Abstrak : Kata kunci : Analisa kehandalan, analisa resiko, ketersediaan, pemeliharaan, mesin milling CNC VDL-500
|
|
- Benny Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN MILLING DENGAN METODE RELIABILITY Aridian Dwi Nugroho Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik - Universitas Indonesia, Depok Tel: (021) Fax: (021) aridiandwi@yahoo.co.id Abstrak : Penelitian ini membahas tentang analisa kehandalan pada mesin CNC Milling VDL-500 pada sebuah perusahaan yang bergerak dibidang forging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan interval penjadwalan preventive maintenance untuk meningkatkan kehandalan, karena dari pihak pabrikan tidak memiliki jadwal pemeliharaan mesin yang mengakibatkan ketersediaan mesin menurun. Dengan melakukan analisa kehandalan dan analisa resiko,ditemukan 10 komponen utama yang dapat menyebabkan kegagalan mesin, 8 diantaranya membutuhkan kegiatan preventive maintenance yaitu Spindle dengan interval 143 jam, Conveyor dengan interval 260 jam, Slide unit & work table dengan interval 648 jam, Pneumatic Device dengan interval 936 jam, Lubrication Device dengan interval 775 jam, X Axis Servo Driver dengan interval 610 jam, Z Axis Servo Driver dengan interval 1331 jam dan Cooling dengan interval 1105 jam beserta penugasannya dari tiap komponen dengan memasukkan analisis resiko. Untuk 2 komponen lainnya yaitu Y Axis Servo Driver dan Electric Cabinet tidak membutuhkan jadwal preventive maintenance karena tidak dapat meningkatkan kehandalannya. Kata kunci : Analisa kehandalan, analisa resiko, ketersediaan, pemeliharaan, mesin milling CNC VDL-500 Abstract: This research discusses about the reliability analysis on CNC Milling machines VDL-500 in a forging company. The purpose of this research is to get the interval scheduling of preventive maintenance to improve CNC Milling VDL-500 performance because that company not have preventive maintenance schedule so availability of machine decreasing. With Reliability analysis and risk analysis, 10 major components that were found to cause engine failure, 8 of them require Spindle maintenance activity with 143 hours interval, Conveyor maintenance with 260 hours interval, Slide unit and work table maintenance with 648 hours interval, Pneumatic Device with 936 hours interval, Lubrication Device with 775 hours interval, X Axis Servo Driver with 610 hours interval, Z Axis Servo Driver with 1331 hours interval and Cooling with 1105 hours interval with its assignment of each component by including risk analysis. Two other components, Y Axis Servo Driver and Electric Cabinet, are not require preventive schedule maintenance because it can t increase the reliability. Keywords: Reliability analysis, risk analysis, availability, maintenance, CNC Milling VDL-50
2 Pendahuluan Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia akan berdampak pada semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan semakin majunya perkembangan manusia maka bidang teknologi pun ikut berkembang sangat pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik. Hal inilah yang membuat perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki setiap departemen dan proses yang ada didalamnya agar dapat bersaing dengan kompetitornya dalam memenuhi kebutuhan manusia didunia bisnis. Tujuan kegiatan industri diperusahaan secara umum adalah untuk mencapai kualitas dan kuantitas produksi sebesar besarnya dan menghasilkan keuntungan setinggi tingginya serta menggunakan sumber daya dan biaya serendah rendahnya. Berhasil tidaknya suatu industri sangat tergantung dari kriteria diatas dan proses didalamnya. Proses produksi yang baik tentunya harus didukung dengan pemeliharaan mesin yang baik pula, sehingga diharapkan proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Pemborosan dalam aspek pemeliharaan yang sering terjadi adalah buruknya preventive maintenance dikarenakan tidak diatur dengan baik, rendahnya kemampuan personel dan tidak diketahuinya prioritas pekerjaan sehingga pekerjaannya tidak terjadwal dengan baik. Hal tersebut menyebabkan