Ajaran Sosial Gereja tentang Orang Miskin Norbertus Jegalus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ajaran Sosial Gereja tentang Orang Miskin Norbertus Jegalus"

Transkripsi

1 Ajaran Sosial Gereja tentang Orang Miskin Norbertus Jegalus Pendahuluan Tahun ini kita merayakan secara khusus sebagai Tahun Injil Orang Miskin. Ini sangat sesuai dengan ajakan Paus Fransikus agar kita kaum Kristen kembali kepada semangat dasar Injil, yakni kemiskinan dan perhatian terhadap orang miskin. Tema Tahun Injil Orang Miskin ini, berikut ini, diuraikan berdasarkan Ajaran Sosial Gereja, dengan cahaya pemikiran filsafat sosial. Karena itu kita akan berbicara tentang kemiskinan dan ketidakadilan struktural. Ketidakadilan struktural menyebabkan, apa yang sudah umum dikenal dalam sosiologi pembangunan dan juga ekonomi pembangunan, kemiskinan struktural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang muncul sebagai gejala sosial akibat dari struktur masyarakat yang bisa kita sebut tidak sosial. Struktur masyarakat itu miskin sehingga tidak mampu memberi jalan keluar dari ketergantungan sejumlah besar anggota masyarakatnya. Bentuk konkretnya dapat kita jumpai apabila kita terjun langsung di tengah-tengah orang hidup terlantar. Begitu banyak petani yang hutangnya menumpuk di tangan para pengijon. Di mana-mana petani-petani kecil terpaksa menjual lahan tanah garapan kepada orang kota yang kaya karena membutuhkan uang tunai untuk membiayai sekolah anak-anak. Di sini Gereja dipanggil untuk menjadi terang di tengah-tengah penderitaan dan kemiskinan masyarakat itu sebagai akibat struktur masyarakat yang tidak sosial atau tidak adil. Ada dua macam ketidakadilan, yaitu ketidakadilan individual dan ketidakadilan sosial (ketidakadilan struktural). Adapun masalah fundamental dalam pastoral Sosial Ekonomi adalah ketidakadilan struktural ini. Bagaimana Gereja menghadapinya? Ketidakadilan individual juga masalah pastoral Sosial Ekonomi Gereja, namun masalah ini tidak begitu rumit dan berat untuk dihadapi oleh Gereja. Karena Gereja dapat mewartakan pertobatan kepada orang itu, baik melalui kotbah di Gereja maupun melalui pendekatan kunjungan pribadi, untuk menyadarkannya. Namun ketidakadilan sosial tidak mudah dihadapi oleh Gereja, karena ketidakadilan struktural ini tidak secara langsung disebabkan oleh sikap seorang individu yang tidak adil. Ketidakadilan sosial ini terjadi secara bersama-sama melalui tindakan politis, ekonomis dan sosial budaya. Teologi Orang Miskin Kitab Suci tentang Orang Miskin Allah, menurut Kitab Suci baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tidak netral. Allah selalu berpihak, yaitu berpihak kepada orang miskin dan menderita. Kisah tentang persoalan atau perjuangan keadilan sosial tersebar di dalam Alkitab. Di dalam Perjanjian Lama itulah pewartaan para nabi: Nabi-nabi sebelum pembuangan, seperti Amos, Yesaya, Mikha, Hosea, Zefaya dan Habakuk; nabi-nabi Masa Pembuangan, seperti, Yeremia, Yehezkiel, Deutero Yesaya; dan nabi-nabi sesudah Pembuangan, seperti Yesaya, Zakaria dan Maleakhi. 1 Perjanjian Lama menampakkan situasi penindasan atas Israel oleh bangsa-bangsa lain, dan juga, di antara kaum Israel sendiri, penindasan atas orang miskin oleh orang kaya dan orang berkuasa. Penindasan yang dimaksud adalah suatu penyalahgunaan kekuasaan serta penggunaan kekerasan 1 Herman Hendriks CICM, Keadilan Sosial dalam Kitab Suci, Yogyakarta: Kanisius, 1990, hlm. 43.

