN KEPERAWATAN HPP 1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam memepertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbanagn cairan tubuh, dan nonelektrolit,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PADA NY.S DENGAN DIABETES MELLITUS DAN GANGREN (Studi Kasus Di Ruang 22 RS Dr. Saiful Anwar Malang) (STUDI KASUS)

PENATALAKSANAAN PADA NY.S DENGAN DIABETES MELLITUS DAN GANGREN (Studi Kasus Di Ruang 22 RS Dr. Saiful Anwar Malang) (STUDI KASUS) PENATALAKSANAAN PADA NY.S DENGAN DIABETES MELLITUS DAN GANGREN (Studi Kasus Di Ruang 22 RS Dr. Saiful Anwar Malang) (STUDI KASUS) OLEH: IMAM RUBANGI 08010045 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011 PENATALAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I Kode Mata Kuliah/SKS : KEP515 Tingkat/Semester : I/I Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 1 x 2 Jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar : Setelah

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG A. Pelaksanaan Inovasi Keperawatan a. Pengertian Pendidikan kesehatan dan pelatihan mengenai pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mandapatkan Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan sakit pada anak usia prasekolah dan anak usia sekolah banyak ditemui di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan selama dirawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (PROGRAM B 2014) Koordinator Ko-Koordinator :, S.Kp, MN : Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKepA Fakultas Keperawatan Universitas Andalas LEMBAR

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. tidak muncul pada Ny. W dengan post section caesaria indikasi ketuban pecah

BAB III PEMBAHASAN. tidak muncul pada Ny. W dengan post section caesaria indikasi ketuban pecah 32 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menguraikan pembahasan diagnosa yang muncul dan tidak muncul pada Ny. W dengan post section caesaria indikasi ketuban pecah dini. Dimana asuhan keperawatan dilaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. W DENGAN POST OP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG MELATI RSUD AMBARAWA

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. W DENGAN POST OP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG MELATI RSUD AMBARAWA LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. W DENGAN POST OP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG MELATI RSUD AMBARAWA Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Karya Tulis Ilmiah, April 2014 Muslim Ardianto*,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perawatan kesehatan kita dahulu berorientasi pada penyakit. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini menekankan pada dua aspek

Lebih terperinci

JADWAL BLOK UROPOETIKA

JADWAL BLOK UROPOETIKA JADWAL BLOK UROPOETIKA Kode : 71105535 Semester / SKS : IV / 6 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Dr. Sardjito Lantai 3 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MINGGU I : Modul Diuresis dan Keseimbangan

Lebih terperinci

PELATIHAN KEPERAWATAN MEDICAL RSUD DR. MOEWARDI

PELATIHAN KEPERAWATAN MEDICAL RSUD DR. MOEWARDI PELATIHAN KEPERAWATAN MEDICAL RSUD DR. MOEWARDI RSUD Dr. Moewardi (RSDM) dengan visi Menjadi Rumah Sakit Terkemuka Berkelas Dunia saat ini giat berupaya mewujudkan visi tersebut. Joint Comission International

Lebih terperinci

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C POLRI DAERAH JAWA BARAT BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C No. RM : Nama Pasien : BB : Kg Jenis

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab : E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Cronik Kidney Disease (CKD) merupakan perkembangan dari gagal ginjal dan hasil akhir destruksi jaringan gradual yang progresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan dalam tubuh mencakup 50% - 60% dari total berat badan (Ignatavicius & Workman, 2006). Jumlah tersebut sangat bervariasi tergantung dari umur, jenis kelamin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKITIS AKUT DI RS. PARU SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKITIS AKUT DI RS. PARU SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKITIS AKUT DI RS. PARU SURABAYA OLEH : CHOIRUDDIN NIM : 20100660030 PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2012 BLADDER TRAINNING A. PENGERTIAN Bladder training adalah salah upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah Penyakit yang bisa timbul karena kerusakan pada filtrasi dan sekresi ginjal akan berujung pada gagal ginjal kronik atau disebut chronic kidney

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: TRIO MOCH SAIFUL ULUM NIM

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: TRIO MOCH SAIFUL ULUM NIM STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. S YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUANPEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh RATRI DYAH SABATIANA NPM STUDI KASUS PADA Sdr A UMUR 21 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST ORIF ANTEBRACHII DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan jangka panjang bidang kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH : PRAKTEK KETRAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN. Program A. 11

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH : PRAKTEK KETRAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN. Program A. 11 MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH : PRAKTEK KETRAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN Program A. 11 Tim Dosen pengajar INSTITUSI FAKULTAS PRODI : Ns. Meri Neherta, S. Kep., M.Biomed Ns Vetty Pricilla, S.Kp.,M.Kep.,Sp

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan

Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan Asuhan Keperawatan Abortus Imminens A.PENGERTIAN Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi

Lebih terperinci

PANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ALIH JALUR STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2017/2018

PANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ALIH JALUR STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2017/2018 A. PENDAHULUAN PANDUAN KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ALIH JALUR STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2017/2018 Keperawatan anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan

Lebih terperinci

HEMODIALYSIS PADA ANAK. Tatik Dwi Wahyuni, SKep Ns RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

HEMODIALYSIS PADA ANAK. Tatik Dwi Wahyuni, SKep Ns RSUP Dr Sardjito Yogyakarta HEMODIALYSIS PADA ANAK Tatik Dwi Wahyuni, SKep Ns RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Pendahuluan Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan dengan insidensi yang terus meningkat saat ini 1-3 anak

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI

DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI Kudarti 1, Ike Rina Wulandari 2, Rifa Caturiningsih 3 Prodi DIII Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT INFEKSI KEPUTIHAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA BUNDA KOTA MALANG SKRIPSI Oleh : USWATUN HASANAH NIM. 07060006

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan melingkari uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ

Lebih terperinci

SILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II

SILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II SILABUS Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Penempatan : Semester IV Koordinator

Lebih terperinci