banyaknya terjadi kerusakan mesin yang tidak terjadwal yang menyebabkan menurunnya kehandalan mesin. Rendahnya kehandalan mesin menyebabkan tingginya biaya untuk pemeliharaan dan biaya kehilangan peluang (opportunity cost ) untuk memproduksi produk. Penjadwalan pemeliharaan semakin penting karena biaya pemeliharaan memiliki porsi yang signifikan terhadap total biaya dalam industri dan tujuan dari penjadwalan pemeliharaan adalah untuk meningkatkan Mean Time Between Failure (MTBF) dan atau mengurangi Mean Time To Repair (MTTR) yang mempresentasikan kebijakan biaya pemeliharaan. Artinya dengan melakukan penjadwalan pemeliharaan diharapkan dapat meningkatkan kehandalan mesin (reliability). Pada era globalisasi ini,tidak ada industri yang ingin mengalami kerugian akibat adanya keputusan atau langkah yang salah sehingga dampak tersebut harus dihindari karena hal itu dapat berpengaruh pada konsumen atau pelanggan. Terutama bila diingat kembali bahwa era ini merupakan era persaingan yang sangat ketat. Saat ini, terdapat industri yang belum melaksanakan preventive maintenance. Apabila hal tersebut tidak diterapkan maka kelak hal tersebut kemungkinan dapat membuat masalah bagi industri yang bersangkutan. Pada awalnya, penerapan corrective maintenance tidak memerlukan biaya yang besar dan pelaksanaannya tidak terlalu sulit. Akan tetapi, dalam jangka waktu yang panjang, biaya yang dikeluarkan oleh suatu industri yang menerapkan corrective maintenance akan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan oleh suatu industri yang menerapkan pereventive maintenance. Begitu juga halnya dengan industri yang
3 menerapkan preventive maintenance yang tidak secara terjadwal. PT. X yang bergerak dibidang forging merupakan perusahaan yang belum memiliki sistem pemeliharaan yang terintegrasi dengan baik yang menyebabkan sering terjadinya kerusakan dan berhentinya mesin (downtime) yang mengakibatkan proses produksi terhenti hingga perbaikan mesin selesai. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat produktivitas mesin. Tidak adanya jadwal pemeliharaan membuat perusahaan ini tidak memiliki prediksi untuk pemeliharaan yang seharusnya dilakukan untuk memperbaiki mesin atau untuk mengganti komponen. Terutama pada mesin CNC milling VDL-500 yang mempengaruhi kualitas akhir produk setelah melewati berbagai macam proses produksi. Mesin milling VDL-500 ini terletak pada divisi akhir (finishing) sehingga memiliki peran yang vital terhadap perusahaan baik dari segi kualitas maupun cost yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk sampai pada tahap akhir proses produksi di PT.X. Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah bidang datar dimana pisau potong berputar dan benda bergerak mengikuti aksisnya untuk melakukan langkah pemakanan dan digunakan untuk mengolah bahan yang solid. Berdasarkan cara kerjanya mesin milling dibagi menjadi 2, yaitu : Mesin Milling konvensional Mesin yang dikendalikan secara konvensional / manual. Mesin konvensional manual posisi spindelnya ada dua macam yaitu horizontal dan vertikal. Cara pengerjaan mesin ini dilakukan secara manual oleh operator. Mesin Milling CNC Mesin milling dengan kendali CNC (Computer Numerically Controlled) hampir semuanya adalah mesin milling vertikal. Mesin milling CNC dikendalikan oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungannya yaitu mesin mampu diperintah untuk melakukan pengerjaan secara mengulang gerakan yang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan penjadwalan pemeliharaan pada mesin CNC Milling Dalian VDL-500 untuk meningkatkan kehandalan mesin. Tujuan Penelitian Memperoleh interval penjadwalan pemeliharaan mesin untuk meningkatkan kehandalan mesin. Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian dilakukan di PT. yang bergerak dibidang forging 2. Objek untuk penelitian dilakukan pada 1 mesin CNC Milling Dalian VDL Faktor kesalahan manusia dalam penelitian ini diabaikan. Definisi Maintenance Definisi maintenance atau pemeliharaan (Assauri,2008,p134) adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang diperlukan