2 untuk memaksakan kehendak, atau dalam bahasa yang lebih umum, perbuatan kasar dari si kuat terhadap si lemah. Para nabi itu secara kasar mencela segala bentuk penindasan dan ketidakadilan, kecurangankecurangan, monopoli tanah, penyuapan terhadap hakim-hakim. Namun kebanyakan perjuangan para nabi itu gagal untuk memberi dampak yang sungguh-sungguh atas masyarakat zamannya. Mengapa perjuangan para nabi itu gagal? Karena mereka dipandang oleh penguasa sebagai pemberontak terhadap status quo politik, sosial, ekonomi, dan agama zamannya. Mereka tidak dianggap pejuang melainkan musuh bangsa, pengacau bangsa. Baru setelah pembuangan ke Babel, nabi-nabi memperoleh pengakuan. Malapetaka pembuangan itu menunjukkan bahwa nabi-nabi benar, dan bahwa istana raja, para pemimpin militer, kalangan atas, dan kalangan agama, salah. Sekarang bangsa yang terhina itu berbalik kepada nabi-nabi untuk mencari harapan serta tuntunan. 2 Bagaimana dengan Yesus? Ada banyak kutipan dalam Perjanjian Baru, seperti Injil Markus, Matius, dan terutama Lukas dan Kisah Para Rasul, tentang orang miskin dan menderita. Lukas dikenal sebagai penginjil kaum miskin. Dalam bahasa sosiologi, Injil Lukas adalah Injil sosial. 3 Cintakasih Allah terhadap orang kecil dan miskin adalah salah satu ciri inti dalam pewartaan Yesus. Allah mencintai semua orang, terlebih mereka yang kecil, miskin dan lemah. Cintakasih itu tidak lepas dari kenyataan bahwa orang kecil dan miskin itu senantiasa menjadi korban para penguasa dan orang kaya (Lk 1: 51-54). Yesus merasa secara khusus diutus kepada orang melarat, tahanan dan sakit itu. Perutusan itu terwujud secara nyata dalam seluruh hidupnya, baik dalam pewartaan maupun dalam karyanya. Kotbah di Bukit (Lk 6: 20-26), perumpamaan tentang Lazarus (Lk 16: 19-23) adalah contoh jelas bahwa Yesus memihak orang melarat dan tidak enggan menyebut celaka bagi orang kaya. Begitu pula mujizat Yesus terutama ditujukan kepada orang menderita, tetapi tidak pernah dilakukan sebagai tanda bukti bagi para penguasa. Untuk membela kepentingan rakyat kecil, Yesus mencela golongan yang kaya dengan perkataan yang keras dan kasar sekali (Lk 11: 37-53). Kalau orang yang menderita membutuhkan pertolongannya, Yesus tidak peduli akan aturan dan pendapat para pemuka agama, dan menangkis kecaman mereka dengan tegas (Lk 6: 6-16). Ajaran Vatikan II tentang Orang Miskin Dalam kotbah Pembukaan Konsili Vatikan II, pada 12 Oktober 1962, Paus Yohanes XXIII menyinggung tentang Gereja Orang Miskin, meskipun kemudian tema kemiskinan atau masalah orang miskin tidak menjadi tema sentral konsili. Perspektif kristologis dari Gereja Orang Miskin dan semangat kemiskinan dikemukakan di dalam Lumen Gentium, artikel 8, tentang Gereja miskin, dan Lumen Gentium, artikel 42, tentang semangat kemiskinan. Kemudian di dalam Gaudium et Spes konsili mengajak murid-murid Kristus untuk ikut serta dalam suka dan duka masyarakat, terutama yang miskin dan terlantar. Namun semangat dasar Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Moderen ini bukan tentang kepedulian terhadap orang miskin melainkan mengenai pengakuan otonomi dunia, dan dalam konteks itulah ia menanggapi soal kemiskinan. Artikel 8 ini dibuka dengan pembicaraan tentang eklesiologi, yakni pembicaraan tentang hakikat Gereja yang sekaligus kelihatan dan tak kelihatan, yang kemudian dilanjutkan secara berturut-turut 2 Ibid., hlm Ibid., hlm. 91.

3 tentang tiga gagasan yang menggambarkan kondisi riil Gereja yang dihidupi oleh manusia dengan segala keterbatasannya, yakni: miskin, berdosa dan menderita. Jadi Gereja yang dihidupi oleh manusia konkret adalah Gereja yang memiliki keterbatasan. Dan ada tiga ciri yang menggambarkan keterbatasan itu, yakni Gereja Miskin, Gereja Berdoa, dan Gereja Mengembara. Tentang Gereja Miskin: Konsili di sini mengajarkan bahwa Gereja itu harus serupa dengan Kristus, dan Kristus itu miskin, maka Gereja juga harus miskin: Seperti Kristus melaksanakan karya keselamatan dalam kemiskinan dan penganiayaan, begitupn Gereja. Jadi, Gereja sendiri harus hidup miskin seperti Kristus, dan Gereja harus mengikuti kepalanya dalam perhatian dan cintakasihnya terhadap orang miskin. Kemiskinan Kristus adalah tanda cintakasihnya terhadap manusia. Sikap ini harus merupakan sikap Gereja pula. Dan kemiskinan Gereja pertama-tama adalah rasa solidernya dengan orang miskin. Tanda bahwa Gereja adalah Gereja Kristus kalau pewartaan Gereja itu berpusat pada orang miskin dan kecil. Kemiskinan Gereja berarti Gereja bersama dengan Kristus menyatukan diri dengan orang miskin yang oleh Kristus disebut saudaraku. 4 Ajaran Sosial Gereja tentang Orang Miskin Berikut ini dapat digambarkan secara sepintas ensiklik-ensiklik dan surat apostolik yang berbicara tentang kemiskinan. Karena Ajaran Sosial Gereja mempunyai keprihatinan tertentu yang muncul dalam konteks zamannya sebagai tanggapan Gereja atas persoalan itu, maka ada perkembangan atau pergeseran ajaran sosial Gereja dari waktu ke waktu. Rerum Novarum (1891), ensiklik pertama tentang Ajaran Sosial Gereja, untuk pertama kali secara resmi Gereja mendekati persoalan buruh secara struktural, artinya sebagai masalah keadilan sosial. Masalah buruh tidak lagi dipandang sebagai masalah individual si pemilik perusahaan berhubungan dengan buruhnya. Sejak itu disadari bahwa kemiskinan buruh diangkat ke ranah sosial, sehingga penanganannya tidak cukup dengan tindakan karitatif saja. Cara pandang struktural ini kemudian dikemukakan lagi dalam Ensiklik Quadragesimo Anno (1931). Ajaran sosial terpenting dari ensiklik ini adalah untuk pertama dalam Gereja Katolik menetapkan prinsip solidaritas dan prinsip subsidiaritas. Kedua prinsip ini untuk mengatur struktur masyarkat demi mengatasi permusuhan kelas. Tanpa solidaritas dan subsidiaritas, yang lemah selalu kalah. Sedangkan dalam Ensiklik Mater et Magistra (1961) untuk pertama kali dalam ajaran sosial Gereja dibicarakan masalah kemiskinan dari negara-negara berkembang, yaitu negara-negara yang membutuhkan bantuan. Setahun kemudian Yohanes XXIII mengeluarkan Ensiklik Pacem in Terris (1962) menghubungkan masalah kemiskinan dan ketidakadilan dengan perdamaian. Perdamaian hanya bisa dicapai kalau tidak ada kemiskinan atau ketidakadilan. Kalau mau damai hapus kemiskinan dan ketidakadilan. Lalu Paus Paulus VI mengeluarkan Populorum Progressio (1967), ensiklik mengenai ajaran sosial pertama yang sepenuhnya berbicara tentang perkembangan bangsa-bangsa serta mengenai hubungan antara negara kaya dan negara miskin. Sedangkan dalam Octogesima Adveniens (1971) Paus Paulus VI membuka kepincangan-kepincangan antara negara kaya dan negara miskin. Ia juga membicarakan diskriminasi rasial dan alienasi oleh konsumerisme. 4 Dr. T. Jacobs, Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium Mengenai Gereja. Terjemahan, Introduksi, Komentar, Jilid I, Yogyakarta: Kanisius, 1970, hlm

4 Pada tahun yang sama Paus Paulus VI mengeluarkan dokumen De Iustitia in Mundo, yang berbicara tentang penegakan keadilan sebagai dimensi konstitutif pewartaan Injil. Pewartaan Injil tanpa usaha menegakkan keadilan bukanlah pewartaan Injil yang sungguh-sungguh. Dalam nada yang sama Paus menulis Surat Apsotolik Evangelii Nuntiandi (1975), bahwa pewartaan Injil baru sebuah pewartaan Injil yang utuh bila memperhatikan timbal balik antara Injil dan kehidupan konkret manusia. Pewartaan Injil tidak boleh mengabaikan masalah-masalah keadilan, pembebasan dan perdamaian di dalam dunia. Kemudian Yohanes Paulus II mengeluarkan Ensiklik Laborem Exercens (1981) mengenai pekerjaan manusia. Martabat manusia pekerja sangat dijunjung tinggi. Ia mendesak perubahan radikal yang membela orang-orang tak berdaya berhadapan dengan orang-orang atau kelompok-kelompok berkuasa. Kerangka ajaran ini kemudian dilanjutkan dalam Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (1987), yang sangat menekankan perlunya perubahan struktur-struktur dan mekanisme-mekanisme yang tidak adil, serta perlunya solidaritas global. Paus di sini menekankan bahwa Gereja dipanggil untuk membela orang miskin, Gereja harus berdiri di pihak orang miskin. Sedangkan dalam Centesimus Annus (1991), Yohanes Paulus II mengemukakan kembali prinsip perhatian khusus bagi orang miskin, dengan beberapa nada baru, seperti: penilaian yang agak positif tentang ekonomi sistem pasar, ekonomi persaingan bebas dan ekonomi internasional yang liberal. Namun Paus tetap menekankan bahwa negara tetap harus berperan untuk mengatur sistem ekonomi pasar demi tidak mengorbankan orang msikin dan kecil. Tanggapan Gereja Gereja Karitatif Bentuk yang paling tua tanggapan terhadap orang miskin dan menderita adalah tindakan cintakasih (caritas) berupa memberi derma, pakaian dan makan, melayani orang sakit dan yatim-piatu. Singkatnya, memberikan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh yang berkekurangan guna mengurangi penderitaan mereka. Karya karitatif bisa dalam dua model, yakni karya karitatif individual dan karya karitatif institusional. Karya karitatif individual adalah tindakan amal secara perorangan, seperti umumnya dilakukan oleh orang-orang kaya, dan jangan lupa, juga dilakukan oleh orang-orang berkuasa. Sedangkan karya karitatif institusional itulah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bantuan, baik itu miliki Gereja maupun milik masyarakat. Karya amal itu sesuatu yang sangat nyata, jadi sesuatu yang positif. Akan tetapi Gereja karitatif ini tidak tanpa masalah, atau tidak tanpa kritik. Masalahnya, apakah Gereja selalu memiliki secara memadai barang-barang untuk didermakan kepada orang miskin dan menderita. Masalah berikutnya, dan itulah kritik terhadap model pendekatan karitatif ini, orang miskin dan kecil yang menderita itu langsung kita pandang sebagai objek, meski objek kebaikan. Orang kecil dan miskin itu sebagai objek kebaikan kita, sebagai objek belaskasihan kita. Jadi, kita sudah menempatkan mereka sebagai orang di luar, sebagai bukan orang kita. Kita tidak sanggup lagi menerima mereka sebagai subjek, sebagai saudara kita. 5 5 Franz Magnis Suseno, Beriman dalam Masyarakat. Butir-butir Teologi Kontekstual, Yogyakarta: Kanisius, 1993, hlm. 29.