4 untuk mendapat suatu kondisi operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan. Hampir semua sistem teknis dipelihara. Pemeliharan sistem mencakup corrective dan preventive maintenance.corrective maintenance mencakup kegiatan yang mengembalikan sistem dari keadaan yang rusak ke status beroperasi atau sedia. Corrective maintenance tidak direncanakan, dapat dikualifikasikan sebagai Mean Time To Repair (MTTR). Ada beberapa hal yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktifitas perawatan mesin, yaitu : Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi kebutuhan produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang diluar batas dan mejaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien untuk keseluruhannya. Memperhatikan dan menghindari kegiatan kegiatan operasi mesin serta peralatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return investment yang sebaik mungkin dan total biaya serendah mungkin. Jenis Pemeliharaan Terdapat dua tipe pemeliharaan, yakni : a. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) Pemeliharaan pencegahan dilakukan guna memperpanjang umur sistem ataupun meningkatkan kehandalan dari sistem tersebut. Tindakan pemeliharaan ini bervariasi mulai dari perawatan ringan yang membutuhkan durasi kegagalan pendek seperti hanya pelumasan, testing, penggantian terencana terhadap komponen dan sebagainya sampai pada overhaul yang memerlukan waktu durasi kegagalan yang signifikan. Tindakan perbaikan pencegahan biasanya sudah direncanakan dan terjadwal. b. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) Pemeliharaan yang terdiri dari tindakan mengembalikan kondisi sistem atau produk yang rusak atau gagal beroperasi kembali ke kondisi beroperasi. Tindakannya berupa perbaikan dari komponen rusak ataupun penggantian komponen rusak. Pemeliharaan perbaikan biasanya dilakukan apabila terjadi kegagalan yang tiba tiba dan biasanya tidak direncanakan. Teori Kehandalan (Reliability) Reliability atau kehandalan dari suatu produk atau sistem menyampaikan konsep dapat diandalkan atau sistem tersebut sukses beroperasi dengan tidak adanya kegagalan. Kehandalan produk atau sistem adalah probabilitas suatu barang atau system
5 yang mampu melakukan fungsi tertentu untuk periode waktu tertentu jika beroperasi secara normal. Secara umum istilah reliability mungkin dapat diartikan dengan mampu untuk diandalkan. Reliability sendiri berasal dari kata reliable yang konon berarti dapat dipercaya (trusty, consistent, atau honest). Reliabilitas didasarkan pada teori statistik probabilitas, yang tujuan pokoknya adalah mampu diandalkan untuk bekerja sesuai dengan fungsinya dengan suatu kemungkinan sukses dalam periode waktu tertentu yang ditargetkan. Dalam Assurance Science reliabilitas ini biasa didefinisikan sebagai The probability of a product its intended life and under the operating conditions encountered. Maintainability Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi waktu tertentu ketika kegiatan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kurva Laju Kerusakan Bagian ini menjelaskan mengenai kurva yang menunjukkan pola laju kerusakan sesaat yang umum bagi suatu produk yang dikenal dengan istilah kurva bak mandi (bathtub curve) karena bentuknya. Sistem yang memiliki fungsi laju kerusakan ini pada awal siklus penggunaannya mengalami penurunan laju kerusakan (kerusakan dini), diikuti dengan laju kerusakan yang mendekati konstan (usia pakai), kemudian mengalami peningkatan laju kerusakan (melewati masa pakai). Kurva bathtub curve dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar1. Kurva Siklus Hidup Peralatan ( Bathub curve ) Kurva Tersebut terdiri dari 3 fase, yaitu : a. Fase Burn-in Fase ini terdiri pada periode 0 sampai dengan t1. Kurva menunjukkan laju kerusakan menurun dengan bertambahnya waktu. Laju kerusakan seperti ini disebut juga dengan Decreasing Failure Rate (DFR). Laju kerusakan umumnya disebabkan oleh kesalahan manufacturing seperti desain peralatan yang kurang semurna, control kualitas yang rendah dan sebagainya.