5 Penderma, yang pada umumnya adalah orang kaya dan orang berkuasa, membanggakan diri karena telah berbuat baik bagi orang miskin, dan karenanya ia dihormati oleh masyarakat. Pendekatan karya amal ini memang mudah tergelincir kepada kesombongan sosial. Penderma memberikan sumbangan sering didamping oleh media untuk diwartakan, supaya diketahui oleh banyak orang bahwa mereka telah berbuat baik bagi sesama. Tentu kita tidak menghapus model pendekatan karya amal ini. Karena bagaimanapun tindakan karitatif ini adalah model pelayanan tertua dalam Gereja. Dalam kondisi tertentu, misalnya, bencana alam, kita masih membutuhkan dapur umum. Jadi, kita tetap pertahankan karya karitatif itu, hanya perlu dengan hati-hati, agar kita tidak tergelincir pada kesombongan sosial, yang juga sudah dikritik oleh Yesus. Gereja Solider Bentuk tanggapan Gereja yang kedua dalam sejarah pelayanan Gereja terhadap yang menderita miskin dan sakit adalah solidaritas. Mengikuti Yesus berarti mengikuti sikap Yesus dan terutama sikap Allah sendiri, yang bersolider dengan manusia yang menderita dan berdosa. Salah satu sikap Yesus yang mencolok adalah solidaritas-nya terhadap semua orang, terutama mereka yang sakit dan menderita, dengan pendosa, dengan mereka yang lapar, bahkan Ia solider sampai mati di kayu salib. Kekhasan solidaritas kristiani adalah bahwa kesetiakawanan itu kelihatan dalam sikap kita berhadapan dengan orang kecil yang miskin dan lemah, dan bukan dalam sikap kita terhadap orang kaya dan orang berkuasa. Mengapa setiakawan dengan orang kaya atau berkuasa bukan solidaritas yang diharapkan Yesus? Menurut Yesus, solidaritas yang sebenarnya kelihatan dimana kita tidak dapat mengharapkan balasan dari kebaikan kita itu. Sedangkan kesetiakawanan kita dengan orang kaya atau berkuasa selalu terbuka kemungkinan adanya balasan. Sikap ini sesuai dengan pesan Injil yakni bahwa Allah tidak netral melainkan berpihak. Tetapi mengapa Allah berpihak kepada orang miskin dan bukan orang kaya atau orang berkuasa? Jawabannya, bukan karena orang miskin memiliki sifat-sifat yang istimewa. Allah berada di pihak kaum miskin sebab mereka adalah orang yang tak berdaya dan tak seorang pun yang membela mereka. Karena itu, keberpihakan kita kepada orang miskin diambil tidak berdasarkan suatu gembaran ideal mengenai orang miskin, seakan-akan pada mereka akan kita temukan segala kebajikan yang kita tidak temukan pada orang kaya dan orang berkuasa, melainkan karena kita konsekuen pada komitmen kita dengan Allah sendiri yang berpihak orang miskin. Gereja Profetis Solidaritas itu harus dimiliki oleh setiap pengikut Kristus. Akan tetapi keprihatinan atau solidaritas itu bersifat mendua. Di satu pihak sikap solidaritas memang merupakan dasar segenap perjuangan demi keadilan yang berorientasi pada manusia konkret. Di lain pihak sikap solidaritas itu tidak memadai karena bersifat sepihak dan tidak menghapus sebabnya, yakni ketergantungan. Berprihatin dapat menjadi kedok untuk mengelak dari apa yang harus dituntut dari kita, yakni membebaskan mereka yang menderita miskin, mengakui hak mereka yang lemah, dan melepaskan kekuasaan kita atas mereka. Kalau kita hanya sampai pada sikap karitatif dan solider, maka itu berarti kita masih memandang bahwa kemiskinan dan penderitaan orang-orang kecil itu sebagai fakta alamiah, sebagai nasib, dan bukan sebagai akibat dari struktur sosial yang tidak adil. Karitas dan solidaritas tetap kita pertahankan dan jalankan, namun harus dilengkapi dengan sikap profetis. Gereja harus berani

6 membongkar ketidakadilan struktur-struktur masyarakat yang menyebabkan adanya kemiskinan, atau boleh juga kita sebut pemiskinan. Sikap profetis di sini ada dua model: profetis kritis dan profetis kreatif. Profetis kritis, itu berarti, Gereja mengeritik atau membongkar sampai ke akarnya struktur sosial yang tidak adil yang menyebabkan kemiskinan atau pemiskinan itu. Sedangkan profetis kreatif, itu berarti, Gereja melibatkan diri secara konkret mengambil tindakan mengatasi keadaan itu, misalnya, dengan membangun pertanian dan peternakan. Gereja membangun di sini sebenarnya juga sebuah kritik kepada pemerintah, karena sesungguhnya pemerintahlah yang melakukan pembangunan itu. Dengan kata lain, harus dihindari bahaya mengeritik melulu, tanpa usulan positif yang lebih baik. Pendekatan profetis kreatif ini juga akan lebih meyakinkan daripada hanya kritik. Penutup Kerinduan untuk mengikuti Kristus dan mencari serta menemukan Allah, hanyalah otentik kalau diwujudkan dalam keterlibatan cinta mendahulukan orang miskin dan menderita. Akan tetapi perwujudan tanggung jawab sosial itu, baik dijalankan secara pribadi maupun secara institusional, selalu berhadapan dengan kenyataan, yang bisa kita sebut dosa sosial atau struktur-struktur dosa. Menurut amanat aspostolik Yohanes Paulus II (1984), Reconciliatio et paenitentia, dosa sosial itu berarti: pertama, menunjuk pengaruh sosial atas dosa, sebagai akibat solidaritas manusiawi kena dan mempengaruhi orang lain; kedua, dosa-dosa yang melawan sesama, seperti dosa-dosa melawan keadilan yang dilakukan oleh individu melawan komunitas maupun oleh komunitas melawan individu; ketiga, melawan rencana Allah berkaitan dengan struktur-struktur sosial. Dalam arti terakhir ini dosa tertanam dalam struktur-struktur kehidupan masyarakat. Maka dari itu, dosa sosial itu menciptakan lingkungan yang memungkinkan dosa personal dipermudah dan dianggap wajar. Di sini ada hubungan timbal balik antara dosa pribadi dan dosa sosial, dosa pribadi memperkuat struktur dosa dan struktur dosa menyeret dosa pribadi. Strukturstruktur itu adalah kenyataan konkret, yang meskipun semula berakar pada dosa pribadi, namun pada gilirannya mempunai kekuatan sendiri. Artinya, pada gilirannya kekuatan-kekuatan dosa yang terwujud dalam struktur sosial tersebut menjadi sulit dibasmi, juga kalau individu-individu menghendakinya. Menurut Yohanes Paulus II, struktur-struktur dosa itu hanya bisa dihadapi dengan tindakan bersama, yakni solidaritas. Dan perwujudan solidaritas itu berbeda-beda menurut posisi sosial setiap orang beriman. Misalnya: (1) Bagi orang berkuasa, solidaritas adalah perubahan sikap hati mereka untuk menolak kehausan akan kuasa dan membuat kebijakan politik yang mencakupi kepentingan semua masyarakat. (2) Bagi orang kaya, solidaritas adalah perubahan sikap untuk melawan keserakahan keuntungan dan melibatkan diri pada penciptaan kebaikan bersama. (3) Bagi orang miskin sendiri, solidaritas adalah tekad mereka bersama untuk menuntut hak-hak mereka secara legitim. Adapun tantangan terhadap solidaritas saat ini adalah konsumerisme. Mengapa konsumerisme sebagai tantangan solidaritas dengan orang miskin? Karena sesungguhnya konsumerisme itu suatu sikap yang tidak wajar secara sosial. Konsumerisme adalah sikap orang yang terdorong untuk terusmenerus menambahkan tingkat konsumsi, bukan karena konsumsi itu dibutuhkan melainkan lebih demi status sosial. Jadi, konsumerisme adalah sebuah hedonisme. Dan budaya hedonistik itu dapat mengkorupsikan tatanan sosial. Karena untuk memenuhi keinginan itu orang akan berusaha dengan