6 b. Fase Useful-Life Fase ini terjadi antara periode t1 dan t2. Laju kerusakan yang terjadi cenderung konstan, sehingga fase ini disebut juga dengan Constant Failure Rate (CFR). Kerusakan yang terjadi bersifat acak, dipengaruhi oleh konndisi lingkungan dan manusia. c. Fase Wear-Out Fase ini terjadi setelah periode t2. Laju kerusakan menunjukkan peningkatan dengan bertambahnya waktu, sehingga fase ini disebut Increasing Failure Rate (IFR). Kerusakan pada periode ini disebabkan oleh keausan peralatan, fatigue dan korosi Distribusi Distribusi Kerusakan Setiap mesin memiliki pola kerusakan yang berbeda-beda. Seperangkat peralatan yang sama akan memiliki pola kerusakan yang berbeda jika dioperasikan pada keadaan lingkungan yang berbeda. Bahkan bila peralatan yang sama tersebut dioperasikan pada keadaan lingkungan yang sama pun tetap terbuka kemungkinan bahwa kerusakan yang terjadi akan memiliki karakteristik kerusakan yang berbeda. Untuk melakukan analisa terhadap masalah yang terkait dengan perawatan mesin, dapat digunakan beberapa jenis distribusi kerusakan dan perbaikan untuk mendekati pola kerusakan dan perbaikan mesin yang terjadi. Terdapat 4 macam distribusi yang digunakan agar dapat mengetahui pola data yang terbentuk, distribusi tersebut antara lain : distribusi weibull, distribusi eksponensial, distribusi normal dan distribusi lognormal. Metode Analisa Reliability Banyak metode yang digunakan untuk menganalisa Reliability suatu sistem. Contoh contoh metode yang digunakan untuk menganalisa reliability : FMEA, FTA, reliability diagram blok, analisa markov, part court method, stress analysis method dan masih banyak metode yang lain. Secara umum metode metode tersebut dapat dikategorikan menjadi 2 : Metode Induktif Kesimpulan umum (kegagalan sistem) didapat dengan mencari penyebab kegagalan pada tiap tiap komponen yang mempengaruhi Gambar 2. Reliability Analysis Procedure sistem tersebut. Kegagalan komponen dijadikan sebagai dasar untuk menentukan kegagalan sistem secara menyeluruh. Metode seperti
7 failure mode and effect analysis (FMEA) termasuk dalam metode ini. FMEA berfungsi untuk menganalisa sistem peralatan berdasarkan fungsi sub-sistem yang dalam hal ini adalah komponen atau unit dan bagaimana komponen tersebut gagal dalam mencapai standar performansinya. Analisa yang dilakukan oleh FMEA pun harus dilakukan secara lengkap, mencakup efek yang ditimbulkan oleh kegagalan dan frekuensi munculnya kegagalan tersebut. Hal ini diperlukan dalam penentuan nilai RPN ( Risk Priority Number ) yang diperlukan dalam menganalisa derajat kepentingan atau prioritas dari masing masin komponen. RPN = Severity x Frekuensi kerusakan x detectability Adapun variabel RPN, sebagai berikut : a. Severity (S) Severity adalah tingkat keparahan atau efek yang ditimbulkan oleh mode kegagalan terhadap keseluruhan mesin. Nilai severity antara 1 sampai 10. Nilai 10 diberikan jika kegagalan yang terjadi memiliki dampak yang sangat besar terhadap system Occurence (O) Occurence adalah tingkat keseringan terjadinya kerusakan atau kegagalan. Occurence berhubungan dengan estimasi jumlah kegagalan kumulatif yang muncul akibat suatu penyebab tertentu pada mesin. Nilai occurence antara 1 sampai 10. Nilai 10 diberikan jika kegagalan yang terjadi memiliki nilai kumulatif yang tinggi atau sangat sering terjadi. Detection (D) Deteksi diberikan pada sistem pengendalian yang digunakan saat ini yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi penyebab atau mode kegagalan. Nilai deteksi berkisar antara 1 sampai 10 Tabel 1. Pengumpulan Data No. Nama komponen Frekuensi Kerusakan Total Stoppages 1 Conveyor Coolant electric cabinet Lubrication Device Pneumatic Device Slide Unit dan work Table Spindel X Axis Servo Driver Y Axis Servo Driver Z Axis Servo Driver Kesepuluh komponen ini yang akan diteliti untuk dibuatkan jadwal preventive maintenancenya. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat penaksiran tugas preventive maintenance dengan menggunakan tools Failure Mode Effect and Analysis ( FMEA). Setelah membuat penaksiran tugas, kemudian dicari nilai RPN ( Risk Priority Number) untuk menentukan nilai prioritas perbaikan pada kegiatan PM nantinya dengan cara