7 berbagai jalan, entah pantas atau tidak pantas secara moral, untuk mencapai uang dan barang-barang mewah secara banyak-banyaknya. Tatanan sosial ekonomi pun rusak. Karena dosa pribadi dan struktur dosa mempunyai hubungan timbal balik, maka pertobatan pribadi dan pertobatan sosial diperlukan agar perubahan struktur demi kemajuan masyarakat bisa tercipta. Pertobatan pribadi mempunayi pengaruh sosial dan dapat menggerakkan pertobatan komunal. Pada gilirannya pertobatan pribadi-pribadi dan pertobatan komunal diharapkan dapat mewujud dalam tindakan atau gerakan sosial yang bersifat struktural untuk mengubah struktur-struktur yang menindas.* Kupang, 10 Oktober 2014 Norbertus Jegalus Dilahirkan di Manggarai, 23 Juni 1962: Menamatkan SDK di Manggarai; SMP dan SMA di Seminari Kisol, Manggarai; Studi Filsafat/Teologi di STFK Ledalero, Maumere dan meraih Sarjana Filsafat 1989; menjadi Staf Pengajar Seminari Kisol, ; kemudian sebagai Awam menjadi Asisten Dosen Teologi Dogmatik pada STFK Ledalero di bawah bimbingan Dr. Georg Kirchberger, SVD, sambil menerjemahkan dari Inggris dan Jerman bahan-bahan teologi untuk kebutuhan perkuliahan di STFK Ledalero, , dan satu semester mengajar teologi pada Institut Pastoral Indonesia Filial Dili (1991); sejak berdiri Seminari Tinggi St. Michael, Penfui-Kupang (Fakultas Filsafat Agama, Unwira Kupang) pada 1991, menjadi dosen filsafat sampai saat ini. Menerima beasiswa KAAD (Lembaga Beasiswa Konferensi Para Uskup Jerman untuk Kaderisasi Awam Katolik) untuk melanjutkan studi program MA (Magister Artium) dalam bidang Filsafat Politik pada Institut für Gesellschaftspolitik, Hochschule für Philosophie, SJ, München (2000), dan Dr.phil. (Doctor philiosophiae) juga dalam bidang Filsafat Politik, pada Geschwister-Scholl Intsitut für Politische Wissenschaft, Ludwig-Maximilians- Universität, München, Jerman (2008).

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan 3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan legal? 6. Sebutkan sasaran yang dikritik Nabi Amos! 7.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

PELAJARAN 12 AJARAN SOSIAL GEREJA

PELAJARAN 12 AJARAN SOSIAL GEREJA PELAJARAN 12 AJARAN SOSIAL GEREJA TUJUAN PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dan latar belakang ajaran sosial Gereja; 2. menjelaskan dengan kata-katanya sendiri sejarah singkat

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan

Lebih terperinci

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dunia; 2. menjelaskan pandangan Gereja tentang dunia; 3. menjelaskan arti dari Konstitusi

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

DOA PEMBUKAAN. Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi. Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal.

DOA PEMBUKAAN. Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi. Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal. Pastikan di atas meja hanya ada : Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi DOA PEMBUKAAN dari buku Agama hlm.. 45 Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal. Nabi Yesaya memperingatkan

Lebih terperinci

BAB XII MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

BAB XII MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi. BAB XII Modul ke: 13 MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN Terima Kasih A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

PELAJARAN 15 PERJUANGAN MENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PELAJARAN 15 PERJUANGAN MENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA PELAJARAN 15 PERJUANGAN MENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menyebutkan bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia; 2. menganalisis

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir.

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir. Lesson 2 for October 8, 2016 Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir. Pertentangan dimulai. Pertentangan

Lebih terperinci

Sapientia Cordis (Kebijaksaan Hati)

Sapientia Cordis (Kebijaksaan Hati) Sapientia Cordis (Kebijaksaan Hati) Saya adalah mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh (Ayb 29:15) Saudara-saudari terkasih, Pada Hari Orang Sakit Sedunia ke-32 ini, yang dimulai oleh St. Yohanes

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013)

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) (Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa Melalui Pangan Sehat Para Ibu dan Bapak, Suster, Bruder, Frater,

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016. Keterlibatan Gereja dalam Membangun Dunia yang Damai dan Sejahtera

MODUL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016. Keterlibatan Gereja dalam Membangun Dunia yang Damai dan Sejahtera MODUL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 BAB V : GEREJA DAN DUNIA Pelajaran 11. Pelajaran 12. Pelajaran 13. Gereja dan Dunia Ajaran Sosial Gereja Keterlibatan Gereja

Lebih terperinci

01. Pengantar: Konteks Kemunculan

01. Pengantar: Konteks Kemunculan 01. Pengantar: Konteks Kemunculan KEMUNCULAN KEPRIHATINAN SOSIAL GEREJA Ensiklik Paus Fransiskus yang terbaru berjudul Laudato si (24 Mei 2015) mengungkapkan keprihatinan Paus atas persoalan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

RESENSI BUKU. Judul : Tidak Miskin, Tetapi Juga Tidak Kaya Penulis : Craig L. Blomberg Penerbit : Jakarta,BPK Tahun : 2011 Halaman : 347 halaman

RESENSI BUKU. Judul : Tidak Miskin, Tetapi Juga Tidak Kaya Penulis : Craig L. Blomberg Penerbit : Jakarta,BPK Tahun : 2011 Halaman : 347 halaman RESENSI BUKU Judul : Tidak Miskin, Tetapi Juga Tidak Kaya Penulis : Craig L. Blomberg Penerbit : Jakarta,BPK Tahun : 2011 Halaman : 347 halaman Buku Tidak Miskin, Tetapi Juga Tidak Kaya ini merupakan uraian

Lebih terperinci

GEREJA DAN DUNIA. 2. Manusia Menyangkut manusia, da abeberapa hal perlu diperhatikan, antara lain: a. Martabat Manusia

GEREJA DAN DUNIA. 2. Manusia Menyangkut manusia, da abeberapa hal perlu diperhatikan, antara lain: a. Martabat Manusia GEREJA DAN DUNIA TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dunia; 2. menjelaskan pandangan Gereja tentang dunia; 3. menjelaskan arti dari Konstitusi Gaudium et Spes,

Lebih terperinci

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya  hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus-- l:l 1 BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS PENDAHULUAN A. Penulis. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l 2. Empat orang yang bernama "Yakobus " disebutkan dalam Perjanjian Baru: a. Yakobus

Lebih terperinci

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT Oleh: Ev. Wiwi Suwanto (1997) Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia Ungkapan "Kristus turun dalam kerajaan maut" tidak terdapat di dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

Editorial Merawat Iman

Editorial Merawat Iman Editorial Merawat Iman... kita percaya bahwa Allahlah Sang Penabur, yang menaburkan benih Injil dalam kehidupan kita. Melalui karya katekese, kita semua dipanggil untuk bersama Allah menumbuhkan dan memelihara

Lebih terperinci

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF Kemiskinan adalah suatu masalah besar dan serius yang sedang terjadi ditengahtengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

PEKERJAAN ROH KUDUS Lesson 12 for March 25, 2017

PEKERJAAN ROH KUDUS Lesson 12 for March 25, 2017 PEKERJAAN ROH KUDUS Lesson 12 for March 25, 2017 Yesus memperkenalkan Roh Kudus sebagai Penghibur dan Penolong kita. Dia juga mengatakan kepada kita bahwa pekerjaan utamanya adalah untuk menginsafkan dunia.

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

SAUDARA BELAJAR BERJALAN SAUDARA BELAJAR BERJALAN Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Letakkan Tangan Saudara di dalam Tangan Allah Sudahkah Iblis Berusaha untuk Menjatuhkan Saudara? Apakah Saudara Menderita karena Kristus?

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #5 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #5 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

PELAJARAN 13 KETERLIBATAN GEREJA DALAM MEMBANGUN DUNIA YANG DAMAI DAN SEJAHTERA

PELAJARAN 13 KETERLIBATAN GEREJA DALAM MEMBANGUN DUNIA YANG DAMAI DAN SEJAHTERA PELAJARAN 13 KETERLIBATAN GEREJA DALAM MEMBANGUN DUNIA YANG DAMAI DAN SEJAHTERA TUJUAN PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan dan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dunia,

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta

Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Dahulu Aku Seorang Pemimpin Buta Dari Orang Buta Nama saya Salvatore Gargiulo. Saya bertobat kepada Injil Tuhan Yesus pada tahun 1977 dan saya sekarang melayani Dia di tempat yang sama di mana saya sebelumnya

Lebih terperinci

A J A R A N S O S I A L G E R E J A D A L A M P E R S P E K T I F P E R E M P U A N

A J A R A N S O S I A L G E R E J A D A L A M P E R S P E K T I F P E R E M P U A N 1 A J A R A N S O S I A L G E R E J A D A L A M P E R S P E K T I F P E R E M P U A N DAFTAR ISI / JALAN PIKIRAN: BAGIAN I ; PERSPEKTIF PEREMPUAN BAGIAN II: AJARAN SOSIAL GEREJA BAGIAN III: KESIMPULAN

Lebih terperinci

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda.

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda. I M A N Bagian ke-1 Pengantar Tuhan telah memilih untuk menjadikan iman sebagai salah satu batu pondasi hubungan kita dengan Dia. Tetapi seberapa banyak kita benar-benar mengerti tentang iman? Dari manakah

Lebih terperinci

Hubungan Kita Dengan Allah

Hubungan Kita Dengan Allah t I l Hubungan Kita Dengan Allah Kita telah mempelajari bahwa tanggung jawab utama kita sebagai orang Kristen adalah mengasihi Allah. Seperti yang telah kita pelajari dalam Pelajaran 11, kita menuruti

Lebih terperinci

Inklusi Sosial: Dapatkah Kitab Suci

Inklusi Sosial: Dapatkah Kitab Suci Refleksi Bulanan No. 1 Maret 2017 Dimensi sosial evangelisasi: Praktek Yesus dalam cinta kasih inklusif kepada semua, Doktrin Sosial Gereja dan Sejarah SSpS dalam inklusi sosial Oleh Sr. Mary John Kudiyiruppi

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan

UKDW. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Hidup yang penuh berkelimpahan merupakan kerinduan, cita-cita, sekaligus pula harapan bagi banyak orang. Berkelimpahan seringkali diartikan atau setidaknya

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21. Lesson 10 for June 3, 2017 Yesus memberitahukan kedatangan dan misinya dalam FirmanNya melalui para nabi: Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah

Lebih terperinci

WORLDWIDE BROTHERHOOD

WORLDWIDE BROTHERHOOD Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD LECTIO / BACAAN : MARKUS 2: 1-12 MEDITASI 5 : ORANG LUMPUH DISEMBUHKAN 1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar,

Lebih terperinci

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3)

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) PERTEMUAN IV : NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) Lagu & Doa Pembukaan : Lagu dipilih dari Puji Syukur atau lagu rohani lain. Doa pembukaan

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI SEMESTER GENAP

MODUL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI SEMESTER GENAP MODUL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012 1 Pendidikan Agama Katolik Untuk SMA/ SMK Kelas XI Hantaran Gagasan dan rancangan pendidikan yang dikembangkan pemerintah sekarang