8 berdiskusi dengan pihak perusahaan maka didapatkan nilai RPN sebagai berikut : Tabel 2. Nilai RPN Komponen Risk Priority Number (RPN) Cooling Tank 54 Conveyor 1248 Base 42 Electric Cabinet 160 Lubication Device 60 Pneumatic Device 130 Slide Unit & Work Table 320 Spindle 2700 X Axis Servo Driver 260 Y Axis Servo Driver 96 Z Axis Servo Driver 160 Dari hasil analisis FMEA tersebut didapatkan 10 komponen kritis yang akan dijadwalkan interval pemeliharaannya. Setelah didapatkan data kerusakan mesin, data dikelompokkan berdasarkan komponen - komponen utamanya, kemudian dilakukan penentuan distribusi terhadap data data yang telah dikelompokkan. Alasan yang mendasari kenapa harus dilakukan penentuan atau pengujian distribusi ini adalah karena pada data yang akan digunakan terhadap variable t, dimana variable waktu t tersebut selalu berubah ubah dan berkesinambungan (continuous). Sehingga agar prediksi terhadap waktu kerusakan dan waktu perbaikan dapat mendekati kondisi riil-nya maka data data yang akan digunakan harus diuji distribusinya. Terdapat dua tahapan dalam menentukan distribusi kegagalan, yaitu : a. Identifikasi kandidat distribusi / index of fit distribution (uji eksponensial, weibull, normal, lognormal) b. Uji hipotesis (Goodness of fit test) Hasil dari identifikasi kandidat distribusi dipilih yang nilai koefisien korelasinya paling besar, sedangkan pada goodness of fit test dipilih yang H 0 diterima. Untuk selanjutnya, dilakukan perhitungan interval pemeliharaan dengan simulasi. Hasil Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data serta uji hipotesis maka didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Pengolah Data Seluruh Komponen No. Komponen Distribusi MTTF (jam) Reliability R(t) 1 Pneumatic Device 2 Conveyor θ β θ β Weibull Weibull Spindle θ Weibull β Coolant s Lognormal
9 5 Electric Cabinet 6 Lubrication Device 7 Slide Unit & Work Table 8 Sumbu X 9 Sumbu Y 10 Sumbu Z t med 2289 θ β θ β σ μ 1446 σ μ 1626 s t med 1485 θ β Weibull Weibull Normal Normal Lognormal Weibull Setelah didapatkan kandidat distribusi yang sesuai serta nilai MTTF dan Nilai kehandalannya, selanjutnya dilakukan simulasi preventive maintenance dengan mengasumsikan sistem kembali kekondisi baru setelah mengalami perawatan pencegahan berdasarkan kandidat distribusi yang sesuai. Persamaannya adalah Rm(t) = R(t) untuk 0 t < T Rm(t) = R(T) n. R(t-T) untuk T t < 2T Secara umum persamaannya adalah : Rm(t) = R(T) n.r(t-nt) untuk nt t < (n+1)t dan n = 1,2,3,..dst. Dimana : T adalah selang waktu preventive maintenance t adalah waktu operasional mesin n merupakan jumlah perawatan Rm(t) adalah reliability dengan preventive maintenance R(T) n adalah probabilitas keh andalan hingga n selang wakt u perawatan R(t-nT) adalah probabilitas kehandalan untuk waktu t-nt dari tindakan preventive yang terakhir. Nilai reliability yang diinginkan perusahaan adalah 80%, dibuatlah simulasi pemeliharaan dengan asumsi interval 2520 jam untuk setiap komponen, maka hasil yang didapatkan dari simulasi tiap komponennya sebagai berikut : 1. Pneumatic Device Gambar 3. Peningkatan Reliability Pneumatic Device maintenance dengan interval 936 jam 2. Conveyor Gambar 4. Peningkatan Reliability Conveyor
10 maintenance dengan interval 260 jam 5. Slide Unit & Work Table 3. Spindle Gambar 7. Peningkatan Reliability Slide Unit & Worktable Gambar 5. Peningkatan Reliability Spindle maintenance dengan interval 648 jam 6. Lubrication Device maintenance dengan interval 143 jam 4. Cooling Gambar 8. Peningkatan Reliability Lubrication Device Gambar 6. Peningkatan Reliability Cooling maintenance dengan interval 775 jam 7. X Axis Servo Driver maintenance dengan interval 1105 jam Gambar 9. Peningkatan Reliability X Axis Servo Driver maintenance dengan interval 610 jam