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 6 SD Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Katekese Sakramen Tobat

Katekese Sakramen Tobat Katekese Sakramen Tobat Dalam KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (KGK), Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit dikelompokkan dalam sebutan Sakramen Penyembuhan. Sakramen ini berdayaguna untuk menyembuhkan

Lebih terperinci

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit 15 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Paulus Catatan Umum Hampir separuh PB, yakni 13 kitab, memakai nama Paulus sebagai penulisnya (= Suratsurat Paulus). Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita Pernahkah saudara bertanya-tanya dalam hati bagaimana Allah memberikan Alkitab kepada kita? Apakah Alkitab itu mungkin disiapkan oleh malaikat dan kemudian ditinggalkan

Lebih terperinci

Mengapa yesus naik ke surga?

Mengapa yesus naik ke surga? MINGGU I Mengapa yesus naik ke surga? AYAT KUNCI Efesus 4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.. SASARAN TEMA Anak-anak

Lebih terperinci

Bab Duapuluh-Lima (Chapter Twenty-Five) Didikan dari Tuhan (The Discipline of the Lord)

Bab Duapuluh-Lima (Chapter Twenty-Five) Didikan dari Tuhan (The Discipline of the Lord) Bab Duapuluh-Lima (Chapter Twenty-Five) Didikan dari Tuhan (The Discipline of the Lord) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap dirinya dari pihak orang-orang

Lebih terperinci

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan Setelah pada bulan lalu kita mempelajari kitab Mazmur sebagai kitab puisi yang berisi seni ekspresi hati manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, pada bulan ini kita akan melihat kitab Mazmur sebagai kitab

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

Kehidupan Yang Dipenuhi Roh

Kehidupan Yang Dipenuhi Roh Kehidupan Yang Dipenuhi Roh Hidup yang dipenuhi Roh hendaknya menjadi tujuan setiap orang percaya. Dipenuhi dengan Roh Allah merupakan langkah berikutnya atau kemajuan yang harus terjadi dalam pengalaman

Lebih terperinci

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: RISON BEEH 752014018

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Lebih terperinci

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB

KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB KEPASTIAN KESELAMATAN DALAM YESUS KRISTUS KEMATIAN ORANG PERCAYA PERSEKUTUAN PENDALAMAN ALKITAB Apakah tujuan dari kematian dalam hidup orang Kristen? Apa yang terjadi dengan tubuh dan jiwa saat kematian?

Lebih terperinci

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley Yesus yang Asli oleh Kermit Zarley Yesus dari Nazaret adalah manusia yang paling terkenal yang pernah hidup di muka bumi ini. Namun siapakah dia? Untuk mengenal dia, kita perlu mengarahkan perhatian kepada

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

BAB VII PENGHARGAAN TERHADAP HIDUP MANUSIA

BAB VII PENGHARGAAN TERHADAP HIDUP MANUSIA BAB VII PENGHARGAAN TERHADAP HIDUP MANUSIA 1 A. KEKERASAN DAN BUDAYA KASIH MATERI AGAMA KATOLIK XI 1 STANDAR KOMPETENSI 2 Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Kolose 2 : 18-19 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada

Lebih terperinci

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO.49-50 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Sebagai Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF

Lebih terperinci

Iman dalam Yesus Kristus

Iman dalam Yesus Kristus 1 Iman dalam Yesus Kristus (Eksposisi 3:9-31) Seperti apakah kita dapat menggambarkan keberdosaan manusia? Mungkin ilustrasi ini tidak sempurna, namun setidaknya kita dapat memeroleh gambaran. Keberdosaan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KEGIATAN

LATAR BELAKANG KEGIATAN PENDAHULUAN Kegiatan Lomba dalam rangka Perayaan Bulan Kitab Suci Nasional 2015 Berikut kami sadur sejarah BKSN sebagai pendahuluan. Saudara saudari terkasih dalam Kristus, bagi umat Katolik di Indonesia,

Lebih terperinci

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks. (021) 65304149 E-mail:

Lebih terperinci

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: 1 Tahun A Hari Minggu Adven I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 2 : 1-5 Tuhan menghimpun semua bangsa dalam Kerajaan Allah yang damai abadi. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Inilah Firman yang dinyatakan

Lebih terperinci

MTPJ Edisi 28 Desember '14-03 Januari '15

MTPJ Edisi 28 Desember '14-03 Januari '15 MTPJ Edisi 28 Desember '14-03 Januari '15 TEMA BULANAN : Hidup UntukMenghidupkan TEMA MINGGUAN : Hidup Yang Mengutamakan Kasih Memasuki Era Baru Bahan Alkitab: Yesaya 63:7-14 ALASAN PEMILIHAN TEMA Dipenghujung

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 14

Level 2 Pelajaran 14 Level 2 Pelajaran 14 KEUANGAN (Bagian 1) Oleh Andrew Wommack Hari ini saya ingin bagikan pada anda bagaimana Yesus ingin anda mengalami kemakmuran dalam hal keuangan. Ini merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan 1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,

Lebih terperinci