11 8. Z Axis Servo Driver Gambar 10. Peningkatan Reliability Z Axis Servo Driver maintenance dengan interval 1331 jam 9. Electric Cabinet Gambar 11. Peningkatan Reliability Electric Cabinet 10. Y Axis Servo Driver Gambar 12. Peningkatan Reliability Y Axis Servo Driver Dari grafik simulasi komponen Electric Cabinet dan Y Axis Servo Driver terlihat rendahnya reliability jika dilakukan preventive maintenance. Menurut Lewis (1987) kita harus memilih preventive maintenance apabila memberikan efek positif terhadap kehandalan sistem apabila tidak memberikan efek atau memberikan efek negatif maka solusi yang ditawarkan adalah penggantian sistem. Oleh karena itu pada kondisi tersebut, komponen Electric Cabinet dan Y Axis Servo Driver tidak perlu dilakukan preventive maintenance karena hanya akan menimbulkan biaya tanpa meningkatkan kehandalannya sehingga yang harus dipersiapkan oleh perusahaan adalah cepat dalam memperbaiki dan menyiapkan stok penggantian komponen. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 10 komponen yang menyebabkan mesin milling CNC VDL-500 berhenti beroperasi. Dari data stoppages losses Januari 2010 Agustus 2012, dianalisis data Time To Failure dengan melakukan pencocokan distribusi. Dari Hasil perhitungan Mean Time To Failure dapat dihitung tingkat reliability sebelum dan sesudah melakukan Preventive Maintenance. Sehingga didapatkan interval preventive maintenance untuk komponen Spindle dengan interval 143 jam, komponen Conveyor dengan interval 260 jam, komponen Slide Unit & Worktable dengan interval 648 jam, komponen X Axis Servo Driver dengan interval 610 jam, komponen Z Axis Servo Driver dengan interval 1331 jam,
12 komponen Pneumatic Device dengan interval 936 jam, komponen Lubrication Device dengan interval 775 jam, komponen Cooling dengan interval 1105 jam beserta penugasan dari masing-masing komponen yang didapat dari hasil analisis FMEA ( Failure Mode Effect & Analysis) dapat meningkatkan kehandalan dan perkiraan umur operasi komponen. Sedangkan untuk dua komponen lainnya, yaitu komponen Electric Cabinet & komponen Y Axis Servo Driver tidak memerlukan Preventive Maintenance karena tidak dapat meningkatkan kehandalannya walaupu diberi jadwal Preventive Maintenance. Sehingga perusahaan sebaiknya menyiapkan operator maintenance yang baik untuk dapat merespon dengan cepat bila terjadi kerusakan dan menyiapkan stok yang tepat untuk penggantian komponen. Penelitian ini dilakukan hanya sampai pada tahap identifikasi awal kehandalan pada komponen utama mesin Milling VDL-500 dan resikonya dengan berdasarkan kondisi dan data yang ada saat ini beserta usul dan saran untuk meningkatkan kehandalan dan ketersediaan ( availability ) serta meminimalisir resiko yang terjadi. Disarankan adanya penelitian lebih lanjut dengan memasukkan perbandingan analisis biaya ketika dilakukan keg iatan preventive maintenance dan sebelum preventive maintenance agar terlihat perbedaan dalam hal yang selalu menjadi masalah yang mendasar terhadap perusahaan yaitu cost ( biaya ). Selain itu penelitian ini bisa dilanjutkan dengan melakukan analisis kinerja operator maintenance dalam hal menangani corrective maupun preventive maintenance. Jika memungkinkan penelitian ini dapat juga dilanjutkan dengan melakukan perencanaan dan pengendalian inventory control terhadap spare part mesin CNC Milling VDL -500 agar kegiatan kegiatan maintenance dapat berjalan secara baik dan akurat. Referensi Andrews, J.D. and Moss, T.R, 2002, Reliability and Risk Assesment, ASME Press, New york. Assauri, Sofjan, (2008) Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta,2008. Blanchard,Benjamin S.(1995) Maintainability : A Key to Effective Serviceability and Maintenance Management,Canada,1995. Dhillon, B.S. and Singh Chanan. Engineering Reliability : New Techniques and Applications, John Wiley & Sons Inc, New York, Ebeling, Charles.E, An Introduction in Reliability and Maintaibility Engineering, McGraw-Hill, New York, E. E Lewis, Introduction to Reliability Engineering, 2 edition, John Wiley & Sons Inc, New York, Fore,S.(2010) Preventive Manitenance Using Reliability Centered Maintenance (RCM) : A Case Study of A Ferrochrome Manufacturing Company vol 21 May,no 1, 2010.
13 Keith,Mobley R.(1995) An Introduction to Predictive Maintenance,1995. Kiyak,E. ( 2012 ) The Effects of Aircraft Preventive Maintenance on Reliability vol 6, Klomjit,P & Kaewsaithom,P. Applications of Reliability Centered Maintenance for Reducing Downtime in a Paper Plant. Levitt, Joel.(2008). Lean Maintenance, New York : Industrial Press. Mahadevan,M.L & Vinodh R,2010, Preventive Maintenance Optimization of Critical Equipment in Process Plant using Heuristic Algorithms,2010. Patrick, O connor,(1996) Practical Reliability, Third Edition.
Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)
Petunjuk Sitasi: Noor, A. M., Musafak, & Suhartini, N. (2017). Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM). Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Tujuan pemeliharaan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem dan mengendalikan biaya. Dengan adanya pemeliharaan diharapkan standar
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan data mengikuti metode Reliability Centered Maintenance (RCM) yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan : a. Penentuan komponen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PENGAKUAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi
Lebih terperinciPERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR
PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR Yugowati Praharsi 1, Iphov Kumala Sriwana 2, Dewi Maya Sari 3 Abstract: PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki lima mesin
Lebih terperinciUSULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME
USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME Much. Djunaidi dan Mila Faila Sufa Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG UNTUK MEMPEROLEH JADUAL PERAWATAN PREVENTIF
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 42-51 ANALISIS RELIABILITAS PADA MESIN MEISA KHUSUSNYA KOMPONEN PISAU PAPER BAG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi
Lebih terperinci3 BAB III LANDASAN TEORI
3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,
Lebih terperinciT U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi
T U G A S A K H I R P e n e n t u a n I n t e r v a l P e r a w a t a n G u n a M e n u r u n k a n D o w n t i m e M e s i n P e n g e r i n g O v e n B o t o l D i PT. P h a r o s I n d o n e s i a Diajukan
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.
ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya
Lebih terperinciKETERANGAN SELESAI PENELITIAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR KETERANGAN SELESAI PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO...
Lebih terperinciPENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR
PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR Fathiruddin Ilwan, Fatkhul Hani Rumawan, Lina Dianati Fathimahhayati Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Heizer dan Render (2011:36) Manajemen operasi adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Render (2011:36) Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam
Lebih terperinciRELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN M. Rusydi Alwi Dosen
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT. RST TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciDiagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)
60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi
Lebih terperinciPERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING
PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING Herry Christian Palit 1, *), Winny Sutanto 2) 1) Industrial
Lebih terperinciPenjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang
Soesetyo, et al. / Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang / Jurnal Titra, Vol. 2, No.2, Juni 24, pp. 47-54 Penjadwalan Predictive Maintenance
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING (CSM) (Studi Kasus: PT X Indonesia) Aji Mudho A., Bobby Oedy P. Soepangkat Program
Lebih terperinciANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
INFO TEKNIK Volume 17 No. 2 Desember 2016 (253-262) ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Fina Andika Frida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan
Lebih terperinciANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING
ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING Sutandani Suriono, Bernardus Bandriyana, Tri Pudjadi Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan / Palmerah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR i ii in iv v vi vii viii DAFTAR ISI x DAFTAR
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengumpulan Data Kerusakan Mesin Dalam penelitian ini, penulis meneliti kerusakan pada mesin kempa yang merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit.
Lebih terperinciUsulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN...
DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII
Lebih terperinciPENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM
PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM Khawarita Siregar, Ukurta Tarigan, dan Syahrul Fauzi Siregar Departemen Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN
PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PERTEMUAN #1 TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2
Lebih terperinciMANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI
MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Oleh : PRIMA PANGLIPUR J NPM. 0532010014 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (215) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F 155 Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pemecahan masalah untuk mencapai tujuan dan hasil penelitian yang diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam Bab
Lebih terperinciPENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)
Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI) Ranggadika Nurtrianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak
Lebih terperinciPERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI
PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI Disusun Oleh : AGUS PRIHANTONO NPM : 0632010188 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPERENCANAAN PERAWATAN MESIN OKUMA HJ 28 DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA BAGIAN SERVICE ENGINEER
PERENCANAAN PERAWATAN MESIN OKUMA HJ 28 DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA BAGIAN SERVICE ENGINEER Nurato, Muhammad Kholil, Joko S. Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif
Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Abdurrahman Yusuf 1, Anda Iviana Juniani 2 dan Dhika Aditya P. 3 1,2,3 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,
Lebih terperinciINTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciStudi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya)
Studi Implementasi RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan Surabaya) G136 Nurlaily Mufarikhah, Triwilaswandio Wuruk Pribadi, dan Soejitno Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciLOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)
BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciPembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT
BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktifitas merupakan salah satu tolak ukur sebuah perusahaan manufaktur dan jasa dalam menilai apakah kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Bagaimana perusahaan
Lebih terperincic. Bab II berisikan landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam pemecahan permasalahan yang diteliti.
8 b. Bab I mengetengahkan latar belakang penulisan tesis, perumusan masalah, diagram keterkaitan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. c. Bab II berisikan landasan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY DAN AVAILABILITY PADA MESIN PRESS DI PT INTIRUB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin dalam dunia industri memiliki definisi sebagai salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Kelancaran proses produksi menuntut
Lebih terperinciANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)
ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik
Lebih terperinciOPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X
OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012
PENENTUAN RELIABILITAS SISTEM DAN PELUANG SUKSES MESIN PADA JENIS SISTEM PRODUKSI FLOW SHOP Imam Sodikin 1 1 Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Pemeliharaan Pemeliharaan didefinisikan sebagai suatu kegiatan memelihara aset sehingga aset tersebut berada pada kondisi siap pakai sesuai kebutuhan. Pemeliharaan adalah
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK
PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK IGP Raka Arthama, Patdono Soewignjo, Nurhadi Siswanto, Stefanus Eko Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciPERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)
PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang) PREVENTIVE MAINTENANCE IMPLEMENTATION OF CANE CUTTER I COMPONENT USING
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Gambar I.1 Jumlah penjualan ekspor microphone hasil Industri
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dari tahun ke tahun sangat pesat. Salah satunya adalah dalam bidang elektronik dan sound system. Dengan perkembangan tersebut, banyak jenis jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan
Lebih terperinciROI ADENAN H / FTI / TI
PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DI P.T VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Oleh: ROI ADENAN H 0632010175 / FTI / TI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah dan Penjelasannya Metodologi Penelitian adalah langkah-langkah yang dibuat untuk memudahkan Pemecahkan suatu masalah dalam sebuah Penelitian.
Lebih terperinciSumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X
Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana
Lebih terperinciJurnal PASTI Volume IX No 2,
PERENCANAAN PERAWATAN AIR COMPRESSOR UNIT UNTUK KOMPONEN AIR QUICK COUPLINGS DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PT ASTRA INTERNATIONAL TBK TSO CABANG SALEMBA Renty Anugerah Mahaji Puteri
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2008/2009 IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA Wahyudi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT (PT. Malang Indah) Skripsi DiajukanKepadaUniversitasMuhammadiyah Malang UntukMemenuhi Salah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinciISBN:
Perenc:anaan Kegiatan Perawatan Pada Unit Produksi Butiran (pad at) Dengan Basic: RCM (Reliability Centered Maintenanc:e) Di PT Petrokimia Kayaku Gresik Hak Cipta pada Penulis, hak penerbitan ada pada
Lebih terperinciPENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA
ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA TUGAS AKHIR Oleh Aryo Suyudi 1000876833 Ericknes 1000877911 Yosua Christhoper Alexander Rumawas
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah
Lebih terperinciNelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *
OPTIMASI JADWAL PEMELIHARAAN SCREW PRESS PEMERAS DAGING BUAH KELAPA SAWIT DENGAN METODE TIME BASED MAINTENANCE (Studi Kasus di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan) Nelson Manurung 1* 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi
Lebih terperinciJADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES*
Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2016 JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai preventive maintenance mesin pada PTPTN XIII menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian
Lebih terperinciAnalisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU
Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Analisis Reliability Untuk Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) Studi Kasus Pulverizer Pada Sebuah PLTU Nuha Desi Anggraeni 1, Indra Nurhadi 2 1 Jurusan Mesin,
Lebih terperinciLOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)
LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan, Anindya Apriliyanti P Indonesia Power UBP Suralaya,
Lebih terperinciPENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA
PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2015 USULAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN GEAR HOBBING Y3150E MENGGUNAKAN PROPORTIONAL
Lebih terperinciMinimalisasi Kegagalan Sirkulasi Pengembalian Feed pada Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia Feedmill
Minimalisasi Kegagalan Sirkulasi Pengembalian Feed pada Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia Feedmill Stefanie Mariana Linardi 1, Tanti Octavia 2 Abstract: One of the most common problem happened
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE
PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) II PADA MESIN BLOWING OM (Studi Kasus: PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang) PRODUCTION
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ (Analyzing The Maintenance System for Generator Starter Component on Aricraft Engines in
Lebih terperinciUsulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)
Petunjuk Sitasi: Noviyanti, A. A., Atmaji, F. T., & Juliani, W. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability-Centered Maintenance (RCM). Prosiding
Lebih terperinci